DAFTAR PUSTAKA
[1] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Penerbit ITB, Bandung, 1988
[2] Daut, I., “Parameters Calculation of 5 HP AC Induction Motor”, Malaysia, 2009
[3] Rao, K.P. Prasad, “Five-Leg Inverter for Five –Phase Supply”, India, 2012
[4] IEEE Guides: Test Procedures for Synchronus Machines, IEEE Std 115-1995 (R2002)
[5] Chapman Stephen J, “Electric Machinery Fundamentals”, Mc Graw Hill Companies, New
York, 1999
[6] Wijaya Mochtar,”Dasar-dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta , 2001
[7] Khan, Rizwan M, ”Multi-Phase Alternative Current Machine Winding Design”,
International Journal of Engineering, Science and Technology, India, 2010
[8] N, Monika, “Modeling and Simlation of Three-Phase to Five-Phase Transformation
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik, Departemen Teknik Listrik.
Alamat Jl.Setia Budi No.75 Kapten Sumarsono Helvetia Medan. Penelitian akan
dilaksanakan setelah selesai seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian
dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 22 s.d. 25 Agustus 2016.
3.2 Bahan dan Peralatan
1. Motor induksi lima phasa
Tipe : rotor sangkar
5. Wattmeter
6. Power Suplai ( AC dan DC )
3.3Pelaksanaan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, diambil data yang dibutuhkankan terlebih dahulu.
Data yang dibutuhkan tersebut kemudian dianalisa dan dihitung sesuai dengan rumus
yang berkaitan. Kemudian hasil yang didapat disajikan dalam bentuk table dan kurva.
3.4Variabel yang Diamati
Variabel – variable yang diamati dalam penelitian ini meliputi:
a. Besarnya nilai daya (Pnl) dan arus (Inl) pada motor lima phasa saat
pengujian beban nol.
b. Besarnya beban yang dipikul motor.
c. Besarnya nilai tahanan belitan stator tiap phasanya (R1) melalui
percobaan test DC.
d. Besarnya nilai daya, arus, torsi, putaran pada saat percobaan berbeban.
3.5Prosedur Penelitian
Berdasarkan diagram alir flowchart, teknik perhitungan dan pengolahan dapat dilihat
Mulai
Catat nilai daya dan arus
Catat semua data dari hasil perhitungan
Analisa aliran daya
Tampilkan hasil
1. Rangkai seluruh rangkaian yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Jalankan motor induksi lima phasa sesuai dengan tegangan nominal motor.
3. Jalankan motor induksi lima phasa tanpa beban.
4. Ukur nilai daya dan arus motor induksi dengan wattmeter dan amperemeter.
5. Bebani motor induksi lima phasa dengan dikopel dengan sebuah motor servo.
6. Ukur nilai daya masukan dan arus motor induksi dengan wattmeter dan
amperemeter ketika motor dalam keadaan steady state.
7. Catat hasil yang diukur oleh wattmeter dan amperemeter.
8. Lakukan nomor 5-7 diatas untuk setiap perubahan beban.
9. Matikan motor induksi, kemudian lakukan percobaan DC test dan block rotor test
pada motor.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Dengan melakukan analisa aliran daya dapat diketahui besarnya nilai daya keluaran, torsi
dan efisiensi dari motor tersebut.
Untuk dapat melakukan analisa aliran daya pada motor induksi lima phasa rotor sangkar
perlu terlebih dahulu diketahui parameter – parameter dari motor tersebut dengan melakukan
beberapa percobaan. Percobaan - percobaan tersebut antara lain:
a. Percobaan beban nol
b. Percobaan tahanan stator
c. Percobaan rotor ditahan
d. Percobaan berbeban
4.2 Percobaan Menentukan Parameter Motor Induksi Lima Phasa
4.2.1 Percobaan Beban Nol (No Load Test)
4.2.1.1 Rangkaian Percobaan
4.2.1.2 Prosedur Percobaan:
1. Rangkai percobaan seperti pada gambar
2. Tutup saklar S1.
3. Naikkan tegangan autotrafo AC (PTAC) yang akan disuplai motor induksi sampai
mencapai 380 volt.
4. Atur nilai torsi beban sebesar 0 N.m.
5. Mencatat arus beban nol (I0), tegangan input (V0), Cosφo, putaran motor (rpm)
dan daya input (Pin).
6. Turunkan autotrafo AC (PTAC) hingga motor berhenti.
7. Lepaskan saklar S1
8. Percobaan selesai
4.2.1.3 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Uji Beban Nol
V0 (Volt) I0 (Ampere) Pin (Watt) Cosφo Nr (rpm)
250 3,75 2510,16 0,63 1452
4.2.1.4 Analisa Data Hasil Percobaan
Dalam menganalisa data percobaan beban nol digunakan persamaan berikut:
Cosφo = Pin 4,25.��.��
Rm =
Xm = Vo ��.�����
Maka,
Rm = 250
0.63 � 3,75 ; Rm = 104,16Ω
Xm = 250
0.77 � 3,75 ; Xm = 86,21Ω
Selanjutnya dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Percobaan Uji Beban Nol
Vo (Volt) Io (Ampere) Pin (Watt) Rm (Ω) Xm (Ω)
250 3,75 2510,16 104,16 86,21
4.2.2 Percobaan Tahanan Stator (DC Test)
4.2.2.1 Rangkaian Percobaan
4.2.2.2 Prosedur Percobaan
1. Rangkaian percobaan dibuat sperti pada gambar.
2. Sambungkan terminal stator A-B ke terminal PTDC 1.
3. Tutup saklar S1.
4. Naikkan tegangan PTDC 1 yang di suplai ke motor induksi sampai mencapai 10
volt lalu mencatat tegangan DC (V1) dan arus DC (A1).
5. Langkah ke-4 diulang untuk tegangan 20 volt dan 30 volt.
6. Turunkan PTDC 1 sampai nol lalu lepaskan S1.
7. Percobaan 2-6 diulang kembali dengan tegangan terminal stator B-C, C-D, D-E,
dan E-A
8. Percobaan selesai.
4.2.2.3 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Tahanan Stator Motor Induksi Lima Phasa
Phasa Vdc (volt) Idc (ampere)
4.2.2.4 Analisa Data Hasil Percobaan
Dalam menganalisa data hasil percobaan pengukuran tahanan digunakan persamaan
sebagai berikut:
Rdc = 2.������
Rac = k. Rdc = 1,25 Rdc
Contoh perhitungan untuk phasa A-B:
• Rdc10 = 30
2.1,1 = 13,63 Ω
Rac = 1,25 x 13,63 = 17,04 Ω
Dengan cara yang sama, data-data berikutnya dihitung dan dibuat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Percobaan Tahanan Stator Motor Induksi Lima Phasa
Perhitungan secara teori tahanan total belitan pada stator (Rs) adalah sebagai berikut:
1 phasa = 6 gulungan
1 gulungan = 90 belitan
1 phasa = 6 x 90 = 540 belitan
Maka, untuk lima (5) phasa = 540 x 5 = 2.700 belitan
1 buah belitan ( L ) = 41,5 cm = 0,415 m
Maka, total panjang belitan ( L total ) = 0,415 x 2700 = 1120,5 m
Rumus umum mencari nilai tahanan :
Rs = (ρ.L)/A , Dimana: ρ = 1,68 x 10-8 Ώ.m
d = 0,6 mm
r = 0,3 mm
A = ��2= 3,14 x (0,3)2 mm2
A = 0,2826 mm2
Maka :
Rs = (1,68 x 10-8 Ώ.m x 1120,5 m) / 0,2826.10-6 m2
=66,61 Ω
4.2.3 Percobaan Rotor Ditahan (Blocked Rotor)
4.2.3.1 Rangkaian Percobaan
Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan Rotor Ditahan Motor Induksi Lima Phasa
4.2.3.2 Prosedur Percobaan
1. Rangkaian percobaan dibuat seperti pada gambar
2. Tutup saklar S1.
3. Diatur torsi beban sampai rotor pada motor induksi lima phasa di-blok (diberhentikan)
putarannya (Nr = 0).
4. Mencatat besarnya nilai tegangan blok rotor (VBR), arus blok rotor (IBR), daya input (Pin),
dan besarnya torsi beban ketika Nr = 0.
5. Lepaskan saklar S1.
4.2.3.3 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.5 Data Hasil Percobaan Uji Blocked Rotor
Motor Induksi Beban
VBR (volt) IBR (ampere) Pin (watt) Nr (rpm) Torsi (Nm)
210,7 6 4120 0 4,4
4.2.3.4 Analisa Data Hasil Percobaan
Dalam menganalisa data hasil percobaan rotor ditahan, digunakan persamaan berikut:
Zbr = ���
4.25.���
Zbr = Zbr Cosφ + j Zbr Sinφ = rbr + jxbrΩ
Pin = 4,25. VBR. IBR. Cosφ
Cosφ = 4120
4,25.210,7.6= 0,76 ; Sinφ = 0,65
Zbr = 210,7
4,25.6 = 8,26 Ω
rbr = Zbr Cosφ = 8,26 x 0,76 = 6,27 Ω
xbr = Zbr Sinφ = 8,26 x 0,65 = 5,37 �
Zhs = Zbr = 8,26 Ω
Selanjutnya hasil analisa data dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Percobaan Rotor Ditahan
Vhs (volt) Ihs (ampere) P (watt) Zhs (Ω) Cosφ
210,7 6 4120 8,26 0,76
4.3 Percobaan Berbeban (Load Test)
4.3.1 Rangkaian Percobaan
Gambar 4.4 Rangkaian Percobaan Berbeban Motor Induksi Lima Phasa
4.3.2 Prosedur Percobaan
1. Rangkai percobaan seperti pada gambar
3. Naikkan tegangan autotrafo AC (PTAC) yang akan disuplai ke motor induksi
sampai mencapai 380 volt.
4. Atur nilai torsi beban sebesar 0,5 N.m.
5. Mencatat arus (I), tegangan input (V), Cosφo, putaran motor (rpm) dan daya input
(Pin).
6. Langkah ke-4 dilakukan untuk torsi beban sebesar 1 N.m, 1,5 N.m, 2 N.m dan 2,5
N.m.
