• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Administrasi Penugasan Takakes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Pelayanan Administrasi Penugasan Takakes"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

MILlK PERPUSTA

KEMENTERIAN KESEHAT

­ ­ = ­ セ@ ­ ­ ­= 

­­­=­­-an AClministrasi

PArou !'> t l'l k8l'!1 n

DaPk,n.-N'). In d uk

:

N セ_エ

Z N _ヲAAN _@

'1" 

T

n  "O ", 

[@ QNVN@ NセNセNI

N _ZAZ A N_ZZ N@

l.J

p8 t D er i ; ... ..

...lr:... .  

• • • • • • • • • • 0 .. . . . . . .. . . .. .

-KEMENTERIAN KESEHATAN RI

G \

(2)

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

610.6

Ind

p

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat

Jenderal

Pedoman pelayanan administrasi penugasan

Takakes : tenaga ahli

I

ahli konsultan asing di

bidang kesehatan .--

Jakarta : Kementerian

Kesehatan

RI.

2011

ISBN 978-602-8937-69-6

(3)

KATA PENGANTAR

Dalam mencapai sasaran pembangunan kesehatan yang telah

ditetapkan, Kementerian Kesehatan tidak mungkin bekerja sendiri,

melainkan perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah,

swasta , maupun masyarakat, termasuk dengan pihak asing (Iuar negeri).

Kerja sama teknik dengan pihak asing tersebut, dapat berupa

bantuan teknik

(technical assistant)

maupun bantuan keuangan

(financial

assistant).

Untuk

technical assistant (TA),

bisa berupa sumber daya

pembiayaan , dan juga bisa berupa sumber daya manusia berupa tenaga

ahli ataupun konsultan.

Agar pelaksanaan kerja sama tekni'k dalam bentuk bantuan tenaga

ahlilkonsultan aSing di bidang kesehatan (TAKAKES) dapat lebih efektif dan

efisien , maka perlu dibuat suatu pedoman tentang pelayanan administrasi

penugasan tenaga ahlilkonsultan asing dalam kerangka kerjasama teknik

luar negeri di bidang kesehatan. Sehingga pelayanan administrasi. tersebut

dapat lebih trasparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan telah disusunnya buku pedoman ini, kami harapkan semua

pihak, baik unit teknis sebagai user, Sekretariat Jenderal sebagai

penyelenggara administrasi, maupun pihak luar negeri sebagai partner

kerjasama, dapat mematuhi pedoman ini. Apabila dalam perkembangannya

terdapat perubahan dan kekuarangan, akan diperbaiki kembali.

(4)
(5)

DAFTAR 151

KATA PENGANTAR ... ... .... ... .. ... ... ... ... .. ... ... ... iii

DAFTAR lSI .. .. ... ... ... .... ... ... .. .. .... ... ... ... ... ... .... ... .. .... ... ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... ... .. ... ... ... ... .... ... ... 1

1.1

Latar Belakang.... ... ... .. .... ... .... .. ... ... ... .. ... .. 1

1.2

Maksud dan Tujuan ... .. ... ... ... .... .. .. ... ... ... ... ... ... 3

1.3

DasarHukum ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... .. ... ... 4

1.4

Ruang Lingkup. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. .... 5

1.5

Pengertian... .. ... ... . ... .. ... ... ... ... .... ... ... ... .. .... .. .... 6

BAB II. KETENTUAN UMUM DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI . 10

1.1

Ketentuan Umum .. ... .. ... .. ... .. ... ... ... .. ... .. ... 10

1.2

Persyaratan Administrasi. ... .. ... ... .. ... .. ... .. ... 12

1.2.1 Penugasan Baru .. ... ... .. ... .. .. ... .. ... ... 12

1.2.2 Perpanjangan Penugasan ... .. ... ... .. ... .. ... ... ... .... .. ... .. .... .. 15

1.2.3 Perubahan Penugasan ... .... .. ... ... ... ... ... .. ... .. 16

1.2.4 Pembatalan atau penghentian Penugasan ... .. ... .. .. .... .. ... .... 16

1.2.5 Laporan Evaluasi pelaksanaan Tugas ... ... ... .... .. .. .. 17

1.2.6 Surat Persetujuan .. ... ... .... ... ... ... .. ... ... .. ... .. ... .... ... 18

(6)

BAB III. PROSEDUR PELAKSANAAN ADMINISTRASI ... .. ... 20

1.1

Internal kementerian Kesehatan ... .... .... .... ... ... ... .... ... 20

1.2

Eksternal kementerian Kesehatan .... ... ... ... .... .. .... ... ... ... 22

1.3

Bagan Alur Proses ... .. .... ... ... ... ... ... .... ... .. ... ... 28

BAB IV. PENUTUP .. .... ... .... .. ... ... ... ... .... ... ... ... ... .. 32

LAMPIRAN ... .. .. .... ... 33

(7)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. 

Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, Pembangunan Kesehatan adalah bag ian

dari Pembangunan Nasional yang bertujuan untU'k meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Dalam upaya menunjang pelaksanaan pembangunan kesehatan

secara komprehensif dan berkesinambungan baik di tingkat

pusat, maupun daerah, maka diperlukan sumber-sumber

pembiayaan kesehatan baik yang berasal dari dalam negeri

berupa APBN, ataupun APBD, dan swadaya masyarakat serta

sumber pembiayaan kesehatan yang berasal dari luar negeri

yang diperoleh melalui pemanfaatan hubungan kerjasama luar

negeri, dalam bentuk kerjasama teknik berupa bantuan teknik

dan bentuk kerjasama keuanganberupa bantuan proyek, baik

yang bersifat hibah

(grant)

ataupun yang bersifat pinjaman

(loan).

(8)

Kerjasama teknik luar negeri dapat meliputi bantuan dana,

program, kegiatan, peralatan, pendidikan dan pelatihan, serta

penugasan tenaga ahli/konsultan asing , Penugasan tenaga

ahlilkonsultan asing berkaitan dengan bantuan teknik yang

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

sumber daya manusia melalui alih teknologi dari pihak asing

kepada tenaga Indonesia guna mendukung pelaksanaan

pembangunan,

peningkatan

kesejahteraan

dan

upaya

pengentasan kemiskinan,

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang

Hubungan Luar Negeri, bahwa penyelenggaraan hubungan luar

negeri dan pelaksanaan politik luar negeri memerlukan

ketentuan ketentuan yang secara je'las mengatur segala aspek

yang menyangkut sarana dan mekanisme pelaksanaan kegiatan

tersebut,

salah

satunya

adalah

pemanfaatan

tenaga

ahli/konsultan asing,

Pemanfaatan tenaga ahililkonsultan asing secara optimal

memerlukan pengkoordinasian secara efektif dan efisien dalam

hal

perencanaan,

pengusulan

kebutuhan,

pemanfaatan,

monitoring. dan evaluasi penugasan tenaga ahli,/konsultan asing,

Untuk itu diperlukan mekanisme penanganan administrasi

penugasan tenaga ahlilkonsultan asing ,

(9)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PERNII1I2010

tentang Organisasi dan T ata Kerja Kementerian Kesehatan RI,

menyatakan bahwa Pusat Kerja Sama Luar Negeri mempunyai

tugas

melaksanakan

penyusunan

kebijakan

teknis

dan

pelaksanaan kegiatan kerja sama bilateral, multilateral, dan regional

di bidang kesehatan, dimana guna memperlancar pelaksanaan

tugas dan fungsi Pusat Kerjasama Luar Negeri dalam rangka

pelaksanaan kerjasama teknik luar negeri di bidang kesehatan

maka perlu disusun suatu pedoman pelayanan administrasi

penugasan tenaga ahlilkonsultan asing dalam kerangka kerjasama

teknik luar negeri di bidang kesehatan.

1.2.  

Maksud dan Tujuan

Maksud

penyusunan

pedoman

pelayanan

administrasi

penugasan tenaga ahlilkonsultan asing dalam

kerangka

kerjasama teknik luar negeri di bidang kesehatan adalah untuk

memberikan acuan serta keseragaman bagi pelaksanaan

pelayanan administrasi penugasan tenaga ahlilkonsultan asing.

Selain itu, pedoman ini diharapkan juga sebagai informasi bagi

pengguna pelayanan mengenai persyaratan, mempersingkat

jangka waktu penyelesaian, monitoring bagi instansi yang

terlibat, serta kejelasan prosedur dan kelengkapan dokumen

yang harus dipenuhi. Sehingga kelancaran dan ketertiban dalam

proses

penanganan

administrasi

penugasan

tenaga

(10)

ahli/konsultan asing dalam kerangka kerjasama teknik luar

negeri bidang kesehatan dapat lebih efektif dan efisien.

1.3.

Dasar Hukum

a . Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian;

b. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan

Luar Negeri;

c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Republik Indonesia;

d . Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa,

Ijin Masuk dan Ijin Keimigrasian;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

1994 tentang Visa , Ijin Masuk dan Ijin Keimigrasian ;

g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.20/MENIHI/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing;

h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.07/MEN/111/2006 tentang Penyederhanaan Prosedur

Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

(IMTA);

i.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.15/MEN/IV/2006 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

Nomor

(11)

PER.07/MEN1II1/2006 tentang Penyederhanaan Prosedur

Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

(IMTA);

j.

Peraturan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia

Nomor 15 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penanganan Administrasi Penugasan Tenaga ASing Dalam

Kerangka Kerja Sama Teknik Luar Negeri;

k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

317/MENKES/PER/III/2010 tentang Pendayagunaan Tenaga

Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia;

I.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan RI.

1.4.

Ruang Lingkup

Pedoman ini menjelaskan tentang persyaratan dan prosedur

pelayanan administrasi penugasan tenaga ahli/konsultan asing

bidang kesehatan yang bekerja sama

dengan Kementerian

Kesehatan

RI

sesuai dengan perjanjian kerjasama atau

Memorandum

of Understanding

(MoU),

atau

perjanjian

kerjasama Iluar negeri sejenis, antara IKementerian Kesehatan

Republik Indonesia dengan mitra kerjasama teknik luar negeri

mulai dari prosedur pengusulan , pemprosesan di Kementerian

Kesehatan, Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan Hak

Azasi Manusia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(12)

serta Markas Besar Kepolisian RI, sampai dengan penugasan

tenaga ahli/konsultan asing yang bersangkutan di wilayah

Republik Indonesia.

1.5.

Pengertian

1.

Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri (Biro KTLN),

adalah

unit kerja

di

lingkungan

Sekretariat Negara yang

mempunyai

tugas

menyelenggarakan

koordinasi

pelaksanaan

kerjasama

teknik

antara

Pemerintah

Indonesia dengan pihak luar negeri, berupa pemanfaatan

pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi

kerjasama teknik dan administrasi perjalanan dinas luar

negeri dan pemberian fasilitas kerjasama teknik.

2.

Dokumen Perjanjian Kerjasama Teknik

adalah naskah

perjanjian antara Indonesia dengan negara lain, organisasi

internasional atau subjek hukum internasional lainnya yang

menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan kerjasama

teknik, dalam bentuk antara lain

Memorandum

of

Understanding, Subsidiary Arrangement, Implementation

Arrangement,

dan

Record

of

Discussions.

3.

Dokumen Perjanjian Payung

adalah naskah perjanjian

antara

Pemerintah

Indonesia

dengan

negara

lain,

organisasi internasional atau subjek hukum internasional

(13)

lainnya dalam bentuk dan nama tertulis yang diatur dalam

hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta

menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik,

yang bersifat umum dan menjadi rujukan terhadap

perjanjian yang lebih teknis.

4.

Focal Point

adalah unit kerja pad a suatu instansi

pelaksana yang ditunjuk dan berwenang menangani

administrasi kerjasama luar negeri. Dalam konteks ini,

Focal Point

adalah unit-unit Eselon 1 di lingkungan

Kementerian Kesehatan Republik I'ndonesia.

5.

Instansi Pelaksana

adalah kementerian/lembaga yang

melaksanakan program/kegiatan berdasarkan perjanjian

kerjasama teknik yang telah disetujui oleh Pemerintah

Indonesia . Dalam konteks ini, Instansi pelaksana adalah

Kementerian Kesehatan.

6.

Izin

Mempekerjakan Tenaga ahlilkonsultan

asing

(IMTA)

adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pejabat yang ditunjuk

kepada pemberi kerja untuk mempekerjakan tenaga

ahli/konsultan aSing.

(14)

7.

Kerjasama Teknik

adalah bantuan-bantuan yang berupa

hibah/sumbangan dari

luar negeri dalam

kerangka

kerjasama

di

bidang

teknik,

ilmu

pengetahuan,

kebudayaan, dan ekonomi, tidak termasuk didalamnya

kredit-kredit dan penanaman modal asing.

8.

Mitra Kerjasama Teknik

adalah perwakilan negara asing,

perwakilan organisasi internasional di bawah Perserikatan

8angsa

8angsa,

organisasi

multilateral,

organisasi

regional, dan organisasi/lembaga asing lainnya, yang

memberikan bantuan teknik kepada Pemerintah Indonesia.

9.

Penugasan

Tenaga

AhlilKonsultan

Asing

adalah

penugasan orang yang bukan warga negara Indonesia oleh

mitra kerjasama teknik, yang meliputi pejabat atau staf

asing,

tenaga

ahli,

konsultan,

tenaga

sukarela ,

pengajar/akademisi, misi, dan tenaga magang.

10. Pusat Kerjasama Luar Negeri (PKLN),

adalah unit kerja

di lingkungan Kementerian Kesehatan yang mempunyai

tugasmelaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan

urusan administrasi di bidang kerjasama kerjasama

bilateral, multilateral, dan regional bidang kesehatan.

(15)

1'1.

Surat Persetujuan

adalah surat pemberian izin dari

Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara bagi

penugasan tenaga ahlilkonsultan asing di Indonesia oleh

mitra kerjasama teknik yang ditandatangani oleh pejabat

yang ditunjuk oleh Menteri Sekretaris Negara.

12.

Tenaga

Ahli/Konsultan

ASing

adalah

tenaga

ahlilkonsultan

asing

yang

karena

I,atar

belakang

pendidikan, pengalaman, dan keahliannya ditugaskan oleh

mitra kerjasama teknik berdasarkan kebutuhan dan

permintaan Pemerintah Indonesia.

Paloman PE:layanan Admlnlstrasl p£/\ugasan TAKAKES

0.

i
(16)

BAB II

KETENTUAN UMUM DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

1.1.

Ketentuan Umum

1.

Tujuan penugasan tenaga ahli/konsultan asing adalah untuk

membantu meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan

dan

teknologi ,

memperlancar

pelaksanaan

proyek

pembangunan yang memerlukan keahlian khusus yang

belum

cukup

dimiliki

oleh

tenaga

Indonesia,

dan

memperkaya wawasan kebudayaan .

2. Penugasan tenaga ahli/konsultan asing di Indonesia terlebih

dahulu

memerlukan

persetujuan

Pemerintah

melalui

Menteri Sekretaris Negara.

3. Tenaga ahli/konsultan asing yang bertugas di Indonesia

wajib mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Mematuhi peraturan

perundang-undangan

Republik

Indonesia;

b. Menghormati keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dan tidak mendukung gerakan

separatis dan teroris ;

c. Bekerja selama jangka waktu yang telah ditentukan ;

....

'---.

(17)

MIL.l PERPUSTA..KAAN

KEMENTERtAN KESEHATAN

d. Melakukan koordinasi dengan instansi pelaksana baik di

tingkat pusat dan daerah dalam perencanaan dan

pelaksanaan kerja;

e. Menyampaikan laporan hasil kerja yang disertai data

lengkap secara berkala kepada mitra kerjasama baik di

tingkat pusat

dan/atau

daerah;

f. Dilarang

melakukan

kegiatan/bekerja

diluar

penugasa n nya;

g. Tidak terlibat dalam kegiatan komersial;

h. Tidak melakukan tindakan atau kegiatan intelijen

dan/atau

klandestin serta tidak mernbawa peralatan,

perlengkapan yang berkaitan dengan persenjataan dan

amunisi serta alat perlengkapan khusus intelijen;

i.

Tidak menggalang dana di Indonesia untuk mendukung

program dan kegiatannya .

4. Mitra Kerjasama Teknik dan/atau Instansi Pelaksana

bertanggung jawab memantau ketentuan sebagaimana

dimaksud pada butir 3.

5. Mitra Kerjasama Teknik dan/atau Instansi Pelaksana tempat

tenaga ahli/konsultan asing ditugaskan bertanggung jawab

atas

pengurusan

izin-izin

yang

terkait

dengan

penugasannya.

(18)

6. Tenaga ahli/konsultan aSing yang telah mendapatkan surat

persetujuan, wajib melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab,

dan profesional.

7 . Security Clearance

(rekomendasi dari instansi yang

berwenang di bidang keamanan diantaranya dari BAIS TNI,

BIN

dan

BAINTELKAM

POLRI)

diperlukan

untuk

persetujuan penugasan tenaga ahli/konsultan aSing ke

daerah tertentu .

8. Jangka waktu penugasan tenaga ahli/konsultan aSing

maksimal satu tahun

dan apabila diperlukan dapat

diperpanjang.

1.2. 

Persyaratan Administrasi

1.2.1. 

Penugasan -Baru

Untuk penugasan tenaga ahlilkonsultan asing baru ,

diperlukan Surat Permohonan Persetujuan Penugasan

Tenaga ahli/konsultan aSing dari Pusat Kerjasama Luar

Negeri kepada Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri

Sekretariat Negara, yang menyebutkan informasi :

a. Nama Tenaga ahli/konsultan aSing

b. Jabatan

c. Kebangsaan

d. Nomor Paspor

(19)

e. Nama Program

f. Pembiayaan

g. Tempat kegiatan

h. Jangka waktu penugasan

Surat permohonan tersebut harus dilengkapi dengan

dokumen-dokumen sebagai berikut:

1.  

Surat pengusulan tenaga

ahli/konsultan asing

dari

Mitra

Kerjasama Teknik

2.

Perjanjian kerjasama atau

MoU,

atau bentuk perjanjian

ォ・セ。ウ。

ュ 。@

luar negeri lainnya

3.  

Daftar Riwayat Hidup tenaga ahli/konsultan asing

4 .  

Uraian Kerja tenaga ahlilkonsultan asing

5.  

Rencana Kerja tenaga ahli/konsultan asing selama bertugas dl

Indonesia

Setelah Surat Persetujuan (SP) penugasan diterbitkan oleh

Sekretariat Negara , selanjutnya Pusat Kerjasama Luar Negeri

akan membuat surat rekomendasi untuk pengurusan perizinan

yang diperlukan oleh tenaga ahH/konsultan asing , yaitu :

(20)

1. Rekomendasi Kartu lzin Tinggal Terbatas (KIT AS) dan

Multiple Entry Re-entry Permit

(MERP) ,

dengan persyaratan sebagal berikut:

a. Surat permohonan dari mitra kerjasama teknik

b. Fotokopi SP Penugasan dari Sekretariat Negara

e. Fotokopi paspor yang sudah tertera visa masuk Indonesia

d. Surat NikahlAkte Lahir dan Paspor untuk keluarga tenaga ahli/konsultan asing

e.

Foto berwama ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar, latar belakang merah

2. Rekomendasi Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). dengan persyaratan sebagai

benkut

a. Surat permohonan dan mitra kerjasama teknlk

b. Fotokopi SP penugasan dari Sekretariat Negara

e. Fotokopi KITAS dan MERP

d. Fotokopi paspor yang masih berlaku

e. Daftar Riwayat Hidup tenaga ahlilkonsultan asing

f.

Fotokopi ijazah danlatau keterangan pengalaman kerja tenaga ahlilkonsultan

asing

g. Foto berwama ukuran 4 x 6 em sebanyak 3 (tJga) lembar, latar belakang merah

3. Rekomendasi Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD), dengan persyaratan sebagai

berikut;

a. Surat permohonan dari mitra kerjasama teknik

b. Fotokopi SP penugasan dari Sekretariat Negara

e. Fotokopi paspor yang masih berlaku

d. Fotokopi KITAS dan MERP

e. Fotokopi IMTA

f.

Fotokopi Surat Nikah/Akte Lahir dan paspor untuk keluarga tenaga ahlilkonsultan

asing

g. Foto berwama ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar, latar beiakang merah

4. Rekomendasi Surat Keterangan Jalan (SKJ) jika diperlukan. dengan persyaratan

sebagai berikut:

a. Surat permohonan dari mitra kerjasama teknlk, yang berisi tujuan dan maksud

kunjungan ke suatu wilayah

b. Fotokopl SP penugasan dari Sekretariat Negara

e. Fotokopi paspor yang masih berlaku

d. Fotokopi SKLD

e. Fotokopi KITAS dan MERP

f.

Fotokopi IMTA

g. Fotokopi Surat NlkahlAkte Lahir dan paspor untuk keluarga tenaga ahlilkonsultan

aSing

h. Foto berwama ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (dua) lembar, latar belakang merah

(21)

1.2.2. Perpanjangan Penugasan

Apabila penugasan tenaga ahli/konsultan asing telah selesai

dan yang bersangkutan masih dibutuhkan, maka diperlukan

surat

persetujuan

perpanjangan

penugasan

tenaga

ahli/konsultan asing tersebut. Untuk mendapatkan surat

persetujuan perpanjangan tersebut, mitra kerjasama teknik

atau instansi pelaksana menyampaikan usulan perpanjangan

penugasan tenaga ahli/konsultan asing dengan mekanisme

sebagaimana prosedur persetujuan penugasan awal, dengan

menyebutkan alasan perpanjangan

dan

melampirkan

dokumen pendukung tambahan antara lain:

a. Fotokopi SP penugasan sebelumnya

b. Fotokopi IMTA penugasan sebelumnya

c. Fotokopi KITAS dan MERP penugasan sebelumnya

d. Fotokopi SKLD penugasan sebelumnya

e. Fotokopi Paspor yang masih berlaku

f. Fotokopi

MoU

atau bentuk perjanjian kerjasama luar

negeri lainnya yang masih berllaku

g. Daftar Riwayat Hidup

Sesuai

Peraturan

Menter!

Kesehatan

Republlk

Indonesia

Nomor

317IMENKESJPERlIII12010 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga

Negara Asing dl Indonesia, maka penugasan tenaga ahli/konsultan a81ng dapat

diperpanjang sampai dengan maksimaI1(satu) tahun.

(22)

1.2.3.  

Perubahan Penugasan

Apabila

terdapat

perubahan

penugasan

tenaga

ahlilkonsultan asing dikarenakan sesuatu hal, mitra

kerjasama teknik atau instansi pelaksana menyampaikan

usulan perubahan penugasan tenaga ahli/konsultan asing

yang memuat jenis dan alasan perubahan , dilampiri

dengan fotokopi surat persetujuan sebelumnya, dengan

mekanisme

sebagaimana

prosedur

persetujuan

penugasan awal, guna diterbitkan surat persetujuan

perubahan .

1.2.4.  

Pembatalan atau Penghentian Penugasan

Pembatalan

atau

Penghentian

penugasan

tenaga

ahli/konsultan aSing dilakukan apabila :

1. Penugasan tenaga ahli/konsultan as'ing tidak jadi atau

telah selesai dilaksanakan, mitra kerjasama teknik

atau

instansi

pelaksana

menyampaikan

surat

permohonan

pembatalan

atau

penghentian

penugasan tenaga ahli/konsultan asing dengan

menyebutkan alasannya, sesuai dengan mekanisme

sebagaimana prosedur persetujuan penugasan awal,

guna diterbitkan surat persetujuan pembatalan atau

penghentian penugasan dan pengurusan pencabutan

dokumen perizinan tenaga ahli/konsultan asing yang

bersangkutan.

(23)

2. Terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umum

sebagaimana

dimaksud

pada

butir-butir

yang

tercantum pada Ketentuan Umum.

1.2.5. Laporan Evaluasi Pelaksanaan Tugas

Laporan evaluasi pelaksanaan tugas memuat:

1. Nama proyek, tempat dan daerah tugas, serta jangka

waktu penugasan

2. Koordinasi dengan instansi mitra kerjasama

3. Perkembangan proyek (program kegiatan, peralatan,

material), sumber dana dan hasH kerjasama

4. Peran yang dilaksanakan oleh tenaga ahlilkonsultan

asing tersebut

5. Hubungan denga instansi pelaksana lokal dan

lingkungan setempat serta proses alih pengetahuan

yang telah dilaksanakan

6. Saran dan rekomendasi atas temuan lapangan

7. Laporan

tenaga

ahli/konsultan

asing

tersebut

diketahui dan disahkan oleh pejabat dari instansi

pelaksana

Bagi tenaga ahlilkonsultan asing yang penugasannya

akan diperpanjang, laporan evaluasi pelaksanaan tugas

tersebut diatas ditambah dengan alasan perlunya

perpanjangan penugasan.

(24)

1.2.6. 

Surat Persetujuan

Surat persetujuan memuat:

1. Nama tenaga ahlilkonsultan asing

2. Nomor paspor

3. Kebangsaan

4. Nama proyek, jabatan, keahlian

5. Tempat dan daerah penugasan

6. Jangka waktu penugasan

7. Pembiayaan

8. Instansi pelaksana

9. Ketentuan-ketentuan penugasan antara lain :

a. Instansi

pelaksana

bersama

dengan

mitra

kerjasama teknik menyelesaikan urusan-urusan

perizinan

yang

diperlukan

oleh

tenaga

ahlilkonsultan as ing tersebut berkaitan dengan

penugasannya di Indonesia:

1)

Visa dan izin tinggal melalui Nota Dinas

Sekretariat Negara.

2) Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

(IMTA)

dari

Direktorat

Pengendalian

Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Direktorat

Jenderal

Pembinaan

dan

Penempatan

Tenaga

Kerja

Dalam

Negeri

(Ditjen

Binapendagri), Departemen Tenaga Kerja dan

T ransmigrasi.

I'.

1'1  ...  ­

on

Pedaman PelalJanan Admlnlstrasl PentJl)asan TAKAKE.5
(25)

3)

Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD) dari

Badan Intelijen Keamanan, Kepolisian Negara

Republik ,Indonesia (Baintelkam Polri).

4) Surat Keterangan Jalan (SKJ) dari Baintelkam

Polri atau Kepolisian Daerah (polda) setempat

(apabila

tenaga

ahli

I

konsultan

aSing

melakukan kegiatan atau perjalanan ke luar

provinsi di luar tenaga ahli/konsultan asing itu

tinggal).

b. Instansi

pelaksana

memanfaatkan

tenaga

ahli/konsultan asing tersebut secara maksimal untuk

alih pengetahuan dan teknologi serta keahlian .

c. Instansi pelaksana menjamin tenaga ahlilkonsultan

asing tersebut tidak melakukan hal-hal yang

menyimpang dari tugas dan kewajibannya .

d. Laporan evaluasi pelaksanaan tugasnya disampaikan

instansi pelaksana kepada Sekretariat Negara.

e. Untuk tenaga sukarela, pengajar/akademisi, dan

tenaga magang berlaku ketentuan tambahan

bahwa kepada yang bersangkutan tidak fasilitas

kerjasama teknik di bidang perpajakan dan

kepabeanan.

(26)

BAB III

PROSEDUR PELAYANAN ADMINISTRASI

1.1

Internal Kementerian Kesehatan

Instansi terkait:

1. Instansi Pelaksana yaitu Kementerian Kesehatan, yang

dalam hal prosedur pelayanan administrasi penugasan

Tenaga Ahli/Konsultan Asing dilaksanakan oleh Pusat

Kerjasama Luar Negeri (PKLN)

2. Focal Point

yaitu

Unit-Unit Eselon

di

lingkungan

Kementerian Kesehatan RI

3. Mitra Kerjasama Teknik

Prosedur Pelayanan Administrasi PenugasanlPerpanjangan

Penugasan

Tenaga

AhlilKonsultan Asing di Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI adalah sebagai berikut:

1. Mitra Kerjasama Teknik menyampaikan usulan penugasan

baru/perpanjangan penugasan tenaga ahlilkonsultan asing

kepada Kementerian Kesehatan (Pusat Kerjasama Luar

Negeri/PKLN)

2. PKLN mengundang calon Tenaga Ahli/Konsultan Asing

untuk

diwawancarai

mengenai

rencana

kerja

yang

bersangkutan

(27)

3. PKLN

meminta

tanggapan

dan

laporan

evaluasi

pelaksanaan tugas (khusus perpanjangan penugasan)

kepada

Focal

Pointatas

usulan

penugasan

baru/perpanjangan penugasan tenaga ahlilkonsultan asing

4. Focal Point

memberikan tanggapan dan laporan evaluasi

pelaksanaan tugas (khusus perpanjangan penugasan)

kepada PKLN secara tertulis

5. PKLN membuat Surat Permohonan Persetujuan Penugasanl

Perpanjangan Penugasan Tenaga Ahli/Konsultan Asing

kepada Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri (Biro KTLN)

Sekretariat Negara, dengan tembusan kepada

Focal Point

dan Mitra Kerjasama Teknik.

Prosedur Pe/ayanan Administrasi Pembatalan atau Penghentian

Penugasan

Tenaga AhlilKonsultan Asing di Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI adalah sebagai berikut:

1. Mitra Kerjasama Teknik menyampaikan usulan pembatalan

atau penghentian penugasan tenaga ahli/konsultan asing

kepada Kementerian Kesehatan (Pusat Kerjasama Luar

Negeri/PKLN)

2. PKLN meminta tanggapan kepada

Focal Point

atas usulan

pembatalan

atau

penghentian

penugasan

tenaga

ahlilkonsultan asing

3. Focal Point

memberikan tanggapan secara tertulis kepada

PKLN

(28)

4. PKLN

membuat surat permohonan

pembatalan

atau

pencabutan dokumen perizinan tenaga ahlilkonsultan asing,

yaitu:

a. Pembatalan atau Pencabutan Surat Persetujuan (SP)

penugasan tenaga ahli/konsultan asing kepada Biro

Kerjasama Teknik Luar Negeri, Sekretariat Negara;

b. Penerbitan keterangan

Exit Permit Only (EPa)

dari

Direktur Izin Tinggal dan Status Keimigrasian, Direktur

Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM RI,

melalui Nota Dinas Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar

Negeri, Sekretariat Negara;

c. Pembatalan atau Pencabutan Surat Keterangan Lapor

Diri (SKLD) kepada Badan Intelijen Keamanan, Markas

Besar Kepolisian RI;

d. Pembatalan

atau

Pencabutan

Ijin

Mempekerjakan

Tenaga Asing (IMTA) kepada Direktur Pengendalian

Tenaga Asing , Direktorat Jenderal Pembinaan dan

Penempatan Tenaga Kerja, Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi.

1. 2 

Eksternal Kementerian Kesehatan

Instansi terkait:

1. Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri, Sekretariat Negara RI

(29)

2. Direktorat Pengendalian Tenaga Kerja Asing, Direktur

Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

3. Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian, Direktur

Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM RI

4. Badan Intelijen Keamanan, Markas Besar Kepolisian RI

Secara rinci, berikut adalah prosedur pelayanan administrasi

penugasan tenaga ahli/konsultan asing di masing-masing

instansi terkait:

A. Prosedur Pe/ayanan Administrasi Penugasan

Tenaga

AhlilKonsultan Asing di lingkungan Biro Kerjasama Teknik

Luar Negeri, Sekretariat Negara RI

1. Prosedur

Persetujuan

Penugasan

Berdasarkan

Permintaan dari Instansi Pelaksana

a. Mitra

kerjasama

teknik

menyampaikan

usulan

penugasan tenaga ahli/konsultan asing

kepada

Sekretariat Negara (Biro KTLN).

b. Sekretariat Negara (Biro KTLN) meneliti dan meminta

tanggapan kepada instansi pelaksana, yang dalam

hal

pelayanan

administrasi

penugasan

tenaga

ahlilkonsultan asing di lingkungan Kementerian

Kesehatan dilaksanakan oleh Pusat Kerjasama Luar

Negeri (PKLN).

(30)

C. 

PKLN memberikan tanggapan kepada Sekretariat

Negara (Biro KTLN), setelah melakukan koordinasi

dengan

focal point.

d. Sekretariat Negara (Biro KTLN) melakukan penelitian

dan koordinasi dengan instansi terkait.

e. Sekretariat Negara (Biro KTLN) menerbitkan surat

persetujuan

atas

usulan

penugasan

tenaga

ahli/konsultan asing tersebut.

Bagan 1

Prosedur Persetujuan Penugasan

Berdasarkan Permintaan dari Instansi Pelaksana

Mitra

Kerjasama

....

Teknik

Sekretariat

Negara

e

.... 

PKLN

Instansi

(Kemkes)

Terkait

(31)

2. Prosedur Persetujuan

Penugasan

untuk

Tenaga

ahlilkonsultan aSing dalam rangka Pelaksanaan Proyek

dan

Penempatan

PejabatiStaf

Asing

dari

OrganisasilLembaga Asing Lainnya

a. Mitra

kerjasama

teknik

menyampaikan

usulan

penugasan tenaga ahli/konsultan asing kepada

instansi pelaksana, yang dalam hal pelayanan

administrasi penugasan tenaga ahlilkonsultan asing

di Iingkungan Kementerian Kesehatan dilaksanakan

oleh Pusat Kerjasama Luar Negeri (PKLN).

b. PKLN memberikan tanggapan kepada Sekretariat

Negara (Biro KTLN), setelah melakukan koordinasi

dengan

focal point.

c. Sekretariat Negara (Biro KTLN) melakukan penelitian

dan koordinasi dengan instansi terkait.

d. Sekretariat Negara (Biro KTLN) menerbitkan surat

persetujuan

atas

usulan

penugasan

tenaga

ahli/konsultan asing tersebut.

(32)

Bagan 2

Prosedur Persetujuan Penugasan untuk Tenaga

ahli/konsultan asing dalam rangka Pelaksanaan Proyek dan

Penempatan Pejabat/Staf Asing dari Organisasi/Lembaga

Asing Lainnya

Mitra

a

PKLN

b

Sekretariat

Kerjasama

...

d

. . . (Kemkes)

セ@

Negara

Teknik

Instansi

Terkait

3. Prosedur Persetujuan Penugasan untuk PejabatlStaf

Asing Mitra Kerjasama Bilateral dan Multilateral

a. Mitra Kerjasama teknik menyampaikan usulan

penugasan tenaga ahli/konsultan asing kepada

Sekretariat Negara (Biro KTLN) .

b. Sekretariat Negara

(Biro

KTLN)

melakukan

penelitian dan koordinasi dengan instansi terkait.

c. Sekretariat Negara (Biro KTLN) menerbitkan surat

persetujuan atas

usulan

penugasan tenaga

ahli/konsultan aSing tersebut.

(33)

Bagan

Prosedur Persetujuan Penugasan untuk PejabatlStaf Asing

Mitra Kerjasama Bilateral dan Multilateral

Mitra

Sekretariat

Kerjasama

Negara

-.

Teknik

it

C

セLN@

Instansi

Terkait

(34)

1. 

3 Bagan Alur Proses

;;I

"

i

セ@

セ@

セ@

;i"

セ@

セN@

セ@

.a 

セ@

;;I

セ@

 

m

"

111

Pelayanan Administrasi terkait Persetujuan Penugasan Baru Tenaga Ahli/Konsultan Asing (Bagan Alur·1)

Mitra

Focal

Aktivitas Kerjasama Sesjen PKLN

Point

Teknik

1. Mitra Kerjasama Teknik mengajukan surat permohonan penugasan tenaga ahli/konsultan asing beserta kelengkapan berkas kepada Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Kesehatan untuk meminta surat persetujuan dari Sekretariat Negara

2.  Sesjen mendisposisikan surat kepada PKLN untuk

D-ditindaklanjuti

3. PKLN mengirim sura t kepada unit kerja terkait untuk meminta

6

tanggapan terhada p permohonan penugasan tenaga

1

ahli/konsultan asing

4. Focal point menyampaikan tanggapan kepada PKLN

-0

5. PKLN atas nama Sesjen, mengirimkan surat permohonan

1

persetujuan penugasan tenaga ahli/konsultan asing tersebut

kepada Sekretariat Negara (Biro KTLN) , dengan tembusan

,

I

---kepada Sesjen dan Mitra Kerjasama Teknik I

I

6. Sesjen dan Mitra Kerjasama Teknik menerima tembusan

ッNMセ@

+CJ

7. Sekretariat Negara (Biro KTLN) menerbitkan Surat Persetujuan (SP) penugasan tenaga ahli/konsultan asing kepada PKLN

8.

PKLN membuatkan surat rekomendasi perizinan tenaga

ahli/konsultan asing terse but sehubungan dengan penugasan セ@ mereka di Indonesia kepada instansi terkait, melalui Mitra

セ@

Kerjasama Teknik

(Lihat Bagan Alur selanju tnya)

I

I

Biro KTLN , SETNEG

1

0

(35)

1)

il

o 3 OJ 1)

..

"

Di

'"

OJ OJ ::I

"

6:

3 3' セ@

iil

!!!. 1) III ::I <:

'"

OJ III OJ ::I

);!

セ@

m

1.

2.

3.

4.

5.

Pelayanan Administrasi terkait Pengurusan Dokumen Perizinan dalam rangka Penugasan Tenaga Ahli/Konsultan Asing (Penugasan Baru dan Perpanjangan Penugasan)

(Bagan Alur-2) Mitra

Biro KTLN, KEMKUM KEMNAKER BAINTEL Aktivitas Kerjasama PKLN KAM

Teknik SETNEG HAM TRANS POLRI

Mitra Kerjasama Teknik mengajukan surat permohonan rekomendasi perizinan tenaga ahli/konsultan asing beserta dokumen pendukungnya kepada PKLN

PKLN membuat surat rekomendasi perizinan

,..---I bagi tenaga ahli/konsultan asing kepada I instansi terkait I I I

0

PKLN menyampaikan surat rekomendasi

6 6 6

perizinan tersebut melalui Mitra Kerjasama Teknik kepada instansi terkait untuk diproses lebih lanjut

Instansi terkait menerbitkan dokumen perizinan bagi tenaga ahli/konsultan asing kepada Mitra Kerjasama Teknik

Mitra k・セ。ウ。ュ。@ Teknik menyerahkan

copy

dokumen perizinan tenaga ahli/konsl!Jltan

CJ

I

asing kepada PKLN

I

(36)

セ@

"

セ@

3 II

"

III

"

iii

't1

"

01

"

セ@

3 :;' セ@

セ@

セ@

Il:I

i

"

セ@

1.

2.

3

4 5. 6. 7.

B.

Pelayanan Administrasi terkait Persetujuan Perpanjangan Penugasan Tenaga Ahli/Konsultan Asing (Bagan Alur·3)

Mitra Biro KTlN, Kerjasama PKlN Focal Point

Aktivitas

Teknik SETNEG

Mitra Kerjasama Teknik mengajukan surat permohonan I I

perpanjangan penugasan tenaga ahli/konsultan asing

(

I I

kepada PKlN dengan melampirkan kelengkapan I

I

dokumen yang dibutuhkan I

PKlN meminta tanggapan dan laporan evaluasi

pelaksanaan tugas tenaga ahli/konsultan asing yang

I

1

bersangkutan secara tertulis kepada focal pOint Focal point memberikan tanggapan dan laporan evaluasi

I

pelaksanaan tugas secara tertulis kepada PKLN

I

PKlN membuat surat permohonan perpanjangan

+

penugasan tenaga ahli/konsullan asing ke Sekretarial

I

Negara (Biro KTLN) untuk jangka waktu tertentu I

--- ---

-Mitra Kerjasama Teknik dan focal point menerima

+

+

tembusan

I

I

I

I

I

I

I

Sekretariat Negara (Biro KTlN) menerbitkan Sural

I

Persetujuan (SP) atas permohonan perpanjangan penugasan tenaga ahlilkonsultan asing kepada PKlN

PKLN menyampaikan SP perpanjangan penugasan I

I

I

tenaga ahli/konsultan asing kepada Mitra Kerjasama I

,

Teknik

Atas permintaan Mitra Kerjasama Teknik, PKLN membuatkan surat rekomendasi perpanjangan perizinan

)

tenaga ahli/konsultan asing terse but sehubungan dengan penugasan mereka di Indonesia kepada instansi lerkait, melalui Mitra Kerjasama Teknik (Lihat Bagan Alur-2)

(37)

-11

セ@

3 01 ;> 11 !!!. セ@01 ;> 01

"

セ@

3

I

5'

"

セ@

.Ii

セ@

"

セ@

セ@

1m

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pelayanan Administrasi terkait Pembatalan atau Penghentian Penugasan Tenaga Ahli/Konsultan Asing (Bagan Alur-4)

Mitra

Focal Biro KTLN,

KEMKUM

KEM BAINTEL

Aktivitas Kerjasama PKLN

Point SETNEG

HAM

NAKER

KAM

Teknik TRANS POLRI

Mitra Kerjasama Teknik mengajukan sural permohonan pembalalan alau penghenlian penugasan tenaga ahlilkonsullan asing beserta dokumen pendukungnya

I

kepada PKLN

PKLN mengirim sural kepada focal point unluk meminta

0-langgapan alas permohonan pembalalan atau

penghenlian penugasan lenaga ahli/konsultan asing

Focal point menyampaikan tanggapan secara lertulis

Q

kepada PKLN

PKLN membuat sural permohonan pembalalan atau

iC?

W

penghentian penugasan tenaga ahli/konsultan asing kepada Sekretarial Negara (Biro KTLN)

Sekrelarial Negara (Biro KTLN) menerbilkan sural

I

pembalalan alau penghenlian penugasan lenaga ahli I

L-konsuttan asing kepada PKLN

PKLN membual sural permohonan penerbitan Exit

Permit Only (EPO ) dan pembalalan alau pencabulan

Ir--l

dokumen perizinan tenaga ahli I konsultan asing (IMTA

Ii

dan SKLD) kepada instansi terkait, dengan melampirkan kelengkapan dokumen yang dibuluhkan

Inslansi terkail menerbitkan sural pembatalan alau

6 6 6

pencabutan dokumen perizinan lenaga ahli I konsultan

asing kepada PKLN

PKLN menyampaikan surat pembatalan atau

pencabulan dokumen perizinan tenaga ahli I konsultan

c=J.--

0

(38)

BABIV

PENUTUP

Dengan

disusunnya pedoman

prosedur pelayanan

administrasi

penugasan tenaga ahli/konsultan asing bidang kesehatan ini diharapkan

dapat dijadikan bahan acuan bagi petugas di unit teknis yang

menggunakan serta yang menangani tenaga kerja asing di Indonesia ,

sehingga prosedur dan pelayanan administrasi penugasan tenaga

asing/konsultan asing tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan

transparan.

Para

penyelenggara

administrasi

dan

para

pengguna

tenaga

ahlilkonsultan asing diharapkan dapat memahami prosedur ini dan

dapat melaksanakan secara profesional.

Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun serta pihak-pihak yang terlibat,

sehingga Buku Pedoman ini dapat tersusun.

(39)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.

Surat Permohonan Persetujuan Penugasan Tenaga Ahli/Konsultan

Asing dari Pusat Kerjasama Luar Negeri (PKLN), Kementerian

Kesehatan

2.

Surat Persetujuan (SP) Penugasan Baru dari Biro Kerjasama

Teknik Luar Negeri (Biro KTLN), Sekretariat Negara

3.

Surat Persetujuan (SP) Perpanjangan Penugasan dari Biro

Kerjasama Teknik Luar Negeri (Biro KTLN), Sekretariat Negara

4.

Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD) dari Badan Intelijen Keamanan

(Baintelkam), Markas Besar POLRI

5.

Paspor Tenaga Ahli/Konsultan Asing

6.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. PER-07/MEN/IV/2006 tentang Penyederhanaan

Prosedur Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

(IMTA)

7.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran

-

1

KEMENTERIAN KESEHATAN HI

sekreQセrセtjenderal@

"}"l,,n H. R. RasunCl sセゥ、@ Rlok X·5 I( ilvling 4 9 Jakarta ャセセGZ[o@ Telepon: (021) 5 201S90 (Iluntinqj

Nomor TU .0202111 -;10 /2011 .Ii. <; Februari 2011

Lampiran Satu berkas

Hal PersetuJuan Perpanjangan Penugasan Tenaga Ahli Asing dalam rangka Kerjas<lrna anlara Kernenterian Kesehatan RI deng,l[1 KNCV TuiJerculosis FO(lIldalioll

Yang terhormal,

Plh . Kepala Biro k・セ。ウ。ュ。@ Teknik Luar Negeri Sekrctariat Negara

Jakarta

Dalum rangka ォ・セ。@ sama antara Kementerian Kesehatan RI dan KNCV Tuberr.;u/osis FouIIIJiJliofl, dengan ini diberilailukall bahwa Kementeriall Kesehalan RI dapal rnenyelujui perpanjangan penugasan :

Nama

Kebangsaan Belanda

No. Paspor. , berlaku s.d 21 Januari 2015

Jabatan Country Represel1laiiva Indonasia

Masa Tugas 01 Januari 20 11 s.d 31 Agustus 2011

Sehubungan dengan ItU . knml hampkan bantuan Saudara untuk dapat memberika n perseTujuan at3s penugasan tenaga ahli asing tersebul. Adapun seluruh biaya bag: penugasan tenaga ahli asing tersebul akan ditanggung oleh KNCV Tuberculosis Foundation . Terlampir karni kirimkan dokumen yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan Saudara.

Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Temtlusan:

1. Sekretaris Jenderai, Kementerian Ke:;ehatan Rl 2. Direktur PPML, Ditjen PP&PL Kemerlterian Keseh"tan RI

(44)

Lampiran

-

2

Nomor 1;3- '-\

'-i

')'1

ISelnf:jy/SHbnenlKTLN/03/2011 Jakarta,

Ie

Marel2011 Sifal Sangat Segera

Lilmpirnn

Hal Perseilljuan penugasan tenaga ahli asing dalam rangka kerjasama teknik d'engan Pemerintah JermaniGIZ

Yth , Kcpala Pusa! k・セ。ウ。ュB@ Luar Negeri Kemen:erian Kesehatan

di Jakarta

Sehubungan dengan sumt Saudara No. TU.02.02/11399/2011 tanggal 15 Maret 20'11 dan verbal note Kcdutaan Besar Jerman No. 86/2011 tanggal 1

n

Februari 2U11 perihallertera pada pokok sura! di atas, dengan harmat dibentahukiln bahwa Pemerintah menyetujui penugasan tenaga ahli asing:

Nama

Keu..nysoan MfJlilysia Jabatan/Keahlian Ad,,;sur

f'royek Consolidation Programme Hea//II I Policy Analysis & Formulation in the Hea//h Sector (PAF) Project

Tempat Penugasan Jakarta

Waktu Penugasan 14 Februarl s.d. 31 Desember 2011 Biaya Pemenntah Jerman/GIZ

Persetujuan Pemerintah ini dibcrikan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Instansi Saudara menyelesaikan オイオセ。ョMオイオウ。ョ@ perijimm yang dipcrlukan oleh tenaga ahli エセイウ・「ャャエ@

sehubunyan dengan perpanjangan masa tugasnya di Indonesia: a . Visa! Ijin Tinggal melalui Nota dゥョ。セ@ Kementerian Sekreillriat Ncgara; b. Ijin Mempekerjakan Tenaga k・セ。@ Asing (IMTA) dari Kemnakerlrans;

c. Surat Keterongan Lapor Dlrl dari Badan Intelijen Keamamm. Mflbes POLRI.

2. Laporan evaluasi "elaksanaan tU!JasnYR disampalkan kepada Kemenlerian Sekretariat NP.gRra.

Alas perhatian Saudara, kamillcapkan tflrima kasih .

!Ul I S.ekretaris Kcmenterian Sekrf:jtariat Negara . ... •...--Plh'· Kepala SirO k・セ。ウ。ュ。@ Tcknik Luar Negeri

LH セHG@ |LGZセ@

,,,'to

\

0","

セ[ZZGZMゥ

" セB@ '1. .

Tembusan : . セN@ ./ ' 1. Oil. Kunsuler. Kementerian LU<lr Negeri: セ@ ,;:j-,

2. Oil. Fasili:as KepabAanan . Kemcntcri<ln Keuangan;

3. Dil. Pajak Langsunu . KemAnterian Keuanglln;

4. Dit. Dokumen Perjalanan, Visa dan Fasilitas Kcimigr;;s!an, Kementerlan HuklJlll dan HAM;

5 . Dil. Ijin Tingglll d<ln Status k・ゥュゥYイ。セゥ\エエャ N@KemAnlerian Hukum d.:m HI\M;

6. Oil. Penindakan Kcimigr<lSian , Kementerian Hukum clan HAM :

7. Oil. Pengendalian Penggunaan Tcnaga Kerja Asing, Kemnakmlrans;

6. Waka BAlS -TNI ; 9. Dcputi III, BIN;

10. Bl;)dan Intelijen Keamanan. Mabes POLl'll; 11 . Kerlutaan Besar Jerman dl Jakarta.

BA-RKS-7.04

: "

.

LセセセセZM

Rik,

!<isward
(45)

Lampiran

-

3

Nomor : B

1'2J.{'

IKemsetnegiSetrnenlKL03.02104l2G11 Jakarta,

April 2011 Hel : Perpanjangan !nasa lugas lenaga asing

Netherlands Leprosy Relief

Ylh. Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kcmenlerian Kesehalan

J!. H.R Rasuna Said BloK X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950

Sehubunglln dengan sural Saudara No: TU.02 .02!1 / 39Ri2011 tanggal 15 Marct 2011, hal

tcrscbul pada pokok sural di alas, dan menunjuk surat Kementerian Sekrelariat Negara No: B -103541Selneg/Selmen/KTLN/06/2010  langgal  9  Juni  2010,  dengan  hormat  dibcritahukan  bahwa  Pemerinlah  menyetujui  perpanjanga'1  masa  tugas  :enaga  asing Ne/ll/:itlsnds Leprosy Relief,

tersebut oi bawah  ini:  NamalKebRngsaan  : 

TugaslKeahlian  Representative Netherlands Leprosy Reliefror Indonesia  Tempat penugasan  :  Kanlor Pen..,akilan Nethcnands Leprosy Relfef di Jakarta  Wak1u  pcnugas;)n  :  6 (enam)  bulan mulai bulan Mei 2011 

Biaya  Netherlands Leprosy Relief

Persetujuan  Pemerintah  ini diberikan dengan ketentuan­'ketentuan : 

1.   Inslansi  Sawiara  rnenyelesaikan  urusan­urusan  peri,linan  yang  diperlukan  oleh  tenaga  asing  tersebut sehubungan  penugasannya di Indonesia: 

a.   Visallzin Tinggal dengclrl  Nota  Dinas d;:lri  Kementerian ::iekretarial Negara:  b.  iセゥョ@ Mcmpekerjakan  I enaga k・セ。@ Asing (IMTA) dari Kemnakcrtrans;  c.   Surat Keterangan  Lapor Din dari Dit.  D Oaintelkam,  Mabes POLRI ; 

2.   Laporan  pelakscHlaan, tugasnYR  secara  berkala  disampaikan  kefJ!fda  Kementerilln  Sekretariat  Negam; 

3 .  Instansi  Saudara  mengawasi  agar  yang  bersangkutan  tidak  melakukan  kegiatan ­kegialan  yang menyimpang  dRri lugas. 

Atas perhatian dan kerjasarna yang  dibenkan . kami sampaikan terima kasih.  a.n.  Sekrctaris Kementerian Sekretanal Negara 

k・ーセ@ .Bird  Kerjasama  Teknik Luar Nellen 

Dr. Suroto Adi

Tcmbusan : 

1.  Oiljen Pajllk, Kemkcu;  2.   Oitjen  Dea Cukai.  Kernkeu; 

3.  Oitjen  Binapcndagn, Kemnakertrans :  4.  Oitlen  Imigrasi. Kernhukham;  5.  Oeputi III.  BIN; 

6.  Oil. 0 Baintelkam,  MRbeS POLRI;  7.  Oi!.  Konsuler, Kemlu; 

8.  Oit C,  BAIS  TN!. 

(46)

Lampiran

­

MARKAS BESAR 

­

...

19-10-2011

III1I11I

BAOAN INTELIJEN KEAMANAN 

Sur.. Keterangan Lapor

Diri

(Certificat8 01 Police Regi.ntion)

:Jepang

:  Chief Advisor I SUrveillance  KEMENTERIAN KESEHATAN RI  Sultan Complex JI. Gatot Subrato Jakarta 

Jakarta, 17 Januan 2011  KEPOLISlAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 

INSPEKTUR JENDERAL POLISl 

(47)

Lampiran

­

5

ttJ

'" 

(/1 

I  US  0  0  

'J ZI 

'C

'04

'.' 

i

.3:

q; 

....

oc

:

-

0<

,. 

:.: 

,'

.

¢

...

.I . 

t .' 

セ Z[@

;;.

..; 1

!

セ@

....

f

'1 

...

セ@

セセ@

Ig 

:t

セ@

' 0 

I-

I" 

ゥセ@

I

,,

i f. 

Aセ@

_ I

" 10

iセ N

17.

'3 

­ ' 

i セ@ 0 

ex: 

I :::

iセ@

., 

セ i

.,

i@

::J.

セ@

1" 

­,

r' 

セ@

.. 

I"

H

. .:f

iセ@

""

0::

iセ@

r

:: 

., 

,-rj 0 ,

セ@

BOTSCfoo/AF i "JMAR7t.

c< 

«7508309F

l

ZZZZZセ@

...

セ N L@ "

..

• • . t. セ@ • .

f'  , 4 f  • 

, !

I:  ..  ".: t "

., , "t,.

: t 

• セ@ .. ft ·

.  

'. 

· 

.

+

· 

· 

'":l"

-• , ,. t

,.

セ@ a. e ,.

,

• •  t

セッAGエ@ N@

.... f' .. ..

" セ@

_ _ .... ... bt'tr,·UItu @'II r.. (p

• Q,I-".

セ i BセiuZ I GZ B@ M t:4", iVol.tl _ セ ヲ|LZi ゥBQ ィBNZB N セ@

}0.09. '9 1 5

, ' '''t , •

NI N セ N エ@ Gc セNイjャャャa[N セ セ..セ@ セ@

, 1 1 <!  .:ZQ2G 

« « « « « « « « « « «

«««««««<-4

(48)

Lampiran

-

6

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

INDONESIA

NOM OR : PER -07/ MEN / IV/2006

TENTANG

PENYEDERHANAAN PROSEDUR MEMPEROLEH

IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA)

MENTER I TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

bahwa untuk mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif, perlu penyederhanaan

prosedur mempe rol eh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dengan Peraturan Menteri:

Mengingat:

I. Undang -undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang berlakunya Undang -undang Pengawasa n

Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia unt uk seluruh Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4);

2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan (Lembaran

Negara Republik Indonesi a Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republk Indonesia Nom or 320 I);

3 . Undang-undang Nomor 20 Tahun 1977 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak

(Lembaran Negara Republik Indon es ia Tahun 1977 Nomor 43, Tambahan Le mbaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4279);

5. 5. Peraturan

Pemerintah NomoI' 92 Tahun 2000 tentang Tarif Ata:; Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Lembaran Negara Republik I.ndonesia Tahll n 2000 Nomor 181 , Tambahan Lemabran

Negara Repllblik Indonesia Nomor 4009);

6. Instrllksi Presiden Republik Indones ia Nomor 3 Tahlln 2006 tentang Paket Kebijakan

Perbaikan Iklim Investasi ;

7. Keputllsan Menteri Tcnaga Kerja dan T rail mi gra si Repllbli k Indo nesia Nomor

KEP-228/ M EN /2003  tentang  Tata  Cara  Pengesahan  Rencana  Penggllnaan  Tenaga  Kerja 

Asing; 

8.   Keputllsan  M enteri  Tenaga  Kerja  dan  Trans migrasi  Republik  Indonesia  Nomor 

KEP-20/ MEN/ 2004 tentang Tata Cara Memperolch  Ijin  Mempekerj akan T enaga  Kerja Asing: 

M EM  TUSKAN: 

(49)

Menetapkan :

PERATURAN

MENTERI

TENAGA

KERJA

DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK

INDONESIA

TENTANG

PENYEDERHANAAN

PROSEDUR

MEMPEROLEH

IJIN

MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA).

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

I. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut TKA adalah warga negara asing pemegang

visa dengan maksud belanja di wilayah Indonesia.

2. Tenaga Keja Indonesia Pendamping yang se lanjutnya disebut TKI Pendamping adalah

Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapkan sebagai pendamping dan atau

cajon pengganti TKA.

3. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang seJanjutnya disebut disebut Pemberi Kerja TKA

adaJah Pengusaha, badan hukum, at au badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA

dengan membayar upah at au imbaJan dalam bentuk lain.

4. Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut RPTKA adaJah

rencana pengguna TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TKA untuk

jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

5. Izin Mempekerjakan Tenaga KErja Asing yang selanjutnya disebut IMTA adalah izin

tertulis yang diberikan oJeh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja

TKA .

6. Kompensasi adalah dana yang harus dibayar oleh pemberi kerja TKA kepada negara atas

pengguna Tenaga Kerja Asing.

7. Direktur adalah Direktur Pengguna Tenaga Kerja Asing, Direktorat JenderaJ Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri , Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

8. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB II

PROSEDUR MEMPEROLEH

IHN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMT A)

Pasal2

I .

Pemberi kerja TKA yang mengurus IMT A, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan

kepada Direktur untuk mendapatkan rekomendasi visa (T A.O I) dengan melampirkan:

a.

copy surat keputusan pengesahan RPTKA;

(50)

h.

copy pasport TKA yang akan dipekerjakan ;

c .

daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;

d.

copy ijasah dania tau keterangan pengalaman kcrja TKA yang akatl d ipe ke rjakan ;

e .

copy sural penllnjukan tenaga kerja pendamping.

2.

Apahila permohonan lelah memenuhi syaral sebagaimana dimaksud ayal (I), maka

Direktur Lalulinlas Keimigrasian (Lantaskim), Direktorat .Ienderal Imigrasi dalam waktu

se lambat-Iamhatnya pada hari berikutnya.

3.

Rekomendasi visa (T A-O I) sebagaimana dimaksud ayal

(2) berl a ku untuk jangka waklu 2

(dua) bulan sejak tanggal dilerbitkan.

Pasal3

I.

Dalam hal Diljen Imigrasi lelah mengabulkan permohonan visa untllk dapat hekerja atas

nama TKA yang bersangkutan dan menerhitkan surat pemherilahuan lenlang pe rsetujuan

pemberian visa, maka pemberi kerja mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan ;

a.

copy draft perjanjian kerja;

h.

hukti pemhayaran dana kompensasi pengguna TKA melailli Bank yang ditunjuk oleh

Menleri;

c.

photo bcrwarna ukllran 4 x6 schanyak 4 lembar

d.

meterai Rp .

6000,-2. 

Dalam  hal  persyaratan  sehagaimana  dimaksud  dalam  ayat  (I)  telah  dipenuhi ,  maka 

Direktur menerbit kan  IMTA selambat­Iambatnya 4  (e mpat)  hari  kerja . 

BAB  III 

PERPAN.lANGAN 

lJIN MEMPEKERJA KAN  T ENA GA  KERJA  ASING 

Pasal4 

Dalam  hal  pemberi  kerja  akan  memeperpanjang  IMTA,  pemberi  kerja  mengajukan 

permohonan perpanjangan kepada  Direktur dan/alau  Gubernur.  

Permohonan  sebagaimana dimaksud  ayat (I) diajukan  selambat­Iambatnya  30 (tiga  puluh)  

hari  kerja sebelum jangka waklu berlakunya  IMT A  be rakhir.  

(51)

3

Permohonan perpanjangan IMT A sebagaimana dimaksud dalam ayat

(I)

dilakukan dengan

mengisi formulir perpanjangan IMT A yang dilampiri dengan:

a.

IMTA;

b.

bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA pad a Bank yang ditunjuk oleh

Menteri;

c.

laporan realisasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan kepada TKI

pendamping;

d.

copy surat keputusan RPTKA yang masih berlaku;

e.

photo berwama ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar;

4

Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) telah lengkap, maka direktur dan

latau

Gubemur menerbitkan IMTA selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja.

5

IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (4) digunakan sebagai dasar untuk

memperpanjang KITIAS.

BABlV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal5

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini, maka Keputusan

Menteri Tenaga Kerja Nomor

20/MEN/2004

tentang Tata Cara Memperoleh Ijin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Menteri.

Pasal6

Peraturan Menteri ini berlaku 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pad a tanggal 29 Maret 2006

MENTERI

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

ERMAN SUPARNO

(52)

Lampiran

­

"'..-t: S-IO£N

REPIJSUh. If'.IDoJ N [.SIA

UNDANG­UNDANG REPUBLIK INDONESIA   NOMOR 2 TAHUN 2002  

TENTANG  

KEPOLISIAN  NEGARA  REPUBLIK INDONESIA   DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  

PRESIDEN  REPUBLIK INDONESIA,   Menimbang: 

a.   bahwa  keamanan  dalam  negeri  merupakan  syarat  utama  mendukung  terwujudnya  masyarakat  madani  yang  adil ,  makmur,  dan  beradab  berdasarkan  Pancasila  dan  Undang­Undang  Dasar Negara Republik  Indonesia Tahun  1945; 

b.   bahwa  pemeliharaan  keamanan  dalam  negeri  melalui  upaya  penyelenggaraan  fungsi  kepolisian  yang  meliputi pemeliharaan  keamanan  dan  ketertiban masyarakat, penegakan  hukum ,  perlindungan,  pengayoman ,  dan  pelayanan  kepada  masyarakat  dilakukan  oleh  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  selaku  alat negara  yang  dibantu  oleh  masyarakat  dengan menjunjung tinggi  hak asasi manusia; 

c.   bahwa  telah  terjadi  perubahan  paradigma  dalam  sistem  ketatanegaraan  yang  menegaskan  pemisahan  kelembagaan  Tentara  Nasional  Indonesia  dan  Kepolisian  Negara Republik  Indone

Referensi

Dokumen terkait

tidak tentu, tergantung pada si8at dan kondisi permukaan bahan -oeparno, 13.+enelitian yang dilakukan oleh oeparno -13dalam membuat briket arang dari

Kendaraan umum (public transportation), yaitu sarana transportasi yang digunakan untuk bersama (orang banyak), kepentingan bersama, mendapat pelayanan yang sama, mempunyai arah

Pupuk Mikro diaplikasikan dekat dengan pokok dengan jarak 0.5 – 1 mtr dari pangkal pokok PENEMPATAN PUPUK HGF BORATE.. APLIKASI

Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan

Pentingnya layanan BPJSTK Mobile untuk melakukan kegiatan operasional menjadikannya harus dalam kondisi yang optimal, namun kurangnya tata kelola dalam penerapan

KERJASAMA KABAG KERJASAMA KASUBBAG DALAM NEGERI STAF PELAKSANA ARSIPARIS Fakultas/ unit kerja Surat permohonan dan berkas kelengkapan Mendata surat masuk disposisi

Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur kotak