Aplikasi Pemupukan
dengan Sistem BMS
•
Kebutuhan tanaman kelapa sawit terhadap zat
hara makro dan unsur mikro.
•
Ketersediaan zat hara yang terkandung dalam
tanah dalam jumlah yang terbatas.
•
Kebutuhan hara tertinggi adalah pada saat
tanaman menghasilkan.
•
Waktu aplikasi pemupukan yang tepat karena
perkembangan iklim juga berpengaruh pada
pertumbuhan dan produksi tanaman .
•
Analisa tanah dan daun diperlukan untuk
mengetahui ketersediaan unsur hara dan
status kondisi terakhir tanaman .
Membuat Buah :
1. Pemupukan
2. Canopy Management
3. Water Management
4. Ground Management
Ambil Buah :
1. Potong Buah
2. Evakuasi TBS
3. Perawatan Akses A1, A2
dan A3
TUJUAN
PEMUPUKAN
Tanaman dapat tumbuh
dan berkembang dengan normal
(pertumbuhan vegetatif)
Tanaman dapat berproduksi
dengan maksimal sesuai
Kesuburan tanah
tetap dapat
1 ton TBS
6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP
7,3 kg KCl, 4,9 kg Kieserit
N
P
Mg
K
NERACA HARA TBS KELAPA SAWIT
TUJUAN PEMUPUKAN
Apli
kas
i 10
0
%
1
9
% M
enguap
Run off 21%
30% terikat
mineral tanah
1
5
% Tereluviasi
5% diikat
Mikrobiologi tanah
growth resp.
yield
range of
range of
deficiency
toxicity
plant
A
C
D
F
soil
A
C
D (E)
increasing contents
E
range of
maximum yield
B
B
acute
(strong)
defisiency
latent
(light)
defisiency
optimum
supplay
luxury
supplay
light
toxicity
strong
toxicity
100%
Growth Dependent on the Nutrient Supplay
of Soils and Plants
Penyusun Protein, Klorofil dan Berperan terhadap Fotosintesa
Defisiensi mengakibatkan daun berwarna kuning pucat
Kelebihan mengakibatkan daun lemah, rentan terhadap Hama
Hama/Penyakit, Kekahatan Boron,
White Stripe
, dan
berkurangnya buah jadi.
Penyebab defisiensi N: Terhambatnya mineralisasi N, Aplikasi
Bahan organik dengan C/N Tinggi, Gulma, Akar tidak
berkembang, Pemupukan Tidak efektif
Upaya: Aplikasi N Secara merata di
piringan, Tambah Urea pada
TKS, Aplikasi N pada kondisi lembab,
Kendalikan Gulma.
PERANAN UNSUR HARA
- Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang, dan
merangsang perkembangan akar, memperbaiki
mutu buah
- Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tan
tumbuh kerdil, pelepah memendek, dan batang
meruncing.
- Indikasi kekurangan p : daun alang-alang
berwarna ungu, lcc sulit tumbuh dengan bintil
akar yang sedikit.
- Penyebab Defisiensi P : P Tanah Rendah (P
Tersedia <15 Ppm),
Top Soil
Tererosi, Kurangnya
Pupuk P, Kemasaman Tanah Tinggi.
- Upaya : aplikasi P di pinggir piringan/gawangan,
kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, perbaiki
PERANAN UNSUR HARA
- Aktivitas stomata, aktivasi enzim, dan sintesa
minyak, meningkatkan ketahanan thd
penyakit serta jumlah - ukuran tandan.
- Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/
transparan,
white stripe
, daun tua kering dan
mati.
- Kekurangan k berasosiasi dengan munculnya
penyakit seperti ganoderma.
- Kelebihan k merangsang gejala kekurangan b
sehingga rasio minyak terhadap tandan
menurun.
- Penyebab Kekurangan K : K dd Tanah rendah,
kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi
PERANAN UNSUR HARA
- Penyusun Klorofil, dan Berperanan dalam
Respirasi Tanaman Maupun Pengaktifan
Enzim
- Kekurangan Mg menyebabkan daun tua
berwarna hijau kekuningan pada sisi yang
terkena sinar matahari, kuning kecoklatan
lalu kering.
