• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis Pada Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis Pada Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KAYU MANIS

PADA PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN

KANDUNGAN LEMAK DAGING IKAN PATIN

FEBRINA ROLIN

SEKOLAH PASCASARJ ANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

RINGKASAN

FEBRINA ROLIN. Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan DEDI JUSADI.

Ekstrak daun kayu manis merupakan bahan aditif dari tanaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas daging ikan karena mengandung senyawa polifenol seperti tannin, flavonoid, methylhydroxychalcone polymer (MHCP) dan sinnamaldehid. Senyawa polifenol tersebut berperan dalam menurunkan kandungan lemak daging ikan patin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak daun kayu manis Cinnamomum burmannii pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan kandungan lemak daging ikan patin Pangsianodon hypopthalmus. Ekstrak daun kayu manis dicampurkan ke dalam pakan dengan 5 dosis yaitu: 0 (kontrol), 0,5, 1, 2, dan 4 g/kg pakan. Ikan patin dengan bobot 7,43+0,01 g dipelihara dalam 15 akuarium yang berukuran 100 x 40 x 50 cm dengan kepadatan 30 ekor/akuarium selama 60 hari. Ikan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi top filter dan diberi pakan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB.

Pada akhir pemeliharaan dilakukan pengukuran beberapa parameter penelitian. Parameter uji yang diamati yaitu biomassa awal, biomassa akhir, jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, kadar lemak (tubuh, hati, daging), protein tubuh, indeks hepatosomatik (IHS), dan biokimia darah (total kolesterol dan trigliserida). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA (one-way analysis of variance) menggunakan program SPSS 17.0. Parameter yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan analisis Duncan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kayu manis sebanyak 1 g/kg pakan dapat meningkatkan retensi protein dan efisiensi pakan sebesar 24,6% dan 23,4% dibandingkan perlakuan lainnya. Selain itu juga dapat menurunkan kandungan lemak tubuh sebesar 15,13% bobot kering, lemak daging sebesar 26,86% bobot kering, indeks hepatosomatiks sebesar 26,72%, lemak hati sebesar 8,11% bobot kering, kolesterol sebesar 36,03%, dan trigliserida sebesar 55,53% dengan laju pertumbuhan yang sama dengan perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun kayu manis (kontrol). Hasil ini membuktikan bahwa zat aktif yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan menurunkan kandungan lemak daging ikan patin. Ekstrak daun kayu manis dapat digunakan dalam pakan ikan patin untuk meningkatkan kualitas produk ikan patin.

(5)

SUMMARY

compound as tannin, flavonoid, methylhydroxychalcone polymer (MHCP) and sinnamaldehid. Those polyphenols compound can lower fat content of fish flesh. This study aimed to evaluate the effects of cinnamon Cinnamomum burmannii leaves extract supplemented in diet on the growth performance and fat content of catfish Pangasianodon hypopthalmus flesh. The cinnamon leaves extract were mixed into the diet with 5 doses i.e: 0 (control), 0.5, 1, 2, and 4 g/kg diet. Fish at parameters were measured including early biomassa, final biomassa, feeding consumption, spesific growth rate, survival, feed efficiency, protein retention, lipid retention, lipid content (body, hepar, flesh), body protein, hepatosomatic index (HSI), blood biochemistry (cholesterol total and triglycerides). Experimental design was set according to completely randomized design with five treatment and three replications. All data were analyzed with ANOVA (one-way analysis of variance) SPSS 17.0 program. Parameters that significant were then analyzed using Duncan test.

The result showed that the addition of cinnamon leaves extract 1 g/kg diet could improved protein retention and feed efficiency up to 24.6% and 23.4% compared to other treatments. Furthermore, that dose could also decreased 15.13% dry weight fat content of the body, 26.86% dry weight fatty flesh, 26.72% hepatosomatic index, 8.11% dry weight fat in liver, 36.03% cholesterol, 55.53% triglycerides. No significant different was found in growth rate. These results have proven that polyphenols compound found in cinnamon leaves extract could improve the growth performance and decreased a fat content of catfish flesh. Cinnamon leaves extract can be used in catfish diet to improve quality catfish product.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Akuakultur

EVALUASI PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KAYU MANIS

PADA PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN

KANDUNGAN LEMAK DAGING IKAN PATIN

SEKOLAH PASCASARJ ANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Kandungan Lemak Daging Ikan Patin pada Program Studi Ilmu Akuakultur, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan secara khusus kepada Ibu Dr Ir Mia Setiawati, MSi dan Bapak Dr Dedi Jusadi selaku dosen pembimbing atas waktu, kebijaksanaan, tuntunan, perhatian, kesabaran, nasehat, semangat, serta masukan-masukan yang telah diberikan hingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi sebagai dosen penguji luar komisi dan Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum,SSi MSi sebagai komisi program studi yang telah memberikan saran dalam ujian sidang tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada ayahanda Ropiadi dan Ibunda Tangga Olena R juga Ibunda Eti Junaeti atas doa, semangat, kasih sayang, dan keteladanan untuk selalu pantang menyerah, fokus, dan saling berbagi ilmu antar sesama. Adik-adikku Mayolla Adha Rolin, Nadia Rolin, dan Fahmi Baharuddin atas doa dan semangatnya. Kekasih hatiku Fuad Mushthafa Burhanuddin atas doa, semangat, cinta, dan kasih sayang yang tulus selama ini.

Terimakasih juga kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) atas penyediaan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) sehingga penulis dapat memperdalam ilmu di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta memberikan masukan dan ide yang membangun, Bapak Wasjan, Mba Retno, Bapak Ranta, Ibu Safratilofa SPi MSi, Diah Ayu Satyari Utami, SPi MSi, Abung Maruli S, SPi, Putri Pratamaningrum, SPi, Dendi Hidayatullah, SPi, Ahmad Fahrul Syarif, SPi, serta teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Akuakultur Angkatan 2013 atas kebersamaan, kekompakan serta motivasinya dalam menempuh studi.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan umumnya dan perikanan khususnya.

Bogor, Agustus 2015

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Hipotesis 3

2 METODE PENELITIAN 3

Ekstraksi Daun Kayu Manis 3

Pakan Uji 3

Pemeliharaan Ikan 4

Parameter yang Diamati 5

Analisis Kimia 7

Analisis Data 7

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

Pembahasan 9

5 SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 15

(12)

DAFTAR TABEL

1 Hasil proksimat pakan uji (% bobot kering) 4 2 Biomassa awal (Bo), biomassa akhir (Bt), jumlah konsumsi

pakan (JKP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), efisiensi pakan (EP), laju pertumbuhan harian (LPH), dan tingkat

kelangsungan hidup (TKH) 8 3 Hasil analisis proksimat tubuh, daging, dan hati ikan patin

selama pemeliharaan 60 hari 9 4 Total kolesterol dan trigliserida darah ikan patin pada berbagai

perlakuan dosis ekstrak daun kayu manis 9

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada umumnya ikan patin saat ini dipasarkan tidak hanya dalam bentuk hidup, melainkan dalam bentuk filet beku dan segar. Filet patin hasil budidaya di Indonesia sering kali kalah bersaing dengan filet patin Vietnam dan tidak laku di pasaran Internasional karena tekstur daging patin Indonesia kurang kompak/lembek akibat kandungan air yang tinggi (Suryaningrum et al. 2010). Selain itu ikan patin Indonesia yang banyak dibudidayakan di karamba mengandung kadar lemak daging yang tinggi. Hasil penelitian lapang Suwarsito (2004) menunjukkan bahwa kandungan lemak ikan patin hasil budidaya kolam air deras berbobot sekitar 1,5 kg adalah 3,04% bobot basah atau 13,26% bobot kering, sedangkan kandungan lemak daging ikan patin hasil budidaya di karamba maupun kolam air tenang adalah 7,98% bobot basah atau 30,59% bobot kering. Sementara filet patin Vietnam memiliki kandungan lemak yang rendah berkisar 1,1-3% bobot basah atau 5,79-20% bobot kering (Orban et al. 2008). Kandungan lemak daging yang tinggi pada ikan patin tidak menguntungkan bagi industri fillet ikan, karena lemak daging akan menurunkan kualitas fillet sehingga diperlukan suatu cara untuk menurunkan kandungan lemak daging ikan patin.

Suwarsito (2004) meningkatkan kualitas daging ikan patin dengan menambahkan zat aditif L-karnitin pada pakan untuk menurunkan kandungan lemak pada daging ikan patin siam (Pangasianodon hypophthlamus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dosis L-karnitin 0,18% dapat menghasilkan ikan dengan kadar lemak daging sebesar 9,51%, sementara ikan yang tidak diberi L-karnitin memiliki kadar lemak daging sebesar 32,35%. Dosis L-karnitin 0,18% juga menghasilkan retensi protein, pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan yang tertinggi. Selain L-karnitin, zat aditif yang saat ini banyak dikembangkan dan berpotensi untuk meningkatkan kualitas daging ikan yaitu berasal dari tanaman seperti penggunaan daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) pada pakan.

(14)

2

menggunakan tepung daun kayu manis telah dilakukan pada ikan patin (Setiawati et al. 2014; Sakinah 2014). Pada ikan patin berukuran 7,36+0,27 g penambahan tepung daun kayu manis pada pakan dapat meningkatkan protein tubuh, retensi protein, dan kecernaan protein (Setiawati et al. 2014). Namun Setiawati et al. (2014) tidak mengamati kandungan lemak daging ikan patin akibat pemberian tepung daun kayu manis tersebut. Sementara hasil penelitian Sakinah (2014) pada ikan patin berukuran 20,37+3,21 g menunjukkan penambahan tepung daun kayu manis pada pakan hingga dosis 1,5% dapat menurunkan kandungan lemak daging ikan sebesar 28,35% bobot kering dengan laju pertumbuhan ikan yang mengalami penurunan sebesar 52,28% dibandingkan kontrol.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya peningkatan dari hasil penelitian Sakinah (2014). Pemberian ekstrak daun kayu manis diharapkan lebih tepat karena bahan-bahan aktif yang terdapat didalam daun kayu manis diduga dapat maksimal dimanfaatkan bila dibandingkan menggunakan tepung daun kayu manis. Komponen kimia tanaman kayu manis dapat bervariasi disebabkan oleh lokasi dan perbedaan waktu panen (umur panen). Kandungan dari komponen kimia kayu manis akan semakin meningkat dengan meningkatnya umur pohon kayu manis, meskipun kandungan komponen kimia tersebut belum atau tidak merubah komposisi kandungan kimianya (Hamidah et al. 2009). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan ekstrak daun kayu manis terhadap kinerja pertumbuhan dan kandungan lemak daging ikan patin.

Perumusan Masalah

Kendala pemasaran fillet patin Indonesia yaitu kalah bersaing di pasar Internasional karena kualitas fillet yang kurang baik. Kualitas fillet patin yang kurang baik ini disebabkan tekstur daging yang kurang kompak/lembek akibat kandungan lemak yang tinggi. Selain itu kandungan lemak yang tinggi juga menyebabkan warna daging menjadi kekuningan dan kurang menarik bagi konsumen, sehingga diperlukan suatu cara untuk menurunkan kandungan lemak pada daging ikan patin. Salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan pemberian ekstrak daun kayu manis pada pakan ikan patin. Bahan aktif seperti flavonoid, tannin, dan sinnamaldehid diduga dapat menurunkan kandungan lemak daging ikan patin. Oleh karena itu, pemanfaatan ekstrak daun kayu manis pada pakan perlu diteliti lebih lanjut untuk meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan kandungan lemak daging ikan patin.

Tujuan Penelitian

(15)

3

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pembudidaya ikan, yaitu pemanfaatan ekstrak daun kayu manis pada pakan ikan dapat meningkatkan kualitas produk (daging).

Hipotesis

Penambahan ekstrak daun kayu manis dengan dosis optimal pada pakan dapat menghasilkan kinerja pertumbuhan yang optimal dengan kandungan lemak daging ikan patin yang rendah.

2 METODE

Ekstraksi Daun Kayu Manis

Daun kayu manis diperoleh dari Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika (BALITTRO) Cimanggu, Bogor. Daun kayu manis dari spesies C. burmannii dibersihkan dari kotoran yang melekat dengan air mengalir. Kemudian daun dikering udarakan dan dihindari dari sinar matahari secara langsung. Setelah kering daun kayu manis dihaluskan dengan menggunakan mesin hingga menjadi serbuk. Serbuk yang digunakan untuk maserasi sebanyak 650 g.

Serbuk daun kayu manis (C. burmannii) diekstraksi menggunakan etanol 96%. Prosedur ekstraksi yang dilakukan mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Prasad et al. (2009) dengan sedikit modifikasi. Simplisia daun kayu manis diekstraksi dengan perbandingann 1:10 antara sampel dan pelarut. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi selama 18 jam sambil diaduk menggunakan shaker. Setelah itu, filrat yang diperoleh disaring dan diuapkan dengan evaporator pada suhu 40oC. Hasil yang diperoleh berupa ekstrak kental daun kayu manis sebanyak 80,15 g dengan rendemen terkoreksi sebesar 13,19% (Lampiran 1).

