• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN OPERASIONAL PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN 2006 - 2009 (Operational Activity of Food Security Development, 2006 - 2009) Dewan Ketahanan Pangan1 Rencana Aksi Ketahanan Pangan1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEGIATAN OPERASIONAL PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN 2006 - 2009 (Operational Activity of Food Security Development, 2006 - 2009) Dewan Ketahanan Pangan1 Rencana Aksi Ketahanan Pangan1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN OPERASIONAL PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN 2006 - 2 009

(Oper at i onal Act i vi t y of Food Secur i t y Devel opment , 2006 - 2009)

Dewan Ket ahanan Pangan1

Rencana Aksi Ket ahanan Pangan1

Rencana aksi ket ahanan pangan per i - ode 2005-2009 adal ah suat u panduan pel ak- sanaan kebi j akan umum t er sebut di t i ngkat l apangan, sekal igus mer upakan penj abaran rinci dari set iap el emen kebi j akan dengan sasar an dan f ocal poi nt -nya, t er ut ama l em- baga pemer i nt ah yang memi l i ki ket er kai t an erat dal am ket ahanan pangan. Ri ncian i n i seyogyanya menj adi panduan bagi par a st akehol der s ket ahanan pangan bai k dar i l embaga pemer i nt ah, swast a, BUMN, per gu- r uan t i nggi maupun l embaga swadaya ma- syar akat dan kal angan masyar akat umum (l i hat Mat r i k Kegi at an Oper asi onal Pemba- ngunan Ket ahanan Pangan 2005 – 2009).

Pencapaian Swasembada Pangan St rat egis

Ket ahanan pangan nasi onal di cermi n- kan ol eh kemandirian pangan. Hal ini menun- t ut pemenuhan kebut uhan pangan yang di- ut amakan bersumber dari produksi dalam ne- geri dan menent ukan pengelolaan sist em pa- ngan dalam negeri sesuai dengan kepent ingan nasional sert a t idak t unduk pada t ekanan ne- gara lain. Dept an t elah menet apkan program priori t as pencapai an swasembada komodit as pangan st rat egis yang dif okuskan pada 5 ko- modi t as pangan yai t u (a) Padi (2) Jagung (3) Kedel ai (4) Tebu dan (5) Daging Sapi .

a. Padi

Skenario pengembangan produksi padi melalui perluasan areal dan peningkat an pro- dukt ivit as dil akukan dengan mempert im- bangkan kondisi agri bisnis padi saat ini dan pel uang peni ngkat an produksi berdasarkan pot ensi sumberdaya dan t eknol ogi. Perl uas- an areal panen diproyeksikan meningkat sebesar 0. 37 persen per t ahun, di l uar perl u- asan areal panen unt uk kompensasi konversi lahan yang diproyeksikan meningkat sekit ar 0. 4 persen per t ahun, sehingga secara t ot al perluasan areal harus dit ingkat kan sebesar 0. 77 persen per t ahun. Produkt ivit as dipro- yeksikan t umbuh sebesar 0. 48 persen per t ahun. Dengan skenario ini , pada t ahun 2010

1

Dikut ip dari hlm. 72– 94 dokumen Kebij akan Umum Ket ahanan Pangan 2006 – 2009. Dewan Ket ahanan Pangan, Jakart a, 2006

t arget l uas panen padi mencapai sekit ar 12. 14 j ut a hekt ar dan produkt ivit as sekit ar 4. 67 t on GKG/ ha. Dengan t arget t ersebut , Indonesia akan dapat mencapai swasembada beras sampai 2010, bahkan dapat t erus ber- lanj ut hingga t ahun berikut nya (Tabel 1).

Upaya pemenuhan kebut uhan beras nasi- onal hingga t ahun 2010 akan di t empuh mel a- l ui t iga cara, yait u : (1) peni ngkat an produk- t ivi t as dengan menerapkan t eknologi usaha- t ani t erobosan, (2) peningkat an luas areal panen mel al ui peni ngkat an i nt ensi t as t anam, pengembangan t anaman padi ke areal bar u, t er masuk sebagai t anaman sel a per kebunan, r ehabi l i t asi i r i gasi , dan pencet akan sawah baru, (3) peningkat an penanganan panen dan pasca panen unt uk menekan kehi l angan hasi l dan peni ngkat an mut u pr oduk, mel al ui pe- ngembangan dan pener apan al at dan mesi n per t ani an (al si nt an).

Peni ngkat an pr odukt ivi t as usahat ani padi di t empuh mel al ui : (a) peni ngkat an ha- si l pot ensi al dan akt ual var i et as padi mel a- l ui per bai kan pot ensi genet i k dan ket ahanan t erhadap kendal a bi ot ik (hama dan penyakit ) dan abiot ik (kekeringan dan keracunan), per- bai kan budi daya spesi f i k l okasi (pengel ol aan t anaman t er padu dan pr escr i pt i on f ar mi ng, (b) per cepat an dan per l uasan di semi nasi ser t a adopsi i novasi t eknol ogi . Peni ngkat an pr odukt i vi t as padi nasi onal i n i sangat di mungki nkan bi l a di t inj au dari pot ensi pengembangan variet as unggul dan kesiapan t eknol ogi padi di Bal i t bang Per t ani an.

Peni ngkat an produkt ivi t as t idak hanya diarahkan pada l ahan opt imal (sawah irigasi), t et api j uga pada lahan sub-opt imal seper t i lahan sawah t adah huj an, l ahan ker i ng, dan l ahan r awa l ebak/ pasang sur ut , yai t u: (a)

Lahan sawah beririgasi: peningkat an mut u i nt ensi f i kasi (PMI) dengan pendekat an PTT mel al ui penggunaan var i et as unggul spesi f i k (VUS) t er bar u, padi hi br i da (VUH) dan padi t i pe bar u (VUTB) yang ber daya hasi l t i nggi dan ber mut u, t er masuk pemupukan ber i m- bang dan car a budi daya spesi f i k l okasi, (b)

(2)

Tabel 1. Skenario Pencapaian Swasembada Beras Berkel anj ut an, 2005-2010 (dal am GKG)

Tahun Luas panen

(000 ha)

Produktivitas (t on/ ha)

Produksi (000 t on)

Permintaan

(000 t on) S/ D (000 t on)

2004 11. 874 4, 54 53. 907 52. 259 +1648

2005 11. 918 4. 56 54. 366 52. 837 +1529

2006 11. 963 4, 58 54. 829 53. 421 +1408

2007 12. 007 4, 61 55. 296 54. 012 +1284

2008 12. 051 4, 63 55. 767 54. 610 +1157

2009 12. 096 4, 65 56. 242 55. 214 +1028

2010 12. 141 4, 67 56. 721 55. 825 +896

(c) Lahan kering (gogo): mel al ui PTT yang mempert imbangkan aspek konservasi l ahan, pol a t anam, pengel ol aan hara spesif ik l okasi (PHSL) dan VUB sesuai l okasi , dan (d) Lahan rawa pasang surut : mel al ui PTT dan int ro- duksi var i et as padi sesuai l okasi , sawi t dupa/ duwi t dupa, t at a ai r mi kr o, konser vasi l ahan, dan PHSL + amel i or asi .

Dal am r angka menyi apkan dan meni ng- kat kan penyedi aan beni h unggul guna me- ni ngkat kan pot ensi pr odukt i vi t as, secar a khusus di l aksanakan:

a. Pemant apan pemul i aan, penel i t i an dan pel epasan var i et as

b. Peni ngkat an ket er sedi aan beni h ber mu- t u guna mendukung pencapai an sasar an peni ngkat an pr oduksi t anaman pangan. Di har apkan pada t ahun 2009 dapat t ersedia benih padi bersert if ikat sebanyak 140 700 t on

c. Opt i mal i sasi penggunaan beni h ber mut u mel al ui pemasyar akat an/ sosi al i sasi be- ni h ber mut u

d. Pengembangan si st em i nf or masi per be- ni han

e. Opt imal isasi ki nerj a kel embagaan perbe- ni han

f . Penyempurnaan perat uran yang sudah t i- dak rel evan dengan kondisi saat ini.

