• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FINANSIAL PROYEK USAHA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BOGOR BERBASIS KOMUNITAS (Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FINANSIAL PROYEK USAHA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BOGOR BERBASIS KOMUNITAS (Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FINANSIAL PROYEK USAHA PENGELOLAAN

SAMPAH KOTA BOGOR BERBASIS KOMUNITAS

(Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

OLEH

LAURA SITOHANG H14104031

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

ANALISIS FINANSIAL PROYEK USAHA PENGELOLAAN

SAMPAH KOTA BOGOR BERBASIS KOMUNITAS

(Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

OLEH

LAURA SITOHANG H14104031

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(3)

Doa Seorang Mama Untuk Anaknya

Tuhanku..

Bentuklah anakku menjadi manusia yang cukup kuat untuk menyadari manakala ia lemah

dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut

manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan rendah hati serta jujur dalam kemenangan

menjadi manusia kuat dan mengerti

bahwa mengetahui dan kenal akan dirinya sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar..

Tuhanku..

Janganlah anakku dibimbing atas jalan yang mudah dan lemah Biarlah Kau bimbing di bawah tempa dan desak kesulitan tantangan hidup

Agar ia tegak berdiri di tengah badai

Sambil tetap berbelaskasihan kepada mereka yang jatuh Menjadi wanita berhati bening dengancita meninggi Serta wanita yang sanggup memimpin dirinya sendiri

Sebelum ia berhasrat memimpin orang lain

Yang sanggup menjangkau hari depan tapi tak melupakan masa lampau Dan setelah segalanya menjadi miliknya..

Semoga anakku dilengkapi hati yang ringan Untuk tetap mencari dan selalu bersungguh hati.. Berikan ia kelembutan dari kekuatan sebenarnya..

Dan aku orangtuanya akan berani berbisik.. HIDUP KAMI TIDAKLAH SIA-SIA..

Di belakang saya ada kekuatan yang tak terhingga.. Di hadapan saya ada kemungkinan tanpa akhir..

Di sekitar saya ada kesempatan tanpa batas.. Apa yang harus saya takuti??

Segala Perkara dapat ku tanggung Dalam DIA yang bri kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

(4)

RINGKASAN

LAURA SITOHANG. Analisis Finansial Usaha Pengelolaan Sampah Kota Bogor Berbasis Komunitas (Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) (dibimbing oleh M. PARULIAN HUTAGAOL).

Masalah lingkungan muncul dari aktifitas ekonomi yang mempunyai dampak eksternal yang negatif atau merugikan. Salah satu masalah lingkungan hidup di daerah perkotaan seperti di kota Bogor adalah masalah sampah. Volume sampah tahun 2007 rata-rata sekitar 2.210 meter kubik per hari. Dari jumlah tersebut, setiap hari baru sebanyak 1.515 meter kubik (69%) sampah yang terangkut ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selebihnya sebanyak 695 meter kubik (31%) tidak terangkut. Sampah yang tidak terangkut tidak dapat diolah dan terurai begitu saja. mayoritas sampah berasal dari sampah rumah tangga/perumahan (64 %).

Berbagai alternatif instrumen kebijakan dan solusi dalam penanganan masalah sampah perkotaan yang ada saat ini belum mampu mengatasi masalah sampah. Salah satunya bersifat konvensional, dimana pemerintah kota mengelola sampah secara eksklusif tanpa melibatkan masyarakat. Sampah secara mekanis dibuang, ditumpuk, ditimbun, diratakan, dipadatkan, dan dibiarkan membusuk serta mengurai sendiri secara alami di TPA. Penanganan masalah sampah secara konvensional ini tidak tepat lagi, karena membutuhkan biaya yang sangat besar dan kurang bersahabat dengan lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari Biaya Operasional Persampahan (BOP) Kota Bogor setiap tahun semakin meningkat. Biaya BOP Kota Bogor pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 16,341,613,000 dari Rp. 4,000,000,000 pada tahun 2003 (DLHK Kota Bogor, 2007).

Faktanya bahwa hampir semua sampah padat perkotaan dapat diolah untuk menghasilkan material-material yang dapat dipasarkan dan dikelola menjadi usaha yang menjanjikan sehingga kegiatan penanganan sampah secara eksklusif ditangani oleh pemerintah kota dapat diatasi. Secara ekonomis, manfaat yang dihasilkan dari pengelolaan sampah lebih besar dari biaya pengelolaan sampah secara konvensional.

Pengelolaan sampah berbasis komunitas merupakan salah satu pilihan yang lebih murah dan ramah lingkungan. Penggunaan metode ini sudah lama dikembangkan, tetapi masih sebagian kecil yang melakukannya. Di Kota Bogor baru 2 RW yang melakukannya, salah satunya Rumah Kompos RW 13, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Masyarakat sebagai penghasil sampah ikut serta mengelola sampah yang dihasilkan seperti yang dilakukan oleh masyarakat di RW 13. Masyarakat RW 13 berperan aktif dengan membuang sampah pada tempatnya, memisah sampah di setiap lini rumah tangga menurut jenisnya, menjaga kebersihan lingkungan, kemudian pengelola usaha mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang telah disediakan di lingkungan masyarakat.

Untuk melihat karakteristik dan respon masyarakat dalam pengelolaan sampah di setiap lini rumah tangganya dan respon terhadap usaha yang telah dijalankan oleh Rumah Kompos, maka dilakukan wawancara langsung dengan

(5)

masyarakat dengan bantuan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada masyarakat yang berada di RW 13 (lokasi usaha) dan RW 08. Adapun pertimbangan pemasukan RW 08 dalam wawancara adalah untuk melihat respon masyarakat dari dua pandangan masyarakat dengan melihat kondisi masyarakat dan ekonomi rumah tangganya dimana RW 13 adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan masyarakat RW 08 berpenghasilan menengah ke bawah.

Demi terwujudnya proyek usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas di Kota Bogor, perlu dilakukanan analisis kelayakan finansial sebelum mengambil keputusan membuat usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas baik dari sisi aspek non finansial maupun aspek finansial. Arus manfaat dan biaya dalam analisis dilakukan dengan melakukan perluasan input sampah yang diperoleh dari RW 08. Perluasan daerah tersebut hanya dilakukan terhadap RW 08 karena keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian. Penelitian ini didukung dari pelaksanaan proyek peneletian Osaka Gas Fondation Jepang, yang dilaksanakan oleh PPLH IPB.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan finansial usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial. Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis kelayakan pada aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas “Rumah Kompos” di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Analisis dilakukan pada Skenario pertama (Skenario I) untuk melihat kelayakan usaha apabila dilakukan secara komersil dengan modal usaha pinjaman dari bank. Analsis dilakukan dan dikembangkan sesuai kondisi di lapangan selama penelitian. Adanya perubahan–perubahan (sensitivitas) arus kas usaha dalam penerimaan, sehingga dimunculkan skenario baru yaitu Skenario II, Skenario III, Skenario IV, Skenario V, Skenario VI, Skenario VII, dan Skenario VIII untuk melihat alternatif skenario usaha yang layak dijalankan dan dikembangkan secara finansial.

Analisis finansial dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dana untuk biaya-biaya operasional serta mengidentifikasi laba rugi usaha baik selama beroperasi dengan subsidi pemerintah maupun tanpa subsidi pemerintah. Layak tidaknya subsidi untuk diinvestasikan pada usaha pengelolaan sampah Rumah kompos ini tergantung pada hasil analisis NPV, IRR, Net B/C ratio dan sensitivitas.

Hasil analisis dari aspek non finansial (aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek pasar) diperoleh bahwa usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas dengan melihat usaha pengelolaan sampah Rumah Kompos layak untuk dilaksanakan.

Hasil analisis finansial menunjukkan usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas Rumah Kompos pada Skenario I tidak layak diusahakan secara finansial karena arus dalam penerimaan hanya berasal dari produksi kompos dan penjualan dauran ulang sampah yang tidak mampu menutupi pengeluaran. Hal itu dapat dilihat dari nilai NPV<0, Net B/C<1, IRR dan Payback period tidak terdefinisi.

Hasil dari adanya sensitivitas diperoleh bahwa usaha pengelolaan sampah rumah tangga berbasis komunitas pada Skenario I dengan subsidi kompos Rp.350,00/kg (Skenario II), Skenario I dengan retribusi sampah Rp.1.500,00 per rumah tangga per bulan (Skenario III), dan Skenario I dengan retribusi sampah

(6)

Rp.2.000,00 per bulan per rumah tangga (Skenario IV) juga tidak layak secara finansial. Hal itu dapat dilihat dari nilai NPV<0, Net B/C<1, IRR dan Payback period tidak terdefinisi.

Usaha pengelolaan sampah rumah tangga berbasis komunitas akan layak dilaksanakan dan dikembangkan secara finansial jika dilakukan dengan adanya bantuan retribusi sampah Rp.5.000,00 per rumah tangga per bulan (Skenario V), Usaha pengelolaan sampah dengan menggunakan modal dari pinjaman bank dengan tambahan penerimaan dari retribusi sampah sebesar Rp.15.000,00 per rumah tangga per bulan (Skenario VI), Usaha pengelolaan sampah dengan menggunakan modal dari pinjaman bank dengan tambahan penerimaan dari penggabungan bantuan subsidi harga kompos sebesar Rp.350,00 per kg dan biaya retribusi sampah rumah tangga sebesar Rp.1.500,00 (Skenario VII) dan usaha pengelolaan sampah dengan menggunakan modal dari pinjaman bank dengan tambahan penerimaan dari bantuan subsidi harga kompos sebesar Rp.350,00 per kg dan biaya retribusi sampah rumah tangga sebesar Rp.2.000,00 (Skenario VIII). Perubahan dilakukan dengan melakukan peningkatan terhadap penerimaan. Hal itu dapat dilihat dari nilai NPV>0, Net B/C>1, IRR lebih besar dari discount factor 10 persen dan Payback period lebih kecil dari umur proyek yaitu 20 tahun.

Jika suatu wilayah yang lebih besar atau inputan sampah untuk produksi kompos dan dauran ulang lebih diperluas, maka tidak menutup kemungkinan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Di sisi lain, jika usulan atau petunjuk analisis skenario proyek usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas tersebut dikaitkan dengan kondisi perekonomia saat ini, akan sangat membantu pemerintah dan masyarakat secara umum. Apabila usaha ini dapat dijalankan dan dikembangkan di daerah-daerah lain dengan melihat analisis kelayakan usaha ini, maka dapat membuka lapangan kerja baru khususnya bagi pemulung dan masyarakat miskin serta berdampak positif bagi lingkungan.

Oleh karena itu, usaha pengelolaan sampah berbasis komunitas sebaiknya dapat dijalankan dan dikembangkan. Peningkatan alokasi anggaran atau subsidi tidak cukup mengatasi masalah persampahan sehingga perlu upaya lain misalnya mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam mengelola sampah dimulai dari lini rumah tangga, meningkatkan peran pihak swasta dan membentuk koperasi dalam mengelola sampah berbasis komunitas yang terorganisasi.

(7)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Laura Sitohang

Nomor Registrasi Pokok : H14104031 Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi  :  Analisis Finansial Proyek Usaha Pengelolaan Sampah Kota Bogor Berbasis Komunitas (Studi Kasus: Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. M. Parulian Hutagaol, M.s. NIP. 131 2846 23

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 131 846 872

(8)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM

PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Desember 2008

Laura Sitohang H14104031

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Laura Sitohang lahir pada tanggal 11 Mei 1986 di

Pangururan, Samosir, Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tujuh

bersaudara, dari pasangan Sori Bigo Mangalam Sitohang dan Tiarmauli Naibaho.

Penulis melewati jenjang pendidikan tanpa hambatan, penulis menamatkan

sekolah dasar pada SD Inpres 175842 Buhit, Pangururan, kemudian melanjutkan

ke SMP Budi Mulia Pangururan dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan di SMU N 1 Pangururan dan lulus pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih

tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan

besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk

IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai

mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa

organisasi di dalam maupun di luar kampus seperti PMK IPB di Komisi

Pelayanan Anak (KPA), KK (Kelompok Kecil), GMKI, Pemuda GKI, KOPRAL,

Ladang Seni, dan Kumpulan Pecinta Sastra (KPS) Jakarta dan sekitarnya. Penulis

pernah jadi pengurus OSIS SMP, Pengurus MADING SMP, Peserta Drum Band

SMP, Juara II Lomba Pidato Narkoba SMA, Pemenang Lomba Cerpen dan Puisi

SMA, OSIS SMA, Pengurus MADING SMA, Pemenang Puisi Koran SIB Medan

2002, Peserta Bengkel Sastra tahun 2003, Pemenang lomba karya tulis sastra

SMA 2002, Ketua umum natal GMKI Cabang Bogor tahun 2006, Pemimpin

(10)

Juara I Lomba Cipta dan Baca Puisi PMK IPB 2005, Koordinator Kerohanian

GMKI Cabang Bogor Periode 2006-2007, Pengajar Adik Panti Asuhan

Candranaya dan Bina Harapan 2005-sekarang, sering mengikuti seminar dan

pelatihan baik yang diadakan di dalam maupun di luar kampus, Penerima

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kampung Legok Makmur Kota Magelang) menurut tingkat eksplanasi dan jenis

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat tiga jenis bentuk pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan warga Kelurahan Kayumanis yang terdiri atas 12

Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Artiningsih (2008), menyatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang dilakukan oleh warga masyarakat

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, peran Bank Sampah menjadi

Tujuan pilot project pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah untuk mendapatkan masukan bagaimana sampah rumah tangga dapat dikelola secara mandiri oleh

Fauzi Yuliarahman, 15250045, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Aplikasi Rapel di Kota Yogyakarta. Fakultas Dakwah dan

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal Melalui Program Bank Sampah Di Kota Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan oleh komunitas Zona Bening merupakan wujud dari adanya gerakan