S T U D I A L I R A N D A Y A S I S T E M 1 1 5 K V
P T . C H E V R O N P A C I F I C I N D O N E S I A
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada
Departeman Teknik Elektro
Oleh
FERY JUSMEDY NIM : 030402038
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
S T U D I A L I R A N D A Y A S I S T E M 1 1 5 K V
P T . C H E V R O N P A C I F I C I N D O N E S I A
Oleh:
FERY JUSMEDY MARBUN 030402038
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada
Departeman Teknik Elektro
Disetujui oleh: Pembimbing,
Ir. Syahrawardi Nip.131 273 469
Diketahui oleh:
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Prof. DR. Ir. Usman Baafai Nip.130 365 319
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia meliputi
wilayah mulai dari Dumai, Duri, Minas, hingga Rumbai yang dikelola oleh PT.
Chevron Pacific Indonesia. ETAP 4.0 (Elctrical Transient Analyzer Program)
merupakan program yang dapat menampilkan secara GUI (Graphical User Interface)
dengan jumlah bus unlimited. Salah satu kegunaan ETAP 4.0 adalah untuk studi
aliran daya. Data yang dibutuhkan ETAP 4.0 untuk studi aliran daya pada sistem 115
KV PT. Chevron Pacific Indonesia adalah one-line diagram, nominal KV, dan rating
generator, bus, transformator, transmisi, dan pengaman. Metode pendekatan aliran
daya yang digunakan adalah metode iterasi Gauss-Seidel dengan faktor ketelitian
0,000001 dan faktor percepatan 1,6. Permasalahan aliran daya yang ditinjau adalah
sistem dalam keadaan normal. Hasil studi aliran daya untuk sistem dalam keadaan
normal adalah tegangan bus paling rendah di bus Balam, losses tertinggi pada
saluran CGN dengan KBJ_230B. Daya nyata yang disalurkan paling besar yaitu di
transmisi CGN-KBJ_230A, dan daya reaktif yang disalurkan paling besar yaitu di
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
kasih dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Studi Aliran Daya Sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia”.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga menyadari bahwa selama kuliah dan penulisan Tugas Akhir ini
tidak terlepas dari bantuan baik materi, moral, dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Teristimewa orang tua penulis Djulinder Marbun dan Suryani Siburian serta
saudara-saudara penulis yaitu : Kak Destty, Hasky, Sasbio, dan Wasthy yang
selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam segala keadaan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai dan Bapak Ir. Hasdari Helmi, MT, selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Syahrawardi, selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Bapak Ir. Syarifuddin Siregar yang telah membantu penulis menyediakan
buku-buku sebagai referensi dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ir. M. Natsir Amin, sebagai dosen wali yang telah banyak membantu
6. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis menuju jenjang
Sarjana.
7. Bapak Kastoni Sitanggang atas kesempatan yang diberikan, Bang Ravmon
Polinsar, Bang Arifian, Bapak Radpanji, Bapak Simamora, Bapak Guntur, dan
para staf pegawai Departemen Power Generation And Transmission (PG&T)
PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah memberikan bantuan data dan
informasi tentang studi aliran daya sistem 115 KV PT. CPI dan bimbingan
yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Staf pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi, dan
terutama bagi Bang Martin yang telah banyak membantu penulis.
9. Bang Winter Marbun dan Bang Hasiholan Marbun yang memberi dukungan
baik materi dan doa bagi penulis.
10.R. Benget MH atas bantuan baik materi, semangat, doa dan segalanya yang
telah diberikan kepada penulis serta menjadi teman terbaik dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11.Weldi VOS (my Broww for ever), Julpina W, Dewi Situmorang, Nanda M,
Hedbien karena telah menjadi teman terbaik selama kuliah dan selalu memberi
penulis semangat, bantuan materi, doa, dan makna persahabatan yang
sesungguhnya.
12.Wiswa N, Juanda T, Dodi Situmeang, Brian, Ganda, Boby, Enopati, Elrijon,
Benny, Paniel, Marlen, Hans, Riko, Tiffani, Dewi Gede, Nora, dan semua
kawan angkatan 2003 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu
13.Susi S, dan Vina yang memberi doa dan dukungan bagi penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca untuk kesempurnaan tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, November 2007
DAFTAR ISI
Abstrak i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vi
BAB I Pendahuluan 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Penulisan 2
I.3 Batasan Masalah 2
I.4 Metodologi Penulisan 3
I.5 Sistematika Penulisan 4
BAB II Landasan Teori Studi Aliran Daya 6
II.1 Umum 6
II.2 Representasi Sistem Tenaga Listrik 7
II.2.1 Diagram Segaris 7
II.2.2 Diagram Impedansi Dan Diagram Reaktansi 9
II.2.3 Representasi Generator Sinkron 11
II.2.4 Representasi Transformator 11
II.2.5 Representasi Saluran Transmisi 11
II.2.6 Representasi Beban-beban 12
II.3 Matriks Admitansi Bus 13
II.4 Persamaan Aliran Daya 16
II.6 Tanda P Dan Q 23
II.7 Metode Aliran Daya Iterasi Gauss-Seidel 23
BAB III Metode Aliran Daya Sistem 115 KV PT. CPI Dengan ETAP 4.0 28
III.1 Umum 28
III.2 Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP 4.0 29
III.3 Prosedur Menggunakan ETAP 4.0 30
III.4 Data Load Flow 33
III.4.1 Data Pembangkit 34
III.4.2 Data Transformator 35
III.4.3 Data Transmisi 36
III.4.4 Data Bus 37
III.4.5 Data Beban 38
III.4.6 Data Pengaman 39
III.4.7 Data Load Flow Study Case 39
BAB IV Hasil Studi Aliran Daya Sistem 115 KV PT. CPI 41
IV.1 Hasil Perhitungan Nilai Tegangan dan Sudut Beban 41
Saat Sistem Normal
IV.2 Hasil Perhitungan Daya Aktif Dan Reaktif 43
Saat Sistem Normal
IV.3 Hasil Perhitungan Daya Aktif Dan Reaktif Pada 49
Cabang (Transmisi dan Transformator) Saat Sistem Normal
BAB V Kesimpulan Dan Saran 57
V.1 Kesimpulan 57
V.2 Saran 58
Daftar Pustaka 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana 6
Gambar 2.2 Diagram Segaris Suatu Sistem Listrik 9
Gambar 2.3 Diagram Impedansi dari diagram segaris gambar 2.2 9
Gambar 2.4 Diagram reaktansi yang disesuaikan dari gambar 2.3 10
Gambar 2.5 Diagram Impedansi Dari Suatu Sistem Tenaga 13
Gambar 2.6 Diagram Admitansi Dari Sistem Tenaga Pada gambar 2.5 13
Gambar 2.7 One-line diagram sistem 2 bus 16
Gambar 2.8 Diagram impedansi sistem 2 bus 17
Gambar 2.9 Bus power dengan transmisi model untuk sistem 2 bus 17
Gambar 2.10 Aliran arus pada rangkaian ekivalen 18
Gambar 2.11 Sistem n-bus 19
Gambar 2.12 Model transmisi untuk sistem n-bus 20
Gambar 2.13 Ilustrasi aliran pada line dengan sistem 2 bus 26
Gambar 3.1 Flowchart studi aliran daya menggunakan ETAP 4.0 29
Gambar 3.2 Tampilan pertama ETAP 4.0 31
Gambar 3.3 Tampilan create new project file 31
Gambar 3.4 Tampilan user information ETAP 4.0 32
Gambar 3.5 Tampilan utama program ETAP 4.0 32
Gambar 3.6 One-line diagram dalam ETAP 4.0 33
Gambar 3.7 Tampilan data generator pada program ETAP 4.0 34
Gambar 3.8 Tampilan data transformator pada ETAP 4.0 35
Gambar 3.9 Tampilan data transmisi pada ETAP 4.0 36
Gambar 3.11 Tampilan data lumped load pada program ETAP 4.0 38
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Bus Pada Sistem Tenaga 22
Tabel 4.1 Tegangan dan sudut beban saat sistem normal 41
Tabel 4.2 Daya aktif dan reaktif saat sistem normal 44
Tabel 4.3 Aliran daya aktif dan reaktif pada cabang saat sistem normal 49
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem ketenagalistrikan terus mengalami perkembangan, mulai dari
menggunakan satu mesin hingga banyak mesin (multi-mesin). Perkembangan ini
dikarenakan permintaan kebutuhan energi listrik semakin meningkat sehingga
diperlukan pembangkit energi listrik yang mempunyai kapasitas yang besar. Adapun
daya yang dihasilkan oleh sistem pembangkit energi listrik ini disalurkan melalui
sistem interkoneksi.
Salah satu analisis yang dapat dilakukan pada sistem interkoneksi saat keadaan
mantap (steady state) adalah studi aliran daya. Metode penyelesaian aliran daya
adalah Gauss-seidel, Newton-raphson, dan Fast Decoupled. Informasi-informasi yang
diperoleh dari studi aliran daya adalah arah aliran daya, tegangan bus, daya aktif dan
daya reaktif. Hasil studi aliran daya dapat digunakan untuk mengetahui besar rugi
transmisi, alokasi daya reaktif, kemampuan sistem untuk memenuhi pertumbuhan
beban dan penambahan suplai pembangkit.
Sistem pembangkitan PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan sistem
pembangkit tenaga listrik yang melayani daerah mulai dari Duri, Dumai, Minas, dan
Rumbai melalui sistem interkoneksi.
Perhitungan aliran daya secara manual untuk sistem 115 KV PT. Chevron
Pacific Indonesia sangat rumit sehingga sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
program komputer. ETAP 4.0 (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan
salah satu program komputer yang digunakan untuk perhitungan studi aliran daya
listrik yang besar dan memerlukan perhitungan yang sangat kompleks. Oleh karena
itu, ETAP 4.0 digunakan untuk studi aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific
Indonesia.
I.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1. Mengetahui dan memahami penggunaan ETAP 4.0 untuk aliran daya pada sistem
115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
2. Mengetahui tegangan, daya nyata, dan daya reaktif pada sistem 115 KV PT.
Chevron Pacific Indonesia.
3. Mengetahui tegangan kritis pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
4. Mengetahui losses (rugi-rugi) pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
5. Mengetahui aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia pada
kondisi beban terpasang (kondisi normal).
I.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil pembahasan terarah, maka penulis perlu membatasi
masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Studi aliran daya pada sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia ini dengan
menggunakan software ETAP 4.0.
2. Studi aliran daya menggunakan metoda iterasi Gauss-Seidel dengan faktor
ketelitian 0,000001 dan faktor percepatan 1,6.
3. Data peralatan yang tidak diperoleh dari PT. Chevron Pacific Indonesia
menggunakan konstanta ETAP 4.0.
5. Impedansi dari saluran dan transformator disisi 13,8 KV diabaikan.
6. Impedansi dari transformator yang terhubung ke generator pembangkit diabaikan.
7. Studi aliran daya dilakukan pada kondisi beban terpasang (kondisi normal).
8. Beban merupakan beban ter-lump, yang diasumsikan bahwa beban tersebut
terhubung ke rel (bus) 115 KV.
9. Optimasi operasi pembangkit tenaga listrik diabaikan.
I.4 Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Studi Literatur
Yaitu dengan mempelajari buku referensi, buku manual, artikel dari media cetak
dan internet, dan bahan kuliah yang mendukung dan berkaitan dengan topik tugas
akhir ini.
2. Studi Bimbingan
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak
Jurusan Teknik Elektro USU mengenai masalah-masalah yang timbul selama
penulisan Tugas Akhir berlangsung.
3. Diskusi dan tanya jawab
Yaitu dengan mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan staf dan karyawan PT.
CPI serta dengan rekan-rekan mahasiswa yang memahami masalah yang
berhubungan dengan analisis aliran daya.
4. Menggunakan Program (software) ETAP 4.0.
5. Data : data-data yang diambil adalah parameter-parameter yang dibutuhkan untuk
menggunakan program ETAP 4.0. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah
transformator, transmisi, bus, dan sebagainya. Data-data ini diambil pada PT.
Chevron Pacific Indonesia di Duri.
I.5 Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI STUDI ALIRAN DAYA
Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang
diperlukan dalam tugas akhir ini. Diantaranya dijelaskan mengenai
representasi sistem tenaga listrik, matriks admitansi bus, persamaan
aliran daya, klasifikasi bus, tanda P dan Q, dan metode aliran daya.
Metode aliran daya yang dijelaskan adalah metode iterasi Gauss-seidel.
BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CPI DENGAN ETAP 4.0
Bab ini menceritakan tentang metode aliran daya menggunakan ETAP
4.0 dalam bentuk flowchart, prosedur menggunakan ETAP 4.0, data
aliran daya yang digunakan yaitu : pembangkit, transformator,
BAB IV HASIL STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CPI DENGAN ETAP 4.0
Bab ini berisi tentang hasil studi aliran daya sistem 115 KV PT. CPI
dengan menggunakan program ETAP 4.0 (output ETAP 4.0) pada saat
sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia pada keadaan normal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI STUDI ALIRAN DAYA
II.1 Umum
Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan diagram segaris suatu sistem tenaga
listrik yang sederhana. Gambar ini menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri
atas lima sub-sistem utama, yaitu: pusat pembangkit, transmisi, gardu induk, jaringan
distribusi, dan beban.
Gambar 2.1. Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana
Pada pusat pembangkit terdapat generator dan tranformator penaik tegangan
(step-up transformer). Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang
dihasilkan pada poros turbin menjadi energi listrik. Lalu melalui transformator penaik
tegangan energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan
tinggi menuju pusat-pusat beban. Tegangan ini dinaikkan dengan maksud untuk
mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian
saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan
berarti akan mengurangi rugi-rugi daya transmisi.
Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut akan
kembali diturunkan melalui transformator penurun tegangan (step-down transformer)
tegangan rendah yang kemudian akan disalurkan melalui saluran distribusi menuju
pusat-pusat beban.
II.2 Representasi Sistem Tenaga Listrik
Sebelum studi aliran daya ini dilakukan sistem yang dianalisa harus terlebih
dahulu direpresentasikan dengan suatu diagram pengganti.
II.2.1 Diagram Segaris
Suatu sistem tiga fasa yang simetris selalu dipecahkan per satu fasa dengan
menggambarkan diagram segaris atau single line diagram. Maksud diagram segaris
itu adalah untuk memberikan semua informasi yang perlu dan dalam bentuk yang
sesuai dengan sistem itu. Diagram segaris itu berbeda-beda sesuai dengan studi yang
akan dilakukan.
Persoalan-persoalan pokok dalam sistem tenaga adalah : aliran daya, operasi
ekonomik, hubung singkat, kestabilan peralihan, pengaturan-pengaturan daya aktif
dan frekuensi dan pengaturan daya reaktif dan tegangan serta pelepasan beban. Dilihat
dari batasan waktu, persoalan-persoalan diatas dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok keadaan yaitu : keadaan mantap, keadaan peralihan, dan keadaan
sub-peralihan.
Pada studi aliran daya dan operesi ekonomik yang dibutuhkan adalah
besaran dalam keadaan mantap, pada studi kestabilan peralihan dibutuhkan
besaran dalam keadaan peralihan dan pada studi hubung singkat dibutuhkan
besaran-besaran dalam keadaan sub-peralihan. Pada studi pengaturan dan pelepasan beban
besaran-besaran yang dibutuhkan tergantung dari keadaan yang diinginkan, mantap
Oleh karena itu, representasi sistem tenaga listrik itu digambarkan sesuai
dengan studi-studi yang akan dilakukan, dan banyaknya keterangan yang dimasukkan
dalam diagram tergantung pada maksud diagram tersebut dibuat. Misalnya dalam
studi aliran daya beban-beban dan tahanan-tahanan harus digambarkan, tempat
pemutus tenaga dan rele tidak penting, jadi tidak perlu digambarkan, juga impedansi
hubungan netral ke tanah tidak perlu digambarkan.
Dalam studi hubung singkat, tempat dan spesifikasi dari pemutus tenaga dan
rele harus diberikan, sedangkan tahanan biasanya dapat diabaikan. Demikian juga
beban statik dapat diabaikan. Pengabaian ini dilakukan untuk menyederhanakan
perhitungan, tetapi bila perhitungan dilakukan dengan komputer digital pengabaian ini
tidak perlu, dengan demikian diperoleh hasil yang lebih teliti.
Representasi sistem untuk studi kestabilan peralihan hampir sama dengan
representasi sistem untuk studi hubung singkat. Pada studi peralihan digunakan
reaktansi peralihan sedangkan pada studi hubung singkat digunakan reaktansi
sub-peralihan.
Gambar 2.2 adalah diagram segaris suatu sistem tenaga yang sangat sederhana. Dua
generator, yang satu ditanahkan melalui sebuah reaktor dan yang satu lagi melalui
sebuah resistor, dihubungkan kesebuah rel dan melalui sebuah transformator panaik
tegangan ke saluran transmisi. Sebuah generator yang lain, yang ditanahkan melalui
sebuah reaktor, dihubungkan ke sebuah rel dan melalui sebuah transformator pada
ujung yang lain dari saluran transmisi itu. Sebuah beban dihubungkan ke
masing-masing rel. Pada diagram itu keterangan mengenai beban, rating generator,
transformator, dan reaktansi bermacam-macam komponen rangkaian sering juga
Gambar 2.2. Diagram Segaris Suatu Sistem Listrik
II.2.2 Diagram Impedansi dan Diagram Reaktansi
Untuk dapat menghitung kinerja suatu sistem dalam keadaan berbeban atau
terjadinya suatu gangguan, diagram segaris digunakan untuk menggambar rangkaian
ekivalen fasa tunggal dari sistem. Gambar 2.3 menggabungkan rangkaian-rangkaian
ekivalen dari berbagai komponen yang diperlihatkan pada Gambar 2.2 untuk
membentuk diagram impedansi sistem. Jika diinginkan untuk melakukan studi beban,
beban tertinggal A dan B digantikan dengan resistansi dan reaktansi induktif dalam
hubungan seri. Diagram impedansi tidak memasukkan impedansi pembatas arus yang
ditunjukkan pada diagram segaris diantara netral generator dan tanah karena dalam
keadaan seimbang tidak ada arus yang mengalir dalam tanah dan netral generator
berada pada potensial yang sama dengan netral sistem. Karena arus magnet suatu
transformator biasanya diabaikan dalam rangkaian ekivalen transformator.
Seperti telah disebutkan terdahulu, resistansi sering diabaikan dalam
perhitungan gangguan, juga dalam program komputer digital. Tentu saja pengabaian
resistansi akan menimbulkan sedikit kesalahan, tetapi hasilnya masih dapat diterima
karena reaktansi induktif suatu sistem jauh lebih besar dari resistansinya. Resistansi
dan reaktansi induktif tidak dijumlahkan secara langsung, dan impedansi tidak akan
jauh berbeda dengan resistansi induktif jika resistansinya kecil. Beban-beban yang
tidak menyangkut mesin-mesin yang berputar sangat kecil pengaruhnya terhadap arus
saluran total pada waktu terjadi gangguan oleh karena itu biasanya diabaikan. Tetapi
beban yang berupa motor serempak selalu dimasukkan dalam perhitungan gangguan
karena e.m.f yang dibangkitkan besar sumbangannya pada arus hubung singkat.
Diagram itu harus memperhitungkan motor induksi sebagai sebuah e.m.f yang
dibangkitkan dalam hubungan seri dengan suatu reaktansi induktif jika diagram
tersebut dimaksudkan untuk menentukan arus yang timbul segera sesudah terjadinya
gangguan. Motor induksi diabaikan dalam perhitungan arus beberapa periode setelah
terjadinya gangguan karena arus yang diberikan oleh sebuah motor induksi hilang
dengan cepat setelah motor tersebut dihubung singkat.
Jika ingin menyederhanakan perhitungan arus gangguan dengan mengabaikan
semua beban statis, semua resistansi, arus magnet masing-masing transformator, dan
kapasitansi saluran transmisi, diagram impedansi itu menjadi diagram reaktansi
seperti ditunjukkan gambar 2.4. Penyederhanaan ini hanya berlaku untuk
perhitungan-perhitungan gangguan dan tidak berlaku untuk studi aliran daya, yang merupakan
pokok permasalahan tugas akhir ini.
II.2.3 Representasi Generator Sinkron
Generator sinkron biasanya dihubungkan langsung pada rel atau sering juga
melalui transformator daya. Karena tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui
besar tegangan rel dan aliran daya, maka generator sinkron direpresentasikan sebagai
suatu sumber daya, dan tegangan yang diperoleh dari analisa ini adalah tegangan rel
dimana generator itu terhubung.
II.2.4 Representasi Transformator
Transformator direpresentasikan sebagai reaktansi X saja dengan mengabaikan
sirkuit eksitasi dari transformator itu.
II.2.5 Representasi Saluran Transmisi
Untuk keperluan analisa dan perhitungan maka diagram pengganti biasanya
dibagi dalam 3 kelas, yaitu:
1. Saluran pendek (<80 km)
2. Saluran menengah (80-250 km)
3. Saluran Panjang (>250 km)
Sebenarnya klasifikasi di atas sangat kabur dan sangat relatif. Klasifikasi saluran
transmisi harus didasarkan atas besar kecilnya kapasitansi ke tanah. Jadi bila
kapasitansi ke tanahnya kecil, dengan demikian arus bocor ke tanah kecil terhadap
arus beban, maka dalam hali ini kapasitansi ke tanah dapat diabaikan, dan dinamakan
saluran pendek. Tetapi bila kapasitansi ke tanah sudah mulai besar sehingga tidak
dapat diabaikan, tetapi belum begitu besar sekali sehingga masih dapat dianggap
seperti kapasitansi terpusat (lumped capacitance), dan ini dinamakan saluran
sebagai kapasitansi terpusat, dan harus dianggap terbagi rata sepanjang saluran, maka
dalam hal ini dinamakan saluran panjang.
Diatas telah disebutkan bahwa klasifikasi berdasarkan panjang kawat sangat
kabur. Seperti diketahui semakin tinggi tegangan operasi maka kemungkinan
timbulnya korona akan sangat besar. Korona ini akan memperbesar kapasitansi,
dengan demikian memperbesar arus bocor. Jadi ada kalanya walaupun panjang
saluran hanya 50 km, misalnya, bila tegangan kerja sangat tinggi (Tegangan Ekstra
Tinggi, EHV, apalagi Tegangan Ultra Tinggi, UHV) maka kapasitansi relatif besar
sehingga tidak mungkin lagi diabaikan walaupun panjang saluran hanya 50 km.
Jadi untuk memperoleh hasil yang teliti, sebelum menggambarkan diagram
pengganti saluran transmisi, lebih baik bila dihitung terlebih dahulu kapasitansi
termasuk korona. Dalam prakteknya klasifikasi saluran transmisi menurut panjangnya
seperti tertera di atas sudah memadai.
II.2.6 Representasi Beban-beban
Beban-beban dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu: beban statik dan beban
berputar; motor sinkron atau motor asinkron. Beban statik dan beban berputar
biasanya direpresentasikan sebagai impedansi konstan Z atau sebagai daya konstan P
dan Q, tergantung dari alat hitung yang digunakan.
Perhitungan dengan tangan atau Network Analyzer dengan impedansi konstan,
sedang bila dihitung dengan komputer digital direpresentasikan dengan daya P dan Q
II.3 Matriks Admitansi Bus
Untuk memperoleh persamaan tegangan simpul (node-voltage equations),
dengan memperhatikan gambar 2.5 dimana besarnya impedansi dinyatakan dalam per
unit pada base (dasar) MVA tertentu dan untuk memudahkan perhitungan maka
tahanan diabaikan. Karena untuk memperoleh persamaan tegangan itu didasarkan
pada hukum arus Kirchhoff maka besaran-besaran impedansi dirubah menjadi
besaran-besaran admitansi dengan menggunakan persamaan berikut:
ij ih ij ij
jx r z
y 1 1
Gambar 2.5 Diagram Impedansi Dari Suatu Sistem Tenaga
Rangkaian pada gambar 2.5 telah digambar ulang pada gambar 2.6 menjadi
besaran admitansi dan pengubahan menjadi sumber-sumber arus. Simpul 0 (biasanya
dianggap tanah) diambil sebagai referensi. Dengan menggunakan hukum arus
Kirchhoff pada simpul 1 sampai simpul 4 menghasilkan:
3
Dengan menyusun persamaan di atas, maka:
4
Persamaan node menjadi
4
Pada rangkaian di atas, karena tidak hubungan antara bus 1 dan bus 4, maka Y14 = Y41
Dengan mengembangkan persamaan di atas untuk sistem dengan n-bus, maka
persamaan tegangan simpul dalam bentuk matriks adalah:
n
dengan matriks admitansi bus. Komponen diagonal dari tiap simpul adalah jumlah
dari admitansi-admitansi yang terhubung padanya. Ini dikenal dengan admitansi
sendiri atau driving point admittance, yaitu:
i
Kompone diagonal mati (off-diagonal element) sama dengan negatif dari admitansi
antara simpul-simpul. Ini dikenal dengan admitansi bersama yaitu:
ij ji
ij Y y
Y
Jika arus bus diketahui, maka besar tegangan bus ke-n dapat diperoleh dengan:
bus bus
bus Y I
V 1
II.4 Persamaan Aliran Daya
Persamaan aliran daya secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.7 sistem
yang memiliki 2 bus. Setiap bus memiliki sebuah generator dan beban, walaupun pada
kenyataannya tidak semua bus memiliki generator. Transmisi menghubungkan antara
bus 1 dan bus 2. Pada setiap bus memiliki 6 besaran elektris yang terdiri dari : PD, PG,
Gambar 2.7 One-line diagram sistem 2 bus
Pada gambar 2.7 dapat dihasilkan persamaan persamaan aliran daya dengan
menggunakan diagram impedansi. Pada gambar 2.8 merupakan diagram impedansi
dimana generator sinkron direpresentasikan sebagai sumber yang memiliki reaktansi
dan transmisi model p (phi). Beban diasumsikan memiliki impedansi konstan dan
1
Gambar 2.8 Diagram impedansi sistem 2 bus
Besar daya pada bus1 dan bus 2 adalah:
2
power) untuk masing-masing bus.
1
Gambar 2.9 Bus power dengan transmisi model untuk sistem 2 bus
Besar arus yang diinjeksikan pada bus 1 dan bus 2:
Semua besaran adalah diasumsikan dalam sistem per-unit, sehingga:
Gambar 2.10 Aliran arus pada rangkaian ekivalen
Aliran arus dapat dilihat pada gambar 2.10, dimana arus pada bus 1 adalah:
s
Untuk aliran arus pada bus 2 adalah :
2
Notasi matriks dari persamaan (2-15) adalah :
bus bus bus Y V
I (2-16)
Persamaan (2.5) hingga (2-16) yang diberikan untuk sistem 2 bus dapat
dijadikan sebagai dasar untuk penyelesaian persamaan aliran daya sistem n-bus.
Gambar 2.11 menunjukkan sistem dengan jumlah n-bus dimana bus 1 terhubung
dengan bus lainnya.Gambar 2.12 menunjukkan model transmisi untuk sistem n-bus.
1 ^ I
1 ^ I
Gambar 2.12 Model transmisi untuk sistem n-bus
Persamaan yang dihasilkan dari gambar 2.12 adalah :
n
Persamaan (2-21) dapat disubstitusikan ke Persamaan (2-5) menjadi
Persamaan (2-23) merupakan representasi persamaan aliran daya yang
nonlinear. Untuk sistem n-bus, seperti persamaan (2-15) dapat dihasilkan persamaan
(2-24), yaitu:
Notasi matriks dari persamaan (2-24) adalah:
bus
II.5 Klasifikasi Bus
Jenis bus pada sistem tenaga, yaitu
1. Load bus (bus beban)
Setiap bus yang tidak memiliki generator disebut dengan load bus. Pada bus ini
daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) diketahui sehingga sering juga disebut bus PQ.
nilai positif, sementara daya aktif dan reaktif yang dikonsumsi bernilai negatif.
Besaran yang dapat dihitung pada bus ini adalah V dan d.
2. Generator bus (bus generator)
Generator bus dapat disebut dengan voltage controlled bus karena tegangan pada
bus dibuat selalu konstan. Setiap bus generator dimana memiliki daya megawatt
yang dapat diatur melalui prime mover (penggerak mula) dan besaran tegangan
yang dapat diatur melalui arus eksitasi generator sehingga bus ini sering juga
disebut dengan PV bus. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah Q dan d.
3. Slack bus
Slack bus sering juga disebut dengan Swing bus atau rel berayun. Adapun besaran
yang diketahui dari bus ini adalah tegangan (V) dan sudut beban(d). Suatu sistem
tenaga biasanya didesign memiliki bus ini yang dijadikan referensi yaitu besaran d
= 00. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif dan reaktif.
Secara singkat klasifikasi bus dalam sistem tenaga terdapat pada tabel 2.1 yaitu
besaran yang dapat diketahui dan tidak dapat diketahui pada bus tersebut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Bus Pada Sistem Tenaga
Tipe Bus Besaran yang Diketahui Besaran Yang Tidak
Diketahui
Slack [V] = 1.0 ; = 00 P, Q
Generator
(PV Bus)
P, [V] Q,
II.6 Tanda P dan Q
Salah satu yang harus diingat dalam analisa aliran daya adalah tanda daya
nyata (P) dan daya reaktif (Q). Daya reaktif lagging adalah daya reaktif positif
menunjukkan arusnya bersifat induktif dan daya reaktif leading adalah daya negatif
menunjukkan arusnya bersifat kapasitif dan arus bus positif adalah arus yang arahnya
menuju bus. Dikarenakan aliran arus generator menuju bus dan aliran arus beban
meninggalkan bus, sehingga tanda daya adalah positif untuk bus generator dan negatif
untuk bus beban.
Oleh karena itu, dapat mengikuti ketentuan yang telah dibuat, yaitu:
1. P dan Q dengan bus beban bersifat induktif (bus beban dengan faktor daya
lagging) adalah kedua nilai negative (S P jQ).
2. P dan Q dengan bus beban bersifat kapasitif (bus beban dengan faktor daya
leading) adalah negative dan positif berturut-turut S P Q .
3. P dan Q bus generator bersifat induktif (bus dengan generator sedang beroperasi
pada faktor daya lagging) adalah kedua bernilai positif S P jQ .
4. P dan Q bus generator bersifat kapasitif (bus dengan generator sedang beroperasi
faktro daya leading).
5. Daya reaktif dari peralatan kompensasi kapasitif shunt dilokasi bus adalah positif.
II.7 Metode Aliran Daya Iterasi Gauss-Seidel
Persamaan aliran daya (2-23) yang telah dituliskan sebelumnya, yaitu:
n
j j
ijV i n
Y V jQ P
1 ^ 1
^ 1
n
Sehingga persamaan (2-29) menjadi:
ii
Dari persamaan (2-27) juga didapatkan:
n
Langkah-langkah perhitungan algoritma dengan menggunakan metode Gauss-Seidel
adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan matriks admitansi bus (Ybus) dalam per unit.
2. Tentukan bus referensi (slack bus) untuk besaran tegangan dan sudut phasa
yang tidak diketahui, yaitu:
[V] = 1.0, d = 00
3.b Untuk bus beban (load bus), tentukan Vi
^
Untuk bus generator (voltage controlled), menentukan Vi
^
dengan
menggunakan persamaan (2-33) dan (2-31) secara bersama. Sehingga
besar daya reaktif yang diketahui terlebih dahulu, yaitu:
n
Kemudian setelah itu, hitung Vi
^
V telah ditetapkan untuk bus generator. Sehingga,
1
3.b Untuk konvergensi yang cepat, menggunakan faktor akselerasi untuk bus
beban
Dimana a = faktor akselerasi
4. Konvergensi besaran nilai
Hal ini adalah perbedaan nilai absolut bagian nyata tegangan dengan hasil
iterasi yang berturut-turut harus lebih kecil dari nilai toleransi e. Biasanya
= 10-4 , dan juga
Hal ini adalah nilai absolut bagian imaginer tegangan yang dihasilkan
iterasi secara berturut seharusnya lebih kecil dari nilai toleransi e.
Apabila perbedaannya lebih besar dari toleransi maka kembali ke langkah
3, dan apabila perbedaan lebih kecil dari toleransinya maka hasil solusinya
sudah konvergensi dan lanjutkan langkah 6.
5. Menentukan daya PG dan QG dari persamaan (2-23)
6. Menentukan aliran arus pada jaringan.
Bus i Bus j
Gambar 2.13 Ilustrasi aliran pada line dengan sistem 2 bus
Perhitungan besaran arus pada jaringan (line) merupakan langkah terakhir
dari perhitungan aliran daya setelah diketahui hasil perhitungan tegangan
pada masing-masing bus. Ilustrasi perhitungan arus jaringan dapat dilihar
dari gambar 2.13 yang merupakan sistem dengan 2 bus. Arus jaringan Iij
^
,
pi
Rugi-rugi daya pada jaringan (i-j) adalah penjumlahan bilangan yang telah
dihitung pada persamaan (2-38) dan (2-39).
ji ij Lij S S
BAB III
METODE ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT.CPI DENGAN ETAP 4.0
III.1 Umum
ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan suatu program
yang menampilkan secara GUI (Graphical User Interface) tentang analisis sistem
tenaga. Program ETAP dibuat oleh perusahaan Operation Technology, Inc (OTI) dari
tahun 1995. ETAP versi 4.0 merupakan salah satu produk OTI yang dikeluarkan pada
tahun 2000. Tujuan program ETAP 4.0 dibuat adalah untuk memperoleh perhitungan
dan analisis sistem tenaga pada sistem yang besar menggunakan komputer.
Program ETAP 4.0 dapat digunakan untuk studi aliran daya pada sistem yang
besar dengan jumlah bus yang unlimited. Sistem 115 KV PT.Chevron Pacific
Indonesia (CPI) merupakan sistem yang cukup besar dan memiliki sekitar 34 bus,
oleh karena itu program ETAP 4.0 dapat digunakan untuk analisis aliran daya sistem
III.2 Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP 4.0
Pada gambar 3.1 merupakan flowchart metode aliran daya sehingga dapat
dijelaskan metode aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia
menggunakan program ETAP 4.0.
Gambar 3.1 Flowchart studi aliran daya menggunakan ETAP 4.0
Mulai Buat One-Line
Diagram
Masukan Data: Generator(KV, MW, MVAR) Transformator(KV, MVA, Z, X/R)
Transmisi(panjang, R, X, Y) Pengaman(rating dari library)
Bus(KV, %V, angle, LDF) Tentukan Swing Bus
Run Program Output Load
Flow Selesai Masukan data Studi Kasus:
Metode, Max. Iterasi,
Precision, loading category, Charger loading, Load Diversity factor, initial Condition, update.
Tidak
Tidak
Gambar 3.1 merupakan diagram alir (flowchart) studi aliran daya
menggunakan ETAP 4.0, dimana proses pertama dimulai hingga keluaran program.
Proses metode aliran daya sesuai gambar 3.1 adalah:
1. Membuat one-line diagram sistem yang akan dibahas, dalam tulisan ini adalah
sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia.
2. Data generator, transformator, transmisi, pengaman, dan bus dapat dimasukan
ke dalam program setelah one-line diagram dibuat.
3. Menentukan sebuah atau beberapa swing generator, setelah data generator,
transformator, transmisi, pengaman, dan bus dimasukan.
4. Masukan data studi kasus yang ditinjau.
5. Jalankan program ETAP 4.0 dengan memilih icon load flow analysis pada
toolbar. Program tidak jalan (error) apabila terdapat kesalahan, data yang
kurang, dan swing generator sehingga data dapat dimasukan kembali.
6. Keluaran studi aliran daya dapat diketahui setelah program dapat dijalankan.
Untuk melihat hasil keluaran aliran daya di load flow report manager yang
terdapat di toolbar sebelah kanan program.
III.3 Prosedur Menggunakan ETAP 4.0
Membuat one-line diagram sistem pembangkitan seperti langkah-langkah di
bawah ini.
1. Jalankan program ETAP 4.0.
Program ETAP 4.0 dapat digunakan setelah diinstall kedalam komputer, setelah
Setelah program dijalankan maka akan tampak tampilan seperti gambar 3.2 yang
merupakan tampilan pertama program ETAP 4.0.
Gambar 3.2 Tampilan pertama ETAP 4.0
2. Membuat studi kasus yang baru
Untuk membuat studi kasus yang baru maka pada gambar 3.2 klik file new
project akan muncul seperti gambar 3.3, setelah itu tulis name project, dan pilih
unit system dan required password sesuai dengan kebutuhan.
Setelah pada gambar 3.3 diklik ok maka akan tampil seperti gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tampilan user information ETAP 4.0
Masukan user name full name description password ok sesuai dengan
kebutuhan maka akan tampil gambar 3.5.
3. Membuat one-line diagram
Pada gambar 3.5 terdapat ruang untuk menggambar one-line diagram dengan
menggunakan template yang terdapat pada toolbar terletak di sebelah kanan.
One-line diagram yang telah dibuat sperti pada gambar 3.6 di bawah ini.
Gambar 3.6 One-line diagram dalam ETAP 4.0
One-line diagram sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia yang lengkap
dapat dilihat pada lampiran 1.
III.4 Data Load Flow
Sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia dapat dilihat pada one-line
diagram PT.CPI. Data dimasukan setelah one-line diagram sistem 115 KV PT. CPI
direpresentasikan ke dalam program ETAP 4.0. Data yang dibutuhkan adalah data
pada generator, bus, transmisi, transformator, pengaman, dan beban sistem 115 KV
III.4.1 Data Pembangkit Generator
Data generator yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya adalah:
ID Generator
Generator type (turbo, hydro w/o damping)
Operating mode (Swing, Voltage Control, dan Mvar Control)
Rated KV
%V dan Angle untuk swing mode of operation
%V, MW loading, dan Mvar limits (Qmax dan Qmin) untuk Voltage Control
mode of operation
MW dan Mvar loading untuk Mvar control mode of operation.
Data generator yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT.
Chevron Pacific Indonesia terdapat pada lampiran 2.
Tampilan gambar data program ETAP 4.0 dapat dilihat pada gambar 3.7 di
bawah ini.
Gambar 3.7 merupakan data generator CGN-G1 pada Nort duri Switchyard.
Kapasitas generatornya adalah 120 MW. Pada gambar terlihat data Var limits,
effisiensi, dan kutub dan kecepatan generator.
III.4.2 Data Transformator
Data transformator yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya dengan
program ETAP 4.0 adalah:
ID transformator
Rated KV di sisi primer dan sekunder
Rated MW
Impedansi (%Z dan X/R)
Fixed tap (% tap)
Data transformator yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV
PT. Chevron Pacific Indonesia terdapat pada lampiran 3.
Tampilan data transformator pada program ETAP 4.0 terdapat pada gambar
3.8 di bawah ini.
Gambar 3.8 merupakan transformator pada gardu induk Cogen. Kapasitas
daya dari transformator ini adalah 150 MVA dengan tegangan primer 230 KV dan
sekunder adalah 13,8 KV. Pada gambar terlihat impedansi positif dan nol dari
transformator.
III.4.3 Data Transmisi
Data saluran transmisi dalam program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.9 di
bawah ini.
Data saluran transmisi untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron
Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran 4.
Tampilan data transmisi dalam program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.9 di
bawah ini.
Gambar 3.9 Tampilan data transmisi pada ETAP 4.0
Gambar 3.9 merupakan data transmisi saluran antara Cogen dengan Kotabatak
Junction 230A. Pada gambar terlihat besar impedansi dengan R sebesar 6.49751, X
III.4.4 Data Bus
Data bus yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya menggunakan program
ETAP 4.0 adalah:
ID bus
Nominal KV
%V dan Angle (bila initial condition digunakan untuk bus voltages)
Load Diversity Factor (bila loading option menggunakan diversity factor)
Data bus yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT.
Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran
5.
Tampilan data bus pada program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.10 di bawah
ini.
Gambar 3.10 Tampilan data bus pada program ETAP 4.0
Gambar 3.10 merupakan bus pada PLTG Cogen dengan tegangan kerja 230
KV. Pada gambar terlihat initial voltage sebesar 100% dengan sudut 0, load diversity
III.4.5 Data Beban
Data beban sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia yang digunakan
adalah data beban 391 MW. Ada 2 jenis beban dalam program ETAP 4.0 yaitu: static
load dan lumped load. Static load merupakan beban yang dominan adalah beban
rumah tangga (statis), sedangkan lumped load merupakan beban yang diminan adalah
industri.
Pada analisi aliran daya ini beban dianggap ter-lump dan dianggap terhubung pada rel
115 kV.
Lumped Load
Data beban lumped load yang dibutuhkan untuk analisis aliran daya
menggunakan ETAP 4.0 adalah:
Load ID
Rated KV, MVA, power factor, dan % motor load
Loading category ID dan % Loading
Data yang digunakan untuk analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron
Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 terdapat pada lampiran 6.
Tampilan data lumped load pada program ETAP 4.0 seperti pada gambar 3.11
di bawah ini.
Gambar 3.11 merupakan beban Petapahan sebesar 2,562 MVA. Pada gambar
terlihat faktor daya sebesar 85%, arus 12.86 Ampere, % persen beban static load
sebesar 5%, dan loading category sebesar 100%.
III.4.6 Data Pengaman
Data pengaman (high voltage circuit breaker) yang digunakan untuk analisis
aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia berdasarkan data yang ada
pada library ETAP 4.0, dimana standar yang digunakan adalah ANSI. Data pengaman
diambil berdasarkan besar tegangan yang terdapat pada library.
III.4.7 Data Load Flow Study Case
Load flow study case (LFSC) merupakan masalah yang ditinjau untuk studi
aliran daya. LFSC meliputi metode aliran daya, loading category, load diversity
factor, charger loading, dan initial condition. LFSC yang digunakan untuk analisis
aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia seperti pada gambar 3.12
adalah:
1. Metode aliran daya :
Accelerated Gauss-Seidel
Maximum iteration : 5000
Precision (ketepatan) : 0,000001
2. Loading category : Design
3. Loading diversity factor : None
4. Charger loading : Loading Category
Gambar 3.12 Tampilan data load flow study case
Gambar 3.12 merupakan tampilan data LFSC yang digunakan untuk analisis
BAB IV
HASIL STUDI ALIRAN DAYA SISTEM 115 KV PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
IV.1 Hasil Perhitungan Nilai Tegangan dan Sudut Beban Saat Sistem Normal
Tinjauan aliran daya pada saat sistem keadaan normal adalah pada saat beban
400,824 MW dan seluruh pembangkit yang ada beroperasi (terkecuali generator DG
T2 yang sudah tidak beroperasi lagi). Hasil nilai tegangan dan sudut beban dari
analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan
ETAP 4.0 pada saar sistem normal terdapat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Tegangan dan sudut beban saat sistem normal
Hasil Perhitungan Nama Bus
Tegangan Bus
(KV) % Tegangan Tegangan (KV)
Sudut Beban
3D 115 94,49 108,661 -11,3
4B 115 94,91 109,142 -11,1
4D 115 94,47 108,643 -11,4
5B 115 94,64 108,837 -11,3
6D 115 94,21 108,346 -11,8
6DN 115 94,29 108,434 -11,7
8C 115 94,05 108,160 -12,0
8D 115 93,92 108,007 -12,1
Bangko 115 85,90 98,790 -15,0
Batang 115 91,40 105,109 -12,0
Bekasap Main 115 94,84 109,071 -10,3
Beruk b 115 88,08 101,289 -15,4
Bus-43 115 95,18 109,459 -10,1
Central Duri 115 95,68 110,033 -9,8
Duri 115 95,24 109,524 -10,2
KBJ 115 95,60 109,940 -10,5
KBJ_13.8A 13,8 95,33 13,156 -10,9
KBJ_13.8B 13,8 95,33 13,156 -10,9
Kota Batak 115 94,05 108,159 -11,4
Libo 115 95,43 109,741 -10,6
Menggala 115 86,78 99,795 -14,5
Minas 115 94,35 108,503 -11,9
MNS-BG8 13,8 95,71 13,208 -9,1
MNS-BG10 13,8 95,49 13,178 -9,8
MNS-BG11 13,8 95,08 13,122 -10,0
NDRI_13.8 13,8 96,77 13,354 -9,3
NDRI_115A 115 97,27 111,862 -8,6
NDRI_115B 115 97,24 111,824 -8,7
Nella 115 85,60 98,445 -15,2
Pedada 115 86,92 99,961 -16,1
Pematang Mai 115 95,05 109,306 -10,2
Pinang 115 85,49 98,312 -15,3
Pungut 115 95,39 109,700 -10,3
Pusaka 115 87,02 100,068 -16,0
Rokan 115 94,98 109,228 -10,2
Sintong 115 87,06 100,117 -14,3
Suram 115 93,75 107,814 -11,6
Zamrud 115 86,70 99,709 -16,1
CDRI-BG1 13,8 102.38 14,128 -5,3
CDRI-BG2 13,8 102,34 14,123 -4,8
CDRI-BG3 13,8 102,42 14,134 -5,4
CDRI-BG4 13,8 102,45 14,138 -5,4
CGN-BG1 13,8 105,00 14,490 0,0
CGN-BG2 13,8 105,00 14,490 0,0
CGN-BG3 13,8 105,00 14,490 0,0
Cogen 230 235,463 235,463 -3,2
MNS-BG4 13,8 102,26 14,112 -7,9
IV.2 Hasil Perhitungan Daya Aktif dan Reaktif Saat Sistem Normal
Hasil perhitungan arah dan besar aliran daya aktif dan reaktif pada setiap
saluran dari analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia
Tabel 4.2 Daya aktif dan reaktif saat sistem normal
Saluran Aliran Daya
Dari Bus (Rel)
Ke Bus (Rel)
Daya Aktif (MW)
Daya Reaktif (MVAR)
% PF
Arus (Ampere)
3D 4D 12.21 -3.33 -96.5 67
3D KBJ -33.58 -9.92 95.9 186
4B 5B 29.36 5.77 98.1 158
4B KBJ -47.04 -16.73 94.2 264
4D 3D -12.20 3.23 -96.7 64
4D 6DN 36.85 1.04 100.0 195
4D KBJ -42.76 -15.49 94.0 241
5B 4B -29.30 -5.78 98.1 158
5B 6D 29.51 5.54 98.3 159
5B Minas 18.26 -0.92 -99.9 96
5B KBJ -45.19 -15.39 94.7 253
6D 5B -29.41 -5.54 98.3 159
6D Minas 5.74 -9.13 -58.3 57
6DN 4D -36.79 -0.99 100.0 195
6DN Minas 16.77 -11.42 -82.7 108
8C Minas -20.06 -12.43 85.0 125
8D Minas -30.86 -19.13 85.0 194
Balam Nella -4.98 -3.08 85.0 34
Bangko Sintong -21.38 -11.76 87.6 142
Batang Central Duri -32.72 -18.69 86.8 206
Batang Sintong 31.45 17.9 86.9 198
Bekasap Main Duri -11.21 -6.95 85.0 69
Beruk Minas -24.55 -13.08 88.3 158
Beruk Pusaka 7.52 3.16 92.2 46
Beruk Zamrud 13.05 7.45 86.8 85
Bus-43 Central Duri -12.00 -6.8 87.0 72
Bus-43
Pematang
Main 7.58 4.53 85.8 46
Bus-43 Rokan 4.43 2.27 89.0 26
CDRI-BG1 Central Duri 15.30 12.6 77.2 809
CDRI-BG2 Central Duri 16.70 12.6 79.8 855
CDRI-BG3 Central Duri 14.70 12.6 75.9 790
CDRI-BG4 Central Duri 14.90 12.6 76.4 796
Central Duri Batang 33.52 19.51 86.4 203
Central Duri Bus-43 12.03 6.43 88.2 71
Central Duri Duri 18.31 6.52 94.2 101
Central Duri Duri 18.31 6.52 94.2 101
Central Duri NDRI_115B -81.33 -34.07 92.2 462
Central Duri CDRI-BG1 -15.19 -10.60 82.0 97
Central Duri CDRI-BG2 -16.58 -10.37 84.8 102
Central Duri CDRI-BG3 -14.60 -10.68 80.7 94
Central Duri CDRI-BG4 -14.79 -10.64 81.2 95
CGN-BG2 Cogen 90.81 41.70 90.9 3981
CGN-BG3 Cogen 90.81 41.70 90.9 3981
Cogen KBJ_230 97.63 38.90 92.9 257
Cogen KBJ_230 88.12 19.38 97.7 221
Cogen CGN-BG1 -90.66 -35.66 93.1 238
Cogen CGN-BG2 -90.66 -35.66 93.1 238
Cogen CGN-BG3 -90.66 -35.66 93.1 238
Cogen
NDRI_115A
&
NDRI_13.8 86.24 48.70 87.1 242
Duri
Bekasap
Main 11.24 6.65 86.0 68
Duri Central Duri -18.26 -6.73 93.8 102
Duri Central Duri -18.26 -6.73 93.8 102
Duri KBJ 1.62 -3.43 -42.8 19
Duri Pungut 2.34 -2.98 -61.8 19
KBJ Duri -1.62 1.42 -75.2 11
KBJ 3D 33.82 10.06 95.8 185
KBJ 4B 47.21 16.89 94.2 263
KBJ 4D 43.00 15.59 94.0 240
KBJ 5B 45.41 15.55 94.6 252
KBJ Kota Batak 13.35 5.84 91.6 76
KBJ Libo 2.17 0.25 99.3 11
KBJ
KBJ_13.8B
& KBJ_230 -91.18 -33.71 93.8 510
KBJ
KBJ_13.8A
& KBJ_230 -91.18 -33.71 93.8 510
KBJ_13.8A
KBJ_230 &
KBJ 0.00 0.00 0.0 0
KBJ_13.8B
KBJ_230 &
KBJ 0.00 0.00 0.0 0
KBJ_230 Cogen -96.28 -42.43 91.5 268
KBJ_230 Cogen -86.45 -38.78 91.2 241
KBJ_230
KBJ &
KBJ_13.8B 91.36 40.60 91.4 255
KBJ_230
KBJ &
KBJ_13.8A 91.36 40.60 914.0 255
Kota Batak KBJ -13.23 -6.89 88.7 79
Kota Batak Petapahan 3.75 1.01 96.5 20
Libo KBJ -2.16 -1.34 85.0 13
Menggala Sintong -5.91 -3.66 85.0 40
Minas 5B -18.20 0.62 -99.9 96
Minas 6D -5.73 8.96 -53.9 56
Minas 6DN -16.75 11.36 -82.8 107
Minas Beruk 25.47 13.05 89.0 152
Minas 8C 20.08 12.21 85.5 125
Minas MNS-BG4 -10.37 -14.02 59.4 92
Minas MNS-BG6 -10.03 -20.32 44.2 120
Minas MNS-BG8 -14.44 -12.65 75.2 102
Minas MNS-BG10 -15.95 -18.54 65.2 130
Minas MNS-BG11 -15.66 -18.69 64.2 129
MNS-BG4 Minas 10.50 16.50 53.7 800
MNS-BG6 Minas 10.10 22.10 41.6 1004
MNS-BG8 Minas 14.50 14.00 71.9 881
MNS-BG10 Minas 16.00 20.00 62.5 1122
MNS-BG11 Minas 15.70 20.00 61.7 1118
NDRI_13.8
Cogen &
NDRI_115A 0.00 0.00 0 0
NDRI_115A NDRI_115B 86.07 38.37 91.3 486
NDRI_115A
NDRI_13.8
& Cogen -85.96 -38.29 91.3 485
NDRI_115B NDRI_115A -86.06 -38.33 91.83 486
NDRI_115B Central Duri 81.92 35.70 91.6 461
Nella Bangko -6.63 -3.01 91.1 42
Nella Balam 4.99 2.63 88.4 33
Nella Pinang 1.64 0.37 97.5 9
Pedada Pusaka -2.33 -1.44 85.0 15
Pematang
Main Bus-43 -7.57 -4.69 85.0 47
Petapahan Suram 1.58 0.44 96.3 8
Pinang Nella -1.64 -1.02 85.0 11
Pungut Duri -2.34 2.04 -75.3 16
Pungut KBJ 0.98 -2.88 -75.3 16
Pusaka Beruk -7.47 -4.30 86.7 49
Pusaka Pedada 2.33 1.12 90.2 14
Rokan Bus-43 -4.42 -2.74 85.0 27
Sintong Bangko 21.53 11.72 87.8 141
Sintong Menggala 5.92 3.31 87.3 39
Sintong Batang -30.65 -17.02 87.4 202
Suram Petapahan -1.58 -0.98 85.0 9
Zamrud Beruk -12.94 -8.02 85.0 88
IV.3 Hasil Perhitungan Daya Aktif dan Reaktif Pada Cabang (transmisi dan transformator) Saat Sistem Normal
Hasil perhitungan arah dan besar aliran daya aktif dan reaktif pada cabang
(transmisi dan transformator) dari analisis aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron
Pacific Indonesia menggunakan ETAP 4.0 saat sistem normal terdapat pada tabel 4.3
di bawah ini.
Tabel 4.3 Aliran daya aktif dan reaktif pada cabang saat sistem normal
Informasi Bus yang Terhubung
Aliran Daya Dari-ke Bus
Aliran Daya ke-dari Bus Nama Cabang
3D-4D 3D 4D 12.208 -3.327 -12.200 3.230
KBJ-3D 3D KBJ -33.576 -9.916 33.816 10.061
4B5B 4B 5B 29.359 5.771 -29.304 -5.779
KBJ-4B 4B KBJ -47.042 -16.729 47.206 16.885
4D-6DN 4D 6DN 36.855 1.043 -36.789 -0.987
KBJ-4D 4D KBJ -42.757 -15.492 42.999 15.589
5B-6D 5B 6D 29.507 5.536 -29.415 -5.545
5B-MNS 5B Minas 18.262 -0.925 -18.199 0.621
KBJ-5B 5B KBJ -45.191 -15.394 45.413 15.551
6D-MNS 6D Minas 5.742 -9.126 -5.733 8.956
6DN-MNS 6DN Minas 16.769 -11.420 -16.750 11..55
MNS-8C 8C Minas -20.056 -12.429 20.082 12.206
MNS-8D 8D Minas -30.864 -19.127 30.922 19.048
NL-BLM Balam Nella -4.967 -3.084 4.985 2.631
BKO-STG Bangko Sintong -21.381 -11.758 21.533 11.720
NL-BKO Bangko Nella 6.639 2.622 -6.626 -3.005
BTG-CDRI Batang Central Duri -32.724 -18.686 33.522 19.508
STG-BTG Batang Sintong 31.449 17.896 -30.652 -17.016
BKM-DRI
Bekasap
Main Duri -11.212 -6.949 11.236 6.655
BRK-MNS Beruk Minas -24.550 -13.083 25.467 13.046
BRK-PSK Beruk Pusaka 7.521 3.162 -7.472 -4.303
BRK-ZMRD Beruk Zamrud 13.046 7.453 -12.939 -8.019
Bus43-PMTM Bus-43
Pematang
Main 7.577 4.529 -7.571 -4.692
RKN-Bus43 Bus-43 Rokan 4.429 2.273 -4.425 -2.742
CDRI-TX1 CDRI-BG1 Central Duri 15.300 12.600 -15.192 -10.599
CDRI-TX2 CDRI-BG2 Central Duri 16.700 12.600 -16.580 -10.375
CDRI-TX3 CDRI-BG3 Central Duri 14.700 12.600 -14.597 -10.680
CDRI-TX4 CDRI-BG4 Central Duri 14.900 12.600 -14.795 -10.641
CDRI-DRI_A Central Duri Duri 18.309 6.524 -18.260 -6.728
CDRI-DRI_B Central Duri Duri 18.309 6.524 -18.260 -6.728
NDRI_115B-CD Central Duri NDRI_115B -81.326 -34.072 81.920 35.761
CGN-TX1 CGN-BG1 Cogen 90.808 41.695 -90.664 -35.659
CGN-TX2 CGN-BG2 Cogen 90.808 41.695 -90.664 -35.659
CGN-TX3 CGN-BG3 Cogen 90.808 41.695 -90.664 -35.659
CGN-KBJ_230A Cogen KBJ_230 97.633 38.902 -96.281 -42.426
CGN-KBJ_230B Cogen KBJ_230 88.117 19.378 -96.281 -42.426
DRI-KBJ Duri KBJ 1.625 -3.427 -1.618 1.419
DRI-PGT Duri Pungut 2.341 -2.982 -2.337 2.042
KBJ-KTBTK KBJ Kota Batak 13.350 5.843 -13.233 -6.890
LBO-KBJ KBJ Libo 2.167 0.252 -2.165 -1.783
PGT-KBJ KBJ Pungut -0.979 1.815 0.982 3.314
MGL-STG Menggala Sintong -5.911 -3.663 5.921 22.100
MNS-TX-4 Minas MNS-BG4 -10.367 -14.022 10.500 14.000
MNS-TX6 Minas MNS-BG6 -10.025 -20.325 10.100 20.000
MNS-TX8 Minas MNS-BG8 -14.443 -12.653 14.500 20.000
MNS-TX10 Minas MNS-BG10 -15.950 -18.537 16.000 -38.331
MNS-TX11 Minas MNS-BG11 -15.656 -18.691 15.700 -1.016
NDRI_115A-ND NDRI_115A NDRI_115B 86.069 38.369 -86.056 1.118
PNG-NL Nella Pinang 1.640 0.374 -1.639 -0.978
PSK-PDD Pedada Pusaka -2.331 -1.445 2.332 -33.707
PTP-SRM Petapahan Suram 1.579 0.442 -1.578 -0.001
KBJ_230-TXA KBJ_230 KBJ 91.364 40.605 -91.177 -33.707
KBJ_13.8B -0.001 -0.001
KBJ_230-TXB KBJ_230 KBJ 91.364 40.605 -91.177 -33.707
KBJ_13.8A -0.001 -0.001
NDRI_115A-TX Cogen NDRI_115A 86.244 48.698 -85.964 -38.293
NDRI_13.8 0.001 0.001
IV.4 Hasil Perhitungan Losses dan Voltage Drop Saat Sistem Normal
Perhitungan aliran daya dapat mengetahui besar losses pada setiap cabang dan
voltage drop pada setiap cabang. Hasil perhitungan losses dan voltage drop pada
Tabel 4.4 Losses dan voltage drop saat sistem normal
Informasi Bus yang Terhubung
Losses
% Tegangan Bus
%Voltage Drop Nama
Cabang
Dari Bus Ke Bus KW KVAR Dari Ke
3D-4D 3D 4D 7.5 -96.9 94.49 94.47 0.02
KBJ-3D 3D KBJ 240.0 144.5 94.49 95.60 1.11
4B5B 4B 5B 55.9 -8.4 94.91 94.64 0.26
KBJ-4B 4B KBJ 164.6 156.1 94.91 95.60 0.69
4D-6DN 4D 6DN 66.3 55.5 94.47 94.29 0.18
KBJ-4D 4D KBJ 242.5 97.2 94.47 95.60 1.13
5B-6D 5B 6D 92.0 -9.3 94.64 94.21 0.43
5B-MNS 5B Minas 63.3 -303.4 94.64 94.35 0.29
KBJ-5B 5B KBJ 222.2 156.6 94.64 95.60 0.96
6D-MNS 6D Minas 9.1 -169.9 94.21 94.35 0.14
6DN-MNS 6DN Minas 19.4 -64.9 94.29 94.35 0.06
MNS-8C 8C Minas 26.3 -223.2 94.05 94.35 0.30
MNS-8D 8D Minas 58.5 -79.3 93.92 94.35 0.43
NL-BLM Balam Nella 9.5 -452.7 85.29 85.60 0.31
BKO-STG Bangko Sintong 151.6 -38.5 85.90 87.06 1.15
NL-BKO Bangko Nella 12.9 -383.1 85.90 85.60 0.30
BTG-CDRI Batang Central Duri 798.3 821.6 91.40 95.68 4.28
STG-BTG Batang Sintong 797.4 880.3 91.40 87.06 4.34
Main
BRK-MNS Beruk Minas 916.8 -37.2 88.08 94.35 6.27
BRK-PSK Beruk Pusaka 48.9 -1141.6 88.08 87.02 1.06
BRK-ZMRD Beruk Zamrud 107.2 -565.7 88.08 86.70 1.37
Bus43-CDRI Bus-43 Central Duri 33.4 -368.6 95.18 95.68 0.50
Bus43-PMTM Bus-43
Pematang
Main 5.5 -163.1 95.18 95.05 0.13
RKN-Bus43 Bus-43 Rokan 4.9 -468.8 95.18 94.98 0.20
CDRI-TX1 CDRI-BG1 Central Duri 107.6 2001.1 102.38 95.68 6.70
CDRI-TX2 CDRI-BG2 Central Duri 119.6 2225.3 102.34 95.68 6.66
CDRI-TX3 CDRI-BG3 Central Duri 103.2 1919.7 102.42 95.68 6.74
CDRI-TX4 CDRI-BG4 Central Duri 105.3 1958.6 102.45 95.68 6.77
CDRI-DRI_A Central Duri Duri 48.9 -204.1 95.68 95.24 0.44
CDRI-DRI_B Central Duri Duri 48.9 -204.1 95.68 95.24 0.44
NDRI_115B-CD Central Duri NDRI_115B 594.6 1688.7 95.68 97.24 1.56
CGN-TX1 CGN-BG1 Cogen 143.7 6035.8 105.00 102.38 2.62
CGN-TX2 CGN-BG2 Cogen 143.7 6035.8 105.00 102.38 2.62
CGN-TX3 CGN-BG3 Cogen 143.7 6035.8 105.00 102.38 2.62
CGN-KBJ_230A Cogen KBJ_230 1351.9 -3523.9 102.38 98.33 4.05
KBJ_230B 8164.4 23047.9
DRI-KBJ Duri KBJ 6.7 -2008.7 95.24 95.60 0.36
DRI-PGT Duri Pungut 4.4 -940.0 95.24 95.39 0.15
KBJ-KTBTK KBJ Kota Batak 117.4 -1046.3 95.60 94.05 1.55
LBO-KBJ KBJ Libo 2.3 -1089.5 95.60 95.43 0.17
PGT-KBJ KBJ Pungut 2.7 -1067.4 95.60 95.39 0.21
KTBTK-PTP Kota Batak Petapahan 5.2 -772.0 94.05 93.82 0.23
MGL-STG Menggala Sintong 10.0 -349.1 86.78 87.06 0.28
MNS-TX-4 Minas MNS-BG4 133.2 2477.6 94.35 102.26 11.47
MNS-TX6 Minas MNS-BG6 74.9 1775.4 94.35 101.16 6.81
MNS-TX8 Minas MNS-BG8 56.8 1347.0 94.35 95.71 4.69
MNS-TX10 Minas MNS-BG10 49.6 1462.5 94.35 95.49 4.46
MNS-TX11 Minas MNS-BG11 44.4 1308.6 94.35 95.08 4.04
NDRI_115A-ND NDRI_115A NDRI_115B 13.2 38.5 97.27 97.24 0.03
PNG-NL Nella Pinang 1.2 -642.0 85.60 85.49 0.12
PSK-PDD Pedada Pusaka 1.3 -326.7 86.92 87.02 0.09
PTP-SRM Petapahan Suram 0.7 -535.7 93.82 93.75 0.07
KBJ_230-TXA KBJ_230 KBJ 186.4 6897.3 98.33 95.60 2.73
KBJ_13.8B 98.33 95.33 3.00
KBJ_230-TXB KBJ_230 KBJ 186.4 6897.3 98.33 95.60 2.73
NDRI_115A-TX Cogen NDRI_115A 281.3 10406.3 102.38 97.27 5.10
NDRI_13.8 102.38 96.77 5.61
Hasil perhitungan aliran daya sistem 115 KV PT. Chevron Pacific Indonesia
pada keadaan normal yang terdapat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4 didapatkan:
1. Perhitungan selesai pada iterasi ke-1815.
2. Daya nyata yang paling besar mengalir sebesar 97,63 MW dari Cogen ke
KBJ_230A.
3. Daya reaktif yang paling besar mengalir sebesar 48,70 MVAR yaitu dari
Cogen ke NDRI_115A dan NDRI_13.8.
4. Tegangan kritis :
Tegangan paling besar untuk sistem 115 KV pada bus NDRI_115A sebesar
111,862 KV.
Tegangan paling besar untuk sistem 13,8 KV pada bus BG1 dan
CGN-BG2 sebesar 14,490 KV.
Tegangan paling rendah untuk sistem 115 KV pada bus Balam sebesar 98,089
KV.
Tegangan paling rendah untuk sistem 13,8 KV pada MNS-BG11 sebesar
13,122 KV.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari studi aliran daya sistem 115 KV PT.
Chevron Pacific Indonesia menggunakan program ETAP 4.0 adalah :
1. Tegangan yang paling rendah untuk tinjauan sistem dalam keadaan normal
adalah pada bus Balam sebesar 98,089 KV.
2. Aliran daya nyata paling tinggi terdapat pada transmisi antara CGN dengan
KBJ_230A sebesar 97.633 MW.
3. Daya reaktif yang paling besar mengalir sebesar 48,70 MVAR yaitu dari
Cogen ke NDRI_115A dan NDRI_13.8.
4. Tegangan pada setiap bus bergantung pada besar daya reaktif pada bus
tersebut.
5. Losses paling tinggi terjadi pada saluran antara CGN dengan KBJ_230B
sebesar 8164.4 KW.
6. Losses semakin besar jika jarak transmisi dan daya yang disalurkan semakin
besar.
7. Sistem dengan beban 400,824 MW + 268,685 MVAR mempunyai total