• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja Berbasis Web Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja Berbasis Web Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGADUAN TENAGA KERJA BERBASIS WEB PADA DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun oleh :

Nama : Barma Cahyadisaputro NIM : 08.41010.0135

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

(2)

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 2

1.5 Manfaat ... 2

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1 Deskripsi Singkat Perusahaan ... 5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5

2.3 Struktur Organisasi... 7

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi ... 8

BAB III. LANDASAN TEORI ... 23

3.1 Konsep Dasar Pekerja ... 23

3.2 Hak-hak dan Kewajiban Pekerja ... 23

3.3 Perlindungan Norma Kerja ... 25

3.4 Perlindungan Tenaga Kerja ... 27

3.5 Analisis dan Perancangan Sistem ... 30

3.6 Sistem Flow ... 32

3.7 Data Flow Diagram (DFD) ... 34

3.8 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 37

3.9 Program Penunjang ... 34

BAB IV. DESKRIPSI PEKERJAAN ... 43

4.1 Analisis Permasalahan ... 43

4.2 Analisis Sistem ... 43

STIKOM

(3)

viii

4.3 Pengembangan Sistem ... 46

4.4 Implementasi Sistem ... 63

BAB V. PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 75

STIKOM

(4)

iv ABSTRAKSI

Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja Berbasis WEB ini merupakan aplikasi yang sangat diperlukan dalam proses evaluasi pengaduan keluhan tenaga kerja. Dengan adanya Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja, maka bagian ketenagakerjaan lebih mudah mengevaluasi dan menjadi lebih terintegrasi dalam mengambil keputusan yang cepat.

Permasalahan yang terjadi pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur adalah belum tersedianya layanan informasi yang dapat tersimpan di dalam database pengaduan. Karena selama ini pengaduan keluhan tenaga kerja masih dilakukan secara manual. Misalnya setiap pekerja yang ingin menyampaikan permasalahannya harus menulis di selembar kertas.

Solusi dari permasalahan di atas adalah membuat suatu Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja Berbasis WEB yang nantinya sistem ini akan menyimpan semua data pengaduan pekerja ke dalam database.

Aplikasi yang dibuat dapat memudahkan bagian ketenagakerjaan dalam mengelola informasi pengaduan pekerja secara maksimal. Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja ini merupakan aplikasi yang sesuai dan yang diinginkan untuk mempermudah bagian tenaga kerja dalam mengelola informasi pengaduan yang disampaikan, khususnya pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci: Pengaduan, Pengawasan, Tenaga kerja

STIKOM

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pelaksanaannya, kebutuhan pekerja untuk dapat berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan dinas tenaga kerja semakin tinggi. Selama ini banyak pengaduan dan dan aspirasi pekerja yang tidak tersampaikan dengan baik kepada dinas tenaga kerja, sebagai akibat tidak adanya media yang memadai. Kalaupun tersampaikan, transparansi pengaduan dan pemberian respon yang diharapkan tidak dapat diwujudkan.

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur adalah salah satu instansi pemerintahan yang mempunyai tugas pokok yaitu menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitasi pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kabupaten/kota.

Tanggapan yang diberikan pemerintah dinas juga harus dijaga dan diawasi agar setiap satuan kerja yang bertanggungjawab terhadap setiap permasalahan yang timbul supaya dapat segera berinteraksi dengan pekerja sebagai tindak lanjut dari pengaduan yang diberikan. Selama ini banyak pengaduan dan dan aspirasi pekerja yang tidak tersampaikan dengan baik kepada dinas, sebagai akibat tidak adanya media yang memadai. Kalaupun tersampaikan, transparansi pengaduan dan pemberian respon yang diharapkan tidak dapat diwujudkan.

Sistem pengaduan sebetulnya merupakan saluran untuk melakukan pengaduan belum cukup diberikan bagian bidang pengawasan pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Tetapi, media yang sudah ada ini dianggap kurang memadai apalagi ditinjau dari sisi kecepatan respon dan kemudahan memberikan pengaduan. Terlebih jika dikaitkan dengan koordinasi antar satuan kerja yang belum optimal, karena itu dibutuhkan media atau aplikasi yang mampu mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut. Dengan dibangunnya sistem informasi baru akan mempermudah bidang pengawasan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pekerja.

STIKOM

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh suatu rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasi yang mampu menampung berbagai keluhan dan aspirasi pekerja.

2. Bagaimana membuat laporan tentang penggambaran pengaduan tenaga kerja pada bagian pengawasan yang dapat memberikan respon tepat.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan aplikasi pengaduan tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi ini mengelolah data pengaduan yang diberikan pekerja, kemudian data tersebut di respon oleh DISNAKERTRANSDUK.

2. Aplikasi ini menampilkan kriteria penilaian terhadap kinerja dalam pelayanan pengaduan pekerja ada 2, yaitu:

1. Jumlah pengaduan yang diterima 2. Respon yang diberikan dari:

a. Kelayakan respon b. Ketepatan respon c. Kecepatan respon

1.4 Tujuan

Dengan membaca pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan laporan KP (Kerja Praktek) ini adalah terbentuknya wadah pengaduan yang terpadu, yang dapat menampung semua aspirasi pekerja.

1.5 Manfaat

Pada sistem yang akan dianalis bermanfaat untuk pengguna antara lain: a. Kepala Bagian Pengawasan DISNAKERTRANSDUK

Bagian Kepala Pengawasan bermanfaat mengetahui laporan-laporan yang nantinya akan dihasilkan oleh sistem informasi pengaduan pekerja.

STIKOM

(7)

b. Kepala Sesi Bagian Pengawasan

Bagi Kepala sesi bermanfaat untuk mempermudah proses pendataan, apabila ada perusahaan yang bermasalah. Mempercepat dalam menangani permasalahan yang ada pada pekerja.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari dalam lima bab, yaitu pendahuluan, gambaran umum perusahaan, landasan teori, deskripsi pekerjaan dan pembahasan serta penutup. Berikut penjelasan masing-masing bab beserta sub bahasannya :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang hal yang menjadi latar belakang permasalahan, inti dari permasalahan disebutkan pada perumusan masalah, pembatasan masalah yang menjelaskan tentang batasan masalah dari sistem yang dibuat agar tidak keluar dari ketentuan yang ditetapkan, tujuan dari penelitian ini diharapkan mendapatkan pengalaman dan hasil yang dicapai.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum atau sejarah daripada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan pada DISNAKERTRANSDUK Provinsi JATIM serta struktur organisasinya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi konsep dasar atau teori-teori yang terkait dalam pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Berbasis WEB Studi Kasus Bidang Pengawasan pada Ketenagakerjaan DISNAKERTRANSDUK Provinsi JATIM yakni tentang platform WEB, Interaksi Manusia, pengaduan yang berguna untuk memecahkan masalah di Bidang Pengawasan pada Ketenagakerjaan DISNAKERTRANSDUK Provinsi JATIM.