7. Turunkan autotrafo AC (PTAC) hingga motor berhenti.
8. Lepaskan saklar S1.
9. Percobaan selesai.
4.3.3 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.7 Data Hasil Percobaan Berbeban
Tload (N.m) V (volt) I (ampere) Pin (watt) Cosφ Nr
0,5 250 4 2805 0,66 1438
1 250 4,1 2962,25 0.68 1426
1,5 250 4,2 3034,5 0,68 1414
2 250 4,3 3198,125 0,7 1397
4.3.4 Analisa Data Hasil Percobaan
Dalam menganalisa aliran daya, torsi dan efisiensi dari data hasil percobaan berbeban
digunakan persamaan sebagai berikut:
Pada saat pengujian torsi beban sebesar 0,5 N.m
1. Daya masuk pada motor
Pin = 4,25.V.I. Cosφ
Pin = 4.25 x 250 x 4 x0,66 = 2805 watt
2. Rugi daya belitan stator
PSCL = (I1)2.Rs = (4)2 x 66,61 = 1065,76 watt
3. Rugi daya inti
Pc = Pnl – PoSCL = 2510,16 – 926,7 = 1573,46 watt
dimana: Pnl = daya masuk pada saat beban nol
PoSCL = rugi daya pada belitan stator ketika beban nol
4. Daya keluar stator
POS = Pin – (Pc + PSCL)
= 2805 – (1573,46 + 1065,76)
= 165,78 watt
5. Daya keluar motor (kotor)
= 165,78 x (1-0,0413)
6. Rugi yang disebabkan oleh gesekan dan angin
Pt = 2% x Pin = 0,02 x 2805 = 56,1 watt
7. Daya keluaran (bersih)
Pout = PCONV – Pt
= 158,93 – 56,1
= 102,83 watt
8. Maka nilai torsi dan efisiensi adalah sebagai berikut:
Selanjutnya hasil analisa data dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Analisa Data Percobaan Berbeban
Kurva yang menggambarkan karakteristik torsi dengan kecepatan putaran rotor adalah:
Gambar 4.5 Kurva karakteristik kecepatan putaran rotor – torsi motor induksi
Kurva karakteristik yang menunjukkan effisiensi motor induksi sebagai fungsi dari daya
output Pout adalah:
Gambar 4.6 Kurva karakteristik daya ouput – effisiensi 0
1374 1397 1414 1426 1438
T
102,83 196,56 208,96 302,12 407,64
η
(%
)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Nilai daya masukan terkecil yang diperoleh adalah ketika torsi beban sebesar 0,5
N.m, yaitu 2805 watt. Dan pada saat itu daya keluaran yang dihasilkan ialah
102,83 watt. Sedangkan nilai daya masukan terbesar yang dihasilkan motor
induksi lima phasa ialah pada saat torsi beban 2,5 N.m, yaitu 3442,5 watt dan
daya output yang dihasilkan ialah 407,644 watt.
2. Semakin besar nilai torsi beban, semakin besar nilai effisiensi dan torsi motor
yang dihasilkan. Pada saat torsi beban 2,5 N.m diperoleh nilai effisiensinya
11,84% dan nilai torsi motornya 2,83 N.m.
3. Kelebihan dari motor induksi lima phasa adalah daya masukannya yang besar.
Tetapi kekurangannya ialah daya keluaran yang dihasilkan sangat kecil
dikarenakan besarnya rugi-rugi dayanya. Salah satu penyebabnya adalah besarnya
nilai total tahanan belitan pada stator yaitu 66,61Ω.
5.2 Saran
1. Lakukan pengujian ini terhadap motor induksi tiga phasa dengan spesifikasi daya
yang sama, untuk mendapatkan perbandingan aliran daya, effisiensi dan torsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas
digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan
relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan
arus stator.
Motor ini memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, handal, serta berbiaya
murah. Di samping itu motor ini juga memiliki effisiensi yang tinggi saat berbeban penuh
dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Akan tetapi jika dibandingkan dengan
motor DC, motor induksi masih memiliki kelemahan dalam hal pengaturan kecepatan.
Dimana pada motor induksi pengaturan kecepatan sangat sukar untuk dilakukan.
2.2 Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya memiliki konstruksi stator yang sama dengan motor
sinkron, dan hanya terdapat perbedaan pada konstuksi rotor. Stator dibentuk dari laminasi
bersama–sama untuk membentuk inti stator dengan slot seperti yang ditunjukkan gambar
2.1a. Kumparan (coil) dari konduktor–konduktor yang terisolasi ini kemudian disisipkan
kedalam slot–slot tersebut.
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang diperlihatkan
pada gambar 2.1 sebagai berikut:
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Pada motor induksi lima phasa ini terdapat 36 slot. dimana slot yang akan
digunakan berjumlah 30 dan sisanya dikosongkan.
(a) (b)
Rotor motor induksi lima phasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu rotor
sangkar (squirrelcagerotor) dan rotor belitan (woundrotor). Rotor yang akan digunakan
pada motor induksi lima phasa ini adalah rotor sangkar. Rotor sangkar terdiri dari
susunan batang konduktor yang dibentangkan ke dalam slot–slot yang terdapat pada
permukaan rotor dan tiap–tiap ujungnya dihubung-singkat dengan menggunakan
shortingrings.
Sebenarnya konstruksi pada motor tiga phasa dan lima phasa adalah hampir sama
terutama pada rotornya. Hal paling utama yang membedakan kedua motor ini adalah
belitan konduktor pada statornya, dimana belitan stator pada motor induksi lima phasa
menggunakan 30 slot dan menggunakan 4 kutub (pole).
Pada motor induksi lima phasa terdapat 5 jenis arus yang masing-masing
membentuk perbedaan phasa sebesar 72o. sudut antar phasa ini diperoleh dari rumus lima
phasa empat kutub yaitu: Ø=360°/5 (electrical) = 72° (electrical)
2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi
Ketika medan magnetik memotong konduktor rotor, di dalam konduktor tersebut
akan diinduksikan ggl yang sama seperti ggl yang diinduksikan dalam lilitan sekunder
transformator oleh fluksi primer. Rangkaian rotor merupakan rangkaian tertutup, baik
melalui cincin ujung maupun tahanan luar. Ggl induksi menyebabkan arus mengalir di
dalam konduktor rotor. Sehingga dengan adanya aliran arus pada konduktor rotor di
dalam medan magnet yang dihasilkan stator, maka akan dibangkitkan gaya ( F ) yang
Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi lima phasa, maka dapat
dijabarkan dalam beberapa langkah berikut:
1. Pada keadaan beban nol kelima phasa stator yang terhubung dengan sumber
tegangan lima phasa yang setimbang akan menghasilkan arus pada tiap belitan
phasa. arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak – balik yang berubah -ubah.
2. Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak
lurus terhadap belitan phasa.
3. Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya :
� = −���
�� (����) (2.1)
4. Resultan dari kelima fluksi bolak – balik tersebut menghasilkan medan putar yang
bergerak dengan kecepatan sinkron ns yang besarnya ditentukan oleh jumlah kutub
p dan frekuensi stator f yang dirumuskan:
�� =
120�
� (���) (2.2)
Dimana:
ns = kecepatan sinkron/medan putar (rpm)
f = frekuensi sumber daya (Hz)
P = jumlah kutub motor induksi
5. Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi sebesar E2.
menghasilkan arus I2.
7. Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz (F) pada
rotor. Gaya Lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam
suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya
elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar:
� =��� sin� (2.3)
Dimana:
F= gaya yang bekerja pada konduktor (Newton)
B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2)
i = besar arus pada konduktor (A)
l = panjang konduktor (m)
θ = sudut antara konduktor dan vektor kerapatan fluks magnetik
8. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel
beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
9. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron.
Perbedaan kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatanrotor (nr) disebut
slip (s) dan dinyatakan dengan:
� =��− ��
�� � 100% (2.4)
10.Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada
11.Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
kumparan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel. Kopel akan dihasilkan jika
nr < ns.
2.4 Motor Induksi Lima Phasa
Pada umumnya sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai motor listrik
baik di Indonesia, maupun negara lain merupakan sumber tegangan tiga phasa. Namun,
motor induksi lima phasa membutuhkan suplai yang berbeda, yakni sumber tegangan
lima phasa. Akan tetapi, sumber tegangan lima phasa belum banyak dijumpai hingga saat
ini. Sumber lima phasa ini sedikit berbeda dari tiga phasa. Dimana motor di suplai dari
trafo yang mengubah suplai tiga phasa menjadi lima phasa, seperti yang di tunjukkan
pada gambar 2.2
Gambar 2.2 One line diagram suplai motor induksi lima phasa
Gambar 2.3 Fasor diagram tegangan phasa ke phasa sistem lima phasa
Tegangan netral (VN) adalah pengukuran tegangan dari titik netral menuju titik ujung tiap
phasa, sedangkan tegangan phasa ke phasa (VLINE) adalah pengukuran tegangan dari titik ujung
phasa ke titik ujung phasa yang lain. Untuk mencari VLINE , kita dapat menghitungnya dengan
menyederhanakan gambar 2.3 ke gambar dibawah ini :
Dari gambar 2.4 dapat diketahui besar nilai tegangan phasa ke phasa dengan
menggunakan rumus phytagoras (c2 = a2 + b2), sehingga dapat kita cari:
VLINE = (Vnetral x cosθ)
VLINE = Vnetral x cos54o
Karena memiliki dua bangun segitiga siku-siku maka:
VLINE = (Vnetral x cos54o) x 2
VLINE = Vnetral x 0,587 x 2
VLINE = 1,175.Vnetral
Bila tegangan Vnetral sebesar 220 Volt, maka diperoleh VLINE = 258,62 Volt
Maka dapat disimpulkan bahwa:
��−� = √1,38��−� (2.5)
atau
��−� = 1,175 ��−� (2.6)
Motor induksi lima phasa memiliki 30 slot, 4 pole, dengan belitan yang asimetris
agar dapat bekerja dengan stabil, dapat dilihat belitan motor induksi lima phasa pada
2.5 Aliran Daya Pada Motor Induksi Lima phasa
Daya listrik disuplai ke stator motor induksi diubah menjadi daya mekanik pada
poros motor. Berbagai rugi-rugi yang timbul selama proses konversi energi listrik antara
lain:
1. Rugi-rugi tetap (fixed losses), terdiri dari:
a. Rugi-rugi inti stator
b. Rugi-rugi gesek dan angin
2. Rugi-rugi variabel, terdiri dari:
a. Rugi-rugi tembaga stator (PSCL)
PSCL= 5I12R1 (2.7)
b. Rugi-rugi tembaga rotor (PRCL)
Apabila rugi–rugi tembaga dan rugi–rugi inti dikurangi dengan daya input motor,
maka akan diperoleh besarnya nilai daya celah udara (PAG). Daya celah udara ini dapat
juga disebut sebagai daya output stator (POS) atau daya input rotor.
Daya pada celah udara (PAG) dapat dirumuskan dengan :
PAG= Pin - PSCL – PC (2.8)
Sementara itu, daya mekanik yang dibangkitkan pada motor induksi merupakan
selisih dari daya pada celah udara dikurangi dengan rugi inti stator dan rugi gesek dan
angin.
P = 5 VPh IPh cosØ (2.9)
P = 4.25 VL IL cos Ø (2.10)
Perbandingan antara daya tiga phasa dengan daya lima phasa adalah sebagai berikut:
P3Ø = 1.73 VL IL Cos Ø (2.11)
P5Ø = 4.255 VL IL Cos Ø
Perbandingan lima phasa dengan tiga phasa = 4,255/1,73 = 2.46
Maka, Daya lima phasa lebih besar 2.46 kali daya tiga phasa.
Gambar 2.6 Aliran daya motor induksi lima phasa
Dimana :
• PSCL = Rugi-rugi tembaga pada belitan stator (Watt)
• PC = Rugi-rugi inti pada stator (Watt)
• PAG = Daya yang ditransfer melalui celah udara (Watt)
• PRCL = Rugi-rugi tembaga pada kumparan rotor (Watt)
• PF+W = Rugi-rugi gesek + angin (Watt)
• PCONV = Daya mekanis keluaran = Daya output kotor (Watt)
2.6 Torsi Motor Induksi
Kita tahu bahwa Torsi merupakan gaya yang digunakan untuk memikul beban.
Dari diagram aliran daya motor induksi lima phasa sebelumnya dapat diturunkan suatu
rumusan umum untuk torsi motor induksi sebagai fungsi dari kecepatan. Torsi motor
induksi diberikan persamaan sebagai berikut :
Pout = daya output (Watt)
n r = putaran rotor (rpm)
Persamaan yang terakhir diatas sangat berguna, karena kecepatan sinkron selalu
bernilai konstan untuk tiap-tiap frekuensi dan jumlah kutup yang diberikan motor.
Karena kecepatan sinkron selalu tetap, maka daya pada celah udara akan menentukan
besar torsi induksi pada motor.
Gambar kurva torsi kecepatan (slip) pada motor induksi ditunjukkan pada
gambar 2.7
Gambar 2.7 Karateristik torsi – slip pada motor induksi
Dari kurva karateristik torsi motor induksi diatas dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Torsi motor induksi akan bernilai nol pada saat kecepatan sinkron.
karena itu arus rotor,medan magnet rotor, dan torsi induksi meningkat secara
linear dengan peningkatan slip.
3. Akan terdapat torsi maksimum yang tak mungkin akan dapat dilampaui. Torsi
ini disebut juga pull – out torque atau break down tourque, yang besarnya 2 -3
kali torsi beban penuh dari motor.
4. Torsi start pada motor sedikit lebih besar dari pada torsi beban penuhnya, oleh
karena itu motor ini akan start dengan suatu beban tertentu yang dapat
disupplai pada daya penuh.
5. Torsi pada motor akan memberikan harga slip yang bervariasi sebagai harga
kuadrat dari tegangan yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam
membentuk pengaturan kecepatan dari motor.
6. Jika rotor motor induksi digerakkan lebih cepat dari kecepatan sinkron,
kemudian arah dari torsi induksi didalam mesin menjadi terbalik dan mesin
akan bekerja sebagai generator, yang mengkonversikan daya mekanik menjadi
daya elektrik.
7. Jika motor induksi bergerak mundur relatif dari arah medan magnet, torsi
induksi mesin akan menghentikan mesin dengan sangat cepat dan akan
mencoba untuk berputar pada arah yang lain. Karena pembalikan arah medan
putar merupakan suatu aksi penyakklaran dua buah phasa stator, maka cara
seperti ini dapat digunakan sebagai suatu cara yang sangat cepat untuk
menghentikan motor induksi. Cara menghentikan motor seperti ini disebut
2.7 Effisiensi Motor Induksi Lima Phasa
Effisiensi dari suatu motor induksi didefinisikan sebagai ukuran keeffektifan
motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan
sebagai perbandingan rasio daya output (keluaran) dengan daya input (masukan), atau
dapat juga dirumuskan dengan:
η = Pout
Pin
=
Pout
Pout +Plossx 100 % (2.13)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa effisiensi motor tergantung pada
besarnya rugi-rugi. Pada dasarnya metode yang digunakan untuk menentukan effisiensi
motor induksi bergantung pada dua hal apakah motor itu dapat dibebani secara penuh
atau pembebanan simulasi yang harus digunakan.
Effisiensi dari motor induksi dapat diperoleh dengan melakukan pengujian beban
nol dan pengujian hubung singkat. Dari pengujian beban nol akan diperoleh rugi-rugi
rotasi yang terdiri dari rugi-rugi mekanik dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi tembaga stator
tidak dapat diabaikan sekalipun motor berbeban ringan ataupun tanpa beban. Persamaan
yang dapat digunakan untuk motor lima phasa ini adalah:
Prot = 5VphIphcosØ – 5I12R1 (2.14)
Dari ke dua rumus diatas dapat dinyatakan bahwa rugi-rugi daya = total daya input –
rugi tembaga stator. Situasi ini tepat karena rotor tidak dibebani sewaktu sedang
beroperasi sehingga slipnya sangat kecil oleh karena itu arus, dan rugi-rugi tembaga rotor
2.8 Penentuan Parameter Motor Induksi
Data yang diperlukan untuk menghitung performansi dari suatu motor induksi dapat
diperoleh dari hasil pengujian tanpa beban, pengujian rotor tertahan, dan pengukuran
tahanan dc lilitan stator.
2.8.1 Pengujian Tanpa Beban ( No Load Test )
Pengujian tanpa beban pada motor induksi akan memberikan keterangan berupa
besarnya arus magnetisasi dan rugi–rugi tanpa beban. Biasanya pengujian tersebut
dilakukan pada frekuensi yang diizinkan dan dengan tegangan lima phasa dalam keadaan
setimbang yang diberikan pada terminal stator. Pembacaan diambil pada tegangan yang
diizinkan setelah motor bekerja cukup lama, agar bagian–bagian yang bergerak
mengalami pelumasan sebagaimana mestinya. Rugi–rugi rotasional keseluruhan pada
frekuensi dan tegangan yang diizinkan pada waktu dibebani biasanya dianggap konstan
dan sama dengan rugi – rugi tanpa beban.
Pada keadaan tanpa beban, besarnya arus rotor sangat kecil dan hanya diperlukan
untuk menghasilkan torsi yang cukup untuk mengatasi gesekan. Karenanya rugi–rugi I2R
tanpa beban cukup kecil dan dapat diabaikan. Pada transformator rugi – rugi I2R
primernya tanpa beban dapat diabaikan, akan tetapi rugi–rugi stator tanpa beban motor
induksi besarnya cukup berarti karena arus magnetisasinya lebih besar. Besarnya
rugi-rugi rotasional PR pada keadaan kerja normal adalah :
���� = ��� −5�2���1 (2.15)
Dimana :
Inl = arus tanpa beban tiap phasa ( A )
R1 = tahanan stator tiap phasa ( ohm )
Karena slip pada keadaaan tanpa beban sangat kecil, maka akan mengakibatkan
tahanan rotor R2/s sangat besar. Sehingga cabang paralel rotor dan cabang magnetisasi
menjadi jXM di shunt dengan suatu tahanan yang sangat besar, dan besarnya reaktansi
cabang paralel karenanya sangat mendekati XM. Sehingga besar reaktansi yang tampak
Xnl yang diukur pada terminal stator pada keadaan tanpa beban sangat mendekati X1 +
XM, yang merupakan reaktansi sendiri dari stator, sehingga :
Xnl = X1+ XM (2.16)
Maka besarnya reaktansi diri stator, dapat ditentukan dari pambacaan alat ukur
pada keadaan tanpa beban. Untuk mesin lima phasa yang terhubung Y besarnya
impedansi tanpa beban Znl/ phasa :
Znl =
Vnl
4.25Inl
(2.17)
Di mana Vnl merupakan tegangan line, pada pengujian tanpa beban.
Besarnya tahanan pada pengujian tanpa beban Rnladalah :
Rnl =
Pnl
Pnl merupakan suplai daya lima phasa pada keadaan tanpa beban, maka besar reaktansi
tanpa beban
Xnl =�Z nl2 −R2 nl (2.19)
sewaktu pengujian beban nol, maka rangkaian ekivalen motor induksi seperti gambar 2.8
berikut :
Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen motor induksi pada percobaan beban nol
2.8.2 Pengujian Tahanan Stator ( DC Test )
Untuk menentukan besarnya tahanan stator R1 dilakukan dengan test DC. Pada
dasarnya tegangan DC diberikan pada belitan stator motor induksi. Karena arus yang
disuplai adalah arus DC, maka tidak terdapat tegangan yang diinduksikan pada
rangkaian rotor sehingga tidak ada arus yang mengalir pada rotor. Dalam keadaan
demikian, reaktansi dari motor juga bernilai nol, oleh karena itu, yang membatasi arus
pada motor hanya tahanan stator.
Untuk melakukan pengujian ini, arus pada belitan stator diatur pada nilai rated,
yang mana hal ini bertujuan untuk memanaskan belitan stator pada temperatur yang
stator/ phasa adalah :
�1 =2����
�� (2.20)
Bila stator dihubung delta, maka besar tahanan stator.
�1 = 3���
2��� (2.21)
Dengan diketahuinya nilai dari R1, rugi–rugi tembaga stator pada beban nol dapat
ditentukan, dan rugi–rugi rotasional dapat ditentukan sebagai selisih dari daya input
pada beban nol dan rugi–rugi tembaga stator. Gambar 2.9 menunjukkan salah satu
bentuk pengujian DC pada stator motor induksi yang terhubung Y.
Gambar 2.9 Rangkaian pengukuran untuk DC test
2.8.3 Pengujian Rotor Tertahan (Block Rotor Test)
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter – parameter motor
induksi, dan biasa juga disebut dengan locked rotor test. Pada pengujian ini rotor
dikunci/ ditahan sehingga tidak berputar.
Untuk melakukan pengujian ini, tegangan AC disuplai ke stator dan arus
yang mengalir diatur mendekati beban penuh. Ketika arus telah menunjukkan nilai
Saat pengujian ini berlangsung s = 1 dan tahanan rotor R2/s = R2. Karena nilai
R2 dan X2 begitu kecil, maka arus input akan seluruhnya mengalir melalui tahanan
dan reaktansi tersebut. Oleh karena itu, kondisi sirkit pada saat ini terlihat seperti
kombinasi seri X1, R1, X2, dan R2. Sesudah tegangan dan frekuensi diatur, arus yang
mengalir pada motor diatur dengan cepat, sehingga tidak timbul kenaikan temperatur
pada rotor dengan cepat. Daya input yang diberikan kepada motor adalah :
��� = 4.25���� (2.22)
Dimana :
VT = tegangan line pada saat pengujian berlansung
IL= arus line pada saat pengujian berlangsung
��� = 4.25���
� (2.23)
Dimana :
ZBR = impedansi hubung singkat
��� =���+����
=���cos�+����sin� (2.24)
Tahanan block rotor :
��� = �1+�2 (2.25)
Sedangkan reaktansi block rotor X’BR = X1’ + X2’
X1’ + X2’ adalah reaktansi stator dan rotor pada frekuensi pengujian
Nilai dari R1 ditentukan dari test DC. Karena reaktansi berbanding langsung
dengan frekuensi, maka reaktansi ekivalen total ( XBR ) pada saat frekuensi operasi
normal
��� =������� ���� ����
′ =�
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor induksi adalah motor arus bolak balik yang paling luas aplikasinya baik di
dunia industri maupun rumah tangga. Beberapa keunggulan motor induksi adalah
memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, tidak membutuhkan perawatan yang banyak
dan mudah dalam pengoperasiannya. Selain itu motor ini juga menyediakan effisiensi
yang baik dan putaran yang konstan untuk tiap perubahan beban.
Umumnya motor induksi yang digunakan dalam kehidupan kita adalah motor
induksi satu phasa dan tiga phasa. Namun kali ini motor induksi yang akan digunakan
adalah motor induksi lima phasa. Aliran daya pada suatu motor adalah salah satu masalah
yang harus di analisa karena kita harus mengetahui seberapa besar daya yang disupply
(Pin), rugi rugi daya (Ploss) dan daya keluaran (Pout).
Setelah menganalisa aliran daya, kita dapat mengetahui seberapa besar effisiensi
dan torsi dari motor induksi tersebut.Besarnya daya pada celah udara berbanding lurus
dengan nilai dari torsinya.
Dengan demikian kita dapat membandingkan nilai dari aliran daya, effisiensi dan
torsi yang dihasilkan motor induksi lima phsasa dengan motor induksi lain yang sudah
diaplikasikan di industri ataupun rumah tangga. Dari sinilah kita juga dapat mengetahui
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah tugas akhir ini adalah :
1. Seberapa besar jumlah nilai tahanan pada belitan stator dan besarnya nilai arus
yang mengalir pada stator untuk mencari besarnya rugi daya pada belitan
stator.
2. Seberapa besar nilai daya yang disupply pada saat pengujian tanpa beban dan
berbeban.
3. Seberapa besar nilai arus yang mengalir pada motor ketika pengujian
berbeban.
4. Seberapa besar nilai daya keluaran pada motor (Pout).
5. Seberapa besar nilai efisiensi dan torsi dari motor tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui seberapa besar nilai aliran daya pada motor induksi lima phasa.
2. Mengetahui seberapa besar nilai effisiensi dan torsi pada motor induksi lima
phasa.
3. Mengetahui apa apa saja kelebihan dan kekurangan dari motor induksi lima
1.4 Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah :
1. Tidak menganalisa gangguan yang tejadi pada sistem motor.
2. Tidak membahas tentang pengasutan atau pengereman pada motor.
3. Tidak membahas pengaruh perubahan tegangan terhadap effisiensi dan torsi.
4. Analisis data berdasarkan peralatan yang tersedia di Laboratorium.
5. Hanya menganalisa aliran daya pada motor induksi lima phasa dan mencari
nilai dari effisiensi dan torsi motor tersebut.
6. Tegangan yang digunakan konstan.
7. Tidak membahas system proteksi pada motor.
8. Tidak membahas tentang transformator lima phasa.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dalam peneitian ini adalah :
1. Memprediksi seberapa besar nilai aliran daya pada motor induksi lima phasa
dengan mencari nilai Pin, Ploss, dan Pout.
ABSTRAK
Motor induksi merupakan salah satu penggerak yang paling sering dipakai didalam
aplikasi industri. Penggunaan motor induksi rotor sangkar memberikan kelebihan tersendiri bila
dibandingkan motor induksi rotor belitan. Salah satu kelebihannya adalah effisiensi dan faktor
kerjanya lebih tinggi. Selain itu dari segi aliran daya, motor induksi dengan rotor sangkar lebih
sedikit menghasilkan rugi-rugi daya pada sisi rotor dibandingkan dengan motor induksi rotor
belitan.
Pada suatu motor induksi perlu diketahui aliran daya dari motor tersebut agar didapat
informasi seperti effisiensi dan torsi dari motor tersebut. Motor induksi umumnya terbagi dua,
yaitu motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Namun kali ini yang akan dibahas
adalah mengenai motor induksi lima phasa. Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini akan di bahas
tentang seberapa besar nilai aliran daya, effisiensi dan torsi pada motor induksi lima phasa
dengan beban yang berubah-ubah.
Pada pengujian berbeban motor induksi lima phasa diperoleh nilai daya masukan yang
cukup besar. Namun daya keluaran yang dihasilkan sangat kecil. Ini dikarenakan besarnya nilai
rugi-rugi dayanya. Salah satunya adalah nilai dari rugi daya belitan stator. Dimana jumlah
tahanan total belitan stator cukup besar, yaitu 66,61Ω.
TUGAS AKHIR
ANALISA ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI LIMA PHASA ROTOR
SANGKAR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh
Biondi Y Laurens
NIM :110402070
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Motor induksi merupakan salah satu penggerak yang paling sering dipakai didalam
aplikasi industri. Penggunaan motor induksi rotor sangkar memberikan kelebihan tersendiri bila
dibandingkan motor induksi rotor belitan. Salah satu kelebihannya adalah effisiensi dan faktor
kerjanya lebih tinggi. Selain itu dari segi aliran daya, motor induksi dengan rotor sangkar lebih
sedikit menghasilkan rugi-rugi daya pada sisi rotor dibandingkan dengan motor induksi rotor
belitan.
Pada suatu motor induksi perlu diketahui aliran daya dari motor tersebut agar didapat
informasi seperti effisiensi dan torsi dari motor tersebut. Motor induksi umumnya terbagi dua,
yaitu motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Namun kali ini yang akan dibahas
adalah mengenai motor induksi lima phasa. Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini akan di bahas
tentang seberapa besar nilai aliran daya, effisiensi dan torsi pada motor induksi lima phasa
dengan beban yang berubah-ubah.
