• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Aparatur dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Aparatur dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUDUK DI KECAMATAN GIRIMAYA KOTA PANGKALPINANG

LAPORAN KKL

Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh: MUHAMMAD ARIDHI

41709036

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN BANDUNG

(2)
(3)
(4)

75 1. Identitas Diri

a. Nama Penulis : Muhammad Aridhi

b. Tempat danTanggal Lahir : Pangkalpinang, 28 Sep 1991

c. Status Perkawinan : Belum Menikah

d. Nama Ayah : Akhyar

e. Pekerjaan Ayah : PNS

f. Nama Ibu : Darnisyah, Skm

g. Pekerjaan Ibu : PNS

i Alamat Orang Tua : Jl. Jln. Dewi Sartika No.86

RT 005 Kelurahan Keramat

Kecamatan Rangkui

Kota

Pangkalpinang

2. Pendidikan Formal

a. SDN 2 Pangkalpinang : 1998 s/d 1999

b. c.

SDN 19

Pangkalpinang

SMPN 1 Pangkalpinang

(5)

e. Perguruan Tinggi UNIKOM

Jurusan Ilmu Pemerintahan : 2009 s/d Sekarang

3. Pendidikan Non Formal

a. Seminar e-KTP Guna meningkatkan : Bersertifikat pelayanan publik oleh Prodi ilmu

Pemerintahan 2012

b. Workshop fhotography Oleh : Bersertifikat Komunitas Photography

Pangkalpinang

c. Workshop fhotography Oleh FBI : Tidak Bersertifikat Di Pangkalpinang

d. Seminar Survei Calon Presiden 2014 : Bersertifikat Oleh Lembaga Survei Indonesia

e. Workshop fhotography Optimizing raw : Tidak Bersertifikat conventer via Photoshop yang

diselenggarakan oleh elegant composition Bandung

f. Workshop Fotografi (Bandung) : Tidak Bersertifikat

“ Water Splash “

Peneliti

(6)

v

1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Kegunaan Laporan KKL... 1.3 Metode KKL...

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 1.3.2 Analisa Data………..……… 1.4 Objek Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL……….…………...

1.4.1 Gambaran Umum Kota Pangkalpinang... 1.4.1.1 Letak Geografis Kota Pangkalpinang... 1.4.1.2 Kepadatan Penduduk... 1.4.2 Gambaran Umum Kecamatan Girimaya... 1.4.2.1 Visi dan Misi Kecamatan Girimaya... 1.4.2.2 Tugas dan Fungsi Aparatur Kecamatan... 1.4.2.3 Struktur Organisasi Kecamatan Girimaya... 1.4.3 Lokasi Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja... 2.2 Pengertian Aparatur... 2.3 Kinerja Aparatur... 2.4 elektronic Government……….

(7)

vi

2.4.1 Definisi e-Government………..……….. 2.4.2 Manfaat e-Government………..……….

2.5 e-KTP………..

32 34

34

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan KKL... 3.2 Pembahasan KKL...

3.2.1 Produktivitas Aparatur Dalam Pembuatan e-KTP di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang……….. 3.2.2 Kualitas Layanan Aparatur Dalam Pembuatan e-KTP di

Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang……….. 3.2.3 Responsivitas Aparatur Dalam Pembuatan e-KTP di

Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang……….……. 3.2.4 Responsibilitas Aparatur Dalam Pembuatan e-KTP di

Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang………. 3.2.5 Akuntabilitas Aparatur Dalam Pembuatan e-KTP di

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Jadwal Penelitian………..……

Tabel 3.1 Data Aparatur…..………....

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan Girimaya Kota

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Berita Acara Bimbingan Kuliah Kerja Kuliah (KKL)……….

Lampiran 2 Form Aktivitas Harian KKL di Kecamatan Girimaya... Lampiran 3 Surat Perizinan KKL di Kecamatan Girimaya………….…. Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan KKL..………... Lampiran 5 Riwayat Hidup ………..………..………..

(11)

iii

Segala puji dan puja bagi Allah SWT, Pencipta langit dan bumi serta segala apa-apa yang ada di sekitarnya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya hingga hari kiamat. Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun laporan Kuliah Kerja Lapangan dengan judul ”Kinerja Aparatur dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang“.

Laporan KKL ini, dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata KKL (Kuliah Kerja Lapangan) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Penulis sadari tidak sedikit hambatan yang dihadapi dalam penyusunan laporan ini. Atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan, maka tanpa ragu penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhigga kepada pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil. Ucapan terimakasih ini terutama disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Nia Karniawati, S.IP., M.Si, selaku Ketua Program Studi

3. Tatik Fidowaty, S.IP., M.Si, pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, dan saran-saran serta motivasinya kepada penulis.

4. Rino Adibowo, S.IP. selaku dosen wali.

5. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi bagi penulis.

6. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

(12)

iv

segala kekurangan dalam penyusunan penulisan, besar harapan penulis semoga Laporan KKL ini dapat berguna umumnya bagi kita semua dan khususnya penulis sendiri.

Bandung, Oktober 2012

(13)

67 Buku – Buku :

Atmosoeprapto, Kisdarto, 2002. Menuju SDM Berdaya – Dengan Kepemimpinan Efektif dan Manajemen Efisien, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dwiyanto, Agus,dkk. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Handayaningrat, Soewarno.(1982). Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: PT.Gunung Agung

Hasibuan, S.P. M. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

_______.1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kaho, Josef Riwu. 1997. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik

Indonesia.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Malayu SP. Hasibuan, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Moleong Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ROSDA Mangkunegara AA. Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:

rafika ADITAMA

Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Salam, Setyawan Dharma (2004). Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta:Djambatan

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung Mandar Maju.

Subarsono.2010. Analisis kebijakan publik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya

Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks

(14)

Unaradjan, Dolet. 2000 .Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta:PT. Grasindo,Anggota Ikapi.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dokumen –Dokumen :

Instruksi PresidenRepublik Indonesia Nomor 03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang

Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang No. 8 Tahun 2007 tentang RPJP Daerah Kota Pangkalpinang 2007 – 2025 ( Lembaran daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2007 Nomor 08. Seri E Nomor 04).

Peraturan Daerah nomor 02 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kota Pangkalpinang

Restra 2011 Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008

Rujukan Elektronik :

Gambaran umum Kota Pangkalpinang melalui http://www.pangkalpinangkota.go.id 19/06/2012 15:00. diakses pada tanggal 19 Juni 2012.

(15)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KKL

Setiap warga Negara tidak pernah bisa menghindar dari berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Pada saat yang sama, birokrasi pemerintah adalah satu-satunya organisasi yang memiliki legitimasi untuk memaksakan berbagai peraturan dan kebijakan yang menyangkut masyarakat dan setiap warga negara. Itulah sebabnya pelayanan yang diberikan oleh birokrasi pemerintah menuntut tanggungjawab yang tinggi.Setiap individu agar diakui keberadaannya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), maka mereka berkewajiban untuk memiliki dokumen resmi seperti Kartu tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan lainnya

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka dalam sistem birokrasi telah diatur suatu struktur yang dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah kinerja para pejabat pemerintah dalam mencapai struktur ini mencakup adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, dan prinsip impersonalitas yang tidak berbeda-beda dalam pemberian layanan. Salah satunya yaitu mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Pelayanan publik merupakan proses pemberian layanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat atau publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara sukarela atau dengan biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya tidak berorientasi pada profit yaitu pelayanan yang dilakukan sebenarnya untuk kepuasan daripada masyarakat sebagai pelanggan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah

(16)

dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada yang merupakan sebagai identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu tempat. KTP merupakan suatu hal yang dekat dengan masyarakat dan dapat dikatakan pembuatan KTP ini merupakan pelayanan dasar pemerintah kepada masyarakatnya, KTP merupakan unsur penting dalam administrasi kependudukan. Alasannya adalah karena menyangkut masalah legitimasi seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam suatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan sesuai dengan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1999 pasal yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah atau pernah menikah wajib memiliki KartuTanda Penduduk (KTP). Adapun syarat seseorang berhak mempunyai KTP salah satunya adalah apabila sudah genap berusia 17 tahun dan bagi yang berstatus menikah tetapi usianya belum mencapai 17 tahun juga berhak mempunyai KTP.

Maraknya pungutan liar (pungli) terhadap pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) membuat masyarakat enggan untuk mengurusnya. pembuatan Selain itu KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP nya. Maka Kementerian Departemen Dalam Negeri memutuskan mengganti KTP menjadi KTP berbasis NIK yang diwujudkan dalam bentuk KTP Elektronik (e-KTP) yang tercantum dalam Pepres No 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan KTP Berbasis No Induk Kependudukan Secara Nasional.

e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang

(17)

Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)

Adanya perubahan kebijakan mengenai data kependudukan menyebabkan banyaknya hambatan dalam pembuatan e-KTP. Hambatan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh lambatnya aparatur serta berbelit-belitnya proses yang dilalui dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) tersebut, serta kurangnya tenaga ahli dalam proses pembuatan e-KTP. Hal ini bisa saja disebabkan karena kesalahan pada faktor sumber daya pemerintahnya dan bisa juga karena faktor minimnya dukungan fasilitas pengadaan atau fasilitas kerja pemerintah, yang mana masih dominan manual dalam pengerjaan tugas. Akibat hal-hal tersebut diatas harus diakui secara perlahan-lahan akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dan kenerja pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan yang prima dan dapat memuaskan masyarakat.

(18)

1.2 Kegunaan Laporan KKL

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, sebagai berikut :

1. Bagi kepentingan peneliti, hasil penelitian ini dapat berguna unutk menambah pengalaman, wawasan, pengetahuan dan memahami bagaimana tanggapan masyarakat mengenai kinerja aparatur Kecamatan Girimaya dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk sehingga dapat memperoleh gambran mengenai kesesuaian fakta lapangan dengan teori yang ada.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori tentang kinerja aparatur yang peneliti gunakan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan kinerja aparatur Kecamatan dalam pembuatan Kartu Tanda Pendduduk.

3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja aparatur dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang.

1.3 Metode KKL

Metode laporan KKL yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan dengan pendapat Mohammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian Sosial yang mendefinisikan metode deskriptif, sebagai berikut:

(19)

Penulis menggunakan metode deskriptif, karena KKL ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang kinerja aparatur dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang, serta mendeskripsikan sejumlah konsep yang berkenaan dengan masalah pelayanan publik.

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan Laporan KKL adalah :

1. Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan masalah penulis melalui buku-buku, majalah, surat kabar, pemanfaatan teknologi informasi atau internet dan literatur-literatur yang berkaitan dengan kinerja aparatur dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang. 2. Observasi Partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

penulis berada di dalam subjek yang diteliti dan ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, sehingga penulis dapat lebih mudah mengamati tentang data dan informasi yang diharapkan. Disini peneliti mengamati dan melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk dengan mengikuti nya secara formal.

3. Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan dengan aparatur pemerintah yang ada di Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk

1.3.2 Analisa Data

(20)

dari hasil wawancara dan observasi. Ada tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu :

a. reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencarinya jika diperlukan dan proses analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sehingga dapat dibuat kesimpulan.

b. penyajian data setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk dan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Penarikan Kesimpulan . Merupakan temuan baru yang sebelumnya

(21)

1.4 Objek, Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL 1.4.1 Gambaran Umum Kota Pangkalpinang

Kota Pangkalpinang, Kota Pangkalpinang dengan luas wilayah 118,408 km² dengan batas wilayah sebagai berikut, di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Selindung Lama Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Air Duren Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.

1.4.1.1 Letak Geografis Kota Pangkalpinang

Kota Pangkalpinang merupakan salah satu daerah otonomi yang letaknya di Pulau Bangka. Daerah ini berada pada garis 106° 4´ sampai dengan 106° 7´ Bujur Timur dan garis 2° 4´ sampai dengan 2° 10° Lintang Selatan dengan luas daerah seluruhnya 118,40 KM² (berdasarkan PP No.79 Tahun 2007). Daerah ini terletak pada bagian timur Pulau Bangka. Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan rata-rata curah hujan 155,4 mm per bulan selama tahun 2009, dengan jumlah hari hujan rata-rata 17 hari setiap bulannya dimana bulan terkering jatuh pada bulan Juli.

1.4.1.2 Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk kota Pangkalpinang tahun 2009 berdasarkan data BPS Kota Pangkalpinang adalah sebanyak 160.451 jiwa. Angka tersebut diperoleh dari angka proyeksi hasil survey (SUPAS – Survei Pertengahan Antar Sensus) terhadap data SP (Sensus Penduduk) sebelumnya. Jumlah penduduk merupakan salah satu variable sebagai dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAK).

(22)

semakin meningkat. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Pangkalpinang berada pada peringkat tertinggi dibandingkan daerah-daerah otonomi lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jika dilihat kepadatan penduduk menurut kecamatan maka kecamatan Taman Sari merupakan Kecamatan dengan kepadatan tertinggi sedang Kecamatan Gerunggang yang terjarang penduduknya.

1.4.2 Gambaran Umum Kecamatan Girimaya

Sebagai pilar dasar penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis kerakyatan. Kecamatan Girimaya dalam struktur organisasi Pemerintah Kota Pangkalpinang berada dibawah Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang, dan baru dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 07 Tahun 2008 Tanggal 29 September 2008. Secara substansial telah terbangun pemahaman untuk mewujudkan pelayanan public (public service) yang sesuai dengan koridor tata kelola pemerintahan yang baik (good governace). Pemahaman demikian secara tematik merupakan alasan

fundamental dari kehendak publik untuk menyusun perangkat hukum dalam rangka membangun pelayanan publik yang mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dengan paradigma baru berubahnya birokrasi sebagai pangreh menjadi abdi atau pelayanan masyarakat.

(23)

pariwisata serta fasilitas sosial lainnya. Jumlah penduduk di Kecamatan Girimaya menurut hasil registrasi Kecamatan Bulan Juli Tahun 2012 adalah sebesar 19.708 jiwa atau 5488 kepala keluarga, yang terdiri dari 9.873 laki-laki dan 9.835 perempuan. Dari jumlah diatas jumlah penduduk yang wajib KTP adalah 7.594 laki-laki dan 7.702 perempuan dengan total 15.296.

Upaya pengendalian penduduk di Kecamatan Girimaya dilakukan melalui program KB. Fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan dan KB di wilayah Kecamatan Girimaya ini terdapat satu buah Rumah sakit, 1 buah Puskesmas dan 2 buah Puskesmas Pembantu. Sub sektor peternakan di Kecamatan Girimaya belum berkembans secara optimal. Peningkatan kesejahteraan social ditandai dengan meningkatnya jumlah sarana sosialn seperti tingkat pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Sampai dengan tahun 2011 jumlah Taman Kanak-Kanak sebanyak 7.buah. Jumlah SD Negeri dan swasta ada 12 buah,. SLTP Negeri dan swasta ada 3 sekolah, dan Jumlah sekolah tingkat SLTA ada 3 buah.

(24)

1.4.2.1 Visi dan Misi Kecamatan Girimaya Visi Kecamatan Girimaya

Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi stakeholders serta melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan visi Kecamatan Girimaya adalah : “Mewujudkan Kecamatan Girimaya sebagai sentra ekonomi melalui tata kelola pelayanan dan pemerintahan yang berkualitas tahun 2013 ”

Misi Kecamatan Girimaya

Misi Kecamatan Girimaya adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efisien kepada masyarakat

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan

3. Memberdayakan potensi lokal dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat

4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penguatan lembaga kemasyarakatan

5. Menciptakan kebersamaan yang kondusif di masyarakat

6. Memberdayakan masyarakat dalam rangka menciptakan ketentraman dan ketertiban umum.

1.4.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Pangkalpinang Nomor 13 tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan tata Kerja Satuan Organisasi Perangkat Pemerintah Kota Pangkalpinang, Tugas Pokok dan fungsi satuan organisasi kecamatan disesuaikan dengan struktur organisasi Kecamatan Girimaya yaitu :

1.4.2.2.1 Camat

(25)

pemerintahan meliputi pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat, upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, pemeliharaan parasarana dan fasilitas pelayanan umum dan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan serta pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan / yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud camat mempunyai fungsi : a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di kelurahan dan kecamatan.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan

c. Melakaukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.

d. Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

e. Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada walikota dengan tembusan kepala satuan kerja perangkat daerah yang membidangi pemberdayaan masyarakat.

