ANALISIS HUKUM TERHADAP KEBERADAAN
Salah satu cara untuk menguasai atau memiliki hak alas tanah adalah melalui proses jual beli.
Perikatan jual beli yang diikuti dengan kuasa mutlak merupakan perjanjian pendahuluan yang lazim ditemukan dalam praktek Notaris. Dalam KUHPerdata sendiri sebenarnya tidak pernah mengenal bentuk perjanjian ini akan tetapi perjanjian ini timbul dalam praktek para Notaris sebagai salah satu bentuk dari perjanjian tal bernama.
Pada umumnya suatu perikatan jual beli dengan kuasa mutlak mengandung janji-janji yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh salah satu pihak atau para pihak sebelum dapat dilakukannya perjanjian pokok yang merupakan tuj uan akhir dari para pihak. Sehingga dengan demikian perikatan jual beli dengan kuasa mutlak ini dilaksanakan mengawali jual belinya itu sendiri dihadapan pp AT.
Bertolak dari uraian diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana keberadaan kuasa mutlak dalam perikatan jual beli hak alas tanah hila dihubungkan dengan lnstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1982 tentang Larang Kuasa Mutlak, faktor apa yang menyebabkan kuasa mutlak dalam perikatan jual beli hale alas tanah masih diberlakukan, bagaimanakah perlindungan hukum yang dapat diberikan bagi pemegang hat' alas tanah yang tanahnya dialihkan berdasarkan kuasa mutlak.
Penelitian ini menggunakan hukum Normatif, dengan cara meneliti bahan hukum pustaka, dilengkapi dengan pendekatan clan analisis dilapangan dengan cara wawancara clan menyebarkan questioner kepada narasumber (sosiologis empiris), yang kemudian fakta-fakta tersebut dianalisis clan digambarkan sesuai dengan fakta yang ada (deskriptif analitis).
Dari basil penelitian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kuasa Mutlak dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli masih sering digunakan dikalangan masyarakat. Kuasa Mutlak yang seharusnya digunakan adalah Kuasa Mutlak yang sesuai dengan isi Sural Direktur Jenderal Agraria Nomor 594/1492/AGR tanggal 31 Maret 1982. Dalam praktek sering dijumpai Akta Perikatan Jual Beli tidak memakai klausula
. Mahasiswa Sekolah pasca SaIjana-USU Program Studi Magister Kenotariatan. "Dosen Sekolah Pasca SaIjana-USU Program Studi Magister Kenotariatan.
tidak dicabut kembali, sehingga mengakibatkan kuasa tersebut menjadi tidak mutlak. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat perbedaan pendapat antara IMDN No. 14/1982 dengan Yurisprudensi MA. Banyaknya kasuskasus yang memerlukan pemakaian kuasa mutlak dalam perjanjian pengikatan jual beli. Hal tersebut diperuntukan demi kepentingan khususnya pihak pembeIi. Kuasa mutlak ini diberlakukan kembaIi disebabkan terdapat kemacetan dalam pengurusan sural-sural tanah sejak dikeluarkannya IMDN No. 14/1982, sehingga kemudian dikeluarkan kembali SDJA No. 594/1492/AGR untuk melancarkan hat tersebut. Tetapi didalam praktek Notaris kerancuan masih terjadi dikarenakan perbedaan persepsi antara IMDN No 14/1982 clan SDJA No. 594/1492/AGR dengan Yurisprudensi yang acta. Perlindungan hukum untuk pihak penjual yang tanahnya dialihkan dengan kuasa mutlak diperlukan apabila pihak pembeli membeli objek/tanah tersebut tidak dengan cara tunai.
Dari kesimpulan tersebut, illata disarankan agar Notaris tidak begitu saja melayani permintaan para pihak untuk membuat suatu perjanjian pengikatan jualbeli yang disertai dengan kuasa mutlak. clan agar lebih berhati-hati dalam pemakaian kuasa mutlak sehingga kuasa mutlak yang digunakan adalah kuasa mutlak yang tepat sesuai dengan IMDN No. 14/1982 clan SDJA No. 594/1492/ AGR. Disarankan pula, agar diberikan penyul uhan untuk para Notaris/PP AT yang lebih akurat mengenai kuasa mutlak ini oleh pemerintah disebabkan terdapatnya perbedaan antara Yurisprudensi dengan IMON No.14/1982 clan SOJA 594/1492/ AGR.
--- Kata Kunci
: - Kuasa Mutlak - Akta Jual Beli