• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "I. PENDAHULUAN JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan persentasi 75% wilayah

indonesia adalah perairan dan lautan dengan 2,7 juta km2zona ekonomi eksklusif (ZEE) terletak diantara samudera Pasifik dan Hindia (Muliana dan Dermawan, 2008). Ekosistem laut dapat dilihat dari dimensi horisontal dan vertikal. Secara

horizontal kawasan ini menjadi 3 zona, yaitu : zona neritik (pesisir) yang mencakup massa air di atas paparan benua, zona oseanik (laut lepas) yang meliputi perairan terbuka lainnya dan zona intertidal (peralihan) yang meliputi antara ekosistem perairan dan daratan.

Ekologi biasa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang interaksi faktor-faktor biotik dan abiotik, selanjutnya dikatakan bahwa ekologi biotik yang dipelajari adalah organisme, populasi komunitas dan ekosistem

(Black, 1996). Sedangkan Heddy (1986) mendefinisikan bahwa ekologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan.

Lobster berukuran benih atau konsumsi merupakan komoditas perikanan

yang bernilai ekonomi penting, masih berasal dari penangkapan di laut. Eksploitasi lobster kurang terkendali atau tangkap lebih telah menyebabkan penurunan produktivitas sumberdaya perairan (Chubb, 2000), dan sebagai

(2)

2

produksi dapat ditingkatkan dengan pengelolaan yang taat pada asas keberlanjutan dengan memberi kesempatan induk memijah, menjaga jumlah minimal induk di setiap area dan memperbaiki habitat. Tetapi hal tersebut sulit diwujudkan karena keterbatasan dalam pengontrolan eksploitasi dan pertumbuhan

lobster relatif lambat.

Lobster laut sangat beragam jenisnya dan mempunyai spesifikasi perkembangan dan tabiat hidup berbeda. Salah satu jenis lobster yang potensial

adalah lobster mutiara (Panulirus ornatus), hidup di perairan Indo - Pasifik, daerah lintang rendah (Phillips dkk. 1980). Jenis lobster tersebut pertumbuhannya paling tinggi jika dibandingkan dengan lobster tropis lainnya seperi P.versicolor, P.homarusdanP.polyphagus(Vijayakumaran dan Radhakrishnan, 1997), di alam

dapat ditemukan bobot badan 4,2 kg/ekor (Yusnaini dkk. 2009), bahkan dapat mencapai ukuran 6,5 kg/ekor. Siklus hidup lobster terdiri dari 5 fase yaitu mulai dari dewasa yang memproduksi sperma atau telur, menetas menjadi filosoma

(larva), kemudian berubah menjadi puerulus (post larva), tumbuh menjadi juvenil dan dewasa (Phillips dkk. 1980). Marga Panulirus mempunyai daur hidup yang majemuk, pengetahuan tentang tingkatan hidup larva masih sangat kurang terutama terhadap jenis - jenis yang hidup di perairan tropik (Romimohtarto dan

Juwana, 2005).

Kajian tentang pertumbuhan pada dasarnya menyangkut penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi dari umur. Oleh sebab itu, semua metode – metode

(3)

3

beriklim sedang, data komposisi umur biasanya dapat diperoleh melalui perhitungan terhadap lingkaran – lingkaran tahunan pada bagian – bagian keras seperti sisik dan otolit. Lingkaran – lingkaran ini dibentuk oleh karena adanya fluktuasi yang kuat dalam berbagai kondisi lingkungan dari musim panas ke

musim dingin dan sebaliknya. Di daerah tropis, perubahan seperti itu tidak terjadi dan oleh karena itu sangatlah sulit, bahkan hampir tidak mungkin menggunakan lingkaran – lingkaran musiman seperti itu untuk penentuan umur (Sparre dan

Venema, 1998)

B. Keaslian Penelitian

Subani dkk. (1982) telah mengadakan penelitan tentang parameter pertumbuhan udang Barong di Bali dengan menggunakan metode pengukuran

panjang total udang barong dengan analisis Gulland dan Pauly. Wirosaputro (1996) telah melakukan penelitian tentang seks rasio dan jenis udang Barong di pantai Gunungkidul. Sodikin (2001) telah melakukan penelitian tentang ”Analisis

Stok Lobster Batu di Perairan Pantai Baron Gunungkidul Menggunakan Program Elefan dan Fisat Sebagai Dasar Pengelolaan yang Berkelanjutan”. Sementara itu penelitian yang dilakukan selama 1 bulan mulai 3 Mei 2016 sampai 3 Juni 2016 adalah mengenai Jenis Lobster Di pantai Baron Gunungkidul.

C. Perumusan Masalah

1. Jenis lobster apa saja yang terdapat di pantai Baron Gunungkidul? 2. Jenis lobster apa yang paling banyak terdapat di pantai Baron

(4)

4

D. Tujuan Penelitian

1. Mempelajari jenis lobster apa saja yang terdapat di pantai Baron Gunungkidul.

2. Mempelajari jenis lobster apa yang paling banyak terdapat di pantai Baron

Gunungkidul?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah ingin mengetahui jenis lobster yang

Referensi

Dokumen terkait

Di lingkungan perumahan padat penghuni seperti yang telah dibangun oleh Perum Perumnas Regional V Semarang yaitu Perumnas Tlogosari ini pemanfaatan terhadap open space masih

Nilai karakter yang terdapat dalam sebuah proses berkesenian dapat peneliti kaitkan dengan penelitian yang dilakukan, karena di dalam lagu Timang Cenggok sama

• Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Pengucapan Bunyi Konsonan Interdental ( ﺙ dan ﺫ ) , dan faringal ( ﺡ dan ﻉ ) Oleh Mahasiswa Stambuk

Recently Mih˘ ailescu [16] discovered that the argument of Bugeaud and Hanrot [2], properly modified, implies a new proof for the second case.. This new proof does not use anything

Menimbang, dengan pidana penjara dengan masa percobaan tersebut maka dipandang dari sudut kepentingan anak maka diharapkan dalam masa percobaan tersebut anak

Sehingga dengan tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan didukung dengan bahan organik pada tanah maka akan menghasilkan diameter batang tanaman

Manado Sejati Perkasa Group sebaiknya memberikan perhatian pada strategi promosi dan tempat untuk meningkatkan volume penjualan dan melakukan evaluasi terhadap strategi produk