(26)

g. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja kecamatan un tuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan

h. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban kepada walikota

i. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan

j. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau kepolisian Negara Republik Indonesia

k. Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada walikota

l. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertical yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

m. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

n. Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

o. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan p. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan

kerja perangkat daerah dan instansi vertical di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

q. Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

r. Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada Walikota

(27)

t. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi kelurahan

u. Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan

v. Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya

w. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan

x. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan

y. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kepada walikota

z. Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan fasilitasi, penetapan, penyelenggaraan dan kewenagan lain yang dilimpahkan lingkup kecamatan

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, Kecamatan membawahkan :

1) Sekretaris Kecamatan 2) Seksi Tata Pemerintahan

3) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum 4) Seksi Pembangunan

5) Seksi Pemberdayaan Masyarakat Seksi Pelayanan Umum

1.4.2.2.2 Sekretaris Camat

Tugas pokok sekretaris kecamatan adalah melaksanakan sebagian tugas kecamatan di bidang kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok sekretaris camat mempunyai fungsi :

(28)

b. Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan kecamatan dan kelurahan

c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan kegiatan kecamatan dan kelurahan

d. Pengkoordinasian penyelenggraan tugas seksi

e. Fsilitas dan pengkoordinasian kegiatan Kecamatan dengan Instansi terkait dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kecamatan

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian administrative kegiatan kesekretariatan dan kecamatan, dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

1.4.2.2.3 Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris kecamatan dibidang umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum, informasi kehumasan, kerumahtanggaan, kepegawaian dan ketatausahaan kecamatan b. Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman

surat-surat naskah dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan kecamatan

c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas

d. Pelaksanaan pembuatan dan penyiapan bahan pembinaan, dokumentasi dan kearsipan kepada sub unit kerja dilingkungan kecamatan

e. Penyusunan, pengelolaan dan pengendalian pelayanan keprotokolan, upacara, pertemuan, penyelenggaraan rapat-rapat dinas dan acara lainnya

(29)

g. Pengelolaan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/kekayaan daerah lingkup kecamatan

h. Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana perlengkapan kantor kecamatan dan koordinasi serta fasilitasi rencana kebutuhan kantor kelurahan

i. Pelaksanaan pengadaan, penyiapan, pendistribusian dan inventarisasi perlengkapan kantor kecamatan dan kelurahan

j. Penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan analisa jabatan pelaksanaan tugas kecamatan

k. Pelaksanaan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan

l. Pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan,penyimpanan dan pemeliharaan data serta dokumentasi kepegawaian

m. Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan formasi dan mutasi pegawai

n. Penyusunan dan penyiapan bahan administrasi kepegawaian yang meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pension dan pemberian penghargaan pegawai

o. Penyusunan dan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan structural, teknis dan fungsional serta ujian dinas

p. Fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karir serta disiplin pegawai

q. Penyusunan dan penyiapan pengurusan adminstrasi pension dan cuti pegawai

r. Pengkoordinasian penyusunan adminstrasi DP3, DUK, sumpah/janji pegawai

s. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas lingkup administrasi umum dan kepegawaian

(30)

u. Pengelolaan jaringan komunikasi dan informasi sekretariat kecamatan

v. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

1.4.2.2.4 Kepala Sub. Bagian Keuangan

Kepala sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris kecamatan dibidang Keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok kepala sub bagian keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan kecamatan

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan kecamatan,

c. Pengkoordinasian pelaporan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan kecamatan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

1.4.2.2.5 Kepala Sub. Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Kepala sub bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris kecamatan dibidang Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala sub bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja kecamatan

(31)

c. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan melalui proses musyawarah perencanaan pembangunan

d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dengan sub unit kerja lain di lingkungan kecamatan

e. Pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan seperti rencana strategis kecamatan, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP), penetapan kinerja, laporan pengendalian operacional kegiatan

f. Pengoordinasian pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan program kerja kecamatan

g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

1.4.2.2.6 Seksi Tata Pemerintahan

Kepala Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas camat di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas pokok seksi pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan data dan bahan lingkup tata pemerintahan meliputi pengumpulan dan pengolahan data pemerintahan dan kependudukan, penyusunan dan pemutakhiran data monografi kecamatan

b. Pelaksanaan fasilitasi urusan pemerintahan yang meliputi pembinaan Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT), pelayanan administrasi pertanahan, pembinaan administrasi pemerintahan kelurahan, administrasi kependudukan, pembantuan pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak bumi dan bangunan serta pajak-pajak lainnya di wilayah kecamatan

(32)

sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertical di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, bahan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada walikota, bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan kelurahan, bahan bimbingan, supervise, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi kelurahan, bahan pembinaan dan pengawasan terhadap lurah, bahan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat kelurahan, bahan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan kelurahan di tingkat kecamatan, bahan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan di tingkat kecamatan kepada walikota

d. Pelakasanaan fasilitasi penyelenggaraan pemilihan / pilkada umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku e. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh camat

f. Melaporkan pelaksanaan lingkup pemerintahan

1.4.2.2.7 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Tugas pokok Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum adalah melaksanakan sebagian tugas camat di bidang ketentraman dan ketertiban. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Kenteraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan data dan bahan lingkup ketentraman dan ketertiban b. Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban yang meliputi

fasilitas pengamanan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan lainnya, fasilitas kerjasama antar kelurahan dan koordinasi dengan kepolisian, TNI, pemuka agama dalam penyelesaian perselisihan antar kelurahan

(33)

ketentraman dan ketertiban umum diwilayah kecamatan, bahan koordinasi dengan pemuka agama yang berada diwilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum masyarakat diwilayah kecamatan, bahan pelaporan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban kepada walikota, bahan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya dibidang penerapan peraturan perundang-undangan, bahan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya dibidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau kepolisian Negara republic Indonesia, bahan pelaopran pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan diwilayah kecamatan kepada walikota.

d. Pelaksanaan upaya preventif dalam penanggulangan penyakit masyarakat

e. Pelaksanaan upaya pengamanan atas aset-aset pemerintah kota di wilayah kecamatan

f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh camat

g. Pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan ketenterman dan ketertiban umum.

