• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemenuhan perkembangan tugas keluarga serta kepuasan pernikahan pada lansia laki-laki dan perempuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemenuhan perkembangan tugas keluarga serta kepuasan pernikahan pada lansia laki-laki dan perempuan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMENUHAN PERKEMBANGAN TUGAS KELUARGA

SERTA KEPUASAN PERNIKAHAN PADA

LANSIA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

RACHMANIAR MYRIANDA DWIPUTRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemenuhan Perkembangan Tugas Keluarga serta Kepuasan Pernikahan pada Lansia Laki-laki dan Perempuan adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Rachmaniar Myrianda Dwiputri

(4)

ABSTRAK

RACHMANIAR MYRIANDA DWIPUTRI. Pemenuhan Perkembangan Tugas Keluarga serta Kepuasan Pernikahan pada Lansia Laki-laki dan Perempuan. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perkembangan tugas keluarga serta kepuasan pernikahan lansia laki-laki dan perempuan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian bertempat di Kecamatan Bogor Barat khususnya Kelurahan Pasir Jaya, Cilendek Barat, dan Menteng. Pengambilan contoh dilakukan secara purposive dengan kriteria berada pada masa lansia awal dan berstatus menikah. Responden yang terlibat berjumlah 62 orang dengan 31 orang berjenis kelamin laki-laki dan 31 orang berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini menggunakan Kuesioner Perkembangan Tugas Keluarga Lansia dan Marital Satisfaction Questionnaire for Older Persons. Usia dan jumlah anggota keluarga berhubungan negatif dengan perkembangan tugas keluarga. Pendapatan keluarga berhubungan positif dengan perkembangan tugas keluarga. Responden laki-laki memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Variabel pola tempat tinggal dan perkembangan tugas keluarga mempengaruhi kepuasan pernikahan.

Kata kunci: kepuasan pernikahan, lansia awal, pensiunan, perkembangan tugas keluarga, pola tempat tinggal

ABSTRACT

RACHMANIAR MYRIANDA DWIPUTRI. Family Developmental Tasks and Marital Satisfaction of Older Persons. Supervised by DIAH KRISNATUTI.

The aim of this research was to analyze family developmental tasks and marital satisfaction of older persons. A cross sectional study was used as a design of this study. The research took place in District West Bogor, particularly in three Sub-Districts, those were Pasir Jaya, Cilendek Barat, dan Menteng. Participants in this research were taken purpossively by characteristics such as categorized as early elderly and married. The amount of participants in this research were 62, 31 male and 31 female. This research used Family Aging Couple Developmental Tasks Questionnaire and Marital Satisfaction Questionnaire for Older Persons. Age and amount of member’s family were negatively correlated with family developmental tasks. Family’s monthly income was positively correlated to family developmental tasks. Male participants had higher score of marital satisfaction than female participants. The pattern of the older persons live and family developmental tasks was influence towards marital satisfaction.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

PEMENUHAN PERKEMBANGAN TUGAS KELUARGA

SERTA KEPUASAN PERNIKAHAN PADA

LANSIA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

RACHMANIAR MYRIANDA DWIPUTRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pemenuhan Perkembangan Tugas Keluarga serta Kepuasan Pernikahan pada Lansia Laki-laki dan Perempuan

Nama : Rachmaniar Myrianda Dwiputri NIM : I24100071

Disetujui oleh

Dr Ir Diah Krisnatuti, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, M.Sc

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dengan judul “Pemenuhan Perkembangan Tugas Keluarga serta Kepuasan Pernikahan pada Lansia Laki-laki dan Perempuan” dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan program sarjana (S1) jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan sripsi ini dan dalam bidang akademik selama masa perkuliahan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Herien Puspitawati, M.Sc, M.Sc dan Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan skripsi. Penghargaan penulis sampaikan pula kepada aparat pemerintah, kader, dan responden di Kecamatan Bogor Barat yang telah membantu selama pengumpulan data. Afina Mutmainah dan Khoerun Nisa, selaku teman satu tim, terima kasih atas kerjasama yang terjalin selama penelitian ini berjalan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda Harpadi dan ibunda Tri Warnanikanti, serta kakak dan adik, Harwandi R.E dan Rivyanika P.T yang senantiasa memberikan do’a, kasih sayang, dukungan, semangat, dan masukan-masukan positif. Terima kasih kepada Zulfa, Ima, Yeni, Lisa, Bella dan seluruh IKK 47 yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai informasi pengetahuan bagi pembaca.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTARISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 3

Manfaat 3

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE PENELITIAN 5

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 5

Teknik Penarikan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

Definisi Operasional 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 8

Karakteristik Responden dan Keluarga 9

Perkembangan Tugas Keluarga 10

Kepuasan Pernikahan 12

Hubungan antar Variabel 12

Pembahasan 14

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 19

(10)

vi

DAFTAR TABEL

1. Variabel, skala data, dan kategori data 7

2. Karakteristik responden dan keluarga berdasarkan jenis kelamin 9 3. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, status bekerja, dan

pola tempat tinggal

10 4. Sebaran kategori tingkat pemenuhan perkembangan tugas keluarga 11 5. Indeks pencapaian skor perkembangan tugas keluarga per komponen

berdasarkan jenis kelamin

11

6. Sebaran kategori kepuasan pernikahan 12

7. Hubungan karakteristik responden dan keluarga dengan pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia dan kepuasan pernikahan

13 8. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan 14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sebaran jawaban responden pada perkembangan tugas keluarga berdasarkan jenis kelamin

19 2. Sebaran jawaban responden mengenai kepuasan pernikahan

berdasarkan jenis kelamin

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 7 persen dari total keseluruhan jumlah penduduk. Penduduk lansia yang berusia antara 60 sampai 69 tahun sekitar 10.8 juta jiwa dengan rasio jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh usia harapan hidup perempuan lebih tinggi (74 tahun) dibandingkan dengan laki-laki (68 tahun) (BPS 2013). Berdasarkan data Susenas tahun 2012 (dalam Kemenkes RI 2013), lebih dari tiga per empat (82.71%) lansia laki-laki berstatus menikah. Pada umumnya, laki-laki akan menikah kembali setelah bercerai, sehingga banyak laki-laki yang berstatus menikah saat lansia. Hampir dua per lima (36.61%) lansia perempuan berstatus menikah. Status menikah yang disandang oleh lansia menyebabkan lansia memiliki peranan dalam kehidupan berkeluarga.

Penelitian mengenai lansia sebagai individu telah banyak dilakukan, terutama dalam bidang kesehatan. Namun, penelitian mengenai keluarga lansia belum banyak dilakukan. Lansia dalam fase kehidupan berkeluarga telah memasuki tahapan keluarga terakhir menurut Duvall dan Miller (1985) yang disebut sebagai aging couple atau keluarga lansia. Oleh sebab itu, keluarga lansia memiliki perkembangan tugas keluarga yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia dan harmonis. Komponen perkembangan tugas keluarga lansia meliputi, menciptakan suasana rumah yang nyaman, penyesuaian pendapatan dan kebutuhan setelah masa pensiun, menjalani rutinitas yang menyenangkan bersama pasangan, menjaga kesehatan fisik dan mental, memelihara hubungan cinta kasih serta hubungan pernikahan, menjaga komunikasi dengan keluarga besar, tetap aktif berperan serta dalam lingkungan sosial, dan menemukan makna hidup (Duvall dan Miller 1985). Perkembangan tugas keluarga lansia berfokus kepada pasangan suami istri karena pada umumnya lansia tinggal hanya bersama pasangan setelah anak-anak membentuk sebuah keluarga baru. Setelah pensiun, suami akan memiliki waktu yang lebih banyak pada area domestik, sehingga kedua pasangan memerlukan berbagai penyesuaian baru, salah satunya adalah berbagi aktivitas. Lansia membutuhkan dukungan satu sama lain dalam menjaga kesehatan, baik fisik maupun psikologis (Schmitt, Kliegel, dan Shapiro 2007). Keadaan ekonomi pascapensiun cenderung menurun dan berpotensial menimbulkan konflik yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam pernikahan.

(12)

2

pertama (Umar 2013). Data tersebut menunjukkan bahwa pasangan muda memiliki ketidakpuasan pernikahan yang lebih tinggi dibandingkan pasangan yang telah lama menikah. Akan tetapi, hal tersebut tidak menjamin bahwa pasangan yang telah menikah lama memiliki kepuasan pernikahan yang tinggi.

Penelitian ini menjadi menarik untuk dilakukan mengingat bahwa belum banyak dilakukan penelitian mengenai lansia sebagai sebuah keluarga. Khususnya mengenai pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia dan kepuasan pernikahan yang dimiliki lansia. Peneliti menduga bahwa pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia akan mempengaruhi kepuasan pernikahan lansia.

Rumusan Masalah

Lansia dipandang sebagai kelompok yang rentan terhadap lingkungan serta membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh munculnya tanda-tanda penuaan yang disebabkan oleh penurunan kondisi fisik serta psikologis. Berbagai keluhan penyakit seperti batuk, sakit kepala, dan reumatik menyebabkan keterbatasan lansia dalam menjalani aktivitasnya. Keterbatasan tersebut dapat pula menyebabkan terhambatnya pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia. Diperlukan kerjasama dan dukungan satu sama lain agar lansia dapat memenuhi perkembangan tugas keluarga dengan baik. Di samping itu, Undang-Undang nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyatakan bahwa adanya lansia potensial, yang mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan menghasilkan barang ataupun jasa. Hal ini dapat membangun ketenagakerjaan yang diarahkan bagi lansia potensial, sehingga dapat membangun kemandirian lansia baik dari segi ekonomi, psikologi, sosial, budaya, dan kesehatan (Komnas Lansia 2010).

Kepuasan pernikahan menurut Rice (1983) dan DeGenova (2008) bersifat dinamis selama kehidupan berkeluarga. Kepuasan pernikahan tinggi saat memulai kehidupan keluarga, menurun saat lahir dan berkembangnya anak-anak, dan akan meningkat kembali saat anak-anak telah meninggalkan rumah. Penurunan kondisi fisik, seperti munculnya tanda penuaan diduga dapat memicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Keadaan setelah masa pensiun juga dapat menimbulkan konflik keluarga dari segi ekonomi. Berbagai konflik yang timbul dalam keluarga dapat menimbulkan rendahnya kepuasan pernikahan. Namun, ketika anak telah dewasa, maka beban yang ada pada lansia berkurang, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pernikahan. Di samping itu, lansia tetap harus memenuhi perkembangan tugas keluarga walaupun terkendala berbagai kondisi, seperti kesehatan dan ekonomi.

(13)

3

yang lebih baik daripada lansia laki-laki dikarenakan lansia perempuan terbiasa berada pada area domestik keluarga. Kepuasan pernikahan yang dimiliki oleh laki-laki, diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (Boerner et al. 2014), namun belum ada penelitian sejenis di Indonesia. Peneliti merasa perlu untuk membedakan kepuasan pernikahan antara lansia laki-laki dan perempuan. Peneliti ingin melihat apakah kepuasan pernikahan laki-laki, saat lansia juga lebih tinggi dibandingkan perempuan. Mengingat banyak sekali keterbatasan lansia dalam menjalani peranan sebagai pasangan suami istri. Hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai:

1. Apakah lansia awal mampu dalam memenuhi perkembangan tugas keluarga lanjut usia dengan baik?

2. Apakah pemenuhan perkembangan tugas keluarga yang dilakukan oleh lansia dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan lansia?

