• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA CINTA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA CINTA REMAJA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA CINTA REMAJA

SKRIPSI

Oleh: Triastin Noer Aini

201010230311197

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

GAYA CINTA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu

persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Triastin Noer Aini

201010230311197

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikans kripsi dengan judul “Gaya Cinta Remaja” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si, dan Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk mencurahkan wawasannya, dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.

3. Ayahanda Sutrisno Purn. Dan Ibunda Hartinah tercinta yang telah memberikan dukungan, do’a maupun semangat yang tiada hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Suami tersayang Nico Kristiyan dan anakku tersayang Mochammad Rizky Pratama yang selalu menghadirkan dukungan dan candatawa bagi penulis.

5. Bapak Kasmaji dan ibu Rusmiatun serta adik Rena yang telah mencurahkan segala kasihsayangnya dan menjadi salah satu sumber semangat serta inspirasi bagi penulis sejak awal penulisan hingga skripsi ini selesai.

6. Mbak Henik Pristiyowati dan mbak Peri Pristiyanti senantiasa mendampingi dan membantu segala kesulitan yang dihadapi selapa pengerjaan skripsi.

7. Seluruh dosen dan staff TU Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai insan pendidik dalam bentuk pencurahan wawasan akademik dan wawasan moral kepada penulis.

8. Seluruh guru, staff dan murid dari SMA Antartika Sidoarjo yang sudah memberikan ijin dan membantu menyebar dan mengerjakan angket penelitian.

9. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi UMM angkatan 2010, khususnya Dwi Kartika Mayasari yang telah berjuang bersama penulis..

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang,10 Januari 2016 Penulis

Triastin Noer Aini

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

ABSTRAK 1

PENDAHULUAN 2

LANDASAN TEORI 3

Gaya Cinta 3

Remaja 5

METODE PENELITIAN 6

Rancangan Penelitian 6

Subjek Penelitian 6

Variabel dan Instrumen Penelitian 7

Prosedur dan Analisa Data 7

HASIL PENELITIAN 8

DISKUSI 9

SIMPULAN DAN IMPLIKASI 11

REFERENSI 13

(7)

DAFTARTABEL

Tabel 1. Deskripsi Gaya Cinta 4

Tabel 2. Deskripsi Subjek 8

Tabel 3. Sebaran Gaya Cinta 8

(8)

DAFTARLAMPIRAN

LAMPIRAN1

Skoring T-skor 15

LAMPIRAN2

Validitas dan Reliabilitas 21

LAMPIRAN3

Skala Dan Blue Print Sebelum Try Out 25

LAMPIRAN4

Skala Dan Blue Print Setelah Try Out 31

LAMPIRAN5

(9)

GAYA CINTA REMAJA

Triastin Noer Aini

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

triastinnaini@ymail.com

Relasi romantis remaja dengan lawan jenis sering juga disebut dengan pacaran yang erat kaitannya dengan gaya cinta. Pacaran remaja belakangan ini menjadi lebih bebas dan tidak terarah. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui gaya cinta pada remaja. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sample dengan teknik kuota sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala LAS ( Love Atittude Scale ) dengan

model skala Likert. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Penelitian

melibatkan 224 siswa dan siswi SMA Antartika. Gaya cinta remaja tersebar dalam 6 gaya cinta. Berdasarkan hasil penelitian remaja dominan pada gaya cinta storage sebesar 23,66%,

agape 22,32%, ludus 16,52%, eros 14,29%, mania 12,50% dan pragmatig 10,27%.

Responden laki – laki dominan pada gaya cinta agape dengan prosentase 25,00% sedangkan

perempuan dominan pada gaya cinta storage dengan prosentase sebesar 26,67%.

Kata kunci : Gaya cinta, remaja

Adolescense romantic relationships with the opposite sex often called a courtship that is closely related to the style of love. The objective of this research was to determine the love style of a adolescense. Research using quantitative descriptive method. Technique sampling with sampling quote techniques. Methods of data collection using a scale LAS (Love atittude Scale) with a Likert scale model. Analysis of data using quantitative descriptive analysis. The study involved 224 students of high Antartika high school. Adolescense love style spread in six styles of love. Based on the results of research on style love adolescent dominant to storage 23.66%, 22.32% agape, ludus 16.52%, 14.29% eros, mania12.50% and pragmatig 10.27%. Male respondents dominant agape love style with a percentage of 25.00%, while the dominant female in love style storage with a percentage of 26.67%.

(10)

Dalam masa remaja seseorang mulai menjalin hubungan dengan orang lain diluar keluarga. Lingkungan kedua setelah keluarga yaitu lingkungan sekolah. Dalam lingkungan sekolah remaja memulai interaksi sosial dengan kawan sebaya, sejenis maupun lawan jenis. Pada fase ini remaja mengenal adanya relasi romantis. Relasi romantis yang terjadi pada remaja diawali dengan kedekatan dengan teman sebaya laki-laki maupun perempuan. Seorang remaja usia 14 tahun menyatakan menyatakan bahwa dirinya jatuh cinta dan tidak mampu memikirkan hal lain, seorang remaja 15 tahun mengaku gelisah karena semua kawannya memiliki pacar sementara dirinya belum. Relasi romantis remaja melibatkan berbagai emosi. Mereka akan merasa sedih dan marah ketika mereka bertengkar dan seketika akan merasa senang dan bahagia ketika hubungan mereka baik-baik saja (Santrock, 2007 ; Howard, 2006). Terjadi kecemasan tingkat tinggi terkait cinta romantis pada remaja usia 13 – 16 tahun yaitu kehilangan konsentrasi, gugup, berkeringat dan denyut jantung yang semakin cepat (Cruces, Hawryla, Delegido, 2015).

Relasi romantis atau pacaran didasari oleh cinta romantis. Relasi romantis berfungsi sebagai gambaran tentang seberapa menarik seorang remaja dimata remaja lain atau lawan jenisnya. Setelah remaja memiliki pengetahuan mendasar mengenai interaksi dengan lawan jenis, pada saat itu remaja memiliki kebutuhan akan kelekatan dan kebutuhan seksual. Cinta romantis berkaitan kuat dengan fantasi dan hadiah. Cinta romantis berkembang sangat pesat pada awal perkenalan kemudian memudar dengan seiring waktu. Pada masa remaja cinta romantis ini menjadi dominan, cinta romantis hampir selalu berhubungan dengan konflik emosi sesuai dengan masa perkembangan remaja dimana terjadinya fluktuasi emosi berlangsung lebih sering (Santrock, 2007 ; Rosenblum & Lewis, 2003)

Perkembangan pacaran menjadi berubah arti. Dulu pacaran hanya digunakan untuk mencari dan menyeleksi pasangan hidup (Santrock. 2007), namun pada saat ini pacaran menjadi suatu tren dikalangan remaja. Pacaran menjadi suatu ajang adu gengsi, bila tidak mempunyai pacar dianggap tidah menarik bahkan tidak laku. Desakan yang dilakukan oleh kawan sebaya menjadi salah satu faktor munculnya perilaku pacaran yang negatif. Jika tidak melakukan hal yang sama dengan kawan sebaya akan dianggap tidak sesuai dengan anggota kelompok teman sebaya lainnya. Remaja tak sungkan lagi melakukan kontak fisik bahkan melakukan hubungan seksual pranikah yang dapat menimbulkan resiko yang sangat besar bagi remaja (Hurlock, 1973). Perilaku seksual yang tidak semestinya dilakukan oleh remaja menanggung berbagai macam resiko. Penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan bahwa 6 persen dari 630.283 atau sekitar 37,817 siswa SLTA di Jawa Tengah Telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Mayasari, 2000).

Dorongan seksual dan rasa cinta membuat remaja merasa selalu ingin derkat dengan pacarnya. Segala kegiatan yang dilakukan pacar akan dipantau dan hampir selalu ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan pacar. Dalam gaya cinta perilaku demikian mencerminkan bahwa pasangan tersebut termasuk dalam gaya cinta memiliki. Selalu ingin tahu dimana pasangannya sedang berada, pencemburu dan sangat terobsesi dengan pasangannya (Setiawan, 2008).

(11)

dalam gaya cinta eros, yaitu gaya cinta dimana seseorang tertarik pada pandangan pertama dan ditandai oleh pengalaman yang emosional (Dayakisni & Hudaniah, 2009). Banyak penelitian menemukan bahwa faktor pandangan pertama menjadi penentu utama dalam sebuah kencan dan proses hubungan. Bahkan semenjak masa awal kehidupan bayi menunjukkan preferensi wajah yang menarik. Penelitian yang dilakukan oleh Smith menunjukan hasil bahwa wanita yang lebih cantik akan mendapatkan perhatian yang lebih dari teman sekolah (Braxton, 2010).

Remaja akan mengalami perubahan perasaan saat apa yang yang terjadi tidak sesuai dengan harapan yang mereka miliki. Dalam hubungan pacaran remaja akan mudah merasa sangat sedih ketika perlakuan pasangan tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya (Nurihsan & Agustin, 2011). Remaja cenderung memiliki pemikiran yang tidak realistik. Remaja melihat diri sendiri dan orang lain sebagaimana yang mereka inginkan dan bukan sebagaimana adanya. Semakin tingginya perubahan perasaan tersebut dapat menyebabkan stres pada remaja. Perilaku dan perasaan yang demikian dapat dicerminkan pada salah satu gaya cinta yang dikemukakan oleh Lee yaitu gaya cinta mania, dimana individu akan merasa sangat emosional terhadap pasangannya.

Perkembangan dan pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi bentuk gaya cinta pada individu. Seorang bayi akan mengadopsi gaya kelekatan orang tuanya yaitu rasa aman, menghindar, dan ambivalent. Seseorang yang mimiliki rasa aman saat dia bayi memiliki kemungkinan dia akan sangat merasa aman, nyaman dan rasa percaya yang besar pada pasangannya saat dia dewasa. Sedangkan bayi yang menjaga jarak dengan pengasuhnya memiliki gaya cinta yang mudah tertarik dan jatuh cinta tetapi juga mudah untuk melepaskan ada masa dewasa. Terakhir gaya cinta ambivalent, bayi dengan gaya ini akan selalu merasa bingung dan ragu dengan pasangannya saat dia dewasa (Dayakisni & Hudaniah, 2009).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di ketahui rumusan masalahnya adalah bagaimana gaya cinta remaja. Pada penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui gaya cinta remaja. Penelitian ini bermanfaat secara teoritik sebagai sumbangan pengetahuan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu psikologi. Bagi remaja penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai tipe gaya cinta yang ada dan membantu remaja mengetahui tipe cinta mereka agar mereka dapat mengarahkan gaya pacaran kepada hal yang positif dan membantu remaja dalam pemilihan pasangan sesuai dengan gaya cinta yang dimiliki. Sedangkan bagi orang tua agar dapat mengetahui tipe gaya percintaan putra dan putri mereka sehingga dapat mengawasi para remaja agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Gaya Cinta

Cinta diartikan dengan berbagai arti. Biasanya cinta diartikan sebagai pengalaman emosional dan bergairah antara dua individu. Di tinjau dari perspektif perkembangan cinta berawal dari rasa kasih sayang yang muncul di antara anggota keluarga, kemudian menjadi hubungan cinta romantis dengan kencan dan diakhiri dengan komitmen jangka panjang dengan pasangannya (Zamora, 2010).

(12)

Terdapat tiga komponen cinta, yaitu komponen kognitif terdiri dari perhatian kepada pasangan, mengidealisasikan hubungan dengan pasangan, keinginan untuk mengetahui keadaan pasangan dan diketahui keadaannya. Komponen yang kedua, yaitu komponen emosional terdiri dari ketertarikan seksual kepada pasangan, perasaan positif ketika semua berjalan dengan baik, perasaan negatif ketika hubungan tidak berjalan dengan baik, keinginan untuk membentuk suatu hubungan yang permanen dan selalu berdua, menginginkan adaya timbal balik. Komponen yang terakhir yitu tingkah laku terdiri dari tindakan untuk menentukan perasaan pasangan, mempelajari pasangan, melayani dan menolong pasangan (Dayakisni & Hudaniah, 2009).

Pada tahun 1973, Jhon Allan Lee memperkenalkan teori cinta multidimensi atau dikenal sebagai gaya cinta. Jhon Allan Lee adalah seorang antropolg yang telah banyak mempelajari tentang cinta. Ia mengemukakan bahwa cinta memiliki 3 jenis gaya cinta primer dan 3 jenis gaya cinta skunder. Gaya cinta primer yaitu, eros, ludus dan storage, sedangkan gaya cinta skunder yaitu, mania, pragma dan agape. Gaya cinta skunder merupakan perpaduan dari gaya cinta primer. Gaya cinta mania merupakan perpaduan gaya cinta eros dan ludus. Gaya cinta pragma perpaduan antara gaya cinta ludus dan storage. Sedangkan gaya cinta agape adalah perpaduan gya cinta eros dan storage (Neto, 2012).

Gaya cinta sendiri dapat diartikan sebagai hasil dari berbagai cara seseorang untuk mencintai pasangannya. Menurut Lee cinta dibagi menjadi enam. Beberapa orang memiliki gaya cinta campuran. Keenam gayacinta tersebut yaitu (Dayakisni & Hudaniah, 2009)

Tabel 1. Deskripsi Gaya Cinta

Gaya Cinta Deskripsi

Eros Cinta ini ditandai oleh pengalaman emosional. Merupakan cinta pada

pandangan pertama. Daya tarik fisik merupakan hal terpenting dalam cinta ini.

Ludus Cinta yang ditandai dengan menikmati permainan cinta danmemenangkannya.

Dalam cinta ini biasanya seseorang memiliki lebih dari satu pasangan. Hubungan dengan cinta seperti ini tidah mampu bertahan lama, akan berakhir ketika pasangannya merasa bosan dan terlalu serius.

Storage Cinta yang mengutamakan keakraban. Cinta dimulai secara perlahan yang

biasanya berawal dari persahabatan dan saling berbagi.

Pragmatic Cinta yang menuntut adanya pasangan yang serasi. Kedua pihak merasa betah

dan dapat saling memuaskan kebutuhan – kebutuhan dasar, cinta ini melibatkan pertimbangan yang logis dalam menentukan pasangan dan lebih senang mencari kepuasan daripada kebahagiaan.

Mania Cinta yang ditandai dengan pengalaman emosional yang kuat, mudah cemburu,

dan sangat terobsesi dengan orang yang dicintai. Sangat tergantung dengan pasangannya. Perasaannya mudah berubah dari sangat bahagia menjadi sangat putus asa.

Agape Cinta yang penuh perhatian, selalu ingin memberikan sesuatu, selalu siap

(13)

Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi banyak perubahan dalam diri anak. Perubahan tersebut meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Perubahan secara biologis meliputi pertambahan tinggi dan berat badan yang semakin pesat. Perubahan hormon – hormon tertentu pada tubuh. Perubahan kogtif ditandai dengan berkembangnya pemikiran abstrak dan berfikir egosentris. Berfikir seolah – olah dirinya selalu dilihat dan diperhatikan gaya dan gerak – geriknya oleh orang lain. Remaja mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Mulai mengenal lingkungan sekolah dan menjalin hubungan peertemanan yang lebih luas. Remaja mulai memberikan waktu yang lebih banyak untuk tema sebayanya. Menjalin hubungan yang lebih intim dan romantis dengan lawan jenis. Remaja akan lebih bisa terbuka dan menceritakan segala sesuatu yang dialaminya pada teman sebayanya. Selain perubahan hormonal pertemanan dan hubungan yang romantis dapat membuat suasana hati remaja menjadi berubah – ubah tak menentu. Dalam masa ini faktor lingkungan berpengaruh penting dalam penyerapan informasi. Remaja cenderung meniru apa yang ada dalam lingkungannya karena menganggapnya sebagai contoh (Santrock 2007).

Masa remaja memiliki ciri – ciri perkambangan sebagai berikut, masa remaja sebagai periode penting, masa remaja segai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistik dan masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Selain perubahan yang terjadi pada remaja, terjadi pula perubahan lingkungn sekitar pada remaja. remaja dituntut untuk mempu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai denga orang seusianya. Perubahan yang terjadi didalam maupun diluar diri membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan psikologisnya. Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut (Agustiani, 2009): 1) masa remaja awal 12-15 tahun. Pada usia ini remaja mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik. Pada tahap ini perkembangn terfokus pada penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas dengan teman sebaya.

2) masa remaja pertengahan16-18 tahun. Perkembangan kemampuan berfikir yang semakin meningkat. Walaupun peran teman sebaya masih memiliki peran penting namun pada tahap ini remaja mulai dapat mengarahkan dirisendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan perilaku. Selain itu penerimaan lawan jenis menjadi penting bagi remaja pada tahap ini. Remaja memiliki kebutuhan akan adanya teman yang dapat menemaninya alam rasa suka dan duka yang dialaminya serta mencari sesuatu yang dianggap bernilai dan berharga yang pantas untuk dipuja dan dijunjung tinggi.

3) masa remaja akhir 19-22 tahun. Masa ini ditandai dengan persiapan remaja menuju peran-peran dewasa. Remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of persona identity. Keinginan yang kuat untuk diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa menjadi ciri dari tahap ini.

(14)

Menurut Jhon Hill terdapat tiga komponen dasar dalam perkembangan remaja. yang pertama yaitu perubahan secara fundamental meliputi perubahan biologis, transisi kognitif dan transisi sosial. Kedua, konteks dari remaja, lingkungan menjadi faktor perkembangan remaja. perkembangan selama remaja merupakan hasil dari perubahan yang mendasar dan bersifat unuversal dengan konteks dimana pengalaman terjadi. Ketiga perkembangan psikososial. Terdapat 5 kasus dari psikososial yaitu identity, autonomy, intimacy, sexuality, achievment

(Agustiani, 2009).

Dalam remaja pertengahan awal relasi romantis remaja belum termotivasi untuk menjalin hubungan yang lebih serius atau untuk memenuhi kebutuhan kelekatan. Relasi romantis hanya berfungsi sebagai cermin bagi remaja. sebagai alat ukur seberapa menariknya diri mereka dihadapan orang lain termasuk lawan jenis (Nurihsan & Agustin, 2011).

Pada awal eksplorasi terhadap relasi romantis, remaja sering kali merasa nyaman ketika berkumpul dengan kawan sebayanya laki-laki maupun perempuan. Yang sering menjadi perhatian dan ketakutan para orang tua yaitu terjadinya atau terjalinnya relasi romantis dengan seseorang yang dapat mengakibatkan kehamilan mupun masalh-masalah di sekolah maupun di rumah. Seorang remaja mengaku sangat gelisah ketika semua kawan sebayanya memiliki pasangan sedangkan dirinya belum. Remaja meluangkan sebagian besar waktunya untuk memikirkan relasi romantis melibatkan emosi positif mengenai rasa suka, bahagia, gembira, bekas kasih dan emosi negatif mengenai rasa khawatir, kecewa dan iri (Santrock, 2007).

Dalam perkembangan remaja, perilaku seksual menjadi salah satu cirinya. Pada masa eksplorasi identitas seksualnya remaja dituntut oleh sexual script. Sexual script merupakan

pola stereotip mengenai aturan peran bagaimana individu seharusnya bertindak secara seksual. Remaja laki-laki dan perempuan mengikuti sexual script yang berbeda dalam masa

sosialisasi. Perbedaan sexual script yang dialami remaja menyebabkan kebingungan. Para remaja perempuan belajar mengaitkan hubungan seksual dengan cinta. Seringkali remaja perempuan merasionalkan perilaku seksual mereka dengan gairah dan hasrat.Penyebab remaja perempuan lebih aktif secara seksual yaitu seringkali remaja perempuan membiarkan ketika didesak oleh laki-laki, sebagai salah satu cara untuk mendapat pacar, rasa ingin tahu. Sedangkan remaja laki-laki mendapatkan dorongan dan tekanan dari teman sebayanya untuk melakukan hubungan seksual(Santrock, 2007).

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian

Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Peneliti menggunakan penelitian kuantittif karena penelitian dilakukan secara sistimatis dan terencana serta hanya memiliki satu variabel tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain

Subjek penelitian

(15)

diinginkan..

Variabel dan instrumen penelitian

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu variabel yaitu gaya cinta. Gaya cinta yaitu sikap individu yang muncul akibat adanya perasaan kasih sayang terhadap pasangannya.

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan skala LAS (Love Attitude Scale) yang disusun oleh Hendrick dan Hendrick. Berdasarkan hasil validitas dan reliabilitasdidapatkan nilaireliabilitasalpha .75 - .88, berdasarkan hasil test-retest pada beberapa minggu setelah penelitian pertama didapat hasil nilai alpha yang konsisten yaitu .75 - .82. Skala terdiri dari 67 itemyang terdiri dari 6 tipe gaya cinta yaitu (1) cinta romantik atau eros. (2) cinta memiliki

atau ludus. (3) cinta kawan baik atau storage. (4) cinta pragmatic. (5) cinta mania. (6) cinta

main – main atau agape. Teknik pengukuran variabel menggunakan skala Likert dengan

pilihan jawaban berupa Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Untuk nilai pada masing-masing item favorable dalam skala likert yaitu skor 4 diberikan pada jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 diberikan pada jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan pada jawaban Tidak Sesuai (TS), skor 1 diberikan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan pada item unfavorable yaituskor 1 diberikan pada jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 diberikan pada jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan pada jawaban Tidak Sesuai (TS), skor 4 diberikan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

Sebelum digunakan sebagai alat ukur skala telah di uji validitasnya dan reliabilitas dengan melakukan trayout. Berdasarkan hasil tryout yang telah dilakukan, uji validitas dan reliabilitas skala dikerjakan menggunakan SPSS versi 21.00 for windows. Skala gaya cinta

memiliki indeks validitas bergerak antara 0,314-0,715. Menurut Azwar apabila koefisien korelasi menunjukkan skor 0,3 maka dikatakan valid. Sedangakn untuk reliabilitas didapatkan skor 0,881 lebih besar dari syarat alpha cronbache yaitu 0,6.

Prosedur dan Analisa Data

(16)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja pertengahan usia 16-17 tahun sebanyak 224 siswa dan siswi SMA Antartika Sidoarjo. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2. Diskripsi Subjek

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

1 Laki-laki 104 46.43

2 Perempuan 120 53.57

Total 224 100%

Tabel 3. Sebaran Gaya Cinta

Gaya Cinta Frekuensi Prosentase

Eros romantic 32 14,29

Ludus permainan 37 16,52

Storage persahabatan 53 23,66

Pragmatig logic 23 10,27

Mania memiliki 28 12,50

Agape pengorbanan 50 22,32

Kombinasi 1 0,45

Total 224 100

Gaya cinta siswa dan siswi SMA Antartika yang lebih dominan yaitu gaya cinta persahabatan sebesar 23,66% dan gaya cinta agape sebesar 22,32%

Tabel 4. Sebaran Gaya Cinta Berdasarkan Jenis Kelamin

(17)

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan dari 104 jumlah responden laki-laki gaya cinta yang lebih dominan yaitu gaya cinta agape dan gaya cinta storage. Gaya cinta agape memiliki

responden sebanyak 26 orang dengan prosentase sebesar 25,00% . Gaya cinta storage

memiliki responden sebanyak 21 orang dengan prosentase sebesar 20,19%.

Pada responden perempuan, dari 120 responden terdapat tiga gaya cinta yang dominan. Pertama gaya cinta storage sebanyak 32 responden dengan prosentase sebesar 26,67% dan

gaya cinta ludus serta agape dengan jumblah responden masing – masing sebanyak 24 orang

dengan prosentase sebesar 20,00%.

Berdasarkan hasil hitungan rata – rata, jenis kelamin laki – laki lebih dominan pada gaya cinta

ludus dan storage daripada perempuan dengan jumlah skor 8 dan 5 sedangkan perempuan

lebih dominan daripada laki – laki pada gaya cinta eros dengan skor 7,5, pragmatig dengan

skor 12, mania dengan skor 9 dan agape dengan skor 5.

DISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di dapatkan hasil gaya cinta storage yang memiliki prosentase terbesar yaitu 23,66%. Pada kategori jenis kelamin laki-laki kecenderungan gaya cinta mengarah pada gaya cinta agape sebesar 25,00% dan storage

sebesar 20,19%. Pada jenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan gaya cinta storage

sebesar 26,67% dan gaya cinta ludus serta agape sebesar 20,00%.

Berbicara mengenai jenis kelamin tentu tidak lepas dengan pembahasan mengenai gender. Gender dijelaskan sebagai bagian dari peran sosial dimana anak diharuskan untuk mempelajari perannya sebagai anak dari jenis kelamin tertentu. Peran gender tidak hanya ditentukan melalui jenis kelamin tertentu tetapi juga dipengaruhi oleh budaya lingkungan sekitar dan faktor pengasuhan saat kanak – kanak. Dengan demikian tidaklah secara otomatis seorang anak laki-laki harus memainkan robot – robotan dan seorang anak perempuan memainkan boneka. Kelaki-lakian dan kewanitaan merupakan dua hal yang bertolak belakang, artinya tidak selalu seorang laki-laki hanya memiliki sifat kelaki-lakian melainkan juga memiliki sifat kewanitaan hanya saja kadar dari sifat tersebut berbeda-beda setiap orangnya demikin pula sebaliknya (Sarwono, 2002). Perempuan memiliki skor tinggi pada pengungkapan empati dan dukungan emosional bagi orang lain di bandingkan dengan laki – laki. Sifat dan sikap demikian tercermin dalam gaya cinta storage yang mengutamakan perhatian terhadap pasangan (Neto, 2012). Pria lebih cenderung pada gaya cinta erotic, cinta permainan dan agape sedangkan perempuan cenderung pada gaya cinta storage, mania dan pragmatic ( Frazier & Esterly, 1990)

Dalam distribusi gaya cinta secara keseluruhan gaya cinta yang dominan yaitu gaya cinta

storage. Gaya cinta ini merupakan gambaran gaya cinta yang lekat akan persahabatan. Gaya

(18)

kebutuhan kelekatan dan kebutuhan seksual.

Setalah gaya cinta storage, gaya cinta dominan kedua yaitu gaya cinta agape. Gaya cinta ini

mengutamakan pengorbanan dan kepercayaan terhadap pasangan. Dalam salah satu kasus perkembangan psikososial intimacy, remaja mengalami perubahan penting yaitu kemampuan

untuk menjalin kedekatan dengan orang lain khususnya teman sebaya. Pertemuan muncul pertama kali dengan melibatkan keterbukaan, kejujuran, loyalitas, dan kepercayaan. Dating menjadi penting sebagai konsekuensi kemampuan mereka dalam menjalin hubungan melalui kepercayaan dan cinta (Agustiani, 2009). Remaja melakukan hubungan seksual yaitu suka sama suka sebanyak 75,8% dan 6,1% karena dibohongi (Soejoeti, 2001). Pada saat si pacar meminta dan membujuk pasangannya agar mau melakukan hubungan seksual pasangannya akan menuruti keinginan si pacar karena ada rasa percaya, pengorbanan yang tinggi sehingga mau melakukan apapun demi pasangannya. Motivasi remaja melakukan hubungan seksual berasal dari bujukan atau permintaan pacar (Musthofa, 2010).

Ludus menjadi gaya cinta dominan ketiga. Gaya cinta ludus merupakan gaya cinta yang

ditandai dengan menikmati permainan cinta dan memenangkannya. Hubungan dengan cinta seperti ini tidah mampu bertahan lama, akan berakhir ketika pasangannya merasa bosan dan terlalu serius. Dalam masa ini remaja mencoba untuk mencari jati diri. Kerap kali remaja bergonta ganti pacar sebagai cara mereka untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Tetapi mereka akan segera mengahiri hubungan pacaran ketika sang pacar mulai meminta untuk menjalani hubungan yang lebih serius karena masa remaja merupakan masa peralihan yang syarat akan berbagai perubahan dalam dirinya. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan lebih menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggungjawab pada akibat dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut (Nurihsan & Agustin, 2011).

Gaya cinta dominan keempat yaitu eros. Gaya cinta eros memiliki ciri mudah tertarik dan

jatuh cinta pada pandangan pertama tanpa mempertimbangkan latarbelakang. Remaja memiliki perkembangan emosi yang tidak menentu. Remaja lebih mendahulukan pemikiran emosional daripada pemikiran yang rasional. Dengan pemikiran emosional mereka akan cenderung lebih ceroboh dan tergesah-gesah dalam memilih pacar (Nurihsan & Agustin, 2011).

Gaya cinta dominan berikutnya yaitu gaya cinta mania. Gaya cinta mania ditandai dengan

pengalaman emosional. Perasaannya mudah berubah - ubah dari yang sangat bahagia bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih dan putus asa, mudah cemburu dan takut tersisih. Ketika pacar tidak sedang bersama mereka, mereka akan selalu memantau keberadaan dan tingkahlaku pacar mereka. Mereka akan selalu ingin tahu kagiatan yang dilakukan pacar mereka. Remaja merupakan saat dimana mereka memiliki emosi yang tidak stabil menyebabkan perasaan mereka berubah-ubah setiap waktu. Remaja akan hidup berdasarkan pandangan mereka sendiri. Remaja memiliki pandangan yang tidak realistik. Pandangan yang tidak realistik tidak hanya mereka terapkan kepada diri mereka sendiri melainkan juga kepada orang lain. Remaja akan mudah sakit hati dan kecewa ketika orang lain meninggalkan atau mengecewakannya atau kalau dia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya.(Nurihsan & Agustin, 2011).

Gaya cinta pragmatik memiliki responden paling rendah. Gaya cinta ini memiliki ciri lebih

(19)

memikirkan secara matang sebelum memilih seseorang sebagai pasangannya. Dalam perkembangan kognitif remaja berada pada tahap formal operation suatu tahap dimana seseorang memiliki kemampuan berfikir secara abstrak. Pada tahap ini remaja mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Kemampuan kognitif yang terjadidapat dilihat dari kemampuan remaja untuk berfikir secara logis. Mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan (Jahja, 2011).

Gaya cinta kombinasi merupakan gaya cinta campuran. Setiap orang memiliki gaya cinta masing-masing. Beberapa orang memiliki gaya cinta murni tetapi ada juga sebagian yang memiliki gaya cinta kombinasi/campuran. Menurut John Alan Lee cinta memiliki 3 jenis gayacinta yang utama dan 3 jenis gayacinta sekunder. Tiga jenis gayacinta primer adalah eros, ludus, dan storge. Sedangkan tiga jenis gayacinta sekunder adalah mania, pragma, dan agape. Gaya cinta sekunder merupakan perpaduan antara gayacinta primer.Gaya cinta mania merupakan perpaduan antara gayacinta eros dan gayacinta ludus.Gaya cinta pragma adalah gayacinta sebagai hasil perpaduan gayacinta ludus dan storge. Sedangkan gayacinta agape adalah perpaduan gayacinta eros dan gayacinta storge (Neto, 2012).

SIMPULAN DAN IMPLKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya cinta remaja tersebar menjadi 6 gaya cinta tetapi setiap individu memiliki gaya cinta masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian remaja dominan pada gaya cinta storage sebesar 23,66%, agape 22,32%, ludus

16,52%, eros 14,29%, mania 12,50% dan pragmatig 10,27%. Responden laki – laki dominan

pada gaya cinta agape dengan prosentase 25,00% sedangkan perempuan dominan pada gaya

cinta storage dengan prosentase sebesar 26,67%.

Hasil penelitian didapat tiga gaya cinta tertinggi yang dimiliki remaja yaitu gaya cinta storage,

agape dan ludus. Remaja dengan gaya cinta storage atau persahabatan memiliki keeratan

dengan pacar mereka. Keeratan yang tidak hanya sebagai seorang pacar dengan relasi romantis saja tetapi memiliki hubungan erat sebagai seorang sahabat atau teman. Dengan rasa persahabatan remaja akan merasa mendapat dukungan dari pacar mereka. Dukungan tersebut sangat dibutuhkan dalam kehidupan remaja sebagai contoh dukungan dalam pendidikan. Pada gaya cinta agape yang merupakan gaya cinta dengan mengutamakan pengorbanan, perhatian

yang penuh dan rasa percaya kepada pacar dihawatirkan remaja akan menganggap bahwa pacar mereka adalah segalanya. Seorang yang sangat dipercayainya senhingga apapun yang dikatakan oleh pacar mereka dianggapnya sebagai suatu hal yang benar adanya. Remaja akan menjadi sangat mudah terpengaruh dengan hal – hal yang negatif sebagai contoh saat pacar mengajak untuk melakukan hal yang mengarah pada hubungan seksual atau untuk mengkonsumsi narkoba remaja akan dengan mudah menuruti permintaan tersebut dengan alasan sebagai pengorbanan dan bukti dari rasa cinta mereka terhadap pacar. Gaya cinta ludus

merupakan gaya cinta permainan yang memungkinkan seseorang memiliki satu pacar atau lebih. Gaya cinta ini biasanya tidak mampu bertahan lama dan akan segera berakhir ketika pacar mulai menginginkan hubungan yang lebih serius. Remaja dengan gaya cinta demikian mengaggap pacar sebagai seorang yang kurang berharga. Saat mereka merasa bosan mereka akan dengan mudah memutuskan hubungan. Perilaku demikian akan membuat remaja memiliki stempel atau cap sebagai playboy yang bukan tidak mungkin akan menempel pada

(20)

Tiga gaya cinta berikutnya yaitu gaya cinta eros, mania dan pragmatig. Gaya cinta eros

ditandai dengn pengalaman secara emosional. Remaja hanya akan memandang orang yang dicintainya hanya berdasarkan daya tarik fisiknya saja. Remaja dengan gaya cinta demikian akan mudah tertarik dengan seseorang tanpa melihat latarbelakang seseorang tersebut. Dengan perkembangan media sosial yang pesat remaja dapat dengan mudah mengobrol dan bertemu dengan seseorang yang memiliki daya tarik secara fisik saja tanpa mencari tahu latarbelakang orang tersebut. Pada akhirnya banyak terdapat kasus penculikan dan pembunuhan remaja akibat perkenalan singkat melalui media sosial. Pada gaya cinta mania remaja merasa sangat

terobsesi dengan pacarnya. Dengan emosi yang belum stabil, remaja dengan gaya cinta ini akan memperburuk keadaan emosional. Pada saat remaja menghadapi masalah putus cinta remaja akan merasa sangat dikecewakan, putus asa dan merasa stress kemudian memiliki kecenderungan melakukan hal yang tidak realistik seperti bunuh diri. Terakhir yaitu gaya cinta

pragmatik, gaya cinta ini merupakan gaya cinta yang memiliki responden paling sedikit.

(21)

Referensi

Agustiani, Hendriati. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama

Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Braxton-Davis, Princess (2010). The Social Psychology of Love and Attraction. McNair

Scholars Journal: Vol.14:Iss.1, Article 2

Cruces, & Hawryla, &Delegido (2015) Interpersonal Variability of the Experience of Falling lo v e . International Journal of Psychology and PsychologicalTherapy, 2015, 15, 1, 87-100

Dayakisni, Tri., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Frazier & Esterly. (1990). Correlation of Relationship Beliefs:Gander Relationship Experience and Relationship Satisfaction. Journal of Social and Personal Relaitionship. 7:331-352

Hurlock, E.B. (1973 ). Adolescent Development. Fourth Edition. Tokyo: Mc Graw-Hill

Kogakusha Ltd.

Jahja. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mayasari, Fridya. Hadjam, M,Noor Rachman. (2000). Perilaku Seksual Remaja dalam Berpacaran Ditinjau dari Harga diri Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi. 2, 120-127

Neto. (2012). Compassionate Love for Romantic Partner, Love Styles and Subjective Well-Being. Theses Porto University, Portugal

Nurihsan, A. J., & Agustin, H. M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika Aditama

Musthofa, S. B., & Winarti, F. (2000). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Mahasiswa di Pekalongan Tahun 2009-2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1: 33 -41

Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga

Sarwono, Sarlito W. (2002).Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiawan, R., & Nurhidayah, S., (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah.

Jurnal Soul, Vol. 1, No. 2

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

204 Dinda Perempuan 113 61,50 63,14 54,47 46,12 62,33 62,62

205 Febry Perempuan 104 43,23 44,03 47,29 46,12 48,55 53,45

206 Arief Laki-laki 80 39,17 37,65 36,53 46,12 54,46 56,51

207 Poniman Laki-laki 78 59,47 63,14 54,47 46,12 72,17 68,73

208 Anang Laki-laki 110 51,35 37,65 47,29 41,03 42,64 53,45

209 Oktavia Laki-laki 79 61,50 63,14 58,05 51,20 60,36 62,62

210 Aida Perempuan 105 37,14 63,14 43,71 46,12 48,55 53,45

211 Arip Perempuan 79 37,14 31,28 29,36 35,95 26,89 38,17

212 Pratama Laki-laki 52 39,17 44,03 40,12 30,86 52,49 59,56

213 Dian Laki-laki 77 65,56 63,14 58,05 66,46 44,61 41,23

214 Aslurun Perempuan 95 57,44 63,14 50,88 56,29 56,42 38,17

215 Divia Laki-laki 92 24,97 24,91 47,29 35,95 28,86 29,00

216 Ayyubi Perempuan 48 63,53 56,77 50,88 41,03 60,36 56,51

217 M.erlangga Laki-laki 99 54,06 44,03 25,77 35,95 42,64 50,40

218 Rizal Laki-laki 74 46,11 56,77 58,05 46,12 54,46 53,45

219 Rani Laki-laki 85 43,23 37,65 47,29 46,12 46,58 47,34

220 Nindya eka Perempuan 76 39,17 37,65 36,53 41,03 44,61 47,34

221 Shavafidya Perempuan 69 43,23 44,03 43,71 46,12 40,67 44,28

222 Utari Perempuan 72 39,17 50,40 40,12 56,29 44,61 50,40

223 Anetta Perempuan 76 49,32 63,14 61,64 56,29 58,39 62,62

(29)
(30)

Validitas Instrumen

3 Storage persahabatan 0,884 Reliabel

4 Pragmatig logic 0,881 Reliabel

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(31)
(32)

VAR00048 173,8621 320,717 ,379 ,878

VAR00049 174,5345 319,446 ,478 ,877

VAR00050 175,3103 332,849 ,090 ,881

VAR00051 173,9138 323,694 ,393 ,878

VAR00052 174,6724 321,136 ,434 ,877

VAR00053 174,5862 327,791 ,190 ,880

VAR00054 174,0690 316,100 ,535 ,876

VAR00055 174,5345 324,955 ,315 ,879

VAR00056 173,5862 324,843 ,474 ,878

VAR00057 174,4828 329,517 ,147 ,881

VAR00058 174,4310 325,758 ,321 ,879

VAR00059 174,8276 327,443 ,252 ,879

VAR00060 175,0345 329,051 ,258 ,879

VAR00061 174,1724 324,952 ,265 ,879

VAR00062 174,8448 325,818 ,343 ,878

VAR00063 173,2759 329,993 ,215 ,880

VAR00064 174,3621 322,972 ,342 ,878

VAR00065 174,2759 350,694 -,509 ,889

VAR00066 174,9138 326,291 ,261 ,879

(33)

Lampiran 3

(34)

FAKULTASPSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl.Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 KampusIIIUMM

KepadaYth. Responden Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya Triastin Noer Aini(201010230311197) mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, saat ini sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Dalam penyusunan skripsi saya memerlukan data yang akan dianalisis. Berkaitan dengan pemerolehan data penelitian saya mengharap kesediaan saudara untuk membantu memberikan data penelitian dengan cara mengisi angket yang telah saya sediakan.Angket ini tidak ada kaitannya dengan prestasi atau kinerja saudara dan juga tidak berimplikasi terhadap penilaian diri saudara. Angket berisikan kesesuaian atau ketidak sessuaian saudara dengan pernyataan yang ada. Oleh sebab itu dimohon tidak ragu dalam menjawab setiap pernyataan yang tersajikan, dan pilih yang sesuai dengan kondisi saudara. Penyusunan skripsi ini sangat bergantung pada data yang saudara berikan, maka saya sangat berharap saudara memastikan seluruh pernyataan telah terjawab tanpa ada yang terlewati. Atas bantuan dan kerjasama saudara saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya

(35)

27

Adapun cara mengisi setiap pertanyaan ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu pilihan yang sesuai dengan pendapat Anda sendiri.Adapun pilihan jawaban yang tersedia sebanyak 5(lima)buah,yaitu :

SS = sangat sesuai

S = sesuai

TS = tidaksesuai

STS = sangattidaksesuai

Jika Anda salah menjawab, maka berilah tanda sama dengan(= )pada jawabanyang salah. Kemudian berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan Anda.

Contoh CaraMenjawab :

SS S TS STS

√ √

Bila Anda telah menyelesaikannya, harap diperiksa terlebih dahulu apakah ada nomor yang terlewati. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Anda yang telah berpatisipasi dalam hal ini.

(36)

28

1 Saya tidak pernah memuji pacar saya dengan kata-kata indah 2 Saya merasakan apa yang pacar saya rasakan

3 Saya orang paling beruntung telah bertemu dengan pacar saya

4 Saya tidak pernah memberi hadiah/kado pada hari spesial pacar saya 5 pacar saya bukan jodoh saya

6 Saya dan pacar saya saling tertarik pada saat pertama kali bertemu

7 Saya dan pacar saya memiliki “kecocokan” secara fisik diantara kami 8 Cara kami bercinta sangat hebat dan memuaskan

9 Saya merasa bahwa pacar saya dan saya saling mengharapkan satu sama lain

10 Saya dan pasangan saya terlibat secara langsung baik fisik maupun emosional secara cepat

11 Saya dan pacar saya sungguh-sungguh saling memahami satu sama lain

12 Pacar saya adalah seseorang dengan standart kecantikan/ketampanan yang ideal menurut saya

13 Saya harus menjaga pacar saya agar tidak memiliki hubungan dengan pria/wanita lain

14 Saya berusaha untuk menjaga sedikit rasa ketidakpastian tentang komitmen saya kepadanya

15 Saya percaya bahwa pacar saya tidak mengatahui jika saya tidak akan menyakitinya

16 Saya terkadang harus bisa menjaga kedua pacar saya agar tidak mencari tahu satu sama lain 17 Saya bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan cinta

18 Pacar saya akan marah jika dia mengetahui beberapa hal yang saya lakukan bersama dengan orang lain

19 Saat pacar saya terlalu bergantung pada saya, saya akan cenderung untuk mundur

20 Saya menikmati “permainan cinta” dengan beberapa pasangan yang berbeda 21 Saya tidak mengetahui apapun tentang pacar saya

22 Saya dan pacar saya memutuskan berpacaran setelah berkenalan sekian

23 Saya mengetahui segala hal tentang pacar saya begitu juga sebaliknya 24 Saya berbagi masalah dan kebahagiaan dengan pacar saya 25 Pacar saya bukan sahabat saya

(37)

29

berubah menjadi cinta

27 Saya tidak bisa mencintai kecuali saya telah memiliki kepedulian terhadapnya terlebih dahulu

28 Saya masih menjalin hubungan yang baik dengan orang yang pernah terlibat dalam hubungan cinta dengan saya

29 Cinta yang terbaih adalah ketika cinta itu tumbuh dari hubungan yang terjalin sejak lama

30 Sangat sulit untuk mengatakan kapan tepatnya pacar saya dan saya saling jatuh cinta

31 Cinta adalah hubungan persahabatan yang dalam, bukan misteri atau perasaan yang ajaib

32 Hubungan cinta saya yang memuaskan adalah yang tumbuh dari hubungan yang baik 33 Saya dan pacar saya memiliki banyak kecocokan/kesamaan 34 Pacar saya tidak perduli kepada keluarga saya

35 pacar saya menganggap sepele cita-cita saya

36 Saya akan mencari tahu apapun tentang pacar saya sebelum saya mengenalnya lebih jauh

37 Saya mempertimbangkan seseoranh tersebut akan menjadi apa dalam hidupnya sebelum saya berkomitmen dengannya

38 Saya mencoba untuk merencanakan hidup saya dengan baik sebelum memilih pasangan hidup

39 Yang terbaik adalah mencintai seseorang dengan latarbelakang yang sama

40 Pertimbangan utama saya dalam memilih pacar adalah bagaimana dia bersikap terhadap keluarga saya

41 Suatu pertimbangan penting dalam memilih pacara adalah apakah dia akan menjadi orang tua yang baik

42 Suatu pertimbangan penting dlam memilih pacar adalah apakah dia memikirkan karir saya

43

Sebelum terlibat terlalu jauh dengan seseorang, saya mencoba untuk menggambarkan kesesuaian latar belakang keturunannya dengan saya ketika memiliki anak nanti

44 Saya memberi kebebasan kepada pacar saya untuk memiliki hubungan dengan pria/wanita lain

45 Ketika pacar saya tidak memperhatikan saya, saya merasa sangat terluka. 46 Saya selalu ingin dekat dengan pacar saya

47 Saya tidak perduli pacar saya bersama orang lain

48 Saya merasa cemburu saat pacar saya pergi dengan pria/wanita lain

49 Ketika terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan dengan pacar saya, selera makan saya menghilang

50 Ketika hubungan percintaan berakhir, saya menjadi sangat depresi dan berfikir untuk bunuh diri

(38)

30

sepanjang waktu

53 Ketika saya jatuh cinta, saya tidak bisa berkonsentrasi tehadap semua hal

54 Saya sangat gelisah ketika saya mencurigai pasangan saya bersama orang lain

55 Ketika pacar saya mengacuhkan saya, tekadang saya melakukan apapun/hal bodoh untuk mendapatkan perhatiannya

56 Saya berusaha menggunakan kemampuan saya untuk membantu pacar saya melewati hal-hal sulit

57 Lebih baik saya menderita dari pada membiarkan pacar saya menderita

58 Saya tidak bisa bahagia sebelum saya membuat pacar saya bahagia

59 Saya bersedia untuk mengorbankan keinginan saya demi tercapainya keinginan pacar saya 60 Apapun yang saya miliki adalah pilihan pacar saya

61 Ketika pacar saya marah kepada saya, saya akan tetap mencintainya tanpa syarat 62 Saya akan menahan semua demi keinginan pacar saya

63 Saya meninggalkan pacar saya saat dia mengalami masa sulit

64 Saya tetap mencintai pasangan saya walaupun dia selalu menyakiti saya

65 Saya lebih memilih mencari kebahagiaan sendiri dari pada membahagiakan pacar saya

66 Saya lebih memilih mengerjakan tugas pribadi dari pada mengerjakan tugas pacar 67 Saya bersedia mengalah kepada pacar saya dalam segala hal

(39)

31

Lampiran 4

(40)

32

FAKULTASPSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl.Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 KampusIIIUMM

KepadaYth. Responden Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya Triastin Noer Aini(201010230311197) mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, saat ini sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Dalam penyusunan skripsi saya memerlukan data yang akan dianalisis. Berkaitan dengan pemerolehan data penelitian saya mengharap kesediaan saudara untuk membantu memberikan data penelitian dengan cara mengisi angket yang telah saya sediakan.Angket ini tidak ada kaitannya dengan prestasi atau kinerja saudara dan juga tidak berimplikasi terhadap penilaian diri saudara. Angket berisikan kesesuaian atau ketidak sessuaian saudara dengan pernyataan yang ada. Oleh sebab itu dimohon tidak ragu dalam menjawab setiap pernyataan yang tersajikan, dan pilih yang sesuai dengan kondisi saudara. Penyusunan skripsi ini sangat bergantung pada data yang saudara berikan, maka saya sangat berharap saudara memastikan seluruh pernyataan telah terjawab tanpa ada yang terlewati. Atas bantuan dan kerjasama saudara saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya

(41)

33

Adapun cara mengisi setiap pertanyaan ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu pilihan yang sesuai dengan pendapat Anda sendiri.Adapun pilihan jawaban yang tersedia sebanyak 5(lima)buah,yaitu :

SS = sangat sesuai

S = sesuai

TS = tidaksesuai

STS = sangattidaksesuai

Jika Anda salah menjawab, maka berilah tanda sama dengan(= )pada jawabanyang salah. Kemudian berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan Anda.

Contoh Cara menjawab :

SS S TS STS

√ √

Bila Anda telah menyelesaikannya, harap diperiksa terlebih dahulu apakah ada nomor yang terlewati. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Anda yang telah berpatisipasi dalam hal ini.

(42)

34

1 Saya merasakan apa yang pacar saya rasakan

2 Saya orang paling beruntung telah bertemu dengan pacar saya

3 Saya dan pacar saya saling tertarik pada saat pertama kali bertemu 4 Cara kami bercinta sangat hebat dan memuaskan

5 Saya merasa bahwa pacar saya dan saya saling mengharapkan satu sama lain

6 Saya dan pasangan saya terlibat secara langsung baik fisik maupun emosional secara cepat

7 Saya dan pacar saya sungguh-sungguh saling memahami satu sama lain

8 Pacar saya adalah seseorang dengan standart kecantikan/ketampanan yang ideal menurut saya

9 Saya harus menjaga pacar saya agar tidak memiliki hubungan dengan pria/wanita lain

10 Pacar saya akan marah jika dia mengetahui beberapa hal yang saya lakukan bersama dengan orang lain 11 Saya tidak mengetahui apapun tentang pacar saya

12 Saya mengetahui segala hal tentang pacar saya begitu juga sebaliknya 13 Saya berbagi masalah dan kebahagiaan dengan pacar saya

14 Cinta yang terbaih adalah ketika cinta itu tumbuh dari hubungan yang terjalin sejak lama

15 Cinta adalah hubungan persahabatan yang dalam, bukan misteri atau perasaan yang ajaib

16 Hubungan cinta saya yang memuaskan adalah yang tumbuh dari hubungan yang baik 17 Saya dan pacar saya memiliki banyak kecocokan/kesamaan

18 Saya akan mencari tahu apapun tentang pacar saya sebelum saya mengenalnya lebih jauh

19 Saya mempertimbangkan seseorang tersebut akan menjadi apa dalam hidupnya sebelum saya berkomitmen dengannya

20 Ketika pacar saya tidak memperhatikan saya, saya merasa sangat terluka. 21 Saya selalu ingin dekat dengan pacar saya

22 Saya merasa cemburu saat pacar saya pergi dengan pria/wanita lain

23 Ketika terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan dengan pacar saya, selera makan saya menghilang

(43)

35

25 Ketika pacar saya mengacuhkan saya, saya merasa menderita sepanjang waktu

26 Saya sangat gelisah ketika saya mencurigai pasangan saya bersama orang lain

27 Ketika pacar saya mengacuhkan saya, tekadang saya melakukan apapun/hal bodoh untuk mendapatkan perhatiannya

28 Saya berusaha menggunakan kemampuan saya untuk membantu pacar saya melewati hal-hal sulit

29 Saya tidak bisa bahagia sebelum saya membuat pacar saya bahagia 30 Saya akan menahan semua demi keinginan pacar saya

31 Saya tetap mencintai pasangan saya walaupun dia selalu menyakiti saya 32 Saya bersedia mengalah kepada pacar saya dalam segala hal

No Aspek Gaya Cinta Item Jumlah

1 Eros romantic 1-8 8

2 Ludus permainan 9-10 2

3 Storage persahabatan 11-16 6

4 Pragmatig logic 17-19 3

5 Mania memiliki 20-27 8

6 Agape pengorbanan 28-32 5

Favorable 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24 ,25,26,27,28,29,30,31,32,

(44)

36

(45)

Gambar

Tabel 4. Sebaran Gaya Cinta Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3. Sebaran Gaya Cinta

Referensi

Dokumen terkait

10 Peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan ketrampilan proses sains di

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

Half breadth plan atau rencana dari setengah lebar bagian yang ditinjau dari kapal, ini diperoleh jika kapal dipotong kearah mendatar sepanjang badan kapal, dan gambar ini

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penerapan metode role playing dengan media audio visual, (2) meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) meningkatkan hasil belajar

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: