• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja di RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja di RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

SaIjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

.

..

-..

'-1111

Oleh:

HARIYANTO

NIM. 204011002690"'in.

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi PERPUSTAKA<\N

l

SYAHID JAKART,I\ (

セBBMMMMB

-Diajukan Kepada Fakultas Ilmn Tarbiyah Dan Keguruan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

SaJjana Pendidikan Islam (S.Pd.l)

Oleh:

HARIYANTO

NIM. 204011002690

//1 t y

--Dr. Zaimuddin, M.Ag

NIP. 150246331

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK", telah diujikan dalam sidang maqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Desember 2008, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 4 Desember 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan / Program Studi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA

NIP. 150236009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan / Program Studi) Drs. Safiuddin Shidiq, M.Ag

NIP. 150299477 Penguji I

Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA NIP. 150060949

Penguji II

Siti Khadijah, MA NIP. 150283322

Mengetahui: Dekan,

|セ

Tanggal

NセセNセ

NセセNZZNセセNZNセ

Tanda Tangan

\

..

.ffb;t

セN

(4)

rahmatnya kepada kita, yang dengan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Hubungan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Dengan Kepribadian Remaja

m

RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok".

Dalam kesempatan yang baikinipenulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besamya kepada yang terhormat:

I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurnsan Pendidikan Agama Islam UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Zaimuddin, M.Ag, selaku pembimbing dalam penulisan skripsi

1ill.

4. Bapak.Zainal BA, selaku Kepala Kelurahan Kedauug yang telah memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data.

5. Bapak Ardalih, selaku Ketua RW 08 Kelurahan Kedaung, yang telah banyak membantu penulis dalam pengambilan data.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tak pemah lelah menuntun dan memberiku semangat, dan terns mencurahkan kasih sayang serta doa mereka kepadaku, yang tanpa itu semua mungkin diri ini tidak akan mampu berjuang setegarini.

7. Teman-teman sepeIjuangan kelas A angkatan tahun 2004, Tiharoh, Matropih, Fauzi, Ahmad, dan Dadang, semoga kalian menemukan apa yang kalian cita-citakan.

(5)

Akhimya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan saya dalam menulis, namu demikian, saya berharap agar karya tulis ini dapat menjadi sumbangsi yang berarti dalam dunia pendidikan.

Jakarta, 26 Nopember 2008

(6)

Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Hubungan Pendidikan Akhlak dalam Keluarga dengan kepribadian Remaja di Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 30 kepala keluarga, diambil secara acak dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Kedaung yang digunakan untuk mengurnpulkan data variable X dan Y dengan menggunakan angket dan wawancara dalam bentuk skala prilaku.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Survei dengan tehnik korelasional yang menganalisa data hasil penelitian dengan uji "r" atau koefisien korelasi, menghasilkan r hitung = 0,824 yang lebih tinggi dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%

=

0,361 dan 1%

=

0,463 (0,824> 0,361 dan 0,463).
(7)

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas IImu Tarbiyah dan Kegururuan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

ABSRTAKSI

iii

DAFTAR lSI

iv

DAFTAR

TABEL

vi

RABI.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah I

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Perumusan Masalah 5

E. Iujuan Dan Kegunaan Hasil Penelitian 5

F. Metodologi Penelitian 5

RAR II. DESKRIPSI TEORI,KERANGKA RERPIKIR DAN

PENGJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori _ 9

1. Pendidikan AkhIak Dalam Keluarga 9

a. Pengertian Pendidikan 9

b. Pengertian AkhIak 10

c. Macam-Macam Akhlak II

I) AkhIak Mulia II

2) AkhIak Tercela 14

d. Keluarga / Orang Iua 15

1) Fungsi Keluarga / Orang Iua 16 a) Orang Iua Sebagai Pengasuh 16 b) Orang Iua Sebagai Pendidik 19 c) Orang Iua Sebagai Pembirnbing 20 2) Kewajiban Anak Ierhadap Orang Tua 21

(9)

e. Masalah Yang Dihadapi Remaja 27 f. Macam-Macam Kebutuhan Dalam Pribadi Remaja 28

B. Kerangka Berfikir 30

C. Pengajuan Hipotesa 31

BAB

ID.

GAMBARAN

UMUM

RW

08

KELURAHAN

KEDAUNG KECAMATAN SAWANGAN KOTA

DEPOK

A. Letak Wilayah RW 08 32

B. Luas Wilayah RW 08 32

C. Komposisi Penduduk RW 08 32

D. Dinamika Penduduk RW 08 34

E. Organisasi Kemasyarakatan RW 08 35

F. Sarana Pendidikan RW 08 35

G. Sarana Ibadah RW 08 35

H. Struktur Organisasi RW 08 36

BABIV.

BABV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 37

B. Analisis Data 75

C. Interpretasi Data 87

PENUTUP

A. Kesimpulan 89

B. Saran 90

DAFTARPUSTAKA

(10)

Tabel3 HasH Uji Validitas Variabel X 41 Tabel 4 HasH Uji Coba Pemyataan Angket Variabel Y 42

Tabel 5 HasH Uji Validitas Variabel Y 44

Tabel6 Pemyataan Variabel X 45

Tabel 7 Pemyataan Variabel X 45

Tabel 8 Permyataan Variabel X 46

Tabel 9 Pemyataan Variabel X 47

TabellO Pemyataan Variabel X 47

Tabel II Pemyataan Variabel X 48

Tabel 12 Pemyatwn Variabel X 48

Tabel 13 Pemyataan Variabel X 49

Tabel 14 Pemyataan Variabel X 49

Tabel IS Pemyataan Variabel X 50

Tabel 16 Pemyataan Variabel X 51

Tabel 17 Pemyataan Variabel X 51

Tabel 18 Pemyataan Variabel X 52

Tabel19 Pemyataan Variabel X 52

Tabel20 Pemyataan variabel X 53

Tabel21 Pemyataan Variabel X 53

Tabel 22 Pemyataan Variabel X 54

Tabel 23 Pemyataan Variabel X 55

Tabel24 Pemyataan Variabel X 55

Tabel 25 Pemyataan Variabel X 56

Tabel 26 Pemyataan Variabel X 56

Tabel 27 Pemyataan Variabel X 57

Tabel 28 Pemyataan Variabel X 58

Tabel29 Pemyataan Variabel X 58

[image:10.521.35.453.93.731.2]
(11)

Tabel35 Pemyataan Variabel Y 62

Tabel36 Pemyataan Variabel Y 62

Tabel37 Pemyataan Variabel Y 63

Tabel38 Pemyataan Variabel Y 63

Tabel39 Pemyataan Variabel Y 64

Tabel 40 Pemyataan Variabel Y 64

Tabel41 Pemyataan Variabel Y , 65

Tabel42 Pemyataan Variabel Y 66

Tabel 43 Pemyataan Variabel Y 66

Tabel44 Pemyataan Variabel Y 67

Tabel45 Pemyataan Variabel Y 67

Tabel46 Pemyataan Variabel Y 68

Tabel47 Pemyataan Variabel Y 68

Tabel48 Pemyataan Variabel Y 69

Tabel49 Pemyataan Variabel Y 69

Tabel50 Pemyataan Variabel Y 70

Tabel51 Pemyataan Variabel Y 71

Tabel52 Pemyataan Variabel Y 71

Tabel53 Pemyataan Variabel Y 72

Tabel54 Pemyataan Variabel Y 72

Tabel 55 Pernyataan Variabel Y 73

Tabel56 Pernyataan Variabel Y 73

Tabel57 Pemyataan Variabel Y 74

Tabel58 Data Hasil Angket Variabel X 75

Tabel 59 RekapitulasiSkarVariabel X 77

Tabel60 Data Hasil Angket Variabel Y 79

(12)
[image:12.524.89.417.174.526.2]
(13)

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempuma. Mereka menginginkan anak yang dilahirkan itu kelak menjadi anak yang sehat, kuat, berketerampilan, cerdas, dan pandai. Dalam taraf yang sederhana orang tua tidak menginginkan anaknya lemah, sakit-sakitan, pengangguran, bodoh dan nakal. Pada tingkat yang paling sederhana orang tua tidak menginginkan anaknya nakal dan menjadi penganggur. Dan terakhir pada tingkat paling minimal adalah jangan nakal, kenakalan akan menyebabkan orang tua mendapat malu dan kesulitan.

