• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATANJATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATANJATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN GERAK DASARBOUNCE PASSMELALUI

PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR

KECAMATAN-JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DARMAWAN

Penelitian ini bertujuan untukmemperbaikidanmeningkatkanproses pembelajaran gerak dasarbounce passbola basket pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012denganmemberikan tindakan berupa model pembelajaran kelompokdengan pola pembelajaranyang variatif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalahsiswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 17 putra dan 20 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tesketerampilangerak dasarbounce passbola basket dengan rentang penilaian 1-3.

Hasil penelitian menunjukkan: padates awal hanya mencapai ketuntasan 18,92% hal ini berarti masih sangatrendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasarbounce passbola basket. Padasiklus pertama denganmelalui pembelajaran kelompokdengan pola pembelajaransiswa dibariskan ke dalam dua sab secara berhadapandiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmeningkat menjadi 43,24%,halitu berarti tindakan belummemenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus kedua dengan melalui pembelajaran kelompokdengan pola pembelajaransiswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmengalami peningkatan menjadi67,57%,halitu berarti tindakan belummemenuhi ketuntasan belajar.Pada siklus ketiga denganmelalui pembelajaran kelompokdengan pola pembelajaransiswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi silangdiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmengalami peningkatan menjadi89,19%hal ini berarti proses

(2)

MENINGKATKAN GERAK DASARBOUNCE PASSMELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA

KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATAN-JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh DARMAWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

(3)

MENINGKATKAN GERAK DASARBOUNCE PASSMELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA

KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATAN-JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DARMAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto ... 16

2. Foto Siswa Sedang Melakukan Pemanasan Pada Tes awal ... 84

3. Foto Penulis Sedang Memberi Contoh Gerak Dasar Bounce PassKepada Siswa ... 84

4. Foto Siswa Sedang Melakukan Tes Awal... 85

5. Foto Siswa Sedang Melakukan Pemanasan Pada Tes Siklus I ... 86

6. Foto Siswa Sedang Melakukan Tes Siklus I ... 86

7. Foto Siswa Sedang Bermain Bola Basket ... 87

8. Foto Siswa Sedang Melakukan Pemanasan Pada Tes Siklus II ... 88

9. Foto Siswa Sedang Melakukan Tes Siklus II... 88

10. Foto Siswa Sedang Bermain Bola Basket ... 89

11. Foto Siswa Sedang Melakukan Pemanasan Pada Tes Siklus III... 90

12. Foto Siswa Sedang Melakukan Tes Siklus III ... 90

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Belajar dan Mengajar ... 9

B. Pendidikan Jasmani... 10

C. Belajar Motorik ... 11

D. Keterampilan Gerak Dasar ... 13

E. Model Pembelajaran Keompok... 15

F. Bermain Bola Basket... 18

G. Pembelajaran Gerak DasarBounce PassDalam Bola Basket ... 20

1. Sikap Awal ... 21

2. Pelaksanaan ... 21

3. Sikap Akhir ... 21

H. Kerangka Pikir ... 22

I. Hipotesis... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN... 24

(6)

B. Rancangan Penelitian ... 26

1. Siklus I ... 26

2. Siklus II ... 28

3. Siklus III ... 30

C. Subyek Penelitian... 32

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Teknik Analisis Data... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Bounce PassDalam Bola Basket ... 34

2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak DasarBounce PassDalam Bola Basket... 38

B. Pembahasan... 41

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Bounce PassDalam Bola Basket Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007.Permainan Bola Basket. Era Intermedia. Solo.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri.1999.Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Bandung. http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/.

http://tangguhabiyoga.wordpress.com/2011/02/14/pengertian-belajarmotorik-dan-belajar-motorik/.

http://grandmall10.wordpress.com/2011/05/21/.

Imam Sodikun. 1992.Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Lutan. 1988,Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996/1997.Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta.

Lutan, Rusli. 2000,Manajemen Penjaskes. Depdikbud. Jakarta.

Perbasi. 2006. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI. Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung. Unila, 2009.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak DasarBounce Pass

(10)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan, hal ini karena ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut. 1). Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang brmanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2). Tindakan menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk rangakaian siklus kegiatan siswa. 3). Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian yang lebih spesifik.

Pada penelitian tindakan ini memilii ciri-ciri sebagai berikut : a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual, b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c) dilakukan melaui putaran-putaran yang berspiral.

(11)

tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini :

Gambar 1. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16)

Keterangan gambar :  Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.  Aksi atau pelaksanaan tindakan

Aksi atau pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.  Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

 Refleksi

(12)

suatu tindakan yang sudah dilaksankan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana guna menentukan rencana yang akan dilaksanakan berikutnya.

B. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (enam kali pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya direncanakan kegiatan tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

Tes awal Siklus I

a) Perencanaan

1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu bola basket.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus pertama.

b) Tindakan

1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama adalah siswa dibariskan kedalam dua sab secara berhadapan. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan

(13)

3. Guru memberikan latihanbounce passbergantian dengan menggunakan bola basket secara berhadapan dengan jarak lemparan 2 meter.

4. Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami dalam melakukan rangkaian gerak dasarbounce passyang diajarkan.

c) Observasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak dasar lemparbounce passsiswa secara individu dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa lembar penilaian gerak dasar bounce passdalam bola basket. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasarbounce passyang telah diajarkan.

d) Refleksi

Hasil observasi pada siklus pertama disimpulkan dan didiskusikan . Kemudian guru mendiskusikan tindakan untuk siklus kedua berupa bola basket yang sesungguhnya dan siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparan bounce passdengan formasi berpindah tempat. Sebagai perbaikan dari kekurangan yang nampak pada siswa yang terdapat pada siklus

pertama, maka menjadi bahan untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan pada siklus kedua.

(14)

a) Perencanaan

1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu bola basket.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pada siklus kedua dan siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat.

b) Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus kedua adalah : 1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus kedua

adalah siswa dibariskan ke dalam 4 kelompok secara berhadapan. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan

pembelajaran gerak dasarbounce passdengan cara siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat menggunakan alat pembelajaran bola basket pada siklus kedua.

3. Guru memberikan latihanbounce passbergantian dengan bola basket secara berkelompok dengan cara siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat dan jarak lemparan ditambah menjadi 3 meter. 4. Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan

(15)

yang dialami dalam melakukan rangkaian gerak dasarbounce passyang diajarkan.

c) Observasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak dasar lemparbounce passsiswa secara individu dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa lembar penilaian gerak dasar bounce passdalam bola basket. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasarbounce passyang telah diajarkan.

d) Refleksi

Hasil observasi pada siklus kedua disimpulkan dan didiskusikan . Kemudian guru mendiskusikan tindakan untuk siklus ketiga berupa bola basket yang sesungguhnya dan siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparan bounce passdengan formasi silang. Sebagai perbaikan dari

kekurangan yang nampak pada siswa yang terdapat pada siklus kedua, maka menjadi bahan untuk mengetahui tindakan apa yang akan

dilakukan pada siklus ketiga. Siklus III

a) Perencanaan

(16)

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus ketiga.

b) Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus ketiga adalah : 1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus ketiga

adalah siswa dibariskan ke dalam 4 kelompok secara berhadapan. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

gerak dasarbounce passsecara berkelompok dengan cara siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara

berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi silang menggunakan alat pembelajaran bola basket dalam melakukan lemparanbounce pass.

3. Guru memberikan latihanbounce passbergantian dengan

menggunakan bola basket secara berkelompok dengan cara siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara

berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi silang dan jarak lemparan ditambah menjadi 4 meter. 4. Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh

gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami dalam melakukan rangkaian gerak dasarbounce passyang

diajarkan. c) Observasi

(17)

instrumen yang telah disiapkan berupa lembar penilaian gerak dasar bounce passdalam bola basket. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasarbounce passyang telah diajarkan.

d) Refleksi

Hasil observasi pada siklus ketiga disimpulkan dan didiskusikan. Kemudian menyimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasarbounce passdalam bola basket dengan menghitung berapa prosentase tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dan disajikan dalam bentuk data.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012, yaitu berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 17 putra dan 20 putri.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan.

2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah bulan dan terdapat 3 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 2 kali

(18)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

pelaksanaan PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997:

ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masala

Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket, bentuk indikatornya terlampir pada lampiran 1.

F. Teknik Analisi Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagi berikut :

% 100 N F

P (Subagio dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

P = Persentase keberhasilan

(19)
(20)

MOTTO

Olahraga adalah sebagian dari kebutuhan Manusia

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangka kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar menadi manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi peserta didik yang beriman, cerdas, disiplin, terampil dan bertanggung jawab serta sehat jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, sekolah dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikannya dilakukan secara terorganisir, sistematis dan berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nsional itu sendiri dapat tercapai. Disinilah peranan Pendidikan Jasmani ikut andil yang merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya

pembinaan mutu sumber daya manusia di Indonesia.

(22)

pertumbuhan jasmani, kesegaran jasmani, kemempuan, keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan Jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, Pendidikan Jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi Pendidikan Jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara social dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.Oleh karena itu, Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah termasuk mata pelajaran di sekolah yang merupakan bagian tujuan hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, social, dan

emosional yang selaras serasi da seimbang dari berbagai bentuk dan macam-macam kegiatan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan disekolah salah satunya yaitu dengan diberikannya materi pembelajaran tentang cabang olahraga bola basket.

(23)

dasar dalam permainan bola basket yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar (SD) khususnya pada siswa kelas VI.

Passingadalah gerakan mengoper bola dalam permainan basket yang dilakukan dengan cara menolak, melempar, dan memantulkan bola

menggunakan dua tangan atau satu tangan, gerakan ini memegang peranan yang penting dalam proses permainan sebab dengan gerakan ini tim bisa menyusun srategi penyerangan yang baik sehingga tim tersebut bisa memperoleh skor.

Dari berbagai macam gerak dasarpassingyang terdapat dalam permainan bola basket,bounce passmerupakan salah satu jenispassingyang dipelajari oleh siswa kelas VI SD.Bounce passadalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara memantulkan bola tersebut ke tanah atau lantai. Untuk dapat melakukan gerak dasarbounce passyang baik dan benar diperlukan suatu penguasaan gerak dasar yang baik pula. Selain itu, power lengan sangatlah diandalkan dalam melakukan bentuk gerak dasar ini. Tanpa adanya penguasan gerak dasar yang baik dan benar serta power lengan yang baik maka akan sulit untuk melakukan gerak dasarbounce passdengan tepat.

(24)

sebagian besar peserta didik di sekolah tersebut belum dapat menguasai keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dengan baik dan benar, khususnya bagi siswa kelas VIB, karena setelah dilakukan penilaian secara objektif hanya sekitar 18,92% peserta didik di kelas tersebut yang dapat melakukan gerak dasar tersebut dengan baik dan benar, kemudian selebihnya yaitu sekitar 81,08% peserta didik masih mendapatkan nilai dibawak Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah tersebut, yaitu 65.

Setelah dilakukan pengamatan lebih jauh, ternyata rendahnya hasil pembelajaran gerak dasarbounce passyang terjadi di kelas VI B tersebut diakibatkan oleh kurang mendukungnya sarana yang digunakan dalam bermain bola basket, sehingga model pembelajaran yang dilakukan pun menjadi kurang beragam. Selain itu, kurang efektifnya model pembelajaran yang dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasarbounce pass merupakan salah satu penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa di sekolah terebut, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai bola basket yang dikarenakan ukuran bola basket yang kurang sesuainya dengan kondisi fisik siswa sekolah dasar. Oleh sebab itu, hasil pembelajaran bola basket khususnya pembelajaran gerak dasarbounce passdi sekolah tesebut terbilang belum berhasil.

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

(25)

Gerak DasarBounce PassMelalui Pembelajaran Kelompok tingkat SD pada siswa kelas VIB di SD Negeri 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam gerak dasarbounce pass.

2. Kurang mendukungnya sarana yang digunakan dalam bermain bola basket sehingga model pembelajaran yang dilakukan menjadi terbatas atau kurang beragam.

3. Kurang efektifnya model pembelajaran yang dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasarbounce pass.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah Meningkatkan Gerak DasarBounce PassMelalui Pembelajaran Kelompok tingkat SD pada siswa kelas VIB di SD Negeri 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

(26)

1. Apakah keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kelompok dengan pola pembelajaran siswa dibariskan ke dalam dua sab secara berhadapan pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kelompok dengan pola pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apakah keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kelompok dengan pola pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi silang pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

(27)

1. Untuk memperbaiki pembelajaran gerak dasarbounce passmelalui pembelajaran kelompok pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasarbounce passmelalui pembelajaran kelompok pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Peneliti

Sebagai bahan pengalaman dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran keterampilan gerak dasarbounce pass.

b. Peneliti lain

salah satu bahan informasi bagi peneliti lain mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan gerak dasarbounce passbola basket. c. Siswa

Membantu siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar bounce passbola basket.

d. Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(28)

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penerapan model pembelajaran kelompok pada pembelajaran gerak dasarbounce passbola basket.

f. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(29)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN GERAK DASARBOUNCE PASSMELALUI PEMBELAJARAN

KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Nama Mahasiswa : Darmawan

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078006 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(30)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Sudirman Husin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(31)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Darmawan

NPM : 1013078006

Tempat/ tanggal lahir : Karang Anyar, 13 Maret 1969

Alamat : Blok 4 Karang Sari Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul MENINGKATKAN

GERAK DASARBOUNCE PASSMELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang

dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012 s/d 11 April 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Juni 2012

(32)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk istri dan anakku

(33)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karang Anyar pada tanggal 12 Maret 1969, anak pasangan Baapk R. Partowinangun dan Ibu Semikem.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar SD Negeri 1 Karang Anyar diselesaikan pada tahun 1981. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Aditama pada tahun 1987, Sekolah Guru Olahraga di SGO Bandar Lampung pada tahun 1989, dan menyelesaikan studi Diploma II Universitas Lampung tahun 2001, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan S1 FKIP Universitas Lampung.

(34)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul Meningkatkan Gerak Dasar Bounce Pass Melalui Pembelajaran Kelompok Tingkat SD Pada Siswa Kelas VIB Di SDN 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes.

4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd Selaku Pembimbing kesatu yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd selaku Penguji utama, atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SD Negeri 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VIB tahun pelajaran 2011/2012.

8. Rekan-rekan guru SD Negeri 1 Karang Anyar Jati Agung Lampung Selatan. 9. Siswa-siswi kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung,

Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

(35)

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

(36)

I. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran kelompok dengan pola pembelajaran siswa dibariskan ke dalam dua sab secara berhadapan pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran kelompok dengan pola pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian dibariskan secara berhadapan untuk melakukan lemparanbounce passdengan formasi berpindah tempat pada siswa kelas VIB SD Negeri 1 Karang Anyar, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Keterampilan gerak dasarbounce passdalam bola basket dapat

(37)

B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

a. Peneliti

Sebaiknya dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran keterampilan gerak dasarbounce passpeneleti menggunakan model pembelajaran kelompok.

b. Peneliti lain

Sebaiknya hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan

informasi bagi peneliti lain mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan gerak dasarbounce passbola basket.

c. Siswa

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasarbounce passbola basket sebaiknya siswa menerapkan model pembelajaran kelompok dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

d. Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi para guru Pendidikan Jasmani dalam meningkatkan gerak dasar bounce passbola basket peserta didiknya.

(38)

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penerapan model pembelajaran kelompok pada pembelajaran gerak dasarbounce passbola basket. f. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(39)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Mengajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut james O. Whittaker dalam Djamarah (1999: 22) belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Selain itu, R. Gagne dalam Djamarah (1999: 22) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Seseorang dikatakan belajar apabila memiliki ciri-ciri belajar, yaitu sebagai berikut :

1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

(40)

4) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Sedangkan mengajar merupakan aktivitas yang identik dan erat pengertiannya dengan tugas seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada para peserta didiknya. Selain itu, mengajar tak terlepas dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik, karena dengan adanya proses belajar dan mengajar timbul suatu proses yang dinamakan

pembelajaran.

Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991) dalam

http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/.

Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu sistem pendidikan tidaklah terlepas dari proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan dua aktivitas, yaitu belajar dan mengajar, karena tanpa adanya salah satu dari aktivitas tersebut tidaklah akan terjadinya suatu proses

pembelajaran.

B. Pendidikan Jasmani

(41)

termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa

Pendidikan Jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.

Selain itu, Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Lutan dkk, 1996/1997: 3). Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai

seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Jadi, Pendidikan Jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang

digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

C. Belajar Motorik

(42)

Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah otot, syaraf dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara

-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.

Sedangkan belajar motorik adalah proses perubahan individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan (Drowazky, 1981) dalam http://tangguhabiyoga.wordpress.com/2011/02/14/pengertian-belajarmotorik-dan-belajar-motorik/. Belajar motorik adalah suatu perubahan perilaku gerak yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman (Oxendine, 1984).

Belajar motorik adalah suatu proses perubahan merespons yang relatif

permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman (Schmidt dalam Lutan, 1988:102). Selain itu, proses belajar motorik dapat diartikan sebagai berikut :

1) hasil belajar/ kemampuan merespon dalam bentuk gerak. 2) perubahan relatif permanen.

(43)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar

motorik adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.

D. Keterampilan Gerak Dasar

Keterampilan gerak adalah suatu kemampuan yang penting di dalam Pendidikan Jasmani dan kehidupan sehari-hari kita, salah satu program Pendidikan Jasmani kepada siswa adalah agar siswa terampil dalam beraktivitas fisik. Keterampilan gerak fisik yang diperoleh melalui

Pendidikan Jasmani tidak hanya berguna menguasai cabang olahraga tertentu tapi juga untuk melakukan aktivitas dan tugas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Manusia pada kodratnya adalah benda hidup, bukan benda mati. Benda mati dapat bergerak disebabkan apabila ada gaya eksternal yang

mempengaruhi benda tersebut. Sedangkan benda hidup dapat bergerak baik karena pengaruh gaya eksternal maupun karena pengruh gaya internal.

Keterampilan merupakan gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditujukkan melalui penguasaan suatu gerak. Dalam meningkatan penguasaan gerak khususnya dalam olahraga, maka diperlukan suatu proses pembelajaran untuk sampai ke tingkat terampil. Mengenai terampil sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (1988: 76) bahwa terampil juga dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melaksanakan suatu

penguasaan suatu hal yang memerlukan tubuh.

(44)

berkaitan dengan permainan olahraga. Keterampilan gerak ini diupayakan untuk dikembangkan dan diperhalus agar anak dapat melakukan dengan benar dengan sesuai tenaga dan sesuai dengan keadaan lingkungan. Apabila

gerakan ini sudah matang maka dilanjutkan untuk diterapkan pada suatu permainan, aneka olahraga dan aktivitas jasmani yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah

pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom dalam http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/ ada tiga domain belajar yaitu :

1) Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari Pengetahuan (Knowledge),Pemahaman(Comprehension),Penerapan(Aplication, Penguraian(Analysis), Memadukan(Synthesis), Penilaian(Evaluation). 2) Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan

dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari Penerimaan(receiving/attending),Sambutan(responding),Penilaian (valuing),Pengorganisasian(organization),Karakterisasi

(characterization).

(45)

Kawasan ini terdiri dari Kesiapan(set), Meniru(imitation), Membiasakan(habitual), Adaptasi(adaption).

Sedangkan gerak dasar menurut M Furqon H, (2002) dalam

http://grandmall10.wordpress.com/2011/05/21/mengembangkan-keterampilan-gerak-dasar-lompat-dengan-permainan-tradisional/ merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dusar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerak dasar adalah kemampuan seseorang dalam membentuk kemampuan motoriknya melalui pola-pola gerak.

E. Model Pembelajaran Kelompok

Model merupakan bentuk dari suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung keberhasilan dari pembelajaran pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak sedikit keberhasilan dari suatu pembelajaran yang disajikan oleh guru. Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memadukan kegiatan pemebelajaran di dalam kelas atau setting kelas

(46)

perseorangan, (4) pembelajaran berpasangan, (5) pembelajaran kelompok, (6) penemuan terbimbing, dan (7) pemecahan masalah.

Kita semua mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial dimana mengandung arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain pengertian itu bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari karena tanpa bantuan orang lain kita tidak bisa mencukupi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, manusia harus hidup berkelompok dan membentuk suatu organisasi dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena hakikatnya manusia kemampuannya terbatas.

Kelompok adalah kumpulan bebrapa orang atau benda yang berkumpul dan atau dikumpulkan menjadi satu ikatan atau kumpulan. Sebagai kelompok manusia dimana anggotanya dapat beritregasi atau sama lain dapat berkerja sama yang baik tapi juga bisa melahirkan perbedaan dan pertentangan yang menyebabkan kelompok tersebut pecah dan bercerai berai.

Disisi lain, fungsi dari kelompok juga dapat memberikan adanya suatu kepastian dan ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan hubungan kerja tersebut. Selain itu, kelompok juga bersifat dinamis yang selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor :

1) Internal

(47)

2) Eksternal

Faktor ini adalah faktor lingkungan dimana kelompok harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Dapat kita pahami bagaimana faktor internal dan eksternal tersebut sangat mempengaruhi kelompok. Dimana untuk menjaga kelangsungan hidupnya kelompok tersebut harus senantiasa menyesuikan diri dimana kelompok itu berada.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian pembelajaran kelompok adalah pembelajaran yang dimana setiap pesertanya harus menjadi bagain dari regu atau kelompok tersebut. Jumlah peserta dalam setiap

kelompok tergantung proses pembelajaran apa yang hendak dimainkan, dan tujuan dari pembelajaran kelompok selain meningkatkan gerak motorik anak tersebut tapi juga diharapkan dapat terjadi komunikasi sehingga terbina kekompakan, rasa saling memiliki, keakraban dan memupuk rasa kebersamaan. Tujuan lain dari pembelajaran kelompok ini, menciptakan suasana yang sehat dalam persaingan serta meningkatkan semangat perjuang yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kelompok mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah : 1) untuk membangkitkan kepekaan diri seseorang anggota kelompok

terhadap anggota lainnya dalam kelompok sshingga timbul rasa saling menghargai, saling keterbukaan dan saling toleransi.

2) untuk menimbulkan rasa solidaritas dari seluruh anggota kelompok sehingga timbul partisipasi yang spontan atau tidak disengaja dalam rangka mencapai tujuan bersama.

(48)

1) dalam permainan dimana ada kelebihan pasti juga ada kekurangan diantaranya kekurangan itu adalah apabila siswa masuk kelompok yang kurang disukai maka akan menimbulkan perpecahan sehingga tidak terjadi kerja sama atau kekompakan.

2) apabila seorang siswa melakukan kesalahan atau hal yang merugikan kelompok tersebut maka semua anggota kelompoknya juga akan mendapat hukuman.

F. Bermain Bola Basket

Bermain bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding

mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.

Permainan bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.

Lapangan yang dipergunakan dalam bermain bola basket berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan, yaitu 26 meter serta lebar

(49)

Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebutrefereesedangkan wasit 2 disebut umpire.

Waktu permainan 4x10 menit. Di antara babak 1, 2, 3 dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam, yaitu 5 detik.

Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.

G. Pembelajaran Gerak DasarBounce Passdalam Bola Basket

(50)

Dalam permainan bola basket penguasaan bola merupakan hal yang paling penting, karena keberhasilan serangan tergantung pada setiap kemampuan pemain dalam menguasai bola dan mampu membuat point. Salah satu gerak dasar yang sangat penting untuk dikuasai adalahpassingatau cara mengoper bola. Carapassingini dilakukan dengan mencakup beberapa hal, yaitu

perubahan kecepatan dan arah mendadak, gerakan tipu tubuh dan tangan serta kontrol bola yang baik. Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass).

Melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass) sangat baik dilakukan untuk operan jarak dekat terutama sekali bila lawan melakukan penjagaan satu lawan satu. Cara melakukan rangkaian gerak dasarbounce passterdiri dari beberapa tahap, yaitu sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir atau gerak lanjutan. Tahapan-tahapan tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

Sikap Awal

1. Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.

2. Letakkan kedua tangan disisi bola dan tekuklah (bengkokkan) lengan sedikit sehingga bola mendekati dada.

3. Untuk melemparkan umpan, julurkan lengan kearah sasaran. Pelaksanaan

(51)

2. Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan

menyerong ke bawah dari letak badan teman dengan jarak kira-kira 1/3 dari penerima.

3. Saat lengan benar-benar terjulur, lecutkan bola sedikit demi sedikit hingga lepas dari telapak jari.

4. Arah sasaran pantulan bola berada pada lantai. Sikap akhir

1. Telapak tangan ke arah bawah, dan ibu jari harus menunjuk ke bawah. Gerak ibu jari dan jari tangan yang lain ini akan membuat bola sedikit melintir saat memantul ke arah sasaran.

2. Posisi badan sedikit condong ke arah depan untuk menjaga keseimbangan.

H. Kerangka Berpikir

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalahbounce pass.

Bounce passmerupakan salah satu jenis operan jarak dekat yang sangat baik dilakukan dengan pola penjagaan satu lawan satu. Dalam proses

(52)

mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya, baik dalam hal menyiapkan skenario dan model pembelajaran yang akan dipergunakaan maupun alat pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran kelompok yang dipadupadankan dengan penggunaan alat pemebelajaran yang dimodifikasi ke dalam bentuk yang lebih sederhana tanpa mengurangi fungsi alat pembelajaran yang sebenarnya, diharapkan dapat memperbaiki mutu serta hasil pembelajaran yang dilaksanakan. Begitu pula yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini yaitu, jika poses pembelajaran gerak dasar bounce passpada siswa kelas VI B di SD Negeri 1 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Tahun Pelajran 2011/2012 dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kelompok yang dirancang dengan kreatif dapat memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan tersebut. I. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang sangat besar

kegunaannya, karena dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahnnya.

Gambar

Gambar 1. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto(2007:16)

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kesimpulan: penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang antenatal care pada suami ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Hasil yang didapatkan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain motif yang terdapat dalam penggunaan ganja yang dilakukan oleh anggota Lingkar Ganja Nusantara yaitu

Hal ini disebabkan nilai packet loss yang rendah untuk bit rate ≥ 3000 kbps seperti ditunjukkan pada Gambar 25.Selain itu dari pengukuran ini menunjukkan delay dan jitter

Masalah Supply Material masih belum tervisualisasi dengan baik, volume supply untuk setiap partnya juga tidak tersedia, tidak sesuai dengan kebutuhan, Lead time man power supply

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh

Masukkan kain grey ke dalam larutan pemasakan dan proses bahan selama 45 menit (lakukan pengadukan selama proses berlangsung)4. Setelah proses selesai larutan pemasakan dibuang