• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER KOLOREKTAL

DENGAN TINDAKAN KOLOSTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Patma Ahadani Harahap 101101065

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Nama Mahasiswa : Patma Ahadani Harahap

NIM : 101101065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013/2014

Abstrak

Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada pasien kanker kolorektal, salah satunya dengan pembedahan, contohnya tindakan kolostomi. Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses. Pemasangan kolostomi dapat berdampak pada aspek-aspek kehidupan pasien salah satunya adalah aspek psikologis. Hal ini dapat menyebabkan perubahan konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. Penelitian ini tergolong penelitian deskriftif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di rumah sakit umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 responden di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengambilan data dengan menggukan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah univariat dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi dan persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki konsep diri yang positif (90%), dengan rincian gambaran diri yang positif (62.5%), ideal diri yang positif (82%), harga diri yang positif (97.5%), tetapi dengan peran yang negatif (65%), serta identitas diri yang positif (42.5%). Diharapkan dengan positifnya konsep diri pasien, pasien tetap mempertahankan keadaan psikologisnya dengan cara memberikan dukungan baik secara fisik maupun psikologis.

(4)
(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan tiada henti kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ALLAH SWT. Berkat rahmat, hidayah, serta karunianya, penulis dapat memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, serta dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Tidak lupa shalawat dan salam penulis ucapkan kepada jujungan besar Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini merupakan sebuah karya ilmiah yang menjadi tugas akhir, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh penulis dalam prosesnya. Adanya keterbatasan dalam konteks pengetahuan, pengalaman, dan materi penulisan merupakan indikator yang menyebabkan permasalahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, berkat rahmat dan hidayah ALLAH SWT, serta kontribusi yang diberikan oleh berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan walau tidak sempurna.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan memberikan kontribusi, baik berupa bantuan, motivasi, saran, kritikan, serta dukungan dan Doa, didalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

(6)

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan bapak Ikhsanudin A. Harahap, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Asrizal S.Kep,Ns,RN,WOC(ET)N,CHt,N selaku dosen pembimbing

penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya ditengah-tengah aktifitas dan kesibukan beliau, untuk membimbing dan memberi masukan berupa saran dan kritik yang membangun konsep pemikiran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak untuk kesabaran, dan pengertian bapak.

4. Ibu Yesi Ariani, S.Kep,Ns. M.Kep selaku dosen penguji I dan Ibu Wardiah Daulay, S.Kep,Ns, M.Kep selaku dosen penguji II. Terima kasih atas kesediaan waktu, kesabaran, motivasi, kritik maupun saran yang ibu berikan.

5. Ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik penulis. Terima kasih untuk kesabaran, motivasi, kritik maupun saran yang ibu berikan dalam membimbing penulis selama masa perkuliahan.

(7)

7. Kedua adik-adik penulis tersayang, Riski Maulida Harahap dan Indra Soripada Harahap, terima kasih untuk doa dan dukungannya, semoga kita dapat membanggakan dan membahagiakan orang tua kita.

M. Yudi Pramudiharja S.Sos terima kasih untuk semua ketulusan berupa doa, dukungan, dan motivasi tiada henti yang Pram berikan, sehingga dapat membakar semangat penulis untuk menjadi lebih baik.

8. Ibu Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep. Sp.KMB yang telah bersedia melakukan uji validitas.

9. Kepada Direktur RSUPH Adam Malik Medan beserta staf-stafnya yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

10.Seluruh dosen Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan materi kuliah selama penulis menjalankan studi di Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

11.Pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian penulis.

12.Teman-teman seperjuangan penulis mahasiswa-mahasiswi Fkep 2010, kebersamaan itu akan menjadi kenangan yang manis.

13.Dan semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk dukungannya.

(8)

membuaat karya ilmiah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

3. Tujuan Penelitian………. 5

3.1 Tujuan Umum………... 5

3.2 Tujuan Khusus……….. 5

4. Manfaat Penelitian……… 6

4.1 Pendidikan Keperawatan………... 6

4.2 Praktek Keperawatan………. 6

4.3 Penelitian Keperawatan………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Diri………... 7

1.1 Pengertian Konsep Diri……….. 7

1.2 Komponen Konsep Diri……….. 8

1.2.1 Gambaran Diri………. 8

1.2.2 Ideal Diri……….. 8

1.2.3 Harga Diri………. 9

1.2.4 Peran Diri………. 9

1.2.5 Identitas Diri………. 10

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri………… 11

1.4 Kriteria Kepribadian Sehat……… 13

1.5 Karakteristik Konsep Diri Yang Rendah……….. 14

2. Kanker Kolorektal……….... 15

2.1 Pengertian Kanker Kolorektal………... 15

2.2 Penyebab Kanker Kolorektal………. 16

2.3 Gejala Klinis Kanker Kolorektal……… 17

2.4 Tahapan Perkembangan Kanker Kolorektal……….. 18

2.5 Pencegahan Kanker Kolorektal……….. 19

2.6 Pengobatan Kanker Kolorektal……….. 20

3. Kolostomi……….. 23

3.1 Pengertian Kolostomi………. 23

3.2 Jenis-Jenis Kolostomi………. 24

3.3 Indikasi Kolostomi………. 25

3.4 Komplikasi Kolostomi……… 25

4. Konsep Diri Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi………. 25

BAB III KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Penelitian………... 28

(10)

BAB IV METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian……….. 31

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian……….. 31

3. Populasi Dan Sampel Penelitian………... 32

3.1 Populasi Penelitian………. 32

3.2 Sampel Penelitian………... 32

3.3 Teknik Sampling……… 32

4. Pertimbangan Etik……… 33

5. Instrumen Penelitian………. 33

6. Uji Validitas Dan Reabilitas………. 35

6.1 Uji Validitas………... 35

6.2 Uji Reabilitas……….. 36

7. Rencana Pengumpulan Data………. 36

8. Analisa Data……….. 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian……… 38

1.1 Karakteristik Responden……….. 39

1.2 Deskripsi Konsep Diri Pasien Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi………. 40

1.2.1 Gambaran Diri……….. 41

1.2.2 Ideal Diri………... 42

1.2.3 Harga Diri……….. 43

1.2.4 Peran……….. 44

1.2.5 Identitas Diri………. 45

2. Pembahasan………. 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ………. 54

2. Saran……… 55

2.1 Pendidikan Keperawatan……….. 55

2.2 Praktek Keperawatan………. 55

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian……….. 30 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien…………... 39 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien………. 40 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Pada

Komponen Gambaran Diri……….. 41 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Pada

