REKONSTRUKSI IDEOLOGI PARTAI POLITIK
(Interpretasi Hegemoni dan Intelektual Organik Antonio Gramsci pada
Partai Keadilan Sejahtera di arena politik lokal Kota Malang)
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi
Gelar Sarjana S-2
Program Studi Magister Sosiologi
Oleh :RahmatAbd Fatah NIM :201110270211014
MAGISTER SOSIOLOGI
DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
TESIS ini dimulai dengan cinta, tentunya berawal dari cinta tertinggi kepada Allah SWT. Semoga cinta ini selalu bertaut dengan-Nya. Alhamdulillah Puji syukur Kepada Allah SWT, atas cintaNya berupa rahmat dan inayah yang terus mengalir indah disetiap denyut nadi dan dengan itu jugalah peneliti dapat menyelesaikan Tesis ini. Shalawat dan salam kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw. Kepada keluarga, para sahabat dan kepada orang-orang yang tetap teguh dan istiqomah memegang teguh ajaran Beliau hingga akhir zaman. Semoga kita terus-menerus mengintegrasikan keteladanan profetik itu dalam kehidupan ini. Karena saya, setidaknya meyakini kaidah sederhana bahwa, Generasi ummat hari ini tidak akan pernah menjadi lebih baik kecuali dengan apa yang menjadikan generasi awalnya baik.
sedang meneliti tentang gerakan politik kaum muda dengan konsern pada Ideologi dan praksis gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Namun dikarenakan dalam waktu bersamaan peneliti sedang diberi tugas oleh Tiem peneliti Dikti Hibah Pascasarjana UMM mengkaji PKS Kabupaten Malang, dengan alasan itulah peneliti mengembangkan menjadi Tesis yang berada dihadapan saudara ini.
Kemudian ada cinta dari Abba yang terus mengajarkan kesederhanaan dan optmisme, subhanallah itulah sumber mata air keteduhan sepanjang hidup, dan Mama. Bagai “pinang dibelah dua”dengan Mama kandung, adalah anugrah terindah yang Allah pilih untuk kami-Anak-anak Mama. Kesabaran, dan ketenangan mama adalah pelajaran berharga bagi kami. Serta adik-adik tersayang dari Mama. Kalian harus tumbuh dengan azam yang kuat dalam balutan ketauhidan, buatlah penyebab Allah turunkan pertolongan dan kesuksesan buat kalian. Bismillah....Allahuakbar...! Cinta itu juga datang dari Ayah dan Mama (Mertua) serta adik-adik, yang senantiasa menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk segera merampungkan penulisan tesis ini, kepada adiku Noh Hi.Abdul Fatah Jazakallah atas pengorbanan tulusnya untuk kaka (semoga lekas Wisuda Juga Adiku Tersayang) dan kedua ponakanku Kadrian Hi. Muhlis Fatah dan Suhud Saiyful Fatah, Semoga kalian (Ngoni) berdua bisa menjadi teladan bagi adik-adik kalian, jagalah slalu smangat dah harapan untuk terus belajar.
Jazakallah kepada Badan Pengurus Harian (BPH) dan REKTOR Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (Dr. Kasman Hi. Ahmad, S.Ag. M.Pd). Atas bantuan dan berbagai inspirasi yang peneliti dapat dari Bapa Rektor sebagai Pimpinan dan Tokoh Intelektual Muda Muhammadiyah Maluku Utara. Secara Khusus, peneliti menyampaikan Jazakallah kepada Dr. Saiful Deni, M.Si bersama Istri (Djamila Abbas, SE. MM) atas pendampingan, bantuan dan berbagai perhatiannya. Rasanya berdosa tanpa menyampaikan Jazakallah kepada Bapa Herman Oesman (Sosiolog Univ.Muhammadiyah Maluku Utara) atas berbagai perhatian dan inspirasi yang penulis peroleh dari beliau.
Pertahanan Kemanan Perspektif Hukum) Prof muda yang memiliki semangat menulis yang kuat.
Dr. Vina Salviana DS. M.Si (Dosen Sosiologi Klasik dan sekaligus Dosen Wali) dan karenanya, tentu secara khusus peneliti sangat berterimakasih. Berbagai target-target tulisan yang diberikan memaksakan peneliti harus melawan kantuk dan bosan. “daun otak beliau suda terisi dengan teori sosiologi” begitulah setidaknya sering teman-teman gambarkan sosok Bunda Vina (Panggilan saya pada beliau). Dari bunda Vina-lah peneliti dapat lebih mencintai Sosiologi dan karenya selalu terinspirasi untuk terus belajar terutama mendalami sosiologi. Dr. Wahyudi, M.Si (Dosen Sosiologi Kritis sekaligus pembimbing Tesis peneliti) terimaksih atas ruang dikusi dan kebijaksanaan memberikan pandanga-pandanga dalam penulisan Tesis ini. Dr. Trisulistyaningsih, M.Si (Dosen Sosiologi Kekuasaan sekaligus Pembimbing Peneliti). Pertanyaan-pertanyaan kritis dan argumentasi konstruktif dalam penulisan Tesis menjadikan peneliti selalu mendapat cakrawala baru di setiap pembimbingan. Bunda (begitulah peneliti memanggil beliau) adalah sosok dosen teoritis-metodologis yang ramah dan inspiratif.
terimakasih atas pertanyaan-pertanyaan kritis disetiap pertemuan membuat kami harus lebih
sering menggunakan “pisau analisa” dalam melihat persoalan Negara dan Masyarakat.
Rasanya berdosa tanpa mengucapkan Jazakallah kepada para kiyadah (Pemimpin) PKS Kota Malang yang telah meluangkan waktu di tengah aktivitas mereka yang padat. Atas keramahan dan cinta dari merekalah peneliti dapat mengumpulkan berbagai data untuk penulisan tesis ini. Secara khusus peneliti sangat berhutang baik kepada Ustadz Saiful Rosyid, SE. M.Si (Ketua DPD PKS Kab.Malang) dari beliaulah peneliti dapat terhubung dengan para subjek penelitian Tesis ini Jazakallah Ustadz. Kepada Para guru-guruku (Murabbi) selama peneliti berproses di Malang Raya (2008-sekarang) Jazakallah Ustadz Tahmid, Lc dan Ustadz Yaser Arafat, ST. Tidaklah ucap dan sikap yang diberikan melainkan berbagai pengetahuan kebaikan dan keteladan yang menghujam kuat. Semoga menjadi amal kebaikan.
Alhadad, Muliansyah, Suyatno, David saidi, Siswanto, Kadi, Abdul Rasid Kamal (Cido), Adhar (Ben), dan masi banyak lagi yang tidak bisa disebut satupersatu dalam kata pengantar ini, Jazakallah atas kebersamaan dan berbagai inspirasinya.
Malang, 08 Desember 2013
DAFTAR ISI 2.1. Gagasan-gasasan Ideologi Politik Antonio Gramsci 2.1.1. Membaca Gramsci dalam pemikiran Karl Marx... 14
2.1.2. Hegemoni Politik Antonio Gramsci... 22
2.1.3. Ideologi Politik Antonio Gramsci... 27
2.1.4. Intelektual Organik Antonio Gramsci ... 30
2.2. Ideologi dan Partai Politik... 36
2.3.Dialektika Ideologi Partai Politik di Indonesia... 38
2.4.Politik Islam di Indonesia... 47
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1.Paradigma, pendekatan dan jenis penelitian... 54
3.2.Subyekdan informan Penelitian ... ... 55
3.3.LokasiPenelitian... ... 58
3.4 Sumber Data... ... 59
3.5.TeknikPengumpulan Data... ... 60
3.6.Analisis dan interpretasi data ... ... 62
BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Malang... 67
4.2. Ideologi Partai Keadilan Sejahtera... 71
4.3.Hasil dan AnalisisData 4.3.1. Konstruksi, Dekonstruksi dan Rekonstruksi hegemoni Partai keadilan sejahtera (PKS)... 80
4.3.1.1. Ideologi PKS Sebagai Basis Hegemoni... 88
4.3.1.2. Hegemoni PKS padaMihwar Tanzhimi(Doktrinasi Dokmatis Gerakan sebagai Basis Hegemoni PKS)... 94
4.3.1.2.1. Membentuk Kepribadian Muslim... 94
4.3.1.2.2. Pembentukan Kepribadian Jama’ah... 97
4.3.1.2.3. Proses Rekruitmen Kader... 99
4.4.1.3. Hegemoni PKS padaMihwar Sya’bi(Hegemoni Pada Masyarakat)...103
4.4.1.3.1. Argumentasi Transformasi Sosial Kader... 103
4.4.1.3.2. Hegemoni Simbolik penampilan Islam(al-Mazhar Al-Islami)... 107
4.4.1.3.3. Kebijakan Sosial Partai keadilan Sejahtera Kota Malang... 109
4.4.1.4. Hegemoni Politik PKS padaMihwar Muassasi(Kelembagaan politik)... 111
4.4.1.4.1. Performa elektoral PKS di arena Politik Lokal Kota Malang... 111
4.4.1.4.1. Komunikasi Politik PKS di arena Politik Lokal Kota Malang...120
4.4. Proses kaderisasi dan Dinamika Ideologi Politik DPD PKS Kota Malang...122
4.5. Diskusi Teori Dan Analisa Kritis... 130
4.6. TemuanPenelitian Dan RekonstruksiIdeologiPolitik PKS Kota Malang ... 143
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan...158
B. Saran...160
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Ikhtisar Informan Dan Subyek Penelitian... Tabel 2: Perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera pada pemilihan umum
legislatif Indonesia 1999, 2004 dan 2009...
Tabel 3: Nama dan periode Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)... Tabel 4: Ikhtisar Fase Dekonstruksi PKS... Tabel 5: Perbandingan perolehan suara PK/PKS pada Pemilu DPRD Kota
Malang, tahun 1999, 2004 dan 2009... Tabel 6: Distribusi kursi DPRD Kota Malang pada Pemilu 2009... Tabel 7: Perolehan suara untuk PKS pada Pemilu DPRD Kota Malang, 2009. Tabel 8: Perolehan suara untuk PKS pada Pemilu DPRD Provinsi Jawa Timur,
2009...
Tabel 9: Perolehan suara untuk PKS pada Pemilu DPR RI, 2009... Tabel 10: Perolehan suara PKS pada tingkat kelurahan; Pemilu DPRD Kota
Malang tahun 2009... Tabel 11: Hasil Pilkada Kota Malang, 2008... Tabel 12: Kemerosotan kinerja elektoral parpol-parpol besar, Pemilu DPRD
Kota Malang 2004-2009... Tabel 13: Perbandingan suara untuk parpol berlatarbelakang sekuler dengan parpol berlatarbelakang Islam, Pemilu DPRD Kota Malang 1999, 2004, 2009...
Tabel 14. Defenisi dan Tujuan dalam jenjang Kaderisasi Tarbiyah
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Peta ideolgi partai politik peserta pemilu 2009...
Gambar 2: Kontinum Ideologi Partai Politik di Indonesia...
Gambar 3: Tipologi parpol Anies Baswedan...
Gambar 4: Tipologi parpol Mark Hargopian...
Gambar 5: Komponen Analisis Data Model interaktif Miles dan Huberman....
Gambar 6:Tahapan analisa dan interpretasi data...
Gambar 7. Lingkar Kerja Hegemoni PKS Kota Malang...
Gambar 8. Falsafah Dasar Perjuangan PKS...
Gambar 9: Proses pembentukan identitas Jama’ah Tarbiyah/PKS...
Gambar 10: Model Rekruitmen Kader PKS Kota Malang...
Gambar 11: Logika dukungan PKS di arena Politik lokal Kota Malang...
Gambar 12: Mixing ideologi Politik PKS Kota Malang...
Gambar 13: Konstruksi Ideologi Politik PKS Kota Malang ...
Gambar 14. Rekonstruksi Ideologi Politik PKS Kota Malang...
Gambar 13: Sistem Kerja Kontinum Ideologi PKS Kota Malang...
DAFTAR ISTILAH
‘Amal jama’iy: Beraktiftas atau berjuang secara bersama-sama dalam kerangka jemaah.
Ahlul halli wal ’aqdi: Majelis Permusyawaratan. Fungsi yang diemban oleh Majelis Syura PKS.
Aqidah:Keyakinan dasar. Tercermin antara lain dalam kalimat syahadat.
Ashalah: Murni, sesuai dengan Al Qur-an dan Hadits sebagai rujukan asli. Sesuai dengan yang semestinya.
Daurah:Training keislaman dalam konteks kaderisasi.
Fikrah: Pemikiran, pola pikir, atau paradigma. Biasa digunakan untuk menyebut suatu kelompok dengan pemikiran Islam tertentu.
Halaqah: Kelompok pengajian kaderisasi untuk para Kader Pendukung, yaitu Kader Pemula (Tamhidi) dan Kader Muda (Muayyid). Biasanya beranggotakan 8-12 orang mutarabbi yang dikelola/dipimpin oleh seorangmurabbi.
Harakah: Gerakan. Biasa digunakan untuk menyebut gerakan atau jemaah Islam.
Hujjah:Argumentasi.
Husnuzh Zhan:Prasangka baik. ‘Iqab:Hukuman atau sanksi.
Ijtihad: Berpendapat dengan metodologi tertentu tentang hal-hal yang tidak diatur secara jelas dan rinci dalam Al Qur-an dan Hadits.
Ikhwah atau ikhwan: Saudara laki-laki. Di komunitas Jemaah Tarbiyah/PKS biasa digunakan untuk menyebut sesama kader. Untuk kader perempuan digunakan sebutan akhwat. Dalam sapaan digunakan Akhi atau Akhi untuk laki-laki, danUkhtiuntuk perempuan.
Iqab:Hukuman atau sanksi atas kesalahan yang dilakukan. Islahul hukumah:Langkah-langkah memperbaiki pemerintahan. Istisyarah:Konsultasi.
Kafalah: Bantuan finansial. Biasanya diberikan kepada kader yang mendapatkan tugas dakwah yang menyita waktu sehingga yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kebutuhan nafkahnya.
Khilafatau masalahkhilafiyah:Perbedaan pendapat mengenai sesuatu hal yang tidak diatur dengan jelas dalam Al Qur-an maupun Hadits Nabu Muhammad.
Khusnuzh zhan:Berprasangka baik.
Liqa: Pertemuan. Istilah yang digunakan untuk menyebut secara umum pertemuan kelompok pengajian kaderisasi PKS, yaitu halaqah dan usrah.
Ma’nawiyah:Berhubungan dengan kondisi ruhani seseorang. Maisyah:Sumber nafkah/penghasilan.
Maktab Siyasi:Sekretariat jemaah untuk urusan-urusan politik. Manhaj:Metodologi.
Marhalah:Tahapan dakwah atau jenjangtarbiyah.
Maslahah dakwah:Pertimbangan kebaikan atau kemanfaatan bagi dakwah. Maslahat dakwah: Pertimbangan untuk mengambil sebuah pilihan tertentu
karena mengandung manfaat atau kebaikan bagi dakwah dan jemaah.
Mihwar Mu’asasi:Tahapan dakwah kelembagaan politik negara. Mihwar Sya’bi:Tahapan dakwah membina basis masyarakat. Mihwar Tanzhimi:Tahapan dakwah kaderisasi
Mihwar:Orbit atau tahapan dakwah.
Mudawalah:Perdebatan. Mumayyizah:Ciri khas.
Murabbi:Guru atau ustadz. Kader yang menjalankan peran mengelolahalaqah Murraqib ‘Am: Pengawas umum. Sebutan untuk pimpinan tertinggi Jemaah
Tarbiyah, khususnya dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP), atauMajlis Riqabah ‘Ammah(MRA).
Mursyid:Guru spiritual.
Mutaba’ah: Evaluasi amalan sehari-hari kader berdasarkan kriteria standar yang telah ditetapkan untuk masing-masing jenjang.
Mutaba’ah: Monitoring dan evaluasi. Biasa digunakan antara lain dalam konteks monitoring dan evaluasi sejauh mana para kader melaksanakan ibadah sehari-hari sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk masing-masing jenjang.
Mutarrabbi:Binaan atau murid. Kader yang menjadi anggotahalaqah. Muwajih:Pengisi materi atau penceramah; orang yang menyampaikantaujih. Muwashaffat: Kriteria kader. Disusun spesifik untuk tiap jenjang keanggotaan,
masing-masing dengan indikator-indikator yang terinci.
Nizham Asasi:Konstitusi. Anggaran Dasar. Qadhayya:Masalah, kesulitan.
Qarar:Keputusan.
Qath’i:Dalil syariat yang bersifat jelas dan tegas. QiyadahatauQa’id:Pemimpin.
Rasmul bayan: Kumpulan materi tarbiyah dalam bentuk skema/bagan berbahasa Arab.
Sam’an wa tha’atan:Dengar dan taat. Sikap prajurit yang dianggap merupakan sikap ideal seorang kader Jemaah Tarbiyah.
Tadarruj:Bertahap, berjenjang. Merupakan salah satu karakteristiktarbiyah. Ta’limat:Instruksi yang disampaikan melalui struktur partai secaratop down. Tafahum:Saling memahami.
Tafaruq: Mengalokasi seluruh waktu untuk mengelola urusan-urusan jemaah atau partai.
Tanzhim:Struktur.
Tanzhim nukhbawi:Organisasi kader.
Tanzhim ‘alami:Struktur di tingkat internasional.
Taqwim: Proses evaluasi pencapaian kriteria tarbiyah dan kenaikan jenjang kader. Melibatkan murabbi atau naqib sebagai muqawwim, yaitu pihak yang mengevaluasi, dan mutarrabbi atau anggota usrah sebagai muqawwam, yaitu pihak yang dievaluasi.
Tarbawi:Hal-hal yang terkait dengan pembinaan kader. Taujih:Arahan. Ceramah.
Tsaqafah:Wawasan.
Tsiqah:Rasa percaya.Trust. Ukhuwwah:Persaudaraan. Ulil ‘amri:Pemimpin. Uslub:Strategi atau cara.
Usrah: Kelompok pengajian kaderisasi untuk para Kader Inti. Dikelola dan dipimin oleh seorangnaqib.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Gramsci. 2013, Prison Notebooks:Catatan-catatn dari Penjara. Pusataka Pelajar. Yogyakarta.
A.Pozzolini. 2006,Pijar-pijar Pemikiran Gramsci. Resist Book. Yogyakarta
Andi Arief dan Neza Patria. 2009. Antonio Gramsci: Negara dan hegemoni. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Anis Matta.HM. 2006, ”Dari Gerakan Ke Negara: Sebuah Rekonstruksi Negara Madinah yang dibangun dari Bahan Dasar Sebuah Gerakan. Fitrah Rabbani.Cipinang Jakarta Timur
.2004,”Mencari Pahlawan Indonesia”The Tarbawi Center. Jakarta
.2006,“Mengusung Peradaban Yangberkeimanan”Media Qalbau. Bandung Al Qaradawi, Yusuf.Dr. 2007,Tarbiyah Politik Hasan Albana ; Refleksi gerakan Dakwah di
Kencah Politik.Terjemah;M.lili Nur. Arah Press. Jakarta
Abdul Hamid Al-Bilali.2010, Problem dan solusi Kaderisasi: Halaqah Tarbawiyah Menjawab Masalah. Era Adicitra. Solo
Atian. Ahmad. 2010. Menuju Kemenangan Dakwah kampus. Era Adicitra. Solo
Cahyadi Takariawan. 2010.Tegar di jalan dakwah: Bekal Kader Dakwah di Mihwar Daulah. Era Adicitra. Solo
2010. Menyongsong Mihwar Daulah: Menyiapkan kader-kader Dakwah menjadi pemimpin Negara. Era Adicitra. Solo
Bill Moyer. 2006. Membangun Perlawanan Rakyat.Pustaka Kendi. Yogyakarta Budiarjo, Miriam. 2008.Dasar-dasar Ilmu Politik, PT.Gramedia.Jakarta
Bungin, Burhan, 2001, “ Metodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif)“ , Airlangga University Press, Surabaya.
Eclof, Stefan. 2003 “Power and Political Culture in Soharto’s Indonesia “ The Indonesian Democratic Party (PDI) and decline Of the order (1986-1998). First ublished By Nias Press Nordic Institute Of Asian Studies Denmark
Firmanzah, 2007.Marketing Politik.Jakarta: Yayasan obor indonesia
Gatut Saksono, 2009. Neoliberalisme Vs Sosialisme; Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan. Forkoma PMKRI. Yogyakarta
G.W.F Hegel, 2012.Filsafat Sejarah G.W.F. HegelPenerjemah; Cuk Ananta Wijaya, cet.III. Jokjakarta; Pustaka Pelajar
Georg Ritzer-Douglas J.Goodman.2010. Teori sosiologi modern. Edisi 6.cet.6. Jakarta; Kencana prenada Media Group
Hasan Al-Bana. 2012, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin I. Era Intermedia. Solo Jawa Tengah.
2012, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin II. Era Intermedia. Solo Jawa Tengah.
Habermas, Jurgen 2006.Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat. (Penerjemah; Nurhadi)Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Hidayat Wahyu R, 2007. Malang Kota Kita;Catatan Problematika Kota Malang.Malang; Umm Press.
Imdadun Rahmat.M. 2008 “Ideolgi Politik PKS:Dari MasjidKampus Ke Gedung Parlemen”. LKIS, Yogyakarta
Imam Subhan (Editor).2003. Siasat Gerakan Kota: Jalan Untuk Masyarakat Baru. Labda.Yoyakarta
Jasiman, 2012. Rijalud Daulah: Mempersiapkan Pejabat Publik Yang Merakyat. Era Adicitra. Solo
Jum’ah Amin. 2008. Blue Print Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin: Ats-Tsawabit Wal-Mutaghayyirat, konsep Permanen dan Fleksibel Dakwah Ikhwan. Al-I’Tishom.
Jakarta
Koirudin, 2005.Menuju Partai Advokasi. Yogyakarta: Pustaka bangsa
Kuper, Adam and Kuper, 2000,Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Press
Muhammad Abduh,2005.Islam: Ilmu pengetahuan dan Masyarakat Madani. Radjagrafindo Persada. Jakarta
2005. Memperbaharui Komitmen Dakwah. Jakarta
Muhammad Abed Al-Jabiri.2003, Syura: Tradisi-Partkularitas-Universalitas. LKIS. Yogyakarta.
Majelis Pertimbangan Pusat PKS.2007. Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera; Terwujudnya Masyarakat Madani yang adil, sejahtera dan bermartabat. Jakarta.
Miles and Huberman, 1992,Analisis Data Kualitatif,Universitas Indonesia Press, Jakarta. Moleong, J.Lexy, 2000,Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Margaret M.Poloma.2000 “Sosiologi Kontemporer” Rajawali Press. Jakarta
Magnis S,Franz.2001,.Etika Politik.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Muhtadi Burhanudin, 2012Dilema PKS; Suara Dan Syariah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Muhidin M.Dahlan (Editor). 2000,Sosialisme Religius Suatu jalan keempat. Kreasi Wacana. Yogyakarta
Nugroho, Heru. 2001.Negara, Pasar, Dan Keadilan Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Athaillah.A. 2006. Rasyid Ridha: Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir Al-Manar.
Erlangga. Jakarta
Roger Simon, 2004.Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta:Insist Press Sudono Syueb, 2005.Paradoks Politik.Java Pustaka. Surabaya
Suiyanto, 2007. Manual Kerja Perubahan Sosial Untuk Pemula: LKIS. Yogyakarta Suharto, Edi.Phd. 2007.kebijakan sosial sebagai kebijakan public.Bandung: Alfa Beta.
. 2005. membangun masyarakat Memberdayakan Rakyat;kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial & pekerjaan sosial. Bandung: Pt.Refika Aditama.
Salim, Hairus, at. 1999.Tujuh Mesin pendulang suara. Jokjakarta: LKIS
Wahyudi.2008, Formasi dan Struktur Gerakan Sosial Petani. UMM Press. Malang Wibowo, Suanryo Hadi (ed)(2005). Republik Tanpa Ruang Publik. Yogyakarta:
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Ideologi bagi partai politik adalah jiwa, yang darinya epistemologi, ontologi
dan aksiologi dibangun bagi tegaknya eksistensi sebuah partai politik. Ideologi
mengandung makna sebagai ide dan sistem keyakinan dasar atau cara memandang
dunia yang membimbing partai politik tidak hanya dalam memilih metode, tetapi
juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis dan epistomologis. Karena itulah,
dalam interprtasi Gramsci, ideologi bukanlah sesuatu yang hanya ada di kepala dan
di luar aktifitas politik atau aktifitas praktis manusia lainnya. Sebaliknya, ideologi
mempunyai eksistensi materialnya dalam berbagai aktifitas praktis tersebut. Ia
memberikan berbagai aturan bagi tindakan praktis serta perilaku moral manusia.
Oleh karena itu, ideologi merupakan pedoman atau aturan yang mengatur manusia
dalam bertindak untuk mencapai orientasi politik maupun ekonomi.
Secara subyektif,PK dan PKS berjuang dengan dasar akidah, asas dan
moralitas islam untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat madani yang adil,
sejahtera dan bermartabat. PKS memandang ideologi adalah sistem kepercayaan atau
tatanilai yang diperjuangkan dan dijabarkan para pemeluknya dalam totalitas
kehidupan. Dimensi “ide” dari ideologi memberikan bingkai konsepsi bagi
pemahaman, arah perjuangan dan dasar pergerakan bangsa. Sementara dimensi
keyakinan memunculkan komitmen, militansi dan fanatisme positif yang memicu
gairah dan darah perjuangan, sekaligus memompa api semangat rela berkorban.
2
hampadalam aspek emosional dan spritual sehingga teralienasi dan kehilangan
identitasnya yang sejati, mengalami disiorentasi dan kegersangan hidup (Platform
PKS, DPP 2007).
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebelumnya Partai keadilan (PK) adalah
partai yang lahir dari sebuah gerakan keagamaan melalui perkaderan yang berjenjang
dan ketat dengan sistem tarbiyah, sebuah proses perkaderan yang sebagian besar
mengadopsi gerakan transnasional Ikhwanul Muslimin Mesir. Dari sisi kepartaian,
Partai keadilan (PK) dan PKS (2004) menyajikan sosok partai anak mudah terdidik
yang berkeadaban, properubahan, partai yang bersih dan peduli serta partai yeng
terorganisir dengan sangat baik. Agenda-agenda islamisme PK masih terjaga sebagai
“hiden agenda”. Citra ini diperkuat oleh kesan publik bahwa PK adalah partai
dakwah, yakni partai yang didirikan oleh anak-anak mudah yang berkarakter dengan
adab dan akhlak islami, sehingga dimata masyarakat PK adalah partai “harapan baru”
bukan untuk meraih kekuasaan, jauh dari orientasi material, sosok kesederhanaan
kader-kader PK dan PKS (2004) menjadi harapan baru perubahan, menggantikan
partai yang penuh intrik, perebutan kekuasaan, politik uang, dan penghianatan pada
konstituen.
Dengan demikian, Ideologi baik secara teoritik maupun secara empirik
merupakan bagian penting untuk melihat perbedaan antara partai politik yang satu
dengan partai politik yang lain. Ideologi merupakan magnet electoral partai,
branding partai, sumbu utama untuk mempersatukan cita-cita. Ideologi merupakan
faktor yang menggerakan sumbu utama partai. Namun demikian ideologi tidaklah
3
yang berbeda, ideologi bahkan berkontradiksi dalam dirinya sendiri (contradictio in
terminus).
Kontradiksi ideologi ini jugalah yang kerap terjadi dan kemudian mengemuka
saat partai keadilan sejahtera (PKS) menuju babak baru logika demokrasi elektoral
pada tahun 2009 dan jelang 2014 sebagai partai terbuka. Perubahan yang terjadi saat
pasca 2009 dan jelang 2014 bukan saja soal perubahan konstitusi namun juga sikap,
perilaku dan orientasi politik. FathuddinJa’far, MA mengatakan,
life style para qiyadah (lebih tepat para elite dan tokoh) PKS harus dirubah dari sederhana menjadi perlente, berlimpah dan bergelimang harta fasilitas hidup, serta sangat borjuis. Tidak sedikitpun menampakkan sebagai pemimpin partai dakwah. Dalam mengadakan acara-acara resmi PKS, seperti yang kita lihat pada Mukernas Bali 2008 dan MUNAS ke-2 di Ritz Carlton itu, harus dengan menampilkan kemewahan.
Di antara ungkapan yang selalu mereka gunakan untuk meyakinkan para kader partai dalam masalah ini ialah: Menyesuaikan diri. Sebab itu, dalam taujihat (pengarahan-pengarahan) DPP atau DPW dan sebagainya terhadap para kader intinya, sering menyetir cerita onta Nabi Saw adalah yang paling bagus atau mahal, kesuksesan bisnis Abdurrahman Bin Auf dan semua yang terkait dengan kekayaaan dunia lainnya.
Hal ini sangat kontra dengan saat dakwah dimulai tahun 80an dan sampai akhir 90an. Cerita yang diangkat saat itu adalah terkait keikhlasan, kesederhanaan dan keteguhan iman dan akhlak para Sahabat Rasul Saw. dan kehebatan tokoh-tokoh dakwah Ikhwanul Muslimin lainnya. Ada istilah yang dipopulerkan Ust. Hilmi di tahun 80an yakni, tidak perlu memiliki, cukup menikmati saja.(Membaca Aliran Politik PKS Pasca Ritz Carlton/http://www.eramuslim.com/).
Konflik yang dapat terlihat kemudian di permukaan adalah antara kubu
harakah (pergerakan) dan Hizb (partai).Burhanudin Muhtadi, (2012: 220)
mengatakan Seabagai partai yang lahir dari rahim gerakan dakwah, tarik menarik
antara kubu harakah (pergerakan) dan Hizb (partai) memang tak terhindarkan,
pilihan menjadi partai bukan tanpa resiko. PKS adalah partai yang ditopang basis
4
islam konservatif. Pilihan menjadi partai politik kadangkala memaksa PKS untuk
bermain dalam dunia abu-abu yang penuh kompromi, negosiasi dan godaan
kekuasaan. Tak semua kader menikmati langgam politik seperti itu, terbukti dengan
kritik-kritik keras sesepuh partai seperti Abu Ridho, Mashadi, Daud Rasyid dan Ihsan
Tanjung terhadap arah perjalanan PKS dewasa ini
Salah satu kajian yang cukup komprehensif tentang PKS dilakukan oleh salah
seorang deklaratornya, Yon Machmudi (dalam Arif Mnandar, 2013:2). Ia
menegaskan, realitapolitik Indonesia kontemporersertapengalamangerakan Islam
politik di masalaludan di Negara–negara lain, mendorong PKS
mengambilpendekatan yang realistikdanpragmatis,
dengankeyakinanbahwasikapradikalatauseculartidakakanmembawakeberhasilan.
Sementara Firman Noor (2013:2) menempatkan PKS
dalamkategori”fundamentalismemoderat”,untukmenggambarkankarakteristik yang
melekatpada PKS yang membedakannyadarikelompokataupartai lain,
yaituadanyadua ”kekuatan” yang salingtarik–menarikdalamdiri PKS:
”fundamentalisme”dan”moderatisme”.
Ahmad-Norma Permata (2008:193) kemudian menyimpulkanadanyakonflik
diinternal PKS antaraunsuridealis, yang diwakiliolehparaaktifispartai
(mungkinlebihtepataktifis Jemaah Tarbiyah) denganunsurrealis, yang
diwakiliolehparapolitisi PKS.Pemegangotoritas PKS di pusat yang
berperansebagaipenyeimbangmenunjukkanperubahankecenderungandarimendukungk
elompokidealismenjadimendukungkelompokrealis.Iajugamengatakan, diPKS
5
on the ground yang idealis, party in public office yang realis,dan party central office
yang menjadi mediator bagikeduakelompoktersebut.
Arief Munandar (disertasi. 2011:8-9) menemukan bahwa perubahan dari
sebuah gerakan keagamaan “bawah tanah” menjadi partai politik adalah hal yang
problematik bagi Jemaah Tarbiyah/PKS dan kader–kadernya karena beberapa alasan.
Pertama, tidak semua kalangan muslim menerima demokrasi dan multi–
partai untuk mengekspresikan nilai-nilai Islam dalam mengelola negara. Perbedaan
pandangan tersebut, dengan berbagai variasi, juga terdapat di Jemaah Tarbiyah/PKS.
Kedua, perubahan Jemaah Tarbiyah menjadi PKS menuntut perubahan paradigma
dan perilaku yang sangat mendasar, baik secara individual, maupun organisasional.
Doktrin “sirriyah al–tanzim wa alamiyyah al–dakwah”, atau “struktur yang bersifat
rahasia dan dakwah yang bersifat terbuka”, kini perlu diuji kembali (Machmudi,
2008: 72).
Ketiga, di satu sisi, kelompok kader dengan pendidikan tinggi (sarjana atau
lebih) cukup dominan di tengah keberagaman strata sosial-ekonomi, jenis dan tingkat
pendidikan, maupun afiliasi keagamaan para kader PKS. Kelompok ini cenderung
kritis dalam merespon berbagai hal. Di sisi lain, para kader dibesarkan dalam tradisi
pengkaderan berjenjang yang ketat, di mana ketaatan kader terhadap keputusan
jemaah adalah norma sosial yang sudah mapan. Dengan demikian, seolah terdapat
kontradiksi antara daya kritis para kader di satu sisi, dengan sistem kaderisasi yang
mengedepankan ketaatan di sisi lain.
Keempat, para aktor kunci di PKS menyadari bahwa kemampuan mereka
mewarnai PKS tergantung dari posisi objektif mereka dalam ranah yang ditentukan
6
kesadaran itu, para aktor, baik secara individu maupun berkelompok, melakukan
berbagai tindakan dan strategi yang secara langsung maupun tidak langsung
meningkatkan dinamika – friksi, konflik, faksionalisasi – di tubuh PKS. Kelima,
berbagai manuver politik yang oleh sebagian kalangan internal PKS dinilai sangat
pragmatis pasca Pemilu 2004, serta mulai terakumulasinya “kue” sumberdaya politik
secara masif, memperkuat, dinamika internal tersebut.
Dinamika internal tersebut semakin memanas ketika muncul berbagai
kontroversi dalam PKS. Kontroversi tersebut diantaranya adalah:
1. Munculnya blog bernama PKS Watch pada tahun 2010 yang mengkritik
kebijakan-kebijakan PKS dan menuai reaksi keras dari simpatisan PKS, yang
kemudian mendorong terbentuknya blog PKSWatch Watch. Situs ini bukanlah
situs resmi PKS. Namun belakangan situs ini tidak kembali muncul ke publik
karena merasa adanya perbedaan pandangan dengan PKS (Blog yang
BikinWarga PKS 'Murka' AkhirnyaDitutup". Eramuslim, 21 Juni 2010).
2. Forum Kader Peduli, berdiri pada September 2008 dan berpusat di Masjid Al
Hikmah Mampang Prapatan, tempat PKS pertama kali dideklarasikan. Tokoh
penting yang jadi pentolan di forum ini antara lain Yusuf Supendi, salah satu
deklarator Partai Keadilan. Namun di balik Yusuf, ada lagi tokoh yang lebih
berpengaruh yakni Syamsul Balda, mantan wakil presiden Partai Keadilan.
Forum ini ditujukan untuk "membeberkan" "borok" para petinggi PKS saat itu
(PuncakKemarahanFaksiKeadilanPadaKesejahteraan". Detik.com, 24 Maret
2011)
3. Partai Terbuka. PKS menggelar musyawarah kerja nasional 2008 mereka di
Hotel Inna Grand Beach, Sanur, Denpasar, Bali, pada 1 Februari 2008.
Sebagian elite partai mendeklarasikan PKS sebagai partai terbuka, yang
berarti PKS akan menerima calon non-Muslim bertanding atas tiket partai
tersebut. Namun, pernyataan tersebut memicu konflik internal antara
kalangan petinggi partai. Ketua Dewan Syariah Pusat, Surahman Hidayat
menyatakan mendukung langkah tersebut ('PKS Terbuka Bukan Ikut-ikutan'".
habis-7
habisan oleh salah satu pendiri PK, Yusuf Supendi. Ia menuding Ketua
Majelis Syura, Hilmi Aminuddin, dan sekretaris jenderal saat itu, Anis Matta
(kini presiden) sebagai kalangan yang menginginkan PKS sebagai sebuah
partai terbuka (Pendiri PKS Serang Anis Matta". Padang Ekspres, 4 Februari
2013) dan dalam Mukernas ke-2 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada 16 Juni
2010, dibahas pula kemungkinan non-Muslim duduk di kepengurusan
partai.(Andri Haryanto. "Munas II PKS Bahas Kemungkinan Non Muslim
Jadi Pengurus Partai". Detik.com, 16 Juni 2010)
4. Tertangkap kamera membuka gambar porno saat sidang paripurna (Arifinto:
Pendiri Partai dan Anggota Majelis Syuro)
5. Kasus Impor Daging. Pada 30 Januari 2013, presiden PKS dan anggota DPR,
Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kasus impor
daging sapi di Kementerian Pertanian, di mana menterinya, Suswono,
merupakan kader PKS.Kasus ini turut menyeret Ahmad Fathanah, seorang
teman dekat Luthfi yang awalnya diduga juga seorang kader PKS, tetapi
kemudian segera dibantah oleh Anis Matta, saat itu sekretaris jenderal dan
kemudian naik ke posisi presiden partai. Bantahan ini diulangi lagi oleh
Fathanah sendiri di hadapan pengadilan. Luthfi menjadi politikus PKS
pertama yang menjadi tersangka KPK(Ahmad Toriq, (Luthfi Hasan, Politikus
PKS Pertama yang Jadi Tersangka KPK". Detik.com, 30 Januari 2013).
Berbagai persoalan tersebut di atas mejadikan PKS bagai biduan yang dinanti
dalam setiap berita politik tanah air. Topiknya pun tidak jauh-jauh dari badai,
prahara, kasus-kasus dugaan, dan segala yang berkaitan atau nyerempet dikit ke
partai Islam terbesar di Indonesia saat ini (Yusuf Anwar, 1001 Kesalahan PKS. 25
Juni 2013 Politik.kompasiana.com).meskipun terjadi prahara bahkan seperti yang
diistilahkan Yusuf Anwar sebagai 1001 kesalahan PKS. Petinggi PKS tidak
kehilangan cara untuk bisa keluar dan merubah prahara menjadi berkah (Ahmad
Farhan Faris, PKS JabarCiptakan 'PraharajadiBerkah' 20 Aril 2013 Inilah.com )
8
...peristiwa besar ini akan menjadi hentakan sejarah yang akan membangunkan macan tidur PKS. Saya yakin Allah SWT mengirimkan isyarat besar bahwa ini adalah momentum pembenahan diri dan kebangkitan PKS...Saya tahu ini bukan hari-hari yang mudah yang akan kita lalui. Tapi kita pasti bisa melaluinya, Insya Allah...Asalkan kita mengetahui tiga syarat utama untuk melaluinya. Yang pertama adalah memohon eprtolongan pada Allah SWT. kedua adalah kebersamaan kita semuanya. Ukhuwah, persaudaraan, soliditas, itu yang harus kita jaga. Kita pasti bisa melalui ini dengan bergandengan tangan. Kalau kita saling bersatu, kalau kita menyatukan diri atas nama cinta pada Allah SWT dan cinta pada negeri kita, Indonesia. Yang ketiga adalah kerjasama. Hari ini, saya akan katakan pada semuanya dan juga seluruh kader PKS, saya ingin mengatakan hari ini berlaku ayat Allah SWT. Lambung mereka tak bersahabat dengan tempat tidur. Tak ada lagi waktu tidur sejak hari ini, saudara-saudara sekalian. Kita akan memulai hari ini, Insya Allah, sebagai momentum kebangkitan kita semuanya...Misi utama kita dalam periode permulaan kebangkitan adalah mengubah cobaan dan musibah ini menjadi rahmat dan karunia. Kita bisa memulainya, melakukannya, karena pada permulaan kita mendirikan partai ini, jumlah kita sedikit. Tenaga kita sedikit. orang-orang kita sedikit. Tapi melalui kerja keras, Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kesempatan pada partai ini untuk terus berkembang. Dan itu sebabnya, saya juga percaya bahwa Insya Allah dengan pertolongan Allah SWT dan dengan kebersamaan kita, tak ada satupun kekuatan di negeri ini dan dunia ini yang bisa
menghancurkan gerakan ini. Insya Allah...”. (Pidato Lengkap Perdana Presiden PKS Anis Matta. 2 Januari 2013 Islamedia.com):
Sementara padaRapimnas di Semarang, 18-20 April 2013 yang
jugamenjadipuncakperayaanmiladatauulangtahun ke-15 PKS,. Anis Matta dalam
orasinya Kembali membakar semangat kader PKS dengan mengatkan:
9
Indonesia yang akan membawa Indonesia menjadi negara demokrasi yang matang dan dewasa, yang adil dan sejahtera. Apakah kita siap untuk melakukan misi itu? Apakah kita siap untuk melakukan misi itu? Apakah kita siap untuk melakukan misi itu?”
Dari uraian di atas dapat terlihat dengan jelas betapa PKS sejak kelahirannya
memiliki kekuatan hegemoni dan dominasi yang sangat efektif sebagai religius
doktrinasi pencitraan pada kader dan konstituennya melalui hubungan
murabbi-mutarabbi (Guru-murid) melalui proses tarbiyah yang berjenjang dan budaya
organisasi yang sami’na wathana pada keputusan kiyadah (elit PKS). Dalam
interpretasi Gramsci,bahwa suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan
terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara kekerasaan dan persuasive. Dalam
catatannya terhadap karya Machiavelli, The Prince (Sang Penguasa), Gramsci
menggunakan centaur mitologi yunani, yaitu setengah binatang dan setengah
manusia, sebagai symbol dari “ Perspektif ganda” suatu tindakan politik – kekuataan
dan konsesus, otoritas dan hegomoni, kekerasaan dan kesopanan. Hegemoni
bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan
persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis.
Hegemoni dan dominasi untuk memperkuat kualitas kader tarbiyah bukan
saja terjadi dalam internal tarbiyah antara dewan syuro dan kader PKS tetapi mulai
merambah dua organisasi terkemuka di indonesia NU (Nahdlatul Ulama) dan
Muhammadiyah. Teologi gerakan tarbiyah yang lebih mirip dalam sifat modernis dan
kemurnian dengan teologi Muhammadiyah, menjadikan tarbiyah dan
Muhammadiyah mengalami persinggungan yang sangat tajam, banyak analisis sudah
menduga bahwa kader-kader PKS sedang berusaha merebut kader dan
pimpinanMuhammadiyah dari dalam (Robert Pringle, understanding Islam in
10
Nasher (Pimpinan Pusat Muhammadiyah) lalu mengelurkan buku “ Manifestasi
Gerakan Tarbiyah; Mana sikap Muhammadiyah? Begitupun dengan NU. Wakil
Sekretaris Jenderal PBNU Adnan Anwar meminta supaya warga NU berhati-hati
kepada manuver politik simbolik seperti yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera
(PKS).Adnan mengatakan hal itu dalam menanggapi Presiden PKS, Anis Matta yang
berziarah dan tahlilan ke makam Sunan Kalijaga pekan ini. Adnan menambahkan,
politikus PKS itu melakukan amalan warga NU, tujuannya hanya meraih simpati dan
mendulang suara di saat citra PKS rusak. Karena partai yang mengaku islami tersebut
dilanda skandal korupsi yang melibatkan presiden partainya. Ia mengatakan “Itu
politik pengelabuan!” tegas Adnan di gedung PBNU, (Jakarta, Rabu, 3/4 2013. NU
Online).
Dari uraian di atas, peneliti mendapat gambaran bahwa fenomena gerakan
tarbiyah akan menjadi kekuatan yang sangat ampuh bagi PKS untuk mendapatkan
kader kualitas dan pemilih kualitas, namun bersamaan dengan itu akan memunculkan
resistensi yang mendalam baik oleh internal kader sendiri maupun eksternal kader,
dimana ranah politik Kota Malang memiliki kultur NU mayoritas maupun kultur
Muhammadiyah yang sudah sejak lama ada. Kaena itu tantangannya adalah sejauh
mana PKS Kota Malang mampu mengintegrasikan teologi tarbiyah dengan logika
demokrasi elektoral dalam ranah politik lokal Kota Malang.
Pendapat diatas, diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh saiful
Rosyid (Tesis. 2013) tentang kepemimpinan politik PKS Kota Malang bahwa;
“proses kaderisasikepemimpinanpolitikbelumdapatberjalandenganbaik, terutamadisebabkanolehgagalnyatransformasidoktirin“Jama’ahadalahpartaid anpartaibagiandariJama’ah”Sebagaibentuktransformasigerakantarbiyahdala mpolitikpraktis.
11
mplikasipadastruktur yang
tertutupdanbelummembukaruangketerlibatanmasyarakatluasdalam proses kaderisasikepemimpinanpolitik di PKS Kota Malang terutamadisebabkandominannya proses tarbiyahketimbang proses politik. Hasilpenelitianinimerekomendasikan agar PKS Kota Malang melakukandemokratisasi,
dandesakralisasistrukturuntukmeningkatkanposisiobjektifnya di arena politiklokal Kota Malang”
Persoalan antara logika demokrasi elektoral dan logika tarbiyah dalam arena
politik lokal Kota Malang antara kader yang berorientasi politik dan yang murni
tarbiyah belum bisa diintegrasikan dengan baik. Akibatnya program-program yang
berkaitan dengan peningkatan kapasitas politik, seperti komunikasi politik di lokal
kota malang tidak berjalan dengan baik, selain itu persoalan yang kerap terjadi di
DPD PKS Kota Malang adalah antara peluang dan kapasitas. Bahwa peluang
seringkali datang begitu cepat dan karena itu tidak berbanding dengan kapasitas yang
dimiliki oleh kader dalam ranah politik, akibatnya proses komunikasi politik yang
harusnya lebih terbuka dan menjangkau semua segmentasi pemilih dan berbagai
kelompok yang berbeda menjadi terhambat, sekaligus menjadikan PKS dalam arena
politik lokal Kota Malang menjadi lebih tertutup karena lebih dominan dalam proses
tarbiyah dan tidak mengimbangi kader dengan kapasitas politik yang memadai
(Saiful Rosyid, Tesis.2013)
“semua partai yang membawa ideologi tertentu pasti akan menemukan fakta
12
Anis Matta (dalam kata pengantar Dilema PKS Burhanudin Muhtadi, (2012: xxv).
Dari uraian diatasdapatdipahamibahwa,
parpoladalahsumbuhbagihadirnyakebijakan-kebijakan fundamental,
sebagaifungsipembuatkebijakan.Partaipolitiktidakterbatasuntukmengisiposisi
legislative (di tingkatnasional, provinsi,
dandaerah).Parpoljugamenjadisaluranterpentingdalampengisianposisipemimpintertin
ggieksekutif.Khususnyauntuktingkatlokal,
parpolmasihakanmenjadijalurterpilihdalamkandidasikepaladaerah. Karenaitu,
landasanideologi yang
bertransformasidalamberbagaikebijakanpartaipolitikmenjadisangaturgenuntukdikemb
angkanmenjadimodel ideologi dan praksis ideologi yang memanusiakan.
Berangkat dari pandangan di atas, maka penelitian tentang REKONSTRUKSI
IDEOLOGI PARTAI POLITIK; (Interpretasi Hegemoni dan Intelektual organik
Antonio Gramscipada Partai Keadilan Sejahtera di arena politik lokal Kota Malang
menjadi sangat penting dalam rangka “penajaman” kapasitas politik dan transformasi
politik dalam arena politik lokal Kota Malang.
1.2.Rumusan Masalah
Dari rangkaiandialektikaideologi tersebut diatas. Secara umumpermasalahan
yang
kemudianmenjadisangatpentinguntukdijawabadalahBagaimanaRekonstruksiIdeolog
ipolitikPartai Keadilan Sejahtera terhadapTarbiyah dan logika Demokrasi
13
ini dilakukan untuk melakukan rekonstruksi terhadap Ideologi politik PKS dengan
interpretasi hegemoni dan intelektual organik Gramsci?
1.3. Tujuan Penelitian
Berangkatdarirumusanmasalahtersebut,
penelitianinisecaraumumbertujuanuntukme-rekonstruksiIdeologipolitikPKSterhadap
tarbiyah dan Logika Demokrasi elektoralpada Partai Keadilan Sejahtera di arena
Politik Lokal Kota Malang dengan interpretasi hegemoni dan intelektual organik
Gramsci.
1.4. ManfaatPenelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Konstribusiteoritikdaripenelitianiniadalahadanya pengembangan konsep
transformasipolitikideologidalammembangunhubungan yang dialogis,
berkesinambungandanmemanusiakandengankonstituen.
b. Dapat menambah kajian sebagai literatur ilmiah yang berkaitan dengan
transformasi ideologi partai politik dalam sosiologi politik.
1.4.2. Manfaat Praktis
Secarapraktispenelitianinibermanfaat untuk:
a. Dapat dijadikan bahan masukan bagi partai politik dan kader-kadernya
dalam transformasi ideologi politik
b. Dapat dijadikan bahan masukan bagi masyarakat dan konstituen untuk