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran sistem saat ini dan sistem yang akan dibuat, pada umunya dibentuk dalam document flow dan

STIKOM

(8)

system flow. Dibahas juga tentang rancang database dari sistem yang dibuat, struktur table, dan desain input-output, dapat digambarkan dalam bentuk entity relationalship diagram (CDM-PDM) dan desain form.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari perancangan yang dibuat terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada pada Bidang Pengawasan Pada Ketenagakerjaan DISNAKERTRANSDUK Provinsi JATIM.

STIKOM

(9)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Deskripsi Singkat Perusahaan

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (DISNAKERTRANSDUK) Provinsi Jawa Timur terdiri dari beberapa bagian, salah satunya adalah Bagian Pengawasan Ketenagakerjaan. Kantor DISNAKERTRANSDUK ini terletak di Jl.Dukuh Menanggal 124-126 Surabaya. Salah satu tugas dari Bagian Pengawasan Ketenagakerjaan yakni mengawasi kesejahteraan karyawan yang terdaftar pada perusahaan bersangkutan dalam hal kesehatan, keselamatan dan norma-norma (hak-hak karyawan).

DISNAKERTRANSDUK Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi delapan bidang yaitu Bidang Sekretariat, Bidang Pelatihan dan Produktifitas, Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Bidang Hubungan Industri dan Syarat Kerja, Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, Bidang Kependudukan, Bidang Mobilitas Penduduk, Bidang Unit Pelaksana Teknis.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi Perusahaan

Terwujudnya ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan yang maju, berdaya saing, produktif, kompetitif dan sejahtera.

2.2.2 Misi perusahaan

a) Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja yang menyeluruh dan terpadu untuk meningkatkan kompetensi dan kemandirian kerja;

b) Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja melalui pemberdayaan potensi ekonomi daerah serta mengisi peluang kerja di dalam dan ke luar negeri;

c) Peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja dalam segala aspek serta memfasilitasi terlaksananya hubungan industrial yang dinamis dan dialogis;

d) Peningkatan dan perluasan jaringan kemitraan dalam rangka

STIKOM

(10)

penyelesaian berbagai permasalahan ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan;

e) Pengembangan kemampuan aparatur di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan;

f) Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam mengatur dan melaksanakan kewenangan ketenagakerjaan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kab./Kota;

g) Pengendalian pertumbuhan penduduk;

h) Pengarahan dan penempatan penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan;

i) Memberikan perlindungan dan pengakuan hak-hak dasar kependudukan;

j) Pengembangan kualitas penduduk melalui pemberdayaan penduduk berorientasi pasar.

STIKOM

(11)

2.3 Struktur Organisasi

Kepala Dinas

Kelompok Jabatan Fungsional

Sekretariat

Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Penyusunan Program Sub Bagian Keuangan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Bidang Kependudukan Bidang Mobilitas Penduduk

Seksi Norma Kerja & Sosial Tenaga

Kerja Seksi Keselamatan Kerja Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja Seksi Pendaftaran Penduduk & Catatan Sipil Seksi Pengelolaan Informasi Penduduk Seksi Perkembangan & Pengkajian Penduduk Seksi Penyiapan Pendaftaran & Seleksi Seksi Pelayanan Transmigrasi

Seksi Penataan & Pemberdayaan Penduduk UPT Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Seksi Perbaikan Syarat Kerja Upah &

Kesejahteraan Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial Bidang Hub. Industrial dan Tenaga Kerja Bidang Penempatan Tenagakerja Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Keja Seksi Penempatan Tenaga Kerja Seksi Perluasan Tenaga Kerja Bidang Pelatihan dan Produktivitas Seksi Instruktur Pelatihan Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja dan

Pemagangan

Seksi Lembaga Latihan dan Produktifitas

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.3.1 Struktur Organisasi Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

BIDANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN (ROEM HIDAYAT, SH, MM)

SEKSI NORMA KERJA DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA

KERJA (ERNA WURYANTI, ST)

SEKSI KESELAMATAN KERJA

(Ir. GENDON PRAMUDONO)

SEKSI KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

(SIGIT PRIYANTO, ST)

STAF STAF STAF

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bidang Pengawasan

STIKOM

(12)

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi

DISNAKERTRANSDUK Provinsi Jawa Timur terdiri atas delapan bagian yaitu Bidang Sekretariat, Bidang Pelatihan dan Produktifitas, Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Bidang Hubungan Industri dan Syarat Kerja, Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, Bidang Kependudukan, Bidang Mobilitas Penduduk, Bidang Unit Pelaksana Teknis.

1. Bagian Sekretariat.

Bagian sekretariat mempenyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan da mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan penyusunan program, keuangan, hubungan masyarakat dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bagian sekretariat mempunyai fungsi:

a) Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum. b) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

c) Pengelolaan administrasi keuangan. d) Pengelolaan administrasi perlengkapan.

e) Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol. f) Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan

perundang-undangan.

g) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang. h) Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas.

i) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksnan. j) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai mana tersebut di atas pada bagian sekretariat terdiri atas tiga sub bagian yaitu: a) Sub bagian Tata Usaha.

b) Sub bagian Penyusunan Program. c) Sub bagian Keuangan.

STIKOM

(13)

2. Bagian Pelatihan dan Produktivitas.

Bagian platihan dan produktivitas mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memfasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja dan pengelolahan pelatihan, pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standarisasi dan sertifikasi serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian pelatihan dan produktivitas mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas.

b) Pelaksanaan fasilitas program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas.

c) Pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja.

d) Pelaksanaan informasi ketenagakerjaan, serta pembinaan perencanaan tenaga kerja dan sistem informasi ketenagakerjaan kab/kota.

e) Pelaksanaan fasilitas pelatihan dan pengukuran produktivitas. f) Pelaksanaan fasilitas program peningkatan produktifitas.

g) Pelaksanaan proses perijinan/pendaftaran lembaga pelatihan kerja. h) Pelaksanaan penyusunanbahan penerbitan rekomendasi perijinan

magang ke luar negri.

i) Pelaksanaan pengawasan sertifikasi kompetensi.

j) Pelaksanaan pengawasan akreditas lembaga pelatihan kerja.

k) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan pengawasan sertifikasi kompetensi.

l) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan pengawasan akreditasi kelembagaan pelatihan kerja

m) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas pada Bidang Pelatihan dann Produktivitas mempunyai fungsi terdiri atas tiga seksi yaitu:

a. Seksi Instruktur Pelatihan

b. Seksi Sertifiksi Tenaga Kerja & Pemagangan.

STIKOM

(14)

c. Seksi Lembaga Latihan & Produktivitas.

3. Bagian Penempatan Tenaga Kerja.

Bagian penempatan tenaga kerja, mempunyai tugas menyusun program dan kegiatan serta memberikan fasilitas pembinaan dan penempatan tenaga kerja Angkatan Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN), informasi pasar kerja dan bursa kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan, penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), pengembangan tenaga kerja mandiri dan teknologi padat kerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian penempatan tenaga kerja mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan bidang penempatan tenaga kerja.

b) Pelaksanaan penyusunan sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja dan bursa kerja.

c) Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi pasar kerja.

d) Pelaksanaan fasilitas bimbingan jabatan kepada pencarian kerja dang pengguna tenaga kerja.

