• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL- ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL- ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Timur Tengah merupakan wilayah yang sarat akan konflik yang seakan

tidak pernah berhenti. Sumber daya alam yang dimiliki Timur Tengah terutama

minyak menjadikan kawasan ini sebagai wilayah yang tidak pernah sepi dari

konflik. Berbagai kepentingan negara-negara, baik yang termasuk dalam kawasan

Timur Tengah maupun yang tidak termasuk dalam kawasan ini, saling berusaha

mewujudkan kepentingannya masing-masing dengan berbagai cara. Karena

kepentingan-kepentingan tersebutlah, stabilitas di Timur Tengah selalu menjadi

sorotan dunia internasional.

Badai revolusi untuk menjatuhkan rezim otoriter di Timur Tengah sedang

menarik perhatian dunia internasional. Revolusi Islam Iran membawa pengaruh

besar bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Sejak revolusi 1979 Iran

menjadi motor penggerak di Timur Tengah untuk melakukan revolusi dan gejala

kebangkitan islam. Lahirnya Hamas di Palestina, Hizbullah di Libanon, Front

Penyelamat Islam di Aljazair, Gerakan Nahdah di Tunisia, kaum Syiah di pantai

Timur Arab Saudi dan Bahrain, Front Nasional Islam di Sudan, dan Gamaah

Islam di Mesir tidak terlepas dari keberhasilan pengaruh revolusi Iran.1

Unjuk rasa anti pemerintah mulai marak terjadi di Suriah sejak Maret 2011

yang kemudian berkembang menjadi bentrokan bersenjata antara pasukan

1

(2)

2

pemerintah dan kelompok perlawanan.2 Konflik yang disebabkan adanya

pemberontakan-pemberontakan dari kelompok yang menamakan dirinya sebagai

tentara pembebasan Suriah yang ingin menumbangkan pemerintahan Bashar

al-Assad. Pada awalnya konflik ini hanya berawal dari demonstrasi besar-besaran

yang memprotes kepemimpinan Bashar al-Assad yang dianggap otoriter dan tidak

demokratis. Akan tetapi demonstrasi ini kemudian berkembang menjadi

pemberontakan besar-besaran setelah tentara pembebasan Suriah melihat bahwa

tuntutan mereka tidak dipenuhi. Mereka menuntut Bashar al-Assad untuk mundur

dari kursi kepresidenan.

Akan tetapi menurut pemerintahan Bashar al-Assad pemberontakan ini

bukan semata-mata terjadi karena alasan tuntutan yang disampaikan pemberontak,

melainkan ada aktor lain di balik pemberontakan ini yang memiliki tujuan

tertentu. Menteri luar negeri Suriah Walid Muallen mengutip sebuah penelitian

terbaru oleh Washington berpengaruh think-tank Brookings Institution yang menyimpulkan bahwa apabila ingin menaklukan Iran maka harus dimulai dari

Damaskus. Maka elemen utama di balik konflik ini adalah hubungan antara

Suriah dan Iran, Suriah dan Hizbullah.3 Suriah merupakan sekutu Iran, dan

pemerintahan Bashar al-Assad merupakan pemerintahan yang pro akan

kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan hubungan kerjasama Iran-Suriah.

2

Annan kritik dunia internasional terkait konflik Suriah,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120914_annan_syria_shamefulepisode.shtml, di akses pada tanggal 20 September 2012.

3

Menlu Suriah: AS Adalah Dalang Dibalik Kekerasan di Suriah,

(3)

3

Akibat konflik kepentingan yang terjadi antara pemerintah dan kelompok

pemberontak, hingga tanggal 27 September 2012 korban yang meninggal dunia

akibat konflik ini sudah lebih dari 30.000 jiwa. Direktur Pemantau HAM Suriah

menyatakan sedikitnya 21.534 warga sipil, 7.322 tentara Suriah dan 1.168 anggota

kelompok pemberontak tewas terbunuh.4 Kelompok pemberontak menuding

pemerintahlah yang melakukan pembantaian yang memakan ribuan korban jiwa

ini.

Salah satu pernyataan yang menunjukan adanya tudingan dari kelompok

pemberontak adalah pernyataan oposisi Suriah Abu Kinan yang menyatakan

bahwa militer Presiden Suriah Bashar al-Assad baru saja melancarkan

pembantaian besar-besaran di Kota Daraya, dekat Ibu Kota Damaskus. Lebih dari

200 mayat ditemukan di dalam rumah dan basement di sekitar Daraya yang

dikenal sebagai pemukiman Muslim Sunni.5 Berbeda dengan tudingan kelompok

oposisi, pemerintah Suriah mengatakan penjahat, penyabot, dan teroris bersenjata

lah yang berada di balik kerusuhan dan kekerasan mematikan. Teroris bersenjata

yang dimaksudkan pemerintahan Bashar Al-Assad adalah kelompok pemberontak

yang anti pemerintah.

Sementara aksi saling tuding oleh pemerintah dan kelompok pemberontak

terus berlanjut di Aleppo, Suriah, pertempuran mematikan terus terjadi antara

pihak pemberontak dan pasukan pemerintah. Kedua pihak pun melakukan

4

Lebih dari 30 ribu nyawa melayang akibat konflik Suriah,

http://news.detik.com/read/2012/09/27/101718/2039318/1148/lebih-dari-30-ribu-nyawa-melayang-akibat-konflik-Suriah?9911012, diakses pada tanggal 30 September 2012. 5

(4)

4

konfrontasi langsung dimana media pendukung rezim Suriah menyebut hal ini

sebagai puncak pertempuran keduanya. Menurut Juru bicara pemberontak Suriah

Kolonel Abdel Jabbar al-Okaidi, kelompok pemberontak berharap dapat

melakukan serangan besar setiap saat khususnya di daerah selatan dan dari timur

ke barat. Okaidi menambahkan saat ini sekira 100 kendaraan lapis baja dan

sejumlah kendaraan militer lainnya telah tiba di Aleppo.6 Adanya peningkatan

persenjataan yang dimiliki kelompok pemberontak dan pemerintah ini mensinyalir

adanya bantuan yang didapat oleh keduanya yang menandai keterlibatan negara

lain dalam konflik ini.

Keterlibatan negara-negara lain yang memiliki kepentingan terhadap

konflik di Suriah tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Suriah merupakan

sahabat dekat Iran dan memiliki hubungan baik dengan Cina dan Rusia.

Sedangkan Amerika Serikat, dan sekutunya beserta Arab Saudi, Turki, Qatar dan

negara Timur Tengah lainnya yang dekat dengan AS merupakan negara-negara

yang mendukung kelompok pemberontak Suriah. Bahkan Cameron bersama

Presiden Barack Obama dan Presiden Prancis Hollande telah sepakat untuk

berupaya membantu kekuatan oposisi dalam menumbangkan rezim Presiden

Bashar al-Assad.7 AS dan sekutunya ini menggalang dukungan dari negara-negara

lain dengan melakukan berbagai pertemuan untuk mengecam aksi pemerintahan

Bashar al-Assad yang dituding melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan

kelompok pemberontak di Suriah. Arab Saudi, Turki dan Qatar dengan

6

Ibid. 7

(5)

5

persetujuan Amerika Serikat gencar memasok dan memberikan persenjataan dan

dukungan dana terhadap kelompok pemberontak Suriah.8

Selain kelompok pemberontak yang mendapat dukungan dari negara lain,

pemerintahan Bashar al-Assad pun juga mendapat dukungan dari negara-negara

yang dekat dengan Suriah, seperti Rusia dan Cina. Menurut Alexander Golts,

pengamat independen Rusia, dukungan Rusia kepada Suriah karena basis

ideologi. Selain itu keputusan Rusia memveto sanksi internasional kepada Suriah

di Dewan Keamanan PBB merupakan bagian dari usaha menjaga al-Assad

sebagai mitra strategis di kawasan termasuk menjaga pangkalan militer mereka. 9

Dukungan Cina dan Rusia tentunya dilatar belakangi kepentingan masing-masing

Negara tersebut. Bahkan Rusia yang memiliki hak veto dalam resolusi dewan

PBB mengambil keputusan untuk menolak keputusan negara-negara lain beserta

PBB yang ingin melakukan intervensi militer di Suriah.