Komponen Ideal Diri………. 42

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Pada

Komponen Harga Diri……… 43

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Pada

Komponen Peran ……….. 44

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Pada

Komponen Identitas Diri……….. 45

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Kanker

(12)

DAFTAR SKEMA

(13)

Judul : Gambaran Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Nama Mahasiswa : Patma Ahadani Harahap

NIM : 101101065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013/2014

Abstrak

Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada pasien kanker kolorektal, salah satunya dengan pembedahan, contohnya tindakan kolostomi. Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses. Pemasangan kolostomi dapat berdampak pada aspek-aspek kehidupan pasien salah satunya adalah aspek psikologis. Hal ini dapat menyebabkan perubahan konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. Penelitian ini tergolong penelitian deskriftif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di rumah sakit umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 responden di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengambilan data dengan menggukan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah univariat dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi dan persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki konsep diri yang positif (90%), dengan rincian gambaran diri yang positif (62.5%), ideal diri yang positif (82%), harga diri yang positif (97.5%), tetapi dengan peran yang negatif (65%), serta identitas diri yang positif (42.5%). Diharapkan dengan positifnya konsep diri pasien, pasien tetap mempertahankan keadaan psikologisnya dengan cara memberikan dukungan baik secara fisik maupun psikologis.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008 dalam Hartati, 2008). Kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti dan dipandang sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini merupakan ancaman bagi kesejahteraan dan kesehatan manusia secara umum. WHO 2004 (dalam Hendri, 2013) menyebutkan, pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS dan peningkatan jumlah penderita kanker setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta orang dan dua pertiga berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia. Meskipun belum ada data yang pasti tentang jumlah kasus kanker, tetapi dari berbagai laporan di Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus, dari data Depkes didapati angka 1,8 per 100.000 penduduk (Depkes, 2006 dalam Rusga, 2012).

Kasus kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang sangat mematikan. Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rectum, appendix (Soebachman, 2011). Meskipun demikian, kanker kolorektal dapat disembuhkan dengan metode operasi kolostomi. Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991 dalam Hidayat, 2010). Tindakan kolostomi dapat dilakukan kesemua individu tanpa batasan usia, dari bayi sampai usia lanjut. Namun pemasangan kolostomi ini harus disesuaikan dengan indikasi penyakit dan keadaan pasien.

(15)

Menurut Stuart & Sundeen (1992 dalam Hartati, 2008) konsep diri merupakan semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman objek, tujuan dan keinginannya. Konsep diri merupakan cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

Konsep diri dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan kematangan, budaya, sumber eksternal dan internal, pengalaman sukses dan gagal, stressor, usia, keadaan sakit serta trauma. Pembagian konsep diri terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Dengan konsep diri yang baik, maka seseorang akan memiliki keseimbangan dalam kehidupannya (Tarwoto& Wartonah, 2003).

Penderita kanker kolorektal pada umunnya akan memiliki gambaran diri yang pesimis sehingga individu tersebut akan kurang stabil, kurang realistis, dan kurang konsisten terhadap gambaran dirinya, sehingga akan memperlihatkan menurunnya kemampuan terhadap tindakan yang memacu sukses dalam kehidupan.

Jika dilihat dari sudut padang ideal dirinya, seperti yang dikemukakan Tarwoto & Wartonah, (2011), orang yang terdiagnosis kanker kolorektal akan melenceng dari berperilaku yang sesuai dengan standart pribadi, aspirasi, tujuan, ataupun penilaian personal tertentu, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pasien kanker kolorektal tidak bertindak sesuai apa yang diinginkannya.

Menurut Alimul, (2006 dalam Hartati, 2008) harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun orang lain, penghargaan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati, oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya. Pada pasien kanker kolorektal harga dirinya akan menurun disebabkan oleh individu akan merasa tidak dihargai, malu, serta individu akan merasa kehilangan kepercayaan akan dirinya.

(16)

dikarenakan oleh ketidakmampuannya terlibat terlalu sering dalam aksi sosial yang menyebabkan kekambuhan atau memperparah penyakit kanker tersebut.

Alimul, (2006) dalam Hartati (2008) mengemukakan bahwa identitas diri adalah penilaian tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencangkup konsistensi seseorang sepanjang waktu dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan jika kita melihat dari identitas dirinya, maka orang yang terkena kanker kolorektal akan memiliki identitas diri yang negatif pula, karena individu hanya memihat dirinya dari segi ketidaksempurnaannya, serta menilai dirinya sendiri memiliki keadaan yang buruk dan berbeda dengan orang lain.

Tindakan kolostomi atau pemasangan stoma usus dipandang sebagai suatu beban stress yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Pada awalnya subjek penderita akan merasa tidak nyaman, malu, cemas dan masalah-masalah lainnya. Pada suatu penelitian mengemukakan bahwa kolostomi berpengaruh pada keterbatasan aktifitas sehari-hari dan pergaulan sosialnya (Gooszen, dkk, 2000 dalam Kangofunohibi, 2011). Pada subjek yang memakai kolostomi memiliki kesulitan untuk mempertahankan atau memulai hubungan sosialnya dengan masyarakat dikarenakan oleh kehilangan harga diri akibat bau busuk, tumpahan atau kebocoran feses yang encer dan ketidakmampuan mengatur defekasi. Faktor-faktor ini akan menyebabkan perubahan pada konsep diri pasien.

Keadaan yang telah dipaparkan diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan Kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3. Tujuan penelitian

3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. 3.2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi gambaran diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

b. Untuk mengidentifikasi ideal diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi c. Untuk mengidentifikasi harga diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan

(17)

d. Untuk mengidentifikasi peran pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. e. Untuk mengidentifikasi identitas diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan

kolostomi.

4. Manfaat Penelitiaan

4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan tambahan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai konsep diri pada penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

4.2 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan bagi perawat dalam memahami kondisi pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi sehingga dapat memberikan motivasi kepada penderita kanker kolorektal untuk dapat meningkatkan konsep dirinya yang positif

4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsep diri pada pasien dengan tindakan pembedahan lainnya.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : Konsep diri, konsep kanker kolorektal, konsep kolostomi serta konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

1. Konsep Diri

1.1 Pengertian konsep diri

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan denga realitas dunia (Stuart & Sundeen, 1998).

Menurut Potter, (2005) konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.

1.2 Komponen Konsep Diri

1.2.1 Gambaran Diri (body image)

Gambaran diri adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan masa sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).

(19)

1.2.2 Ideal Diri

Menurut Stuart & Sundeen, (1998) ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berprilaku sesuai standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu.

Suliswati, (2005 dalam Handayani, 2008) menagatakan bahwa ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri .

1.2.3 Harga Diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga ( Stuart & Sundeen, 1998).

Menurut Alimul, (2006) harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya.

1.2.4 Peran

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana sesorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih individu.

Menurut Stuart & Sundeen, (1998) penyesuaian individu terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan.

(20)

1.2.5 Identitas Diri

Identitas diri adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai dari masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja ( Stuart & Sundeen, 1998).

Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Menurut Suliswati, (2005 dalam Tarwoto & Wartonah, 2011) identitas diri merupakan sintesis dari semua konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut/jabatan dan peran.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep diri

Menurut Stuart & Sundeen, (1991 dalam Handayani, 2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu:

1. Teori Perkembangan

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.

2. Significant Other (orang yang terpenting atau terdekat)

Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interpretasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosial.

3. Self Perception (persepsi diri sendiri)

(21)

melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif dan dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Tarwoto & Wartonah, (2011) yaitu:

a) Tingkat perkembangan dan kematangan

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.

b) Budaya

Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya. Orangtua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikososial. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikososial adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

c) Sumber eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep dirinya. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.

d) Pengalaman sukses dan gagal

Adanya kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian juga sebaliknya.

e) Stresor

Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan kecemasan.

f) Usia, keadaan sakit dan trauma

(22)

1.4 Kriteria Kepribadian sehat

Kriteria kepribadian yang sehat menurut Tarwoto & Wartonah, (2011) yakni: a. Citra tubuh yang positif dan akurat

Kesadaran akan diri berdasarkan atas obsevasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.

b. Ideal dan realitas

Individu mempunyai ideal diri yang realistis dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.

c. Konsep diri yang positif

Konsep diri yang positif menujukkan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya. d. Harga diri tinggi

Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang dia inginkan.

e. Kepuasan penampilan peran

Individu mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.

f. Identitas jelas

Individu merasakan keunikan dirinya dan member arah kehidupan dalam mencapai tujuan.

Menurut Stuart & Sundeen, (1998) individu dengan kepribadian sehat akan mengalami hal- hal berikut, yaitu citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realistik, konsep diri yang positif, harga diri yang tinggi, penampilan peran yang memuaskan dan rasa identitas yang jelas.

1.5 Karakteristik konsep diri yang rendah

(23)

2. Kanker Kolorektal

2.1 Pengertian Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rectum, appendix (Soebachman, 2011). Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang paling sering terjadi dan merupakan kanker penyebab kematian nomor 2, angka kejadian kanker kolorektal biasanya mulai umur 40 tahun, dan puncaknya pada umur 60-75 tahun.

Kanker kolorektal adalah suatu keganasan yang terjadi di usus besar dan rektum.Dari data didapatkan 50 persen penderita kanker kolorektal meninggal dikarenakan penyakit ini. Hal ini disebabkan karena pada stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga pasien baru datang setelah ada gejala yang biasanya sudah pada stadium akhir, yang menyebabkan penanganan kuratif sudah tidak dapat dilakukan lagi.

Kanker kolorektal merupakan beban kesehatan utama di seluruh dunia. Kejadian dan kematian dari kanker kolorektal mengalami penurunan lambat selama 20 tahun di Amerika Serikat. Namun, kanker kolorektal tetap penyebab ketiga kanker yang berhubungan dengan kematian pada tahun 2008 (ACS, 2009 dalam Lie, 2010).

Sekarang ini kanker kolorektal telah menjadi salah satu dari kanker yang banyak terjadi di Indonesia, data yang dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan salah satu dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria maupun wanita (Soeripto, 2003)

2.2 Penyebab Kanker Koloretal

Penyebab pasti kanker ini masih belum diketahui, tetapi beberapa kondisi yang dikenal sebagai sindrom poliposis adenomatosa memiliki predisposisi lebih besar menjadi resiko kanker kolorektal (Dragovich, 2009 dalam Muttaqin, 2011).

(24)

keturunan/genetika, seseorang yang mempunyai riwayat keluarga kanker kolon,memiliki resiko tinggi mengidap kanker; (e) Makanan, dalam hal ini makanan memegang peranan penting dalam resiko kanker kolorektal. Pada umumnya terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi rendah serat dan tinggi protein hewani, lemak dan karbohidrat.

Faktor lain yang beresiko tinggi untuk mengembangkan kanker kolon, meliputi hal-hal berikut : (a) Kolisitis Ulseratif atau penyakit Crohn (Glick, 2000); (b) Kanker payudara, rahim, atau ovarium sekarang atau di masa lalu (Agrawal, 2008); (c) Obesitas telah diidentifikasi sebagai faktor resiko kanker usus besar (Gittens, 2009); (d) Merokok telah jelas dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi untuk kanker usus besar.

2.3 Gejala Klinis Kanker Kolorektal

Manifestasi klinis meliputi perubahan-perubahan kebiasaan usus besar, perubahan bentuk tinja, lemah, pendarahan pada rektum, mual, muntah maupun tanda dan gejala-gejala penyumbatan usus besar. Nyeri menjadi gejala akhir (Keperawatan Medikal Bedah Edisi1).

Menurut Soebachman, (2011) gejala awal kanker kolorektal biasanya tidak jelas. Misalnya berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang signifikan di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejala yang muncul akan semakin banyak. Dalam hal ini gejala kanker kolorektal dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis). Berikut adalah penjelasannya :

1. Gejala Lokal

Gejala lokal ini antara lain berupa: (a) Perubahan kebiasaan buang air; (b) Perubahan frekuensi buang air. Bisa berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare), ada sensasi seperti belum selesai buang air (masih ingin tetapi sudah tidak bisa keluar), dan ada perubahan diameter/ukuran feses. Keduanya adalah cirri khas kanker kolon; (c) Perubahan wujud fisik feses, yakni feses bercampur darah, feses bercampur lendir, feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan disaluran cerna bagian atas; (d) Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar. Hal ini terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor; (e) Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita.

(25)

Gejala umum antara lain: (a) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas; (b) Hilangnya nafsu makan; (c) Anemia; (d) Sering merasa lelah; (e) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.

3. Gejala Metastatis

Jika kanker kolorektal menyebar ke hati, maka gejala yang timbul antara lain: (a) Kondisi tubuh penderita tampak kuning; (b) Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, disekitar lokasi hati; (c) Pembesaran hati, biasanya akan tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter.

