i IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM
PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1)
TESIS
Diajukan Oleh: J U F R I
NIM : 201120290211016
MAGISTER ILMU AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA
iv
MOTTO
Jadilah Sebuah Lilin yang Rela Mengorbankan
Dirinya Demi Menerangi Suatu Ruangan
“Berkorban dan Berusahalah Demi Kebahagiaan
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini Untuk:
Kedua Orang tuaku
Ibundaku (Ibu Wamburiati) dan Ayahandaku (Bapak La Sawa),
Adik-adikku (Ahmadi, Yusniati, Muhammad Radiman dan
vii KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini yang
berjudul: “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di Madrasah Aliyah
Negeri Malang 1)”. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat
Islam, Rasulullah Muhammad SAW, dengan perjuangan beliaulah kita dapat
merasakan nikmatnya iman dan Islam. Dengan terselesainya Tesis ini, maka penulis
tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhajir Effendi, M.Ap, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Bapak Dr. Latipun, M. Kes, selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Prof. Dr. Tobroni, M. Si selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Agama Islam dan selaku pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan
dan petunjuk serta pengarahan dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
4. Bapak Ahsanul Inam, Ph.D, selaku pembimbing pendamping yang banyak
memberi bimbingan yang bersifat membangun dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ishomuddin dan Dr. Ahmad Nurfuad, MA, selaku penguji
viii 6. Kepada seluruh dosen dan karyawan Universitas Muhamamdiyah Malang
yang telah membantu dan malayani dengan ikhlas serta penuh kesabaran
kepada penulis selama proses perkuliahan.
7. Bapak Drs, Samsudin, M.Si selaku kepala MAN Malang 1 dan guru-guru yang
telah bersedia menjadi informan dan memberikan banyak masukan kepada
penulis beserta staf/karyawan dan keluarga besar MAN Malang 1.
8. Kepada Ibunda tercinta Ibu Wamburiati dan Ayahanda penulis Bapak La Sawa
yang telah memberikan doa restu yang sebesar besarnya serta adik-adik penulis
Ahmadi, Yusniati, Muhamamd Radiman dan Hasmawati yang telah
memberikan semangat dan motifasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan dengan baik.
9. Ucapan terimakasih kepada teman-teman seangkatan 2011-2012 lebih khusus
Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal kepada mereka
semuanya. Penulis berdoa agar senantiasa mendapatkan naungan, rahmat, taufik
dan hidayah dari Allah, SWT. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis
persembahkan rasa syukur yang tidak terhingga dan semoga tesis ini dapat memberi
manfaat kepada penulis dan kepada segenap pembaca. Amin.
Fastabiqul Khairat Ws.Wr. Wb
Malang 24 Juli 2013 Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Batasan Masalah ... 12
D. Tujuan Penelitian ... 13
E. Kegunaan Penelitian ... 13
F. Penegasan Istilah ... 14
x
A. Manajemen Berbasis Sekolah ... 16
1. Konsep Dasar MBS ... 16
2. Tujuan Penerapan MBS ... 18
3. Landasan Yuridis Penerapan MBS ... 20
4. Karakteristik MBS ... 21
B. Mutu Pendidikan ... 30
1. Konsep Mutu Pendidikan ... 30
2. Pendekatan dalam Pengembangan Mutu Pendidikan ... 39
3. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ... 40
C. Penelitian Terdahulu ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 55
A. Pendekatan Penelitian ... 55
B. Subyek Penelitian atau Instrumen Penelitian ... 59
C. Data dan Sumber Data ... 59
D. Metode Pengumpulan Data ... 61
E. Pengujian Instrumen Data ... 65
F. Metode Analisis Data ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MAN Malang 1... 69
1. Pemilihan Media Pembelajaran ... 70
2. Pembelaran sesuai dengan pengalaman siswa ... 75
3. Memotifasi Siswa ... 77
4. Metode yang Digunakan ... 86
5. Peranan Guru ... 100
B. Faktor Pendukung Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu di MAN Malang 1... 104
1. Sumber daya Manusia ... 104
2. Sarana dan prasarana ... 115
xi 1) Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
di MAN Malang 1... 120
1. Pemilihan Media Pembelajaran ... 120
2. Pembelaran sesuai dengan pengalaman siswa ... 122
3. Memotifasi Siswa ... 122
4. Metode yang Digunakan ... 123
5. Peranan Guru ... 127
2) Faktor Pendukung Implementasi MBS dalam Peningkatan Mutu di MAN Malang 1 ... 128
1. Sumber Daya Manusia ... 128
2. Sarana dan Prasarana ... 131
BAB VI PENUTUP ... 134
A. Kesimpulan ... 134
B. Saran dan Rekomendasi ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 140
xii
DAFTAR TABEL
3.1 Fokus masalah, metode dan sumber data penelitian ... 64
4.1 Keadaan SDM di MAN Malang 1 ... 108
DAFTAR GAMBAR
2.1 Desain penelitian ... 543.1 Tehnik analisis data selama di lapangan ... 68
4.1 Fokus penelitian dalam MBS... 69
4.2 Komponen faktor pendukung implementasi MBS ... 104
4.3 Grafik tingkat pendidikan SDM di MAN Malang 1 ... 109
4.4 Model diskusi interaktif yang dilakukan guru di MAN Malang 1 ... 128
xiii DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Bimbingan Tesis
2. Surat Pengantar dari Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang
3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
4. Acuan Interview
5. Hasil Interview
6. Dokumentasi Penelitian di MAN Malang 1
xiv DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto S. & Yuliana L. (2009). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: Aditya Media
Ali Muhammad (2010). Guru dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Creswell, J.W. (2010). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, ter.Achmad Fawaid , Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Dally, Dadang. (2010). Balanced Scorecard: Suatu pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rodaskarya
Denzin, N.K. & Lincoln Yvonnas. (2009). Handbook Of Qualitative Research, ter. Dariyatno, dkk, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta, Departeman Pendidikan Nasional
Engkoswara & Komariah, Aan (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fattah Nanang. (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rodaskarya
Hayat , Bahrul & Yusuf , Suhendra (2011). Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hartono, dkk (2012). PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan. Jogjakarta: Zanafa Publising
Hamalik Oemar (2009). Pendekatan Baru Strategi belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Imron Ali (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
xv Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu (2008). Perencanaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama
Mantra (2008). Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mathis, R.L & Jackson, J.H (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Ter. Jimmy Sadeli & Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat.
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rodaskarya
Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rodaskarya
Mulyasana, Dedi. (2012). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja Rodaskarya
Mulyono (2008). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media
Nurkolis (2006). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo
Raco, J.R. (2010). Kualitatif :Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Jakarta: Grasindo
Rivai, V. & Murni, S. (2009). Education Management: Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rivai (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rochaety, E. dkk (2006). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rohiat (2009). Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Refika Aditama
Sagala, Syaiful (2009). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Siswanto, H.B (2006). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
xvi Supriyadi (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jogjakarta: Cakrawala Ilmu
Suharsaputra Uhar (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama
Sukmadinata, N.S, Dkk (2008). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip dan Instrumen. Bandung: Refika Aditama
Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rodaskarya
Sulistiyani, A.T & Rosidah (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia; Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sule, E.T & Saefullah, Kurniawan (2008). Pengantar Manajemen, edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group
Sugiyono. (2010). Metode penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R dan D, Bandung: Alfabeta
Suyatno (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka
Taniredja Tukiran, dkk (2012). Model Model Pembelajaran Inovatif: Bandung: Alfabeta
Thoifuri (2013). Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Media Kampus Publising
Umiarso & Gojali, Imam (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD
Usman, Husaini (2008). Manajemen:Teori, praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Yin, R.K. (2006). Studi Kasus: Desain dan Metode, ter.Djauzi Mudzakir, Jakarta: Rajawali Pres
Pustaka Dari Tesis/Skripsi
xvii Faris Nawafillah (2008). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Manajemen Berbasis Sekolah di MTS Negeri Babat Lamongan, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang
Isak Choirul (2011). Analisis Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di RSBI SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang
Jumat Yulianus (2007). Inovasi dan Peningkatan Mutu Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Binaan Unesco (Studi Kasus di SD Inpres Sikumana 2 Kota Kupang NTT), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang
Jawas, Umiati (2008). Analisa model Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan Persepsi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang. Proyek Penelitian yang Dibiayai oleh Dirjen Dikti, Depdiknas. FKIP UMM, 2008
Kalisom (2010). Analisis Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (studi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang),
Jurusan Pendidikan Civic Hukum (PPKn) FKIP tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang
Kamil Rizki (2009). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Islam Jabung Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang
Krisnasari Selvy (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SDN Turen 2 Kec.Turen Kab.Malang), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang
xviii Prihartati Herlin (2011). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Swasta (Studi Kasus di SD Islam Bani Hasyim Singosari Kabupaten Malang), Tesis S-2 Magister Manajemen Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang
Romlah (2008). Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah Dalam Perspektif Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di madrasah aliyah Muhammadiyah 1 Malang, Penelitian Institusional Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang
Santi Arika (2006). Implementasi MBS Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan di SMKN 1 Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang
Syari’udin Nanag (2010). Aktualisasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di SMAN 1 Malang, Sripsi- S1 Fakultas Tarbiyah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Malang
Trisnawati Yunita ( 2011). Analisis Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang, Tesis S-2 Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola
kehidupan insani tertentu. Menurut Sagala (2009), pendidikan adalah proses
pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter dan
seterusnya lewat persekolahan formal. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses
pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat
memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana
menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar (Mulyasana,2012). Oleh
karena itu fokus pendidikan diharapkan pada pembentukan kepribadian unggul
dengan menitik beratkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak dan
keimanan dan puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas
hidup.
Penjelasan diatas dengan mudah penulis ucapkan, namun model kehidupan
masyarakat di negara Indonesia seperti yang kita saksikan sendiri dimedia
semakin tidak terkontrol. Hal tersebut merupakan akibat dari sistem ekonomi
yang tidak kuat dan telah mengantarkan kita pada krisis yang berkepanjangan.
Krisis yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan sebernarnya bersumber dari
rendahnya kualitas, kemampuan dan semangat kerja. Secara kasat mata dapat kita
katakan bahwa bangsa ini belum mampu mandiri dan selalu ketergantungan
2 Kekuatan yang harus dimiliki sebuah bangsa agar tidak lagi ketergantungan
dengan pihak asing adalah dengan memberdayakan sumberdaya manusia (SDM)
yang berkualitas, serta memiliki visi, transparansi dan pandangan jauh kedepan.
Pandangan tersebut antara lain tidak hanya mementingkan kepentingan diri dan
kelompoknya, tetapi senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dan negara
dalam berbagai kehidupan kemasyarakatan. Peningkatan sumber daya manusia
merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu
wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan
sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.
Menurut Robertson & Khondker (dalam Hayat & Yusuf,2011) Untuk
sekarang dan masa yang akan datang, semua bangsa di dunia ini mau tidak mau,
suka tidak suka, harus berselancar membangun masa depan bangsa dan negaranya
diantara gelombang deras globalisasi, suatu fenomena kompleks yang berkaitan
dengan berbagai aspek kehidupan. Sementara itu dalam jurnal Journal of
Organizational Change Management pada tahun 1995 menyebutkan bahwa
wacana globalisasi itu biasanya merujuk pada penerapan nilai-nilai Barat yang
kapitalis (Western, capitalist narratives) sehingga ada peluang bagi barat untuk
kembali melakukan kolonialisasi dalam pengertian modern, yaitu penjajahan
secara ekonomi.
Mulyasa ( 2004) menambahkan, pendidikan memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan tempat dalam
menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana membangun watak bangsa
(Nation Charter Building). Menurutnya masyarakat yang cerdas akan
3 membentuk kemandirian. Demikian sebuah negara jika memiliki sumberdaya
manusia yang berkualitas, maka hal tersebut merupakan investasi besar untuk
berjuang dari persaingan dunia.
Berawal dari era reformasi yang sudah kita jalani, sebelumnya ditandai
dengan beberapa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, politik, moneter,
hankam, dan kebijakan mendasar lain. Diantara perubahan tersebut, lahirnya
Undang No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, dan
Undang No 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Undang-Undang tersebut membawa dampak terhadap bidang-bidang kewenangan daerah
sehingga lebih otonom, termasuk dibidang pendidikan (Mulyasa, 2004).
Keinginan pemerintah yang digariskan dalam Undang-Undang agar
pengelolaan pendidikan diarahkan pada disentralisasi tersebut, menuntut
partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena
itu pula perlu kesiapan sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan operasional
pendidikan pada garis bawah. Sistem pendidikan yang dapat mengakomodasi
seluruh elemen esensial diharapkan muncul dari pemerintah kabupaten dan kota
sebagai penerima wewenang otonomi. Begitupula pendidikan yang selama ini
dikelola secara terpusat atau sentralisasi harus diubah untuk mengikuti irama yang
sedang berkembang. Otonomi daerah sebagai kebijakan politik ditingkat makro
akan memberi imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan
nasional.
Kebijakan sebelumnya yang sudah ada dengan pengoperasian muatan lokal
(local content) masih belum tuntas dilaksanakan dan dihadapkan pula dengan
4 model manajemen berbasis sekolah (MBS) atau “school based management” (SBM). Kondisi ini menuntut pemikiran pemikiran yang sistematis untuk
merumuskan bentuk hubungan kerja yang sesuai bagi dasar dalam kaitannya
dengan otonomi daerah dan relevansi pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah pada akhirnya melahirkan gagasan
sebagaimana yang disebutboleh Imron (2011) mengenai Manajemen Peserta
Didik Berbasis Sekolah (MPDBS). Hal tersebut merupakan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang
berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap
segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik
mungkin bagi peserta didik. Sementara itu MPDBS adalah manajemen peserta
didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah
(MBS) yakni mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi.
Seiring dengan perubahan sistem sentralisasi menuju nuansa otonomi daerah
yang diamantkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
dan desentralisasi pendidikan dalam pembagian kewenangan antara pemeritah
pusat dan pemerintah daerah, termasuk bidang pendidikan harus direncanakan
sesuai dengan kebutuhan daerah dan mengacu pada arah kebijakan otonomi
daerah (Dirjen Dikti,2003). Lebih lanjut menurur paparan dari Depdiknas (2000)
tentang peningkatan mutu pendidikan merupakan permasalahan yang kompleks,
artinya mutu pendidikan sangat terkait pada dinensi pendidikan yang satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan haruslah mencangkup
5 paparan Depdiknas (2000) tersebut, pertama pengelolaan pendidikan yang
bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan kebijakan
sedangkan daerah dan sekolah lebih banyak berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan pusat.
Kedua, kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan
pendekatan input analisis yang tidak dilaksanaakan secara konsekuen. Pendekatan
ini menganggap bahwa apabila input seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan
alat pengajaran dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi,
maka mutu pendidikan akan meningkat. Namun kenyataan dilapangan sangat
kecil dampaknya terhadap hasil pembelajaran di kelas.
Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa sangat minim.
Selama ini peran masyarakat dalam bentuk dana, namun kurang pada proses
pendidikan, seperti dalam proses pengambilan keputusan, monitoring dan
evaluasi terhadap keberhasilan dan ketidak berhasilan pendidikan disekolah.
Peran serta orang tua siswa yang kurang, merupakan akibat kurang adanya
pemberdayaan potensi orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
Depdiknas (2000) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan akan
dapat tercapai jika sekolah dengan berbagai keragamannya diberi wewenang
untuk mengatasi dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan
dan kebutuhan peserta didiknya. Konsekuensi dari kebijakan MBS (manajemen
6 peningkatan mutu berbasis sekolah) diharapkan dapat membawa perubahan
dimasing-masing sekolah mulai pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.
MPMBS merupakan bagian dari sistem pendidikan dalam hal peningkatan
kualitas pendidikan, sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam
mengelola sekolah. Secara filosofis sekolah lah yang lebih memahami bagaimana
situasi dan kondisi sekolah serta harapan apa yang akan dicapai. Adanya
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan merupakan kesempatan bagi sekolah
secara optimal dan fleksibel untuk meningkatkan kinerja sumber daya sekolah,
mewujudkan partisipasi langsung dengan kelompok-kelompok yang terkait dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Diharapkan dengan
adanya kewenangan pengelolaan sumber daya secara efisien dan efektif, sekolah
dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan.
Secara yuridis konstitusional MBS sudah diamanatkan dalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional (Sisdiknas) pasal
51 ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasar Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dengan prinsip manajemen Berbasis Sekolah.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia , pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusai itu sendiri.
Kita harus akui bahwa tingkat pendidikan dapat menjadi ukuran tingkat
7 pengembangan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang bekerja dan
hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan
interpersonal sebagai bekal dalam bermasyarakat.
Pendidikan akan memberikan bekal kepada peserta didik agar potensinya
berkembang, wajar, optimal, dan bersifat adaptif dalam menghadapi berbagai
permasalahan kelak setelah menamatkan studinya. Pendidikan juga diharapkan
agar sifat dasar manusia yang skeptis, eksploratif, kreatif bisa berkembang dan
menemukan artikulasi dalam proses belajar mengajar sewaktu mengikuti suatu
program pendidikan. Selauin mendapatkan lulusan yang skeptis inovatif,
dedikatif, eksploratif, kreatif pendidikan juga diharapkan berkemampuan dalam
membangun daya saing yang harus diupayakan menjadi bahan antisipasi sistem
dan perencanaan pendidikan terutama diera otonomi daerah.
Karena itu dengan dipilihnya MPMBS ini sebagai model desentralisasi
pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah diyakini model ini akan
mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Adanya otonomi yang kuat pada
tingkat sekolah diharapkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan, proses
pengambilan keputusan yang demokratis, serta menjunjung tinggi akuntabilitas
dan transparansi dalam setiap kegiatan pendidikan. MPMBS diharapkan dapat
memandirikan atau memperdayakan sekolah melalui pemberian wewenang,
keluwesan dan sumberdaya untuk meningkatkan mutu kinerja sekolah dan
pendidikan terutama meningkatkan mutu pendidikan.
Beberapa hal yang jadi perhatian dalam manajemen berbasis sekolah adalah
8 lebih efisien. Pemberdayaan seluruh stakeholder diharapkan memberikan
sumbangan pembaharuan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Kemampuan
lembaga pendidikan dalam merangkul, sangat tergantung oleh
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah terutama kepala sekolah. hal tersebut
senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jawas (2008) yang
menyatakan bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah sangat nampak pada
kinerja stakeholder sekolah dalam hal berurusan dengan perhatian terhadap
prestasi siswa yaitu berada pada posisi 51,29 %.
Keterlibatan seluruh warga sekolah sangat mempengaruhi peningkatan
kualitas pendidikan sebab peningkatan mutu pendidikan tidaklah mampu
dikerjakan oleh kepala sekolah saja, melainkan harus ada partisipasi dari warga
sekolah. Pemberdayaan sumber daya manusia juga merupakan salah satu faktor
perhatian dalam penerapan MBS. Pemanfaatan sumber daya manusia yang efisien
dan pengembangan sumber daya manusia sangat menunjang keberhasilan
penerapan MBS. Alasan diperlukannya program pengembangan sumber daya
manusia dikemukakan oleh Ernes J. McCormick (dalam Mangkunegara,2008:53)
yaitu:
An organization should commit its resources to a training activity only if, in the best juggement of the managers, the training can be expected to achieve some results other than modifying employee behavior. It must also support some organizational and services, reduction of operating costs, improved quality, or more effctive personal relations”.
9 Beberapa sekolah yang tidak memahami bagaimana pemanfaatan sumberdaya
manusia sehingga menjadi permasalahan ketika proses berjalan. Lembaga
pendidikan dapat memanfaatkan warga sekolah untuk menjadi sarana pendukung
pelaksanaan tugas-tugas di lembaga pendidikan tersebut. Selain pemberdayaan
SDM, peran serta stakeholder tidak kalah penting dalam proses peningkatan mutu
pendidikan. Komite sekolah telah diberikan legalitas hukum sesuai yang tertulis
dalam Lampiran II KEMMENDIKNAS No.044 tahun 2002 yang didefinisikan
sebagai “Badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan
pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun
jalur pendidikan luar sekolah (Engkoswara & Komariah,2010).
Penciptaan atmosfir sekolah dan lingkungan belajar yang kondusif juga tidak
kalah penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan dan menjadikan sekolah
yang efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai
kepuasan pendidikan bagi orang tua dan pengguna pendidikan lainnya (Umiarso
& Gojali,2011). Lingkungan belajar yang kondusif dan sekolah yang efektif akan
tercipta jika semua elemen-elemen dalam satu organisasi pendidikan berjalan
sesuai dengan fungsinya secara otomatis. Penciptaan lingkungan belajar yang
kondusif juga memberikan catatan tersendiri dalam upaya peningkatan mutu
pendidika.
MBS mempunyai peranan menciptakan atmosfir pendidikan yang
benar-benar mampu memberikan nuansa keilmuan yang dinamis sehingga peserta didik
menjadi berkualitas. Program MBS dalam meningkatkan kualitas pendidikan
10 manusia, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, suasana
dan iklim Sekolah yang kondusif dan penanaman budaya Mutu dari warga
sekolah.
Keberhasilan implementasi MBS sangat tergantung pada kemampuan
pelaksanaan dalam karakteristik MBS itu sendiri. Keterkaitan satu sama lain
sangat mendukung keberhasilan MBS dalam peningkatan mutu. Keberhasilan
penerapan MBS tergantung dari kondisi dari sekolah sendiri. Sekolah yang
menerapkan semua elemen-elemen dari MBS dengan baik akan mendapatkan
hasil yang maksimal termasuk di lembaga pendidikan Islam seperti di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Malang.
MPMBS diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga output
lembaga pendidikan nantinya dapat bersaing menghadapi era globalisasi. MPMBS
menjadi harapan agar kualitas lulusan dapat diandalkan. Kekhawatiran yang
muncul karena lembaga-lembaga pendidikan asing yang banyak diminati
masyarakat jika dilihat dari sudut pembiayaan justru lebih mahal melampaui
standar biaya pendidikan yang terbaik di Indonesia.
Besarnya minat masyarakat terhadap pendidikan franchine ini ternyata
disebabkan lembaga-lembaga pendidikan ini melahirkan output yang benar-benar
dapat diharapkan sesuai dengan kebutuhan (need) dan keinginan (want)
masyarakat. Sehingga output pendidikan tersebut belum selesaipun sudah di-order
oleh pihak pengguna, baik dalam pemenuhan SDM lokal, nasional bahkan global
(Mulyono,2008). Oleh karena itu melalui MPMBS dan penyerahan sepenuhnya
11 Kualitas sekolah dengan MBS sebagaimana dilakukan oleh beberapa
penelitian terdahulu seperti Yunita Trisnawati (2011). Penelitiannya menyatakan
bahwa dengan MBS maka sekolah dengan leluasa melakukan inovasi-inovasi
yang berbasis pada peningkatan mutu. SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang.
Fokus penelitiannya sebagaimana yang telah dilakukan inovasi-inovasi yang terus
menerus diantaranya menyediakan LCD, lab. cerdas dan perpustakaan sebagai
implementasi dalam peningkata mutu. Pemanfaatan sumberdaya manusia yang
efisien terutama menempatkan guru-guru sesuai dengan keahlian yang dimilikinya
juga menjadi fokus di sekolah tersebut.
Penelitian yang tidak kalah menarik lagi yaitu penelitian oleh Zainullah
(2006) yang memfokuskan kepada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM merupakan hasil dari
implementasi MBS sebagai tujuan dalam peningkatan mutu. Dampak dari MBS
sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Penelitian terkait MBS bukan hal pertama yang dilakukan oleh penulis,
mamun peneliti akan mencari beberapa fokus yang belum tersentuh oleh peneliti
sebelumnya. Penelitian sebelumnya menurut penulis masih banyak yang kurang
sebab menurut penulis kebanyakan lebih memfokuskan kepada peran
pemimpinnya namun disini penulis akan lebih memfokuskan pada proses belajar
mengajar beserta faktor pendukungnya yaitu sumber daya manusia dan sarana dan
prasarana.
Dipilihnya MAN Malang 1 sebagai lokasi penelitian kerena pelaksanaan
12 dan memiliki komitmen mutu yang tinggi. Berdasarkan obserfasi awal yang
dilakukan oleh peneliti, menemukan beberapa kegiatan-kegiatan daam proses
belajar mengajar yang merupakan hasil dari implementasi MBS. Prosesbelajar
menjar tersebut antara lain seperti bagaimana penggunaan media pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, memotivasi siswa,
metode yang digunakan dan peranan guru sendiri dalam proses belajar mengajar.
Beberapa indikator yang menadi temua awal peneliti tersebut yang menjadi
bagian dari proses peningkatan mutu di MAN Malang 1.
B. Perumusan Masalah
1) Bagaimana proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
peningkatan mutu di MAN 1 Malang?
2) Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam proses implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu di MAN 1 Malang?
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya komponen dalam manajmen berbasis sekolah sehingga
untuk menjadi lebih fokus dan pembahasannya lebih mendalam maka peneliti
akan membataskan masalah sebagai berikut:
1) Proses implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
peningkatan mutu disini peneliti akan lebih memfokuskan dan memperdalam
pembahasannya pada proses belajar mengajar yang dilakukan di MAN
Malang 1.
2) Pembahasan tentang faktor pendukung dalam proses implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah tentunya yang berhubungan dengan pendukung
13 mengajar tersebut yang akan penulis bahas adalah sumber daya manusia dan
sarana dan prasarana.
D. Tujuan Penelitian
1) Mendeskripsikan proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam
peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan Islam. Proses
implementasi MBS tersebut sebagaimana yang penulis fokuskan adalah
proses proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan MAN Malang 1
menjadi madrasah yang bermutu.
2) Mendeskripsikan secara mendalam pentingnya sumber daya manusia dan
sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar yang membuat madrasah
menjadi berkualitas dalam proses belajar mengajar melalui MBS.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian tentang “Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Lembaga Pendidikan Islam” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana
diuraikan dalam bahasan berikut:
1. Secara Praktis
a. Mempunyai kontribusi bagi dunia pendidikan dalam MBS sebagai upaya
pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yang diharapkan mampu
mengembangkan lembaga pendidikan Islam dalam peningkatan mutu.
b. Sebagai pedoman kepada para pengembang pendidikan agar
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung implementasi MBS.
c. Memberikan kontribusi terhadap penerapan karakteristik MBS dalam
peningkatan mutu pendidikan seperti indikator yang telah peneliti
14 d. Memberikan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah lembaga Pendidikan Islam sebagai
lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai Islam dalam
menghadapi tantangan dunia baik di lembaga satuan pendidikan yang
menjadi objek penelitian maupun satuan pendidikan yang tidak menjadi
objek penelitian.
e. Bagi warga sekolah agar dapat lebih meningkatkan kerja sama dalam
menindaklanjuti, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan MBS.
f. Hasil akhir penelitian ini dapat dijadikan titik tolak atau acuan untuk
mengadakan penelitian yang sejenis dengan cakupan yang lebih luas dan
mendalam atau menindaklanjuti hasil penelitian ini.
2. Secara Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya perbendaharaan
teori dan pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen Berbasis Sekolah di
Madrasasah Aliyah Negeri 1 Malang sebagai bahan pengembangan sekolah dan
profesionalisme kerja para stakeholder di lingkungan sekolah.
F. Penegasan Istilah
Istilah istilah ilmiah tentang penelitian yang penulis akan lakukan sangat
beragam pengertiannya dalam perspektif para ilmuwan terkait pendidikan.
Perspektif tersebut tergantung dari keilmuan yang menafsirkannya, oleh karena itu
agar tidak terjadi bias yang melebar terkait pengetian yang akan penulis teliti
15 1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu alternatif pengelolaan
sekolah dalam kerangka disentralisasi dalam bidang pendidikan yang
memungkinkan adanya otonomi yang luas ditingkat sekolah, partisipasi
masyarakat yang tinggi agar sekolah lebih leluasa dalam mengelola sumber
daya manusia dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas, kebutuhan dan
potensi setempat (Engkoswara, 2010). Sebagaimana banyaknya komponen
dalam MBS maka yang dimaksud disini adalah proses belajar mengajar yang
merupakan salah satu komponen dari MBS.
2. Mutu pendidikan adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, proses dan lingkungannya (Engkoswara, 2010).
Mutu pendidikan yang dimaksut dalam penelitian ini adalah mutu bidang
akademik dan mutu bidang non akademik.
3. Lembaga Pendidikan Islam merupakan wahana untuk mencetak sumber daya
manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi namun tidak lepas
dari nafas Islam yang selalu mengiringi dalam setiap proses yang berjalan
dilembaga tersebut. Lembaga pendidikan Islam yang dimaksud peneliti