• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA JARINGAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS FOTOGRAFI ( Studi Pada Anggota Blitarian Fotografi Club di Blitar )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA JARINGAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS FOTOGRAFI ( Studi Pada Anggota Blitarian Fotografi Club di Blitar )"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

POLA JARINGAN KOMUNIKASI DALAM

KOMUNITAS FOTOGRAFI

( Studi Pada Anggota Blitarian Fotografi Club di Blitar )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1)

Komunikasi

Sari Kusuma Wardani 08220156

JURUSAN ILMU KOMUNIKSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Bismallahaahir Rahmaanir Rahiim

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT penulis ucapkan atas hidayah

yang diberikan dalam pengerjaan skripsi ini. Berkat bimbingan dan karuia yang

diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Jaringan

Komunikasi Komunitas Fotografi (Studi pada Komunitas Fotografi di Blitar).

Adapun penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana

jaringan komunikasi dalam mempererat hubungan antara sesama anggota

komunitas fotografi Blitar. Sebagai metode penelitian, peneliti menggunanakn

metode analisis jaringan komunikasi. Hasil dari penenlitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi kalangan akademis dan masyarakat terutama komunitas fotografi

Blitar. Dimana penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tentang analisis

jaringan. Serta dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru dalam

memandang ilmu komunikasi tentang jaringan komunikasi terutama dalam

komunitas.

Sehingga dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang memberikan karunia yang tak terhingga.

2. Kedua orang tua, Bapak Warnoto dan Ibu asih Widjajanti yang

memberikan dukungan moril dan materiil secara ikhlas.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Persetujuan ii

Lembar Pengesahan iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi iv

Lembar Pernyataan Orisinalitas v

BAB II KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI 8

A. Komunikasi 8

A.1 Bentuk Komunikasi 9

A.2 Proses Komunikasi 12

A.3 Peran Komunikasi Dalam Proses Sosio-Kultural 14

B. Jaringan Komunikasi 15

(9)

2. Jaringan Roda Dan Bintang 18

3. Jaringan Lingkaran 19

4. Jaringan “Y” 20

5. Jaringan Semua Saluran 21

C. Peranan Dalam Jaringan Komunikasi 26

D. Komunitas 28

BAB III METODE PENELITIAN 35

A. Fokus Penelitian 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

C. Subyek Penelitian 37

D. Teknik Pengumpulan Data 38

1. Observasi 38

2. Wawancara 39

3. Dokumentasi 39

(10)

F. Teknik Keabsahan Data 40

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 42 A. Deskripsi Wilayah Penelitian 42

A.1 Letak Geografis 44

B. Profil Komunitas Fotografi Blitar 49

C. Profil Komunitas Blitarian Fotografi (BPC) 50

C.1 Deskripsi Profil Informan Penelitian 52

D. Jaringan Komunikasi Dalam Komunitas Fotografi Di Blitar 56

D.1 Proses Terbentuknya Jaringan Komunikasi Dalam

Komunitas Fotografi Di Blitar 57

D.2 Struktur Jaringan 58

D.2.1 Siapa Bertanya Kepada Siapa 58

D.2.2 Klik-Klik Dalam Jaringan 66

D.3 Pola Jaringan Komunikasi Dalam Komunitas

Fotografi Di Blitar 72

D.3.1 Pola Mayoritas 72

D.3.2 Pola Tiap Klik 76

E. Peran-Peran Anggota Jaringan Komunikasi Dalam

Komunitas Fotografi Di Blitar 82

1. Opinion Leader 85

2. Gate Keepers 86

3. Cosmopolites 87

(11)

5. Liason 88

6. Isolate 88

BAB V PENUTUP 90

1. Kesimpulan 90

2. Saran 92

(12)

DAFTAR TABEL

Table 1. Data Komunitas Blitarian Fotografi 52

Table 2. Data Informan Penelitian Dalam Persentase

Dari Latar Belakang Umur 55

Table 3. Data Informan Penelitian Dalam Persentase

Dari Latar Belakang Pendidikan 56

Table 4. Matrik Jaringan Komunikasi Komunitas Fotografi Di Blitar 59

Table 5. Evaluasi Keefektifan Pola Jaringan Dalam Jaringan Komunikasi

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batas-Batas Wilayah Blitar 49

Gambar 2. Peranan Jaringan Komunikasi Komunitas

Fotografi Di Blitar 60

Gambar 3. Klik-Klik Dalam Jaringan Komunikasi Komnitas

Fotografi Di Blitar 68

Gambar 4. Pola Jaringan Bintang Atau Roda 73

Gambar 5. Pola Jaringan Y 77

Gambar 6. Pola Jaringan Lingkaran 79

Gambar 7. Pola Jaringan Lingkaran 80

Gambar 8. Pola Jaringan Semua Saluran 81

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan (Pertanyaan Untuk Anggota Komunitas Blitarian

Fotografi)

Lampiran 2. Hasil Dokumentasi

Lampiran 3. Identitas Peneliti

Lampiran 4. Berita Acara Seminar

(15)

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku :

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori Dan Filasafat Komunikasi. PT. Citra Aditya

Bakti. Bandung:2003.