2.4 Tahapan Perkembangan Kanker Kolorektal

Menurut Soebachman, (2011) keganasan pertumbuhan sel kanker kolorektal bergerak secara perlahan. Waktu yang diperlukan untuk berkembang hingga menampakkan gejala-gejala yang jelas adalah sekitar 15-20 tahun. Tahap-tahap perkembangan kanker kolon adalah Stadium 0 adalah tahap ditemukannya sel-sel kanker, tetapi hanya pada lapisan terdalam kolon atau rectum. Stadium I : Merupakan tahapan ketika sel kanker telah mulai tumbuh di dinding dalam kolon dan rectum, tetapi belum tembus keluar. Pada stadium II kanker mulai menyerang jaringan sekitarnya, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening. Stadium III :adalah tahap ketika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tetapi belum menyebar kebagian tubuh yang lain. Sedangkan pada stadium IV Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-paru.

2.5 Pencegahan Kanker Kolorektal.

Ada banyak cara untuk mencegah munculnya kanker kolorektal. Diet yang mengandung rendah lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan. Mengurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar, dan diawetkan. Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun. Untuk yang berusia di atas 50 tahun sebaiknya melakukan skrining kanker usus melalui teropong usus (kolonoskopi) sebagai bagian dari periodic check up.

(26)

2.6 Pengobatan Kanker Kolorektal

Tingkat kesembuhan kanker kolorektal stadium dini (belum menembus usus besar) dalam waktu 5 tahun adalah sebesar 90%. Tetapi jika sudah berada pada stadium lanjut maka tingkat kesembuhan dalam waktu 5 tahun sebesar 10%. Pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker kolorektal akan sangat tergantung pada stadium, posisi, dan ukuran serta penyebarannya (Soebachman, 2011).

Ada beberapa pilihan dalam pengobatan kanker kolorektal biasanya meliputi : a. Sistemik Kemoterapi

5-fluorourasil tetap menjadi rejimen kemoterapi pilihan untuk kanker kolon baik dalam pengaturan ajuvan dan metastasis. Dalam 10 tahun terakhir, kombinasi regimen tersebut memberikan tingkat kemanjuran dan meningkatkan perkembangan masa hidup pada pasien dengan metastasis kanker kolon. Selain 5-fluorourasil, fluoropyrimidines seperti capecitabine (xeloda) dan tegafur digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan oxaliplatin (Eloxatin) dan irinotecan. Beberapa rejimen kombinasi standart menggunakan infus terus berkepanjangan yang mengandung fluorourasil atau capecitabine. Ketersediaan kelas baru obat-obatan dan produk biologis aktif untuk kanker kolon diharapkan dapat menambah kelangsungan hidup untuk pasien dengan penyakit metastatis dari 12 bulan pada 2 dekade yang lalu menjadi sekitar 22 bulan saat ini (Kim, 2009 dalam Muttaqin, 2011).

b. Ajuvan (Pascaoperasi) Kemoterapi

Terapi standar kanker kolorektal stadium II akhir dan stadium III diberikan kombinasi fluorourasil dan levamisole seperti dalam bentuk leucovorin. Pendekatan ini telah diuji di beberapa uji acak yang besar dan telah terbukti mengurangi individu 5 tahun resiko kanker kambuh dan kematian sekitar 30% (Arkenau, 2008 dalam Muttaqin, 2011).

Meskipun informasi tentang hasil terapi ajuvan dalam tahap II dan III kanker kolon terbatas, suatu kumpulan data dikumpulkan oleh ajuvan Colon Cancer group endpoint

dengan fluorourasil berbasis terapi ajuvan baru-baru ini dianalisis. Para penulis menyimpulkan bahwa kemoterapi ajuvan penyakit signifikan memberikan manfaat kelangsungan hidup karena mengurangi tingkat kekambuhan terutama dalam 2 tahun pertama terapi ajuvan, tetapi dengan beberapa keuntungan di tahun 3-4 (Sargent, 2009 dalam Mutaqqin, 2011).

c. Agen Biologis

(27)

merupakan antibody monoklonal pada faktor pertumbuhan endotel vascular (VEGF) dengan menunjukkan perkembangan membaik dan kelangsungan hidup secara keseluruhan ketika bevacizumab ini ditambahkan ke kemoterapi (IFL,fluorourasil ditambah irinotecan). Sebuah analisis kobort dari pasien yang lebih tua (umur 65 tahun atau lebih) dari 2 uji klinis acak memeriksa bevacizumab ditambah manfaat fluorourasil berbasis kemoterapi pengobatan kanker kolorektal metastatic. Studi menyimpulkan bahwa penambahan bevacizumab untuk kemoterapi fluorourasil secara keseluruhan memberikan perbaikan dan kemajuan masa hidup pada pasien tanpa peningkatan resiko pengobatan pada kelompok usia yang lebih tua (Kabbinavar, 2009 dalam Muttaqin, 2011).

d. Terapi Radiasi

Sampai saat ini radiasi tetap merupakan modalitas standar untuk pasien dengan kanker rectal, peran terapi kanker kolon masih terbatas. Terapi ini tidak memiliki peran dalam pengaturan ajuvan atau dalam pengaturan metastatis. Terapi ini terbatas pada terapi paliatif, Untuk metastatis dipilih sisi lain seperti tulang metastatis. Lebih baru dan lebih selektif secara pemberian terapi radiasi seperti stereotatic radioterai (CyberKnife)

(Dragovich, 2009 dalam Muttaqin, 2011). e. Terapi bedah

Pembedahan biasanya merupakan pengobatan utama untuk kanker usus stadium awal. Biasanya bagian usus yang terkena kanker akan diangkat, kemudian disambungkan kembali dengan bagian usus yang tersisa.

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.

Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut (Doughty & Jackson, 1993 dalam Haq 2011) :

a. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)

b. Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)

c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi

(28)

3. Kolostomi

3.1 Pengertian Kolostomi

Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara kolon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya (Ilmu bedah, Thiodorer Schrock, 1983 dalam Silahoi, 2012). Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993 dalam silahoi, 2012). Kolostomi merupakan pengalihan isi kolon, yang dapat permanen atau sementara. Kolostomi asenden, transversum dan sigmoid dapat dilakukan. Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006 dalam Slideshare,2012

3.2 Jenis-jenis Kolostomi

Menurut Perry dan Potter, (2005) terdapat tiga jenis konstruksi kolostomi, yaitu: 1. Loop Colostomy

Loop colostomy (colostomy lengkung) biasanya dilakukan dalam keadaan darurat saat petugas kesehatan mengantisipasi penutupan kolostomi.

2. End Colostomy

End colostomy (kolostomi ujung) terdiri atas satu stoma yang dibentuk dari ujung proksimal usus, dengan bagian distal sistem pencernaan diangkat atau dijahit, dan dibiarkan pada ruang abdomen. Untuk beberapa klien kolostomi ujung dilakukan sebagai terapi pembedahan pada kanker kolorektal.

