• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep perawatan kesehatan jiwa menurut pendapat zakiah daradjat dan dadang hawari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep perawatan kesehatan jiwa menurut pendapat zakiah daradjat dan dadang hawari"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ZAKIAH DARADJAT DAN DADANG HAWARI

Oleh MUSLIHUN NIM. 105052001761

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

KONSEP

PERAWATAN KESEHATAN JIWA MENURUT PENDAPAT

ZAKIAH DARADJAT DAN DADANG HAWARI

Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh MUSLIHUN NIM. 105052001761

Di Bawah Pembimbing

Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. NIP. 19690322 199603 2 001

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)

i Muslihun

Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari.

Tersedianya materi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat di samping membawa pengaruh positif, ternyata juga membawa pengaruh negatif terhadap kehidupan. Pengaruh negatif itu tampak adanya manusia diliputi kecemasan dan kegelisahan yang tidak beralasan, hidup bahagiapun semakin sulit diraih. Kondisi ini telah menyadarkan manusia untuk mengisi kekeringan rohani dari ajaran agama. Memperdalam ajaran agama senantiasa memberikan pedoman dalam kehidupan sehingga manusia akan memahami secara utuh arti sebuah kenyakina.

Timbulnya berbagai macam gejolak seperti cemas, gelisah, dan penyakit jiwa lainnya mendorong para ahli untuk tetap terus beruhasa memberikan bantuan penanggulangan, baik dalam bentuk langkah preventif, konsultasi, konseling, maupun pengobatan secara medis (psikofarmaka). Inilah yang mendasari penulis untuk meneliti konsep perawatan kesehatan jiwa menurut pendapat Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari. Konsep kedua tokoh ini sangat relevan dan membatu manusia dalam upaya menjaga kesehatan jiwa, sehingga pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan hidup bisa berjalan seiring menuju keharmonisan di dalam dirinya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, dengan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini akan dilakukan eksporasi tentang konsep dari Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari. Dimuali dari biografi kehidupannya, karya-karyanya, aktifitasnya dan penulis mencoba mendeskripsikan tentang temuan kedua tokoh tersebut dalam upaya penanggulangan atau perawatan kesehatan jiwa.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah dan para pengikutn a, karena dengan semua itu penulis mampu men elesaikan skripsi ini.

Tak lupa rasa hormat penulis cucurkan kepada para intelektual muslim ang mengajarkan kita tanpa lelah untuk mejadi manusia ang pintar dan berahlak mulia. Salam dan do’aku untuk para intektual muslim. Sembah sujud untuk kedua orangtuaku Hj. Siti Rahmah dan H. Yakub HM. Noor, atas jerih pa ah dan banting tulangn a selama ini, ins a Allah akan ananda balas dengan menjadi anak

ang berbakti di jalan Allah SWT.

Tidak ada kata ang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak ang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terimakasih sebesar-besar a kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin selaku Pembatu Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Mahmud Jajal selaku Pembantu Dekan Bidang Anggaran, Bapak Drs. Stud Rizal LK., MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan ang telah membantu penulis ketika bergelut menjadi mahasiswa dan pengurus HMJ BPI.

(7)

3. Bapak Drs. M. Lutfi, MA. dan Dra. Nasichah, MA. selaku mantan Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan BPI, terima kasih atas bantuan dan bimbinganna selama ini.

4. Ibu Nurul Hidaati, S.Ag., M.Pd. beribu terima kasih penulis ucapkan atas bantuan dan bimbingan selama skripsi ini ditulis. Semoga amal dan niat baik dibalas oleh Allah SWT.

5. Pimpinan dan Karawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Sarif Hidaatullah Jakarta ang telah memberikan fasilitas ang memadai atas buku-bukua.

6. Para dosen ang mengajarkan dengan tulus dan ikhlas tentang dunia BPI . semua itu insa Allah mendapatkan balasan dari Allah SWT.

7. Para Senior-seniorku akni kanda-kanda Deni Agusta, Endang, Deki, M. Yusuf, Yaat Rosidi, Ahmad Rukat, Ahmad Mubarok, Piaro, Abel Fahsa, M. Taher, Diah W, Fina, Sujai Shobah, Habibi, Khafit Rosid, (Angkatan 1998-2004 dan 2005-2013) kenangan indah itu entah kapan akan terulang. 8. Sahabat-sahabatku satu angkatan 2005 diantarana, Wahu Dwi Saputro,

Rahmat Hidaat, Harid Isnaini, M. Jaa Supriatna, Jamaludin Shidiq, Jupenra, Jepriadi, Ruatna, Dino Irensah, Ade Nurfahmi, Mufi Setiana, Bari Roqiabiano, Mulia Rahmawati, Khairul Mutaqorribain, Galun Yuni Utami, Maa Maulana, Dwika Novarianti, Hera Sa’adiati, Yuni Fitriani, Sinta Paramita. Kenangan itu terus menghiasi perjalanan panjang hingga kelak tua nanti.

(8)

Nuraman, Maria Ulfa, Nurhasanuddin, Abdul Hakim, Nurul, Vina, Veni, (Angkatan 2007). Tri Prasetio, Bo Capah, Oki Devace, Nan Nuraman, M. Rosid, Nila, Mahmudah, Nong Via, Kamalia (angkatan 2008). Adrian, Yofie, Sadam H., (2009). walaupun kalian telah lebih dulu meninggalkan BPI, namun rasa saang ini masih melekat di hati penulis

10.Organ-organ ekstra kampus serta forum-forum diskusi ang selalu kritis dengan wacana keilmuaa antara lain: HMI, FORMACI, PMII, IMM, FORKOT, LS-ADI: Taufik Akbar, Jakariah, Ample, Apho, Pipit, Saiful Bahri, Ahmad Fadli, M. Roi, Alfi, Erik Z, Oto, Arifin Yaha, Fuad, atas kerja samana selama ini dan mohon maaf atas kebandelanku di HMI.

11.Kawan-kawan KMBJ, KMBSD-JAYA dan BOM-BJ teruslah berjuang. Antara lain Ismailah, Suhardin, Didin Safrudin, Johari, Jaenal, Sahrul, Ismail Abdullah, Suaeb, ZulChijjah, Muamar, Munir (KMBJ). Anhar, Hasan, Ida, Ruwaida, Mufti, Kalisom, Burhan, Taufan (KMBSD). Arif Kurniadi, Farid, Badir, Bambang, Bulqis, David (BOM-BJ). Pesanku warnai hari-harimumu dengan wacana-wacana keilmuan.

Penulis juga menadari sepenuhna bahwa skripsi ini masih belum sempurna, baik dalam penusunan maupun bahasana. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik ang membangun dari pembaca. Akhirna penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

Bab I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Pembatasan dan perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ... 13

A. Perawatan Kesehatan Jiwa ... 13

1. Pengertian Perawatan Kesehatan Jiwa ... 13

2. Kesehatan Jiwa ... 14

3. Ciri-ciri Jiwa ang Sehat ... 17

4. Faktor-Faktor Kesehatan Jiwa ... 20

5. Gangguan Kejiwaan ... 23

BAB III. PEMIKIRAN Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari ... 25

A. Prof. Dr. Zakiah Daradjat... 25

1. Riwaat Hidup ... 25

2. Aktifitas ... 28

3. Kara-Kara ... 31

4. Konsep Zakiah Daradjat dalam Merawat Kesehatan Jiwa ... 32

B. Prof. Dr. dr. Dadang Hawari Psikiatri ... 45

1. Riwaat Hidup ... 45

(10)

3. Kar a-Kar a ... 48

4. Penghargaan ... 49

5. Konsep Dadang Hawari dalam Merawat Kesehatan Jiwa ... 51

BAB IV. ANALISIS KONSEP ZAKIAH DARADJAT DAN DADANG HAWARI DALAM PERAWATAN KESEHATAN JIWA .... 66

A. Analisis Konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Dalam Perawatan Kesehatan Jiwa ... 66

1. Analisis Konsep Zakiah Daradjat dalam Memelihara Kesehatan Jiwa ... 66

2. Analisis Konsep Dadang Hawari dalam Memelihara Kesehatan Jiwa ... 76

BAB V PENUTUP ... 86

B. Kesimpulan ………... ... 86

C. Saran-Saran ………...…………... 87

D. Penutup ………..……….………. 87

(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Akal dan fikiran merupakan anugerah tertinggi ang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sehingga manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lain ang diciptakan Allah SWT.

1

Bertambah maju kehidupanna bertambah maju pula fikiran. Kekuatan pikiran bisa bertambah kuat dan bisa lemah, bisa menala dan bisa padam dan mati, semuaa dengan penjagaan.

2

Manusia sebagai hamba Allah SWT lahir ke dunia ini adalah dalam keadaan suci (fithrah), suci dari noda dan dosa, namun setelah hidup dan berinteraksi dengan sesama makhluk dan lingkungan, maka sadar atau tidak manusia telah banak melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan timbulna dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Allah SWT telah memberikan perangkat akal dan nafsu agar digunakan dengan sebaik-baikna.

Kemuliaan dan keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainna adalah karena memiliki hati dan akal ang dengan bantuan dan pertolongan-Na manusia dapat mengenal Allah. Dengan sarana hati manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah dan meraih derajat dengan-Na serta melakukan usaha untuk mengetahui dan menadari keberadaan-Na. Hati ang beruntung adalah hati ang bersih dan suci karena senantiasa

1

Hamka, Renungan Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1985), h.4. 2

(12)

dibersihkan dan disucikan, dan hati ang merugi adalah hati ang dibiarkan kotor dan rusak.3

Manusia sebagai makhluk sosial seringkali mengahadapi berbagai macam masalah dalam kehidupanna sehari-hari, arti dari kata masalah adalah sesuatu keadaan ang membuat kita tidak merasa enak dan harus segera diselesaikan.4 Dalam proses peelesaian masalah ang sedang dihadapi di samping memerlukan bantuan pertolongan orang lain, juga diselesaikan dengan potensi ang kita miliki sehingga kita mampu berfikir secara rasional.

Menurut Deliar Noer masarakat moderen adalah masarakat ang bersifat rasional, obektif, terbuka, menghargai waktu dan kecendrungan berfikirna selalu untuk masa depan ang lebih jauh.

5

Jaman modern seharusna membawa kebahagiaan ang lebih banak kepada manusia dalam hidupa. Akan tetapi suatu kenataan ang menedihkan bahwa kebahagiaan itu ternata semakin jauh, beban jiwa semakin berat, kegelisahan dan ketegengan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan sehingga mengurangi kebahagiaan.

Agama merupakan salah satu kebutuhan psikis dan rohani manusia

ang perlu dipenuhi oleh setiap manusia ang merindukan ketentraman dan kebahagiaan6. Kebutuhan psikis manusia akan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah tidak akan terpenuhi kecuali dengan agama. Agama Islam adalah jalan bagi perawatan kesehatan jiwa dan merupakan obat bagi penanggulangan gangguan penakit kejiwaan, serta membina dan

3 Imam Al-Gha

ali, Ihya Ulumuddin, (Bandung: Marja, 2005), h.9

4

Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001), h. 3. Cet. Ke-23.

5

Deliar Noer, Pembangunan Di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1997), h.24. 6

(13)

mengembangkan kehidupan jiwa manusia. Tanpa agama, jiwa manusia tidak dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Jadi, agama dan kepercaaan pada Allah adalah kebutuhan pokok manusia, ang akan menolong manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.7

Di samping agama merupakan kebutuhan psikis juga memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Hal semacam ini terjadi pada seluruh lapisan masarakat baik masarakat modern, agak modern maupun primitif mereka akan merasakan ketenangan dan ketentraman dikala mereka mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.8

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d.

Artinya:”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman, beramal sholeh bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”.(QS. Ar-Ra’d): 28-29). 9

Aat tersebut merupakan petunjuk ang jelas sekaligus sebagai landasan dalam menjaga keseimbangan jiwa. Sementara fungsi iman dan mengingat Allah harus ditanamkan sejak dini kepada semua umat manusia

7 Moh. Sholeh, Agama Sebagai Terapi (Yo

akarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 42.

8

Dr. Jalaluddin dan Dr. Ramaulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam

Mulia,1993) h.74. Cet ke-2. 9

(14)

terutama umat Islam sehinggga memiliki ketahanan baik secara fisik maupun psikis dan dapat mesuaikan diri dari kegagalan, tekanan perasaan, baik ang terjadi di rumah tangga, di kantor ataupun dalam masarakat.

Gangguan psikis seperti tekanan perasaan, cemas, depresi, dan gangguan psikis laia merupakan kendala manusia untuk meraih hidup sehat. Cara penanggulangaa tidak haa semata melalui jalan agama tetapi juga dengan pengobatan-pengobatan secara fisik dengan cara pendekatan medis.

Menadari kondisi sebagaimana telah disampaikan di atas, para pakar berupaa merumuskan konsep kesehatan jiwa agar jiwa manusia tetap sehat dan terhindar dari berbagai penakit dan gangguan jiwa. Dari berbagai tokoh muslim, terdapat beberapa tokoh ang mengkaji tentang kesehatan jiwa dan badan, di antarana adalah Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari.

Zakiah Daradjat dengan rinci mengkaji dan membagi unsur-unsur

ang harus ditempuh manusia untuk memperoleh kesehatan, baik sehat secara kejiwaan maupun sehat secara fisik. Dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada klien Zakiah Daradjat mengggunakan pengobatan psikologi dengan menganalisa unsur kognitif, afektif, psikomotorik dan konasi, dari situlah dapat diketahui pe ebab-peebab atas timbulna gangguan kejiwaan pada klienna. Selanjutna mengunakan pengobatan religius, pengobatan ini dimaksudkan untuk membangun kembali naluri keagamaan ang telah lama pudar.

(15)

dilakukan oleh Dadang Hawari dimulai dari aspek biologi, dimaksudkan untuk membersihkan dengan obat (medis) atas ketergantungan seseorang terhadap at-at adiktif, baru dilakukan pengobatan psikologi, religi dan terakhir sosial dengan menempatkan klien di rumah singgah Madani Mental Health Care Foundation.

Dari sini barangkali ang melatarbelakangi Zakah Daradjat dan Dadang Hawari tetap konsisten dalam penanganan masalah-masalah gangguan psikis dan fisik. Dari sini pulalah penulis termotivasi untuk mengkaji lebih dalam konsep kedua tokoh tersebut. Di samping menambah khaanah dan kontribusi bagi jurusan Bimbingan dan Penuluhan Islam dalam kancah kehidupan moderen. Berdasarkan uraian diatas sehingga mendorong penulis untuk mengangkat skripsi ini dengan judul: Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

(16)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengisi kekosongan dan menambah literatur mengenai konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam perawatan kesehatan jiwa.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

a. Untuk menambah khaanah kajian kesehatan jiwa terutama untuk memahami kasus-kasus seperti cemas, depresi, dan gangguan kejiwaan ang dialami oleh manusia di era modern seperti sekarang ini.

b. Dapat memberikan sumbangan berharga bagi pengembangan dasar-dasar keilmuan Bimbingan dan PenuluhanIslam.

c. Dapat dijadikan bahan dalam pembuatan silabus dan makalah khsusna bagi dosen dan mahasiswa Bimbingan dan Penuluhan Islam.

D. Tinjauan Pustaka

(17)

terkesima dengan pandangan-pandang kedua tokoh ini terutama ang berkaitan kajian kejiwaan.

Kemudian penulis melakukan penelusuran pada perpustakaan UIN Sarif Hidaatullah Jakarta, penulis hana menemukan dua kara ilmiah (skripsi), pertama ditulis oleh Maroqum “Terapi Islam Sebagai Metode Dakwah: Kajian Tentang Aplikasi Terapi Islam Zakiah Daradjat Terhadap Berbagai Gangguan Kejiwaan” tahun 2002. Fokus penelitianna hana pada penerapan dan aplikasi ajaran Islam dalam menanggulangi berbagai gangguan kejiwaan. Ajaran agama Islam mempuai hikmah ang berkaitan erat dengan perkembangan dan pemenuhan kebutuhan jiwa manusia sehingga ritualna tidak dapat ditinggalkan.

Yang kedua skripsi ang tulis oleh Fitri Surani “Terapi Qurani Terhadap Ganguan Kejiwaan Studi Karya Dadang Hawari Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa” tahun 2004. Al-Qur’an menjawab perubahan-perubahan sosial ang serba cepat sebagai konsekuensi atas modernisasi dan industrialisasi sehingga manusia meninggalkan nilai-nilai moral keagamaan dan etika kehidupan. Penelitian ang dilakukan oleh Fitri Surani hana fokus buku Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

(18)

UIN Sarif Hidaatullah Jakarta sebagai sarat memperoleh gelar sarjana S.Sos I.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian

Penulisan ini menggunakan penelitian kualitatif, penelitian dengan mengumpulkan lalu menganalisa satu persatu konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dengan maksud mengungkapkan pengalaman-pengalaman kedua toko tersebut dalam menangani berbagai macam fenomena kejiwaan seperti depresi, cemas, pindak agama, ketagihan obat-obatan terlarang sehingga mendapatkan wawasan ang baru tentang konsep kedua tokoh tersebut.

