• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Zaenudin. 2007. Manajemen Perkantoran, Mitra Wacana Media. Jakarta.

Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama.

Kadarman, A.M & Udaya, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Edisi Baru, PT. Prenhallindo. Jakarta.

Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen. P & Coutler, Marry. 2004. Manajemen. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung.

Sedarmayanti. 2002. Manajemen Perkantoran. Edisi Revisi, Mandar Maju. Bandung.

Sudarsono, J. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan, PT. Prenhallindo, Jakarta.

(2)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara

bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian

aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut

sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat

spesialisasi aktivitas tersebut (Sudarsono, 2002:65). Struktur organisasi juga

menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan serta hubungan pelaporan (siapa

melapor pada siapa). Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan kontinuitas

organisasi tetap bertahan. Ada beberapa pengertian tentang struktur organisasi,

antara lain:

Menurut Robbins dan Coulter, (2004:254) Struktur Organisasi adalah

kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas

pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan. Adam Smith

menyatakan bahwa pembagian kerja menyebabkan meningkatnya produktifitas

karyawan. Namun pembagian kerja tersebut harus disesuaikan dengan kondisi

internal dan eksternal organisasi. Pembagian kerja yang salah akan menyulitkan

dan menghambat kinerja organisasi. Karena itu saat ini, banyak organisasi yang

secara terus menerus membuat penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi yang

(3)

B. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie

(2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

antara lain:

a. Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi.

Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk

pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan

strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi

akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

b. Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya

adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.

Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali

memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya

yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit.

Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar

jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen

penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena

ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian

wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur

organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait

dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil

(4)

yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga

sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur

organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi

pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

c. Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara

bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi

terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

d. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan

diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi

juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang

dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur

organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.

Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak

mengubah struktur organisasi.

C. Strategi Dalam Struktur Organisasi

Para manajer akan menyusun struktur seluruh organisasi dan subunitnya

sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan, sumber-sumber dan lingkungan baik

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dari organisasi. Empat strategi

pokok dalam struktur organisasi adalah: (Sudarsono, 2002:66)

(5)

2. Teknologi yang digunakan untuk melaksanakan rencana pencapaian

tujuan.

3. Orang yang bekerja pada seluruh tingkatan dan fungsi-fungsinya.

4. Besaran seluruh organisasi.

D. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi

Jika sebuah organisasi hanya mempunyai unsur-unsur yang masih terbatas,

misalnya hanya 2 orang saja dan tujuannya masih sederhana, maka organisasi

seperti itu belum melahirkan hubungan-hubungan kerja yang banyak dan

berliku-liku diantara kedua orang tersebut maupun pekerjaan-pekerjaannya. Tetapi

bilamana orang-orang yang bekerja sama besar jumlahnya dan tujuan bersama

yang ingin dicapai juga cukup luas, maka terjadilah hubungan-hubungan dalam

organisasi yang sangat banyak dan mungkin ruwet sekali. Untuk itu hubungan

kerja ini baik ornag-orang maupun fungsi-fungsi harus ditetapkan, diatur dan

disusun logis dan bentuk teratur kedalam struktur organisasi (Supardi & Syaiful

Anwar, 2002:29).

Ada empat elemen dalam stuktur organisasi menurut Sudarsono, (2002:66)

yaitu:

1. Spesialisasi aktivitas, yaitu yang mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja)

dan penyatuan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja

(departementalization).

(6)

3. Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi-fungsi subunit dalam organisasi. Menurut Mintzberg, mekanisme standarisasi

aktivitas akan memudahkan pengkoordinasian aktivitas khususnya dalam

organisasi yang tidak memiliki pola rumit.

4. Unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu kelompok kerja.

Berikut ini dapat dilihat beberapa bentuk struktur organisasi menurut

hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan

sampai kepada satuan-satuan yang terbawah dalam organisasi, bentuk organisasi

itu dapat dibedakan menjadi 4 (empat) pola utama yaitu Organisasi Garis (line

Organization), Organisasi Garis dan Staf (Line-Staf Organization), Organisasi

Fungsional dan Organisasi Fungsiional Staf.

1. Organisasi Garis (Line Organization).

Bentuk ini merupakan tipe organisasi tertua, paling banyak terdapat dan

paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relative kecil. Bentuk tata

hubungannya masih sederhana, sehingga praktis mudah dipakai. Pada jenis

organisasi, garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada

setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai yang terbawah, setiap atasan

mempunyai sejumlah bawahan tertentu dan masing-masing member

pertanggung-jawaban kepada satu orang atasan saja. Oleh karena itu setiap atasan dituntut

berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli (staf ahli).

Organisasi bentuk garis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tujuan organisasi masih sederhana

(7)

c. Pimpinan dan sesama karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan

ada setiap hari kerja.

d. Tingkat spesialisasi begitu juga alat-alat yang dipergunakan tidak begitu

tinggi dan tidak beraneka ragam.

2. Organisasi Garis dan Staf (Line-Staf Organization)

Organisasi garis dan staf adalah suatu sistem yang telah dikemukakan oleh

Emerson (Amerika kemudian diperdalam pula oleh seorang ahli bangsa Perancis

Fayol) yang menurut pendapatnya dapat mengatasi keburukan-keburukan sistem

garis maupun funsional dengan dibentuk staf yang terdiri dari tenaga ahli.

Dengan demikian masih mempertahankan kebaikan kesatuan pimpinan

daripada sistem garis, sebab staf ini berdiri disamping organisasi garis sehingga

tidak menganggu kelancaran garis dan kewajibannya member pelayanan nasehat

dan kontrol terhadap pimpinan.

Ciri-ciri organisasi bentuk garis dan staf adalah sebagai berikut:

a. Organisasi besar dan bersifat kompleks

b. Jumlah karyawan banyak

c. Daerah kerjanya luas

d. Pimpinan begitu pula sesame karyawan tidak lagi semuanya saling

mengenal

e. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi

f. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara

maksimal

(8)

3. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat

dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi bentuk fungsional pada

umunya dalam perusahaan-perusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas

dapat digariskan.

Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut:

a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

b. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas

c. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama

pada tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas

dan jelas digariskan

d. Para direktur mempunyai komandi ada unit-unit yang berada dibawahnya

atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama

4. Organisasi Fungsional dan Staf

Bentuk organisasi ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi

fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Dalam organisasi ini wewenang

dari puncuk pimpinan dan dilimpahkan kepada satuan-satuan di bawahnya dalam

bidang kerja tertentu dan pimpinan dapat memerintah dan meminta pertanggung

jawaban dari semua pimpinan satuan pelaksanaan yang ada sepanjang itu

(9)

E. Desain Organisasi yang Umum

Kini kita beralih menggambarkan tiga desain organisasi yang sering

dipergunakan. Desain tersebut meliputi struktur sederhana, birokrasi, dan

struktur matriks Jusuf (2001). 1. Struktur Sederhana

Struktur sederhana memiliki tingkat departementalisasi yang rendah, rentang

kendali yang luas, dan formalisasi yang rendah. Memiliki dua atau tiga

tingkat vertikal, sebuah lembaga karyawan yang longgar, dan memiliki

kewenangan pengembilan keputusan yang tersentralisasi. Struktur tersebut

secara luas dipraktikkan keputusan yang dimana manajer sekaligus

merupakan pemilik usaha tersebut. Namun, struktur itu lebih disukai pada

saat krisis karena struktur sederhana mensentralisasikan pengendalian

2. Birokrasi

Birokrasi dicirikan dengan padatnya tugas-tugas operasional rutin yang harus

dicapai melalui spesialisasi, peraturan dan perundang-undangan yang sangat

fomal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen

fungsional, kekuasaan yang tersentralisasi, lingkup rentang kendali yang

sempit, dan pengembalian keputusan yang mengikuti rantai perintah.

3. Struktur Matriks

Karakteristik structural yang paling menonjol dari matriks adalah melanggar

konsep kesatuan perintah, karyawan pada matriks mempunyai

manajer-manajer departemen fungsional dan manajer-manajer produksi. Oleh karenanya

matriks memiliki garis perintah ganda. Ada keuntungan lain dari matriks,

(10)

member organisasi keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan

sumber daya yang terbaik dan metode yang efektif untuk memastikan bahwa

pemanfaatan keahlian mereka efisien.

F. Fungsi Struktur Organisasi

Menurut Zaenudin (2007:118), bahwa struktur organisasi berfungsi untuk

menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya struktur

organisasi masing-masing pegawai atau akan tugas, wewenang, tanggung jawab

sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan tugas yang dibebankan

kepadanya dengan baik dan tanggung jawab akan lancar/ hendaknya pegawai

ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai dengan bakat, pendidikan,

pengalaman dan keahlian fisiknya.

Dari Struktur Organisasi akan dapat diperoleh fungsi sebagai berikut:

a. Dapat untuk mengetahui besar kecilnya organisasi

b. Dapat untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang

c. Dapat untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada

d. Dapat untuk mengetahui rincian aktivitas masing-masing satuan organisasi

e. Dapat untuk mengetahui setiap jabatan yang ada

f. Dapat untuk mengetahui rincian tugas para pejabat

g. Dapat untuk mengetahui nama, pangkat, golongan pangkat para pejabat

h. Dapat untuk mengetahui jumlah pejabat

i. Dapat untuk mengetahui photo pejabat

(11)

k. Dapat untuk menilai apakah sesuatu organisasi telah menerapkan asas-asas

organisasi dengan baik, misalnya dapat diketahui dengan jelas ketetapan

rentangan kontrolnya, jenjang organisasinya, keseimbangan kedudukan

satuan organisasinya, keseimbangan rincian aktivitas atau tugasnya.

G. Tipe Struktur Organisasi

Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih

mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya menurut Udaya (2001: 90-91):

1. Struktur Tradisional

Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen.Ini adalah jenis

struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan

memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen.

2. Struktur Lini

Adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang spesifik.

Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini

yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor

akunting atau kantor hokum. Jenis struktur seperti ini memudahkan

pengambilan keputusan, dan bersifat informative. Mereka memiliki

departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat

desentralisasi.

3. Struktur Lini dan Staff

Meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya

organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar.

(12)

struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan

berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf

departemen.Struktur organisasi lini dan staf lebih terpusat.Manajer lini dan

staf memiliki otoritas pada bawahannya.Pada jenis struktur organisasi ini,

proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan

panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.

4. Struktur Fungsional

Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi

yang mereka lakukan dalam kehidupan professional atau menurut fungsi

yang dilakukan dalam organisasi.Bagan organisasi untuk organisasi

berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales Departement,

Customer Service Departement, Engineering atau depaertemen produksi,

departemen Akunting dan Administratif.

H. Peran Struktur Organisasi

Struktur memegang peranan yang sangat penting dalam jalannya

organisasi. Struktur memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.

Apapun organisasinya, organisasi selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Ada

orientasi yang ingin dicapai dengan berdirinya sebuah organisasi dan orientasi

tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang

diimplementasikan dalam sebuah struktur

Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang

baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.

(13)

menjalankan peranannya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam

menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat

mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.

Struktur organisasi harus membantu pencapaian sasaran. Karena sasaran

dipengaruhi oleh strategi organisasi, masuk akal bahwa strategi dan struktur harus

berkaitan. Lebih tegasnya, struktur harus mengikuti strategi (Robbins dan Coulter,

2004:262). Struktur organisasi berperan dua macam yaitu pertama sebagai

pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien sehingga

sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar aktivitas organisasi dapat berjalan

dengan lancar, dan peranan kedua sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan

organisasi agar dapat berjalan lancar.

I. Efisiensi Kerja

Secara singkat dapat dikatakan bahwa efisiensi yang dimaksud adalah

upaya penghematan segala hal didalam pelaksanaan kerja. Efesiensi kerja adalah

pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan yang

dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, paling murah biayanya,

paling sedikit tenaganya, palingringan bebannya dan paling singkat waktunya. Di

dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efesien pasti memiliki kecepatan

kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya

dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia

harus bekerja dengan efesien. Seorang pegawai yang bekerja tidak efesien, sudah

(14)

Asalkan punya motivasi, cara bekerjayang efisien dapat diterapkan oleh setiap

pegawai untuk semua pekerjaankantor baik yang besar maupun yang kecil.

1. Pengertian Efisiensi

Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang

maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Menurut Sedarmayanti

(2001:112), bahwa efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas

pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan. Efisien kerja

adalah pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya yang

merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat

waktunya, teringan bebannya dan terpendek jaraknya.

Agar dapat lebih memahami tentang pengertian efisiensi, berikut ini adalah

berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian pelayanan.

a. Ducker

Menurut Ducker dalam (Amirullah, 2004:8), efisiensi berarti mengerjakan

sesuatu dengan benar. Dalam bahasa yang lebih sederhana efisiensi itu

menunjukkan kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya

dengan benar dan tidak ada pemborosan.

b. Achmad

Menurut Achmad (2007), Efisiensi artinya perbandingan terbaik antara

usaha yang telah dikorbankan dengan hasil yang dicapai. Pengertian

efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik atau rasionalitas

antara hasil yang diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan serta

(15)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja

Menurut Yutta dalam (Sedarmayanti, 2001:124), faktor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi kerja, yaitu:

1. Physical Environment (lingkungan kerja) 2. Non Physical Environment (suasana kerja) 3. Struktur organisasi

4. Prosedur dan tata kerja

5. prosedur design (corak hasil produksi) 6. kecakapan para pekerja

7. keinginan bekerja

3. Syarat Efisiensi Kerja

Syarat dapat dicapainya pengukuran efisiensi kerja yaitu:

1) Berhasil guna / efektif, yaitu untuk menyatakan kegiatan telah

dilaksanakan dengan tepat, artinya target dicapai dengan waktu yang

ditetapkan.

2) Ekonomis, untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif

termaksud maka biaya, tenaga kerja, materil, peralatan, waktu dan

ruangan, telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya.

3) Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

4) Pembagian kerja yang nyata.

5) Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab.

6) Prosedur kerja yang praktis.

(16)

4. Sumber Efisiensi

Sumber utama efisiensi adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan

pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien.

Unsur-unsur efisien yang melekat pada manusia adalah kesadaran, keahlian, dan

disiplin (Sedarmayanti, 2001: 118).

1. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi

keberhasilannya. Adanya kesadaran mendorong orang untuk berkeinginan

membangkitkan semangat atas kehendak untuk melakukan sesuatu dengan

kesadarannya. Kesadaran sebagai sumber efisiensi perlu dipupuk sehingga

usaha-usaha dapat bershasil tanpa pemborosan tenaga, biaya dan waktu.

2. Keahlian

Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya

efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan

alat. Untuk dapat mengembangkan keahlian diperlukan berbagai jenis

latihan bagi mereka, baik yang diselenggarakan oleh organisasi sendiri

maupun diluar organisasi. Organisasi kerja harus menetapkan alat-alat atau

ukuran bilamana dan jenis latihan apa yang diperlukan bagi karyawan.

3. Disiplin

Disiplin dapat ditimbulkan dalam waktu yang relatif singkat pada umumnya

dapat dipaksakan dengan melalui atau menggunakan suatu aturan. Usaha

untuk menciptakan adanya disiplin yang baik pada organisasi antara lain

dilakukan melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara atau

(17)

karyawan sehingga mereka mengetahui dengan tepat dimana dan bagaimana

posisi mereka. Dan yang tidak kalah penting ialah menciptakan

keseimbangan kepentingan antara organisasi dan pribadi yang

kadang-kadang saling bergesekan.

J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Instansi pemerintah khususnya Dinas Perhubungan sangat membutuhkan

peranan struktur organisasi dalam jalannya organisasi untuk meningkatkan

efisiensi kerja. Kita tahu bahwa kelancaran suatu organisasi ditentukan dari

struktur organisasi yang baik. Apapun organisasinya, organisasi selalu didirikan

untuk mencapai tujuan. Ada orientasi yang ingin dicapai dengan berdirinya

sebuah organisasi dan orientasi tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat

pembagian kerja yang diimplementasikan dalam sebuah struktur. Jadi peranan

struktur organisasi sangatlah penting untuk melancarkan wewenang, serta

aktivitas-aktivitas kerja dalam organisasi.

Pada Dinas Perhubungan yang menjadi tujuan organisasinya adalah untuk

menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan-karyawan melalui

pertumbuhan dan probalitas juga sebagai pedoman kegiatan pengarahan dan

penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi.

Jadi organisasi bukanlah sekedar kerangka pembagian kerja/tugas

melainkan keseluruhan perangkat beserta fungsi-fungsinya yang saling berkaitan

satu sama lain. Setiap organisasi memiliki suatu pola dasar struktur organisasi

(18)

bisnis atau karena lain hal, maka dalam keadaan seperti ini struktur organisasi pun

harus dapat disesuaikan dengan perubahan-perubahan. Struktur yang tepat dalam

membantu mengembangkan kerjasama dengan mempersiapkan suatu rangka dasar

pekerjaan, sehingga anggota organisasi dapat bekerjasama dengan efisien dan

efektif yang tinggi serta memberikan suatu harapan akan karir yang jelas bagi

mereka.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai

pengejawantahan strategi organisasi ke dalam pelaksanaannya di lapangan.

Maksudnya tidak lain adalah agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif

dan efisien yaitu dengan membuat sebuah desain struktur yang memiliki

fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dinamis dimana semua hal

dapat berubah dengan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah struktur formal yang

dapat mendukung dan mempermudah anggota organisasi dalam pelaksanaan

pekerjaan organisasi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai pengorganisasian

yang didefinisikan sebagai proses penciptaan struktur organisasi (Robbins Dan

Coulter (2004:254).

Dinas Perhubungan menerapkan struktur organisasi garis dan staf. Dimana

dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan antara kesatuan dilakukan

melalui pimpinan yang ada di atas mereka sehingga perintah dan tanggung jawab

mengenai tugas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan menurut

bentuk lurus mulai dari pimpinan sampai karyawan yang paling rendah.

Dengan adanya struktur organisasi masing-masing pegawai akan tugas,

wewenang, tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya

(19)

akan lancar/ hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai

dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.

Peran organisasi didalam Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

berdasarkan struktur organisasi:

1. Menciptakan bayangan kesuksesan untuk bisnis kita, dengan memiliki

struktur organisasi kita telah berimajinasi seperti apa bisnis kita dimasa

mendatang. Divisi-divisi dan posisi-posisi apa saja yang nanti akan ada

bisa tergambar dengan jelas saat ini.

2. Memudahkan pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan Struktur

Organisasi kita mampu melihat bagian-bagian perusahaan mana saja yang

nantinya membutuhkan SDM, Struktur Organisasi juga bisa menjadi alat

pada saat kita melakukan perekrutan atau penambahan karyawan nantinya.

Dengan adanya struktur organisasi kita akan berusaha untuk mendapatkan

SDM yang berkualitas pada posisi-posisi yang saat ini masih kosong atau

rangkap jabatan. Bagi karyawan struktur organisasi ini juga akan menjadi

motivasi tersendiri untuk naik jabatan pada posisi diatasnya, tanpa struktur

organisasi karyawan tidak mengetahui apakah ada jabatan diatas posisinya

saat ini.

3. Fungsi delegasi, dengan struktur organisasi kita bisa dengan mudah

memisah fungsi delegasi antara bagian pekerjaan, sekalipun rangkap

jabatan masih ada setidaknya akan diketahui pada posisi mana kita sedang

bekerja. Hal ini akan sangat terasa ketika kita telah memiliki karyawan,

kadangkala kita melimpahkan pekerjaan pada karyawan tetapi hal itu tidak

(20)

Pada sebuah perusahaan khususnya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara, pembuatan struktur organisasi perusahaan bukan hanya sekedar

menggambarkan deskripsi terhadap wewenang dan tugas karyawan dalam sebuah

organisasi tapi juga memberikan gambaran yang jelas terhadap hal-hal berikut:

1. Kejelasan Tanggung Jawab

Dalam sebuah organisasi, anggota dalam organisasi wajib bertanggung

jawab terhadap apa yang harus dipertanggungjawabkan. Struktur

organisasi memberikan gambaran secara jelas mengenai

pertanggungjawaban kepada pimpinan atau atasan telah memberikan

kewenangan, karena selanjutnya pelaksanaan kewenangan tersebut harus

dipertanggungjawabkan.

2. Kejelasan Kedudukan

Kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur

organisasi yang sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi,

karena adanya keterkaitan penyelesaian pekerjaan terhadap suatu fungsi

yang dipercayakan pada seseorang.

3. Kejelasan Tugas

Penyelesaian terhadap uraian tugas pada perusahaan yang terlihat dalam

struktur organisasi, sangat membantu pada pihak pimpinan untuk

melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja bawahan. Untuk

bawahan sendiri, kejelasan tugas akan membuat konsentrasi

terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara telah menjalankan peran

(21)

keseimbangan antara tugas yang dibebankan, tanggung jawab dan kekuasaan,

sehingga luas dan berat tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan luas dan

berat tugasnya serta melakukan kelancaran kerja dalam organisasinya dengan

menerapkan peranan struktur organisasi dan juga di setiap unit-unitnya.

Struktur organisasi yang efisien pada Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara merupakan struktur yang beroperasi tanpa pemborosan dan

kecerobohan dan memberikan kepuasan kerja, mengizinkan partisipasi tepat

dalam pemecahan masalah atau persoalan. Dalam meningkatkan efisiensi kerja

organisasinya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara juga telah

memanfaatkan sumber daya manusia dengan seoptimal mungkin. Dengan

demikian maka efisiensi kerja dapat diukur dari adanya struktur organisasi Dinas

Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah memudahkan bagi karyawan

atau setiap anggotanya mengetahui kepada siapa karyawan tersebut akan

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan yang ditugaskan kepeda, dari siapa

karyawan itu akan memperoleh perintah langsung dan bila dia mengalami

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, kepada siapa akan meminta nasehat dan

petunjuk untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Jika kita simpulkan maka, struktur yang sesuai dengan organisasi sangat

perlu untuk dibuat baik dalam tingkatan organisasi maupun dalam unit-unit di

bawahnya. Betapapun longgarnya suatu struktur dibuat, tetap organisasi perlu

memiliki struktur yang jelas. Jika tidak organisasi akan sulit untuk mencapai

tujuan akibat para manajer yang akan sulit untuk membagi pekerjaan dan

(22)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan peranan struktur organisasi pada Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara dan teori dan persyaratan yang disajikan oleh penulis,

maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Dinas Perhubungan menerapkan struktur organisasi garis dan staf. Dimana

dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan antara kesatuan dilakukan

melalui pimpinan yang ada di atas mereka sehingga perintah dan tanggung

jawab mengenai tugas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan

menurut bentuk lurus mulai dari pimpinan sampai karyawan yang paling

rendah.

2. Peranan struktur organisasi yang diterapkan Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara dalam menjaga hubungan dan tugas masing-masing sudah

dapat dijalankan fungsinya sebagai alat untuk mengendalikan,

menyalurkan, dan mengarahkan para anggota untuk mencapai apa yang

menjadi tujuan dalam organisasi, ini dapat dilihat dari koordinasi kerja dan

sistem kerja yang sangat teratur.

3. Struktur organisasi yang ada saat ini dalam mengkoordinasi tidak hanya

terpusat pada satu bagian, namun tersebar di beberapa bagian, bagian

darat, laut, udara, dan sarana prasarana serta sekretariat yang terbagi atas 3

bagian, yaitu sub bagian umum dan kepegawaian, sub bagian keuangan,

(23)

tugas-tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dengan struktur

organisasi yang telah ada.

4. Pengukuran efisiensi kerja para karyawan pada Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

hasil kinerja usaha terkini yang mengalami peningkatan dalam setiap

tahunnya, yaitu meningkatnya kinerja aparatur terlaksananya sistem

administarsi dan meningkatnya pelayanan, terpeliharanya fasilitas

keselamatan LLAJ, peningkatan sistem pelaporan kinerja, dll,

B. Saran

1. Struktur organisasi yang diterapkan pada Dinas Perhubungan sudah cukup

baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Meskipun sampai saat ini

tidak ada permasalaah namun pimpinan harus dapat menyesuaikan dengan

perubahan lingkungan yang terjadi.

2. Pola dasar struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara sebaiknya tidak perlu selamanya mengalami perubahan, namun

dalam aktivitas yang dilakukan harus senantiasa dapat diperluas

jangkauannya.

3. Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang efisien antara sesama

karyawan, karyawan dan pimpinan atau sebaliknya perlu dipelihara

hubungan informal di dalam perusahaan. Hubungan informal tersebut

dapat berupa dengan mengadakan berbagai kegiatan misalnya rekreasi,

(24)

4. Efisiensi kerja terus ditingkatkan agar kinerja usaha terkini organisasi terus

meningkat dari tahun sebelumnya, seperti penyampaian laporan dan

informasi yang sesuai pada tempatnya dan tetap waktu untuk dapat

(25)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara berada di Jalan Imam

Bonjol No. 61 Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara. Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara didirikan agar dapat mengenai masalah perhubungan di

Sumatera Utara, baik masalah fasilitas perhubungan maupun keamanan

perhubungan di Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan provinsi yang cepat

berkembang dalam perdagangan, maka arus perhubungan di Sumatera Utara tentu

sangat padat. Mengenai hal tersebut, Pemerintah mendirikan Dinas Perhubungan

di tiap Provinsi, termasuk Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mencakup pada perhubungan

darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana. Dinas perhubungan di Sumatera Utara

memiliki informasi bersistem giografis atau peta diberbagai daerah di Sumatera

Utara. Adapun daerah-daerah tersebut yaitu:

1. Tanjung Pura

2. Belawan

3. Medan

4. Lubuk Pakam

5. Tebing Tinggi

6. Sibolangit

7. Indrapura

8. Pematang Siantar

9. Tanjung Balai

10.Sidikalang

11.Parapat

12.Aek Kanopan

13.Balige

14.Rantau Prapat

15.Kota Pinang

16.Sibolga

(26)

B. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Visi Dinas Perhubungan

Sistem transportasi yang terintegrasi, berkualitas, ramah lingkungan dan

berkelanjutan serta mampu melayani kebutuhan masyarakat serta mampu berdaya

asing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat

Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam

kebhinnekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik.

2. Misi Dinas Perhubungan

a. Mewujudkan sistem transportasi yang handal guna mendukung

pembangunan dan pengembangan wilayah dengan berwawasan nusantara.

b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang representatif.

c. Meningkatkan pelayanan jasa perhubungan

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan

e. Meningkatkan kualitas SDM insan perhubungan

f. Mengintegrasikan dan memadukan sistem teknologi

g. Manajemen dan operasi untuk menghasilkan efisiensi dan efektifitas

transportasi

h. Menigkatkan manajemen transportasi guna menigkatkan pelayanan kepada

(27)

C. Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015)

Gambar 2.1 Logo Dinas Perhubungan

Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang

menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Logo terdiri dari bentuk lingkaran

mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan bulatan bumi.

Arti dari unsur Logo ialah :

a. Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat

b. Jangkar berarti matra Perhubungan Laut

c. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara

d. Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan

e. Warna logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian

(28)

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah

sistem garis yaitu aliran perintah dan pengawasan berasal dari pimpinan tertinggi

yang mengalir ke bawah ke berbagai bidang secara keseluruhan.Struktur

Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada

Gambar 2.2 berikut.

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015)

Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

(29)

E. Job Description

Adapun wewenang yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Mempunyai Tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan pegawai dilingkungan Dinas;

b. Menyelenggarakan arahan, bimbingan kepada pejabat structural pada

Dinas;

c. Menyelenggarakan instruksi pelaksanaan tugas Dinas;

d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan

dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan

daerah;

e. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan pemberian

dukungan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah;

f. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan

tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Bidang Perhubungan;

g. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan

program perhubungan darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana;

h. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi

mengenai perhubungan sebagai bahan penetapan kebijakan umum dan

pemerintah daerah;

i. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan sebagai

pengambilan kebijakan, dan menyelenggarakan penyusunan program

(30)

j. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi atau

lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas;

k. Menyelenggarakan koordinasian penyusunan tugas-tugas serta evaluasi

dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, perhubungan darat, laut,

udara, dan sarana dan prasarana;

l. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka

penyelenggaraan dibidang perhubungan;

m.Menyelenggarakan dengan dinas/lembaga perhubungan lintas

Kabupaten atau Kota;

n. Menyelenggarakan koordinasi dan membina Unit Pelaksana Teknis

Dinas;

o. Menyelenggarakan koordinasi dengan Unit Kerja Lain;

p. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan Tugas dan Fungsinya.

2. Sekretariat Dinas mempunyai tugas:

a. Penyelenggaraan pembiayaan pegawai pada lingkup sekretariat;

b. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada

lingkup Sekretariat, Keuangan, Umum, dan Kepegawaian, serta

Pelayanan Umum;

c. Penyelenggaraan instruksi pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat;

d. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup Sekretariat;

e. Penyelenggaraan standar pelaksanaan administrasi perencanaan,

(31)

f. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum,

kepegawaian, dan pelayanan umum, sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan;

g. Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah

dan tahunan dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

h. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya;

i. Menyelenggarakan penyusunan koordinasi rencana program kerja

secretariat, Bidang-bidang dan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;

j. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan dan

program Dinas, dan menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;

k. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program

kesekretariatan;

l. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan;

m.Menyelenggarakan pengendalian administrasi anggaran belanja;

n. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan;

o. Menyelenggarakan penyusunan rencana strategi, Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LKPJ dan LPPD Dinas;

p. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

q. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas,

kearsipan, pertelekomunikasian dan persandian;

(32)

s. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan,

dan pengelolaan urusan rumah tangga dan peralatan atau perlengkapan

kantor;

t. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan prendokumentasian

Peraturan Perundang-undangan, Pengelolaan Perpustakaan,

keprotokolan, dan hubungan masyarakat;

u. Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan kantor;

v. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan

fungsional;

w.Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring

atas kegiatan bidang-bidang lingkup Dinas dan Unit Pelaksana Teknis

Dinas;

x. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengadilan kebijakan;

y. Menyelenggarakan koordinasian dengan Unit Kerja terkait;

z. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat Internal Dinas;

aa.Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan refensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja Sekretariat

dan Sub Bagian Umum;

(33)

d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian

penghargaan, serta tugas atau ijin belajar, pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan atau struktural, fungsional dan teknis;

e. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan disiplin pegawai;

f. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta

pemberhentian pegawai;

g. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan

pegawai dan jabatan dilingkungan dinas;

h. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan kepada unit di lingkungan Dinas;

i. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian

Peraturan Perundang-undangan;

j. Melaksanakan administrasi atau penatausahaan, penerimaan,

pendistribusian, surat-surat, naskah dinas dan arsip;

k. Melaksanakan urusan-urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;

l. Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum,

pelayanan minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak

dan barang tidak bergerak, dan melaksanakan penggandaan naskah

dinas;

m.Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana

pengurusan rumah tangga, pemeliharaan atau perawatan lingkungan

kantor, kendaraan dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan

(34)

n. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi dan monitoring kegiatan

Sub Bagian Umum;

o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan, dan melaksanakan penyerasian

ketikan naskah dinas;

p. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan perpustakaan Dinas;

q. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis

Dinas;

r. Melaksanakan pembinaan kearsipan Dinas dan Unit Pelaksana Teknis

Dinas;

s. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

t. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengumpulan data atau bagian dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja secretariat

dan Sub Bagian Keuangan;

c. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas;

d. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas;

e. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan Daerah;

f. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan;

g. Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis

(35)

h. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan

lainnya;

i. Melaksanakan vertifikasi keuangan;

j. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak

langsung pada Dinas dan Unit Pelaksana Teknis;

k. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan

pertanggungjawaban keuangan;

l. Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan

administrasi keuangan;

m.Melaksanakan pengendalian dan penyiapan bahan atas pengawasan;

n. Melaksanakan pelayanan dan penyiapan bahan atas pengawasan;

o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kenijakan, dan melaksanakan tugas lain,

sesuai dengan tugasnya;

p. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait.

5. Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja Sekretariat dan

Sub Bagian Program;

c. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan atau program kerja

secretariat dan Sub Bagian Program yang meliputi pengembangan

(36)

d. Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD

Dinas;

e. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring;

f. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan sistem informasi

Perhubungan;

g. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data base Perhubungan darat,

laut, maupun udara;

h. Melaksanakan penyusunan dokumen Tataran Transportasi Wilayah

(Tatrawil) Sumatera Utara dan evaluasi terhadap pelaksanaannya;

i. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi terhadap penyusunan

Dokumen Tataran Transportasi Lokasi (Tatralok) yang disusun oleh

Kabupaten atau Kota;

j. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait;

l. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.

6. Bidang Darat

a. Lalu Lintas Dan Angkatan Jalan (LLAJ)

1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi

jalan provinsi;

2. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan

jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan nasional dan jalan

(37)

3. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B;

4. Pengesahaan rancangan bangun terminal penumpang tipe B;

5. Persetujuan pengoperasian terminal tipe B;

6. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan atau kota

dalam angkutan wilayah pelayanannya melebihi wilayah kabupaten

atau kota dalam satu provinsi;

7. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan provinsi;

8. Pemberian izin trayek angkatan antar kota dan provinsi;

9. Penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada

jaringan jalan provinsi;

10. Pemberian izin trayek angkutan perkotaan yang wilayah

pelayanannya melebihi wilayah kabupaten atau kota dalam satu

provinsi;

11. Penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk

angkutan taksi yang wilayah pelayanannya melebihi kebutuhan

kabupaten atau kota dalam satu provinsi;

12. Pemberian izin operasi angkutan taksi yang melayani khusus untuk

pelayanan keadaan dari tempat tertentu yang memerlukan tingkat

pelayanan tinggi atau wilayah operasinya melebihi wilayah

kabupaten atau kota dalam satu provinsi;

13. Pemberian izin operasi angkutan sewa;

14. Pemberian rekomendasi izin operasi angkutan pariwisata;

(38)

16. Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan, dan

penghapusan rambu lalu lintas, maka jalan dan alat pemberi isyarat

lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta

fasilitas pendukung di jalan provinsi;

17. Pengoperasian dan pemeliharaan unit penimbangan kendaraan

bermotor;

18. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan

provinsi;

19. Penyelenggaraan andalalin di jalan provinsi;

20. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakan lalu

lintas di jalan provinsi;

21. Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia dan atau menjadi isu

provinsi;

22. Pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;

23. Pemberian izin operasi angkutan sewa berdasarkan kuota yang

ditetapkan Pemerintah;

24. Pengoperasian alat penimbangan kendaraan bermotor di jalan;

25. Perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di

jalan provinsi;

26. Pelaksanaan penyidikan pelanggaran;

a. Perda Provinsi Bidang LLAJ

b. Pemunahan persyaratan teknis dan laik jalan

(39)

d. Perizinan angkutan umum

27. Pengumpulan, pengelolaan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas

di wilayah provinsi.

b. Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan (LLASDP)

1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan

danau antar kabupaten atau kota dalam provinsi;

2. Penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan

antarkabupaten atau kota dalam provinsi yang terletak pada

jaringan jalan provinsi;

3. Penetapan lintas penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam

provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;

4. Pengawasan terhadap pemberian surat ukur, surat tanda

pendaftaran dan tanda pendaftaran, sertifikat kenaikan kapal,

sertifikat pengawakan kapal, dan surat tanda kebangsaan kapal

sungai dan danau <7 GT;

5. Rekomendasi lokasi pelabuhan penyeberangan;

6. Pembangunan pelabuhan SDP, dan Pengadaan kapal SDP;

7. Pembarian rekomendasi rencana induk pelabuhan penyeberangan,

DLKr atau DLKp yang terletak pada jaringan jalan nasional dan

antar Negara serta jaringan jalur Kereta Api;

8. Penetapan rencana induk, DLKr atau DLKp pelabuhan

penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;

(40)

10. Pemeraan alur sungai lintas kabupaten atau kota dalam provinsi

untuk kebutuhan transportasi, dan penetapan kelas alur jalan

sungai;

11. Pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur sungai dan danau;

12. Izin pembangunan prasarana yang melintas alur sungai dan danau;

13. Penetapan tarif angkutan penyeberangan kelas ekonomi pada lintas

penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;

14. Penetapan tarif angkutan sungai dan danau kelas ekonomi antar

kabupaten atau kota dalam provinsi;

15. Pengawasan pelaksanaan tarif angkutan SDP anatr kabupaten atau

kota dalam provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;

16. Pemberian persetujuan pengorperasian kapal untuk lintas

penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada

jaringan jalan provinsi;

17. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan sungai dan

danau;

18. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan

penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada

jaringan jalan provinsi;

19. Pengawasan angkutan barang berbahaya dan khusus melalui

angkutan ASDP;

c. Perkeretaapian

1. Penetaoan rencana induk perkeretaapian provinsi;

(41)

a. Penetapan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem

perkeretaapian provinsi dan perkeretaapian kabupaten atau kota

yang jaringannya melebihi wilayah kabupaten atau kota.

b. Pemberian arahan, bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis

kepada kabupaten atau kota, penggunaan dan penyedia jasa.

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan perkeretaapian provinsi.

3. Pengusahaan prasarana kereta api umum yang tidak dilaksanakan

oleh badan usaha prasarana kereta api;

4. Penetapan izin penyelenggaraan perkeretaapian khusus yang

jaringan jalurnya melebihi wilayah satu kabupaten atau kota dalam

satu provinsi;

5. Penetapan jalur kereta api khusus yang jaringan melebihi satu

wilayah kabupaten atau kota dalam provinsi;

6. Penutupan perlintasan untuk keselamatan perjalan kereta api dan

pemakaian jalan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin

dan tidak ada penanggungjawabannya, dilakukan oleh pemilik dan

atau Pemerintah Daerah;

7. Penetapan jaringan pelayanan kereta api antar kota melebihi satu

kabupaten atau kota dalam satu provinsi;

8. Penetapan jaringan pelayanan kereta api perkotaan melampaui satu

kabupaten atau kota dalam dalam satu provinsi;

9. Penetapan persetujuan angkutan orang dengan menggunakan

gerbong kereta api dalam kondisi tertentu yang pengoperasian di

(42)

10. Izin operasi kegiatan angkutan orang dan atau barang dengan

kereta api umum untuk pelayanan angkutan antar kota dan

perkotaan yang melintas pelayanannya melebihi satu kabupaten

atau kota dalam satu provinsi;

11. Penetapan tarif penumpang kereta api dalam hal pelayanan

angkutan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan

pelayanan angkutan yang disediakan untuk pengembangan

wilayah, untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang

lintas pelayanannya melebihi satu kabupaten atau kota dalam satu

provinsi;

7. Bidang Laut

a. Seksi Pelabuhan Dan Pengerukan

1. Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GT≥7)

yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau) :

a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal sampai

dengan GT 30 ditugas pembantuan kepada provinsi.

b) Pelaksanaan perukuran kapal sampai dengan GT300 ditugaskan

pembantuankan kepada provinsi.

c) Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.

d) Pelaksanaan pemeriksaan radio atau elektronika kapal.

e) Pelaksanaan pengukuran kapal.

f) Penertiban pas perairan kapal.

g) Pencatatan kapal dalam buku registrasi pas perairan daratan.

(43)

i) Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.

j) Penertiban sertifikasi keselamatan kapal.

k) Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal.

l) Penertiban dokumen pengawakan kapal.

2. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT<7) yang berlayar

hanya di perairan daratan (sungai dan danau) : Pemberian izin

pembangunan dan pengadaan kapal;

3. Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7

(GT≥7) yang berlayar di laut;

4. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT<7) yang

berlayar di laut;

a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal.

5. Pengelolaan pelabuhan regional lama;

6. Pengelolaan pelabuhan baru yang dibangun oleh provinsi;

7. Rekomendasi penetapan rencana induk Pelabuhan Internasional

Hub, Internasional dan Nasional;

8. Penetapan rencana induk pelabuhan laut regional;

9. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum;

10. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus;

11. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut

regional;

12. Penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus regional;

13. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pengoperasian

(44)

14. Penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus regional;

15. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut

Internasional Hub;

16. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut

Internasional;

17. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp laut Nasional;

18. Penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;

19. Izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan

laut regional;

20. Izin reklamasi di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;

21. Pertimbangan teknis terhadap penambahan dan atau pengembangan

fasilitas pokok pelabuhan laut regional;

22. Penetapan pelayanan operasional 24 jan pelabuhan laut regional;

23. Izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus

regional;

24. Izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus

regional;

25. Penetapan pelayanan operasional 24 jam pelabuhan khusus

regional;

26. Penetapan DUKS di pelabuhan regional;

27. Rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan

luar Negeri;

28. Izin usaha Dinas Perhubungan angkutan laut bagi Dinas

(45)

pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi

setempat;

29. Izin usaha pelayaran rakyat bagi Dinas Perhubungan yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten

atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar atau

Provinsi dan Internasional (lintas batas);

30. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan

angkutan laut Nasional yang dilangkup kegiatannya melayani lintas

pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam satu provinsi;

31. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan

pelayaran rakyat yang limgkup kegiatannya melayani lintas

pelabuhan antar provinsi serta lintas pelabuhan internasional (lintas

batas);

32. Pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur

(tramper) bagi Dinas Perhubungan angkutan laut yang berdomisili

dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota

dalam satu provinsi;

33. Pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap san teratur (liner)

dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur

(tramper) bagi Dinas Perhubungan pelayaran rakyat yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten

atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar

Provinsi dan Internasional (lintas batas);

(46)

35. Izin usaha bongkar muat barang dari dank e kapal;

36. Izin usaha Ekspedisi atau Freight Forwarder;

37. Izin usaha angkutan perairan pelabuhan;

38. Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan

penunjang angkutan laut;

39. Izin usaha depo peti kemas.

8. Bidang Udara a. Ankutan Udara

1. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin usaha angkutan

udara niaga dan melaporkan kepemerintah;

2. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin jaringan dan rute

penerbangan dan melaporkan ke pemerintah;

3. Mengusulkan rute penerbangan baru ke daerah dari yang

bersangkutan;

4. Pemantauan pelaksanaan persetujuan rute penerbangan dan

melaporkan ke pemerintah;

5. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan penambahan atau

pengurangan kapasitas angkutan udara dan melaporkan ke

pemerintah;

6. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA

yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah;

7. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan

(47)

provinsi dengan pesawat udara diatar 30 tempat duduk dan

melaporkan ke pemerintah;

8. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan ijin terbang, FA

Dinas Perhubungan angkatan udara non berjadwal antara

kabupaten atau kota dalam 1 (satu) provinsi dengan pesawat udara

diatar 30 tempat duduk melaporkan ke pemerintah;

9. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas)

dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah;

10.Pemantauan terhadap personil petugas pengamanan operator

penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke

pemerintah;

11.Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan

melaporkan ke pemerintah;

12.Pemberian izin Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)

pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi

Muatan Pesawat Udara (EMPU);

13.Pemantauan, penilaian, dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan

kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;

14.Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;

15.Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk angkutan udara ke

atau dari luar negeri;

16.Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk

(48)

dukungan yang memadai, mengusulkan penetapan tersebut kepada

pemerintah;

b. Bandar Udara

1. Pemberian rekomendasi penetapan lokasi Bandar Udara Umum;

2. Pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi

Bandar udara umum dan melaporkan ke pemerintah, pada Bandar

udara yang belum terdapat kantor bandara;

3. Pemberian rekomendasi penetapan atau izin pembangunan Bandar

udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk;

4. Pemantauan terhadap penetapan atau izin pembangunan Bandar

udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk dan

melaporkan ke pemerintah pada Bandar udara yang belum terdapat

kantor adbandara;

5. Pemantauan terhadap pelaksanaan penetapan atau izin

pembangunan Bandar udara khusus yang melayani pesawat udara ≥

30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah;

6. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pengatur pesawat udara

di apron, pertolongan Kecelakaan Penerbangan-Pemadam

Kebakaran (PKPPK), salvage, pengamanan Bandar udara dan GSE,

pada Bandar udara yang belum terdapat kantor adbandara;

7. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA

yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah;

8. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan

(49)

provinsi dengan pesawat udara diatas 30 tempat duduk dan

melaporkan ke pemerintah;

9. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA

Dinas Perhubungan angkutan udara diatas 30 tempat duduk

melaporkan ke pemerintah;

10. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas)

dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah;

11. Pemantauan terhadap personil petugas pengaman operator

penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke

pemerintah;

12. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan

melaporkan ke pemerintah;

13. Pemberian izin dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU).

Pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi

Muatan Pesawat Udara (EMPU);

14. Pemantauan, penilaian dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan

kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;

15. Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;

16. Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan

ke atau dari luar negeri;

17. Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk

angkutan udara ke atau dari luar negeri disertai alasan dan data

dukung yang memadai mengusulkan penetapan tersebut kepada

(50)

F. Kinerja Usaha Terkini Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Menurut Mangkunegara (2005:9), bahwa kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut

Mathis dan Jackson (2001:82), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

yaitu : kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan

yang akan dilakukan, dan hubungan dalam organisasi.

Secara umum hasil pembangunan perhubungan tahun 2014 telah

mengalami beberapa kemajuan, sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas

Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah pengembangan fasilitas keselamatan

lalu lintas jalan dengan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas jalan, guard

rail, marka jalan, delineator dan RPPJ, Pembangunan dermaga laut dan dermaga

sungai serta Peningkatan dan pembangunan bandara – bandara. Alokasi dan

[image:50.595.100.538.507.726.2]

realisasi anggaran tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014

No. Program/kegiatan Tingkat Pencapaian SPM

Anggaran

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 1. Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Terlaksananya sistem administrasi dan

meningkatnya pelayanan

3.441.242.220 3.053.910.622

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Peningkatan operasional sarana dan prasarana aparatur pemerintahan

3.264.300.000 1.800.726.650

3. Peningkatan Disiplin Aparatur

Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur

993.423.400 709.957.100

4. Peningkatan Sumber Daya Aparatur

Meningkatnya kinerja aparatur

(51)
[image:51.595.100.508.144.708.2]

Lanjutan

Tabel 2.1

Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014

No.

Program/kegiatan

Tingkat Pencapaian SPM

Anggaran

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 5. Program

Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Terpeliharanya fasilitas keselamatan LLAJ

600.000.000 547.185.500

6 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja Peningkatan sistem pelaporan kinerja

250.000.000 112.605.750

7. Program Peningkatan Kapasitas Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Meningkatnya data dan laporan angkutan Meningkatnya

prasarana dan fasilitas keselamatan LLAJ

12.497.835.676 5.566.310.900

8. Program

Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana ASDP Meningkatnya Pelayanan Operasional ASDP 1.182.000.000 315.716.000

9. Program

Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Kereta Api Mendukung Pembangunan Jalan KA Bandara

3.350.000.000 -

10. Program

Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Transportasi Udara Meningkatnya Pelayanan Operasional pada Bandar Udara

120.000.000 116.650.000

Total 28.100.400.296 14.638.405.822

(52)

Alokasi anggaran tahun 2014 mencapai Rp. 28.100.400.296, sedangkan

realisasi anggaran hanya menggunakan Rp. 14.638.405.822 dari dana yang

dianggarkan. Dari data alokasi dan dibandingkan dengan realisasi pelaksanaan

kegiatan, ternyata realisasi anggaran tahun 2014 pada Dinas Perhubungan secara

keseluruhan adalah ±52%.

G. Rencana Kerja

Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 merupakan rencana tahun

kedua pelaksana pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2015 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Provinsi

Sumatera Utara, dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pelaksaanaan tugas

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015.

Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 berisi kebijakan

pembangunan perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang

akan dibiayai baik melalui APBD dan APBN. Uraian ini akan diawali dengan

kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai

dengan tahun 2010 dan perkiraan tahun 2015, masalah dan tantangan yang harus

dihadapi pada tahun 2015. Dari perkembangan keadaan tersebut kemudian

dirumuskan prioritas-prioritas pembangunan tahun 2015 dan sasaran

pembangunan yang hendak dicapai pada masing-masing prioritas dengan

mengacu kepada agenda pembangunan Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera

Utara yang perlu diselesaikan pada tahun 2015. Dengan arah kebijakan pada

(53)

darat, transportasi laut, transportasi udara, dan kegiatan penunjang transportasi,

selanjutnya disusun program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan

pendanaan.

Tujuan disusunnya Rencana kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka

penyusunan APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 yang merupakan

pegangan umum perencanaan bidang Perhubungan di Provinsi Sumatera Utara,

yang merupakan penjabaran Renstra Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

dalam bentuk program aksi atau kegiatan yang lebih spesifik, sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, terkoordinir

dengan baik dan merupakan bagian integral dari RPJMD Provinsi Sumatera Utara,

dan dapat dilaksanakan dengan kemampuan dana yang teredia serta sesuai dengan

(54)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai unsur pelaksana dalam perusahaan atau instansi memiliki

kemampuan kerja yang terbatas baik fisik, pemikiran, pendidikan, maupun faktor

lainnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan kebutuhan akan suatu

kerjasama yang terkoordinir dalam suatu struktur organisasi yang baik dan jelas

agar hubungan formal di dalam organisasi dapat berjalan dengan baik untuk

pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi

merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang,

dibawah pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama. “Organisasi itu sebagai

tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan antara sekelompok orang

pemegang posisi yang bekerjasama mencapai suatu tujuan yang tertentu”.

Didalam organisasi umumnya sering menghadapi permasalahan seiring dengan

perkembangan zaman dan perubahan lingkungan. Masalah ini merupakan

tantangan bagi organisasi agar dapat mencari jalan keluar dan menyesuaikan diri

terhadap perkembangan zaman tersebut. Untuk menciptakan koordinas

Gambar

Gambar 2.1 Logo Dinas Perhubungan
Gambar 2.2 berikut.
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ghozali (2016:154) uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai

Analisa Data Menggunakan Metode Simple Additive Weighting ( SAW ): Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting ( SAW ). Penelitian

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak

Menyetujui bahwa informasi ini dapat disebarkan dalam lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional atau instansi pemerintah terkait untuk peningkatan mutu

1 Mahasiswa Pascasarjana STAIN Palopo.. Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya hidup

Proses ReguIatoy Impact Assessment atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok No 1912002 tentang Retribusi lzin Gangguan dilakukan oleh TIM RIA Kabupaten Solok mi mencakup

(4) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini, ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku... RAL adalah saham

Demikian pula dengan Departemen Agama RI, instansi ini telah mengembangkan fasilitas-fasilitas yang tersedia pada jaringan LAN, yakni agar dapat menghubungkan antara komputer