BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara berada di Jalan Imam
Bonjol No. 61 Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara. Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Utara didirikan agar dapat mengenai masalah perhubungan di
Sumatera Utara, baik masalah fasilitas perhubungan maupun keamanan
perhubungan di Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan provinsi yang cepat
berkembang dalam perdagangan, maka arus perhubungan di Sumatera Utara tentu
sangat padat. Mengenai hal tersebut, Pemerintah mendirikan Dinas Perhubungan
di tiap Provinsi, termasuk Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mencakup pada perhubungan
darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana. Dinas perhubungan di Sumatera Utara
memiliki informasi bersistem giografis atau peta diberbagai daerah di Sumatera
Utara. Adapun daerah-daerah tersebut yaitu:
1. Tanjung Pura
2. Belawan
3. Medan
4. Lubuk Pakam
5. Tebing Tinggi
6. Sibolangit
7. Indrapura
8. Pematang Siantar
9. Tanjung Balai
10.Sidikalang
11.Parapat
12.Aek Kanopan
13.Balige
14.Rantau Prapat
15.Kota Pinang
16.Sibolga
B. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Visi Dinas Perhubungan
Sistem transportasi yang terintegrasi, berkualitas, ramah lingkungan dan
berkelanjutan serta mampu melayani kebutuhan masyarakat serta mampu berdaya
asing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat
Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam
kebhinnekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik.
2. Misi Dinas Perhubungan
a. Mewujudkan sistem transportasi yang handal guna mendukung
pembangunan dan pengembangan wilayah dengan berwawasan nusantara.
b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang representatif.
c. Meningkatkan pelayanan jasa perhubungan
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan
e. Meningkatkan kualitas SDM insan perhubungan
f. Mengintegrasikan dan memadukan sistem teknologi
g. Manajemen dan operasi untuk menghasilkan efisiensi dan efektifitas
transportasi
h. Menigkatkan manajemen transportasi guna menigkatkan pelayanan kepada
C. Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.1 Logo Dinas Perhubungan
Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang
menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Logo terdiri dari bentuk lingkaran
mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan bulatan bumi.
Arti dari unsur Logo ialah :
a. Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat
b. Jangkar berarti matra Perhubungan Laut
c. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara
d. Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan
e. Warna logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian
D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah
sistem garis yaitu aliran perintah dan pengawasan berasal dari pimpinan tertinggi
yang mengalir ke bawah ke berbagai bidang secara keseluruhan.Struktur
Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut.
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi
E. Job Description
Adapun wewenang yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Mempunyai Tugas :
a. Menyelenggarakan pembinaan pegawai dilingkungan Dinas;
b. Menyelenggarakan arahan, bimbingan kepada pejabat structural pada
Dinas;
c. Menyelenggarakan instruksi pelaksanaan tugas Dinas;
d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan
dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan
daerah;
e. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan pemberian
dukungan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah;
f. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan
tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Bidang Perhubungan;
g. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program perhubungan darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana;
h. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi
mengenai perhubungan sebagai bahan penetapan kebijakan umum dan
pemerintah daerah;
i. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan sebagai
pengambilan kebijakan, dan menyelenggarakan penyusunan program
j. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi atau
lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas;
k. Menyelenggarakan koordinasian penyusunan tugas-tugas serta evaluasi
dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, perhubungan darat, laut,
udara, dan sarana dan prasarana;
l. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka
penyelenggaraan dibidang perhubungan;
m.Menyelenggarakan dengan dinas/lembaga perhubungan lintas
Kabupaten atau Kota;
n. Menyelenggarakan koordinasi dan membina Unit Pelaksana Teknis
Dinas;
o. Menyelenggarakan koordinasi dengan Unit Kerja Lain;
p. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan Tugas dan Fungsinya.
