i SKRIPSI
SIKAP RUSIA TERHADAP PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1
Oleh:
WAYAN ULANDARI NIM : 201010360311134
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vi DAFTAR ISI
COVER ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
vii
BAB II PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR
2.1 Tentang Nort Atlantic Treaty Organization (NATO) ... 22
2.2 Visi dan Misi NATO ... 24
2.3 Dominasi Amerika Serikat dalam NATO ... 26
2.4 Perluasan NATO Ke Eropa Timur ... 30
2.5 Kekuatan NATO ... 35
2.5.1 Kekuatan Personil NATO ... 36
2.5.2 Kekuatan Persenjataan ... 39
2.6 Keuntungan NATO Menguasi Eropa Timur ... 40
BABIII RESPON KERAS RUSIA TERHADAP PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR 3.1 Reaksi Rusia ... 44
3.1.1 Reaksi Ke Dalam Kawasan ... 44
3.1.2 Reaksi Ke Luar Kawasan ... 46
3.2 Persiapan Pertahanan Rusia ... 49
3.2.1 Pembaharuan Doktrin ... 50
3.2.2 Kekuatan Militer ... 56
3.2.3 Kekuatan Ekonomi ... 65
BAB IV ALASAN RESPON RUSIA TERHADAP PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR 4.1 Perluasan NATO Ke Eropa Timur Dalam Perspektif Rusia ... 69
4.1 Arti Penting Eropa Timur Bagi Rusia ... 72
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Millitary Expenditure In The Russian Federal Budget 2010-2013
ix
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
A.Fahrurodji, Rusia Menuju Demokrasi: Pengatar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya, Yayasan Obor Indonesia JakartaWibwanto, 2005
MPA, Sudrajat. 2004. Dampak Strategis Pasca Perluasan Keanggotaan di Dalam Struktur-sruktur Eropa Terhadap Indonesia (Perspektif Pertahanan dan Keamanan) Vol 21 No. 2
Mas’oed Mohtar, 1990.“Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Dan
Metodologi”, Jakarta : LP3ES.
Perwita, Anak Agung Banyu, dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rusadi, Kantaprawira, 1987.“Pendekatan Sistem Dalam Ilmu-Ilmu Sosial, Aplikasi Dalam Meninjau Kehiupan Politik Indonesia”.Bandung: PT.Sinar Baru. Halaman 32.
Samdjo, Ilmu Negara: Demokrasi Barat dan Demokrasi Rusia. Hal 262-264
Saragih Simon, Bangkitnya Rusia: Peran Putin dan EKS KGB.
Soekamto, Soerjono, 1982.“ Sosiologi Suatu Pengantar”.Jakarta : CV.Rajawali.Halaman 269.
Steans Jill& Lliyod Pettiford, 2009. “Hubungan Internasional : Perspektif dan Tema”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Teuku May Rudy, 2005. “Administrasi dan Organisasi Internasional”.Bandung : Refika Aditama
Winarno Budi, 2011.”Isu-Isu Global Kontemporer”,Yogyakarta : CAPS.
Skripsi/Jurnal :
A. Agus Sriyono;2004) dalam Sri Rahyuni. 2012. “Kebijakan Pertahanan Rusia
x
Ery Mega Herlambang “Pengaruh perluasan NATO ke Eropa Timur terhadap
kebijakan luar negeri Putin ke Gorgia”.Universitas Muhammadiyah Malang
Lailatus Riva “Dampak Perluasan Uni Eropa ke Negara-negara Baltik Terhadap
Soft Security Rusia”, Universitas Muhammadiyah Malang
Nugroho, Wibawanto. January-Juni 2009. Pertahanan Negara Dikaitkan Dengan kemampuan Negara. Verity: Jurnal Hubungan Internasional. Nomor 1 Hal 70.
Sri Rahyuni, 2012, “Kebijakan Pertahanan Rusia Dan Dampaknya Terhadap NATO”, Universitas Hasanuddin Makasar.
Internet :
A short History Of NATO, dalam http://www.nato.int/history/nato-history.html pada 23/11/ 2014 (21.56 WIB)
“Apa itu pakta warsawa”, dalam http://www.amazine.co/25067/apa-itu-pakta-warsawa-fakta-sejarah-informasi-lainnya/ pada 05/09/2014 (11.23 WIB)
Amalia Wardahni“Geopolitik dan Geostrategi pada Masa Imperialisme Hingga
Tatanan Orde Baru” dalam
http://amaliawardahni- fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-100821-Geopolitik%20Geostrategi-Geopolitik%20dan%20Geostrategi%20pada%20Masa%20Imperialisme% 20Hingga%20Tatanan%20Orde%20Baru.htmlpada 04/09/2014 (10.10 WIB)
Anjar Sulastri,”Politik Energi Rusia dan Dampaknya terhadap Eropa terkait
Sengketa Gas Rusia-Ukraina 2006-2009”, dalam http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jahieff38801392full.pdf pada 06/12/2014 (11.07 WIB)
Air-Launched Cruise Missiles (ALCM), dalam https://www.google.com/search?q=RUSSIAN+ALCM&biw=1024&bih=4
95&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=vD-aVMrJEsyWuAT22YHQCQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#tbm=isch&q=RUS SIAN+ALCM&imgdii=_ pada 22/12/2014 (07.31 WIB)
xi
The Consultation Process of NATO, dalam http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_49187.htm pada 23/11/2014 (21.59 WIB)
Cintyarya ““trategi Tata Rua g da Wilayah dala Ti daka I perialis e dalam, http://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-74157-Geopolitik%20dan%20Geostrategi
Strategi%20Tata%20Ruang%20dan%20Wilayah%20dalam%20Tindakan %20Imperialisme.html pada 24/03/2014 (19.21 WIB)
Cooperation Council (NACC) (archived)”, dalam
http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_69344.htm pada 27/11/2014 (10.07 WIB)
Crisis Management of NATO, dalam
http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_49192.htm pada 23/11/2014 (22.00 WIB)
Dr. Abdul Hadi Adnan, “Dua Tahun Setelah Perluasan NATO 2004”, dalam http://fisip.unpas.ac.id pada 06/11/2014 (16.52 WIB)
Dalam, Merdeka.com, Edisi Sabtu, 20 September 2008 06:37:00, dalam http://www.merdeka.com/politik/internasional/rusia-tuduh-nato-picu-konflik-di-georgia-ifh2hwo.html pada 27/04/2013 (14.01 WIB).
Dalam artikel resmi “AS Sarankan NATO Tambah Anggota”, edisi Selasa 22 Mei
2013, oleh: Danar Widiyanto, diakses di
http://krjogja.com/read/129496/page/tentang_kami pada 21/03/2013 (08.08 WIB).
Dalam http://direktori.umy.ac.id/uploads/skripsi2/20050510174-Bab-I.pdf pada 28/11/2014 (17.54 WIB)
Dalam “Dukungan Amerika Serikat Terhadap Georgia dalam konflik Rusia
-Georgia” Oleh : Devi Oftasari, diakses dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20253253-T28927-Dukungan%20Amerika.pdf pada 27/04/2013 (13.03 WIB).
xii
I%252FAAAAAAAAEuA%252Fc35poD7WOtQ%252Fs1600%252F3% 25252BGas%25252Bpipelines%25252Bwest.png%3Bhttp%253A%252F %252Fbittooth.blogspot.com%252F2012%252F02%252Fogpss-russian-natural-gas-production.html%3B648%3B486 pada 24/12/2014 (12.45 WIB)
Elok izra Yanuaryta, “Geopolitik dan geostrategi Rusia”, dalam
http://elokizra-y-
fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-48894-Umum-Geopolitik%20dan%20Geostrategi%20Rusia.html pada 06/12/2014 (12.57 WIB)
Fellin Fidi kinanti, “Organisasi Internasional Bertujuan Spesifik dan Keanggotaan Spesifik: NATO” dalam, http://fellinkinanti- fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-70924-the five fastest growing defence markets in 2013 were in fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-70924-the Middle East; Russia grabs third place from Japan and the UK”, dalam http://press.ihs.com/press-release/aerospace-defense-terrorism/global-defence-budgets-overall-rise-first-time-five-years pada 22/12/2014 (06.51 WIB)
“How Oil Wealth Can Make Russia and Other Countries Less Cooperative”,
dalam
http://www.washingtonpost.com/blogs/monkey- cage/wp/2014/04/30/how-oil-wealth-can-make-russia-and-other-countries-less-cooperative/ pada 08/12/2014 (17.20 WIB)
Intercontinental Ballistic Missile (ICBM), dalam
https://www.google.com/search?q=papeline+rusia&source=lnms&tbm=i topol_m_301109.html%3B688%3B366 pada 22/12/2014 (07.28 WIB) “Jalur Minyak dan Gas Rusia yang Melewati Ukraina dan Georgia”, dalam
xiii 52F11920984%3B280%3B254 pada 24/12/2014 (11.45 WIB)
“Kajian Sistem Pertahanan Anti Rudal Amerika Serikat Di Eropa : Dilema Rusia Dan Skenario Strategi Pertahanan Di Tahun 2020”, dalam http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20237567.pdf pada 24/12/2014 (12.31 WIB)
Khairunisaa, “Politik Luar Negeri Rusia Terhadap Perluasan Keanggotaan
NATO di Eropa Timur Tahun 2002-2010 “ dalam, http://ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-“Lahirnya Soviet Baru Pesaing Pasukan NATO”, dalam Suara Media Edisi : Oct
02, 2009, dalam http://www.suaramedia.com/eropa/2009/10/02/lahirnya-soviet-baru-pesaing-pasukan-nato pada 08/12/2014 (16.28 WIB)
MR Ronald Hee The Heartland Theory of Halford J. Mackinder” dalam, http://www.mindef.gov.sg/safti/pointer/back/journals/1998/Vol24_3/8.htm l pada 17/04/2014 (22.15 WIB)
“Military spending: Balance tipping towards China”, dalam http://www.bbc.com/news/world-middle-east-26054545 pada 22/12/2014 (06.52 WIB)
Mira Permatasari, “Dampak Perluasan Keanggotaan NATO Terhadap Hubungan Rusia” , Universitas Pertahanan Indonesia.
xiv
“Pemimpin NATO Khawatirkan Penangkapan Penentang Pemerintah Georgia” dalam http://www.ciputranews.com/internasional/pemimpin-nato-PA+TIMUR&imgdii=_ pada 24/12/2014 (11.57 WIB)
Rusia Mengkritik Perluasan Ekspansi NATO, dalam http://indonesian.irib.ir/international/eropa/item/87106-rusia-mengkritik-perluasan-ekspansi-nato pada 24/12/2014 (11.45 WIB)
“Russia’s Military Doctrine Development”, dalam
http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/127842/ichaptersection_si ngledocument/fb744c6a-401d-41cc-979b-a1a90f22402f/en/Chapt.1.pdf pada 24/12/2014 (15.55 WIB)
“Rusia Siapkan Doktrin Militer Edisi Terbaru, Atur Kebijakan Penangkal Nuklir Defensif”
dalam,http://indonesia.rbth.com/technology/2014/12/11/rusia_siapkan_do ktrin_militer_edisi_terbaru_atur_kebijakan_penangk_26255.html pada 21/12/2014 (23.11 WIB)
“Russia To Alter Military Strategy Towards NATO”, dalam http://www.bbc.com/news/world-europe-29026623 pada 24/12/2014 (14.10 WIB)
Russia is to i rease a ual spe di g o u lear weapo s y ore tha 50 percent in the next three years, a parliamentary defense committee said
Tuesday , dalam
http://sputniknews.com/military/20131008/184004336/Russia-to-Up-Nuclear-Weapons-Spending-50-by-2016.html pada 22/12/2014 (06.48 WIB)
Russia surpasses UK as third biggest defense spender – report, dalam http://rt.com/business/russia-increases-military-spendings-702/ pada 22/12/2014 (06.50 WIB)
“Rusia dan Cina Buka Jaringan Pipa Minyak”, dalam BBC Edisi 2 Januari 2011
- 09:36 GMT dalam
xv
“Rusia Kirimkan Minyak Mentahnya Ke China”, dalam Sindo TV Edisi Rabu, 23
Oktober 2013 - 16:03 WIB, dalam
http://video.sindonews.com/view/6055/rusia-kirimkan-minyak-mentahnya-ke-china pada 06/12/2014 (14.11 WIB)
”Russia-Georgia Conflict in August 2008” dalam,
http://fas.org/sgp/crs/row/RL34618.pdf pada 21/12/2014 (22.47 WIB)
“Respon Rusia Terhadap Perluasan NATO ke Eropa Timur” dalam, file:///F:/SKRIPSI%20RUSIA%20DESEMBER/respon-rusia-terhadap-perluasan-nato.html pada 19/12/2014 (11.11 WIB)
“Rusia Bakal Serbu Ukraina Jika Gabung Nato”, dalam http://www.jurnal3.com/rusia-bakal-menyerbu-ukraina-jika-gabung-nato/ pada 24/12/2014 (13.47 WIB)
“Russian Millitary Strength” dalam, http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=russia pada 01/12/2014 (07.52 WIB)
Russia’s defense spending grows to third largest in the world, dalam http://themoscownews.com/russia/20120417/189640006.html pada 22/12/2014 (06.57 WIB)
“Russian Analytical Digest”, dalam
http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/RAD-78.pdf pada 24/12/2014 (14.00 WIB)
“Russian Millitary Doctrine 2010” , dalam
http://carnegieendowment.org/files/2010russia_military_doctrine.pdf pada 24/12/2014 (14.00 WIB)
“Russia’s Military Doctrine 2000”, dalam
http://igcc.ucsd.edu/assets/001/502378.pdf pada 24/12/2014 (14.00 WIB)
Submarine Launched Ballistic Missiles (SLBM), dalam https://www.google.com/search?q=papeline+rusia&source=lnms&tbm=isc
xvi
Sri Rahyuni, “Kebijakan Pertahanan Rusia Dan Damapaknya Terhadap NATO”
dalam,
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1646/SKRIPSI% 20SRI%20RAHYUNI.pdf?sequence=1pada 12/03/2014 (19.37WIB)
Sartika “Geopolitik dan Geostrategi”, dalam
http://sartika-t-- fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-77802-
Geopolitik%20dan%20Geostrategi-GEOPOLITIK:%20DEFINISI,%20EVOLUSI%20DAN%20TEORI.html pada 03/04/2014 (18.21 WIB)
Sayyid Abu Ghazi Muhammad Salim, “trategi A erika Me guasai Eko omi Du ia , dalam http://jurnal-ekonomi.org/strategi-amerika-menguasai-ekonomi-dunia/ pada 27/11/2014 (09.56 WIB)
SIPRI Military Expenditure Database, dalam http://www.sipri.org/research/armaments/milex/milex_database pada 22/12/2014 (06.59 WIB)
“The 28 NATO Countries”, dalam
https://www.google.com/search?q=PETA+The+28+NATO+Countries&so urce=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=LPWaVNDkMoyWuATYyoLQCQ&ve d=0CAgQ_AUoAQ&biw=1024&bih=495 pada 24/12/2014 (12.19 WIB)
“The Accession of The Czech Republic Hungary And Poland”, dalam http://www.nato.int/docu/comm/1999/9904-wsh/pres-eng/03acce.pdf pada 06/12/2014 (17.37 WIB)
“The Russian Military And The Georgia War : Lessons And Implications”, dalam http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/PUB1069.pdf pada 06/12/2014 (17.50 WIB)
“Usaha Vladimir Putin dalam Mengembalikan Pengaruh Rusia di Kawasan
Eropa” dalam,
http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/796/public/796-4739-1-PB.pdf pada 12/03/014 (18.21 WIB)
“Ukraine, Crimea and Russia” dalam,
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Keamanan merupakan aspek terpenting dalam kedaulatan suatu negara, dengan begitu
negara harus tetap menjaga keamanannya dari ancaman apapun dan dari negara manapun.
Negara dituntut harus mampu menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya jika negara tersebut
ingin menjadi negara adikuasa atau negara tangguh yang patut diperhitungkan di mata dunia.
Kepemilikan wilayah teritorial menjadi aspek terpenting yang harus dimiliki negara untuk
menambah power dan jangkauan kekuasaan. Selain itu peningkatan dari segi militer sebagai pertahanan keamanan yang kuat bagi negara sangat diperlukan untuk menunjukkan kepada
negara lain power yang dimiliki negara tersebut. Suatu Negara bisa saja membentuk aliansi dengan negara lain ketika merasa terancam melalui kerjasama-kerjasama dengan
negara-negara besar atau organisasi-organisasi keamanan dunia atau bahkan membentuk pertahanan
sendiri dengan kekuatan ekonomi dan militer yang dimiliki.
NATO (North Atlantic Treaty Organization) merupakan sebuah organisasi keamanan regional negara-negara di kawasan utara samudera Atlantik yang terbentuk pada 4 April
1949. NATO merupakan sebuah intra-governemental Organiations, dimana negara-negara sekutu sepakat untuk membuat badan pertahanan keamanan bersama dalam masa perang
dingin. Anggota North Atlantic Treaty Organiations meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Luxembourg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark dan
2
organisasi keamanan NATO. Keanggotaan NATO bertambah hingga pada saat ini memiliki
28 negara anggota yang terletak di kawasan Eropa dan Amerika Utara.1
Pada dasarnya organisasi pertahanan ini dibentuk untuk menjaga keamanan di Eropa
Barat, yaitu untuk menjaga kebebasan dan keamanan anggota-anggotanya, menjaga stabilitas
keamanan di area Euro-Atlantic, mencegah krisis internasional. Untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mempromosikan demokrasi, hak asasi
manusia dan hukum internasional pada tahun 1955, untuk mengimbangi kekuatan NATO
muncul sebuah Pakta Pertahanan yang dibentuk oleh Uni Soviet dan negara-negara Eropa
Timur, yaitu Pakta Warsawa.2 Selama Perang Dingin kedua Blok Pertahanan ini terus
mencoba meraih dukungan dari negara-negara lain dan meningkatkan kekuatan militer
mereka.
Persaingan kedua pakta militer ini berakhir pada saat Perang Dingin usai yang
ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet. Runtuhnya negara Superpower ini diikuti dengan bubarnya Pakta Warsawa. Akibatnya, NATO menjadi satu-satunya Pakta Militer yang ada di
kawasan Eropa dan Atlantik Utara. Organisasi pertahanan ini kemudian sedikit demi sedikit
mulai memperluas keanggotaannya dan ingin mencapai kepentingannya yaitu untuk
membendung penyebaran komunisme Soviet di wilayah Eropa. Untuk mencapai tujuan
tersebut, NATO kemudian melakukan perluasan keanggotaanya ke wilayah Eropa Timur,
yang dulunya merupakan wilayah pengaruh dan kekuasaan Uni Soviet.3
1Fellin Fidi kinanti, “Organisasi Internasional Bertujuan Spesifik dan Keanggotaan Spesifik: NATO” dalam,
http://fellinkinanti-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-70924-Organisasi%20Internasional%20Bertujuan%20Spesifik%20dan%20Keanggotaan%20Spesifik:%20NATO.html pada 15/04/2013 (21.13 WIB)
2Pakta Warsawa (Warsaw Pact) adalah nama yang diberikan kepada kesepakatan antara beberapa negara Komunis Eropa yang didirikan pada tahun 1955 di Warsawa, Polandia, dalam konteks ini yang dimaksud adalah kesepakatan yang berasal dari beberapa komunis eropa guna menanggapi pembentukan (NATO); “Apa itu pakta warsawa”, dalam http://www.amazine.co/25067/apa-itu-pakta-warsawa-fakta-sejarah-informasi-lainnya/ pada 05/09/2014 (11.23 WIB)
3Khairunisaa, “Politik Luar Negeri Rusia Terhadap Perluasan Keanggotaan NATO di Eropa Timur Tahun
2002-2010 “ dalam,
3
Perluasan NATO dan masuknya beberapa negara pecahan Uni Soviet memunculkan
reaksi keras dari Rusia. Sebab, dampak dari perluasan tersebut membuat Rusia mulai
kehilangan pengaruh dan kekuasaannya di Eropa Timur terutama semenjak bubarnya Pakta
Warsawa. Munculnya NATO di Eropa Timur membuat Rusia merasa memiliki pesaing lain
dalam menyebarkan pengaruhnya dan itu berarti semakin terbatasnya ruang gerak Rusia di
kawasan Eopa Timur terutama di negara pecahan Uni Soviet.
Pada tahun 1999, Republik Ceko bersama Polandia resmi masuk menjadi anggota
NATO. Seperti diketahui, Republik Ceko dan Polandia adalah negara bekas anggota Pakta
Warsawa. Perluasan NATO terhadap negara-negara bekas dari anggota Pakta Warsawa
membuat Rusia benar-benar merasa terancam kehilangan pengaruh kekuasaanya secara utuh.
Perluasan anggota NATO yang bergerak kearah Eropa Timur menjadi hal yang cukup
mengancam bagi Rusia, sebab Eropa Timur merupakan jalur penghubung Rusia dengan
negera-negara Barat. Jika NATO terus memperluas kekuasaannya, itu berarti akan membuat
Rusia semakin terisolasi dari luar. Sebab, jika NATO memegang kekuasaan secara geopolitik
secara penuh di Eropa Timur, maka Rusia akan semakin lemah. Hal ini merupakan strategi
pihak Barat (terutama Amerika Serikat) untuk membendung kekuasaan Rusia.4 Dengan
menggunakan nama dan daya tarik NATO, Amerika Serikat mencoba membendung
kekuasaan Rusia seutuhnya sehingga tidak akan tercipta lagi negara adikuasa kedua, ketiga
dan seterusnya seperti Uni Soviet.
NATO berkeinginan memperluas jangkauan pasukannya sampai ke wilayah
perbatasan Rusia, serta merelokasi sejumlah pangkalan militer dari Eropa Barat ke sejumlah
negara Eropa Timur seperti: Bulgaria, Rumania, dan Polandia. Selain memperluas wilayah
pada 15/04/2013 (22.10WIB)
4“Usaha Vladimir Putin dalam Mengembalikan Pengaruh Rusia di Kawasan Eropa” dalam, http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/796/public/796-4739-1-PB.pdf
4
kekuasaannya, NATO bahkan telah membangun basis-basis militer di wilayah Eropa Barat
dan Eropa Timur, seperti Bulgaria, Rumania dan Polandia. Relokasi pangkalan itu berarti
memindahkan garis depan sistem pertahanan NATO di dekat wilayah Rusia. Jika dilihat dari
segi historis dan kultural, tampak jelas bahwa hubungan Rusia dan negara pecahan Uni
Soviet sangat dekat, sehingga Rusia ingin menjaga keamanan serta pengaruh kekuasaannya
terhadap wilayah sekitar Rusia, khususnya negara pecahan Uni Soviet. Perluasan NATO di
wilayah negara pecahan Uni Soviet menjadikan NATO mendominasi di wilayah tersebut.5
Perluasan yang terjadi telah mengubah batas-batas ruang lingkup NATO, sehingga
wilayahnyapun semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya pangkalan militer yang
terus meluas ke wilayah Eropa Timur dan Eropa Tengah. Pangkalan militer ini dibuat untuk
mempertahankan keamanan anggota-anggota dalam NATO. Sebab, prinsip Pakta Pertahanan
ini ialah jika ada ancaman bagi salah satu anggota, maka hal tersebut merupakan ancaman
bagi seluruh anggota lainnya juga.
Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali muncul saat isu senjata nuklir kembali
muncul sehingga membuat hubungan keduanya kembali menegang. Ketegangan tersebut
dipicu oleh pembangunan sistem pertahanan misil, atau missile defense system NATO yang dipelopori oleh Amerika Serikat sebagai pemimpin NATO dibeberapa negara di wilayah
Eropa Timur, yang dulunya merupakan wilayah pengaruh dan kepentingan Rusia. Rusia
memandang hal tersebut sebagai ancaman bagi wilayahnya. Akan tetapi, Amerika Serikat
terus melanjutkan rencananya, bahkan telah bernegosiasi dan mencapai kesepakatan dengan
beberapa negara Eropa Timur, untuk membangun sistem pertahanan misilnya, antara lain
dengan: Polandia dan Republik Ceko. Rusia juga merencanakan berbagai kontra aksi,
5
diantaranya adalah pengarahan rudal-rudalnya ke Ukraina yang merupakan sekutu NATO.6
Hal tersebut dilakukan Rusia karena rasa kekhawatiran, sebab akan mengancam
keamanannya. Rusia kemudian memperkuat keamanan militer disetiap perbatasan negaranya.
Masuknya negara-negara pecahan Uni Soviet ini, dianggap Rusia sebagai bentuk
pengkhianatan, dan akan menjadi ancaman terhadap stabilitas keamanan di kawasan Eropa
Timur. Perluasan NATO ini, mendapat respon negatif dan kecaman keras dari Rusia. Rusia
menganggap bahwa ekspansi ini merupakan salah satu ancaman dan upaya NATO dalam
mempersempit Hegemoni Rusia, khususnya di Kawasan Eropa Timur. Hal inilah yang
membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengapa Rusia bersikap keras
menentang perluasan NATO ke Eropa Timur serta bagaimana strategi Rusia dalam merespon
hal tersebut.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Mengapa Rusia bersikap keras terhadap perluasan NATO ke Eropa Timur?.
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui alasan Rusia bersikap
keras menentang perluasan NATO ke Eropa Timur.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1Manfaat Akademis
6
Adapun manfaat secara akademis dari penelitian ini adalah mampu menambah
pengetahuan dalam bidang Hubungan Internasional khususnya mengenai respon Rusia dalam
merespon perluasan NATO ke Eropa Timur.
1.3.2.2Manfaat Praktis
Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah mampu menjadi sebuah
rujukan bahan referensi baru untuk penulisan selanjutnya dan dapat menjadi pertimbangan
bagi pengambil kebijakan suatu negara.
1.4Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang masih
berkaitan dengan fenomena yang ada pada penelitian ini, yaitu penelitian oleh Ery Mega
Herlambang yang berjudul Pengaruh Perluasan NATO ke Eropa Timur Terhadap Kebijakan
Luar Negeri Putin ke Gorgia.7 Ery Mega Herlambang menyimpulkan bahwa
kebijakan-kebijakan NATO dengan menempatakan senjata nuklir sebagai basis pertahanan nasionalnya
di Chekoslovakia dan Polandia serta latihan militernya bersama Georgia merupakan sebuah
bentuk ancaman dan intervensi ke dalam wilayah Rusia. Rusia merasa terancam karena
negara-negara bekas Uni Soviet tersebut masih sebagai wilayah kekuasaannya. Karakter
Rusia sangat terlihat sebagai Gread Power yang dimana kawasan memiliki tanggung jawab besar terhadap wilayah warisan Uni Soviet tersebut. Dalam penelitian ini Ery Mega
Herlambang menggunakan Poliheuristic Theory milik Alex Mints dan Nenemia Geva, dengan menjelaskan mengapa dan bagaimana tingkat keagresifan Rusia meningkat akibat
perluasan NATO ke Eropa Timur. Teori ini menjelaskan bahwa Rusia banyak dipengaruhi
oleh paham Gread Power, doktrin militer Rusia, dan nasionalisme Putin, sehingga hal ini dapat mendominasi kebijakan peningkatan keagresifitas Rusia pasca perluasan NATO ke
7Ery Mega Herlambang “Pengaruh perluasan NATO ke Eropa Timur terhadap kebijakan luar negeri Putin ke
7
Eropa Timur. Jadi penelitian ini menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan sebagai ancaman
meskipun dalam objek yang berbeda.
Penelitian yang terkait perluasan NATO ke Eropa Timur juga pernah dilakukan oleh
Khairunisa yang berjudul “Politik luar negeri Rusia terhadap perluasan keanggotaan NATO
di Eropa Timur tahun 2002-2010”.8 Dalam penelitiannya Khairunisaa menganalisa mengenai
upaya perluasan keanggotaan NATO di wilayah Eropa Timur yang merupakan bentuk usaha
NATO dalam mempersempit pengaruh dan kekuasaan Rusia di Eropa Timur, dengan
merangkul negara bekas jajahan Uni Soviet yang berbatasan langsung dengan Rusia. Peneliti
menggunakan teori Politik Luar Negeri dan konsep Deterrence untuk lebih jauh menjelaskan kebijakan Pemerintah Rusia dalam menghadapi Perluasan NATO termasuk dalam sumber
sistematik dan dapat dijelaskan melalui hubungan Politik Luar Negeri sebagai bentuk
Perilaku atau Aksi (as a form of behaviour), sedangkan konsep deterrence akan menjelaskan tentang keamanan yang ditimbulkan dari Perluasan NATO.
Penelitian selanjutnya adalah dari Lailatus Riva mengenai “Dampak Perluasan Uni Eropa ke Negara-negara Baltik Terhadap Soft Security Rusia”.9 Dalam penelitian ini
Lailatus Riva menganalisa tentang perluasan Uni Eropa, khususnya ke 3 negara Baltik yang
merupakan negara pembentuk kesatuan Uni Soviet, merupakan sebuah ancaman bagi soft security Rusia. Oleh karena itu Rusia bersikap responsif karena dampak dari perluasan tersebut yang dimana telah mengganggu stabilitas kawasan.
Tabel 1.1
8Khairunisaa “Politik luar negeri Rusia terhadap perluasan keanggotaan NATO di Eropa Timur tahun
2002-2010”, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, VOL 1 NO 2. 2013. Hal : 15-29.
8 faktor persepsi, ideologi, dan keyakinan yang dianut oleh Putin yaitu anti NATO. Serta keterkaitan Putin sebagai pemimpin (Putin Lagacy) yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kebijakan luar negeri Rusia. Jadi individu yang sangat berperan
penting di dalam
pengambilan kebijakan Rusia dalam merespon perluasan NATO.
Bahwa perluasan NATO mengakibatkan Rusia berada pada titik terisolasi dan berpengaruh pada arah kebijakan Rusia dalam menyikapinya.
3
Skripsi: Dampak Perluasan Uni Eropa ke negara-negara Baltik terhadap soft security Rusia terutama ke negara-negara Baltik adalah ancaman menurut Rusia, Rusia pun bersikap responsif karena dampak dari perluasan tersebut telah mengganggu stabilitas kawasan dan domestiknya.
Bahwa perluasan NATO
ke Eropa Timur
9 Rusia melakukan respon negatif yaitu berupa peningkatan kekuatan militer, serta melakukan kerjasama dengan negara-negara CIS dan Asia
Tengah dengan
mendirikan CSTO dan SCO dengan China. Jadi negara Rusia merupakan aktor pengambil kebijakan
dalam menghadapi
perluasan NATO ke Eropa Timur.
1.5Landasan Teori dan Konsep 1.5.1 Konsep Geopolitik
Geopolitik merupakan konsep yang memiliki nilai penting dalam studi hubungan
internasional karena dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara. Konsep geopolitik
menyangkut bagaimana suatu negara mengatur tentang keadaan geografinya lalu membuat
kebijakan yang akan diambil. Kondisi terbaru dari geopolitik lebih menekankan pada isu
tentang sengketa internasional. Geopolitik pada imperealisme sangat dibutuhkan pada masa
itu, dikarenakan dapat membantu dalam hal menjabarkan dinamika politik di dunia.
Mackinder sangat yakin jika suatu negara bisa menguasai geopolitik, maka negara tersebut
juga dapat menguasai dunia.
Mackinder mengungkapkan bahwa penguasaan geografi adalah kunci utama untuk
menguasai dunia. Mackinder menjelaskan bahwa pada masa imperealisme terdapat beberapa
babak yang dapat menjelaskan letak geografis dan kemajuan transportasi yang dimana dua
10
pada babak kedua yakni babak Columbian yang ditandai dengan ekspansi Eropa lintas negara. Ekspansi yang dilakukan oleh Eropa pada masa Columbian menggunakan kapal layar dan transportasi laut, oleh sebab itu Eropa menjadi bangsa yang menguasai seapower. Pada babak terakhir, yaitu babak post-columbian yakni dimana negara-negara mulai menghubungkan diri antara satu dengan yang lainnya sehingga mereka dapat terhubung.
Adapun kereta api menjadi alat transportasi pada masa ini, dan pembangunan rel kereta api
mulai gencar dilakukan di berbagai wilayah.10
Konsep geopolitik mengaitkan antara wilayah geografi dengan keputusan politik.
Sehingga geopolitik difungsikan untuk memprediksikan keputusan politik suatu negara
dilihat dari komposisi geografisnya. Perkembangan konsep geopolitik berangkat dari
geopolitik di Eropa pada masa imperialisme negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Rusia, Italia dan Perancis yang kemudian disusul oleh Amerika Serikat dan Jepang. Dimana
oleh Mackinder pada tahun 1904, sejarah geopolitik dibagi ke dalam tiga masa yaitu pre-columbian, columbian dan post-columbian yang mengaitkan penggunaan wilayah laut dan darat. Konsep geopolitik sangat berperan dalam memprediksikan keputusan politik hanya
dengan melihat subtansi geografis suatu negara.11
Gepolitik merupakan konsep yang sudah berkembang pada era persaingan
imperealisme di abad ke-19. Menurut Mackinder dijelaskan bahwa terdapat cara baru untuk
melihat politik internasional sebagai sebuah kejadian seluruh dunia bersatu. Mackinder
menyebutkan bahwa geopolitik dapat digunakan untuk melihat situasi politik. Wilayah pusat
di Eurasia sementara world-land adalah keseluruhan wilayah dari Eropa dan Asia. Dengan
10
Amalia Wardahni“Geopolitik dan Geostrategi pada Masa Imperialisme Hingga Tatanan Orde Baru”dalam
http://amaliawardahni-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-100821-Geopolitik%20Geostrategi-Geopolitik%20dan%20Geostrategi%20pada%20Masa%20Imperialisme%20Hingga%20Tatanan%20Orde%20B aru.htmlpada 04/09/2014 (10.10 WIB)
11
melihat kondisi strategis dari Eurasia dapat dijelaskan bahwa Mackinder menekankan pada
kekuatan Eurasia sebagai wilayah daratan. Setelah Perang Dunia ke-II bersamaan dengan
jatuhnya Nazi Jerman dan wafatnya ahli geografis Haushofer dan Mackinder, konsep
geopoitik mengalami perubahan dari geopolitik imperialis lama memasuki babak geopolitik
perang dingin.12
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep geopolitik mempunyai
keterkaitan antara wilayah geografi dengan keputusan politik. Dengan demikian geopolitik
berfungsi sebagai prediksi keputusan politik suatu negara apabila dilihat dari segi
geografisnya. Mackinder menyatakan Rusia sebagai Heartland, sehingga tidak heran menjadi incaran bagi negara-negara lain. Sehingga posisi geografi sangat berpengaruh dan
menentukan kebijakan apa yang akan dipilih dari geopolitik yang akan ditempuh oleh suatu
negara dan hal tersebut dapat mencerminkan kekuatan dan kelemahan dari suatu negara
tersebut. Geopolik pada dasarnya timbul akibat adanya kepentingan nasional suatu negara
yang merasa terbatas dalam hal sumber daya alam dan melihat melimpahnya sumber daya
alam negara lain sehingga timbul keinginan untuk melakukan pendudukan terhadap wilayah
yang dianggap berpotensi dan mengeruk sumber daya alam dari wilayah tersebut.
Konsep di atas menyatakan bahwa Eropa Timur merupakan heartland atau jantung dunia. Peneliti melihat Rusia ingin sekali mengumpulkan kembali negara-negara yang
tersebar di wilayah Eropa Timur sebagai sesuatu kebijakan baru dan kekuatan baru seperti
Uni Soviet dalam tubuh Rusia. Rusia meyakini bahwa negara-negara di Eropa Timur seperti
Polandia, Ceko, Hongaria, Georgia, Chessnya, dan Ukraina yang dimana merupakan wilayah
kekuasaan Rusia. Kehadiran NATO di tengah-tengah permasalahan Rusia dengan
12
negara yang ingin lepas dari Rusia semakin membenci NATO yang menurut Rusia hanya
memperkeruh keadaan dan merugikan Rusia.
1.5.2 Heart Land Theory (Mackinder)
Heart Land merupakan salah satu variable untuk menguasai dunia. Termgeografi (Heartland) antara lain seperti lokasi, ukuran, iklim, demografi13, topografi14, dan potensi sumber daya alam.
Teori Heartland atau pivot area dari Mackinder merupakan wilayah pusat di Eurasia sementara world-land adalah keseluruhan wilayah dari Eropa dan Asia. Dengan melihat kondisi strategis dari Eurasia dapat dijelaskan bahwa Mackinder menekankan pada kekuatan
Eurasia sebagai wilayah daratan. Teori “heartland” Mackinder merupakan inversi dari teori
“sea power” dari Alfred Thayer Mahan.Halford Mackinder (1861-1947) penguasaan
daerah-daerah jantung dunia dikenal dengan Teori Daerah Jantung (Heart Land).
“Barang siapa yang menguasai daerah jantung dunia yang meliputi kawasan Eropa Timur dan Rusia, maka ia akan menguasai seluruh pulau di dunia seperti Eropa, Asia, dan Afrika yang pada akhirnya juga akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung (heart land) dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya atau berdasarkan dengan konsep Wawasan Benua
atau konsep kekuatan di darat”.15
Teori Halford Mackinder lebih menekankan upaya untuk mengusai daerah yang
disebut dengan heart land yaitu kawasan Eropa Timur untuk menguasai dunia dan sebagai prasyaratnya memiliki angkatan darat yang kuat. Teori ini diimplementasikan oleh Uni Soviet
dengan menguasai daerah Eropa Timur dan memperkuat angkatan darat. Hal ini tidak dapat
13
Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
14
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial).
15Cintyarya “Strategi Tata Ruang dan Wilayah dalam Tindakan Imperialisme” dalam, http://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-74157-Geopolitik%20dan%20Geostrategi
13
bertahan sampai sekarang dikarenakan negara-negara eropa timur bukanlah negara-negara
yang tidak mandiri atau tidak dapat memberikan feedback kepada Rusia. Alasan yang mendukung argumen tersebut bisa dilihat dalam perjuangan abad ini untuk Eurasia (Eropa
Asia / Eropa Timur) seperti abad-abad sebelumnya, Oksioma Mackinder berlaku bahwa:16
“Who rules Eastern Europe commands the Heartland” “Who rules the Heartland commands the World-Island”
“Who rules the World-Island commands the World”
Dan mengapa Mackinder berpatokan tentang penguasaan Eropa Timur, karena
memang Mackinder menganggap Eropa Timur merupakan wilayah eropa yang sangat luas
yang berpotensi dalam hal geostragisnya. Dalam penelitian ini, teori di atas merupakan teori
penting untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yang peneliti kaji. Konstribusi
NATO yang seharusnya menjadi pakta pertahanan dunia yang membantu dua negara atau
lebih yang sedang berkonflik, baik permasalahan sengketa wilayah maupun permasalahan
lainnya dengan memberikan jalan keluar, tepatnya menjadi mediator negara yang berkonflik
tanpa memihak pada salah satu negara yang ternyata memiliki maksud lain.
NATO paham betul mengenai potensi Eropa Timur bagi eksistensinya dimata dunia,
dengan membantu dan kemudian memasukkan negara-negara pecahan Uni Soviet di Eropa
Timur untuk menjadi anggota NATO, hal tersebut merupakan strategi NATO yang ingin
menguasai jantung dunia salah satunya adalah kawasan Eropa Timur, seperti: Polandia, Ceko,
Hongaria, Georgia, chessnya, dan Ukraina. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Halford
Mackinder dalam teori di atas, bahwa barang siapa yang menguasai daerah jantung dunia
yang meliputi kawasan Eropa Timur dan Rusia, maka ia akan menguasai seluruh pulau di
dunia seperti Eropa, Asia, dan Afrika yang pada akhirnya juga akan menguasai dunia, dan
NATO paham mengenai hal tersebut.
14
1.6Metodologi Penelitian 1.6.1 Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini telah menggunakan dua variabel, yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel Dependen (Unit Eksplanasi) adalah variabel yang tingkah
lakunya akan dianalisa. Sedangkan pengertian Variabel Independen (Unit Analisa) adalah
variabel yang digunakan untuk menjelaskan tingkah laku dari variabel dependen.
Variabel dependen (Unit Eksplanasi) adalah “Perluasan NATO Ke Eropa Timur”.
Variabel Independen (Unit Analisa) adalah “Sikap Rusia Terhadap Perluasan NATO Ke
Eropa Timur”.
Tabel 1.2 : Skema Analisa
1.6.2 Level Analisa
Setelah mengetahui apa yang menjadi variabel terkait dengan penelitian ini maka
langkah selanjutnya yang diambil adalah menentukan level analisa agar mempermudah
penelitian ini untuk dikaji lebih mendalam. Maka dalam penelitian ini level analisis yang
digunakan yaitu level analisis Induksionis dimana Unit Eksplanasi (Perluasan NATO Ke
Unit Eksplanasi
(Perluasan NATO Ke Eropa Timur)
Unit Analisa
(SikapRusia
Terhadap Perluasan
NATO Ke
15
Eropa Timur) yang relevansinya lebih tinggi dari pada Unit Analisa (Sikap Rusia Terhadap
Perluasan NATO Ke Eropa Timur).
1.6.3 Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa penelitian ini penulis menggunakan beberapa tahapan antara lain :
1. Mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan tentang fenomena yang diteliti
dengans umber data yang relevan.
2. Selain Internet sebagai sumber informasi pencarian data, peneliti juga melakukan pencarian
sumber data di perpustakaan-perpustakaan guna mencari buku-buku penunjang terkait
dengan fenomena yang diteliti.
3. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan buku-buku, jurnal, e-book, dan artikel-artikel yang menunjang dengan fenomena yang diteliti.
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis akan memberikan ruang lingkup dari pembahasan ataupun penjelasan dari
permasalahan yang diangkat oleh penulis yakni pada sikap yang dipilih oleh Rusia terhadap
perluasan NATO ke wilayah Eropa Timur.
1.6.4.1 Batasan Waktu
Berdasarkan penjelasan di atas, batasan waktu yang menjadi titik fokus dalam
penulisan ini adalah mulai tahun 2008-2011. Pada tahun 2008 Rusia mulai terganggu dengan
dominasi NATO di Eropa Timur dengan merangkul Georgia dan Ukraina, sedangkan pada
tahun sebelumnya NATO sudah menguasai beberapa negara di Eropa Timur yaitu Polandia,
Ceko, dan Hongaria di tahun 1999. Serta munculnya sebuah aliansi militer di perbatasan
Rusia yang merupakan bentuk ancaman langsung bagi Rusia. Tahun 2011 adalah batasan
waktu penulis untuk meneliti, penulis meyakini dari kurun waktu 3 tahun tersebut yaitu
2008-2011 sudah dapat dilihat bagaimana reaksi Rusia dan seperti apa bentuk reaksinya terhadap
16
1.6.4.2 Batasan Materi
Untuk memudahkan penelitian ini, maka peneliti membatasi ruang lingkup kajian agar
peneliti tidak menyimpang dari tema atau tujuan yang diinginkan. Penelitian ini difokuskan
pada sikap Rusia terhadap perluasan NATO di wilayah Eropa Timur.
1.7 Hipotesa
Keamanan merupakan aspek terpenting dalam kedaulatan suatu negara, dengan begitu
negara harus tetap menjaga keberadaan keamanannya. Rusia dalam merespon perluasan
NATO ke Eropa Timur dilakukan dengan beberapa macam reaksi, yaitu dengan
meningkatkan ekonominya guna memperkuat militernya. Geopolitik pada dasarnya timbul
akibat adanya kepentingan nasional suatu negara. Perluasan NATO ke Eropa Timur membuat
Rusia merasa terancam karena dapat menghambat kepentingan nasional Rusia dalam
menghidupkan kembali Uni Soviet dalam tubuh Rusia. Dengan begitu Rusia harus dapat
menguasai negara pecahan Uni Soviet.
NATO paham betul mengenai penguasaan wilayah Heart Land, hal tersebutlah yang telah dilakukan oleh NATO yang dimana telah berhasil menguasai beberapa negara di
kawasan Eropa Timur. Sehingga hal ini menimbulkan reaksi keras oleh Rusia karena merasa
tersaingi sekaligus merasa dirugikan. Rusia ingin menghidupkan kembali negara-negara
pecahan Uni Soviet menjadi negara kuat seperti Uni Soviet dalam tubuh Rusia, namun hal
tersebut dihadang oleh NATO yang ingin memperluas wilayahnya ke Eropa Timur.17
1.8 Sistematika Penulisan
Hasil penelitian akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
17 1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Akademis
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1.4 Penelitian Terdahulu
1.5 Landasan Teori dan Konsep
1.5.1 Heart Land Theory (Mackinder) 1.5.2 Konsep Geopolitik
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Variabel Penelitian
1.6.2 Level Analisa
1.6.3 Teknik Analisa Data
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.4.1 Batasan Waktu
1.6.4.2 Batasan Materi
1.7 Hipotesa
1.8 Sistematika Penulisan
BAB II PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR
2.1 Tentang North Atlantic Treaty Organiation (NATO) 2.2 Visi dan Misi NATO
2.3 Dominasi Amerika Serikat dalam NATO
18 2.5 Kekuatan NATO
2.5.1 Kekuatan Personil NATO
2.5.2 Kekuatan Persenjataan
2.6 Keuntungan NATO Menguasai Eropa Timur
BAB III RESPONRUSIA TERHADAP PERLUASAN NATO KE EROPATIMUR
3.1 Reaksi Rusia
3.1.1 Reaksi Ke Dalam Kawasan
3.1.2 Reaksi Ke Luar Kawasan
3.2 Persiapan Pertahanan Rusia
BAB IV ALASAN RESPON RUSIA TERHADAP PERLUASAN NATO KE EROPA TIMUR
4.1 Perluasan NATO Ke Eropa Timur Dalam Perspektif Rusia
4.2 Arti Penting Eropa Timur Bagi Rusia
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan