• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan motor bakar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "laporan motor bakar"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK MOTOR BAKAR

DOSEN PEMBIMBING: DRS. SUTIKNO MT.

DISUSUN OLEH

NAMA : SEPTIAN WILDAN FARUQ NIM : 201454064

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami dapat menyelasikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya laporan ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca laporan ini dan dapat mengetahui tentang sejarah otomotif dunia dan Indonesia. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini.

Kudus, 18 Juni 2017

(3)

DAFTAR ISI

2.3 Klasifikasi Motor Bensin dari prinsip kerjanya...6

2.4 Bagian – Bagian Utama Motor Bakar...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam bidang permesinan. Hal ini mendesak setiap manusia untuk menciptakan berbagai alat untuk mempermudah dan menambah kenyamanan hidup. Salah satunya adalah bidang otomotif, dimana perkembangan dunia otomotif sekarang sangat pesat dari hari ke hari sehingga dalam penggunannya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan baik agar selama pengoperasian dan perawatan mesin dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Untuk dapat mengoptimalkan suatu kinerja mesin dalam arti secara efektif, maka diperlukan suatu pemeriksaan dan kalkulasi. Pemeriksaan dan kalkulasi yang dimaksud disini meliputi pemeriksaan dan kalkulasi bagian-bagian mesin secara menyeluruh terhadap kondisi, fungsi dan kualitas dari bagian-bagian mesin itu sendiri. Dari hasil pemeriksaan dan kalkulasi yang dilakukan dapat diketahui apakah kondisi, fungsi dan kualitas mesin masih baik.

Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan pembakaran luar. Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan bakar didalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar. Jadi, motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin untuk melakukan kerja mekanis. Sedangkan mesin pembakaran luar adalah mesin dimana proses pembakaran bahan bakar terjadi diluar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa dinding pemisah, misalnya ketel uap.

(5)

menjadi kerja mekanik. Untuk mengetahui kinerja motor diesel maka dibutuhkan pengetahuan secara praktis tentang konstruksi mesin sebagai dasar untuk kemampuan mesin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian umum motor bakar? 2. Bagaimana prinsip kerja motor bensin? 3. Bagaimana proses kerja motor bakar bensin? 4. Bagaimana prinsip kerja sistem EFI?

1.3 Tujuan Penulisan

(6)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar

Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi mekanis. Saat ini motor bakar masih menjadi pilihan utama untuk dijadikan sebagai penggerak mula. Karena itu, usaha untuk menciptakan motor bakar yang menghasilkan kemampuan tinggi terus diusahakan oleh manusia.

Kemampuan tinggi untuk mesin ditandai dengan adanya daya dan torsi yang dihasilkan tinggi tetapi kebutuhan bahan bakar rendah.

Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor

Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor dibagi menjadi 2 dua macam yaitu, :

a. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)

Di dalam motor bakar terdapat tenaga panas bahan bakar yang diubah menjadi tenaga mekanik, sehingga dalam hal ini merupakan proses pembakaran dalam mesin, di mana zat arang dan zat cair bergabung dengan zat asam dalam udara, jika pembakaran berlangsung maka diperlukan :

 Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam motor  Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala

(7)

Gambar 1. Motor Pembakaran Dalam

b. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine).

(8)

pembakaran terjadi di luar system yaitu mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetic dan selanjutnya energi kinetic diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran (pada instalasi uap, tenaga thermis dalam bahan bakar, pertama-tama dipergunakan untuk membuat uap dalam kawah uap, untuk itu mesin uap disebut juga pesawat kalor dengan pembakaran luar).

Gambar 2. Motor Pembakaran Luar

2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin

Secara garis besar, dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja dari motor bensin yaitu bahan bakar yang berupa campuran bensin dan udara dibakar untuk memperoleh tenaga panas yang selanjutnya digunakan untuk melakukan kerja mekanis.

Campuran antara bensin dan udara dihisap ke dalam silinder selanjutnya dikompresi oleh torak yang berakibat timbulnya panas dan tekanan yang besar pada gas tersebut. Campuran bensin dan udara yang telah dikompresi selanjutnya dibakar oleh percikan bunga api dari busi.

(9)

poros engkol menjadi kerja mekanik. Sedangkan gas hasil pembakaran akan dibuang keluar silinder.

Gambar 3. Mekanisme Torak

2.3 Klasifikasi Motor Bensin dirinjau dari prinsip kerjanya

Menurut prinsip kerjanya motor bensin dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor bensin 2 langkah dan motor bensin 4 langkah.

2.3.1. Prinsip kerja motor bensin 4 langkah

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).

Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah.

(10)

a. Langkah hisap ( intake stroke ).

Piston bergerak dari Titik Mati Atas ( TMA ) ke Titik Mati Bawah ( TMB ). Intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup, udara bersih yang tercampur di karburator, terhisap masuk ke dalam ruang silinder.

b. Langkah kompresi ( Compression stroke ).

Campuran udaradan bahan bakar dimampatkan oleh piston yang bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas sehingga tekanan dan temperatur campuran tersebut naik.

c. Langkah Kerja ( power stroke ).

Beberapa derajat sebelum mencapai titik mati atas, campuran udara dan bahan bakar tersebut diberi percikan api oleh busi, sehingga terjadi pembakaran.

Akibatnya, tekanan naik menjadi 30 - 40 kg/cm2 dan temperatur pembakaran menjadi 1500 derajat celcius. Tekanan tersebut bekerja pada luasan piston dan menekan piston menuju ke titik mati bawah.

d. Langkah buang ( exhaust stroke ).

(11)

Gambar 5. Siklus motor bakar pada mesin 4 langkah Prinsip Kerja Motor Bensin 2 Langkah

Langkah Kerja Motor 2 Langkah.

Pada dasarnya prinsip kerja motor bensin dan diesel adalah sama, proses intake, compresi, power, exhaust dilakukan secara lengkap dalam 2 langkah ( upward dan downward ) piston.

Gambar 6.Prinsip kerja motor 2 langkah. a. Langkah psiton ke atas ( Upward stroke ).

Piston bergerak ke atas dari TMB menuju TMA, campuran udara dan bahan bakar masih mengalir ke dalam silinder melalui saluran

(12)

campuran udara dan bahan bakar ditekan, sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada saat itu, lubang intake terbuka pada akhir langkah kompresi sehingga udara segar terhisap masuk ke dalam crank case.

b. Langkah Piston ke bawah ( Downward stroke ).

Campuran udara dan bahan bakar yang termampatkan diberi percikan bunga api dari busi yang menyebakan terjadinya pembakaran sehingga tekanan dan temperatur diruang bakar naik. Dan piston terdorong kearah titik mati bawah. Pada akhir langkah piston, lubang exhaust terbuka dan gas hasil pembakaran mulai keluar, yang diikuti oleh pembakaran scavenging passage, sehingga campuran bahan bakar dan udara yang berada di crank case masuk ke dalam silinder.

Kesimpulan : dua kali langkah piston atau satu kali putaran crank shaft menghasilkan satu kali tenaga.

Keuntungan dan Kerugian Engine 2 Langkah dan 4

b. Harga lebih rendah karena tidak menggunakan valve dan struktur yang lebih sederhana.

(13)

a. Karena tidak menggunakan valve, maka gas pembakaran tidak terbuang seluruhnya dan menyebabkan pembakarna tidak sempurna.

b. Karena sebagian campuran bahan bakar dan udara, ikut keluar ( saat proses exhaust ) bersama dengan gas buang, maka penggunaan fuel tidak ekonomis.

c. Karena waktu yang siperlukan untuk langkah intake singkat, maka jumlah campuran yang masuk sedikit. Sehingga tidak mungkin dapat menaikkan tekanan kompresi dan efisiensi engine ( ratio fuel comsumption per-output ) lebih rendah dibandingkan dengen engine 4 langkah.

d. Crank case harus rapat tidak boleh ada kebocoran udara.