Tidak jauh berbeda dengan Cina dan Rusia, Iran juga mengecam

keterlibatan AS dan negara sekutunya dalam konflik Suriah. Dibandingkan

dengan Rusia dan Cina, Iran lebih agresif dalam menanggapi konflik Suriah.

Bagaimana tidak, Iran memiliki kepentingan yang lebih besar dari pada kedua

negara tersebut. Secara geografis, Iran memiliki letak geografis yang dekat

dengan Suriah. Sebagai sekutu yang dekat secara geografis tentunya Iran sangat

cermat dalam merespon segala sesuatu yang mengancam kepentingan sekutunya

tersebut.

8

Perang Proxy di Balik Konflik Suriah,

http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/07/03/330402/39/6/Perang_Proxy_di_Balik_Ko nflik_Suriah, diakses pada tanggal 30 September 2012.

(6)

6

Iran telah beberapa kali memberikan bantuan kemanusiaan kepada

pemerintahan Suriah untuk menanggulangi krisis yang terjadi. Salah satu bentuk

bantuan yang diberikan Iran seperti yang dilansir harian berita IRNA, Iran

mengirimkan bantuan obat-obatan, selimut, tenda serta peralatan medis lainnya

kepada Suriah seberat 15 ton.10 Bahkan wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein

Amir Abdullahian menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan Iran

kepada Suriah sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh Kementrian Luar

Negeri dalam kelanjutan dukungan politik Iran kepada Suriah.11

Selain bantuan kemanusiaan, Iran juga mengirimkan 150 pasukan elit

Garda Revolusi ke Suriah untuk membantu rezim Bassar Al-Assad. Ratusan ton

peralatan militer termasuk senjata dan roket melalui koridor udara yang telah

ditetapkan antara Damaskus dan Teheran juga telah dikirim oleh Iran.12

Dukungan Iran terhadap Bashar bukanlah merupakan tindakan yang dapat

dengan mudah dilakukan. Ada banyak resiko yang didapatkan Iran melalui

tindakannya tersebut. Produk-produk Iran mendapat pemboikotan dari Kuwait

karena mendukung rezim Suriah. Setidaknya sembilan dari 50 serikat konsumen

dari negara teluk mengumumkan bahwa mereka telah menyingkirkan

produk-produk Iran sebagai protes atas dukungan Teheran kepada presiden Bashar

Al-Assad. Sekitar 70 persen dari 1,2 juta penduduk Kuwait yang berfaham Sunni

10

IR Iran's 2nd aid consignment arrives in Syria, diakses dari http://old.irna.ir/News/Economic/IR-Iran_s-2nd-aid-consignment-arrives-in-Syria/80042279 , pada tanggal 30 November 2012. 11

Dukungan Iran untuk Suriah tak Tergoyahkan, diakses dari http://indonesian.irib.ir/sosial/-/asset_publisher/r5EW/content/id/5035820, pada tanggal 1 Desember 2012.

12

Iran sends elite troop to aid Bashar Al-Assad regime in Syiria, diakses dari

(7)

7

marah atas serangan pemerintah Suriah terhadap pihak oposisi yang juga

menganut faham Sunni dan rezim Assad juga didukung oleh Iran dan Hizbullah.13

Selain itu Iran juga mendapatkan pemutusan hubungan diplomatik dari

Kanada. Kanada menutup kantor kedutaannya di Iran dan meminta Iran menarik

para diplomatnya dari negara tersebut. Pemerintahan Kanada menyatakan bahwa

tindakan ini didasari atas penolakan terhadap sikap Iran yang terus mendukung

Bashar.14

Merespon tindakan Iran, Arab Saudi mengatakan bahwa dunia seharusnya

tidak membiarkan Iran dan kelompok militan Hizbullah mendukung Bashar.

Menteri Luar Negeri Saudi Saud al-Faisal menyebut campur tangan Teheran

dalam krisis yang sedang berlangsung di Suriah berbahaya dan mengatakan

bahwa negaranya tidak dapat tinggal diam. Arab Saudi telah menyuplai senjata

kepada pemberontak.15

Dukungan lain Iran terhadap pemerintahan Bashar dengan tetap menjalin

kerjasama ekonomi dengan Suriah dipandang menjadi tidak rasional, dimana

sejak terjadinya konflik, Suriah mengalami keterpurukan ekonomi. Iran dan

Suriah menandatangani dua nota kesepahaman dalam sektor ekonomi. Iran akan

memberikan teknik listrik dan peralatan senilai 50 juta euro ke Suriah dalam

waktu 20 bulan. Serta membuka batas kredit 1 miliar euro antara bank

13

Kuwait boikot produk Iran karena mendukung rezim Suriah, diakses dari

http://suararepublika.co/berita-utama/kuwait-boikot-produk-iran-karena-mendukung-rezim-suriah/# , pada tanggal 20 Juli 2013.

14

Kanada tutup kantor kedutaannya di Iran, diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120907_kanadatutupkeduataniran.shtml , pada tanggal 20 Juli 2013.

15

(8)

8

pembangunan Ekspor Iran dan bank Dagang Suriah menrut TV Nasional Iran

IRIB untuk transaksi bersama.16 PDB Suriah telah menyusut hampir 30% dari $

55 miliar menjadi $ 37 miliar, nilai pound Suriah juga menurun dari 47 syp

menjadi 62 syp per dolar. Suriah juga menerima sanksi ekonomi dari Liga Arab

sejak November 2011 yang disetujui 22 negara anggota Liga Arab. Sanksi

perekenomian tersebut termasuk pemutusan hubungan dagang antara negara Arab

dengan Suriah dan penghentian transaksi keuangan dengan Bank Sentral Suriah.17

Menjadi tidak mudah tentunya menjalin kerjasama dengan negara yang sedang

menghadapi krisis dengan gejolak perekonomian yang tidak stabil.

Dengan adanya beberapa resiko yang didapatkan Iran dengan mendukung

rezim Bashar, akan tetapi Iran masih tetap mendukung, maka menjadi menarik

bagi penulis untuk meneliti lebih dalam mengenai alasan Iran mengambil

kebijakan untuk mendukung Bashar al-Assad dalam konflik Suriah.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengapa Iran mendukung

pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah?

16

Suriah dan Iran tanda tangani kerjasama ekonomi, diakses dari www.wartanews.om/timur-tengah/0d5474f-3327-e2a8-51c4-0f4f29fe73cd/suriah-dan-iran-tandatangani-kerjasama-ekonomi , pada tanggal 20Juli 2013.

17

Liga Arab Jatuhkan Sanksi Ekonomi untuk Suriah, diakses dari

(9)

9 I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menjelaskan hal-hal yang menjadi alasan dan menyebabkan serta

mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan Iran

untuk mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah.

I.4 KajianPustaka

I.4.1 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang digunakan sebagai penelitian

terdahulu yang mengkaji tentang hubungan Suriah dan Iran terutama

dalam kaitannya dengan konflik Suriah. Penelitian pertama merupakan

penelitian yang berjudul Turkey and Iran Rivalry on Syiria yang ditulis oleh Idrees Mohammed.18 Penelitian tersebut menjelaskan rivalry yang terjadi antara Iran dan Turkey termasuk di dalamnya tindakan kedua

negara dalam merespon konflik yang sedang terjadi di Suriah. Suriah

memainkan peran sebagai bagian kunci politik dan logistik dalam agenda

regional Iran, oleh karena itu menjadi penting bagi Iran untuk

mempertahankan rezim Bashar yang cooperative dengan kebijakan Iran. Dalam penelitian tersebut dipaparkan dukungan Iran terhadap rezim

Suriah dalam bentuk pengiriman senjata, pemberian dana militer,

dukunggan materi, teknis dan politik. Sedangkan Turki mendukung

18

(10)

10

oposisi Suriah dengan menjadi platform bagi mereka untuk beroperasi

secara terbuka.

Rivalry yang terjadi antara Iran dan Turki dalam konflik Suriah

disebabkan pandangan masing-masing negara melihat kepentingan mereka

dalam konflik tersebut berdasarkan logika aktor rasional. Dukungan Iran

terhadap rezim Suriah merupakan tindakan atas dasar logika rasional Iran.

Suriah merupakan sekutu regional Iran. Mereka juga telah memiliki

kerjasama pertahanan, ekonomi dan saling mendukung dalam beberapa

kebijakan luar negeri masing-masing. Suriah mempengaruhi agenda

regional Iran. Jika penelitian ini melihat dukungan Iran lebih besar

disebabkan oleh faktor material, penelitian penulis melihat dukungan

tersebut lebih dominan disebabkan oleh faktor-faktor ideational.

Tulisan kedua yang menjadi penelitian terdahulu dalam penelitian

ini adalah tulisan yang berjudul Conflict in Syria and the Opportunity to Reduce Iran‟s Regional Influence and Iran‟s Threat to the International Community yang ditulis oleh Dawn L. Bartell dan David H. Gray.19 Penulis dalam penelitian tersebut memandang bahwa konflik yang terjadi

di Suriah tidak semata mata merupakan konflik yang disebabkan oleh

permasalahan domestik melainkan juga karena pengaruh adanya aliansi

Suriah-Iran yang menyebabkan adanya upaya negara-negara lain seperti

Israel, Arab Saudi serta sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah yang

19

(11)

11

menganggap bahwa aliansi tersebut akan menjadi kekuatan regional Timur

Tengah. Aliansi Iran-Suriah semakin diperkuat dengan dukungan Iran

terhadap Bashar Al-Assad dalam konflik Suriah. Dukungan Iran ini dilihat

sebagai suatu tindakan untuk mencapai dan mempertahankan

kepentingannya agar jaminan aliansi antara Iran-Suriah tetap berlangsung

karena Suriah merupakan mitra strategis Iran di Timur Tengah.

Suriah dibawah kepemimpinan Bashar Al-Assad memberikan

koneksi langsung kepada Iran untuk akses pengiriman senjata, tentara dan

dana kepada hamas dan hizbullah yang merupakan kelompok anti Israel.

Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa salah satu alasan Iran

mendukung Bashar adalah untuk mempertahankan mitra dan sekutu dalam

pengembangan senjata pemusnah masal untuk menjamin keamanan

bersama dan pengaruh regional. Hubungan Iran dan rezim Bashar yang

sama-sama Syiah juga menjadi salah satu alasan Iran untuk mendukung

Bashar. Akan tetapi kesamaan ideologi Syiah ini bukan menjadi alasan

utama Iran mendukung Bashar, melainkan dipandang sebagai cara untuk

mendapatkan tujuan dan kepentingan Iran di Suriah. Adanya kesamaan

ideologi Syiah mempermudah Iran untuk mendapatkan dukungan dan

kerjasama dari rezim Bashar. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian

penulis. Penulis melihat bahwa alasan kesamaan ideologi dan identitas

Syiah antara Iran dan rezim Bashar al-Assad lah yang menjadi alasan Iran

(12)

12

Tulisan ketiga menjadi penelitian terdahulu adalah skripsi yang

ditulis oleh Cecep Zakaria El Bilad dengan judul Rivalitas Antara Iran dan

Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivis Alexander Wendt. Skripsi

tersebut menjelaskan sebab-sebab Iran dan Arab Saudi saling memandang

satu satu sama lain sebagai rival dengan menggunakan teori Identitas

Wendtian Constructivism. Sejak revolusi 1979, Iran merubah identitasnya menjadi negara Islam Syiah dan menampilkan peran (role-taking) kepada Arab Saudi sebagai negara yang gemar mengobarkan perlawanan kaum

Syiah di Timur Tengah terhadap jenis pemerintahan yang dibencinya.20

Historis rasial Arab-Persia yang kemudian ditambah dengan permasalahan

sektarian Sunni-Syiah sangat berpengaruh terhadap hubungan kedua

negara. Hal tersebut membuat kedua negara saling memandang sebagai

rival. Selama kedua negara tetap membanggakan dua identitasnya tersebut,

maka selama itu pula keduanya akan menjadi rival.

Tulisan tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu

sama-sama menggunakan asumsi dasar konstruktivis yang melihat bahwa

identitas dan historis berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan suatu

negara ke negara lain. Perilaku negara tidak sebatas dilihat berdasarkan

alasan materialnya saja melainkan ada ide yang berpengaruh dalam

tindakan negara tersebut dan bahkan ide tersebut yang lebih besar

pengaruhnya.

20

(13)

13 I.4.2 Matriks PenelitianTerdahulu Tabel.1 Matriks Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Tulisan Metodelogi Hasil

(14)
(15)

15

kedua negara tetap saling

membanggakan dua

corporate identity-nya

tersebut.

I.5 Landasan Teori

I.5.1 Asumsi Dasar Konstruktivis

Pada tahun 1990-an konstruktivis muncul sebagai pendekatan baru

dalam hubungan internasional. Konstruktivis berpandangan bahwa

fakta-fakta (material) hanya akan muncul sebagai sebuah kebenaran atau

pengetahuan ketika manusia telah memberikannya makna atau fungsi

tertentu. Penelitian konstruktivis dapat dilakukan dengan strategi

eksplanatif yang bersifat ideational.21 Makna dari ideational berarti bahwa konstruktivis berupaya untuk menjelaskan bahwa kondisi yang

dirasakan oleh aktor adalah hasil kreasi aktor sendiri dalam proses

sosialnya. Situasi yang menyebabkan aktor bertindak adalah pilihan aktor

sendiri, bukan keniscayaan.

Konstruktivis muncul sebagai kritik terhadap dua paradigma

positivis yang beragumen bahwa fenomena sosial merupakan kumpulan

pengetahuan yang objektif yang terlepas dari subjektivitas peneliti.

Menurut kaum positivis, kebenaran ada bersamaan dengan adanya

21

David Dessier and John Owen, 2005, Constructivism and the problem of explanation, dalam

(16)

16

fenomena tersebut, tanpa adanya campur tangan manusia. Berbeda dengan

pandangan kaum positivis, konstruktivis berpendirian bahwa setiap

pengetahuan selalu tidak terlepas dari pemahaman subjektif peneliti,

karena untuk memahami fenomena dan mengungkapkannya, peneliti

menggunakan bahasa, yang mana bahasa itu sendiri terbentuk dan

memiliki makna melalui kesepakatan sosial. Konstruktivis juga

berpandangan bahwa fakta-fakta material hanya akan muncul sebagai

sebuah kebenaran atau pengetahuan ketika manusia memberikannya

makna atau fungsi tertentu. Konstruktivis meyakini bahwa peran sosial

manusia selalu ada di dalam proses evolutif dari fakta menjadi

pengetahuan.22

Menurut konstruktivisme ide, norma dan historis dapat membentuk

dan mengkonstruksi bagaimana negara menentukan kepentingannya dalam

politik antar bangsa. Realitas material tidak berarti apa-apa tanpa ide dan

ide hanya akan sebatas ide apabila tidak direpresentasikan dalam bentuk

fisikal. Konstruktivis meyakini bahwa struktur internasional adalah

distribusi ide, dan negara-negara bertindak mengikuti pola persebaran Ide.

Pola persebaran kapabilitas material pun dimaknakan sesuai dengan pola

persebaan Ide tersebut.23 Ide kemudian dibentuk, berkembang, dan

membentuk pemahaman negara serta menentukan sikap dalam merespon

kondisi disekitarnya.

22

Cecep Zakaria El Bilad, op cit. hal. 12-13. 23

Cecep Zakaria El Bilad, Konstruktivisme Hubungan Internasional: Meretas Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma, diakses dari

(17)

17

Selain ide, norma juga menjadi indikator yang digunakan untuk

menentukan kepentingan suatu negara. Konstruktivis berpendapat bahwa

noma merupakan hal yang sangat penting, sebuah norma tidak hanya

sebuah instrument untuk memaksa, tapi juga untuk mengkonstitusi

identitas aktor-aktor yang terlibat. Penonjolan norma dan aturan-aturan

tersebut dapat dibedakan dari prilaku rasional aktor yang mencoba untuk

melakukan “hal yang benar” daripada memaksimalisasikan atau

mengoptimalkan apa yang sudah ada.24

Dalam konstruktivis, norma sudah ada terlebih dahulu sebelum

negara menentukan kepentingannya. Norma tidak sebatas regulatory,

karena lebih dari itu norma dapat membentuk perilaku negara.Norma juga

memiliki efek konstitutif, yaitu melegitimasi tujuan yang kemudian mendefinisikan kepentingan aktor. Dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan

tersebut, norma menentukan tujuan ke arah mana negara bertindak.25

Historis atau kejadian di masa lalu juga mempengaruhi tindakan

negara dalam menentukan dan mencapai kepentingannya. Interaksi yang

terangkum dalam sejarah masa lalu berpengaruh dalam pembentukan

identitas dan pola hubungan antar negara. Setiap hubungan antar negara,

misalnya melakukan perang atau hubungan baik, atau pun memutuskan

hubungan dan bahkan tidak melakukan hubungan dengan negara lain,

24Fierke K. M., “Constructivism” in

International Relations Theories: Discipline and Diversity, eds. Tim Dunne, Milja Kurki and Steve Smith, 166-184. Oxford: Oxford University Press, 2007 25

Audie Klotz,1995, Norms in International Relations:The Struggle Againts Apartheid,Ithaca, NY, Cornel Univesity Press dalam tulisan Henning Boekle, Volker Rittberger, and Wolfgang

Wagner, 1999, Norms and Foreign Policy: Constructivist Foreign Policy Theory, IfP, Center for

(18)

18

semuanya didasarkan pada meanings yang muncul dari interaksinya dengan negara lain atau lingkungan internasionalnya. Tindakan negara

terhadap musuhnya, tentulah berbeda dengan tindakan negara terhadap

temannya.26 Konstruktivis memberikan penekanan pada struktur antar

bangsa yang terdiri dari hubungan sosial ( social relationships) dan kapabilitas materi (material capabilities). Bahkan hubungan sosial tersebut berpengaruh terhadap kapabilitas materi dalam menentukan identitas dan

kepentingan negara.

I.5.2 Identitas dalam Konstruktivis

Alexander Wendt berargumentasi bahwa :

Tidak ada hubungan logis maupun kausalitas antara sistem internasional yang egoistic (self help) dan politik kekuasaan dengan logika anarki. Sistem internasional yang egois dan tidak mengenal tolong menolong bukan merupakan struktur alamiah sistem tersebut melainkan hasil dari sebuah proses. Tidak ada logika anarki yang terpisah dari rangkaian praktek (sosial) yang pada saat bersamaan menciptakan sebuah struktur identitas dan kepentingan. Struktur tidak akan terwujud atau tidak memiliki daya pengaruh tanpa adanya proses. Self help dan kekuasaan adalah institusi, bukan ciri esensial anarki. Anarki adalah apa yang dipikirkan oleh negara.27

26

M.Kasyfi Arsyan, Tinjauan Aspek Kebudayaan dan Historis dalam menyoroti Kegagalan Turki Masuk ke dalam Uni Eropa, diakses dari

(19)

19

Asumsi Wendt ini muncul untuk mengkritik asumsi Waltz yang

berpendapat bahwa sistem internasional pada hakikatnya merupakan

distribusi kapabilitas material. Karakternya yang anarkis kemudian

membuat negara masuk ke dalam sistem dimana setiap negara harus

menjamin keamanannya masing-masing. Perilaku negara pada dasarnya

mengikuti pola dasar sistem yang anarki, dengan kata lain perilaku negara

menurut Waltz merupakan respon terhadap kondisi sosialnya.28

Struktur dasar sistem internasional bukan semata distribusi

kekuatan material, tetapi juga distribusi ide.29 Kekuatan material tetap

dianggap penting, akan tetapi kekuatan material itu hanya dapat bermakna

setelah tercipta pengetahuan bersama (share knowledge) melalui proses intersubjektif antar aktor.30

Dalam sistem internasional dimana negara-negara adalah aktor

utama, terdapat dua macam pengetahuan, yaitu private knowledge dan

share knowledge.31 Privat knowledge merupakan pemahaman dasar yang dimiliki negara tentang dirinya. Pemahaman ini berasal dari pergumulan

politik domestik yang dipengaruhi oleh ideologi, ekonomi, agama, budaya

serta sejarah. Dalam konteks sosial, private knowledge ini kemudian

27

Alexander Wendt, (Spring 1992), Anarchy is What States Make of it:The Social Construction

of Power Politics, International Organization, Volume 46 No. 2, hal 394-395. 28

Cecep, Op.cit, hal 15. 29

Wendt, 1999, Social Theory of International Politics, Cambrige, Cambrige University Press, hal 20.

30

Wendt, (Summer 1995), Constructing International Politics, International Security, Volume 20, No. 1, hal 73.

31

(20)

20

membentuk corporate atau personal identity yang membedakan satu negara dengan negara lainnya.32

Konstruktivis lebih memberi fokus pada peranan identitas dalam

menjelaskan prilaku negara. Konstruktivisme oleh Alexander Wendt

didefinisikan sebagai social theory of international system that makes following core claims : (1) states are principal units of analysis for international political theory ; (2) the key structures in the state sistem are inter-subjective, rather than materials ;(3) state identities and interests are important part constructed by these social structure, rather than given exogenously to the sistem by human nature or domestic politics.33

Alexander Wendt mengungkapkan bahwa dalam konstruktivisme,

identitas merupakan konsep sentral untuk mengkonstruksi sesuatu.

Identitas akan bersignifikansi terhadap pembentukan kepentingan dari

aktor tertentu yang dapat berimplikasi terhadap pola interaksi aktor dalam

sistem. Wendt menekankan bahwa identitas dari suatu negara tidak

muncul begitu saja, tetapi dibentuk dari bagaimana pandangan atau

persepsi negara lain terhadap negaranya.34

Identitas dan kepentingan negara dibentuk secara sosial (social constructed), jadi untuk memahami perilaku negara dapat dilakukan dengan memahami konteks sosial antar bangsa dimana negara itu

berkembang dan berinteraksi. Konstruktivis juga menekankan bahwa aktor

32

Ibid, hal 224-225. 33

Ibid, Hal 385.

34 Maja Zehfuss, “Constructivism and Identity” dalam skripsi Purwoko Adhi Nugroho, 2005,

(21)

21

sosial bertindak bukan hanya berpijak pada kepentingannya sendiri, akan

tetapi juga berdasarkan pada nilai dan norma yang telah disepakati

bersama.

Dalam sistem internasional, dimana negara-negara merupakan

aktor utama, terdapat dua macam pengetahuan, yaitu private knowledge dan shared knowledge. Pengetahuan Privat merupakan pemahaman dasar yang dimiliki setiap aktor tentang dirinya. Pemahaman ini berasal dari

pergumulan domestik yang dipengaruhi oleh ideologi, sistem dan kultur

politik, ekonomi, budaya, agama dan sejarah. Melalui private knowledge

negara dapat mendefinisikan lingkungan dan kepentingan nasionalnya

sebelum terjun ke dalam proses interaksi. Private knowledge ini kemudian membentuk corporate identity, yaitu identitas yang membedakan satu negara dengan yang lainnya. Identitas ini merupakan definisi suatu negara

tentang dirinya yang memberikan kesadaran bahwa negara tersebut

berbeda dengan negara yang lainnya. Identitas ini bersifat terbentuk

sebelum negara tersebut berinteraksi dengan negara lain.

Ketika negara melakukan interaksi dalam sistem internasional,

negara telah memiliki modal berupa corporate identity dan kebutuhan dasar. Identitas dan kebutuhan dasar ini terbentuk secara sosial di level

domestik, bukan di level sistem internasional.