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pendataan jabatan fungsional pengentar kerja.

f) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swata (LPTKS).

g) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala Provinsi.

h) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala Provinsi. i) Pelaksanaan fasilitas penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat

dan kerja potensial.

j) Pelaksanaan bahan penerbitan Surat Persetujuan Penempatan Antar Kerja Antar Daerah (SPP AKAD).

STIKOM

(15)

k) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi ijin operasional Tenaga Kerja Sukarela(TKS) Luar Negeri, TKS Indonesia,Lembaga Sukarela Indonesia yang beroperasi lebih dari 1 (satu) kab/kota.

l) Pelaksanaan fasilitas pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela. m) Pelaksanaan fasilitas pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM). n) Pelaksanaan penyampaian materi pengesahan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan.

o) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan IMTA perpanjangan yang lokasi kerjanya lintas kab/kota.

p) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam wilayah Provinsi.

q) Pelaksanaan fasilitas penerapan teknologi tepat guna dan padat karya. r) Pelaksanaan fasilitas pelaksanaan program usaha mandiri sektor

informal.

s) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penempatan TKI ke luar negri. t) Pelaksanaan fasilitas perjanjian kerja sama bilateral dan multiteral

penempatan TKI.

u) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan perijinan tempat penampungan calon TKI.

v) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas pada bagian bidang penempatan tenaga kerja terdiri dari tiga seksi yaitu:

a. Seksi Bimbingan Jabatan & Bursa Kerja b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

c. Seksi Perluasan Tenaga Kerja.

4. Bagian Hubungan Industri dan Syarat Kerja.

Bagian hubungan industri dan syarat kerja mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan program kegiatan, menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan syarat kerja, melaksanakan fasilitas dan pengembangan kelembagaan hubungan industrial, syarat kerja,

STIKOM

(16)

pengupahan, jaminan sosial kesejahteraan pekerja/buruh dan penyelesaian perselisian hubungan industri.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian hubungan industri dan syarat kerja mempunyai fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan program kegiatan bidang hubungan industri dan syarat kerja.

b) Pelaksanaan program kegiatan bidang hubungan industri dan syarat kerja.

c) Pelaksanaan penerimaan dan penelitian materi pengajuan permohonan pengesahan peraturan perusahaan.

d) Pelaksanaan penerimaan dan Pencatatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pengusaha dengan serikat buruh/pekerja yang ada di perusahaan lintas kab/kota.

e) Pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pencatatan perjanjian kerja antara pengusaha dengan pengusaha dengan pekerja/buruh pada perusahaan lintas kab/kota.

f) Pelaksanaan pengajuan rekomendasi dan pencabutan ijin operasional bagi perisahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

g) Pelaksanaan pencegahan dan penyelesaian perselisian hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan lintas kab/kota. h) Pelaksanaan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter hubungan

industrial.

i) Pelaksanaan penyusunan formasi mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial.

j) Pelaksanaan pendaftaran dan menyeleksipersyaratan calon konsiliator, arbiter hubungan industrial dan hakim ad-hoc pengadilan Hubungan Industrial pada Pengendalian Negeri.

k) Pelaksanaan bimbingan sistem pengupahan, penyusunan usulan ketetapan upah minimum.

l) Pelaksanaan pembinaan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan dan penyelenggaraan kesejahteraan pekerja/buruh.

STIKOM

(17)

m) Pelaksanaan pembinaan pelaksanaan sistem kelembagaan pelaku hubungan industrial.

n) Pelaksanaan pengumpulan data hasil pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh.

o) Pelaksanaan penyusunan usulan penetapan anggota dalam lembaga ketenagakerjaan.

p) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas pada bagian bidang hubungan industri dan syarat kerja terdiri dari tiga seksi yaitu:

a) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial.

b) Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Upah & Kesejahteraan. c) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

5. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

Bagian pengawasan ketenagakerjaan mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitas pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kab/kota.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian bidang pengawasan ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan.

b) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan norma ketenaga kerjaan. c) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap perusahaan dan

obyek pengawasan ketenagakerjaan.

d) Pelaksanaan penyiapan materi/bahan penerbitan rekomendasi atau ijin terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan.

e) Pelaksanaan penanganan kasus dan penyidikan terhadap pelanggaran norma ketenagakerjaan.

f) Pelaksanaan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan audit SMK3.

STIKOM

(18)

g) Pelaksanaan pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygine perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja.

h) Pelaksanaan pelayanan dan pelatihan serta pengembangan norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis.

i) Pelaksanaan pemberdayaan fungsi dan personil serta kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan.

j) Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan.

k) Pelaksanaan pengusulan calon peserta diklat pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah.

l) Pelaksanaan pengusulan penerbitan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah.

m) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas pada bagian bidang penempatan tenaga kerja terdiri dari tiga seksi yaitu:

a) Seksi Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Seksi Pengawasan Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

Ringkasan Tugas :

Kepala Seksi Pengawasan Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan kegiatan dibidang pengawasan norma kerja dengan cara merencanakan kegiatan operasional, membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa pelaksanaan tugas bawahan serta menyusun dan menganalisa bahan kebijakan, bahan pedoman pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja, menyusun laporan, melakukan hubungan kerja sesuai dengan kebijakan operasional dinas.

STIKOM

(19)

Fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Pengawasan Norma Kerja.

2. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan teknis dibidang pengawasan norma kerja.

3. Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pengawasan norma kerja.

4. Pelaksanaan pengawasan norma kerja dan pengupahan. 5. Penyiapan bahan pembinaan norma kerja.

6. Pemeriksaan khusus terhadap kasus pemogokkan dan pengaduan. 7. Penyidikan terhadap pelanggaran norma kerja dan jamsostek. 8. Pelaksanaan pengawasan kerja malam wanita dan jamsostek. 9. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya. 10. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas. 11. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Uraian Tugas:

1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Pengawasan Norma Kerja.

2. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada bawahan.

3. Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan teknis di bidang Pengawasan Norma Kerja.

4. Menyusun bahan kajian teknis di bidang Pengawasan Norma kerja. 5. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya meningkatkan

produktifitas kerja.

6. Melaksanakan pembinaan disiplin pegawai di lingkup seksi Pengawasan Norma Kerja.

7. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

8. Menyusun, mengoreksi dan memaraf naskah dinas sesuai fungsi dan kewenangan di bidang tugasnya.

STIKOM

(20)

9. Melaksanakan pengawasan pengupahan.

10. Melaksanakan pemeriksaan khusus terhadap kasus pemogokan dan pengaduan.

11. Melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Norma Kerja dan Jamsostek.

12. Melaksanakan pengawasan tenaga kerja wanita dan anak. 13. Melaksanakan pengawasan Tenaga Kerja Warga Negara Asing. 14. Melaksanakan pengawasan norma waktu kerja dan waktu istirahat. 15. Melaksanakan pengawasan norma Jamsostek.

