• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengelolaan sampah rumah tangga di kelurahan Kayumanis Kec.Tanah Sareal kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengelolaan sampah rumah tangga di kelurahan Kayumanis Kec.Tanah Sareal kota Bogor"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Lukmanul Hakim NIM 1110015000130

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KAYUMANIS KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruarr

untuk Memenuhi

Persyaratan Guiu Meraih Gelar sarjana pendidikan

(s.pd.)

OIeh: Lukmanul Hakim

MM:

1110015000130

Di Bawah Bimbingan

Pernbimbing I

W

Sodikin. M.Si

NIP.

PENDIDIKAN ILMU PENGETAI{UAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAAT KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAII

JAKARTA

(3)

Sareal Kota

Hakim Nomor Induk Mahasiswa 1l10015000130, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegtruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada Tanggal 16 Oktober 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

Sl

(S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.

I akarta, I 9 Oktober 20 I 5

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Tanda

^1T.n

M

Ketuan Panitia (Ketua Jurusan /Program Studi)

Dr Iwan Purwanto. M.Pd NIP: 19730424 200801

I

012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Syaripulloh. M.Si

NIP: 19670909 200701

I

033

Penguji I

Drs. Syaripulloh. M.Si

NIP: 19670909 200701 1 033

Penguji

II

Annisa Windarti. M.Sc

NIP:19820802

20ll0l

1 006

Mengetahui:

'/q"ry

a/

/eots

(4)

Tempat / Tgl. Lahir

NIM

Jurusan / Prodi Judul Skripsi

Bogor/ 09 September 1992

I I 10015000130

Pendidikan IPS / Geografi

Analisis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kayumanis Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.

1. Cut Dhien Nourwahida, M.A

2.

Sodikin, M.Si

Lukmanul Hakim

I I 1001s000130

Dosen Pembimbing

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 10 Oktober 2015 Mahasiswa Ybs

(5)

iv

SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang ada di Kelurahan Kayumanis Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian dengan cara pengamatan/observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengaan metode triangulasi.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat tiga jenis bentuk pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan warga Kelurahan Kayumanis yang terdiri atas 12 RW, yakni di wilayah RW 01-03 dan RW 05-06 bentuk pengelolaan sampah rumah tangga yaitu dengan mengumpulkan sampah dengan metode dumping, sampah warga dikumpulkan di depan rumah kemudian setiap harinya ada petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan untuk mengangkut sampah warga untuk selanjutnya di angkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA), selanjutnya di wilayah RW 07-12 bentuk pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warga, yakni dengan metode Individual incenaration yaitu pengelolaan sampah dengan membakar sampah secara perorangan yang dilakukan disekitar rumah warga, hal ini dilakukan karena diwilayah RW 07-12 masih sangat mudah dijumpai lahan-lahan luas, sehingga warga tidak terlalu memikirkan tentang penanganan sampah, terakhir untuk diwilayah RW 04 berbeda dengan wilayah yang lain oleh karena di wilayah ini sudah terdapat tempat pengelolaan sampah terpadu 3R dimana sampah warga di wilayah RW 04 ini diolah dengan menggunakan mesin-mesin, seperti sampah organik diolah menjadi pupuk organik dan untuk nonorganik dibersihkan untuk kemudian dijual kepada pengusaha rongsokan.

Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan warga Kelurahan Kayumanis masih kurang dalam mengelola sampah dan kesadaran menjaga lingkungan, karena dari 12 RW yang ada, hanya baru 1 RW yang melakukan pengelolaan sampah secara baik dan benar.

(6)

v

London: Department of Education Social Sciences Faculty of MT and the Teaching of the State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah, 2015.

This study aims to determine Analysis of Household Waste Management in the Kayumanis Village Tanah Sareal Bogor. The method used is descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques are acquired through direct research activities to localized research by observation, interviews, and documentation. Examination of the validity of the data dengaan triangulation method.

The results found in this study is that there are three kinds of forms of household waste management conducted Cinnamon Village residents consisting of 12 RW, namely in the area RW 01-03 and 05-06 form the management of household waste by collecting garbage dumping method , garbage residents gathered in front of the house and then every day there was a janitor of the Department of Health to transport residents to the next garbage transported towards the final disposal (landfill), here in after region RW 07-12 forms of waste management performed by residents, ie the method of Individual incenaration waste management by burning garbage individual who performed around the houses, this is done because the RW 07-12 region is still very easy to find large estates, so that people are not too concerned about the handling of waste, for the last 04 RW region different from the region others because this region there were already integrated waste management 3R place where garbage residents in RW 04 is processed by using machines, such as organic waste is processed into organic fertilizer and for nonorganic cleaned and then sold to business menwreckage.

From the results of these studies concluded that the management of household waste carried Kayumanis Village residents still less in waste management and awareness of protecting the environment, because of the 12 RW, new only 1 RW Managing the waste properly.

(7)

vi

yang berjudul “Analisis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kayumanis Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor” ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan, dukungan dan cinta. Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.pd yang telah tulus ikhlas memberikan bimbingan, bantuan serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A dan Bapak Sodikin, M.Si. sebagi dosen pembimbing dan seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan pengarahan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

vii

7. Kepada keluarga tercinta khususnya kedua orangtua yang sangat penulis cintai, Bapak Muhidin dan Ibu Aminah, serta teteh Suryanih, S.Pd.i yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan baik moril dan materi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

8. Bapak Elia Buntang, Spi, Mmi sebagai Sekretaris Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, Bapak Bugi Setianto, SE sebagai Kepala Kasi Penanganan Masalah Strategi KESBANGPOL Kota Bogor, Bapak H Dudum Dumyati, SE sebagai Kepala Kelurahan Kayumanis dan beserta para staf jajarannya yang berada di Kantor Kelurahan kayumanis, Bapak Zainudin, S.Pd sebagai kepala tempat pengelolaan sampah rumah tangga RW 04 dan seluruh Ketua RW yang berada di Kelurahan Kayumanis, terimakasih sudah mengijinkan penelitian dan observasi serta memberikan bimbingan kepada peneliti demi penyelesean skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2010. Teman sepersodaraan ATK Fams: Arib Jaudi, Aldian Kurnia Putra, Ardi wahyudi, Arif Putranto, Ardi Muhamad Arsyad, Avin Rizal Fahlevi, Aidil Jufrie, Bani Rochman, Choirul Imam, Faisal Ramdan, Fariz Farid iqbal, Febrianto, Reza, Teguh Praitno, Ibnu, gembong, Ipan Sunarya, Udin, Fazri, Mizi, Andray, dan Febrilian. Terimakasih atas bantuan kalian, sangat berharga bisa berada diantara kalian.

(9)

viii

gading yang tak retak, oleh karna itu demi kesempurnaan kajian ini dimasa mendatang penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Insya Allah, penulis akan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Oktober 2015

(10)

ix

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI……….iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah………..10

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Sampah dan Permasalahannya ... 12

1. Definisi Sampah ... 13

2. Sumber dan Klasifikasi Sampah ... 14

3. Komposisi Sampah ... 16

4. Masalah Yang di Timbulakan Sampah ... 18

5. Pengelolaan ... 20

6. Pengelolaan Sampah ... 21

7. Pengertian Rumah Tangga ... 25

8. Sampah Rumah Tangga ... 26

9. Daur Ulang ... 26

(11)

x BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian ... 33

1. Lokasi penelitian ... 33

2. Waktu penelitian ... 33

B. Metode Penelitian... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian... 39

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 42

G. Teknik Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

1. Profil Kelurahan Kayumanis ... 44

2. Batas-batas wilayah ... 45

3. Luas wilayah dan Tofografi ... 46

4. Orbitasi ... 46

5. Komposisi Penduduk ... 47

6. Sarana dan Fasilitas ... 51

7. Data responden ... 53

B. Penyajian Data ... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

1. Bentuk Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Wilayah RW 01,02, 03,05 dan 06 (Zona A) ... 60

(12)

xi

Di Kelurahan Kayumanis ... 70 D. Hasil Temuan Penelitian ... 72 BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 76

(13)

xii

Tabel. 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ... 44

Tabel. 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi ... 46

Tabel 4.1 Luas wilayah Kelurahan Kayumanis ... 52

Tabel 4.2 Komposisi penduduk berdasarkan usia ... 53

Tabel. 4.3 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 54

Tabel. 4.4 Penduduk berdasarkan profesi ... 54

Tabel 4.5 Penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan ... 55

Tabel 4.6 Penduduk berdasarkan suku atau etnis... 56

Tabel. 4.7 Penduduk berdasarkan usia kerja ... 56

Tabel. 4.8 Sarana Pendidikan ... 57

Tabel 4.9 Sarana Ibadah ... 58

Tabel 4.10 Sarana Kesehatan ... 58

(14)

xiii

(15)

xiv

Gambar 4.2 Papan nama tempat pengelolaan sampah RW 04... 54

Gambar 4.3 Tempat pembakaran sampah ... 55

Gambar 4.4 Mesin pengayak bantuan dari pemerintah provinsi ... 61

Gambar 4.5 Kegiatan Petugas di Tempat Pengelolaan Sampah ... 62

[image:15.612.117.530.119.579.2]
(16)

1 A. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan hidup akhir-akhir ini sudah semakin ramai dibicarakan. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat keserasian, keselarasan dan keseimbangan, baik itu kehidupan di antara sesama maupun dengan lingkungan. Masalah lingkungan telah menjadi perhatian internasional, bahkan kepopulerannya sering disejajarkan dengan masalah Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi. Lingkungan memang bagian integral dari kehidupan manusia dimana pun dan kapan pun mereka berada. Lingkungan yang sehat akan membuat penduduknya berbahagia, sedangkan lingkungan yang rusak akan membuat penduduk menderita. Lingkungan memang harus menjadi ukuran keberhasilan suatu proses pembangunan bangsa dan umat manusia.

Lingkungan hidup sendiri adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, sementara pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam memanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.1

Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 ayat (2) adalah “upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliraharaan, pengawasan, dan penegakan hukum”.2

1

Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, ( Jakarta : Djambatan, 2009), h. 31

2

(17)

Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan Hidup terdiri dari tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain yang selama ini menunjang kehidupan masyarakat di dunia.3 Oleh sebab itu untuk menjaga keberlangsungannya, lingkungan hidup perlu mendapatkan pengelolaan dan perlakuan yang seharusnya, agar tetap dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk generasi selanjutnya.

Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk selalu menjaga lingkungan dan sangat melarang untuk berbuat kerusakan di muka bumi,

seperti yang tercantum dalam Al Qur’an Surat Ar Rum ayat ke 41-42 :

                                                    

41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).".4

Ada pula tercantum dalam surat Al A’raf ayat 56-58 yang

menjelaskan tentang peduli lingkungan :

3

Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, ( Jakarta : Djambatan, 2009), h. 31

4

(18)

                                                                                                                 

56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.5

Selain untuk beribadah kepada Allah SWT, manusia juga diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang mana tugas khalifah ini untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Islam mengajarkan manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan karena sesungguhnya Allah itu bersih dan mencintai kebersihan.

Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan rakyat sehingga menuntut tanggung jawab, keterbukaan, dan peran anggota masyarakat, yang dapat disalurkan melalui perseorangan, organisasi lingkungan hidup, seperti lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok masyarakat adat, untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan kehidupan masyarakat sehingga terbebas dari permasalahan-permasalahan

5

(19)

lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup yang di hadapi pada dasarnya merupakan masalah ekologi manusia yakni hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya.6 Di pihak lain, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pun mulai menurun. Penambahan jumlah penduduk, dan kegiatan-kegiatan manusia yang ada di dalamnya, mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Kerusakan lingkungan telah menyeluruh. Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya perubahan iklim, timbulnya bencana, timbulnya penyakit, serta kelangsungan hidup manusia, binatang, dan tumbuhan beserta spesies-spesiesnya. Hal ini harus segera diatasi. Bilamana tidak, bumi akan menjadi tempat yang tidak nyaman lagi untuk ditempati. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan tersebut adalah sampah. Sampah saat ini menjadi persoalan pokok khususnya di kota-kota besar.

Dari berbagai masalah lingkungan hidup, masalah sampah merupakan masalah yang sangat kompleks dan erat kaitannya dengan tata kehidupan manusia, baik kehidupan perorangan maupun masyarakat. Masalah sampah juga tidak hanya terjadi di Bogor atau Indonesia, namun termasuk di dunia. Oleh karena itu, dalam peraturan dan perbaikan lingkungan hidup telah menjadi perhatian dunia. Hal ini dimulai sejak 5 sampai 16 Juni 1972 telah disahkan sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Pada konferensi PBB di Stocholm tentang mengelola lingkungan hidup. Konferensi ini dihadiri utusan dari 113 negara dan membahas berbagai masalah lingkungan hidup di dunia. Pada konferensi juga ditetapkan Hari Lingkungan Hidup Dunia yaitu 5 Juni. Untuk memperingati 10 tahun gerakan lingkungan hidup. Program lingkungan hidup PBB mengadakan pertemuan di Nairobi, Kenya, pada bulan Juni 1982.7

Permasalahan lingkungan hidup, khususnya isu lingkungan global semakin kompleks dan menghawatirkan bangsa-bangsa di dunia. Untuk itu

6

Soemarwoto ( 1997) dalam Septiana Y. Partisipasi santri dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup di pesantren Darul Fallah Bogor [skripsi].Bogor [ID] Institut Pertanian Bogor. 2010, h.13.

7

(20)

PBB menyelenggarakan konferensi tentang lingkungan hidup dan pembangunan yang terkenal dengan KTT Bumi. KTT Bumi diadakan di Rio de Janeiro, Brasil, pada bulan Juni 1992 yang dihadiri oleh pemimpin dari 179 negara dan berbagai organisasi non pemerintah. Konferensi ini merupakan momentum global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan memebentuk kemitraan dunia untuk mencapai kehidupan dan kualitas dunia yang lebih baik.8

Masalah sampah yang menyeluruh di Indonesia merupakan cakupan luas masalah sampah-sampah yang besar, bagaimana kalau dilihat dari kacamata yang kecil terlebih dahulu dimana awal keberadaan sampah dan mulai muncul suatu masalah pengelolaan sampah, yakni sampah rumah tangga. Sampah merupakan masalah yang terlihat sepele dan kecil namun mempunyai dampak yang besar jika tidak cepat dilakukan pengelolaannya dengan baik. Saat ini, masyarakat dunia mengkonsumsi makanan dengan kemasan berlebihan, seperti minum susu, jus buah dalam botol, kemasan kotak plastik kecil, dan lain-lain. Akibatnya, produksi limbah padat atau sampah sudah melebihi kapasitas seharusnya, gunung sampah yang dihasilkan memenuhi tempat pembuangan dan pembakaran di seluruh penjuru dunia

Produksi sampah setiap hari di Indonesia mencapai 176.000 ton di mana sebanyak 16.500 ton merupakan sampah plastik. Jakarta, Bali dan Bandung menjadi kota dengan penyumbang sampah terbanyak. Dari pemeriksaan Walhi Jawa Barat, di sektor persampahan produksi limbah domestik dan industri semakin bertambah. Tingkat konsumsi sekitar 44 juta rakyat Jawa Barat yang semakin besar dan berdampak pada peningkatan produksi sampah domestik. Rata-rata produksi sampah tiap kabupaten/kota di Jawa Barat sekitar 5 juta liter/hari, berarti dalam setahun ini volume sampah di Jawa Barat sekitar 130 Juta Liter/perhari, jika diakumulasi dalam setahun maka sekitar 47.320 Juta liter/hari sampah dihasilkan.9

8

Ibid. 9

(21)

Sampah dapat menyebabkan berbagai macam pencemaran dan masalah-masalah lainnya, diantaranya pencemaran air melalui zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya dan pencemaran udara melalui bau tidak sedap yang ditimbulkan, sumber penyakit dan sumber terjadinya bencana alam, seperti banjir. Sampah sendiri adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasala dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tetapi bukan biologis dan umumnya bersifat padat.10 Bertambahnya sampah lebih lanjut disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak pernah berhenti, dan bertambahnya sampah ini harus di imbangi dengan pengelolaan sampah khususnya pengelolaan yang berbasis lingkungan. Sebab sampah yang tidak dikelola sebagaimana mestinya terbukti sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan pada manusia. Antara lain dari masalah estetika, tersumbatnya saluran air yang dapat menyebabkan banjir, bahaya kebakaran, terjadinya pencemaran lingkungan hingga penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor.11

Oleh sebab itu, masalah pengelolaan sampah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diselesaikan. Di Indonesia dewasa ini sedang diupayakan pengelolaan sampah dalam rangka menanggulangi pencemaran, mengendalikan penyakit, maupun menciptakan kota bersih dan nyaman. Namun diperlukan usaha yang lebih optimal mengingat hasilnya hingga saat ini belum cukup memuaskan. Pengolahan sampah dapat melibatkan warga di lingkungan tempat tinggal kita (RT/RW). Langkah awalnya yaitu dengan memilah antara sampah organik dengan sampah anorganik. Di lingkungan RT atau RW bisa dibuatkan tempat penampungan sampah, sebaiknya disediakan dua buah, satu untuk organik dan satu lagi untuk anorganik. Tempat

10

Azwar, A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. (Jakarta. Mutiar sumber Widya. 1990)

11

(22)

penampungan tersebut sebaiknya berupa bak yang dilapisi bahan dari semen. Sampah organik yang terkumpul selanjutnya diolah menjadi kompos.

Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat. Masyarakat sebagai subyek dalam pengelolaan lingkungan hidup sudah saatnya berperan aktif dalam menyampaikan aspirasi, menentukan pilihan dan menyelesaikan masalahnya sendiri serta sepenuhnya ikut berkecimpung dalam pengelolaan lingkungan hidup, baik yang dikemas dalam suatu program, maupun gerakan yang muncul dari masyarakat itu sendiri.

Setiap masyarakat dari berbagai golongan dimanapun berada, bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan atau sampah yang dihasilkannya, dan sampah Rumah Tangga (RT) merupakan bagian terbesar dari sampah-sampah kota-kota dan sebagian besar berasal dari sampah dapur dan sampah pekarangan. Setiap kegiatan baik produksi maupun konsumsi akan menghasilkan sampah yaitu benda yang tidak dimanfaatkan lagi. Pada akhirnya, sampah inilah yang cukup besar andilnya dalam hal pencemaran dan merusak lingkungan sehingga sebagaimana yang terlihat sekarang sampah masih berserakan dimana-mana.

Semakin banyak yang bermukim di kota atau suatu daerah, makin banyak pula sampah yang terkumpul. Kondisi ini memaksa pemerintah daerah memacu kemampuan untuk mengelola sampah dengan baik dan benar. Namun sayang, niat baik pemerintah itu masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah yang efektif, aman, sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Sehingga penanganannya pun di pahami hanya sebatas urusan memindahkan, membuang, dan memusnahkan dengan cara yang sangat tidak aman dan cenderung mencemari lingkungan.

(23)

masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Pendekatan pengelolaan sampah membuka pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat dalam mengelola sampah. Sampah tidak lagi dipandang barang tidak berguna, akan tetapi sampah dapat dijadikan suatu yang bernilai tambah, upaya-upaya pengelolaan sampah pun mulai banyak diterapkan di wilayah-wilayah Kota Bogor.

Beranjak dari permasalahan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

B. Identifikasi Masalah

Pertumbuhan penduduk setiap tahun semakin meningkat, sedangkan kemampuan alam untuk mendukung dan memahami kebutuhan hidup manusia ini dari masa ke masa tidak bertambah, bahkan cenderung menurun. Pertambahan penduduk yang amat pesat ini menyebabkan manusia cenderung merusak lingkungan demi mempertahankan hidupnya, salah satunya dengan menghasilkan sampah. Sampah adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kerusakan lingkungan.12

Sejak makhluk hidup tinggal di bumi mereka memanfaatkan sumber daya alam dan menghasilkan sampah. Ketika jumlah makhluk hidup sangat kecil maka sampah yang dihasilkan secara kuantitas dapat diabaikan, apalagi semuanya merupakan bahan organik sehingga dengan proses dekomposisi atau pembusukan secara alami ( natural decomposition ) akan kembali ke alam secara sempurna. Namun, tidak bisa begitu saja diserahkan kepada proses alamiah. Ketika jenis sampah semakin bervariasi maka proses pengelolaannya juga semakin kompleks.13

12

Bahar Yul H. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. (Jakarta : Waca Utama Pramesti, 1986) h. 1.

13

(24)

Masalah sampah sudah menjadi masalah klasik di berbagai daerah, begitu pula yang terjadi di Kelurahan Kayumanis, di daerah ini sampah sangat mudah dijumpai baik itu di jalan atau di sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kelurahan Kayumanis. Hal ini menjadi pertanyaan apakah masyarakat tidak memahami tentang pentingnya menjaga lingkungan salah satunya dengan mengelola sampah, atau memang tidak adanya tindakan dari pemerintah setempat dalam upaya pelestarian lingkungan.

Sampah merupakan masalah yang terlihat sepele dan kecil namun mempunyai dampak yang besar jika tidak cepat dilakukan pengelolaannya dengan baik. Sampah sendiri dapat didefinisikan sebagai sutu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan dari kegiatan manusia. Dengan demikian sampah dapat berasala dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga perdagangan, dan kegiatan manusia lainnya.14 Saat ini, masyarakat dunia mengonsumsi makanan dengan kemasan berlebihan, seperti minum susu, jus buah dalam botol, kemasan kotak plastik kecil, dan lain-lain. Akibatnya, produksi limbah padat atau sampah sudah melebihi kapasitas seharusnya, gunung sampah yang di hasilkan memenuhi tempat pembuangan dan pembakaran di seluruh penjuru dunia.

Tujuan dilakukannya penelitian tentang pengelolaan sampah ini di wilayah Kelurahan Kayumanis yang merupakan kampung halaman penulis yaitu agar penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi orang banyak khususnya warga Kayumanis dan juga dapat menata permasalahan pengelolaan sampah di Kelurahan Kayumanis. Karena dapat dipahami bersama masalah sampah ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan juga khususnya masyarakat, agar sampah ini tidak menjadi bencana untuk kedepannya. Kelurahan Kayumanis sendiri termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 12 RW dengan jumlah penduduknya mencapai 12.000 jiwa, karena

14

(25)

diketahui bersama, semakin banyak penduduk yang mendiami suatu daerah, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan di suatu daerah tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam menjaga lingkungan khususnya menangani masalah sampah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas serta untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini dan juga untuk menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah, serta tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran maka masalah yang diteliti dibatasi pada masalah berikut:

1. Masalah sampah rumah tangga yang semakin meningkat jumlahnya 2. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengelola sampah rumah

tangga

3. Penanggulangan jumlah sampah yang semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah, Sareal Kota Bogor ?. Dengan Analisis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kayumanis Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.

E. Tujuan Penelitian

(26)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga. Serta bahan penerapan metode khususnya mengenai pengelolaan sampah rumah tangga.

2. Manfaat Praktis

(27)

12 A. Sampah dan Permasalahannya

Masalah sampah merupakan permasalahan yang tak akan pernah selesai selama masih ada kehidupan di muka bumi ini. Manusia akan selalu menghasilkan sampah tiap harinya dan tentunya menyebabkan pencemaran lingkungan. Produksi sampah yang banyak tidak diimbangi dengan penanganannya sehingga permasalahan sampah menjadi berkepanjangan dan sulit menciptakan lingkungan bebas dari sampah. Masalah lingkungan ini timbul karena pola kehidupan masyarakat yang telah bergeser ke arah yang lebih modern. Kepraktisan dalam berproduksi dan makin maraknya perkembangan teknologi membuat masalah sampah semakin meningkat.

Menurut Enri Damanhuri, “meningkatnya jumlah penduduk

menyebabkan peningkatan aktivitas penduduk yang berarti juga peningkatan jumlah timbunan sampah. Masalah pengelolaan sampah perkotaan antara lain adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber daya manusia. Masalah ini timbul di kota-kota besar ataupun kota-kota

kecil”.1

Permasalahan yang banyak dialami oleh kota-kota besar adalah mengenai pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan sampah yang belum memadai. Selain itu terbatasnya lahan untuk tempat pembuangan sampah karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman. keterbatasan lahan menjadi permasalahan menggunungnya sampah di tempat pembuangan. Oleh sebab itu perlu adanya penaggulangan terhadap masalah sampah salah satunya dengan megolah sampah menjadi barang yang berguna.

1

(28)

1. Definisi Sampah

Sampah merupakan hasil sisa dari kegiatan manusia karena sudah tidak memiliki manfaat lagi. Menurut Adrian R Nugraha dalam bukunya

mengatakan “sampah adalah barang atau material sisa yang tidak diinginnkan dari hasil akhir sebuah peroses tertentu”.2

Sedangkan definisi

sampah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran

seperti daun dan kertas”.3

Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan sumber daya tersebut, manusia akan menghasilkan limbah padat atau biasa disebut juga sampah. Sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat baik berupa zat organik maupun an-organik ini bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga langsung dibuang kelingkungan.

Menurut American Public Health Association, “Sampah diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak terjadi dengan sendirinya”.4 Oleh karena itu dapat disimpulkan sampah adalah hasil sisa dari kegiatan manusia yang dianggap tidak berguna dan tidak memiliki manfaat lagi. Penaggulangan sampah harus dilakukan secara serius, karena kalau tidak sampah bisa menjadi sumber bencana bagi kegidupan manusia.

2

Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Sampah

(Jakarta : PT. Cahaya Pustaka Raga, 2010), h.23.

3

Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 776

4

(29)

2. Sumber dan Klasifikasi Sampah

Sebagai manusia kita adalah salah satu faktor penyebab timbulnya sampah, setiap hari disadari atau tidak, kita menghasilkan sampah baik itu sampah organik ataupun sampah non-organik. Sampah dapat dibedakan berdasarkan sumber dan klasifikasinya, secara dominan sampah bersumber dari kegiatan rumah tangga, pasar, dan industri.

Menurut Yul Harry Bahar, “Sumber sampah dapat digolongkan atas tiga kelompok, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga (domestic refuse), dari kegiatan perdagangan (comercial refuse), dan dari kegiatan perindustrian (industrial refuse). domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan padat yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas, kaleng dan lain-lain. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti pasar, supermarket , pusat pertokoan, warungdan tempat jual beli lainnya. Industrial refuse merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan

yang diolah oleh perusahaan industri tersebut”.5

Secara umum sampah dapat digolongkan menjadi dua yaitu sampah yang mudah teruraidan yang tidak dapat terurai. Yul Harry Bahar

mengatakan dalam bukunya, “Degradable refuse yaitu sampah yang mudah terurai secara alami melalui proses fisik, kimiawi, maupun biologis. Biasanya sampah golongan ini berasal dari bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan, sisa makanan, kertas, bangkai binatang dan lain-lain. Nondegradable refuse adalah sampah yang tidak dapat diuraikan atau sulit secara alami melalui proses fisik, kimiawi dan biologis menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Sampah ini biasanya

berasal dar bahan anorganik, seperti metal, kaca dan keramik”.6

5

Yul Harry Bahar, Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta : PT. Wacana Utama Pramesti, 1986), h. 5.

6

(30)

Dapat dipahami bahwa sampah basah atau organik yaitu sampah yang biasa dihasilkan dari rumah tangga, misalnya sisa sayuran, sisa makanan, daun-daunan, dan sisa buah-buahan yakni jenis sampah yang mudah membususuk, biasanya sampah basah ini banyak juga dihasilkan dari pembuangan sampah yang berasal dari pasar-pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat. Sedangkan sampah kering atau yang biasa disebut sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat membusuk seperti plastik, bahan sintetik, logam, besi, kaleng dan kaca yang biasanya didaur ulang untuk membuat produk-produk baru.

Yul Harry Bahar dalam bukunya mengklasifikasikan sampah atas beberapa kelompok, antara lain :

a. Garbage yaitu sampah yang berasal dari sisa pengolahan, sisa pemasakan, atau sisa makanan yang telah membusuk, tetapi masih bisa digunakan sebagai makanan oleh organisme lainnya, seperti insekta, dan lain-lain. Sampah jenis ini biasanya bersumber domestic refuse. b. Rubbish yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk.

Jenis ini terbagi atas dua golongan. Pertama sampah yang tidak mudah membusuk tetapi mudah terbakar, seperti kayu, bahan plastik, kain, bahan sintetik. Kedua adalah sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar, seperti metal, kaca, keramik dan tulang hewan.

c. Ashes dan Cinder, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari kegiatan pembakaran.

d. Dead animal yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan.7

7

(31)

3. Komposisi sampah

Komposisi sampah sangat bervariasi tergantung dari sumbernya, dari yang berbentuk sangat padat, hingga yang berbentuk cair. Selain itu volume sampah juga bervariasi dari yang besar sampai yang kecil. Komposisi sampah suatu daerah yang ingin diketahui bergantung pada rencana pengelolaan sampah yang akan dipakai. Atau sebaliknya, komposisi sampah suatu daerah harus diketahui terlebih dahulu untuk perencanaan pengelolaan sampah selanjutnya.

Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain : a. Sumber dari mana sampah tersebut.

Komposisi sampah yang berasal dari industri akan berbeda dengan komposisi sampah yang berasal dari daerah pemukiman/rumah tangga.

b. Aktivitas penduduk di daerah dimana sebagian besar aktivitas penduduknya adalah bertani akan menghasilkan sampah dengan komposisi sampah pertanian. Demikian juga dengan daerah yang sebagian besar aktivitas penduduknya adalah berdagang atau nelayan, dan lain-lain.

c. Adanya sampah-sampah yang dibuang sendiri atau dibakar.

Contohnya, garbage dahulu dimanfaatkan sebagai makanan ternak sehingga komposisi sampah ini menjadi sedikit pada saat pengumpulan. Juga pada musim dingin, rubbish yang dimanfaatkan untuk perapian, sehingga komposisinya berkurang. Pengambilan kembali sampah-sampah yang masih bernilai jual, seperti besi, plastik, kaca, juga menyebabkan komposisi sampah ini menjadi lebih sedikit.

d. Geografi

(32)

rendah yang merupakan daerah pertanian, maka sampah pertanian yang mendominasi komposisi sampah.

e. Waktu

Faktor sampah dapat mempengaruhi komposisi sampah. Misalnya, didaerah pemukiman rumah tangga, pada waktu pengelolaan dan penghidangan makanan, jenis sampah yang dominan adalah jenis garbage.

f. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi komposisi sampah yang dihasilkan. Misalnya, pada daerah yang kondisi sosial ekonomi yang baik, komposisi sampah dari jenis plastik, kaleng dan kardus telah dominan dibandingkan dengan daerah yang kondisi sosialnya lebih rendah. Selain itu, sampah jenis kulkas, AC, dan sejenisnya relatif sulit ditemukan pada masyarakat dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah.

g. Musim/iklim

Komposisi sampah suatu daerah mengalami perubahan sesuai dengan musim yang sedang berlangsung didaerah tersebut. Komposisi sampah yang dihasilkan pada musim dingin, musim buah, musim kemarau, musim liburan jelas akan berbeda.

h. Kebiasaan masyarakat

Contohnya pada masyarakat Bali, komposisi sampah yang dominan adalah dari jenis jamur dan sesajen.

i. Teknologi

(33)

barang-barang tersebut meningkat.8

Adanya perubahan komposisi sampah bukan hanya terjadi karena satu faktor saja, melainkan dapat terjadi karena beberapa faktor. Dengan mengetahui komposisi sampah, dapat diketahui pula bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Selanjutnya, dapat diketahui jenis-jenis sampah lainnya yang harus dikelola, serta dapat ditentukan cara pembuangan dan pemusnahan sampah yang tepat untuk penanggulangan sampah disuatu daerah.

4. Masalah Yang Ditimbulkan Sampah

Sekarang masyarakat pada umumnya telah mengeluh, karena sampah yang menggunung dimana-mana. Sampah sebagai hasil sampingan kegiatan manusia telah menimbulkan permasalahan yang sangat komplek, baik pada masyarakat desa maupun masyarakat perkotaan. Sampah adalah buangan berupa bahan padat merupakan polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan. Ada beberapa permasalahan yang ditimbulkan sampah antara lain :

a. Nilai estetika atau keindahan

Sampah yang menumpuk dan dibiarkan pada tempat-tempat terbuka, menyebabkan rendahnya nilai estetika disekitar tempat tersebut. Hal ini disebabkan dengan kenampakan fisik yang tidak enak dilihat, bau busuk yang tidak enak, dan berkembangnya berbagai organisma. Yul Hari Bahar dalam bukunya menjelaskan “bila datang angin sampah akan bertebaran dimana-mana. Keindahan tidak akan nampak jika sejauh mata memandang terlihat tumpukan sampah. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan penduduk yang berada di sekitar tempat tersebut dan menururnya nilai estetika lingkungan”.9

8

Sumantri. Arif. Kesehatan Lingkungan. ( Jakarta, kencana prenada media group 2010), h, 68.

9

(34)

b. Polusi Udara dan Air

Yul Haris Bahar kembali menjelaskan “pembakaran sampah secara terbuka dan tidak dikendalikan, disamping menghasilkan residu dan penghancuran sampah, juga menimbulkan emisi pada atmosfer dan peningkatan-peningkatan polutan di udara. Seperti gas karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), nitrogen monoksida (NO), gas-gas sulfur, amoniak, dan partikel-partikel keci di udara, polutan di udara ini akan menyebabkan penyakit pernafasan, penyakit kulit dan

lain-lain”.10

Proses pembusukan sampah secara alamiah menjadi salah satu penyebab pencemaran udara. Saat terjadi pembususkan maka ada gasa-gas yang dihasilkan dimana gasa-gas itu akan masuk ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Sampah yang mengandung banyak air biasanya mengandug bahan kimia, bakteri dan kotoran lainnya sehingga apabila meresap ke dalam tanah maka akan terjadi pencemaran air. Akibatnya kualitas air menururn, dan ini berpengaruh terhadap kesehatan manusia, karena air merupakan sumber atau kebutuhan yang sangat pentig untuk kehidupan manusia, jika air tercemar maka kesehatan makhluk hidup akan terancam.

c. Sumber penyakit

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan kehidupan yang baik bagi perkembangan tikus, nyamuk, lalat, insekta, dan mikroba yang mana organisma ini dapat menimbulkan dan menyebarkan berbagai macam penyakit kepada penduduk di sekitar penumpukan dan penimbunan sampah. Menurut Wisnu Arya

Wardhana “penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini dapat

berupa penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kolera, thypus, dysentery amoeba, ascariasi (cacingan), trachoma dan scabies”.11

10

Ibid. h.8

11

(35)

Penyakit tersebut berasal dari air yang tercemar oleh sampah dan menyebabkan berbagai penyakit berbahaya yang mengancam hidup manusia. Oleh karena itu pengelolaan yang baik dan benar harus direalisasikan agar tidak menimbulkan berbagi macam penyakit.

d. Penyumbatan saluran air

Kebiasaan buruk bagi sebagian besar orang adalah membuang sampah kesungai, got, dan parit. Hal ini disamping menimbulkan polusi pada air, juga menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan saluran air, sehingga bila hujan datang aliran air itu akan tersumbat dan menimbulkan banjir. Banyak dampak lainnya yang ditimbulkan dari pembuangan sampah di saluran air. Oleh sebab itu masyarakat dianjurkan untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan salah satunya tidak membuang sampah ke saluran air.

5. Pengelolaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pengelolaan berasal dari kata dasar kelola yang artinya mengurus suatu bidang usaha (perusahaan, pertanian dan sesuatu yang mempunyai tujuan). Sedangkan pengertian pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan”.12

Pengeloaan sama dengan manajemen, manajemen merupakan terjemahan dari kata management dalam Bahasa Inggris dan didefinisikan sebagai suatu aktifitas, seni, cara gaya, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, dalam mengelola, mengendalikan kegiatan. Aktifitas dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, operasi dan pemeliharaan serta evaluasi dan monitoring. Termasuk di dalamnya

12

(36)

pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, pengawasan, penganggaran dan keuangan.13 Oleh karena itu manajemen dapat dilihat dari berbagai aspek antra lain: dapat berupa ilmu pengetahuan, berupa profesi atau keahlian, berupa sistem, pengaturan, proses, metode, seni, sekelompok orang atau beberapa grup dengan tujuan tertentu.

6. Pengelolaan Sampah

Menurut UU No. 18 Tahun 2008 “tentang pengelolaan sampah bahwa prinsip dalam mengelola sampah adalah reduse, reuse, dan recycle yang dikenal sebagai 3R atau mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah”.14 Jadi pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transpor, pengolahan, dan pembuangan akhir. Ada beberapa tahapan didalam pengelolaan sampah yang baik diantaranya :

a. Pengumpulan Sampah

Proses pengumpulan sampah harusnya dilakukan dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Pengumpulan sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya merupakan salah satu masalah dar pencemaran lingkungan. Menurut Adrian Nugraha “pengumpulan sampah yang ialah pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di rumah-rumah, kantor, pasar dan sebagainya”.15 Pengumpulan sampah yang ditentukan pada suatu lokasi akan mempermudah proses pengangkutan dan proses pengelolaan sampah berikutnya.

13

Kodoati. Robert J. pengeloaan sumber daya air terpadu. ( yogyakarta, Andi yogyakarta 2008.) h, 205

14

Fathiras. Nasya, “Analisis pengelolaan sampah ditempat pembuangan akhir pasir

sembung Kabupaten Cianjur”, (Skripsi pada Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011), h. 14, tidak dipublikasikan

15

(37)

b. Pengangkutan

Pengangkutan sampah sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli dibawah pengawasan Dinas Kebersihan. Pengangkutan sampah dalam sekala rumah tangga biasanya menggunakan gerobak untuk mengangkut sampah untuk kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan sementara. Dalam skala yang lebih besar maka pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truk atau kontainer dalam proses pengangkutan ke tempat pembuangan akhir.

Untuk masukan kepada pemerintah yang berkaitan dengan masalah sampah dalam hal ini Dinas Kebersihan sebaiknya pengangkutan menggunakan truk atau kendaraan bak tertutup, karena sampai saat ini sebagian besar di berbagai wilayah pengangkutan masih menggunakan truk dengan bak terbuka sehingga menimbulkan berbagai hal yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan salah satunya timbulnya bau tidak sedap saat melewati jalan.

c. Pembuangan

Sampah yang sudah terkumpul harus ketempat pembuangan

sampah. Menurut Adrian R Nugraha “maksud tempat buangan sampah

adalah tempat pembuangan sampah terakhir setelah dikumpulkannya dari tempat-tempat pengumpulan”.16 Seharusnya tempat pembuangan sampah seharusnya dekat dengan sumber sampah agar proses pengelolaanya lebih cepat dan meminimalisir biaya pengangkutan. d. Penimbunan

Terdapat beberapa cara dalam penimbunan sampah diantaranya adalah open dumping, dumping at sea dan sanitary landfill.

1) Open dumping

Open dumping atau penimbunan terbuka yaitu dengan cara

membuang dan menumpuk sampah di tempat terbuka. Penimbunan terbuka merupakan cara yang sederhana dalam penanganan sampah. Namun terdapat keuntungan dan

16

(38)

kerugiannya.

Menurut Yul Harry Bahar, Keuntungannya adalah biaya penanganan relatif murah, dapat menampung berbagi jenis sampah, memanfaatkan lahan yang tidak digunakan dalam waktu lama dapat menyuburkan lahan tersebut. Sedangkan kerugiannya adalah mudahnya berkembang hama tikus insekta, mikroorganisme, pencemaran air dan penurunan nilai estetika lingkungan.17

Penimbunan sampah dengan penimbunan terbuka biasanya dijumpai di wilayah pemukiman khusunya pedesaan. karena masih mudah dijumpai banyak lahan kosong.

2). Dumping at sea

Dumping at sea adalah penimbunan yang dilakukan di pantai. Penimbunan di pantai ini dilakukan dengan cara membuat tanggul-tanggul pemisah untuk menghalangi sampah agar tidak terbawa ombak. Setelah dibuat tanggul maka sampah ditimbun dan jika sudah penuh maka diratakan dengan pasir, lama kelamaan tempat ini akan menjadi subur dan dapat ditanami pepohonan dan dijadikan pemukiman. Penimbunan ini memiliki keuntungan dan kerugian.

Yul Harry Bahar dalam bukunya mengatakan bahwa keuntungan menerapkan dumping at sea adalah dapat menimbun berbagai jenis sampah dalm jumlah yang banyak. Sedangkan kerugiannya adalah biaya pembuatan tanggul dan pengangkutan sampah cukup besar dapat mencemari air laut, dan biota lautnya di dalamnya.18

Oleh karena itu cara menimbun sampah di pantai ini harus benar-benar direncanakan secara matang untuk meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkan.

17

Yul Harry Bahar, Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta : PT. Wacana Utama Pramesti, 1986), h. 16.

18

(39)

3). Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah menimbun sampah di dalam tanah.

Menurut Soekmana Soma, “secara definisi sanitary landfill adalah suatu kegiatan membuang sampah setiap hari ke suatu tempat

kemudian dilakukan penutupan pada akhir pembuangan”.19

Menimbun sampah di dalam tanah yaitu dengan cara menggali tanah dengan kedalaman tertentu lalu sampah dimasukan kedalam lubang dan setelah sampah dimasukan ke dalam lubang kemudian dipadatkan hal yang dilakukan adalah menimbun sampah dengan tanah. Penimbunan jenis ini tentunya memiliki keuntungan diantaranya menimbun berbagai jenis sampah dengan jumlah besar dan juga biaya yang relatif kecil.

e. Insinerasi

Insinerasi adalah kegiatan pembakaran sampah disuatu tempat tertutup dengan menggunakan alat yang memiliki temperatur yang sangat tinggi.

Menurut Soekmana Soma dalam bukunya menjelaskan, pada dasaranya, insinerasi merupakan perubahan bahan-bahan sampah padat menjadi panas, emisi gas dan residu berupa abu. Insinerasi merupakan salah satu cara dalam mengelola sampah yang sangat efisien, kegiatan ini dapat menurunkan volumenya 80-90%, menurunkan beratnya 98-99%. Maka dengan cara ini jumlah sampah berkurang dan dapat mengatasi permasalahan sampah.20

Indonesia dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak seharusnya dapat menerapkan sistem pengelolaan sampah melalui insinerasi. Menurut Isti Surjandari “cara ini mampu mengurangi timbunan sampah di TPA Bantar Gebang sebesar 62,6%. Metode ini dapat dilakukan hanya sampah yang habis ketika dibakar, hal ini harus dilakukan berjauhan dengan pemukiman untuk menghindari

19

Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri : Pengelolaan Sampah Lingkungan (Bogor : IPB Press, 2010), h. 18.

20

(40)

pencemaran (asap dan bau) dan kebakaran”.21 Setiap kegiatan pasti memiliki dampak baik maupun buruk, tidak halnya dengan kegiatan membakar sampah dengan metode insinerasi ini.

Menurut Soekma Soma, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut dapat dijadikan sumber listrik (waste to energy). Masalah yang ditimbulkan dari proses pembakaran ini adalah gas yang ditimbulkan seperti dioxin, furan, logam berat, CO, HCI, NO, dan SO2. Jika emisi gas-gas tersebut yang dikeluarkan melalui cerobong tidak disaring terlebih dahulu, maka akan menimbulkan pencemaran udara.22

Pada dasarnya setiap hal yang akan kita lakukan harus diketahui dampaknya terlebih dahulu apakah lebih banyak dampak baik ataukah dampak buruk, jika dampak buruk yang akan lebih banyak terjadi maka lebih baik kita tidak usah melakukannya, tak terkecuali dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan sekitar kita sebagai tempat tinggal apabila metode tersebut diterapkan.

7. Pengertian Rumah Tangga

Menurut UU. No. 23 Tahun 2004 dijelaskan bahwa “lingkup dari rumah tangga terdiri dari Suami, isteri, anak, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang karena hubungan darah, perkawinan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga, dan orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut”.23

Dapat disimpulkan rumah tangga didefinisikan sebagai bagian terkecil dari masyarakat. Rumah tangga juga merupakan bagian yang paling penting pengaruhnya terhadap sosialisasi manusia.

21Isti Surjandari, Akhmad Hidyatno dan Ade Supriatna, “

Model Dinamis Pengelolaan

Sampah untuk Mengurangi Beban Penumpukan”. Jurnal Teknik Industri, Vol 11, 2009,. H. 140.

22

Soma, op.cit.,h.24.

23

(41)

8. Sampah Rumah Tangga

Menurut UU. No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefinisikan “sampah rumah tangga sebagai sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun)”.24 Jadi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari berbagai macam jenis sampah. Namun tinja dan sampah beracun atau limbah bahan kimia tidak termasuk dalam sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga terbagi atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

a) Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan organik yang mudah membususk yang sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran, dan lain-lain.

b) Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua, kaleng bekas dan sampah kering non logam, misalnya kertas, kaca, keramik, batu-batuan, dan sisa kain.

c) Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari penyapuan lantai rumah, gedung dan penggergajian kayu.

d) Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga yang besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio, dan peralatan dapur.25

9. Daur Ulang

Daur ulang adalah proses menjadikan bahan bekas menjadi bahan baru yang memberikan manfaat dan nilai ekonomi. Menurut Dewi Sopiah,

“daur ulang adalah salah satu upaya atau strategi pengelolaan sampah

24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

25

Widyadmoko, H dan Sintorini. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah.

(42)

padat yang terdiri atas kegiatan pemilih, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam majemen sampah dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reduce,Reuse, Recycle)”.26

Dengan adanya daur ulang sampah maka dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang tentunya akan mengurangi polusi, kerusakan lahan dan mengurangi gas emisi rumah kaca. Memanfaatkan kembali sampah yang tidak dipakai merupakan salah satu langkah bijak yang seharusnya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.

10. Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Mengolah dan memanfaatkan sampah harus menjadi langkah nyata baru dalam penanganan masalah sampah yang biasanya hanya dibuang begitu saja. Kita harus dapat meninggalkan kebiasaan lama yang hanya membuang sampah tanpa memanfaatkannya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengolah sampah dari hal yang paling sederhana yaitu mebuat pupuk kompos dan mendaur ulang plastik. Sampah juga dapat dimanfaatkan dalam skala bisnis yang besar yang tentunya menggunakan teknologi tinggi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.

Menurut Kementrian lingkungan Hidup Indonesia, “prinsip utama

mengeolola sampah yang benar adalah mencegah timbulnya sampah,

mengguna ulang, dan mendaur ulang. Itulah peinsip 3R”.27

Apabila prinsip 3R dilakukan dengan baik dan konsisten tentunya akan banyak mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia karena mampu mengurangi polusi bagi lingkungan hidup, mengurangi timbulnya berbagai bibit penyakit yang dihasilkan dari tumpukan sampah, menghemat penggunaan sumber daya alam dan bahan baku serta memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan masyarakat.

26

Dewi Sopiah, Pengolahan Limbah Sehat dan Aman, (Bandung : CV. Mughni Sejahtera, 2013), h. 100.

27

(43)

Pada kenyataannya saat ini pengelolaan sampah yang berbasis 3R masih belum mebudaya di kalangan masyarakat. Salah satu kendalanya adalah masyarakat belum terbiasa untuk memilah sampah baik di sumber maupun di tempat penampungan sementara. Masyarakat cenderung mencampur sampah ke tempat pembuangan. Sampah yang bersih memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampah kotor. Sampah kotor nilainya adalah nol, oleh karena itu pemilahan sampah sangat penting agar sampah tetap dalam keadaan bersih.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia, dengan menjalankan prinsip 3R maka terjadi upaya pengurangan ekstrasi sumber daya karena sebagian bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang di daur ulang dan sampah yang diguna ulang. Sebagai tambahan, penggunaan bahan baku daur ulang untuk menghasilkan suatu produk telah terbukti menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan menggunakan bahan baku (virgin material). Sehingga penerapan prinsip 3R adalah solusi cerdas atas semakin terbatasnya sumber daya alam dan kelangkaan energi. Di sektor energi sendiri, sampah adalah sumber energi alternatif pengganti energi fosil. Pemanfaatan sampah sebagai pembangkit energi merupakan hal yang lazim di beberapa Negara maju dengan menggunakan berbagi metode, insenarasi, methane capture, biomas, dan refuse derived fuel.28

Dapat diartikan prinsip 3R adalah menggunakan kembali sampah, mengurangi jumlah sampah, mendaur ulang sampah. Reduce dapat diartikan menggunakan sesuatu secara efisien agar menghasilkan lebih sedikit sampah. Reuse berarti menggunakan kembali sampah dimana barang tersebut dapat diperbaiki atau dimodifikasi. Recycle yang berarti mendaur ulang sampah untuk dijadikan suatu produk. Banyak sekali produk daur ulang yang dapat dihasilkan, produk tersebut juga dapat dibuat dalam bentuk kerajinan tangan dimana kreatifitas sangat dituntut untuk membuat produk tersebut. Dengan menerapkan prinsip 3R secara

28

(44)

berkelanjutan maka kita telah membantu bumi untuk mengurangi polusi dan hal tersebut merupakan langkah nyata dalam mencintai lingkungan kita.

11.Peran Serta Masyarakat

Peningkatan jumlah penduduk sudah pasti akan menambah jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari. Sampah akan terlihat dimana-mana bahkan sampah menggunung yang membuat keindahan tata ruang kota menurun. Dengan banyaknya peningkatan jumlah sampah, maka anggaran pemerintah kota yang digunakan untuk pengangkutan sampah akan semakin tinggi.

Menurut Soekmana Soma, peningkatan jumlah sampah yang dikelola pemerintah kota akan berujung pada mahalnya biaya pengangkutan dan pengolahan, masyarakat baik individu maupun kelompok adalah penghasil sampah terbanyak. Tiada pilihan bagi pemerintah kota; masyarakat harus ikut berperan serta menangani masalah sampah, paling tidak mengurangi jumlah timbulan sampah dimanapun mereka berada.29

Peran serta masyarakat sangat penting karena merupakan alat memperoleh informasi mengenai kondisi dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat lebih mempercayai program apabila dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan. Bentuk peran serta masyarakat dalam penanganan sampah antara lain: pengetahuan tentang sampah, rutinitas pembayaran uang sampah, kegiatan kerja bakti yang di gagas RT atau RW, dan penyediaan tempat sampah.

Sampah merupakan bahan pencemar lingkungan yang merupakan sebuah tanggung jawab bagi masyarakat untuk menanganinya dengan sebaik mungkin. Salah satu landasan tentang pengelolaan sampah adalah UU No. 4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup. Dalam pasalnya disebutkan tentang tanggung jawab bahkan

29

(45)

membayar ganti rugi jika mencemari lingkungan.

Menurut enri Damanhuri, tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam hal kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini antara lain menyangkut:

1. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib dan teratur.

2. Faktor faktor sosial, struktur, dan budaya setempat. 3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.30 Partisipasi yang tinggi dapat membantu pencapaian tujuan yang diinginkan oleh masyarakat yaitu lingkungan bersih, sehat dan nyaman.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam pencarian judul dan beberapa kajian pustaka, peneliti menemukan beberapa hasil yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Tesis milik Pada Yessi Theresia Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pengeloaan sampah rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat dan mengetahui sistem penanganan sampah rumah tangga oleh pemerintah di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Berdasarkan data dan hasil analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sidorame Timur belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat di lihat dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam membuang sampah pada tempat yang telah disediakan yang

30

(46)

menyebabkan banyaknya sampah yang bertumpuk di parit ( drainase) serta penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah masih mengalami banyak hambatan terutama minimnya petugas sampah yang mengangkut sampah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sampah mempunyai nilai ekonomis, membuat bak kontainer di TPS agar sampah tidak berserakan, menambah jumlah petugas kebersihan dan mengubah sistem pembuangan akhir menggunakan metode pemisahan sampah sehingga sampah bernilai ekonomis dan tidak bertumpuk di atas lahan terbuka.31 Persamaan antara penelitian milik Yessi Theresia dengan penelitian yang penulis lakukan yakni sama-sama ingin mengetahui bentuk pengelolaan sampah disuatu daerah, namun memiliki perbedaan dalam hal pengumpulan data, pada penelitian milik Yessi Theresia, selain wawancara dan dokumentasi beliau memakai angket yang diberikan kepada masyarakat sebagai responden, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang pengelolaan sampah.

2. Skripsi milik Paulus H Patty, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pada tahun 2010 melakukan penelitian tentang partisipasi anggota rumah tangga dan cara pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis partisipasi anggota rumah tangga, sumber informasi pengelolaan sampah dengan bentuk pengelolaan sampah rumah tangga.32 adapun persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis, sama-sama meneliti tentang pengelolaan sampah namun ada perbedaannya yaitu dalam skripsi milik Paulus ini beliau memfokuskan penelitian kepada

31

Teresia, yesi. Pengelolaan sampah rumah tangga di kelurahan sidorame timur kecamatan medan perjuangan kota mendan.tesis pada universitas sumatera utara. Medan. 2009, h.5.

32

(47)

partisipasi anggota keluarga dalam dalam mengelola sampah.

3. Skripsi milik Ihwan nudin, mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang kebijakan pemerintah kabupaten tangerang tentang pengelolaan sampah di TPA Jatiwaringin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah kabupaten tangerang dalam mengelola sampah khususnya di TPA Jatiwaringin.33 Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pengelolaan sampah, namun ada perbedaan, di penelitian skripsi milik Ihwan Nudin ini, beliau memfokuskan penelitian kepada kebijakan pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan sampah, sedangkan penelitian yang

Gambar

Gambar 3.1 Peta Kota Bogor Dan Lokasi Penelitian ...........................................
Gambar 3.1 :
Tabel  3.1 Kegiatan penelitian
Tabel. 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistim penanganan sampah dari rumah tangga yang dilakukan masyarakat Kelurahan Kadipiro masih belum ada pemilahan antara sampah organik dengan sampah nonorganik..

Saat ini, sistem penanganan sampah dari rumah tangga yang dilakukan hampir di seluruh kelurahan masih sama yaitu belum adanya pemilahan antara sampah organik

- Pemerintah melakukan sosialisasi implementasi untuk menyuarakan program pengelolaan sampah rumah tangga, agar pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kegiatan..

ini menggunakan tempat pembuangan sampah komunal untuk beberapa rumah tangga yang kemudian diangkut menuju TPS untuk dikelola oleh sistem pengelolaan persampahan

meningkat pula maka timbulan sampah B3 rumah tangga di Kelurahan Sendangmulyo yang dibiarkan secara terus-menerus tanpa dilakukan pengelolaan secara khusus hal

Hasil studi menyimpulkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga sudah cukup baik, karena masyarakat di Kelurahan Lok Bahu mengelola sendiri untuk sampah organik

Usaha pengelolaan sampah rumah tangga berbasis komunitas akan layak dilaksanakan dan dikembangkan secara finansial jika dilakukan dengan adanya bantuan retribusi sampah

Membumi dan Mendunia uts.ac.id OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI SISA SAMPAH RUMAH TANGGA HIBAH PENGABDIAN INTERNAL DOSEN