Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Komputer
Oleh :
Citra Nurwidanastasia
NIM : 033124020
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
A Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Sains (S.Si) Degree
Computer Science Study Program
By :
Citra Nurwidanastasia NIM : 033124020
COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM
MATHEMATICS DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
Bagi orang percaya mujizat nyata...
Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka Tak ada lagi waktu terlambat sudah
Dia mengerti...Dia peduli... Persoalan yang sedang terjadi...
(diatas adalah penggalan lagu yang selama ini slalu memberi smangat aku dalam menegerjakan skripsi...)
“Jadikan setiap masalah kita sebagai batu loncatan buat
meraih prestasi baru”
Pertolonganku ialah dari Tuhan
yang menjadikan langit dan bumi
(Mazmur 121 : 2).
Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya
(Pengkhotbah 3 : 11)
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Yang empunya kerajaan surga, Tuhan Yesus Kristus.
Papa dan Mama yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa.
Adekku yang selalu memberikan semangat kepadaku. “ Cleoku” yang slalu mendampingiku
terimakasih untuk pengertian,kesabaran, kasih, dan penguatan yang kau berikan padaku.
v
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 9 Mei 2008 Penulis
baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat/terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis.
Untuk memudahkan pengelolaan basis data dan demi keamanan datanya, maka penulis membangun sebuah sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis
web yang akan menyimpan data rekam medis pasien Puskesmas. Sistem ini memiliki beberapa fasilitas bagi pengguna yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pasien. Dalam sistem ini terdapat tiga orang pengguna yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes (Dinas Kesehatan). Fasilitas bagi petugas medis ialah memasukkan data medis pasien dan data resep. Petugas non medis mempunyai fasilitas untuk memasukkan data petugas medis, data pasien, data obat dan mencetak kartu pasien bagi pasien baru. Petugas non medis dalam sistem ini dapat disebut sebagai administrator. Sedangkan petugas Dinkes hanya mempunyai fasilitas melihat laporan dan kemudian mencetaknya.
Sistem rekam medis ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) untuk penulisan script web dan MySQL (My Structured Query Language) sebagai pengelola basis datanya. Sedangkan untuk jaringan komputernya, sistem komputer yang digunakan ialah sistem client/server.
Sistem rekam medis ini telah dievaluasi oleh 15 responden yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa menurut mayoritas respoden, sistem ini telah memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan untuk menyimpan serta mencari informasi tentang data medis pasien pada suatu Puskesmas.
These archives conveying the patients’ identity, their medical histories, which include the disease they have, and the diagnosis performed by medical attendants, the symptoms they had had, the allergy to the certain medicines and many more. These archives are always well and correctly organized since their content are very important and confidential such that only certain people who has authorization to read and know the content. These archives are called medical records.
In order to facilitating the management as well as the security of these data, the writer built a web-based medical record system for Puskesmas. This system will store the patients’ medical record in the Puskesmas. The system has some facilities for users that can be used to access information of the patients. The user of this system are medical attendants, non-medical attendants, and health agency officer. The facilities for medical attendants are data entry for medical and prescription data. The non-medical attendants have facilities to entry the data of medical attendants, patients, as well as medications, and to print patient card for new patients. In this case, the non-medical attendant is the administrator. In addition, the health agency officers have facilities to retrieve the information and to generate various reports.
This medical record system was built using PHP (Hypertext Preprocessor) for web script writing and MySQL (My Structured Query Language) as the database management system. This system implements client/server system.
The medical records system has been evaluated by 15 respondents that consists of medical attendants, non-medical attendants, and health agency officers. The result of the evaluation shows that, the system fulfills users need to store and search information of patients and their medical records in Puskesmas.
ix
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan hikmat kebijaksaan, kekuatan, kesabaran, kasih karunia dan berkatNya dalam kehidupan penulis baik dalam suka maupun duka, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Rekam Medis Pasien Pusat Kesehatan Masyarakat Berbasis Web” ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu, tenaga, bimbingan dan dorongan pada penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini dapat selesai. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan KaProDi Ilmu Komputer, atas kesabaran, bimbingan, waktu dan saran yang diberikan.
2. Bapak Erick Kurniawan S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing II, atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan.
3. Ir. Gregorius Heliarko, S.J, S.S, B.S.T, M.Sc, M.A selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, beserta seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama belajar di Sanata Dharma.
4. Ibu A. Rita Widiarti, S.Si.,M.Kom sebagai dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan.
x
kerjasamanya selama penulis melakukan observasi.
8. Bapak dr. Harda Nuryahwandana dan segenap staff Puskesmas Srumbung atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan observasi.
9. Papa Mama tercinta dr. Harda Nuryahwandana dan Titik Widayati SPd serta adekku Prima Boti Nurwidaningrum atas dukungan moril, doa dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis.
10. Bapak RB.Sukiyanta dan Ibu Yulita Titik sekeluarga atas dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.
11. Frans (makasih semua bantuannya), Elis (makasih da mau nemenin bimbingan ke UKDW) dan Vica buat dukungan doanya, semua kecerewetan kalian yang itu semua mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semua bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Makasih angel-angelku!!
12. Mz Tommy, Mz Sakti, Mz Sunu dan Mz Dhani(ndutz) untuk dorongan semangat dan waktu yang telah diberikan untuk mendengarkan semua keluh kesahku selama ini.
xi
doanya. Jangan lelah melayani Tuhan ya!!!!
16. Temen-temen sesama bimbingan, Rey, Fery, Hendro, Mz Lilik, Sugik, Puguh “Panjul”(Thanks buat pinjeman bukunya), Bayu, Daniel, atas keceriaan saat menunggu waktu bimbingan.
17. Temen2 kost ”Palem”, Imel, Anie, Dimon, M’Reta, Aline, Aprin, Emma, Rini, Jesi, Tante, M’Siska, Anna, Tika (Thanks mo dengerin curhat2ku), Mita dan M’Erni atas kebersamaannya selama ini.
18. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata besar harapan penulis semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak.
xii
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
xiii
xv
3.5.4.5. Perancangan Form Ganti Password... 87
3.5.4.6. Perancangan Form Kesalahan... 87
xvi BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 125 5.2. Saran ... 127 DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN
Tabel 3.2. Tabel Pasien ... 60
Tabel 3.11. Aturan Integritas untuk Entitas yang berelasi... 64
Tabel 3.12. Aturan Integritas untuk Entitas yang tidak berelasi... 64
Tabel 3.13. Aturan Domain Entitas Petugas Medis... 64
Tabel 3.14. Aturan Domain Entitas Pasien... 65
Tabel 3.15. Aturan Domain Entitas Mendiagnosa... 65
Tabel 3.16. Aturan Domain Entitas Resep... 65
Tabel 3.17. Aturan Domain Entitas Obat... 66
Tabel 3.18. Aturan Domain Entitas Mempunyai... 66
Tabel 3.19. Aturan Domain Entitas Puskesmas... 66
Tabel 3.20. Aturan Domain Entitas Petugas NonMedis... 66
Tabel 3.21. Aturan Domain Entitas Petugas Dinkes... 66
Tabel 3.22. Aturan Domain Entitas Penyakit... 67
xviii
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.1... 118
Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.2... 119
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.3... 120
Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.4... 121
Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.5... 122
Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Kuesioner pernyataan no.6... 123
xix
Gambar 2.2. Notasi DFD ... 15
Gambar 2.3. Simbol Program bagan alir(flowchart)... 15
Gambar 2.4. Actor... 16
Gambar 2.5. Use-case... 17
Gambar 2.6. Simbol-simbol yang digunakan dalam hubungan entitas... 21
Gambar 3.1. Package actor dan use case... 45
Gambar 3.10. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas Dinkes... 53
Gambar 3.11. DFD level 2 pengolahan data pasien sisi petugas non medis... 54
Gambar 3.12. DFD level 2 pengolahan data obat sisi petugas non medis ... 54
Gambar 3.13. DFD level 2 pengolahan data petugas medis sisi petugas non medis ... 55
Gambar 3.14. Diagram Relasi Entitas... 59
Gambar 3.15. Struktur menu sisi petugas non medis... 71
Gambar 3.16. Struktur menu sisi petugas medis... 71
Gambar 3.17. Struktur menu sisi petugas Dinkes ... 72
Gambar 3.18. Rancangan form utama (homepage) ... 73
Gambar 3.19. Rancangan form login sisi petugas non medis ... 74
Gambar 3.20. Rancangan form halaman utama sisi petugas non medis... 75
xx
Gambar 3.25. Rancangan form login sisi petugas medis ... 80
Gambar 3.26. Rancangan form halaman utama sisi petugas medis... 81
Gambar 3.27. Rancangan form daftar data pasien sisi petugas medis ... 82
Gambar 3.28. Rancangan form input data medis pasien... 83
Gambar 3.29. Rancangan form input data resep ... 84
Gambar 3.30. Rancangan form login sisi petugas Dinkes ... 85
Gambar 3.31. Rancangan form halaman utama petugas Dinkes ... 85
Gambar 3.32. Rancangan form halaman laporan data pasien... 86
Gambar 3.33. Rancangan form halaman laporan data penyakit ... 86
Gambar 3.34 Rancangan form halaman ganti password... 87
Gambar 3.35 Rancangan form pesan kesalahan... 87
Gambar 4.1. Tampilan antar muka untuk homepage... 94
Gambar 4.2. Tampilan form data login petugas non medis ... 95
Gambar 4.3. Tampilan form halaman utama petugas non medis... 96
Gambar 4.4. Tampilan form tambah data petugas medis... 96
Gambar 4.10. Tampilan form ganti password... 100
Gambar 4.11. Tampilan form data login petugas medis ... 101
Gambar 4.12. Tampilan halaman utama petugas medis ... 102
Gambar 4.13. Tampilan daftar data pasien ... 102
Gambar 4.14. Tampilan detail data pasien... 103
Gambar 4.15. Tampilan form tambah data medis pasien... 103
xxi
Gambar 4.20. Tampilan pesan kesalahan saat memasukkan username dan
1
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini memberikan
pengaruh besar di segala bidang. Informasi merupakan bagian yang sangat penting
di dalam kehidupan di era globalisasi saat ini. Perkembangan teknologi tersebut,
juga memberikan pengaruh pada lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia.
Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) tentu memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola
dengan baik dalam sistem rekam medis. Rekam medis ini merupakan bukti tertulis
tentang catatan riwayat kesehatan pasien yang merupakan hasil dari proses
pelayanan yang diberikan oleh dokter kepada pasiennya. Menurut Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis (1997), rekam medis diartikan
sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan”. Tujuan dari rekam medis
itu sendiri adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di Indonesia kebanyakan
sistem rekam medis masih ditangani secara manual. Ada juga sistem rekam medis
Adapun kelemahan dari sistem rekam medis manual adalah :
1. Membutuhkan ruang yang besar dalam penyimpanan data.
2. Berkas rekam medis pasien sering berpindah tangan antara petugas medis
satu dengan yang lain dan karena data tersebut berupa kertas jadi ada
kemungkinan risiko hilang dan rusak sangat besar.
3. Jika pasien berobat ke Puskesmas lain, perlu diadakan pendataan ulang.
4. Data hanya dapat dipakai oleh Puskesmas yang bersangkutan pada satu saat
tertentu.
5. Dalam proses pembuatan laporan, sistem manual kurang menghasilkan
laporan yang akurat dan efisien. Selain itu juga proses pengerjaan laporan
juga lama karena harus di data satu per satu sehingga hal ini menghambat
kinerja petugas Dinkes dalam mengetahui informasi laporan data-data
penyakit yang berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan golongan
Kejadian Luar Biasa(KLB).
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka diperlukan sistem baru yang
lebih baik dan mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu sistem rekam medis on-line
yang bisa diakses oleh lembaga kesehatan seperti Puskesmas. Dengan sistem
rekam medis ini, Puskesmas dengan aturan tertentu dapat mengakses ke satu basis
data yang berada di server. Puskesmas dapat menyimpan dan mengambil data dari
basis data yang sama. Dengan demikian petugas medis dan petugas non medis
Puskesmas yang mempunyai hak akses dapat mengakses data tersebut.
Adapun kelebihan sistem rekam medis on-line ini adalah :
komputer dari data-data yang sudah ada.
2. Data dapat diakses oleh beberapa pengguna yang memiliki wewenang
secara bersamaan.
3. Data dapat diakses kapan saja.
4. Pihak pelayanan kesehatan menjadi mempunyai bukti tertulis atas segala
tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan.
Sistem rekam medis ini akan dibangun dengan menggunakan aplikasi web
yang dirancang dengan antar muka (interface) yang bersifat user-friendly
sehingga memungkinkan pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis
Puskesmas dan petugas Dinkes) dengan jenis kebutuhan yang berbeda dapat
mengakses data pasien dengan nyaman.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diangkat dalam tugas akhir ini adalah :
Bagaimana membangun sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis
web agar pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis Puskesmas dan petugas Dinkes) dapat mengakses data rekam medis secara cepat, mudah dan
nyaman?
1.3 Batasan Masalah
Rekam medis Puskesmas berbasis web yang akan dibahas dalam tugas
1. Data pasien yang akan diolah dan dipakai disini adalah data pasien yang
melakukan pemeriksaan di Puskesmas.
2. Yang berhak mengakses sistem ini hanyalah petugas medis, petugas non
medis dan petugas Dinkes.
3. Puskesmas yang dapat mengakses sistem rekam medis ini hanyalah
Puskesmas yang telah mendaftarkan diri dalam hal ini diwakili oleh
petugas rekam medis Puskesmas ( petugas non medis ).
4. Implementasi database menggunakan PHP dan MySQL.
5. Setiap Puskesmas diwakili oleh dua orang petugas non medis Puskesmas.
6. Sistem rekam medis ini tidak menangani pencatatan stok obat, jadi data
obat yang ada hanya data obat yang digunakan di data medis pasien.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini ialah membuat sistem rekam medis
Puskesmas berbasis web yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat
seperti berikut :
Sistem rekam medis ini dapat membantu petugas medis Puskesmas
dalam memberikan tindakan medis dan menentukan obat yang akan
diberikan kepada pasien.
Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu dalam pembuatan
berbagai laporan.
Sistem rekam medis ini juga diharapkan dapat membantu dalam
Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu petugas Dinkes
dalam mendapatkan informasi laporan data-data penyakit yang
berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan Kejadian Luar
Biasa(KLB).
1.5 Manfaat Penulisan
Bagi Mahasiswa :
1. Menambah bekal ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
2. Menambah pengalaman hidup sebagai bekal masa depan.
3. Belajar untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dari berbagai
masalah yang timbul.
4. Memperluas cakrawala berpikir.
Bagi Universitas :
1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak universitas dengan instansi yang
bersangkutan.
2. Tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian
dan pengabdian.
3. Bahan evaluasi untuk menyesuaikan materi-materi kuliah dengan aplikasi
nyata di lapangan.
Bagi Puskesmas:
1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak Puskesmas dengan mahasiswa
itu sendiri.
universitas.
3. Tidak menutup kemungkinan adanya saran dan kritik dari mahasiswa
yang bersifat positif dan membangun.
1.6 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan rekam medis Puskesmas
berbasis web ini adalah metodologi waterfall (Pressmann,2002), yaitu sebagai
berikut :
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah yang dihadapi
oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan langsung maupun
pengambilan sampel data) dan interview (melakukan tanya
jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem).
2. Penentuan Kebutuhan Sistem
Dari hasil observasi maupun wawancara yang telah dilakukan maka dapat
ditentukan apa saja kebutuhan sistem untuk mengatasi masalah yang
dihadapi. Selain itu juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada sistem
yang lama.
3. Analisa Sistem
Pada tahap ini yang dilakukan ialah mempelajari sistem yang sudah ada
4. Desain Sistem
Pada tahap ini yang dilakukan ialah merancang sistem yang baru
berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang telah
dilakukan sebelumnya.
5. Implementasi Sistem
Tahap ini baru dapat dilakukan jika tahap-tahap sebelumnya sudah
dilakukan karena pada tahap ini dilakukan perancangan sistem informasi
yang dapat mendukung kinerja organisasi.
6. Pengujian dan Perawatan Sistem
Setelah sistem selesai melewati tahap implementasi maka tahap berikutnya
sistem tersebut haruslah melewati tahap pengujian sistem secara
keseluruhan untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kesalahan pada
sistem sebelum sistem tersebut diserahkan kepada pengguna. Selain itu
setelah sistem tersebut jadi, sistem juga melewati tahap perawatan sistem.
7. Penerapan dan Evaluasi Sistem
a) Sistem diterapkan.
b) Training user.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang penjelasan dari latar belakang penulisan,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang digunakan
dalam merancang sistem informasi rekam medis Puskesmas berbasis
web.
Bab III Analisa dan Perancangan Sistem
Bab ini berisi tentang penjelasan dari metodologi yang digunakan
dan dilanjutkan dengan tahap-tahap pembangunan rekam medis
berbasis web.
Bab IV Implementasi
Bab ini berisi penjelasan dari hasil implementasi berdasarkan analisa
dan penilaian terhadap website yang dibangun, pemodelan, dan
implementasinya ke dalam program menggunakan PHP dan MySQL.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis serta
pembahasan masalah berdasarkan hasil yang didapat secara
9
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Fitz Gerald (1981) dalam Hartono (1989), sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui
terlebih dahulu apakah suatu sistem itu. Lebih lanjut pengertian tentang sistem
pertama kali dapat diperoleh dari definisinya. Dengan demikian definisi ini akan
mempunyai peranan yang penting didalam pendekatan untuk mempelajari suatu
sistem.
Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak
dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-kompenen atau
subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu
kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
2.1.2 Elemen-elemen sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu,
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem
atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari
sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.
b. Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara
suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya
serta menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. Batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi
dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika
tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran
(output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
yang lainnya melalui penghubung tersebut. Dan dengan penghubung ini pula
satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya untuk
membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
f. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Keluaran ini dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau
kepada supra sistem.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah
masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.2 Konsep Dasar Pengembangan Sistem
Didalam pengembangan sistem terdapat 5 tahapan yaitu :
a. Studi Kelayakan
Pada tahap pertama ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah
yang dihadapi oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan
langsung maupun pengambilan sampel data) dan interview (melakukan
tanya jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem). Sehingga sebelum
merancang sistem yang baru, sudah diketahui terlebih dahulu bagaimana
sistem yang ada sebelumnya dan perancangan sistem yang baru dapat tepat
sasaran.
b. Rencana Pendahuluan
Setelah mengetahui bagaimana sistem yang sudah ada maka tahap
selanjutnya ialah perencanaan awal akan sistem yang akan dibangun
nantinya. Langkah awal yang dapat dilakukan dengan menentukan
kebutuhan sistem. Dari hasil observasi maupun interview dengan calon
masalah yang dihadapi. Dan juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada
sistem yang lama agar pada sistem yang baru nantinya dapat terpenuhi
semua kebutuhan sistem tadi.
c. Analisis Sistem
Tahap analisis sistem ini dapat didefinisikan sebagai penguraian dari
sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya pada sistem yang akan dibangun nantinya. Tahap analisis ini
merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam
tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya.
d. Perancangan Sistem (Desain Sistem)
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan
gambaran secara umum kepada pengguna tentang sistem yang baru. Desain
secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi
yang akan didesain secara rinci. Dimana gambaran sistem yang baru ini
dirancang berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang
telah dilakukan sebelumnya.
e. Implementasi Sistem
Sistem telah melalui tahap analisis dan desain sistem secara terinci
meletakkan sistem supaya siap untuk beroperasikan. Tahap implementasi
sistem ini dapat terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : • Menerapkan rencana implementasi.
• Melakukan kegiatan implementasi • Tindak lanjut implementasi.
2.3 Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem
Untuk setiap pengembangan sistem akan dibutuhkan alat bantu desain
yang digunakan untuk membantu analisis dan perancangan sistem yang akan
dikembangkan. Alat bantu tersebut biasanya berbentuk diagram atau grafik
(Jogiyanto 1990). Alat bantu yang berbentuk grafik dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) HIPO Diagram
HIPO (Hierarchy plus Input-Proses-Output) adalah alat dokumentasi
program, khususnya sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus
pengembangan sistem. Diagram pada Gambar 2.1 menggambarkan hubungan
dari fungsi-fungsi pada sistem secara berjenjang.
Gambar 2.1 HIPO Diagram
0.0
2.0 1.0
b) Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk
menggambarkan arus dari data sistem. Notasi-notasi tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2.2 berikut:
: Gambar kesatuan luar.
: Gambar notasi proses
: Gambar arus data
: Gambar notasi penyimpanan.
Gambar 2.2 Notasi DFD
c) Sistem Flowchart
Sistem flowchart merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk
menggambarkan sistem secara pisikal. Simbol-simbol yang dapat digunakan
dalam sistem flowchart, bisa dilihat pada gambar 2.3 berikut :
: Simbol masukan : Simbol awal/akhir kegiatan
: Simbol proses : Simbol keluaran
: Simbol keputusan : Simbol tampilan di layar
d) Use-case Diagram
Use-case diagram merupakan salah satu bentuk diagram grafis dari
Unified Modeling Laguage(UML) yang menggambarkan secara grafis
perilaku software aplikasi. UML sendiri adalah sebuah sistem arsitektur
dengan sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan
mendokumentasikan artifact yang terdapat dalam sistem software. Artifact ini
merupakan sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu
proses rekayasa software yang mana dapat berupa model, deskripsi, atau
software. Sebuah use-case diagram mengandung : Actor
Actor disini menggambarkan pengguna software aplikasi, yang mana nantinya akan membantu memberikan suatu gambaran jelas
tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebuah actor
mungkin seorang manusia, satu device hardware, atau sistem
informasi lain. Actor dinotasikan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.4 Actor
Use-case
Use-case ini menggambarkan perilaku software aplikasi, termasuk didalamnya interaksi antara actor dengan software aplikasi
tersebut. Use-case dibuat berdasarkan keperluan actor. Setiap use-case
interaksinya dengan actor. Sebuah use-case tidak dapat mencakup
semua keperluan suatu software aplikasi, oleh sebab itu untuk
mengatasinya sebuah koleksi dari beberapa use-case tadi diatur dan
ditempatkan dalam berbagai paket use-case(use-case package). Secara
grafis use-case dinotasikan sebagai berikut :
Gambar 2.5 Use-case
Interaksi antara actor dan use-case.
Dalam use-case model, hubungan interaksi antara actor dengan
use-case digambarkan menggunakan association relationship yang memiliki stereotype “include”, “extend” dan “generalize relationship”.
Hubungan include menggambarkan bahwa suatu use-case seluruhnya
meliputi fungsionalitas dari use-case lainnya. Hubungan extend antar
use-case berarti bahwa satu use-case merupakan tambahan
fungsionalitas dari use-case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu
dipenuhi.
2.4 Database, DBMS dan Konsep Pengembangannya. 2.4.1 Pengertian Database
Database adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan.
Dimana data-data tersebut dapat disimpan dalam beberapa tempat dan data
tersebut akan membuat sebuah buku alamat dari sebuah nama, alamat dan
Manfaat dari adanya basis data atau database antara lain seperti :
a) Meminimalkan duplikasi / pengulangan data.
b) Konsistensi data.
c) Integrasi data.
d) Pendataan data secara bersama.
e) Kemudahan pengembangan aplikasi.
f) Pengendalian keamanan, hak dan integritas yang sama.
g) Aksesbilitas dan respons data.
h) Indepedensi Data.
i) Mengurangi biaya perawatan program.
2.4.2 Pengertian DBMS
Database Management System (DBMS) adalah sebuah kumpulan
komponen untuk mendefinisikan, menyusun dan memanipulasi sebuah
database.
2.4.3 Model Basis Data Relasional
Model basis data relasional ini merupakan model data yang
merepresentasikan data dalam bentuk tabel atau relasi. Model basis data ini
terdiri atas tiga komponen yaitu :
1.) Struktur Data (data structure)
Dalam struktur data ini data di susun dalam bentuk tabel
2.) Manipulasi Data (data manipulation)
Manipulasi data ini merupakan operasi-operasi yang digunakan
untuk memanipulasi data yang disimpan dalam tabel.
3.) Integritas Basis Data (data integrity)
Integritas basis data ini adalah fasilitas-fasilitas yang tercakup
dalam aturan-aturan bisnis (business rules) yang menjaga integritas
data saat data di manipulasi.
2.4.4 Normalisasi
Normalisasi merupakan proses pengubahan struktur data yang
kompleks menjadi struktur data yang sederhana dan stabil. Normalisasi sebuah
basis data dilakukan lewat beberapa langkah dimana tiap langkah manghasilkan
suatu keadaan yang disebut normal.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bentuk normal pertama (1NF)
Pada langkah pertama ini relasi (tabel) berada dalam bentuk normal
pertama jika relasi tersebut tidak memuat grup berulang. Jika masih
memuat grup berulang, maka grup berulang tersebut harus dihilangkan
sehingga diperoleh relasi 1NF.
b. Bentuk normal kedua (2NF)
Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika
memenuhi :
2. Setiap atribut bukan kunci tergantung penuh pada kunci
primernya. Jadi tidak ada ketergantungan parsial dalam relasi
tersebut.
Ketergantungan fungsional sebagian/parsial (partial functional
dependency) dalam suatu relasi terjadi jika satu atau lebih atribut bukan
kunci tergantung hanya sebagian pada kunci primernya. Jika relasi masih
memuat ketergantungan parsial, maka relasi tersebut harus dipecah
menjadi beberapa relasi sesuai dengan ketergantungan parsial yang
ditemukan.
c. Bentuk normal ketiga (3NF)
Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika
memenuhi :
1. Relasi tersebut sudah dalam bentuk 2NF.
2. Relasi tidak memuat ketergantungan transitif.
Ketergantungan transitif adalah ketergantungan fungsional antara
dua atau lebih atribut bukan kunci dalam suatu relasi.
2.4.5 Model Hubungan Entitas (ER)
Model Hubungan Entitas (ER) adalah model yang termasuk dalam
konsep perancangan (conceptual design), yang mampu menyediakan suatu
gagasan yang menggambarkan kebutuhan data dari suatu aplikasi agar mudah
dimengerti dan bebas dari kriteria dalam hal pengolahan dan pengorganisasian
simbol-simbol yang akan menjelaskan peristiwa yang terjadi menyangkut data
dalam suatu sistem. Adapun simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada gambar
2. 6 berikut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Model Hubungan Entitas
(ER) antara lain :
: Entitas : Atribut
: Relasi : Hubungan tunggal
: Menghubungkan simbol yang ada
Gambar 2.6 Simbol-simbol yang digunakan dalam hubungan entitas
Cardinality Ratio
a) One-to-one (satu lawan satu)
Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan satu entitas yang
lain.
b) One-to-many (satu lawan banyak)
Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa entitas.
c) Many-to-many (banyak lawan banyak)
Beberapa entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa
Key dan Atribut Deskritiptif antara lain :
a) Superkey
Kumpulan-kumpulan atribut dari suatu relasi yang unik.
b) Candidate Key
Setiap relasi mempunyai lebih dari satu key dan masing-masing key
tersebut disebut candidate key.
c) Primary Key
Merupakan candidate key yang digunakan untuk mengidentifikasikan
tuple/record (baris) pada suatu relasi.
2.4.6 Integritas Basis Data
Integritas basis data adalah perubahan terhadap basis data oleh user
yang berhak dan tidak menghasilkan ketidakkonsistenan dan kerusakan
data(Rosa & Sri Hartati, 2006, Modul Basis Data 2). Untuk mengatur definisi
dan modifikasi terhadap basis data sehingga menjamin integrasi dari basis data
tersebut, maka dalam basis data dikenal istilah aturan integritas(integrity
constraints).
Aturan integritas basis data tersebut ada 6 jenis antara lain yaitu :
1. Entity Integrity Constraints (aturan integritas entitas).
Aturan integritas entitas adalah aturan dimana di dalam setiap
entitas dideklarasikan kunci primer (primary key) untuk menjamin tidak
adanya baris-baris yang memiliki nilai yang sama dalam tabel(duplikat
2. Domain Constraints (aturan domain).
Domain merupakan kumpulan tipe data dan jangkauan nilai yang
diperbolehkan pada atribut sebuah relasi. Sedangkan aturan domain adalah
aturan-aturan yang dirumuskan dalam definisi domain dimana definisi
domain itu meliputi tipe data, panjang, format, jangkauan, nilai yang
memungkinkan, keunikan dan kemungkinan data bernilai null. Tujuan dari
adanya definisi domain ini adalah sistem dapat mengecek keakuratan data
yang dimasukkan dalam database dan menguji kueri apakah perbandingan
dalam kriteria yang dilakukan sudah sesuai.
3. Referential Integrity Constraints (aturan integritas referensial).
Aturan integritas referensial (referential integrity constraints)
adalah aturan yang mengatur kebenaran referensi dari satu obyek ke obyek
lain dalam basis data. Aturan ini akan menjamin bahwa setiap nilai dalam
kolom kunci tamu dari tabel yang merujuk harus tepat sama dengan nilai
dalam kolom kunci primer dari tabel yang dirujuk, atau jika tidak akan
bernilai null.
Apabila terdapat perubahan dalam database maka dapat
mengakibatkan pelanggaran terhadap aturan integritas referensial. Maka
dari itu terdapat aturan untuk melakukan operasi insert, delete dan update
yaitu sebagai berikut :
a. Insertion Rule
Jika dilakukan penyisipan baris terhadap sebuah tabel yang merujuk,
b. Deletion Rule
Jika diberlakukan penghapusan baris terhadap sebuah tabel yang
dirujuk dan memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang
merujuk maka harus ada perlakuan tertentu untuk menjamin integritas
tabel database tersebut. Perlakuan-perlakuan yang dapat dilakukan itu
ada 3 macam yaitu : Restrict
Tidak mengijinkan adanya penghapusan terhadap baris dalam tabel
yang dirujuk. Nullify
Mengeset nilai yang bersesuaian dari tabel yang merujuk menjadi
null dan kemudian menghapus baris dalam tabel yang dirujuk. Cascading deletion
Baris yang bersesuaian dalam tabel yang merujuk secara otomatis
akan ikut terhapus.
c. Update Rule
Jika yang diupdate adalah kunci tamu pada tabel yang merujuk,
maka perlakuannya seperti insertion rule.
Jika nilai yang diupdate pada tabel yang dirujuk memiliki nilai
yang bersesuaian dengan tabel yang dirujuk maka perlakuannya sama
seperti pada deletion rule.
4. Atribute-Based Constraints (aturan berbasis atribut) dan Tuple Based.
Aturan berbasis atribut adalah aturan yang menentukan bahwa pada
saat dilakukan insert atau update, nilai suatu atribut tertentu harus
memenuhi kondisi tertentu. Apabila syarat tidak dipenuhi, maka proses
insert atau update akan ditolak dan tidak dilakukan oleh sistem.
Sedangkan aturan berbasis tuple adalah aturan yang menentukan
bahwa pada saat dilakukan insert atau update, nilai beberapa atribut pada
satu baris harus memenuhi kondisi tertentu. Jika tidak memenuhi syarat,
maka proses insert atau update ditolak.
5. Assertions(pernyataan)
Assertions adalah sebuah aturan yang berlaku pada saat operasi
insert/update/delete dan dapat melibatkan beberapa tabel yang bertujuan untuk membuat agar database tetap pada kondisi yang diinginkan.
6. Trigger (pemicu).
Trigger adalah aturan yang akan mengeksekusi perintah secara otomatis sebagai akibat sampingan dari proses modifikasi
(insert/update/delete) dalam database.
Komponen operasi trigger antara lain :
Aturan user : statemen yang digunakan untuk menyatakan operasi
trigger.
Event : operasi manipulasi(insert/delete/update) data yang memicu operasi.
Nama tabel : nama tabel yang diakses/dimodifikasi.
Aksi : tindakan yang dilakukan saat operasi dijalankan.
2.4.7 Structured Query Language (SQL)
SQL adalah bahasa untuk memanipulasi data relasional. Bahasa SQL
bukan merupakan bahasa pemrograman tetapi sebuah data sublanguage atau
bahasa pengakses data, sehingga perintah SQL dapat digunakan sebagai sebuah
bahasa query atau digabungkan ke dalam program lain. Bahasa SQL juga
mempunyai hubungan yang erat dengan aljabar relasional. SQL memiliki input
atau lebih relasi dan menghasilkan relasi tunggal sebagai keluaran. Meskipun
hasil SQL adalah sebuah bilangan, tetapi hasil tersebut tetap sebuah relasi yang
memiliki satu baris dan satu kolom.
2.5 Internet
2.5.1 Pengertian Internet
Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai
arti hubungan berbagai komputer dan berbagai tipe komputer yang membentuk
suatu jaringan/sistem yang saling berinteraksi antara satu jaringan dengan
jaringan lainnya dalam lingkup dunia.
2.5.2 Protokol Internet
Komunikasi jaringan komputer diatur dengan bahasa / software standar
yang disebut dengan protokol yang memungkinkan beragam jaringan komputer
dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol)
yang merupakan cara standar untuk mempaketkan dan menyelamatkan data
komputer (sinyal dan elektronik) sehingga data tersebut dapat dikirim ke
komputer yang lain (Sutarman, S.Kom, 2003).
2.5.3 World Wide Web (WWW)
WWW adalah sebuah bagian dari internet yang menggunakan
teknologi hypertext yang sangat memberikan kemudahan dan kecepatan yang
luar biasa dalam mencari informasi serta memberikan tampilan grafik yang
sangat indah. WWW memfasilitasi berbagai jasa internet seperti electronik
mail(e-mail), Telnet, FTP, gopher, dan lain-lain.
2.5.4 HyperText Transfer Protocol (HTTP)
HTTP merupakan protokol standar yang memungkinkan
bermacam-macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa HTML
dan digunakan oleh Web server untuk bertukar dokumen HTML.
2.5.5 HyperText Markup Language (HTML)
HTML adalah format standar atau tata penulisan khusus yang
digunakan dalam penyusunan dokumen web di world wide web (WWW) dengan
tata penulisan hypertext. Semua tag-tag HTML bersifat dinamis artinya kode
disebabkan HTML hanyalah sebuah bahasa Scripting yang dapat berjalan
apabila dijalankan didalam browser (pengakses web).
HTML memiliki beberapa sintaks dasar yang hampir mirip dengan
semua pemrograman baik yang berbasis web maupun visual. Kemiripan itu
adalah bahwa semua struktur pemrograman harus ada sintaks yang menyatakan
program itu dimulai dan diakhiri teks.
2.5.6 Uniform Resource Locator (URL)
URL adalah suatu sarana yang digunakan untuk menentukan lokasi
informasi pada suatu web server. URL dapat diibaratkan suatu alamat, dimana
alamat tersebut terdiri atas :
1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil
informasi.
2. Nama computer (server) dimana informasi tersebut berada.
3. Jalur / path serta nama file dari suatu informasi.
Format umum dari URL adalah sebagai berikut :
Protokol_transfer : // nama_host / path / nama_file
2.6 Konsep-konsep On-line
Secara umum istilah on-line dapat diartikan sebagai kegiatan yang selalu
ada tanpa berhubungan secara langsung dengan objek. Dalam hal ini sistem
komputer telah dapat melaksanakannya dalam banyak bidang kehidupan sekarang
2.6.1 Sistem Komputasi Terdistribusi
Dalam pembuatan sebuah sistem, desain basis data dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan akan file-file dari basis data yang diperlukan
oleh suatu sistem. Desain basis data terdistribusi dibuat dengan maksud untuk
mengidentifikasi isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan
dalam desain secara umumnya.
Elemen basis data dari file-file basis data harus memiliki
elemen-elemen untuk menyimpan hasil masukan (input) yang masuk. Maka dari itu
struktur dari suatu file tergantung dari arus masukan dan keluaran dari file.
2.6.2 Sistem Komputer Client / Server
Client adalah sebuah komputer yang berhubungan langsung dengan pengguna dan terhubung dengan komputer lain yang memproses permintaan
pengguna yang dikenal sebagai server. Prinsip kerja dari client / server ini
adalah client melakukan permintaan untuk suatu informasi atau mengirim
sebuah perintah ke suatu aplikasi server. Aplikasi server akan menerima
permintaan dari client, kemudian memproses berdasarkan permintaan tersebut,
lalu server akan merespon permintaan tersebut ke client sebagai suatu hasil dari
pemrosesan yang sudah dilakukan. Sehingga tugas dari server adalah melakukan
listen untuk suatu koneksi, sedangkan client mencoba membuat koneksi ke
server. Setelah koneksi terbentuk, hubungan pertukaran data antara client dan
Mekanisme keamanan data yang ditetapkan pada sistem client / server
sangat tinggi, menyebabkan aplikasi client tidak dapat membuka file-file data
secara langsung, dalam hal ini client cukup melakukan login dan jika nama user
serta password yang dimasukkan benar maka kemudian aplikasi server akan
memberikan service untuk membuka basis data yang berada di server sesuai
dengan permintaan dari pengguna, service yang diberikan juga masih ditentukan
oleh hak akses (access granted) yang dimiliki oleh pengguna tersebut.
Dalam sistem multi user untuk dapat menampilkan suatu data dari
basis data tertentu yang terdapat dalam suatu tabel maka keseluruhan data dari
tabel tersebut harus diambil(download) dari komputer server ke workstation,
kemudian data tersebut diproses untuk kemudian ditampilkan. Sistem client /
server dapat dikatakan sebagai solusi terbaik untuk mendapatkan aplikasi basis data yang handal dalam hal sekuritas data dan tingkat kekeliruan serta mampu
mengurangi kepadatan jalur lalu lintas yang dilewati oleh suatu jaringan.
2.6.3 Aplikasi Berbasis Web
Pada aplikasi berbasis web beban kerja pada komputer client dibuat
sekecil mungkin, sedangkan proses akan banyak dilakukan di server. Hal ini
disebabkan karena web browser hanya menyediakan antar muka bagi client
sedangkan bagian lain dari aplikasi diletakkan di server. Lapisan antarmuka web
berinteraksi dengan webserver untuk berkomunikasi dengan client. Antar muka
web dapat dianggap sebagai paket antara logika bisnis (bisnis logic) dengan
2.7 Hypertext Preprocessor (PHP) 2.7.1 Pengertian PHP
PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk scripting,
sistem kerja dari program ini adalah sebagai interpreter bukan sebagai compiler.
Bahasa compiler adalah bahasa yang akan mengubah script-script program ke
dalam source code yang nantinya akan membentuk sebuah program yang
berstatus sebagai program EXE yang dapat dieksekusi tanpa adanya bantuan
program pembuatnya. Sedangkan bahasa interpreter adalah bahasa yang mana
script mentahnya tidak harus diubah kedalam bentuk source code, sehingga saat program dijalankan kode dasar secara langsung akan dijalankan selain itu juga
program pembuat juga harus selalu tersedia dan berjalan saat program
diaktifkan.
2.7.2 Konsep kerja PHP
PHP memiliki beberapa aturan penulisan, diantaranya bagaimana
memulai program PHP dan mengakhiri program PHP. Untuk memulai program
PHP, dapat memulainya dengan mengenal sebuah tag pengenal PHP yang
digunakan untuk menuliskan kode PHP. Tag tersebut yaitu :
<?php
sedangkan untuk mengakhiri kode program yang ada, program dapat ditutup
dengan tanda :
2.7.3 Variabel PHP
Dalam pemrograman PHP pembentukan variabel tidak sesulit seperti
yang ada di dalam bahasa pemrograman lain, karena pembentukan variabel
disini dapat dibuat dengan menggunakan tanda String($)sebagai
pendeklarasian awal. Dengan menggunakan tanda $ maka karakter yang ada
setelahnya akan dikenali oleh program sebagai bentuk variabel.
Variabel-variabel yang ada antara lain :
a) Variabel Biasa
Secara standar bentuk penulisan variabel adalah dengan
menggunakan tanda string yang kemudian diikuti oleh isi dari variabel
tersebut atau nama variabelnya. Dari variabel tersebut dapat dibaca
berulang-ulang kali dalam satu halaman web.
b) Variabel dalam sebuah kalang atau kelompok
Bentuk dari variabel ini biasanya digunakan untuk
mendeklarasikan data apabila menggunakan fungsi dalam PHP, isi dari
data yang ada pada variabel tersebut tidak dapat ditampilkan apabila
tidak melakukan pemanggilan fungsi yang mendeklarasikan variabel
tersebut.
c) Variabel antar halaman
Bentuk dari varibel ini biasanya digunakan untuk menghantarkan
data yang ada dari setiap variabel ke dalam halaman lain, bentuk-bentuk
formulir pendaftaran ataupun yang berhubungan dengan formulir
lainnya.
2.8 Sistem Rekam Medis
Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Puskesmas tentu memiliki
catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sebuah
catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien,
riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis
yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah
terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut
senantiasa tercatat / terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut
sangatlah penting dan bersifat rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca
dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam
medis.
Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis
(1997), rekam medis diartikan sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan
pengobatan”. Tujuan dari rekam medis itu sendiri adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas serta memudahkan dan mempercepat tindakan medis
34
3.1 Analisa Sistem
Perkembangan teknologi menjadi semakin pesat dan sudah merambah
ke berbagai bidang di dunia ini. Tidak hanya pada bidang teknologi saja.
Dengan menggunakan teknologi yang semakin canggih, hal ini juga
mempengaruhi pada informasi yang diperoleh maupun dihasilkan. Baik
buruknya suatu informasi yang dihasilkan akan sangat mempengaruhi dalam
perkembangan informasi itu sendiri maupun dalam pengambilan keputusan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik di masa mendatang. Informasi yang
aktual, cepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh siapa saja untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas dari kemampuan yang dimilikinya.
Perkembangan teknologi yang ada misalnya pada teknologi komputer.
Kemajuan teknologi komputer yang berfungsi sebagai pendukung pemrosesan
data dan informasi telah menjadi kebutuhan pada setiap perusahaan dan instansi
pemerintah maupun bukan pemerintah. Kemajuan teknologi ini dapat
diterapkan pada berbagai bidang, dalam hal ini akan dibahas penerapannya
pada bidang jasa khususnya jasa pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu
pengolahan data medik pada sebuah Puskesmas.
Puskesmas merupakan sebuah instansi kesehatan yang memberikan jasa
pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Setiap hari banyak pasien yang
ada dari hari ke hari semakin bertambah. Berdasarkan pengamatan dan
wawancara yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Srumbung dan
Puskesmas Salam, data pasien terbanyak biasa terjadi pada hari Senin dan
Selasa. Pengolahan data pasien yang ada masih dilakukan secara manual yaitu
dengan pengarsipan berdasarkan nama desa dari mana pasien tersebut berasal.
Hal tersebut sangat tidak efisien dan tidak efektif, selain itu banyak sekali
resiko yang dapat ditimbulkan seperti kesalahan penulisan data, rusaknya data,
hilangnya data mungkin karena dipinjam dan masih banyak lagi. Untuk
menangani masalah pengolahan data pasien, salah satu cara yang dapat
digunakan adalah dengan membuat suatu sistem yang dapat mempermudah
dalam pengolahan data dan memberikan atau menyajikan informasi secara
cepat dan mudah. Sistem tersebut adalah sistem rekam medis. Sistem ini
terutama ditujukan bagi para petugas medis yang harus segera mengambil
keputusan dari pemeriksaan yang telah dilakukannya dan petugas non medis
yang diberikan tanggungjawab untuk memasukkan data pasien serta
bertanggungjawab atas kelancaran pengolahan data pasien.
Manfaat lain dari sistem rekam medis selain mempermudah pengolahan
data pasien suatu Puskesmas juga bermanfaat bagi pasien antar Puskesmas.
Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya ke Puskesmas Srumbung,
setelah menikah dengan orang yang berasal dari kecamatan Salam dan tinggal
di daerah itu, maka saat dia sakit, dia akan memeriksakan dirinya ke Puskesmas
terdekat. Dalam hal ini yang terdekat ialah Puskesmas Salam. Pada saat
mengetahui riwayat kesehatan pasien tersebut maka dapat menggunakan sistem
rekam medis ini dengan melihat data medis pasien di Puskesmas Srumbung.
Selain itu untuk mempermudah pengolahan data dan pencarian data medis
pasien, sistem rekam medis ini juga bermanfaat dalam pembuatan
laporan-laporan per wilayah. Laporan-laporan-laporan tersebut nantinya dapat digunakan untuk
pengambilan suatu keputusan, seperti penentuan suatu penyakit merupakan
KLB atau tidak, seberapa besar prosentase yang ada untuk wabah penyakit
yang timbul dalam suatu wilayah, mengetahui ada tidaknya kasus flu burung
maupun demam berdarah di wilayah tersebut dan masih banyak lagi.
Sistem rekam medis pasien Puskesmas yang akan dibangun ini berupa
suatu aplikasi berbasis web yang memungkinkan petugas non medis dengan
aturan tertentu dapat mengakses data ke satu basis data yang berada di server.
Dalam merancang sistem rekam medis ini penulis mempelajari
pelaksanaan sistem rekam medis pada suatu Puskesmas yang sampai saat ini
masih manual sebagai sarana untuk mengetahui proses-proses yang
berhubungan dengan rekam medis Puskesmas dan mengetahui data-data medis
yang dicatat dan kebutuhan penggunanya beserta jaringannya seperti PusTu
atau Puskesmas Pembantu, Lansia atau Lanjut Usia, UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah), dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
Suatu Puskesmas dibagi menjadi beberapa unit bagian yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bagian-bagian tersebut antara
lain unit KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), unit Gigi, unit KB(Keluarga
Dari bagian-bagian yang telah disebutkan diatas bagian rekam medis
pasien Puskesmas masuk menjadi satu dengan unit Umum jadi tidak berdiri
sendiri. Bagian rekam medis ini bertugas untuk merekam semua data pasien
dari mulai proses pendaftaran sampai proses pelayanan medis yang diterima
pasien serta mengolah data pasien seperti membuat laporan-laporan. Unit
rekam medis ini sangat penting keberadaannya karena data-data yang ada
berhubungan dengan kelangsungan hidup seorang pasien.
Dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini yang
akan dikembangkan adalah dalam proses pendaftaran, proses pelayanan pasien,
proses perekaman data dan juga pembuatan laporan.
Secara umum sistem rekam medis pasien Puskesmas di Indonesia ini,
sebenarnya sudah ada, hanya saja pengolahan data yang ada sebagian masih
manual. Bahkan pada proses pencatatan data sosial pasien pun masih manual.
Apabila seseorang memeriksakan dirinya ke Puskesmas maka langkah pertama
yang dilakukan ialah mendaftarkan diri. Setelah petugas administrasi mencatat
identitas pasien tersebut, maka pasien akan mendapat kartu pendaftaran dan
kartu periksa. Kemudian kartu periksa ini diserahkan kepada dokter atau
petugas medis yang memeriksa. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan maka
dokter atau petugas medis akan mencatat diagnosa, rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, dan gejala yang ada pada kartu periksa, lalu pasien juga
akan memperoleh resep dari dokter atau petugas medis tersebut. Kemudian
mengambil obat. Sedangkan kartu periksa ini nantinya akan dikumpulkan
dalam suatu arsip berdasarkan asal desa oleh seorang petugas Puskesmas.
Di dalam proses pemasukan data belum terdapat adanya proses validasi
termasuk pemasukan data sosial pasien sehingga data yang dihasilkan tidak
akurat dan keamanan data kurang terjamin. Validasi data disini kurang terjamin
karena dengan sistem manual ini tidak dapat diketahui siapa yang memasukkan
data sehingga sulit mencari siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi
kesalahan memasukkan data karena banyak orang mempunyai kewenangan
untuk memasukkan data dan tidak terdapat password untuk membedakan orang
yang satu dengan yang lainnya.
Di dalam pelayanan rekam medis yang berjalan sekarang semua tugas
dilakukan oleh petugas non medis dan pengguna lain yang berhubungan dengan
medis pasien dapat menggunakan sistem yang berhubungan dengan unit rekam
medis karena dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan berkas.
Sedangkan untuk pembuatan laporan-laporan juga masih manual, yaitu dengan
melakukan rekapitulasi ulang dari berkas-berkas yang ada dan hal ini
membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses penyelesaian laporan yang
seperti ini sangat tidak efisien dan sangat merugikan. Karena informasi
laporan-laporan tersebut sangat dibutuhkan secepatnya oleh petugas Dinkes guna
pengambilan tindakan selanjutnya. Misal terdapat penyakit yang ternyata
merupakan KLB, hal tersebut tidak dapat segera terdeteksi dan diambil
3.2 Identifikasi Masalah
Sistem rekam medis yang telah dijelaskan di atas memiliki kelemahan,
antara lain:
1. Kurang efektif karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna
akan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat.
2. Dari segi keamanan data kurang terjamin, karena tidak ada validasi
data sehingga terdapat kemungkinan adanya penulisan data yang
salah.
3. Petugas non medis tidak dapat mengirim satu-satu data rekam medis
secara rutin pada saat diminta mendadak. Untuk itu bagian-bagian
lain seperti unit KIA, unit Gigi, unit KB, unit Gizi, unit Sanitasi dan
unit Umum. yang memerlukan (untuk keperluan darurat) harus
mengirim petugasnya dalam hal ini petugas non rekam medis untuk
mengambil sendiri ke bagian rekam medis.
4. Apabila terdapat data yang sama maka harus dilakukan penulisan
berulang kali sehingga tidak efisien.
5. Dari sisi ekonomi membutuhkan banyak biaya karena berkas-berkas
yang dibutuhkan akan banyak, sebanyak jumlah pasien yang ada.
Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya pada bulan Juni
karena sakit batuk, namun sebelumnya pada bulan Maret dia pernah
sakit gatal-gatal dan memeriksakan diri ke Puskesmas yang sama.
dicari satu persatu dari semua berkas yang ada dan jika tidak
diketemukan maka harus dicatat ulang.
6. Pelayanan yang dilakukan tidak dapat berlangsung cepat.
7. Jika harus dilakukan pengambilan keputusan untuk tindakan medis
selanjutnya, tidak dapat diputuskan dengan cepat karena informasi
riwayat kesehatan pasien sebelumnya tidak dapat diperoleh dengan
cepat.
Sedangkan kelemahan sistem rekam medis yang belum on-line antara lain :
1. Data rekam medis yang ada tidak dapat diakses dari luar Puskesmas
sehingga memperlambat penanganan pasien di luar Puskesmas
tertentu.
2. Berkas rekam medis selalu dipindah dari satu tempat ke tempat yang
lain jika terdapat keperluan darurat sehingga besar kemungkinan
berkas tersebut rusak bahkan hilang.
3. Sistem ini hanya dapat digunakan oleh petugas non medis dan tidak
dapat digunakan secara langsung oleh petugas lain seperti dokter atau
petugas medis yang lain.
4. Integritas data kurang terjamin apabila terdapat perubahan data.
Berkas data rekam medis hanya dapat dipakai oleh satu pengguna pada
saat yang bersamaan. Sehingga jika ada pengguna lain yang membutuhkan
berkas tersebut harus menunggu. Sedangkan dari sisi petugas Dinkes jika
mereka membutuhkan data laporan dari Puskesmas tersebut, harus menunggu
memasukkan semua data berkas rekam medis dalam komputer. Sehingga
pengambilan keputusan pun tidak dapat dilakukan dengan cepat.
3.3 Analisa Kebutuhan
Tahap ini dilakukan untuk menentukan apa saja yang menjadi
kebutuhan sistem dan data-data yang diperlukan pada pembuatan sistem yang
baru nantinya.
Bagian rekam medis Puskesmas setiap harinya akan melayani data
pasien yang semakin besar karena setiap hari dapat dipastikan jumlah pasien
akan bertambah, selain itu unit rekam medis Puskesmas juga dituntut untuk
lebih cepat dan akurat dalam menyajikan dan menyampaikan berbagai
informasi sehingga dapat memberikan pelayanan medis yang lebih baik dan
berkualitas.
Secara umum sistem rekam medis yang akan dikembangkan ini
melibatkan tiga entitas yaitu petugas non medis, petugas medis dan petugas
Dinkes dalam sistem ini berstatus sebagai admin yang bertanggung jawab
penuh atas sistem ini. Petugas non medis itu sendiri mempunyai tugas untuk
memasukkan data selain data pemeriksaan dokter atau data medis pasien.
Proses yang terjadi dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas ini
dibagi atas tiga sisi yaitu :
1. Proses pada sisi petugas non medis sebagai administrator
2. Proses pada sisi petugas medis untuk dokter dan bidan.
tiap Puskesmas.
Dari sisi petugas non medis proses yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Login, petugas non medis masuk pada menu login dan harus mengisi data
nama dan password. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan nama
ataupun password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan namun
jika benar dalam memasukkan nama dan password maka petugas non medis
dapat melanjutkan pada proses selanjutnya.
2. Memasukkan data (input data), petugas non medis dapat melakukan proses
masukan data yaitu memasukkan data sosial pasien atau data identitas diri
pasien, data petugas medis dan data obat.
3. Menampilkan data (view data), petugas non medis mempunyai fasilitas
untuk menampilkan data yaitu data sosial pasien (identitas pasien), data
petugas medis, data obat dan data login untuk petugas non medis.
4. Edit Data, petugas non medis mempunyai fasilitas untuk mengubah data
dengan menu edit data. Adapun data-data yang berhak diubah oleh petugas
non medis hanyalah data sosial pasien atau data identitas pasien, data
petugas medis dan data obat.
5. Cetak kartu pasien, bagi seorang pasien yang baru pertama kali melakukan
pemeriksaan di suatu Puskesmas dirinya harus membuat kartu pasien. Dan
kartu tersebut akan diberikan kepada pasien setelah pasien mendaftarkan
diri untuk periksa.
6. Edit Password, seorang petugas non medis pada sistem ini data identitas