_____________________. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Remadja Karya.

Bandung:1986.

Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta:2006.

Littlejhon, Stephen W. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication).

Salemba Humanika. Jakarta:2009.

Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.

UMM Press. Malang:2010.

Moekijat.Teori Komunikasi.CV. Mandar Maju. Bandung:1993.

Muhammad, Arni.Komunikasi Organisasi.Bumi Aksara. Jakarta: 2005. Panuju, Redi.Sistem Komunikasi Indonesia.Yogyakarta:1997.

Setiawan, Bambang. Jaringan Komunikasi Di Desa. FISIP UGM.

Yogyakarta:1989.

Sugiono.Memahami Penelitian Kualitatif.Alfabeta. Bandung:2008.

Referensi Non-Buku :

(16)

Referensi Internet :

http://forumm.wgaul.com/showthread.php?t=81349 pada Kamis, 3 November 2011,

pukul 13.57.

http://umrikebo.blogspot.com/2008/10/peranan-opinion-leader-dalam-sistem.html pada

Senin, 14 November 2011, pukul 23.03.

http://www.forumkami.net/forum-fotografi/3323-pengertian-fotografi.html pada Selasa,

26 Oktober 2011, pukul 22.29.

http://singlesmilesoup.blogspot.com/2010/02/sejara-fotografi-di-indonesia.html pada

Selasa, 25 Oktober 2011, pukul 14.03.

http://airachma.wordpress.com/2009/10/11/pengertian-komunitas/ pada Rabu,

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengabadikan sebuah fenomena yang terjadi di sekitar kita

memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

memiliki kenangan untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang

pernah terjadi di sekitar kita. Pengabadian sebuah peristiwa dapat

menggunakan berbagai teknik dan alat, bisa menggunakan rekaman video,

menulis kejadian dalam catatan, bahkan bisa dalam cerita dalam foto yang

biasa disebut dengan fotografi. Mendengar kata fotografi pasti terlintas

mengenai suatu kegiatan yang berhubungan dengan kamera. Dimana

kegiatan tersebut mulai berkembang seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Munculnya fotografi di dunia ini tidak secara tiba-tiba. Awal

mulanya berawal dari gambar dan lukisan. Yang kemudian dikembangkan

dalam bentuk foto. Pada dasarnya pengertian fotografi berasal dari 2 kata

yaituPhoto yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan

menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti

proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek

(18)

media yang peka cahaya

(http://www.forumkami.net/forum-fotografi/3323-pengertian-fotografi.html pada Selasa, 26 Oktober 2011,

pukul 22.29).

Tahun 1519 Leonardo Davinci mempopulerkan mainan yang

banyak digunakan para pelukis, yaitu kamera Obcura. Para pelukis menggunakan alat ini untuk mengubah pemandangan tiga dimensi menjadi

image dua dimensi. Sejarah dan perkembangan fotografi dibagi dalam tiga

era. Era ini dibagi berdasarkan dari teknologi pada kamera dan bahan

untuk merekam gambarnya. Era tersebut adalah (1) Era Pra Negatif Film,

(2) Era Negatif Film, dan (3) Era Fotografi Digital (Modul Ordas Jufoc :

2008).

Berawal dari kedatangan seorang pegawai kesehatan Belanda pada

tahun 1841di Indonesia, atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di

Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama

ambtenaar itu, diberi tugas "to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects" (Groeneveld

1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika,

untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis. Terlepas dari kegagalan

percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api

dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai

(19)

fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administrative colonial,

pegawai pengadilan, opsir militer dan misionaris.

Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun

keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara

eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang.

Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940

menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315

nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama "lokal": Cephas di

Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di

Ambon.

Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan

teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti

kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan,

melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah

dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi

adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini

berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari,

di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang

melayani kebutuhan praktis.

Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar

sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942

(20)

propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer

untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan

Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose

simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat.

Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan

dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa.

Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia,

ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai

merepresentasikan dirinya sendiri

(http://singlesmilesoup.blogspot.com/2010/02/sejara-fotografi-di-indonesia.html pada Selasa, 25 Oktober 2011, pukul 14.03).

Sekarang banyak sekali peminat-peminat fotografi yang terjun ke

dalam kegiatan ini. Kegiatan fotografi tersebut biasa dilakukan sendiri,

tetapi lebih banyak dilakukan dengan berkelompok yang lebih tepat

disebut komunitas. Komunitas fotografi biasanya digambarkan sebagai

sekumpulan orang yang memiliki kamera dan melakukan pemotretan

terhadap seorang atau beberapa orang model. Banyak yang menilai

komunitas ini merupakan komunitas high class (kelas menengah keatas). Namun jika di cermati lebih dalam, komunitas ini bukan hanya

sekumpulan orang yang mampu. Tetapi merupakan sekumpulan orang

yang memiliki hobi yang sama mengenai fotografi. Serta memiliki tujuan

(21)

Komunitas Fotografi di Kota Blitar, anggotanya bersifat umum

(berbagai usia). Karena komunitas ini didirikan atas dasar hobi dan rasa

ingin tahu tentang fotografi. Pengembangan hobi itu sendiri dapat

dituangkan dalam karya-karya visual yang akan ditampilkan dalam

kegiatan pameran.

Berkembangnya fotografi (komunitas fotografi) di Kota Blitar

sekitar pada tahun 2000-an. Dimana awalnya hanya orang-orang yang

memiliki kamera dan ahli dalam bidang fotografi yang berminat. Ini

dikarenakan mahalnya harga kamera, serta sulitnya pencetakan film untuk

dijadikan foto. Dengan berkembangangnya teknologi yang semakin pesat

dan canggih, peminat fotografi mulai bertambah. Hal ini didukung oleh

munculnya kamera digital yang terjangkau harganya. Serta banyaknya

fotografer-fotografer yang mau membagi ilmunya kepada para peminat

fotografi. Dan banyak muncul studio foto.

Komunitas fotografi ini awalnya hanya sebuah kelompok kecil

yang aktif hunting. Kemudian hasil foto tersebut ditunjukkan kepada

umum dalam pameran foto. sehingga pengikutnya berkembang. Di Blitar,

komunitas fotografi yang diketahui adalah Blitarian Fotografi Club yang

basecamp-nya berada di Kedai Digital. Anggota dari komunitas ini juga

berasal dari studio-studio foto. Dimana mereka mengembangkan sangat

mudah mengembangkan komunikasi antar anggota serta meningkatkan

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang,

penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu :

1. Bagaimana jaringan komunikasi dalam mempererat hubungan

antara sesama anggota komunitas fotografi di Blitar?

2. Bagaimana pola jaringan komunikasi yang terbentuk dalam

komunitas fotografi?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui :

1. Jaringan komunikasi yang digunakan dalam mempererat hubungan

antara sesama anggota komunitas fotografi di Blitar.

2. Pola jaringan komunikasi yang terbentuk dalam komunitas

fotografi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dimanfaatkan

oleh kalangan akademis, untuk penelitian selanjutnya tentang

jaringan komunikasi dalam sebuah komunitas. Serta menambah

(23)

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

wawasan baru khususnya kepada seluruh anggota komunitas

fotografi di Kota Blitar dalam memandang ilmu komunikasi. Yakni

pentingnya hubungan jaringan komunikasi dalam mempererat

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berdasarkan hasil tes siswa dari siklus pertama jumlah siswa yang berada pada golongan tuntas belajar sebanyak 33.33% siswa, setelah tindakan pada siklus kedua

Keadaan alam Indonesia dan negara-negara tetangga pada dasarnya sama, yang berbeda adalah .... iklimnya yang termasuk iklim

adalah biomassa (bahan organik) yang merupakan hasil produksi dari makhluk hidup.. Dalam praktikum ini, akan dilakukan suatu percobaan untuk

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diajukan adalah: “ Apakah dengan menerapkan metode pemecahan masalah (Problem Solving) dapat meningkatkan kreativitas

(2) Pengembangan sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Jeneponto Kabupaten Jeneponto sudah terlaksana dengan baik karena banyak perubahan sarana dan prasarana tiap

(3) Mengetahui terdapat peningkatan atau tidak kemampuan penalaran matematika setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Plered.

[r]

jenis film yang sesuai untuk menyimpan buah nangka segar terolah minimal terlapis edible coating dengan sistem atmosfir termodiiasi untuk. mempertahankan mutu buah