1.4.2.2.8 Seksi Pembangunan

Kepala Seksi Pembangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas camat di bidang pembangunan. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan mempunya fungsi :

a. Pengumpulan data dan bahan lingkup pembangunan

(34)

c. Penyusunan bahan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan meliputi bahan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertical yang tugas dan fungsinya dibidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, bahan pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum diwilayah kecamatan kepada walikota

d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh camat e. Pelaporan pelaksanaan lingkup pembangunan

1.4.2.2.9 Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok Melaksanakan sebagian tugas camat di bidang pemberdayaan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokok seksi pemerintahan mempunya fungsi :

a. Pengumpulan data dan bahan lingkup pemberdayaan masyarakat b. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan bidang

kesehatan, kemasyarakatan, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), koordinasi jaringan pengaman dan kesejahteraan sosial (JPS) dengan instansi terkait, pembinaan bidang keagamaan, ketahanan keluarga, partisipasi dan pemberdayaan perempuan serta generasi muda dan fasilitasi pembinaan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ekonomi dan ketahanan pangan dengan instansi terkait

c. Pemberdayaan lembaga-lembaga kemasyarakatan /swasta dan tokoh masyarakat yang ada di wilayah kecamatan untuk mengembangkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan

(35)

f. Penyusunan bahan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan meliputi bahan untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di kelurahan dan kecamatan, bahan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan, bahan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta, laporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada walikota, bahan lainnya yang berkaitan dengan tugas-tugas di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh camat h. Pelaporan pelaksanaan lingkup pemberdayaan masyarakat

1.4.2.2.10 Seksi Pelayanan Umum

Tugas pokok Kepala Seksi Pelayanan Umum adalah melaksanakan sebagian tugas camat di bidang pelayanan umum. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pelayanan Umum mempunya fungsi :

a. Pengumpulan data dan bahan lingkup Pelayanan Umum b. Pelayanan data dan informasi kecamatan

c. Pembinaan pelayanan kebersihan, keindahan, pertamanan dan sanitasi

(36)

evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan, bahan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kepada walikota.

e. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh camat f. Melaporkan pelaksanaan lingkup Pelayanan Umum

1.4.2.3 Struktur Organisasi Kecamatan Girimaya

(37)

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang

1.4.3 Lokasi Penelitian

(38)

1.4.4 Jadwal Penelitian

Penjadwalan penelitian kuliah keerja lapangan sampai dengan pengumpulan laporan yang terdiri dari :

a) Penyusunan rancangan judul, bulai Mei 2012

b) Penyusunan usulan penelitian dengan arahan pembimbing, bulan Juni – Juli 2012

c) Pengumpulan data di lapangan bulan Agustus - September 2012 d) Penyusunan laporan KKL bulan September – Oktober 2012 e) Pengumpulan laporan KKL November 2012

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun 2012/2013

Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Jan

1 Penyusunan rancangan judul

2 Penyusunan Usulan Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Penyusunan Laporan KKL

5 Pengumpulan Laporan KKL

(39)
(40)

25

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu kinerja sebagai kata benda mengandung arti “Thing done”

(suatu hasil yang telah dikerjakan). Menurut Simamora (2002:423) Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya.

Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan. Sejalan dengan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja mendefinisikan Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang

berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. (Sedarmayanti, 2001:50). Sedangkan berdasarkan Pendapat Prawirosentono Kinerja adalah :

“Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. (Prawirosentono, 2008:2).

(41)

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tida melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329). Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Hasibuan (1999:126) menjelaskan kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Sedangkan Handoko (1992:785) mendefinisikan penilaian kinerja atau prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi aparatur. Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan- keputusan pimpinan dan memberikan umpan balik kepada para aparatur tentang pelaksanaan kerja mereka. Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu” (Hasibuan, 2001:34).

(42)

tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari bahasa job performance atau actual perpormance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang atau suatu institusi). Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performance), secara etimologis performance berasal dari

kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Wibowo mengatakan bahwa:

“Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja/prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi” ( Wibowo, 2007:7).

Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil yang dicapai oleh seorang aparatur menurut ukuran profesionalisme dalam pekerjaannya diaplikasikan dalam prilaku, kecerdasan dan kemampuan sesuai dengan peranan, kegiatan dan tugas yang telah ditentukan.

Kinerja dalam lingkup Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang, adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerjanya. Kinerja aparatur dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi. Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi pemerintahan tergantung bagaimana proses kinerja itu dilaksanakan.

2.2 Pengertian Aparatur

(43)

bidang kemampuan yang dimiliki oleh setiap aparatur pemerintahan yang ada sehingga setiap aparat dapat melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Dharma Setyawan Salam dalam buku Manajemen Pemerintahan Indonesia, menyebutkan bahwa ”aparatur pemerintahan sebagai social servant yaitu pekerja yang digaji oleh pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan pelayanan kepada masyarakat” (Salam,2004:169).

Definisi di atas menerangkan bahwa aparatur merupakan pegawai dari sektor negeri atau pemerintahan yang digaji oleh pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan secara teknis sesuai dengan tingkat jabatannya dan berfungsi melakukan pelayanan kepada masyarakat. Keberhasilan pencapaian tujuan dari setiap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap instansi pemerintah pada dasarnya sangat tergantung dari tingkat kemampuan sumber daya aparatur yang dimilikinya sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, oleh sebab itu maka faktor SDM sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Menurut Buchari Zainun dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia, menyebutkan bahwa ”sumber daya manusia adalah daya atau tenaga atau kekuatan atau kemampuan yang bersumber dari manusia” (Buchari, 2001:64). Berdasarkan hal tersebut bila dikaitkan dengan aparatur, maka sumber daya aparatur pemerintahan merupakan segala daya, tenaga, kekuatan dan kemampuan yang bersumber dari aparatur pemerintahan yang harus diperhatikan oleh pemerintah sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Menurut Dharma Setyawan, menyebutkan bahwa “Aparat Pemerintah adalah pekerja yang digaji pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan, melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku” (Setyawan, 2004:169).

(44)

ada. Pentingnya profesionalisme aparatur pemerintah sejalan dengan Pasal 3 UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang menyatakan bahwa:

“Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan” (UU Nomor 8 Tahun 1974).

Profesionalisme sangat ditentukan oleh kemampuan aparatur dalam melakukan suatu pekerjaan menurut bidang tugas dan tingkatannya masing-masing. Hasil dari pekerjaan itu lebih ditinjau dari segala segi sesuai porsi, objek, bersifat terus-menerus dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun serta jangka waktu penyelesaian pekerjaan yang relatif singkat. Profesionalisme juga perlu dilakukan oleh aparatur Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Victor M. Situmorang dan Jusuf Muhir mengemukakan bahwa aparatur pemerintahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bersih, 2. Berwibawa,

3. Bermental baik, dan

4. Mempunyai kemampuan profesional yang tinggi. (Situmorang, 1994:83).

Ciri-ciri tersebut merupakan gambaran ideal yang penting dalam pelaksanaan pemerintahan, yang ditunjukan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini diperjelas kembali oleh Situmorang bahwa aparatur pemerintahan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi aparatur pemerintahan sebagai abdi negara yakni: a. Sebagai pemikir,

b. Sebagai perencana,

c. Sebagai penggerak pembangunan,

d. Sebagai pelaksana dari tugas-tugas umum pemerintah danpembangunan, dan

e. Sebagai pendukung kelancaran pembangunan.

2. Fungsi aparatur pemerintahan sebagai abdi masyarakat, yakni: a. Melayanai masyarakat,

b. Mengayomi masyarakat,

(45)

e. Tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

(Situmorang, 1994: 84-85)

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa seorang aparatur adalah abdi bagi pemerintah maupun masyarakat. Aparatur dianggap sebagai bawahan pemerintah untuk melayani masyarakat, dalam hal ini aparatur Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus memberikan pelayanan publik terbaik bagi masyarakat hal ini sebagai wujud pengabdian kepada pemerintah maupun masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh aparatur Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang adalah pembuatan e-KTP.

2.3 Kinerja Aparatur

Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja organisasi (organization performance). Suatu organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun

kecil dalam tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang atau kinerja aparatur dalam organisasi tersebut. Terdapat beberapa pengertian dari kinerja aparatur yang diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini:

Adapun pengertian kinerja aparatur yang dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi yaitu sebagai berikut: “Kinerja aparatur adalah sesuatu yang dicapai oleh aparatur, prestasikerja yang diperhatikan oleh aparatur, kemampuan kerja dikaitkan dengan penggunaan peralatan kantor”. (Dharma, 1991:105)

Sejalan dengan pengertian tersebut, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya “Evaluasi Kinerja SDM”, mengatakan bahwa:

(46)

Sedangkan pengertian kinerja aparatur menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya Teori Administrasi Publik adalah “Kinerja aparatur adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. (Pasolong, 2007:175)

Berdasarkan pengertian kinerja aparatur dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja aparatur erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja aparatur tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsure aparaturnya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari aparaturnya. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para Pegawai Negeri Sipil sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering para pegawai tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga organisasi dalam suatu instansi pemerintahan menghadapi krisis yang serius. Teori kinerja dari Agus Dwiyanto dalam buku Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia terdapat indikator kinerja, yaitu:

1. Produktivitas

karaktaristik-karaktaristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

2. Kualitas layanan

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi public, muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanaan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari masyarakat bisa mejadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

3. Responsivitas

kemampuan organisasi untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja karena menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya.

(47)

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,baik yang eksplisit maupun implisit.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. (Dwiyanto, 2008:50-51).

Berdasarkan pengertian kinerja pemerintahan di atas, maka kinerja pemerintahan berarti sekelompok orang dalam organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan atau sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang berada pada badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas pemerintahan.

2.4

Electronic Government (e-Government) 2.4.1 Defenisi e-Government

Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat berdampak pada perubahan sosial, budaya dan membuat jarak antar negara makin dekat. Kemajuan tersebut berdampak pada tata pemerintahan. Masyarakat menuntut pelayanan yang cepat, efektif dan efesien yang diberikan pemerintah. Implementasi teknologi informasi pada pemerintahan dengan istilah e-Government diharapkan menjadi jawaban atas pelayanan yang diinginkan masyarakat. Pengertian e-Government menurut Richardus Eko Indrajit adalah:

“Merupakan suatu mekanisme interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yang selama berjalan” (Indrajit, 2004:4-5).

(48)

peningkatan pelayanan masyarakat ke arah yang lebih baik, menuju good governance. Berdasarkan hal tersebut, maka implementasi e-Government

diharapkan dapat merubah sistem pelayanan pada manajemen pemerintahan dan dapat dimanfaatkannya dengan baik. Menurut Edi Sutanta E-Government yaitu:

"E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru, seperti pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah kepada pemerintah dan pemerintah kepada bisnis atau pengusaha. (Sutanta, 2003:150).

Berdasarkan pengertian diatas, penggunaan teknologi informasi yang ada disuatu instansi pemerintah memiliki fungsi yaitu berguna dalam meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Selain dengan pihak-pihak lain, penggunaan teknologi ini menghasilkan hubungan bentuk baru seperti pemerintah kepada masyarakat, pemerintah kepada pemerintah atau instansi lainnya dan pemerintah kepada pengusaha.

Menurut Bank Dunia (Word Bank) yang dikutip Richardus Eko Indrajit dalam bukunya yang berjudul Electronik Government, mendefinisikan e-Government sebagai berikut:

“E-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such as wide area network, the internet and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizen, businesses, and other arms of government (E-Government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh lembaga pemerintahan (seperti area network yang luas, internet dan mobile komputer) yang mempunyai kemampuan untuk mengubah hubungan dengan penduduk, pebisnis dan cabanglain dari pemerintah”.(Indrajit, 2006:2).

(49)

2.4.2 Manfaat e-Government

Implementasi e-Government harus segera dilaksanakan, karena mempunyai banyak manfaatnya. Dua negara besar yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep e-Government, yaitu Amerika dan Inggris melalui Al Gore dan Tony Blair menggambarkan manfaat e-Government bagi suatu negara, antara lain:

1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (Masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efesiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;

2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance;

3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah dan maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; dan

5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; serta

6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan kebijakan publik secara merata dan demokratis

(dalam Indrajit, 2004:5).

Salah satu faktor keberhasilan pembangunan adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Melalui penerapan e-Government yang tepat akan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, karena e-Government adalah salah satu unsur pendukung pemerintah dalam

pembangunan.

2.5 e-KTP

(50)

Negara Indonesia. KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, termasuk:

1. Nomor Induk Kependudukan (N.I.K.) 2. Nama lengkap

3. Tempat dan tanggal lahir 4. Jenis kelamin

13. Tempat dan tanggal dikeluarkan KTP 14. Tandatangan pemegang KTP

(Undang-Undang nomor 23 Tahun 2006)

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa KTP merupakan salah satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah Republik Indonesia. Setiap penduduk 17 tahun, atau telah pernah menikah wajib memiliki KTP, masa berlaku KTP bagi yang berusia 17 tahun sampai dengan usia 60 tahun masa berlaku KTP adalah seumur hidup, KTP diterbitkan untuk permohonan baru, terjadi perubahan data, rusak, hilang dan habis masa berlakunya.

e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang

memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin

Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)

(51)

antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari.

Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut:

Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain 2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan

kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores

3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar (Undang-Undang nomor 23 Tahun 2006).

e-KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di

Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut:

1. Menghindari pajak

2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh Kota Mengamankan korupsi.

3. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris) (Undang-Undang nomor 23 Tahun 2006).

(52)

keamanan / pengendalian, baik dari segi administrasi maupun teknologi informasi yang berbasis pada database kependudukan nasional.

2.5.1 Proses Pembuatan e-KTP

Proses pembuatan e-KTP, masyarakat melakukannya melalui beberapa tahap, mulai dari RT, Kantor Kelurahan atau Desa sampai dengan Kantor Kecamatan. Proses Pembuatan e-KTP, Kurang Lebih Sama dengan Pembuatan SIM dan Passport (tata cara, prosedur). Sebelum pembuatan e-KTP adapun persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :

1. Berusia 17 tahun atau lebih. 2. Menunjukan surat pengantar. 3. Mengisi formulir F1.01

4. Foto Kopi Kartu Keluarga. 5. Proses pembuatan e-KTP.

(http://www.e-ktp.com/viewer 23/10/2012 21:00)

Setelah persyaratan terpenuhi adapun tata cara pembuatan e-KTP yaitu: 1. Penduduk datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan. 2. Pemohon mengambil no antrean.

3. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrean. 4. Pemohon menuju keloket yang telah ditentukan.

5. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database. 6. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung.

7. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tandatangan.

8. Selanjutnya dilakukan perekaman sidik jari dan scan retina mata. 9. Petugas membubuhkan tanda tangan dan stempel pada surat

panggilan yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto,tanda tangan dan sidik jari.

10. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil. (http://www.e-ktp.com/viewer 23/10/2012 21:10)

(53)

Gambar 2.2 Bagian Depan e-KTP

(54)

39

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL

3.1. HASIL KEGIATAN KKL

Hari pertama tanggal 09 Juli 2012 jam 07.00 WIB saya melaporkan kepada kepala Instansi/ camat kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang untuk meminta izin agar bisa diterima untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di Kecamatan Girimaya. Proses perizinan ini terasa sulit karena kebetulan pada waktu itu pimpinan atau yang sering kita sebut camat sedang tidak hadir beserta sekretaris camat, saya pun disuruh menunggu oleh salah satu pegawai yang ada di Kecamatan Girimaya. Tepat pukul 08.30 WIB salah satu pegawai di Kecamatan Girimaya memanggil saya karena sekcam atau sekretaris camat telah hadir dan disuruh menemuinya. Saya pun menemuinya dan menjelaskan maksud kedatangan saya dengan menyerahkan surat izin kuliah kerja lapangan dari universitas komputer Indonesia dan proposal bab I yang sudah disetujui.Sekretaris camat yang bernama Surya Fathoni mengizinkan saya untuk melaksanakan kuliah kerja lapangan di Kecamatan Girimaya. Setelah itu saya memperkenalkan diri kepada para pegawai yang ada di kecamatan tersebut. Untuk hari pertama ini saya belum melakukan apa-apa,di kecamatan Girimaya hanya sebatas perizinan dan perkenalan diri saja.

(55)

absen dan mengikuti coffee morning dimana seluruh kasi pegawai kecamatan Girimaya beserta lurah-lurah yang dibawahi Kecamatan Girimaya berkumpul layak nya rapat. Pada kesempatan ini topik atau permasalahan yang dibahas adalah mengenai e-KTP ,kartu tanda penduduk yang berbasis elektronik tersebut ada yang sebagian telah selesai dan siap diambil oleh masyarakat. Inti dari coffee morning ini adalah pihak kecamatan harus membuat surat undangan kepada masyarakat untuk mengambil kartu identitas tersebut di Kecamatan dan proses penyebarannya nanti.

Keesokan harinya apel pagi selalu saya lakukan bersama para pegawai yang ada di Kecamatan Girimaya. Setelah itu saya membantu menstempel seluruh surat undangan yang telah jadi dibuat sekaligus melipatnya. Surat Undangan tersebut diberikan kepada masyarakat yang ada dikecamatan Girimaya untuk pengambilan e-KTP bagi e-KTP nya yang telah selesai dicetak, surat undangan tersebut mencakup seluruh RT yang ada dikecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang. Berikut gambar surat undangan di gambar 3.1

Gambar 3.1

(56)

Pada hari Jum’at yakni hari keempat saya mengikuti Senam Kesegaran Jasmani atau SKJ di depan kantor walikota Pangkalpinang, rutinitas ini biasa dilakukan dan tidak hanya dilakukan oleh pegawai Kecamatan Girimaya saja melainkan seluruh pegawai pemerintah kota Pangkalpinang. Setelah Senam Kesehatan Jasmani kegiatan yang saya lakukan adalah melakukan gotong royong yang dianjurkan oleh wali kota pangkalpinang yakni bapak Zulkarnaen Karim. Gotong royong dilakukan disekitar kantor masing-masing atau instansi masing-masing dan sekitarnya. Tanggal 16 Juli 2012 dan 17 Juli 2012 rutinitas saya di Kecamatan Girimaya seperti apel pagi selalu saya lakukan bersama para Pegawai Kecamatan Girimaya. Setelah itu saya disuruh menyebarkan surat undangan yang telah siap disebarkan kepada masyarakat. Saya mengatarkan surat undangan tersebut ketiap-tiap rumah, dalam penugasan ini saya diperintahkan menyebarkan ke tiap-tiap rumah yang ada dikelurahan Sriwijaya dan disuruh mengikuti sosialisasi tentang IMB dibalai Kota bersama kasi pembangunan yakni ibu Darnisyah,Skm. Sosialisasi ini diikuti pegawai pemda kota Pangkalpinang dan masyarakat yang beberapa diundang oleh penyelenggara yakni dinas tata kota. Inti dari sosialisasi ini adalah masyarakat harus membuat izin terlebih dahulu apabila ingin membuat bangunan, baik itu rumah bangunan komersial dan lain-lain nya, dan standarisasi bangunan juga harus dilaksanakan bagi orang yang ingin membuat. Namun pemda memperingatkan kepada siapa saja apabila ada bangunan yang mengganggu ketertiban umum dengan kriteria yang telah ditentukan oleh dinas tata kota, dinas tata kota tidak segan untuk merobohkan bangunan tersebut, karena banyak rumah-rumah atau bangunan-bangunan yang ilegal yang mengganggu ketertiban umum,dan ketika di robohkan masyarakat tidak terima, oleh karena itu sosialiasi seperti ini sering dilakukan agar masyarakat mengerti dan tidak akan terjadi ketidak salah pahaman lagi.

(57)

bersama camat, lurah-lurah dan kasi-kasi yang ada di Kecamatan Girimaya, coffee morning dimulai pukul 08.00 WIB. Pada kesempatan ini camat,

(58)

Gambar 3.2

Data Kependudukan Bulan Juni

Gambar 3.3

Data Kependudukan Bulan Juli

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.2
Gambar 3.1
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kinerja pelayanan publik terhadap masyarakat di dinas kependudukan dan pencatatan sipil di Kabupaten Batu Bara dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk ini di ukur

Hasil yang didapat selama penelitian, menunjukkan bahwa indikator-indikator pada prinsip transparansi dalam pelayanan publik di Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja,

Kesimpulan penelitian ini adalah pengelolaan pemerintahan yang baik dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip supremasi hukum, keadilan, demokratisasi, partisipasi,

Penelitian kinerja pelayanan publik terhadap masyarakat di dinas kependudukan dan pencatatan sipil di Kabupaten Batu Bara dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk ini di ukur

BAB III : Tanggapan Masyarakat TerhadapKinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Pelayanan Publik di Kabupaten Batu Bara. Pada bab ini nantinya akan membahas garis

Penilaian kualitas pelayanan publik yang sudah berjalan sesuai dengan harapan masyarakat dalam dimensi ini antara lain penampilan aparatur saat melaksanakan

(2) Bagaimana tinjauan fiqh siyāsah terhadap pelaksanaan pelayanan publik dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) dan Kartu Keluarga (KK) di

Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus untuk memperbaiki pelayanan publik, yaitu melalui pertemuan rutin tingkat desa/kelurahan yang dihadiri oleh