KAJIAN ORGANOLOGI GENDANG MELAYU PAKPUNG
DI KOTA STABAT KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NURUL FAJRIA BATUBARA
NIM. 2123140053
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
NURUL FAJRIA BATUBARA. NIM 2123140053. Kajian Organologi Gendang Melayu Pakpung di Kota Stabat Kabupaten Langkat. Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan instrumen musik Gendang Melayu Pakpung Di Kota Stabat Kabupaten Langkat, yang merupakan suatu tempat dimana Bapak Junaidi sebagai pengrajin Gendang Melayu Pakpung. Penelitan ini berlokasi di Jalan Ampi, Kota Stabat Kabupaten Langkat. Landasan teoretis dalam penelitian ini membahas tentang teori musik, pengertian organologi, musik tradisional, gendang melayu, proses, dan bunyi. Penelitian ini berlokasi di kota Stabat Kabupaten Langkat dengan kurun waktu penelitan mulai dari bulan Juli sampai Agustus 2016. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka, serta dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, dan studi kepustakaan yang dilakukan langsung terhadap yang bersangkutan yaitu Bapak Junaidi selaku pengrajin instrumen musik Gendang Melayu Pakpung.
Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya :1) Struktur gendang Melayu pakpung meliputi beberapa bagian yaitu, badan gendang, tali gendang, tutup gendang/pembungkus gendang, 2) sumber bunyi gendang Melayu pakpung berasal dari kulit, yang berada dibagian atas gendang dan dimainkan dengan cara dipukul pada bagian kulit tersebut. 3) Proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung di Kota Stabat Kabupaten Langkat meliputi beberapa bahan dan peralatan yaitu kayu (kelapa, mahoni, nangka, dan rambutan), rotan, kulit, bor, mesin pengamplas, perkakas, kapak, parang, pahat, gergaji, pisau raut, 4) tahapan-tahapan dalam pembuatan gendang Melayu pakpung meliputi beberapa tahapan, tahap pertama, membuat badan gendang. Tahap kedua , membuat tutup gendang/pembungkus gendang. Tahap ketiga membuat ukiran pada badan gendang dengan proses sebelumnya yaitu pengamplasan. Tahap keempat membuat tali gendang/tarik gendang. Dan tahap yang terakhir yaitu proses penyatuan bahan-bahan (finishing). Penelitian ini dimaksudkan dapat menjadi pedoman maupun acuan bagi masyarakat pada umumnya yang menginginkan informasi berkaitan dengan proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan waktu yang direncanakan.
Penulisan ini merupakan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan dengan judul “Kajian organologi gendang Melayu
Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat ”. Ucapan terimakasih disampaikan
kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik.
Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi II.
4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.sn, Ketua Prodi Pendidikan Musik.
5. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi I.
6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik dan seluruh staf pengajar
lainnya yang dengan tulus dan ikhlas telah memberi pendidikan kepada
iii
8. Junaidi yang telah bekerjasama untuk memperoleh data-data penulisan di
lapangan.
9. Kedua orang tua, Papa “M. Yunan, dan Mama Yunizar S.Pd yang tiada henti
berdoa, dan memberi dukungan moral dan material kepada penulis yang selalu
menjadi motivasi penulis untuk mengembangkan kemampuan.
10.Saudara-saudara penulis Vivi Yuana Batubara, Welly yuanda Batubara yang
selalu memberikan dukungan.
11.Ridho Sudrajat S.Pd, Abdul Jalel S,Pd. yang selalu memberikan motivasi,
nasehat serta saran dalam penulisan skripsi ini.
12.Seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Musik yang takkan
terlupakan, serta seluruh mahasiswa Sendratasik FBS Unimed.
Penulis berharap penelitan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Musik.
Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan penulis lain yang tertarik pada bidang
yang sama. Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amalan
dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amin.
Medan, September 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8
A. Landasan Teoritis ... 8
1. Organologi ... 8
2. Musik Tradisional ... 11
3. Gendang Melayu ... 11
4. Proses ... 12
5. Bunyi………...13
B. Kerangka Konseptual ... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18
A. Metode Penelitian... 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
C. Populasi dan Sampel……….19
1. Populasi ... 19
2. Sampel... . 20
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
1. Observasi ... 21
2. Dokumentasi ... 22
3. Wawancara ... 23
4. Studi Kepustakaan ... 24
E. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Kajian Organologi Gendang Melayu Pakpung ... 28
2. Sumber Bunyi ... 32
B. Proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung ... 33
1. Bahan-bahan dan Peralatan ... 33
2. Tahapan-tahapan dalam pembuatan gendang Melayu pakpung ... 44
C. Produksi Gendang Melayu Pakpung ... 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. Kesimpulan……… ... 56
B. Saran ... 57
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17
Gambar 4.1. Struktur Gendang Melayu Pakpung ... 29
Gambar 4.2 Gendang pakpung (tampak muka) ... 31
Gambar 4.3 Gendang anak ... 31
Gambar 4.4 Gendang Melayu Pakpung ... 32
Gambar 4.5 Kayu Kelapa ... 34
Gambar 4.6 Kayu Mahoni ... 34
Gambar 4.7 Kayu Nangka ... 35
Gambar 4.8 Kayu Rambutan ... 35
Gambar 4.9 Pohon rotan ... 36
Gambar 4.10 Kayu rotan yang siap digunakan ... 37
Gambar 4.11 Kulit Kambing ... 38
Gambar 4.12 Mesin Bor ... 39
Gambar 4.13 Mesin Pengamplas... 40
Gambar 4.14 Kapak ... 41
Gambar 4.15 Parang ... 42
Gambar 4.16 Pahat ... 42
Gambar 4.17Gergaji……….. ... 43
Gambar 4.18 Pisau Raut ... 43
Gambar 4.19 Pengukur/Penggaris ... 44
Gambar 4.20 Badan gendang yang sudah diamplas... 45
vii
Gambar 4.22 Badan gendang diukir... 46
Gambar 4.23 Proses peregangan/penjemuran ... 48
Gambar 4.24 Penjemuran kulit kambing/peregangan kulit ... 48
Gambar 4.25 Pemasangan kulit gendang ... 49
Gambar 4.26 Pemasangan tali gendang/tarik gendang ... 50
Gambar 4.27Proses penyatuan………… ... 51
Gambar 4.28 Gendang Melayu Pakpung ... 51
Gambar 4.29 Pemasangan Sidak………… ... 53
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi
musik, yang mengungkapkan pikiran atau perasaan atau penciptanya. Lagu atau
komposisi musik itu merupakan karya seni jika didengarkan dengan menggunakan
suara (nyanyian) atau dengan alat musik (instrumental).Seni sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat setiap suku, demikian juga dengan masyarakat Stabat. Pada
masyarakat Stabat ada beberapa seni yang merupakan peninggalan nenek moyang,
yaitu seni tari, seni pahat, dan seni musik. Seni musik sangat berperan dalam
beberapa acara tertentu pada masyarakat Stabat, diantaranya yaitu, acara pernikahan,
mengiringi sebuah tarian, dan hiburan.
Stabat adalah kota yang terletak di Kabupaten Langkat, yang berada di
Provinsi Sumatera Utara. Penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku Melayu
dan mempunyai adat istiadat yang ramah tamah. Stabat sebagai tempat bermukim
masyarakat yang heterogen memiliki kemampuan mempertahankan seni tradisi
dengan baik. Seni tradisi tersebut terdiri dari seni musik, sastra, tari,ukir (pahat).
Salah satu unsur budaya yang diwariskan pada masyarakat Stabat adalah kesenian
dalam bentuk ansambel musik tradisional Melayu yang disebut gendang Melayu
Pakpung. Keberadaan gendang Melayu Pakpung dikota Stabat sudah semakin minim
2
Stabat, dan juga keterbatasan bahandan kurangnya pengalaman dalam pembuatan
gendang tersebut, karena tidak sembarang orang dapat membuat gendang Melayu
Pakpung tersebut.
Gendang Melayu Pakpung merupakan sebuah instrumen yang tergabung
dalam sebuah orkes Melayu. Selain Gendang Melayu Pakpung, dalam orkes Melayu
juga terdapat sekumpulan instrumen yang terdiri dari satu buah biola, gendang, dan
akordion, ketiga instrumen tersebut bermain bersama sebagai satu grup atau
ansambel. Gendang Melayu Pakpung termasuk instrumen musik yang cukup dikenal
oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat Stabat, dan instrumen tersebut juga
digunakan dalam mengiringi tari-tarian Melayu. Kegunaan dari gendang Pakpung
tersebut untuk mengatur tempo dalam tari-tarian Melayu.
Diantara beberapa instrumen orkesMelayu, akordion merupakan salah satu
instrumen musik yang termasuk kedalam klasifikasi alat musik aerophone. Akordion
mempunyai peran penting yaitu berfungsi sebagai membawa melodi utama dan akor
pengiring dalam gendang Melayu Pakpung. Akordion diproduksi secara
manual,dalam proses pemilihan bahan baku dan pembuatan akordion,masih
menggunakan alat-alat tradisional.Begitu pula dengan salah satu instrumen musik
lainnya yaitu biola. Biola termasuk jenis alat musik chordophone memiliki sumber
bunyi berupa dawai.
Pembuatan gendang Melayu Pakpung membutuhkan perhatian kematangan
seseorang dalam pembuatan instrumen musik tersebut, mulai dari dasar pembuatan
3
kerapian, keuletan, keseimbangan dan lain-lain yang mendukung untuk menghasilkan
suatu karya seni dengan sempurna sehingga menjadi sempurna dan bermanfaat
dikalangan pencinta instrumen tersebut. Gendang Melayu Pakpung dibuat dengan
dengan beberapa proses,cara memproduksi bunyinya, serta teknik permainan
gendangnya.
Gendang Melayu Pakpung diproduksi secara manual. Dalam proses pemilihan
bahan baku dan pembuatan gendang Melayu Pakpung, masih menggunakan alat-alat
tradisional, teknik permainan gendang Melayu Pakpung yaitu dengan cara dipukul,
tangan kiri memegang gendang dan tangan kanan memukul bagian atas gendang
Pakpung.
Hal ini adalah sebuah patokan yang menarik bagi peneliti untuk mengkaji dan
meneliti dari pembuatan instrumen musik. Peneliti sangat tertarik untuk meneliti
lebih mendalam tentang pembuatan instrumen musik ini, untuk itu peneliti ingin
meneliti dan mengangkat judul “Kajian organologi gendang Melayu Pakpung di
Kota Stabat Kabupaten Langkat Stabat”.
B. Identifikasi masalah
Identifikasi merupakan salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan
paling penting diantara proses lain. Tanpa identifikasi masalah, suatu proses
konseling akan menjadi sia-sia bahkan tidak akan membuahkan hasil apa pun.
Identifikasi adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana objek
4
masalah ialah mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan masalah yang terjadi dan
sekiranya dapat dicari jawaban melalui penelitian. Menurut pendapat Ali dalam
Cholid (2005:49) bahwa :
“Untuk kepentingan karya ilmiah sesuatu yang perlu
diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas.Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas
dan mendalam”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
identifikasi masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keberadaan (eksistensi) alat musik gendang Melayu Pakpung
di kota Stabat Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
Kabupaten Langkat?
3. Bagaimana proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
Kabupaten Langkat?
4. Bagaimana teknik permainan gendang Melayu Pakpung?
5. Bagaimana cara memproduksi bunyi gendang Melayu Pakpung?
C. Pembatasan masalah
Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan terlalu luas, tidak akan
5
pembatasan masalah yang jelas agar dapat memenuhi syarat sebagai perumusan
masalah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan
bahwa :
“Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi
permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa
pertanyaan yang jelas”.
Mengingat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan
waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan
masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Pembatasan
merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang masuk kedalam
ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa ialah usaha untuk
menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Dari hasil identifikasi
terhadap latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian perlu difokuskan
unutk mendapatkan hasil penelitian yang jelas. Maka peneliti menetapkan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
6
3. Bagaimana sistem produksi bunyi gendang Melayu Pakpung di kota
Stabat Kabupaten Langkat?
D. Rumusan masalah
Menurut pendapat Sumadi (2005 : 17) setelah masalah di identifikasi dan
diplih, maka perlu dirumuskan perumusan ini penting. Karena hasilnya akan menjadi
penuntun untuk langkah selanjutnya, berdasarkan uraian latar belakang
masalah,identifikasi masalah,dan pembatasan masalah,maka perumusan masalah
dapat dirumuskan “Kajian organologi gendang Melayu Pakpung di Kabupaten
Langkat Stabat”
E. Tujuan penelitian
Setiap kegiatan penelitian tentu berorientasi kepada tujuan karena dengan
mengetahui tujuan arah dari penelitian itu akan jelas. Adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
Kabupaten Langkat Stabat.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
Kabupaten Langkat.
3. Untuk mengetahui produksi bunyi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat
7
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai :
1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di
kemudian hari.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembang visi dan
misi kebudayaan khususnya di bidang musik tradisional.
3. Sebagai upaya melestarikan musik tradisional daerah sebagai bagian dari budaya
nasional.
4. Sebagai. bahan masukan bagi pengrajin alat musik dan masyarakat umum serta
56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari tempat penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gendang Melayu pakpung adalah nama alat musik yang digunakan secara luas
oleh masyarakat melayu khususnya di Kabupaten Langkat, sebagai alat musik
pengiring yang mengiringi tarian, nyanyian, dan silat Melayu.Gendang Melayu
pakpung terbagi menjadi dua yaitugen dan ginduk/indung dan gendan ganak.
Perbedaan dari kedua tersebut ialah kalau gendang induk berfungsi sebagai
pengatur tempo dalam sebuah iringan musik sedangkan gendang anak berfungsi
mengisi kekosongan gendang induk dan diantara pukulan/ketukan gendang
induk/indung tersebut. Gendang Melayu pakpung merupakan alat musik
membranofon yang sumber bunyinya berasal dari kulit, dan gendang pakpung
iniadalah alat musik yang berkulit sebelah.
2. Proses pembuatan instrument musik Gendang pakpung menggunakan alat-alat
yang masih manual dan dibantu menggunakan mesin. Alat-alat perkakas yang ia
gunakan seperti bor listrik, bor pengamplas, parang, gergaji, pahat kayu dengan
berbagai ukuran, pisau kecil/raut dan penggaris. Bahan-bahan dari pembuatan
57
kayu nangka, dan sebagainya. Juga diperlukan rotan, plastic atau jok mobil/jok
sepeda motor, dan kulit kambing. Proses pembuatan GendangMelayu pakpung
karya Bapak Junaidi diterdiri dari beberapa tahapan seperti penyediaan bahan
baku, pembuatan badan gendang, penghalusan atau pengamplasan, pembuatan
tutup gendang/pembungkus gendang, pembuatan tarik/tali gendang, pemasangan
badan gendang dengan tutup/pembungkus gendang, pelarasan/penyeteman
dengan Sidak pada Gendang pakpung.
3. Cara memproduksi suara instrumen musik Gendang Melayu Pakpung dengan
cara dipukul pada bagian atas kulit Gendang pakpung. Instrumen musik gendang
melayu pakpung tergolong alat musik membranophone (alat musik
ber-membran), maka pelarasannya (proses pen-tuningannya) dengan cara
memasangkan sidak pada bagian dalam gendang (pada tutup gendang) antara
kulit dengan baluh gendang pakpung. Berguna untuk mengetatkan kulit, dan jika
ingin suara yang lebih nyaring, sidak yang dipasang harus lebih besar. Sementara
itu, pemukulan disekitar tutup gendang berfungsi memberikan efek pembulatan
bunyi yang dihasilkan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka
58
1. Untuk pengrajin instrument musik Gendang Melayu pakpung kiranya
tetap mempertahankan kualitas instrumen musik Gendang Melayu
pakpung hasil produksinya.
2. Untuk para investor kiranya mau menanamkan modalnya kepada
pengrajin demi kelanjutan instrument musik Gendang Melayu Pakpung.
3. Untuk pemerintah kota Medan, kiranya maumempromosikan instrumen
musik Gendang Melayu Pakpung sehingga masyarakat ikut berpartisipasi
dalam mendukung dan mempromosikan instrument musik Gendang
59
DAFTAR PUSTAKA
Annas. 2008. Memahami Musik Tradisi. Jakarta:Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta
Cholid, Naburko.2005.Metode Penelitian.Jakarta:Bumi Aksara
Hadeli. 2006. Pengertian Wawancara. Medan:Unimed
Handarto, Sri.2011. Organologi dan Akustika I&II.Bandung: Lubuk Agung
Hariwijaya.2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta, ORYZA
Hartmann, William M. 2013. Principles of Musical Acoustics. New York: Springer
Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan: Unimed
Journal Society Galpin. 2009. A Classification of medical instrument. UNIMED PRESS
Mardalis. 2003.Pengertian konsep. Medan: Unimed
Maryaeni.2005.Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta:Bumi Aksara
Meleong,lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rasdokarya
Silitonga,Pita HD.2014.Teori Musik.Unimed Press
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Satori Djam’an dan Komariah Aan. 2009.Pengertian Penelitian Kualitatif. Sumatera Utara
Sukardi,P.Hd.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta
60
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, dan (R&D). CV. Alfabeta.Bandung
Supranto.2004. Pengertian Landasan Teori. Medan : Unimed
http://id.wikipedia.org/wiki/bunyi
http://www.creativebrain.web.id