Pada pengujian berbeban motor induksi lima phasa diperoleh nilai daya masukan yang
cukup besar. Namun daya keluaran yang dihasilkan sangat kecil. Ini dikarenakan besarnya nilai
rugi-rugi dayanya. Salah satunya adalah nilai dari rugi daya belitan stator. Dimana jumlah
tahanan total belitan stator cukup besar, yaitu 66,61Ω.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena
berkatnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul:
ANALISA ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI LIMA PHASA ROTOR SANGKAR
Selama masa perkuliahan sampai menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Raja Harahap, M.T., selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk selalu memberikan bantuan,
bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyusunan
Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Syamsul Amien M.S., selaku dosen Penguji Tugas Akhir serta selaku Kepala
Laboratorium Konversi Energi Listrik yang telah banyak memberikan masukan demi
perbaikan Tugas Akhir ini dan telah banyak motivasi selama masa perkuliahan.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir dan telah
banyak memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini serta senantiasa
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik serta memberikan pengalaman hidup
5. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro FT USU yang telah membantu
penulis dalam pengurusan administrasi saat perkuliahan serta selama penyusunan Tugas
Akhir.
6. Rekan- rekan satu angkatan 2011 Teknik Elektro , Aspar, Zein, Fernando, Mangatur,
Suranta, Boni, Henri, dll yang selalu saling memberi semangat dan bantuan selama
perkuliahan.
7. Abang Asrianto dan bang Citra yang memberikan dukungan dan bantuan.
8. Pak Eprin, Pak Simatupang, Pak Aritonang dan seluruh staf Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik yang
membantu pengujian motor dan memberi arahan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulis Tugas Akhir ini masih belum sempurna karena
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya. Saran dan kritik
dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini
sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat
berguna bagi kita semua.
Medan, 29 Agustus 2016
Penulis,
Biondi Y Laurens
DAFTAR ISI
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR……….. .ii
DAFTAR ISI……….... .iv
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR TABEL………...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Perumusan Masalah...2
1.3 Tujuan Penelitian...2
1.4 Batasan Masalah...3
1.5 Manfaat Penelitian...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi...4
2.2 Konstruksi Motor Induksi...4
2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi...6
2.5 Aliran Daya pada Motor Induksi Lima Phasa...13
2.6 Torsi Motor Induksi...15
2.7 Effisiensi Motor Induksi Lima Phasa...18
2.8 Penentuan Parameter Motor Induksi...19
2.8.1 Pengujian Tanpa Beban...19
2.8.2 Pengujian Tahanan Stator...21
2.8.3 Pengujian Rotor Tertahan...22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu...25
3.2 Bahan dan Peralatan...25
3.3 Pelaksanaa Penelitian...26
3.4 Variable yang Diamati...26
3.5 Prosedur Penelitian...26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum...29
4.2 Percobaan Menentukan Parameter Motor Induksi Lima Phasa...29
4.2.1 Percobaan Beban Nol (No Load Test) ...29
4.2.1.1 Rangkaian Percobaan...29
4.2.1.3 Data Hasil Percobaan...30
4.2.1.4 Analisa Data Hasil Percobaan ...30
4.2.2 Percobaan Tahanan Stator (DC Test)...31
4.2.2.1 Rangkaian Percobaan...31
4.2.2.2 Prosedur Percobaan...32
4.2.2.3 Data Hasil Percobaan...32
4.2.2.4 Analisa Data Hasil Percobaan ...33
4.2.3 Percobaan Rotor Ditahan (Blocked Rotor)...36
4.2.3.1 Rangkaian Percobaan...36
4.2.3.2 Prosedur Percobaan...36
4.2.3.3 Data Hasil Percobaan...37
4.2.3.4 Analisa Data Hasil Percobaan...37
4.3 Percobaan Berbeban (Load Test)...38
4.3.1 Rangkaian Percobaan...38
4.3.2 Prosedur Percobaan...38
4.3.3 Data Hasil Percobaan...,.39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...44
5.2 Saran...44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konstruksi Motor Induksi Lima Phasa ……….5
Gambar 2.2 One Line Diagram Suplai Motor Induksi Lima Phasa ……….9
Gambar 2.3 Fasor Diagram Tegangan Phasa ke Phasa Sistem Lima Phasa …...10
Gambar 2.4 Analiasa Tegangan Line pada Sistem Lima Phasa...10
Gambar 2.5 Diagram Belitan Stator Motor Induksi Lima Phasa ………..12
Gambar 2.6 Aliran Daya Motor Induksi Lima Phasa ...15
Gambar 2.7 Karateristik Torsi – Slip pada Motor Induksi ………....16
Gambar 2.8 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi pada Percobaan Beban Nol ....21
Gambar 2.9 Rangkaian Pengukuran untuk DC Test ...22
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ...27
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Beban Nol Motor Induksi Lima Phasa ...29
Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Tahanan Stator Motor Induksi Lima Phasa...31
Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan Rotor Ditahan Motor Induksi Lima Phasa ...36
Gambar 4.4 Rangkaian Percobaan Berbeban Motor Induksi Lima Phasa ...38
Gambar 4.5 Kurva Karakteristik Kecepatan Putaran Rotor – Torsi Motor Induksi ...43
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Uji Beban Nol ...30
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Percobaan Uji Beban Nol ...31
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Tahanan Stator Motor Induksi Lima Phasa ..32
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Percobaan Tahanan Stator Motor Induksi Lima Phasa ...34
Tabel 4.5 Data Hasil Percobaan Uji Blocked Rotor ...37
Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Percobaan Rotor Ditahan ...38
Tabel 4.7 Data Hasil Percobaan Berbeban ...39