Tujuan

Tujuan umum:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemenuhan perkembangan tugas keluarga terhadap kepuasan pernikahan pada lansia.

Tujuan khusus:

1. Mengidentifikasi karakteristik responden dan karakteristik keluarga.

2. Mengidentifikasi perbedaan perkembangan tugas keluarga dan kepuasan pernikahan antara lansia laki-laki dan lansia perempuan.

3. Menganalisis hubungan karakteristik responden dan karakteristik keluarga dengan perkembangan tugas keluarga.

4. Menganalisis pengaruh karakteristik responden, karakteristik keluarga, perkembangan tugas keluarga terhadap kepuasan pernikahan lansia.

Manfaat

(14)

4

KERANGKA PEMIKIRAN

Tugas keluarga menurut Sunarti (2013) terbagi ke dalam tiga area, yaitu tugas dasar, tugas perkembangan, dan tugas krisis. Perkembangan tugas diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan semua anggota keluarga secara keseluruhan sebagai kesatuan untuk menunjang perkembangan dari masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tahapan perkembangan. Perkembangan tugas keluarga tahapan keluarga lansia lebih berfokus kepada bagaimana pasangan suami istri menjalani roda kehidupan keluarga (Duvall dan Miller 1985). Karakteristik lansia, seperti usia, jenis kelamin, lama pendidikan, lama pernikahan, status bekerja dan karakteristik keluarga seperti pendapatan keluarga per bulan, jumlah anggota keluarga, dan pola tempat tinggal diduga berhubungan dengan kemampuan pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia. Berbagai karakteristik tersebut diduga berhubungan karena Komnas Lansia (2010) menyampaikan bahwa berbagai kondisi lansia, seperti usia, jenis kelamin, kesehatan, fisik, tempat tinggal berhubungan dengan kemampuan lansia dalam menjalani berbagai aktivitasnya, termasuk pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia. Keluarga sebagai sebuah sistem memiliki tugas yang harus dipenuhi agar dapat berjalan dengan baik. Penurunan kondisi fisik dan kesehatan lansia diduga turut mempengaruhi aktivitas lansia dalam memenuhi perkembangan tugas keluarga.

Kepuasan pernikahan pasangan meningkat di awal pernikahan, kemudian menurun sejalan dengan adanya anak, dan kembali naik setelah anak melewati masa remaja (Rice 1983 dan DeGenova 2008). Hal tersebut mendasari bahwa lama pernikahan akan berdampak pada kepuasan pernikahan, sehingga diduga bahwa semakin lama pernikahan akan meningkatkan kepuasan pernikahan lansia. Kepuasan pernikahan lansia berbeda dengan kepuasan pernikahan fase baru menikah atau pada fase dewasa madya. Kepuasan pernikahan lansia, khususnya

(15)

5

Keterangan:

= variabel yang diteliti = hubungan yang diteliti = variabel yang tidak diteliti = hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan karakteristik responden, karakteristik

keluarga, perkembangan tugas keluarga, dan kepuasan pernikahan

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang merupakan desain penelitian dalam jangka waktu tertentu dan tidak berkesinambungan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan jumlah lansia terbanyak pada setiap kecamatan di Kota Bogor, sehingga terpilihlah Kecamatan Bogor Barat. Selanjutnya, terpilih tiga kelurahan dengan proporsi jumlah penduduk lansia terbanyak di Kecamatan Bogor Barat. Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Cilendek Barat, dan Kelurahan Menteng. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai Mei 2014.

Kondisi fisik dan kesehatan

Kepuasan pernikahan

Tugas dasar Perkembangan Tugas Tugas krisis Karakteristik keluarga:

1. Pendapatan keluarga per bulan 2. Jumlah anggota keluarga 3. Pola tempat tinggal Karakteristik responden:

1. Usia

(16)

6

Teknik Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah lansia awal yang telah memasuki masa pensiun dan berusia antara 58 tahun sampai 69 tahun (BKN 2014; Papalia et al. 2008; Depkes RI 2011; BPS 2013). Contoh dipilih secara purposive dan bertempat tinggal di Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Cilendek Barat, dan Kelurahan Menteng. Pemilihan RW dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah lansia terbanyak di ketiga kelurahan tersebut. Contoh penelitian ini berjumlah 62 keluarga dengan 31 responden laki-laki dan 31 responden perempuan.

Data jumlah pensiunan dan lansia diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2013. Selanjutnya mendatangi kelurahan, RW dan RT setempat, ataupun kader untuk mengetahui secara pasti daftar calon responden. Setelah itu, responden dipilih sesuai kriteria dengan bantuan RT atau kader setempat. Pemilihan responden berdasarkan kriteria: 1) telah memasuki masa pensiun, 2) rentang usia antara 58 tahun sampai 69 tahun, dan 3) berstatus menikah serta memiliki pasangan. Alasan kriteria tersebut dibuat adalah pertama, sebuah keluarga dikatakan telah memasuki tahapan keluarga lansia ketika salah satu pasangan telah memasuki masa pensiun. Kedua, rentang usia berdasarkan pertimbangan usia pensiun yang ditetapkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN 2014) dan usia 69 tahun sebagai batas maksimal untuk mempermudah peneliti menemukan lansia perempuan yang berstatus menikah. Ketiga, kuesioner kepuasan pernikahan membutuhkan responden dengan status menikah dan memiliki pasangan. Selanjutnya, responden diminta persetujuan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

(17)

7

Tabel 1 Variabel, skala data, dan kategori data

Variabel Skala data Keterangan

Karakteristik responden:

-Usia Rasio 58 tahun sampai 69 tahun -Jenis kelamin Nominal [1] Laki-laki; [2] Perempuan

-Lama pendidikan Rasio Bilangan lama pendidikan responden (tahun)

-Lama pernikahan Rasio Bilangan lama pernikahan responden (tahun)

-Status bekerja Nominal [1] Tidak bekerja; [2] Bekerja Karakteristik keluarga:

