• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PUTRI PRICA SALSABILA

PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT

DI DUSUN PALUTUNGAN DESA CISANTANA SEKITAR TAMAN

NASIONAL GUNUNG CIREMAI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014 Putri Prica Salsabila

(4)

ABSTRAK

PUTRI PRICA SALSABILA. Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai. Dibimbing oleh ERVIZAL A M ZUHUD dan SISWOYO

Pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat merupakan penyembuhan yang tertua di dunia. Setiap kebudayaan di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional tertentu dan di setiap daerah telah ditemukan banyak tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pangan dan obat-obatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman dan pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat-obatan oleh masyarakat Dusun Palutungan, Desa Cisantana. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan sebanyak 46 spesies dan spesies tumbuhan obat sebanyak 56 spesies. Cara pemanfaatan tumbuhan pangan terbanyak dengan dimasak, sedangkan cara pemanfaatan tumbuhan obat terbanyak dengan direbus.

Kata kunci: dusun Palutungan, tumbuhan obat, tumbuhan pangan

ABSTRACT

PUTRI PRICA SALSABILA. The Utilization of Food and Medicinal Plants by the People of Palutungan District Cisantana Village around Gunung Ciremai National Park. Supervised by ERVIZAL A M ZUHUD and SISWOYO

The utilization of plants for fulfill food requirement and healing are oldest medicinal in the world. Every culture in the world has specific traditional medicine system and in every region has found many plants that can be used as food and medicine. The objective of this research is to study of diversity and utilization food plant and medicine by the people of Palutungan District, Cisantana Village. This research implemented on January until June 2014. Based on the results of the study showed that the number of food plant species used by the Dusun Palutungan is 46 kinds and 56 species for medicinal plants. The most effective ways to utilization food plants is cooked, at the same time the most effective ways to utilization medicinal plants is boiled.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

PUTRI PRICA SALSABILA

PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT

DI DUSUN PALUTUNGAN DESA CISANTANA SEKITAR TAMAN

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai

Nama : Putri Prica Salsabila NIM : E34100071

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Ervizal A M Zuhud, MS Pembimbing I

Ir Siswoyo, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat, dengan judul Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Ervizal A M Zuhud, MS dan Bapak Ir Siswoyo, MSi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai, Bapak Kusnadi, serta Bapak Saephudin yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Karakteristik Responden 6

Tumbuhan Pangan 7

Tumbuhan Obat 22

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 32

(10)

DAFTAR TABEL

1 Matriks jenis data yang diambil 3

2 Tipologi masyarakat berdasarkan karakteristik kelas umur responden 7 3 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan

berdasarkan habitusnya di Dusun Palutungan 9

4 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara

pembudidayaannya di Dusun Palutungan 10

5 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan bagian

tumbuhan yang digunakan di Dusun Palutungan 10

6 Rekapitulasi jumlah dan presentase spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pengolahan di Dusun Palutungan 11 7 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan

berdasarkan cara pemanenan di Dusun Palutungan 12 8 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan

berdasarkan cara pemakaian di Dusun Palutungan 13 9 Daftar spesies tumbuhan pangan fungsional di Dusun Palutungan 14 10 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan

fungsional berdasarkan habitusnya di Dusun Palutungan 15 11 Rekapitulasi nama, status pembudidayaan, dan tipe habitat

spesiestumbuhan pangan fungsionaldi Dusun Palutungan 15 12 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan

bagian yang digunakan di Dusun Palutungan 16

13 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan cara pengolahan di Dusun Palutungan 16 14 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan

fungsional berdasarkan cara pemanenan di Dusun Palutungan 17 15 Daftar spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkancara pemakaian

di Dusun Palutungan 18

16 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan kelompok pangan/penggunaan tumbuhan pangan di Dusun Palutungan 19 17 Daftar spesies tumbuhan pangan liar yang digunakan di Dusun

Palutungan 20

18 Daftar spesies tumbuhan pangan budidaya yang digunakan di Dusun

Palutungan 21

19 Kandungan gizi tumbuhan pangan sebagai sumber karbohidrat selain

padi 22

20 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan

habitus di Dusun Palutungan 24

21 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkancara

pembudidayaannya di Dusun Palutungan 24

22 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang

digunakan di Dusun Palutungan 25

23 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkancara pengolahan di Dusun Palutungan 26 24 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat

(11)

25 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkancara pemakaian di Dusun Palutungan 28 26 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok

penyakit/penggunaan di Dusun Palutungan 29

27 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati sakit

otot dan persendian di Dusun Palutungan 29

28 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan di Dusun Palutungan 30 29 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati

penyakit tekanan darah tinggi/hipertensi di Dusun Palutungan 31

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan 6 2 Grafik jumlah responden berdasarkan mata pencaharian 6

3 Grafik persentase famili tumbuhan pangan 8

4 Tumbuhan pangan Lajagowah 10

5 Bagian tumbuhan pangan Bambu muda/rebung 11

6 Grafik persentase tumbuhan pangan fungsional berdasarkan famili 14

7 Tumbuhan pangan fungsional pisang 18

8 Grafik persentase cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional 19

9 Tumbuhan pangan pakis sayur 20

10 Grafik persentase tumbuhan obat berdasarkan famili 23

11 Spesies tumbuhan obat jambu biji 27

12 Tumbuhan obat Pakis kebo 30

13 Tumbuhan obat Lempuyang 30

14 Tumbuhan obat Terong belanda 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat

di Dusun Palutungan 35

2 Karakteristik tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat

di Dusun Palutungan 37

3 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat

di Dusun Palutungan 39 4 Karakteristik tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat

di Dusun Palutungan 41

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat. Data Badan Pusat Statistik (BPS), selama bulan Januari-Juni 2011, impor pangan Indonesia mencapai 11.33 juta ton dengan nilai US$5.36 miliar atau kurang lebih Rp 45 triliun (Rahayu 2013). Komoditas impor bervariasi, mulai dari beras, jagung, terigu, gula, garam, telur ayam, daging sapi, singkong, bawang merah, cabai, hingga buah-buahan (Bendang 2012). Pemenuhan kebutuhan pangan dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. Banyak spesies tumbuhan yang memiliki kandungan gizi dan unsur lainnya yang penting bagi kesehatan tubuh manusia.

Penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam penyembuhan adalah bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di setiap daerah dijumpai berbagai macam spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. WHO (World Health Organization) pada tahun 1985 memprediksi bahwa sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat (herbal medicine, phytotherapy, phytomedicine, atau botanical medicine) untuk pemeliharaan kesehatan primernya (Peters & Whitehouse 1999 diacu dalam Dorly 2005).

Seiring dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan, penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan atau pengobatan dengan cara tradisional atau alami lebih digemari karena lebih murah dan minim efek samping dibanding dengan menggunakan obat-obat modern atau obat-obatan dari bahan kimia. Selain tumbuhan obat, tumbuhan pangan juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Tumbuhan pangan digunakan untuk pengganti pangan pokok atau hanya untuk penambah spesies makanan yang biasa dimakan.

Hutan telah sejak lama menyediakan berbagai kebutuhan manusia. Menurut Michon (2005) diacu dalam Hidayat et al. (2010) menyatakan orang Asia Tenggara hingga saat ini masih mengumpulkan berbagai sumberdaya hutan tropis untuk kelangsungan hidupnya. Spesifikasi tumbuhan pangan yang dimanfaakan oleh masyarakat sekitar hutan tentunya berasal dari hutan. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pangan bisa menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari khususnya makanan, sehingga tercipta ketahanan pangan bagi daerah tempat pemanfaatan tumbuhan pangan tersebut. Tetapi pengembangan tumbuhan pangan khususnya pangan liar hanya terbatas di kawasan-kawasan masyarakat hutan pedalaman yang memanfaatkannya pada lingkup sangat kecil (Hidayat et al. 2010).

(14)

pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Dusun Palutungan belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan tumbuhan alam bermanfaat pangan dan obat. Informasi tersebut dapat digunakan untuk memperkuat sistem data dasar bioekologi dan menjadi acuan bagi pengelolaan kawasan berbasis kesejahteraan masyarakat dan kelestarian kehidupan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kuningan, Jawa Barat. Selain itu, mengidentifikasi cara pemanfaatan atau penggunaan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Dusun Palutungan di sekitar TNGC.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi, data dasar dan masukan bagi pengelola TNGC maupun pemerintah daerah dalam pengembangan pelestarian pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat khususnya yang berasal dari hutan TNGC.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Palutungan sekitar TNGC pada bulan Januari sampai Juni 2014.

Alat dan Bahan

Beberapa bahan dan alat sangat diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Bahan yang diperlukan yaitu tumbuhan yang akan diidentifikasi berdasarkan manfaatnya sebagai tumbuhan pangan dan obat. Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain: panduan wawancara, buku fieldguide tumbuhan obat dan pangan, tally sheet, kamera, alat tulis menulis.

Prosedur

Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

(15)

2. Data tumbuhan pangan, yaitu nama spesies (lokal, ilmiah), famili, habitus, tempat tumbuh, cara pemanenan, bagian yang dimanfaatkan, manfaat, cara pengolahan dan cara penggunaan.

3. Data tumbuhan obat, yaitu nama spesies (lokal, ilmiah), famili, habitus, tempat tumbuh, cara pemanenan, bagian yang dimanfaatkan, khasiat, cara pengolahan dan cara penggunaan.

Jenis data yang diambil seperti tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 Matriks jenis data yang diambil

No. Spesies Data Parameter yang diambil Cara Pengambilan Primer

1. Data responden Jenis kelamin Wawancara

Umur Wawancara

Pendidikan Wawancara

Sumber pengetahuan pangan dan obat

Wawancara 2. Data tumbuhan

pangan

Nama spesies (lokal, ilmiah) Studi literatur

Famili Studi literatur

Habitus Studi literatur

Tempat tumbuh Wawancara dan

observasi langsung

Cara pemanenan Wawancara

Bagian yang dimanfaatkan Wawancara

Cara pengolahan Wawancara dan

studi literatur

Cara penggunaan Wawancara dan

studi literatur 3. Data tumbuhan

obat

Nama spesies (lokal, ilmiah) Studi literatur

Famili Studi literatur

Habitus Stui literatur

Tempat tumbuh Wawancara dan

observasi langsung

Cara pemanenan Wawancara

Bagian yang dimanfaatkan Wawancara

Khasiat Wawancara dan

studi literatur

Cara pengolahan Wawancara dan

studi literatur

Cara penggunaan Wawancara dan

studi literatur Sekunder

1. Literatur Nama ilmiah tumbuhan pangan dan obat

Studi literatur Kondisi umum lokasi Studi literatur Kandungan bioaktif tumbuhan

obat

(16)

Teknik Pengumpulan Data

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan sebelum berangkat ke lokasi penelitian dan sesudah dilakukan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum lokasi penelitian (kondisi fisik, biotik dan kependudukan), serta untuk verifikasi (cek silang) spesies tumbuhan yang diperoleh dari hasil wawancara. Data tersebut juga menjadi acuan atau panduan dalam identifikasi spesies dan untuk melengkapi data hasil pengamatan di lapangan. Kandungan bioaktif tumbuhan obat berdasarkan studi literatur, diantaranya: (A N S Thomas 1992), (Utami 2008, 2009), (Utami dan Tim Lentera 2003), (Dalimartha 1999, 2006), (Hananta et al. 2006), (Hariana 2008), (Haryanto dan Nugroho 2006), (Mangan 2009), (Pitojo 2007), (Rahayu 2013), (Redaksi Agromedia 2008), (Rozaline 2006), (Suryo 2009), (Tersono 2006, 2008), (Wijayakusuma 2008), (Wiryowidagdo dan Sitanggang 2002), dan (Yuniarti 2008).

Wawancara

Wawancara dilakukan pada masyarakat Dusun Palutungandi sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai secara Snow Ball yaitu mewawancarai responden kunci ke responden lainnya atas rekomendasi responden kunci secara bertahap hingga data yang didapat tidak bertambah lagi dan kembali ke responden awalmelalui pengisian kuesioner sehingga didapat 73 responden. Wawancara dimaksudkan untuk menggali pengetahuan responden tentang pemanfaatan spesies tumbuhan pangan dan obat. Selain itu juga dengan mencatat nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, mata pencaharian dan sumber pengetahuan.

Verifikasi Lapangan

Verifikasi lapangan dilakukan untuk memverifikasi spesies tumbuhan pangan dan obat yang diperoleh dari hasil wawancara. Verifikasi dilakukan dengan mencari berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari hasil wawancara sebagai sampel.

Dokumentasi

Dokumentasi dengan pengambilan gambar (foto) dilakukan terhadap spesies tumbuhan obat dan pangan yang dimanfaatkan masyarakat.

Pengolahan dan Analisis Data Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari: 1. Komposisi jenis kelamin

2. Komposisi umur 3. Komposisi pendidikan 4. Komposisi mata pencaharian

5. Komposisi sumber pengetahuan tumbuhan obat

(17)

Karakteristik Tumbuhan Pangan dan Obat Persentase Bagian yang Dimanfaatkan

Perhitungan persentase bagian tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan (daun, batang, akar, bunga, buah, kulit, kayu):

Persentase Habitus Tumbuhan

Habitus adalah perawakan suatu tumbuhan (Syahid 2010). Habitus tersebut meliputi pohon, perdu, semak, herba, terna, liana, epifit, parasit. Berikut adalah rumus perhitungan persentase habitus:

Persentase Famili Tumbuhan

Perhitungan persentase famili tumbuhan pangan dan obat yang digunakan

Persentase Tipe Habitat

Perhitungan persentase tumbuhan pangan dan obat dari berbagai tipe habitat (hutan, kebun, sawah, ladang, pekarangan):

Persentase Sumber Pengetahuan Mengenai Tumbuhan Pangan dan Obat Perhitungan persentase sumber pengetahuan tumbuhan pangan dan obat yang digunakan:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

(18)

54,79

Selain bidang pertanian, masyarakat Dusun Palutungan juga memiliki usaha peternakan. Spesies peternakan yang ada di kawasan Palutungan yaitu peternakan ayam petelur, ayam pedaging, sapi dan kambing. Untuk peternakan sapi, kawasan Palutungan juga memiliki koperasi yang menjual susu sapi hasil perahan peternak setempat (Balai Desa Cisantana 2013).

Dusun Palutungan merupakan dusun yang berada pada Kecamatan Cigugur, Desa Cisantana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dusun Palutungan terdiri dari 7 rukun tetangga (RT) dan 1 rukun warga (RW). Jumlah laki – laki sekitar 519 jiwa dan jumlah perempuan ada 563 jiwa (Balai Desa Cisantana 2013). Berdasarkan Profil Desa Cisantana tahun 2013 seluruh warga yang ada di Dusun Palutungan memeluk agama Islam.

Karakteristik Responden

Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Gambar 1 terlihat tingkat pendidikan masyarakat Dusun Palutungan masih rendah. Meskipun memiliki tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, hal ini tidak berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat Dusun Palutungan dalam melakukan pemanfaatan terhadap tumbuhan pangan dan obat.

Gambar 1 Grafik persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan Mata Pencaharian

Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa masyarakat Dusun Palutungan yang memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat memiliki pekerjaan terbanyak sebagai petani. Hal ini sesuai dengan Arizona (2011) yang menyatakan bahwa masyarakat sekitar TNGC termasuk masyarakat agroholtikultura yaitu masyarakat yang rata-rata bermata pencaharian pada bidang pertanian.

Gambar 2 Grafik jumlah responden berdasarkan mata pencaharian

(19)

Umur

Umur responden terdiri dari remaja, dewasa dan lansia. Menurut Puspitawati dan Herawati (2009) membagi kategori umur manusia dewasa menjadi tiga, yaitu dewasa awal (20-40 tahun), dewasa madya (41-65 tahun) dan dewasa lanjut/lansia (>65 tahun). Usia remaja diperkirakan rentang usia 15-19 tahun. Berdasarkan ketentuan ini dibuat klasifikasi umur responden seperti dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tipologi masyarakat berdasarkan karakteristik kelas umur responden No Karakteristikumur Kelas umur

(Tahun) madya banyak memberikan informasi tentang tumbuhan pangan dan obat. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan dan memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat secara langsung. Responden dewasa lanjut/lansia sebenarnya memiliki pengetahuan akan tumbuhan pangan dan obat yang tinggi. Faktor daya ingat yang menurun (pikun) menyebabkan responden klasifikasi dewasa lanjut kurang dapat memberikan informasi.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki berjumlah 50 orang dan perempuan berjumlah 23 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Dusun Palutungan di sekitar TNGC, hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan tumbuhan dapat dilihat dari interaksi antara masyarakat dalam mengelola hasil tanamnya yang berada di kebun ataupun di dalam kawasan TNGC. Untuk laki-laki dewasa memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan kegiatan pemanfaatan tumbuhan, laki-laki melakukan pengolahan lahan seperti mencangkul, mengambil bibit dari rumah pengangkutan hasil panen dan memupuk hasil tanam. Untuk perempuan hanya melakukan pemanfaatan terbatas.

Tumbuhan Pangan Potensi Tumbuhan Pangan

Jumlah Spesies dan Famili Tumbuhan Pangan

Tumbuhan pangan di Indonesia ada yang memiliki daerah penyebaran khususnya hanya terdapat di daerah tertentu karena perbedaan iklim dan ada yang menyeluruh. Demikian pula dengan penggunaannya, selain memenuhi kebutuhan pangan dengan berbagai bentuk, digunakan pula untuk kepentingan lain (Moeljopawiro dan Manwan 1992), dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

(20)

2. Komoditas potensial, seperti sorgum (Andropogon sorgum), sagu (Metroxylon sp.) dan sebagainya

3. Komoditas introduksi, seperti ganyong (Canna edulis), jawawut (Panicum viridae), kara (Dolicchos lablab) dan sebagainya.

Pangan merupakan kebutuhan primer yang sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Berbagai spesies tumbuhan sering dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan baik karena kemudahan dalam memperolehnya maupun kemudahan dalam mengolahnya sebagai pangan sehari-hari. Berdasarkan pengertian di atas maka beberapa tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan termasuk pada kriteria komoditas utama seperti talas, singkong, dan ubi jalar. Tumbuhan pangan yang termasuk pada kelompok komoditas introduksi yaitu ganyong.

Hasil wawancara terdapat 34 spesies tumbuhan yang berguna sebagai bahan pangan. Berdasarkan data tumbuhan pangan yang didapat maka dapat diketahui bahwa famili tumbuhan pangan yang dimanfaatkan yaitu sebesar 24 macam famili. Famili Zingiberaceae, Moraceae dan Urticeae merupakan kelompok terbanyak. Secara rinci tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik persentase famili tumbuhan pangan

Famili Zingiberaceae merupakan famili dengan spesies tumbuhan pangan terbanyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bumbu dan rempah. Hal ini

2,78

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

(21)

terjadi karena tumbuhan pangan dengan famili Zingiberaceae seperti jahe, kencur dan kunyit merupakan tumbuhan yang banyak ditanam di pekarangan rumah masyarakat Dusun Palutungan. Selain itu famili Zingiberaceae juga memiliki masa pertumbuhan yang cepat sehingga cepat untuk dipanen.

Jumlah Spesies dan Habitus Tumbuhan Pangan

Tumbuhan pangan yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan bila dilihat berdasarkan habitusnya terdiri dari 6 macam habitus, yaitu: pohon, perdu, semak, herba, liana dan rumpun. Rekapitulasi jumlah spesies dan habitus tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Palutungan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan berdasarkan habitusnya di Dusun Palutungan

No. Habitus Jumlah spesies Persentase

(%)

Spesies tumbuhan pangan yang paling banyak digunakan berasal dari habitus pohon. Hal ini berkorelasi dengan bagian tumbuhan pangan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu buah. Hampir sebagian besar buah yang digunakan masyarakat berasal dari pohon yang berada di kawasan hutan.

Persentase habitus tumbuhan pangan didominasi oleh tingkat pohon sebanyak 29.41%, sedangkan paling sedikit adalah bambu sebanyak 2.94%. Pohon merupakan habitus terbanyak dari tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat dikarenakan beberapa alasan, salah satunya karena pohon terdiri dari berbagai bagian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tidak hanya buah tetapi juga bagian lainnya. Habitus yang paling sedikit dimanfaatkan adalah bambu karena tidak banyak macam tumbuhan dari tumbuhan berhabitus bambu.

Jumlah Spesies dan Pembudidayaan Tumbuhan Pangan

Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan berasal dari alam dan budidaya dari pekarangan ataupun kebun. Berdasarkan hasil wawancara responden didapat 20 spesies tumbuhan pangan diambil dari alam, baik dari hutan maupun kebun sedangkan sebanyak 14 spesies sudah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar Dusun Palutungan.

(22)

Tabel 4 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pembudidayaannya di Dusun Palutungan

No. Cara pembudidayaan Jumlah spesies

1. Budidaya 14

2. Liar (hutan dan kebun) 20

Total 34

Pengambilan tumbuhan pangan langsung dari alam banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan karena beberapa alasan, diantaranya adalah luasan pekarangan/halaman rumah yang tidak mencukupi untuk spesies tumbuhan pangan tertentu. Hal yang juga penting adalah masyarakat Dusun Palutungan memanfaatkan tumbuhan pangan sebagai pangan alternatif ketika berada di kawasan hutan, seperti lajagowah (Alpinia malaccensis) pada Gambar 4.

Bagian Tumbuhan Pangan yang digunakan

Tumbuhan pangan yang digunakan oleh warga Dusun Palutungan dikelompokkan berdasarkan bagian yang dimanfaatkannya. Hasil wawancara responden didapat 9 macam bagian, yaitu: buah, daun, jantung, daun muda, bunga, umbi, rimpang, batang dan bambu muda/rebung. Rekapitulasi bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Palutungan selengkapnya tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan di Dusun Palutungan

No. Bagian yang digunakan Jumlah spesies

1. Buah 18

2. Daun 4

3. Jantung (pisang) 1

4. Daun muda 2

5. Bunga 1

6. Umbi 5

7. Rimpang 2

8. Batang 2

9. Bambu muda/rebung 1

Total 36

(23)

Tumbuhan pangan memiliki bagian-bagian yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Dalam satu spesies tumbuhan pangan, ada beberapa yang memiliki lebih dari satu bagian yang bermanfaat sebagai contoh pisang (Musa paradisiaca). Pada tumbuhan pisang, buah dan jantungnya dapat dimanfaatkan. Buah sebagai bahan pangan fungsional dan jantung dijadikan sayur/lauk.

Bagian tumbuhan pangan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah bagian buah karena buah merupakan sumber gula dan karbohidrat lain, vitamin, mineral dan lemak. Selain itu, berdasarkan data habitus terbanyak yaitu pohon maka dapat dibuat suatu korelasi antara pohon dengan buah karena pohon menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai pangan. Untuk penggunaan bagian tumbuhan pangan yang paling sedikit diantaranya adalah jantung, bunga dan bambu muda/rebung karena tidak semua tumbuhan pangan dapat dimanfaatkan bagian bunganya (Gambar 5).

