Fakultas Kedokteran Gigi
Bagian Bedah Mulut
Tahun2004
Yuliaty
Manfaat Midazolam Sebagai Sedatif-hipnotika dalam Bidang Bedah Mulut
vi
+
23 halaman
Pasien yang datang ke k1inik-k1inik gigi memiliki keragaman dalam sifat dan
tingkah lakunya, ada pasien kooperatif
dan
ada pula yang tidak kooperatif, misalnya
pasien penakut, pencemas, pasien anak dan sebagainya. Oleh karena itu sesuai
dengan perkembangan zaman maka obat anestesi yang sering dipakai di kedokteran
gigi bisa dikombinasikan pemakaiannya dengan midazolam sebagai sedatif-hipnotika
yang dapat membantu dokter gigi untuk mempermudah dalam mengatasi keragaman
tingkah laku pasien tersebut terutama pada pasien bedah mulut. Permasalahannya
adalah bagaimana sifat midazolam sebagai sedatif-hipnotika dan apa manfaatnya
dalam bidang bedah mulut. Jadi tujuanpenulisan skripsi ini untuk menjelaskan
sifat-sifat midazolam sebagai sedatif-hipnotika dan manfaatnya dalam bidang bedah muIut.
Metode penulisan yang dipakai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini
adalah studi pustaka.
Sedatif adalah obat-obatan yang digunakan untuk menghilangkan rasa cemas
serta mengurangi ketegangan dan menimbulkan ketenangan. Sedangkan hipnotika
adalah obat-obat sedatif yang ditingkatkan dosisnya, sehingga menyebabkan tidur.
Midazolam adalah suatu derivat golongan imidazobenzodiazepin jadi termasuk
turunan
benzodiazepin.
Tinjauan
fannakologi
midazolam
sarna
dengan
benzodiazepin,
yaitu
mencakup
fannakokinetik,
fannakodinamik,
indikasi,
kontraindikasi, dosis dan efek samping.
Manfaat midazolam dalam bidang bedah mulut dan maksilofasial dipisahkan
antara penggunaannya menurut anestesi yang digunakan.
Pada
anestesi
lokal,
midazolam digunakan sebagai premedikasi dan maintenansi atau pemeliharaan
anestesi. Sedangkan pada anestesi umum, midazolam digunakan sebagai premedikasi,
induksi anestesi, dan maintenansi atau pemeliharaan anestesi. Dengan pemakaian
midazolam sebagai sedatif-hipnotika dalam bidang bedah mulut maka tidak saja
dapat mempennudah
penanganan
perilaku pasien, tapi
dapat
juga mempersingkat
waktuyang dibutuhkan untuk melakukan
tindakan
pembedahan.
Daftar Rujukan: 22 (1982 - 2003)