16. Melaksanakan pengawasan norma kerja sesuai ketentuan perundang-undangan.

17. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

18. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang seksi Pengawasan Norma Kerja.

19. Melaksanakan konsultasi / koordinasi dan hubungan kerja sama dengan unit kerja di lingkungan dinas dan instansi terkait lainnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

20. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya.

21. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan seksi Pengawasan Norma Kerja.

22. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atas perintah pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

b) Seksi Keselamatan Kerja.

Seksi Keselamatan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

STIKOM

(21)

Fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Keselamatan Kerja. 2. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan

kebijakan teknis dibidang pengawasan keselamatan kerja.

3. Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pengawasan keselamatan kerja.

4. Pelaksanaan pengawasan keselamatan kerja.

5. Penyiapan bahan pembinaan dan pelatihan keselamatan kerja. 6. Pemeriksaan khusus terhadap kasus kelalaian kerja.

7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya. 8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas. 9. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Ringkasan Tugas :

Kepala Seksi Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan kegiatan dibidang pengawasan keselamatan kerja dengan cara merencanakan kegiatan operasional, membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa pelaksanaan tugas bawahan serta menyusun dan menganalisa bahan kebijakan, bahan pedoman pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja, menyusun laporan, melakukan hubungan kerja sesuai dengan kebijakan operasional dinas.

Uraian Tugas:

1. Pelaksanaan pengawasan, pemeriksaan dan pengujian terhadap penggunaan pesawat uap, bejana tekan, mekanik, instalasi listrik sarana proteksi kebakaran, elevator, kontruksi bangunan dan alat keselamatan lainnya.

2. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta pemeriksaan terhadap pemakaian alat pelindung diri bagi pekerja.

3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

STIKOM

(22)

c) Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja.

Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

Fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja Kerja.

2. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan teknis dibidang pengawasan Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja Kerja.

3. Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pengawasan Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja Kerja.

4. Pelaksanaan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja. 5. Penyiapan bahan pembinaan kesehatan kerja & lingkungan kerja. 6. Pemeriksaan khusus terhadap kasus perlindungan kesehatan kerja. 7. Penyidikan terhadap pelanggaran kesehatan kerja.

8. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya. 9. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas. 10. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Ringkasan Tugas :

Kepala Seksi Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan kegiatan dibidang pengawasan keselamatan kerja dengan cara merencanakan kegiatan operasional, membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa pelaksanaan tugas bawahan serta menyusun dan menganalisa bahan kebijakan, bahan pedoman pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja, menyusun laporan, melakukan hubungan kerja sesuai dengan kebijakan operasional dinas.

STIKOM

(23)

Uraian Tugas:

1. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis penggunaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.

2. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan kerja di perusahaan.

3. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengujian kesehatan kerja dan pengawasan lingkungan kerja.

4. Pelaksanaan pengawasan terhadap perusahaan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja.

6. Bidang Kependudukan.

Bagian bidang kependudukan mempenyai tugas menghimpun, mengolah dan menyajikan data penduduk hasil registrasi meliputi lahir, mati, pindah dan datang serta melakukan pembinaan di bidang administrasi kependudukan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bagian sekretariat mempunyai fungsi:

a) Pelaksanaan penyusunan bahan penetapan kebijakan di bidang pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

b) Pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi dan konsultasi pendaftaran penduduk dan pemutakhiran data penduduk.

c) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

d) Pelaksanaan penyusunan data base hasil registrasi penduduk dan catatan sipil.

e) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

f) Penyajian dan pengolahan informasi data kependudukan. g) Pelaksanaan pengkajian kependudukan.

h) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

STIKOM

(24)

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai mana tersebut di atas pada bagian sekretariat terdiri atas tiga sub bagian yaitu: a) Seksi Pendaftaran Penduduk & Catatan Sipil.

b) Seksi Pengelolaan Informasi Penduduk. c) Seksi Perkembangan & Pengkajian Penduduk.

7. Bidang Mobilitas Penduduk.

Bagian bidang mobilitas penduduk mempenyai tugas menyelenggarakan perpindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, melakukan koordinasi dengan daerah tujuan, mengadakan pendaftaran dan seleksi, pelayanan dan fasilitasi perpindahan penduduk serta pemberdayaan penduduk calon transmigran.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bagian sekretariat mempunyai fungsi:

a) Pelaksanaan penyusunan bahan penyiapan, pendaftaran dan seleksi, pelayanan, penataan dan pemberdayaan.

b) Pelaksanaan pendataan animo calon transmigran dan indentifikasi pemberdayaan penduduk berpotensi pasar.

c) Pelaksanaan seleksi administrasi fisik dan mental bagi calon transmigran.

d) Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dengan daerah tujuan.

e) Pelaksanaan penyiapan teknis dan klarifikasi lokasi permukiman daerah tujuan.

f) Pelaksanaan pelayanan calon transmigran di transito.

g) Pelaksanaan pelayanan angkutan calon transmigran sampai daerah tujuan.

h) Pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penduduk berpotensi pasar.

i) Pelaksanaan penataan penduduk yang bermukim di kawasan padat disesuaikan dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

STIKOM

(25)

j) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai mana tersebut di atas pada bagian bidang mobilitas penduduk terdiri atas tiga seksi bagian yaitu:

a) Seksi Penyiapan, Pendaftaran & Seleksi. b) Seksi Pelayanan Transmigrasi.

c) Seksi Penataan & Pemberdayaan Penduduk.

8. Bidang Unit Pelaksana Teknis .

Bagian unit pelaksana teknis terdiri dari:

a) UPT Pelatihan Kerja di Singosari – Malang. b) UPT Pelatihan Kerja di Jember.

c) UPT Pelatihan Kerja di Pasuruan. d) UPT Pelatihan Kerja di Mojokerto. e) UPT Pelatihan Kerja di Jombang. f) UPT Pelatihan Kerja di Tuban. g) UPT Pelatihan Kerja di Nganjuk. h) UPT Pelatihan Kerja di Surabaya. i) UPT Pelatihan Kerja di Sumenep. j) UPT Pelatihan Kerja di Situbondo. k) UPT Pelatihan Kerja di Kediri. l) UPT Pelatihan Kerja di Tulungagung. m) UPT Pelatihan Kerja di Madiun. n) UPT Pelatihan Kerja di Ponorogo. o) UPT Pelatihan Kerja di Bojonegoro.

p) UPT Pelatihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri di Wonojati – Malang.

q) UPT Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya. r) UPT Keselamatan dan Kesehatan Kerja / K3 di Surabaya.

s) UPT Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Surabaya.

t) UPT Pelatihan Kependudukan di Balongbendo Sidoarjo.

STIKOM

(26)

Bagian bidang unit pelaksanaan teknis mempenyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam pelatihan keterampilan, pengetahuan, dan Ketatausahaan serta pelayanan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bagian bidang unit pelaksanaan teknis mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta kerja sama pelatihan.

b) Pelayanan dan penyebar luasan informasi bidang pelatihan. c) Penyiapan metode, kurikulum, jadwal dan alat peraga pelatihan. d) Pelaksanaan pemasaran program pelatihan hasil produksi dan jasa. e) Pelaksanaan pelatihan dan uji keterampilan/kompetensi dan sertifikasi

tenaga kerja.

f) Pendayagunaan fasilitas pelatihan.

g) Pelaksanaan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

h) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

STIKOM

(27)

23 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Konsep Dasar Pekerja

Tenaga atau pegawai didefinisikan sebagai orang yang bekerja pada instansi atau lembaga ataupun organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) dinyatakan bahwa “Pegawai merupakan pekerja, karyawan”. Pegawai memiliki hak dan kewajiban, hak dari pegawai adalah mendapatkan kompensasi, mendapatkan perlindungan baik secara fisik ataupun secara hukum dari instansi bersangkutan, memiliki jaminan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Sedangkan untuk kewajiban pegawai yaitu menjalankan tugas pokok dari lembaga, mentaati segala peraturan, serta memiliki jiwa pegawai yang berkualitas.

3.2 Hak-Hak dan Kewajiban Pekerja 3.2.1 Hak-hak Pekerja

Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak di sini adalah sesuatu yang harus diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari kedudukan atau status dari seseorang, sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau jasa yang harus dilakukan oleh seseorang karena kedudukan atau statusnya.

Mengenai hak-hak bagi pekerja adalah sebagai berikut :

1. Hak mendapat upah/gaji (Pasal 1602 KUH Perdata, Pasal 88 s/d 97 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah).

2. Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

3. Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan kemampuannya (Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

4. Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan lagi ( Pasal 9 – 30 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

STIKOM

(28)

5. Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama (Pasal 3 Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek).

6. Hak mendirikan dan menjadi anggota Perserikatan Tenaga Kerja (Pasal 104 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 jo. Undang-undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh ).

7. Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut pada satu majikan atau beberapa majikan dari satu organisasi majikan (Pasal 79 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

8. Hak atas upah penuh selama istirahat tahunan ( Pasal 88 – 98 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

9. Hak atas suatu pembayaran penggantian istirahat tahunan, bila pada saat diputuskan hubungan kerja ia sudah mempunyai masa kerja sedikit-dikitnya enam bulan terhitung dari saat ia berhak atas istirahat tahunan yang terakhir; yaitu dalam hal bila hubungan kerja diputuskan oleh majikan tanpa alasan-alasan mendesak yang diberikan oleh buruh, atau oleh buruh karena alasan-alasan mendesak yang diberikan oleh Majikan (Pasal 150 – 172 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

10.Hak untuk melakukan perundingan atau penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase dan penyelesaian melalui pengadilan (Pasal 6 – 115 Undang-undang No. 2 Tahun 2004).

3.2.2 Kewajiban Pekerja

Di samping mempunyai hak-hak sebagaimana diuraikan di atas, tenaga kerja juga mempunyai kewajiban sebagai berikut :

1. Wajib melakukan prestasi/pekerjaan bagi majikan. 2. Wajib mematuhi peraturan perusahaan.

3. Wajib mematuhi perjanjian kerja. 4. Wajib mematuhi perjanjian perburuhan. 5. Wajib menjaga rahasia perusahaan.

STIKOM

(29)

6. Wajib mematuhi peraturan majikan.

7. Wajib memenuhi segala kewajiban selama izin belum diberikan dalam hal ada banding yang belum ada putusannya.

3.3 Perlindungan Norma Kerja

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlindungan terhadap hak-hak tenaga kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Perlindungan Norma Kerja

Perlindungan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian pekerja yang berkaitan dengan norma kerja yang meliputi waktu kerja, mengaso, istirahat (cuti), lembur dan waktu kerja malam hari bagi pekerja wanita.

Pasal 77 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa, Waktu kerja meliputi :

a. 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Atau

b. 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Pasal 78 :

Apabila melebihi waktu kerja sebagaimana yang ditentukan, harus memenuhi syarat :

a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan. Atau

b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.

c. Pengusaha wajib membayar upah kerja lembur. Pasal 79 :

Waktu istirahat dan cuti meliputi :

a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.

b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

STIKOM

(30)

c. Cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 haris kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus menerus.

d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-maisng 1 bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 Tahun berturut-turut pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun.

Pekerja/buruh juga diberikan kesempatan untuk beridadah (Pasal 80). Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid (Pasal 81). Pekerja/buruh perempuan harus diberi istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya ia menurut perhitungan akan melahirkan anak dan satu setengah bulan sesudah melahirkan anak atau gugur kandung (Pasal 82). Waktu istirahat sebelum saat buruh menurut perhitungan akan melahirkan anak, dapat diperpanjang sampai selama-lamanya tiga bulan, jikalau dalam suatu keterangan dokter dinyatakan, bahwa hal itu perlu untuk menjaga kesehatannya. Buruh perempuan yang anaknya masih menyusul, harus diberi kesempatan untuk menyusukan anaknya, jikalau hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Pasal 83).

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mengenai Keselamatan Kerja Pasal 86 (1) Undang – undang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa :

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Moral kesusilaan.

c. Perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Undang - undang yang khusus mengatur keselamatan kerja adalah Undang - undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Ditinjau dari segi hukum keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

STIKOM

(31)

kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur yaitu :

1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial.

2. Adanya sumber bahaya.

3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun hanya sewaktu-waktu.

3.4 Perlindungan Tenaga Kerja 3.4.1 Perlindungan Upah

Pasal 88 (1) Undang - undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah disebutkan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan, baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya.

Pasal 88 Ayat (1) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa kebijakan pengupahan meliputi :

a. Upah minimum. b. Upah kerja lembur.

c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.

d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya.

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya. f. Bentuk dan cara pembayaran upah.

g. Denda dan potongan upah.

h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah. i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.

STIKOM

(32)

j. Upah untuk pembayaran pesangon dan k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Pasal 93 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan, kecuali :

a. Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan. b. Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua. c. Masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.

d. Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia.

e. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara.

f. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.

g. Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.

h. Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat.

i. Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha dan

j. Pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit adalah :

a. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah.

b. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah.

c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah dan

STIKOM

(33)

d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.

Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk kerja sebagai berikut :

a. Pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari b. Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari c. Mengkhitankan anaknya dibayar untuk selama 2 (dua) hari d. Membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari

e. Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari

f. Suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari

g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari.

3.4.2 Jaminan Sosial Tenaga Kerja/Kesejahteraan Tenaga Kerja 1. Jaminan Kecelakaan Kerja.

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk sakit akibat hubungan kerja, demikian pula terhadap kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kembali melalui jalan yang biasa/wajar dilalui. Iuran jaminan kecelakaan kerja ini sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha yang besarnya antara 0,24-1,74% dari upah kerja sebulan. Besarnya iuran sangat tergantung dari tingkat resiko kecelakaan yang mungkin terjadi dari suatu jenis usaha tertentu, semakin besar tingkat resiko tersebut, semakin besar iuran kecelakaan kerja yang harus dibayar dan sebaliknya, semakin kecil tingkat resiko semakin kecil pula iuran yang harus dibayar.

2. Jaminan Kematian.

Kematian yang mendapatkan santunan adalah tenaga kerja yang meninggal dunia pada saat menjadi peserta Jamsostek. Jaminan ini dimaksudkan untuk turut menanggulangi meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dengan cara pemberian santunan biaya pemakaman. Besarnya

STIKOM

(34)

jaminan kematian ini adalah 0,30% dari upah pekerja selama sebulan yang ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Program pemeliharaan kesehatan ini merupakan upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Jaminan ini meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan (rehabilitatif). Iuran jaminan pemeliharaan kesehatan ini ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha yang besarnya 6% dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami isteri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

3.5 Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu pengembangan sistem karena merupakan tahap awal untuk melakukan evaluasi permasalahan yang terjadi serta kendala-kendala yang dihadapi dari sebuah sistem yang telah berjalan.

Analisis sistem itu sendiri dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluai permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Jogianto Hartono, 1989)

Analisis yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana yang baik di tahap berikutnya. Sebaliknya, kesalahan yang terjadi pada tahap analisis ini akan menyebabkan kesulitan yang lebih besar, bahkan menyebabkan gagalnya penyusunan sebuah sistem (Jogianto Hartono, 2005).

STIKOM

(35)

Untuk itu, diperlukan ketelitian dalam mengerjakan, sehingga tidak dapat kesalahan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan sistem. Langkah-langkah yang diperlukan di dalam menganalisa sistem adalah:

1. Tahap perencanaan sistem. 2. Tahap analisis sistem. 3. Tahap perancangan sistem. 4. Tahap penerapan sistem.

5. Membuat laporan dari hasil analisa.

Pada tahap perancangan, dilakukan identifikasi masalah serta diperlukan adanya analisa yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam sistem yang telah ada atau digunakan. Data-data yang baik yang berasal dari sumber-sumber internal seperti misalnya laporan-laporan, dokumen observasi, maupun sumber-sumber di luar lingkungan sistem seperti pemakai sistem, dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan analisa. Jika semua permasalahan sudah di identifikasi, dilanjutkan dengan mempelajari dan memahami alur kerja dari sistem yang digunakan.

Kemudian diteruskan dengan menganalisa dan membandingkan sistem yang terbentuk dengan sistem yang sebelumnya di gunakan. Dengan adanya perubahan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan-laporan hasil analisasebelumnya dan sistem yang akan diterapkan. Perancangan sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini, harus dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan informasi dapat terpenuhi.

Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai, karena rancangan tersebut meliputi perancangan mulai dari sistem yang umum hingga diperoleh sistem yang lebih spesifik. Dari hasil rancangan tersebut, dibentuk pula rancangan database disertai dengan struktur file antara sistem yang satu dengan sistem yang lainnya. Selain itu, dibentuk pula rancangan input dan output system, misalnya menentukan berbagai bentuk input data dan isi laporan.

Apabila di dalam perancangan sistem terdapat kesalahan maka kita perlu melihat kembali dari analisa sistem yang telah dibuat. Sehingga dapat di ambil

STIKOM

(36)

kesimpulan bahwa analisa sistem mempunyai hubungan erat dengan perancangan sebuah sistem.

3.6 Sistem Flow

System Flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem dan biasanya dalam membuat system flow

sebaiknya ditentukan pula fungsi-fingsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sistem yang aa (Jogianto Hartono, 1998).

Terdapat berbagai bentuk simbol yang digunakan untuk merancang sebuah desain dari sistem, diantaranya adalah terminator, manual operation, document, process, database, manual input, off-line storage, on-page reference, dan off-page reference.

Terminator merupakan bentuk symbol yangdigunakan sebagai tanda

dimulainya jalan proses ataupun tanda akhir dari sebuah pengerjaan suatu sistem. Simbol dari terminator dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Terminator

Manual operation digunakan untuk menggambarkan sebuah proses kerja

yang digunakan tanpa menggunakan computer sebagai medianya (menggunakan proses manual). Simbol dari manual operation dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.2 Manual Operation

STIKOM

(37)

Document merupakan simbol dari dokumen yang berupa kertas laporan, surat-surat, memo, maupun arsip-arsip secara fisik. Simbol dari document dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Document

Process adalah sebuah bentuk kerja sistem yang dilakukan secara

terkomputerisasi. Simbol dari process dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Process

Database digunakan sebagai media penyimpanan data yang besifat

terkomputerisasi. Simbol dari database dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Database

Decision merupakan operator logika yang digunakan sebagai penentu

keputusan dari suatu permintaan atau proses dengan dua nilai, benar atau salah. Simbol dari decision dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Decision

Manual input digunakan untuk melakukan proses input kedalam database

[image:37.595.48.550.148.663.2]

melalui keyboard. Simbol dari manual input dapat dilihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Manual Input

STIKOM

(38)

Off-line storage merupakan bentuk media penyimpanan yang berbeda dengan

database, dimana media penyimpanan ini menyimpan dokumen secara manual

atau lebih dikenal dengan nama arsip. Simbol dari off-line storege dapat dilihat pada gambar 3.8

Gambar 3.8 Off-Line Storage

On-page reference digunakan sebagai symbol untuk menghubungkan bagan

desain sebuah sistem apabila hubungan arus data yang ada terlalu jauh dalam permasalahan letaknya. Simbol dari on-page reference dapat dilihat pada gambar 3.9

Gambar 3.9 On-Page Reference

Off-page reference memiliki sifat yang sedikit berbeda dengan on-page

reference, karena simbol ini hanya digunakan apabila arus data ada dilanjutkan ke halaman yang berbeda. Simbol dari off-page reference dapat dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Off-Page Reference

3.7 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut (Kritanto, 2004:12), Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data tersebut disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

Data Flow Diagram merupakan suatu metode pengembangan sistem yang

tersetruktur (structure analisys dan design). Penggunaan notasi dalam Data Flow

Diagram sangat membantu untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat

STIKOM

(39)

kompleksitas. Pada tahap analisi, penggunaan notasi ini dapat membantu dalam berkomunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika.

Di dalam Data Flow Diagram terdapat empat simbol yang digunakan yaitu

process, external entity, data store, dan data flow. Simbol process digunakan untuk melakukan suatu perubahan berdasarkan data yang diinputkan dan menghasilkan data dari perubahan tersebut. Simbol process dapat dilihat pada gambar 3.11

0

Prcs_1

Gambar 3.11 SymbolProcess

Pada bentuk gambar process, bagian atas berisi nomor untuk identitas proses. Suatu proses dengan nomor 0 (nol atau kosong) menandakan bahwa proses tersebut adalah sebuah context diagram. Diagram ini merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Pembuatan context diagram dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan nama sistemnya, menentukan batasan dari sistem, dan menentukan terminator

yang diterima atau diberikan daripada sistem untuk kemudian dilakukan penggambaran.

Nomor 1, 2, 3, dan seterusnya menandakan bahwa proses tersebut diartikan sebagai proses level-0 (nol) yang merupakan hasil turunan atau decompose dari proses context diagram. Proses level-0 membahas sistem secara lebih mendetail, baik dipandang dari segi kegiatan dari sebuah bagian, alur data yang ada, maupun

database yang digunakan didalamnya. Pembuatannya dapat dilakukan dengan

cara menentukan proses utama yang ada dalam sistem, menentukan alur data yang diterima dan diberikan masing-masing proses daripada sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang masuk atau keluar dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk dan keluar pada level berikutnya), memunculkan data store sebagai sumber maupun tujuan data (optional), menggambarkan diagram level-0, menghindari perpotongan arus data, dan melakukan pemberian nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).

STIKOM

(40)

Nomor 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, dan seterusnya merupakan sebuah proses turunan atau decompose dari proses level-0 yang disebut sebagai proses level-1 (satu). Proses level-1 menggambarkan detil kerja dari sebuah bagian dalam sebuah sistem. Penggambarannya dilakukan dengan cara menentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level-0, menentukan apa yang diterima atau diberikan masing-masing sub-proses daripada sistem dan tetap memperhatikan konsep keseimbangan, memunculkan data store sebagai sumber maupun tujuan alur data (optional), menggambar DFD level-1, dan berusaha untuk menghindari perpotongan arus data. Hasil turunan akhir disebut sebagai the lowest level, dimana hasil akhir ini tergantung dari kompleksitas sistem yang ada.

a. External entity disimbolkan dengan bentuk persegi yang digunakan untuk menggambarkan pelaku-pelaku sistem yang terkait, dapat berupa orang-orang, organisasi maupun instansi. External entity dapat memberikan masukan kepada process dan mendapatkan keluaran dari process. External entity dapat dilihat pada gambar 3.12

Entt_2

Gambar 3.12 SymbolExternal Entity

b. Data store digunakan sebagai media penyimpanan suatu data yang dapat

berupa file atau database, arsip atau catatan manual, lemari file, dan tabel-tabel dalam database. Penamaan data store harus sesuai dengan betuk data yang tersimpan pada data store tersebut, misalnya tabel pelamar, tabel pendidikan, tabel lulus seleksi, dan lain-lain. Data store dilihat pada gambar 3.13

1 Stor_3

Gambar 3.13 SymbolData Store

c. Data flow merupakan penghubung antara external entity dengan process

dan process dengan data store. Data flow menunjukkan aliran data dari satu titik ke titik lainnya dengan tanda anak panah mengarah ke tujuan data. Penamaan data flow harus menggunakan kata benda, karena di dalam

STIKOM

(41)

data flow mengandung sekumpulan data. Data flow dilihat pada gambar 3.14

Flow_6

Gambar 3.14 SymbolData Flow

3.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

Proses reverse engineering terhadap suatu basis data menjadi suatu kebutuhan bagi perancang basis data untuk mengetahui struktur dari sebuah basis data. Struktur tersebut biasanya dimodelkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram

(ERD).

ERD dibagi menjadi dua macam yaitu: Conceptual Data Model (CDM), dan

Physical Data Model (PDM). Simbol-simbol yang sering digunakan adalah:

1. Entity

Entity merupakan sesuatu yang mudah diidentifikasikan. Sebuah entity bisa berupa obyek, tempat, orang, konsep, atau aktivitas. Entity dinyatakan dalam simbol persegi panjang. Simbol entity pada gambar 3.15

Gambar 3.15 Entity.

2. Atribut

Atribut merupakan penjelasan-penjelasan dari entity yang membedakan entity

satu dengan yang lain. Sebuah atribut juga merupakan sifat-sifat dari sebuah

entity. Atribut dinyatakan dalam simbol elips. Simbol atribut pada gambar 3.16

Gambar 3.16 Atribut.

STIKOM

(42)

3. Relationship

Relationship adalah penghubung antara suatu entity dengan entity yang lain dan merupakan bagian yang sangat penting di dalam mendesain database. Ada tiga tipe relationship yang dikenal yaitu :

a. One-to-One Relationship

Jenis hubungan antar tabel yang menggunakan secara bersama sebuah kolom

primary key. Jenis hubungan ini tergolong jarang digunakan, kecuali untuk alasan keamanan atau kecepatan akses data seperti departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja.

b. One-to-Many Relationship

Jenis hubungan antar tabel dimana satu record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Jenis hubungan ini yang paling sering digunakan. Missalnya satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja, nemun satu departemen dapat mengerjakan beberapa macam pekerjaan sekaligus.

c. Many-to-Many Relationship

Jenis hubungan antar tabel dimana beberapa record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Miasalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen.

d. Many-to-One Relationship

Jenis hubungan antar tabel dimana beberapa record pada satu tabel terhubung dengan satu record pada tabel lain. Miasalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, nemun satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja.

STIKOM

(43)

Menurut Sutanta (2004), relasi antar entitas dapat digambarkan melalui salah satu gambar 3.17 dan gambar 3.18 dari pilihan berikut ini:

1. Pilihan 1

Jenis relasi Simbol yang digunakan

1-ke-1 :

1-ke-n :

n-ke-1 :

n-ke-n :

Gambar 3.17 Simbol relasi antar entitas (pilihan 1).

2. Pilihan 2

Jenis relasi Simbol yang digunakan

1-ke-1 :

1 1

1-ke-n :

1 n

n-ke-1 :

n 1

n-ke-n :

n n

Gambar 3.18 Simbol relasi antar entitas (pilihan 2).

ERD dapat digambarkan menggunakan salah satu dari pilihan di atas, namun penggunaannya harus konsisten. Jika menggunakan simbol pilihan 1, maka untuk seluruh bagian ERD harus menggunakan simbol kelompok pilihan 1.

STIKOM

(44)

3. Kunci relasi

Kunci relasi atau key adalah suatu properti yang menentukan apakah suatu kolom pada table sangat penting atau tidak. Berdasarkan macamnya, kunci relasi terdiri dari:

a. Kunci kandidat

Yaitu satu atau atau gabungan minimal atribut yang bersifat unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap record dalam relasi.

b. Kunci primer

Yaitu bagian atau salah satu dari kunci kandidat yang digunakan sebagai kunci utama untuk membedakan setiap record dalam relasi. Kunci primer biasa disebut sebagai primary key.

c. Kunci alternatif

Yaitu bagian dari kunci kandidat yang tidak digunakan sebagai kunci utama. d. Kunci penghubung

Kunci penghubung atau foreign key yaitu satu atau gabungan sembarang atribut yang menjadi kunci utama dalam relasi lain yang mempunyai hubungan secara logic, kemudian harus memiliki tipe dan ukuran data yang sama.

3.9 Program Penunjang 3.9.1 WEB Text Editor

Pertama dalam pembuatan WEB, memerlukan sebuah aplikasi HTML,

code authoring yang dapat mempermudah kita dalam membuat maupun

mendesain WEB. Dalam pembuatan WEB kali ini software yang digunakan adalah Macromedia Dreamweaver CS 4.

Macromedia Dreamweaver CS 4 adalah sebuah program aplikasi yang menyediakan segala kebutuhan untuk membuat sebuah WEB yang utuh dan mudah dengan adanya tool-tool yang sudah terintegrasi dalam program dreamweaver.

STIKOM

(45)

3.9.2 WEB Server

Dalam pembuatan WEB secara offline dibutuhkan sebuah WEB server local (localhost). Hal ini berguna untuk mensimulasikan sebuah server sebenarnya (online). Pada WEB server akan diletakkan file beserta databasenya.

WEB server yang digunakan kali ini adalah XAMPP, di dalamnya sudah berisi MySQL, Apache dan phpadmin yang merupakan komponen-komponen utama untuk sever local.

3.9.3 WEB Browser

WEB Browser merupakan software untuk membuka halaman WEB atau melihat WEB yang di buat. WEB yang telah dibuat, sebelum di publish secara online atau dalam tahap pembuatan WEB, maka di cek terlebih dahulu dengan

view melalui WEB browser akan terlihat hasil/ tampilan WEB yang dibuat.

WEB browser yang dipakai kali ini adalah Mozilla Firefox versi terbaru untuk saat ini adalah versi 12.0.

3.9.4 Bahasa Pemograman PHP

PHP adalah bahasa pemograman yang memungkinkan para WEB

developer untuk membuat aplikasi WEB yang dinamis dengan cepat dan mudah.

PHP merupakan singkatan dari “PHP : Hypertext Preprocessor”. PHP dirintis dan diperkenalkan pertama kali sekitar tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf melalui situsnya untuk mengetahui siapa saja yang telah mengakses ringkasan online-nya.

PHP adalah bahasa server-side scripting yang bisa menyatu dengan tag-tag HTML. Server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang dijalankan pada server dan disertakan pada dokumen HTML pada suatu halaman WEB dinamis, PHP berfungsi sebagai bahasa pemgraman yang menjalankan suatu perintah tertentu, sedangkan HTML berfungsi sebagai struktur dari desain halaman WEB. Ketika sebuah halaman WEB dinamis dibuka pada WEB browser, pertama kali yang terjadi adalah server memproses semua perintah PHP yang ada kemudian menampilkan hasilnya pada format HTML ke WEB browser, sehingga yang ditampilakan ke WEB browser hanya tampilan desain dari HTML, sedangkan script PHP bekerja di belakang layar.

STIKOM

(46)

PHP merupakan software open source, jadi PHP bisa digunakan oleh siapa saja secara bebas tanpa harus membayar, dengan kata lain PHP adalah gratis. PHP juga merpakan software cross platform, jadi bisa berjalan dengan baik pada

windows maupun (linux).

Kelebihan utama dari PHP adalah konektivitasnya dengan databasePHP maupun mengolah data pada berbagai platform database misalnya MySQL yang merupakan database yang open source.

3.9.5 Database MySQL

MySQL adalah sistem untuk mengelola database atau manajemen data. Untuk menyimpan data dan informasi ke computer kita menggunakan data, contoh kita menyimpan data karyawan pada suatu perusahaan dan memasukkan suatu file. File data yang dikelompokkan inilah yang disebut database, dan MySQL bertugas mengatur dan mengelola data-data pada database. Dalam mengelola database MySQL menggunaakan struktur atau kerangka yang berbentuk table. Dalam table-tabel itulah data di atur dan dikelompokkan.

Keunggulan MySQL adalah termasuk open source, dikenal sebagai sistem database yang efisien dan reliable, proses query cepat dan mudah. MySQL juga mudah dihubungkan dengan berbagai bahasa pemrograman dan aplikasi, sehingga tingkat kompabilitasnya tinggi disamping itu kode-kode perintah MySQL sederhana sehingga dapat mudah dipahami.

STIKOM

(47)

43 BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Analisis Permasalahan

Dalam proses pengaduan pekerja, pada Dinas Tenga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, hanya proses manual yang dilakukan menggunakan jurnal kemudian di entri ke suatu komputer sebagai arsip. Sistem yang ada di lapangan masih manual belum terkomputerisasi dengan baik. Hal itu dirasa kurang efektif bagi pelayanan yang ada disana, sehingga akan membuat pekerja yang komplain masalahnya akan menunggu lama dalam proses pendataan dan penyidikan. Oleh karena itu aplikasi ini akan dikembangkan dengan berbasis WEB, agar aplikasi ini bisa dijalankan di bidang pengawasan, tanpa harus menulis secara manual.

4.2 Analisis Sistem

Menganalisa sistem adalah langkah awal untuk membuat suatu sistem baru. Dalam langkah ini penulis melakukan analisa terhadap permasalahan yang ada dalam Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Pendudukan Provinsi Jawa Timur, khususnya mengenai proses pendataan pengaduan pekerja ke dalam database. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Input data.

2. Pemrosesan penyimpanan ke dalam database. 3. Pembuatan laporan.

Untuk dapat membuat sistem yang baru seorang Analysis System harus mengetahui langkah-langkah yang terjadi pada ketiga prosedur yang ada di atas. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Input Data

Proses input data adalah proses penyampaian permasalahan tenaga kerja, yang dilakukan oleh pekerja yang merasa kurang puas dengan kinerja yang ada di perusahaan, adanya kekerasan yang merugikan pekerja, kelalaian perusahaan dalam melindungi pekerja.

STIKOM

(48)

Proses ini dimulai dari pekerja yang mengisi form pengaduan yang telah disediakan. Pekerja mengisi semua data masalah yang mereka hadapi kemudian akan disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan. Setelah data diisi, akan di proses terlebih dahulu oleh bagian pengawasan. Dimana akan dievaluasi dan diberikan penanganan yang sesuai dengan jenis masalah masing-masing. Kemudian akan di seleksi, tiap sesi-sesi di bagian pengawasan. Semua data permasalahan pekerja ak

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bidang Pengawasan
Gambar 3.7 Manual Input
Gambar 4.1 Dokumen Flowchart Pengaduan Tenaga Kerja
Gambar 4.2 Sistem Flowchart Pengaduan Tenaga Kerja
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pelancong sukan aktif ialah mereka yang melancong untuk melibatkan diri dalam sukan aktif yang lasak seperti berbasikal dan selam scuba ataupun untuk tujuan lain seperti

Dalam rangka penyelesaian konflik rekognisi hak masyarakat adat maka pemeritah Daerah perlu melakukan verifikasi keberdaan masyarakat adat di kabupaten Sumbawa

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengkaji melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Prestasi Belajar Siswa Mata

Sesuai dengan rancangan penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka kehadiran peneliti di tempat penelitian mutlak diperlukan.. sebagai instrumen

a) Algoritma genetika merupakan algoritma yang berbaris populasi yang memungkinkan digunakan pada optimasi masalah dengan ruang pencarian (search phase) yang sangat

Dalam hal ini sistem informasi yang diterapkan adalah Media Pembelajaran Pengenalan Mesin Bubut dalam program keahlian Teknik Permesinan untuk kelas XI di SMK Nawa Bhakti

Hasil menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,463 yang berarti variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelas di atas maka, perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah bagaimanakah