Peni ngkat an l uas areal panen padi di- arahkan pada: (a) Peni ngkat an Indeks Pert a- naman (IP), minimal t et ap 1, 52 pada lahan sa- wah irigasi, melalui pemanf aat an sumberdaya ai r yang ada, t ermasuk rehabi l i t asi sarana i rigasi yang di dukung ol eh t eknol ogi budidaya, sepert i penanaman vari et as berumur pendek (genj ah), sist em semai dan t anam; (b) Perluas- an areal panen melalui program ekst ensif ikasi diupayakan dengan memanf aat kan lebih dari 2 j ut a ha l ahan perkebunan dan hut an t anaman indust ri unt uk dit anami padi gogo; (c) Pen- cet akan sawah baru unt uk mengimbangi l aj u penciut an l uas l ahan sawah akibat konversi (t erut ama di Jaw a) , penambahan areal sawah baru. (d) Unt uk mencegah penurunan l uas panen karena gangguan hama dan penyakit

sert a bencana al am, dikembangkan si st em perl indungan t anaman. Kegiat an i n i d i l a k sa - nakan mel al ui penguat an dat abase i nf ormasi daerah endemis hama dan penyakit sert a bencana alam, penguat an kualit as sumberdaya manusia, penguat an kel embagaan, penyedia- an t eknol ogi dan pemasyarakat an pengendali- an hama t erpadu (PHT), dan pengadaan sarana pengendal ian dan pengembangan sist em per- i ngat an dini ekspl osi hama penyakit , ancaman kekeringan dan banj ir.

Peni ngkat an penanganan panen dan pascapanen dil aksanakan mel al ui (a) Menekan t i ngkat kehil angan hasi l dil akukan mel al ui pengembangan t eknol ogi pengol ahan primer (pengeri ngan, penyimpanan dan penggiling- an), al at -mesi n pengolahan, st andarisasi, in- f ormasi pasar, dan pengat uran t at aniaga (pe- ngendal ian impor, insent if harga, bea masuk), (b) Meningkat kan ni l ai t ambah beras di l aku- kan mel al ui pengembangan t eknol ogi agro- i ndust ri pengol ahan unt uk peni ngkat an mut u. Dal am j angka panj ang, akan dipriori t askan peni ngkat an mut u beras mel al ui pengembang- an beras f ungsional lainnya, sepert i beras beryodium dan beras dengan i ndeks gl i kemik rendah, sert a t eknol ogi pemanf aat an produk samping, sepert i sekam dan dedak.

(3)

b. Ja gung

Dalam upaya mencapai swasembada j a- gung pada 2007 diperlukan sej uml ah kebij akan unt uk mencipt akan ikl im yang kondusif di sekt or pert anian, yait u: (a) pengembangan insent if invest asi, (b) pengembangan kel em- bagaan keuangan dan permodal an pert anian, (c) peni ngkat an dukungan t eknol ogi pert ani an si ap dit erapkan di l apang, (d) peningkat an kual it as sumberdaya manusia, (e) peni ngkat - an kel embagaan agri bisnis, (f ) peningkat an dukungan pemasaran, dan (g) dukungan per- at uran/ perundangan.

Apabil a l aj u peni ngkat an produksi j a- gung dal am negeri dapat di pert ahankan se- pert i rat a-rat a l ima t ahun t erakhir (2000 – 2004), yakni sebesar 4. 24 persen per t ahun, dan l aj u peni ngkat an kebut uhan j agung seki - t ar 2. 74 persen per t ahun, maka pada t ahun 2006 Indonesia t elah dapat mencapai posisi swasembada j agung, dan bahkan mul ai t ahun 2007 Indonesi a sudah ada mempunyai kel e- bihan produksi yang cukup besar, sekit ar 339 ribu t on unt uk di ekspor. Pada t ahun 2010, Indonesia diperki rakan dapat mengekspor j a- gung hingga mencapai 1 j ut a t on (Tabel 2). Mengingat Indonesia mempunyai prospek dan pot ensi unt uk mengekspor j agung, maka upa- ya peni ngkat an kual i t as produk akan menda- pat perhat ian khusus. Perbaikan proses pasca panen mel al ui pengeringan, merupakan prio- rit as ut ama, didukung invest asi unt uk pem- bangunan gudang penampungan dan/ at au sil o unt uk menyimpan produk sebel um diekspor.

Upaya peningkat an kapasit as produksi j agung akan dilakukan melalui: (a) peningkat - an produkt vit as, (b) perluasan areal t anam, (c) peningkat an ef isiensi produksi, (d) penguat an kelembagaan pet ani, (e) peningkat an kualit as produk, (f ) peningkat an nilai t ambah dan perbaikan akses pasar, (g) pengembangan unit usaha bersama, (h) perbaikan permodalan, (i) pewilayahan komodit as at as dasar, ket ersedia- an, nilai t ambah, daya sai ng, dan pendapat -

an, sert a (j ) pengembangan i nf rast rukt ur dan pengat uran t at aniaga dan insent if usaha.

Unt uk dapat mel aksanakan st r at egi t er - sebut di per l ukan dukungan kebi j akan har ga, t at ani aga, subsi di , pembi ayaan, i nvest asi , dan monet er , st andar i sasi , dan kar ant i na. Upaya unt uk mempert ahankan l aj u peni ng- kat an produksi sebesar 4. 24 persen per t ahun sampai t ahun 2010, akan l ebi h mengandal kan pada peni ngkat an pr odukt i vi t as sebesar 3. 38 per sen per t ahun; sement ar a l aj u peni ngkat - an ar eal panen di pr oyeksi kan sebesar 1. 0 per sen per t ahun. Hal i ni di t empuh dengan memper l uas penggunaan beni h hi br i da dan komposi t unggul dengan beni h ber kual i t as, di ser t ai dengan pener apan t eknol ogi budi - daya maj u.

Dal am upaya peni ngkat an pr odukt i vi - t as, pada daer ah-daer ah yang t el ah memi l i ki t i ngkat pr odukt i vi t as t i nggi (> 6. 0 t / ha), di - l akukan pemant apan pr odukt i vi t as. Unt uk meni ngkat kan hasi l bagi ar eal yang t i ngkat pr odukt i vi t asnya masi h r endah (< 5. 0 t / ha), di l akukan adanya per geseran penggunaan j agung ke j enis hibrida dan komposit dengan beni h ber kual i t as. Mel al ui pr ogr am per geser - an penggunaan j eni s, var i et as, dan beni h t er sebut di per l ukan (a) per bai kan pr oduksi dan di st r i busi beni h ber kual i t as j agung hi b- r i da dan komposi t unggul , (b) pembent ukan penangkar beni h ber basi s komunal di pede- saan, ser t a (c) pener apan pengel ol aan sum- ber daya dan t anaman t er padu (PTT).

Perluasan areal t anam diarahkan ke luar Jawa yang berpot ensi cukup l uas mel al ui pe- manf aat an l ahan sawah sel ama musi m kema- rau yang t idak dit anami padi, sert a pengopt i- malan dan penambahan luas baku lahan ke- ring. Selama kurun wakt u 2005 – 2010 diharap- kan dapat t erj adi t ambahan areal panen seluas 456 810 hekt ar. Upaya peningkat an areal panen akan lebih di f okuskan pada l ahan sawah set el ah per t anaman padi (peni ngkat an IP).

Tabel 2. Target Produksi dan Ekspor Jagung yang Akan Dicapai dari Tahun 2005 – 2010 (000 t on)

T ah u n Pr oduk si Konsumsi Ke but u h an Total Pot ensi ekspor

Industri Pakan

2005 11 836. 30 4 209. 4 2 712. 7 4 922. 1 11 844, 2 - 7. 90 2006 12 338. 16 4 128. 5 2 762. 8 5 259. 0 12 150, 4 187. 76 2007 12 861. 30 4 049. 2 2 853. 7 5 619. 0 12 522. 0 339. 30 2008 13 406. 62 3 971. 4 2 947. 6 6 003. 7 12 922. 7 483. 92 2009 13 975. 06 3 895. 1 3 044. 6 6 414. 7 13 354. 4 620. 66 2010 14 567. 60 3 805. 0 3 144. 8 6 606. 8 13 556. 6 1 011. 00 Laj u (%/ t h) 4. 24 -2. 00 3. 00 6. 08 2, 74

(4)

Pemanf aat an lahan sawah set elah pert anaman padi (biasanya pada musim kemarau) akan diarahkan pada lahan yang t ersedia air irigasi, baik dari air irigasi permukaan maupun air t anah. Unt uk memanf aat kan air t anah harus di r encanakan pembuat an sumur dan penye- di aan pompanya.

Pada lahan kering, penet apan areal per- lu dilakukan melalui pewilayahan komodit as sehingga t idak t erj adi t umpang-t indih rencana penggunaan l ahan dengan komodit as l ain. Di sisi l ain, supaya proses produksi j agung pada l ahan keri ng berkel anj ut an, maka aspek kon- servasi l ahan perl u mendapat perhat ian.

Pengembangan pengolahan dan pemasar- an hasil dilaksanakan melalui : (a) Pengem- bangan dan penanganan pasca panen dalam rangka meningkat kan mut u j agung yang t erkait dengan penerapan manaj emen mut u sehingga produk yang dihasilkan sesuai persyarat an mut u pasar konsumen. (b) Pembangunan unit -unit pengolahan di t ingkat pet ani, gapokt an, dan asosiasi, (c) Pembangunan pusat penge- ringan dan penyimpanan di set iap lokasi sent ra produksi j agung; (d) Penguat an peralat an me- sin yang t erkait dengan kegiat an pengolahan dan penyimpanan j agung, ant ara lain: penge- ring j agung (dr yer), cor n shel l er (pemipil), penepung, pemot ong/ pencacah bonggol, mixer (pencampur pakan), dan gudang.

Di bi dang pengol ahan dan pemasaran j agung diarahkan unt uk mewuj udkan t umbuh- nya usaha pengol ahan dan pemasaran j agung yang dapat meni ngkat kan ni l ai t ambah dan harga yang waj ar di t i ngkat pet ani , sehingga

pet ani dapat meni ngkat kan pendapat an dan kesej aht eraannya. Unt uk mendukung kebij ak- an t ersebut , maka upaya yang akan dit empuh adal ah : (a) meni ngkat kan mut u dan pengo- l ahan produk primer (bahan ment ah) menj adi bahan set engah j adi ; (b) Mendorong peni ng- kat an harga j agung dan pembagian keunt ung- an (pr of i t shar ing) yang proporsional bagi pet ani. (c) menumbuhkan unit -unit pengolahan dan pemasaran j agung yang di kel ol a ol eh ke- l ompok t ani/ gabungan kel ompok t ani at au asosiasi perj agungan; (d) meni ngkat kan ef i- si ensi biaya pengol ahan dan pemasaran sert a memperpendek mat a rant ai pemasaran; (e) Membent uk dan memf asil it asi inf ormasi dan promosi , sert a asosi asi j agung; (f ) Pengem- bangan indust ri berbasis j agung produk dal am negeri.

c. Kedelai

Pencapaian program swasembada kede- l ai pada t ahun 2015 memerl ukan dukungan kebij akan invest asi, mul ai dari subsist em hul u hingga subsist em hil ir. Prospek pengembang- an komodi t as kedel ai cukup cerah, mengi ngat konsumsi kedel ai dal am bent uk pangan ol ah- an, t erut ama t ahu, t empe dan kecap, akan t erus meningkat seiring dengan perkembangan j uml ah penduduk.

Arah pengembangan komodi t as kedel ai mencakup pengembangan pada subsist em hu- l u (f akt or produksi ), subsist em produksi (on-f ar m), subsist em hilir, dan subsist em penun- j ang. Pengembangan komodit as kedelai diha- r apkan dapat ber hasi l apabi l a di dukung ol eh kebi j akan pemer i nt ah yang kondusi f .

Tabel 3. Pencapai an Swasembada Kedelai pada Tahun 2015

Tahun Kebutuhan

(Ton)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Ku/ Ha)

Produksi

(Ton) Impor (Ton)

2004 1. 947. 000 564. 883 12. 80 723. 199 1. 115. 793 2005 1. 969. 391 602. 109 13. 33 802. 751 1. 166. 640 2006 1. 992. 038 641. 788 13. 88 891. 053 1. 100. 985 2007 2. 014. 947 684. 082 14. 46 989. 069 1. 025. 878 2008 2. 038. 119 729. 163 15. 06 1. 097. 867 940. 252 2009 2. 061. 557 777. 214 15. 68 1. 218. 632 842. 925 2010 2. 085. 265 828. 433 16. 33 1. 352. 682 732. 583 2011 2. 109. 246 883. 027 17. 00 1. 501. 477 607. 796 2012 2. 133. 502 941. 218 17. 71 1. 666. 639 466. 863 2013 2. 158. 037 1. 003. 244 18. 44 1. 849. 970 308. 067 2014 2. 182. 855 1. 069. 358 19. 20 2. 053. 466 129. 388 2015 2. 207. 958 1. 139. 829 20. 00 2. 279. 348 -71. 390

Ket erangan:

1.Kebut uhan diasumsikan meningkat + 1. 14% pert ahun.

(5)

Mel al ui berbagai upaya peni ngkat an produksi, swasembada kedel ai diproyeksikan dapat dicapai pada t ahun 2015, mel al ui pe- ningkat an produksi seki t ar 12 per sen per t ahun (Tabel 3) yang di capai mel al ui peni ng- kat an l uas panen sebesar 6. 6 % dan peni ng- kat an produkt ivi t as sebesar 4. 1 % per t ahun. Peni ngkat an pr oduksi yang cukup t i nggi i n i sangat di mungki nkan, mengi ngat pada awal t ahun 1990-an Indonesi a mampu mempr o- duksi kedel ai hampi r 2 j ut a t on.

Pr ogr am aksi peni ngkat an pr oduksi ke- del ai di ar ahkan unt uk mencapai per l uasan ar eal t anam seki t ar 1. 2 j ut a hekt ar dan peni ngkat an pr odukt i vi t as seki t ar 2. 0 t on per hekt ar , yang di har apkan dapat di capai t ahun 2015. Upaya-upaya khusus yang dil akukan me- l al ui (a) perluasan areal t anam (b) pengem- bangan pusat pert umbuhan (c) pengembangan usaha (d) pengembangan kemi t r aan.

Perluasan areal t anam dilakukan melalui peningkat an indeks pert anaman (IP) pada la- han sawah irigasi sederhana, lahan sawah t adah huj an at au lahan kering. Wilayah sasaran perluasan areal adalah NTB, Jawa T i m u r , Lampung, Sumat era Ut ara, Aceh, dan Sul awesi Sel at an.