- penyebab defisiensi Mg : rendahnya Mg-dd
tanah, KURANGNYA aplikasi Mg,
ketidak-seimbangan Mg dengan kation lain, curah
hujan tinggi (>3.500 mm/ thn), tekstur pasir
dengan top soil tipis
- Upaya : rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar
tidak melebihi 5 Dan 1,2, aplikasi TKS,
gunakan dolomit jika kemasaman tinggi,
PERANAN UNSUR HARA
- Pembentukan Klorofil, dan Katalisator
Proses Fisiologis Tanaman
- Kekurangan Cu menyebabkan
mid crown
chlorosis
(mcc)
atau
peat yellow
. jaringan klorosis hijau
pucat - kekuningan muncul di tengah anak
daun muda. bercak kuning berkembang di
antara jaringan klorosis. daun pendek,
kuning pucat, kemudian mati.
- penyebab defisiensi Cu : rendahnya Cu-dd
tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi
mg, aplikasi n dan p tanpa k yang cukup.
PERANAN UNSUR HARA
- Meristimatik tanaman, sintesa gula
dan karbohidrat, metabolisme asam
nukleat dan
protein.
- Kekurangan B menyebabkan ujung
daun tidak normal, rapuh, dan
berwarna hijau gelap. Daun
baru memendek sehingga bagian
atas tanaman
terlihat rata.
- Penyebab Defisiensi B : Rendahnya
B Tanah, Tingginya Aplikasi N, K
Dan Ca.
- Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2
kg/phn/thn Pada pangkal batang.
PERANAN UNSUR HARA
• Terdapat bercak bulat kuning dengan dasar hijau
• Ujung daun mengalami Nekrosis
• Tajuk bagian atas menguning
PERANAN UNSUR HARA
Ketersediaan unsur
hara di dalam tanah
untuk tanaman sangat
tergantung kepada pH
tanah , untuk itu
hubungan antara
ketersediaan hara
tanaman dengan pH
tanah dapat dijelaskan
sebagai berikut:
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0
NITRAT
POTASIUM
ALUMINIUM
KALSIUM
PHOSPAT
IRON
BELERANG
MANGAN
MOLIBDENUM
BESI
TEMBAGA
BORON
MAGNESIUM
PENGARUH PH TANAH DGN KETERSEDIAAN
UNSUR HARA
“Setiap pokok yang menerima setiap jenis pupuk harus
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan di BUKU
REKOMENDASI PEMUPUKAN”
MANURING SYSTEM
FILOSOFI PEMUPUKAN
JENIS PUPUK
Pupuk makro
: N, P, K dan Mg
Pupuk mikro
: Cu, Fe & B
SIFAT PUPUK
Residu rendah
: N
Mudah larut/tercuci
: N, K, Mg
Mudah menguap
: N
Antagonis
: N vs alkalis
: K vs Mg, K vs B
Sinergis
: K vs N, K vs Cu
MANURING SYSTEM
FILOSOFI PEMUPUKAN
DOSIS PUPUK
Analisa daun
Analisa produksi
Biayanya sangat MAHAL
Untuk itu,
ketepatan dan ketelitian
aplikasi pemupukan SANGAT PENTING
5 FAKTOR PENTING DALAM PEMUPUKAN
Dosis pupuk
Waktu pemupukan
Penempatan pupuk
Cara pemupukan
Administrasi Pelaporan
TANGGUNGJAWAB
OPERATIONAL
DOSIS PUPUK PER POKOK
Ditentukan oleh Riset
Dasar rekomendasi pemupukan adalah:
TBM
Kelas kesuburan tanah
Status hara tanaman
TM
Kelas kesuburan tanah
Status hara tanaman
Sejarah pemupukan
Curah hujan
Produksi & Proyeksi TBS Aktual, dan lain-lain
MANURING SYSTEM
MANURING SYSTEM
FILOSOFI PEMUPUKAN
-20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Real.
Real.
Real.
Real.
Angg.
Tahun
Ton
-50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Rp Milyar
“Kebutuhan Pupuk
Terus Meningkat
dan Biaya
Pembelian Pupuk
Semakin Besar”
MANURING SYSTEM
KALENDERISASI KEGIATAN PEMUPUKAN
Bulan
Jun
Jul
Agt
Sep Ok t
Nop Des Jan
Leaf Sampling Unit
(LSU)
Riset Dept.
Analisa Lab
Riset Dept.
Rekomendasi Dosis
Riset Dept.
Permintaan Pupuk
GMP/APO Dept.
Pemesanan Pupuk
APO/Purch Dept.
Buku Program Pemupukan Sementara
(SPH Lama)
APO Dept.
Buku Program Pemupukan Final (SPH Baru)
APO Dept.
Kegiatan
PIC
Ketentuan perlakuan pupuk di gudang wilayah
Stok pupuk yang keluar dari gudang wilayah sudah harus berupa
untilan
Berdasarkan pertimbangan faktor jarak dan antisipasi gangguan
cuaca yang mempengaruhi efektifitas aplikasi pemupukan, maka
pihak kebun dapat membangun gudang transit dengan kapasitas
MANURING SYSTEM
FREKWENSI & WAKTU APLIKASI PEMUPUKAN
TBM
Sampai umur tanaman 35 bulan berdasarkan
rekomendasi pemupukan dasar
Waktu aplikasi disesuaikan dengan jadwal
pemupukan masing-masing kebun.
> 35 bulan atau pada areal sudah dipanen ,
rekomendasi berdasarkan analisa daun.
TM
Frekuensi dan waktu aplikasi pupuk yang telah disusun
akan diberikan oleh Departemen Riset pada program
pemupukan tahunan
15-15-6-4 12-12-17-2
Lb. tanam
350
500
850
3
25
25
9
500
500
Total Tahun 1
350
-
-
500
500
-
25
1,375
13
500
500
14
1,000
1,000
15
50
50
17
1,000
1,000
21
1,000
1,000
23
1,000
1,000
Total Tahun 2
-
1,000
3,000
-
500
-
50
4,550
25
750
750
26
1,000
1,000
27
75
75
29
1,000
1,000
31
500
500
32
500
500
33
1,000
1,000
35
1,000
1,000
1
3
2
TOTAL
TAHUN
BULAN
CRF
UREA
RP
MOP
HGFB
Compound Slow
Release
MANURING SYSTEM
MANURING SYSTEM
JADWAL PEMUPUKAN TBM - PASIR
C he late d
Z inC o ppe r
16 10 18 2 6 2 1
14 8 21 2 4 2 1
Lb. tanam
500
60
560
2
200
200
4
300
300
5
25
25
6
600
600
9
600
600
12
600
600
Total Tahun 1
1,200
600
500
500
-
25
60
2,885
13
750
40
790
14
500
500
15
50
50
16
700
700
19
700
40
740
21
750
750
23
700
700
Total Tahun 2
700
1,400
500
750
750
50
80
4,230
25
500
1,000
50
1,550
HGFB
MOP
TOTAL
TAHUN
BULAN
Comp ound Slow Release
UREA
RP
1
Chelated
ZinCopper
15-15-6-4
12-12-17-2
Lb. tanam
350
500
20
870
3
25
25
7
20
20
9
500
500
Total Tahun 1
350
-
-
500
500
-
25
40
1,415
13
500
40
540
14
1,000
1,000
15
50
50
17
1,000
1,000
19
40
40
21
1,000
1,000
23
1,000
1,000
Total Tahun 2
-
1,000
3,000
-
500
-
50
80
4,630
25
750
50
800
26
1,000
1,000
27
75
75
29
1,000
1,000
31
500
50
550
32
500
500
33
1,000
1,000
35
1,000
1,000
CRF
TOTAL
TAHUN
BULAN
UREA
RP
MOP
HGFB
Compound Slow
Release
1
3
2
MANURING SYSTEM
Penguntilan
Penyimpanan
Langsir
BGA MANURING SYSTEM
Tujuan dan manfaat BMS yang diharapkan adalah :
1. Pemupukan terkonsentrasi dalam satu hancak/kawasan/seksi.
2. Pengerjaan dilakukan blok per blok.
3. Supervisi lebih fokus dan terkonsentrasi.
4. Pengecer dan penabur tidak terlalu banyak berjalan.
5. Mutu aplikasi lebih baik , setiap pokok teraplikasi pupuk sesuai
dosis dari program pemupukan.
6. Pergeseran hancak berlangsung cepat.
7. Organisasi dan administrasi yang lebih simpel.
8. System transport lebih mudah dimonitor.
9. Keamanan dan keselamatan pupuk lebih terjamin.
BGA MANURING SYSTEM
ASISTEN KOORDINATOR
(ditunjukk salah satu asisten oleh Manager)
KOORDINATOR PUPUK
(1 orang)
TENAGA UNTIL
( 8 - 12 orang )
TENAGA LANGSIR
( 3 - 4 orang )
KKP PUPUK
( 2- 3 KKP )
1 KKP = 3 TK Ecer ,
5 TK Tabur
MANDOR PUPUK
( 1-2 orang )
CENTENG PUPUK
( 1 orang )
MANDOR UNTIL/ LANGSIR
( 1 Orang )
MANDOR TRANSPORT
( TRAKSI )
ESTATE MANAGER
BGA MANURING SYSTEM
BMS sangat mengedepankan organisasi, dan masing -
masing organisasi saling mendukung satu sama
lainsehingga tujuan diterapkannya BMS dapat tercapai
Organisasi tersebut adalah :
1.
Organisasi Kerja Penguntilan
2.
Organisasi Kerja Pelangsiran
3.
Organisasi Kerja Pengeceran
4.
Organisasi Kerja Penaburan
BMS
merupakan system pemupukan yang terkonsentrasi, yang
dikerjakan blok per blok dengan sasaran
mutu pemupukan yang
lebih baik
,
supervisi lebih fokus
dan
produktifitas yang lebih
tinggi
.
BGA MANURING SYSTEM
ORGANISASI PENGUNTILAN
Persiapan Until Pupuk
1.
Takaran ( sesuai kelipatan dosis pupuk / pokok ).
2.
Alas tempat penguntilan
3.
Karung untilan (goni eks pupuk)
4.
Alat pemecah pupuk (dapat dibuat dari broti bulat dengan alas papan yang tebal).
5.
Timbangan
6.
Papan administrasi rencana pemupukan
7.
Tenaga penguntil pupuk
(prestasi masing-masing jenis pupuk rata-rata 2.000 Kg/HK)
Cara Penguntilan Pupuk
1. Keluarkan pupuk dari gudang sesuai BPB ( dahulukan stock lama dan atau yang karung goninya
rusak, atas prinsip “FIFO” ).
2. Mempersiapkan alas pupuk, karung until dan takaran untilan.
3. Buka karung dengan cara menarik benang jahitannya.
4. Hancurkan / haluskan pupuk yang telah menggumpal dan membatu
5. Menguntil pupuk sesuai Kg/until dengan takaran yang telah disiapkan ( berat tiap untilan berkisar
10
–
16 Kg ).
6. Susun untilan dengan rapi & teratur (5
–
10 susun) Diatas palet agar mudah dihitung dan
BGA MANURING SYSTEM
PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK
1. Takaran until untuk memasukkan pupuk ke eks goni pupuk. Besarnya takaran ini
adalah kelipatan dari dosis pupuk per pokok dan mudah memasukkannya ke dalam
goni.
2. Lantai harus terbuat dari semen sebagai tempat membongkar pupuk dan memecah
pupuk yang menggumpal.
3.
Tempat peletakan untilan “
Pallet
” di gudang yang terbuat dari kayu sesuai jumlah
untilan.
4. Alat pemecah pupuk yang menggumpal digunakan kayu dengan alas papan tebal
dan diberi identitas sesuai penggunaanya.
5. Sebuah timbangan untuk mengontrol secara random apakah berat per until sesuai
dengan yang telah ditentukan.
6. Papan tulis dimana tercatat jumlah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis
Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam penguntilan dengan metode
konvensional:
BGA MANURING SYSTEM
PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK
Norma prestasi penguntil konvensional = 2.000-3.000 kg/HK, tergantung
jenis dan dosis yang digunakan (biasanya pupuk Urea relatif lebih
rendah).
Agar petugas penguntil dapat lebih dipertanggungjawabkan dianjurkan
agar menggunakan tenaga tetap, dengan nama yang tercatat oleh
petugas gudang.
Persiapan Pelangsiran
1.
Rencana aplikasi pemupukan ( hari & tanggal yang dimaksud )
2.
Tenaga kerja yang diperlukan
3.
Kendaraan ( permintaan kendaraan ke traksi 1 hari sebelum jadual pelangsiran)
4.
Kondisi cuaca saat pelangsiran
Cara Pelangsiran Pupuk
1. Pada jam 05.00 Wib kenek muat untilan & selesai jam 08.30 Wib dengan diawasi
Mandor Pupuk
2. Pukul 06.00 Wib pupuk sudah siap di lapangan.
3. Perhitungan jumlah untilan pada setiap TPP ( Tempat Peletakkan Pupuk )
4. Untilan pupuk ditempatkan pada TPP yang telah ditentukan oleh Mandor Pupuk.
5. Tumpukan untilan yang di langsir harus diletakkan di kaki-lima ( tidak boleh diletakkan
di jalan ).
6. Mandor Pupuk bertanggung jawab terhadap keamanan pupuk dari pencurian atau
BGA MANURING SYSTEM
BGA MANURING SYSTEM
PERSIAPAN PUPUK - LANGSIR PUPUK
1. Norma prestasi langsir adalah 3.000 kg/Hk, tergantung jarak dari
gudang tempat until ke areal aplikasi pemupukan.
2. Langsir pupuk dari atas kendaraan dan letakkan pada tempat
peletakkan
pupuk (TPP) oleh tenaga langsir. “Untilan pupuk harus
diletakkan secara hati-hati dan kendaraan angkut untilan pupuk
berhenti”.
3. Pelangsiran untilan pupuk ke tempat peletakkan pupuk
menggunakan traktor/truk.
BGA MANURING SYSTEM
ORGANISASI PENGECERAN
Persiapan Pengeceran
1.
Tenaga kerja ecer ( dengan perbandingan 1 : 2 dengan tenaga kerja penabur )
2.
Angkong / alat angkut lain dalam kondisi baik & siap pakai .
3.
Kondisi cuaca saat pengeceran
Cara Pengeceran Pupuk
1. Pengeceran pupuk dalam barisan tanaman dilakukan dengan menggunakan
angkong dengan perbandingan 1 pelangsir dan 2 penabur .
2. Pengeceran disesuaikan dengan rencana pada peta detail dimulai dari tepi blok
dan ke blok berikutnya .
3. Berat dan jumlah untilan disesuaikan dengan kelipatan dosis per pokok dan
untilan diletakkan pada pokok No. 1, 8, 17 dan 25 ( atau disesuaikan dengan
dosis dan kebutuhannya ).
BGA MANURING SYSTEM
ORGANISASI PENABURAN
Persiapan Penaburan
1.
Tenaga kerja tabur
2.
Takaran tabur ( sesuai dosis & jenis pupuk per pokok ) .
3.
Gendongan until
4.
Sarung tangan dan masker
Cara Penaburan Pupuk
1. Pastikan jumlah takaran sesuai dengan jumlah tenaga tabur pupuk
2. Penaburan pupuk di masing-masing blok dimulai dari pokok 1 s/d pokok terakhir blok.
3. Pupuk Urea ditabur merata dipermukaan piringan, agar secara cepat dapat meresap ke tanah
dan segera dapat direspon oleh tanaman .
4. Pupuk RP, MOP & Kieserite ditabur diluar lingkaran piringan atau dipinggir tumpukan pelepah /
JJK dengan bentuk “U” (termasuk ditanah kering), karena akar sudah menyebar diluar piringan.
5.
Pemupukan dilakukan membentuk setengan lingkaran / “U” dimaksudkan atas pertimbangan
untuk menghindari aplikasi pupuk di pasar rintis.
6. Mandor pupuk, Mandor-1 dan Asisten harus mengerti penaburan yang tepat di masing-masing
dosis sehingga secara visual dapat mengetahui adanya penaburan pupuk di luar piringan.
7. Sisa untilan yang ditabur tidak boleh ditaburkan pada pokok terakhir, melainkan harus
dipindahkan ke barisan berikutnya yang jumlah pupuknya kurang.
8. Karung bekas untilan dibawa dan ditaruh dengan rapi di pinggir kaki-lima hancaknya.
BGA MANURING SYSTEM
PROSES PENGUNTILAN PUPUK
Jenis Pupuk
: Urea
40 cm
= T
P
P
15 cm
10 cm
12
N
om
or TPP
17
Jum
lah
U
ntilan
N
om
or B
lok
(T
em
pat Peletakan Pupuk atau
U
ntilan)
A20
TANAH
JALAN/PASAR KONTROL
BGA MANURING SYSTEM
BGA MANURING SYSTEM
TABUR DAN ECER PUPUK
Tenaga Ecer
Norma prestasi pengecer adalah 1.700-2.000 kg/Hk
Perlengkapan tabur pupuk
Takaran pupuk tabur sesuai dengan dosis per pokok yang
telah ditentukan di buku program pemupukan
Jenis dan dosis harus tertulis pada setiap takaran. Takaran ini
dibuat cetakan khusus dan disesuaikan dengan ukuran
tangan penabur
perlengkapan yang perlu disiapkan adalah
sarung tangan,
seragam pemupukan (rompi pupuk), sepatu boot,
BGA MANURING SYSTEM
BGA MANURING SYSTEM
PEMERIKSAAN DAN ADMINISTRASI
BGA Plantation Group Bulan : PT ………. Divisi :
Jumlah Karyawan :
TotalJumlahRerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031NilaiPeriksa Nilai
Ranking Karyawan Pemupukan (Tabur dan Ecer)
TBM
Guano diaplikasikan dibawah tajuk mengarah keluar
Urea; MOP dan NPK diaplikasikan di piringan di bawah tajuk terluar
mengarah ke dalam.
Pupuk mikro HGFB diaplikasikan dekat dengan pangkal batang
untuk areal pasir dan gambut, aplikasi pupuk Cu dilakukan dengan
sistem tugal dekat dengan pangkal batang
TM
MANURING SYSTEM
PENEMPATAN PUPUK
Jenis Pupuk
Kelompok
Pupuk
Aplikasi
Zn, Borate, CuSO4, dan FeSO4
Mikro
Di sekeliling pokok dengan radius maksimum 1
meter dari pangkal pokok
Urea dan MOP
Makro
Berbentuk u-shape dengan radius 1-2 meter dari
pangkal pokok (dalam piringan )
PENEMPATAN PUPUK
TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
Peletakan pupuk Urea,
NPK, RP/Guano, MOP,
Kieserite
15 cm
Peletakan pupuk Palmo
!4, Palmo16 dan
Zincopper
Pupuk Guano/RP diaplikasikan di
susunan pelepah berbentuk “U”
dan tidak perlu diaplikasikan di
pasar pikul
PENEMPATAN PUPUK
Pupuk Urea
diaplikasikan
dengan cara
broadcast/disebar
merata di piringan
dengan jarak 1–2
mtr dari batang
kelapa sawit
PENEMPATAN PUPUK
UREA / ZA
PENEMPATAN PUPUK
MOP / KCL
Pupuk MOP
diaplikasikan
dengan cara
broadcast/disebar
merata di piringan
dengan jarak 1–2
mtr dari batang
kelapa sawit
PENEMPATAN PUPUK
KIESERITE
Pupuk Kieserite
diaplikasikan
dengan cara
broadcast/disebar
merata di piringan
dengan jarak 1–2
mtr dari batang
kelapa sawit
Pupuk Mikro
diaplikasikan
dekat dengan
pokok dengan
jarak 0.5 – 1 mtr
dari pangkal
pokok
PENEMPATAN PUPUK
HGF BORATE
K e la s Le re n B J R J j g/ P k k T o n/ Ha 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 B J R J j g/ P k k T o n/ Ha B J R J j g/ P k k T o n/ Ha 1 2 3 4 5 9 1 0 1 I 0 5 0 2 0 0 3 3 5 Da ta r 1 2 4 N 100 99,3 100 59 1 5 1 3 2 7 1 6 1 9 2 5 1 1 7 9 1 2 2 0 3 0 3 1 0 M B 2 0 2 I 0 4 3 2 0 0 4 3 6 Da ta r 1 1 3 N 113 96 100 59 1 3 1 5 2 7 9 1 1 1 3 1 0 4 5 1 1 1 5 1 9 (8 ) (31) N e p r o 3 0 3 I 0 4 6 2 0 0 4 3 1 Da ta r 1 0 8 N 101 78,6 100 59 1 3 1 5 2 7 1 6 2 0 2 1 1 0 8 8 1 1 2 3 2 7 (0 ) (1 ) N e p r o 5 0 4 I 0 4 7 2 0 0 4 3 4 Da ta r 1 2 7 N 91 103 100 59 1 3 1 5 2 7 1 7 1 9 2 2 1 1 7 9 1 1 2 0 2 8 1 4 N e p r o 4 0 5 I 0 4 8 2 0 0 4 3 5 Da ta r 1 2 1 N 100 101 100 59 1 3 1 5 2 7 1 7 1 6 1 9 1 0 7 8 1 0 2 0 2 5 (2 ) (7 ) M B 4 0 6 I 0 4 9 2 0 0 4 2 9 Da ta r 1 2 7 N 101 103 103 59 1 3 1 5 2 7 2 1 1 9 2 4 1 1 7 1 0 1 1 2 1 3 1 4 1 4 M B 3 0 7 J 0 4 5 2 0 0 4 4 4 Da ta r 8 6 N 101 89,1 100 60 1 3 1 5 2 7 4 8 1 4 7 9 6 8 2 5 1 7 (1 0 ) (38) N e p r o 2 0 8 J 0 4 8 2 0 0 4 6 0 Da ta r 1 1 4 N 99 96,1 112 60 1 3 1 5 2 7 5 8 1 4 7 6 5 9 2 1 2 0 (7 ) (24) N e p r o 3 0 9 J 0 4 9 2 0 0 4 4 2 Da ta r 1 1 3 N 102 92,1 100 60 1 3 1 5 2 7 9 1 0 1 7 9 7 7 1 0 2 0 2 3 (4 ) (14) M B 3 0 1 0 I 0 4 4 2 0 0 5 2 9 Da ta r 1 2 5 N 100 102 100 60 1 1 1 6 2 5 1 5 1 5 2 0 1 0 6 7 1 0 2 1 2 6 1 3 M B 2 0 1 1 J 0 4 3 2 0 0 5 6 3 Da ta r 1 0 3 N 95 88,4 100 60 1 1 1 6 2 5 3 1 0 1 1 8 5 5 8 2 0 1 8 (7 ) (30) M B 4 0 1 2 J 0 4 6 2 0 0 5 5 4 Da ta r 1 0 9 N 88 87,1 101 61 1 1 1 6 2 5 5 9 1 4 8 7 6 8 2 3 2 0 (5 ) (22) N e p r o 4 0 1 3 J 0 4 7 2 0 0 5 4 5 Da ta r 1 1 2 N 94 88,6 102 55 1 1 1 6 2 5 7 1 1 1 7 8 7 7 9 2 2 2 1 (4 ) (14) M B 2 5 1 4 J 0 5 0 2 0 0 5 6 3 Da ta r 1 1 2 S.3 98 88,1 100 27 1 1 1 6 2 5 7 1 0 1 5 9 6 6 1 0 1 8 1 9 (6 ) (24) M B 4 0 1 5 1 4 E s t ima s i 2 0 1 2 1 9 P e nut up a n LC C J e nis % B LO K T T HA R iw a y a t P e mup uk a n ( % )