• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perubahan Tarif Pph Orang Pribadi Terhadap TIngkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak Penghasilan (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama bandung Cibeunying 2010-2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perubahan Tarif Pph Orang Pribadi Terhadap TIngkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak Penghasilan (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama bandung Cibeunying 2010-2014)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

110

14. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1.

DATA PRIBADI

NIM

: 21112208

JenisKelamin

: Perempuan

NamaLengkap

: Dena Frasapitri

Tempat, TanggalLahir

: Sukabumi, 12 Maret 1994

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Status

: Belum Kawin

Fakultas

: Ekonomi

Program Studi

: Akuntansi

Alamat

: Jln Kubang Selatan 1 No 2 Sekeloa

No. HP

: 081286447843

E-mail

: dena.frasa12@gmail.com

2.

RIWAYAT PENDIDIKAN

3.

PENGALAMAN MAGANG

Juli

Agustus 2015

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

Mei

Agustus 2016

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

1998 - 1999

: TK. Dewi Sartika Sukabumi

1999 - 2005

: SD Negeri Cisuda 1 Sukabumi

2005 - 2008

: SMPN 6 Sukabumi

2008 - 2011

: SMA Mardi Yuana S

(5)

111

4.

SERTIFIKAT

Januari 2013 Zahir Accounting

Juni 2015 Brevet A & B Terpadu

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan

(6)

PENGARUH PERUBAHAN TARIF PPH ORANG PRIBADI

TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK

DAN IMPLIKASINYA PADA

PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

(

Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying Periode 2010-2014

)

The Influence Of Changes In The Rate Of Personal Income Tax Of The

People Against The Growth Rate Of Taxpayer And Its Implications On

Income Tax Receipts

(Survey On Tax Services Office Pratama Bandung Cibeunying Period 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

Nama: Dena Frasapitri

Nim: 21112208

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan kelancaran kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang

Pribadi Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Implikasinya

Pada Penerimaan Pajak Penghasilan

.

Penulis sangat menyadari tidaklah mungkin skripsi ini dapat

terselesaikan tanpa bantuan orang-orang tercinta penulis yang telah banyak

membantu dan memberikan doa dan dorongan baik moril maupun materil.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas pula dari bantuan dan dukungan

semua pihak yang telah memberi dukungan dan masukan. Dengan segala

ketulusan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1.

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia

2.

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lie. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia

3.

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak.,CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4.

Dr. Adeh Ratna Komala, SE,. M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis

selama menyelesaikan proposal penelitian ini di Universitas Komputer

(8)

iv

5.

Kepada keluargaku tercinta Bapa, Alm Mama, Teteh, Aa yang telah

memberikan dukungan pada penulis.

6.

Kepada seluruh keluarga besar yang selalu memberi masukan.

7.

Kepada Swadipta, Mira, Lita, Yona, Vera dan Dea yang selalu

bersamasama berjuang menyusun skripsi dan memberi masukan.

8.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat

diharapkan guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga dibalik kekurangannya

skripsi ini masih dapat memberikan manfaat.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan bagi kita semua, dan semoga doa, dorongan,

perhatian dan pengertian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan

pahala yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Terima kasih.

Bandung, 20 Agustus 2016

Penulis

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...

LEMBAR KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...

ABSTRACT

...

i

ABSTRAK ...

ii

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... .... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I

PENDAHULUAN…..

...

1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2

Identifikasi Masalah …

... ... 3

1.3 Rumusan Masalah ...

4

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...

4

1.4.1 Maksud Peneliatian ...

4

1.4.2 Tujuan Penelitian ...

4

1.5 Kegunaan Penelitian ...

5

1.5.1 Kegunaan Praktis ...

6

1.5.2 Kegunaan Akademis ...

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... ...

7

2.1 Kajian pustaka... ...

7

2.1.1 Pengertian Tarif Pajak ...

7

2.1.2 Pengertian Pajak Penghasilan ...

8

2.1.3 Pengertian Orang Pribadi ...

10

2.1.3.1 Indikator Tarif Pajak PPh Orang Pribadi ...

10

2.1.4 Pengertian Pertumbuhan...

11

(10)

vi

2.1.5.1 Indikator Pertumbuhan Wajib Pajak ...

12

2.1.6 Penerimaan Pajak ...

13

2.1.6.1 Indikator Penerimaan Pajak ...

13

2.2 Kerangka Pemikiran ...

14

2.2.1 Pengaruh Perubahan tarif PPh Orang Pribadi

terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak ...

14

2.2.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak

terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ...

15

2.2.3 Pengaruh Perubahan tarif PPh Orang Pribadi

terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ...

16

2.3 Hipotesis ... 17

BABIII METODE PENELITIAN ...

18

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ...

18

3.2 Operasionalisasi Variabel ...

19

3.3 Sumber Data ...

21

3.4 Populasi, Sampel, dan Tempat serta Waktu Penelitian ...

22

3.4.1 Populasi

...

22

3.4.2 Penarikan Sampel ...

23

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...

26

3.4.3.1 Tempat Penelitian ...

26

3.4.3.2 Waktu Penelitian ...

27

3.5 Metode Pengumpulan Data ...

27

3.6 Metode Pengujian Data ...

28

3.6.1 Rancangan Analisis ...

28

3.6.2 Uji Hipotesis ...

31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

…..

...

34

4.1 Analisis Deskriptif ... 34

4.1.1 Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi per Wilayah KPP

Kota Bandung Periode 2011-2014 ...

34

(11)

vii

Periode 2011-2014 ... 50

4.2 Analisis Verifikatif

... ... 55

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ...

56

4.2.2 Analisis Jalur ...

62

4.2.3 Analisis Korelasi Pearson ...

64

4.2.4 Koefisien Determinasi ...

66

4.2.5 Pengujian Hipotesis Parsial ...

68

4.3 Pembahasan

... 73

4.3.1 Pengaruh Perubahan Tarif PPh OP terhadap

Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak ...

73

4.3.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap

Penerimaan PPh ...

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

78

5.1 Kesimpulan ... ...

78

5.2 Saran ... ... 79

DAFTAR PUSTAKA...

81

(12)
(13)

81

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2013.

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Efektif

Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Tanjungpinang Periode 2010-2013

.

Alink, M. dan Komer, V., 2011.

Handbook on Tax Adminsitration.

Amsterdam:

IBFD.

Ana Astuti Nugrahaningsih. 2013.

Dalam Membayar Pajak Warga Rendah

.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/20/180449626/Dalam.Me

mbayar.Pajak.Warga.Rendah. 20 Agustus 2013.

Arifin, Ferry Syamsul. 2012.

Analisis Pengaruh Perubahan Tarif Pajak

Penghasilan Terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Bagi

Hasil

Pemerintah

Daerah

Kota

Malang

.

Malang:

Universitas

Muhammadiyah Malang.

Arnold, Jens., 2012.

Improving the Tax System in Indonesia.

OECD Working

Papers No.998

Darmin Nasution. 2015.

Setoran pajak 2015 Meleset, Darmin akan Revisi Target

Tahundepan

.http://finance.detik.com/read/2015/12/18/110129/3099257/4/s

etoran-pajak-2015-meleset-darmin-akan-revisi-target-tahun=depan.

22

Desember 2015.

Dina Fitriani W dan Putu Mahardika, Adi Saputra: 2011.

Analisa faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah penerimaan pajak penghasilan orang pribadi

.

Djoko Muljono. (2010).

Panduan Brevet Pajak-Pajak Penghasilan

: Penerbit

Andi. Jakarta.

Euphrasia Susy Suhendra. 2010.

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak

Terhadap Pengingkatan Penerimaan Pajak Penghasilan

. Jurnal Ekonomi

Bisnis No. 1, Volume 15, April 2014 58.

Gunadi. 2002.

Ketentuan Perhittungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan

.Salemba Empat.

Gustian Ardiansyah. 2003.

Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

Salemba Empat.

Hantriono Joko Susilo. 2011.

Pertumbuhan Wajib Tahun Ini Menyusut

.

(14)

82

Heer, B. dan Sussmuth, B., 2013.

Tax Bracket Creep and Its Effects on Income

Distribution

. Journal of

Macroeconomics 38, p 393-408.

John Hutagaol. 2007.

Perpajakan Isu- Isu Kontemporer

. Salemba Empat. Jakarta.

Mardiasmo. 2011.

Edisi Revisi 2011

. Yogyakarta: Andi.

Maria Yoka Luckvani dan Erly Suandy.2013.

Analisis Tarif Pajak Penghasilan

Terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan di Bidang

Usaha Jasa Pada KPP Pratama Purworejo

.

Muljono. 2010.

Hukum Pajak Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis

, Andi

Offset, Yogyakarta.

M. Husni Faried. 2013.

Analisis Pengaruh Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi

Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak, Penerimaan PPh, dan

Pertumbuhan Ekonomi Negara

.

Noor Azizah .2012.

Analisis Pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang Pribado

Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak

Penghasilan di Kota/Kabupaten Malang.

Rismawati Sudirman. 2012.

Perpajakan

:

Pendekatan Teori dan Praktik.

Empat

dua. Jakarta.

Rully Indrawan. 2014.

Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Campuran untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan

. PT Refika

Aditama. Bandung.

Sigit Priadi Pramudito. 2016.

Kegagalan Pencapaian Target Penerimaan Pajak

Mengancam Nawacita

.

http://www.kompasiana.com/sunshines/kegagalan-pencapaian-target-penerimaan-pajak-mengancam

nawacita_56e665a5ad9273e60f5724fd. 14 Maret 2016.

Simanjuntak Timbul H. dan Mukhlis Imam. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan.

Jakarta: Raih asa Sukses.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010.

Perpajakan: Teori Dan Teknis

Perhitungan.

Graha Ilmu. Jakarta.

Siti Resmi. 2012.

Perpajakan: Teori dan Kasus

/ Jakarta: Salemba Empat.

Siti Resmi. 2014.

Perpajakan: Teori dan Kasus

/ Jakarta: Salemba Empat.

(15)

83

Sugiyono. 2014.

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D

. Alfabeta.

Bandung.

Suryadi Sasmita. 2016.

Pemerintah Kejar Wajib Pajak Pribadi

. Koran-Sindo.com

Suzuki, Masaaki., 2013.

Corporate Effective Tax Rates in Asian Countries.

Japan

and the World Economy 29,

p 1-17

.

Theresia Woro Damayanti. 2010.

Perpajakan indonesia

Ulber Silalahi. 2012.

Metode Penelitian Sosial

. Refika Aditama. Bandung.

Umi Narimawati. 2010.

Penulisan Karya Ilmiah.

Ganesis. Bekasi.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

UU RI Nomor 17 Tahun 2010.

(16)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini penulis akan memaparkan teori-teori yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Adapun masalah yang diangkat penulis dalam

penelitian ini adalah pengaruh perubahan tarif PPh Orang Pribadi terhadap tingkat

pertumbuhan wajib pajak dan implikasinya pada penerimaan Pajak Penghasilan

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2.1.1 Pengertian Tarif Pajak

Menurut Siti Resmi (2012:14)tarif pajak adalah:

Tarif yang digunakan untuk menghitun

g besar nya pajak yang terutang”.

Kemudian menurut Theresia Woro Damayanti (2010:18) tarif pajak adalah

“T

arif yang digunakan untuk menentukan besarnya

pajak yang harus dibayar”.

Sedangkan menurut Siti Resmi (2014:128) tarif pajak adalah:

Presentase untuk di

gunakan menghitung besarnya PPh”

.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tarif

pajak adalah tarif yang di gunakan untuk menentukan besar pajaknya yang harus

dibayar.

2.1.2 Pengertian Pajak Penghasilan

Menurut Muljono (2010:73) pajak penghasilan adalah:

“P

ajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

(17)

8

Kemudian menurut Siti Resmi (2014:74) pajak penghasilan adalah:

“P

ajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

diper

olehnya dalam suatu tahun pajak”.

Hal senada dikatakan oleh Mardiasmo (2011:135) pajak penghasilan

adalah:

“P

enghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak

.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa pajak

penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dalam

satu tahun pajak.

Perubahan tarif PPh orang pribadi pada tahun 1 januari 1984 sampai dengan saat

ini.

1 Januari 1984 Sampai dengan tahun pajak 2008

Tarif Setelah tahun 2008 sampai dengan saat ini

Tarif

< Rp 25.000.000 5% Rp 50.000.000

5%

Rp 25.000.000 – Rp 50.000.000

10% Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%

Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000

15% Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%

Rp 100.000.000 – RP 200.000.000

25% > Rp 500.000.000 30%

> Rp 200.000.000 35%

(18)

9

2.1.3 Pengertian Orang Pribadi

Menurut Yustinus Prastowo (2011:12) orang pribadi adalah:

Subjek pajak yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak

.

Kemudian menurut Siti Resmi (2014:72) orang pribadi adalah:

Subyek pajak dalam negeri yang bertempat tinggal di Indonesia

.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2011:135) orang pribadi adalah:

Subjek pajak yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak dan

bertempat tinggal di Indonesia

.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa orang

pribaadi adalah subjek pajak yang dikenakan pajak dan bertempat tinggal di

Indonesia.

2.1.3.1 Indikator Tarif Pajak PPh Orang Pribadi

Indikator Tarif Pajak PPh Orang Pribadi dalam penelitian ini

menggunakan dasar pemikiran dari Alink dan Kommer (2011:40) adalah

Dengan cara melihat

tax ratio

.

Tax ratio

merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan pajak dengan

Produk Domestik Bruto

”.

Berdasarkan indikator diatas dapat dikatakan, bahwa indikator tarif PPh

(19)

10

2.1.4 Pertumbuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan pertumbuhan

adalah:

“Hal (keadaan) tumbuh, perkembangan (kemajuan dan sebagainya).

Pertumbuhan disini diartikan sebagai berkembang atau bertambahnya

wajib pajak yang terdaftar yang mempunyai kewajiban perpajakan sesuai

dengan peraturan Perundang-

undangan”

2.1.5 Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:135) Wajib Pajak adalah:

“O

rang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak,

dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah

.

Kemudian Menurut Djoko Muljono (2010:9) Wajib Pajak adalah:

Orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu

.

Sedangkan menurut Siti Resmi (2014: 19) Wajib Pajak adalah:

“O

rang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan

pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa wajib

pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban

(20)

11

2.1.5.1 Indikator Pertumbuhan Wajib Pajak

Indikator pertumbuhan wajib pajak dalam penelitian ini menggunakan

dasar pemikiran dari Suhendra (2010:23) adalah :

“W

ajib Pajak Efektif

.

Kemudian menurut Mardiasmo (2011:23) indikator pertumbuhan wajib

pajak adalah:

“W

ajib pajak efektif dan orang pribadi yang membuat NPWP

.

Berdasarkan indikator diatas dapat dikatakan, bahwa indikator

pertumbuhan wajib pajak adalah Wajib pajak efektif dan orang pribadi yang

membuat NPWP.

2.1.6 Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak menurut Simanjuntak Timbul H. dan Mukhlis Imam

(2012: 30) adalah:

“P

enerimaan negara dari pajak merupakan salah satu komponen penting dalam

rangka kemandirian pembiayaan pembangunan

.

Kemudian menurut John Hutagaol (2007:325) penerimaan pajak adalah:

“S

umber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat

dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi

masyarakat

.

Sedangkan menurut Muljono (2010:93) penerimaan pajak adalah:

(21)

12

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa

penerimaan merupakan sumber penerimaan yang terus-menurus yang diterima

oleh pemerintah dari sektor pajak.

2.1.6.1 Indikator Penerimaan Pajak

Indikator penerimaan pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar

pemikiran dari Suhendra (2010:45) adalah:

“J

umlah realisasi penerimaan PPh yang diterima pada tahun 2011-2015

.

Kemudian menurut menurut Waluyo (2011: 2) indikator penerimaan pajak

adalah:

“U

ntuk dapat merealisasikan tujuan pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat dibutuhkan dana yaitu dengan menggali sumber dana

yang berasal dari pajak.

Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:25) indikator penerimaan

pajak adalah:

“P

ajak sebagai salah satu pos penerimaan negara yang mempunyai fungsi

utama pajak yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan

dana secara optimal ke kas Negara

.

Berdasarkan indikator diatas dapat dikatakan, bahwa indikator penerimaan

pajak penghasilan adalah hasil penerimaan negara yang berasal dari pajak dari

(22)

13

2.2

Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Perubahan tarif PPh Orang Pribadi terhadap Tingkat

Pertumbuhan Wajib Pajak

Gunadi (2002:54) mengungkapkan bahwa

tarif PPh Orang Pribadi

berpengaruh terhadap pertumbuhan wajib pajak adalah wajib pajak orang pribadi

yang terdaftar mempengaruhi tarif pajak penghasilan. Kemudian menurut Siti

Resmi (2014:75) pengaruh tarif PPh orang pribadi terhadap tingkat pertumbuhan

wajib pajak adalah tarif PPh di Indonesia mengatur pengenaan Pajak Penghasilan

terhadap pertumbuhan wajib pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima.

Masih menurut Siti Resmi (2014:74) pengaruh tarif PPh orang pribadi terhadap

tingkat pertumbuhan wajib pajak adalah tarif PPh yang perlu diubah dan

disederhanakan yang meliputi penurunan tarif secara bertahap, terencana,

pembedaan tarif untuk memberikan kemudahan kepada wajib pajak agar

meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain.

Kemudian menurut Noor Azizah (2012) perubahan tarif pph orang

pribadi terhadap pertumbuhan WPOP berpengaruh positif. Hal senada dikatakan

M. Husni Faried (2013) penurunan tarif PPh berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Maria Yoka Luckvani & Erly

Suandy (2013) tarif pajak penghasilan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

wajib pajak.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa perubahan tarif

(23)

14

2.2.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan

Menurut

Gunadi (2002:54) pertumbuhan wajib pajak berpengaruh

terhadap penerimaan pajak penghasilan adalah peningkatan penerimaan pph dapat

dilipatduakan secara sederhana dengan melipatkan jumlah wajib pajak terdaftar.

Walaupun dengan jumlah pajak kecil, namun kalau jumlah pembayarannya

semakin banyak otomatis jumlah penerimaan akan bertambah. Kemudian menurut

Siti Resmi (2014:74) menyatakan pertumbuhan wajib pajak berpengaruh terhadap

penerimaan pajak penghasilan adalah wajib Pajak yang meningkat yang

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas agar melakukan pembinaan dan

melaksanakan pembukuan dengan tertib dan taat agar penerimaan pajaknya

tercapai.

Kemudian menurut Dina Fitriani W dan Putu Mahardika Adi Saputra

(2011) jumlah wajib pajak yang terdaftar secara parsial berpengaruh positif

terhadap besarnya penerimaan pajak penghasilan. Kemudian menurut Euphrasia

Susy Suhendra (2014) tingkat pertumbuhan wajib pajak yang berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak penghasilan. Sedangkan

menurut Aisyah (2013) tingkat pertumbuhan jumlah wajib pajak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak. Dari beberapa pernyataan di atas dapat

dinyatakan bahwa tingkat pertumbuhan wajib pajak berpengaruh terhadap

(24)

15

2.2.3 Pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan

Menurut Simanjuntak H. Timbul dan Imam Mukhlis (2012:32) pengaruh

tarif PPh orang pribadi adalah Hubungan antara tarif pajak (

tax rates

) penerimaan

Negara dari pajak (

tax revenue

) tersebut terjadi karena perubahan dalam tarif

pajak mempunyai dua efek terhadap penerimaan Negara, yakni

arithmetic effect

dan

economic effect

.

arithmetic effect

terjadi karena apabila tarif pajak rendah,

maka penerimaan pajak akan rendah. Sebaliknya apabila tarif pajak tinggi, maka

penerimaan pajak akan tinggi. Kemudian menurut Alink dan Kommer (2011:40)

untuk menjaga kestabilan penerimaan pajak diperlukan basis pajak yang jelas dan

tarif pajak yang tepat. Oleh karena itu, perubahan tarif PPh tersebut tentu akan

berpengaruh terhadap penerimaan PPh. Hal senada dikatakan Amir,

et al

.

(2013:493) menyatakan bahwa kenaikan penerimaan pajak dapat dicapai dengan

cara menaikkan tarif pajak.

Kemudian menurut Noor Azizah (2012) penurunan tarif PPh orang pribadi

berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal senada dikatakan

oleh M.Husni Farid (2013) penurunan tarif PPh orang pribadi berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan.

(25)
[image:25.595.105.513.119.232.2]

16

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

2.3

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian paradigma penelitian, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H

1

: Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi berpengaruh terhadap Tingkat

Pertumbuhan Wajib Pajak.

H

2

: Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan.

Tarif PPh Orang

Pribadi

Gunadi (2002:54), Siti Resmi (2014:74-75), Noor Azizah (2012), M. Husni Faried (2013), Maria Yoka LuckvanidanErly Suandy (2013)

Gunadi (2002:54), Siti Resmi (2014:74-75), Dina Fitriani W dan Putu Mahardika Adi Saputra (2011), Euphrasia Susy Suhendra (2014)

Pertumbuhan

Wajib Pajak

(26)

1

PENGARUH PERUBAHAN TARIF PPH ORANG PRIBADI TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN IMPLIKASINYA PADA

PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

(Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying Periode 2010-2014)

DENA FRASAPITRI

Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

This research was conducted at the tax services office Pratama Bandung Cibeunying. The phenomenon occurs is not achieved income tax Receipts due to the high rate of personal income tax people so that the growth rate of compulsory taxes have not increased as expected. The purpose of this research is to know the extent of the influence of changes in personal income tax rates the people against the growth rate of tax payers and influence the growth rate of taxpayers against the receipt of income tax in the KPP Pratama Cibeunying Bandung.

The methods used in this research is descriptive and verifikatif methods. The sample in this study using 6 work areas KPP Pratama Bandung Cibeunying in 2010-2014. To know the influence of statistical testing is done. Testing the application using SPSS statistics v20 for windows.

Research results show that the rate change affects people personal income tax growth rate taxpayers and influential growth rate against the mandatory receipt of income tax at the tax services office Pratama Bandung Cibeunying.

Keywords: income tax rate change People, the growth rate of the taxpayer, the receipt of income tax

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat (John Hutagaol, 2007:325). Penerimaan pajak dapat berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) dari sektor migas dan non migas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) (Mardiasmo, 2011:11)

Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara, dan berdasarkan jenisnya Pajak Penghasilan (PPh) telah memberikan kontribusi terbesar (Bambang Brodjonegoro:2015). Sehingga diharapkan penerimaannya semakin meningkat seiring dengan semakin besar pengeluaran pemerintah (Siti Resmi, 2014: 15). Salah satu upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak dengan melakukan reformasi perpajakan yaitu ditetapkannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak penghasilan, dimana salah satu pasal mengatur tentang adanya penurunan tarif PPh untuk wajib pajak orang pribadi (Muljono, 2010:70). Tarif pajak penghasilan orang pribadi merupakan tolak ukur untuk menetapkan beban pajak, pembagian

penghasilan kena pajak (PKP) dalam lapisan penghasilan kena pajak (income bracket) (Gustian

(27)

2

Diharapkan dengan adanya penurunan tarif pajak, kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya lebih meningkat. Dengan demikian jumlah wajib pajak yang terdaftar pun akan semakin meningkat yang diikuti peningkatan penerimaan pajak penghasilan tingkat penerimaan PPh orang pribadi, khususnya untuk PPh pasal 21 dan 25/29 akan meningkatkan penerimaan bagi hasil daerah dari sektor pajak pula (Darmin Nasution:2008).

Fenomena yang terjadi menurut (Suryadi Sasmita:2014) Penerimaan PPh tahun ini tidak tercapai karena tarif pph orang pribadi yang tinggi sehingga tingkat pertumbuhan wajib pajaknya belum meningkat seperti yang diharapkan. Hal ini di perkuat oleh (Bawono Kristiaji:2014) mengatakan bahwa penurunan berbagai tarif pajak penghasilan sejak tahun 2008 tersebut tentu saja membuat penerimaan pajak penghasilan relatif turun. Kemudian (Ana Astuti Nugrahaningsih:2013) mengatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target penerimaan pajak adalah rendahnya tingkat pertumbuhan wajib pajak.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah di dapat maka penulis dapat menulisakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi terhadap Tingkat

Pertumbuhan Wajib Pajak.

2. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran dengan cara memperoleh data yang akurat yang berhubungan dengan aspek yang sedang diteliti. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang aspek yang diteliti.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Perubahan tarif PPh OP terhadap Tingkat

Pertumbuhan wajib pajak.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Pertumbuhan wajib pajak terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang khususnya mengenai perubahan tarif PPh orang pribadi berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan wajib pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak penghasilan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

(28)

3

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Tarif Pajak

Menurut Siti Resmi (2012:14)tarif pajak adalah Tarif yang digunakan untuk menghitung besar nya pajak yang terutang. Kemudian menurut Theresia Woro Damayanti (2010:18) tarif pajak adalah tarif yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Sedangkan menurut Siti Resmi (2014:128) tarif pajak adalah presentase untuk digunakan menghitung besarnya PPh.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tarif pajak adalah tarif yang di gunakan untuk menentukan besar pajaknya yang harus dibayar.

2.1.2 Pengertian Pajak Penghasilan

Menurut Muljono (2010:73) pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak. Kemudian menurut Siti Resmi (2014:74) pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Hal senada dikatakan oleh Mardiasmo (2011:135) pajak penghasilan adalah penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak .

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dalam satu tahun pajak.

2.1.3 Pengertian Orang Pribadi

Menurut Yustinus Prastowo (2011:12) orang pribadi adalah subjek pajak yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Kemudian menurut Siti Resmi (2014:72) orang pribadi adalah subyek pajak dalam negeri yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan menurut Mardiasmo (2011:135) orang pribadi adalah subjek pajak yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak dan bertempat tinggal di Indonesia.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa orang pribaadi adalah subjek pajak yang dikenakan pajak dan bertempat tinggal di Indonesia.

2.1.4 Pertumbuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan pertumbuhan adalah hal (keadaan) tumbuh, perkembangan (kemajuan dan sebagainya). Pertumbuhan disini diartikan sebagai berkembang atau bertambahnya wajib pajak yang terdaftar yang mempunyai kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan.

2.1.5 Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:135) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Kemudian Menurut Djoko Muljono (2010:9) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Sedangkan menurut Siti Resmi (2014: 19) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(29)

4

2.1.6 Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak menurut Simanjuntak Timbul H. dan Mukhlis Imam (2012: 30) adalah penerimaan negara dari pajak merupakan salah satu komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan pembangunan. Kemudian menurut John Hutagaol (2007:325) penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat. Sedangkan menurut Muljono (2010:93) penerimaan pajak adalah penerimaan yang diterima oleh pemerintah dari sektor pajak.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa penerimaan merupakan sumber penerimaan yang terus-menurus yang diterima oleh pemerintah dari sektor pajak.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Perubahan tarif PPh Orang Pribadi terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak

Gunadi (2002:54) mengungkapkan bahwa tarif PPh Orang Pribadi berpengaruh terhadap pertumbuhan wajib pajak adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar mempengaruhi tarif pajak penghasilan. Kemudian menurut Siti Resmi (2014:75) pengaruh tarif PPh orang pribadi terhadap tingkat pertumbuhan wajib pajak adalah tarif PPh di Indonesia mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap pertumbuhan wajib pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima. Masih menurut Siti Resmi (2014:74) pengaruh tarif PPh orang pribadi terhadap tingkat pertumbuhan wajib pajak adalah tarif PPh yang perlu diubah dan disederhanakan yang meliputi penurunan tarif secara bertahap, terencana, pembedaan tarif untuk memberikan kemudahan kepada wajib pajak agar meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain.

Kemudian menurut Noor Azizah (2012) perubahan tarif pph orang pribadi terhadap pertumbuhan WPOP berpengaruh positif. Hal senada dikatakan M. Husni Faried (2013) penurunan tarif PPh berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Maria Yoka Luckvani & Erly Suandy (2013) tarif pajak penghasilan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan wajib pajak.

2.2.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan

Menurut Gunadi (2002:54) pertumbuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan adalah peningkatan penerimaan pph dapat dilipatduakan secara sederhana dengan melipatkan jumlah wajib pajak terdaftar. Walaupun dengan jumlah pajak kecil, namun kalau jumlah pembayarannya semakin banyak otomatis jumlah penerimaan akan bertambah. Kemudian menurut Siti Resmi (2014:74) menyatakan pertumbuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan adalah wajib Pajak yang meningkat yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas agar melakukan pembinaan dan melaksanakan pembukuan dengan tertib dan taat agar penerimaan pajaknya tercapai.

(30)

5

2.2.3 Pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan

Menurut Simanjuntak H. Timbul dan Imam Mukhlis (2012:32) pengaruh tarif PPh orang

pribadi adalah Hubungan antara tarif pajak (tax rates) penerimaan Negara dari pajak (tax

revenue) tersebut terjadi karena perubahan dalam tarif pajak mempunyai dua efek terhadap

penerimaan Negara, yakni arithmetic effect dan economic effect. arithmetic effect terjadi karena

apabila tarif pajak rendah, maka penerimaan pajak akan rendah. Sebaliknya apabila tarif pajak tinggi, maka penerimaan pajak akan tinggi. Kemudian menurut Alink dan Kommer (2011:40) untuk menjaga kestabilan penerimaan pajak diperlukan basis pajak yang jelas dan tarif pajak yang tepat. Oleh karena itu, perubahan tarif PPh tersebut tentu akan berpengaruh terhadap

penerimaan PPh. Hal senada dikatakan Amir, et al. (2013:493) menyatakan bahwa kenaikan

penerimaan pajak dapat dicapai dengan cara menaikkan tarif pajak.

Kemudian menurut Noor Azizah (2012) penurunan tarif PPh orang pribadi berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal senada dikatakan oleh M.Husni Farid (2013) penurunan tarif PPh orang pribadi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian paradigma penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi berpengaruh terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib

Pajak.

H2 : Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Definisi metode penelitan menurut Sugiyono (2014:2) adalah Pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis .

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Umi Narimawati (2010:31) adalah Proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Variabel Independen

(31)

6

Variabel Intervening

Menurut Ulber Silalahi (2012:135) adalah sering kali dua variabel tampak saling berhubungan tetapi hubungan tersebut sebenarnya terjadi melalui atau diantarai oleh variabel

lain. Adapun variabel intervening atau antara dalam penelitian ini adalah Tingkat pertumbuhan

wajib pajak (Y).

Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2014:39) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Penghasilan (Z).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2014:137) merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu

studi lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research).

1. Studi Lapangan (Field Research)

Penulis secara langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying, ada beberapa langkah antara lain:

a. Wawancara

Cara pengumpulan data yang dilakukan langsung melalui tanya jawab antara penulis dengan petugas yang berwenang yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada instansi. Adapun dokumen-dokumennya adalah jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengambilan data yang bersifat teori yang kemudian digunakan sebagai literatur penunjang guna mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini diperoleh dari buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti berupa jurnal dan buku perpajakan.

3.4 Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2015: 80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2012: 81), menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:85), Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah data berupa jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak dari tahun 2010-2014 di KPP Pratama Bandung Cibeunying yang terdiri atas 6 wilayah kerja yaitu:

3.5 Metode Pengujian Data

(32)

7

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Selain itu uji mormalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas

Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas sebagai berikut: “Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen”.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendekteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot. Dengan ketentuan sebagai berikut :

- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Husein Umar (2011:182) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebagai berikut :

“Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat

hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.

Cara untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi dalam

penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji Durbin-Waston digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variable bebas. Hipotesis yang akan diuji adalah :

HO : Tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : Ada autokorelasi (r ≠ 0)

(33)

8

3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis

Analisis yang penulis gunakan terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif) dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2013:8) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:

“Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif”.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:

1. Analisis Jalur (Path Analysis).

Dalam penelitian ini, analisis jalur bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh Pengaruh perubahan tarif PPh orang pribadi terhadap Tingkat pertumbuhan wajib pajak dan Tingkat pertumbuhan wajib terhadap Penerimaan pajak penghasilan. Analisis jalur mengkaji hubungan sebab akibat yang bersifat struktural dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan mempertimbangkan keterkaitan antar variabel independen.

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

3. Analisis Koefiesien Determinasi

Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen (%), dimana koefisein determinasi ini berfungsi untuk mengetahui persentase besarnya variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu Pengaruh perubahan tarif PPh orang pribadi (X) teerhadap tingkat pertumbuhan wajib pajak (Y) terhadap penerimaan pajak penghasilan (Z).

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Perubahan Tarif PPh Orang Pribadi

Penerimaan Pajak dan PDRB dalam kurun waktu 2010-2012 terus mengalami

peningkatan, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan tax ratio dengan perbadingan

(34)

9

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak

Pada setiap 6 wilayah kerja KPP Pratama Bandung Cibeunying pada tahun 2010-2012 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 di semua wilayah kerja mengalami penurunan terutama di wilayah cidadap mengalami penurunan tajam sebesar -65.78%. dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan kembali.

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Penerimaan Pajak Penghasilan

Pada tahun 2011 dan 2013 di wilayah Bandung Wetan mengalami penurunan tajam sebesar -37.05% dan pada tahun 2014 di wilayah Cidadap mengalami kenaikan tinggi sebesar 35.58.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Perubahan Tarif PPh terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak

Hasil dari pengujian hipotesis menyatakan bahwa Perubahan Tarif PPh berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak, besarnya pengaruh Perubahan Tarif PPh terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak adalah 19% dan sisanya sebesar 81% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hubungan Perubahan Tarif PPh terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak menunjukan hubungan kuat dan bertanda positif, artinya apabila ada Perubahan Tarif PPh, maka akan mempengaruhi Pertumbuhan Wajib Pajak yang didapatkan. Selanjutnya hasil pengujian

hipotesis parsial menunjukan nilai thitung jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,119 > ttabel 0,367)

sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha,

artinya secara parsial Perubahan Tarif PPhberpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Wajib

Pajak. Berdasarkan perhitungan dari tingkat signifikan dapat dilihat bahwa Perubahan Tarif PPh berpengaruh terhadap Pertumbuhan Wajib Pajak.

4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Hasil dari pengujian hipotesis menyatakan bahwa Pertumbuhan Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, besarnya pengaruh Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan adalah 18% dan sisanya sebesar 82% dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan menunjukan hubungan kuat dan bertanda positif, artinya apabila Pertumbuhan Wajib Pajak tinggi, maka akan mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan

yang diterima. Selanjutnya hasil pengujian hipotesis parsial menunjukan nilai thitung jatuh didaerah

penolakan Ho (thitung 4,252 > ttabel 0,367) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis

adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya secara parsial Pertumbuhan Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Berdasarkan perhitungan dari

tingkat signifikan dapat dilihat bahwa Pertumbuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap

Penerimaan Pajak Penghasilan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Perubahan Tarif Orang Pribadi yang dilakukan pada 6 Kecamatan di Kota Bandung

(35)

10

2. Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak pada Pajak 6 Wilayah di KPP Pratama Bandung

Cibeunying secara rata-rata mengalami pertumbuhan dan penurunan pula, rata-rata peningkatan cukup besar dikarenakan pada tahun-tahun tertentu Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak mengalami peningkatan. Penerimaan Pajak Pajak 6 Wilayah di KPP Pratama Bandung Cibeunying rata-rata mengalami, penurunan meskipun ada pada beberapa tahun yang mengalami kenaikan. Penerimaan Pajak mengalami penurunan

tiap tahunnya dikarenakan dari Perubahan Tarif Orang Pribadidan Tingkat Pertumbuhan

Wajib Pajak yang menurunan maka Penerimaan Pajaknya pun menurun. Sementara Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak mempunyai pengaruh positif pula terhadap Penerimaan Pajak. . Dapat di simpulkan bahwa Perubahan Tarif Orang Pribadi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Penerimaan Pajak dibandingkan dengan Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak.

5.2 Saran

a. Saran Operasional :

1. Pada 6 Wilayah di KPP Pratama Bandung Cibeunying yang menjadi unit analisis peneliti, tarif pajak yang terlalu rendah akan mengancam kemakmuran masyarakat karena penerimaan pajak tidak dapat membiayai pembangunan dengan optimal. Namun, apabila tarif pajak terlalu tinggi akan menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi karena beban pajak menjadi lebih besar. Oleh karena itu, tarif pajak tidak hanya didasari pada seberapa besar jumlah pajak yang dapat dibayar oleh wajib pajak, tetapi juga harus mempertimbangkan seberapa besar jumlah pajak yang ingin dibayar oleh wajib pajak agar potensi penerimaan pajaknya tidak hilang.

2. Pada Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak , bagi wajib pajak terdaftar yang bermasalah, baik dalam hal penyampaian SPT hingga kekurangan pembayarannya, kiranya dengan kegiatan sosialisasi terkait sistem yang sudah berbasis

online, dimana wajib pajak dapat mengetahui secara realtime akan jatuh tempo

pajaknya, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam pelaporan kewajiban perpajakannya.

b. Saran Akademis :

Dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi pajak diharapkan hasil ini dapat dijadikan acuan agar kedepannya peneliti lain dapat menggunakan variabel yang sama, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda atau mencari variabel lain yang mempengaruhi penerimaan pajak seperti ekstensifikasi atau intensifikasi pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2013. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Efektif Terhadap Penerimaan

Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang Periode 2010-2013.

Alink, M. dan Komer, V., 2011. Handbook on Tax Adminsitration. Amsterdam: IBFD.

Ana Astuti Nugrahaningsih. 2013. Dalam Membayar Pajak Warga Rendah.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/20/180449626/Dalam.Membayar.Pajak. Warga.Rendah. 20 Agustus 2013.

Arifin, Ferry Syamsul. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Terhadap

Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Bagi Hasil Pemerintah Daerah Kota Malang.

(36)

11

Arnold, Jens., 2012. Improving the Tax System in Indonesia. OECD Working Papers No.998

Darmin Nasution. 2015. Setoran pajak 2015 Meleset, Darmin akan Revisi Target

Tahundepan

.http://finance.detik.com/read/2015/12/18/110129/3099257/4/setoran-pajak-2015-meleset-darmin-akan-revisi-target-tahun=depan. 22 Desember 2015.

Dina Fitriani W dan Putu Mahardika, Adi Saputra: 2011. Analisa faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.

Djoko Muljono. (2010). Panduan Brevet Pajak-Pajak Penghasilan: Penerbit Andi. Jakarta.

Euphrasia Susy Suhendra. 2010. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak Terhadap

Pengingkatan Penerimaan Pajak Penghasilan. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15,

April 2014 58.

Gunadi. 2002. Ketentuan Perhittungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan .Salemba Empat.

Gustian Ardiansyah. 2003. Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Salemba Empat.

Hantriono Joko Susilo. 2011. Pertumbuhan Wajib Tahun Ini Menyusut.

http://bisnis.tempo.co/read/news/2011/12/05/087296821/pertumbuhan-wajib-pajak-tahun-ini-menyusut. 05 Desember 2011.

Heer, B. dan Sussmuth, B., 2013. Tax Bracket Creep and Its Effects on Income Distribution.

Journal ofMacroeconomics 38, p 393-408.

John Hutagaol. 2007. Perpajakan Isu- Isu Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Maria Yoka Luckvani dan Erly Suandy.2013. Analisis Tarif Pajak Penghasilan Terhadap

Pertumbuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan di Bidang Usaha Jasa Pada KPP

Pratama Purworejo.

Muljono. 2010. Hukum Pajak Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis, Andi Offset, Yogyakarta.

M. Husni Faried. 2013. Analisis Pengaruh Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi Terhadap Tingkat

Pertumbuhan Wajib Pajak, Penerimaan PPh, dan Pertumbuhan Ekonomi Negara.

Noor Azizah .2012. Analisis Pengaruh Perubahan Tarif PPh Orang Pribado

Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Penghasilan di Kota/Kabupaten Malang.

Rismawati Sudirman. 2012. Perpajakan: Pendekatan Teori dan Praktik. Empat dua. Jakarta.

Rully Indrawan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk

Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan. PT Refika Aditama. Bandung.

Sigit Priadi Pramudito. 2016. Kegagalan Pencapaian Target Penerimaan Pajak Mengancam

Nawacita.

(37)

12

Simanjuntak Timbul H. dan Mukhlis Imam. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan. Jakarta: Raih asa Sukses.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan: Teori Dan Teknis Perhitungan. Graha

Ilmu. Jakarta.

Siti Resmi. 2012. Perpajakan: Teori dan Kasus / Jakarta: Salemba Empat.

Siti Resmi. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus / Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2014.

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D

. Alfabeta. Bandung.

Suryadi Sasmita. 2016.

Pemerintah Kejar Wajib Pajak Pribadi

. Koran-Sindo.com

Suzuki, Masaaki., 2013.

Corporate Effective Tax Rates in Asian Countries.

Japan and the

World Economy 29,

p 1-17

.

Theresia Woro Damayanti. 2010.

Perpajakan indonesia

Ulber Silalahi. 2012.

Metode Penelitian Sosial

. Refika Aditama. Bandung.

Umi Narimawati. 2010.

Penulisan Karya Ilmiah.

Ganesis. Bekasi.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

UU RI Nomor 17 Tahun 2010.

Yustinus Prastowo. 2011.

Buku Pintar Menghitung Pajak Profesi, Badan Usaha, Dan

Peristiwa Khusus

/ Jakarta.

Sampel Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

No Keterangan

1 Kecamatan Sumur Bandung

2 Kecamatan Bandung Wetan

3 Kecamatan Cibeunying Kaler

4 Kecamatan Cibeunying Kidul

5 Kecamatan Cidadap

(38)

13

(BAB III, HAL 7)

(BAB IV, HAL 9)

(BAB IV, HAL 10)

36,000 38,000 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000

2010 2011 2012 2013 2014

Perkembangan Tax Ratio Pada Tahun 2010-2014 di 6 Kecamatan Kota Bandung

(39)

14

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu partikel yang bergerak dari posisi awalnya yang merupakan besaran vektor yang selain memiliki nilai juga memiliki arah..

[r]

Kata mobu juga berkaitan dengan prakeselamatan karena pada konsep mobu ini orang mengalami keselamatan yang bersifat sementara, tidak kekal.. Disini naidi dimi (harapan) akan

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT.. KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA

These results indicated that the hypotensive effectiveness of the defatted ethanolic extract of Cassytha filiformis is better as compared to its ethyl acetate and

Három S-proi lú tálat lehetett meghatározni a temető anyagában, mindegyik hamvasztásos sírból származik (10. kép 3–5). A 43a. sír nagyméretű edé- nye vörös bevonatos

[r]

PricewaterhouseCoopers’ 11th Annual Global CEO Survey, launched at the World Economic Forum’s Annual Meeting in Davos, Switzerland, in January 2008, set out to discover how