MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI
MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUG SULAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
MAULIDIN HADRI
Peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar servis forehand lob bermain bulu tangkis dengan media alat bantu pembelajaran siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung.Kurangnya hasil belajar gerak dasar servis forehand lob bermain bulu tangkis siswa kelas V A SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 merupakan permasalahan di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu upaya perbaikan pembelajaran dengan
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI
MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
MAULIDIN HADRI
Skripsi
Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI
MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Oleh
MAULIDIN HADRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pegangan raket cara Amerika ... 23
2. Pegangan raket cara Inggris………... 23
3. Pegangan raket cara jabat tangan ... 24
4. Sikap berdiri melakukan Servis ... 25
5. Sikap berdiri menerima servis……… 26
6. Sikap saat servis forehand……….. 27
7. Sikap saat servis pendek………. 27
8. Penggunaan media tali……… 33
9. Penggunaan media raket tenes dan bola tenes bergantung……… 33
10. Penggunaan raket tenes dan shattlecocok bergantung………... 34
11. Spiral penelitian……….. 35
12. Tali sebagai media……….. 35
13. Raket tenes dan bola tenes sebagai media alat bantu………. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan Penelitian ... 48
C. Uji Hipotesis ... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Simpulan ... 53
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
Lampiran Halaman
1. Langkah-langkah penghitungan Skor dan prosentase ... 58
2. Instrumen Penilian Servis ……….. 59
3. Data siswa SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung ... 60
4. Hasil tes awal servis forehand lob bermain bulu tangkis ... 61
5. Hasil tes siklus I ... 62
6. Hasil tes siklus 2 ... 63
7. Hasil tes siklus 3 ... 64
8. Foto penelitian……… 65
9. Skenario pembelajaran ... 66
10. Surat Ijin Penelitian ... 86
11. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 87
12. Rencana Judul Penelitian ……… 88
13. Daftar hadir Seminar Usul Penelitian ………. 89
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Instrumen Penilaian ... 39
2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Servis forehand lob . 43
3. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 1………. 44
4. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 2………. 45
5. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak dasar Servis forehand lob pada siklus- 3………. 47
6. Hasil ketuntasan setiap siklus ……… 47
7. Refleksi tes akhir siklus -1 ……… 48
8. Refleksi tes akhir siklus -2……… 50
Apa yang terjadi dalam diri saya akan ku terima dan terus berjuang karna aku yakin sang khalik punya rencana terbaik
yang tidak kumengerti
Sesungguhnya bersyukur adalah kunci kebahagiaan.
(Maulidin Hadri)
Amu dikde kekelah diajari li bapang nggak endung
(jeme tue/pejadi)sukae ndak jadi jeme.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Herman Tarigan, M.Pd ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, S.Pd.,M.Pd ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MAULIDIN HADRI
NPM : 1013068034
Tempat, Tanggal Lahir : Ulu Danau (Sumatra Selatan) 27 Januari 1981
Alamat : Jl.Lampung Raya Komplek SD N 2 Harapan Jaya Kecamatan Sukarame Bandar Lampung.
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan kemampuan gerak dasar servis porehend lob bermain bulu tangkis melalui media alat bantu pada siswa kelas V A SD N 2 Gunung Sulah tahun pelajaran 2012/2013.”
adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 13 September 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi dan dituntut sesuai ketentuan yang berlaku.
Bandar lampung, Oktober 2012
Materai 6000
Maulidin Hadri
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT telah memberikan rahmat dan hidayah
kepada penulis sehingga dapat mempersembahkan karya ini kepada Almarhum
Umak Nurhaimah tersayang di alam Kubur, semoga Umak tenang dialamnya, Bak
Ahmad Rasyad yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara mental
sepiritual dan materi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan bisa
membanggakan Umak nggak Bak.
Istriku Diana tercinta, Anakku Syahyan dan Syahril, Kakang-kakang
ku,kelaway-kelawayku, dan ading-adingan yang ku sayangi, keponakanku-keponakanku,
mertuaku papah Asdiarman dan mamah Ida Farida, ibungan nggak mamakkan,
keluargaku yang tersayang, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga
membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha memberikan karya yang terbaik.
Almamater-ku FKIP Unila,
Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND LOB BERMAIN BULU TANGKIS MELALUI MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V A SD N 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
Nama Mahasiswa : Maulidin Hadri
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068034
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
RIWAYAT HIDUP
Penulis Maulidin Hadri dilahirkan di Ulu Danau (Sumatra Selatan) Kabupaten OKU Selatan, pada tanggal 27 Januari 1981. Anak ketujuh dari Sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Rasyad dan Ibu Nurhaimah (alm) .
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Ulu Danau selesai tahun 1994, kemudian menempuh pendidikan
Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Muaradua Kisam lulus pada tahun1997 dan melanjutkan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Muaradua OKU Selatan lulus tahun 2000.
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang popular di tanah air kita,
Indonesia. Fakta ini menunjukan bahwa di perkotaan lapangan bulu tangkis
hamper terdapat di setiap sekolah. Di sekolah pedesaan pun dapat dijumpai
lapangan bulu tangkis, banyaknya lapangan bulu tangkis ini
menggambarkan betapa populernya cabang olahraga ini di Negara kita.
Pembelajaran bulu tangkis di sekolah SDN 2 Gunung Sulah berbeda
sifatnya dengan pelatihan yang ada di klub- klub bulu tangkis. Dalam
pelajaran bulu tangkis kependidikan di sekolah, anak berada di lapangan
bulu tangkis, bukan karena mereka ingin ada disana, melainkan mereka
harus ada disana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat
antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran bulu tangkis.
Salah satu isu yang paling santer dalam pembelajaran bulu tangkis di
sekolah yaitu bagaimana siswa dapat dimotifasi ketika ia mengikuti
pelajaran seperti halnya mereka di umpamakan bintang bulutangkis
terkenal.
Kenyataan menunjukan, dalam banyak mengikuti berbagai event
pertandingan bulu tangkis, terutama untuk nomor tunggal sering sekali
2
Gunun Sulah mengalami kekalahan dari lawan -lawanya, hal ini disebabkan
karena kemampuan dalam melakukan servis forehend lob tidak
menyulitkan lawan, hasil servis tidak sampai digaris belakang bidang
permainan lawan bahkan sering sekali melakukan servis yang tanggung
sehingga lawan dengan mudah melakukan pukulan semes yang mematikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas agar siswa dapat melakukan servis
Forehend lob dengan baik dan shuttlecock yang dipukul dapat jatuh
dibelakang bidan permainan lawan penulis memiliki suatu gagasan dalam
pelaksanaan pembelajaran bulutangkis terutama dalam melakukan servis di
SD N 2 Gnung Sulah dengan menerapkan sutu metode pembelajaran dengan
media alat bantu.
Menurut Tony Grice (1996) media alat bantu yang berupa raket yang
terbuat dari papan atau raket Tenes lapangan dapat menambah latihan
beban.Sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran kemampuan gerak
dasar dan kekuatan otot tangan untuk meningkatkan gerak dasar servis.
B. Identifikasi Masala
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bulu Tangkis di SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar
lampung, kurang berhasil.
2. Hasil servis forehend lob dalam bermain Bulu Tangkis di SD N 2
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti dari segi dana, tenaga, dan waktu serta
untuk menghindari penapsiran ganda dalam penelitian ini , maka peneliti
akan membatasi permasalahn ini yaitu : Meningkatkan kemampuan gerak
dasar servis forehend lob bermain Bulu tangkis melalui media alat bantu
Siwa kelas V A SD N 2 Gunung Sulah kecamatan Sukarame Bandar
Lampung Tahun ajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, Identifikasi
masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apakah ada peningkatan hasil pembelajaran Bulu Tangkis
servis foreheand lob melalui media alat bantu pada Siswa kelas V A SD
Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung.
E. Tujuan Penelitian
1. Secara umum penelitian ini bertujuan:
a. Untuk membantu siswa dalam mengembangkan komponen fisik dan
kemampuan gerak ( motor Ability ) melalui kegiatan pembelajaran
bermain Bulu tangkis
b. Untuk menghilangkan kesan bahwa mengajar Bulu Tangkis itu sulit dan
4
2. Secara khusus penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui adakah peningkatan pembelajaran servis foreheand
bermain Bulu Tangkis melalui media alat bantu.
b. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran servis forehend lob bermain
bulu tangkis.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan dasar
Servis bermain bulu tangkis.
b. Dapat menjadi motifasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran bulu
tangkis.
c. Dapat meningkatkan sikap kerja sama dalam proses pembelajaran.
d. Dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
e. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar bermain bulu tangkis.
Bagi guru
a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam penggunaan media alat bantu
pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai acuan awal bagi penelitian selanjutnya.
G. Ruang lingkup Penelitian.
1. Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Gunung Sulah Bandar Lampung,
yang mengikuti kegiatan pembelajaran bulu tangkis.
2. Upaya meningkatkan pembelajaran Servis bermain bulu tangkis melalui
media alat bantu.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang
menekankan pada penyediaan sumber pembelajaran (Dimyati dan
Mudjiono,2002:297).
H. Batasan Istilah.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Meningkatkan artinya usaha, iktiar untu mencapai suatu maksud menjadi
lebih baik ( Kamus besar bahasa Indonesia 1995).
2. Keterampilan gerak dasar artinya kemampuan melaksanakan gerak
utama/ pondasi gerak ( Kamus besar bahasa Indonesia 1995).
3. Servis forehand artinya penyajian bola pertama yang dilakukan dari sisi
6
4. Media artinya perantara atau pengantar untuk menyampaikan pesan (Arif
S. Sadiman 1984).
5. Alat bantu terdiri dari kata alat berarti perangkat, dan bantu berarti
pendukung. Alat bantu berarti perangkat yang digunakan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik, terencana dan terarah yang
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara
organik, neuromoscular, perceptual, kognitif dan emosional dalam kerangka
sistem pendidikan nasional. (Depdiknas 2006 )
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral pendidikan secara
keseluruhan yang mampu mengenbangkan anak individu secara utuh dalam
arti mencakup aspek- aspek jasmaniah ( intlektual, emosional, moral,
sosial) dan rohani,( spiritual ) yang dalam proses pembelajaranya
mengutamakan aktifitas jasmani dan pembiasaan pola hidup sehat.
Sesuai dengan paradigma pendidikan jasmani yang lebih menekankan pada
penembangan individu secara menyeluruh, dalam arti pengembangan
ketrampilan intlektual, sosial, moral dan spiritual. Pengembangan fisik dan
kesegaran jasmani melalui aktifitas jasmani yang terselektif, terprogram dan
terarah. Atas dasr tersebut maka pendidikan jasmani disekolah tidak
8
mengutamakan proses perkembangan motorik siswa sebagai peserta didik.
Pada ahirnya nanti, siswa diharapkan dapat menyenangi kegiatan- kegiatan
jasmani sepanjang hidupnya, yang sangat berguna bagi dirinya kini, esok
dan masa yang akan datang.
B. Tujuan Pendidikan Jasmani
Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut stsndar kompetensi penjas.
(Departeman Pendidikan Nasional 2003) adalah sebagai berikut :
1. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai
dalam pendidikan jasmani.
2. Mengembangkan landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,
sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan
agama.
3. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-
tugas ajar pendidikan jasmani.
4. Mengembangkan sikap disiplin, jujur, sportif, bertanggung jawab,
kerjasama,percaya diri dan demokratis melalui aktifitas jasmani,
permainan dan olahraga.
5. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan berbagai macam
permainan dan olahraga seperti : permainan dan olahraga,
pengembangan uji diri / senam, aktifitas ritmik, akuatik/ aktifitas air, dan
6. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga.
7. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri
dan orang lain.
8. Mengetahui dan memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga
sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup
sehat.
9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktifitas jasmani yang bersifat
kreatif.
C. Fungsi Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani dan kesehatan ialah mata pelajaran yang merupakan
bagian dari pendidikan keshatan mengutamakan aktifitas jasmani dan
kebiasaan hidup sehat menuju kepada pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang
(Setandat Kompetensi Pendidikan jasmani 2003).
1. Fungsi aspek organik
a. Menjadikan fungsi tubuh menjadi lebih baik sehingga indifidu
mampu memenihi tuntutan lingkunganya secara memedai serta
memiliki landasan untuk mengembangkan ketrampilan.
b. Meningkatkan fleksibelitas, yaitu : rentang gerak dalam persendian
yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efesien dan
10
2. Fungsi Aspek Neuromuskuler
a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.
b. Mengembangkan ketrampilan gerak dasar ( lokomotor,
nonlokomotor dan manipulatif )
c. Mengembangkan faktor- faktor gerak seperti :ketepatan irama, rasa
gerak, power, waktu reaksi dan kelincahan.
d. Mengembangkan ketrampilan olahraga seperti : sepak bola, softball,
bola basket, kasti, rounders, atletik, bela diri dan lain sebagainya.
3. Fungsi Aspek Perseptual
a. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat.
b. Mengembangkan hubungan- hubungan yang berkaitan dengan
tempat atau ruang.
c. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan
mengkoordinasi pandangan dengan ketrampilan gerak yang
melibatkan tangan, tubuh atau kaki.
d. Mengembangkan keseimbangan tubuh ( kemampuan
mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis )
e. Mengembangkan lateralitas yaitu : kemampuan membedakan sisi
kanan dan sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri
tubuhnya sendiri.
4. Fungsi Aspek Kognitf
a. Mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu, memahami,
b. Meningkatkan pengetahuan tentang peraturan permainan,
keselamatan dan etika.
c. Mengembangkan kemampuan taktik dan strategi dalam aktifitas
yang terorganisasi.
d. Meningkatkan pengetahuan bagai mana fungsi tubuh dan
hubunganya dengan aktifitas jasmani.
5. Fungsi Aspek Sosial dan Emosional
a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana
berada.
b. Belajar berkomunikasi dengan orang lain.
c. Mengembangkan sikap kepribadian , nilai agar dapat berfungsi
sebagai anggota masyarakat.
d. Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang
baik.
e. Mengembangkan respon positif terhadap aktivitas jasmani.
f. Melepaskan ketegangan melalui aktivitas jasmani yang tepat.
g. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kretifitas.
h. Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab di masyarakat.
D. Peran Pendidikan Jasmani di Sekolah
Didalam intensifikasi penyelenggeraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan
jasmani adalah sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa
12
jasmani yang dilakukan secara sistematis, pembekalan pengalaman belajar
itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan
aktif sepanjang hidup.
E. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Jasmani
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani tertera dalam
Standar kompetensi Pendidikan jasmani ( Dinas Pendidikan Nasional :
2003) untuk jenjang sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1. Permainan dan Olahraga
Permainan dan oalahraga berisi tentang berbagai permainan dan olahraga
baik tersetruktur maupun tidak yang dilakukan secara perseorangan,
berpasangan maupun beregu. Dalam aktifitas ini termasuk juga
pengembangan aspek pengetahuan/ konsep yang relefan serta sistem nilai
yang terkandung didalamnya seperti : kerjasama, sportifitas, jujur,
berfikir kritis dan patuh pada peraturan yang berlaku.
2. Aktifitas pengembangan
Aktifitas pengembangan berisi tentang kegiatan yang berfungsi untuk
membentuk postur tubuh yang ideal dan pengembangan kebugaran
jasmani seperti : kekuatan daya tahan, keseimbangan dan kelenturan
tubuh. Latihan yang dilakukan misalnya : pull-up,sit-up,back-up,
pengembangan aspek pengetahuan konsep yang relefan serta nilai- nilai
yang terkandung didalamnya.
3. Uji Diri Senam
Aktifitas ini berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan
ketangkasan seperti senam lantai, senam alat, dan aktifitas fisik lainya
yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan gerak. Disamping
melatih keberanian, kapasitas diri, pengembangan aspek pengetahuan
konsep yang relevan serta nilai- nilai yangterkandung didalamnya.
4. Aktivitas Ritmik
Aktifitas ritmik adalah pengembangan ketrampilan irama gerak dan seni
gerak berirama serta pengembangan aspek pengetahuan konsep yang
relevan serta nilai nilai yang terkandung didalamnya.
5. Akuatik (aktivitas Air)
akuatik berisi rentang kegiatan diair seperti : permainan air, gaya- gaya
renag, dan keselamatan diair, serta pengembangan aspek pengetahuan
kensep yang relevan serta nilai- nilai yang terkandung didalamnya.
6. Pendidikan luar kelas
aktivitas luar kelas berisi tentang aktifitas luar sekolah/ kelas dan alam
bebas lainya, seperti bermain dilingkungan sekolah, taman
14
pengembangan aspek pengetahuan/ konsep yang relevan serta nilai- nilai
yang terkandung didalamnya
F. Aktivitas Belajar Mengajar.
Sekolah merupakan tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Prose pembelajaran ialah kegiatan yang saling berhubungan antara siswa,
guru dan lingkungan.
Menurut Pendapat Ahmadi (2004:128)mengemukakan: “menurut pengertian
secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.”
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan
tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan
masyarakat
Menurut Suparno (2001: 2) mengungkapkan “Belajar merupakan
suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai
akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.
Oleh karena itu secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya
motivasi dan didukung oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik
dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang,
mengkondisikan agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan
G. Teori Perkembangan
Perkembangan dan belajar gerak memerlukan beberapa istilah yang
digunakan dalam studi perkembangan pada umumnya dan studi
perkembangan pada khususnya, dengan memahami secara jelas mengenai
istilah-istilah, maka upaya pemahaman belajar gerak menjadi lebih mudah.
Ada beberapa istilah dalam studi perkembangan belajar gerak yang perlu
dijelaskan pengertianya yaitu antara lain:
1. Pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang
yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya
dalam pertumbuhan fisik; disitu ada peningkatan tekanan tinggi dan berat
badan dihasilkan dari kesempurnaan unit-unit biologis dan bukan
duhasilkan dari terbentuknya bagian baru dari bagian-bagian anggota
badan atau unit-unit biologis kaki, togok, leher, tangan, dan kepala
merupakan contoh dari yang disebut unit-unit biologis dan merupakan
kesempurnaan bukan bukan karena pertambahan bagian baru.
Contoh pertumbuhan: Pertumbuhan tinggi badan dihasilkan dari semakin
memanjangnya tulang yang membentuk tinggi badan, jadi disitu tidak
ada pertambahan tulang baru. Istilah pertumbuhan kadang-kadang
digunakan dalam kaitanya dengan peningkatan kemampuan intelektual
dan sosial, tetapi dalam studi perkembangan belajar gerak cendrung
16
2. Perkembangan.
Perkembangan arinya : Prosese perubahan kapasitas fungsional atau
kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang makin
terorganisasi dan tersepesialisasi. Makin terorganisasi artinya bahwa
organ-organ tubuh semakin biasa dikendalikan sesuai dengan
kemampuanfungsinya masing-masing.
Perkembangan bias terjadi dalambentuk perubahan kuantitatif atau
kedua-duanya secara serempak. Perubahan kuantitatif adalah perubahan
yang biasa di ukur atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif
perubahan yang berbentuk semakin baik, semakin teratur, semakin lancar
dan sebagainya.
Apabila Istilah perkembangan disatukan dengan kata gerak menjadi “
perkembangan gerak”, maka pengertianya menjadi sebagai berikut ;
Perkembangan gerak atau “ motor development” adalah suatu proses
sejalan dengan bertumbuhnya usia dimana secara bertahap dan
bersinambung gerak indevidu meningkatkan keadaan sederhana, tidak
terorganisasi, dan tidak terampil kearah penampilan keterampilan gerak
yang kompleks dan terorganisasi dengan baik.
Perkembangan belajar gerak tidak perlu memerlukan latihan fisik secara
khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Sedangkan latihan fisik secara
khusus dapat memecu atau mempercepat peningkatan kwalitas
3. Kematangan.
Kematangan adalah; perkembangan yang bersifat kualitatif dalam
perkembanga biologis, perkembangan biologis berkenaan denga
kemajuan sluler, organ dan sistem dalam komposisi biokimia,
kematangan mencerminkan tingkat integrasi fungsional sistem tubuh.
Kematangan bersifat Instrinsik dan menggambarka perubahan yang
berkembang dalamsuatu urutan sejalan dalam pertambahan usia, dan
tanpa pengaruh langsung oleh stimulus eksternal. Bersifat instrinsik
artinya ada didalam diri indevidu atau semata-mata yang timbul dari
dalam diri sendiri bukan timbul dari factor latihan fisik atau dari luar
indevidu.
H. Gerak Dasar.
Yang di laksud pendekatan pembinaan pola gerak dasar dalam penelitian ini
adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pembekalan gerak yang
mendasari terkuasainya suatu ketrampilan gerak. Inilah yang menjadi
landasan bangun untuk menguasai ketrampilan- ketrampilan gerak yang
lebih komplek. Sejauh ini ada beberapa pendekatan yang dikenal dalam
pembelajaran bulu tangkis diantaranya:
1. Pendekatan pengelompokan ketrampilan formal
2. Pendekatan tahap pertumbuhan dan perkembangan
18
Keterampilan gerak dasar dibagi menjadi tiga kata gori, sebuah katagori
gerak adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur- unsur
yang sama. Katagori gerak dasar itu adalah sebagai berikut :
1. Gerak lokomotor
Adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadaan tubuh dipindahkan
posisinya kearah mendatar (horizontal) atau vertikal, dari satu titik ke
titik lainya. Contoh gerak lokomotor seperti: lari, melompat, meloncat
2. Gerak non lokomotor (stabilitas)
Gerakan yang dilakukan seseorang yang menetap pada satu posisi, ia
bergerak pada sumbu vertikel meupun horizontal / gerak aksial
Contoh gerak non lokomotor seperti : menjangkau, memutar,
menggeliat, membungkuk, mengulur, mengangguk dan lain
sebagainya.
3. Gerak manifulatif.
Gerakan yang melibatkanotot- otot besar dan upaya pengerahan daya
yang diarahkan pada suatu objek. Contoh gerak manipulatif seperti :
memukul bola, menendang bola, melempar benda.
I. Gerak Proyektil.
Gerak proyektil adalah gerak melengkung,bola yang dilempar menyudut
akan menempuh lintasan yang melengkung (curvilinier).
Pada gerak proyektil shattlecocok bulu tangkis oleh karena pengaruh tekanan
dan tahanan ini pengaruhnya besar karena cock ringan, tahanan paling besar
pada saat cock arahnya mendatar.
Prinsip-prinsip gerak proyektil adalah sebagai berikut:
1. Gerak yang dianifulatif dimana gerak horizontal yang sejauh-jauhnya
menjadi tujuan, usahakan sudut elevasi dari gaya gerak agar mendekati
dan tidak lebih dari 45 derajat.
2. Kalau ada angin pasang sudut elevasinya mestinya lebih kecil dari 45
derajat, sedangkan bila ada angin buritan sudutnya lebih besar dari 45
derajat. Angin pasang menghambat gerakan angin buritan memperbesar
sudut elevasi berarti bola yang tinggi akan lebih lama diudara sehingga
jarak bola bias lebih jauh.
3. Kalau saat lepas dari benda yang dimanipulasi lebih tinggi dari saat
mendarat, maka sudut elevasinya harus kurang dari 45 derajat.
4. Makin berat obyek bola yang dimanipulasi makin kecil sudut elevasinya.
J. Media sebagai Alat Bantu.
Dalam kedua istilah tersebut adanya dua istilah yang saling berkaitan, yaitu
media dan alat bantu, kedua istilah tersebut seolah-olah tak terpisahkan satu
sama lain, ada yang beranggapan bahwa media dipergunakan sebagai alat
bantu proses belajar mengajar.
Dalam perkembangannya media dianggap sebagai alat bantu mengajar
20
model, objek dan alat-alat yang lainya yang dapat memberikan pengalaman
konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan prestasi belajar
siswa.
Berbagai macam media alat bantu yang digunakan guru untuk
menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan perlakuan
untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya
menggunakan alat bantu visual semata.
Dalam usaha memanpaatkan media sebagai alat bantu Edgar Dale
mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling
konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudiadikenal dengan
istilah Kerucut pengalaman (Cone of exprence) dari Edgar Dale dan pada
saat itu dianutsecara lurus dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai
untuk pembelajaran tertentu Arif S. Sadiman ( 1984).
1. Pengertian media.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Association)
memberikan pnjelasan bahwa media adalah bentuk-bentuk komonikasi
baik tercetak maupu audiovisual serta peralatanya, media hendaknya
dapat dilihat, dapat dimanipulasi, dan dapat dibaca.
Dari kedua pengertian diatas ada persamaan-persamaan diantaranya
menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi.
2. Pengertian Alat bantu.
Alat bantu memiliki dua kata yaitu alat dan bantu, kedua kata tersebut
memiliki makna masing-masing, akan tetapi tidak bias dipisahkan.
Alat (Device), bias disebut dengan istilah hardware atau perangkat keras,
digunakan untuk menyajikan pesan atau menyampaikan materi pelajaran,
alat merupaka perangkat utama dalam menyampaikan pesan atau proses
pembelajaran.
Kegiatan menyampaikan pesan atau kegiatan pambelajaran
mengutamakan dan memerlukan alat untuk mempermudah dan
menjadikan kegiatan ini menjadi menarik dan pesan yang disampaikan
dapat diterima sehingga dalam proses pembelajaran harus menyediakan
alat terlebih dahulu.
Sedangkan Bantu memeiliki arti pendukung atau pendorong, secara
harfiah bantu adalah segala sesuatu yang dapat mendukung dan
mendorong suatu aktivitas.
Dari kedua pengertian diaras dapat disimpulkan bahwa alat bantu adalah
perangkat yang digunakan untuk mendukung yang dugunaka dalam
22
K. Tehnik dasar bermain bulu tangkis.
Untuk dapat bermain bulu tangkis dengan baik, terlebih dahulu kita harus
memehami bagaimana cara bermain bulu tangkis dan menguasa beberapa
tenik/keterampilan dasar permainan bulu tangkis. Keterampilan dasar
bermain bulu tangkis yang perlu dipelajari secara umum dikelompokan
keberbagai bagian antara lain:
1. Cara memegang Raket (grip)
Cara memegang raket tidak begitu sukar, karena raket bulu tangkis
relatip ringan terutama raket yang dimodefikasi khusus untuk anak
Sekolah Dasar, dan dalam kehidupan sehari-hari sering kita lakukan cara
memegang raket. Tehnik memegang raket yang dianggap baik adalah
tehnik memegang raket yang dapat digunakan untuk menerima atau
mengembalikan shattlecock dengan mudah. Pengenalan fungsi
memegang raket sebaiknya lebih dahulu dipelajari pemain terutama
pemain di Sekolah Dasar.
Bagian pegangan raket dapat dibagi dua bagian yaitu bagian atas dan
bagian bawah. Memegang raket bagian atas biasanya dilakukan pada
waktu melakuka pukulan yang cepat biasanya dalm bermain ganda atau
pada saat bertahan. Sedangkan pegangan bawah banyak dilakukan pada
saat melakukan serangan terutama saat melakukan semes.
a. Cara Amerika.
Gagang raket dipegang dengan bagian tangan antara ibu jari dan
telujuk menempel pada bagian permukaan raket yang gepeng.
Dikalangan masyarakat cara pegangan ini disebur pegangan gebuk
kasur. Namun pemain jarang melakukan cara memegang seperti ini.
Gambar 1. pegangan raket cara Amerika,dalam Tarigan(1999)
b. Cara Inggris
Raket dipegang dengan bagian ibu jari menempel pada bagian yang
bepeng dan telujuk pada bagian ang sempit.
Gambar 2. Pegangan raket cara Inggris, dalam Tarigan(1999)
c. Cara shakehand
Sesuai dengan namanya cara pegangan ini seperti pegangan orang
berjabat tangan. Cara memegang raket seperti ini sering digunakan
daam pukulan forehean grip, karena dengan pegangan ini sangat
muda dilakukan pukulan freheand, walaupun demikian dengan
pegangan ini juga dapat dilakukan pukulan beckheand dengan cara
24
Gambar 3. pegangan cara jabat tangan,dalam Tarigan (1999)
d. Cara campuran.
Cara pegangan campuran dari ketiga bentuk pegangan tadi.
Dilakukan dengan cara mengubah-ubah posisi jari telujuk dan ibu jari
disesuaikan dengan arah dan jenis pukulan yang dilakukan. Biasanya
para pemain biasanya menggunakan pegangan jabatan tangan pada
saat pukulan overhead backheand, pegangan diubah dan kemudian
diutar seperempat putaran kesebelah dalam sehingga ibujari berada
pada bagian pegangan gepeng seperti cara pegangan Inggri.
2. Sikap berdiri (stance).
Sikp berdiri pada saat melakukan servis.
Sikap berdiri pada saat melakukan servis dibagi menjadi dua bagian:
1. Servis foreheand, dilakukan dengan cara pemain berdiri disudut
depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter
dibelakang garis servis pendek, kaki kiri satu langkah didepan kaki
kanan( bagi yang tidak kidal), sementara berat badan bertumpu pada
kaki belakang, pada saat bola dipukul berat badan pindah ke kaki
bagian depan.
2. Servis beckhean, dilakukan dengan cara pemain berdiri didepan
dibelakang garis pendek, kaki kanan satulangkah didpan kaki kiri
(bagi yang tidak kidal), berat badan berada ditengah dan pada saat
servis berat badan pindah dikaki bagian depan.
Gambar 4. Sikap berdiri pada saat melakukan servis
Dalam Salim S. Stiawan (1984).
3. Sikap berdiri pada saat menerima servis.
Sikap berdiri pada saat servis, baik yang dilakukan dengan foreheand
maupun dengan backheand adalah sebagai berikut:
4. Sikap berdiri untuk pemain tunggal adalah berdiri pada daerah
servis,kira-kira didaerah servis dan satu meter dibeakang garis
servis pendek.
5. Sikap berdiri untuk pemain ganda, adalah pemain lebih aju kedepan
tetapi tidak melewati garis servis pendek. Dengan kaki kiri didepan
satu langkah kaki kanan bagi yang tidak kidal, berat badan berada
26
Gambar 5. Sikap berdiri pada saat menerima servis
Dalam Salim S.Stiawan (1984)
6. Sikap berdiri pada saat bermain (rally)
Sikap berdiri pada saat berlangsungnya permainan (raly) sangat
bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah sedang melakukan
serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah
datangnya kok apakah dari depan, dari samping, belakang, atau diatas
kepala, sebagai patokan sikap berdiri pemain dianjurkan untuk berdiri
ditengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
3. Gerakan kaki (foot work)
Gerakan kaki artinya, gerakan-gerakan langkah yang mengatur badan
untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam
melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya. Prinsip dasar
foot woork bagi pemegang kanan (righhanded) adalah kaki kanan selalu
diujung akhir atau setiap melakukan langkah selalu diakhiri kaki kanan.
Dalam permainan bulu tangkis kaki kiri berfungsi sebagai penyanggah
tubuh untuk menempatkan badan dan posisi yang memungkinkan dalam
4. Servis.
1. Servis panjang.
Dilakukan dengan memukul kok dari bawah dan diarahkan
kebelakang atas lapangan permainan lawan, pukulan ini dilakukan
dengan foreheand.
Gambar 6. Sikap saat melakukan servis panjang
Dalam Salim S. Stiawan (1984)
2. Servis pendek.
Diarahkan pada bagian depan lawan, biasanya dilakukan dalam
permainan ganda tetapi permainan tunggal banyak yang
melakukanya. Hal ini karena menerima servis pendek dipaksa untuk
mengendalikan kokdari bawah atau dari samping yang
mengakibatkan kok melambung, servis ini dapat dilakukan foreheand
atau beackhean.
28
L. Hipotesis.
Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu peristiwa (Suharsimi Arikunto
1998:21), yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena
merupakan petunjuk kearah proses penelitian untuk menjelaskan
permasalahan yang harus di cari pemecahannya.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Jika menggunakan
media alat bantu pembelajaran gerak dasar servis forehend lob bermain bulu
tangkis siswa kelas V di SD Negeri 2 Gunung Sulah kecamatan Sukarame
Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 akan meningkat.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas. (class room action research) / PTK.
PTK adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional (John Eliot 1982).
PTK adalah bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pertisipan (guru, siswa atu kepala sekolah) dalam situasi- situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kaebenaran (a) praktik-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) penertian mengenai praktek- praktek ini (c) situasi- situasi (dan lemgaga- lembaga) tempat praktek tersebut dilaksanakan (Harjodipuro 1997).
Didalam bidang pendidikan, penelitian ini dapat digunakan pada sekala
makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan didalam kelas
pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian tindak
kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui
putaran-putaran spiral orientasi kemudian, rencana, diteruskan dengan tindakan,
observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru.
30
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
perkembangan-perkembangan yang lebih baik
3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral.
B. Subjek dan Ketuntasan Penelitian
1. Subjek Penelitian
Pengertian populasi menurut Sujana (1992 :6) adalah : totalitas nilai yang
mungkin hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatf mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115) bahwa populasi adalah
keseluruhan sujek penelitian. berdasarkan pendapat diatas maka yang
menjadi populasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD
Negeri 2 Gunung Sulah, kelas V A siswa yang terdiri dari 15 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki sehingga berjumlah 29 orang.
2. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) Penelitian.
Dalam penentuan KKM dalam mata Pelajaran harus memperhatikan dan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rerata peserta didik, kompleksitas
kompetensi serta kemampuan sumber daya dukung meliputi warga
sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kreteria ketuntasan belajar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah
sebagaiberikut:
a. Aspek Kompleksitas, semakin komplek (sukar) maka nilainya semakin
rendah, apabila tidak komplek maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Dukung, semakin tinggi sumber daya dukung
maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek Intake, semakin tinggi kemampuan awal siswa maka nilainya
semakin tinggi pula.
Selanjutnya nilai setiap komponen dijumlahkan kemudian dibagi tiga,
dalam hal ini KKM mata pelajaran penjaskes kelas lima adalah 75.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian.
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksandi SD N 2 Gunung Sulah Jalan Pajajaran Gang
Sasenoloyo No. 34 kelurahan Gunung Sulah kecamatan Sukrame
Bandar Lampung.
2. Pelaksanaan
Lama peneitian dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini direncanakan
selama empat puluh hari.
D. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan dilakukan dalam tiga
32
proses pelaksanaanya, Adapun tahapan- tahapan pelaksanaan tiap siklus
adalah :
1. Tahap Perencanaan
Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan pada siswa sesuai
dengan yang tertulis pada rencana tindakan.
2. Tahap pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat
direalisasikan secara penuh, jika tidak, perlu dilihat polanya dalam priode
berikutnya.
3. Tahap pengamatan (Obsevasi)
Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai
instrument. Yang perlu diperhatikan dalan hal ini adalah hasil- hasil
pekerjaan siswa yang otentik.
4. Tahap Refleksi
Refleksi berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan
yang dihasilkan setelah selang waktu tertentu.
E. Sistematika Pengguaan Media Alat Bantu.
1. Memakai media Tali.
Dalam kaji tindak siklus pertama media alat bantu yang digunakan adalah
media tali yang digunakan untuk mengikat shattlecock kemudian
shettlecock digantung setinggi lebih kutang tiga meter dengan shettlecock
melakukan servis mengikuti shattlecock yang berayun dengan
menggunakan raket standar.
Gambar 8. Tali sebagai media alat bantu
2. Raket Tenis dan bola.
Dalam kaji tindak siklus kedua media alat bantu yang digunakan adalah
raket dan bola tenes lapangan serta tali.
Bola tenes lapangan diikat dengan tali kemudian digantung setinggi lebih
kurang tiga meter dengan bola tenes sepinggang anak yang akan
melakukan latihan servis, kemudian melakukan servis mengikuti irama
ayunan bola yang berayun pada tali dengan menggunakan raket tenes
lapangan.
34
3. Raket tenes dan shattlecock bergantung.
Dalam kaji tindak siklus ketiga media alat bantu yang digunakan adalah
raket tenes dan shattlecock bergantung.
Shattlecock diikat dengan tali kemudian digantung setinggi tiga meter
dengan ketinggian bola tenes sepinggang anak yang akan melakukan
servis, kemudian latihan melakukan servis mengikuti irama ayunan bola
yang berayun dengan menggunakan raket tenes.
Gambar 10. Raket tenes sebagai media alat bantu.
F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).
Pelaksanaan tes awal (Pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes
dilakukan oleh guru peneliti dan di bantu oleh teman sejawat. Kaji tindak ini
Gambar 11. model siklus menurut Muhajir(2009)
Siklus Pertama
1. Rencana :
a. Menyiapkan media alat bantu pembelajaran,media alat bantu yang
disediakan adalah tali, tali diguakan untu mengikat shattlecock
sehingga shatlecock tergantung.
Gambar 12. tali sebagai media
b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan
sebagai pendahuluan siswa melakukan aktifitas/ kegiatan yang
36
adalah kegiatan yang bersifat lomba, dan ahirnya kegiatan yang
bersifat melatih fisik anak, seperti kekuatan(stenght),
kelincahan(agility) kecepatan(speed) . ketika anak melakukan
pemanasan yang menarik, kita tentu dapat menduga bahwa secara
fisik dan mental anak siap untuk mengikuti pelajaran. Aktifitas
bermain sebagai pengganti gerakan pemanasan. Kegiatan Permainan
dilakukan pada pada setiap siklus sebagai ciri dari pendekatan
pembinaan pola gerak dasar.
2. Tindakan :
a. Guru menjelaskan tata cara memukul shatlecock yang digantung
dengan menggunakan tali dengan ukuran sepinggang sabjek dengan
tinggi bola 3 Meter tergantung dari pinggang sabjek.
b. Siswa diberi tugas gerak untuk berlatih melakukan servis bermain
bulu tangkis sebagaimana yang dicontohkan gurunya, hal ini
dilakukan berdasarkan media alat bantu masing masing.
c. Siswa menirukan gerakan gurunya.
3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi dan
penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah disusun,
diberikan waktu pengulangan dievaluasi hasil pada siklus pertama.
4. Refleksi
Siklus kedua
Melihat dari hasil siklus pertama.
1. Rencana
a. Mempersiapkan media alat bantu, hal yang disiapkan adala raket
tenes dan bola tenes yang digantung menggunakan tali.
b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua
dengan melakukan aktifitas ”permainan” sebagai pengganti gerakan
pemanasan.
Gambar 13. Raket dan bola tenes sebagai media alat bantu.
2. Tindakan
a. Guru memberikan contoh cara memukul bola dengan rakret tenes
dan bola tenes, dengan bola tenes yang tergan tung 3 Meter
sepinggang sabjek.
b. Siswa dibariskan menghadap media alat bantu masing-masing.
c. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara memukul bola
dengan raket tenes dengan bola tenes yang tergantung.
38
3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi,
penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus kedua.
4. Refleksi
Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.
Siklus ketiga.
Melihat dari hasil siklus kedua.
1. Rencana
a. Mempersiapkan media alat bantu, hal yang disiapkan adala raket tenes
dan shattlecock yang digantung menggunakan tali.
b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga
dengan melakukan aktifitas ”permainan” sebagai pengganti gerakan
pemanasan.
Gambar 14.Raket tenes sebagai media alat bantu.
2. Tindakan
a. Guru memberikan contoh cara memukul bola dengan rakret tenes,
b. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara memukul bola
dengan raket tenes dengan shattlecock yang tergantung.
c. Siswa ditugaskan untuk mengikuti gerakan gurunya
3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi,
penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus ketiga.
4. Refleksi
Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.
G. Instrumen Penilaian.
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
disetiap siklusnya. Menurut Freire and Cuningham dalam Muhajir (2007:58)
alat ukur untuk instrumen dalam penelitian tindakan kelas dikatakan valid
bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan
masalah yang dihadapi, sehingga kriteria validitas Penelitian Tindakan Kelas
terletak pada aflikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan
perbaikan atas masalah yang dihadapi.
Tabel: 1- lembar instrumen penilaian servis forehand lob bermain bulu
tangkis.
NO Komponen gerak servis Forehand Bulu tangkis Skor Ket
1 2 3
A. Awalan
1. Berdiri dengan kaki kiri satu langkah didepan kaki
kanan dengan tangan kanan memegang raket(bagi yang tidak kidal)
40
3. Tangan kiri memegang kok segaris horizontal dengan
pusar.
B. Tahap pelaksanaan
1. Menarik tangan kanan memutar lurus horizontal
dengan bahu
2. Pandangan mata mengikuti gerakan tangan yang
memegang raket.
3. Memutar tangan kanan kearah tangan kiri sehingga
raket mengenai kok di tangan kiri
4. Tangan kiri melepaskan kok sebelum raket mengenai
kok
5. Shattlecock melambung kebelakang bidang lapangan
lawan dengan pandangan mata kearah kok yang dipukul
6. Berat badan berada dikaki bagian depan dengan kaki
belakang(Kaki kanan bagi yang tidak kidal) sedikit jinjit.
C. Gerakan akhir
1. Tangan kanan mengangkat raket segaris horizontal
dengan dada, dengan raket berada didepan dada
2. Kedua kaki kembali sejajar untuk menerima pukulan
lawan.
Diadopsi dari. Herman Subarja
H. Teknik Pengumpulan Data.
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tes dan pengamatan (observasi dan penilaian) di lapangan
untuk mengumpulkan informasi atau mengevaluasi hasil dari masing-
masing siklus. data dikumpulkan melalui lembaran tes melakukan servis
I. Analisis Data.
Setelah data terkumpul melalui tindakan dan Observasi di setiap siklus
selanjutnya data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap
siklus digunakan rumus yang dikemukakan Sutrisno Hadi, (1993 : 246)
%
Untuk melihat keefektipan hasil tindakan pada PTK ini digunakan
perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman
(1997) dengan rumus sebagai berikut :
Hasil Pembelajaran
Keterangan :
E = Efektifitas hasil pembelajaran
Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga
Xi = Rerata tes awal/ tes sebelum tindakan.
Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. PT.Renika Cipta. Jakarta.
Ahmadi, Psikologi belajar, PT.Erlangga, Jakarta 2003.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Perkembangan dan Belajar Gerak TK Dan SD. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional 2003. Badan Standar Nasional Sekolah Dasar dan Madrasa Ibtidakyah, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional 2003. Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD/MI, Jakarta
Eliot Jhon, 1982. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Grice Tony, 1996. Petunjuk Praktis untuk Pumula dan Lanjutan Bulu Tangkis, PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Hidayat Imam. Biomekanika.Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung,1999.
Harjodiporo,Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas.Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka. Jakarta 2006.
Hadi Sutrisno,Prosedur Penilaian.Universitas Terbuka Jakarta 1993.
Muhajir, Pedoman Penulisan Karya ilmiah, Universitas Lampung, Bandar Lampung 2009.
Sujana, 1992. Metode Statistika. Universitas Terbuka. Jakarta.
Sadiman S.Arif dkk.Media Pembelajaran Pendidikan.Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada, 1994.
Subarja Herman. Bulu Tangkis. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah,2001.
Setiawan Salim. Tehnik Olahraga Bulu Tangkis.CV. Ipa Abong Jakarta. 2009.
Suparno, Aktivitas Belajar, Departemen Pendidikan Nasional Tenaga Kependidikan, Universitas terbuka. Jakarta 2006.
Surisman, Evaluasi Pembelajaran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 1997.