2. Sekretariat Dinas mempunyai tugas:
a. Penyelenggaraan pembiayaan pegawai pada lingkup sekretariat;
b. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada
lingkup Sekretariat, Keuangan, Umum, dan Kepegawaian, serta
Pelayanan Umum;
c. Penyelenggaraan instruksi pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat;
d. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup Sekretariat;
e. Penyelenggaraan standar pelaksanaan administrasi perencanaan,
f. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum,
kepegawaian, dan pelayanan umum, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan;
g. Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
dan tahunan dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
h. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang
tugas dan fungsinya;
i. Menyelenggarakan penyusunan koordinasi rencana program kerja
secretariat, Bidang-bidang dan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
j. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan dan
program Dinas, dan menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;
k. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program
kesekretariatan;
l. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan;
m.Menyelenggarakan pengendalian administrasi anggaran belanja;
n. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan;
o. Menyelenggarakan penyusunan rencana strategi, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LKPJ dan LPPD Dinas;
p. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan;
q. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas,
kearsipan, pertelekomunikasian dan persandian;
s. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan,
dan pengelolaan urusan rumah tangga dan peralatan atau perlengkapan
kantor;
t. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan prendokumentasian
Peraturan Perundang-undangan, Pengelolaan Perpustakaan,
keprotokolan, dan hubungan masyarakat;
u. Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan kantor;
v. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan
fungsional;
w.Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring
atas kegiatan bidang-bidang lingkup Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Dinas;
x. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengadilan kebijakan;
y. Menyelenggarakan koordinasian dengan Unit Kerja terkait;
z. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat Internal Dinas;
aa.Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan refensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja Sekretariat
dan Sub Bagian Umum;
d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian
penghargaan, serta tugas atau ijin belajar, pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan atau struktural, fungsional dan teknis;
e. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan disiplin pegawai;
f. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta
pemberhentian pegawai;
g. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan
pegawai dan jabatan dilingkungan dinas;
h. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan
ketatalaksanaan kepada unit di lingkungan Dinas;
i. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
Peraturan Perundang-undangan;
j. Melaksanakan administrasi atau penatausahaan, penerimaan,
pendistribusian, surat-surat, naskah dinas dan arsip;
k. Melaksanakan urusan-urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;
l. Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum,
pelayanan minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak
dan barang tidak bergerak, dan melaksanakan penggandaan naskah
dinas;
m.Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana
pengurusan rumah tangga, pemeliharaan atau perawatan lingkungan
kantor, kendaraan dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan
n. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi dan monitoring kegiatan
Sub Bagian Umum;
o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan, dan melaksanakan penyerasian
ketikan naskah dinas;
p. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan perpustakaan Dinas;
q. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas;
r. Melaksanakan pembinaan kearsipan Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Dinas;
s. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
t. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.
4. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bagian dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja secretariat
dan Sub Bagian Keuangan;
c. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas;
d. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas;
e. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan Daerah;
f. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan;
g. Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis
h. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan
lainnya;
i. Melaksanakan vertifikasi keuangan;
j. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak
langsung pada Dinas dan Unit Pelaksana Teknis;
k. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan
pertanggungjawaban keuangan;
l. Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan
administrasi keuangan;
m.Melaksanakan pengendalian dan penyiapan bahan atas pengawasan;
n. Melaksanakan pelayanan dan penyiapan bahan atas pengawasan;
o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kenijakan, dan melaksanakan tugas lain,
sesuai dengan tugasnya;
p. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait.
5. Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja Sekretariat dan
Sub Bagian Program;
c. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan atau program kerja
secretariat dan Sub Bagian Program yang meliputi pengembangan
d. Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD
Dinas;
e. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring;
f. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan sistem informasi
Perhubungan;
g. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data base Perhubungan darat,
laut, maupun udara;
h. Melaksanakan penyusunan dokumen Tataran Transportasi Wilayah
(Tatrawil) Sumatera Utara dan evaluasi terhadap pelaksanaannya;
i. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi terhadap penyusunan
Dokumen Tataran Transportasi Lokasi (Tatralok) yang disusun oleh
Kabupaten atau Kota;
j. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
k. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait;
l. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.