3. Double-Barrel Colostomy

Kolostomi double-barrel terdiri atas dua stoma yang berbeda, yaitu ujung proksimal untuk membentuk stoma fungsional dan ujung distal untuk membentuk stoma yang tidak fungsional.

Menurut Suriadi, (2006 dalam Slideshare, 2012) jenis kolostomi berdasarkan lokasinya, yaitu:

(a) Transversokolostomi merupakan kolostomi dikolon transversum; (b) Sigmoidostomi merupakan kolostomi di digmoid; (c) Kolostomi desenden yaitu

(29)

3.3 Indikasi Kolostomi

Tindakan pembedahan kolostomi dapat di indikasikan pada penyakit usus yang ganas seperti carcinoma pada usus,kondisi inveksi tertentu pada kolon, trauma kolon, diversi pada anus malformasi, diversi pada penyakit hirschprung dan diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid dan anal.

3.4 Komplikasi Kolostomi

Insiden komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibanding pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu serta tanda syok. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth, 2000 dalam Slideshare, 2012).

4. Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal dengan Tindakan Kolostomi

Individu kanker kolorektal pada umumnya memiliki konsep diri negative, yang disebabkan kanker kolorektal merupakan kanker penyebab kematian nomor dua pada pria dan nomor tiga pada wanita (WHO, 2006). Kanker kolorektal ini menyebabkan penderitanya harus melakukan tindakan pengobatan ataupun pembedahan, salah satunya dengan tindakan kolostomi. Tindakan kolostomi atau pemasangan stoma ususdapat berdampak pada aspek-aspek kehidupan dari pasien salah satunya adalah aspek-aspek psikologis. Aspek psikologis ini mengacu pada aspek positif, spiritual, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi, gambaran diri dan penampilan, harga diri dan efek negatif. Sebuah ostomi dapat menimbulkan perubahan citra tubuh yang serius terutama jika ostomi tersebut bersifat permanen. Pemasangan stoma usus dipandang sebagai suatu beban stress yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dengan berbagai dimensinya. Pada awalnya subjek penderita merasa tidak nyaman, malu, nyeri, cemas, dan masalah-masalah lainnya.

(30)

merupakan item kualitas hidup yang skornya paling rendah pada subjek yang memiliki stoma usus. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang variasi cara pemenuhan kebutuhan seksual yang menimbulkan rasa kurang percaya diri untuk berhubungan seksual. Adanya stoma usus pada dinding perut sering menimbulkan citra diri negatif dan mengurangi daya tarik pada lawan jenisnya. Pemasangan stoma pada dinding usus

juga berakibat merasa terhambat untuk berjalan, bekerja, melakukan aktifitas sehari hari dan akhirnya berimplikasi pada biaya untuk kebutuhan sehari-hari

(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep diri pasien kanker kolorektal dengan pemasangan kolostomi. Kanker kolorektal adalah suatu keganasan yang terjadi di usus dan rektum dan appendix (Soebachman, 2011). Banyak tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada pasien kanker kolorektal, salah satunya dengan pembedahan, contohnya tindakan kolostomi. Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993 dalam silahoi, 2012). Pemasangan kolostomi dapat berdampak pada aspek-aspek kehidupan pasien salah satunya adalah aspek psikologis. Perubahan psikologis yang mungkin terjadi adalah merasa tidak nyaman, malu, nyeri, cemas, merasa tidak berdaya, tidak percaya diri, bahkan bila kemampuan adaptasinya tidak mencukupi pasien bisa putus asa, depresi dan jatuh pada kondisi buruk kesehatannya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya baik itu perubahan fisik maupun psikologis dapat menyebabkan perubahan konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. Konsep diri terdiri dari lima komponen yaitu gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Skema 1 : Kerangka konseptual penelitian gambaran konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

Pasien kanker

kolorektal dengan tindakan

kolostomi : 1. Gambaran diri 2. Ideal diri 3. Harga diri 4. Peran 5. Identitas diri

(32)

2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1. Konsep diri kanker kolorekta yang dialami oleh pasien yang berhubungan dan terkait dengan hubungan-nya terhadap diri sendiri dan orang lain. Konsep diri terdiri dari:

a. Gambaran diri

(penggabungan dari sikap pasien kanker kolorektal baik disadari atau tidak yang berkaitan dengan kondisi penyakit kanker kolorektal.)

b. Ideal diri ( perilaku pasien kanker kolorektal yang seharusnya dia lakukan sebagaimana perilaku sebe narnya dalam menyikapi kanker kolorektal.)

c. Harga diri (penilaian pasien kanker kolorektal tentang apa yang telah didapat dengan melihat seberapa baik seseorang sesuai ideal dirinya.)

d. Peran diri (seluruh sikap dan perilaku, nilai serta tuj

(33)

uan yang diharapkan mas yarakatdari pasien kanker kolorektal didalam

kelompok sosialnya). e. Identitas diri (suatu

penilaian tentang diri

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umum Puasat Haji Adam Malik Medan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Adapun Rumah Sakit ini dipilih peneliti karena rumah sakit ini termasuk rumah sakit tipe A yag merupakan rumah sakit pusat rujukan yakni dari Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi NAD, sehingga diperkirakan lokasi ini memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa dilakukan penelitian, selain itu rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Serta disamping itu juga pertimbangan efisiensi biaya penelitian dan waktu dimana lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2013 sampai dengan Juni 2014. Dan pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 16 April sampai dengan16 Mei 2014.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi yang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan selama bulan Januari-Oktober pada tahun 2013. Dari hasil survey awal yang telah dilakukan, didapat laporan tentang jumlah populasi pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi pada tahun 2013 adalah sebanyak 40 orang (Rekam Medik RSUPH Adam Malik, 2013).

3.2 Sampel Penelitian

(35)

ditetapkan (Saryono, 2008). Adapun kriteria yang dimaksud adalah pasien yang melakukan perawatan di RSUPH Adam Malik Medan di ruang RB3, pasien yang dirawat inap dan bersedia menjadi responden.

3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling jenis total sampling yaitu seluruh populasi diteliti (Machfoedz, 2013). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang sedikit yaitu hanya 40 orang.

4. Pertimbangan Etik

Objek penelitian ini adalah manusia dimana pertimbangan etik sangat penting. Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin pengumpulan data oleh Direktur RSUPH Adam Malik Medan. Penelitian ini mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan dan ketidaksediaannya untuk dijadikan objek penelitian. Lembar persetujuan

(informed concent) ditandatangani berdasarkan keinginan objek penelitian. Peneliti akan menjelaskan tujuan, sifat dan manfaat penelitian. Kerahasiaan informasi (confidentiality) yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti. Untuk menjaga kerahasiaan (anonimity) maka kuesioner akan diberi kode tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi yang berisi identitas pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi, dan konsep diri yang terdiri dari beberapa variabel yaitu gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri yang merupakan hasil modifikasi peneliti.

Kuesioner data demografi responden meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, agama pekerjaan dan penghasilan keluarga. Data Demografi responden tidak akan dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden.

(36)

Pernyataan tentang gambaran diri terdiri dari pernyataan positif (no 1), pernyataan negatif (no 2-5), pernyataan tentang ideal diri terdiri dari pernyataan positif (no 9-10), pernyataan negatif (no 6-8), pernyataan tentang harga diri terdiri dari pernyataan positif (no 13-15), pernyataan negatif (no 11-12), pernyataan tentang peran terdiri dari pernyataan positif (no 19-20), pernyataan negatif (no 16-18), serta pernyataan tentang identitas diri terdiri dari pernyataan positif (no 24-25), dan pernyataan negatif (no 21-23).

Setiap pernyataan memiliki tiga alternatif jawaban yakni sering, kadang-kadang dan tidak pernah, bila pernyataan positif jawabannya (sering) diberi nilai 3 dan jika (kadang-kadang) diberi nilai 2 dan jika (tidak pernah) diberi nilai 1, sebaliknya untuk pernyataan negatif jika jawabannya (sering) diberi nilai 1, jika (kadang-kadang) diberi nilai 2 dan jika (tidak pernah) diberi nilai 3. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 75 dan terendah adalah 25.

Dalam menentukan hasil ukur konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi digunakan rumus statistic menurut Sudjana (2002), yaitu: P = rentang kelas / banyak kelas, dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Rentang kelas sebesar 50 dan banyak kelas 2. Sehingga nilai P = 25. Maka didapatkan hasil ukur konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi sebagai berikut: nilai 25-50 nilai terendah dan nilai 51-75 nilai tertinggi.

6. Uji Validitas dan Reabilitas

6.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran pengamatan yang berarti kehandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian harus dapat mengukur apa yang harusnya diukur (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas isi untuk mengukur kevaliditasan instrument penelitian yaitu kuesioner. Validitas isi adalah tingkat reprentativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep variabel sebagaimana dirumuskan dalam defenisi operasional (Machfoedz, 2013). Karena instrument ini dibuat sesuai dengan rumusan-rumusan yang ditetapkan oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian yaitu menggambarkan bagaimana konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi, dalam hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Rosina Tarigan, S.Kp, M.kep. Sp.KMB CWCC selaku orang yang ahli mengenai keperawatan medikal bedah Program Studi Ilmu Keperawatan USU.

(37)

6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2008). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila data memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama (Arikunto,2010). Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Teknik mencari reliabilitas yang digunakan peneliti yaitu rumus cronbach alfa, karena peneliti memiliki instrument dengan skala pengukuran yaitu skala Likert. Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan bantuan komputerisasi. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha sebesar 0,876. Suatu instrument dikatakan reliable jika koefisiennya lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999). Dengan demikian maka instrument konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi dikatakan reliable.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah melakukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengirimkan permohonan izin pengambilan data yang diperoleh dari fakultas ke RSUPH Adam Malik Medan. Setelah mendapat persetujuan dari RSUPH Adam Malik Medan, peneliti melaksankan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan). Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap responden. Selama wawancara responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

8. Analisa Data

Analisa yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Kemudian setelah itu, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan cara editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya memasukkan (entry) secara komputerisasi.

(38)
(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 16 April 2014 sampai dengan 16 Mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan meliputi karakteristik responden dan Konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

(40)

1.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien Kanker Kolorektal dengan Tindakan Kolostomi di RSUPH. Adam Malik Medan Tahun 2014 (n=40)

Data demografi Frekuensi (n) Persentase (%)

(41)

Tabel 5.1 merupakan hasil penelitian karakteristik responden,adapun deskripsi data demografi penelitian meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan dan penghasilan keluarga. Dalam penelitian ini responden yang diteliti didominasi jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 responden (65%) . Dari 40 responden, mayoritas memiliki umur 46-60 tahun (35%), interval umur dibuat berdasarkan pendapat Pieter (2010). Dari segi pendidikan mayoritas pendidikan responden adalah SLTA sebanyak 16 responden (40%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 16 responden (40%). Mayoritas responden berstatus sudah menikah yaitu 36 responden (90%). Agama yang paling banyak adalah agama islam sebanyak 24 responden (60%). Mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta sebanyak 16 responden (40%). Dan untuk penghasilan keluarga responden mayoritas berpenghasilan > Rp. 2.000.000 sebanyak 22 responden (55%)

1.2 Deskripsi Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal dengan Tindakan kolostomi

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di RSUPH. Adam Malik Medan

Konsep diri Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif Negatif

36 4

90 10

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dengan kuesioner yang diberikan kepada 40 responden pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi yang menjadi responden diperoleh bahwa dari 40 responden tersebut, terdapat mayoritas responden memiliki konsep diri yang positif yaitu 36 responden (90%).

(42)

1.2.1. Gambaran Diri

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Konsep Diri Pasien Kanker Kolorektal dengan Tindakan Kolostomi pada Komponen Gambaran Diri, (n=40)

Pernyataan Positif Negatif

N % N %

- Gambaran Diri

1. Kebersihan tubuh 2. Kelengkapan tubuh

3. Keadaan sebelum terpasang kolostomi 4. Perasaan benci dengan kolostomi 5. Perasaan jijik dengan kolostomi

40

(43)

1.2.2. Ideal Diri

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi pada komponen ideal diri, (n=40)

Pernyataan Positif Negatif

N % N %

- Ideal diri

1. Perasaan cemas tidak dapat beraktifitas setelah terpasang kolostomi

2. Malas beraktifitas setelah terpasang kolostomi

3. Takut gagal beraktifitas seperti orang lain

4. Tetap merencanakan hidup walaupun terpasang kolostomi

5. Yakin aspirasi masih ditanggapi

30

(44)

1.2.3. Harga Diri

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi pada komponen harga diri, (n=40)

Pernyataan Positif Negatif

n % N %

- Harga Diri

1. Merasa tidak dihargai setelah terpasang kolostomi

2. Memandang negatif terhadap tubuh

3. Yakin keluarga dapat menerima keadaan

4. Yakin tetap berguna bagi orang terdekat

5. Yakin tetap semangat menjalani kehidupan

(45)

1.2.4. Peran

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi pada komponen peran, (n=40)

Pernyataan

Positif Negatif

N % N %

- Peran

1. Tidak dapat membantu keluarga

2. Tidak mempunyai peran penting dalam keluarga dan kehidupan sosial

3. Tidak dipercaya lagi Memegang peran untuk melakukan aktivitas berat 4. Senang karena aktivitas menjadi ringan setelah terpasang kolostomi 5. Masih dapat melakukan pekerjaan dengan baik

(46)

1.2.5. Identitas diri

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi pada komponen identitas diri, (n=40)

Pernyataan Positif Negatif

N % N %

- Identitas Diri

1. Selalu membutuhkan pertolongan orang lain 2. Kehidupan terasa berbeda 3. Merasa minder setelah terpasang kolostomi

4. Kolostomi tidak menghalangi untuk bergaul dengan orang lain 5. Yakin tetap dihargai sebagai manusia

Mayoritas identitas diri responden adalah positif yaitu 25 orang (62,5%). Analisa data menunjukkan bahwa (100%) responden mengungkapkan bahwa mereka yakin tetap dihargai sebagi manusia. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7.

(47)

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi berusia 46-60 tahun sebanyak 14 responden (35%). Hal ini sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Soebachman (2011) bahwa umumnya penderita kanker kolorektal dimulai dari umur 40 tahun. Kanker kolorektal mayoritas terjadi pada usia tersebut karena pada usia tersebut system kekebalan tubuh cenderung terus menurun. Kekebalan tubuh pada umumnya menurun karena hidup yang kurang tertib, jika irama hidup tidak teratur, pola makan kacau dan gizi tidak memadai, dalam bekerja tidak mempunyai pola jeda, waktu tidur yang tidak tentu, dan badan tidak cukup bergerak hal itu cenderung melemahkan kondisi tubuh

Tingkat pendidikan mayoritas SLTA yakni sebanyak 16 responden (40%) dan perguruan tinggi sebanyak 16 responden (40%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan. Hal ini juga sependapat dengan (Notoadmojo, 2003) tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan tentang kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi. Penderita yang paham akan pengobatan akan lebih mudah menerima dan melaksanakan semua tindakan pengobatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan, karena dari setiap tujuan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi adalah untuk mempercepat kesembuhan suatu penyakit itu sendiri. Pendidikan penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi yang pada umumnya SLTA dan Perguruan Tinggi mempengaruhi pemahaman mereka akan gejala penyakit dan proses pengobatan sehingga mereka lebih menerima pelaksanaan pengobatan dan menerima kondisi mereka.

(48)

2.1 Konsep Diri Pasien Kolorektal Dengan Tindakan Kolostomi

Berdasarkan Hasil Penelitian diketahui bahwa konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi mayoritas memiliki konsep diri yang positif yakni 36 orang responden (90%) dan hanya 4 orang responden (10%) memiliki konsep diri yang negatif. Hal ini bertolak belakang oleh data WHO (2006) yang menyatakan bahwa individu penderita kanker kolorektal pada umumnya akan memiliki konsep diri yang negatif, hal ini disebabkan kanker kolorektal merupakan kanker penyebab kematian nomor dua pada pria dan nomor tiga pada wanita. Pernyataan ini juga didukung oleh Gooszen, dkk (2000) dalam Kangofunohibi (2011) bahwa kolostomi berpengaruh pada keterbatasan aktifitas sehari-hari dan pergaulan sosialnya. Kolostomi dipandang sebagai sesuatu beban stress yang dapat mempengaruhi konsep diri pada seseorang, yang pada awalnya penderita akan merasa tidak nyaman, malu, cemas, dan masalah lainya.

Menurut Black, (2000) dalam Susanti (2009) pada pasien yang memiliki stoma kolostomi mengakui bahwa berhubungan dengan orang lain adalah hal yang berat karena dirinya khawatir orang lain akan mencium bau tidak sedap yang bersumber dari stomanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengalami masalah konsep diri dengan stoma yang dimilikinya. Terciumnya bau dari stoma yang dimilikinya merupakan ketakutan terbesar dari individu dengan kolostomi. Namun dalam penelitian ini didapat responden memiliki konsep diri yang positif hal ini dapat peneliti lihat dari berbagai pendapat responden yang mengatakan bahwa dengan adanya stoma mereka masih bersyukur karena diberi cara untuk hidup dan menikmati setiap detik kehidupan, dan kebanyakan dari responden sudah mendapatkan kolostomi 3 bulan keatas, hal ini mempengaruhi konsep diri responden.

2.2. Gambaran Diri

(49)

Masalah utama pasien kolostomi adalah masalah kemampuan self care dan respon psikologis pasien terhadap perubahan gambaran dirinya yang akan berpengaruh terhadap mental emosional dan seksual pasien (Wittaneuer, 2003 dalam Nurhidayah dan Simanjuntak, 2007). Namun dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa mayoritas pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi memiliki gambaran diri yang positif. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yang salah satu faktor tersebut adalah tingkat pendidikan yang cukup tinggi karena dengan cukupnya pendidikan tersebut mempengaruhi pola pikir dan pandangan mereka terhadap tubuhnya secara sadar ataupun tidak sadar yakni mencakup persepsi dan perasaan tentang bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.

2.3 Ideal Diri

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden yakni 33 orang (82%) memiliki ideal diri yang positif. Dapat dilihat dari ungkapan pasien yang mengatakan bahwa mereka tetap merencanakan hidup walaupun terpasang kolostomi dan yakin aspirasi mereka masih ditanggapi. Hal ini bertentangan dengan pendapat Tarwoto & Wartonah, (2011) orang yang terdiagnosis kanker kolorektal akan melenceng dari prilaku yang sesuai dengan standart pribadi, aspirasi, tujuan, ataupun penilaian personal tertentu sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pasien kanker kolorektal tidak bertindak sesuai apa yang diinginkannya.

Mayoritas pada penelitian ini responden sudah menikah yaitu 36 responden (90%). Dari hasil penelitian mereka masih dapat melakukan aktivitas sesuai dengan idealnya mereka, yaitu idealnya seorang yang sudah menikah akan menghidupi keluarganya, hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas penghasilan responden perbulan lebih dari Rp.2.000.000 yaitu 22 responden (55%). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi, tetap bertindak sebagaimana idealnya mereka sebelum terpasang kolostomi.

2.4Harga Diri

(50)

ketidakmampuan mengatur defekasi membuat klien kehilangan harga dirinya. Dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayaz, (2008) yang menyatakan bahwa adanya stoma dapat menyebabkan perubahan dalam emosi dan gaya hidup. Diantara perubahannya yaitu perubahan psikologis seperti perubahan dalam tubuh, kecemasan, penurunan harga diri, dan tidak menyukai diri sendiri.

Pada penelitian ini responden menyatakan bahwa responden tidak pernah memandang negatif terhadap tubuhnya dan keluarga tetap menerima dengan tulus walaupun terpasang kolostomi. Hal ini dikarenakan mayoritas responden sudah menikah yaitu 36 responden (90%) dengan adanya pernikahan biasanya dapat meningkatkan perasaan harga diri,kepercayaan diri, mengurangi kecemasan dan depresi.

Pernikahan merupakan suatu indikator keberhasilan seseorang, dimana dengan menikah seseorang sudah dianggap mampu menjalani kehidupan dan diberi tanggung jawab. Pernikahan akan membuat seseorang yang merasa dirinya tidak sempurna dan serba kekurangan, apalagi dengan ditambah diagnosis menderita penyakit kanker akan merasa bahwa walaupun mereka terdiangnosis kanker mereka tetap memiliki keluarga dan orang-orang yang senantiasa memberikan semangat dan kekuatan untuk tetap hidup dengan baik.

2.5Peran

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 26 orang responden (65%) memiliki peran yang negatif. Dengan alasan sejak terpasang kolostomi dia tidak dapat membantu keluarga, tidak dapat peran penting dalam kehidupan sosial, dan tidak dipercaya untuk memegang peran yang melakukan aktifitas berat. Sementara 14 orang responden (35%) memiliki peran yang positif. Hal ini senada dengan Pratiwi (2013) yang menyatakan bahwa klien yang mengalami perubahan peran karena rasa sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarga dan lingkungannya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga dan lingkungan akan merubah interaksi dengan klien. Setiap orang memiliki peran dalam hidupnya. Saat mengalami penyakit, peran-peran tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut mungkin tidak langsung terlihat dan berlangsung singkat atau langsung terlihat dan berlangsung lama. Penyakit kronis akan mempengaruhi kemampuan untuk memberikan dukungan financial, oleh karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran didalam keluarga. Perubahan ini dapat mengganggu konsep diri pasien.

(51)

sebagai seorang laki-laki merupakan harga diri laki-laki. Ditambah lagi peran sebagai seorang suami dan ayah, yang merupakan pemilik kuasa tertinggi sebagai seorang pencari nafkah inilah yang menimbulkan suatu penyingkiran pasien dengan tindakan kolostomi sudah tidak dipercaya lagi melakukan aktivitas berat, dan anggapan dari anggota keluarga bahwa responden tidak dapat membantu keluarga merupakan hal berat yang harus dipikul oleh responden. Ini menyebabkan responden kehilangan fungsinya dalam keluarga.

2.6Identitas Diri

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan dan saran mengenai konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang.

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden sebanyak 36 orang (90%) memiliki konsep diri yang positif. Dari data temuan didapati sebanyak 15 orang responden (37.5%) dengan gambaran diri yang negatif, 7 orang responden (17.5%) dengan ideal diri yang negatif, dan 1 orang responden (2.5%) dengan harga diri yang negatif, 26 orang (65%) memiliki peran diri yang negatif dan untuk identitas diri negatif sebanyak 15 orang (37.5%).

2. Saran

2.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakaan sebagai masukan bagi mahasiswa keperawatan tentang pentingnya meningkatkan konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi, serta dalam melakukan asuhan keperawatan dapat lebih optimal, komprehensif, dan lebih peka terhadap psikologis penderita sehingga penderita dapat menerima kondisinya sebagaimana mestinya. Walaupun dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi adalah positif. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan didalam hati pasien memiliki konsep diri yang kurang positif.

2.2 Praktek Keperawatan

(53)

dengan menggunakan pendekatan secara holistik pada penderita kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi.

2.3 Penelitian Keperawatan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta Haq. (2011). Asuhan keperawatan (askep) colorectal cancer. Diambil tanggal 20 Oktober 2013 dari Nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/article-detail-35842-kep perencanaan-askep colorectak cancer.html

Harjoso. (2013). Pengertian konsep diri. Diambil tanggal 20 Oktober 2013 dari dpdidiisumenep.wordpress.com/berita/pengertian-konsep-diri/

Hartati, A.S. (2008). Skripsi, Konsep diri dan kecemasan wanita penderita kanker payudara di poli bedah onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tidak dipublikasikan.

Hidayat. (2010). Pengertian kolostomi dan jenis kolostomi diambil tanggal 20 Oktober 2013 dari Fedri-hidayat.blogspot.com/2010/11/pengertiankolostomi-dan-jenis,html

Iriyanti. (2013). Makalah konsep diri. Diambil tanggal 20 Oktober 2013 dari wordpress.com/2013/27/makalah-konsepdiri

Kangofunohibi. (2011). Pengaruh kolostomi terhadap kepribadian kolostomi terhadap kepribadian subjek penderita kanker kolorektal. Diambil tanggal 19 oktober 2013 dari

Kangofunohibi.Blogspot.com/2009/04/memahami-kepribadian-seorang-penderita.html

Lie, M.V. (2010). ---. Diambil tanggal 19 Oktober dari Repository.maranatha.edv/23043/0710121-chapter I.pdf

Machfoedz, I. (2013). Metodologi penelitian kualitafif kuantitatif. Yogyakarta. Fitramaya Muttaqin, A. (2011). Gangguan gastrointestinal : Aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta. Salemba Medika

Nurhidayah, Simanjuntak. (2007). Kemampuan self care dan gambaran diri pasien kolostomi di RSUPH Adam Malik Medan. Diambil tanggal 2 juli 2014 dari

Nursalam. (2003, 2008). Konsep & Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : Pedoman skripsi,tesis dan instrument penelitian keperawatan.

Jakarta. Salemba Medika

Pieter. (2010). Pengantar psikologi dalam keperawatan. Edisi 1. Jakarta. Kencana Medika Group

Gambar

gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri (Tarwoto & Wartonah, 2011)
Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien Kanker Kolorektal dengan Tindakan Kolostomi di RSUPH
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi di RSUPH
+6

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA IlMIAH : PROSIDING. Judul Makalah : Physical Fitnes Profile Related 1'0 Gateball Player Health Of

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Pokja 3 ULP Provinsi

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Dengan menganalisa data pada graf, maka akan terbentuk pola permainan suatu tim yang selanjutnya dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya untuk kemudian

Hasil ini sesuai dengan hasil pengamatan laju sedimentasi yang telah dilakukan dimana pada stasiun 1 dan 3 memiliki nilai laju sedimentasi yang lebih

Program Studi Diploma Teknik Informatik Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.. Salatiga

Kualitas Layanan Trafik Video Streaming pada WiMAX..

Data primer yang digunakan adalah sedimen dasar yang diambil di Perairan Pulau Tikus, Bengkulu, yang kemudiandianalisaaktifitas 40 K; persentase ukuran butir; dan kandungan