Gambar 5 Bagian tumbuhan pangan Bambu muda/rebung Cara Pengolahan Tumbuhan Pangan

Pengolahan tumbuhan pangan merupakan proses terpenting agar tumbuhan pangan dapat dimanfaatkan menjadi pangan alternatif ataupun menjadi pangan utama/pokok. Untuk melakukan pengolahan perlu diketahui cara mengolah tumbuhan pangan tersebut. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pengolahannya disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Rekapitulasi jumlah dan presentase spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pengolahan di Dusun Palutungan

No. Cara pengolahan Jumlah spesies Persentase (%)

1. Direbus 11 27.50

2. Dimasak 15 37.50

3. Tanpa Pengolahan 14 35.00

Total 40 100.00

(24)

daun sebagai bahan pangan dan kebanyakan dari buah dan daun tersebut dimasak terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.

Menurut hasil perhitungan persentase didapat bahwa cara pengolahan dimasak merupakan cara yang banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan yaitu sebesar 37.50% dan perhitungan cara pengolahan terkecil yaitu dengan cara direbus sebesar 27.50%.

Cara Pemanenan Tumbuhan Pangan

Penggunaan tumbuhan pangan didasari oleh cara pemanenan tumbuhan pangan. Ada beberapa cara pemanenan tumbuhan pangan yang dilakukan masyarakat dalam rangka mendapatkan manfaat dari tumbuhan pangan tersebut. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pemanenannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pemanenan di Dusun Palutungan

No. Cara pemanenan Jumlah spesies Persentase

(%) Palutungan memiliki kesamaan yaitu terdapat 9 cara tetapi ada beberapa cara yang berbeda. Untuk cara pemanenan tumbuhan pangan yaitu: diambil buahnya, jantungnya, daun mudanya, bunganya, daunnya, umbinya, rimpangnya, batangnya dan bambu mudanya.

Bagian yang paling banyak dipanen oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah buah dengan cara diambil buahnya karena secara umum habitus tumbuhan pangan terbanyak adalah pohon yang menghasilkan buah, sehingga pengambilan buah sebagai cara pemanenan juga banyak dilakukan oleh masyarakat. Untuk seluruh tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan tidak mengalami cara penyimpanan sehingga tumbuhan pangan setelah diambil dari alam langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.

(25)

dipanen agar masyarakat memiliki banyak cadangan makanan untuk jangka waktu yang lama.

Cara Pemakaian Tumbuhan Pangan

Bahan pangan merupakan zat pembangun sel-sel tubuh manusia, sekaligus yang dapat menjaga tetap berfungsinya sel-sel tersebut sebagaimana fungsinya. Bahan pangan manusia sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan, kira-kira 98% kalori; 90% protein; dan 93% lemak dalam makanan berasal dari tumbuhan (Soemarwoto 1985).

Kebutuhan akan bahan pangan pada manusia muncul secara naluri, jadi tanpa diajaripun seorang bayi akan menangis bila merasa lapar atau haus. Begitupun dengan tata cara pemakaian tumbuhan pangan yang ada di masyarakat. Masyarakat mengetahui cara pemakaian tumbuhan pangan untuk dimanfaatkan secara turun-menurun. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pemakaiannya disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan berdasarkan cara pemakaian di Dusun Palutungan

No. Cara pemakaian Jumlah spesies Persentase

(%)

1. Dimakan 31 86.11

2. Dimasukkan dalam masakan 5 13.89

Total 36 100.00

Cara pemakaian tumbuhan pangan oleh masyarakat Dusun Palutungan dapat dikelompokkan menjadi 2cara, yaitu: dimakan dan dimasukkan dalam masakan. Pemakaian terbanyak didapat oleh cara pemakaian dengan dimakan karena seperti diketahui sebelumnya bahwa masyarakat pada umumnya mengambil buah sebagai bahan pangannya. Kemudian, secara turun-temurun masyarakat mendapatkan pengetahuan dari nenek moyangnya bahwa kebanyakan tumbuhan pangan adalah buah dan dimanfaatkan dengan cara dimakan.

Pemakaian terkecil didapat dengandimasukkan dalam masakan karena proses tersebut memerlukan waktu yang cukup lama hingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu, dalam proses dimasukkan pada masakan memerlukan peralatan yang cukup banyak dan modern.

Potensi Tumbuhan Pangan Fungsional

Jumlah Spesies dan Famili Tumbuhan Pangan Fungsional

(26)

kapsul, tablet atau bubuk yang berasal dari senyawa alami. Berikut adalah spesies tumbuhan pangan fungsional seperti tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9 Daftar spesies tumbuhan pangan fungsional di Dusun Palutungan Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian Macam Penggunaan

Pisang Musa paradisiaca Buah Buah: pangan, susah buang air besar Jambu biji Psidium guajava Buah Buah: pangan, diare Asam jawa Tamarindus indica Buah Bahan masakan, obat

batuk

Pepaya Carica papaya Buah Pangan, susah buang air besar

Terong belanda

Cyphomandra betacea Buah Pangan, sariawan Sentrong Crassocephalum

crepidioides

Daun Sayur/lauk, maag Markisa Passiflora quadrangularis Buah Pangan,

menyembuhkan luka Kesemek Diospyros kaki Buah Pangan, sakit perut Ciremai Phyllanthus acidus Buah Pangan, sariawan Nangka Artocarpus heterophyllus Buah Pangan, panas dalam Mengkudu Morinda citrifolia Buah Pangan, hipertensi Jambu mede Anacardium occidentale Buah Pangan, sariawan

Berdasarkan pengelompokkan lebih khusus dari data spesies tumbuhan pangan dan obat, maka diperoleh sebanyak 12 spesies tumbuhan pangan fungsional, seperti tersaji pada Gambar 6.

Gambar 6 Grafik persentase tumbuhan pangan fungsional berdasarkan famili Jumlah Spesies dan Habitus Tumbuhan Pangan Fungsional

Berdasakan habitusnya, spesies tumbuhan pangan fungsional yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan yaitu sebanyak 4 macam

(27)

habitus, yaitu: herba, perdu, pohon dan liana. Rekapitulasi jumlah spesies dan habitus tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Palutungan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan habitusnya di Dusun Palutungan

No. Habitus Jumlah spesies Persentase

(%)

Menurut Tabel 10, diperoleh data habitus tumbuhan pangan fungsional terbesar yaitu pohon. Herba dan liana merupakan habitus yang paling sedikit digunakan untuk tumbuhan pangan fungsional. Persentase habitus tumbuhan pangan fungsional didominasi oleh tingkat pohon sebesar 58.33%, sedangkan paling sedikit adalah tingkat herba dan liana sebesar 8.33%. Hal ini karena pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan liana sangat terbatas.

Jumlah Spesies dan Pembudidayaan Tumbuhan Pangan Fungsional

Tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan didapat dari alam/liar dan budidaya. Tumbuhan pangan fungsional yang diperoleh dari alam/liar yaitu sebanyak 6 spesies dan yang didapat dari hasil budidaya masyarakat yaitu sebanyak 6 spesies, seperti tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Rekapitulasi nama, status pembudidayaan, dan tipe habitat spesies tumbuhan pangan fungsional di Dusun Palutungan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Status

Pembudidayaan

Tipe Habitat

1. Pisang Musa paradisiaca Liar Hutan

2. Jambu biji Psidium guajava Budidaya Pekarangan 3. Asam jawa Tamarindus indica Budidaya Kebun

4. Pepaya Carica papaya Budidaya Kebun

5. Terong belanda

Cyphomandra betacea Budidaya Pekarangan 6. Sentrong Crassocephalum

crepidioides

Liar Kebun

7. Markisa Passiflora quadrangularis

Liar Hutan

8. Kesemek Diospyros kaki Liar Hutan

9. Ciremai Phyllanthus acidus Liar Hutan

10. Nangka Artocarpus heterophyllus

Budidaya Kebun

(28)

Tumbuhan pangan fungsional mempunyai potensi besar sebagai sumber makanan dan obat fungsional seiring tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Keberadaan pangan fungsional tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau konsumen, tetapi juga bagi pemerintah maupun industri pangan. Bagi konsumen, pangan fungsional bermanfaat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan imunitas.