Teknologi ut ama yang diperlukan upaya peningkat an produkt ivit as adalah penggunaan benih variet as unggul yang bermut u, pengen- dalian gul m a dan hama (OPT) secara t erpadu, perbaikan kesuburan lahan dengan pemupukan sesuai kebut uhan (spesif ik lokasi), wakt u/ mu- si m t anam yang sesuai dan rot asi t anaman.

Pengembangan pusat pert umbuhan me- rupakan upaya pengembangan usaha t ani yang memenuhi skal a ekonomi , sehi ngga me- mungkinkan t umbuh dan berkembangnya sis- t em dan usaha agri bisnis yang berkel anj ut an, berupa kegiat an dengan pendekat an pol a Se- kol ah Lapang (SL) yang diharapkan dapat me- l uas ke daerah seki t arnya dengan l uas unit pi- l ot proyek pengembangan sel uas 500 hekt ar.

Pengembangan usaha merupakan upaya pengelolaan usaha t ani yang menerapkan per- paduan rekayasa sosial , t eknol ogi sert a eko- nomi dan ni l ai t ambah secara t erencana dan berkel anj ut an at as dasar kerj a sama ant ara anggot a kel ompok t ani/ perorangan unt uk me- ningkat kan produkt i vit as dan ef isiensi dengan memanf aat kan pot ensi sumber daya secara t erpadu.

Pengembangan kemit raan merupakan upaya menumbuhkan/ mengembangkan j al i n- an kerj a sama ant ara pet ani dengan swast a dan stake holder l ainnya yang bergerak dibi dang

agribisnis, mul ai dari hul u sampai ke hil i r (pengusaha saprodi , penangkar beni h, perusa- haan pengel ol a hasi l , perdagangan), sert a lembaga keuangan lainnya. Dengan adanya ko- ordinasi ant ara pihak t erkait , maka diharap- kan hubungan sinergis ant ara subsist em agri - bisnis akan berj al an sempurna.

d. Gula

Pengembangan indust ri gula memerlu- kan invest asi yang sangat besar, sehingga konsist ensi kebij akan menj adi sal ah sat u kebi- j akan kunci. Berbagai kebij akan pergulaan baik it u kebij akan produksi, perdagangan, dan invest asi seyogyanya dij al ankan secara kon- sist en dengan perspekt if j angka panj ang. Di samping it u, indust ri dan perdagangan gul a di pasar int ernasional sangat dist ort if , sehingga pemerint ah perl u menerapkan kebij akan yang dapat mencipt akan medan persaingan yang adil unt uk indust ri gula nasional. Salah sat u pilihan kebij akan ant ara lain dengan memper- t ahankan esensi kebij akan yang k i n i d i t e r ap - kan (t at aniaga impor) at au dengan menerap- kan kombinasi kebij akan t ar i f -r at e quota yang dikombinasikan dengan kebij akan j am i nan harga. Karena indust ri gula memerlukan inves- t asi yang besar dan mempunyai per an pent ing dalam perekonomian Indonesia, maka pengem- bangan indust ri gula di luar Jawa perlu dido- rong. Hal ini akan t erwuj ud bila pemerint ah memberikan insent if dan kemudahan, sepert i j ami nan keamanan dal am berusaha, keri ngan- an perpaj akan, kemudahan perij inan, kemu- dahan dalam memperoleh l ahan, dan dukung- an inf rast rukt ur. Dukungan pendanaan unt uk rehabi lit asi at au konsolidasi PG j uga diperlu- kan, karena ket erbat asan dana yang dimiliki PG-PG di Jawa unt uk mel akukan rehabil i t asi dan konsol idasi. Pemberian dukungan penda- naan bagi pet ani saj a t anpa dukungan penda- naan unt uk rehabilit asi PG akan membuat upaya peningkat an ef isiensi t idak akan opt i- mal. Unt uk mendukung kondusif nya sit uasi pergul aan nasional , pi hak swast a pada dasar- nya berminat unt uk menanamkan modal nya, t ermasuk unt uk mel akukan rehabil i t asi PG. Swast a akan mel akukan i nvest asi bil a dana t ersebut l angsung unt uk merehabi l i t asi PG, t idak l ewat perusahaan hol dingnya (PTPN). Dengan demikian pemerint ah perl u memper- mudah proses spin-of f at au membuat PG menj adi semacam SBU yang mandiri.

(6)

t ert ent u); (b) pengembangan sist em pembia- yaan bagi pet ani t ebu dan pelaku usaha pergu- l aan; (c) penguat an l embaga penel i t ian dan pengembangan sert a l embaga pendidikan per- gul aan, t ermasuk pengembangan sinergi ant ar l embaga dimaksud; (d) pengembangan inf ra- st rukt ur (irigasi, j al an, pel abuhan) unt uk mendukung pengembangan sist em indust ri gu- l a t erpadu, t ermasuk spi n of pembent ukan SBU unt uk masing-masing PG; (e) penyusunan rencana induk (Mast er pl an) pengembangan indust ri gul a berbasis t ebu, baik di masing masing sent ra produksi gul a maupun ket er- kait an ant ar sent ra produksi; dan (f ) promosi invest asi dal am mendukung percepat an pe- ngembangan indust ri gul a t erpadu.

Prospek pengembangan t ebu di dal am negeri (Indonesia) masih sangat bai k. Demi ki - an j uga prospek pengembangan indust ri gul a dan indust ri t urunan lainnya yang berbasis t e- bu j uga sangat baik. Dari sisi pasar, permint a- an gula dari dal am negeri masih t erbuka seki - t ar 1. 4 j ut a t on per t ahun. Sel ain prospekt if , indust ri gula nasional j uga mempunyai pot ensi yang cukup besar unt uk dikembangkan di ma- sa yang akan dat ang.

Sel ain sebagai bahan baku ut ama i n- dust ri gul a, banyak produk t urunan dari t ebu yang mempunyai pot ensi nil ai ekonomi yang dapat dikembangkan karena mempunyai pe- l uang pasar yang masih t erbuka, baik di pa- sar domest ik maupun int ernasional . Bebera- pa produk t urunan dari t ebu adalah et hanol (asam aset at , et hyl aset at ), ragi rot i, PST (i nact i ve yeast), Ca-sit rat dan l ist rik berpe- l uang besar mengisi pasar domest ik, semen- t ara produk t urunan t ebu yang memil iki pe- l uang pasar l uar negeri ant ara lain waf er pu-

cuk t ebu, papan part ikel, papan serat , pulp, kert as, asam si t rat , Ca-sit rat , j amur. Produk t urunan l ai nnya yang memi l i ki pasar yang be- sar adal ah asam si t rat . Pasar t erbesar adal ah indust ri minuman dan det erj en.

Berdasarkan hasil eval uasi pel aksanaan Program Aksel erasi Peningkat an Produkt ivi- t as Gul a Nasional 2002-2007 pada bul an Mei 2005 yang dii kut i ol eh sel uruh st akehol der pergul aan, sert a mel ihat perkembangan j um- l ah penduduk dan proyeksi konsumsi gul a nasional di ket ahui bahwa upaya yang dil aku- kan sel ama ini masi h j auh dari yang di harap- kan. Unt uk it u di l akukan r eschedul i ng, yait u dari t arget t ahun 2007 menj adi t ahun 2009, sepert i t erl ihat pada Tabel 4.

Konsumsi gul a diperkirakan meningkat dengan l aj u 1. 45 persen per t ahun, seiring l aj u pert umbuhan penduduk sebesar 1. 49 per- sen per t ahun; sedangkan produksi gul a di per- kirakan meningkat dengan l aj u pert umbuhan 10 persen per t ahun, sehi ngga pada 2009 diperkirakan produksi gul a mencapai 92. 28 persen dari t ot al kebut uhan dal am negeri. Dengan kat a l ain, pada 2009, Indonesia dapat mencapai kemandirian (swasembada) gul a. Pencapaian swasembada t ersebut dil akukan dengan meni ngkat kan produkt ivit as gul a nasional rat a-rat a menj adi 7. 6 t on habl ur/ ha dan rendemen rat a-rat a 8. 5 persen.

Disamping pencapaian upaya t eknis t er- sebut , pencapai an swasembada dengan mene- kan biaya produksi sehingga rat a-rat a biaya produksi gul a nasional di bawah Rp 2 800/ kg. Dengan pencapai an swasembada gul a t ersebut diharapkan pendapat an pet ani mi nimal Rp 8 j ut a/ ha.

Tabel 4. Pr oyeksi Ko n su m si dan Produksi Gul a Nasional 2005 - 2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

Konsumsi

Jumlah penduduk (j ut a) 221. 64 224. 85 228. 11 231. 41 234. 78

Konsumsi/ kapit a (kg) 15 15 15 15 15

Proyeksi konsumsi (ton) 3 324 584 3 372 790 3 421 695 3 471 310 3 521 644

Pert umbuhan konsumsi 1. 45% 1. 45% 1. 45% 1. 45% 1. 45%

Produksi

Luas (ha) 367 875 377 930 385 773 405 062 425 315

Produksi t ebu (t on) 28 300 904 32 656 204 34 289 014 36 003 465 37 803 638

Tebu (t on/ ha) 76. 90 86. 41 88. 90 89. 00 88. 90

Hablur (ton) 2 219 780 2 441 758 2 685 934 2 954 527 3 249 980

Hablur (t on/ ha) 6. 03 6. 46 6. 96 7. 29 7. 64

Rendemen (%) 7. 84 7. 48 7. 83 8. 21 8. 60

Impor (ton) 1 104 804 931 032 735 762 516 783 271 664

Pert umbuhan i mpor (%) - -15. 73% -20. 9% -29. 76% -47. 43%

Pert umbuhan produksi (%) 8. 3% 10% 10% 10% 10%

(7)

Langkah-l angkah operasional yang perl u dit empuh dal am mencapai swasembada gul a nasional di bi dang on f ar m, of f ar m, ekst en-sif ikasi dan dukungan kebij akan pemerint ah yang akan di l aksanakan adal ah sebagai berikut :

On Farm: Salah sat u persoalan yang berkait an dengan usahat ani t ebu adal ah masi h domi nannya t anaman keprasan (rat oon) yang f rekuensinya sudah mel ampaui rekomendasi t eknis. Kondisi pert anaman yang demi kian membawa konsekuensi aspek t eknis yang seri- us, yait u: (a) pert anaman t ebu masih didomi- nasi variet as lama karena rehabilit asi t anaman dengan variet as unggul baru t erhambat , (b) t a- naman t ebu menj adi kurang t erpelihara de- ngan baik, sehingga t anaman mudah t erserang hama dan penyakit , sepert i RSD (r at oon st unt i ng di sease) dan PLA (penyakit l uka api), dan (c) produkt i vi t as dan kual i t as t ebu yang dihasil kan rel at if rendah dibandingkan dengan produkt ivit as t anaman baru. Unt uk it u, diper- l ukan upaya-upaya sebagai beri kut : (a) bong- kar rat oon, yai t u pergant ian t anaman kepras- an dengan t anaman baru (pl ant cane) yang dit arget kan 70 ribu hekt ar set iap t ahun, se- dangkan unt uk t anaman keprasan maksimal t iga kal i kepras. (b) Penyedi aan bibit , di l aku- kan dengan membangun kebun bibit dat ar (KBD) sel uas 9 000 ha, kebun bi bi t i nduk (KBI) sel uas 1 100 ha, kebun bibit nenek (KBN) selu- as 200 ha dan kebun bibit pokok (KBP) seluas 35 ha set iap t ahun. (c) Penyediaan pengai ran, khusus unt uk l ahan keri ng (sel uas 250 ribu ha) di l akukan dengan pembangunan sumur bor, embung dan pompanisasi. Sedangkan unt uk l ahan irigasi (sel uas 100 ribu ha) dil akukan pengat uran yang seimbang dengan t anaman l ainnya, khususnya padi. (d) Penyediaan pen- danaan, unt uk t anaman t ebu secara ef isien, t epat wakt u dan t epat j uml ah, baik dari sum- ber APBN, APBD dan l embaga perbankan. Da- na t ersebut dimanf aat kan unt uk bongkar ra- t oon dan pemel iharaan t anaman sert a peng- adaan al at pengol ahan t anah (t rakt or).

Off Farm: Penurunan areal t anaman t ebu di wi l ayah-wil ayah kerj a PG yang t idak dapat di kompensasi ol eh kenai kan produk- t ivi t as t ebu menyebabkan ket ersediaan bahan baku t ebu kian t erbat as. Kondisi t ersebut mengakibat kan PG di Jawa mengal ami idl e capacit y sekit ar 46. 2 persen, sement ara PG di luar Jawa mengalami idle capacit y sebesar 39. 4 persen. Selain it u, sebagian besar (53%) pabrik gula di Jawa didominasi oleh PG-PG dengan kapasit as giling kecil (<3 000 TCD), 44 persen berkapasit as giling 3 000-6 000 TCD, dan hanya 3. 0 persen yang berkapasit as gi l i ng di at as

6 000 TCD. Sekit ar 68 persen dari j umlah PG yang ada t elah berumur lebih dari 75 t ahun (umumnya berskal a keci l ) sert a kurang men- dapat perawat an secara memadai . Biaya pro- duksi gul a/ t on pada PG berskal a keci l j auh l ebi h t i nggi dibandingkan dengan PG berskala besar at au bermesin relat if baru. Kondisi i ni menyebabkan t ingkat ef isiensi yang rendah (dil ihat dari uni t cost / kg gul a yang dihasil kan).

Produkt ivit as gul a di l uar Jawa (j uga nasional ) banyak di pengaruhi ol eh PG yang dikel ol a swast a dengan skal a produksi cukup besar (>8 000 TCD) yang didukung ol eh pengu- asaan l ahan HGU dal am l uasan yang mema- dai. PG ini mampu meningkat kan ef isiensi de- ngan menerapkan pol a pengelolaan budidaya dan penggilingan dalam sat u manaj emen yang sama, sert a mampu pul a menerapkan peral at - an modern bersif at capit al int ensive pada kegiat an-kegiat an pengol ahan l ahan, t ebang-angkut t ebu, sert a pada penyediaan ai r. Un- t uk mengat asi hal t ersebut , upaya yang perl u di l akukan adalah melakukan rehabilit asi pab- rik. Dari 58 PG yang masih beroperasi saat i ni , 52 PG sangat mendesak unt uk dil akukan reha- bi l it asi . Rehabi l i t asi t ersebut mencakup pe- ni ngkat an kapasi t as st asi un energi , ot oma- t isasi, rehabilit asi st asiun giling dan modern- isasi st asiun masukan (vacum pan). Hal i ni dimaksudkan unt uk meningkat kan ki nerj a dan ef isiensi pabrik gul a (rendemen dan produk- t ivit as habl ur).

e. Da ging Sa pi

Keberhasi l an revi t al i sasi agri bisnis sapi mel al ui pengembangan program invest asi de- ngan mel i bat kan peran pemeri nt ah, swast a, dan masyarakat pet ernak akan sangat dit en- t ukan ol eh dukungan kebi j akan st rat egis pe- ngembangan yang mencakup t i ga dimensi ut ama agri bisnis, yait u kebij akan pasar input , budidaya, sert a pemasaran dan perdagangan. Dari ket iga dimensi t ersebut , kebij akan dalam hal pemasaran (perdagangan) akan memegang peranan kunci . Keberhasil an kebi j akan pasar out put akan memberi dampak l angsung t erha- dap bagian harga dan pendapat an yang di t eri - ma pel aku agri bisnis (swast a dan pet ernak) yang pada akhirnya akan memant apkan proses adopsi t eknologi, peningkat an produkt ivit as, dan pada akhirnya menj ami n keberl anj ut an i nvest asi ke depan.

(8)

r endah. Ti ngkat suku bunga 6 per sen per t ahun di ni l ai cukup memadai , khususnya bagi usaha cow-cal f operat ion (out put sapi bakal - an) dengan masa invest asi yang rel at if l ama dan t i ngkat keunt ungan yang r el at i f mar gi n- al . Ski m kr edi t i nvest asi bagi pet er nak t et ap per l u di f asi l i t asi dengan pendampi ngan t ek- nol ogi , manaj emen usaha, dan pembi naan kemandi r i an kel ompok pet er nak.

Kebi j akan dal am pengendal i an impor daging yang l egal dan ASUH (Aman, Sehat , Ut uh dan Hal al ), sapi bakal an dan sapi pr o- dukt i f hendaknya memper t i mbangkan bebe- r apa aspek seper t i pencegahan pengur asan popul asi , kemampuan pr oduksi dal am neger i (t er masuk keber hasi l an pr ogr am i nvest asi ), i nsent i f perdagangan t ernak sapi ant ar pul au, dengan ki nerj a pengembangan usaha perbibit - an dal am neger i .

Kebi j akan pengembangan bahan baku pakan l okal di daer ah sent r a pr oduksi j uga di per l ukan, sehi ngga dapat menekan bi aya pr oduksi . Kebi j akan yang t erkait dengan pengadaan pakan ini adal ah pengembangan usaha pet ernakan t er i nt egr asi (cr op l ivest ock syst em), pengembangan pet er nakan sapi t i pe dwi guna (peni ngkat an pr oduksi susu) di ka- wasan pert anian i nt ensi f , at au kemungki nan subst i t usi sapi dengan ker bau di kawasan yang memi l i ki adapt asi / agr oekosi st em yang sesuai . Ol eh kar ena i t u kebi j akan ekspor bahan pakan har us benar -benar memper ha- t i kan kebut uhan pakan di dal am negeri, ant a- ra l ain mel al ui penet apan t arif ekspor at au kebi j akan i nsent i f l ai nnya.

Memper j uangkan dagi ng sapi sebagai pr oduk spesi f i k yang di ni l ai sangat st rat egis dal am mendorong pembangunan pert anian dan perdesaan, penyer apan t enaga ker j a, pe- ngent asan kemi ski nan, pembangunan ’ r u r al l i vel i hood’ , dengan penguat an ket er sedi aan pangan dar i pr oduksi dal am neger i . Per j u- angan i ni per l u di kompl emen dengan per j u- angan unt uk mendapat kan perl akuan SSM (special saf eguar d mechanism) sehi ngga t erda- pat f leksibilit as dal am pembat asan i mpor ket i ka t er j adi banj i r i mpor dan har ga j at uh.

Dukungan kebi j akan dal am hal pr omosi unt uk mengkonsumsi dan menci nt ai produk dal am negeri yang di j amin ASUH akan sangat membant u pengembangan agr i bi sni s sapi di Indonesi a. Dal am hal budi daya, per l u du- kungan kebij akan yang t erus menerus t ent ang pent ingnya usaha sapi pola i nt egr asi (Cr op Li vest ock Syst em), agar di per ol eh si ner gi de- ngan usaha pert anian l ai nnya. Langkah i ni merupakan awal unt uk merebut pasar gl obal ,

kar ena saat i ni Indonesi a mer upakan negar a yang bebas PMK (ber sama Aust ral ia, New Zeal and, dan Amerika Ut ara), dan BSE, se- hi ngga produknya dapat di pasar kan ke sel u- r uh duni a.

Pengembangan usaha pet ernakan sapi pot ong unt uk menghasilkan daging sapi diarah- kan unt uk memenuhi kebut uhan domest ik. De- ngan mempert imbangkan asumsi peningkat an populasi t ernak sapi pot ong (5. 82%/ t ahun), pe- ningkat an j umlah penduduk (1. 49%/ t ahun) dan peni ngkat an konsumsi daging sapi per kapi t a (5. 0%/ t ahun), sel ama kurun wakt u 5 t ahun ke depan ket ergant ungan impor daging sapi diper- kirakan dapat dikurangi. Hal ini memerl ukan t erobosan unt uk mendorong invest asi , sehi ng- ga t idak menut up kemungkinan produksi da- ging sapi dapat memenuhi sebagian besar ke- but uhan domest ik menuj u swasembada daging sapi t ahun 2010 (Tabel 5).

Peni ngkat an pr oduksi dagi ng sapi di l a- kukan dengan peni ngkat an popul asi t er nak dapat di l akukan mel al ui beber apa car a, an- t ar a l ai n: (a) mempercepat umur beranak per t ama, dari sekit ar 4. 5 t ahun j adi kurang dar i 3. 5 t ahun, (b) memper pendek j ar ak ber - anak dar i 18 bul an menj adi seki t ar 12-14 bu- l an sehi ngga diperol eh t ambahan j uml ah anak sel ama masa produksi seki t ar 2 ekor/ i nduk, (c) menekan angka kemat ian anak dan induk, (d) mengur angi pemot ongan t er nak pr odukt i f dan t er nak keci l / muda, (e) mendor ong per - kembangan usaha per bi bi t an penghasi l sapi bi bi t , (f ) mendor ong swast a unt uk menam- bah popul asi t er nak pr odukt i f mel al ui i mpor sapi bet i na komer si al muda dan f er t i l , sert a (g) i mpor sapi bakal an muda yang si ap di ge- mukkan sel ama l ebi h dar i 4 bul an.

(9)

Tabel 5. Perki raan Penyediaan, Kebut uhan, Neraca dan Popul asi Ideal Sapi di Indonesia, 2005 - 2010

DAGING SAPI 2005 2006 2007 2008 2009 2010

PRODUKSI

Popul asi sapi (000 ekor ) 11 045. 90 11 746. 17 12 467. 38 13 210. 16 13 975. 14 14 763. 00

Pert umbuhan (%) 2. 98 6. 34 6. 14 5. 96 5. 79 5. 64

Kel ahir an (000 ekor ) 2 396. 83 2 548. 78 2 705. 28 2 866. 45 3 032. 44 3 203. 40

Kemat ian (000 ekor ) 174. 76 185. 83 197. 24 209. 00 221. 10 233. 56

Replacement (000ekor) 7 0 0 . 2 7 721. 21 7 4 2 . 7 7 764. 98 417. 86 441. 41

Tot al Pemot ongan (000 ekor ) 1 891. 45 1 837. 82 1 765. 26 1 892. 47 2 393. 49 2 528. 42

a. Pemot ongan IB (000 ekor) 500. 00 500. 00 500. 00 500. 00 500. 00 500. 00

b. Pemot ongan Kawin Al am (000 ekor) 1 391. 45 1 337. 82 1 265. 26 1 392. 47 1 893. 49 2 028. 42

Pr oduksi daging sapi (a+b) (000 t on) 271. 84 265. 19 256. 20 271.97 334. 05 350. 77

Impor sapi bet i na muda (000 ekor ) 0 500 500 0 0 0

Impor (000 ekor) 0 325 812. 5 792.19 1 254. 30 1 858. 34

Tambahan popul asi (000 ekor ) 0 825 1 725 1 448. 44 1 650. 39 2 485. 49

Tambahan pr oduksi daging (000 t on) 0 23. 24 58. 09 56. 64 89. 68 132. 87

Tot al produksi dagi ng (000 t on) 271. 84 288. 43 314. 30 328. 61 423. 73 483. 64

KEBUTUHAN

Penduduk (j ut a or ang) 219. 67 222. 97 226. 31 229. 71 233. 15 236. 65

Pert umbuhan penduduk (%) 1. 49 1. 49 1. 49 1. 49 1. 49 1. 49

Konsumsi daging (kg/kap/ t hn) 1.72 1.79 1. 86 1. 94 2. 01 2. 09

Tot al konsumsi (000 t on) 378. 93 399. 66 421. 52 444. 58 468. 90 494. 55

NERACA

Pr oduksi – kebut uhan (000 t on) (107. 09) (111. 22) (107. 22) (115. 97) (45. 17) (10. 92)

Per sent ase kekur angan (28. 26) (27. 83) (25. 44) (26. 09) (9. 63) (2. 21)

Set ar a dengan sapi hi dup (000 ekor ) (864. 22) (897. 62) (865. 33) (935. 94) (364. 55) (88. 09)

Bet ina pr odukt i f (000 ekor ) (1 389. 87) (1 443. 58) (1 391. 65) (1 505. 21) (586. 29) (141. 67)

Per sent ase kekur angan popul asi 12. 58 11. 48 10. 10 10. 75 3. 85 0. 85

PO PU LASI I DE AL 11 910. 12 13 468. 79 14 645. 21 14 938. 28 15 593. 99 16 709. 43

Sumber : Di t j en Pet er nakan, Depar t emen Per t ani an (2005)

Kebi j akan Regul asi di l akukan dengan : (a) Mencegah t er j adi nya pemot ongan hewan bet i na pr odukt i f dan t er nak muda dengan ukur an keci l yang saat i ni j uml ahnya masi h sangat t inggi . Hal i ni dapat di l akukan dengan mener apkan per at ur an yang ber l aku mel al ui pendekat an sosi al budaya masyar akat set em- pat ; (b) Mel ar ang ekspor sapi bet ina pr oduk- t i f , t erut ama sapi l okal yang sudah t erbukt i keunggul annya (t erut ama sapi Bal i ), karena sel ai n memi cu t er j adi nya pengur asan sapi di dal am neger i j uga ekspor bi bi t sapi t er sebut akan member i kesempat an negar a pengi mpor unt uk mengembangkan pl asma nut f ah Indonesi a dan menj adi kompet it or produsen sapi di masa depan. (c) Mencegah dan mel a- rang masuknya daging dari negara yang bel um bebas penyaki t berbahaya, t erut ama PMK, BSE dan penyakit l ainnya sesuai anj uran OIE,

(10)

Tabel 6. Mat r i ks Kegi at an Oper asi onal Pembangunan Ket ahanan Pangan 2005-2009

Penanggung Jawab : DepPU

Pendukung : Dept an, Dephut , BPN

Ter sedianya l ahan abadi t ot al 15 j ut a hekt ar l ahan sawah dan 15 j ut a hekt ar l ahan ker ing unt uk pr oduksi pan gan Pengembangan konser vasi dan

r ehabi l i t asi l ahan

Penanggung Jawab : Dephut

Pendukung : Dept an, DKP, DepPU, Meneg KLH

Tersedianya areal konsevasi yang khusus di per unt ukan

kesei mbangan ekosi st em dan kel est ar ian

Sumber daya hayat i Pel est ar i an sumber daya air dan

pengel ol aan daer ah al ir an sungai

Penanggung Jawab : DepPU

Pendukung : Dept an, DKP, Dephut , Meneg KLH

Ter sedianya pasokan air unt uk pr oduksi pert ani an sepanang t ahun

Pengembangan dan penyedi aan benih, bi bit unggul , dan al sint an

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : DKP, Depkeu, Depperin, Menegkop & UKM, Bank

Ter sedianya sar ana pr oduksi yang memadai dan t er j angkau pet ani

Pengat uran pasokan gas unt uk mempr oduksi pupuk

Penanggung Jawab : Meneg BUMN

Pendukung : Depperi n

Ter sedianya pupuk dengan har ga t er j angkau

Pengembangan ski m per modal an bagi pet ani/ nel ayan

Penanggung Jawab : Menko Perekonomian Pendukung : Depkeu, Menegkop & UKM

Ter sedianya skim kr edit yang mudah diakses ol eh pet ani/ nel ayan

Peningkat an pr oduksi dan pr odukt i vit as (per bai kan genet ik & t eknol ogi budi daya)

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : DKP, Meneg Ri st ek, BMG

Peningkat an pr odukt i vi t as pangan yang dihasi l kan di dal am neger i.

Pencapaian swasembada 5 komodi t as st rat egis (Padi , Jagung, Kedel ai, Tebu, Dagi ng Sapi)

Penanggung Jawab : Dept an

Penanggung Jawab : Depperi n

Pendukung : Depkeu, Dept an, BKPM

Ber kembangnya usaha di bi dang pangan sebagai usaha yang

mengunt ungkan Penguat an penyul uhan,

kel embagaan pet ani / nel ayan dan kemi t r aan

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : DKP, Depper i n, Depsos, Depdagri , Menegkop & UKM

Ber kembangnya kel embagaan

pet ani/ nel ayan sebagai l embaga usaha yang mengunt ungkan

2 Menat a Pert anahan dan

Tat a Ruang dan Wil ayah

Pengembangan ref or ma agrar ia Penanggung Jawab : BPN Pendukung : Bappenas,

Penanggung Jawab : Dep PU

Penanggung Jawab : BPN Pendukung :

Bappenas, Dept an, Dephut , Pemda

Ter ci pt anya admi ni st r asi pet anahan yang memadai dan t i dak member at kan r akyat

Pengenaan sist em per paj akan pr ogr esi f bagi pel aku konver si l ahan per t anian subur dan yang ment el ant ar kan l ahan per t anian

Penanggung Jawab : Depkeu

Pendukung : Depkum& HAM, BPN

Ter hent inya konversi l ahan subur ber ir i gasi.

(11)

Tabel 6. Lanj ut an

No Tuj uan Kebij akan Kegiat an Inst ansi Indikat or keberhasilan (out put )

Mengembangkan Cadangan Pangan

Pengembangan l umbung pangan

masyar akat Penanggung Jawab : Dept an Pendukung : Depdagri , Depdag, Menegkop& UKM

Ter int egr asi nya syst em cadangan pemer i nt ah dan

cadangan masyar akat

Penanggung Jawab : Dephub daer ah l umbung pangan

Penghapusan r et r i busi pr oduk pert ani an dan per ikanan

Penanggung Jawab : Depdag daerah yang sangat r awan pangan dan daer ah t er penci l

Penanggung Jawab : Dephub

Pendukung : Depkeu, Meneg BUMN, Meneg PDT

Ter sedianya pangan di daerah r awan pangan dan daerah t er penci l

Pengawasan sist em per sai ngan per dagangan yang t i dak sehat

Penanggung Jawab : Depdag

Ber l akunya mekani sme pasar yang f ai r dan b e r k e a d i l a n 5 Menj aga St abi l it as

Har ga Pangan

Pemant auan harga pangan pokok secar a ber kal a

Penanggung Jawab : Depdag

Pendukung : Dept an, Pemda

Ter sedianya dat a dan sebar an har ga pangan st rat egis sert a st abi l nya harga pangan.

Pengel ol aan pasokan pangan dan cadangan penyangga unt uk st abilit as har ga pangan

Penanggung Jawab : Depdag

Pendukung : Dept an, Meneg BUMN

Si ap sedianya pasokan pangan pada, t er ut ama pada saat pacekl i k, gagal panen dan bencana al am 6 Meningkat kan

Aksesi bi l it as Rumah Tangga t er hadap Pangan

Pember dayaan masyar akat miskin dan rawan pangan

Penanggung Jawab : Menko Kesra Pendukung : Depkes, Dept an, Depsos,

Ber kur angnya kasus r awan pangan dan bal i t a yang mender it a gi zi buruk

Peningkat an ef ekt i vit as pr ogr am r aski n

Penanggung Jawab : Meneg BUMN

Pendukung : Depdagri , Pemda

Ber kur angnya kasus t i ngkat ” salah-sasaran”

Peningkat an diversif ikasi konsumsi pangan dengan gi zi sei mbang

Penanggung Jawab : Depkes

Pemberi an makanan t ambahan unt uk anak sekol ah (PMTAS)

Penanggung Jawab : Di knas

Pendukug : Dept an, Depkes, Pemda

Meningkat nya kesehat an dan kecer dasan anak sekol ah yang t ercer min dar i absensi kehadi r an dan ni l ai yang diper ol eh Pengembangan t eknol ogi pangan Penanggung Jawab :

Meneg Rist ek

ket ergant ungan t er hadap pangan pokok seper t i b e r as

Di v e r si f i k asi usahat ani dan pengembangan pangan l okal

Penanggung Jawab : Dept an ol ahan dan per dagangan pangan

Penanggung Jawab : BSN Pendukung :

Depkes, Dept an, DKP, Depper i n, Depdag, Pemda

Bert ambahnya

(12)

Tabel 6. Lanj ut an

No Tuj uan Kebij akan Kegiat an Inst ansi Indikat or keberhasilan (out put )

Pangan Peningkat an kesadar an mut u dan keamanan pangan pada konsumen

Penanggung Jawab : BPOM pangan, kehal anan pangan yang dikonsumsi masyar akat

Pencegahan dini dan penegakan hukum t er hadap pel anggar an at ur an mut u dan keamanan pangan

Penanggung Jawab : BPOM

Pendukung : Depkes, Depag, Depper in, Depdag, Pemda,

Ber kur angnya pangan t i dak mut u dan t i dak penanggul angan keadaan r awan panga n

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : Depdagri , Depkes, DKP, Dephub, Depsos, Pemda

Meningkat nya

kemampuan set iap r umah t angga unt uk menget ahui pot ensi t er j adi nya r awan

Penanggung Jawab : Depkes

Pendukung : Depdi knas Depkominf o, Pemda

Meningkat nya

pemahaman masyarakat t ent ang gi zi seimbang

Pemanf aat an l ahan pekar angan unt uk peni ngkat an gi zi kel uarga

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : Depkes, Depdi knas, Pemda

Peningkat an pr oduksi dan konsumsi pangan

Ter wuj udnya al okasi anggaran dana penel it i an dan pengembangan bi dang pangan sampai 1 per sen dar i PDB

Peningkat an kerj asama dan kemit r aan ant ara l embaga penel it i an

Penanggung Jawab : Meneg Rist ek

Pemberi an penghargaan bagi masyar akat yang berj asa pada pembangunan ket ahanan pangan gi zi

Dept an, Depkes, Depdagri , Pemda

Semakin ber gai rahnya masyar akat unt uk ber par t i sipasi membant u menanggul angi masal ah pangan dan gi zi

12 Mel aksanakan Ker j asama Int ernasi onal

Penggal angan ker j asama i nt ernasi onal dal am mel awan kel apar an dan kemi skinan

Penanggung Jawab : Depl u

Pendukung : Depdag, Dept an, Depsos

Semakin kokohnya posi si Indonesia dal am per dagangan pangan di ASEAN, dan Asia Pasif ik

Per bai kan kiner j a di pl omasi ekonomi , pol it i k, sosial dan budaya unt uk meningkat kan ket ahanan pangan

Penanggung Jawab : Depl u Pendukung : Depdag, Dept an, Depkes

Semakin dihor mat inya Indonesia dal am ar ena per dagangan dan kerj asama ekonomi t i ngkat i nt ernasional

13 Mengembangkan Sumber daya Manusi a

Per bai kan pr ogr am pendi di kan, pel at i han dan penyul uhan pangan

Penanggung Jawab : Dept an

Pendukung : Depdi knas, Depkes, Depdagri , DKP, Pemda

Ter susunnya pr ogr am pendi di kan, pel at ihan dan penyul uhan pangan yang l ebi h kompr ehensi f

Pemberi an muat an pangan dan gi zi pada pendi di kan f or mal & non f or mal

Penanggung Jawab : Depdi knas

Pendukung : Depkes, Dept an, DKP, Pemda

Semakin meni ngkat nya kesadar an masyar akat t ent ang pangan ber mut u sej ak usi a di ni

Pemberi an j aminan pendi di kan dasar dan menengah khususnya bagi per empuan dan anak-anak di pedesaan

(13)

Tabel 6. Lanj ut an

No Tuj uan Kebij akan Kegiat an Inst ansi Indikat or keberhasilan (out put )

14 Kebi j akan Makr o dan Per dagangan yang kondusi f :

Kebi j akan f i skal yang member i kan i nsent i f dan keringanan paj ak bagi usaha pert ani an dan bisni s pangan

Penanggung Jawab : Menko Perekonomian Pendukung : Bappenas, Depkeu, Dept an DKP

Ber kembangnya usaha per t ani an dan bisnis pangan hi ngga ke t i ngkat desa

Al okasi APBN dan APBD yang memadai bagi pengembangan sekt or per t ani an dan pangan

Penanggung Jawab : Bappenas

Pendukung : Depkeu, Dept an, Depdagr i , DKP, Pemda

Ter sedianya dana APBD dan APBN yang memadai bagi pengembangan pr oduk pert ani an

Kebi j akan perdagangan yang member ikan pr ot eksi dan pr omosi bagi pr oduk per t ani an st rat egis

Penanggung Jawab : Depdag

Pendukung : Menko Per ekonomi an, Depper i n, Depkeu, Dept an, Pemda

Gambar

Tabel 1. Skenario Pencapaian Swasembada Beras Berkelanj ut an, 2005-2010 (dalam GKG)
Tabel 2. Target  Produksi dan Ekspor Jagung yang Akan Dicapai dari Tahun               2005 – 2010 (000 t on)
Tabel 3. Pencapaian Swasembada Kedelai pada Tahun 2015
Tabel 4. Proyeksi Kon su m si  dan Produksi Gula Nasional 2005 - 2009
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada frekuensi kadar Troponin yang meningkat sebanyak 43 orang (63,2%) dan yang normal sebanyak 25 orang (36,8%), dari seluruh data penelitian, jumlah pasien yang mengalami

Kos sewaan lori termasuk pemandu tidak termasuk bayaran tol pergi dan balik serta tiada perkhidmatan mengangkat barang... Sewaan lori bergantung kepada

The transfer of literacy skills across languages can be two-way such that children who have become dominant in the school language (e.g., English) can make use of

Sinkopasi terjadi ketika aksen tidak jatuh pada ketukan berat ( upbeat ). Sinkopasi banyak ditemukan dalam musik Afrika dan Eropa. Learning Swing Feel.. merupakan ciri

• Helps optimize service intervals which can reduce quantity of waste oil and oil filters. Reduced

anaknya ke neneknya. Implikasi terhadap penelitian ini adalah; 1) untuk mengetahui peranan orangtua dalam membentuk kecerdasan emosional anak usia sekolah dasar

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,. Anggaran

skenario dengan jumlah hop yang lebih banyak yang digunakan untuk mengalirkan data. 4) Menggunakan topologi jaringan yang lain seprti tree. 5) Menambahkan parameter