Dalam proses interaksi, terjadi distribusi pengetahuan privat secara

timbal balik antar aktor-aktor yang terlibat. Ini adalah proses intersubjektif

(22)

22

identity, yaitu identitas yang dihasilkan dari proses interaksi negara dalam sistem internasional.35 Role Identity adalah definisi negara tentang dirinya yang didasarkan pada definisi negara lain. Pendefinisian inilah yang

kemudian dijadikan oleh masing-masing pihak untuk memutuskan role identity satu sama lain sebagai teman atau musuh dan secara bersamaan merumuskan kepentingan atau tindakan selanjutnya.

Dalam hal ini Iran yang pasca revolusi telah merubah identitasnya

yang mulanya monarki konstitusional menjadi negara dengan sistem

republik islam yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Syiah, dan Suriah

yang sejak dipimpin oleh Hafez al-Assad dan diteruskan oleh anaknya

Bashar al-Assad merupakan sekte Syiah Alawite memberikan sinyal

hubungan baik bagi keduanya yang ditandai dengan sejarah dukungan

Suriah terhadap Iran saat terjadi Perang Iran-Irak tahun 1980. Pada tahun

1982, Israel melakukan invansi ke Libanon dan mengusir pasukan Suriah

yang ada di Libanon, Iran membantu Suriah dengan cara melancarkan

teror dan perang gerilya terhadap pasukan Israel melalui kelompok Syiah

yang ada di Libanon hingga pada tahun 1985 Israel mulai menarik

pasukannya dari Libanon. Hubungan baik antara Iran tersebut terus

berlanjut hingga saat ini.

Berdasarkan pada ide, Iran melihat bahwa kejatuhan Bashar akan

mengancam keberlangsungan penguasaan Syiah di Suriah. Apabila Basar

jatuh, maka kelompok oposisi lah yang akan menggantikan Bashar dan

35

(23)

23

kelompok oposisi tersebut berasal dari kaum Sunni. Kepemimpinan Sunni

di Suriah, dianggap sebagai ancaman untuk keberlangsungan penyebaran

Syiah di Suriah.

Norma yang dimiliki Iran sebagai negara Islam Syiah memberikan

Iran tanggung jawab moral untuk menjadi pelindung sekaligus pemimpin

bagi dunia Islam. Mohammad Javad Larijadi, teoritisi hubungan

internasional pertama Republik Islam, kemudian melahirkan konsep the Mother of the Cities (omm al-qorã‟) of the Abode of Islam. Ekspor revolusi ke seluruh dunia Muslim adalah tugas inheren bagi Iran sebagai

titik episentrum persatuan ummah.36 Iran juga diwajibkan untuk melindungi keselamatan kaum Muslim, dalam hal ini tentu saja muslim

Syiah, sehingga menjadi keharusan bagi Iran untuk mendukung

pemerintahan Bashar dalam konflik Suriah.

I.6 Hipotesa

Berdasarkan pada tinjauan ide, norma, historis dan identitas dalam

konstruktivis, konflik yang terjadi di Suriah dimaknai Iran sebagai perang suci

Syiah-Sunni, sehingga untuk mempertahankan kekuasaan Syiah di Suriah, Iran

mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik tersebut. Iran dan

Suriah dibawah pimpinan Bashar al-Assad saling mendukung dalam upaya

36

(24)

24

mempertahankan dan memperluas pengaruh Syiah, khususnya di Timur Tengah,

sehingga menjadi penting bagi Iran untuk mempertahankan pemerintahan Bashar

al-Assad.

I.7 Metode Penelitian

I.7.1 Tingkat Analisis

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti membagi unit analisa dan

unit eksplanasinya. Unit analisa merupakan perilaku yang hendak

dijelaskan dari penelitian ini. Sedangkan unit eksplanasi merupakan

dampaknya terhadap unit analisis , atau hal yang mampu menjelaskan

mengapa unit analisis itu terjadi. Unit analisis pada penelitian ini adalah

kebijakan Iran untuk mendukung pemerintahan Bashar al-Assad, dan unit

eksplanasinya adalah identitas kesyiahan Iran dan rezim Suriah. Dari unit

analisis ini, dapat diketahui bahwa tingkat analisa dalam penelitian ini

adalah kolerasionis.

I.7.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tipe penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif. yang berupaya

menunjukan sebab yang menjelaskan mengapa unit eksplanasi diyakini

mampu menjelaskan unit analisa, sesuai dengan rumusan masalah yang

ingin menjelaskan dan menyebabkan mengapa Iran mendukung

(25)

25 I.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik

pengumpulan data melalui studi pustaka, yang berarti sumber data dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Data-data sekunder tersebut diperoleh

dari buku, artikel, jurnal, berita, dokumen maupun internet. Dari

sumber-sumber itulah kemudian peneliti mendapatkan data yang relevan

digunakan untuk penelitian ini, yang dalam proses penulisannya kemudian

dklarifikasikan sesuai sub bab masing-masing.

I.7.4 Teknik Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui

beberapa tahapan yaitu , mengklarifikasikan data berdasarkan

kategori-kategori, kemudian data-data yang sudah diklarifikasikan dihubungkan

satu sama lain dengan menggunakan teori yang sudah dipersiapkan. Dari

proses tersebut, maka akan dihasilkan sebuah konstruksi pemahaman

tentang fenomena yang diteliti.

I.7.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan penelitian pada Kebijakan Iran

mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah yang

(26)

26 1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab, yang

masing-masing bab memiliki sub-bab yang sesuai dengan kebutuhan analisis, yaitu

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang

munculnya masalah yang akan diteliti, rumusan masalah,

tujuan dari penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori,

hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Untuk metodologi penelitian, penulis membagi ke dalam

sub tingkat analisis, tipe penelitian, teknik analisis data,

teknik pengumpulan data dan ruang lingkup penelitian.

Bab II Dukungan Iran Tehadap Pemerintahan Bashar al-Assad

yang di dalamnya membahas Gambaran Umum Konflik

Suriah yang dibagi lagi menjadi sub bab Konflik Suriah dan

Kepemimpinan Bashar al-Assad tahun 2000-2010, dan

Kedekatan Iran dengan Rezim Bashar al-Assad yang juga

dibagi menjadi dua sub bab yaitu Hubungan Iran- Suriah

pasca Revolusi Iran, dan Bukti Dukungan Iran terhadap

Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah yang bukti tersebut

terdiri dari Dukungan Ekonomi dan Dukungan Senjata dan

Militer.

Bab III Identitas Syiah Rezim Iran dan Rezim Suriah yang

(27)

27

Iran dan Suriah, dan Persamaan Identitas Kesyiahan Iran

dan Rezim Assad. Historis Syiah Iran dan Suriah dibagi

menjadi sub bab Iran sebagai negara Syiah Pertama di

Dunia, Syiah Alawite Rezim Assad dan Suriah sebagai

Penghubung Iran-Hizbullah. Persamaan Identitas

Kesyiahan Iran juga dibagi lagi menjadi sub bab

Prinsip-prinsip Persaudaraan Syiah, Sistem Politik Syiah dan

Cita-cita Politik Syiah.

Bab IV Analisis Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar

al-Assad.

Bab V Penutup yang berisi Kesimpulan dari seluruh hasil karya

tulis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dan

(28)

i SKRIPSI

KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: TUNIYATI NIM: 08260052

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(29)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINITAHAN

BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFIK SURIAH

Disetujui,

(30)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Rabu

Tanggal : 16 Juli 2013

Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional

(31)

iv

Pernyataan Orisinalitas

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Tuniyati

Tempat, tanggal lahir : Kumai, 07 Juli 1990

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR

AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

Adalah bukan karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benanya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 26 Juli 2013

Yang menyatakan,

(32)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah

Pembimbing : 1. Gonda Yumitro M.A

2. Drs. Abdullah Masmuh M.Si

(33)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Hubungan Iran dan Suriah telah terjalin hampir 30 tahun lebih. Kedua

negara saling bekerjasama dalam beberapa bidang serta kebijakan luar negeri.

Hubungan tersebut juga tetap terjalin sampai pada saat terjadinya konflik Suriah

yang mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang. Dengan kondisi konflik yang

terus menerus menimbulkan korban berjatuhan, Iran memberikan dukungannya

kepada pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik ini. Sebagian besar peneliti

melihat bahwa dukungan yang diberikan Iran terhadap pemerintahan Suriah

sebagai tindakan yang rasional berdasarkan beberapa logika material yang

dipertimbangkan oleh Iran. Akan tetapi penulis melihat bahwa dukungan tersebut

didasari atas faktor ideasional yang tidak semata bersifat material. Penjelasan

terhadap faktor ideasional inilah yang kemudian akan dibahas oleh penulis dalam

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi

ini masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu

masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk

membantu menutupi kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang

tidak hanya bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan

(34)

vii

Muhammadiyah Malang saja akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan

Internasional di Indonesia secara umum. Amien.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 25 Juli 2013

Penulis,

(35)

viii

UNGKAPAN PRIBADI DAN MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Berbuatlah dengan sebaik-baiknya, maka Allah akan memberikan yang terbaik. Doa + Usaha + Kerja Keras = Hasil

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini maka penulis

ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

Allah SWT atas nikmat dan rahmat yang tidak henti-hentinya

diberikan. Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang memiliki alam

semesta ini. Sang Pemilik tiap hembusan napas kita. Innasholati

wanusuki wamahyahya wamamati lillahirobbil alamin.

Terima kasih yang tidak akan pernah habis-habisnya pula untuk

Pahlawan kehidupanku : Ayahku Syahrillah dan Mama Hamsyah, serta

saudara kandung saya: abang Akhmad Syarif, abang Arbain, kakak

Linda, kakak iparku kak Nurul dan adingku Supriyadi dan Imay. Kalian

motivator terbesar dalam hidupku yang selalu memberikan semangat

positif. Kalian keluarga kebanggaanku. Saya sangat mencintai keluarga

ini dan teramat sangat bersyukur memiliki keluarga yang bahagia ini.

Untuk Kedua pembimbing saya yang terhormat: Bapak Gonda

Yumitro S.IP., dan Bapak Drs. Abdullah Masmuh M.Si. terima kasih

banyak atas arahan dan kesabarannya dalam membimbing saya selama

proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk segala kebaikan dan

mohon maaf atas sikap atau tutur kata yang kurang berkenan di hati

selama ini.

Kepada Segenap staf di Jurusan Hubungan Internasional UMM,

terutama kepada Bapak Tonny Dian Effendy S.Sos., M.Si selaku Ketua

Jurusan Hubungan Internasional UMM sekaligus Dosen Wali saya dan

kepada Bapak Ruly Innayah Ramadhoan, Bu Dyah, Mba Mia terima

(36)

ix

Wahyudi, selaku Dekan FISIP UMM dan segenap lingkungan FISIP

UMM.

For my lovely friends in international relations UMM, especially

IR 2008 : Ani, Safa, Mba Dyah, (Tata Astri<thanks a lot tata astir buku,

e-book, n semangatnya>, Acil Rizka<teman seperjuangan, semangat

tarus acil ^_^> n Anita, Amang Wisnu <makasih semanngatnya mang>n

Yudit, Cil Jessi n Sulis, Ferry, Darna n Tika = teman2 seperantauan dari

pulau borneo), Elmo(Nuril, <my first friend in IR, whehehehee, salam

buat bapak n ibu yg buaaiiikk bangett>), Riska Hajuda, Dio<makasih

sudah sabar menghadapi n perbaiki laptopku, teman beda negara yg

baiik..hoho>, Nilam, Kiki, Fitri, Prima(Si IP yg selalu sama,,,hoho), Tiara,

Mega, Anita, Ika, Gesta, Fathor, n Fatur.. Terima kasih juga buat April,

Mba Fitri, Amin n Kholik yang telah banyak membantu dalam proses

skripsi ini.

Sahabat–sahabatku semua yang menemani perjalanan hidupku

selama di Malang Mba Ismah, Tyas, Wiwik, Walid, Yuli, Ima, Rulli, De

Ani n Sri, Cicik, Firda, Rosi, Marieta, Elly, Fevi, De Prastian (makasih

bantuannya), de Galih (makasih e-booknya), Adeng Desi, Eka n Rini, Rio,

Yudi, Al Banna 2008-2012, teman-teman Al Faruq, LDK Kampus, kalian

akan selalu dihati, sahabat selamanya.

Dan kepada seluruh pihak yang belum saya sebutkan disini, saya mohon

maaf dan terima kasih atas bantuan serta partisipasinya.

(37)

x

1.4.2 Matriks Tabel Penelitian Terdahulu………..…….…13

I.5 Landasan Teori ……… ……….…15

I.5.1 Asumsi Dasar Konstruktivis…..…….……….. 15

I.5.2 Identitas dalam Konstruktivis………..………. 18

I.6 Hipotesa ……….………....23

I.7 Metodologi Penelitian……….…………. 24

I.7.1 Tingkat Analisis…….………. 24

I.7.2 Tipe Penelitian ………...24

I.7.3 Teknik Pengumpulan Data………...25

I.7.4 Teknik Analisis Data ………..…. 25

I.7.5 Ruang Lingkup Penelitian ………..…. 25

(38)

xi

BAB II : DUKUNGAN IRAN TERHADAP PEMERINTAHAN

BASHAR AL –ASSAD

II.1 Gambaran Umum Konflik Suriah…...………….………. 28

II.1.1 Konflik Suriah……...…..……….………. 28

II.1.2 Kepemimpinan Bashar Al-Assad Tahun 2000-2010…..………..………. 33

II.2 Kedekatan Iran dengan Rezim Bashar al-Assad…...………...………….……….………. 38

II.2.1 Hubungan Iran-Suriah Pasca Revolusi Iran …...……….………..……. 38

II.2.2 Bukti Dukungan Iran terhadap Bashar Al-Assad dalam Konflik Suriah …...……….……….…. 41

II.2.2.1 Dukungan Ekonomi………...……... 42

II.2.2.2 Dukungan Militer dan Senjata………...…….. 45

BAB III : IDENTITAS SYIAH REZIM IRAN DAN REZIM SURIAH III.1 Sejarah Politik Munculnya Syiah………. 54

III.2 Historis Syiah Iran dan Suriah ………... 59

III.2.1 Iran Sebagai Negara Syiah Pertama di Dunia ……….………... 59

III.2.2 Syiah Alawite Rezim Assad ……….………. 62

III.2.3 Suriah sebagai Penghubung Iran-Hizbullah………… 68

III.3 Persamaan Identitas Kesyiahan rezim Iran dan rezim Suriah ………...………... 69

III.3.1 Prinsip-prinsip Persaudaraan Syiah……...………69

III.3.2 Sistem Politik Syiah ………. 71

(39)

xii

BAB IV : ANALISIS KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD

IV.1 Pengaruh Dukungan Iran terhadap Keberlangsungan Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah ……….80

IV.2 Kedekatan Rezim Iran dan Suriah sebagai Produk Perubahan Identitas Iran Pasca Revolusi ……..…….. ………...83

IV.3 Dukungan Iran terhadap Rezim Bashar sebagai Upaya

Mempersatukan Kekuasaan Syiah……….………87

BAB V : PENUTUP

(40)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arjomand, Said Amir, 2009, After Khomeini: Iran under His Successors. NewYork. Oxford University Press. Guillaume.

Chubin, S., and Tripp, C., Iran and Iraq at War, 1988, London, I.B. Tauris & Co. Ltd.

Cole, Juan, Sacred Space and Holy War ; The Politic culture and History of Shi‟ite Islam, I.B.Tauris Publishers, LONDON, 2002

Couloumbis, A.Theodore dan Wolfe, H. James, 1990, Pengantar Hubungan Internasional, Keadilan dan Power,ABARDIN, Bandung.

Ehteshami, Anoushiravan, and Hinnebusch, Raymond A., Syria and Iran : Middle Powers in a Penetrated Regional System, 1997, London, Routledge.

