SKRIPSI
KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK PARTAI POLITIK DI MEDIA ONLINE
(Analisis framing pemberitaan konflik Munas IX Partai Golkar pada media online mediaindonesia.com, dan vivanews.com edisi 30 November 2014 - 15
Desember 2014)
Oleh:
JAMALUDDIN PHONNA 09220128
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Jamaluddin Phonna NIM : 09220128
Konsentrasi : Jurnalistik dan Studi Media
Judul Skripsi : KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK PARTAI POLITIK DI MEDIA ONLINE (Analisis framing pemberitaan konflik Munas IX Partai Golkar
pada media online mediaindonesia.com, dan vivanews.com edisi 30 November 2014 - 15 Desember 2014)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Jumat
Tanggal : 5 November 2015 Tempat : 609 (Ruang Jurusan)
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
Dr. Asep Nurjaman, M.Si Dosen Penguji:
KATA PENGANTAR
Assalammu'alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah penulis lafazkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan hidayahnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam penulis penjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi panutan dan jalan yang benar bagi umatnya.
Dunia pers kini kian digandrungi oleh masyarakat, baik itu media cetak maupun media elektronik. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya satsiun televisi baru yang mengudara, baik itu lokal maupun nasional. Tidak berbeda jauh dengan media elektronik, media cetakpun mengalami hal yang sama. Masyarakat seakan dimanjakan dengan tersedianya bacaan yang sesuai dengan daya beli ataupun intelektual mereka. Sehingga dalam memasuki era masyarakat informasi, segala informasi dengan mudah didapat kapan dan dimanapun mereka berada.
Hal ini menciptakan persaingan yang cukup ketat. Sehingga setiap media massa saling berlomba untuk menyajikan berita-berita teraktual. Dalam menulis berita-berita tersebut wartawan menggunakan bahasa yang disebut bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Untuk media cetak dikenal dengan bahasa jurnalistik tulis, sedangkan untuk media elektronik dikenal dengan bahasa jurnalistik tutur atau lisan. Penelitian ini membahas tentang bahasa jurnalistik yang digunakan oleh media cetak, khususnya bahasa jurnalistik yang digunakan pada surat kabar.
Segala upaya tersebut harus disertai dengan ketaatan setiap surat kabar dalam mematuhi aturan-aturan jurnalistik dalam menulis setiap beritanya. Misalnya saja, dikarenakan keterbatasan space pada media cetak, maka setiap berita yang disajikan harus menggunakan bahasa yang singkat, padat sederhana, lugas serta yang dapat menarik perhatian khalayak pembacanya. Kelima hal tersebut merupakan karakteristik bahasa jurnalistik. Hendaknya para wartawan harus menguasai hal tersebut dalam melakukan segala kegiatan jurnalistiknya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik maupun himbauan yang berguna untuk perbaikan dan penyempumaan skripsi ini sangat diharapkan.
Wassalammu'alaikum Wr. Wb
Malang, 19 November 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Komunikasi Massa ... 8
2.2.Media Massa dan Konstruksi Realitas ... 10
2.3.Berita ... 13
2.4.Situs Berita Online ... 20
2.5.Ideologi Media ... 23
2.6.Analisis Framming ... 24
2.7.Perangkat Framming Robert N Entman ... 26
2.8.Teori Hierarki Pengaruh ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Pendekatan Penelitian ... 33
3.2.Jenis Penelitian ... 33
3.3.Sumber Data ... 34
3.4.Waktu Penelitian ... 34
BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Partai Golkar ... 37 4.2.Gambaran Umum Media Indonesia ... 41 4.3.Gambaran Umum Media Indonesia ... 45
BAB V SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
5.1.Konstruksi Pemberitaan Konflik Munas IX Partai Golkar pada media online viva.co.id ... 51 5.2.Konstruksi Pemberitaan Konflik Munas IX Partai Golkar pada media online
mediaindonesia ... 67
BAB V PENUTUP
6.1.Kesimpulan ... 92 6.2.Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Djafar H. 1982. Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia: Jakarta
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Eriyanto, 2002, Analisis Framing- konstruksi, Ideologic dan Politik Media, Yogyakata: LKIS.
_______. 2005. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta. LKIS
_______. 2009. Analisis Framing (Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media.. Yogyakarta : LkiS
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit
Kusumanigrat, Hikmat. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mc Quail, 2011. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Moeloeng, Lexy M.A, 2007, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurudin, 2003. Komunikasi Massa, Malang: Cespur
Rahmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Santana, K.Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor. Indonesia
Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis. Wacana, Analisis dan Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Rahkmat, 2003
__________. 2006. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
__________. 2009. Anilisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.
Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LKiS Subiakto, Henry dan Rachmah Ida. 2004. Komunikasi Politik, Media, &
NON BUKU (Website):
http://www.jawapos.com/15441/aroma-lobi-politik-konflik-golkar http://cybertech.cbn.net.id/detil.asp?kategori
http://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-golongan-karya/
http://www.binasyifa.com/869/37/26/sejarah-berdirinya-media-indonesia.htm http://e-journal.uajy.ac.id/6535/3/KOM204107.pdf
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses
demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi,
mampu melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, status sosial,
dan perbedaan ideology serta orientasi. Dengan demikian, permasalahan
politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan
yang menjadi perhatian semua pihak. Dengan kemampuannya dalam
melipatgandakan pesan akan informasi suatu peristiwa dapat memberi
dampak yang besar bagi khalayak.
Dari perkembangan teknologi yang ada, berimbas juga pada
perkembangan media massa. Dimana dengan keberadaan internet, banyak
pihak, instansi bahkan perseorangan mulai memanfaatkannya dengan
membuat media online. Membuat blog atau website sendiri untuk
mengunggah dan menulis berita. Hal ini menunjukkan bahwa jurnalisme
mendapatkan banyak dampak dari keberadaan internet atau yang di kenal
dengan jurnalisme online atau juga media online.
Kemunculan media online pertama kali di Indonesia terjadi pada tahun
1998. Dimana pada saat itu terjadi peristiwa 1998 yang melengserkan
Presiden Soeharto dan pemerintahan Orde Barunya. Pada awalnya Kompas
dan Republika menjadi media online yang pertama memuat berita di situsnya.
2
cetak dan media online. Sehingga tidak ada yang special atau menjadi
prioritas di media online.
Selang beberapa waktu, muncullah detik.com yang pada saat itu
menyajikan berita real time pada media onlinenya meskipun sebelumnya
detik.com juga membuat media cetak yang tidak bertahan lama. Dan sampai
sekarang akhirnya detik.com hanya focus pada pemberitaan di media online
yang sifatnya up to date. Pada awalnya detik.com hanya memuat berita
politik di dalamnya. Namun dengan perkembangan banyaknya media online
lain yang bermunculan, detik.com mulai menambah dengan beberapa rubric
di dalamnya seperti olah raga, hiburan, dan lain sebagainya. Lima tahun
kemudian,setelah kemunculan detik.com yang fokus membangun media
online sebagai media jurnalistik, media-media cetak lain mulai membuat surat
kabar dalam bentuk online. Pada tahun 2007 hingga sekarang, telah banyak
bermunculan media-media online yang real time seperti mediaindonesia.com,
viva.co.id, okezone.com, kompasiana.com dan lain sebagainya. Semua
bersaing dalam memberikan berita dan memberikan fasilitias lain dalam
portal berita online nya. Berita yang dipublikasikan menjadi poin penting
dalam memberikan citra pada kredibilitas portal media online itu sendiri.
Dari penjelasan diatas dapat dalam penelitian ini diketahui
bahwasannya media online merupakan media massa yang dipublikasikan
melalui saluran internet pada halaman-halaman web yang beralamatkan
media tersebut dan hanya bisa diakses dengan menggunakan saluran internet.
3
menggunakan saluran internet, seperti Koran, majalah, televisi, radio dan
sebagainya.
Masing-masing media juga mempunyai ideologi sendiri dalam
pemberitaan. Berita itu sendiri merupakan sebuah konstruksi dari realitas
yang ada. Media dalam memakai realitas melakukan dua proses. Pertama,
pemilihan fakta berdasarkan pada asumsi bahwa jurnalis tidak mungkin tidak
memandang secara perspektif. Kedua, bagaimana suatu fakta terpilih tersebut
disajikan kepada 17 khalayak. Hal ini tentunya tidak dapat dilepaskan
bagaimana fakta dapat diinterpretasikan dan dipahami oleh media (Eriyanto,
2001: 116)
Pendapat Sobur dalam bukunya “Analisis Teks Media”, bahwa pada
hakekatnya pekerjaan media adalah mengkontruksi realitas (Sobur, 2002: 88).
Isi media merupakan hasil para pekerja media dalam mengkontruksikan
berbagai realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebuah berita, diantaranya
realitas politik dan human interest. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa
pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka dapat
di katakana bahwa seluruh isi media adalah realitas yang dikonstruksi
(construct reality). Pembuatan berita di media pada dasarnya tidak lebih dari
penyusunan realitas-realitas, sehingga membentuk ssebuah “ cerita “. Berita
adalah realitas yang dikonstruksikan (Tuchman dalam Sobur, 2002 : 88).
Pengemasan sebuah berita yang membentuk citra terhadap suatu
peristiwa atau partai politik, dengan menambah simbol atau label politik yang
menghasilkan sebuah image mengkonstruksi pikiran masyarakat akan
4
masuk kedalam opini publik dan mana yang tidak masuk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa media telah menjadi agen politik. Ketika media yang
telah menjadi agen politik, dan telah dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka
dalam pemberitaan ataupun wacana politik yang terbentuk patut
dipertanyakan akan keobjektifitasnya.
Dalam berbagai kasus politik saat ini, dengan adanya media online
sangat membantu media untuk selalu gencar memberitakan porsi berlebih
dalam penerbitan beritanya. Hal ini disebabkan oleh adanya keterkaitan
industri media sarat dengan kepentingan politik oleh pemilik media itu
sendiri. Hal ini juga yang mengakibatkan selalu terdapat perbedaan fakta
dalam pengemasan sebuah berita pada media satu dengan media lainnya.
Tidak sedikit sistem yang berubah dalam sebuah media ketika sudah dikuasai
oleh seorang politikus yang menggunakan media sebagai alat politiknya.
Coverboth side dari sebuah berita pun dipinggirkan demi mengutamakan
kepentingan ekonomi media atau politik media dan lahirnya sebuah ideologi
dalam ideologi oleh pekerja media tentunya.
Dari adanya ideologi media seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,
dalam pemberitaan pada masing media juga memiliki bobot
masing-masing dalam memaparkan realitas dan bahkan dalam menitik beratkan pada
permasalahan. Sehingga hal ini dapat diasumsikan dalam masing-masing
media dalam pemberitaannya terkesan tidak berimbang.
Sepertinya halnya dengan konflik yang baru-baru ini terjadi di tubuh
partai Golkar. Jika dirunut ke belakang, salah satu akar penyebab konflik
5
November–4 Desember 2014. Pada munas tersebut, Aburizal Bakrie terpilih
kembali sebagai ketua umum secara aklamasi. Terpilihnya Bakrie atau biasa
disapa Ical mengundang ketidakpuasan bagi sebagian elite pengurus Golkar
yang dimotori Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang
Kartasasmita. Mereka menganggap munas di Bali tidak demokratis. Dalam
sejarah munas Golkar sejak era reformasi, baru pada saat itulah muncul hanya
satu calon ketua umum. Padahal, sebelumnya, setiap kali prosesi pemilihan
ketua umum di arena munas, selalu bersaing secara demokratis lebih dari satu
calon.
Faktor lain penyebab konflik Golkar berkepanjangan dan kian panas
adalah terkait dengan sikap pemerintah. Pemerintah melalui Menteri Hukum
dan HAM (Menkum HAM) Yasonna Hamonangan Laoly memutuskan
mengakui kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono. Tapi, sikap
pemerintah itu dilawan para pengurus Golkar kubu Ical. Mereka menggugat
keputusan Menkum HAM tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN). PTUN melalui Ketua Majelis Hakim Teguh Satya Bhakti
memerintahkan penundaan pelaksanaan surat Menkum HAM yang mengakui
kepengurusan kubu Agung Laksono, hingga ada putusan tetap. PTUN juga
memerintah Menkum HAM Yasonna Laoly agar tidak mengeluarkan
keputusan lain yang berhubungan dengan objek sengketa. Dengan adanya
putusan sela ini, bakal panjanglah konflik di tubuh Golkar (dikutip dari situs
http://www.jawapos.com/15441/aroma-lobi-politik-konflik-golkar)
Dari kasus tersebut, Viva.co.id sebagai salah satu portal media online
6
secara tidak langsung menentang keputusan PTUN. Dimana dalam
pemberitaannya viva.co.id mengkritisi tentang kinerja dari Menkum HAM
Yosana Laoly. Portal media online lain yang dipilih dalam penelitian ini
adalah mediaindonesia.com yang dipilih sebagai pembanding berita yang
dikeluarkan viva.co.id. Selain itu pemilik dari mediaindonesia.com ini juga
sebagai mantan petinggi di Partai Golkar, Surya Paloh. Hal ini yang
kemudian menjadi daya tarik peneliti untuk menganalisis dan mengkonstruksi
pemberitan konflik Partai Golkar yang berawal pada Munas IX Golkar yang
diadakan di Bali.
Penelitian yang akan dilakukan, mengidentifikasi bagaimana polemik
Munas IX Partai Golkar lewat pemberitaan media online terhadap pengaruh
politik pencitraan. Batasan identifikasi politik media online dalam
pemberitaan yang di publikasi, apakah berindikasi pembentukan pencitraan
bagi partai golkar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua portal
berita pada media online yaitu vivanews.com dan mediaindonesia.com.
Pemilihan kedua portal tersebut didasarkan pada pemberitaan berita konflik
Munas IX, peneliti juga memiliki ketertarikan terhadap latar belakang dari
pemilik media yang memiliki latar belakang yang sama-sama berangkat dari
Golkar. Meskipun seiring perkembangannya, Surya Paloh sebagai pemilik
mediaindonesia.com keluar dari partai Golkar dan mendirikan partai baru,
7
1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana media online (vivanews.com dan
mediaindonesia.com) mengkonstruksi pemberitaan konflik Munas IX Partai
Golkar edisi 25 November - 15 Desember 2014.
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
bagaimana media online vivanews.com dan mediaindoensia.com
mengkonstruksi pemberitaan konflik Munas IX Partai Golkar oleh edisi 25
November - 15 Desember 2014.
1.4.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atas wawasan serta
referensi bagi mahasiswa komunikasi yang melakukan penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis framing. Sehingga dapat
memberikan pengetahuan tentang konstruksi pencitraan partai politik di
media massa.
2. Manfaat Praktis
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan
pembelajaran bagi masyarakat,bagaimana media menkonstruksi pencitraan
sebuah partai politik. Sehingga bisa menjadi pertimbangan bagi