6. Bidang Darat
a. Lalu Lintas Dan Angkatan Jalan (LLAJ)
1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi
jalan provinsi;
2. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan
jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan nasional dan jalan
3. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B;
4. Pengesahaan rancangan bangun terminal penumpang tipe B;
5. Persetujuan pengoperasian terminal tipe B;
6. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan atau kota
dalam angkutan wilayah pelayanannya melebihi wilayah kabupaten
atau kota dalam satu provinsi;
7. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan provinsi;
8. Pemberian izin trayek angkatan antar kota dan provinsi;
9. Penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada
jaringan jalan provinsi;
10. Pemberian izin trayek angkutan perkotaan yang wilayah
pelayanannya melebihi wilayah kabupaten atau kota dalam satu
provinsi;
11. Penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk
angkutan taksi yang wilayah pelayanannya melebihi kebutuhan
kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
12. Pemberian izin operasi angkutan taksi yang melayani khusus untuk
pelayanan keadaan dari tempat tertentu yang memerlukan tingkat
pelayanan tinggi atau wilayah operasinya melebihi wilayah
kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
13. Pemberian izin operasi angkutan sewa;
14. Pemberian rekomendasi izin operasi angkutan pariwisata;
16. Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan, dan
penghapusan rambu lalu lintas, maka jalan dan alat pemberi isyarat
lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta
fasilitas pendukung di jalan provinsi;
17. Pengoperasian dan pemeliharaan unit penimbangan kendaraan
bermotor;
18. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan
provinsi;
19. Penyelenggaraan andalalin di jalan provinsi;
20. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakan lalu
lintas di jalan provinsi;
21. Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang
mengakibatkan korban meninggal dunia dan atau menjadi isu
provinsi;
22. Pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
23. Pemberian izin operasi angkutan sewa berdasarkan kuota yang
ditetapkan Pemerintah;
24. Pengoperasian alat penimbangan kendaraan bermotor di jalan;
25. Perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di
jalan provinsi;
26. Pelaksanaan penyidikan pelanggaran;
a. Perda Provinsi Bidang LLAJ
b. Pemunahan persyaratan teknis dan laik jalan
d. Perizinan angkutan umum
27. Pengumpulan, pengelolaan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas
di wilayah provinsi.
b. Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan
(LLASDP)
1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan
danau antar kabupaten atau kota dalam provinsi;
2. Penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan
antarkabupaten atau kota dalam provinsi yang terletak pada
jaringan jalan provinsi;
3. Penetapan lintas penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam
provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
4. Pengawasan terhadap pemberian surat ukur, surat tanda
pendaftaran dan tanda pendaftaran, sertifikat kenaikan kapal,
sertifikat pengawakan kapal, dan surat tanda kebangsaan kapal
sungai dan danau <7 GT;
5. Rekomendasi lokasi pelabuhan penyeberangan;
6. Pembangunan pelabuhan SDP, dan Pengadaan kapal SDP;
7. Pembarian rekomendasi rencana induk pelabuhan penyeberangan,
DLKr atau DLKp yang terletak pada jaringan jalan nasional dan
antar Negara serta jaringan jalur Kereta Api;
8. Penetapan rencana induk, DLKr atau DLKp pelabuhan
penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
10. Pemeraan alur sungai lintas kabupaten atau kota dalam provinsi
untuk kebutuhan transportasi, dan penetapan kelas alur jalan
sungai;
11. Pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur sungai dan danau;
12. Izin pembangunan prasarana yang melintas alur sungai dan danau;
13. Penetapan tarif angkutan penyeberangan kelas ekonomi pada lintas
penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
14. Penetapan tarif angkutan sungai dan danau kelas ekonomi antar
kabupaten atau kota dalam provinsi;
15. Pengawasan pelaksanaan tarif angkutan SDP anatr kabupaten atau
kota dalam provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
16. Pemberian persetujuan pengorperasian kapal untuk lintas
penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada
jaringan jalan provinsi;
17. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan sungai dan
danau;
18. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan
penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada
jaringan jalan provinsi;
19. Pengawasan angkutan barang berbahaya dan khusus melalui
angkutan ASDP;
c. Perkeretaapian
1. Penetaoan rencana induk perkeretaapian provinsi;
a. Penetapan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem
perkeretaapian provinsi dan perkeretaapian kabupaten atau kota
yang jaringannya melebihi wilayah kabupaten atau kota.
b. Pemberian arahan, bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis
kepada kabupaten atau kota, penggunaan dan penyedia jasa.
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan perkeretaapian provinsi.
3. Pengusahaan prasarana kereta api umum yang tidak dilaksanakan
oleh badan usaha prasarana kereta api;
4. Penetapan izin penyelenggaraan perkeretaapian khusus yang
jaringan jalurnya melebihi wilayah satu kabupaten atau kota dalam
satu provinsi;
5. Penetapan jalur kereta api khusus yang jaringan melebihi satu
wilayah kabupaten atau kota dalam provinsi;
6. Penutupan perlintasan untuk keselamatan perjalan kereta api dan
pemakaian jalan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin
dan tidak ada penanggungjawabannya, dilakukan oleh pemilik dan
atau Pemerintah Daerah;
7. Penetapan jaringan pelayanan kereta api antar kota melebihi satu
kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
8. Penetapan jaringan pelayanan kereta api perkotaan melampaui satu
kabupaten atau kota dalam dalam satu provinsi;
9. Penetapan persetujuan angkutan orang dengan menggunakan
gerbong kereta api dalam kondisi tertentu yang pengoperasian di
10. Izin operasi kegiatan angkutan orang dan atau barang dengan
kereta api umum untuk pelayanan angkutan antar kota dan
perkotaan yang melintas pelayanannya melebihi satu kabupaten
atau kota dalam satu provinsi;
11. Penetapan tarif penumpang kereta api dalam hal pelayanan
angkutan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan
pelayanan angkutan yang disediakan untuk pengembangan
wilayah, untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang
lintas pelayanannya melebihi satu kabupaten atau kota dalam satu
provinsi;
7. Bidang Laut
a. Seksi Pelabuhan Dan Pengerukan
1. Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GT≥7)
yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau) :
a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal sampai
dengan GT 30 ditugas pembantuan kepada provinsi.
b) Pelaksanaan perukuran kapal sampai dengan GT300 ditugaskan
pembantuankan kepada provinsi.
c) Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.
d) Pelaksanaan pemeriksaan radio atau elektronika kapal.
e) Pelaksanaan pengukuran kapal.
f) Penertiban pas perairan kapal.
g) Pencatatan kapal dalam buku registrasi pas perairan daratan.
i) Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.
j) Penertiban sertifikasi keselamatan kapal.
k) Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal.
l) Penertiban dokumen pengawakan kapal.
2. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT<7) yang berlayar
hanya di perairan daratan (sungai dan danau) : Pemberian izin
pembangunan dan pengadaan kapal;
3. Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7
(GT≥7) yang berlayar di laut;
4. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT<7) yang
berlayar di laut;
a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal.
5. Pengelolaan pelabuhan regional lama;
6. Pengelolaan pelabuhan baru yang dibangun oleh provinsi;
7. Rekomendasi penetapan rencana induk Pelabuhan Internasional
Hub, Internasional dan Nasional;
8. Penetapan rencana induk pelabuhan laut regional;
9. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum;
10. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus;
11. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut
regional;
12. Penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus regional;
13. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pengoperasian
14. Penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus regional;
15. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut
Internasional Hub;
16. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut
Internasional;
17. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp laut Nasional;
18. Penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;
19. Izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan
laut regional;
20. Izin reklamasi di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;
21. Pertimbangan teknis terhadap penambahan dan atau pengembangan
fasilitas pokok pelabuhan laut regional;
22. Penetapan pelayanan operasional 24 jan pelabuhan laut regional;
23. Izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus
regional;
24. Izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus
regional;
25. Penetapan pelayanan operasional 24 jam pelabuhan khusus
regional;
26. Penetapan DUKS di pelabuhan regional;
27. Rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan
luar Negeri;
28. Izin usaha Dinas Perhubungan angkutan laut bagi Dinas
pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi
setempat;
29. Izin usaha pelayaran rakyat bagi Dinas Perhubungan yang
berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten
atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar atau
Provinsi dan Internasional (lintas batas);
30. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan
angkutan laut Nasional yang dilangkup kegiatannya melayani lintas
pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
31. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan
pelayaran rakyat yang limgkup kegiatannya melayani lintas
pelabuhan antar provinsi serta lintas pelabuhan internasional (lintas
batas);
32. Pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur
(tramper) bagi Dinas Perhubungan angkutan laut yang berdomisili
dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota
dalam satu provinsi;
33. Pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap san teratur (liner)
dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur
(tramper) bagi Dinas Perhubungan pelayaran rakyat yang
berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten
atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar
Provinsi dan Internasional (lintas batas);
35. Izin usaha bongkar muat barang dari dank e kapal;
36. Izin usaha Ekspedisi atau Freight Forwarder;
37. Izin usaha angkutan perairan pelabuhan;
38. Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan
penunjang angkutan laut;
39. Izin usaha depo peti kemas.
8. Bidang Udara
a. Ankutan Udara
1. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin usaha angkutan
udara niaga dan melaporkan kepemerintah;
2. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin jaringan dan rute
penerbangan dan melaporkan ke pemerintah;
3. Mengusulkan rute penerbangan baru ke daerah dari yang
bersangkutan;
4. Pemantauan pelaksanaan persetujuan rute penerbangan dan
melaporkan ke pemerintah;
5. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan penambahan atau
pengurangan kapasitas angkutan udara dan melaporkan ke
pemerintah;
6. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah;
7. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan
provinsi dengan pesawat udara diatar 30 tempat duduk dan
melaporkan ke pemerintah;
8. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan ijin terbang, FA
Dinas Perhubungan angkatan udara non berjadwal antara
kabupaten atau kota dalam 1 (satu) provinsi dengan pesawat udara
diatar 30 tempat duduk melaporkan ke pemerintah;
9. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas)
dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah;
10.Pemantauan terhadap personil petugas pengamanan operator
penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke
pemerintah;
11.Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan
melaporkan ke pemerintah;
12.Pemberian izin Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)
pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi
Muatan Pesawat Udara (EMPU);
13.Pemantauan, penilaian, dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan
kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;
14.Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;
15.Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk angkutan udara ke
atau dari luar negeri;
16.Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk
dukungan yang memadai, mengusulkan penetapan tersebut kepada
pemerintah;
b. Bandar Udara
1. Pemberian rekomendasi penetapan lokasi Bandar Udara Umum;
2. Pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi
Bandar udara umum dan melaporkan ke pemerintah, pada Bandar
udara yang belum terdapat kantor bandara;
3. Pemberian rekomendasi penetapan atau izin pembangunan Bandar
udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk;
4. Pemantauan terhadap penetapan atau izin pembangunan Bandar
udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk dan
melaporkan ke pemerintah pada Bandar udara yang belum terdapat
kantor adbandara;
5. Pemantauan terhadap pelaksanaan penetapan atau izin
pembangunan Bandar udara khusus yang melayani pesawat udara ≥
30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah;
6. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pengatur pesawat udara
di apron, pertolongan Kecelakaan Penerbangan-Pemadam
Kebakaran (PKPPK), salvage, pengamanan Bandar udara dan GSE,
pada Bandar udara yang belum terdapat kantor adbandara;
7. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah;
8. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan
provinsi dengan pesawat udara diatas 30 tempat duduk dan
melaporkan ke pemerintah;
9. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA
Dinas Perhubungan angkutan udara diatas 30 tempat duduk
melaporkan ke pemerintah;
10. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas)
dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah;
11. Pemantauan terhadap personil petugas pengaman operator
penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke
pemerintah;
12. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan
melaporkan ke pemerintah;
13. Pemberian izin dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU).
Pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi
Muatan Pesawat Udara (EMPU);
14. Pemantauan, penilaian dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan
kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;
15. Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;
16. Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan
ke atau dari luar negeri;
17. Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk
angkutan udara ke atau dari luar negeri disertai alasan dan data
dukung yang memadai mengusulkan penetapan tersebut kepada
F. Kinerja Usaha Terkini Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Menurut Mangkunegara (2005:9), bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut
Mathis dan Jackson (2001:82), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
yaitu : kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan
yang akan dilakukan, dan hubungan dalam organisasi.
Secara umum hasil pembangunan perhubungan tahun 2014 telah
mengalami beberapa kemajuan, sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas
Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah pengembangan fasilitas keselamatan
lalu lintas jalan dengan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas jalan, guard
rail, marka jalan, delineator dan RPPJ, Pembangunan dermaga laut dan dermaga
sungai serta Peningkatan dan pembangunan bandara – bandara. Alokasi dan
realisasi anggaran tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014
No. Program/kegiatan Tingkat Pencapaian SPM
Anggaran
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)
1. Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Terlaksananya sistem administrasi dan
meningkatnya pelayanan
3.441.242.220 3.053.910.622
2. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Peningkatan operasional sarana dan prasarana aparatur pemerintahan
3.264.300.000 1.800.726.650
3. Peningkatan Disiplin
Aparatur
Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur
993.423.400 709.957.100
4. Peningkatan Sumber
Daya Aparatur
Meningkatnya kinerja aparatur
Lanjutan
Tabel 2.1
Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014
No.
600.000.000 547.185.500
6 Program
Peningkatan sistem pelaporan kinerja
250.000.000 112.605.750
7. Program dan laporan angkutan
Meningkatnya
prasarana dan fasilitas keselamatan LLAJ
12.497.835.676 5.566.310.900
8. Program
1.182.000.000 315.716.000
9. Program
120.000.000 116.650.000
Total 28.100.400.296 14.638.405.822
Alokasi anggaran tahun 2014 mencapai Rp. 28.100.400.296, sedangkan
realisasi anggaran hanya menggunakan Rp. 14.638.405.822 dari dana yang
dianggarkan. Dari data alokasi dan dibandingkan dengan realisasi pelaksanaan
kegiatan, ternyata realisasi anggaran tahun 2014 pada Dinas Perhubungan secara
keseluruhan adalah ±52%.
G. Rencana Kerja
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 merupakan rencana tahun
kedua pelaksana pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera Utara. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2015 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Provinsi
Sumatera Utara, dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pelaksaanaan tugas
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015.
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 berisi kebijakan
pembangunan perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang
akan dibiayai baik melalui APBD dan APBN. Uraian ini akan diawali dengan
kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai
dengan tahun 2010 dan perkiraan tahun 2015, masalah dan tantangan yang harus
dihadapi pada tahun 2015. Dari perkembangan keadaan tersebut kemudian
dirumuskan prioritas-prioritas pembangunan tahun 2015 dan sasaran
pembangunan yang hendak dicapai pada masing-masing prioritas dengan
mengacu kepada agenda pembangunan Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera
Utara yang perlu diselesaikan pada tahun 2015. Dengan arah kebijakan pada
darat, transportasi laut, transportasi udara, dan kegiatan penunjang transportasi,
selanjutnya disusun program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan
pendanaan.
Tujuan disusunnya Rencana kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera
Utara adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka
penyusunan APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 yang merupakan
pegangan umum perencanaan bidang Perhubungan di Provinsi Sumatera Utara,
yang merupakan penjabaran Renstra Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
dalam bentuk program aksi atau kegiatan yang lebih spesifik, sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, terkoordinir
dengan baik dan merupakan bagian integral dari RPJMD Provinsi Sumatera Utara,
dan dapat dilaksanakan dengan kemampuan dana yang teredia serta sesuai dengan