Oleh karena itu orang tua dalam lingkungan rurnah tangg? hams dapat memberikan pendidikan yang baik terhadap anak-anak nereka. Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dikenal anak. Hal ini disebabkan, karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal dan diterimanya pendidikan. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang teIjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang ampuh bagi perturnbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak.I

(14)

Tujuan pendidikan dalam rumah ialah agar anak berkembang secara maksimal, meliputi selurub aspek perkembangan anaknya yaitu jasmani, akal, dan rubani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan rumah tangga adalah ibu dan ayah si anak serta semua orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangananakitu seperti kakek, nenek, paman, bibi, dankakak. Adapun yang paling bertanggungjawab adalah ayah dan ibu.2

Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau "homo

educandum". Manusia dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk

yang harns dididik. Mengapa manusia harns dididik? Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu harns dilihat dari dua segi pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung sebagai berikut: A Pertama dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan

kebudayaan dari generasi tua kepada ァ・「・イ。セゥ mnda, agar hidup masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara.

B Kedua dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harns diusahakan dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.3

Dilihat dari kedua sudut pandang tersebut di atas, maka manusia perlu sekali diberikan pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusiatakdapat dilakukan dengan sepenuhnya.

Dalam upaya menanarukan pendidikan tesebut masyarakat keluarga merupakan institusi sosial yang terpenting dan merupakan unit sosial yang utama, melalui individu-individu dalam masyarakat dipersiapkan nilai-nilai

2 Ahmad tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Persefektif Islam, (Bandung Remaja Rosyada

Karya Offset 1994). eet- ke2, h. 15."

3Ramayulis,Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga,(Jakarta: Kalam Mulia,2001) eet ke

(15)

kebudayaan, kebiasaan dan tradisi yang dipelihara ke1anjutannya. Dan melalui ke1uarga juga kebudayaan dipindahkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Dengan demikian yang diwarisi oleh anak-anak dari orang tuanya bukan hanya berupa harta tetapi juga berupa nilai-nilai yang bermanfaat dalam kehidupan.4

Hubungan yang kurang baik antara orang tua dan anak-anaknya yang telah remaja, terkadang membuat remaja patah semangat, mogok belajar, menjadi nakal, melawan kepada orang tua, benci kepada orang tua, bahkan kadang-kadang sampai kepada niat akan membunuh orang tuanya karena sangat paniknya.5

Dalam hal ini penulis sering mendengar anak yang suka berkata-kata kotor, dan tidak sopan baik terhadap orang yang lebih tua maupun terhadap teman sebayanya. Penulis pun menemukan kejadian anak yang sudah berani bahkan sering berbohong kepada orang tua mereka, dan sering pula ditemukan anak yang membuang-buang waktu untuk hal yaJJ.g tidak berguna (tidak banYak manfaatnya), seperti anak-anak yang nongkrong di tepi-tepi jaJan sambi! merokok dan bermain gitar sampai lamt malam, bahkan juga sampai menimbulkan perke1ahian baik dengan sesama mereka, maupun dengan kelompok lain.

Penulis pun menemukan anak-anak yang sudah berani meminum minuman keras yang terkadang sampai menyebabkan mereka mabuk, ditemukan pula anak-anak remaja laki-laki dan perempuan yang berduaan sampai larut malam, sehingga terdapat beberapa kejadian anak remaja wanita yang hami! di luar pernikahan.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti apakah orang tua dalam memberikan pendidikan agama dan pembinaan akhlak anak sudah maksimal dan penulis mencoba meneliti sejauh mana orang tua yang berada dalam lingkungan RW 08 berperan dalam memberikan pendidikan dan pembinaan akhlak dalam keluarga tersebut. Dan penulis

4Ramayulis,Pendidikan Islam ...h.6

(16)

mencoba meneliti sebab-sebab kenakalan tersebut. Dengan demikian berdasarkan latar belakang masalab di atas penulis terdorong menyusun skripsi yang berjudul "Hubungan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Dengan Kepribadian Remaja Dilingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung

Kecamatan Sawangan Kota Depok".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalab dalam penelitianini adalab :

J. Apa yang dimaksud dengan pendidikan Akhlak dalam keluarga? 2. Apa yang dimaksud dengan keluarga?

3. Apa yang dimaksud dengan kepribadian remaja?

4. Apakab pendidikan akhlak dalam keluarga memang mempengaruhi kepribadian remaja?

5. Sejauhmana hubungan pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja?

C.

Pembatasan Masalah

J. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalab pendidikan adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak

2. Remaja yang dimaksud adalab remaja berusia 13-18 tabun dilingkungan RW 08 Keluraban Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok. Karena pada masainiremaja membutuhkan perhatian yang sangat besar.

3. Pembentukan akhlak anak adalab penanaman nilai-nilai dan pembiasaan prilaku pembentukan sikap yang ada dalam keluarga

(17)

D. Perumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah tersebut maim penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut : "Adakah hubungannya antara pendidikan akhlak dalam keluarga dengan kepribadian remaja di lingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok?"

E. Tujuan dan Keguanaan Basil Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Secara ilmiah penulisan skripsi ini untuk mempertajam kematangan keilmuan, cara berpikir serta kemampuan melahirkan sebuah karya ilmiah. 2. Secara pragmatis penulisan skripsi ini memberikan bekal pengetahuan

mengenai teori-teori tentang pendidikan, dan mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang penelitian sosial, serta sebagai sumbangan pemikiran dalam membina dan membimbing anak remaja dalam keluarga, agar anak remaja dapat berkepribadian dengan akhlak yang mulia.

F. MetodoJogi Penelitian

1.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Jalan Abdul Wahab RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok. Lokasi ini dipilih sebagai penelitian karena lingkungan ini rata-rata penduduknya merniEki anak usia remaja.

Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu sejak bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Nopember 2008.

2. Metode Penelitian

NセG|

(18)

kemudian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.6

Metode penelitianinimeliputi:

1.

Variabel Penelitian

Variabel bebas yang dimaksud adalah pendidikan akhlak dalam keluarga, dan wu'iabel terikatnya adalah kepribadian remaja. Paradigma hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat divisualisasikan dalam bentuk konstelasi hubungan sebagai berikut:

x

Keterangan:

X : Pendidikan Akhlak dalam Keluarga Y : Kepribadian Remaja

2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah kepala keluarga yang memiliki anak usia 13 -18 tahun yang tinggal di lingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok. Yang berjurnlah 142 kepala keluarga dari 213 Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitanini sebanyak 30% dari keseluruhan jumlah populasi yang ada yaitu, sebanyak 30 kepala keluarga.7

b. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel yang penulis tetapkan adalah dipilih secara acak, sehingga setiap unit populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

3. Tehnik Pengumpulan Data

6Lembaga Penelitian, pendidikan dan penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Metode

Penelition Survoi.(Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1995), Cet.ke-2. h.5

(19)

Untuk mengumpuIkan data dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan tiga teknik:

I. Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data tentang situasi dan kondisi penelitian.

[image:19.526.52.441.126.622.2]

2. Wawancara yaitu penulis melakukan tanyajawab sepihak kepada Bapak Kepala Keluraban Kedaung dan Bapak Ketua RW 08 Keluraban Kedaung. Tanya jawab tersebut dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan untuk pengumpulan data gambaran secara umum tentang RW 08 Keluraban Kedaung.

3. Angket (kuesioner) yaitu suatu daftar yang berisikan pertanyaan/pernyataan yang disusun secara tertulis, yang dimaksudkan untuk memperoleh data dari beberapa sampel yang diteliti, kemudian dianalisis dan diinterprestasikan dengan menggunakan tehnik analisa data

4. Tehnik Analisa Data

Selanjutnya dalam menganalisa dan menginterpretasi data yang ditabulasi digunakan rumus KorelasiProduct Moment.

rxy セ Korelasi "r" product moment person

N = Jumlab responden

2:X = Jumlab skor Motivasi belajar 2:Y = Jumlab skor nilai prestasi belajar

2:X Y= Jumlab hasil perkalian antar variabel X dan variabel Y

(20)

A. Deskripsi Teori

1.

Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata "didik" lalu kala ini mendapat awalan "me" sehingga menjadi "mendidik"" artinya: memberi, memelihara dan memberi latihan (ajaran, tujuan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Contoh: semua orang tua wajib mendidik anaknya secara balk, itu artinya setiap orang tua yang memiliki anak wajib memelihara, melatih akhlak dan melatih kecerdasan pikiran anak.1

Pengertian "pendidikan" menurut kamus besar babasa Indonesia ialab proses mengubab sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaba mendewasakan manusia melalaui upanya pengajaran dan pelatihan.2

Secara harfiab, pendidikan berasal dari kataeducare, yang artinya mengeluarkan suatu kemampuan. Jadi educare adalab membimbing untuk

I Muhibbin Syah,M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Barn, (Bandung: PT

(21)

mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak untuk tercapainya kedewasaan.3

Pengertian secara terminologi Drs Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa pada pergaulanya dengan anak-anak dalam memimpin perkembanagan jasmaniyah dan rohaniyah kearah kedewasaan.4

Dalam UURI No 20 Th 2003 pasall, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5

b. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam kamus AI-Munjid berarti budi pekerti, perangai, atau tingkah. Di dalam Da'iratul ma' arif dikatakan :

" Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik".6

Sedangkan dalam kamus Shahih kata khuluq berarti tabiat atau perangai. Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, " Xhuluq dalam bahasa Arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak".7

3Muhibbin,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru...,h.1 0

4Ngalim Purwanto,I/mu Pendidikan Tearitis dan Praktis. (Bandung: Rem'\ia Karya, 1988),

Cet. Ke-12, h. 278

5 DEPDIKNAS. UURI Na 20 Th 2003 Tentang SISDIKNAS (Bandung: FOKUSMEDIA

2003) h. 2

6 Asmaran. A.S, M.A,Pengantar Studi Akhlak,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, (994),

Cet. Ke-2, h.1

7 Muhammad Nur Abdul Hafizd, Mendidik Anak Bersama Rasulul/ah, (Bandung :

(22)

Prof .Dr.Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka kebiasannya itu disebut akhlak. Dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusialaan yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.

c. Macam-Macam Akhlak

1) Akhlak Mulia.

a) Shidiq

Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin; benar hati, benar perkataan, dan benar perbuatan. Benar hati, apabila hati dihiasai dengan iman kepada Allah swt dan bersih dari segala penyakit hati. Benar perkataan, apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran bukan kebatilan. Dan benar perbuatan, apabila semua yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam.8

Orang yang berpegang kepada kejujuran dan memperhatikan prinsip kiebenaran pada setiap problem yang dihadapinya dan dilaksanakan diatas hukurn yang benar, yang demikian merupakan tiang yang kokoh menurut akhlak Islam.9

b) Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, dengan pengerian yang

lebih luas mencakup banyak hal: Menyimpan rahasia orang

8Yunahar Ilyas, Kuliah Akh/aq,(yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(LPPI), 1999), eet Ke-I, h.80.

(23)

lain, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri, serta menunaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.lO

c) Istiqomah

Secara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqoma-yastaqimu yang berarti tegak lums. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.11

Dalam terrninologi akhlak, istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Seorang yang istiqomah adalah laksana batu karang di tengah-tengah lautan yang tidak bergeser sedikitpun walaupun di pukul oleh gelombang yang bergulung-gulung.12

d) lfJah

IjJah menurut bahasa berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Sedangkan menurut istilah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang merendahkan. merusak, dan menjatuhkaunya.

Nilai dan wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaan dan jabataunya, dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, tetapi ditentukan oleh kehormatan dirinya. Oleh sebab itu, untuk menjaga kehormatan diri tersebut, setiap orang harnslah menjauhkan diri dari segala perbuatan dan perkataan yang dilarang oleh Allah swt. Dia harns mampu mengendalikan hawa nafslmya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan kadang-kadang harns juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena bertentangan dengan kehormatan dirinya.J3

10Ilyas,Kuliah Akhlak ,h.89

IIIlyas,Kuliah Akhlak ,h.97

12Ilyas,Kuliah Akhlak ,h.97

(24)

IJ. •セ セN

e) Tawadhu

Tawadhu artinya rendah hati, lawan dari sombong atau

takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya seeara berlebihan. Bentuk dari sikap tawadhu anata lain adalah bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka, serta mau mengunjungi orang lain meskipun lebih rendah status sosialnya, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.

1) Malu

Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Malu merupakan eiri khas perangai manusia yang menyingkap nilai iman seseorang dan berpengaruh bagi tinggi renda1mya akhlak seseorang.

Orang yang mempunyai rasa malu, senantiasa dapat menahan diri dari perbuatan yang menganggu manusia dan tidak mau menuturkan kata-kata yang keji hina dan buruk terkutuk.14

g) Sabar

Seeara bahasa sabar berarti menahan dan mengekang. Sedangkan menurut istilah sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah.

(25)

hawa nafsunya. Sedangkan malaikat, tidak memerlukan sifat sabar karena memang tidak ada hawa nafsu yang harus dihadapinya. Malaikat selalu cenderung kepada kesucian, sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya itu.IS

h) Pemaaf

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Isalam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Menurut M.Quraish Shihab, tidak ditemukan satu ayatpun yang menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf.16

i) Hikmah (kebijaksanaan)

Hikmah adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan hal-hal yang benar diantara yang salah dalam urusan ikhtiarnya (perbuatan yang dilaksanakan dengan pilihan dan kemauan sendiri).l7

j) Adil

Adil adalah kekuatan jiwa yang dapat menuntun anlarah dan syahwat sesuai apa yang dikehendaki oleh hikmah.l3

2) Akhlak Tercela. a) Berbohong

Bohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya.

b) Takabur(sombong)

ISIlyas,Kuliah Akhlak... h.134

16Ilyas,Kuliah Akhlak...h.141

17Moh. Ardani,Akhlak Tasawuf,(Jakarta: PT. Mitra Cahaya Dtama, 2005), Cel Ke-2, h.62

(26)

Takabur adalab merasa atau mengaku diri besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa diri serba hebat.19

c) Dengki

Dengki adalab rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaba untuk menghilangkan kenikmatan itu dari diri orang tersebut, baik dengan m,aksud supaya kenikmatan itu berpindab ketangan sendiri atau tidak.2°

d) Bakhil

Bakhil artinya kikir, orang yang kikir ialab orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian sangat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain.21

d. Kelnarga / Orang Tua

Keluarga itu terdiri dari ibu, bapak beserta anak-anaknya (keluarga kecil-keluarga inti), bapak dan ibulab yang disebut orang tua. Menurut kamus Ballasa Indonesia ist;lab orang tua adalab:

1) Orang yang sudab tua 2) Ibu, bapak

3) Orang tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik)

Dalam istilab maka dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud dengan orang tua itu adalall bapak dan ibu dari anak-anak hasil pernikaban (orang tua kandung).

19Ardani,Akhlak Tasawuf ..h.59

(27)

Keluarga merupakan institusi sosial yang terpenting dan merupakan unit sosial yang utama, melalui individu-individu dalam masyarakat dipersiapkan nilai-nilai kebudayaan, kebiasaan, dan tradisinya, dipelihara kelanjutannya, dan melalui dia juga kebudayaan dipindahkan dari generasi

ke generasl en'b'kutnya.22

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.23

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.

Pada umumnya pendidikan dalam rurnah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengrtian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena seeara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan atau hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Di dalam pembinaan terhadap anak diperlukan suatu perhatian penuh dari pembinanya (pendidik) sebab seorang yang sedang di didik baik buruknya tergantung dari sejauh mana baik buruknya si pendidik.

Sebagai pusat pendidik dalam keluarga, orang tua adalah orang yang pertama kali menanarnkan nilai-nilai pendidikan dalam diri anak. Orang tualah yang meneiptakan kondisi lingkungan baik atau buruknya, baik melalui sikap, tingkah laku, akhlak, perbuatan ueapan, maupun eara berfikir.

1) Fungsi Keluarga

aJ Keluarga atau Orang Tua Sebagai Pengasuh

22Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001),

Cel Ke-4, h.6

(28)

Pengrtian pengasuh disini tidak sama dengan pengasuh yang dilontarkan kepada seorang pelayan. Akan tetapi pengertiaan pengasuh disini cintanya orang tua terhadap anaknya.

Dalam berperan sebagai pengasuh, maka prinsif yang dipegang orang tua adalah prinsip kasih sayang, tanpa kasih sayang maka pembinaan terhadap anak akan berjalan kaku dan kehilangan tali ikatan batin yang terentang antar orang tua dan belahan hatinya. Dari pancaran yang tulus ikhlas ini bukan tidak mungkin melahirkan semangat anak untuk membalas kasih sayang terhadap orang tuanya.

Berpegang pada prinsip kasih sayang ini, orang tua dalam menjalankan kewajiban sebagai pengasuh telah memegang kunci penting bagi terbukanya pintu-pintu yang lainnya. Tinggal bagaimana kelincahan orang tua dalam mempraktekan terhadap anaknya.

I. Penerapan Wibawa

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak ia tumbuh dan berkembang melewati dua proses. Bandura dalam salah satu bukunya "sosiallearning theory" melukiskan bahwa: dua proses itu adalah asimilasi dan Indentifikasi. Asimilasi yaitu tingkah laku tertentu anak dengan meniru mentah perilaku orang lain, sedangkan identifikasi yaitu proses anak dalam meniru kepribadian orang lain. Dari kedua proses ini itulah menurut bandura anak tumbuh dan berkembang.

Dari tori diatas, terihat bahwa peran orang tua sebagai

significant figure (tokoh penting sangat kentara bagi anak dalam proses perkembangannya menuju kealam dewasa).

2. Penerapan Keadilan

(29)

anaknya, sebagi contoh dalarn hal ini adalah adil dalarn kasih sayang.

Selain itu perlu diketahui dalarn membina anak-anak orang tua berkewajiban memperlakukan mereka dengan penuh keadilan karena keadilan ini akan memberi kesan kuat bagi pribadi anak serta menghujarnkan akar rasa kasih sayang terhadap orang tuanya. Yang dimaksud keadilan dalarn kalimat tersebut adalah meletakan sesuatu pada tempatnya. Atau bisa juga keadilan disini diartikan bukannya orang tua di dalarn membagi sesuatu itu diantara anak yang bungsu dengan anak yang sulung itu harns sarna, melainkan dengan melihat besar kecilnya kebutuhan yang ia perlukan diantara keduanya.

3. Penerapan Kebersihan dan Kesehatan

Menjaga kebersihan aclalah hal yang sangat penting dalarn kehidupan sehari-hari. Karena menjaga kebersihan erat kaitanya dengan menjaga kesehatan. Maka menjadi kewajiban orang tua untuk menerapkan kebersihan dan kesehatan ini didalarn keluarga, terutarna terhadap anak-anaknya. Karena dengan melihat kebersihan dan kesehatannya, kita dapat menilai keperibadiaannya.

4. Penerapan Keindahan

(30)

pemboros itu merupakan sifat keperibadian yang tidak pantas dimiliki oleh seorang anak.

b) Orang Tua Sebagi Pendidik

Setiap orang tua dan guru ingin membina dan mendidik anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai keperibadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan perbuatan yang terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik formal maupun informal. Setiap pengalaman yang dilalui anak baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun prilaku yang diterima ikut menentukan penentuan pribadinya.

Dalam peranan sebagi pendidik, prinsip yang dipakai orang tua adalah prinsip ketegasan. Ketegasan bukan berarti system yang keras, diktator atau pendidik dengan seperangkat aturan yang mengikat kaku. Dengan prinsip ketegasan ini orang tua dapat memberikan kepada anak-anaknya diantaranya dengan:

1. Penerapan Kedisiplinan

Dalam membina dan mendidik, orang tua hendaknya menerapkan kepada anaknya tentang kedisiplinan, karena tida.l( sedikit melakukan perbuatan bertentangan dengan norma-norma disebabkan kurangnya ketegasan orang tua didalam menerapkan kedisiplinan, penerapan sikap disiplin adalah "sangat dominan dalam membantu proses perkembangan menuju kedewasaan anak, tidak disangsikan lagi adanya kaitan erat antar disiplin disatu pihak, dengan pribadi yang teguh di pihak yang lain".24

2. Penerapan Kejujuran Dan Kesopanan

(31)

orang tua menerapkan kejujuran dan kesopanan terhadap anak. Kalau orang tun sudah menerapkan hal yang demikian, si anak tidak akan berani me1akukan hal-hal yang bertentangan dengan nasihat dari orang tuannya.

c) Orang Tua Sebagai Pembimbing

Sebagi pembimbing orang tua memegang pnnSlp musyawarah. Dengan tindakan demikian orang tun dituntut untuk menjauhkan diri dari sikap benar sendiri, sikap menggurui atau memberi kesan ada jarak antara orang tundengan anak. Se1ain itu juga sebagai pembimbing diperlukan kesabaran yang penuh dari orang tua. Bagaimanpun juga sebagai pembimbing, orang tua diharapkan marnpu mengendalikan diri dari berbagi hal yang dianggap dapat merenggangkan hubungan kedua belah pihak. Tentunya sebagi pembimbing yang baik mempunyai peran-peran yang harns dilaksanakan diantaranya:

I. Orang Tua Sebagi Sahabat

Pengertian sebagai sahabat disini tidak sarna dengan kita bergaul dengan ternan-ternan, akan tetapi sahabat dalarn kalimat disini adalah orangtunharns mengetahui kedudukannya.

Sebagimana diketahui bahwa anak dalarn kehidupannya pasti m"mpunyai persoalan, pada saat ia mempunyai persoalan orang tua berperan sebagai, sahabat untuk membantu memecabkannya. Karena tidak ada sahabat yang paling setia dalarn rumah tangga kecuali orang tua. Maka kalau hal yang seperti ini terperihara dengan baik, maka interaksi antara orang tua dengan anak beJjalan dengan baik.

2. Menghargai Pendapat Anak

(32)

membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah je1as dan kuat, akbimya tidak tergoyangkan 1agi, karena telah masuk menjadi bagian dalam peribadinya.

Begitu juga sebagai pembimbimng, orang tua harns mengekang diri dari sikap menang sendiri tanpa peduli menghargai pendapat anak. Arif Budiman menyatakan bahwa "sikap pembimbing yang bijaksana akan menyempatkan waktunya membuka suasana dialog dalam keluarga. Selain itu juga orang tua yang baik, tidak mengacuhkan saran, usul, bahkan kritik yang dilontarkan anak-anaknya. Serta mendiskusikan segala permasalahan dengan baik".25

Dengan demikian keluarga adalah institusi dan unit pertama didalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya, sebagian besar bersifat hubungan langsung. Di dalam keluargalah, berkembang individu dan di dalam keluarga pualalah terbentuk tahap-tahap awal pemasyarakatan (sosialization) dan mulai interaksi dengaIlt,ya anak memperoleh pengetahuan keterampi1an, minat, nilai-nilai emosi dan sikapnya da1am hidup dan dengan pembinaan itu diharapkan anak memperoleh ketentraman dan ketenangan.

Dari beberapa pendapat para tokoh diatas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan akb1ak da1am ke1uarga adalah suatu pusat penanaman nilai-nilai pendidikan pada diri anak. Dalam hal ini orang tua adalah sebagai pendidik pertama dan utarna pada anak-anak mereka. Orang tualah ynag menciptakan kondisi lingkungan baik atau buruknya, baik melalui sikap, tingkah laku, akhlak, perbuatan ucapan, maupun cara berfikir.

2) Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua

Kewajiban berbuat baik kepda kedua orang tua merupakan kewajiban yang kedua setelah kewajiban mengesakan Allah. Seorang

(33)

anak tidak boleh menunjukan kemarahan, kebosanan atau berrnuka masam di hadapan orang tua. Sebab perbuatan yang demikian itu akan menyionggung perasaan mereka.

Alangkah mesranya kehidupan rumah tangga di mana anak-anak menghargai dan menghorrnati ayah bundanya, mengetahui serta melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai anak. Mereka patuh dan tast terhadap orang tua, sebagai balasan atas pengorbanan orang tua yang telah mendidik dan membesarkan mereka sejak keci!. Seorang anak diwajibkan patuh terhadap orang tuanya karena ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, merawatnya sejak lahir dengan penyh kasih sayang. Sedangkan ayahnya bekeIja membanting tulang, mencari nafkah talc kenaI lelah, demi memenuhi kebutuhan anaknya, maka wajib seorang anak berbakti kepada mereka.26

2. Kepribadian Remaja a. Pengertian Kepribadian

Istilah-istilah yang dikenal dalam keperibadian adalah :

I. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual.

2. Induviduality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan

seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain.

3. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and persistance of personalityi7

Selanjutnya berdasarkan pengertian dari kala-kata tersebut, beberapa ahli mengemukakan defenisinya sebagai berikut :

a) Allport.

26Miqdad Yaljan,Potret Rumah Tangga Islami,(Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1990), Cet

Ke-5, h.149

(34)

Keperibadian adalah cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang sosial dan kua1itas penyesuaian diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya. b) MarkA.May.

Keperibadian adalah nilai perangsaang seseorang, atau apa yang memungkiukan seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang lain.

c) Woodwort.

Keperibadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.

d) C.H. Judd.

Keperibadian adalah suatu keseluruhan dari proses perkembangan yang telah dilalui individu.28

Dari seluruh defenisi yang telah dikemukakan diatas Wetherington menyimpulkan, bahwa keperibadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

1) Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu peribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.

2) Kata keperibadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditenrukan oleh nilai perangsang sosilal seseorang.

3) Keperibadian tidak berkembang secara pasif saJa, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada Iingkungan sosial.29

Dari pengertian dan uraian diatas kepribadian adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.3o

28Jalaludin dan Ramayulis,Penganlar llmu Jiwa Agama h.89

29Jalaludin dan Ramayulis,Penganlar llmu Jiwa Agama h.89

(35)

b. Bentuk-Bentuk Kepribadian

Bentuk-bentuk kepribadian ini terbagi atas tiga kategori, yaitu:

1. Kepribadian Mukmin, yang memiliki enam bentuk kepribadian, yaitu kepribadian rabbani atau llahi, kepribadian maliki,

kepribadian qurani, kepribadian rasuli, kepribadian yaum akhiri,

dan kepribadiantaqdiri.31

2. Kepribadian Muslim, yang memiliki lima bentuk kepribadian, yaitu kepribaillan syahadatain, kepribadian mushali, kepribadian shaim,

kepribadian muzakki,dan kepribadianhaji.32

3. Kepribadian Mubsin, pada tingkatan etika, meliputi: sabar, rela, berterima kasih, malu,jujur, bijaksana, dan kerendahan hati.33

c. Pengertian Remaja

Masa remaja, menurut Mappiare (1982),. Berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya " tumbub atau tumbub untuk mencapai kematangan".

Perkembangan lebih Ianjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisiko Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang mnegatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia ill mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

31Abdul Mujib,Kepribadian Dalam Psikologi Islam,(Jakarta: PT. Raja Garafmdo Persada,

2006), Cet Ke-1, h. 179

32Mujib,Kepribadian Dalam Psikologi Islam...,h. 179

(36)

-orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.34

a. Masa Remaja Pertama

Setelah si anak melalui umur 12 tahun , berpindah ia dari masa kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal, mereka memasuki masa goncang , karena pertumbuhan cepat di segala bidang terjadi. Pertumbuhan jasmani yang pada umur sekolah tampak serasi, seimbang, dan tidak terlalu cepat, berubah menjadi goncang, tidak seimbang, dan beJjalan sangat cepat, yang menyebabkan si anak mengalami kesukaran. Perubahan jasmani cepat itu tidak sama pada semua anak, ada anak yang pertumbuhannya cepat sekali dibandingkan dengan teman-temannya, sehingga ia merasa jauh lebih tinggi dari pada teman-temannya, dan ada pula sebaliknya, ada yang terlambat pada permulaan masa remaja itu, sehingga ia merasa ketinggalan dari teman-temannya.35

Pertumbuhan jasmani itu membawa pula kepada timbulnya dorongan seks, yang memantul dalam tingkah laku dan perhatian terhadap jenis lain dari teman-temannya. Kalau dulu waktu umur sekolah dasar, perhatian kepada ternan lawan jenis itu kurang, tapi sekarang timbul rasa senang ingin mendekat dan bergaul dengan mereka. Akan tetapi keinginan itu mengkin akan dihalangi oleh perasaan yang goncang, karena ketidak serasian pertumbuhan jasmani. Maka sikapnya pun mundur majudan kadang-kadang tampak kaku.

Pada masa ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan dalam menanarnkan ajaran-ajaran agama terhadap anak-anak mereka, agar dapat mengembalikan jiwa anak-anak mereka kepada ketenangan dan kesetabilan.

b. Masa Remaja Akhir

34Mohammad Ali, Mohammad Asrori,Psikologi Remaja... ,h.9

(37)

Masa remaja akhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Yang berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya telah dapat berpungsi dengan baik, kecerdasan telah dapat dianggap selesai pertumbuhannya, tinggal pengembangan dan penggunaannya saja lagi yang perlu diperhatikan.

Akibat pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta kecerdasan yang telah mendekati sempurna, maka remaja itu merasa bahwa dirinya telah dewasa dan dapat berpikir logis. Mereka mengharap atau menginginkan perhatian dan tanggapan orang lain , baik dari orang tua, guru, maupun masyarakat ramai agar mereka dihargai dan diperlakukan seperti orang dewasa. Perhatian mereka terhadap masyarakat sangat besar, bahkan mereka kadang-kadang mau berkorban untuk masyarakat.

Kendatipun demikian pada masa ini remaja sering mendapati kegonca.'1gan perasaan. Hal itu sering teIjadi akibat pertentangan dan ketidakserasian yang terdapat dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kegoncangan dalam keluarga misalnya, hubungan ibu-bapak dan anak-anak yang kurang erat san sebagainya, di sekolah mungkin terasa oleh remaja adanya pertentangan antara ajaran agama dan pengetahuan umum yang sebenarnya tidak bertentangan akan tetapi disampaikan oleh giri yang kurang bijaksana, maka hal tersebut akan menggekisahkan dan mencemaskan remaja, bahkan kadang-kadang menyebabkan kegoncangan keyakinannyakepada ajaran agama yang telah didapatinya.

(38)

perhatian oleh orang tua mereka, maka kegoncangan mereka akan semakin bertambah, mereka terombang ambing antara keinginan untuk mengikuti dorongan itu dan dilain pihak mereka takut melanggar ajaran agama.36

d. Pembinaan Kebidupan Beragama Bagi Remaja

Pembinaan kehidupan beragama tidak dapat dilepaskan dari pembinaan kepribadian secara keseluruhan. Karena kehidupan beragama itu adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, sikap atau tindakan seseorang dalam hidupnya tidak lain dari pantuJan pribadinya yang tumbuh dan berkembang sejak ia lahir. Semua pengalaman yang dilalui mempunyai pengaruh terhadap pembinaan pribadi, bahkan diantara ahli jiwa ada yang berpendapat bahwa pribadi itu tidak lain dari kumpulan pengalaman pada umur-umur perubahan (dari umur no\ sampai dengan masa remaja akhir). Pembinaan pribadi yang dilalui oleh mereka yang akan dibina itu telah banyak yang terlalu dan membawa hasilnya dalam berbagai bentuk sikap dan model kelakuan, sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing, sejak lahir sampai remaja.37

e. Masalah Yang Dihadapi Remaja

a) Masalah Hubungan Dengan Orang Tua

Yang seringkali menimbulkan kekecewaan remaja terhadap orang tuanya adalah. kurangnya pengertian orang tua terhadap perubahan yang dilaluinya. Orang tua biasanya masih cenderung memerintah, melarang, mencampuri urusan pribadinya, terlalu banyak menasehati, dan memperingatkannya. Disamping itu orang tua sering dalam prilakunya itu tidak tetap, kadang-kadang ia diperlakukan seperti kanak-kanak, tapi kadang-kadang dianggap seperti orang dewasa, karena tubuhnya seperti orang dewasa.38 b) Masalah Sosial

36Zakiah Daradjat,Ilmu Jiwa ,h.13?

37Zakiah Daradjal,Ilmu Jiwa ,h.139

(39)

Remaja, terutama yang telah berada pada bagian akhir masa remaja, yaitu umur antara (17-21) tahun.perhatiannya terhadap kedudukannya dalam masyarakat lingkungannya, terutama dikalangan remaja, sangat besar. Ia ingin diterima oleh kawan-kawannya, ia merasa sedih kalau dipencilkan dari kelompok teman-temannya.karena itu ia meniru lagak-Iagu, pakaian, sikap, dan tindakan teman-temannya dalam satu kelompok. Kadang-kadang remaja dihadapkan kepada pilihan yang sangat berat, apakan ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya dengan teman-teman eratnya, ataukah hanyut dlam pergaulan teman yang menyenangkan dan meninggalkan orang tua Tidak jarang pilihannya jatuh kepada kawan, jika hubungannya dengan orang tua kurang serasi.

c) Masalah Akhlak

Belakangan ini kita melihat kelakuan remaja semakin mencemaskan, di sana sini terdengarmacam-macam kenakalan, perkelahian, penyalahgunaan narkotika, kehilangan semangat untuk belajar, tidak patuh terhadap orang tua, dan peraturan. Dipandang dari segi kejiwaan, keadaaan yang seperti itu dapat dikatakanberhubungan erat dengan tidak adanya ketenangan jiwa. Kegoncangan jiwa, akibat kekecewaan, kecemasan atau ketidak puasan terhadap kehidupan yang sedang dilaluinya itu, dapat menyebabkan menempuh berbagai model kelakuan seperti tersebut di atas, demi mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya. Terutama bagi mereka yang tidak atau kurang mendapatkan pendidikan agama dalam hidupnya sejak kecil.39

f. Macam-Macam Kebutuhan Dalam Pribadi Remaja

Adapun kebutuhan-kebutuhan remaja dalam pribadinya adalah: a. Homeostatis: kebutuhan yang dituntut untuk proses penyesuaian

diri dengan lingkungan. Dengan adanya pertimbangan ini, maka

(40)

tubuh akan tetap dalam keadaan mantap, stabil dan harmonis. Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan tubuh akan zat: protein, air, garam, mineral, vitamin, oksigen dan lain-lain.

b. Regurasi temperatur: penyesuaian tubuh dan usaha untuk mengatasi kebutuhan akan temperatur badan.

c. Tidur d. Lapar

e. Seks. Menurut S. freud: kebutuhan ini sangat fital, sebab pengaruh ini remaja akan mendatangkan pengaruh-pengaruh negatif.

f. Melarikan diri: kebutuhan manusia akan perlindungan dan keselamatan jasmani dan rohani, usaha menghindarkan diri dari bahaya merupakan hal yang wajar dan sebagi usaha proteksi. g. Pencegahan: kebutuhan mallusia untuk mencegah terjadinya reaksi

melarikan diri. Kebutuhan ini menyalurkan dorongan-dorongan manusia kearah penerimaan tantangan dari luar. Kebutuhan lill berupa: frustasi, subsitasi, agresi dan dorongan berjuaIlg.

h. Ingin tahu (curiosity): kebutuhan rohani manusia untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kodrat dirinya.

I. Humor.40

Berdasarkan uraian diatas, nampak jelas bahwa remaja memiliki kebutuhlill-kebutuhan yang harns dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan itu dapat mereka lakukan dengan beragam cara, sehingga kemungkinan adanya pelanggaran dan penyelewengan terhadap norma dan akhlak bisa te.rjadi, tergantung pada sejauhmana remaja itu mendapatkan pendidikan akhlak yang dapat meminimalisir tingkat pelanggaran dan penyelewengan itu dalam masyarakat.

Dari uraian serta pendapat para pakar tersebut diatas dapat disimpilkan bahwa Kepribadian remaja adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang atau remaja yang mengandung

40 Jalaluddin dan Rarnayulis,Pengantar I1mu Jtwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993),

(41)

sifat-sifat khusus individu, seperti berkata dengan santun dan jujur, horrnat kepada yang lebih tua dan sebagainya. Dan bebas menentukan dirinya sendiri, yang dapat dilihat bempa keperibadian dirinya dan tingkah lakunya dalam kehidupan sosial.

B. Kerangka Berfikir

Sebagai pusat pendidikan dalam keluarga, orang tua adalah orang yang pertamakali menanarnkan nilai-nilai pendidikan dalam diri anak. Orang tualah yang menciptakan kondisi lingkungan keluarga, baik melalui sikap, tingkah laku akhlak perbuatan, ucapan maupun cara berfikir. Disamping hal itu mereka pun berperan sebagai pembimbing, pengajar, serta pemberi teladan bagi anak-anaknya, khususnya dalam pembinaan akhlak.

Seorang anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang baik, apabila orang tuanya melatih, membiasakan, memberi teladan yang baik, hal ini akan menjadi sikap yang tertanam dalamjiwa anak.

Oleh karena itu, mengingat sangat dibutuhkannya peran orang tua dalam membina akhlak anak, maka orang tua sebagai pemeran pertama dan utama dalam keluarga hams mampu memberikan pendidikan yang terbaik seperti memberikan pengasuhan, penddikan dan bimbingan tentang akhlak, memahami dan menghargai anak.

Mereka bertanggung jawab untuk mendidik anak sejak kecil agar berlaku benar, dapat di percaya, istiqamah, mementingkan orang lain, menolong orang yang membutuhkan bantuan, menghargai orang besar, menghorrnati dan mencintai orang lain.

Apabila pembinaan-pembinaan diatas dilaksanakan orang tua, maka sikap anak akan tercerrnin dengan perasaan-perasaan manusiawi yang mulia.

(42)

c.

Pengajuan Hipotesis

Pendidikan akhlak yang diterima anak dalam ke1uarga secara tidak langsung akan dapat membentuk keperibadian yang baik yang tercermin dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dntuk mengetahui bagaimana peran pendidikan akhlak dalam keluarga, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak dalam keluarga dengan keperibadian remaja.

(43)

A. LETAI(WILAYAH

Wilayah RW 08 berada pada ketinggian rata-rata 70 meter diatas perrnukaan laut pada sOOu rata-rata 24 sid 27 drajat celcius, serta memiliki curab hujan antara 1360 sid 3604 mm pertahun. Secara geografis wilayah RW 08 terletak 90 drajat lintang selatan dan 00 drajat sid 03 drajat bujur timur dan terletak dibagian utara Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok.

B.LUAS WILAYAH

Luas wilayah RW 08 Kelurahan Kedaung yaitu se!uas 40 Ha, yang meliputi dari 4 (empat) RT antara lain adalah RT 01 yang berada di sebelah utara, RT 02 dan RT 03 yang terletak di bagian tengah, dan RT 04 yang terletak di sebelah selatan.

C. KOMPOSISI PENDUDUK

[image:43.525.31.438.133.532.2]
(44)

maupunjasa lainnya. Hal ini menunjukan kehidupan diwilayah RW 08 Kelurahan Kedaung sudah semakin komplek.

Dari beberapa kelompok masyarakat yang berdomisili diwilayah Rw 08 Kelurahan Kedaung dapat dikomposisikan sebagai berikut:

1. Betawi 2. Sunda 3. Jawa 4. Batak 5. L· L·am- am1

Adapun jumlah penduduk yang tinggal di lingkungan RW 08 ini beIjumlah 639 orang yang terdiri dari 213 Kepala Keluarga, yaitu RT 01 Sebanyak 43 Kepala Keluarga, RT 02 sebanyak 48 Kepala Keluarga, RT 03 sebanyak 57 Kepala Keluarga, dan RT 04 sebanyak 65 Kepala Keluarga yang terdiri dari penduduk as1i dan pendatang. Dari 213 kepala keluarga yang tinggal dilingkungan ini terdapat 142 kepala keluarga yang memiliki anak remaja usia 13 -18 tabun.

Adapun mayoritas penduduk yang berada di lingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung ini adalah penduduk asli. Dengan penduduk mayoritas beragama Islam yaitu 207 Kepala Ke1uarga, dan non muslim sebanyak 6 kepala keluarga antara lain: 5 Kepala Keluarga beragama kristen protestan dan 1 Kepala Keluarga beragama hindu. Namun キ。ャセオーオョ jumlah penduduk non muslim lebih sedikit kehidupan di wilayah ini selalu damai karena masing-masing mereka saling menghargai sesama pemeluk agama

Masyarakat wilayah ini sebagian besar dapat mengenyam pendidikan baik dari tingkat dasar (SD) dan tingkat menengah (SMP), tingkat atas (SMU), maupun perguruan tinggi (PT).

(45)

mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi (PT), 27 Kepala Keluarga berpendidikan SLTA, 40 Kepala Keluarga berpendidikan SLTP, 48 Kepala Keluarga berpendidikan SD, dan 14 Kepala Keluarga yang tidak mengenyam pendidikan formal (tidak sekolah)

Adapun dari 13 Kepala Keluarga yang berpendidikan perguruan tinggi (PT) terdapat 9 Kepala Keluarga memiliki anak yang sedang mengenyam pendidikan di SLTP dan 4 Kepala Keluarga memiliki anak yang sedang mengenyam pendidikan di SLTA. Dari 27 Kepala Keluarga yang berpendidikan SLTA terdapat 20 Kepala Keluarga memiliki anak yang sedang mengenyam pendidikan di SLTP, 6 Kepala Keluarga merniliki anak di bangku SLTA, dan 1 Kepala Keluarga yang anak remajanya putus sekolah. Kemudian dari 40 Kepala Keluarga yang berpendidikan SLTP, terdapat 30 Kepala Keluarga yang memiliki anak sedang menjalankan pendidikan di SLTP, 6 Kepala Keluarga memiliki anak sedang menjalankan pendidikan di SLTA, dan 4 Kepala Keluarga yang anaknya putus sekolah setelah tamat SD.

Dari 48 ,Kepala Keluarga yang berpendidikan SD, terdapat 28 Kepala Keluarga yang memiliki anak sedang menjalankan pendidikan di SLTP, 12 Kepala Keluarga merniliki anak sedang menjalankan pendidikan di SLTA, dan 8 Kepala Keluarga yang anaknya putus sekolah setelah tamat SD. Sedangkan dari 14 Kepala Keluarga yang tidak mengenyam pendidikan formal (tidak sekolah), terdapat 9 Kepala Keluarga yang merniliki anak sedang menjalankan pendidikan di SLTP, dan 5 Kepala Keluarga memiliki anak yang sedang menjalankan pendidikan di SLTA.2

D. DINAMIKA PENDUDUK

Jumlah penduduk RW 08 Kelurahan Kedaung dari tahun ketahun selalu mengalarni perubahan yang cenderung mengalarni peningkatan, bila dibandingkan dengan sebelurnnya. Pertumbuban penduduk di wilayah RW 08 Kelurahan

(46)

Kedaung mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal, antara lain:

1. Tingkat uebanisasi yang cukup tinggi 2. Tingkat kelahiran yang cukup tinggi

3. Terjadinya sentra ekonomi, dan di buka perumahan barn 4. Daerah pemukiman yang sejuk

E. ORGANISASI KEMASYARAKATAN N

NAMA ORGANlSASI ALAMAT KETUA

0

I. KARANGTARUNA JI. Abd. Wahab RT02/07 ALI LAHMUDIN

2.

RISDAF Kedaung RT 01/08 ARIFIN

3.

IPMAL Kedaung RT 04& 03/08 ANWAR

4. IRDAM Kedaung RT 02/08 MAYANGSARI

5. GRASHIGA Kedaung RT01/08 IDHAM.F

F. SARANA PENDIDIKAN

Sarana pendidikan ysng terdapat di RW 08 Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok dalam rangka mencerdaskan kehidupan warga masyarakat RW 08 Kelurahan Kedaung, yaitu terdiri dari Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Negeri.

G.SARANAIBADAJI

Dalam rangka memenuhi aktivitas. bagi pemelukuya, di bangun sarana ibadah menurut kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Rw 08 Kelurahan Kedaung, dan sarana ibadah yang berada di Rw 08 Kelurahan Kedaung antara lain:

(47)

STRUKTUR ORGANISASI

RW 08 KELURAHAN KEDAUNG

KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK

PERIODE 2007 - 2010

Ketua ARDALIH

SekretJJris Bendahara

TUGIONO ROPIAH

Hurnas

(48)

A. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (kcluarga yang memiliki anak usia remaja).

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka.

Data yang penulis kumpulkan terdiJi dari dua macam data yaitu data mengenai pendidikan akhlak dalam keluarga dan data mengenai kepribadian remaja yang diambil dari hasil angket.

[image:48.528.47.433.162.543.2]
(49)

point altematif jawaban Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-Kadang = 3, Pernah

=

4, dan Tidak Pemah

=

5.

Namun sebelumnya butir pemyataan yang terdapat dalam angket penelitian tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada sepulub respondeD, untuk mengetahui validasi butir pemyataan dalam angket penelitian tersebut.

[image:49.528.37.431.113.738.2]

Tabell

Kisi-kisiInstrumen Penelitian

Variabel Indikator NomorSoal Jumlah

I. Pelierapan Iba dah 1,2,3,4,5 5

2. Penrapan Kejujuran 6,7 2

3. Penerapan Keadilan 8,9,10,11 4

Pendidikan

4. Kebijaksanaan 12,13,14,15,16 5

Akhlak

5. Kesabaran 17,18,19 3

6. Kesopanan dan 20,21,22,23,24,25 6 Kebersihan

Jumlah

25

25

1. Pelaksanaan Ibadah 1,2,3,4,5 5

2. Kebijaksanaaan 6,7,8,9 4

3. Kesopanan 10,11,12,13,14,15 6

Kepribadian

Remaja 4. Kerajinan 16,17,18,19,20 5

5. Kebersihan 21,22,23 3

6. Merawat Diri 24,25,26,27 4

(50)

Respon Butir Pernyataan den

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 5 5 4 3 3 5 5 2 3 3 2 5 4 4 5 < 2

3 2 4 1 4 3 3 4 2 4 5

2 3 5 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 5 3 3 3 3 4 2 5 2 5 5 4 5 3

3 4 4 4 4 1 3 5 2 4 3 3 5 3 4 4 3 4 4 2 3 2 5 3 4 5 3 5 3

4 3 3 5 4 1 4 3 3 3 1 3 5 3 4 5 5 2 3 4 4 2 5 2 5 4 5 3 5

5 3 5 3 3 2 4 5 3 3 2 4 5 4 3 3 5 4 3 3 4 2 5 2 5 2 4 4 3

6 5 5 3 4 1 3 4 4 4 1 3 4 5 3 3 4 5 4 4 2 2 3 1 5 5 4 3 4

7 3 4 4 4 2 3 5 4 3 3 4 5 5 4 5 5 4 3 2 4 2 3 3 5 4 4 3 4

8 3 4 4 2 1 5 5 4 4 3 4 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 1 5 4 3 3 5

9 4 3 5 3 1 3 3 3 2 3 4 3 3 2 5 3 4 2 2 4 2 5 2 3 5 4 3 4

10 3 3 5 4 1 4 5 4 2 3 4 5 3 2 5 5 3 2 3 2 4 5 1 5 4 4 3 5

...

t;;

'"

...

'"

...

'"

....

::l

'"

-

-

-

-

'" '"

....

M

...

M

'"

....

M

....

'"

...

t;;

...

....

...

....

-

....

....

- - -

-

'"

S

...

M

'"

""

M

....

...

セ セ III

""

セ セ セ セ

...

セ セ セ セ

....

""

e-

""

""

<$ <$

'"

'"

<$ <$ <$ <$ <$ <$ <$
(51)

MENGmTUNG un v ALIDITAS VARIABEL X

Varian Butir Nomor 1

Rumus

N.x'

-

LX'

N.(n-l)

X

x

2

lXO= 0 lXO= 0

2XO= 0 4XO= 0

3X6=18 9X6=54

4X2= 8 16X2 = 32 5X2 =10 25X2 = 50

IX =36 IX2= 136

n. X2= lOx 136 = 1360

(X2) = 36 x 36 = 1296 -= 64 n. (n-l)lO x 9= 90

H= 64 = 0 711 90 '

(52)

Tabel3

Basil Vji Validitas Variabel X

NO r hitung r tabel Validitas Keputusan

I 0,711 0,632 Valid Dipakai

2 0,767 0,632 Valid Dipakai

3 0,544 0,632 Invalid Tidak Dipakai

4 0,678 0,632 Valid Dipakai

5 0,711 0,632 Valid Dipakai

6 0,678 0,632 Valid Dipakai

7 0,711 0,632 Valid Dipakai

8 0,678 0,632 Valid Dipakai

9 0,544 0,632 Invalid Tidak Dipakai

10 0,722 0,632 Valid Dipakai

Ij 0,678 0,632 Valid Dipakai

I

12 0,711 0,632 Valid Dipakai

13 0,711 0,632 Valid Dipakai

14 0,711 0,632 Valid Dipakai

15 0,711 0,632 Valid Dipakai

16 0,900 0,632 Valid Dipakai

17 0,933 0,632 Valid Dipakai

18 0,544 0,632 Invalid Tidak Dipakai

19 0,622 0,632 Invalid Tidak Dipakai

20 0,711 0,632 Valid Dipakai

21 0,622 0,632 Invalid Tidak Dipakai

22 0,900 0,632 Valid Dipakai

23 0,667 0,632 Valid Dipakai

24 0,722 0,632 Valid Dipakai

25 0,844 0,632 Valid Dipakai

26 0,678 0,632 Valid Dipakai

27 0,711 0,632 Valid Dipakai

28 0,767 0,632 Valid Dipakai

29 0,722 0,632 Valid Dipakai

30 0,711 0,632 Valid Dipakai

(53)

Respon Butir Pernyataan den

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 3 5 4 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4

2 4 3 4 5 3 4 5 4 5 5 3 5 5 3 3 5 3 3 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5

3 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4

5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2

6 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5

7 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4

9 5 4 5 4 4 2 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5

10 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 2 5 4 3 4 5 4

セ セ

'"

00 ::J:

...

...

'"

セ セ

...

....

...

...

...

'"

'"

...

....

...

...

'"

...

....

...

....

...

...

...

....

ot

... ...

lii

'"

...

'"

...

...

00

...

....

...

'"

...

...

'"

"'.

III

セ セ セ

...

...

セ セ

'"

....

セ セ セ セ "l. セ セ セ セ

<:S

(54)

MENGIDTUNG UJI VALIDITAS VARIABEL Y

Varian Butir Nomor 1

Rumus NX

2

-

LX

2

N.(n-l)

X X2

lXO= 0 lXO= 0

2XO= 0 4XO= 0

3X3= 9 9X3 =27

4X4= 16 16X4 = 64 5X3 = 15 25X3 = 75 5'X=40 YX2= 166

n.X2=lOx 166=1660 (X2) =40x 40 = 1600

-=60

n. (n-l)lO x 9 = 90

H= 60 =0667 90 '

(55)

Tabel5

HasilVjiValiditas Variabel Y

NO r hitung r tabel Validitas Keputusan

I 0,667 0,632 Valid Dipakai

2 0,722 0,632 Valid Dipakai

3 0,989 0,632 Valid Dipakai

4 0,544 0,632 Invalid Tidak Dipakai

5 0,711 0,632 Valid Dipakai

6 0,989 0,632 Valid Dipakai

7 0,667 0,632 Valid Dipakai

8 0,667 0,632 Valid Dipakai

9 0,722 0,632 Valid Dipakai

10 0,677 0,632 Valid Dipakai

II 0,322 0,632 Invalid Tidak Dipakai

12 0,844 0,632 Valid Dipakai

13 0,722 0,632 Valid Dipakai

14 0,711 0,632 Valid Dipakai

15 0,933 0,632 Valid Dipakai

16 0,900 0,632 Valid Dipakai

17 0,711 0,632 Valid Dipakai

18 0,933 0,632 Valid Dipakai

19 0,667 0,632 Valid Dipakai

20 0,711 0,632 Valid Dipakai

21 0,844 0,632 Valid Dipakai

22 0,989 0,632 Valid Dipakai

23 0,711 0,632 Valid Dipakai

24 0,677 0,632 Valid Dipakai

25 0,711 0,632 Valid Dipakai

26 0,267 0,632 Invalid Tidak Dipakai

27 0,711 0,632 Valid Dipakai

28 0,844 0,632 Valid Dipakai

29 0,678 0,632 Valid Dipakai

30 0,933 0,632 Valid Dipakai

(56)

Setelah didapatkan butir pemyataan angket yang dijadikan sebagai intrument resmi, yaitu pada variabek X sebanyak 25 butir pemyataan, dan variabel Y sebanyak 27 butir pemyataan, kemudian disebarkan kepada 30 responden, maka data hasil tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Deskripsi Data Variabel Pendidikan Akblak dalam Keluarga (X) Dilingkungan RW 08 Kelurahan Kedaung

Tabel6 Penerapan Ibadah

Orang Tua Mengajak Anak Dalam MengeJjakan Sholat 5 Waktu(+)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 5 4 13,3 %

Sering 4 13 43,3 %

Kadang-Kadang 3 13 43,3%

Pemah 2

-

0%

TidakPemah 1

-

0%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kemrahan Kedaung mengajak anak mereka dalam mengeJjakan sholat 5 waktu. lni terbukti dari data yang diperoleh yakni 13,3 % orang tua selalu mengajak, 43,3 % sering mengajal<:, dan 43,3 % kadang-kadang.

Tabel7 Penerapan Ibadah

Orang Tua Membiarkan Anak Menonton TV sampai Meninggalkan Sholat (-)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 1

-

0%
(57)

Sering 2 8 26,6%

Kadang-Kadang 3 15 50%

Pernah 4 7 23,3 %

Tidak Pernah 5

-

0%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kelurahan Kedaung membiarkan anak mereka menonton TV sampai meninggalkan sholat . Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 50 % orang tua kadang-kadang membiarkan anak meninggalkan sholat, 26,6 % sering membiarkan, dan 23,3 % pemah membiarkan.

Tabel8 Penerapan Ibadah

Orang Tua Mengingatkan Anak Untuk Memhiasakan Bersedekah (+) Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 5 9 30%

Sering 4 13 43,3 %

Kadang-Kadang 3 7 23,3 %

Pernah 2 1 3,3 %

Tidak Peruah 1

-

0%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

(58)

Tabel9 Penerapan Ibadah

Orang Tua Membiarkan Anak Tidak Mengaji (-)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu I

-

0%

Sering 2 2 3,3 %

Kadang-Kadang 3 5 16,6%

Pemah 4 15 50%

TidakPemah 5 8 26,6%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

Dari data di atas me!ljelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kelurahan Kedaung tidak membiarkan anak mereka untuk tidak mengaji. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 50 % orang tua hanya pernah saja membiarkan, 26,6 % tidak pemah membiarkan. 16.6 % kadang-kadang membiarkan, dan 3,3 % sering membiarkan.

TabellO

Penerapan Ibadah

Orang Tua Mengajarkan Anak Untuk Berbakti Kepada Orang Tua (+)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 5 9 30%

Sering 4 9 30%

Kadang-Kadang 3 11 36,6 %

Pemah 2 I 3,3 %

TidakPemah I

-

0%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

(59)
[image:59.526.44.426.172.701.2]

terbukti dari data yang diperoleh yakni 30 % orang tua se1alu mengajarkan, 30 % sering mengajarkan, 36,6 % kadang-kadang mengajarkan, dan 3,3 % pemah mengajarkan.

Tabelll

Penerapan Kejujuran

Orang Tua Memberikan Hukuman Keras Jika Anak Berbohong (-)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Se1alu 1 3 10%

Sering 2 12 40%

Kadang-Kadang 3 12 40%

Pernah 4 3 10%

Tidak Pernah 5

-

o

セッ

1

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kelurahan Kedaung Memberikan hukuman keras kepada anak jika berbohong. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 40 % orang tua sering memberikan hukuman, 40 % kadang-kadang, 10 % selalu, dan 10 % pemah.

Tabel12

Penerapan Kejujuran

Orang Tua Menepati Janji Kepada Anaknya (+)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 5

-

0%

Sering 4 1 3,3 %

Kadang-Kadang 3 7 23,3 %

Pemah 2 10 33,3 %

(60)

_ _ _ _Ji_u_m_la_h 3_0_ _1 99,9 % (100 %) I

Dari data di atas menjelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kelurahan Kedaung jika beJjanji kepada anak mereka terkadang tidak menepatinya. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 40 % orang tua tidak pemah menepati janji, 33,3 % pemah, 23,3 % kadang-kadang, dan 3,3 % sering menepatinya.

Tabel13

PenerapanKeadilan

Orang

Tua

Memberikan Dang Jajan Sesuai Dengan Kebutuhan Anak (+)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

Selalu 5 ".) 10%

Sering 4 2 6,6%

Kadang-Kadang 3 7 23,3 %

Pemah 2 15 50%

TidakPemah I 3 10%

Jumlah 30 99,9 % (100 %)

Dari data di atas menjelaskan bahwa orang tua di RW 08 Kelurahan Kedaung tidak memberikan uang jajan sesuai dengan kebutuhan mereka Hal ini

terbukti dari data yang diperoleh yakni 50% orang tua pemah memberikan uang jajan yang sesuai, 23,3 % kadang-kadang, 10 % selalu, 10 % tidak pemah, dan 6,6 % sering.

Tabel14 Penerapan Keadilan

Orang Tua Memberikan Kasih Sayang Yang Sarna Terhadap Anak Mereka (+)

Pernyataan Skor Frekuensi Prosentase

(61)

Sering 4 12 40%

Kadang-Kadang 3 14 46,6%

Pemah 2

-

0%

TidakPemah 1

-

0%

Juml

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian
Tabel 64 Analisis Kore1asi Variabel X dan Y
gambaran secara umum tentang RW 08 Keluraban Kedaung.
GAMBARAN UMUM RW 08 KELURABAN KEDAUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Espanjan kiinteistökuplaa tukivat useat eri tekijät, niin sosiaaliset, taloudelliset kuin rahoituksellisetkin tekijät. Espanjassa on verrannollisesti korkea asunnonomistusaste,

listrik pada medium lebih besar dari logam, maka yang perlu diperhatikan adalah. mediumnya dan batas antar logam

Perbedaannya terdapat pada variabel, sampel dan tahun penelitian, penelitian Indrawati Marpaung dan Hadianto (2009) meneliti tentang pengaruh profitabilitas dan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah dan apakah current ratio, return on asset, debt equity ratio, earning per share, ukuran perusahaan, ukuran

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

Pemetaan potensi tersebut akan membantu seseorang dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga dapat merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai landasan karir yang

Menurut Nitisemito (2002, hal. Frekuensi mutasi ; tingkat keseringan pelaksanaan mutasi dalam organisasi. Alasan mutasi ; mengapa mutasi dilakukan pada karyawan

Karakter kualitatif warna daun pucuk, warna permukaan atas tangkai daun, dan warna permukaan bawah tangkai daun pada delapan populasi tersebut menunjukkan tingkat keragaman