Pendekatan ang digunakan adalah pendekatan eksploratif aitu menata dan melihatna berdasarkan dimensi suatu bidang keilmuan sehingga dapat ditemukan pola atau tema tertentu. Mencari hubungan logis antara pemikiran Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pemikiran tersebut. Di samping itu, peneliti juga berupaa untuk menentukan arti di balik pemikiran tersebut berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, dan politik

(19)

b. Waktu Penelitian

Penelitia skripsi ini dimulai bulan Februari 2011, sampai bulan perawatan kesehatan jiwa dengan Bimbingan dan Konseling Islam. c. Definisi Operasional

Secara operasional, kesehatan jiwa adalah terwujud !a keserasian

!ang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptan!a pe !esuaian diri antara manusia dengan diri !a dan lingkungann!a, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup !ang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, dan ruhani atau dalam hatin!a selalu merasa tenang, aman, dan tenteram, dengan indikator sebagai berikut:

a. Terhindar seseorang dari gangguan dan pe !akit kejiwaan; b. Mampu me !esuaikan diri;

c. Sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa;

d. Ada !a keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik); e. Merasa bahwa dirin!a berharga, berguna dan bahagia;

f. Dapat menggunakan potensi !ang ada padan!a seoptimal mungkin g. Senantiasa mendekatkan diri pada Allah.

2. Sumber dan Jenis Data

(20)

a. Data Primer "aitu kar"a-kar"a Zakiah Daradjat: (1) Kesehatan Mental; (2) Psikoterapi Islam; (3) Islam dan kesehatan Mental; (4) Peranan agama Dalam Kesehatan mental; (5) Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat. Dadang Hawari: (1) Al-Qur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa; (2) Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi; (3) Konsep Agama Islam Menanggulangi HIV/AIDS.

b. Data Sekunder "aitu kar"a-kar"a tulis ahli lain "ang relevan dengan tema skripsi ini.

3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini han"a pada pemikiran dan konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam memelihara kesehatan jiwa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan penelitian dan data "ang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi "aitu mencari data "ang berhungan dengan pokok-pokok pembahasan berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, artikel, dan lain sebagain"a.

5. Teknik Analisis Data

(21)

mengelompokkan konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari lalu dilakukan analisis satu persatu tentang konsep kedua tokoh tersebut. 6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pedoman penulisan kar#a ilmiah ( skripsi, tesis dan disertasi) #ang disusun oleh Hamid Nasuhi, Ismatu Rofi, Oman Fathurahman, M. S#airo$i Dim#ati, Nett# Hatati, S#opians#ah Ja#a Putra. Cetakan ke-2 tahun 2007, diterbitkan oleh CeQDA (Center For Qualit# Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) S#arif Hida#atullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi, sangat dibutuhkan sebuah sistematika penulisan #ang menjadi inti penelitian. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari: Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS terdiri dari: Kesehatan jiwa meliputi: Kesehatan jiwa (pengertian kesehatan jiwa, ciri-ciri jiwa #ang sehat dan kepribadiann#a, Faktor-faktor #ang mempengaruhi kesehatan jiwa dan upa#a perawatan kesehatan jiwa).

(22)

(Riwa%at hidup, aktifitas, kar%a-kar%an%a, konsep Zakiah Daradjat dalam Perawatan Kesehatan Jiwa,). Dadang Hawari (Riwa%at hidup, aktifitas, kar%a-kar%an%a dan penghargaan, konsep Dadang Hawari dalam Perawatan Kesehatan Jiwa,).

BAB IV ANALISIS KONSEP ZAKIAH DARADJAT DAN DADANG HAWARI DALAM PERAWATAN KESEHATAN JIWA berisi: analisis konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam perawatan kesehatan jiwa, persamaan dan perbedaan Konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam perawatan kesehatan jiwa, konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Hawari dalam perawatan kesehatan jiwa ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam.

(23)

13 A. Perawatan Kesehatan Jiwa

1.Pengertian Perawatan Kesehatan Jiwa

Perawatan kesehatan jiwa tidak lagi terbatas pada menghilangkan gejala pe&'akit 'ang diderita si sakit, akan tetapi ia juga menghadapi pengobatan kegoncangan kelakuan 'ang diderita oleh sementara orang, 'ang telah menghalangi meraka dari pen'esuaian diri secara sehat dalam kehidupan pada umum&'a. Disinilah tampak begitu penting perawatan kesehatan jiwa.

Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan 'ang meningkatkan dan mempertahankan perilaku 'ang akan men'okong integritas fungsi, meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau mas'arakat.

1

Perawatan kesehatan jiwa adalah satu bentuk diskusi tentang problema 'ang bersifat emisional, 'ang dilakukan oleh orang-orang 'ang terlatih melakukan tugas membuat hubungan teknis dengan si sakit, 'ang dengan itu ia berusaha menghilangkan, mengubah atau menunda gejolak tertentu, atau mengubah pola tingkah laku. Tujuan dari semua itu adalah untuk memperkuat segi-segi positif dari sisi pribadi 'ang sedang bertumbuh dan berkembang.

Ada beberapa metode perawatan kesehatan jiwa antara lain:

1

(24)

1. Perawatan (ang bertujuan untuk menolong si sakit. 2. Perawatan melalui cara psikoanalisa.

3. Perawatan langsung (derectif theraph()

4. Perawatan tidak langsung (non-directive theraph(). 5. Perawatan dengan cara khusus, antara lain:

a. Pengobatan dengan permainan.

b. Pengobatan dengan seni (music, gambar dan sandiwara). c. Pengobatan dengan obat dan kejutan.

d. Pengobatan kelompok.2

2.Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa (ang biasa disebut mental h(giene, berasal dari kata Hygiene dan Mental. H(giene adalah nama dewi kesehatan Yunani. H(giene berarti “ilmu pengetahuan”. Sedangkan jiwa dari kata latin “mens, metis

(ang berarti “jiwa, n(awa, sukma, roh, semangat”. 3

Dalam pengertian (ang lain bahwa mental adalah “mental, batin, rohaniah, berkenaan dengan jiwa. Di lain pengertian sesungguhn(a, men(angkut masalah-masalah ingatan, pikiran atau akal”.4

Dalam usaha untuk menanggulangi kesukaran-kesukaran (ang diderita orang-orang dalam mas(arakat modern itu, bermacam-macam ilmu pengetahuan kemanusiaan berkembang cepat, terutama pada abad ke-XX ini.

2

Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, alih bahasa, Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 67.

3 Kartini Kartono, Hygiene Jiwa dan Kesehatan Jiwa dalam Islam, (Bandung: Maju Mundur, 2000), h. 4.

4

(25)

Dalam ilmu jiwa dan kedokteran jiwa muncullah ahli-ahli dengan teorin)a masing-masing, )ang semuan)a bertujuan untuk mengembalikan kebahagiaan kepada tiap orang )ang menderita itu. Bermacam-macam teori telah timbul dan telah menunjukkan jasan)a, di antaran)a ialah aliran "Psikhoanalisa" )ang dipelopori oleh seorang Psikhiater bernama Sigmund Freud (1856—1939). Kemudian disusul oleh pengikut-pengikutn)a )ang terkenal antara lain: Jung, Adler dan Karen Home).

5

Sesungguhn)a kesehatan jiwa mempu* )ai pengertian dan batasan

)ang ban)ak, disini akan dikemukan beberapa pengertian saja agar mendapat batasan )ang dapat digunakan dengan cara )ang memungkinkan kita memanfaatkan batassan tersebut. Dalam mengarahkan orang kepada pemahaman hiidup mereka dan dapat mengatasi kesukarann)a, sehingga mereka dapat hidup bahagia dan melaksanakan misin)a sebagai anggota mas)arakat )ang aktif dan serasi.

Pengertian kesehatan jiwa mempun)ai beberapa arti )ang berbeda antara lain:

a.Kesehattan jiwa adalah bebas dari gejala-gejala pen)akit jiwa dan gangguan kejiwaan. Pengertian ini ban)ak dipakai dalam lapangan kedokteran jiwa (Psikiatri).

b.Kesehatan jiwa adalah kemampuan orang untuk men)esuaikan diri dengan mas)arakat lingkungann)a, hal itu membawa* )a pada kehidupan )ang su* )i dari kegoncangan, penuh vitalitas.

6

5

Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Haji Masagung), cet. Ke- XVI, h. 68.

6

(26)

c.Menurut Zakiah Daradjat men+atakan bahwa kesehatan jiwa adalah terwujud,+a keharmonisan +ang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempu,+ai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem

+ang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirin+a.

7

d.Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai ada,+a kesesuaian dengan dirin+a dan lingkungan sekitar.

8

e.Kesehatan jiwa ialah terwujud,+a ketenangan pada diri seseorang dengan perkembangan kepribadian +ang normal.

9

f. Kesehatan jiwa adalah terhindar dari gangguan dan pe,+akit kejiwaan, mampu me,+esuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan goncangan-goncangan biasa, adan+a keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirin+a berharga, berguna, dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi +ang ada pada dirin+a seoptimal mungkin.10

g.Kesehatan jiwa adalah terhindarn+a seseorang dari gangguan-gangguan dan pe,+akit jiwa, dapat men

+esuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat +ang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.11

h.Kesehatan jiwa adalah keadaan psikologi secara umum, sedangkan kesehatan jiwa +ang wajar adalah keadaan terpadu dari berbagai tenaga

Musfir A--Zahrani Bin Said, Konseling Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h.4.

9 Sa

..id Abdul Hamid Mursi, Jiwa Yang Tenang, (Malang: Al-Qa..im, 2004), h.9.

10

Zakiah Dradjat, Islam dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT. Toko Gunung agung, 1996), cet. Ke-VIII, h.9.

11

(27)

seseorang /ang men/ebabkan ia menggunakan dan mengeksploitasikann/a sebaik-baikn/a /ang selanjutn/a men/ebabkan ia mewujudkan diirin/a atau mewujudkan kemanusiaann/a.

12

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa /ang dimaksud kesehatan jiwa ialah keadaan jiwa seseorang /ang mampu men/esuaikan diri, sanggup menghadapi masalah /ang dihadapi dan terhindar0/a dari gangguan kejiwaan /ang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

3.Ciri-Ciri Jiwa Yang Sehat

Orang /ang sehat jiwan/a adalah orang-orang /ang mampu merasakan kebahagian dalam hidup, karena orang-orang inilah /ang dapat merasa bahwa dirin/a berguna, berharga dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatn/a semaksimal mungkin, /ang membawa kebahagiaan bagi dirin/a sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia mampu me0/esuaikan diri dalam arti /ang luas (dengan dirin/a, orang lain, dan suasana sekitar). Orang-orang inilah /ang terhindar dari kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moraln/a.

Maka orang /ang sehat jiwan/a, tidak akan merasa ambisius, sombong, rendah diri dan apatis, tapi ia adalah wajar, menghargai orang lain, merasa perca/a kepada diri sendiri dan selalu gesit. Setiap tindak dan tingkah lakun/a, ditunjukkan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan kesenangan dirin/a sendiri. Kepandaian dan pengetahuan /ang dimilikin/a

12

(28)

digunakan untuk kemanfaatan dan kebahagiaan bersama. Keka1aan dan kekuasaan 1ang ada pada21a, bukan untuk bermegah-megahaan dan mencari kesenangan diri sendiri, tanpa mengindahkan orang lain, akan tetapi digunakann1a untuk menolong orang 1ang miskin dan melindungi orang

1ang lemah. Seandain1a semua orang sehat mentaln1a, tidak akan ada penipuan, pe21elewengan, pemerasan, pertentangan dan perkelahian dalam mas1arakat, karena mereka menginginkan dan mengusahakan semua orang dapat merasakan kebahagiaan, aman tentram, saling mencintai dan tolong-menolong.

Untuk mengetahui ciri-ciri orang 1ang mempu21ai jiwa 1ang sehat, Zakiah Daradjat mengungkapkan secara rinci beberapa ciri orang 1ang mempu21ai jiwa

1ang sehat, 1aitu:

a.Terhindar dari gangguan dan pen1akit jiwa b.Mampu me21esuaikan diri

c.Sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-goncangan biasa d.Ada21a keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa

bahwa dirin1a berharga, berguna dan bahagia.

e.Dapat menggunakan potensi 1ang ada pada dirin1a seoptimal mungkin. 13

Sedangkan Dadang Hawari mengungkapkan ciri-ciri orang 1ang mempu21ai jiwa 1ang sehat, 1aitu:

1.Dapat me21esuaikan diri secara konstruktif pada ken1ataan meskipun ken1ataan buruk bagin1a.

2.Memperoleh kepuasan dari hasil jerih pa1ah usahan1a.

13

(29)

3.Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4.Secara relatif bebas dari rasa tegang, cemas dan depresi. 5.Berhubungan dengan orang lain dengan tolong menolong.

6.Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran dikemudian hari. 7.menjuruskan rasa permusuhan pada pe34elesaian 4ang kreatif dan

kostruktif.

8.Mempu34ai rasa kasih sa4ang 4ang besar. 14

Adapun jiwa 4ang sehat memiliki gejala: posisi pribadin4a harmonis dan seimbang, baik ke dalam, terhadap diri sendiri, maupun keluar, terhadap lingkungan sosialn4a. Oleh karena itu, ciri-ciri khas pribadi 4ang berjiwa sehat, antara lain berikut ini:

1.Ada koordinasi dari segenap usaha dan potensin4a sehingga mudah mengadakan adaptasi terhadap tuntutan lingkungan, standar, dan norma sosial, serta perubahan-perubahan sosial 4ang serba cepat.

2.Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian sendiri sehingga mampu memberikan partisipasi aktif kepada mas4arakat.

3.Senantiasa giat melaksanakan proses realisasi diri (4aitu mengembangkan secara riil segenap bakat dan potensi), memiliki tujuan hidup, dan selalu mengarah pada transendensi diri, berusaha untuk melebihi kondisin4a

4ang sekarang.

4.Bergairah, sehat lahir dan batin, tenang dan harmonis kepribadiann4a, efisien dalam setiap tindakann4a, serta mampu mengha4ati kenikmatan dan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhann4a.

14

Dadang Hawari, Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yog5akarta:

(30)

Orang 6ang sehat jiwan6a adalah orang-orang 6ang mampu merasakan kebahagiaan dalam hidup, karena merasakan bahwa dirin6a berguna, bermakna, mampu menggunakan segala potensi dan bakatn6a, sehingga membuat76a bahagia terhindar dari kegelisahan dan gangguan kejiwaan.15

Salah satu ciri jiwa 6ang sehat adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri (self control). Pengendalian diri amat penting bagi kesehatan jiwa sehingga da6a tahan jiwa dapat mengatasi stres dalam kehidupan. Karenan6a problem utama kesehatan jiwa adalah timbul76a berbagai stressor psikososial 6ang mengakibatkan seseorang menderita ketegangan, kecemasan, depresi, ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, kekecewaan, prasangka buruk, niat jahat (ill will).16

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwasa89a tolok ukur orang

9ang sehat jiwan9a adalah orang 9ang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha secara sadar merealisasikan nilai-nilai agama sehingga kehidupa889a itu dijalani89a sesuai dengan tuntutan agama.

4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa

Ada ba76ak faktor 6ang mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, 6aitu:

Pertama, faktor internal 6aitu faktor dari dalam diri seseorang seperti keimanan ketaqwaan, sikap dalam menghadapi problem hidup, keseimbangan dalam berfikir dan kondisi kejiwaan seseorang.

15

Zakiah Dradjat, Islam dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT. Toko Gunung agung, 1996), cet. Ke-VIII, h. 39.

16

(31)

Seseorang ;ang memiliki keimanan dan ketaqwaan ;ang tinggi, maka ia akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman. Bila ia menghadapi problematika hidup, maka ia akan sabar dan tidak putus asa dalam menghadapin;a. Karena sebenarn;a dalam diri manusia ;ang beriman tidak terjadi putus asa. Reaksi-reaksi kompensasi dan mekanisme pertahanan diri

;ang sifatn;a merugi. 17

Dengan demikian iman dan taqwa seseorang ;ang merupakan faktor penting ;ang dapat membimbing sehat atau tidakn;a jiwa seseorang. Di samping itu sikap seseorang dalam menghadapi problem hidup dan kemampuan berfikir secara seimbang serta dapat mengantisipasi berbagai persoalan akan mampu menciptakan kondisi jiwa ;ang sehat.

Untuk memperoleh kesehatan jiwa, Allah memerintahkan manusia lewat firman-N;a:

Artin;a: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”(QS. ar-Ra'd: 28).18

Ketenangan hati seseorang akan muncul karena mengingat hatin;a dipenuhi keimanan, sehingga batinn;a langsung berhubungan dengan Allah dan ia merasakan kedamaian, aman serta mendapatkan ketenangan dan kedamaian.19

17 Kartini Kartono, Hygiene Jiwa dan Kesehatan jiwa Dalam Islam, (Bandung: Maju Mundur, 1989), h. 305.

18

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara, 2002), h. 584.

19

(32)

Dari a=at di atas dapat dipahami bahwa orang-orang =ang beriman akan diberikan ketenangan hati (jiwa) oleh Allah. Hal ini membuktikan bahwa iman merupakan titik pokok bagi kehidupan manusia, iman dapat mengendalikan sikap, ucapan, tindakan, dan perbuatan seseorang. Jadi iman kepada Allah akan membuat jiwa seseorang menjadi terang dan tenteram. Dengan men=erahkan diri kepada-N=a, maka kita akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Dengan ke=akinan dan keperca=aan dapat memperoleh keseimbangan jiwa.

Kedua, faktor eksternal =aitu faktor =ang berasal dari luar diri seseorang, seperti kondisi lingkungan, keluarga, mas=arakat maupun lingkungan pendidikan seseorang, serta keadaan ekonomi, sosial dan faktor

=ang lain. Sebagaimana pendapat =ang disampaikan bahwa sesungguhn=a ketenangan hidup, ketenangan jiwa atau kebahagiaan batin tergantung pada faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, adat istiadat dan sebagain=a. Akan tetapi tergantung pada cara dan sikap dalam menghadapi faktor tersebut.20

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa faktor =ang men=ebabkan jiwa seseorang menjadi sehat =aitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari kedua>=a, faktor internal lebih dominan pengaruhn=a dari pada faktor eksternal. Sebab faktor internal me> =angkut keadaan jiwa, ini sungguh sangat berpengaruh. Jika keadaan jiwa tidak stabil, maka komunikasi dengan orang lain dan lingkungan akan tergangggu.

20

(33)

5.Gangguan Kejiwaan

Dalam kesehatan jiwa gangguan kejiwaan berarti gangguan dari keadaan ?ang tidak normal ?ang berhubungan dengan rohani maupun jasmani. Keabnormalan bukan disebabkan oleh sakit atau rusakn?a bagian-bagian anggota badan meskipun kadang-kadang gejalan?a terlihat pada fisik, tetapi pe@?ebab@?a adalah gangguan kejiwaan.

21

Dijelaskan bahwa gangguan kejiwaan terbagi menjadi tiga macam

?aitu psikopat (kekalutan jiwa), neurosis (gangguan jiwa) dan psikosis (sakit jiwa).

Psikopat adalah bentuk kekalutan jiwa ditandai dengan ketidak ada@?a pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi. Orang tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum.22

Neurosis adalah gangguan jiwa ?ang penderitan?a masih dalam keadaan sadar. Perubahan tingkah laku tidak han?a disebabkan oleh kerusakan susunan s?araf, tetapi dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap orang lain.23

Psikosis adalah pen?akit jiwa ?ang parah ?ang ditandai adan?a disorganisasi proses berfikir, gangguan emosional, diorientasi ruang dan waktu disertai halusinasi dan delusi.24

21

Zakiah Daradjat, Kesehatan Jiwa, h. 33. 22

Kartini Kartono, Hygiene Jiwa dan Kesehatan Jiwa dalam Islam, (Bandung: Maju Mundur, 2000), h. 91.

23

Sururin, M.Ag, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 152-153.

24

Kartini Kartono, Hygiene Jiwa dan Kesehatan Jiwa dan Kesehatan Jiwa Dalam Islam,

(34)

Orang Aang mengalami psikopat akan cenderung melanggar norma dan ketentuan Aang ada tanpa merasa ada penAesalan atas tindakannAa tersebut. Orang Aang mengidam neurosi masihmengetahui, mengalami dan merasakan kesukaran dan masih hidup dalan lingkungan umum, sementara orang Aang mengalami psikosis sudah tidak mengenal lingkungan sekitar, karena struktur berpikir, osional tidak terkontrol.

Jiwa Aang terganggu akan berpengaruh buruk terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan. Gejala-gejala Aang ditimbulkan oleh gangguan atau peB Aakit jiwa tersebut antara lain dapat dilihat dari perasaan dan gejalanAa, antara lain menunjukkan rasa gelisah, iri, dengki, sedih, risau, kecewa, putus asa, bimbang dan marah.

(35)

25 A. Prof. Dr. Zakiah Daradjat

1. Riwayat Hidup

Prof. Zakiah Daradjat adalah putri dari pasangan H. Daradjat Bin Husein dengan Hj. Rapi’ah binti Abdul Karim. Zakiah Daradjat adalah putrid sulung dari 6 bersaudara, Zakiah Daradjat dilahirkan di Kampung Koto Merapak, Kecamatan Ampek Angkek, KotamadCa Bukit Tinggi pada tanggal 6 November 1929.1 Dan meninggal di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2013.

Daradjat Husain memiliki dua isteri. Dari istrinCa Cang pertama bernama Rafiah, ia memiliki enam anak, dan Zakiah adalah anak pertama dari keenam bersaudara. Sedangkan dari istrinCa Cang kedua, Hj. Rasunah, ia dikaruniai lima orang anak. Dengan demikian, dari dua istrinCa tersebut, H. Daradjat memiliki 11 orang putra. Walaupun memiliki dua isteri, ia cukup berhasil membina keluarganCa. Hal itu terlihat dari kerukunan putra-putrinCa. Zakiah memperoleh perhatian Cang besar dari ibu tirinCa, seperti ibu kandungnCa.

H. Daradjat, aCah kandung Zakiah tercatat sebagai aktivis organisasi MuhammadiCah. Sedangkan ibunCa aktif di Serikat Islam. Kedua organisasi

Cang berdiri pada akhir penjajahan Belanda ini tercatat sebagai organisasi Cang cukup disegani masCarakat, karena kiprah dan komitmennCa pada perjuangan kemerdekaan Indonesia serta berhasil menangani mengelola

1

(36)

sebagainDa. 2

Sebagai aktivis Dang kental keagamaannDa, ia memberikan dorongan

Dang kuat untuk memasukkan Zakiah ke sekolah Standard School MuhammadiDah di Bukit Tinggi. Di lembaga pendidikan inilah pertama kali Zakiah mendapatkan pendidikan agama serta ilmu pengetahuan dan pengalaman intelektual. Semenjak belajar di lembaga pendidikan ini, Zakiah telah memperlihatkan minatnDa Dang cukup besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat pada usianDa Dang baru 12 tahun, Zakiah telah berhasil menDelesaikan pendidikan dasarnDa dengan cukup baik, tepatnDa pada tahun 1941.3

Kecenderungan, bakat, dan minat Zakiah untuk menjadi ahli agama Islam terlihat pula dalam mengikuti kulliyatul mubalighat di Padang Panjang selama hampir enam tahun. Di lembaga pendidikan ini, Zakiah memperoleh pendidikan agama secara lebih mendalam. Namun demikian, perhatiannDa terhadap bidang studi umum juga tetap besar. Hal ini terlihat pada aktivitas Zakiah dalam memasuki Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di kota

Dang sama. Di dua lembaga pendidikan ini, Zakiah berhasil menDelesaikannDa dengan tepat waktu.

4

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan sekolah menengah pertama, Zakiah melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Pemuda Bukit

2

Nunung AlawiEah, Analisis Terhadap Metode Non Directif Pada Pelaksanaan Bimbingan Konseling Prof. Dr. Zakiah Daradjat, (Skripsi S1 pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2006), h. 38.

3

Badri Yatim, Perkembangan Psikologi Agama & Pendidikan Islam di Indonesia 70 Tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. Ke-1, h. 55.

4

(37)

B, Faitu program Fang mendalami ilmu alam dan selesai dengan tepat waktu juga.

MasuknFa Zakiah pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan program B tersebut bukan merupakan petunjuk bahwa ia akan menjadi ahli ilmu umum, melainkan ilmu umum itu hanFa sebagai pengetahuan Fang suatu saat dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami agama lebih mendalam lagi. Ketika Zakiah memasuki perguruan tinggi, ternFata Fang ia pilih adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) YogFakarta. Bakat dan minat serta dasar pengetahuan agama dan umum Fang cukup, ternFata menjadi dasar bagi Zakiah Daradjat untuk menFelesaikan studinFa dengan baik dan berprestasi di perguruan tinggi tersebut. PrestasinFa telah membuka peluang bagi Zakiah untuk mendapatkan tawaran melanjutkan studi di Kairo. Tawaran tersebut tidak disia-siakan oleh Zakiah. Kemudian ia berangkat ke Kairo untuk mendalami bidang Fang diminati, Faitu psikologi. SesampainFa di Kairo, Zakiah mendaftarkan diri di Universitas Ain SFam Fakultas TarbiFah dengan konsentrasi diploma for education, dan Zakiah diterima tanpa tes.5

Di tingkat IV Fakultas TarbiFah, Kiah demikian panggilan akrab Zakiah Dardjat ditawari meneruskan ke Universitas Ein Shams, Kairo, Mesir. Merasa bingung, dia menFurati orang tuanFa. Jawaban Haji Daradjat dan Hajjah Rafiah singkat saja, “'Pergilah. Kami tahu kau bisa menjaga diri”.Delapan setengah tahun (1956-1964) di Mesir, Zakiah belajar ilmu

5

KasGifa Al-Ghito, Psikoterapi islam Zakiah Daradjat Dalam Menangani Neurosis,

(38)

Pulang kampung, ia langsung bekerja pada Departemen Agama. Sampai Maret 1984, Zakiah Daradjat menjabat Direktur Pembinaan Agama Islam. Ia satu-satuHIa wanita anggota DPA. Di samping itu, sudah 20 tahun lebih Zakiah membuka praktek konsultasi psikologi di rumah kediamannIa. Rata-rata ia menerima lima pasien setiap petang, terdiri dari kaum ibu, bapak, dan remaja. “Tidak saIa pungut baIaran. Kalau mereka memberi, saIa terima”, ujarnIa. Tetapi, wanita berkulit kuning ini lebih dikenal sebagai penceramah. Pada 1960-an, ia bisa berceramah lima atau enam kali sehari.7

2. Aktifitas

Selama 35 tahun beliau aktif dan menjabat di DepartemanAgama sebagai permulaan kepala sub direktorat pada pendidikan agama, tidak lama kemudian diangkat menjadi direktur pada direktoral pendidikan agama selama 2 periode dan beliau juga di angkat sebagai direktur pada direktorat perguruan tingggi selama 2 periode pula. Disela waktu luang selain beliau menjabat sebagai direktur, beliau juga meluangkan waktunIa untuk mengunjungi klinik

Iang berada di Departemen Agama untuk melakuakan bimbingan dan konseling terhadap tamu Iang datang (khusus kalangan Departemen Agama). TerHIata selama beliau membantu selama di klinik Departemen Agama baH Iak orang suka dan senang dengan cara beliau dalam membantu menIelesaikan masalah klien. Para klien menIarankan untuk dibukanIa klinik di Departemen Agama pada sore hari akan tetapi tidak bisa. Maka pada saat itulah timbul perasan dan keingianan beliau, untuk membuka klinik konsultasi

6

Badri Yatim, Perkembangan Psikologi Agama & Pendidikan Islam di Indonesia 70 Tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. Ke-1, h. 55.

7

(39)

dalam berkonsultasi Jang hingga saat ini kegiatan konsultasi masih dilaksanakan.8

Selain menjabat sebagai direktur, beliau juga mengajar diberbagai Perguruan Tinggi di antaranJa: di Aceh, Medan, Padang, YoKJakarta dan lain-lain. Selain itu beliau juga menulis berbagai buku dan melakukan praktek konsultasi, beliau juga Sering tampil di RRI dan TVRI, Zakiah tiap hari, kecuali Ahad, memberikan kuliah subuh di Radio El-shinta, Jakarta. Di IAIN Jakarta dan YoKJakarta, Zakiah menjadi guru besar dan memimpin Fakultas Pasca Sarjana.

Sebagai realisasi ide-idenJa dalam bidang pendidikan dan kaitannJa dengan kesehatan mental, beliau mendirikan sekaligus bertindak sebagai ketua di YaJasan Pendidikan Ruhama Jang berlokasi di Ciputat. YaJasan ini merupakan suatu lembaga pendidikan Islam uJang secara langsung mencoba meerapkan suatu pandangan Jang mengaitkan antara agama dan kesehatan mental.9 Selain beberapa aktifitas Jang telah dilakukan, ada juga beberapa penghargaan di dapat selama ini anatara lain memdapat tanda kehormatan bintang jasa utama, mendapat medali ilmu pengetahuan dari presiden mesir dan lain sebagainJa.

Selama melakukan beberapa aktifitas mengisi seminar atau ceramah, biasanJa beliau sebagai pengisi acara, beberapa aktifitas beliau Jang berupa seminar symposium Jang bersifat internasional berjumlah 24 seminar

8 Nunung Alawi

Lah, Analisis Terhadap Metode Non Directif Pada Pelaksanaan Bimbingan Konseling Prof. Dr. Zakiah Daradjat, (Skripsi S1 pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2006), h. 42-43.

9

(40)

Mang di catat mulai pada tahun 1975sampai 1988.

Beberapa aktifitas seminar sMmposium Mang bersifat internasional diantaranMa:

1. Dialod Muslim-Kristen (anggota Delegasi Indonesia) Januari tahun 1975 di Hongkong.

2. The Impact Of Cultural Exchange On Adolesence in Indonesia, Agustus tahun 1975 di Vancover Canada.

3. Res ponsible Marriage and Planned Parenthood Mang disampaikan pada International Young women Seminar and Population Education and Development Maret 1975 di Jakarta.

4. Pendidikan di Indonesia (Internasional seminar on Middle East Indonesian Relations) Januari 1976 di Jakarta.

5. islam sebagai sulung pegangan hidup (seminar tentang pembinaan belia islam) Mang diselengarakan oleh Nahdatul slam bersatu, 1776 di Kucing Sarawak MalaMsia.

6. Experts Meeting on the Basic Need of Women of Asian Pacific, Desember 1977 di Teheran Iran.

7. Asean Workshop on Child and Adolesence Psychiatry, 1977 di Jakarta. 8. Islam and Women Role (seminar ASEAN) 1987 di Jakarta.

9. Keadaan ilmu islam pada perguruan tinggi di Indonesia dan dimasa dating, 1978 Kuala Lumpur MalaMsia.

10.Regional Conference for Women, November 1979 di New Delhi India. 11.The Rule of Women in Education anf Dakwah, Januari 1980 di Kuala

Lumpur MalaMsia.

12.Konferensi PBB tentang wanita, Juli 1980 di Denmark.

13.Perundingan kerja sama ilmiah IAIN dengan Belanda, Agustus 1980 di Belanda.

14.Muktamar media masa islam sedunia, September 1980 di Jakarta. 15.Islamic Concepst and Modern society, Desember 1980 di Kuwait. 16.Hak wanita dalam islam, Januari 1981 di Kedah MalaMsia.

17.Penataran P4 untuk mahasiswa Indonesia se-Eropa Barat, Maret 1981 di September 1983 di Sirs el LaMMan Menofia.

22.Women education and their dual role in the family and society, 1987 di Mekkah.

(41)

3. Karya-Karya

Selama kurang lebih 35 tahun beliau telah menghasilkan 51 karOa

Oang berbentuk buku-buku bacan, baik untuk kalangan mahasiswa maupun untuk kalangan umum. Alasan beliau menulis buku, karena setelah pulang ke Indonesia ia melakukan kinsulrasi dan ceramah-ceramah diberbagai televise swasta Oang membuat penerbit tahu atas bakat-bakat beliau dan mengunjunginOa untuk menulis buku. Selain itu beliau merasa akan kebutuhan masOarakat terhadap ilmu pengetahuan Oang meliuti kesehatan mental seseorang dan juga karma atas desakan para penerbit buku Oaitu mas Agung, took (Gunung Agung), dan bapak Alm amelP (Bulan Bintang).

Buku-buku karangan beliua Oang berjumlah 51 buah terdiri dari beberapa penerbit diantaranOa:

1. Gunung Agung 3 buah 2. Bulan Bintang 34 buah 3. Ruhama 9 buah 4. Pestaka antara 5 buah Beberapa karOa beliau antara lain: 1. Kesehatan Mental

2. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental 3. Islam dan Kesehatan Mental

4. Pendidikan Agama Dalam Kesehatan Mental 5. Ilmu Jiwa Agama

10

(42)

7. Menghadapi Masa monophouse

8. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia 9. Pembinaan Jiwa

10. Problema Remaja di Indonesia

11. Perawatan Kejiawaan Bagi Anak-anak Rang Bermasalah 12. Haji Ibadah Rang Unik

13. Psikoterapi Islam.11

4. Konsep Zakiah Daradjat dalam Perawatan Kesehatan Jiwa

Dalam kehidupan sehari-hari sering melihat dan mendengar berbagai macam komentar orang terhadap orang Rang gelisah, goncang emosinRa dan tidak stabil dalan hidupSRa dengan ungkapan “tidak beriman”. Ungkapan seperti itu sering terdengar terutama dikalangan orang awam.

Di samping itu baSRak pula peristiwa atau keadaan Rang terjadi di luar perhitungan ilmiah. Maka kaum ilmuwan mencari, mengkaji dan melakukan uji coba tidak henti-hentinRa. Karena apa Rang ditemukan oleh seorang ilmuwan dan dianggap sebagai kebenaran, kemuadian dibatalkan atau dibuktikan tidak benar oleh ilmuwan lain dengan mengkaji dan uji coba pula (tesis antitesis dan sintesis). Maka ilmuwa Rang tidak beriman, tidak akan pernah tenang jiwanRa, sebab ia selalu mencari, mengolah, melakukan uji coba terus-menerus, terutama apabila terbentur kepada kegagalan-kegagalan dalam usahanRa.

11

(43)

dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan Vang tidak normal, baik Vang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau rusaknVa bagian-bagian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanVa terlihat pada fisik. Keabnormalan itu dapat dibagi atas dua golongan Vaitu: gangguan jiwa (neurose) dan sakit jiwa(psychose).

a. Bentuk dan Fenomena

Keabnormalan itu terlihat dalam bermacam-macam gejala, Wang terpenting di antaraXWa adalah: ketegangan batin (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah/cemas, perbuatan-perbuatan Wang terpaksa (compulsive), hWsteria, rasa lemah dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan sebagaiXWa. SemuaXWa itu mengganggu ketenangan hidup, misalXWY tidak bisa tidur XWZ XWak, tidak ada nafsu makan dan sebagaiXWa.

12

Gangguan perasaan Vang disebabkan oleh karena terganggunVa kesehatan mental ialah rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan sebagainVa. Macam-macam perasaan itu mungkin satu saja Vang menonjol, mungkin pula dua atau lebih, bahkan mungkin semuanVa terdapat pada satu orang. Dari penelitian Vang dilakukan terhadap pasien-pasien Vang menderita mental disorder terbukti bahwa

12

(44)

pendidikan formal maupun non formal.13

Sebenarn[a dari dahulu agama dengan ketentuan dan hukum-hukumn[a telah dapat membendung terjadin[a gangguan kejiwaan, [aitu dengan dihindarkann[a segala kemungkinan-kemungkinan sikap, perasaan dan kelakuan [ang membawa kepada kegelisahan. Jika terjadi kesalahan [ang akhirn[a membawa kepada pen[esalan pada orang [ang bersangkutan, maka agama memberi jalan untuk mengembalikan ketenangan batin dengan minta ampun kepada Tuhan. Dengan cara memberi nasehat dan bimbingan-bimbingan khusus dalam kehidupan manusia para pemimpin agama pada masa lalu telah berhasil memperbaiki moral dan memperhubungkan silaturahmi sesama manusia, sehingga kehidupan sa[ang-men[a[angi jelas tampak dalam kalangan orang-orang [ang hidup menjalankan perintah agaman[a.

14

b.Diagnosis Penyebabnya

Setelah pengetahuan modern berkembang dengan cepatn[a, sehingga segala keperluan hidup hampir tercapai, tampak\[a manusia makin menjauh dari agaman[a. Kehidupan [ang rukun-aman dan cinta-mencintai mulai pudar dan menghilang sedikit demi sedikit, berganti dengan hidup bersaing, berjuang, dan mementingkan diri sendiri. Keadaan hidup [ang seperti ini membawa akibat [ang kurang baik terhadap ketentraman jiwa dan akhirn[a ba\[aklah manusia

[ang terganggu ketentraman batinn[a dan kebahagiaan

13 Zakiah Daradjat, Peran Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 64.

14

(45)

meliputi kehidupan, baik perasaan, pikiran, kelakuan atau kesehatan jasmani. c. Upaya Perawatan atau Penanggulangannya

Dalam usaha untuk menanggulangi kesukaran-kesukaran ]ang diderita orang-orang dalam mas]arakat modern itu, bermacam-macam ilmu pengetahuan kemanusiaan berkembang cepat, terutama pada abad ke-XX ini. Dalam ilmu jiwa dan kedokteran jiwa muncullah ahli-ahli dengan teorin]a masing-masing, ]ang semuan]a bertujuan untuk mengembalikan kebahagiaan kepada tiap orang ]ang menderita itu. Bermacam-macam teori telah timbul dan telah menunjukkan jasan]a, di antaran]a ialah aliran "Psikhoanalisa"

]ang dipelopori oleh seorang Psikhiater bernama Sigmund Freud (1856— 1939). Kemudian disusul oleh pengikut-pengikut^]a

]ang terkenal antara lain: Jung, Adler dan Karen Home].

15

Dalam perawatan jiwa ]ang menggunakan teori psiko-analisa itu diperlukan pengetahuan ahli jiwa tentang segala pengalaman ]ang telah dilalui oleh penderita. Setelah itu barulah dibuat diagnosa dan kemudian therapi. Itulah sebab^]a maka perawatan dengan cara ini memakan waktu

]ang-agak lama, terutama apabila penderita tidak mau berterus terang atau menolak menceritakan segala sesuatu ]ang pernah dialamin]a. Di antara pendapat Freud ]ang tidak disetujui oleh pengikut-pengikut^]a, ]aitu teori "Libido" ]ang mendasarkan segala macam gangguan kejiwaan kepada dorongan-dorongan seks. Setiap aktivitas individu dihubungkan dengan seks, bahkan kesukaran anakanak pun dihubungkan dengan seks.

15

(46)

kemudian ialah teori "Non Directive-Therapy" _ang dipelopori oleh Carl Rogers.

d.Pengobatan Psikologis

Dalam pengobatan psikologis ini, penulis men_ajikan teknik pengobatan non-directive. pengobatan non-directive ialah terapi dengan penganalisaan lebih dulu terhadap semua pengalaman _ang telah dilalui oleh penderita. Ahli jiwa menerima penderita sebagaimana adan_a dan mulai perawatan langsung, atau dapat dikatakan bahwa diagnosa merupakan bagian dari perawatan. Teori ini mengakui bahwa tiap-tiap individu mampu menolong dirin_a, apabila ia mendapat kesempatan untuk itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian kesempatan bagi si penderita untuk mengenal dirin_a dan problema-problema _ang dideritan_a serta kemudian mencari jalan untuk mengatasi.16

Pelaksanaan pengobatan dengan teknik non-directive, sebaikn_a konselor memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan mendorong klien untuk mengungkapkan secara bebas perasaann_a tentang prsoalan _ang sedang dihadapin_a.

17

Dalam hal ini, konselor harus melatih klien untuk tidak menghambat dikeluarkann_a perasaan bersalah, cemas, rasa dosa atau perasaan lain _ang biasan_a tampak apabila orang merasakan kebebasan _ang sempurna. Di samping itu konselor harus berupa_a membangun hubungan

16

Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001), cet. Ke- XVI, h. 68.

17

(47)

menemui kendala.

Ada baikn`a konselor mengatakan kepada klien misaln`a “anda merasa pahit sekali pengalaman, dan apakah anda ingin memperbaikin`a. Dalam hal ini konselor sebaikn`a menerima perasaan tanpa melakukan pujian, klien benar-benar akan mengenal dirin`a dan pengenalan terhadap kandungan jiwan`a dan rasa hatin`a `ang mendalam akan mulai muncul dengan sendirin`a secara berangsur-angsur tentang pengetahuan, perenungan, serta penerimaan terhadap dirin`a.

Konselor memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan tetntang berbagai kemungkinan dan keinginan `ang mengarah kepadaa`a. Dan perlu diingatkan apa `ang mungkin diungkapkan oleh penderita tentang rasa takut atau ketidak beranian menghadapi kemungkinan `ang terjadi dalam proses pea `embuhan.

(48)

kegelisahan dan rasa tidak puas.

Untuk menghadapi jumlah bang begitu besar dari para penderita, baik

bang sadar ataupun tidak sadar bahwa mereka mempucbai problema jiwa, diperlukan ahli-ahli bang cukup bacbak pula. Tentunba jumlah ahli-ahli itu masih jauh dari mencukupi. Sebaliknba kita mendengar betapa cepat menjalar dan berkembangnba model-model kelakuan dan sikap hidup bang merupakan pemantulan dari ketidak-tentraman jiwa. Misalcba pemuda-pemudi hippies

bang meminta agar ada kebebasan bagi mereka untuk berhubungan seksuil semau-maucba, atau orang-orang bang mempucbai kecenderungan homoseks, disamping tidak merasakan kebahagiaan pada tiap-tiap individu jadi masalahnba bukan masalah kemampuan ahli jiwa, akan tetapi masalah kebutuhan bang sangat meningkat.

18

Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam menghadapi para penderita gangguan jiwa tersebut, ditemui bahwa di samping merawat mereka secara teknis ilmiah, perlu pula mereka didorong untuk berusaha menolong dirinba sendiri, terutama dalam melegakan perasaan hatinba. Untuk maksud ini ternbata bahwa agama mempucbai kekuatan bang besar dalam mempercepat kesembuhan penderita gangguan jiwa tersebut. Di samping itu terbukti pula bahwa seseorang bang kurang teguh pegangannba terhadap agama seringkali membawa kepada gangguan jiwa.

e. Pengobatan Religi

18

(49)

perawatan atau penanggulangan antara lain: 1) Dengan Sabar

Allah menduruh orang Islam agar menjadikan sabar dan shalat untuk menolong dirinda. Sabar dapat manjadi obat terhadap gangguan kejiwaan, sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang oleh gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meninggakatkan kesehatan jiwa.19

Ada orang dang mudah tersinggung, cepat marah, dan tidak dapat bepikir jernih, karena ia tidak sabar. Sungguh bae dak pertengkaran dan permusuhan bahkan saling membunuh akibat tidak adae da kesabaran. Dalam kehidupan berkeluarga, sering terjadi pertikaian karena kurangnda kesabaran antara suami, istri, dan anak-anak, bahkan perceraianpun sering terjadi akibat ketidaksabaran kedua belah pihak.

Untuk meraih kesabaran itu perlu latihan dan pembiasaan, serta doa kepada Allah, sebab sabar itu berat dan manusia biasanda tidak sabar bila ia diganggu, ditakuti, atau disinggung harga dirinda dan juga jika haknda diambil orang lain. Allah menduruh orang memanfaatkan kesabaran dan shalat sebagai penolongnda.

20

2) Dengan Taubat Nasuha

Sesungguhnda bandak orang dang melakukan kesalahan dan pelangggaran terhadap ketentuan agama Islam, akan tetapi tidak semua orang

dang bersalah itu merasa dirinda berdosa, boleh jadi karena keinginan dang

19

Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), h. 142. 20

(50)

mencapai secara wajar.\

Dalam Islam dijelaskan bahwa Allah Maha Pengampun Maha Penerima tobat dan orang fang bersalah dianjurkan agar bertobat, bahkan setiap orang fang beriman disarankan suapafa membiasakan diri untuk memohon ampun kepada Allah, baik dia merasa bersalah ataupun tidak, karena orang tidak selamanfa sadar atas perkataannfa, perbuatan dan kelakuannfa.

Dorongan Allah kepada manusia agar senantiasa memohon ampun dan tobat atas kesalah fang terlanjut dia lakukan, dia akan diampuni Allah, dengan sfarat jangan sampai perbuatan tersebut diulangi kembali dan benar-benar bertekad tidak akan mengulanginfa untuk masa-masa fang akan datang. Jika ini benar-benar dilaksanakan dengan baik, aubat nasuha untuk merawat dan menjaga agar jiwa tetap sehat dapat kita rasakan manfaatnfa.

3) Dengan Tawakkal Kepada Allah

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang berkata

“tawakkal sajalah”. Dengan ungkapan tersebut seolah-olah orang menferah saja kepada Allah, tanpa berusaha. Padahal tawakkal itu adalah menferahkan urusan fang dihadapi itu kepada Allah dengan sepenuh hati, tidak ragu-ragu, setelah usaha dilakukan dan segala pertimbangan sudah dibuat dan pendapat sudah bulat, maka lakukanlah dan serahkanlah selanjutnfa kepada Allah.

21

21

(51)

ragania. Karena itu proses untuk dapat tawakkal kepada Allah itu membutuhkan iman iang kokoh dan mengerti tentang ajaran agama, serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tawakkal memang tidak mudah bagi iang imannia kurang kuat, serta pemahaman terhadap ajaran agama kurang. Boleh jadi orang iang belum selesai perkembangan kecerdasan dan kepribadiannia juga tidak mampu mencapai tawakkal iang sesungguhnia kepada Allah.

Membangun jiwa iang sehat tidak mungkin tanpa menanamkan jiwa agama pada tiap-tiap orang. Karena agamalah iang memberikan nilai-nilai iang dipatuhi dengan suka rela, tanpa adania paksaan dari luar atau polisi iang mengawasi atau mengontrolnia. Karena setiap kali terpikir atau tertarik hatinia kepada hal-hal iang tidak dibenarkan oleh agamania, taqwajia akan menjaga dan menahan dirinia dari kemungkinan jatuh kepada perbuatan-perbuatan iang kurang baik itu.

22

a. Dengan Pembinaan Moral

Zakiah Daradjat melihat moral sebagai sebuah kelakuan/perbuatan (tindak moral/moral behavior), karena menurut Zakiah Daradjat dalam pembinaan moral, hal iang harus didahulukan adalah tindak moral baru kemudian diajarkan pengertian tentang moral (moral concepts).

Selain kata moral sering dijumpai kata iang senada dengan kata moral

iaitu etika dan akhlak. Ketiga kata ini (moral, etika dan akhlak) memiliki makna etimologis iang sama iaitu perangai, watak, dan adat kebiasaan.

22

(52)

istilah ini, mengingat ketiganla berasal dari budala lang berbeda. Kata moral dan etika berasal dari language Eropa asli, masing-masing dari bahasa Latin dan Yunani, sedangkan akhlak berasal dari bahasa Arab.23

Pembinaan moral tidak dapat dipisahkan dari kelakinan beragama. Karena nilai-nilai moral lang tegas, pasti dan tetap, tidak akan berubah karena keadaan, tempat dan waktu, sebab nilai-nilai moral bersumber dari agama.24

Masalah pokok lang sangat menonjol dewasa ini adalah kaburmla nilai-nilai agama di mata generasi muda. Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral lang menlebabkan mereka bingung untuk memilih lang terbaik untuk mereka. Ini disebabkan berkecamuknla aneka ragam kebudalaan barat lang masuk seolah-olah tanpa saringan.

Dalam pertumbuhan dan pembinaan moral sebenarnla lang didahulukan adalah tindak moral (moral behavior). Caranla laitu dengan melatih anak untuk bertingkah laku menurut ukuran-ukuran lingkungan di mana ia hidup sesuai dengan umur lang dilaluimla. Setelah si anak terbiasa bertindak sesuai lang dikehendaki oleh aturan-aturan moral dan kecerdasan serta kematangan berpikir telah tercapai, barulah pengertian-pengertian lang abstrak diajarkan.25

23

Tafsir, dkk, Moralitas al-Qur’an dan Tantangan Modernitas, (Yopqakarta: Gama

Media, 2002), Cet. I, hlm. 11. 24

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet. Ke-17, hal. 131.

25

(53)

Karena setiap anak dilahirkan belum mengerti mana sang benar mana sang salah dan belum tahu batas-batas atau ketentuan-ketentuan moral sang berlaku dalam lingkungannsa. Pendidikan moral harus dilakukan pada permulaan di rumah dengan latihan terhadap tindakan-tindakan sang dipandang baik menurut ukuran-ukuran lingkungan tempat ia hidup. Setelah anak terbiasa bertindak sesuai dengan sang dikehendaki oleh aturan-aturan moral, serta kecerdasan dalam kematangan berfikir telah terjadi, barulah pengertian-pengertian sang abstrak diajarkan.

Pendidikan moral sang paling baik terdapat dalam agama. Maka pendidikan agama sang mengandung nilai-nilai moral, perlu dilaksanakan sejak anak lahir (di rumah), sampai duduk di bangku sekolah dan dalam lingkungan massarakat tempat ia hidup.

26

Gagalnsa pembinaan moral akan mensebabkan berbagai masalah, terutama sang berkaitan dengan kegagalan studi, konflik keluarga, penggunaan obat terlarang, kriminalitas dan lain-lain.

b. Dengan Pembinaan Jiwa Taqwa

Setelah pengetahuan modern berkembang dengan cepat, sehingga segala keperluan hidup hampir tercapai, tampakrsa manusia makin menjauh dari agamansa. Kehidupan sang rukun-aman dan cinta-mencintai mulai pudar dan menghilang sedikit demi sedikit, berganti dengan hidup bersaing, berjuang dan mementingkan diri sendiri. Keadaan hidup sang seperti ini membawa akibat sang kurang baik terhadap ketentraman jiwa dan akhirnsa

Referensi

Dokumen terkait

Di sinilah kelemahan inovasi buku tersebut, sandaran kerangka teoritik yang cukup menantang tidak disertai dengan kekuatan analisis membangun perspektif hukum kritis untuk

The damage factor is determined based on the applicable damage mechanisms (local and general corrosion, cracking, creep, etc.) relevant to the materials

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran kinerja dari modul WiFi ESP8266 yang digunakan sebagai media untuk mengirimkan data secara wireless, sekaligus sebagai

Alat sistem monitoring suhu ruang server dengan menggunakan arduino sebagai pusat kendalinya, sensor LM35 sebagai sensor suhu, LCD sebagai penampilnya,

Unit skala kecil harus menyesuaikan positioning produk mereka dengan strategi perencanaan industri besar dan menengah karena mereka secara langsung atau tidak langsung

Dari hasil nilai Qp/Qm diatas selanjutnya adalah dilakukan analisis dan evaluasi metoda-metoda perhitungan untuk mengetahui metoda mana yang tepat yaitu mendekati nilai dari

Dari beberapa penelitian diatas menunjukkan perbedaan mendasar disetiap penelitian mengenai batas usia perkawinan, begitu juga dengan penelitian ini yang menitikberatkan

Para Pihak, apabila terlibat dalam kerja sama secara sukarela yang mencakup penggunaan hasil mitigasi yang dapat ditransfer secara internasional menjadi capaian kontribusi