Gambar 7.Siklus motor bakar pada mesin 2 langkah

2.4 Bagian – Bagian Utama Motor Bakar (Bagian Yang Bergerak ( Dinamis) 1) Torak

(14)

menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutarkan poros engkol melalui batang torak ( connetcting rod ). Torak terus menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga hartus dapat tahan saat engine beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan material lainya.

Pada saat torak menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan bertambah. Hal ini menyabakan adanya gaya gesek besar yang dapat merusak dinding silinder sehingga kinerja engine menjadi berkurang dan menyebabkan over heating. Untuk mencegah hal ini pada engine harus ada semacam celah yaitu jarak yang tersedia untuk temperatur ruang yaitu kurang lebih 25º antara torak dan silinder. Jarak ini disebut piston clearance.celah ini bervariasi dan ini tergantung dari model enginenya, dan pda umumnya antara 0,02-0,12 mm.

Pada torak terdapat pegas torak ( ring piston ) yang dipasang dalam alur ring (ring groove) pada torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar dibanding dengan torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak, karena pegas torak sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder silinder. Pegas torak terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya terbuat dari baja tuang spesial, yang tidak merusak dinding silinder. Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis engine dan pada umunya 3 sampai 4 pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas torak mempunyai tiga peranan yaitu :

1. Mencegah kebocoran campuran udara dan bahan bakar dan gas pembakaran yang melalui celah antara torak dan dinding silinder.

2. Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk keruang bakar. 3. Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu

medinginkan torak.

(15)

1. Pegas kompresi 2. Pegas pengontrol oli

2) Batang Torak ( Connecting Rod )

Batang torak ( connecting rood ) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke pores engkol. Bagian ujung batang torak yang berhubungan dengan pena torak sidebut small rod. Sedang yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi didalam big end, dan mengakibatkan temperature mejadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan didalam big end. Metal harus dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli dipercikan dari lubang oli kebagian dlam torak untuk mendinginkan torak. 3) Pena Torak ( Piston Pin )

Pena torak menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil ( small end ) pada batang torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada batang torak. Pena torak berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bussing pena torak ( piston pin boss ). Pada kedua ujung pena ditahan oleh dua buah pegas pengunci 9 snap ring ). Pada engine dua langkah pena torak dilapisi bantalan yang berupa bearing.

4) Poros Engkol ( Crank Shaft )

Tenaga yang digunakan untuk menggerkan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pda kecepatan tinggi. Dengan alasa tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yag tinggi.

(16)

Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau tiga katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut mekanisme katup. Mekanisme katup digerakan oleh poros bubungan atau disebut sebagai cam shaft. Cam shaft berfungsi sebagai durasi pada timing pembakaran. Berikut beberapa ini type mekainsme katup yang dibuat :  Tipe Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high

reliability. Penempatan camshaftnya pada blok silinder, dibantu dengan valve lifter dan push rod antara rocker arm.

 Tipe Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas kepala silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui lifter dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak. Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak mnejadi berkurang. Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan tinggi.

 Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada kepala silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup buang. Pada sistim ini ada yang menggunakan rocker arm dan ada juga yang tidak. Namun kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat gerakannya jadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup mejadi lebih presisi pada saat putaran tinggi. Kontruksi tipe ini sangat rumit, tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan SOHC. 6) Roda Penerus ( Fly Weel )

(17)

pada langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan.

Roda penerus menyimpan tenaga putar ( inertia ) selama proses langkah lainya kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan engine berputar dengan lembut diakibatkan getaran tenaga yang dihasilkan.

Gambar 8.Bagian-bagian Motor Bakar

2.5 SISTEM EFI

(18)

Gambar 9. Sistem EFI

Macam-macam EFI

System EFI terbagi dalam dua jenis yakni : 1. EFI Type D

EFI jenis ini pengukuran udara masuk yang menuju ke intake manifold menggunakan vaccum sensor, dimana besar kecilnya tekanan didalam intake manifold dijadikan informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

(19)

Pada EFI jenis L jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold diukur banyak sedikitnya dengan menggunakan aiflow meter dan besarnya volume udara dijadikan informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

Komponen – komponen System EFI Komponen-komponen EFI terdiri dari :

Data Link Conector Untuk mendiagnostic kerja dari system

Variable Resistor Untuk mengatur tingkat campuran bahan bakar dan udara

Speed Sensor Untuk mendeteksi kecepatan kendaraan

Pressure Sensor Untuk mendeteksi/mengukur besarnya tekanan pada intake manifold

(20)

pembukaan katup gas

Idle Speed Control Untuk mengatur putaran idle engine Injector

Menerima perintah untuk menginjeksikan banyak sedikitnya bahan bakar

Cam Angle Sensor Untuk mengetahui besar/kecilnya sudut cam

Temperatur Sensor Untuk mengetahui tinggi dan rendahnya temperatur air

Crank Angle Sensor Untuk mengetahui tinggi rendahnya putaran mesin

Knocking Sensor Untuk mendeteksi terjadinya engine knock

Gambar 10. Komponen EFI 2.6 Langkah-langkah Tune Up Motor Bensin

Tune Up merupakan kegiatan mengembalikan kondisi mesin ke keadaan normal yang meliputi beberapa sistem diantaranya :

(21)

h. sudut dwel

i. penyetelan ignition timming A. SISTEM PENDINGIN

Gambar 11. System pendingin pemeriksaan ini di bagi atas:

1. Kekencangan tali kipas

Periksa kipas kemungkinan terjadi keretakan lalu periksa kekencangan tali kipas menggunakan tension belt gauge (tekanan = 125 +- 25)

2. Tekanan radiator

Buka tutup radiator lalu pasang RADIATOR CUP TESTER dengan RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada radiator

3. Tekanan tutup radiator

Pasang RADIATOR CUP TESTER dengan TUTUP RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada tutup radiator.

(22)

Gambar 12. System pelumasan pemeriksaan ini di bagi atas:

1. Pemeriksaan kuantitas oli

Angkat dipstik dari tempatnya kemudian lap permukaan diptsik dengan kain, kemudian masukkan lagi dipstik ke lubang oli, lalu angkat kembali dan periksa secara visual VOLUME OLI ( diantara H dan L)

2. Pemeriksaan kualitas oli

Pada waktu yang bersamaan periksa kualitas oli dengan cara teteskan setetes oli ke tangan kemudian gesek-gesek oli dengan tangan yang lain dan amati perubahan warna oli (warna harus hitam pekat).

C. SISTEM BAHAN BAKAR

Gambar 13. System bahan bakar Pemeriksaan ini dibagi atas :

(23)

Lepas saringan bahan bakar dengan cara melepas baut kleman lalu ambil saringan dan bersihkan dengan KOMPRESOR dari lubang EX=>IN=>EX

Gambar 14. Saringan bahan bakar 2. Pemeriksaan saringan udara

Gambar 15. Pemeriksaan/pembersihan saringan udara

Lepas saringan udara dengan cara melepas baut kupu lalu ambil elemen saringan udara dan bersihka dari bagian dalam => bagian luar =>dan bagian dalam.

D. SISTEM PENGAPIAN ( DENGAN INTERNAL RESISTOR )

Gambar 16. coil pemeriksaan COIL dibagi atas :

(24)

Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada OHM lalu pasang positif multi pada positif coil, begitu pula negatifnya 2. Pemeriksaan tahanan sekunder

Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada KILO-OHM lalu pasang positif multi pada positif coil dan negatif multi

pada sekunder coil jenis pada tiap-tiap sel dengan HIDROMETER (1,25-1,27 kg/l) 2. Tutup baterai

periksa secara visual ventilasi tutup baterai dari kemungkinan tersumbat, bila perlu bersihkan dengan kompresor

3. Tegangan baterai

kalibrasi multitester pada 50 DCV kemudian periksa tegangan dengan multi

4. Kondisi terminal

periksa secara visual keadaan terminal baterai dari kemungkinan korosi atau terbakar

5. Kotak baterai

periksa secara visual keadaan kotak baterai dari kemungkianan retak

6. Volume baterai

(25)
(26)

F. PEMERIKSAAN SIRKULASI AIR RADIATOR

Gambar 18. Sirkulasi radiator

langkah berikut dengan cara bika tutup radiator kemudian lihat secara visual air dengan menekan LENGAN GAS pada KARBURATOR. jika sirkulasi baik tutup kembali tutup radiator pada radiator.

G. SUDUT DWELL

Gamabar 19. Pemeriksaan sudut dwell

Nyelakan mesin pada temperatur kerjanya pasang kabel merah tune up tester pada positif baterai , dan hitam pada negatif baterai, kemudian kabel hijau pada kondensor, serta kabel pick up pada kabel busi nomer 1 kemudian stel saklar pada dwell lalu baca hasilnya (sudut dwell = 52 +-2)

H. PENYETELAN IGNITION TIMMING

(27)

Gambar 20. Pemeriksaan ignition timming

2.6 MESIN DIESEL A. Definisi Mesin Diesel

(28)

energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.

Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar, proses pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri. Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak – balik (translasi). Di dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas yang dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi pada torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak naik dan turun torak.

Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruangan dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar dari pada motor bensin (7–12), yaitu antara (14–22). Akibatnya udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.

Hal ini berbeda dengan mesin bensin yang menggunakan percikan pengapian busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan siklus termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892.

(29)

Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat ditunjukan Gambar 21 :

Gambar 21.Siklus Motor Diesel 4 langkah 1. Langkah hisap

Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara mengalir ke dalam silinder.

2. Langkah kompresi

Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5 setelahᵒ mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan.

3. Langkah ekspansi

Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.

4. Langkah buang

(30)

pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi.

C. Bagian-bagian mesin diesel

Gambar 22. Bagian-bagian Mesin Diesel Keterangan gambar bagian - bagian mesin diesel.

1. Rocker arm, adalah salah satu bagian penting dari komponen mesin diesel yang posisinya berada di atas cilinder head, fungsi dari rocker arm ini adalah mengatur gerakan valve, kapan waktunya menutup dan kapan waktunya terbuka. Semuanya diatur oleh rocker arm ini.

(31)

3. Cilinder head, ini merupakan bagian kepala dari sebuah cilinder, makanya itulah ia disebuat sebagai cilinder head. pada cilinder head inilah tempat valve berada, baik itu valve hisap maupun juga valve buang.

4. Valve, mesin diesel tidak akan menyala jika tidak ada valve, fungsi dari valve ini adalah mengatur udara masuk dan keluar serta sebagai penutup lubang saat terjadi kompresi.

5. Cylinder, didalam ruang cylinder inilah sebuah udara yang dimampatkan hingga tercapai sebuah suhu udara sampai 500 derajat celsius. dan di dalam cylinder itu pula sebuah ledakan terjadi. dan ledakan tersebut berasal dari udara yang dimampatkan dan diberi bahan bakar yang berbentuk kabut, kedua bahan tersebut akan terbakar di dalam ruang cylinder tersebut.

6. Engine block, terbuat dari logam campuran yang tahan panas, ia sebagai dinding dari sebuah cylinder.

7. Piston, gerakannya naik turun dari TMA ke TMB atau sebaliknya. gerakan naik turun dari piston tersebut dihubungkan dengan connecting rod yang segera dirubah menjadi gerakan berputar oleh crankshaft.

8. Crankshaft ini fungsinya sebagai penghubung antara connecting rod yang satu dengan lainnya. selain itu cranksaft juga yang mengubah gerakan naik turun piston diubah menjadi gerakan berputar dan gerakan putar ini dihubungkan ke gearbox.

(32)
(33)

BAB III

A. Lepas distributor, dengan cara :

1) Lepas distributor cap/tutup distributor. 2) Lepas kabel negatif coil yang ke distributor 3) Lepaskan baut pengikat distributor

4) Angkat distributor secara perlahan.

5) Usaplah oli yang ada pada poros distributor dengan kain.

B. Penyetelan platina, dengan cara : 1) Top kan mesin silinder 1.

Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca di Cara Mengetahui Top mesin (TDC=Top Dead Center).

2) Posisikan platina pada nok puncak (Nok Delko).

Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko.

3) Kendorkan Baut pengikat platina.

Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau sperempat putaran saja.

4) Stel platina sesuai spesifikasi mobil.

Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina (berupa nok/coakan), (stel dengan celah 0.45mm).

(34)

Kencangkan baut platina dan pasang kembali cop delco

C. Pemasangan Distributor

1) Jangan lupa menyetel celah platina sebelum memasang distributor. 2) Setelah platina telah distel, putarlah pully poros engkol menunjukan saat

pengapian silinder 1 atau 4, untuk saat pengapian silinder 1 cek pada push rod, jika semua push rod silinder 1 semuanya dapat berputar maka itu menunjukan kalau saat pengapian silinder 1, kalau tidak dapat berputar maka itu saat pengapian silinder 4, misal kita pilih saat pengapian silinder 1(5 derajat engkol, lihat coakan pada pully tepat di angka 5)

3) Tepatkan coakan pada pompa oli kearah vertikal

4) Sebelum memasang arahkan rotor ke silinder 2 atau angka 1 pada tutup distributor, lalu putar berlawanan arah jarum jam satu gigi, agar pemasangan dapat sempurna menunjukan ke silinder 2.

5) Pasang distributor perlahan sampai pemasangannya benar benar sempurna dan rotor menunjukan ke silinder 2/ke angka 1 pada tutup distributor.Bila pemasangan belum tepat ulang sampai tepat.

(35)

7) Pasang kembali kabel negatif coil kedistributor, Ingat, pasang selalu isolator yang berwarna putih.

8) On kan kunci kontak

9) Ambil kabel tegangan tinggi dari ignition coil lalu DEKATKAN (tidak ditempelkan) dengan massa.

10) Geser geser bodi distributor sampai pada kabel tegangan tinggi tadi keluar percikan bunga api.

11) kencangkan baut pengikat distributor tetapi jangan sampai bodi distributor bergeser sedikitpun.

12) OFF kan kunci kontak

13) Pasang kembali distributor cap dan jangan lupa rotor telah terpasang.

D. Pengecekan celah platina menggunakan Dwell Tester Langkah-langkah :

1) Sebelumnya pastikan celah platina sudah tepat menurut anda, jika belum silahkan setel terlebih dahulu. Kira-kira celahnya 0,40 mm.

2) Hidupkan mesin, kemudian pasang dwell tester. Biasanya ada 3 macam warna kabel :

(36)

Kabel kuning/hijau : dihubungkan ke minus koil

3) Setelah itu putar selector pemilih jumlah silinder, sesuaikan dengan jumlah silinder mesin mobil yang anda periksa.

4) Baca besar sudut dwell pada dwell tester. Dan cocokkan dengan spesifikasi yang ada. Pada kendaraan 4 silinder khusunya toyota seri k spesifikasinya adalah 46 58 derajat. Untuk motor 6 silinder adalah 36 -38 derajat.

5) Jika sudah sesuai, lepaskan kembali kabel yang dihubungkan tadi. Dan lakukan pemeriksaan yang selanjutnya.

6) Jika belum sesuai dengan spesifikasi, lepaskan kabel dwell tester dari baterai, massa, dan minus koil, kemudian matikan mesin dan stel sudut dwell dengan cara merubah celah platina. Untuk memperbesar sudut dwell caranya adalah dengan memperkecil celah platina, dan untuk memperkecil sudut dwell caranya adalah memperbesar celah platina. HASIL SUDUT DWELL : 50˚, Berarti sudah memenuhi spesifikasi.

E. Penyetelan Timing Pengapian

1) Pastikan octane selector pada distributor tepat pada posisi tengah 2) Kendorkan baut distributor dengan kunci T 12

3) Hidupkan mesin dan pastikan putaran idle sudah tepat. 4) Arahkan cahaya timing light kea rah coakan pada pulley

5) Putar distributor hingga tanda timing di pulley tepat pada tanda timing di mesin.

(37)

Hasil Timing Pengapian : 5˚ sebelum TMA

3.2 PRAKTEK 2

(CARA MENDETEKSI KERUSAKAN EFI SECARA MANUAL/JEMPER)

Langkah-langkah :

1) Diagnostic Normal Mode (DNM)

Pada Diagnostic Normal Mode, yang dibutuhkan hanyalah menjumper diagnostic box dengan melihat sticker yang ditempel terbalik di DLC. Pasanglah kabel tersebut pada kode TE1 dan E1

Kondisi mesin saat mendeteksi bisa dalam kodisi kunci kontak "ON", bisa pada kondisi mesin mobil hidup.

Diagnostic akan mendeteksi kerusakan melalui kedipan lampu pada indikator "check engine" pada spedometer. Diagnostic Normal Mode ini akan memonitor 15 items dimobil.

2) Diagnosis Test Code :

(38)

mesin Mati. Diagnosis Test Code ini mencangkup 3 kode penting yang akan dicek secara langsung :

 Kode 22 : Temperatur Engine Coolant tetap pada suhu 80 derajat celcius (apakah mobil overheating atau tidak?)

 Kode 31 : Waktu pengapian tetap pada 5 derajat sebelum TMA dan tekanan absolut manifold tetap pada 46,7 Kpa. (Apakah pengapian mobil normal?)

 Kode 41 : Throttle position tetap pada 0 derajat (apakah sensor-sensor yang ada dithrottle Body dalam keadaan normal yang biasanya berguna untuk mengatur udara masuk)

Jika salah satu dari kode ini terdeteksi ketika kita melakukan Diagnosis On Board maka secara otomatis ECU akan mengubah mobil ke mode Fail Safe. Dan sama seperti komputer yang dapat dijalankan melalui Safe Mode. Mobil tetap dapat dijalankan melaui Safe Mode untuk melihat lebih dalam lagi kerusakan apa yang terjadi dalam mobil.

Pastikan sebelum Diagnostic Test Code dimualai, Throttle Valve tertutup, seluruh switch aksesories mobil dalam kondisi OFF, dan transmisi pada posisi Park/Netral. Kode yang harus dijumper untuk Diagnostic Test Code ini adalah TE1, TE2, dan E1 kemudian kunci kontak diputar ke posisi ON (Mesin mobil jangan dinyalakan dulu). Setelah menjumpai Troubel Code pada saat Diagnosis, kemudian nyalakan mesin dan coba test jalan sebentar. Pada saati ini, ECU telah mengoperasikan Fail Safe Mode, jika kecepatan mobil sekitar 5 Km/Jam (3 mph) atau kurang. kode troubel diagnosisi 42 (Sinyal Kecepatan Kendaraan) akan dimunculkan dan ini normal.

(39)

Untuk kembali ke Normal Mode setelah pengetesan, silahkan matikan mesin dan cabut kabel jumper. Setelah memperbaiki bagian yang bermasalah dari trouble code tersebut, ECU akan tetap menyimpan DTC tersebut pada memorinya, dan untuk menghapus DTC pada memori dengan cara mencabut sekering EFI pada Fuse Box atau mencabut kabel negative baterai selama kurang lebih 10 detik. ECU akan kembali ke Normal Mode.

3.3 PRAKTEK 3

(MENDETEKSI KERUSAKAN EFI DENGAN SCANNER)

Langkah-langkah :

1. Lakukan pemeriksaan pada oli mesin 2. Lakukan pemeriksaan pada air dingin

3. Hidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja (hingga kipas pendingin menyala)

4. Matikan mesin

5. Pasang engine scanner

6. Check apakah sudah conect atau tidak (lampu chek harus berkedip) 7. Hidupkan mesin

8. Tekan tombol power

9. Pilih menu start, Pilih carbrium

10.Tunggu sampai muncul logo semua mobil (pilih Toyota) 11. Pilih Toyota – 17 Rectangle, lalu klik engine, akan muncul

Read Trouble CodeClear Trouble CodeRead Data Stream 1) Read Data Stream

(40)
(41)

2) Read Trouble Code

(42)
(43)
(44)

(TUNE UP MESIN DIESEL)

1) Pemeriksaan Rpm menggunakan Tachometer Digital. Langkah-langkah :

