LAPANGAN (PPL) DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN
PERBAUNGAN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
DENGAN DESA KARANG ANYAR KECAMATAN BERINGIN,
KABUPATEN DELI SERDANG TERHADAP
PENGEMBANGAN USAHATANI PADI ORGANIK DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
SISWADI IRWANTO 110304023
AGRIBISNIS/PKP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERBANDINGAN PERAN PENYULUH PERTANIAN
LAPANGAN (PPL) DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN
PERBAUNGAN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
DENGAN DESA KARANG ANYAR KECAMATAN BERINGIN,
KABUPATEN DELI SERDANG TERHADAP
PENGEMBANGAN USAHATANI PADI ORGANIK DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
SISWADI IRWANTO 110304023
AGRIBISNIS/PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing AnggotaKomisi Pembimbing
(Ir. Diana Chalil, M.si, Ph.D)
NIP : 196703031998022001 NIP: 196011101988031003 Ir. M. Jufri, M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Siswadi Irwanto (110304023) dengan judul skripsi Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai dan Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh Ir. Diana Chalil, M.Si, Ph.D dan Ir. M. Jufri M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta perbandingan Dampak Peran penyuluh tersebut terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Penentuan daerah penelitian secara purposive. Metode pengambilan sampel dengan metode sensus (wawancara) dengan sampel petani padi organik sebanyak 25 sampel, diantaranya 17 sampel petani organik Desa Lubuk Bayas, dan 8 sampel petani padi organik Desa Karang anyar. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan nyata antara Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas, dan Desa Karang Anyar. (2) Ada perbedaan nyata Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas, dan Desa Karang Anyar .
Kata kunci : Peran Penyuluh, Petani Padi Organik, Penyuluh Pertanian.
RIWAYAT HIDUP
Siswadi Irwanto lahir di Kampung Timbaan pada tanggal 21 Juli 1993. Anak ke tujuh dari tujuh bersaudara dari Bapak Suyitno dan Ibu Komiatik.
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 097811 Kampung Timbaan dan lulus pada tahun 2005.
2. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar dan lulus pada tahun 2008.
3. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah atas di SMA Negeri 1 Bandar dan lulus pada tahun 2011.
4. Tahun 2011 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Undangan.
5. Pada bulan Agustus-September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Pintu Air Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
6. Pada bulan Oktober 2014 - 2015 melaksanakan penelitian skripsi di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai dan Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Universitas Sumatera Utara
2. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Sadar HIV dan AIDS (SAHIVA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, Ph.D selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. M. Jufri, M,Si. Selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyusun skripsi ini.
2. Orang tua tercinta almarhumah Ibunda Komiatik dan Bapak Suyitno, Bang Nasib Sutrisno, Kak Sulasmi, Kak Rubiati, Kak Surpiani Hartanti, Bang Jhoni Ardhi dan Bang Sudarmanto, dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, dukungan dan motivasi kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satya Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU yang telah membantu dan memberikan kemudahan selama masa perkuliahan.
pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Seluruh Pegawai dan Staff Fakultas Pertanian USU yang telah banyak membantu penulis dalam administrasi perkuliahan.
6. Teman-teman terhebat Marudut Sitanggang, Albar Muerad D, Ary Munandar Hsb , dan adik kelas Ristiwi Retno Palupy serta seluruh teman seperjuangan di Penyuluhan Komunikasi Pertanian dan Agribisnis FP USU stambuk 2011 yang telah begitu banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan ini.
7. Para petani padi organik di desa Lubuk Bayas dan Karang anyar yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dalam melakukan penelitian.
Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di atas. Semoga Allah SWT membalas dengan hal yang lebih baik lagi.Amin.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu sumbang saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan demi perbaikan selanjutnya. Semoga dapat berguna bagi kita semua. Amin.
Medan, Februari 2015
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6
2.2.1 Peran Penyuluh Pertanian ... 10
2.2.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik ... 12
2.3 Penelitian Terdahulu ... 15
2.4 Kerangka Pemikiran ... 15
2.5 Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19
3.2 Metode Penentuan Responden ... 20
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 20
3.4 Metode Analisis Data ... 21
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 30
BAB IV DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN ... 31
4.1 Deskriptif Wilayah ... 31
4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Desa Lubuk Bayas ... 31
4.1.1.1 Tata Guna Lahan ... 32
4.1.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah Desa Karang Anyar ... 35
4.1.2.1 Tata Guna Lahan ... 36
4.1.2.2 Keadaan Penduduk ... 37
4.1.2.3 Sarana dan Prasarana... 37
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
5.1 Peran Penyuluh Pertanian Lapangan ... 39
5.1.1 Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani ... 40
5.1.2 Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator ... 41
5.1.3 Peran Penyuluh Sebagai Teknisi ... 43
5.1.4 Peran Penyuluh Sebagai Jembatan Penghubung antara Lembaga dengan Petani ... 44
5.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapang terhadap Pengembangan Usaha Tani Padi Organik ... 46
5.2.1 Produktivitas ... 46
5.2.2 Sarana dan Prasarana... 48
5.2.3 Sertifikasi ... 50
5.2.4 Luas Lahan ... 51
5.2.5 Pemasaran ... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
6.1 Kesimpulan ... 55
6.2 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Perkembangan Produksi Beras Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar 2009-2013
2
2 Perkembangan Luas Lahan Padi Organik di Desa Lubuk Bayas dan karang Anyar 2008-2013
3
3 Luas Lahan dan Produksi Padi Organik di Provinsi Sumatera Utara 2012
19
4 Distribusi Penggunaan Lahan Lubuk Bayas 2013 32 5 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Desa Lubuk Bayas
2013
33
6 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lubuk Bayas 2013
33 7 Sarana dan prasarana Desa Lubuk Bayas 2013 35
8 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Desa Karang Anyar 2013
37
9 Sarana dan prasarana Desa Karang Anyar 2013 38 10 Peran Penyuluh Terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik
di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar
39
11 Pendampingan Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani 41 12 Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sebagai Organisator
dan Dinamisator
42
13 Peran Penyuluh Sebagai Teknisi 43
14 Peran Penyuluh Sebagai Jembatan Penghubung antara Lembaga Penelitian dengan Petani
45
15 Produktivitas Padi Organik Berdasarkan Musim Tanam 46 16 Produktivitas Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar 47 17 Sarana dan Prasarana Padi Organik yang tersedia di Desa Lubuk
Bayas
48
18 Sarana dan Prasarana Padi Organik yang tersedia di Desa Karang Anyar
50
19 Jumlah Penjualan Beras Organik dan Harga Beras Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar
52
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSumatera Utara merupakan salah satu provinsi penghasil beras organik. Sentra produksi beras organik di Sumatera Utara salah satunya berada di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu didalam mengelola usahataninya petani mengharapkan perubahan di dalam kehidupannya, yaitu mempunyai perilaku yang lebih maju dalam melakukan usaha taninya. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai harapan petani adalah melakukan penyuluhan pertanian agar perubahan perilaku kearah yang lebih baik dalam mengelola usahatani mereka (Kartasapoetra, 1991).
Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya (Deptan, 2008).
di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Peran penyuluh pertanian dalam hal ini sangat di perlukan guna keberhasilan program penyuluhan padi organik di desa tersebut. Oleh sebab itu, Peran penyuluh sangat di perlukan dalam pengembangan usahatani padi organik tersebut.
Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara merupakan desa yang menerapkan pertanian organik. Kelompok Tani Subur adalah kelompok tani yang menerapkan pertanian padi organik. Produksi beras organik di Desa Lubuk Bayas mengalami peningkatan, namun produksi mengalami penurunan pada tahun 2013. Sedangkan Desa Karang Anyar yang merupakan desa pertanian organik juga, dengan Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat produksi dari padi organik mengalami peningkatan setiap tahun.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Beras Organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar 2009-2013
Desa Lubuk Bayas Desa Karang Anyar
Tahun Jumlah Produksi
(ton)
Tahun Jumlah Produksi
(ton)
Sumber : Kelompok Tani Subur dan Mekar Pasar Kawat 2014 Kelompok Tani Subur menerapkan pertanian organik sekitar tahun 2008. Pupuk organik dan pestisida organik diperoleh kelompok tani subur dengan memanfaatkan kotoran ternak atau dari tumbuh-tumbuhan yang telah dikeringkan kemudian diolah menjadi kompos. Pembuatan insektisida hayati dari tumbuh-tumbuhan dan kotoran hewan yaitu daun sirih, tembakau, akar pinang muda dan
urin sapi. Begitu juga dengan kelompok tani Mekar Pasar Kawat, mereka menerapkan pertanian organik sejak tahun 1993 luasnya pada saat itu masih 2 ha, sedangkan pada tahun 2013 telah diberi sertifikat organik dari dinas terkait. Berdasarkan hasil pra survey menurut Bapak Sarman ketua Kelompok Tani Subur, mayoritas penduduk Desa Lubuk Bayas bekerja sebagai petani padi. Sebagian besar petani masih menerapkan sistem pertanian non organik. Sedangkan menurut Bapak Sukardi ketua Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat penduduk Desa Karang Anyar sebagian petani dan sebagiannya lagi bekerja di luar bidang pertanian. Masih sulit meyakinkan petani padi untuk beralih pada pertanian organik. Hal ini terbukti sesuai survey di lapangan bahwa petani padi organik di Desa Lubuk Bayas hanya berjumlah 17 orang dan di Desa Karang Anyar hanya berjumlah 8 orang. Perkembangan luas lahan padi organik juga masih lambat. Dalam hal ini dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Luas Lahan Padi Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar 2008-2013
Desa Lubuk Bayas Desa Karang Anyar
Tahun Luas Lahan (Ha) Tahun Luas Lahan (Ha)
pertanian, luas lahan dan dapat juga meningkatkan pendapatan petani sehingga akhirnya diharapkan kesejahteraan petani akan terwujud.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan riset yang mendalam untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian Lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Desa Karang Anyar, Kecamatan, Beringin, Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasrkan latar belakang, masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar?
2. Bagaimana perbandingan dampak peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam upaya pengembangan usahatani padi organik?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana perbandingan peran Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar.
2. Mengetahui bagaimana dampak perbandingan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam upaya pengembangan usahatani padi organik.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pembangunan secara keseluruhan.
3. Bagi peneliti lain, sebagai landasan dan bahan informasi serta dapat pula sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian serupa dalam lingkup yang lebih luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Kartasapoetra, 1994). Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri dan dapat berperan dimasyarakat dengan lebih baik.
2.1.2 Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian adalah hubungan kemitraan antara pemeritah, tuan tanah, dan masyarakat, yang menyediakan pelayanan dan pendidikan terencana untuk menemukan kebutuhan masyarakat. Tujuan utamanya adalah kemajuan masyarakat (Kelsey and Cannon, 1955).
penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan, sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993).
Menurut Mardikanto (2009) kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman, yaitu seperti: penyebarluasan informasi, penerangan atau penjelasan, pendidikan nonformal (luar sekolah), perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), serta penguatan komunitas (community strengthening).
Penyuluhan menurut Van Den Ban (1999), diartikan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan. Penyuluhan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani.
ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani di pedesaaan dan kehidupan pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan pengalaman diantara petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian sebagai petugas yang mempersiapkan para petani dan pelaku usaha pertanian lain sudah mulai tumbuh yang antara lain dicirikan dari kemampuannya dalam mencari, memperoleh dan memanfaatkan informasi, serta tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri. Sejalan dengan berubahnya paradigma pembangunan pertanian, maka penyelenggaraan penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif untuk lebih meningkatkan peran serta aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya (Deptan, 2008).
2.1.3 Padi Organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa bahan-bahan-bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk pertanian bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak lingkungan. Pertanian organik sebagai bagian dari pertanian yang akrab lingkungan perlu segera dimasyarakatkan sejalan makin banyaknya dampak negatif terhadap lingkungan
yang terjadi akibat dari penerapan teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan kimia pertanian. Disamping itu, makin meningkatnya jumlah konsumen produksi bersih dan meningkatnya serta meluasnya gerakan “green consumer” merupakan pendorong segera disosialisasikan gerakan pertanian organik (Sutanto, 2002).
Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses produksi secara organik berdasarkan standar tertentu dan telah disertifikasi oleh suatu badan independen. Secara umum definisi 0rganik” yaitu tidak menggunakan bahan kimia sintetis berupa pestisida kimia maupun pupuk kimia, merawat kesuburan tanah secara alami, menanam tanaman penutup tanah atau cover crop maupun penggunaan limbah tanaman, menggunakan sistem tanam rotasi, mengendalikan hama dengan predatornya dan menutup rumput liat dengan jerami/mulsa (IRRI, 2004).
Beras Organik merupakan salah satu produk dari pertanian organik. Menurut Andoko (2002), beras organik adalah beras yang berasal dari padi yang dibudidayakan secara organik atau tanpa penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Sehingga dapat dikatakan beras organik terbebas residu pupuk dan pestisida kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
yang kentara. Sedangkan beras jenis ciherang adalah beras organik yang berbeda dengan varietas lain. Karakter khusus dari beras ciherang yaitu butirnya berbentuk panjang. Untuk aromanya, beras organik ciherang tidak wangi, berbeda dengan beras organik pandan wangi. Dalam budidayanya, beras organik ciherang dikenal karena mempunyai daya tahan yang kuat terhadap hama daripada beras organik varietas lain. Dalam produksinya pun, beras organik ciherang lebih produktif dari beras organik varietas lain (Mulyawan, 2011).
