UPAYA MENINGKATKAN MonvASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN KARTU
SKOR PARTISIPASI SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)
Oleh:
EUIS NURMALASARI
NIM: 102017023984
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Euis Nurmalasari
NIM
Jurusan/Semester Angkatan Tahun Alamat
: 102017023984
: Pendidikan MatematikaIX (sepuluh) : 2002
: JI. Raya Pebayuran RT/RW. 09/01 No. 64 Desa Kertasari Kec. Pebayuran Kab. Bekasi - Jawa Barat.
1. Nama NIP
Dasen Jurusan 2. Nama
NIP
Dasen Jurusan
MENYATAKANDENGANSESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meninglmtkan Motivasi BeIajar Matematika Melalui Pemberian Kartu Skor Partisipasi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat) adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dasen:
: Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi : 150275290
: Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan (KIMP) : Dra. MUhlisrarini, M.Pd
: 150293220
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekwensiapabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi beljudul "Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pemberian Kartu Skor Pal·tisipasi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)" disusun oleh Euis Numlalasari NomoI' Induk Mahasiswa:
102017023984• .Jurusan Pendidikan Matematika. Telah melalui bimbingan
dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siclang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta. Mei 2007
Yang Mengesahkan
Pembimbing I
Mエセ
Skripsi beljudul: "Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pemberian Kartu Skor Partisipasi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)" diajllkan kepada Fakliitas Ilmll Tarbiyah dan Kegllrllan (FITK) UIN Syarif I-lidayatlillah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada II jllni 2007 di hadapan dewan penglIji. Karena itu, penlilis
berhak memperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika.
Jakarta, Juni 2007 Panitia Ujian Munaqasyah
Ketlla Panitia (Ketlla Jurlisan/Program Stlldi) Tanggal Tanda Tangan
Maifalinda Fatra. M.Pd NIP. 150277 129
o
...
t? '09-dCo"-.:;.Sekretaris (Sekretaris JlIrlisan/Prodi)
Otong SlIhvanto. M.Si NIP. 150293239
Penguji I
Dr. Kadir. M.Pd NIP. 150265632
oc;-09' ?-DO")..
,
....
.. . -/ ,..l>'1:.
99
NMNセイNN.. .
..
Penguji 11
Otong Suhyanto. M.Si NIP. 150293239
YNセZrYZNwGエN ..
•
/{etlfip li'atllr li'arl ini utuli'Jiu
e;sea!iPn terli'f11ffJ3a8 .rBmUUbeban itu
J3eban
ケセ
me".JIi'i"tJ'it cfa/am rut17!.'1 cfan 1V'alttu
e;setelali'88San lama
e;seribu lan.!Jfipli'tIl cfa/am teria/ibali'!iPn /eliili'
e;seribu a.rayan.!J te7J1eti/ibali'/itm /eliili'
e;seribu cfufip cfa/am air mata
GAヲエLセ
ra1V'an teruc«jJ ta/i;pacfad«jJu
e;suJucf/iu tet«jJ beruC«jJ
cfo
セ
Ian.!Jfipli'/iu tet«jJ menebar a.ra
/{arena /iu;percaya
'delali'/iu
セオャゥG
88.!Ja/a u.ruli'a
:J5a/am.!Jera/ilan.!Jfipli'IiiJaliPana
/{etlfip li'atllr li'arl ini
J3et«jJa incfali'li'icfu;p /iuJa/ani
J3et«jJa 88muaJerili';payali'menJatll.raJ<Pi
e;su/iur /iu
セ
.. ,
セ「Nエ[イ
/{arena
IiPu
beri IiPrunia terincfali'ini.
Jfu
peMetnD.aIifUm,IUvu;a
ini
uniuIi
JWdua
Cl4atlfJfaaIiu
yatlffWtfuJJtttUUJlaIWJi dan
adiIi
yatlffWMayang
SaJialiat-MJUdi.at
yatlffWtDaiJl"
dan
(9'ta1lfJ-Cl4atlfJ yatlff
Iiucintai
dan
mencintai
Iiu
EUIS NURMALASARI, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pemberian Kartu Skor Partisipasi Siswa (penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat).
Skripsi , Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Mei 2007.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar matematika siswa di SMP Islamiyah Ciputat, sehingga menyebabkan rendah pula hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah rendahnya motivasi dan hasil belajar matematika siswa melalui pemberian kartu skor partisipasi di Sekolah Menengah Pertama Islamiyah Ciputat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalahAction Researchatau lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini menggunakan dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan yang dilakukan selama penelitian adalah pembelajaran matematika dengan pemberian kartu skor partisipasi siswa. Kartu penskoran berisi 13 aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran dan diberi skor. Jenis aktivitas dan besar kualifikasi skor merupakan hasil diskusi antara guru (peneliti) dengan siswa. Kartu penskoran yang digunakan pada kegiatan siklus I adalah kartu perskoran individu. Mekanisme pengisian skor dilakukan secara mandiri yaitu setiap siswa memegang kartu penskoran masing-masing dan menuliskan skor sesuai dengan aktivitas yang dilakukannya. Jumlah skor yang diperoleh siswa dikonversi ke dalam bentuk nilai harian siswa. Tidakan yang
dilakukan pada siklusIIadalah dengan memberikan kartu penskoran individu dan
kelompok. Metode pembelajaran pada siklus II adalah pembelajaran kelompok.
Siswa mendiskusikan soal kemudian menuliskan dan menjelaskan penyelesaian soal di depan. Kartu penskoran kelompok berisi aktivitas siswa selama diskusi kelompok dan pada saat menyampaikan penjelasan di depan.
Dengan pemberia kartu skor partisipasi siswa (KSPS) dalam pembelajaran matematika diperoleh adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran semakin meningkat. Kenyataan ini dituojukkan
dengan perolehan rata-rata aktivitas siswa selama siklus I dan II berturut-turut
adalahlO,36 dan 12,49. selain itu didukung dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kegiatan penelitian pendahuluan dan rata-rata nilai tiap siklus, yaitu 4,77
pada kegiatan penelitian pendahuluan, 5,52 pada siklus I dan 6,56 pada siklusII.
Berdasarkan pada hasil penelitian yaitu pembelajaran matematika dengan
KATAPENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta, yang telah
memberikan hidayah, taufik dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman
kebodohan menuju zaman cerah penuh ilmu dan kebajikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan matematika Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis Menyadari bahwa skripsi ini dapat
selesai atas bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan
semangat baik moril maupun materil. Ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatulah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika dan
Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Matematika, yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan nasehat
kepada penulis.
3. Ibu Tita Khalis Maryati, M.Kom, selaku dosen penasehat akademik yang telah
banyak membimbing penulis selama proses perkuliahan.
4. Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan Ibu Dra. Muhlisrarini, M.Pd, selaku dosen
pembimbing I dan II dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk semua
arahan, bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika, Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ibu rita
Khalis Maryati, M.Kom, Ibu Dra. Afidah Mas'ud, Ibu Muhlisrarini, M.Pd,
6. Pimpinan dan staflkaryawan perpustakaan umum, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan UNJ, yang telah
menyediakan fasilitas kepustakaannya.
7. Bapak Mudalih, S.Ag, kepala sekolah SMP Islarniyah Ciputat yang telah
memberikan kesempatan dan membantu penulis dalarn melakukan penelitian.
8. Ayahanda M. Cholid dan Ibunda Djuariyah tercinta yang tak pernah Ielah
mendidik dan mendo'akan serta memberikan motivasi kepada penulis, Aa dan
teteh tersayang (A Dodi, A Isaf, A Engkos, Teh Ani, Teh Yanti dan Teh
Feby), adik penulis Asep Jarnaludin serta keponakan penulis (Bayu, Yusuf,
Ayang Dini, Wildan dan Salman Faris), mereka semua selalu menghibur dan
memberikan semangat kepada penulis.
9. Ternan-ternan jurusan pendidikan matematika angkatan 2002, Ifat, Alfi, Yeti,
Rarnlah, Neneng, Siti Nurlela, Laksmy, Elawati, Laila, Ima, Erma, Zahra,
Rosy, Feby, lis Fauziyah, lis Aisyah, Zulfa, Nurdiana, Novi, Lulu, Arfah,
Dedi, Sule, Agus, Iman, Dwi, Susilo dan semuanya, mereka semua selalu
memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Ternan-ternan kos "BUNGA" khususnya kamar Edelwise (Atirah, Putri dan
Lili), Yani, Nur, K'Iyet, Nurasiah, Ratna dan semuanya. Terima kasih atas
suport yang selalu diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdo'a semoga amal kebaikan
dan ketulusan mereka semua menjadi amal shaleh dan dibalas oleh Allah SWT
dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian
serta dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikankhusunya
dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
DAFTARISI
ABSTRAK .
KATA PENGANTAR... 1I
DAFTAR lSI IV
DAFTARTABEL VI
DAFTARGRAFIK... vii
DAFTAR BAGAN viii
DAFTARGAMBAR... ix
DAFTAR LAMPlRAN x
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 6 C. Pembatasan Fokus Penelitian... 6 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Hakikat Motivasi Belajar 9
I. Pengertian Motivasi belajar 9
2. Jenis-jenis Motivasi 19
3. Fungsi Motivasi 21
4. Mengukur Motivasi Belajar 22
.,
B. Hakikat Matematika... 23
C. Hakikat Skor Partisipasi... 25 D. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Tahapan Intervensi Tindakan... 36
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan... 44
G. Data dan Sumber Data 46
H. Instrumen Pengumpulan Data... 46
I. Teknik Pengumpulan Data... 49
1. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Study 49
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 50
1. Tindak Lanjut Pengembangan Hasil Analisis 51
BA VI PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data 52
B. Temuan Penelitian 90
C. Pembahasan... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 96
B. Saran 97
DAFTAR PUSTAKA... 98
Tabell Tabel2
Tabel3
Tabel4 Tabel5
Tabel6
Tabel7 Tabel8 Tabel9 TabellO:
DAFTARTABEL
Perolehan Nilai Tes Pendahuluan 53
Rekapitulasi dan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Pada
Pembelaj aran Matematika Siklus I 61
Perolehan Total Skor dan Nilai Hasil Konversi Skor Siswa Pada
Kegiatan Siklus I... 66
Perolehan Nilai Tes Siklus I 67
Rekapitulasi dan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Siklus II 75
Perolehan Total Skor dan Nilai Hasil Konversi Skor Siswa Pada
Kegiatan Siklus II 80
Perolehan Skor dan Nilai Kelompok 81
Perolehan Nilai Tes Siklus II 82
Perbandingan Perolehan Nilai Tes Siklus I dan II 84
[image:11.601.63.445.147.516.2]Grafik 1 : Perolehan Nilai Tes Siswa pada Penelitian Pendahuluan,
Siklus I, II, dan Tes Akhir... 89 Grafik 2 : Perolehan Rata-rata Skor Aktivitas Siswa dan. Nilai Hasil Konversi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1: Model Desain PTK dari Kemmis dan Taggart 33
Bagan 2: Desain Penelitian Tindakan Kelas 35
Bagan 3: Urutan Kegiatan Penelitian 37
Bagan 4: Tahap Intervensi Tindakan Siklus I... 38
Gambar 1 : Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Pada Siklus I 63 Gambar 2 : Aktivitas Siswa ke Depan Mengerjakan Soal Pada Siklus I... 64 Gambar 3 : Aktivitas Siswa Mencatat Materi Pelajaran Pada siklus I 64 Gambar 4 : Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal-soal Latihan Yang Diberikan
Oleh Guru Pada Siklus I 66
Gambar 5 : Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal Dengan Cepat
Pada Siklus II 76
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Siklus 1 dan II 100
Lampiran 2 Kartu Skor Partisipasi Siswa Individu , 124 Lampiran 3 Kartu Skor Partisipasi Siswa Kelompok... 125 Lampiran 4 Soal Tes Siklus 1... 126
Lampiran 5 Soal Tes Siklus II , 127
Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 128 Lampiran 7 : Soal Tes Hasil Belajar... 129 Lampiran 8 : Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar 131 Lampiran 9 : Angket Motivasi Belajar... 132
Lampiran 10: Format Pertanyaan Terbuka Siklus I 134
Lampiran 11: Format Pertanyaan Terbuka Siklus II 136 Lampiran 12: Format PenilaianiPedoman Observasi Untuk Guru... 138
Lampiran 13: Kode Siswa 139
Lampiran 14 : Daftar Nilai Ulangan Harian Bab Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Pada Penelitian Pendahuluan 140
Lampiran 15: Daftar Nilai Tes Siklus I dan II... 141
Lampiran 16: Daftar Nilai Tes Hasil Belajar 142
Lampiran 17: Daftar Perolehan Skor dan Nilai Hasil Konversi Siklus I dan II. 143 Lampiran 18: Daftar Hasil Angket Motivasi Belajar 144 Lampiran 19: Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar 146 Lampiran 20: Hasil Ujicoba Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar 147 Lampiran 21: Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar 148 Lampiran 22: Hasil Ujicoba Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar. 149 Lampiran 23: Gambar Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas VIII. 7 150
Lampiran 24: Lembar Observasi Siswa 151
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan
pelaksanaannya dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan pendidikan
merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan yang dapat
menunjang perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan
masyarakat. Pendidikan merupakan uSaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pengajaran
bertugas mengarahkan proses pendidikan agar sasaran dari pendidikan dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pembangunan,
sehingga perhatian khusus diberikan untuk perkembangannya. Peningkatan
kualitas dan kuantitas pendidikan terus dilaksanakan. Berbagai usaha
diupayakan agar tercipta pendidikan yang benar-benar berkualitas tinggi
sehingga tujuan utama dari pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kteatif, mandiri dan
2
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut perlu adanya peninjauan berbagai aspek yang mendukung usaha tersebut, terutama dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Karena proses pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Berbicara tentang hasil belajar siswa, erat hubungannya dengan motivasi belajar yang menjadi salah satu faktor penentu tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan seni mendorong peserta didik untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Hal ini berarti dalam proses pembelajaran adakalanya guru membangkitkan dorongan, desire, incentive, atau iradah siswa untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar.
Proses pembelaj aran merupakan suatu proses hubungan timbal balik antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga untuk memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan guru yang dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif dan kreatif serta dapat memotivasi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Keberadaan guru dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangkali lagi, karena tanpa adanya guru sekolah tidak akan dapat beIjalan. Namun peran guru tidaklah hanya berhenti sebagai tenaga pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, melainkan juga sebagai seorang motivator yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu guru harus menjadi seorang guru yang efektif. Hamacheck dalam Soemanto menyatakan guru yang efektif adalah guru-guru yang manusiawi, yaitu manusia yang mempunyai rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar terhadap siswa baik secara kelompok atau perseorangan.2
hal-hal yang terdapat dalam buku-buku, tetapi mendorong, memberikan
informasi, memberikan motif-motif dan membimbing siswa dalam usaha
mencapai tujuan yang diinginkan. Guru harns mengetahui dorongan batin
mereka, mengapa mereka berbuat sebagai mana yang mereka perbuat. Untuk
menggerakkan seseorang dalam melakukan sesuatu, kita harns berusaha
menimbulkan padanya kebutuhan untuk melakukan sesuatu itu. Inilah tugas
utama pekerjaan mengajar. Menimbulkan motif pada seorang siswa adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau untuk ingin melakukan
sesuatu.
Proses pembelajaran di sekolah tentunya tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu
seorang guru harus dapat menentukan teknik pembelajaran yang tepat sesuai
dengan keadaan siswa yang dihadapinya yang dapat memotivasi siswa dalam
belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil
belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam proses belajar, maka tugas guru
yang terpenting adalah membangun motivasi siswa terhadap apa yang
dipelajari siswa. Bangkitnya motivasi siswa untuk meraih suatu prestasi
merupakan bagian dari keberhasilan seorang guru sebagai pemberi motivasi
dan merupakan suatu kebanggaan apabila melihat siswa yang dibimbingnya
mendapatkan suatu prestasi yang optimal.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, sudah menjadi gejala umum
bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa.
Mereka menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit
sehingga mereka kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal Illl
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan fenomena di atas maka diperiukan adanya suatu pendekatan
yang dilakukan oleh sem'ang guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar
khususnya bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah dalam belajar
matematika. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku tetapi juga
4
menjadi kompetitif dan demokratis, yaitu dengan jalan menumbuhkan suatu
persaingan yang sehat dan kebebasan siswa untuk mengeluarkan pendapat
tanpa ada rasa takut salab dalam menjawab ataupun bertanya.
DaTi hasH observasi awal di SMP Islamiyab Ciputat kelas VIII.7, diperoleh
informasi dan data babwa sebagian besar siswa kurang termotivasi daIam
belajar matematika. Siswa terlihat malas dan kurang bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Hal ini merupakan masalab yang mendorong
penulis untuk melakukan penelitian.
Pra penelitian diawali dengan melakukan observasi di kelas selama dua
minggu daIam enam kaIi pertemuan dengan setiap pertemuan dua jam
pelajaran, dan mengadakan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII.7
SMP Islamiyab Ciputat. HasH pra penelitian tersebut adalab sebagai berikut:
1. Tidak terdapat persiapan belajar yang dilakukan oleh siswa pada saat
pelajaran matematika akan dimulai. Hal ini ditandai masih banyak siswa
yang berada di luar kelas saat menunggu datangnya guru matematika.
2. Ketika guru akan memulai pelajaran matematika, terlihat hanya beberapa
orang siswa yang mempersiapkan buku sedangkan yang lain masih ada
yang bercanda dan mengobrol dengan ternan lainnya serta belum
mempersiapkan buku matematika.
3. Hanya beberapa orang siswa yang siap memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi pelajaran, sedangkan yang lainnya masih berbicara
dengan ternan sebangkunya dan ada yang diam saja.
4. Proses pembelajaran pasif. Hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak
langsung menjawab apabila ditanya oleh guru, hanya beberapa orang
siswa yang mau maju mengerjakan soal di papan tulis tanpa ditunjuk
terlebih dabulu, siswa tidak mau bertanya tentang materi pelajaran dan lain
sebagainya.
5. HasH belajar matematika siswa rendab dan belum tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang
(SKHBM) yang ditetapkan oleh sekolah pada hasil tes penelitian
pendahuluan.
6. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini
ditunjukkan hanya beberapa orang siswa yang berani bertanya mengenai
materi pelajaran dan sebagian besar siswa tidak menguasai materi yang
diberikan oleh guru serta masih banyak siswa yang malas mengerjakan
PRo
Berdasarkan permasalahan siswa kelas VIII.7 SMP Islamiyah Ciputat
tersebut, terlihat motivasi belajar matematika siswa rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan persiapan siswa, ketekunan siswa dan antusias siswa yang
kurang dalam mengikuti pembelajaran matematika. Selain itu dari hasil
identifikasi di atas terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah
suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang.
Hambatan tersebut menyebabkan siswa kurang berhasil dalam mencapai
tujuan belajar serta mengalami kegagalan. Kesulitan belajar tersebut dapat
dilihat dari kondisi kepribadian siswa. Jika dalam pembelajaran siswa tersebut
menunjukkan gejala-gejala tidak tenang, tidak betah diam, tidak bisa
berkonsentrsi, tidak bersemangat (termotivasi), apatis dan lain sebagainya.3
Dari berbagai gejala kesulitan belajar tersebut salah satunya adalah motivasi
belajar siswa, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningatkan motivasi
belajar siswa.
Usaha yang akan dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan
pada kelas VIII.7 SMP Islamiyah Ciputat adalah dengan melakukan
penelitian tindakan melalui pemberian kartu skor partisipasi siswa. Yaitu
sebuah kartu yang berisikan berbagai aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang disertai dengan skor/nilai yang berbeda sesuai dengan
tingkat aktivitas atau partisipasi siswa. Dipilihnya penerapan kartu skor
partisipasi siswa karena beberapa indikator pemlasalahan yang muncul
6
nilai ini dilakukan pada setiap partisipasi siswa dalam melakukan beberapa
aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan
pemberian skor atau nilai aktivitas siswa dapat memacu motivasi siswa dalam
belajar matematika.
B. Identifikasi Area dan FolmsPenelitian
I. Identifikasi area
Area penelitian daIam penelitian tindakan ini adalah kelas VIII.7 SMP
Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran 2006-2007. Jumlah siswa dalam kelas
penelitian ini 39 orang yang terdiri dari 20 putra dan 19 putri. Secara
umum kemampuan akademik siswa kelas VIII.7 ini masih tergolong
rendah. Hal ini terlihat dari nilai rapot semester satu dimana masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan hasil belajar
minimum (SKHBM) yang ditetapkan sekolah untuk beberapa mata
pelajaran. Sebagian besar siswa masih tergolong pasif dalam mengikuti
proses pembelajaran dan motivasi siswa dalam belajar masih tergolong
rendah.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penelitian tindakan ini adalah "Upaya
meningkatkan motivasi belajar matematika melalui pemberian kartu skor
partisipasi siswa di SMP Islamiyah Ciputatn. Dalam hal ini peneliti ingin
mengetahui apakah motivasi belajar matematika siswa meningkat dengan
adanya kartu skor partisipasi siswa dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Yang dimaksud motivasi belajar matematika siswa dalam penelitian ini
adalah keinginanan atau semangat siswa dalam belajar matematika yang
ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama
proses pembelajaran. Adapun kartu skor yang digunaI(an dalam penelitian ini
penelitian pendahuluan yang kemudian didiskusikan dengan salah seorang
guru matematika di lokasi penelitian.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah:
I. Apakah motivasi belajar matematika siswa meningkat dengan pemberian
kartu skor partisipasi dalam proses pembelajaran?
2. Apakah keaktivan siswa dalam belajar matematika meningkat dengan
adanya pemberian kartu skor partisipasi siswa?
3. Bagaimanakah pendapat siswa mengenai kartu skor partisipasi yang
diterapkan dalam pembelajaran?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
I. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu upaya dalam
mengatasi rendahnya motivasi belajar matematika siswa kelas VIIf7 SMP
Islamiyah Ciputat dengan pemberian kartu skor partisipasi siswa. Selain
itu penelitian ini juga bertujuan:
a. Mengetahui seberapa besar siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran matematika dengan adanya kartu skor partisipasi.
b. Mengetahui apakah motivasi belajar matematika siswa meningkat
dengan adanya pemberian kartu skor partisipasi.
c. Mengetahui bagaimana keaktivan siswa dalam belajal' dengan
menggunakan kartu skor partisipasi siswa.
d. Mengetahui apakah dengan pemberian kartu skor partisispasi siswa
dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar Slswa
dengan disertai hasil belajar yang meningkat pula.
e. Mengetahui pendapat dan kesan Slswa tentang pelaksanaan
8
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna antara lain:
a. Bagi siswa, dapat memotivasi belajar matematika dengan mengurangi
rasa enggarmya terhadap matematika dan mengubahnya menjadi
pelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat lebih aktif
dalarn mengikuti proses pembelajaran matematika.
b. Bagi guru, diharapkan dapat menentukan strategi pembelajaran yang
efektif dan dapat menerapkarmya pada proses belajar mengajar,
sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalkan. Selain itu guru
diharapkan dapat lebih mengenal penelitian tindakan, dan terbiasa
melakukan penelitian-penelitian kecil yang bermanfat bagi perbaikan
pembelajaran matematika.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
informasi dalarn rangka upaya perbaikan pembelajaran khususnya
pembelajaran matematika.
d. Bagi peneliti, menjadi tarnbahan pengetahuan yang bermanfaat dan
menarnbah wawasan peneliti serta dapat lebih memahami tugas berat
A. Hakikat Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan.
Kata kerjanya adalah to motivate yang bermii mendorong, menyebabkan
dan merangsang. Motive berarti alasan dan daya penggerak, motiv.
menunjukkan suatu dorongan yang berasal dad dalam did seseorang yang
menyebabkan orang tersebut mau bertindak untuk melakukan sesuatu.
Menurut pengertian psikologi, bahwa motif(motive, berasal dad bahasa
latin motivum atau movere), berarti segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk berbuat atau bertindak melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan.1 Motiv adalah keadaan dalam pribadi orang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivita-aktivitas tertentu guna
mencapai sesuatu tujuan.
Menurut Nasution dalam bukunya Didaktik Asas-Asas Mengajar,
motiv adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.z Sedangkan menurut Wood Worth dan Marquis yang dikutip oleh
Abdul Latif, motiv adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu
untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk mencari tujuan-tujuan tertentu.
Motif sama saja dengan apa yang disebut dalam bahasa Inggrisnya drive
atauneed yakni sesuatu yang ada dalam diri manusia yang mendorongnya
untuk berbuat menuju sesuatu tujuan tertentu.3 Drive adalah sesuatu
perubahan dalam struktur neurofisiologis seseorang yang menjadi dasar
organis daI'i perubahan energi, yang disebut motivasi. Jadi timbulnya
'Aminuddin Rasyad, Teori Be/ajar dan Pembe/ajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
Cet. III, h. 89.
10
motivasi dikarenakan terjadinya perubahan perubahan neurofisiologis.4
Sedangkan need atau kebutuhan adalah kecendrungan-kecendrungan
permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan
menimbulkan kelakukan untuk mencapai tujuan.5
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh
sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah
yang kita sebut motif. Dengan demikian motif ini merupakan pendorong
yang kuat yang timbul dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu dan
mempengaruhi penampilan dirinya, yang tampak dari tingkah laku raganya
(overt behavior).
Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbul dan berlangsungnya
motiv disebut motivasi. Timbulnya motivasi adalah suatu reaksi adanya
kebutuhan yang dirasakan sehingga timbul keinginan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut secara memuaskan. Motivasi dimaksudkan sebagai
sesuatu yang dapat membangkitkan suatu organisme untuk bertindak atau
bertahan serta memberikan arah untuk suatu kegiatan yang telah
membangkitkan semangat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakim dengan suatu tujuan
tertentu.6
Berikut ini disampaikan pendapat dari. beberapa pakar mengenai
pengertian motivasi:
Menurut Me Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto dalam
bukunya psikologi pendidikan, motivasi adalah suatu perubahan tenaga di
dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.7 Sedangkan menurut
Muhibbin Syah, pengertian motivasi ialah keadaan internal organisme baik
'Oemar Hamalik.Proses Be/ajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara. 2003). Cet. II. h. 160. 'Oemar Hamalik.Proses Be/qjal'...•h. 159-160.
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.8 Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku
secara terarah.
Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar psikologi umum dan
perkembangan memberikan pengertian motivasi sebagai segala sesuatu
yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong
orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.9 Cofer dan Appley (1996)
mengatakan bahwa motivasi adalah proses untuk meningkatkan tindakan,
memelihara aktivitas untuk berkembang dan mengatur pola aktivitas.lO lni
juga berarti bahwa semua tindakan dan aktivitas manusia itu pasti
bermotivasi.
Crider mengatakan bahwa motivasi adalah sebagai hasrat, keinginan
dan minat yang timbul dari seseorang dan langsung ditujukan kepada suatu
obyek.ll Sedangkan menurut Drs. Sumadi Surya Brata, motivasi adalah
keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan.12
James O. Whittaker dalam Wasty memberikan pengertian secara umum
tentang motivasi, yalmi kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan
atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mecapai
tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.13 lvor K. Davies
mengemukakan bahwa motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam
diri kita, yang mendorong diri kita untuk berkelakuan dan bertindak
dengan cara yang khas.14
'Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 136.
9H. M. Alisuf Sabri, Pengantar PsikologiUmlim dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. I, h. 129.
IOSudibyo Setyobroto,Psikologi 80sial Pendidikan, (Percetakan Solo, 2003), h. 47 "Ramayulis,lImli Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 33
12
Menurut Hoy dan Miske! motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang
kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
pemyataan-pemyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegitan-kegiatan yang diinginkan
kearah pencapaian tujuan personal.IS Clifford T. Morgan menemukakan
bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan
aspek-aspek motivasi . ketiga hal tersebut adalah keadan yang mendorong
tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan
tersebut (motivated behavior) dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goals
or end ofsuch behavior).16
Dari berbagai pengertian motivasi tersebut di atas dapatlah diambil
kesimpulan pengertian motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut beberapa definisi motivasi mengandung tiga komponen pokok
yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku
manusia.17
a. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya
kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecendrungan
mendapat kesenangan.
b. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu
diarahkan terhadap sesuatu.
c. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan
kekuatan-kekuatan individu.
Dengan demikian motivasi merupakan suatu usaha yang disaclari untuk
menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar
terdorong hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu. Mengarahkan dan menjaga tingkah laku di sini
dimaksudkan agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang
diinginkan dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam pembelajaran c1ikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi
yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan hasrat
belajar dari seorang individu. Di dalam kegiatan belajar mengajar motivasi
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dengan demikian siswa
yang termotivasi untuk belajar dengan sendirinya akan mencnrahkan
selnruh pikiran dan tenaganya selama kegiatan belajar tersebut.
Aminuddin Rasyad menyatakan bahwa dalam konsep pembelajaran
motivasi berarti seni mendorong peserta didik untuk terdorong melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.18 Hal ini berarti
dalam proses pembelajaran adakalanya guru membangkitkan dorongan,
desire, incentive atau iradah siswa untuk aktif ambil bagian dalam
kegiatan belajar. Winkels dalam Imron menyatakan bahwa motivasi
belajar adalah keselnruhan daya penggerakpsikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi
mencapai satu tujuan.
Upaya menggerakkan, mengarahkan dan mendorong kegiatan siswa
untuk belajar dengan penuh semangat danvitalitas dinamakan memberi
motivasi. Dengan demikian motivasi belajar adalah usalla dari pihak luar
dalam hal ini adalah guru untuk menclorong, mengaktifkan dan
menggerakkan peserta didiknya secara sadar untuk terlibatsecara aktif
14
tujuan memotivasi peserta didik adalah untuk menggerakkan, menggugah,
menimbulkan keinginan yang kuat serta menyadarkan mereka untuk
belajar sungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajar, karena dapat
menimbulkan kemauan, memberi semangat, menimbulkan kesadaran
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Dari penjelasan di atas selanjutnya dapat diberikan pengertian tentang
motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong individu untuk
belajar dengan baik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan belajar yang diinginkan. Jadi motivasi belajar merupakan faktor
psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa ciri siswa mempunyai motivasi belajar tinggi, dan ini
dikenal melalui proses belajar mengajar di kelas yaitu sebagai berikut:
a. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau acuh tak acuh.
b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c. Memiliki antusias yang tinggi.
d. lngin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
e. lngin identitas dirinya diakui oleh orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g. Selalu mengingat pel'liaran dan mempelajarinya kembali.
Sadiman mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri
seseorang adalah:
a. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus
menerus dalam waktu lama.
b. Viet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.
c. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
d. Dapat mempertahankan pendapatnya.
Motivasi dalam belajar pada diri siswa ada kalanya meningkat dan ada
kalanya menurun. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar
diberikan guru tanpa mengenal perasaan bosan apalagi menyerah,
sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah akan cepat bosan dan
berusaha menghindar dari kegiatan belajar.
Motivasi siswa itu dapat diupayakan oleh guru sebagai upaya guru
untuk mengantarkan murid atau siswa kepada pengalaman yang
memungkinkan mereka dapat belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam
belajar, tetapi juga mengarahkan serta menjadikan siswa terdorong untuk
belajar dengan baik. Berbagai cara dapat ditempuh oleh guru untuk
memotivasi peselia didiknya. Misalnya dengan memberi contoh, pujian,
nasihat, memberi pekerjaan rumah, mengerjakan tugas bersama, diskusi,
memberikan tugas baca dan sebagainya. Memotivasi peserta didik adalah
salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar dalam upaya
mencapai tujuan belajar.
Ahmad Rohani mengatakan bahwa ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh seorang guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
yaitu dengan: proses pembelajaran yang berval'iasi, mengadakan
pengulangan informasi, memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
menyalurkan keinginan belajar, menggunakan media dan alat bantu seperti
gambar, foto, diagram dan lain sebagainya.20 Menurut pakar psikologi
Donal O. Hebb, bahwa memotivasi peserta didik adalah salah satu tugas
guru dalam proses belajar mengajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam bukunya Drives and C.N.S (Conceptual Nervous
System) Donal O. Hebb mengemukakan ada empat cara yang dapat
dilakukan setiap guru untuk memotivasi peserta didiknya, yaitu:
a. Arousal,yaitu membangkitkan minat belajar.
Menurut Hebb bahwa dengan arousal gum mencoba menciptakan
suasana hati yang menggembirakan, kesiapsiagaan selalu untuk
16
tanpa belajar.Arousalmenurut Hebb bagaikanenergizeratau kekuatan
jiwa yang tidak memerlukan bimbingan lagi.
b. Expectancy, yaitu memberikan dan menimbulkan harapan.
Expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk
me1akukan kegiatan. Harapan akan terpenuhinya suatu hasrat atau
tujuan akan tercapai dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke
dalam diri peserta didik. Guru yang arif dan bijaksana akan mampu
memberikan harapan akan berhasil peserta didiknya yang bodoh dalam
kegiatan belajar dengan mengatakan kepadanya antara lain,
"sebenamya kamu bapak lihat tidak begitu bodoh, hanya tinggal
usahamu yang sungguh-sungguh. Bila kamu sungguh saja sedikit lagi,
bapak percaya dan yakin kamu dapat seperti temanmu yang lain".
Ungkapan kata-kata yang mengandung harapan di atas akan dapat
menjadi pemicu ia akan lebih rajin dan sungguh-sungguh dalam
aktivitas belajamya.
c. Incentive, (dorongan semangat atau memberikan sesuatu)
Dorongan semangat atau memberikan sesuatu sebagai penghargaan
atas tercapainya tujuan belajar kepada peserta didik dinamakan
incentive. Peserta didik oleh guru didorong dan digerakan dengan
memberikan kepada mereka perangsang-perangsang tertentu. mereka
dirangsang dengan berbagai isyarat yang dapat menggerakkan mereka
untuk belajar lebih giat.
d. Punishment(hukuman)
Richard dan Solomon dalam bukunya Punishment (1961)
mendevinisikan Punishment adalah perangsang yang menyebabkan
peserta didik atau seseorang menghindar diri darinya. Menurut
Solomon bahwa pengaruh hukuman besar sekali terhadap sikap belajar
peserta didik, karena umumnya mereka akan berupaya tidak
Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa cara untuk menggerakaan motivasi belajar siswa, diantaranya:21
a. Memberi angka
Umumnya setiap slswa mgm mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angka yang baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. b. Pujian
memberikan pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
c. Hadiah
Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalarn batas-batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik.
d. Kerja kelompok
Dalam kelja kelompok dimana siswa melakukan keIja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok ingin mempertahankan nama baik kelompoknya, ini dapat menjadi pendorong yang kuat dalam belajar. e. Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada siswa. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar.
f. Tujuan danlevel ojaspiration
Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa. g. Sarkasme
18
h. Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh karena setiap anak mempunyai kecendrungan untuk memperoleh hasil yang baik.
i. Karya wisata dan ekskrusi
Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar oleh karena dalam kegiatan ini siswa akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya.
J. Film Pendidikan
Setiap siswa merasa senang menonton film. Gambaran dan isi cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
k. Belajar melalui radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan dari pada mendengarkan ceramall guru.
Adapun proses pemberian motivasi guru kepada slswa mempunyai fungsi antara lain:
a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap bemlinat dan siaga.
b. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar.
c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangkan panjang.22
2. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam masalah belajar motivasi merupakan salah satu faktor yang
sangat penting yang dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Motivasi yang dimiliki siswa merupakan energi untuk melakukan
perbuatan menuju tujuan atau cita-cita yang diharapkan.
Dilihat dari jenisnya terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa ada
rangsangan dari luar. 23 Misalnya siswa mempunyai keinginan dari
dalam dirinya untuk belajar matematika, bukan untuk mendapat hadiah
atau dipuji oleh orang tua melainkan atas dasar kebutuhan siswa.
Motivasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan
menyenangi materi, dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.24
Menurut H. M. Alisuf Sabri, motivasi intrinsik adalah motivasi
yang timbul dari dalam did seseorang yang erat hubungannya dengan
tujuan belajar. Misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh suatu pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan
sebagainya.25 Menurut Tajab, motivasi intrinsik yaitu bahwa suatu
aktivitas atau kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar pada penghayatan kebutuhan siswa,
kemudian siswa berupaya untuk memenuhi kebutuhan itu melalui
kegiatan belajar, dan belajar merupakan satu-satunya cara untuk
mencapai tujuan yang diinginkan?6
23Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan ...,h. 71.
20
S. Nasution berpendapat bahwa, orang yang belajar dikatakan
memiliki motivasi intrinsik jika ia ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan itu. Misalnya siswa belajar karena
ingin menjadi orang yang terdidik atau karena ingin menjadi ahli
dalam bidang tertentu, maka untuk memenuhi semua itu hanya dapat
dicapai dengan cara belajar.27 Siswa yang temlOtivasi secara intrinsik
dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar.
b. Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan
dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan mempakan perasaan atau
keinginan sebenarnya yang ada di dalam diri siswa melainkan karena
adanya dorongan dari luar. Sebagai contoh seseorang belajar
matematika karena osok akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai
yang baik. Menumt Tadjab, motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah
suatu aktivitas belajar dimulai dan ditemskan berdasarkan kebutuhan
dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar itu sendiri.
Muhibbin Syah mengartikan motivasi ekstrinsik adalah hal dan
keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah , peraturan/tata
tertib sekolah, suri teladan orang tua, gum dan setemsnya mempakan
contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong
siswa untuk belajar.28
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik
dalam belajar adalah daya penggerak yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan yang bukan
Sebagian besar guru menginginkan keadaan kelas dimana semua
siswanya memiliki motivasi intrinsik yang tinggi untuk belajar. Namun
kenyataannya hal itu jarang terjadi, oleh karena itu seorang guru harus
mampu menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi
ekstrinsik siswa, membangkitkan minatnya, menarik dan
mempertahankan perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung
agar siswa dapat belajar dengan baik.
Tanpa adanya motivasi dalam belajar, tidak akan memberikan hasil
yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya motivator-motivator
seperti kenaikan tingkat, penghargaan, pembedan umpan balik, skor,
pujian dan reward yang dipergunakan untuk mendorong siswa agar
bersemangat dalam belajar. Membangkitkan motivasi itu tidak mudah,
oleh larena itu guru perlu mengenal murid, dan mempunyai
kesangupan kreatifuntuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan
dan minat anak.
Di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik seperti
angka-angka, pujian, ijazah, kenaikan tingkat, celaan, hukuman dan
sebagainya. Motivasi ekstrinsik ini dipakai oleh sebab
pelajaran-pelajaran sering tidak dengan sendirinya menarik dan guru sering
kurang mampu untuk membangkitkan minat anak. Kekurangan atau
ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan
menyebabakan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses
pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di
rumah.
3. Fungsi Motivasi
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah
kwalitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan.
Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat danjelas
22
a. Sebagai pendorong manusia untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
b. Penentu arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di capai.
c. Sebagai penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan orang yang
mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada
tujuan yang ingin dicapai.29
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu
perbuatan, tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. Sejalan dengan
arti dan fungsi motivasi tersebut, dalam agama islam ada sejenis motivasi
yang arti dan fungsinya sama yaitu: "niat". Seperti yang dikemukakan oleh
Rosulullah SAW dalam sebuah hadits, "sesungguhnya setiap amal itu
tergantung dari niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu (balasan
perbuatan) sesuai dengan niatnya".
Selain itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya·
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik pula, dengan kata lain usaha yang tekun terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan
prestasi yang baik.
4. Mengukur Motivasi Belajar
Seorang guru perlu mengetahui dengan lebih jelas interaksi antara
tingkat motivasi siswa dengan pembelajaran agar dapat melakukan
intervensi pengajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru perlu
berusaha mencari strategi yang tepat untuk dapat membantu siswa belajar
apapun kecendrungan jenis motivasi yang mendorongnya belajar.
Motivasi belajar sangat berhubungan dengan hasil belajar siswa. Hasil
beberapa temuan penelitian yang dilakuakan oleh para ahli mengenai
hubungan antara motivasi dengan hasil belajar antara lain:30
29H. M. Alisllf Sabri, (Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional lAIN
a. Terdapat hubungan antara tingkat motivasi siswa dan hasil belajar, baik terhadap hasil belajar pada suatu waktu tertentu maupun terhadap hasil belajar selanjutnya. Tingkat motivasi belahar cenderung berkorelasi positif dengan hasil belajar, artinya semakin tinggilkuat tingkat motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa. Demikian pula hasil belajar yang baik akan berpengaruh terhadpa hasil belajar berikutnya. Hal ini terjadi karena hasil belajar yang baik akan membuahkan motivasi yang lebih kuat pula daJam didi siswa, yang akan mempengaruhi hasil belajar selanjutnya.
b. Terdapat interaksi antara cara mengajar guru dengan pola motivasi siswa, yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap hasil belajar.
c. Guru dapat mengubah (meningkatkan) motivasi belajar siswa, dengan pengeliian guru dapat melakukan tindakan tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Hakikat Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathamatik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (!tali), matematiceski (Rusia), atau mathematicklwiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dan perkataan Yunani, matematike, yang berarti
"relating to learning". Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan mathematike
berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu
mathaneinyang mengandung arti belajar (berpikir).31
24
eksperimen disamping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil
pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
(Ruseffendi ET, 1980: 148).
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.
Reys, dkk. (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah
telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir , suatu seni,
suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika tumbuh dan berkembang karena
proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya
matematika. Logika adalah masa bayi dari matematika, sebaliknya matematika
adalah masa dewasa dari logika.
Matematika merupakan bidang k:yian disiplian ilmu yang selalu diajaran di
setiap jenjang pendidikan, mulai dari Taman kanak-kanak (TK) sampai
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai perguruan tinggi. Hal
ini dikarenakan matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat berperan
dalam kehidupan manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Ruseffendi yaitu:
"kita hams menyadari bahwa matematika itu penting, baik sebagai alat Bantu,
sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai bentuk sikap".32
Matematika dengan obyek yang abstrak telah berhasil mengembangkan
suatu bentuk bahasa yang disebut dengan bahasa numerik. Bahasa numerik
menggunakan angka-angka untuk menjelaskan dan meramalkan secara eksak
dengan mengembangkan konsep-konsep pengukuran seperti mengali,
mengurangi, menjumlah dan membagi. Matematika mengembangkan bahasa
numerik memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Sifat
dapat memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan
pemecahan masalah secara tepat dan cermat.
Pembelajaran matematika berarti proses interaksi antara guru dengan murid
dalam rangka mengembangkan pola pikir (nalar) siswa dengan menggunakan
logika. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian
dan pembentukan kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat
matematika.
C. Hakikat Skor Partisipasi
Belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam diri, maka faktor
motivasi memegang peranan penting, karena semakin tinggi motivasi yang
ada dalam diri siswa semakin tinggi pula intensitas siswa dalam belajar.
Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa, De Cecco
dan Grawford dalam Slameto mengajukan empat fungsi pengajar yaitu:
I. Menggairahkan siswa
2. Memberikan arahan realistis
3. Memberikan insentif
4. Mengarahkan.
Dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, sesuai
dengan uraian di atas guru hendaknya dapat memberikan insentif. Pemberian
insentif ini salah satunya dapat berupa pemberian nilai atas keberhasilan
siswa dalam belajar, sehingga siswa akan terdorong untuk melakukan usaha
lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh
karena itu pemberian skor dan nilai dad setiap aktivitas siswa, dapat dijadikan
salah satu a1tematif sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan
angka-angka bagi setiap aktivitas atau tindakan yang sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan
26
Pemberian skor dan nilai terhadap setiap kegiatan atau aktivitas siswa,
diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, sehingga akan
memberikan efek positif bagi mereka yang dapat mengumpulkan skor
terbanyak, dan sebaliknya yang mendapatkan skor sedikit akan kecewa. Untuk
itu diharapkan mereka yang mendapat skor sedikit akan terpacu untuk belajar
lebih giat lagi.
Subekti mengemukakan bahwa dalam diri siswa selalu ada dorongan untuk
memperoleh hasil yang baik dalarn setiap penilaian. Banyak siswa yang
meningkat kegiatan belajarnya karena dia tahu akan ada penilaian dan ingin
mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu dengan pemberian skor ini
diharapkan akan menumbuhkan motivasi siswa dalarn belajar sehingga
mereka berusaha untuk saling bersaing untuk mendapatkan nilai yang
diharapkan.
Pemberian skor dan nilai kepada siswa harus dilakuakan secara bijaksana.
Slarneto menyatakan bahwa, "pemberian skor dan nilai harus secara bijaksana
yaitu untuk memberikan informasi kepada siswa dan untuk menilai
penguasaan dan kemajuan siswa, bukan untuk menghukum atau
mebandingkan dengan siswa lain. Selain itu memberikan skor dan nilai itu
harus konsisten. Penskoran dan penilaian itu akan efektif jika siswa tahu
bahwa skor itu sarna bagi semua siswa, tanpa adanya rasa pilih kasih.34
Dari uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa pemberian skor dan nilai
menjadikan suatu kekuatan untuk memotivasi siswa dalarn belajar. Siswa akan
termotivasi untuk belajar jika ada keuntungan yang diasosiasikan dengan skor
dan nilai yang tinggi. Dengan demikian memberikan skor dan nilai akan
memberikan efek dalarn memotivasi belajar .
Menurut Karnus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partisipasi adalah hal
turut berperan serta dalarn suatu kegiatan, keikutseliaan atau peran serta.
Sedangkan partisipasi dalam lingkup observasi adalah kegiatan dalarn riset
Salah satu definisi Action research dikemukakan oleh Stepphen
Kemmis seperti yang dikutip oleh Tim Pelatih Proyeksi PGSM Depdikbud
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dalarn buku Penelitian Tindakan
Kelas dari D. Hopkins dalarn bukunya yang berjudul A Teacher's Guide
To Classroom Research. Bahwa :
"Action research is a form of self-reflective inquiry undertaken by
participants in a social (including educational) situations in order to
improve the rationality and justice of (a) their own social or
educational practices, (b) their understanding of these practices, and
(c) the situations in which the practices are carried out.,,36
Dari uraian di atas kita dapat mencermati pengertian penelitian
tindakan kelas (classroom action research) sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalarn
melaksanakan tugas, memperdalarn pemaharnan terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Jika kita cermati pengertian di atas seCaI'a seksama, kita akan
menemukan sejumlah ide pokok sebagai berikut:
a. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk iukuiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
b. penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalarn situasi
yang teliti, seperti guru, siswa atau kepala sekolah.
c. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi
pendidikan.
d. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktek-praktek, pemaharnan terhadap praktek
tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut
29
Dari keernpat ide pokok di atas dapat diarnbil pengertian bahwa
penelitian tindakan rnerupakan penelitian dalam bidang sosial yang
rnenggunakan refleksi diri sebagai rnetode utama, dilakukan oleh orang
yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk rnelakukan perbaikan.
Classroom action research,dari namanya sudah rnenunjukkan isi yang
terkandung di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas.
Dalam hal ini ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:37
a. Penelitian, rnenunjuk pada suatu kegiatan rnencermati suatu objek
dengan rnenggunakan cara dan aturan rnetodologi tertentu untuk
rnernperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam rneningkatkan
rnutu suatu hal yang rnenarik rninat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, rnenunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaJa
dilakukan dengan tujuan tertentu.
c. Kelas, sekelornpok siswa yang dalarn waktu yang sarna, rnenerirna
pelajaran yang sarna dari guru yang sarna pula.
Dengan rnenggabungkan batasan pengeltian tiga kata inti, yaitu (l)
penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat disirnpulkan bahwa
peneIitian tindakan kelas merupakan suatu pencerrnatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dirnunculkan dan teIjadi
dalam sebuah kelas secara bersarna. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Action research menunjuk pada action artinya tindakan. Penelitian
tindakan adalah suatu bentuk usaha penelitian yang dapat rnerefleksikan
sendiri kebersarnaan anggota dalarn situasi sosial agar dapat rneningkatkan
rasionalitas dan kebenaran dari praktek pendidikan. Metode ini rnerupakan
penggabungan ide dari sejurnlah orang yang berada pada situasi tertentu.
Ebutt dalam Rochiati rnengernukankan penelitian tindakan adalah
kajian sisternatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut.38 Penelitian tindakan merupakan suatu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu
sama lain, dilengkapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan
kemampuan analisis. Selama penelitian tindakan peneliti melakukan suatu
tindakan yang secara khusus diamati terus menems, dilihat kelebihan dan
kekurangannya, kemudian diadakan pembahan terkontrol sampai pada
upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
Keutamaan dalam action research adalah pada tindakan situasi yang
alami untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran serta
mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan
maupun menyelumh. Penelitian tindakan ini terdiri dari beberapa siklus,
dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yang berkaitan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanan tindakan, pengamatan atau observasi
dan refleksi. Suhardjono mengatakan tidak ada ketentuan tentang berapa
kali siklus hams dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan
peneliti sendiri, namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.39
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdarsarkan tujuan
penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang
akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu dalam tahap ini juga
peneliti menyiapkan instmmen penelitian yang terdiri dari kartu skor
partisipasi siswa, soal yang hams dikerjakan oleh siswa, lembar
obsevasi dan lembar wawancara.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalall melaksanakan rencana
31
c. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung.
Peneliti dengan dibantu oleh dua observer mengamati segala aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan
mendokumentasikan semua gejala atau indikator dari proses, hasil
tindakan terencana maupun efek sampingnya.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama oleh peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan.
Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana
tindakan siklus berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki
kegiatan penelitian sebelumnya.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
PTK bertujuan untuk perbaikan dan atau peningkatan praktik
pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasamya "melekat"
pada penuaian misi profesional kependidikan yang diemban oleh guru.
Borg (1986) menyebutkan secara eksplisit seperti yang dikutip oleh tim
pelatih proyek PGSM dalam buku penelitian tindakan kelas, bahwa tujuan
utama dalam PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang bertolak
dari kebutuhan untuk menanggulallgi berbagai permasalahall pembelajaran
aktual yang dihadapi di kelasnya atau di sekolahnya sendiri, dengan atau
3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
PTK bennanfaat bagi guru, pembelajaranlsiswa, serta bagi sekolah.
a. Manfaat bagi guru
I. Membantu guru memperbaiki pembelajaran
2. Membantu guru berkembang secara profesional
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pegetahuan dan
keterampilan.
b. Manfaat bagi pembelajaranlsiswa
PTK bennanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, di
samping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para
siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
c. Manfaat bagi sekolah
PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya
peningkatanlkemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islamiyah
Ciputat yang beralamat di Jln. Kihajar Dewantara no. 23 Ciputat Tangerang.
Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VIII.7 SMP
Islamiyah Ciputat sebanyak 39 siswa pada tahun ajaran 2006/2007 semester
genap. Kegiatan belajar menggajar dilakukan pada pagi hari yaitu mulai pukul
07.00 sampai dengan 12.20 BBWI.
B. Metode dan Desain intervensi Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau
lebih dikenal dengan Classroom Action Research dengan mengikuti model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1988). Model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart tersebut digambarkan dalam bagan
di bawah ini:I
Bagan 1
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana pada setiap siklus terdiri dad
empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanan (plan), pelaksanaan tindakan
(act), observasi(observe)dan refleksi (reflect).
I. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang
akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga
peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari kartu skor
partisipasi siswa, soal yang hams dikerjakan oleh siswa, lembar obsevasi
dan lembar wawancara.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana dan
skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Peneliti dengan dibantu oleh dua observer mengamati segala
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan
sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan semua
gej ala atau indikator dari proses, hasil tindakan lerencana maupun efek
sampingnya.
4.