Husayn Tabatabai, Muhammad, Shi‟te Islam, terjemahan Seyyed Hossein Nasr,

State University of New York Press, 1975.

Jemad, Aleksius, 2008, Politik Global dalam Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Jakarta. Hal 3.

Jurdi Abisaab, Rula, Converting Persia: Religion an Power in Safawi Empire, London I. b Taurus, 2004.

Kegley, Charles W. dan Wittkopf, Eugene R, 2003, World Politics Trend and Transformation, Belmont, Wadsworth.

(41)

xiv

K. M., Fierke, “Constructivism” in International Relations Theories: Discipline

and Diversity, eds. Tim Dunne, Milja Kurki and Steve Smith, 166-184. Oxford: Oxford University Press, 2007.

Kuncahyono, Trias, Dari Damaskus ke Baghdad, 2004, Jakarta, KOMPAS.

Kuncahyono, Trias , Musim Semi di Suriah, 2013, Jakarta, KOMPAS.

M. Ayoub, Mahmoud, The Crisis of Muslim History : Akar-akar Krisis Politik dalam Sejarah Muslim,Bandung, Mizan, 2004.

Ma’oz, Moshe, The “Shi‟i Crescent”: Myth and Reality , Number 15, The Saban Center for Middle East Policy at the Brookings Institution, November 2007.

Mas’oed, Mohtar, 1994, Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodelogi, LP3ES, Jakarta.

Mintz, Alex dan Derouen, Jr., Karl, 2010, Understanding Foreign Policy Decision Making, Cambrige University Press.

Nasr, Vali, Kebangkitan Syiah: Islam Konflik dan Masa Depan, judul asli ; The Shia Revival, terjemahan M. Ide Murteza, Jakarta, Diwan Publishing, 2007

Rahman, Mustafa Abd., 2003, Iran Pasca Revolusi, Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Sou’yb, H. M. Joesoef, 'Syiah: Studi Tentang AlIran-AlIran dan Tokoh-Tokohnya', Jakarta: Al-Husna Zikra, 1997.

Wendt, 1999, Social Theory of International Politics, Cambrige, Cambrige University Press.

(42)

xv

Zainuddin, A. Rahman, dkk. 'Syiah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian,'

PPW-LIPI, Mizan, Jakarta, 2000.

Jurnal

Amir M. Haji-Yousefi, Whose Agenda Is Served by the Idea of a Shia Crescent? , Turkish Journal of International Relations, Volume 8, No. 1, Spring 2009.

Alexander Wendt, (Spring1992), Anarchy is What States Make of it: The Social Construction of Power Politics, International Organization, Volume 46 No. 2.

Alexander Wendt, (Summer 1995), Constructing International Politics, International Security, Volume 20 No. 1.

Current Trends in Islamist Ideology,Volume 8, Hudson Institute, 2009.

Daniel Byman, Saving Syria: Assessing Options for Regime Change, Saban Center at Brookings.

Dawn L. Bartell dan David H. Gray, Conflict in Syria and the Opportunity to Reduce Iran‟s Regional Influence and Iran‟s Threat to the International Community, Global Security Studies, Fall 2012, Volume 3, Issue 4.

Degang Sun, Brothers Indeed: Syria-Iran Quasi-alliance Revisited, Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol. 3, No. 2, 2009.

Elise Perry, The Rise of Shi‟ism in Iran,Cross-sections, Volume VI, 2010.

Ely Karmon, Ph.D., Iran-Syria-Hizballah-Hamas; A Coalition Against Nature Why Doesit Work?, Volume 1, Issue 5, Mei 2008.

(43)

xvi

George Joffé, The Regional Implications of the Conflict in Syria, Norwegian Peacebuilding Resource Centre, May 2012.

Idrees Mohammed, Turkey and Syiria Rivalry on Syiria, Turkey Journal of International Relations, Summer Fall 2011, Volume 10, No. 2-3.

Jeremy M. Sharp, Syria: Background and U.S. Relations, Congressional Research Service, 26 April 2010.

Khalid Sindawi, The Shiite Turn in Syria, Current Trends in Islamist Ideology, Volume 8, Hudson Institute, 2009.

Mehrzad Boroujerdi, Comparative Government and Politic; Iran Briefing Paper, Syracuse University, New York ,2005.

Raymond Hinnebusch: „Introduction: The Analytical Framework‟ in Hinnebusch

and Ehteshami (eds.): The Foreign Policies of Middle East States. 2002, hal. 2 dalam Mari Luomi, Sectarian Identities or Geopolitics?, The Finnish Institute of

International Affairs, 2008

Raymond Hinnebusch, Syria: from „authoritarian upgrading‟ to revolution?,

International Affairs88: 1, 2012.

RobinWright and Peter Baker, “US-Syria Tensions Escalate,” The Washington Post, 16 Februari 2005.

United States Institute of Peace, Syria‟s Alliance with Iran,Washington D.C., USI Peace Briefing, May 2007.

Will Fulton, Joseph Holliday and Sam Wyer, Iranian Strategy in Syria, Institute for the Study of War, Mei 2013.

(44)

xvii

Annan kritik dunia internasional terkait konflik Suriah, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120914_annan_syria_shamefule

pisode.shtml> pada tanggal 20 September 2012.

Beri Dukungan Militer, Iran Resmi Bantu Pemerintah Suriah, diakses dari

<http://www.lensaindonesia.com/2012/08/08/beri-dukungan-militer-iran-resmi-bantu-pemerintah-suriah.html > pada tanggal 26 September 2012.

Birgit Svensson, Peran Iran dalam Perang Suriah, diakses dari <http://www.dw.de/peran-Iran-dalam-perang-Suriah/a-16610186>, pada tanggal 1

Mei 2013.

Cecep Zakaria El Bilad, Konstruktivisme Hubungan Internasional: Meretas Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma, diakses dari <http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jshi/article/view/1129/1208 >, pada tanggal

1 Maret 2013.

Dengan Segala Kesungguhan AS Selama Ini, Ia Tidak Akan Mencapai Tujuannya, diakses dari <http://abna.ir/data.asp?lang=12&Id=207370>, pada tanggal 20

September 2012.

Demonstran nekat beraksi di Damaskus, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110316_damascusprotest.shtml>

, pada tanggal 6 April 2013.

Di Ambang Kejatuhan Bashar al-Assad, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2012/02/01/15542870/Di.Ambang.Kejatuh

an.Bashar.al.Assad>, pada tanggal 6 April 2013.

DKK PBB Akan Lakukan Voting untuk Suriah, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2012/02/04/13080134/DKK.PBB.Akan.La

(45)

xviii

Dukungan Iran atas Suriah Makin Kuat, diakses dari <http://www.narotama.ac.id/index.php/detil_artikel//757/Dukungan_Iran_atas_Su

riah_Makin_Kuat.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Dukungan Iran untuk Suriah tak Tergoyahkan, diakses dari <http://indonesian.irib.ir/sosial/-/asset_publisher/r5EW/content/id/5035820>, pada

tanggal 1 Desember 2012.

Fact Sheet: Treasury Sanctions Major Iranian Commercial Entities, US Department of the Treasury, 23 Juni 2012, diakses dari http://

<www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1217.aspx>, pada tanggal

1 Mei 2013.

Iran Agrees to fund Syrian Military Base,” The Telegraph, 13 Augustus 2011, diakses dari

<http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/8699077/Iran-agrees-to-fund-Syrian-military-base.html>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran Condemns Foreign Interference in Syria, diakses dari <http://english.farsnews.com/newstext.php?nn=9010171825 >, pada tanggal

6April 2013.

Iran helping Assad to put down protests: officials, diakses dari

< http://www.reuters.com/article/2012/03/23/us-Iran-syria-crackdown-idUSBRE82M18220120323>, pada tanggal 6 April 2013.

Iran sends elite troop to aid Bashar Al-Assad regime in Syria, diakses dari

<http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/9526858/Iran-sends-elite-troops-to-aid-Bashar-al-Assad-regime-in-Syria.html>, pada tanggal 30

September 2012.