Pakan Uji

(16)

4

energi/protein 14,40+0,10 kkal/g protein. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Perlakuan selengkapnya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pakan + ekstrak daun kayu manis 0 g/kg pakan Pakan komersial ditepungkan terlebih dahulu, selanjutnya ekstrak daun kayu manis yang telah dilarutkan dengan ethanol (10 ml/kg pakan) dan minyak ikan (5 g/kg pakan) ditambahkan ke dalam pakan sesuai dosis tiap perlakuan. Selain itu juga ditambahkan vitamin C sebanyak 0,5 g/kg pakan. Pakan lalu diaduk hingga rata/homogen. Kemudian pakan dicetak menjadi pellet. Untuk menjaga agar bahan aktif yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis tidak rusak maka pakan dikeringkan dalam oven bersuhu 30oC selama 24 jam (Rattanachaikunsopon & Phumkhachorn 2010). Pakan uji yang telah selesai dibuat, dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kadar nutrien yang terkandung di dalamnya. Hasil proksimat pakan uji dalam bobot kering tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1 Hasil proksimat pakan uji (% bobot kering)

Komposisi

Nutrien Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)

(17)

5

Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air dengan cara melakukan pergantian air sebanyak 30% setiap 3 hari sekali agar kualitas air tetap terjaga. Pemeliharaan dilakukan menggunakan sistem resirkulasi top filter. Selama pemeliharaan kondisi kualitas air yaitu suhu berkisar 26oC-29oC (pengukuran pada pagi dan sore hari), DO berkisar 5,20-8,00 mg/L, dan TAN berkisar 0,09-0,84 mg/L. Pada awal dan akhir pemeliharaan dilakukan penimbangan biomassa dan analisis proksimat tubuh dan daging ikan uji. Penimbangan biomassa dilakukan setelah ikan dipuasakan selama 24 jam. Selain itu, pada akhir pemeliharaan setelah penimbangan biomassa beberapa ekor ikan dari setiap perlakuan diambil darahnya untuk uji biokimiawi darah.

Parameter yang Diamati

Jumlah konsumsi pakan

Jumlah konsumsi pakan ditentukan dengan cara jumlah (berat) pakan awal dikurangkan dengan jumlah (berat) sisa pakan.

Laju pertumbuhan harian

Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung berdasarkan persamaan berikut:

α = [ -1] x 100

Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate)

Tingkat kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

100

(18)

6

Wd = Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)

F = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g)

Retensi protein

Retensi protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji pada awal dan akhir pemeliharaan. Rumus perhitungan retensi protein adalah sebagai berikut (Takeuchi 1988): dilakukan pengukuran kadar lemak daging ikan patin. Rumus perhitungan retensi lemak adalah sebagai berikut (Takeuchi 1988):

RL = x 100 melalui analisis kandungan air, kandungan lemak hati, dan indeks hepatosomatik (IHS). Jumlah sampel hati yang digunakan yaitu tiga hati ikan patin dari masing-masing ulangan. Rumus yang digunakan untuk menghitung hepatosomatik indeks adalah sebagai berikut:

IHS = x 100

Keterangan : Pengukuran dilakukan dalam bobot basah

Analisis kadar total kolesterol dan trigliserida darah

(19)

7

with lipid clearing factor) dengan kit TRIGLYSERIDA liquicolormono Human mbH, Jerman.

Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan meliputi analisis kandungan bahan aktif ekstrak daun kayu manis dan analisis proksimat (pakan uji, serbuk daun kayu manis, tubuh, daging, dan hati ikan awal dan akhir penelitian). Analisis proksimat pakan uji, serbuk daun kayu manis, dan tubuh ikan terdiri dari pengukuran kadar air dengan pemanasan dalam oven (105-110oC), protein dengan metode Kjeldhal, lemak dengan metode Soxhlet untuk pakan dan serbuk daun kayu manis serta Folch untuk tubuh ikan, kadar abu dengan pemanasan dalam tanur (400-600oC) dan serat kasar diukur dengan pelarutan dalam asam dan basa kuat serta pemanasan (AOAC 1990) (Lampiran 2). Sementara analisis proksimat daging dan hati ikan uji terdiri dari pengukuran kadar air dan lemak.

Berdasarkan hasil analisis proksimat serbuk daun kayu manis didapatkan hasil kandungan kadar air sebesar 6,55%, kadar abu sebesar 3,36%, kadar protein sebesar 15,44%, kadar lemak sebesar 5,21%, BETN sebesar 40,30% dan serat kasar sebesar 29,14%. Ekstrak daun kayu manis mengandung tannin sebesar 9,11%, flavonoid sebesar 9,14%, dan sinnamaldehid sebesar 5,86%.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Semua parameter penelitian diuji secara statistik. Data yang diperoleh ditabulasi dengan program MS. Office Excel 2007 dan untuk uji ANOVA dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17.0. Perlakuan yang berbeda nyata akan diuji lanjut dengan uji lanjut Duncan.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

(20)