Manfaat beras organik yaitu mengurangi masukan bahan kimia beracun ke dalam tubuh, meningkatkan masukan nutrisi bermanfaat seperti vitamin, mineral, asam lemak esensial dan antioksidan, menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, alergi serta hiperaktivitas pada anak-anak. Warna beras organik yang lebih putih dibandingkan dengan beras non organik serta nasi dari beras organik lebih bertahan lama (Isdiayanti, 2007).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Peran Penyuluh Pertanian
Menurut Suhardiyono (1992), seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai pembimbing, organisator dan dinamisator, pelatih teknisi, dan jembatan petani dengan lembaga penelitian dibidang pertanian sebagai berikut:
a. Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani
penyuluh harus mengenal baik sistem usahatani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang dilakukan petani baik secara teori maupun praktek. Penyuluh harus mampu memberikan praktek demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantupetani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai. Penyuluh harus mampu memberikan bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha tani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari instansi-instansi terkait.
b. Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan para penyuluh lapangan tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani sehingga petani harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatulembaga ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Dalam pembentukan dan pengembangan kelompok tani, penyuluh sebagai dinamisator dan organisator petani.
c. Penyuluh Sebagai Teknisi
d. Penyuluh Sebagai Media Penghubung Antara Lembaga Penelitian dengan Petani
Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut.
Menurut Kartasapoetra (1994), pada setiap Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) ditetapkan seorang petugas PPL (penyuluh pertanian lapang) yang akan mengemban tugas pokok sebagai berikut :
1) Menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat. 2) Mengajarkan ketrampilan yang lebih baik.
3) Memberikan saran-saran atau rekomendasi bagi usahatani yang lebih menguntungkan.
4) Membantu mengikhtiarkan sarana produksi, fasilitas kerja serta bahan informasi pertanian yang diperlukan para petani.
5) Mengembangkan swakarya dan swasembada para petani agar taraf kehidupannya dapat lebih meningkat.
2.2.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik
Menurut Stufleabem (1987), dampak peran penyuluh pertanian lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik melalui metode (CIPP) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Peningkatan produktifitas
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung.
3. Sertifikasi
Lembaga sertifikasi adalah lembaga yang mempunyai tanggung jawab untuk memferivikasi bahwa produk yang di jual dan di label merupakan padi organik yang diproduksi, diolah dan dipersiapkan. Tahapan – tahapan untuk mengajukan sertifikasi padi organik:
2. Pengisian formulir permohonan sertifikat organik dan kelengkapan dokumen-dokumen pendukung, seperti status legalitas gabungan kelompok tani, sejarah penggunaan lahan 3 sampai 5 tahun terakhir, peta lahan, peta wilayah sekitar, teknik produksi, pemeliharaan dan pasca panen yang diminta oleh pihak LSO kepada petani.
3. Dokumen lengkap, pihak LSO akan mengirim petugas LSO ke lahan petani untuk mengecek kebenaran dan kesesuaian isi dokumen dan fakta dilapangan.
4. Dokumen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan keadaan di lapangan maka sertifikat lolos dan akan memperoleh sertifikat organik. Bila belum lengkap tidak diberi sertifikat dan untuk melengkapi kekurangan dari dokumen yang kurang diberi waktu tiga minggu.
(Sriyanto, S. 2010) 4. Penambahan luas lahan
Dengan lahan yang sempit produksi pertanian akan tidak mampu untuk mencukupi biaya hidup keluarga tani. Tanah yang sempit menyebabkan biaya produksi terlalu tinggi (high cost) dibandingkan dengan tanah yang luas, baik dari segi tenaga kerja, penggunaan bibit, pemupukan, dan biaya-biaya alsintan lainnya. 5. Peningkatan pemasaran
Untuk meningkatkan tingkat penjualan dapat diawali dengan peningkatan, kualitas, peningkatan mutu dan kuantitasnya ketiga ini saling berhubungan. Jika hanya salah satu dari ketiga itu yang diperhatikan maka penjualan tidak akan berjalan dengan lancar.
2.3 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan Aginia Revikasari tahun 2010 dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian dalam pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi” diperoleh kesimpulan bahwa Gapoktan Tani Maju mengalami peningkatan perkembangan dengan adanya keterlibatan Penyuluh pertanian dari awal pembentukan hingga tahap berkembang pada saat ini, Penyuluh Pertanian aktif melakukan pendampingan dan pembinaan rutin dari segi manajemen, administrasi, perkembangan usaha serta kemitraan Gapoktan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermayunita 2011 dengan judul “Peran Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) dalam Penerapan Pertanian Organik di Kenagarian Koto Tinggi, KecamatanBaso, Kabupaten Agam” di simpulkan bahwa Penyuluh dalam penerapan pertanian organik sudah berperan. Hal ini dapat dilihat dari penyuluh melakukan tugasnya sebagai motivator, edukator, penghubung, organisator, komunikator dan penasehat.
2.4 Kerangka Pemikiran
Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Kartasapoetra, 1994).
Dalam perannya penyuluh memiliki perannya yaitu apakah penyuluh melakukan tindakan ataupun tidak melakukan tindakan.Tindakan inilah yang menjadi pedoman dan disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai disetiap pelaksanaan
petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka
inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usahatani mereka. Peran penyuluhan
pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan tujuan
disampaikan kepada petani. Didalam penyampaian perannya pastilah memiliki
dampak dalam program penyuluhan tersebut. Baik itu berdampak maupun tidak
berdampak dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL) diharapkan
kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka secara sistematis dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
KERANGKA PEMIKIRAN
Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Penyuluh Sebagai Teknisi Penyuluh Sebagai Media Penghubung Petani
Berdampak
Tidak Bertindak
Usahatani Padi Organik L. Bayas
Usahatani Padi
Penyuluh Sebagai Teknisi Penyuluh Sebagai Media Penghubung Petani
Dampak
1. Peningkatan Produktifitas 2. Peningkatan sarana dan
prasarana 3. Sertifikasi
4. Penambahan Luas Lahan 5. Peningkatan Pemasaran
Dampak
1. Peningkatan produktifitas 2. Peningkatan sarana dan
prasarana 3. Sertifikasi
4. Penambahan Luas Lahan 5. Peningkatan Pemasaran
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Desa Lubuk Bayas dengan Desa Karang Anyar terhadap pengembangan usahatani padi organik.
2. Terdapat perbedaan yang nyata dampak peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive, artinya daerah penelitian didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikanto, 2010). Penelitian dilakukan di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan daerah dengan luas lahan padi organik terbesar di Sumatera Utara. Sedangkan Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dipilih karena merupakan Desa yang usahatani padi organiknya sudah disertifikasi standart Nasional Indonesia (SNI) oleh pemerintah terkait. Perolehan data tentang luas lahan dan produksi padi organik belum terdapat di dinas pertanian Sumatera Utara, namun data dapat diperoleh dari LSM BITRA (Lembaga Swadaya Masyarakat Binaan Keterampilan Desa) yang merupakan institusi yang memberi binaan pertanian padi organik di Sumatera Utara. Berikut disajikan pada Tabel 3. Luas lahan dan produksi padi organik di Provinsi Sumatera Utara 2012.
Tabel 3. Luas lahan dan Produksi Padi Organik di Provinsi Sumatera Utara 2012
No. Desa Kabupaten Luas Lahan
(Ha) Produksi (ton) 1. Lubuk Bayas Serdang
Bedagai
21 35
2. Karang
Anyar
Deli Serdang 5 22
3. Namu Landor Deli Serdang 5 30
3.2 Metode Penentuan Responden
Responden dalam penelitian ini adalah petani padi organik. Metode yang digunakan dalam penentuan responden adalah metode sensus. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) Metode sensus yakni, semua populasi dicacah sebagai responden, dicacah artinya diselidiki atau diwawancarai. Jumlah Petani padi Kelompok Subur di Desa Lubuk Bayas 42 petani, sebanyak 17 petani organik yang sudah memenuhi syarat sebagai petani padi organik dan sebanyak 25 petani masih dikatakan semi organik maka 17 petani padi organik inilah yang dijadikan sebagai responden untuk diwawancarai. Sedangkan petani padi di Desa Karang Anyar kelompok Mekar Pasar Kawat berjumlah 76 petani, sebanyak 8 petani organik ,48 petani semi organik dan 12 petani konvensional maka 8 petani padi organik inilah yang dijadikan sebagai responden.
3.3 Metode Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada petani Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, serta Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas terkait seperti dari LSM BITRA, BPS (Badan Pusat Statistik) serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini selain itu perolehan data juga diperoleh dari fasilitas internet.
3.4 Metode Analisis data
Untuk menjawab identifikasi masalah, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menganalisis bagaimana peran penyuluh pertanian terhadap
pengembangan usahatani padi organik. Untuk mengukur peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) terhadap pengembangan usaha tani padi organik, digunakan standar peraturan menteri pertanian no91/permentan/OT. 140/9/2013 adalah sebagai berikut :
1. Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani a. Memadu (Pengawalan dan pendamping)
Parameter Kriteria Skor
a. RUK/RUB (Rencana Usaha
Memadu merumuskan c dan d
2
Memadu merumuskan a atau b
1
b. Menumbuhkan Kelompok Tani/ Gapoktan dari Aspek Kualitas dan kuantitas
Parameter Kriteria Skor
a. Kelompok Tani
b. Gapoktan
Lebih dari 2 Kelompok Tani dan 1 Gapoktan
5
2 Kelompok Tani 4
1 Gapoktan 3
1 kelompok Tani 2
c. Meningkatkan kelas kelompok tani dari aspek kualitas dan aspek kuantitas
Parameter Kriteria Skor
a. Dari kelompok tani pemula ke lanjut
Lebih dari 3 Kelompok Tani
5
b. Dari kelompok tani lanjut ke Madya
3 Kelompok Tani 4
c. Dari kelompok tani Madya ke Utama
2 Kelompok Tani 3
1 Kelompok Tani 2
Tidak ada peningkatan 1
2. Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator a. Penyusunan program penyuluhan pertanian desa
Parameter Kriteria Skor
a. Penyusunan program penyuluhan pertanian desa
Terlibat dalam kegiatan a,b,c,d dan e
5
b. Rekapitulasi programa desa
Terlibat dalam kegiatan a,,c,d dan e
4
c. Pemeringkatan masalah
Terlibat dalam kegiatan a,d dan e
3
d. Pembuatan draft
programa
Terlibat dalam kegiatan b dan d
2
e. sinkronisasi kegiatan penyuluhan
Terlibat dalam kegiatan e
1
b. Membuat data potensi wilayah dan agro ekosistem yang terdiri atas
Parameter Kriteria Skor
a. Peta Wilayah Kerja a, b,c,d di buat 5 b. Peta Potensi
Wilayah Kerja
b dan d dibuat 4
c. Monografi Wilayah Desa
c dan d dibuat 3
d. RKPD (Rencana
Kegiatan Penyuluhan Desa)
a dan d dibuat 2
d dibuat 1
c. Membuat Rencana Kerja Tahunan penyuluh Pertanian (RKTPP)
Parameter Kriteria Skor
a. Keadaan Wilayah (Potensi Produktivitas,
d. Rencana Kegiatan (Menggambarkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan, bagaimana
caranya,siapa yang melakukannya, siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biaya, dan apa hasil yang akan dicapai untuk mencapai masalah yang dituangkan dalam bentuk matriks)
a dan d dibuat 2
d dibuat 1
d. Membuat Laporan Pelaksanaan penyuluhan Pertanian
Parameter Kriteria Skor
a. Laporan Setiap Bulan a, b,c,d di buat 5
b. Laporan Setiap
Triwulan
b dan d dibuat 4
c. Laporan Setiap
semester
c dan d dibuat 3
d. Laporan Setiap Tahun a dan d dibuat 2
3. Penyuluh Sebagai Teknisi
a. Pelaksanaan penyuluhan pertanian
Parameter Kriteria Skor
a. Melaksanakan penyebaran materi penyuluhan sesuai kebutuhan petani
Menyebarkan > 12 judul/topik
Menyebarkan 8 -12 judul/topik
b. Melaksanaakan penerapan metode penyuluhan pertanian di wilayah binaan dalam bentuk kunjungan/tatap muka
(perorangan/kelompok/massal)(dalam satu tahun terakhir)
>60 kali
c. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk demonstrasi (dalam satu tahun terakhir)
d. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk temu-temu (temu lapang, temu wicara, temu teknis, dll)(dalam satu tahun terakhir)
e. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk kursus (dalam satu tahun terakhir)
≥ 3
f. Meningkatkan Produksi Komoditi Unggulandi WKPP dibandingkan Produksi Sebelumnya g. Melakukan evaluasi pelaksanaan
penyuluhan pertanian
Lebih dari 4 kali Sebanyak 4 kali Sebanyak 3 kali Sebanyak 2 kali Sebanyak 1 kali
4. Penyuluh Sebagai Media Penghubung Antara Lembaga Penelitian dengan Petani
a. Meningkatkan peningkatan kapasitas petani terhadap akses informasi dalam mengembangkan usahatani
Parameter Kriteria Skor
a. Memberi informasi dan menunjukkan informasi
a,b,c,d dilakukan 5
b. Membangun jejaring kerja antar petani
a,c,d dilakukan 4
c. Membangun kemitraan A dan b dilakukan 3
d. Memandu membuat proposal kegiatan
A dan d 2
A dilakukan 1
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi petani dari aspek jumlah dan kualitas
Parameter Kriteria Skor
a. BUMP yang berbentuk perseroan terbatas dan sudah berbadan hukum
Memfasilitasi a,b,c,d 5
b. BUMP yang berbentuk perseroan terbatas dan belum berbadan hukum
Memfasilitasi a,b,c, 4
c. BUMP yang berbentuk Koperasi Tani yang sudah berbadan hukum
Memfasilitasi a,dan b 3
d. BUMP yang berbentuk Koperasi Tani yang belum berbadan hukum
Memfasilitasi c,d 2
Dari identifikasi masalah pertama maka peneliti menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji beda rata-rata untuk dua sampel terpisah (Independent sample). Metode analisis tersebut digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan nyata secara statistik Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar.
Adapun langkah-langkah analisis statistik dengan menggunakan uji beda rata-rata adalah sebagai berikut :
1. Sebelum mencari t hitung terlebih dahulu dilakukan uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah varians homogen atau heterogen, dengan uji statistik sebagai berikut :
Ho : S12 = S22 Ho : S12 ≠ S22
Rumus yang digunakan adalah :
Fhitung : ��1 22
2
Keterangan :
F = Koefisien F tes
S12 = Varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar S22 = Varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Tes signifikan untuk menetapkan apakah data dari sampel tersebut bervarians homogen atau heterogen dapat digunakan tabel F dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya, yaitu menggunakan ketentuan sebagai berikut.
a. Apabila F hitung > F tabel 0,05 (n1 – 1), (n2 – 2) maka H0 ditolak artinya variansnya heterogen.
b. Apabila F hitung < F tabel 0,05 (n1 – 1), (n2 – 2) maka H0 diterima artinya variansnya homogen.
(Soepeno, 2002).
2. Apabila Varians heterogen, maka untuk menghitung besarnya koefisien t, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t = X�1− X���2
3. Apabila Varians homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t = X�1−X���2
S12 = Nilai varians dari Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Desa Lubuk Bayas
S22 = Nilai Varians dari Nilai varians dari Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Desa Karang Anyar
�1
��� = Rata-rata Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap
pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas
�2
��� = Rata-rata Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap
N1 = Jumlah sampel petani organik Desa Lubuk Bayas N2 = Jumlah sampel petani organik Desa karang Anyar 4. Menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel
Nilai t tabel didapat dari α (tarf nyata/tingkat signifikan) dengan derajat
bebas / degree of Freedom (df)
- Jika t hitung > t tabel ; maka H1 diterima = (ada perbedaan yang nyata peran penyuluh terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar)
- Jika t hitung < t tabel ; maka H0 diterima = (Tidak ada perbedaan yang nyata peran penyuluh terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar)
5. Taraf nyata dan nilai t tabelnya : α = 5 % = 0,05
tα/2 = 0,025 dengan db = (n-2) = 23 t tabel = 2,06866
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti mengukur data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Untuk identifikasi masalah yang kedua menggunakan metode deskriftif yaitu dengan menganalisis bagaimana perbandingan Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap pengembangan usahatani padi organik dengan menggunakan ukuran dampak yakni dengan parameter sebagai berikut :
1. Produktivitas
2. Ketersedian sarana dan prasarana pendukung 3. Disertifikasi
4 . Luas lahan
5. Tingkat Penjualan dan cakupan pasar
Dari identifikasi masalah kedua maka peneliti menguji hipotesis peneliti dengan menggunakan uji beda rata-rata dengan bantuan SPSS.
1. Menggunakan nilai signifikan /P – Value
- Jika nilai signifikan /P – Value > 0,05 ; maka Ho diterima = (Tidak ada perbedaan yang nyata dampak peran penyuluh terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar). - Jika nilai signifikan /P – Value < 0,05 ; maka Ho ditolak = (Ada
perbedaan yang nyata dampak peran penyuluh terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar). 2. Menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel
Nilai t tabel didapat dari α (taraf nyata/tingkat signifikan) dengan derajat bebas / degree of Freedom (df)
- Jika t hitung > t tabel ; maka H1 diterima = (ada perbedaan yang nyata dampak peran penyuluh terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar)
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi
1. Perbandingan adalah proses membandingkan Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar untuk kegiatan peran penyuluh pertanian dalam pengembangan usahatani padi organik.
2. Peran adalah suatu tindakan yang dilakukan penyuluh pertanian untuk usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar.
3. Penyuluh Pertanian adalah agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.
4. Usahatani Adalah cara-cara menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar.
5. Padi Organik adalah padi yang dihasilkan melalui proses produksi secara organik berdasarkan standar tertentu dan telah disertifikasi oleh suatu badan independen.
Batasan Operasional
1. Daerah penelitian dilakukan di desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2015
3. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
30
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah4.1.1 Letak Geografi dan Luas Wilayah Desa Lubuk Bayas
Desa Lubuk Bayas merupakan salah satu desa yang memiliki potensi yang besar terutama pada sektor pertanian khususnya dalam berusahatani padi organik. Potensi yang dimiliki desa ini yaitu berupa ternak yang mendukung usahatani padi organik dalam penyediaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak yang sudah difermentasi selama 3 bulan.
Desa Lubuk Bayas terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 5-15 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar 30ºC dengan curah hujan rata-rata berkisar 200 mm/tahun. Tanah di desa ini termasuk tanah jenis aluvial dengan tekstur umumnya lempung berpasir dengan luas wilayah 481 Ha yang terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini berada 14 km dari Ibukota Kecamatan Perbaungan, sekitar 29 km dari Ibukota Kabupaten Serdang Bedagai dan sekitar 52 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara.
Secara administratif Desa Lubuk Bayas mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sainagalawan dan Desa Naga Kisar
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Buluh dan PT. Socfindo • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sei Buluh, Sei Mengkudu
4.1.1.1 Tata Guna Lahan
Desa Lubuk Bayas mempunyai luas lahan 481 Ha. Sebagian besar lahan digunakan sebagai lahan persawahan. Penggunaan lahan yang paling luas adalah untuk pertanian sawah, dan yang selebihnya digunakan untuk pertanian bukan sawah non pertanian dan pemukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Penggunaan Lahan Lubuk Bayas 2013 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas Areal
(Ha)
Persentase (%) 1. Pertanian Sawah (Irigasi dan
Tadah Hujan)
385 80,04
2. Pertanian Bukan Sawah 16 3,32
3. Non Pertanian 18 3,74
4. Pemukiman 62 12,89
Jumlah 48
1
100
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014
Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan yang paling banyak digunakan adalah lahan untuk pertanian sawah seluas 385 Ha (80,04 %). Pada jenis lahan yang digunakan untuk pertanian bukan sawah seluas 16 Ha (3,32 %) dan lahan yang digunakan untuk pemukiman seluas 62 Ha (12,89%) dan selebihnya digunakan untuk lahan non pertanian.
4.1.1.2 Keadaan Penduduk
Desa Lubuk Bayas memiliki empat dusun dan masing-masing dusun memiliki
Jumlah penduduk Desa Lubuk Bayas pada tahun 2012 diketahui sebanyak 2994 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Lubuk Bayas 2013
No. Tingkatan Jumlah (Jiwa)
1. Laki-laki 1437
2. Perempuan 1635
Jumlah 3072
Sumber : Kantor Kepala Desa 2014
Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk sebanyak 3072 jiwa diantaranya 1437 jiwa laki-laki dan 1635 jiwa perempuan. Dari total jumlah penduduk sebanyak 3072 jiwa diketahui perbandingan antara jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki.
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lubuk Bayas 2013
No. Mata Pencaharian Jumlah KK (Jiwa) Persentase (%)
1. Petani 487 47,06
2. Buruh Tani 121 11,69
3. Wiraswasta 93 8,96
4. Pegawai Negeri 10 0,97
5. Pengrajin 15 1,45
6. Pedagang 215 20,78
7. Dan lain-lain 94 9,09
Jumlah 1035 100
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Desa Lubuk Bayas bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 487 KK dengan persentase 47,06 %. Selain itu masayarakat di desa ini bermata pencarian sebagai pedagang yang diketahui sebanyak 215 KK dengan persentase sebesar 20,78 %. 4.1.1.3 Sarana Dan Prasarana
Desa Lubuk Bayas memiliki beberapa sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung sektor pertanian khususnya pertanian sawah diantaranya terdapat beberapa kilang padi dan kios-kios pupuk. Akan tetapi pada saat ini kilang yang dapat digunakan hanya satu kilang saja dan yang lainnya masih dalam proses sehingga belum bisa digunakan untuk saat ini. Adapun jalan desa sekitar 21 km sebagian rusak dan untuk jalan dusun sekitar 12 km dalam keadaan rusak ringan akan tetapi keadaan untuk jembatan sebanyak 6 unit dalam keadaan baik.
Selain itu terdapat sarana dan prasarana lainnya seperti prasarana ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, peribadatan, prasarana irigasi, dan sosial yang mendukung perkembangan sumber daya manusia yang terdapat di Desa Lubuk Bayas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Sarana Dan Prasarana Desa Lubuk Bayas 2013
No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Limit)
.
• Kios pupuk dan pestisida • Kilang padi
• Puskesmas pembantu • Posyandu
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014
4.1.2 Letak Geografi dan Luas Wilayah Desa Karang Anyar
Desa Karang Anyar juga merupakan salah satu desa yang memiliki potensi yang besar di sektor pertanian dalam berusahatani padi organik. Potensi yang dimiliki desa ini yaitu berupa ternak yang mendukung usahatani padi organik dalam penyediaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak yang sudah difermentasi selama 3 bulan.
Desa Karang Anyar berada di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa ini terletak 1 km dari Ibukota Kecamatan Beringin, 4 km dari Ibukota Kabupaten Deli Serdang dan sekitar 40 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara.
Secara administratif Desa Karang Anyar mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidoarjo
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Sungai
Ular
• Sebelah Barat berbatasan dengan Bandara Kuala Namu.
4.1.2 .1 Tata Guna Lahan
Desa Karang Anyar mempunyai luas lahan 4,63 Km2. Sebagian besar lahan digunakan sebagai lahan persawahan. Penggunaan lahan yang paling luas digunakan adalah untuk pertanian sawah, dan yang selebihnya digunakan untuk pertanian bukan sawah non pertanian dan pemukiman.
4.1.2.2 Keadaan Penduduk
Desa Karang anyar memiliki jumlah penduduk digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Jumlah Penduduk Desa Karang Anyar pada tahun 2013 diketahui sebanyak 8163 jiwa. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Desa Karang Anyar 2013
No. Tingkatan Jumlah (Jiwa)
Laki-laki 4100
Perempuan 4063
Jumlah 8163
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk sebanyak 8163 jiwa diantaranya 4100 orang laki-laki dan 4063 orang perempuan. Dari total jumlah penduduk sebanyak 8163 jiwa diketahui perbandingan antara jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perempuan.
4.1.2.3 Sarana Dan Prasarana
Tabel 9. Sarana Dan Prasarana Desa Karang Anyar 2013
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. • Kios pupuk dan pestisida • Kilang padi
• Koperasi
1 2 1
2. • SD/ Sederajat
• SMP/Sederajat
• TK
2 2 2
3. • Puskesmas pembantu
• Posyandu • BKIA
• BPU
1 8 1 1
4. • Mesjid
• Musholla
3 10
5. • Prasarana Irigasi 2
6. • Balai Desa 1
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Peran Penyuluh Pertanian Lapangan
Desa Lubuk Bayas merupakan desa terluas di Provinsi Sumatera Utara yang menerapkan padi organik yang terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Luas lahan untuk usahatani padi organik adalah seluas 21 Ha. Desa Lubuk Bayas merupakan desa binaan BITRA Indonesia.
Begitu juga dengan Desa Karang Anyar, walaupun produksi padi organik desa ini masih sedikit namun sudah disertifikasi. Luas lahan untuk usahatani padi organik seluas 5 Ha. Perkembangan luaas lahan padi organik di desa ini tergolong lambat, untuk itu sangat diperlukan peran penyuluh pertanian lapangan untuk mengembangkan usahatani padi organik mereka.
Berdasarkan hasil estimasi, maka peran penyuluh pertanian lapangan di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 10. Peran Penyuluh terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar
Indefendent Sample t Test Means Std
nyata peran penyuluh pertanian lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa karang Anyar).
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa t hitung = – 28,544 > t tabel dengan df = 23 maka dapat kita simpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar.
Secara rinci perbedaan peran tersebut dapat dilihat sebagai berikut. 5.1.1 Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani
Kehadiran penyuluh pertanian pada saat pertemuan atau musyawarah yang diadakan oleh petani Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar diharapkan aktif mendampingi dan memberikan pengarahan kepada pengurus dan anggota kelompok tani. Pengurus kelompok tani mengkonfirmasi penyuluh pertanian lapangan sebelum mengadakan pertemuan untuk memastikan kehadiran penyuluh pertanian lapangan pada saat mengadakan pertemuan atau musyawarah. Pertemuan ini dilakukan untuk memadu atau mendampingi kelompok tani dalam kegiatan-kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pendampingan Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani
No. Kegiatan Desa Lubuk Bayas Desa Karang Anyar 1. Mendampingi Pembuatan
RUK,RDK,RDKK
5 5
2. Menumbuhkan Kelompok Tani dari aspek kualitas dan kuantitas
5 5
3. Meningkatkan kelas
Kelompok Tani dari aspek kualitas dan kuantitas
5 5
Total 15 15
Sumber : lampiran 1
Dari tabel 11 terlihat bahwa masing-masing penyuluh di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar melakukan pendampingan kepada petani atau kelompok tani untuk melakukan kegiatan, hal ini terlihat dalam skor bahwasannya penyuluh melaksanakan semua tugasnya. Seperti Mendampingi Pembuatan RUK,RDK,RDKK, menumbuhkan kelompok tani dari aspek kualitas dan kuantitas seperti Desa Lubuk Bayas memiliki 6 Kelompok Tani dan 1 Gapoktan sedangkan Desa Karang Anyar memiliki 9 Kelompok Tani dan 1 Gapoktan. 5.1.2 Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Desa Lubuk Bayas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan penyuluhan di lapangan yang dilakukan PPL dengan kegiatan masing – masing kelompok tani, gapoktan dan instansi yang terkait dengan kegiatan penyuluhan tersebut. Dari pertemuan ini diharapkan dapat dicapai kesepakatan antara kelompok-kelompok tani, gapoktan dan PPL tentang program penyuluhan, sehingga program penyuluhan tersebut dapat menampung kebutuhan kelompok tani, gapoktan, dan petani serta program penyuluhan dapat diterapkan dilapangan. Dari hasil penelitian maka peran penyuluh pada desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar dapat di lihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai Organisator dan Dinamisator
No. Kegiatan Desa Lubuk
Bayas
Desa Karang Anyar 1. Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian Desa
5 5
2. Membuat data potensi wilayah dan agro ekosistem
5 5
3. Membuat Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP)
5 5
4. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian
2 5
Total 17 20
Sumber : Lampiran 1
hal ini dikarenakan Desa Lubuk Bayas hanya membuat laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian setiap bulan dan setiap tahun.
5.1.3 Peran Penyuluh Sebagai Teknisi
Penyuluh pertanian lapangan dengan perannya sebagai teknisi, dimana penyuluh menyampaikan materi-materi sesuai dengan kebutuhan petani baik itu di Desa Lubuk Bayas maupun Desa Karang Anyar. Berdasarkan hasil penelitian peran penyuluh masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Peran penyuluh Sebagai Teknisi
No. Kegiatan Desa Lubuk
Bayas
Desa Karang Anyar 1. Melaksanakan penyebaran materi
penyuluhan sesuai kebutuhan petani
1 5
2. Melaksanaakan penerapan metode penyuluhan pertanian di wilayah binaan dalam bentuk kunjungan/tatap muka (perorangan/kelompok/massal)(dalam satu tahun terakhir)
1 5
3. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk demonstrasi (dalam satu tahun terakhir)
1 5
4. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk temu-temu (temu-temu lapang, temu-temu wicara, temu-temu teknis, dll)(dalam satu tahun terakhir)
1 0
5. Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk kursus (dalam satu tahun terakhir)
1 1
6. Meningkatkan Produksi Komoditi Unggulandi WKPP dibandingkan Produksi Sebelumnya
5 3
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
3 5
Total 13 24
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh di Desa Lubuk Bayas dalam melakukan Perannya Penyuluh sebagai Teknisi mendapatkan skor 13 dibandingkan dengan Desa Karang Anyar yang mendapat skor 24, dengan demikian berarti penyuluh di Desa Karang Anyar lebih aktif dalam melakukan perannya sebagai teknisi kepada petani organik. Seperti halnya melakukan penyebaran materi-materi sesuai kebutuhan petani melalui temu-temu dan pelatihan. Pada saat Melaksanakan penerapan metode penyuluhan pertanian dalam bentuk temu-temu (temu lapang, temu wicara, temu teknis, dll)(dalam satu tahun terakhir) kurang dari 12 kali begitu juga dengan Desa Karang Anyar.
5.1.4 Peran Penyuluh Sebagai Media Penghubung antara Lembaga Penelitian dengan Petani
Penyuluh pertanian membantu kelompok tani mencari informasi-informasi mengenai pihak-pihak yang bersedia menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok tani yang sebelumnya diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai pembuatan proposal, untuk mendapatkan bantuan dari instansi-instansi terkait. selanjutnya penyuluh akan menjembatani hubungan kerjasama tersebut agar dapat saling menguntungkan kedua belah pihak antara kelompok tani dan pelaku agribisnis. Untuk melihat skor masing-masing Desa dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Peran Penyuluh Sebagai Jembatan Penghubung antara Lembaga Penelitian dengan Petani
No. Kegiatan Desa Lubuk
Bayas
Desa Karang Anyar
1. Meningkatkan peningkatan kapasitas petani terhadap akses informasi dalam mengembangkan usahatani
3 5
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi petani dari aspek jumlah dan kualitas
3 1
Total 6 6
Sumber : Lampiran 1
5.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas dan Karang Anyar
5.2.1 Produktivitas
Dari hasil penelitian dengan adanya Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di kedua desa maka dampak yang diperoleh akibat adanya peran penyuluh tersebut yaitu sebagai berikut.
Jumlah hasil panen padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar bervariasi pada seluruh petani sampel karena luas lahan yang diusahakan bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas padi organik di Desa Lubuk Bayas berada antara 4000 Kg sampai dengan 7.500 Kg dengan rata-rata 5.964 Kg. Apabila dibandingkan dengan produktivitas padi organik Desa Karang Anyar berada antara 6.500 Kg sampai dengan 8.200 Kg dengan rata-rata 7.165 Kg maka produktivitas padi organik di Desa Lubuk Bayas lebih sedikit dibandingkan Desa Karang Anyar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Produktivitas Padi Organik Per Musim Tanam
Desa Lubuk Bayas Desa Karang Anyar
No Rata-rata 5.964
Kg
Rata-rata 7.165 Kg Sumber : Lampiran 3
Dari Tabel 15 dapat dilihat jumlah petani sampel di Desa Lubuk Bayas yang produktivitasnya dibawah 5.964 Kg adalah sebesar 53%, yaitu sebanyak 9 petani, dan yang produktivitasnya diatas 5.964 Kg adalah sebesar 47%, yaitu sebanyak 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jika dilihat dari rata-rata produktivitas padi organik di Desa Lubuk Bayas masih belum optimal sedangkan Desa Karang Anyar memiliki rata-rata produktivitas sebesar 7.165 Kg. yang produktivitasnya dibawah 7.165 Kg adalah sebesar 50%, yaitu sebanyak 4 petani, dan yang produktivitasnya diatas 7.165 Kg adalah sebesar 50%, yaitu sebanyak 4 petani. Desa Karang Anyar bisa mencapai produktivitas 8.200 kg ini dikarenakan lamanya pengalaman berusahatani padi organik sehingga tanah menjadi lebih subur dan produksi meningkat serta pemberian pupuk organik yang teratur.
Tabel 16. Produktivitas Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar Indefendent Sample t Test
Means Std Deviasi
Std Error
Mean t Df Sig
Desa Lubuk Bayas
5.964 71.93073 87,220 3.970 3 0,001
Desa Karang Anyar
7.165 24.90433 185,581
Sumber : Lampiran 4
Dengan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa t hitung = – 1,815 dengan df = 23 produktivitas usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dengan Desa Karang Anyar.
dapat dilihat dominan antara keduanya dengan melihat mean, dalam tabel didapati produktivitas Desa Lubuk Bayas sebesar 5.964, dan Desa Karang Anyar sebesar 7.165 hal ini menunjukan Bahwa produktivitas di Desa Karang anyar Lebih optimal dibandingkan Desa Lubuk Bayas.
5.2.2 Sarana dan Prasarana
Desa Lubuk Bayas khususnya Kelompok Tani Subur untuk mengolah usahatani padi organiknya memiliki beberapa sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung sektor pertanian khususnya pertanian padi organik diantaranya terdapat kilang padi dan kios-kios pupuk.
Selain itu terdapat sarana dan prasarana lainnya seperti prasarana ekonomi, prasarana irigasi, untuk mendukung perkembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas agar tidak tercemar dengan usahatani padi konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 17 berikut ini.
Tabel 17. Sarana dan Prasarana Padi Organik yang tersedia di Desa lubuk Bayas
No. Sarana dan Prasarana Padi Organik Jumlah
1. Kilang Padi 1
2. Tempat Pembuatan Pupuk cair (Probion) 1
3. Perpustakaan 1
4. Saluran Irigasi 1
Tabel 18. Sarana dan Prasarana Padi Organik yang tersedia di Desa Karang Anyar
No. Sarana dan Prasarana Padi Organik Jumlah
1. Kilang Padi 1
2. Laboratorium pembuatan pupuk cair 1
3. Perpustakaan 1
4. Saluran Irigasi 1
5. Lemari Pendingin 1
6. Traktor 4
7. Lantai Jemur 1
Sumber : Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat 2014
Dari hasil penelitian bahwa peran penyuluh di Desa Karang Anyar sangat membantu dalam pengembangan usahatani padi organik desa karang anyar. Sarana dan prasarana di semua dibantu oleh instansi terkait melalui penyuluh dalam melakuan perannya sebagai jembatan penghubung antar lembaga dan petani. Sarana dan prasarana menjadi sangat memudahkan petani organik dalam mengusahakan usahatani padi organiknya.
5.2.3 Sertifikasi
Sertifikasi organik adalah proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen atau pengolah akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.
Dari hasil penelitian bahwa Desa Lubuk Bayas masih dalam proses sertifikasi organik. Sedangkan Desa Karang Anyar sudah tersertifikasi padi organik mereka.
Peran penyuluh pertanian lapangan di Desa Lubuk Bayas dalam proses sertifikasi yaitu membantu Kelompok Tani Subur untuk membuat usahataninya tersertifikasi dengan cara membimbing serta mendampingi baik dalam masa penanaman hingga sampai pasca panen hal ini bertujuan agar benar-benar murni padi organiknya agar tidak tercemar dengan bahan-bahan yang non organik serta melengkapi berkas-berkas yang bertujuan untuk melengkapi syarat agar tersertifikat. Salah satu penyebab kenapa Desa Lubuk Bayas belum tersertifikasi karena petani di Desa Lubuk Bayas belum konsisten dalam melakukan pertanian orghanik mereka masih sering merubah komoditi-komoditi selain padi organik. Sedangkan Karang Anyar penyuluh memfasilitasi mereka baik dari segi informasi serta pengetahuan agar padi organik mereka tetap bertahan bahkan meningkat kualitas dan kuantitasnya. 5.2.4 Luas Lahan
5.2.5 Pemasaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan jumlah penjualan beras organik setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan. pada tahun 2009 penjualan mencapai 7.500 kg dengan harga jual Rp.8.000/kg. Tahun kedua di mencapai 13.000 kg dengan harga jual Rp.8.500/kg, Tahun ketiga meningkat menjadi 15.000 kg dengan harga jual Rp.9.500/kg. Tahun keempat, penjualan mencapai 35.000 kg dengan harga jual Rp.10.200/kg. Namun pada tahun kelima penjualan beras organik menurun menjadi 20.700 kg dengan harga jual Rp. 12.000/kg. Berbeda halnya dengan Desa Karang Anyar Jumlah penjualan beras organik relatif konstan dan tidak ada penambahan mulai dari tahun pertama 16.000 kg dengan harga Rp. 8.000/kg, tahun kedua 18.000 kg harga jual Rp. 8.500/kg, tahun ketiga 20.000 kg harga jual Rp. 9.000/kg, tahun keempat 20.500 kg harga jual Rp. 10.000/kg dan tahun kelima 22.000 kg harga jual Rp. 12.000/kg sampai tahun 2013 penjualan beras organik mencapai 5000 kg dengan dan harga beras organik disajikan di Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah Penjualan Beras Organik dan Harga Beras Organik di Desa Lubuk Bayasdan Desa Karang Anyar
Desa Lubuk Bayas Desa Karang Anyar
Sumber : Kelompok Tani Subur dan Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat , 2014
Dari hasil penelitian bahwa harga beras organik Desa Lubuk Bayas dengan Desa Karang Anyar sama hanya berbeda pada tahun 2012. Desa Karang Anyar lebih murah dibandingkan dengan desa desa Lubuk Bayas. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa penjualan beras organik dari tahun ketahun harganya semakin meningkat. Hal ini tentu dapat meningkatkan pendapatan petani padi organik di kedua desa. Desa Lubuk Bayas melakukan pemasarannya ke tempat yang sudah rutinnitasnya dilakukan di lokasi tersebut seperti di Jaringan Pasar Alternatif (JAPSA) yang beralamatkan di Jl. Setia Budi No. 44, kios PERINDAG pasar bengkel. Namun apabila ada konsumen yang datang langsung dan membelinya tetap juga layani. Hal ini dikarenakan memudahkan akses petani organik itu sendiri serta uang yang di dapat langsung sampai ke petani. Jika mereka menjual ke JAPSA atau PERINDAG mereka menerima uangnya tidak tunai melainkan tunggu satu minggu setelah pengutipan beras tersebut. Oleh karena itu tidak jarang petani menjual sebagian berasnya langsung ke konsumen yang datang kerumah.
Sedangkan Desa Karang Anyar mereka langsung menjualnya ke konsumen, hal ini dikarenakan akses mudah dan cepat. Jadi mereka tidak mematokkan mau dijual kemana namun tetap di awasi ke organikannya oleh ketua kelompok tani itu sendiri yaitu Bapak Sukardi.
Produk gabah/beras organik milik anggota akan dijual melalui Kelompok Tani Organik Beringin Jaya dan akan melakukan prosesing dalam bentuk kemasan 10 kg untuk beras, atau sesuai permintaan menurut mutu kemudian dijual kepada pembeli/konsumen.