-Pendapatan per bulan Rasio Bilangan pendapatan keluarga responden per bulan (rupiah)

-Jumlah anggota keluarga Rasio Bilangan jumlah banyaknya anggota keluarga (orang)

-Pola tempat tinggal [1] Hanya bersama pasangan; [2] Pasangan dan anak; [3] Pasangan, anak, dan menantu atau cucu; [4] lainnya Perkembangan Tugas

Keluarga

Ordinal [1] Sangat tidak setuju; [2] Tidak setuju; [3] Setuju; [4] Sangat setuju

Kepuasan pernikahan Ordinal [1] Sangat tidak puas; [2] Tidak puas;

[3] Agak tidak puas; [4] Agak puas; [5] Puas; [6] Sangat Puas

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul dari kuesioner selanjutnya diolah melalui tahapan pengeditan, pengkodean, pemberian skor, memasukkan data, pembersihan data, dan analisis. Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer sesuai dengan kebutuhan penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan: a. Karakteritik responden dan karakteristik keluarga.

b. Perkembangan tugas keluarga (38 item pernyataan) dan kepuasan pernikahan (20 item pernyataan). Skor diubah ke dalam bentuk indeks dengan rumus:

nde s or ma simal or minimum or a tual or minimum

Cut off yang digunakan adalah rendah (< 60), sedang (60 80), dan tinggi (> 80).

2. Analisis inferensia yang digunakan mengacu kepada Hasan (2002), yaitu: a. Uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari setiap

(18)

8

b. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan antara variabel yang berupa, karakteristik responden, karakteristik keluarga, dan perkembangan tugas keluarga.

c. Pengaruh variabel karakteristik responden, keluarga, dan perkembangan tugas keluarga terhadap kepuasan pernikahan dianalisis menggunakan regresi linier berganda.

Definisi Operasional

Lansia awal adalah seseorang yang telah pensiun dan berada pada rentang usia 58 tahun sampai 69 tahun.

Lama pernikahan adalah jumlah tahun sejak awal menikah sampai dengan saat ini.

Lama pendidikan adalah jumlah tahun yang ditempuh dalam menyelesaikan masa studi formal.

Status bekerja adalah status bekerja responden saat ini yang terdiri dari bekerja dan tidak bekerja.

Pendapatan per bulan adalah jumlah uang pendapatan keluarga setiap bulannya dinyatakan dengan rupiah per bulan.

Jumlah anggota keluarga adalah jumlah dari suami, istri, dan anak-anak sebelum anak-anak membentuk keluarga baru dan dinyatakan dengan satuan orang.

Pola tempat tinggal adalah keadaan yang menggambarkan dengan siapa lansia tinggal saat ini, dikategorikan menjadi hanya bersama pasangan; pasangan dan anak; pasangan, anak, dan menantu atau cucu; dan lainnya.

Tahapan keluarga lansia adalah keluarga yang telah memasuki tahapan perkembangan keluarga terakhir dengan kepala keluarga telah memasuki masa pensiun dan telah berusia 58 tahun.

Perkembangan tugas keluarga tahapan lansia adalah tugas yang harus dilakukan oleh suami istri sebagai keluarga yang telah mencapai tahapan keluarga lanjut usia.

Kepuasan pernikahan merupakan keadaan pernikahan sebagai hasil evaluasi terhadap keadaan yang dialami lansia saat ini dan dikategorikan dari sangat tidak puas sampai dengan sangat puas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

(19)

9

sebanyak 17 204 jiwa yang terdiri atas 18 RW dan 68 RT. Kelurahan Menteng memiliki luas wilayah sebesar 2.09 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 16 216 jiwa dengan 20 RW dan 78 RT.

Karakteristik Responden dan Keluarga

Rata-rata responden laki-laki berusia 63 tahun dan perempuan berusia 62 tahun. Responden laki-laki dan perempuan, rata-rata telah menamatkan pendidikan SMA atau sederajat dan telah mencapai usia pernikahan lebih dari 35 tahun. Pendapatan keluarga per bulan yang dimiliki oleh responden berada pada kisaran Rp5 000 000 dengan pendapatan keluarga responden perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Rata-rata keluarga responden, baik laki-laki maupun perempuan berjumlah lima orang. Uji beda menunjukkan bahwa variabel pendapatan keluarga per bulan antara responden laki-laki dan perempuan berbeda secara signifikan dengan nilai p-value sebesar 0.033. Variabel lainnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara responden laki-laki dan perempuan (Tabel 2).

Tabel 2 Karakteristik responden dan keluarga berdasarkan jenis kelamin

Variabel Laki-laki Perempuan

Keterangan: *signifikan pada p < 0.05

(20)

10

Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, status bekerja, dan pola tempat tinggal

(21)

11

Tabel 4 Sebaran kategori tingkat pemenuhan perkembangan tugas keluarga Perkembangan

tugas keluarga

Laki-laki Perempuan

Jumlah responden Persentase Jumlah responden Persentase

Kurang (< 60) 3 9.7 6 19.4

Responden laki-laki telah mencapai kategori baik pada komponen ke-3 dan ke-8 dari perkembangan tugas keluarga. Komponen ke-2 dan komponen ke-4 masih terkategori kurang. Hal ini diduga disebabkan oleh menurunnya penghasilan pascapensiun dan responden laki-laki cenderung tidak ingin mengetahui kondisi kesehatannya karena merasa takut mengetahui penyakit yang diderita. Responden perempuan telah mencapai kategori baik pada komponen ke-8 dari perkembangan tugas keluarga. Responden beranggapan bahwa masa tua merupakan masa untuk mempersiapkan bekal ke akhirat dan menunggu kematian. Responden merasa selama masa muda terlalu banyak mengejar duniawi dan tidak fokus terhadap ibadah, sehingga ketika masa lansia responden merasa sudah cukup akan materi atau harta dunia dan ingin meningkatkan kerohanian. Anggapan tersebut memacu lansia untuk terus memperbanyak ibadah dan meningkatkan skor komponen menemukan makna hidup. Responden perempuan memiliki komponen yang masih terkategori kurang, yaitu komponen 2 dan ke-7. Komponen yang memiliki perbedaan secara signifikan antara rataan skor laki-laki dan perempuan adalah komponen ke-3 dan komponen ke-4. Terlihat bahwa rataan skor laki-laki lebih tinggi pada komponen ke-3 dan lebih rendah pada komponen ke-4 daripada rataan skor perempuan (Tabel 5). Sebaran jawaban responden pada kuesioner perkembangan tugas keluarga dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 5 Indeks pencapaian skor perkembangan tugas keluarga per komponen berdasarkan jenis kelamin

No Perkembangan tugas keluarga Laki-laki Perempuan

1 Menciptakan suasana rumah yang nyaman 75.27 74.62 2 Penyesuaian pendapatan dan kebutuhan setelah masa

pensiun

58.06 56.18

3 Menjalani rutinitas yang menyenangkan bersama pasangan*

80.65 64.78

4 Menjaga kesehatan fisik dan mental* 59.45 65.90 5 Memelihara hubungan cinta kasih serta hubungan

pernikahan

76.99 68.82

6 Menjaga komunikasi dengan keluarga besar 72.85 70.16 7 Aktif berperan serta dalam lingkungan sosial 61.72 54.41

8 Menemukan makna hidup 84.95 87.63

(22)

12

Kepuasan Pernikahan

Kepuasan pernikahan merupakan hasil evaluasi terhadap kondisi pernikahan yang meliputi interaksi bersama pasangan, komunikasi yang terjalin antar pasangan, maupun ekspresi cinta kasih yang ditunjukkan kepada atau yang didapatkan dari pasangan (Haynes et al. 1992). Lebih dari separuh contoh baik laki-laki (51.6%) dan perempuan (58.1%) memiliki kepuasan pernikahan yang terkategori sedang. Tidak ada responden laki-laki yang memiliki kepuasan pernikahan dengan kategori rendah, namun terdapat hampir sepersepuluh (9.7%) responden perempuan yang memiliki kepuasan pernikahan kategori rendah. Hal ini dikarenakan responden tersebut berstatus menikah, namun sudah tidak tinggal bersama dengan pasangan dan komunikasi yang dilakukan oleh responden dengan pasangan minim. Hasil uji beda menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan responden laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan (Tabel 6). Hal ini sejalan dengan penelitian Schmitt, Kliegel, dan Shapiro (2007) dan Boerner et al.

(2014) yang menyatakan bahwa laki-laki mengevaluasi pasangan lebih positif dibandingkan perempuan. Lansia perempuan lebih cenderung menjadi pengasuh pasangan, sehingga lansia laki-laki merasa puas terhadap pasangan (Helgeson 1994 dan Thompson 1993 dalam Boerner et al. 2014). Hal ini terlihat pada sebaran jawaban responden (Lampiran 2) bahwa lebih dari seperlima perempuan merasa tidak puas terhadap dorongan, motivasi, semangat yang diberikan oleh pasangan dan suasana humor yang tercipta. Hal tersebut mengindikasikan bahwa laki-laki cenderung pendiam dan tidak mengutarakan motivasi, dukungan, ataupun semangat secara gamblang. Perempuan terlihat cenderung lebih mudah dalam mencairkan suasana. Faktor lain yang diduga turut mempengaruhi adalah sifat responden perempuan yang lebih terbuka dalam memberikan informasi sehingga informasi yang didapat cenderung lebih relevan dibandingkan responden laki-laki.

Tabel 6 Sebaran kategori kepuasan pernikahan

Kepuasan pernikahan Laki-laki Perempuan

Jumlah responden Persentase Jumlah responden Persentase

Rendah (< 60) 0 0.0 3 9.7

Sedang (60 - 80) 16 51.6 18 58.1

Tinggi (> 80) 15 48.4 10 32.3

Rata-rata skor 81.65 72.29

Standar deviasi ±8.41 ±19.95

p-value 0.029*

Keterangan: *signifikan pada p < 0.05

Hubungan antar Variabel

Hubungan Karakteristik Responden dan Karakteristik Keluarga dengan Perkembangan Tugas dan Kepuasan Pernikahan

(23)

13

keluarga. Usia responden yang semakin menua dan semakin sedikit jumlah anggota keluarga akan menurunkan skor perkembangan tugas keluarga. Variabel pendapatan keluarga per bulan berpengaruh positif signifikan dengan perkembangan tugas keluarga. Semakin besar pendapatan keluarga per bulan yang didapatkan, maka akan meningkatkan skor dari perkembangan tugas keluarga. Veriabel lama pendidikan, lama menikah, status bekerja, dan pola tempat tinggal tidak berhubungan secara signifikan dengan perkembangan tugas keluarga (Tabel 7). Variabel perkembangan tugas keluarga dan kepuasan pernikahan saling berhubungan secara signifikan.

Tabel 7 Hubungan karakteristik responden dan keluarga dengan pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia dan kepuasan pernikahan

Variabel Koefisien korelasi

Perkembangan tugas

keluarga Kepuasan pernikahan

Karakteristik responden

Usia -0.280* -0.148

Lama pendidikan 0.134 -0.003

Lama menikah -0.050 -0.010

Status bekerja -0.123 -0.134

Karakteristik keluarga

Pendapatan keluarga per bulan 0.361** 0.158

Jumlah anggota keluarga -0.309* -0.104

Pola tempat tinggal 0.025 0.181

Perkembangan tugas keluarga - 0.673**

Keterangan: *) signifikan pada p < 0.05; **) signifikan pada p < 0.01

Pengaruh Karakteristik Responden, Karakteristik Keluarga, dan Perkembangan Tugas Keluarga terhadap Kepuasan Pernikahan

(24)

14

adjusted R square sebesar 0.482 yang berarti bahwa model menjelaskan 48.2 persen pengaruh variabel yang terdapat dalam model terhadap kepuasan pernikahan dengan nilai signifikan model sebesar 0.000 (Tabel 8).

Tabel 8 Faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan

Variabel Unstandardized

Pendapatan keluarga 1.028x10-7 0.026 0.838

Anggota keluarga 2.283 0.159 0.151

Pola tempat tinggalb) 8.685 0.273 0.011*

Perkembangan tugas keluarga 1.215 0.667 0.000**

p-value 0.000**

0.482

adjusted R square

Keterangan: a) peubah dummy (1=tidak bekerja, 0=bekerja); b) peubah dummy (1=hanya pasangan, 0=lainnya); *) signifikan pada p < 0.05; **) signifikan pada p < 0.01

Pembahasan

(25)

15

Perkembangan tugas keluarga sebagian besar berada pada kategori cukup, namun terdapat komponen yang memiliki skor rendah, yaitu pada komponen ke-2 yang berkaitan dengan ekonomi keluarga. Hal ini diduga karena karakteristik lansia yang telah memasuki masa pensiun, akan mengalami penurunan penghasilan. Akan tetapi, komponen ke-8 yang berkaitan dengan agama memiliki skor yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun terdapat komponen yang tidak dapat dipenuhi dengan baik oleh lansia, masih terdapat komponen lainnya yang dapat meningkatkan skor pencapaian perkembangan tugas keluarga lansia. Sejalan dengan temuan pada penelitian ini bahwa semakin meningkatnya usia akan menurunkan skor perkembangan tugas keluarga lansia, hal ini diduga berhubungan dengan kondisi kesehatan fisik lansia yang semakin menurun dengan bertambahnya usia (Komnas Lansia 2010).

Kepuasan pernikahan yang dimiliki oleh sebagian besar responden adalah sedang, dengan tingkat kepuasan pernikahan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Memasuki masa pensiun atau lansia, lebih dari tiga per empat responden setuju bahwa kepuasan pernikahan saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan pernikahan sebelum pensiun (Lampiran 2 no 20). Hal ini diduga karena lansia memiliki waktu lebih untuk memahami pasangan sebagai teman hidup pascapensiun.

Variabel yang berhubungan dengan perkembangan tugas keluarga adalah usia, pendapatan keluarga per bulan, dan jumlah anggota keluarga. Usia yang semakin menua akan menurunkan kesehatan fisik dan psikologis sehingga diduga mempengaruhi kemampuan lansia dalam memenuhi perkembangan tugas keluarga. Pendapatan per bulan berhubungan positif dengan perkembangan tugas keluarga, hal ini diduga karena semakin besar pendapatan yang didapatkan maka akan mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga meningkatkan skor perkembangan tugas keluarga. Tidak ada variabel karakteristik responden dan karakteristik keluarga yang berhubungan dengan kepuasan pernikahan, sejalan dengan penelitian Schmitt, Kliegel, dan Shapiro (2007). Variabel sosial ekonomi, seperti usia, pendapatan keluarga per kapita, pendidikan, dan jumlah anak tidak dapat memprediksi kepuasan pernikahan (Schmitt, Kliegel, dan Shapiro 2007). Akan tetapi, Grandon, Myers, dan Hattie (2004) menyatakan bahwa lama pernikahan mempengaruhi kepuasan pernikahan. Hal tersebut diduga karena rentang usia yang digunakan dalam penelitian Grandon, Myers, dan Hattie (2004) lebih beragam, yaitu 20 tahun sampai 75 tahun. Variabel pola tempat tinggal mempengaruhi kepuasan pernikahan lansia. Lansia yang hanya tinggal bersama pasangan memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan responden yang hanya tinggal bersama pasangan, merasakan kembali masa awal pernikahan sebelum memiliki anak.

(26)

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Rata-rata responden berusia 62 tahun, telah menamatkan pendidikan SMA/sederajat, telah menikah selama 35 tahun, memiliki pendapatan keluarga per bulan sebesar Rp5 000 000, memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang dan tinggal bersama pasangan. Sekitar tiga per empat responden, baik laki-laki maupun perempuan, telah memenuhi perkembangan tugas keluarga dengan kategori cukup. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan tugas keluarga pada responden laki-laki dan perempuan. Setengah dari responden, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kepuasan pernikahan dengan kategori sedang. Responden laki-laki memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Semakin menua seseorang dan memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak akan menurunkan pemenuhan perkembangan tugas keluarga. Semakin banyaknya pendapatan per bulan yang diperoleh lansia, maka akan meningkatkan pemenuhan perkembangan tugas keluarga lansia. Lansia yang tinggal hanya bersama pasangan dan memenuhi perkembangan tugas keluarga dengan baik, akan memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, individu sebaiknya tetap memiliki pendapatan secara mandiri saat memasuki masa lansia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berinvestasi sejak berada pada usia produktif. Lansia diharapkan tetap berperan aktif dalam lingkungan sosial dengan menyumbangkan gagasan yang dimiliki untuk kepentingan sosial. Lansia sebaiknya tinggal hanya bersama pasangan. Peranan pemerintah dibutuhkan dalam pelaksanaan program posbindu. Kegiatan posbindu diharapkan dapat membantu lansia tetap menjaga kesehatan, aktif berperan di lingkungan sosial, dan menjadi ajang kebersamaan lansia dengan pasangannya. Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi perencanaan keuangan bagi usia produktif agar memiliki kemandirian ekonomi saat memasuki masa lansia. Penelitian selanjutnya dapat melihat adakah perbedaan antara pencapaian perkembangan tugas keluarga di desa dan kota.

DAFTAR PUSTAKA

[BKN] Badan Kepegawaian Negara. 2014. Batas usia pensiun pegawai negeri sipil [Internet]. [diunduh 2014 Juli 4]. Tersedia pada:

http://www.depkes.go.id/downloads/UU/2630_SURAT%20KEPALA%20B

(27)

17

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Kependudukan (hasil SP2010). Laporan bulanan: data sosial ekonomi (Ed ke-40) [Internet]. [diunduh 2014 April 12]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id/download_file/IP_September_2013.pdf.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Profil kesehatan Indonesia 2010 [Internet]. [diunduh 2014 April 14]. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESIA _2010.pdf

[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia [Internet]. [diunduh 2014 April 14]. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Lansia.pdf [Komnas Lansia] Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Profil penduduk lanjut usia

2009. Jakarta (ID): Komnas Lansia Pr.

Affandi. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk lanjut usia memilih untuk bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics. 2(3):99-110. [Internet]. [diunduh 2014 Juli 2]. Tersedia pada: file:///C:/Users/USER/Downloads/131-175-1-SM.pdf.

Boerner K, Jopp DS, Carr D, Sosinsky L, dan Kim SK. 2014. His and her marriage? The role of positive and negative marital characteristics in global marital satisfaction among older adults. Journal of Gerontology, Series B: Psychological Sciences and Social Sciences. doi:10.1093/geronb/gbu032 [Internet]. [diunduh 2014 Juli 2]. Tersedia pada: http://rci.rutgers.edu/~carrds/boerner-etal_JGSS_2014.pdf

DeGenova MK. 2008. Intimate Relationships, Marriage and Families. Ed ke-7. New York (US): McGraw-Hill.

Duvall EM, Miller BC. 1985. Marriage and Family Development. Ed ke-6. New York (US): Harper & Row.

Grandon JR., Myers JE, Hattie JA. 2004. The relationship between marital characteristics, marital interaction processes, and marital satisfaction.

Journal of Counseling and Development. 82(1):58-68.

Hasan I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Haynes SN, Floyd FJ, Lemsky C, Rogers E, Winemiller D, Heilman N, Werle M, Murphy T, Cardone L. 1992. Marital Satisfaction Questionnaire For Older Persons. Psychological Assessment. 4(4):473-482.

Papalia DE, Old SW, Feldman RD. 2008. Psikologi Perkembangan. Ed ke-9. Anwar AK, penerjemah. Jakarta (ID): Prenada Media Group. Terjemahan dari: Human Development. Ed ke-9.

Rice FP. 1983. Contemporary Marriage. United States of America (US): Allyn and Bacon.

Schmitt M, Kliegel M, dan Shapiro A. 2007. Marital interaction in middle and old age: a predictor of marital satisfaction. International Journal Aging and Human Development. 65(4):283-300.doi:10.2190/AG.65.4.a. [Internet].

[diunduh 2014 Juli 2]. Tersedia pada:

(28)

18

b.pdf&ei=cXy4U-bFIpaTuATDhYKYBg&usg=AFQjCNGHofYuBjMceabCNYv2dLIQMygS jg&bvm=bv.70138588,d.c2E

Sunarti E. 2013. Ketahanan Keluarga (Penjelasan Materi Family Kit). Bogor (ID): IPB Pr.

Umar N. 2013. Angka perceraian di Indonesia tertinggi di Asia-Pasifik [Internet]. [23 Desember 2013 Gedung BKKBN Jakarta]. Jakarta (ID): BKKBN.

[diunduh 2014 April 14]. Tersedia pada:

(29)

19

Lampiran 1 Sebaran jawaban responden pada perkembangan tugas keluarga berdasarkan jenis kelamin (%)

No Pernyataan Laki-laki Perempuan

Tidak

setuju Setuju

Tidak

setuju Setuju

Menciptakan suasana rumah yang nyaman 1 Tempat tinggal memiliki akses kesehatan

yang mudah, seperti dekat rumah sakit Penyesuaian pendapatan dan kebutuhan setelah masa pensiun

6 Mengandalkan uang pensiunan sebagai

sumber pendapatan 38.7 61.3 19.4 80.6

7 Membuka usaha mandiri dengan uang

pensiunan 61.3 38.7 80.6 19.4

8* Sumber pendapatan merupakan bantuan

dari anak 90.3 9.7 83.9 16.1

9 Melakukan penghematan setelah pensiun 41.9 58.1 48.4 51.6 Menjalani rutinitas yang menyenangkan bersama pasangan

10 Pergi berdua dengan pasangan minimal

satu minggu sekali 3.2 96.8 16.2 83.8

11 Mengerjakan pekerjaan rumah tangga

bersama pasangan 16.1 83.9 38.7 61.3

12 Mengunjungi rumah sanak saudara

bersama pasangan 12.9 87.1 19.4 80.6

13 Sering berdiskusi bersama pasangan 3.2 96.8 25.8 74.2 Menjaga kesehatan fisik dan mental

14 Mengkonsumsi sayur atau buah setiap

hari 16.1 83.9 0.0 100.0

15 Mengkonsumsi suplemen kesehatan 74.2 25.8 58.1 41.9 16 Melakukan pemeriksaaan kesehatan

secara rutin 41.9 58.1 29.1 70.9

17 Melakukan olahraga ringan secara rutin 9.7 90.3 25.8 74.2 18 Memiliki alat-alat kesehatan 67.7 32.3 54.9 45.1 19* Merasa minder setelah pensiun 90.3 9.7 100.0 0.0 20* Mudah tersinggung terhadap kritik yang

disampaikan oleh orang yang lebih muda 87.1 12.9 90.3 9.7 Memelihara hubungan cinta kasih serta hubungan pernikahan

21 Memahami pasangan sebagai teman

hidup 3.2 96.8 9.7 90.3

22* Memendam sendiri perasaan yang

dirasakan 83.9 16.1 77.3 22.7

23 Mengkomunikasikan segala sesuatu agar

(30)

20

24 Memberikan perhatian yang cukup

kepada pasangan 0.0 100.0 9.7 90.3

25 Masih melakukan hubungan suami istri 19.4 80.6 45.2 54.8 Menjaga komunikasi dengan keluarga besar

26* Jarang berkunjung ke rumah anak cucu 67.7 32.3 71.0 29.0 27 Sering dikunjungi oleh anak cucu 9.7 90.3 12.9 87.1 28 Memberikan nasihat kepada anak cucu 16.1 83.9 9.7 90.3 29 Saling bertukar kabar dengan anak cucu 6.4 93.6 6.5 93.5 Tetap aktif berperan serta dalam lingkungan sosial

30 Aktif berpartisipasi dalam kegiatan

sosial di lingkungan 25.8 74.2 25.8 74.2 31 Mengikuti suatu komunitas sesuai bakat

atau minat 58.1 41.9 38.7 61.3

32 Melakukan hobi atau kesukaan baru 45.2 54.8 58.1 41.9 33* Jarang melakukan aktivitas di luar rumah 83.9 16.1 58.1 41.9 34* Lebih sering melakukan aktivitas ringan

seperti menonton tv atau tidur 74.2 25.8 70.9 29.1 Menemukan makna hidup

35 Selalu melaksanakan ibadah rutin setiap

hari 0.0 100.0 0.0 100.0

36 Mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin, baik dalam suatu kelompok maupun di tempat ibadah

3.2 96.8 0.0 100.0

37 Mendengarkan siraman rohani, baik secara langsung atau lewat media seperti televisi

0.0 100.0 0.0 100.0

38* Merasa apa yang didapatkan sekarang tidak sesuai dengan usaha di masa lalu atau menyesal

96.8 3.2 96.8 3.2

(31)

21

Lampiran 2 Sebaran jawaban responden mengenai kepuasan pernikahan berdasarkan jenis kelamin (%)

No Pernyataan Laki-laki Perempuan

Tidak puas Puas Tidak puas Puas

1 Kepuasan terhadap waktu yang

dihabiskan bersama pasangan 3.2 96.8 9.7 90.3 2 Kepuasan terhadap saling berbagi

minat dengan pasangan 3.2 96.8 12.9 87.1 3 Dorongan, motivasi, atau semangat

yang diberikan oleh pasangan 0.0 100.0 22.6 77.4 4 Kepuasan terhadap kesehatan fisik

pasangan 0.0 100.0 12.9 87.1

5 Kepuasan terhadap kepribadian

pasangan 0.0 100.0 9.7 90.3

mempertahankan pendapatnya 3.2 96.8 12.9 87.1 10 Kepuasan terhadap banyaknya

ketidaksepahaman antara saya dengan pasangan

3.2 96.8 16.2 83.8

11 Kepuasan terhadap prinsip dan nilai-nilai hidup yang dimiliki oleh pasangan

0.0 100.0 9.7 90.3

12 Kepuasan terhadap kesehatan emosi

dari pasangan 3.2 96.8 16.1 83.9

13 Kepuasan terhadap frekuensi seksual atau kedekatan fisik lainnya dengan pasangan

6.5 93.5 16.2 83.8

14 Kepuasan terhadap kualitas dari seksual atau kedekatan fisik lainnya dengan pasangan

3.2 96.8 16.2 83.8

15 Suasana humor yang tercipta saat

bersama pasangan 6.4 93.6 22.6 77.4

16 Kepuasan terhadap kecocokan saya

dengan pasangan 0.0 100.0 12.9 87.1

17 Perhatian yang diberikan oleh

pasangan 0.0 100.0 13.0 87.0

18 Kepuasan terhadap pernikahan saat

ini, secara keseluruhan 3.2 96.8 9.6 90.4 19 Keputusan yang dibuat saat kritis 0.0 100.0 6.4 93.6 20 Kepuasan pernikahan saat ini,

dibandingkan dengan saat sebelum pensiun

(32)
(33)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 1992. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Harpadi dan Tri Warnanikanti. Penulis menempuh pendidikan di SMAN 71 Jakarta Timur pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) IPB pada tahun 2010.

Selama menempuh perkuliahan di IPB, penulis bergabung dan aktif di

Gambar

Gambar 1  Kerangka pemikiran hubungan karakteristik responden, karakteristik  keluarga, perkembangan tugas keluarga, dan kepuasan pernikahan
Tabel 1  Variabel, skala data, dan kategori data
Tabel 2  Karakteristik responden dan keluarga berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3  Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, status bekerja, dan   pola tempat tinggal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data atau informasi terkait bahaya dan potensi risiko K3 pada aktivitas pekerjaan yang dilakukan di industri Penyamakan Kulit PT.X dilakukan dengan mengambil

Apnoe setting dipilih pressure sentuh Accept Accept jika tidak dirubah rate &amp; insp pressure, jika tidak dirubah rate &amp; insp pressure, apabila nanti pasien apnoe

Boulevard Raya Blok RA 19/15 Kelapa Gading Telp... 8

Untuk memonitoring Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan yang berada di wilayah Provinsi seluruh Indonesia yang berjumlah puluhan maupun ratusan orang,

Bila dilihat dari sisi perolehan pemerintah daerah, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan penyumbang terbesar PAD sampai dengan triwulan III 2018 yaitu sebesar

Selain itu jika mereka tidak menggunakan ornamen ritual seperti duka dan kembang maka mereka juga tidak menggunakan riasan wajah dan aksesoris pelengkap lainnya, dengan

Permainan mencari harta karun merupakan permainan yang dilakukan dengan tujuan mencari benda yang disembunyikan (Hidden Object). Secara umum permainan mencari harta

Kursi roda bisa baring/rebahan , kursi roda bisa setenggah rebahan, Pilih Yang Mana ?.. 什麼是(Apa itu) No Lift