Menurut Milner (2000), ada tiga alasan yang mendukung peningkatan minat terhadap pangan fungsional, yaitu tingginya biaya pemeliharaan kesehatan, peraturan yang mendukung, dan penemuan ilmiah. Kenyataan ini tentunya dapat memberi dampak baik bagi masyarakat sekitar Dusun Palutungan karena tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan dapat membuat kemandirian pangan baik untuk kesehatan ataupun untuk memenuhi kebutuhan sumber makanan sehari-hari.

Bagian Tumbuhan Pangan Fungsional yang digunakan

Bagian tumbuhan pangan fungsional yang digunakan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdiri atas 2 macam bagian, yaitu: daun dan buah, seperti tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan bagian yang digunakan di Dusun Palutungan

No. Bagian yang digunakan Jumlah spesies

1. Buah 11

2. Daun 1

Total 12

Tabel 12 menjelaskan jumlah bagian tumbuhan pangan fungsional yang digunakan masyarakat Dusun Palutungan. Bagian tumbuhan pangan fungsional yang banyak digunakan adalah bagian buah karena berdasarkan hasil wawancara responden, buah memiliki fungsi ganda.

Cara Pengolahan Tumbuhan Pangan Fungsional

Cara pengolahan tumbuhan pangan fungsional adalah hal yang penting pada proses pemanfaatannya. Bermacam-macam spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat dipengaruhi oleh mudahnya pengolahan tumbuhan sampai dijadikan sumber pangan dan obat masyarakat. Cara pengolahan juga erat kaitannya dengan cara pemakaian. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan, seperti tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan cara pengolahan di Dusun Palutungan No. Cara pengolahan Jumlah spesies Persentase

(%)

1. Direbus 1 6.67

2. Dimasak 2 13.33

3. Dijus 3 20.00

4. Tanpa Pengolahan 9 60.00

(29)

Cara pengolahan dalam penggunaan tumbuhan pangan fungsional yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdiri dari 4 cara, yaitu: direbus, dimasak, dijus dan tanpa pengolahan. Pengolahan spesies tumbuhan pangan fungsional dengan cara tanpa pengolahan/langsung merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan karena umumnya tumbuhan pangan fungsional berupa buah sehingga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut.

Cara Pemanenan Tumbuhan Pangan Fungsional

Penggunaan tumbuhan pangan fungsional baik untuk pangan sehari-hari maupun sebagai obat perlu didasari oleh pengetahuan mengenai cara pemanenan bagian tumbuhan yang digunakan. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai bahan pangan atau bahan pengobatan penyakit tertentu. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan cara pemanenannya tersaji pada Tabel 14.

Tabel 14 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan cara pemanenan di Dusun Palutungan

No. Cara pemanenan Jumlah spesies Persentase

(%)

1. Diambil buahnya 11 92.00

2. Dipetik daunnya 1 8.33

Total 12 100.00

Cara pemanenan tumbuhan pangan fungsional yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdapat 2 cara, yaitu: diambil buahnya dan dipetik daunnya. Bagian yang paling banyak dipanen oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah buah dengan cara diambil buahnya karena secara umum bagian tumbuhan pangan fungsional adalah berupa buah. Cara pemanenan yang paling sedikit dilakukan adalah dengan cara dipetik daunnya, karena tidak semua bagian daun pada tumbuhan berfungsi sebagai pangan ataupun obat.

Masyarakat Dusun Palutungan lebih banyak memanfaatkan tumbuhan pangan fungsional secara langsung setelah diambil dari alam sehingga tidak mengalami proses penyimpanan setelah pemanenan, tetapi untuk spesies asam jawa (Tamarindus indica) mengalami proses penyimpanan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.

Cara Pemakaian Tumbuhan Pangan Fungsional

Tumbuhan pangan fungsional memiliki beberapa cara dalam pemanfaatan atau pemakaian. Dalam satu spesies tumbuhan bisa memiliki beberapa cara pemakaian. Hal tersebut terjadi karena pengetahuan turun-temurun mengenai cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional yang ingin dimanfaatkan berbeda-beda.

(30)

Gambar 7 Tumbuhan pangan fungsional pisang

Tumbuhan pisang, khususnya bagian buahnya memiliki fungsi ganda sebagai pangan sehari-hari dan untuk obat susah buang air besar. Selain tumbuhan pisang, adapula jambu biji yang buahnya dimakan dalam keseharian masyarakat Dusun Palutungan dan dikonsumsi masyarakat ketika mengalami sakit perut/diare.

Spesies tumbuhan pangan dapat dikatakan multi fungsi bila memiliki manfaat lebih dari satu pada bagian yang sama. Pengetahuan mengenai fungsi ganda dari beberapa tumbuhan pangan fungsional ini didapat oleh masyarakat Dusun Palutungan secara turun-temurun dan berdasarkan kebiasaan setelah memanfaatkan tumbuhan tersebut. Keterangan selengkapnya mengenai spesies tumbuhan pangan fungsional disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Daftar spesies tumbuhan pangan fungsional berdasarkan cara pemakaian di Dusun Palutungan

Nama Lokal Nama Ilmiah Macam Penggunaan Cara

Pemakaian Pisang Musa paradisiaca Buah: pangan, susah

buang air besar

Dimakan Jambu biji Psidium guajava Buah: pangan, diare Dimakan Asam jawa Tamarindus indica Buah: bahan masakan,

obat batuk

Dimakan, diminum Pepaya Carica papaya Buah: pangan, susah

buang air besar

Dimakan Terong

belanda

Cyphomandra betacea Buah: pangan, sariawan Dimakan, dijus Sentrong Crassocephalum

crepidioides

Daun: sayur/lauk, maag Dimakan Markisa Passiflora

quadrangularis

Buah: pangan, menyembuhkan luka

Dimakan Kesemek Diospyros kaki Pangan, sakit perut Dimakan Ciremai Phyllanthus acidus Buah: pangan, sariawan Dimakan Nangka Artocarpus

heterophyllus

Buah: pangan, panas dalam

Dimakan Mengkudu Morinda citrifolia Buah: pangan, hipertensi Diminum Jambu mede Anacardium

occidentale

(31)

Data persentase cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional di Dusun Palutungan selengkapnya tersaji pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8, persentase terbesar untuk cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional yaitu dengan cara dimakan sebesar 78.57%, sedangkan cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional yang paling sedikit diaplikasikan oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah dengan cara dijus sebesar 7.14%. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih memilih cara yang cepat dalam pemanfaatan yaitu dimakan tanpa harus dilakukan pengolahan selanjutnya.

Gambar 8 Grafik persentase cara pemakaian tumbuhan pangan fungsional

Penggunaan Tumbuhan Pangan

Terdapat 2 kelompok pangan/penggunaan tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Palutungan. Jumlah spesies yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah kelompok pangan liar. Masyarakat umumnya bekerja sebagai petani atau bekerja di dalam kawasan hutan sehingga masyarakat banyak memanfaatkan tumbuhan pangan yang ada di dalam kawasan hutan saat istirahat bekerja. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat yang dimiliki tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan kelompok pangan/penggunaan tumbuhan pangan di Dusun Palutungan

No. Kelompok Pangan/Penggunaan Jumlah Spesies

1. Pangan Liar (hutan dan kebun) 24

2. Pangan Budidaya 22

Total 46

Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Pangan Liar yang Berasal dari Dalam atau Luar Hutan TNGC

Sumberdaya pangan lokal khususnya pangan liar sudah banyak yang hilang dan belum sempat diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas di Indonesia. Kebijakan dari pemerintah yang hanya memfokuskan pada satu sumber pangan saja yaitu beras, membuat pangan non beras menjadi kurang populer. Padahal luasan daratan indonesia sangat luas yaitu sekitar 191 juta ha (Pitopang dan Elijonnahdi 2009).

