• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cairan Serebrospinal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Cairan Serebrospinal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

CAI RAN SEREBROSPI N AL

D r I SKAN D AR JAPARD I

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Ba gia n Be da h

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Cairan serebrospinal y ang berada di ruang subarak hnoid m erupak an salah sat u prot eksi unt uk m elindungi j aringan ot ak dan m edula spinalis t erhadap t raum a at au gangguan dari luar.

Pada orang dew asa v olum e int rak ranial k urang lebih 1700 m l, v olum e ot ak sek it ar 1400 m l, v olum e cairan serebrospinal 52- 162 m l ( rat a- rat a 104 m l) dan darah sek it ar 150 m l. 80% dari j aringan ot ak t erdiri dari cairan, baik ekst ra sel m aupun int ra sel.

Rat a- rat a cairan serebrospinal dibent uk sebany ak 0,35 m l/ m enit at au 500 m l/ hari, sedangk an t ot al v olum e cairan serebrospinal berkisar 75- 150 m l dalam sew ak t u. I ni m erupak an suat u k egiat an dinam is, berupa pem bent uk an, sirkulasi dan absorpsi. Unt uk m em pert ahank an j um lah cairan serebrospinal t et ap dalam sew akt u, m aka cairan serebrospinal digant i 4- 5 kali dalam sehari.

(2)

I I . AN ATOM I D AN FI SI OLOGI

Dalam m em bahas cairan serebrospinal ada baikny a dik et ahui m engenai anat om i yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal, yait u:

• Sist em Vent rik el

Sist em vent rikel t erdiri dari 2 buah vent rikel lat eral, vent rikel I I I dan vent rikel I V. Vent rik el lat eral t erdapat di bagian dalam serebrum , am sing- m asing vent rikel t erdiri dari 5 bagian yait u kornu ant erior, kornu post erior, kornu inferior, badan dan at rium .

Vent rikel I I I adalah suat u rongga sem pit di garis t engah yang berbent uk corong unilok uler, let ak ny a di t engah k epala, dit engah k orpus k alosum dan bagian korpus unilokuler vent rikel lat eral, diat as sela t ursica, kelenj ar hipofisa dan ot ak t engah dan diant ara hem isfer serebri, t halam us dan dinding hipot halanus. Disebelah ant eropeot erior berhubungan dengan vent rikel I V m elalui aquaduct us sylvii.

Vent rik el I V m erupak an suat u rongga berbent uk k om plek s, t erlet ak di sebelah v ent ral serebrum dan dorsal dari pons dan m edula oblongat a

Gam bar- 1: Sist em v ent rik el. ( dikut ip dari Tex t book of Medical Phy siology , 1981)

M e n in ge n da n r u a n g su ba r a k h n oid

Meningen adalah selaput ot ak yang m erupakan bagian dari susunan saraf yang bersiaft non neural. Meningen t erdiri dari j arningan ikat berupa m em bran yang m enyelubungi seluruh perm ukaan ot ak, bat ang ot ak dan m edula spinalis.

Meningen t erdiri dari 3 lapisan, yait u Piam at er, arakhnoid dan duram at er. Piam et er m erupak an selaput t ipis y ang m elek at pada perm uk aan ot ak y ang m engikut i set iap lekukan- lekukan pada sulkus- sulkus dan fisura- fisura, j uga m elek at pada perm uk aan bat ang ot ak dan m edula spinalis, t erus k e k audal sam pai ke uj ung m edula spinalis set inggi korpus vert ebra.

(3)

disebut sist erna. Yang paling besar adalah sit erna m agna, t erlet ak diant ara bagian inferior serebelum danm e oblongat a. Lainny a adalah sist erna pont is di perm ukaan vent ral pons, sist erna int erpedunkularis di perm ukaan v ent t ralm esensefalon, sist erna siasm at is di depan lam ina t erm inalis. Pada sudut ant ara serebelum dan lam ina quadrigem ina t erdapat sist erna v ena m agna serebri. Sist erna ini berhubungan dengan sist erna int erpedunkularis m elalui sist erna am biens.

Ruang subarakhnoid spinal yang m erupakan lanj ut an dari sist erna m agna dan sist erna pont is m erupakan selubung dari m edula spinalis sam pai set inggi S2. Ruang subarak hnoid dibaw ah L2 dinam ak an sak us at au t ek a lum balis, t em pat dim ana cairan serebrospinal diam bil pada w ak t u pungsi lum bal.

Duram et er t erdiri dari lapisan luar duram et er dan lapisan dalam duram et er. Lapisan luar diram et er di daerah k epala m enj adi sat u dengan periost eum t ulang t engkorak dan berhubungan erat dengan endost eum nya.

Gam bar- 2: Meningen dan ruang subarakhnoid. ( dikut ip dari The Anat om y of t he nervus syst em )

Ru a n g Epidu r a l

Diant ara lapisan luar dura dan t ulang t engk orak t erdapat j aringan ikat y ang m engandung kapiler- kapiler halus yang m engisi suat u ruangan disebut ruang epidural

Ru a n g Su bdu r a l

Diant ara lapisan dalam duram et er dan arak hnoid y ang m engandung sedik it cairan, m engisi suat u ruang disebut ruang subdural

Pem bent uk an, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal ( CSS)

(4)

Pem bent uk an CSS m elalui 2 t ahap, y ang pert am a t erbent uk ny a ult rafilt rat plasm a di luar k apiler oleh k arena t ek anan hidrost at ik dan k em udian ult rafilt rasi diubah m enj adi sekresi pada epit el khoroid m elalui proses m et abolik akt if. Mek anism e sek resi CSS oleh pleksus k horoideus adalah sebagai berik ut : Nat rium dipom pa/ disek resikan secara ak t if oleh epit el k uboid pleksus k horoideus sehingga m enim bulkan m uat an posit if di dalam CSS. Hal ini akan m enarik ion- ion berm uat an negat if, t erut am a clorida k e dalam CSS. Ak ibat ny a t erj adi k elebihan ion di dalam cairan neuron sehingga m eningkat kan t ekanan som ot ik cairan v ent rik el sek it ar 160 m m Hg lebih t inggi dari pada dalam plasm a. Kek uat an osm ot ik ini m enyebabkan sej um lah air dan zat t erlarut lain bergerak m elalui m em br an khor oideus ke dalam CSS. Bikar bonat t er bent uk oleh kar bonik abhidrase dan ion hidrogen yang dihasilkan akan m engem balikan pom pa Na dengan ion penggant iny a y ait u Kalium . Proses ini disebut Na- K Pum p y ang t erj adi dgnbant uan Na- K- ATP ase, yang berlangsung dalam keseim bangan. Obat yang m engham bat proses ini dapat m engham bat produk si CSS. Penet rasi obat - obat dan m et abolit lain t ergant ung k elarut anny a dalam lem ak . I on cam puran sepert i gluk osa, asam am ino, am in danhorm on t y roid relat if t idak larut dalam lem ak , m em asuk i CSS secara lam bat dengan bant uan sist im t ransport m em bran. Juga insulin dan t ransferin m em erlukan resept or t ransport m edia. Fasilit as ini ( carrier) bersifat st ereospesifik, hanya m em baw a larut an yang m em punyai susunan spesifik unt uk m elew at i m em bran k em udian m elepaskanny a di CSS.

Nat rium m em asuk i CSS dengan dua cara, t ransport ak t if dan difusi pasif. Kalium disek resi k e CSS dgnm ek anism e t ransport ak t if, dem ik ian j uga k eluarny a dari CSS ke j aringan ot ak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke CSS dan j aringan ot ak j uga t erj adi t erut am a dengan m ek anism e t ransport ak t if, dan k onsent rasiny a dalam CSS t idak t ergant ung pada k onsent rasiny a dalam serum . Perbedaan difusi m enent uk an m asuk ny a prot ein serum k e dalam CSS dan j uga pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara m udah dari darah ke CSS dan j uga pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara m udah dari darah ke CSS dan ruang int erseluler, dem ik ian j uga sebalikny a. Hal ini dapat m enj elask an efek cepat peny unt ikan int ervena cairan hipot onik dan hipert onik.

Ada 2 k elom pok pleksus y ang ut am a m enghasilkan CSS: y ang pert am a dan t erbany ak t erlet ak di dasar t iap v ent rik el lat eral, y ang k edua ( lebih sedik it ) t erdapat di at ap vent rikel I I I dan I V. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh v ent rik el lat eral sek it ar 95% . Rat a- rat a pem bent uk an CSS 20 m l/ j am . CSS buk an hany a ult rafilt rat dari serum saj a t api pem bent uk anny a dik ont rol oleh proses enzim at ik.

CSS dari vent rikel lat eral m elalui foram en int ervent rikular m onroe m asuk ke dalam vent rikel I I I , selanj ut nya m elalui aquaduct us sylvii m asuk ke dlam vent rikel I V. Tiga buah lubang dalam vent rikel I V yang t erdiri dari 2 foram en vent rikel lat eral ( foram en luschka) yang berlokasi pada at ap resesus lat eral vent rikel I V dan foram en vent rikuler m edial ( foram en m agendi) yang berada di bagian t engah at ap vent rikel I I I m em ungkinkan CSS keluar dari sist em vent rikel m asuk k e dalam rongga subarak hnoid. CSS m engisi rongga subarak hnoid sekeliling m edula spinalis sam pai bat as sekit ar S2, j uga m engisi keliling j aringan ot ak . Dari daerah m edula spinalis dan dasar ot ak , CSS m engalir perlahan m enuj u sist erna basalis, sist erna am biens, m elalui apert ura t ent orial dan berakhir diperm uk aan at as dan sam ping serebri dim ana sebagian besar CSS ak an diabsorpsi m elalui villi arakhnoid ( granula Pacchioni) pada dinding sinus sagit alis superior. Yang m em pengaruhi aliranny a adalah: m et abolism e ot ak , k ek uat an hidrodinam ik aliran darah dan perubahan dalam t ek anan osm ot ik darah.

(5)

sem ua unsur pok ok dari cairan CSS ak an t et ap berada di dalam CSS, suat u proses y ang dik enal sebagai bulk flow . CSS j uga diserap di rongga subrak hnoid yang m engelilingi bat ang ot ak dan m edula spinalis oleh pem buluh darah yang t erdapat pada sarung/ selaput saraf k ranial dan spinal. Vena- v ena dan k apiler pada piam et er m am pu m em indahk an CSS dengan cara difusi m elalui dindingny a. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam j aringan sist em saraf m elalui perluasaan sekeliling pem buluh darah m em baw a j uga selaput piam et r disam ping selaput arakhnoid. Sej um lah kecil cairan berdifusi secara bebas ant ara cairan ekst raselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan j uga sepanj ang perm ukaan ependim dari v ent rik el sehingga m et abolit dapat berpindah dari j aringan ot ak k e dalam rongga subrak hnoid. Pada k edalam an sist em saraf pusat , lapisan pia dan arak hnoid bergabung sehingga rongga periv askuler t idak m elanj ut k an diri pada t ingk at an k apiler.

Gam bar - 3: Alir an Cair an Ser ebr ospinal. ( dikut ip dar i t he Anat om y of t he ner vus syst em )

Gam bar- 4: Rongga periv askuler. ( dikut ip dari t ex t book of m edical phy siology )

Kom posisi da n fu n gsi ca ir a n se r e br ospin a l ( CSS)

(6)

Perbandingan kom posisi norm al cairan serebrospinal lum bal dan serum

1. CSS m enyediakan keseim bangan dalam sist em saraf. Unsur- unsur pok ok pada CSS berada dalam k eseim bangan dengan cairan ot ak ekst raseluler, j adi m em pert ahankan lingkungan luar yang konst an t erhadap sel- sel dalam sist em saraf.

2. CSS m engakibat kann ot ak dikelilingi cairan, m engurangi berat ot ak dalam t engkorak dan m enyediakan bant alan m ekanik, m elindungi ot ak dari keadaan/ t raum a yang m engenai t ulang t engkorak

3. CSS m engalirkan bahan- bahan yang t idak diperlukan dari ot ak, sepert i CO2,lakt at , dan ion Hidrogen. Hal ini pent ing karena ot ak hanya

m em punyai sedikit sist em lim fat ik. Dan unt uk m em indahkan produk sepert i darah, bakt eri, m at eri purulen dan nekrot ik lainnya yang akan diirigasi dan dikeluarkan m elalui villi arakhnoid.

4. Bert indak sebagai saluran unt uk t ransport int raserebral. Horm on-horm on dari lobus post erior hipofise, hipot halam us, m elat onin dari fineal dapat dik eluark an k e CSS dan t ransport asi k e sisi lain m elalui int raserebral.

5. Mem pert ahankan t ekanan int rakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan m engalirkannya ke luar rongga t engkorak, baik dengan

(7)

I I I . PATOFI SI OLOGI CAI RAN SEREBROSPI N AL

Keadaan norm al dan beberapa k elainan cairan serebrospinal dapat diket ahui dengan m em perhat ikan:

a . W a r n a

Norm al cairan serebrospinal w arnam y a j ernih dan pat ologis bila berw arna: kuning,sant okhrom , cucian daging, purulent a at au keruh. Warna kuning m uncul dari prot ein. Peningkat an prot ein yang pent ing danberm akna dalam perubahan w arna adalah bila lebih dari 1 g/ L. Cairan serebrospinal berw arna pink berasal dari darah dengan j um lah sel darah m erah lebih dari 500 sdm / cm3. Sel darah m erah yang ut uh akan m em berikan w arna m erah segar. Erit rosit ak an lisis dalam sat u j am danak an m em berikan w arna cucian daging di dalam cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal t am pak purulent a bila j um lah leuk osit lebih dari 1000 sel/ m l.

b. Te k a n a n

Tekanan CSS diat ur oleh hasil kali dari kecepat an pem bent ukan cairan dan t ahanan t erhadap absorpsi m elalui villi arakhnoid. Bila salah sat u dari k eduany a naik, m ak a t ek anan naik, bila salah sat u dari k eduany a t urun, m ak a t ek ananny a t urun. Tek anan CSS t ergant ung pada posisi, bila posisi berbaring m ak a t ek anan norm al cairan serebrospinal ant ara 8- 20 cm H2O pada daerahh lum bal, sit erna m agna dan v ent rik el, sedangk an j ik a penderit a duduk t ek anan cairan serebrospinal ak an m eningk at 10- 30 cm H2O. Kalau t idak ada sum bat an pada ruang subarak hnoid, m ak a perubahan t ek anan hidrost ast ik ak an dit ransm isikan m elalui ruang serebrospinalis. Pada pengukuran dengan m anom et er, norm al t ekanan akan sedikit naik pada perubahan nadi dan respirasi, j uga ak an berubah pada penek anan abdom en dan w ak t u bat uk ..

Bila t erdapat peny um bat an pada subarak hnoid, dapat dilak uk an pem erik saan Queck enst edt y ait u dengan penek anan pada k edua v ena j ugularis. Pada keadaan norm al penekanan vena j ugularis akan m eninggikan t ekanan 10- 20 cm H2O dan t ek anan k em bali k e asal dalam w ak t u 10 det ik . Bila ada peny um bat an, t ak t erlihat at au sedik it sek ali peninggian t ek anan. Karena k eadaan rongga k ranium k ak u, t ek anan int rak ranial j uga dapat m eningk at , y ang bisa disebabk an oleh k arena peningk at an v olum e dalam ruang k ranial, peningkat an cairan serebrospinal at au penurunan absorbsi, adanya m asa int rak ranial dan oedem a serebri.

(8)

c. Ju m la h se l

Jum lah sel leukosit norm al t ert inggi 4- 5 sel/ m m3, dan m ungkin hanya t erdapat 1 sel polym orphonuklear saj a, Sel leukosit j unlahnya akan m eningk at pada proses inflam asi. Perhit ungan j um lah sel harus sesegera m ungkin dilakukan, j angan lebih dari 30 m enit set elah dilakukan lum bal punksi. Bila t ert unda m aka sel akan m engalam i lisis, pengendapan dan t erbent uk fibrin. Keadaaan ini ak an m erubah j um lah sel secara berm ak na. Leukosit osis ringan ant ara 5- 20 sel/ m m3 adalah abnorm al t et api t idak spesifik. Pada m eningit is bakt erial akut akan cenderung m em berikan respon perubahan sel y ang lebih besar t erhadap peradangan dibanding dengan y ang m eningit is asept ik. Pada m eningit is bakt erial biasanya j um lah sel lebih dari 1000 sel/ m m3, sedang pada m eningit is asept ik j arang j um lah selny a t inggi. Jik a j um lah sel m eningk at secara berlebihan ( 5000- 10000 sel / m m3) , k em ungk inan t elah t erj adi rupt ure dari abses serebri at au perim eningeal perlu dipert im bangk an. Perbedaan j um lah sel m em berikan pet unj uk k e arah peny ebab peradangan. Monosit osis t am pak pada inflam asi k ronik oleh L. m onocyt ogenes. Eosinophil relat if j arang dit em uk an dan ak an t am pak pada infeksi cacing dan penyakit parasit lainnya t erm asuk Cyst icercosis, j uga m eningit is t uberculosis, neurosiphilis, lym pom a susunan saraf pusat , reaksi t ubuh t erhadap benda asing.

d. Glu k osa

Norm al k adar gluk osa berkisar 45- 80 m g% . Kadar gluk osa cairan serebrospinal sangat bervariasi di dalam susunan saraf pusat , k adarny a m akin m enurun dari m ulai t em pat pem buat annya di vent rikel, sist erna dan ruang subarak hnoid lum bar.

Rasio norm al k adar gluk osa cairan serebrospinal lum bal dibandingk an k adar gluk osa serum adalah > 0,6.

Perpindahan gluk osa dari darah k e cairan serebrospinal secara difusi difasilit asi t ransport asi m em bran. Bila kadar glukosa cairan serebrospinalis rendah, pada k eadaan hipoglikem ia, rasio k adar gluk osa cairan serebrospinalis, gluk osa serum t et ap t erpelihara. Hypoglicorrhacia m enunj ukkan penurunan rasio kadar glukosa cairan serebrospinal, glukosa serum , k eadaan ini dit em uk an pada derj at y ang bervariasi, dan paling um um pada proses inflam asi bak t eri ak ut , t uberkulosis, j am ur dan m eningit is oleh carcinom a. Penurunan kadar glukosa ringan sering j uga dit em ukan pada m eningit is sarcoidosis, infeksi parasit m isalnya, cyst icercosis dan t richinosis at au m eningit is zat khem ikal.

I nflam asi pem buluh darah sem acam lupus serebral at au m eningit is rhem at oid m ungkin j uga dit em ukan kadar glukosa cairan serebrospinal yang rendah. Meningit is viral, m um p, lim phost ic khoriom eningit is at au herpes sim plek dapat m enurunk an k adar gluk osa ringan sam pai sedang.

e . Pr ot e in

Kadar prot ein norm al cairan serebrospinal pada v ent rik el adalah 5- 15 m g% . pada sist erna 10- 25 m g% dan pada daerah lum bal adalah 15- 45 ,g% . Kadar gam m a globulin norm al 5- 15 m g% dari t ot al prot ein.

Kadar prot ein lebih dari 150 m g% ak an m eny ebabk an cairan serebrospinal berw arna x ant okrom , pada peningk at an k adar prot ein y ang ekst rim lebih dari 1,5 gr% ak an m eny ebabk an pada perm uk aan t am pak sarang laba- laba ( pellicle) at au bekuan yang m enunj ukkan t ingginya kadar fibrinogen.

(9)

peningkat an sint esis im m unoglobulin loka. Saw ar darah ot ak hilang biasanya t erj adi pada k eadaan peradangan,isk em ia bak t rial t raum a at au neovask ularisasi t um or, reabsorsi y ang lam bat dapat t erj adi pada sit uasi y ang berhubungan dengan t ingginy a k adar prot ein cairan serebrospinal, m isalny a pada m eningit is at au perdarahan subarakhnoid. Peningkat an kadar im m unoglobulin cairan serebrospinal dit em ukan pada m ult iple sklerosis, acut inflam at ory polyradik ulopat i, j uga dit em uk an pada t um or int ra k ranial dan penyakit infeksi susunan saraf pusat lainnya, t erm asuk ensefalit is, m eningit is, neurosipilis, arakhnoidit is dan SSPE ( sub acut sclerosing panensefalit is) .

Perubahan k adar prot ein di cairan serebrospinal bersifat um um t api berm ak na sedikit , bila dinilai sendirian akan m em berikan sedikit nilai diagnost ik pada infeksi susunan saraf pusat .

f. Ele k t r olit

Kadar elekt rolit norm al CSS adalah Na 141- 150 m Eq/ L, K 2,2- 3,3 m Rq, Cl 120- 130 m Eq/ L, Mg 2,7 m Eq/ L. Kadar elekt rolit ini dalam cairan serebrospinal t idak m enunj ukkan perubahan pada kelainan neurologis, hanya t erdpat penurunan k adar Cl pada m eningit is t api t idak spesifik.

g. Osm ola r it a s

Terdapat osm olarit as y ang sam a ant ara CSS dan darah ( 299 m osm ol/ L0. Bila t erdapat perubahan osm olarit as darah ak an diikut i perubahan osm olarit as CSS.

h . PH

(10)

I V . PEN GAM BI LAN CAI RAN SEREBROSPI N AL

Pengam bilann cairan serebrospinal dapat dilak uk an dengan cara Lum bal Punksi, Sist ernal Punksi at au Lat eral Cervical Punksi. Lum bal Punksi m erupakan prosedure neuro diagnost ik yang paling sering dilakukan, sedangkan sist ernal punksi dan lat eral hanya dilakukan oleh orang yang benar- benar ahli.

I n dik a si Lu m ba l Pu n k si: pneum oencephalografi, dan zat k ont ras pada m y elografi

Kon t r a I n dik a si Lu m ba l Pu n sk i:

1. Adany a peninggian t ek anan int ra k ranial dengan t anda- t anda ny eri k epala, m unt ah dan papil edem a

2. Penyakit kardiopulm onal yang berat

3. Ada infeksi lokal pada t em pat Lum bal Punksi

Pe r sia pa n Lu m ba l Pu n k si:

1. Perik sa gula darah 15- 30 m enit sebelum dilak uk an LP

2. Jelaskan prosedur pem eriksaan, bila perlu dim int a perset uj uan pasen/ k eluarga t erut am a pada LP dengan resik o t inggi

Te k n ik Lu m ba l Pu n k si:

1. Pasien dilet ak k an pada pinggir t em pat t idur, dalam posisi lat eral decubit us dengan leher, punggung, pinggul dan t um it lem as. Boleh diberik an bant al t ipis dibaw ah k epala at au lut ut .

2. Tem pat m elak uk an pungsi adalah pada k olum na v et ebralis set inggi L 3- 4, yait u set inggi crist a iliaca. Bila t idak berhasil dapat dicoba lagi int ervert ebrale k e at as at au k e baw ah. Pada bay i dan anak set inggi int ervert ebrale L4- 5 3. Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan dipungsi

4. Dapat diberik an anast hesi lok al lidocain HCL

5. Gunakan sarung t angan st eril dan lakukan punksi, m asukkan j arum t egak lurus dengan uj ung j arum yang m irip m enghadap ke at as. Bila t elah dirasakan m enem bus j aringan m eningen penusukan dihent ikan, kem udian j arum diput ar dengan bagian pinggir y ang m iring m enghadap k e k epala. 6. Dilak uk an pem erik saan t ek anan dengan m anom et er dan t est Queck enst edt

bila diperluk an. Kem udian am bil sam pel unt uk pem erik saan j um lah danj enis sel, k adar gula, prot ein, k ult ur bak t ri dan sebagainy a.

Kom plik a si Lu m ba l Pu n k si

1. Sak it k epala

Biasanya dirasakan segera sesudah lum bal punksi, ini t im bul karena pengurangan cairan serebrospinal

(11)

V. PEN UTUP

Telah dibicarakan secara singkat m engenai anat om i dan fisiologi pem bent uk an cairan serebrospinal, pat ofisiologi k elainan cairan serebrospinal, pengam bilan cairan serebrospinal dan aplikasi klinik kelainan cairan serebrospinal.

D AFTAR PUSTAKA

Ada m s RD . Dist urbances of cerebrospinal fluid circulat ion, including hydrocephalus

and m eningeal react ion, infect ion of t he nervous syst em , in principal of neurology. 6t h ed. New York: McGraw Hill, 1997: 623- 642, 717- 721

Ar n old a n d M a t t h e w s. Lum bar puncst ure and exam inat ion of cerebro spinalis fluid

in diagnost i t est in neurology.1st ed. USA, 1991: 3- 37

Ch u sid JG. Corelat if neuroanat om y and funct ional neurology. 2nd ed. New York: Lange Medical Publicat ion, 1990: 391- 397

D u u s P. M e n in ge s, Vent riceles and cerebro spinal fluid in t opical diagnosis in

neurology.3r d ed. New York : Theim e Verlay , 1983: 334- 347

Gilr oy J. I nfect ious disease in basic neurology. 2nd ed. New York: McGraw Hill, 1991: 251- 273

Gu y t on AC. The special fluid syst em s of t he Body in t ex t book of m edical phsyilogy .

Philadelphia : WB Sounders, 1981: 383- 386.

Ka n de l ER. Principles of neural science. 2nd ed v ol.1 New York : Elsev ier, 1982: 651-658

Olson W H . Neurodiagnost ic procedures in handbook of sym pt om - orient ed

neurology. 2nd ed. USA : Mosby , 1989: 15- 28

Ra n son a n d Cla r k . The Anat om y of t he nervous syst em , it s dev elopm ent and

funct ion. 10t h ed. Philadelphia: WB Sounders, 1959, 71- 77

Ra v e l R. Clinical laborat ory m edicine. 4t h ed. Chicago: Year Book Medical, 1984: 203- 210

Sch e ld M W . I nfect ion of t he cent ral nervous syst em . New York : Rav en Press, 1991:

861- 881

Sid Gilm a n M D . The cerebro spinal fluid in Mant er and Gat ’z Essent ials of clinical

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Poskesdes Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang Nomor : 027/12149/414/ 2012, tanggal 3

Hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa kedudukan akta Notaris sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, atas saran dari polisi para pihak untuk berdamai,

Sugiono, 2007, Perancangan Sistem Informasi Appointment Pasien Berbasis SMS Di Rumah Bersalin Dan Balai Pengobatan (RBBP) Rajawali Citra Bantul Yogyakarta,

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan perhatian dan hasil belajar siswa kelas X Audio Video I pada mata pelajaran Simulasi Digital di SMK N

Selain itu, jaringan sosial pekerja migran tanpa dokumen yang berasal dari Indonesia juga telah membentuk kelas sosial antara pekerja dengan agihan kerja yang

Maka hal-hal tersebut yang semakin berkembang pesat disebut sebagai Modernisasi yang hadir di kehidupan sosial masyarakat yang pada saat ini sudah banyak berpengaruh

Bagi Peserta yang menyanggah atas hasil pelelangan tersebut diatas dapat menyampaikan Surat Sanggahan. yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

 Kawasan konservasi dan resapan air, pada bagian lereng atas dan tengah perbukitan dari kawasan perencanaan (Srimulyo