8

konsumsi pakan ikan yang diberi perlakuan penambahan ekstrak daun kayu manis lebih rendah dibandingkan kontrol. Retensi protein lebih tinggi pada ikan yang diberi dosis ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini juga diikuti oleh efisiensi pakan yang semakin meningkat pada ikan yang diberi ekstrak daun kayu manis hingga dosis 1 g/kg pakan lalu menurun seiring bertambahnya dosis ekstrak daun kayu manis. Namun peningkatan retensi protein dan efisiensi pakan ini tidak diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan ikan yang diberi pakan dengan penambahan dosis ekstrak daun kayu manis hingga dosis 2 g/kg pakan memperlihatkan laju pertumbuhan harian pertumbuhan harian (LPH), dan tingkat kelansungan hidup (TKH)

Parameter Uji

Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)

0 0,5 1 2 4 Ket : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.

(21)

9

Tabel 3 Hasil analisis proksimat tubuh, daging dan hati ikan patin selama pemeliharaan 60 hari (bobot basah)

Parameter Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)

0 0,5 1 2 4 Ket : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.

Analisis total kolesterol dan trigliserida darah ikan patin disajikan pada Tabel 4. Kadar total kolesterol dan trigliserida darah ikan patin menurun hingga

Perlakuan Ekstrak Daun Kayu Manis (g/kg)

0 0,5 1 2 4

Ket : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.

Pembahasan

(22)

10

Penurunan jumlah konsumsi pakan hingga penambahan ekstrak daun kayu manis 2 g/kg pakan memperlihatkan laju pertumbuhan harian yang sama dengan kontrol (p>0,05), namun pada penambahan ekstrak 4 g/kg pakan laju pertumbuhan ikan menurun (p<0,05) (Tabel 2). Menurunnya laju pertumbuhan ikan juga diduga karena zat anti nutrisi yang terdapat di dalam pakan dapat mengganggu penyerapan nutrien yang penting untuk pertumbuhan. Tannin dapat menggangu proses pencernaan dengan mengikat enzim pencernaan atau kompleks komponen pakan seperti protein atau mineral. Begitupun dengan kalsium oksalat dapat mempengaruhi pemanfaatan mineral dalam tubuh (Francis et al. 2001).

Retensi protein pada ikan yang diberi ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan meningkat sebesar 24,6% dibandingkan kontrol (p<0,05), namun retensi lemak sama antar perlakuan (p>0,05) (Tabel 2). Retensi protein dan retensi lemak merupakan persentase protein dan lemak yang dimakan oleh ikan selama pemeliharaan dan disimpan dalam tubuh ikan. Hal ini juga diikuti oleh efisiensi pakan yang meningkat sebesar 23,4% pada ikan yang diberi ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan dibandingkan kontrol (Tabel 2). Meningkatnya efisiensi pakan dan retensi protein pada penambahan ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan ini diduga disebabkan oleh senyawa polifenol yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis bekerja secara efektif menurunkan kandungan lemak pada ikan. Lemak digunakan sebagai sumber energi sehingga protein yang dikonsumsi dapat digunakan untuk pertumbuhan.

Penambahan ekstrak daun kayu manis pada pakan menyebabkan kadar lemak tubuh menurun. Namun penurunan kadar lemak tubuh ikan hanya terjadi pada ikan yang diberi penambahan ekstrak daun kayu manis hingga dosis 1 g/kg pakan yaitu sebesar 15,13%. Sementara kadar protein tubuh ikan patin sama antar perlakuan (p>0,05). Berbeda dengan kadar lemak tubuh, kadar lemak daging ikan patin semakin menurun seiring dengan peningkatan dosis ekstrak daun kayu manis pada pakan dan nilai terendah terdapat pada perlakuan penambahan dosis ekstrak 4 g/kg pakan sebesar 13,66% bobot kering (Tabel 3). Kadar lemak daging pada dosis tertinggi ini berada dalam kisaran kadar lemak ikan patin Vietnam yaitu 5,79-20% bobot kering menurut penelitian Orban et al. (2008), namun masih lebih tinggi daripada kadar lemak daging ikan patin hasil penelitian Suwarsito (2004) dengan penambahan L-karnitin dosis 0,29% sebesar 7,51% bobot kering. Penurunan kadar lemak daging ini mencapai 56,35% bobot kering pada dosis ekstrak daun kayu manis 4 g/kg pakan dibandingkan kontrol dan lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan lemak daging ikan patin pada penelitian Sakinah (2014) yang menggunakan tepung daun kayu manis.

(23)

11

pertumbuhan (protein sparring effect). Kadar lemak tubuh yang kembali meningkat pada penambahan dosis ekstrak daun kayu manis 2 g/kg pakan namun kandungan lemak daging semakin menurun seiring peningkatan dosis ekstrak daun kayu manis di dalam pakan serta retensi lemak sama antar perlakuan, diduga

Ekstrak daun kayu manis mengandung senyawa polifenol yang memiliki aktivitas seperti insulin (insulin mimetic) yang disebut zat methylhydroxychalcone polymer (MHCP) (Jarvill-Taylor et al. 2001). Menurut Goldberg (2001) insulin juga berperan penting dalam proses metabolisme lipid pada jaringan adiposa dan hepar. Efek utama insulin pada jaringan adiposa adalah meningkatkan sintesis lipoprotein lipase (LpL) di dalam adiposit. LpL merupakan enzim yang mengkonversi triasilgliserol/trigliserida lipoprotein menjadi gliserol dan asam lemak bebas (Free Fatty Acid). Semakin tinggi dosis ekstrak daun kayu manis yang diberikan, kandungan lemak daging semakin rendah. Namun di sisi lain lemak juga diperlukan oleh tubuh ikan sebagai asam lemak esensial. Hasil analisis kadar lemak tubuh yang kembali meningkat pada penambahan ekstrak daun kayu manis 2 g/kg pakan diduga karena terjadinya proses oksidasi asam lemak secara berlebih, sehingga diduga tubuh mengalami defisiensi asam lemak esensial. Akumulasi lemak pada ikan yang kekurangan asam lemak esensial ini diakibatkan oleh adanya kerusakan dalam biosintesis lipoprotein (Suwarsito 2004). Hal ini juga mengakibatkan terjadinya penurunan laju pertumbuhan ikan, demikian pula dengan retensi protein dan efisiensi pakan juga menurun kembali dengan adanya penambahan ekstrak daun kayu manis berlebih. Pada penambahan ekstrak daun kayu manis sebanyak 1 g/kg pakan yang menghasilkan efisiensi pakan dan retensi protein tertinggi, penurunkan kandungan lemak daging ikan sebesar 26,86% dengan laju pertumbuhan sama dengan kontrol.

Kadar lemak hati ikan patin juga cenderung semakin menurun seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak daun kayu manis pada pakan (Tabel 3). Hal ini diduga karena komponen bioaktif yang memiliki aktivitas seperti insulin (insulin mimetic) yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis juga bekerja efektif di hati. Indeks hepatosomatik ikan yang diberi perlakuan dosis ekstrak (0,5-4 g/kg pakan) lebih rendah dibandingkan kontrol (p<0,05). Pengukuran indeks hepatosomatik (IHS) bertujuan untuk melihat besarnya penimbunan lemak dan glikogen pada hati. Hati merupakan pusat metabolisme nutrien di dalam tubuh, dan IHS umum digunakan sebagai indikator pertumbuhan pada ikan. IHS yang rendah menunjukkan penimbunan lemak di hati yang rendah karena lemak sebagian besar digunakan sebagai sumber energi.

(24)

12

(PPAR) baik PPARα dan PPARγ (Sheng et al. 2008). Aktivasi PPARα akan meningkatkan oksidasi asam lemak, sintesis LpL, dan penurunan ekspresi Apo C-III yang merupakan inhibitor LpL sehingga terjadi peningkatan clearance lipoprotein yang kaya trigliserida di dalam darah.

Mekanisme penurunan kolesterol diduga juga karena senyawa polifenol berupa MHCP yang terdapat di dalam ekstrak daun kayu manis bekerja secara efektif. Penurunan kolesterol hingga penambahan dosis ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan mencapai 36,03% dibandingkan kontrol. Ekstrak daun kayu manis diduga mengaktivasi PPARα dan PPARγ yang dapat menurunkan kandungan lipid di dalam plasma darah, menurunkan kadar glukosa darah, serta dapat meningkatkan resistensi terhadap insulin, selain itu ekstrak daun kayu manis juga dapat meningkatkan fungsi hati pada tikus obesitas (Sheng et al. 2008). Hasil penelitian Hlebowicz et al. (2007) menunjukkan bahwa tepung cinnamon dapat menurunkan level glukosa dan memperlambat laju pengosongan lambung pada penderita diabetes tipe II. Khan et al. (2003) juga menunjukkan bahwa tepung cinnamon (1-6 g per hari) dapat menurunkan glukosa darah, trigliserida, total kolesterol, dan LDL kolesterol pada penderita diabetes tipe II, namun tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar HDL kolesterol pada penderita diabetes tipe II.

4 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dosis penambahan ekstrak daun kayu manis 1 g/kg pakan merupakan dosis yang optimal, dapat meningkatkan retensi protein sebesar 24,6%, efisiensi pakan sebesar 23,4%, dan menurunkan kandungan lemak tubuh sebesar 15,13% bobot kering, dan lemak daging sebesar 26,86% bobot kering namun laju pertumbuhan sama dengan perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun kayu manis (kontrol).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai periode lama pemberian ekstrak daun kayu manis pada pakan yang efektif serta penelitian dalam skala lapang menggunakan ikan patin ukuran konsumsi sangat dianjurkan agar diketahui efektivitas ekstrak daun kayu manis terhadap kualitas daging ikan patin.

DAFTAR PUSTAKA

(25)

13

Azima F, Muchtadi D, Zakaria FR, Priosoeryanto. 2004. Potensi anti-hiperkolesterolemia ekstrak cassia vera Cinnamomum burmanni Nees et Blumo. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15: 145-153.

Chao H, Graves DJ, Anderson Richard. 2010. Cinnamon extract regulates glucose transporter and insulin-signaling gene expression in mouse adipocytes. Phytomedicine. 17: 1027-1032.

Francis G, Makkar HPS, Becker K. 2001. Antinutritional factors present in plant-derived alternate fish feed ingredients and their effects in fish. Aquaculture. 199: 199-227.

Goldberg IJ. 2001. Diabetic dyslipidemia: causes and consequences. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 86(3): 965-971.

Hamidah S, Burhanudin V, Istikowati WT. 2009. Kajian sifat-sifat dasar kayu manis sebagai pertimbangan pemanfaatan limbah pemanenan kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii, Blume). Jurnal Hutan Tropis Borneo. 10: postprandial blood glucose, gastric emptying, and satiety in healthy subjects. The American Journal of Clinical Nutrition. 85: 1552-1556.. Jarvill-Taylor KJ, Anderson RA, Graves DJ. 2001. A hydroxychalcone derived

from cinnamon functions as a mimetic for insulin in 3T3-L1 adipocytes. Journal of the American College of Nutrition. 20: 327-336.

Khan A, Safdar M, Khan MMA, Khattak KN, Anderson RA. 2003. Cinnamon improves glucose and lipis of people with type 2 diabetes. Diabetes Care. 12: 3215-3218.

Orban E, Nevigato T, Di Lena G, Masci M, Casini I, Gambelli L, Caproni R. 2008. New trends in the seafood market. Sutchi catfish (Pangasius hypopthalmus) fillets from Vietnam: nutritional quality and safety aspects. Food Chemistry. 110: 383-389.

Prasad KN, Yang B, Dong X, Jiang G, Zhang H, Xie H, Jiang Y. 2009. Flavonoid contents and antioxidant activities from Cinnamomum spesies. Innovative Food Science and Emerging Technologies. 10: 627-632.

Preuss HG, Echard B, Polansky MM, Anderson R. 2006. Whole cinnamon and aqueous extracts ameliorate sucrose-induced blood pressure elevations in spontaneously hypertensive rats. Journal of the American College of Nutrition. 25: 144-150.

Qin B, Nagasaki M, Ren M, Bajotto G, Oshida Y, Sato Y. 2003. Cinnamon extract (traditional herb) potentiates in vivo insulin-regulated glucose utilization via enhancing insulin signaling in rats. Diabetes Research and Clinical Practice. 62: 139-148.

Rattanachaikunsopon P, Phumkhachorn P. 2010. Potential of cinnamon (Cinnamomum verum) oil to control Streptococcus iniae infection in tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture. 76: 287-293.

(26)

14

Setiawati M, Jusadi D, Marlinda S, Syafruddin D. 2014. Pemberian daun kayu manis Cinnamomum burmanii dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan komposisi nutrien tubuh ikan patin Pangasius hypopthalmus. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(2): 80-84.

Sheng X, Zhang Y, Gong Z, Huang C, Zang YQ. 2008. Improved insulin resistance and lipid metabolism by cinnamon extract through activation of peroxisome proliferation-activated receptors. PPAR Research. 2008:1-9. Sulistiyani, Sufriadi A, Safithri M. 2006. Manfaat daun kayu manis

(Cinnamomum burmannii) terhadap khasiat antioksidasi mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl) selama penyimpanan. Prosiding Seminar Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat Insdonesia (POKJANAS TOI).

Suryaningrum TD, Muljanah I, Tahapari E. 2010. Profil sensori dan nilai gizi beberapa jenis ikan patin dan hibrid nasutus. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 5: 153-164.

Suwarsito. 2004. Pengaruh L-karnitin terhadap kadar lemak daging dan komposisi tubuh ikan patin (Pangasius hypopthalmus). Jurnal Perikanan. 9(1): 63-68.

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutrients, In: Fish Nutrition and Mariculture, Watanabe T (ed). Tokyo University of Fisheries: Department of Aquatic Bioscience. p 179-225.

Wang R, Wang R, Yang B. 2009. Extraction of essential oils from five cinnamon leaves and identification of their volatile compound compositions. Innovative Food Science and Emerging Technologies. 10: 289-292.

(27)

15

(28)

16

Lampiran 1 Perhitungan rendemen terkoreksi ekstrak daun kayu manis

Rendemen terkoreksi = x 100

Keterangan:

(29)

17

4) Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong Buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi. 5) Larutan dan bahan yang ada pada corong Buchner kemudian dibilas secara

berturut-turut dengan 50 mL air panas, 50 mL H2SO4 0,3 N, 50 mL air

panas dan 25 mL aseton.

6) Kertas saring dan isinya lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin dan kemudian dipanaskan dalam oven 105-110oC selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator 5-15 menit dan ditimbang (X2).

7) Setelah itu dipanaskan dalam tanur 600oC hingga berwarna putih atau

abu-dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.

3) Sebanyak 10 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl dan

kemudian labu tersebut dipanaskan dalam rak oksidasi pada suhu 400oC selama 3-4 jam sampai terjadi perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening.

4) Larutan didinginkan lalu ditambah 100 mL air destilasi. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai volume larutan mencapai 100 mL. Larutan sampel siap untuk didestilasi.

Tahap Destilasi

1) Beberapa tetes H2SO4 dimasukkan ke dalam labu, sebelumnya labu diisi

setengahnya dengan Aquades untuk menghindari kontaminasi oleh ammonia lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit

2) Erlenmeyer diisi 10 mL H2SO4 0.05 N dan ditambahkan 2 tetes indicator

methyl red diletakkan di bawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan.

3) Sebanyak 5 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong yang kemudian dibilas dengan aquades dan ditambahkan 10 mL NaOH 30% lalu dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup. 4) Campuran alkalin dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10

menit hingga terjadi pengembunan pada kondensor.

5) Labu erlenmeyer diturunkan hingga ujung pipa kondensor berada di leher labu pada permukaan larutan. Kondensor dibilas dengan aquades selama 1-2 menit.

Tahap Titrasi

1) Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N. 2) Volume hasil titrasi lalu dicatat.

(30)

18 selongsong tabung filter dan dimasukkan ke dalam soxhlet dan diletakkan pemberat di atasnya.

3) N-hexan 100-150 mL dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu.

4) Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath hingga cairan yang merendam sampel di dalam soxhlet berwarna bening.

5) Labu lalu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. 6) Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15-60 menit,

kemudian didinginkan dalam desikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X2). homogen dan ditambahkan larutan kloroform/methanol (20 x A), sebagian disisakan untuk membilas pada saat penyaringan.

3) Sampel dihomogenkan selama 5 menit lalu disaring dengan vacuum pump. silinder kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform/methanol yang terdapat dalam labu ditiup dengan menggunakan vacuum lalu ditimbang (X2).

(31)

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Perawang, Riau pada tanggal 10 Februari 1991 dari Bapak Ropiadi dan Ibu Ilen. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara (Mayolla Adha Rolin, Nadia Rolin). Penulis menyelesaikan pendidikan akademik di SDS YPPI 071, SMPN 1 Tualang, SMAN 1 Tualang, dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Gambar

Tabel 3 Hasil analisis proksimat tubuh, daging dan hati ikan patin selama pemeliharaan 60 hari (bobot basah)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelayanan informasi publik di Badan Pertanahan Nasional Jawa Tengah merupakan suatu

Kehidupan politik yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam

Setelah seminar, peserta seminar wajib menyerahkan laporan kegiatan seminar dengan format laporan sebagai berikut:.. Rencana publikasi paper yang diseminarkan

Secara umum pada aplikasi Internet menggunakan TCP sebagai protokol transport dalam pengiriman data dan seiring perkembangan teknologi telekomunikasi khususnya

Oleh karena itu, penelitian sintesis AgNPs menggunakan ekstrak daun ketapang serta modifikasi material AgNP dengan asam p - kumarat telah dilakukan dan digunakan

Kontribusi minat belajar dan kreativitas belajar secara simultan yang mempengaruhi hasil belajar matematika dengan taraf signifikansi

melakukan penelitian dengan judul: “ Penerapan e-Learning Berbasis Weblog Dengan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Sis wa Pada Materi Pokok Sistem

Dari data di atas dapat peneliti sampaikan bahwa jumlah sampel yang akan peneliti ambil (teliti) adalah sebanyak 61 orang wanita tani yang bekerja sebagai