• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS. Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS. Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Pemupukan

dengan Sistem BMS

(2)

Kebutuhan tanaman kelapa sawit terhadap zat

hara makro dan unsur mikro.

Ketersediaan zat hara yang terkandung dalam

tanah dalam jumlah yang terbatas.

Kebutuhan hara tertinggi adalah pada saat

tanaman menghasilkan.

Waktu aplikasi pemupukan yang tepat karena

perkembangan iklim juga berpengaruh pada

pertumbuhan dan produksi tanaman .

Analisa tanah dan daun diperlukan untuk

mengetahui ketersediaan unsur hara dan

status kondisi terakhir tanaman .

(3)

Membuat Buah :

1. Pemupukan

2. Canopy Management

3. Water Management

4. Ground Management

Ambil Buah :

1. Potong Buah

2. Evakuasi TBS

3. Perawatan Akses A1, A2

dan A3

(4)

TUJUAN

PEMUPUKAN

Tanaman dapat tumbuh

dan berkembang dengan normal

(pertumbuhan vegetatif)

Tanaman dapat berproduksi

dengan maksimal sesuai

Kesuburan tanah

tetap dapat

(5)

1 ton TBS

6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP

7,3 kg KCl, 4,9 kg Kieserit

N

P

Mg

K

NERACA HARA TBS KELAPA SAWIT

TUJUAN PEMUPUKAN

(6)

Apli

kas

i 10

0

%

1

9

% M

enguap

Run off 21%

30% terikat

mineral tanah

1

5

% Tereluviasi

5% diikat

Mikrobiologi tanah

(7)

growth resp.

yield

range of

range of

deficiency

toxicity

plant

A

C

D

F

soil

A

C

D (E)

increasing contents

E

range of

maximum yield

B

B

acute

(strong)

defisiency

latent

(light)

defisiency

optimum

supplay

luxury

supplay

light

toxicity

strong

toxicity

100%

Growth Dependent on the Nutrient Supplay

of Soils and Plants

(8)

Penyusun Protein, Klorofil dan Berperan terhadap Fotosintesa

Defisiensi mengakibatkan daun berwarna kuning pucat

Kelebihan mengakibatkan daun lemah, rentan terhadap Hama

Hama/Penyakit, Kekahatan Boron,

White Stripe

, dan

berkurangnya buah jadi.

Penyebab defisiensi N: Terhambatnya mineralisasi N, Aplikasi

Bahan organik dengan C/N Tinggi, Gulma, Akar tidak

berkembang, Pemupukan Tidak efektif

Upaya: Aplikasi N Secara merata di

piringan, Tambah Urea pada

TKS, Aplikasi N pada kondisi lembab,

Kendalikan Gulma.

PERANAN UNSUR HARA

(9)

- Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang, dan

merangsang perkembangan akar, memperbaiki

mutu buah

- Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tan

tumbuh kerdil, pelepah memendek, dan batang

meruncing.

- Indikasi kekurangan p : daun alang-alang

berwarna ungu, lcc sulit tumbuh dengan bintil

akar yang sedikit.

- Penyebab Defisiensi P : P Tanah Rendah (P

Tersedia <15 Ppm),

Top Soil

Tererosi, Kurangnya

Pupuk P, Kemasaman Tanah Tinggi.

- Upaya : aplikasi P di pinggir piringan/gawangan,

kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, perbaiki

PERANAN UNSUR HARA

(10)

- Aktivitas stomata, aktivasi enzim, dan sintesa

minyak, meningkatkan ketahanan thd

penyakit serta jumlah - ukuran tandan.

- Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/

transparan,

white stripe

, daun tua kering dan

mati.

- Kekurangan k berasosiasi dengan munculnya

penyakit seperti ganoderma.

- Kelebihan k merangsang gejala kekurangan b

sehingga rasio minyak terhadap tandan

menurun.

- Penyebab Kekurangan K : K dd Tanah rendah,

kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi

PERANAN UNSUR HARA

(11)

- Penyusun Klorofil, dan Berperanan dalam

Respirasi Tanaman Maupun Pengaktifan

Enzim

- Kekurangan Mg menyebabkan daun tua

berwarna hijau kekuningan pada sisi yang

terkena sinar matahari, kuning kecoklatan

lalu kering.

- penyebab defisiensi Mg : rendahnya Mg-dd

tanah, KURANGNYA aplikasi Mg,

ketidak-seimbangan Mg dengan kation lain, curah

hujan tinggi (>3.500 mm/ thn), tekstur pasir

dengan top soil tipis

- Upaya : rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar

tidak melebihi 5 Dan 1,2, aplikasi TKS,

gunakan dolomit jika kemasaman tinggi,

PERANAN UNSUR HARA

(12)

- Pembentukan Klorofil, dan Katalisator

Proses Fisiologis Tanaman

- Kekurangan Cu menyebabkan

mid crown

chlorosis

(mcc)

atau

peat yellow

. jaringan klorosis hijau

pucat - kekuningan muncul di tengah anak

daun muda. bercak kuning berkembang di

antara jaringan klorosis. daun pendek,

kuning pucat, kemudian mati.

- penyebab defisiensi Cu : rendahnya Cu-dd

tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi

mg, aplikasi n dan p tanpa k yang cukup.

PERANAN UNSUR HARA

(13)

- Meristimatik tanaman, sintesa gula

dan karbohidrat, metabolisme asam

nukleat dan

protein.

- Kekurangan B menyebabkan ujung

daun tidak normal, rapuh, dan

berwarna hijau gelap. Daun

baru memendek sehingga bagian

atas tanaman

terlihat rata.

- Penyebab Defisiensi B : Rendahnya

B Tanah, Tingginya Aplikasi N, K

Dan Ca.

- Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2

kg/phn/thn Pada pangkal batang.

PERANAN UNSUR HARA

(14)

• Terdapat bercak bulat kuning dengan dasar hijau

• Ujung daun mengalami Nekrosis

• Tajuk bagian atas menguning

PERANAN UNSUR HARA

(15)

Ketersediaan unsur

hara di dalam tanah

untuk tanaman sangat

tergantung kepada pH

tanah , untuk itu

hubungan antara

ketersediaan hara

tanaman dengan pH

tanah dapat dijelaskan

sebagai berikut:

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0

NITRAT

POTASIUM

ALUMINIUM

KALSIUM

PHOSPAT

IRON

BELERANG

MANGAN

MOLIBDENUM

BESI

TEMBAGA

BORON

MAGNESIUM

PENGARUH PH TANAH DGN KETERSEDIAAN

UNSUR HARA

(16)

“Setiap pokok yang menerima setiap jenis pupuk harus

sesuai dengan dosis yang telah ditentukan di BUKU

REKOMENDASI PEMUPUKAN”

(17)

MANURING SYSTEM

FILOSOFI PEMUPUKAN

JENIS PUPUK

Pupuk makro

: N, P, K dan Mg

Pupuk mikro

: Cu, Fe & B

SIFAT PUPUK

Residu rendah

: N

Mudah larut/tercuci

: N, K, Mg

Mudah menguap

: N

Antagonis

: N vs alkalis

: K vs Mg, K vs B

Sinergis

: K vs N, K vs Cu

(18)

MANURING SYSTEM

FILOSOFI PEMUPUKAN

DOSIS PUPUK

Analisa daun

Analisa produksi

Biayanya sangat MAHAL

Untuk itu,

ketepatan dan ketelitian

aplikasi pemupukan SANGAT PENTING

5 FAKTOR PENTING DALAM PEMUPUKAN

Dosis pupuk

Waktu pemupukan

Penempatan pupuk

Cara pemupukan

Administrasi Pelaporan

TANGGUNGJAWAB

OPERATIONAL

(19)

DOSIS PUPUK PER POKOK

Ditentukan oleh Riset

Dasar rekomendasi pemupukan adalah:

TBM

Kelas kesuburan tanah

Status hara tanaman

TM

Kelas kesuburan tanah

Status hara tanaman

Sejarah pemupukan

Curah hujan

Produksi & Proyeksi TBS Aktual, dan lain-lain

MANURING SYSTEM

(20)

MANURING SYSTEM

FILOSOFI PEMUPUKAN

-20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Real.

Real.

Real.

Real.

Angg.

Tahun

Ton

-50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Rp Milyar

“Kebutuhan Pupuk

Terus Meningkat

dan Biaya

Pembelian Pupuk

Semakin Besar”

(21)

MANURING SYSTEM

KALENDERISASI KEGIATAN PEMUPUKAN

Bulan

Jun

Jul

Agt

Sep Ok t

Nop Des Jan

Leaf Sampling Unit

(LSU)

Riset Dept.

Analisa Lab

Riset Dept.

Rekomendasi Dosis

Riset Dept.

Permintaan Pupuk

GMP/APO Dept.

Pemesanan Pupuk

APO/Purch Dept.

Buku Program Pemupukan Sementara

(SPH Lama)

APO Dept.

Buku Program Pemupukan Final (SPH Baru)

APO Dept.

Kegiatan

PIC

Ketentuan perlakuan pupuk di gudang wilayah

Stok pupuk yang keluar dari gudang wilayah sudah harus berupa

untilan

Berdasarkan pertimbangan faktor jarak dan antisipasi gangguan

cuaca yang mempengaruhi efektifitas aplikasi pemupukan, maka

pihak kebun dapat membangun gudang transit dengan kapasitas

(22)

MANURING SYSTEM

FREKWENSI & WAKTU APLIKASI PEMUPUKAN

TBM

Sampai umur tanaman 35 bulan berdasarkan

rekomendasi pemupukan dasar

Waktu aplikasi disesuaikan dengan jadwal

pemupukan masing-masing kebun.

> 35 bulan atau pada areal sudah dipanen ,

rekomendasi berdasarkan analisa daun.

TM

Frekuensi dan waktu aplikasi pupuk yang telah disusun

akan diberikan oleh Departemen Riset pada program

pemupukan tahunan

(23)

15-15-6-4 12-12-17-2

Lb. tanam

350

500

850

3

25

25

9

500

500

Total Tahun 1

350

-

-

500

500

-

25

1,375

13

500

500

14

1,000

1,000

15

50

50

17

1,000

1,000

21

1,000

1,000

23

1,000

1,000

Total Tahun 2

-

1,000

3,000

-

500

-

50

4,550

25

750

750

26

1,000

1,000

27

75

75

29

1,000

1,000

31

500

500

32

500

500

33

1,000

1,000

35

1,000

1,000

1

3

2

TOTAL

TAHUN

BULAN

CRF

UREA

RP

MOP

HGFB

Compound Slow

Release

MANURING SYSTEM

(24)

MANURING SYSTEM

JADWAL PEMUPUKAN TBM - PASIR

C he late d

Z inC o ppe r

16 10 18 2 6 2 1

14 8 21 2 4 2 1

Lb. tanam

500

60

560

2

200

200

4

300

300

5

25

25

6

600

600

9

600

600

12

600

600

Total Tahun 1

1,200

600

500

500

-

25

60

2,885

13

750

40

790

14

500

500

15

50

50

16

700

700

19

700

40

740

21

750

750

23

700

700

Total Tahun 2

700

1,400

500

750

750

50

80

4,230

25

500

1,000

50

1,550

HGFB

MOP

TOTAL

TAHUN

BULAN

Comp ound Slow Release

UREA

RP

1

(25)

Chelated

ZinCopper

15-15-6-4

12-12-17-2

Lb. tanam

350

500

20

870

3

25

25

7

20

20

9

500

500

Total Tahun 1

350

-

-

500

500

-

25

40

1,415

13

500

40

540

14

1,000

1,000

15

50

50

17

1,000

1,000

19

40

40

21

1,000

1,000

23

1,000

1,000

Total Tahun 2

-

1,000

3,000

-

500

-

50

80

4,630

25

750

50

800

26

1,000

1,000

27

75

75

29

1,000

1,000

31

500

50

550

32

500

500

33

1,000

1,000

35

1,000

1,000

CRF

TOTAL

TAHUN

BULAN

UREA

RP

MOP

HGFB

Compound Slow

Release

1

3

2

MANURING SYSTEM

(26)
(27)

Penguntilan

Penyimpanan

Langsir

BGA MANURING SYSTEM

(28)

Tujuan dan manfaat BMS yang diharapkan adalah :

1. Pemupukan terkonsentrasi dalam satu hancak/kawasan/seksi.

2. Pengerjaan dilakukan blok per blok.

3. Supervisi lebih fokus dan terkonsentrasi.

4. Pengecer dan penabur tidak terlalu banyak berjalan.

5. Mutu aplikasi lebih baik , setiap pokok teraplikasi pupuk sesuai

dosis dari program pemupukan.

6. Pergeseran hancak berlangsung cepat.

7. Organisasi dan administrasi yang lebih simpel.

8. System transport lebih mudah dimonitor.

9. Keamanan dan keselamatan pupuk lebih terjamin.

BGA MANURING SYSTEM

(29)

ASISTEN KOORDINATOR

(ditunjukk salah satu asisten oleh Manager)

KOORDINATOR PUPUK

(1 orang)

TENAGA UNTIL

( 8 - 12 orang )

TENAGA LANGSIR

( 3 - 4 orang )

KKP PUPUK

( 2- 3 KKP )

1 KKP = 3 TK Ecer ,

5 TK Tabur

MANDOR PUPUK

( 1-2 orang )

CENTENG PUPUK

( 1 orang )

MANDOR UNTIL/ LANGSIR

( 1 Orang )

MANDOR TRANSPORT

( TRAKSI )

ESTATE MANAGER

BGA MANURING SYSTEM

(30)

BMS sangat mengedepankan organisasi, dan masing -

masing organisasi saling mendukung satu sama

lainsehingga tujuan diterapkannya BMS dapat tercapai

Organisasi tersebut adalah :

1.

Organisasi Kerja Penguntilan

2.

Organisasi Kerja Pelangsiran

3.

Organisasi Kerja Pengeceran

4.

Organisasi Kerja Penaburan

BMS

merupakan system pemupukan yang terkonsentrasi, yang

dikerjakan blok per blok dengan sasaran

mutu pemupukan yang

lebih baik

,

supervisi lebih fokus

dan

produktifitas yang lebih

tinggi

.

(31)

BGA MANURING SYSTEM

ORGANISASI PENGUNTILAN

Persiapan Until Pupuk

1.

Takaran ( sesuai kelipatan dosis pupuk / pokok ).

2.

Alas tempat penguntilan

3.

Karung untilan (goni eks pupuk)

4.

Alat pemecah pupuk (dapat dibuat dari broti bulat dengan alas papan yang tebal).

5.

Timbangan

6.

Papan administrasi rencana pemupukan

7.

Tenaga penguntil pupuk

(prestasi masing-masing jenis pupuk rata-rata 2.000 Kg/HK)

Cara Penguntilan Pupuk

1. Keluarkan pupuk dari gudang sesuai BPB ( dahulukan stock lama dan atau yang karung goninya

rusak, atas prinsip “FIFO” ).

2. Mempersiapkan alas pupuk, karung until dan takaran untilan.

3. Buka karung dengan cara menarik benang jahitannya.

4. Hancurkan / haluskan pupuk yang telah menggumpal dan membatu

5. Menguntil pupuk sesuai Kg/until dengan takaran yang telah disiapkan ( berat tiap untilan berkisar

10

16 Kg ).

6. Susun untilan dengan rapi & teratur (5

10 susun) Diatas palet agar mudah dihitung dan

(32)

BGA MANURING SYSTEM

PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK

1. Takaran until untuk memasukkan pupuk ke eks goni pupuk. Besarnya takaran ini

adalah kelipatan dari dosis pupuk per pokok dan mudah memasukkannya ke dalam

goni.

2. Lantai harus terbuat dari semen sebagai tempat membongkar pupuk dan memecah

pupuk yang menggumpal.

3.

Tempat peletakan untilan “

Pallet

” di gudang yang terbuat dari kayu sesuai jumlah

untilan.

4. Alat pemecah pupuk yang menggumpal digunakan kayu dengan alas papan tebal

dan diberi identitas sesuai penggunaanya.

5. Sebuah timbangan untuk mengontrol secara random apakah berat per until sesuai

dengan yang telah ditentukan.

6. Papan tulis dimana tercatat jumlah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis

Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam penguntilan dengan metode

konvensional:

(33)

BGA MANURING SYSTEM

PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK

Norma prestasi penguntil konvensional = 2.000-3.000 kg/HK, tergantung

jenis dan dosis yang digunakan (biasanya pupuk Urea relatif lebih

rendah).

Agar petugas penguntil dapat lebih dipertanggungjawabkan dianjurkan

agar menggunakan tenaga tetap, dengan nama yang tercatat oleh

petugas gudang.

(34)

Persiapan Pelangsiran

1.

Rencana aplikasi pemupukan ( hari & tanggal yang dimaksud )

2.

Tenaga kerja yang diperlukan

3.

Kendaraan ( permintaan kendaraan ke traksi 1 hari sebelum jadual pelangsiran)

4.

Kondisi cuaca saat pelangsiran

Cara Pelangsiran Pupuk

1. Pada jam 05.00 Wib kenek muat untilan & selesai jam 08.30 Wib dengan diawasi

Mandor Pupuk

2. Pukul 06.00 Wib pupuk sudah siap di lapangan.

3. Perhitungan jumlah untilan pada setiap TPP ( Tempat Peletakkan Pupuk )

4. Untilan pupuk ditempatkan pada TPP yang telah ditentukan oleh Mandor Pupuk.

5. Tumpukan untilan yang di langsir harus diletakkan di kaki-lima ( tidak boleh diletakkan

di jalan ).

6. Mandor Pupuk bertanggung jawab terhadap keamanan pupuk dari pencurian atau

BGA MANURING SYSTEM

(35)

BGA MANURING SYSTEM

PERSIAPAN PUPUK - LANGSIR PUPUK

1. Norma prestasi langsir adalah 3.000 kg/Hk, tergantung jarak dari

gudang tempat until ke areal aplikasi pemupukan.

2. Langsir pupuk dari atas kendaraan dan letakkan pada tempat

peletakkan

pupuk (TPP) oleh tenaga langsir. “Untilan pupuk harus

diletakkan secara hati-hati dan kendaraan angkut untilan pupuk

berhenti”.

3. Pelangsiran untilan pupuk ke tempat peletakkan pupuk

menggunakan traktor/truk.

(36)

BGA MANURING SYSTEM

ORGANISASI PENGECERAN

Persiapan Pengeceran

1.

Tenaga kerja ecer ( dengan perbandingan 1 : 2 dengan tenaga kerja penabur )

2.

Angkong / alat angkut lain dalam kondisi baik & siap pakai .

3.

Kondisi cuaca saat pengeceran

Cara Pengeceran Pupuk

1. Pengeceran pupuk dalam barisan tanaman dilakukan dengan menggunakan

angkong dengan perbandingan 1 pelangsir dan 2 penabur .

2. Pengeceran disesuaikan dengan rencana pada peta detail dimulai dari tepi blok

dan ke blok berikutnya .

3. Berat dan jumlah untilan disesuaikan dengan kelipatan dosis per pokok dan

untilan diletakkan pada pokok No. 1, 8, 17 dan 25 ( atau disesuaikan dengan

dosis dan kebutuhannya ).

(37)

BGA MANURING SYSTEM

ORGANISASI PENABURAN

Persiapan Penaburan

1.

Tenaga kerja tabur

2.

Takaran tabur ( sesuai dosis & jenis pupuk per pokok ) .

3.

Gendongan until

4.

Sarung tangan dan masker

Cara Penaburan Pupuk

1. Pastikan jumlah takaran sesuai dengan jumlah tenaga tabur pupuk

2. Penaburan pupuk di masing-masing blok dimulai dari pokok 1 s/d pokok terakhir blok.

3. Pupuk Urea ditabur merata dipermukaan piringan, agar secara cepat dapat meresap ke tanah

dan segera dapat direspon oleh tanaman .

4. Pupuk RP, MOP & Kieserite ditabur diluar lingkaran piringan atau dipinggir tumpukan pelepah /

JJK dengan bentuk “U” (termasuk ditanah kering), karena akar sudah menyebar diluar piringan.

5.

Pemupukan dilakukan membentuk setengan lingkaran / “U” dimaksudkan atas pertimbangan

untuk menghindari aplikasi pupuk di pasar rintis.

6. Mandor pupuk, Mandor-1 dan Asisten harus mengerti penaburan yang tepat di masing-masing

dosis sehingga secara visual dapat mengetahui adanya penaburan pupuk di luar piringan.

7. Sisa untilan yang ditabur tidak boleh ditaburkan pada pokok terakhir, melainkan harus

dipindahkan ke barisan berikutnya yang jumlah pupuknya kurang.

8. Karung bekas untilan dibawa dan ditaruh dengan rapi di pinggir kaki-lima hancaknya.

(38)

BGA MANURING SYSTEM

PROSES PENGUNTILAN PUPUK

Jenis Pupuk

: Urea

40 cm

(39)

= T

P

P

15 cm

10 cm

12

N

om

or TPP

17

Jum

lah

U

ntilan

N

om

or B

lok

(T

em

pat Peletakan Pupuk atau

U

ntilan)

A20

TANAH

JALAN/PASAR KONTROL

BGA MANURING SYSTEM

(40)

BGA MANURING SYSTEM

TABUR DAN ECER PUPUK

Tenaga Ecer

Norma prestasi pengecer adalah 1.700-2.000 kg/Hk

Perlengkapan tabur pupuk

Takaran pupuk tabur sesuai dengan dosis per pokok yang

telah ditentukan di buku program pemupukan

Jenis dan dosis harus tertulis pada setiap takaran. Takaran ini

dibuat cetakan khusus dan disesuaikan dengan ukuran

tangan penabur

perlengkapan yang perlu disiapkan adalah

sarung tangan,

seragam pemupukan (rompi pupuk), sepatu boot,

(41)

BGA MANURING SYSTEM

(42)

BGA MANURING SYSTEM

PEMERIKSAAN DAN ADMINISTRASI

BGA Plantation Group Bulan : PT ………. Divisi :

Jumlah Karyawan :

TotalJumlahRerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031NilaiPeriksa Nilai

Ranking Karyawan Pemupukan (Tabur dan Ecer)

(43)

TBM

Guano diaplikasikan dibawah tajuk mengarah keluar

Urea; MOP dan NPK diaplikasikan di piringan di bawah tajuk terluar

mengarah ke dalam.

Pupuk mikro HGFB diaplikasikan dekat dengan pangkal batang

untuk areal pasir dan gambut, aplikasi pupuk Cu dilakukan dengan

sistem tugal dekat dengan pangkal batang

TM

MANURING SYSTEM

PENEMPATAN PUPUK

Jenis Pupuk

Kelompok

Pupuk

Aplikasi

Zn, Borate, CuSO4, dan FeSO4

Mikro

Di sekeliling pokok dengan radius maksimum 1

meter dari pangkal pokok

Urea dan MOP

Makro

Berbentuk u-shape dengan radius 1-2 meter dari

pangkal pokok (dalam piringan )

(44)

PENEMPATAN PUPUK

TANAMAN BELUM MENGHASILKAN

Peletakan pupuk Urea,

NPK, RP/Guano, MOP,

Kieserite

(45)

15 cm

Peletakan pupuk Palmo

!4, Palmo16 dan

Zincopper

(46)

Pupuk Guano/RP diaplikasikan di

susunan pelepah berbentuk “U”

dan tidak perlu diaplikasikan di

pasar pikul

PENEMPATAN PUPUK

(47)

Pupuk Urea

diaplikasikan

dengan cara

broadcast/disebar

merata di piringan

dengan jarak 1–2

mtr dari batang

kelapa sawit

PENEMPATAN PUPUK

UREA / ZA

(48)

PENEMPATAN PUPUK

MOP / KCL

Pupuk MOP

diaplikasikan

dengan cara

broadcast/disebar

merata di piringan

dengan jarak 1–2

mtr dari batang

kelapa sawit

(49)

PENEMPATAN PUPUK

KIESERITE

Pupuk Kieserite

diaplikasikan

dengan cara

broadcast/disebar

merata di piringan

dengan jarak 1–2

mtr dari batang

kelapa sawit

(50)

Pupuk Mikro

diaplikasikan

dekat dengan

pokok dengan

jarak 0.5 – 1 mtr

dari pangkal

pokok

PENEMPATAN PUPUK

HGF BORATE

(51)

K e la s Le re n B J R J j g/ P k k T o n/ Ha 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 B J R J j g/ P k k T o n/ Ha B J R J j g/ P k k T o n/ Ha 1 2 3 4 5 9 1 0 1 I 0 5 0 2 0 0 3 3 5 Da ta r 1 2 4 N 100 99,3 100 59 1 5 1 3 2 7 1 6 1 9 2 5 1 1 7 9 1 2 2 0 3 0 3 1 0 M B 2 0 2 I 0 4 3 2 0 0 4 3 6 Da ta r 1 1 3 N 113 96 100 59 1 3 1 5 2 7 9 1 1 1 3 1 0 4 5 1 1 1 5 1 9 (8 ) (31) N e p r o 3 0 3 I 0 4 6 2 0 0 4 3 1 Da ta r 1 0 8 N 101 78,6 100 59 1 3 1 5 2 7 1 6 2 0 2 1 1 0 8 8 1 1 2 3 2 7 (0 ) (1 ) N e p r o 5 0 4 I 0 4 7 2 0 0 4 3 4 Da ta r 1 2 7 N 91 103 100 59 1 3 1 5 2 7 1 7 1 9 2 2 1 1 7 9 1 1 2 0 2 8 1 4 N e p r o 4 0 5 I 0 4 8 2 0 0 4 3 5 Da ta r 1 2 1 N 100 101 100 59 1 3 1 5 2 7 1 7 1 6 1 9 1 0 7 8 1 0 2 0 2 5 (2 ) (7 ) M B 4 0 6 I 0 4 9 2 0 0 4 2 9 Da ta r 1 2 7 N 101 103 103 59 1 3 1 5 2 7 2 1 1 9 2 4 1 1 7 1 0 1 1 2 1 3 1 4 1 4 M B 3 0 7 J 0 4 5 2 0 0 4 4 4 Da ta r 8 6 N 101 89,1 100 60 1 3 1 5 2 7 4 8 1 4 7 9 6 8 2 5 1 7 (1 0 ) (38) N e p r o 2 0 8 J 0 4 8 2 0 0 4 6 0 Da ta r 1 1 4 N 99 96,1 112 60 1 3 1 5 2 7 5 8 1 4 7 6 5 9 2 1 2 0 (7 ) (24) N e p r o 3 0 9 J 0 4 9 2 0 0 4 4 2 Da ta r 1 1 3 N 102 92,1 100 60 1 3 1 5 2 7 9 1 0 1 7 9 7 7 1 0 2 0 2 3 (4 ) (14) M B 3 0 1 0 I 0 4 4 2 0 0 5 2 9 Da ta r 1 2 5 N 100 102 100 60 1 1 1 6 2 5 1 5 1 5 2 0 1 0 6 7 1 0 2 1 2 6 1 3 M B 2 0 1 1 J 0 4 3 2 0 0 5 6 3 Da ta r 1 0 3 N 95 88,4 100 60 1 1 1 6 2 5 3 1 0 1 1 8 5 5 8 2 0 1 8 (7 ) (30) M B 4 0 1 2 J 0 4 6 2 0 0 5 5 4 Da ta r 1 0 9 N 88 87,1 101 61 1 1 1 6 2 5 5 9 1 4 8 7 6 8 2 3 2 0 (5 ) (22) N e p r o 4 0 1 3 J 0 4 7 2 0 0 5 4 5 Da ta r 1 1 2 N 94 88,6 102 55 1 1 1 6 2 5 7 1 1 1 7 8 7 7 9 2 2 2 1 (4 ) (14) M B 2 5 1 4 J 0 5 0 2 0 0 5 6 3 Da ta r 1 1 2 S.3 98 88,1 100 27 1 1 1 6 2 5 7 1 0 1 5 9 6 6 1 0 1 8 1 9 (6 ) (24) M B 4 0 1 5 1 4 E s t ima s i 2 0 1 2 1 9 P e nut up a n LC C J e nis % B LO K T T HA R iw a y a t P e mup uk a n ( % )

2009

2010

2011

Sd

/ A

pr

il

2012

1 4 T o n / Ha N O 1 3 % S/ D A p ril Yie ld G a p P o t e ns ia l Yie ld T a hun 2 0 1 2 1 1 P k k P ro d p e r Ha R iw a y a t P ro d uk s i ( T o n/ Ha ) 1 2 K e la s La ha n P ro d uk s i 2 0 1 2

PUPUK Vs PRODUKSI

(52)

APLIKASI JANJANG KOSONG

Keuntungan aplikasi janjang kosong

Janjang Kosong merupakan produk dari PKS

sawit (PKS) setelah TBS di proses di sterilizer dan

stripper

JJK kaya kandungan materi organik dan nutrisi

bagi tanaman. Aplikasi JJK dapat meningkatkan

proses dekomposisi sehingga kandungan fisik,

biologi dan kimia pada tanah meningkat. JJK

meningkatkan peremajaan tanah yang penting

untuk jangka waktu yang lama dalam rangka

(53)

Nutrisi Yang Terkandung Pada JJK

APLIKASI JANJANG KOSONG

Unsur Hara

Kadar Hara dalam

JJK (Kg/Ha/Tahun)

Sebanding dengan

Pupuk per Ton JJK

N Nitrogen

5.4

8.0 kg

P Phosporus

0.4

2.9 kg RP

K Kalium, Potassium

35.3

18.3 kg MOP

(54)

Dosis Rekomendasi (SOP) Aplikasi JJK

sebesar

40 ton/ha/thn

Aplikasi saat ini di KAGE menggunakan

Dosis

27 Ton/ha

atau setara dengan

(55)

Aplikasi Pupuk Urea dengan Dosis

500 gr/pokok

(56)
(57)

Fertilizer application in the

sub-soils : mechanization

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Karakter yang memiliki koefisien keragaman yang luas dan heritabilitas tinggi adalah ASI, bobot kering tongkol, bobot kering biji, jumlah biji/tongkol, bobot tongkol/plot

konstan.Jadi konverter DC ke DC berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengubah tegangan searah yang rendah menjadi tegangan searah yang tinggi dan dapat dibuat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang aktivitas antifungi ekstrak biji jarak pagar ( Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan fungi.. oryzae , maka

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari perendaman basis gigitiruan Thermoplastic Comfort System ( TCS ) dalam larutan ekstrak daun jarak

Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Limbah Menurut Sistem DEWATS Di RSI Yarsis Surakarta.” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

Dari hasil penelitian dan validator setelah revisi dapat disimpulkan, bahwa: desain lembar kerja peserta didik (LKPD) IPA pada kajian fisika berbasis saintifik untuk kelas

Hasil analisis menunjukan bahwa variasi iklim global di Nino 3.4 memiliki hubungan kuat dengan variasi iklim lokal di wilayah Aceh dengan nilai korelasi masing-masing 0,893;

Berdasarkan penelitian tentang Perubahan Rumah Bersubsidi Tipe 27 Layak Huni dikabupaten Kendal, ada beberapa kesimpulan yang didapatkan yaitu : faktor ekonomi dan faktor