1. Hidupkan mesin.

2. Hidupkan tachometer, lalu arahkan ke flywell dari mesin diesel. 3. Amati dan baca hasilnya.

HASIL :

 Rpm terendah : 700 Rpm  Rpm tertinggi : 950 Rpm

2) Pemeriksaan dan Penyetelan Nozel. Langkah-langkah :

1. Pasang injector/nozel pada tester. 2. Tutup kran saluran tekan ke manometer.

3. Lakukan pengetesan bentuk penyemprotan dengan menggerakkan tuas dalam langkah penuh dengan cepat dan kuat.

(45)

 A B C : bentuk jelek  D : bentuk baik

 Sudut penyemprotan yang baik adalah 4˚ 5. Tes kebocoran

 Buka kran saluran tekan ke manometer. Gerakkan tuas tester sampai manometer menunjukkan tekanan >80 bar, pertahankan tekanan ini selama 20 detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung nozel.

 A : ada kebocoran  B : tidak ada 6. Tes tekanan penyemprotan

 Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer.

 Hasilnya : 10,3 Mpa 3) Pemeriksaan Glowplug/busi pijar.

Langkah-langkah :

1. Lepaskan glowplug dari mesin

2. Gunakan pengisi daya baterai 10-12 Ampere

(46)

4. Pasang kabel positif dari pengisi daya, kemudian tempelkan ke ujung

1. Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor 4 tak dan motor 2 tak. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.

2. Untuk motor bensin menggunakan bahan bakar bensin (premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel.

3. Bagian-bagian motor bakar terdiri dari silinder, piston, karbulator, governer dan magnet roda gila.

4. Untuk praktek yang diujikan yaitu, Scanner, mendeteksi kerusakan EFI secara manual/jemper, Penyetelan platina, dan Tune up mesin diesel.

4.2 Saran

1. Untuk Laboratorium

(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, 2005.Penggerak Mula Motor Bakar torak. Tiga Serangkai. Jakarta file://D:/TUGAS/semester VI/praktek motor bakar/komponen utama motor bakar

motor bakar.htm

file://D:/TUGAS/semester VI/praktek motor bakar/AUTOMOTIVE CARA KERJA MOTOR BENSIN DAN DIESEL.htm

http://tugassekolahkuliah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-mesin-2-tak-dan-4-tak.html

http://sabiqptm.blogspot.co.id/2014/05/makalah-motor-bensin.html

http://zallesmana.blogspot.co.id/p/bagian-bagian-utama-motor-bakar-bagian_27.html

https://www.bersosial.com/threads/mengenal-bagian-bagian-mesin-diesel.23143/ http://ekorudianta.blogspot.com/2015/06/makalah-motor-bakar-satu.html

Okasatria, N dan Agus Budi Jatmiko. 2002. Motor Bakar. Perpustakaan UI : Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Motor Pembakaran Dalam
Gambar 2. Motor Pembakaran Luar
Gambar 3. Mekanisme Torak
Gambar 6.Prinsip kerja motor 2 langkah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan katup model ini bentuk ruang bakar menjadi terpusat, pada kondisi piston melakukan dorongan pada langkah kompresi, campuran bahan bakar udara akan

Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan

Untuk memperoleh daya tenaga pada mesin diesel ini, udara disalurkan ke dalam silinder mesin kemudian dipadatkan oleh torak sehingga mencapai suhu tertentu pada

Pada motor bakar 2 langkah, setiap satu siklus kerja memerlukan dua kali langkah torak

Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada motor bensin busi dinyalakan, atau pada motor diesel bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar

Bila gaya ini diletakkan pada titik berat dari luas setengah lingkaran kepala torak dengan beban terbagi rata dan ditempatkan di sepanjang garis tengahnya (D), maka momen

Lubang pemasukan dan pembuangan tertutup, gas baru dipadatkan (dikompresikan) hingga terjadi tekanan yang tinggi, pada akhir langkah piston gas

Pengaruh Pemakaian Variasi Pegas Standar, Pegas Racing TDR Hitam dan Pegas Racing TDR Kuning Pada Transmisi Otomatis Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Yamaha Mio J Berdasarkan