Selain itu berdasarkan sinar matahari dan lamanya masa tumbuh, hasil tumbuhan pangan yang pada daerah hutan hujan tropis berkemungkinan memberikan hasil lebih besar dibanding daerah iklim sedang. Berikut ini adalah rekapitulasi spesies tumbuhan pangan liar, macam penggunaan dan bagian yang digunakan yang disajikan pada Tabel 17.

78,57

(32)

Tabel 17 Daftar spesies tumbuhan pangan liar yang digunakan di Dusun Palutungan

Macam Penggunaan

Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian Tipe Habitat

Kondang Ficus variegata Buah Hutan TNGC

Rukem Flacourtia rukam Buah Hutan TNGC

Saninten Castanopsis argentea Buah Hutan TNGC

Totongoan Debregeasia longifolia Buah Hutan TNGC

Lampeni Ardisia humilis Buah Hutan TNGC

Lajagowah Alpinia malaccensis Buah Hutan TNGC

Bobokoran Calotropis gigantea Buah Hutan TNGC

Pangan alternatif

Rotan Daemonorops

angustifolia

Daun muda Hutan TNGC

Tepus Etlingera solaris Batang Hutan TNGC

Pulus Laportea stimulans Buah Hutan TNGC

Begonia Begonia semperflorens Batang Hutan TNGC

Amis mata Ficus montana Buah Hutan TNGC

Murbei Morus indica Buah Hutan TNGC

Poh-pohan Pilea melastomoides Daun Hutan TNGC

Harendong Melastoma candidum Buah Hutan TNGC

Pisang Musa paradisiaca Jantung Hutan TNGC

Sayur/lauk Aren Arenga pinnata Daun muda Hutan TNGC

Pakis sayur Diplazium esculentum Daun Hutan TNGC

Bambu Gigantochloa apus Bambu

muda

Ciremai Phyllanthus acidus Buah Hutan TNGC

Sentrong Crassocephalum

crepidioides

Daun Kebun

Bumbu masakan

Honje Etlingera elatior Bunga Hutan TNGC

Berdasarkan Tabel 17, didapatkan informasi bahwa tumbuhan pangan liar (hutan dan kebun) memiliki 4 macam penggunaan. Salah satu contohnya sebagai bahan sayur/lauk adalah pakis sayur (Diplazium esculentum) pada Gambar 9.

(33)

Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Pangan Budidaya

Berdasarkan hasil wawancara responden di Dusun Palutungan didapat bahwa tumbuhan pangan budidaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat terdiri dari beberapa macam penggunaan, antara lain untuk sayur/lauk, sumber karbohidrat selain nasi, pangan fungsional, pangan buah sehari-hari dan bumbu masak. Berikut ini adalah rekapitulasi spesies tumbuhan pangan budidaya, macam penggunaan dan bagian yang digunakan yang disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Daftar spesies tumbuhan pangan budidaya yang digunakan di Dusun Palutungan

Macam Penggunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian Talas Colocasia esculenta Umbi Sumberkarbohidrat

selain nasi

Singkong Manihot utilissima Umbi Ubi jalar Ipomoea batatas Umbi

Ganyong Canna edulis Umbi

Terong Solanum melongena Buah

Wortel Daucus carota Umbi

Pepaya Carica papaya Daun

Sayur Lamtoro Leucaena

leucocephala

Buah

Pete Parkia speciosa Buah

Timun Cucumis sativus Buah

Cabe rawit Capsicum frutescent Buah Terong belanda Cyphomandra betacea Buah Mengkudu Morinda citrifolia Buah Pangan fungsional Nangka Artocarpus

heterophyllus

Buah Jambu mede Anacardium

occidentale

Buah Jambu biji Psidium guajava Buah Pangan buah

sehari-hari

Alpukat Persea americana Buah

Sereh Cymbopogon nardus Daun

Jahe Zingiber officinale Rimpang Bumbu masakan Kunyit Curcuma domestica Rimpang

Jeruk nipis Citrus aurantifolia Buah Asam jawa Tamarindus indica Buah Berdasarkan Tabel 18, salah satu manfaat tumbuhan pangan budidaya adalah untuk sayur/lauk. Diantara spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan untuk sayur yaitu terong (Solanum melongena).

Terong merupakan salah satu sayuran yang banyak digemari oleh berbagai kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, fosfor dan besi (Soetasad 2000). Selain itu, terong mengandung gizi yang cukup tinggi serta komposisi yang lengkap.

(34)

tumbuhan pangan umbi-umbian meliputi talas (Colocasia esculenta), singkong

(Manihot utilissima), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan ganyong (Canna edulis).

Spesies tumbuhan penghasil karbohidrat selain dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan pokok, juga menjadi makanan sampingan seperti cemilan.

Umbi-umbian tersebut juga memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh manusia. Kandungan gizi tumbuhan pangan sebagai sumber karbohidrat selain padi yang didapat di Dusun Palutungan sebagaimana tersaji pada Tabel 19.

Tabel 19 Kandungan gizi tumbuhan pangan sebagai sumber karbohidrat selain padi

No. Nama lokal Nama ilmiah Bagian Kandungan

1. Talas Colocasia

esculenta

Umbi Air 70,00 gr, protein1,9 gr, karbohidrat23,7 gr, lemak 0,2 gr, kalsium 28 mg, fosfor 61 mg, zat besi 1,0 mg, vitamin B1 0,13 mg dan C 0,04 mg (Harminto 2012) 2. Singkong Manihot utilissima Umbi Air 62,5 gr, protein 1,20 gr, lemak

0,30 gr,karbohidrat 34,70 gr, kalsium 33,00 mg, fosfor 40,00 mg, zat besi 0,70 mg, vitamin B1 0,06 mg dan C 30,00 mg (Soetanto 2008)

3. Ubi jalar Ipomoea batatas Umbi Protein1,8 gr, lemak 0,7 gr,

karbohidrat27,9 gr, kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, zat besi 1 mg, vitamin B1 0,09 mg dan C 22 mg(Suprapti 2003)

4. Ganyong Canna edulis Umbi Protein 1,00 gr, lemak 0,11 gr,

karbohidrat 22,60 gr, kalsium 21,00 mg, fosfor 70,00 mg, zat besi 20 mg, vitamin B1 0,10 mg dan C 10,00 mg, air 75,00 gr (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan 1981)

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa kandungan dari umbi-umbian tersebut juga dapat mencukupi kebutuhan tubuh manusia sehingga kedepannya dapat dilakukan pengembangan terhadap budidaya umbi-umbian tersebut agar masyarakat tidak semakin ketergantungan terhadap nasi dan dengan adannya kegiatan budidaya tersebut masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari secara mandiri.

Tumbuhan Obat

Potensi Tumbuhan Obat

Jumlah Spesies dan Famili Tumbuhan Obat

(35)

(1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; (2) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung bahan bioaktif dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; (3) Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi secara ilmiah penggunaannya sulit ditelusuri. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Dusun Palutungan diketahui bahwa terdapat 34 famili dari 56 tumbuhan obat. Secara rinci tersaji pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik persentase tumbuhan obat berdasarkan famili

Famili Asteraceae banyak digunakan oleh masyarakat Dusun Palutungan karena di sekitar kawasan TNGC banyak tumbuhan dari famili Asteracea yang

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

(36)

tumbuh secara liar, contohnya adalah Bandotan (Ageratum conyzoides). Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat Dusun Palutungan masih sedikit karena masyarakat lebih sering memakai obat modern ketika sakit. Hal ini dikarenakan obat modern dinilai lebih efisien. Selain itu pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional juga semakin berkurang seiring dengan perkembangan teknologi.

Jumlah Spesies dan Habitus Tumbuhan Obat

Berdasakan habitusnya, spesies tumbuhan obat yang diketahui masyarakat Dusun Palutungan terdiri dari 5 macam habitus, yaitu: herba, perdu, semak, pohon dan liana. Rekapitulasi jumlah spesies dan habitus tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Palutungan disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan habitus di Dusun Palutungan

No. Habitus Jumlah spesies Persentase

(%)

1. Herba 14 25.00

2. Perdu 12 21.43

3. Semak 11 19.64

4. Pohon 14 25.00

5. Liana 5 8.93

Total 56 100.00

Spesies tumbuhan obat dengan habitus pohon, herba dan perdu lebih banyak diketahui dan dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan tradisional karena spesies tumbuhan berkhasiat obat yang ada di kawasan Dusun Palutungan umumnya berhabitus pohon, herba dan perdu. Hal ini juga dikuatkan oleh Oktaviana (2008) yang menyebutkan bahwa tumbuhan obat yang sudah banyak diketahui dan dimanfaatkan berasal dari habitus pohon, herba dan perdu. Habitus liana memiliki tingkat pemanfaatan yang paling sedikit karena pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat dari habitus liana sangat terbatas.

Jumlah Spesies dan Pembudidayaan Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan sebagian besar diperoleh dan dimanfaatkan langsung dari alam baik yang berasal dari hutan maupun kebun, jumlahnya yaitu sebanyak 30 spesies tumbuhan obat, sedangkan sisanya 26 spesies telah dibudidayakan oleh masyarakat Dusun Palutungan di pekarangan atau kebun. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan pembudidayaan seperti tersaji pada Tabel 21.

Tabel 21 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan cara pembudidayaannya di Dusun Palutungan

No. Cara pembudidayaan Jumlah spesies

1. Budidaya 26

2. Liar (hutan dan kebun) 30

(37)

Masyarakat telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat langsung dari alam baik dari kebun ataupun hutan, namun pengambilannya masih dalam skala kecil, dimana pihak taman nasional masih memberi toleransi dalam pemanfaatannya. Masyarakat pada umumnya mengambil spesies tumbuhan obat tertentu di dalam kawasan taman nasional pada saat diperlukan untuk pengobatan saja dan tidak memanfaatkannya secara rutin. Dalam hal ini perlu adanya peran serta pihak taman nasional untuk budidaya tumbuhan obat dengan masyarakat agar tidak semakin sering mengambil obat ke dalam kawasan.

Bagian Tumbuhan Obat yang digunakan

Bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdiri atas 11 macam bagian, yaitu: semua bagian, daun, batang, kulit batang, bunga, buah, umbi, getah, rimpang, akar dan air kantong/bunga. Rekapitulasi bagian dari spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Palutungan selengkapnya tersaji pada Tabel 22.

Tabel 22 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan di Dusun Palutungan

No. Bagian yang digunakan Jumlah spesies

1. Semua bagian 6

Tabel 22 menjelaskan jumlah bagian tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Dusun Palutungan. Setiap spesies tumbuhan obat memiliki beberapa bagian tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat sehingga jumlahnya melebihi dari spesies tumbuhan obat yang didapat.

Bagian tumbuhan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah bagian daun. Hampir semua spesies tumbuhan berkhasiat obat yang diketahui masyarakat, bagian daunnya dapat diolah menjadi obat tradisional yang mereka ramu sendiri. Penggunaan bunga dan getah merupakan bagian yang paling sedikit digunakan masyarakat karena tidak semua tumbuhan menghasilkan bunga dan getah, selain itu tidak semua bagian bunga dan getah memiliki khasiat. Cara Pengolahan Tumbuhan Obat

(38)

karena khasiat dari tumbuhan obat tersebut bisa berasal dari air rebusannya ataupun bagian tumbuhan yang dimakan.

Proses pengolahan obat tradisional pada umumnya sangat sederhana, diantaranya ada yang diseduh dengan air, dibuat bubuk kemudian dilarutkan dalam air, ada pula yang diambil sarinya; cara pengobatan pada umumnya dilakukan peroral (diminum) (Pudjarwoto et al.1992).

Tabel 23 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan cara pengolahan di Dusun Palutungan

No. Cara pengolahan Jumlah spesies Persentase

(%)

Cara pengolahan dalam penggunaan tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdapat 7 cara, yaitu: direbus, diremas, diparut, diperas, ditumbuk, dijus dan tanpa pengolahan. Pengolahan spesies tumbuhan obat dengan cara direbus merupakan cara yang paling banyak dilakukan masyarakat, sedangkan cara pengolahan diperas dan ditumbuk merupakan cara pengolahan yang paling sedikit dilakukan masyarakat.

Cara Pemanenan Tumbuhan Obat

Pemanfaatan tumbuhan obat perlu didasari oleh pengetahuan mengenai cara pemanenan bagian tumbuhan yang digunakan. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai bahan pengobatan penyakit tertentu, seperti tersaji pada Tabel 24.

Tabel 24 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan cara pemanenan di Dusun Palutungan

(39)

Cara pemanenan dalam penggunaan tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan terdapat 9 cara. Bagian yang paling banyak dipanen oleh masyarakat Dusun Palutungan adalah daun dengan cara dipetik daunnya karena secara umum bagian tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat adalah daun. Berdasarkan beberapa spesies tumbuhan obat hasil wawancara responden menyatakan ada banyak cara pemanenan satu spesies tumbuhan obat. Contohnya adalah jambu biji (Psidium guajava) yang dipanen buah dan daunnya karena kedua bagian tersebut memiliki khasiat masing-masing (Gambar 11).

Gambar 11 Spesies tumbuhan obat jambu biji

Umumnya masyarakat memanfaatkan bahan asal tumbuhan obat masih dalam keadaan segar, maupun yang sudah dikeringkan sehingga dapat disimpan lama yang disebut dengan simplisia (Agus & Jacob 1992 diacu dalam Mumpuni 2004). Begitupun dengan tumbuhan pangan, masyarakat akan lebih memilih untuk memanfaatkan tumbuhan pangan yang masih segar agar kandungan yang ada di dalam tumbuhan tersebut masih baik.

Pasca panen dalam penggunaan tumbuhan obat yang dilakukan masyarakat Dusun Palutungan memiliki cara penyimpanan yaitu dengan dikeringkan. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki cara penyimpanan dikeringkan terdiri dari 8 spesies sedangkan sisanya tidak mengalami proses penyimpanan atau langsung dimanfaatkan.

Cara Pemakaian Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat dan pangan dalam pemanfaatannya memiliki tata cara pemakaiannya masing-masing. Tata cara tersebut dimaksudkan untuk beberapa tujuan. Tujuan pemakaian obat dan pangan tradisional dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani (promotif), mencegah penyakit (preventif), upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya penambahan gizi tubuh (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Menurut Manuputty (1990), cara pengobatan tradisional yang berlaku pada masyarakat antara lain:

1. Tumbuhan obat dengan minum, gosok/tempel.

2. Dengan tindakan jasmani yaitu: pijat/urut, disembur/ditiup, dijilat/disedot/diisap, dimandikan dengan ramuan obat. 3. Dengan tindakan rohani keagamaan (doa) dan ramuan obat. 4. Dengan tindakan rohani kepercayaan(mantera) dan ramuan obat

(40)

5. Dengan tindakan rohani keagamaan (doa), tindakan jasmani dan ramuan obat yaitu: dijilat/disedot/diisap.

6. Dengan tindakan jasmani, tindakan rohani kepercayaan dan ramuan obat (termasuk diberi penangkal).

7. Tumbuhan obat dan pantangan-pantangannya.

8. Tumbuhan obat dan dimandikan dengan tumbuhan obat tersebut.

Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan cara pemakaiannya tersaji pada Tabel 25.

Tabel 25 Rekapitulasi jumlah dan persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan cara pemakaian di Dusun Palutungan

No. Cara pemakaian Jumlah spesies Persentase (%)

1. Dimakan 14 21.87

2. Diminum 37 57.81

3. Ditempel pada luka/tubuh 7 10.94

4. Digosok ke badan 1 1.56

5. Dioleskan pada tubuh/dibalur 2 3.13

6. Diteteskan pada mata 2 3.13

7. Dijus 1 1.56

Total 64 100.00

Pemakaian spesies tumbuhan obat dengan cara diminum merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan, karena seperti telah diketahui sebelumnya bahwa masyarakat pada umumnya menggunakan tumbuhan obat dalam bentuk minuman; sedangkan cara pemakaian tumbuhan obat yang paling sedikit dilakukan adalah dijus dan digosok ke badan.

Selain itu, menurut Pudjarwoto et al. (1992) bahwa proses pengolahan obat tradisional pada umumnya sangat sederhana, diantaranya ada yang diseduh dengan air, dibuat bubuk kemudian dilarutkan dalam air, ada pula yang diambil sarinya atau direbus; cara pengobatan pada umumnya peroral (diminum).

Cara pemakaian dijus dan diminum berbeda. Perbedaan dijus dan diminum adalah bila dijus berasal dari buah atau bagian tumbuhan obat lainnya yang langsung diolah setelah diambil dari alam sedangkan bila diminum, buah atau bagian lainnya direbus/digodok terlebih dahulu setelah diambil dari alam.

Penggunaan Tumbuhan Obat

Terdapat 15 kelompok penyakit/penggunaan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Palutungan. Jumlah spesies yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah untuk mengobati kelompok penyakit hipertensi/darah tinggi sebanyak 10 spesies tumbuhan obat. Spesies paling banyak digunakan selanjutnya adalah untuk mengobati kelompok penyakit otot dan persendian sebanyak 8 spesies dan untuk mengobati saluran pencernaan sebanyak 7 spesies.

(41)

Tabel 26 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan di Dusun Palutungan

No. Kelompok Penyakit/Penggunaan Jumlah Spesies

1. Penyakit diabetes 2

2. Penyakit otot dan persendian 8

3. Penyakit tulang 3

4. Penyakit kanker/tumor 3

5. Penyakit jantung 1

6. Penyakit luka 4

7. Penyakit kulit 4

8. Penyakit mata 3

9. Penyakit tekanan darah 10

10. Penyakit saluran pencernaan 7

11. Penyakit saluran pembuangan 1

12. Penyakit saluran pernafasan/THT 3

13. Perawatan kehamilan dan persalinan 2

14. Sakit kepala dan demam 6

15. Penyakit lain-lain 15

Total 73

Berdasarkan Tabel 26, dapat diuraikan beberapa spesies tumbuhan obat. Berikut uraian beberapa spesies tumbuhan obat yang sering dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit di Dusun Palutungan.

Daftar Spesies Tumbuhan Obat untuk Mengobati Penyakit Otot dan Persendian

Spesies tumbuhan obat untuk sakit otot dan persendian di Dusun Palutungan merupakan daftar tumbuhan obat terbanyak kedua, karena umumnya masyarakat bekerja sebagai petani sehingga keluhan yang sering dirasakan adalah sakit pinggang, reumatik dan asam urat, seperti tersaji pada Tabel 27 dan Gambar 12.

Tabel 27 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati sakit otot dan persendian di Dusun Palutungan

Macam Penggunaan

Nama

Lokal Nama Ilmiah Bagian Tipe Habitat Pakis kebo Euphorbia hirta Umbi Hutan TNGC Pulai Alstonia scholaris Kulit batang Hutan TNGC Rematik Sasendokan Plantago major Semua bagian Hutan TNGC

Ambit Elaeocarpus grandiflorus

Buah Hutan TNGC

Brotowali Tinospora crispa Batang Hutan TNGC Kina Cinchona

Kulit batang Hutan TNGC Sakit

pinggang

Lokatmala Artemisia vulgaris

(42)

Daftar Spesies Tumbuhan Obat untuk Mengobati Sakit pada Saluran Pencernaan

Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati sakit saluran pencernaan di Dusun Palutungan sebanyak 7 spesies, contohnya adalah lempuyang. Menurut Sastroamidjojo (2001) lempuyang dapat dimanfaatkan untuk melancarkan pencernaan seperti disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13 Tumbuhan obat Lempuyang

Selain gambar salah satu spesies tumbuhan obat untuk mengobati saluran pencernaan, adapula rincian spesies lainnya, seperti tersaji pada Tabel 28.

Tabel 28 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan di Dusun Palutungan

Macam

Penggunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian

Tipe Habitat Harendong Melastoma candidum Buah Hutan TNGC Diare Dadap Erythrina variegate Daun Kebun

Jambu biji Psidium guajava Buah, Daun

Pekarangan Pecah beling Strobilanthes crispus Daun Pekarangan Sakit perut Lempuyang Zingiber amaricans Rimpang Hutan TNGC

Suweg Amorphopallus campanulatus

Daun Hutan TNGC Cacingan Cecendet Physalis angulata Akar Kebun

(43)

Daftar Spesies Tumbuhan Obat untuk Mengobati Tekanan Darah

Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit tekanan darah yang digunakan di Dusun Palutungan sebanyak 10 spesies dan seluruh masyarakat memanfaatkannya untuk penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satu spesies tumbuhan obatnya yaitu terong belanda, seperti tersaji pada Gambar 14 dan Tabel 29.

Tabel 29 Daftar spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi/hipertensi di Dusun Palutungan Macam

Penggunaan

Nama

Lokal Nama Ilmiah Bagian Tipe Habitat Alpukat Persea americana Daun Kebun Terong

belanda

Cyphomandra betacea Buah Pekarangan

Pepaya Carica papaya Daun Pekarangan

Mengkudu Morinda citrifolia Buah Pekarangan Hipertensi Sirsak Annona muricata Buah, Daun Hutan

TNGC Binahong Anredera cordifolia Daun Hutan

TNGC

Timun Cucumis sativus Buah Kebun

Rambutan Nephelium lappaceum Daun Kebun Salam Syzygium polyanthum Daun Kebun Meniran Phylanthus urinaria Semua bagian Hutan

TNGC

Gambar 14 Tumbuhan obat Terong belanda

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Gambar

Grafik persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1  Matriks jenis data yang diambil
Gambar 1  Grafik persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2  Tipologi masyarakat berdasarkan karakteristik kelas umur responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dikpora@bantulkab.go.id √ 2 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bantul sosial@bantulkab.go.id √ 3 Dinas

Dengan demikian, peneliti berharap, penelitian ini setidaknya mampu mendeskripsikan persoalan utama yang ingin peneliti ketahui dari pemberitaan kasus pasir

Rerata semua butir variabel status penggunaan informasi sebesar 2,80; menunjukkan rendahnya keterpakaian statistik Sipus V3 untuk pengambilan keputusan yaitu penyusunan

[r]

JISPO: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol.8 No. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan. Langkah nomer dua proses pengawasan terdiri

Pembangunan Jaringan Pipa Air Minum Desa Mulya Abadi Kecamatan Muara Belido. ( HPS =

Permasalahan kondisi sector ini diakibatkan oleh lemahnya tiga sector yang kontribusiya paling besar terhadap tingkat keselamatan pelayaran yang terjadi disuatu daerah yakni

Sensor suhu dikaji dengan mengamati perubahan intensitas laser yang dilewatkan pada balok kaca yang berisi ferofluida kromium ferit6. Salah satu teori menyebutkan