Iran Tempatkan Penasehat Militer di Suriah, diakses dari,

(46)

xix

IR Iran's 2nd aid consignment arrives in Syria, diakses dari

<http://old.irna.ir/News/Economic/IR-Iran_s-2nd-aid-consignment-arrives-in-Syria/80042279 >, pada tanggal 30 November 2012.

Iran-Suriah Sepakat Bekerjasama Latihan Angkatan Laut, diakses dari

<http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=4206&type=8> , pada tanggal 1 Mei

2013.

Iran warships „dock in Syria‟s Tartus port, al-Jazeera, 20 Februari 2012, diakses dari

<http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/02/20122197221461654.html>

pada tanggal 1 Mei 2013.

Joshua Landis, The Syrian Uprising of 2011: Why The Assad Regime is likely To Survive to 2013, diakses dari< http://www.mepc.org/journal/middle-east-policy-archives/syrian-uprising-2011-why-asad-regime-likely-survive-2013>, pada

tanggal 1 Mei 2013.

Iraq, Iran sign natural gas agreement,” AFP, 25 Juli 2011, diakses dari

<http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gvzWs8kqDopapqC3Tc

2O2zyYttiw?docId=CNG.bdfd412c79e6299f9001bd03821c3cad.331> pada

tanggal 1 Mei 2013.

Koffi Annan Emoh, PBB Tunjuk Utusan Baru untuk Suriah, diakses dari

<http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/08/18/m8xheg-koffi-annan-emoh-pbb-tunjuk-utusan-baru-untuk-Suriah> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Konflik Internasional, Resolusi dan Rekonsiliasi, diakses dari <http://indira-a--

fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59900-Resolusi%20Konflik%20Global-Konflik%20Internasional,%20Resolusi,%20dan%20Rekonsiliasi.html>,pada

(47)

xx

Konflik Suriah Tak Kunjung Reda, diakses dari <http://berita.liputan6.com/read/432568/konflik-suriah-tak-kunjung-reda>, pada

tanggal 28 September 2012.

Konstitusi Republik Islam Iran, diakses dari <http://www.Iranonline.com/Iran/Iraninfo/government/constitution-14.html>,

diakses pada 6 Mei 2013.

KRISIS SURIAH: Iran ngotot intervensi militer bukan solusi, diakes

<http://www.bisnis.com/articles/krisis-suriah-iran-ngotot-intervensi-militer-bukan-solusi>, pada tanggal 28 September 2012.

Lebih dari 30 ribu nyawa melayang akibat konflik Suriah, diakses dari

<http://news.detik.com/read/2012/09/27/101718/2039318/1148/lebih-dari-30-ribu-nyawa-melayang-akibat-konflik-suriah?9911012>, pada tanggal 30

September 2012.

Menlu Suriah: AS Adalah Dalang Dibalik Kekerasan di Suriah, diakses dari

<http://id.berita.yahoo.com/menlu-suriah-adalah-dalang-dibalik-kekerasan-di-suriah-040405123.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Militer Iran Bantu Suriah, diakses dari <http://berita.maiwanews.com/militer-iran-bantu-suriah-27763.html >, pada tanggal 30 September 2012.

M.Kasyfi Arsyan, Tinjauan Aspek Kebudayaan dan Historis dalam menyoroti Kegagalan Turki Masuk ke dalam Uni Eropa, diakses dari <http://www.academia.edu/1764657/Tinjauan_Aspek_Kebudayaan_dan_Historis

_dalam_menyoroti_Kegagalan_turki_masuk_kedalam_Uni_Eropa >, pada tanggal

1 Maret 2013.

(48)

<http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/13/mmpquz-xxi

observatorium-korban-tewas-perang-Suriah-capai-82000-orang >, pada tanggal 15

Mei 2013.

Perang Proxy di Balik Konflik Suriah, diakses dari <http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/07/03/330402/39/6/Perang_P

roxy_di_Balik_Konflik_Suriah>, pada tanggal 21 September 2012.

Permusuhan Iran-Israel 2005-2009 Faktor Sejarah, Leadership, Opini Publik, dan Kebijakan Luar Negeri KeduaNegara dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Kawasan Timur Tengah, diakses dari <http://id.scribd.com/doc/21125418/Permusuhan-Iran-

Israel-2005-2009-Faktor-Sejarah-Leadership-Opini-Publik-Dan-Kebijakan-Luar-Negeri-Kedua-Negara-Dan-Pengaruhnya-Terhadap-Dinamika-K>, pada tanggal

24 September 2012.

Rachel Bronson, Hanging Together or Hanging Separately: Challenges Confronting Syrian Leadership Transition after Asad, diakses dari

<http://www.cfr.org/middle-east/hanging-together-hanging-separately-challenges-confronting-syrian-leadership-transition-after-asad/p3677>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Sebanyak 5.000 orang mengungsi dari Suriah setiap harinya, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/02/130208_Suriah_.shtml>, pada

tanggal 15 Mei 2013.

Suriah Cabut UU Darurat, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2011/04/20/11575468/Suriah.Cabut.UU.D

arurat> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Syria Designations; Syria Identifications; proliferation Designations; Non-proliferation Identifications; Burma Designation Removals; Non-Non-proliferation Designation Removals; Anti-Terrorism Designation Update, US Department of

(49)

xxii

<http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/OFAC-Enforcement/Pages/20120919.aspx>, pada tanggal 6 Mei 2013.

Tehran ready to give Syria $5.8 billion, Reuters, 15 Juli 2011, diakses dari <http://news.yahoo.com/tehran-ready-syria-5-8-billion-report-141048288.html >,

pada tanggal 6 Mei 2013.

Tiga Negara Sepakat Dukung Oposisi Suriah, diakses dari

<http://berita.liputan6.com/read/431694/tiga-negara-sepakat-dukung-oposisi-suriah pada tanggal 30September 2012.>

Treasury Designates Iranian Commercial Airline Linked to Iran‟s Support for Terrorism, US Department of the Treasury, 12 Oktober 2011, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1322.aspx.>, pada

tanggal 1 Mei 2013.

Treasury Sanctions Syrian, Iranian Security Forces for Involvement in Syrian Crackdown,” US Department of the Treasury, June 29, 2011, diakses dari

<http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1224.aspx>, pada

tanggal 1 Mei 2013

Treasury Targets Iranian Arms Shipments, US Department of the Treasury, 27 Maret 2012, diakses dari

<http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1506.aspx>. pada tanggal 1 Mei 2013.

Will Fulton, The Assassination of Iranian Quds Force General Hassan Shateri in Syria, AEI’s Critical Threats Project, 28 Februari 2013, diakses dari

<http://www.Irantracker.org/analysis/fulton-assassination-Iranian-quds-force-general-hassan-shateri-syria-february-28-2013>, pada tanggal 20 Mei 2013

(50)

xxiii

Bilad, Cecep Zakaria, 2011, Rivalitas antara Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivisme Alexander Wendt. (Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang).

Gambar

Tabel.1 Matriks Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Kapasitas tukar kation terhadap unsur logam di dalam tanah berhubungan dengan kandungan asam humat dan fulvat yang merupakan polimer dari asam- asam lemah dimana satu

Beberapa saran yang dapat peneliti sam- paikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran Matematika adalah: (1) bagi siswa; aplikasi GeoGebra pada materi Teorema

Hal ini berhubungan dengan julat pasang harian pada kondisi pasang naik lebih besar dibandingkan saat pasang turun, perbedaan rentang tersebut menyebabkan elevasi muka air

Pada tahap observasi, secara garis besar keadaan kelas pada siklus II adalah: (1) pada fase 1 peneliti dapat menguasai kelas sehingga siswa tidak ramai sendiri

Apabila tidak terdapat data debit banjir sama sekali, dapat ditempuh dengan menentukan dahulu curah hujan rancangan, kemudian diteruskan dengan hitungan debit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital disclosure dan elemen intellectual capital (human capital, structural capital, dan relational

Pembelajaran Berbasis Zone of Proximal Development terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia ”. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat dalam

Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang