• Tidak ada hasil yang ditemukan

USIA DAN PENDIDIKAN DENGAN PREEKLAMSI DI RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USIA DAN PENDIDIKAN DENGAN PREEKLAMSI DI RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

USIA DAN PENDIDIKAN DENGAN PREEKLAMSI

DI RSUD Dr. ABDOER RAHEM

SITUBONDO

EKA NOVALIASARI UTAMI 11001065

Subjek : Usia, Pendidikan, Ibu Hamil, Pre Eklampsi

DESCRIPTION

Preeklamsi adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, Preeklamsi perlu untuk diwaspadai, komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang terkena preeklamsi bisa mengalami kejang (eklamsia), penurunan perfusi uteroplasenta atau penurunan aliran darah ke ari-ari. Penyebab preeklamsi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia dan pendidikan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil.

Jenis penelitian analitik dengan rancang bangun korelasional dengan variabel independent yaitu usia dan pendidikan, variabel dependen pre eklampsi. Populasi dalam penelitian ini ibu dengan preeklampsi sebanyak 155 responden. Teknik yang digunakan adalah total sampling. Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo Pada tanggal 23-27 April 2014 dengan menggunakan observasi rekam medik. Teknik analisa data menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berusia <20 tahun mengalami pre eklampsi berat sebanyak 58 responden (37,4%) dan kurang dari setengah responden berpendidikan SMP mengalami preeklampsi berat sebanyak 42 responden (27,2%).

Hasil analisis uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 > ρvalue = 0,000 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan usia dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo dan pada pendidikan dengan preeklampsi didapatkan ρvalue = 0,300 maka ρvalue = 0,300 > α = 0,05 yang artinya H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.

Simpulan dalam penelitian terdapat ada hubungan antara usia ibu dengan pre eklampsia, sehingga diharapkan ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin kepada tempat pelayanan kesehatan kandungan setiap bulan karena sangatlah penting, agar perkembangan berat badan, urin serta tekanan darah ibu dapat terpantau dengan baik.

ABSTRACT

Pre eclamsia is the sympton happened in a pregnant womans and delivery from

hypertension, edema and protein urine but doesn’t show abnormal vascular symptoms

or hypertention before however, they usually happen after pregnancy having 28 old weeks or more. The purpose of this study is to know the age relationship and education with incident pre eclamsia at pregnant mothers.

(2)

155 respondents with sampling amount 155 pregnant mothers. The technique uses total sampling. The study had been done on 23-27 april 2014 in RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo with observation of medical record. The data analyzed use chi square test.

The result of this study shows that less than half respondents who are less than 20 years old as many 58 respondent (37,4%) have hard pre eclamsia and less than half respondent who have studied in junior high school (SMP) as many as 42 respondent (27,2%) have hard pre eclamsia.

The result of analysis using chi square test with signifikan level α = 0,05 get ρvalue

= 0,000 so ρvalue = 0,000 < α = 0,05 have means that H1 is accepted. This, it is concluded

that the age with pre eclamsia are got with ρvalue = 0,300 so ρvalue = 0,300 > α = 0,05 means that H1 os refused and their it is concluded that their education with pre eclamsia

doesn’t have relation.

The conclusion of this study is the age of mothers with pre eclamsia. There fore, the pregnant mothers are expected to check up in public health every onth because of its importance, in order to analyze their body weight, urine and blood pressure well.

Keyword : Age, education, pregnant mothers, pre eclamsia

Contributor : Nur Saidah, S. Si. T., M. Kes Umul Fatkhiyah, S.Kep. Ns. Date : 14 Mei 2014

Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Summary :

LATAR BELAKANG

Preeklamsi adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terjadi dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Yoga, 2013). Preeklamsi perlu untuk diwaspadai. Pasalnya, komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang terkena preeklamsi bisa mengalami kejang (eklamsia), penurunan perfusi uteroplasenta atau penurunan aliran darah ke ari-ari (Sulistiyani, 2013).

Penyebab preeklamsi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, namun berdasarkan beberapa penelitian determinan kontekstual (contextual determinants) juga mempengarui terjadinya preeklamsi pada ibu hamil seperti halnya status sosial ekonomi mempunyai risiko terhadap preeklampsi, kelompok masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai perawatan kesehatan sebagai mana mestinya, selain hal tersebut tingkat pendidikan ibu juga berpengaruh dengan terjadinya preeklamsi, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kedewasaannya semakin matang, mudah untuk menerima dan memahami suatu informasi yang positif. Kaitannya dengan masalah kesehatan, dari buku safe motherhood menyebutkan bahwa wanita yang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung lebih menperhatikan kesehatan dirinya (Rozikhan, 2007)

(3)

negara berkembang mencapai 100-1000/100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar antara 7-15/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia dengan angka kejadiannya berkisar antara 0,51% – 38,4% (Depkes RI, 2010). Di Provinsi jawa Timur pada tahun 2012 angka kemtian ibu sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Ditinjau dari penyebab kematian, 25,09 % kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, Preekalmpsia / Eklampsia sebesar 34,71 %, infeksi 4,98 %, Jantung 8,25%, Lain – lain 26,98%. Hingga tahun 2011 penyebab utama kematian ibu di Jawa Timur adalah perdarahan. Namun pada tahun 2012 penyebab utama kematian ibu bergeser ke Preekalmpsia / Eklampsia. Tren Preeklampsia / Eklampsia sebagai penyebab kematian ibu mengalami kenaikan semenjak tahun 2009. Pada tahun 2009, 25,93% kematian ibu disebabkan preeklampsia / eklampsia. Pada tahun 2010 naik menjadi 26,92 % dan 27,27 % pada tahun 2011 (Raharja, 2012).

Preeklamsi (di samping penyakit infeksi) masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian parinteral yang tinggi. Diagnosis dini preeklamsi, yang merupakan tingkat pendahuluan eklamsia, penangannannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, jadi jelas bahwa pemeriksaan aternatal yang teratur dan rutin sangat perlu untuk mencari tanda-tanda preeklkamsia (Bety, 2010). Penyebab preeklampsia terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang bermasalah dan akibat terjepitnya pembuluh darah sehingga aliran pembuluh darah pada plasenta menjadi terganggu. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat terutama suami (Depkes RI, 2010).

Tingginya kejadian pre-eklamsia / eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Preeklampsia masih sering terdengar di masyarakat yang masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tentang bahaya kejadian preeklampsia. Dengan demikian diharapkan kepada semua ibu hamil agar secara rutin untuk memeriksakan kehamilannya (ANC) di setiap klinik bidan, Puskesmas dan Rumah Sakit (Depkes RI, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2014 di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo, pada tahun 2012 didapatkan 124 ibu hamil dengan preeklamsi dan pada tahun 2013 didapatkan sebanyak 155 ibu hamil dengan preeklamsi dan 1 ibu hamil mengalami kematian akibat preeklamsi. Dari 10 ibu hamil preeklamsi didapatkan 7 ibu hamil mengalami preeklamsi berat dan 3 ibu hamil mengalami preeklamsi ringan.

(4)

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Usia dan Tingkat Pendidikan pada Ibu Hamil dengan Preeklamsi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2010). Rencang bangun penelitian yang digunakan adalah korelasional yaitu jenis penelitian mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat menjadi, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini untuk mengetahui Usia dan Pendidikan dengan Pre Eklamsi Pada Ibu Hamil.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 96 responden (61,9%). Berdasarkan paritas didapatkan bahwa sebagian besar responden primigravida yaitu sebanyak 88 responden (56,8%). Berdasarkan umur didapatkan bahwa kurang dari setengah . berumur <20 tahun yaitu sebanyak 67 responden (43,2%). Berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 54 responden (34,8%). Berdasarkan frequensi pre eklamsia didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami pre eklampsia berat yaitu sebanyak 11 responden (71,6%). Didapatkan bahwa kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi berat berusia <20 tahun yaitu sebanyak 58 responden (37,4%) dan kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi ringan berusia 20-35 yaitu sebanyak 29 responden (18,7%).

Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan

ρvalue = 0,000 maka ρvalue = 0,000 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan usia dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.

Hasil penelitian didapatkan bahwa kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi berat berpendidikan SMP yaitu sebanyak 42 responden (27,2%) dan sebagian kecil responden tidak sekolah pengalami pre eklampsi ringan yaitu sebanyak 15 responden (9,7%).

Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan

ρvalue = 0,300 maka ρvalue = 0,300 > α = 0,05 yang artinya H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.

(5)

eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini disebabkan karena tenjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.

Kurang dari setengah responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 54 responden (34,8%). Pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kepribadian, sehingga proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia. Semakin banyak pendidikan yang didapat seseorang, maka kedewasaannya semakin matang, mereka dengan mudah untuk menerima dan memahami suatu informasi yang positif. Kaitannya dengan masalah kesehatan, dari buku safe motherhood menyebutkan bahwa wanita yang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung lebih menperhatikan kesehatan dirinya (Rozikhan, 2007). Masih rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Pemahaman dan penyerapan terhadap berbagai informasi atau masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP mengalami pre eklampsia. Pendidikan erat kaitannya dengan pre eklampsi dimana ibu hamil dengan pendidikan rendah berpengaruh terhadap pre eklampsi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Rozikhan (2007) wanita yang mempunyai pendidikan tinggi lebih cenderung memperhatikan kesehatan dirinya.

Sebagian besar responden mengalami pre eklampsia berat yaitu sebanyak 11 responden (71,6%). Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteurinia dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan, sedangkan gejala biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. Preeklamsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteurinia yang timbul karena kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Siyoto, 2013).

Kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi berat berusia <20 tahun yaitu sebanyak 58 responden (37,4%) dan kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi ringan berusia 20-35 yaitu sebanyak 29 responden (18,7%). Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan

ρvalue = 0,000 maka ρvalue = 0,000 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan usia dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Usia berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsia / eklampsia.

Kurang dari setengah responden mengalami pre eklampsi berat berpendidikan SMP yaitu sebanyak 42 responden (27,2%) dan sebagian kecil responden tidak sekolah pengalami pre eklampsi ringan yaitu sebanyak 15 responden (9,7%). Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,300 maka

(6)

pada preeklampsi. Hal ini disebabkan karena, ibu lebih cenderung untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan apa yang ibu hamil lihat dan apa yang mereka bayangkan tanpa memperdulikan nilai gizi yang dikandung oleh makanan tersebut, dimana pola konsumsi makanan yang belum seimbang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya satu atau lebih zat gizi, yang apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan resiko terkena penyakit termasuk preeklampsi.

SIMPULAN

Berdasarkan penyajian dan pengolahan data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kurang dari setengah responden berumur <20 tahun yaitu sebanyak 67 responden (43,2%)

2. Kurang dari setengah responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 54 responden (34,8%)

3. Sebagian besar responden mengalami pre eklampsia berat yaitu sebanyak 11 responden (71,6%).

4. Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan

ρvalue = 0,000 maka ρvalue = 0,000 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan usia dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo

5. Hasil analisis uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan

ρvalue = 0,300 maka ρvalue= 0,300 > α = 0,05 yang artinya H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.

REKOMENDASI

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitiannya dengan jumlah sampel yang lebih banyak, disamping itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi preeklampsi pada ibu hamil dengan menggunakan data primer.

2. Praktis

a. Bagi Profesi

Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau konseling kepada para ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. 3. Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi bagi mahasiswa khususnya tentang preeklampsi pada ibu hamil.

b. Bagi Tempat Penelitian

(7)

ALAMAT CORRESPONDESI

E-mail : Ekanova123@gmail.com No. HP : 08988193669

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga fokus utama penelitian adalah memperoleh pemahaman atas tindakan dan makna gejala sosial dalam sudut pandang

Masing-masing pin menyediakan resistor pull-up internal 4 yang bisa diaktifkan untuk masing-masing bit.. Masing-masing pin menyediakan resistor pull-up internal yang bisa

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa menurut mayoritas respoden, sistem ini telah memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan untuk menyimpan serta mencari informasi tentang

Dari warna tanah tersebut yang berwarna cokelat kehitaman bahwa tanah ini memiliki kandungan bahan organik yang tinggi atau memiliki kandungan asam humus terbentuk dari

Dalam upaya perceptan pelaksanaan KUR, diterbitkan pula Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR yang

Pada proyek akhir ini akan dibuat sistem yang mengimplementasikan metode Neuro- Fuzzy untuk menentukan jurusan SMK yang sesuai dengan kemampuan siswa.. Hal ini

(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah..