PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Oleh : Septianti NIM 4123331047
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM Septianti (NIM 4123331047)
ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar dan collaborative learning berbasis lesson study kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media powerpoint dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja siswa) pada pokok bahasan Sturuktur Atom dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua T.A. 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan dengan cluster random sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 20 soal dan reliabel (0,616). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media powerpoint dengan model collaborative learning berbasis lesson study sebesar 68,13% dan siswa yang dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja siswa) dengan model collaborative learning berbasis lesson study sebesar 63,58 % dan rata - rata observasi lesson study eksperimen I sebesar 69,53% sedangkan eksperimen II sebesar 60,93%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dengan Lks (Lembar Kerja Siswa) Melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson Study Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dewi Syafriani, S.Pd, M.Pd, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, serta Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Enda Tarigan selaku Kepala Sekolah SMA Istiqlal Deli Tua dan Bapak Selamet Pamuji, S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas X.1 dan X.4 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sosok yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal, sosok yang rela
berkorban dan selalu mendoakan penulis, yakni Ibunda tersayang Sutinah S.Pd dan Ayahanda Mardi.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abangda Tersayang Febriansyah, ST yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis dan kepada Adikku Tersayang Ridha Prilenti dan Delsa Miansyah yang selalu mengingatkan dan mendoakan penulis.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Viona Yustanti Berasa yang selalu berbagi pengalaman, tawa, ceria selama menjalani perkuliahan ini, rekan-rekan seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi A 2012 yang telah banyak membantu dan memotivasi khususnya juga kepada Suri Khairunnisa, Meri Julianti yang menjadi teman seperjuangan saat penelitian. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Seruni Olivia sebagai teman satu dosen pembimbing.Ucapan terima kasih buat teman- teman PPLT 2015 SMA Negeri 1 Pegajahan yang selalu memotivasi dan memberi dukungan, terimaksih buat orang yang selalu menemani dan memberi semangat Petit crocodile.
Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.
Medan, September 2016
Penulis
Septianti
vii
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Ruang Lingkup Penelitian 1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah 1.5. Tujuan Penelitian 1.6. Manfaat Penelitian 1.7. Definisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hakikat Belajar Kimia
2.1.3. Hasil Belajar 2.2 . Model Pembelajaran
2.2.1. Model Pembelajaran Collaborative Learning
2.2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Collaborative Learning 2.2.3. Karakteristik, Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran 2.2.4. Peran Collaborative Learning
viii
2.3. Lesoon Study 2.4. Media Pembelajaran
2.4.1. Macam – Macam Media Pembelajaran 2.4.2. Manfaat Media Pembelajaran
2.4.3. Media Microsoft Powerpoint 2.4.4. Media LKS (Lembar Kerja Siswa) 2.5. Materi Ajar
2.5.1 Partikel Materi
2.5.2 Perkembangan Model Atom 2.5.3 Penyusun Atom
2.5.4 Susunan Atom
2.6. Kerangka Konseptual 2.7. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian 3.3. Variabel Penelitian 3.4. Rancangan Penelitian 3.5. Instrumen Penelitian 3.5.1. Validitas Tes
3.5.2. Reabilitas Tes 3.5.3. Distruktor
3.5.4 Tingkat Kesukaran 3.5.5. Daya Pembeda
3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Persiapan Penelitian
3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Validitas Tes 52
4.1.2 Reliabilitas 52
4.1.3 Distruktor 53
4.1.4 Tingkat Kesukaran 53
4.1.5 Daya Beada 53
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 54
4.3 Uji Persyaratan Analisa Data 58
4.3.1 Uji Normalitas Data 58
4.3.2 Uji Homogenitas Data 59
4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 59
4.3.3 Uji Hipotesis 60
4.4 Peningkatan Hasil Belajar 61
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 66
5.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Uji Normalitas 3.7.2. Uji Homogenitas 3.7.3. Uji Hipotesis
3.7.4. Uji Peningkatan Gain
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 2.1 Model atom John Dalton 25
Gambar 2.2 Model atom Joseph John Thompson 26 Gambar 2.3 Model Atom Ernest Rutherford 27
Gambar 2.4 Model Atom Niels Bohr 28
Gambar 2.5 Model Atom Mekanika Quantum 29 Gambar 2.6 Pembelokan sinar katode oleh medan listrik 29 Gambar 2.7 Diagram percobaan tetes minyak Milikan 30 Gambar 2.8 Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif 30 Gambar 2.9 Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas 31 Gambar 3.1 Skema Teknik Pengumpulan Data 48
Gambar 4.1 Lesson Study 26
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 40 Tabel 4.1 Hasil Validitas, Reliabel, Tingkat Kesukaran, dan Daya 53
Beda Soal, Distruktor
Tabel 4.2 Rataan Penilaian Lesson Study 54 Tabel 4.3 Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data 55
Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Sampel Tabel 4.4 Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data 56
Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
Lampiran 1 Silabus Kimia 72
Lampiran 2 RPP Kelas X Eksperimen I dan II 73
Lampiran 3 Powerpoint 86
Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa 89
Lampiran 4b Lembar Kerja Siswa 94
Lampiran 5a Lembar Lesson Study 97
Lampiran 5b Lembar Lesson Study 98
Lampiran 5c Lembar Lesson Study 99
Lampiran 6a Kisi-Kisi Soal Sebelum Valid 100
Lampiran 6b Kisi-Kisi Soal Valid 114
Lampiran 7a Instrumen Tes (Soal Belum Valid) 121
Lampiran 7b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sebelum di Validasi) 126
Lampiran 8a Instrumen Tes (Soal Valid) 127
Lampiran 8b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sesudah di Validasi) 130
Lampiran 9a Perhitungan Validitas Tes 131
Lampiran 9b Tabel Validitas Tes 134
Lampiran 10a Perhitungan Reliabilitas Tes 135
Lampiran 10b Tabel Reliabilitas Tes 136
Lampiran 11a Perhitungan Distruktor (Pengecoh) 137
Lampiran 11b Tabel Distuktor 138
Lampiran 12a Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 140
Lampiran 12b Tabel Tingkat Kesukaran 141
Lampiran 13a Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 142
Lampiran 13b Tabel Daya Beda 143
Lampiran 14 Data Hasil Penelitian 144
xiii
Lampiran 15b Data Hasil Observasi Lesson Study 150 Lampiran 15c Data Hasil Observasi Lesson Study 162 Lampiran 16 Tabel lesson Study 166
Lampiran 17 Uji Normalitas 170
Lampiran 18 Uji Homogenitas 175
Lampiran 19 Uji Hipotesis 177
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Kimia sangat menarik untuk dipelajari, karena segala aktivitas dalam kehidupan melibatkan reaksi-reaksi kimia. Namun, banyak persoalan di masyarakat yang belum ditangani secara baik karena pemahaman ilmu kimia yang masih terbatas. Wiseman dalam Rumansyah (2002) mengemukakan bahwa “ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah dan mahasiswa”.
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian, peran seorang guru sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010) bahwa “seorang guru harus dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
2
Pencapaian kualitas dalam pembelajaran adalah tanggung jawab profesionalan seorang guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Menurut Dimyati dan Mudjino (2006: 263), kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru bermula dari dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum, proses (bagaimana materi diajarkan), dan produk (hasil dari proses pembelajaran). Oleh sebab itu, ketiga komponen tersebut sama pentingnya karena merupakan kesatuan yang membentuk lingkungan belajar.
Mata pelajaran kimia di tingkat SLTA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Kebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan nyata dalam berbagai bidang studi, demikian pula dalam bidang studi kimia.para pendidik, praktisi pendidikan dan kita semua, mau tidak mau harus merespon perubahan yang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan.
Dengan kata lain, untuk meningkatkan prestasi siswa maka diperlukan guru kreatif yang mampu membuat pelajaran kimia menjadi menarik dan disukai oleh siswa. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu direncanakan suasana kelas yang sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain dan akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal.
3
pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka panjang merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil kegiatan pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial (Rusman, 2011).
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua prilaku yang ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, jenis kelamin serta golongan. Keterampilan kerja sama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, dan apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di sekolah maka seorang guru bisa melatih keterampilan kerjasama ini melalui pembelajaran kolaboratif. Collaborative learning sejatinya merupakan belajar yang lebih menekankan pada tugas spesifik dan berbagi tugas dalam kelompok, membandingkan kesimpulan dan prosedur kerja kelompok, dan memberikan keleluasaan yang lebih besar pada siswa dalam kerja kelompok. Oleh karena itu, melalui pembelajaran kolaboratif siswa akan terbiasa dalam bekerjasama dengan sesama siswa guna mencapai suatu tujuan dalam belajar (Apriono, 2011).
4
Menurut Noble dkk dalam Riska Ariastuti (2011),”Model pembelajaran kolaboratif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai pemahaman dan tujuan pembelajaran”. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) merupakan suatu istilah (umbrella term) yang mencakup banyak bentuk pembelajaran kolaboratif, mulai dari proyek kelompok kecil hingga bentuk kerja kelompok yang lebih spesifik yang disebut cooperative learning.
Menurut hasil penelitian dari Cabrera dkk dalam Riska Ariastuti (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif meningkatkan kemampuan pengembangan diri sebanyak 10,3%, pemahaman mengenai sains dan teknik sebanyak 9,7%, apresiasi terhadap seni sebanyak 6,6%, dan kemampuan analisis sebanyak 13,2%.
Ted Panitzs (1996) menjelaskan suatu perbedaan antara dua konsep: pendukung belajar kooperatif cenderung lebih berpusat-guru (teacher-centered), misalnya, apabila membentuk kelompok heterogen, pengstrukturan interdependensi positif dan mengajar keterampilan kooperatif. Belajar kolaboratif menganjurkan struktur ketidakpercayaan dan membolehkan siswa berbicara lebih jika membentuk kelompok persahabatan dan interes. Percakapan siswa ditekankan sebagai suatu makna untuk bekerja berhasil.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2011).
5
kebingungan ketika mempelajari suatu meteri yang sifatnya abstrak. Di samping itu, powerpoint juga memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya animasi yang dapat menarik minat siswa untuk belajar (Solihatim, 2007).
Kemudian salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan adalah Lembar Kegiatan Siswa. Lembar Kegiatan Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012: 204). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat berfungsi sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi kegiatan belajar mengajar.
Salah satu materi pokok kimia yang harus diajarkan di kelas X SMA pada semester ganjil adalah Struktur Atom. Materi ini dianggap sulit sebab banyak bermain dalam hal konsep yang abstrak. Dengan adanya visualisasi yang interaktif diharapkan kesulitan ini dapat terkurangi, bahkan dapat teratasi, dan dapat menyeragamkan persepsi siswa terhadap konsep-konsep yang abstrak tersebut. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan pengembangan media pembelajaran kimia berbasis Powerpoint dan LKS pada materi Struktur Atom untuk Sekolah Menengah Atas dengan cara membandingkan mana yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran dan menguji tingkat media tersebut.
Dengan demikian, sangat diperlukan penelitian yang dimaksudkan untuk menetapkan media apa yang cocok untuk diaplikasikan dalam mengajarkan materi Struktur Atom sehingga dapat diperoleh mana yang lebih efisien digunakan dalam pembelajaran untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Penerapan media Powerpoint ataupun LKS kemungkinan dapat membantu siswa untuk lebih cepat mengingat dan memahami konsep dari materi Struktur Atom. Dengan demikian dapat diketahui mana yang lebih efektif digunakan.
6
melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson Study pada Pokok Bahasan Struktur Atom.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative learning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.3 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan media Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) melalui model collaborative learning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasan-batasan terhadap permasalahan, yaitu :
1. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS melalui model Collaborative Leraning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.
2. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua.
3. Semua pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru yang sama. 4. Materi yang diajarkan adalah Struktur Atom.
1.5 Tujuan Penelitian
7
2. Untuk mengetahui media mengajar mana yang lebih baik diaplikasikan diantara media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative learning berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, penelitian ini dapat sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk meningkatkan keterampilan memilih variasi media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran materi Struktur Atom di kelas X SMA. 2. Bagi siswa, bila telah diketahui ada pengaruh positif dan signifikan,
diharapkan:
a. Dengan diterapkannya pembelajaran kolaboratif dengan media Powerpoint dengan LKS dapat meningkatkan hasil belajar kimia umumnya, serta materi Struktur Atom khususnya.
b. Penelitian ini dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran kolaboratif dapat mengembangkan rasa kebersamaan dan kerja sama siswa dengan siswa lain.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah pengalaman, wawasan dan kemampuan bagi peneliti mengenai penerapan media pembelajaran tersebut.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Definisi Oprasional
8
materi pokok Struktur Atom.
Untuk mempermudah persamaan persepsi dan menghindarkan perbedaan penafsiran dari beberapa istilah :
1. Collaborative learning adalah istilah untuk jenis model pembelajaran yang meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman, penyelesaian, atau membentuk suatu produk/hasil (Smith & MacGregor, 2010).
2. Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam memahami bahan ajar di sekolah yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang diperoleh siswa pada awal (pre-test) dan akhir (post-test) dalam penelitian. Hasil belajar siswa merupakan pencapaian pemahaman siswa dalam ranah kognitif pada pokok bahasan Struktur Atom.
4. Media Microsoft Powerpoint merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Munandi (2010) dalam Ninda Hardina (2014).
66 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Media Powerpoint Model Collaborative Learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative Learning.
2. Media powerpoint dengan Model Collaborative learning berbasis lesson study lebih baik digunakan pada materi Struktur Atom dibandingkan
dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative learning berbasis lesson study.
3. Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan adalah Media Powerpoint Model Collaborative Learning sebesar 68,13%. 4. Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative Learning adalah sebesar 63,58 %.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut: 1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan Media Powerpoint Model Collaborative Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan kerja berkelompok siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan untuk membandingkan Media Powerpoint Model Collaborative Learning dengan Media dan Model pembelajaran yang
67
68
DAFTAR PUSTAKA
Anurrahman., (2012), Belajar Dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Apriono., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Unirow, Tuban.
Ariastuti, A., (2011). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif
Dengan Pendekatan Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma
Negeri 1 Kudus Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis., Skripsi,
Fmipa, Uns, Semarang.
Arsyad, A., (2011), Media Pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta.
Cabrera, Alberto F., Et All. (2002). Collaborative Learning: It’s Impact On
College Students’ Development And Diversities. Journal Of College
Student Development Vol. 43 No. 1, January/February 2002. 20-34.
Dillenbrourg, P., (1999), What Do You Mean By Collaborative Learning? In
Dillenbourg P (Ed) Collaborative Learning : Cognitive And Computational
Approaches. (119). Oxford : Elsevier.
Dimyati Dan Mudjiono., (2006), Belajar Dan Pembelajaran, 263., Rineka Cipta, Jakarta.
Fadillah, A.,(2015), Pengaruhpenerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study Dengan Media Mind Mapping
Terhadap hasil belajar Kimia Siswa pada materi pokok sistem koloid,
Universitas Negeri Medan, Medan
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik , O., (2008), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
69
Skripsi S-1 Fmipa Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Istarani, (2012), Model Pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Mulyatiningsih., (2012), Pengaruh Collaborative Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 4 Mulyoharjo Jepara
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Kristen Satya Wacana, Jepara
Munandi, Yudhi. (2010), Media Pembelajaran. Jakarta :Gaung Persada (GP) Press.
Panitz, Ted.,(1996). Collaborative Versus Cooperative Learning- A Comparison Of The Two Concepts Which Will Help Us Understand The Underlying
Nature Of Interactive Learning. Http://Ses.Une.Au/Cf/Papers/Pdf.
Prastowo, Andi., (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, 204 Jogjakarta: Diva Press
Rohaeti,E.,Widjajanti,E., Dan Padmaningrum, R.T,(2009), Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Inovasi
pendidikan, 1 : 1-11
Rahardjo,B.S., (2008), Kimia Berbasis Eksperimen 1, PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo
Rohmah, Iftitahur., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Teams Assisted Individualization Dengan Proyek Teka-Teki Silang Dan Dilengkapi
Lembar Kerja Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Koloid Siswa
Kelas XI SMA NEGERI 3 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) , Vol. 3 No. 3 Tahun 2014,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rumansyah.,(2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi
Kimia, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, No. 035, Tahun Ke-8, Maret
70
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Smith, B.I., And J.Macgregor., (2010) Collaborative Learning: A Sourse Book Of Higher Education University Park, Pa: National Center On Post
Secondary Teaching Learning, And Assessment (Nctla). 9-22.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fmipa, Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Silitonga, P., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Sitompul,S.M.F.,(2015), Pengembanganlembarkerjasiswa (Lks) Inovatifberbasis Problem Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan hasil belajar Kimia
Siswa Sma Pada konsep materi larutan elektrolit dan Non Elektrolit,
Universitas Negeri Medan, Medan
Solihatim., (2007), Cooperative Learning, Bumi Aksara, Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, Upi, Bandung.
Sumarni,W.,(2008), Lesson Study Untuk meningkatkan mutu Proses Dan hasil pembelajaran perkuliahan dasar pemisahan analitik, Jurnal inovasi pendidikan
Kimia Universitas Negeri Semarang, Vol.2, No.1
Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Pregresif, Prenada Media, Surabaya.
71
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wahyuni, H.D.,(2012), Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dan LKS Terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrolisis
garam Di MAN 1 Medan Tahun ajaran 2011/2012, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Widarti,H.R.,(2012), Study Tentang pelaksanaan Lesson Study Di Sma Brawijaya Smart School Malang Semester Genap 2010-2011, Prosiding Seminar Nasional