BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
3.1 Latar Belakang Proyek
Masyarakat petani di wilayah Kecamatan Banyuresmi, Leuwigoong, Cibatu, Cibiuk, dan sekitarnya berharap mega proyek irigasi Leuwigoong atau lebih dikenal dengan sebutan Bendung Copong segera terwujud agar krisis air yang selama ini terjadi di wilayah mereka dapat teratasi. Sehingga harapan masyarakat akan adanya peningkatan taraf perekonomian di bidang pertanian, perikanan, dan lainnya kian mendekati kenyataan. Sebab, dengan terwujudnya Bendung Copong, mereka tak harus dipusingkan lagi dengan persoalan pasokan air untuk keperluan pertanian maupun perikanan yang mereka garap. Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut, Uu Saepudin menuturkan Bendung Copong merupakan pengambilan utama bagi Daerah Irigasi Leuwigoong Kabupaten Garut yang direncanakan sejak 1990.
Bendung Copong direncanakan bisa mengairi gabungan jaringan irigasi teknis yang ada menjadi satu kesatuan sistem, sehingga bisa mengairi daerah irigasi seluas 5.271 hektar, mencakup 10 kecamatan.
Sumber air irigasi berasal dari Sungai Cimanuk, Cibuyutan, Citameng, Citikey dan Ciojar. Terdapat sekitar 3.000 hektar tanah akan terkena proyek daerah Irigasi Leuwigoong, terdiri atas Bendung Copong, dan 89 jaringan irigasi tergabung. Prioritas pembangunan yakni Bendung Copong yang mencakup sekitar 55 hektar tanah, mengairi 3 desa di 3 kecamatan, yaitu Desa Sukamantri Kecamatan Garut Kota, Desa Sukasenang Kecamatan Banyuresmi, dan Desa Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul.
hektare, fasilitas kantor seluas 1,10 hektare, dan fasilitas jalan masuk seluas 0,21 hektare.
3.2. Data Proyek
3.2.1. Data Teknis Proyek
Nama Proyek : Bendung Copong Lokasi Proyek : Kabupaten Garut
Luas Proyek : 6000 Ha
Nama Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum
Alamat Pemilik Proyek : Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan - 12110
Konsultan : Kementerian Pekerjaan Umum Kontraktor : PT. PP WIKA Joint Operation Mata Uang Pembayaran : Rupiah
3.2.2. Gambar - Gambar Visual Kondisi Proyek
Papan Pengumuman Proyek Proses penulangan badan abutment
Kondisi jembatan dahulu yang menyisakan
Kondisi jalan dan jembatan sebelah jembatan integral
Kondisi disekitar pembangunan jembatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA Paket Pembangunan
Uji coba Skala Penuh Prototipe Jembatan Integral Gelagar Beton Bertulang Bentang Tunggal PT. PADIMUN GOLDEN
Sumber : Presentasi Jembatan Integral
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Padimun Golden Proyek Jembatan Integr
Gibson Nainggolan Direktur Utama
David Pardede, ST Project Manager
Renold Kosasih Site Manager
Yusuf
Logistic PelaksanaYefta SurveyorYudhi
Suyatno Mandor
Pekerja Albes
3.3 Tinjauan Perencanaan Proyek 3.3.1 Latar Belakang Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahapan awal dari suatu pekerjaan pembangunan pekerjaan sipil atau pekerjaan lainnya. Kegiatan Perencanaan juga merupakan sebuah kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek, karena apa yang akan dikerjakan pada proyek tersebut harus sesuai dengan permintaan owner dan konsultan. Hasil perencanaan harus merupakan produk yang didukung oleh peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun secara hukum. Tahap perencanaan ini haruslah ditinjau dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, antara lain:
1. Aspek kekuatan unsur struktur dan kestabilan secara keseluruhan 2. Aspek ekonomis perencanaan itu sendiri harus benar-benar matang dengan disertai adanya data yang akurat. Adapun manfaat yang diperoleh dari suatu perencanaan yang matang adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan dan ketepatan waktu pelaksanaan dengan pembagian pekerjaan yang efisien.
2. Biaya dapat ditekan seekonomis mungkin dan dapat diketahui secara tepat seluruh biaya pelaksanaan.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur.
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
3.3.2 Pekerjaan Acuan dan Perancah (Bekisting)
3.3.2.1Pengertian Acuan dan Perancah (Bekisting)
Bekisting beton adalah cetakan yang kedalamnya beton isi cair diisikan. Cetakan ini harus cukup kuat untuk menahan beton dalam ukuran dan bentuk yang diinginkan hingga beton tersebut mengeras. Karena bekisting merupakan struktur, bekisting ini haruslah didesain secara cermat dan ekonomis, untuk mendukung beban yang dikerahkan dengan menggunakan metode-metode yang digunakan untuk desain struktur.
3.3.2.2 Persyaratan Bekisting
Untuk menghasilkan mutu dan bentuk beton yang sesuai dengan rencana, maka pekerjaan acuan dan perancah haruslah dikerjakan sebaik mungkin, karena mutu dan bentuk beton sangat dipengaruhi oleh pekerjaan bekisting.
Kerusakan terhadap beton yang disebabkan kurang baiknya pekerjaan bekisting antara lain:
1. Ukuran tidak sesuai dengan perencanaan
2. Bekisting yang tidak kokoh (bergerak) berakibat beton berubah bentuk.
3. Bekisting yang kurang rapat (bocor) berakibat beton menjadi keropos.
Walaupun bekisting merupakan pekerjaan konstruksi yang bersifat sementara, namun mempunyai fungsi yang cukup penting dalam sebuah konstruksi bangunan, antara lain:
1.Memberi bentuk kepada konstruksi beton
2.Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
3.Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras dan mampu memikul berat sendiri maupun beban luar
Karena pekerjaan bekisting sangat mempengaruhi mutu dan kekuatan beton maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting, yaitu:
1.Harus bebas dari kotoran
2.Adukan beton harus mudah dituangkan
3.Keluarnya air semen harus dicegah, karena akan mengurangi kekuatan beton
4.Keamanan dalam pelaksanaan
5.Hasil akhir / finishing
Untuk menghasilkan mutu beton sesuai dengan rencana, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pekerjaan bekisting, yaitu:
1.Harus cukup kuat menahan beban beton basah, berat pekerja, berat sendiri, dan pengaruh kejut, kokoh / kaku.
2.Mudah dibongkar, sambungan harus rapat (tidak bocor). 3.Harus teliti dalam perencanaan.
4.Material / bahan-bahan yang digunakan harus mudah dikerjakan 5.Ekonomis (waktu dan biaya)
Kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bekisting dapat mengakibatkan runtuhnya konstruksi bekisting, yang berakibat buruk bagi para pekerja. Karena ada kalanya beberapa komponen tertentu yang kurang mendapat perhatian, baik tahap perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi bekisting.
Langkah Kerja :
a. Sebelum dilakukan perakitan bekisting Deck house, diukur terlebih dahulu dimensi deck house yang akan di cor mulai dari panjang, lebar dan tinggi.
c. Merangkai bekisting yang akan digunakan dengan menggabungkan antara papan dengan balok kayu dengan menggunakan paku.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.13 Perangkaian Balok dan Papan
d. Multiplek kayu yang digunakan untuk bekisting, permukaanya dilumuri dahulu dengan oli agar air semen tidak terserap kedalam kayu tersebut dan juga agar saat bekisting dilepas tidak menempel pada campuran beton serta memudahkan pada proses pembukaan bekisting.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.14 Bekisting yang sudah dilumuri oli
e. Lalu bekisting yang telah selesai dirangkai, disimpan di tempat yang mudah untuk diangkut ke tempat pemasangan.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.15 Perangkaian bekisting pada tulangan
g. Setelah bekisting kolom selesai terpasang, cek kembali ketegakan dan kelurusan serta kokoh tidaknya bekisting tersebut untuk menghindari hasil yang tidak diinginkan.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
h. Lalu perkuat acuan tersebut dengan perancah, pada proyek ini perancah yang digunakan adalah balok-balok kayu yang dipasang /dipaku pada bekisting dari berbagai arah.
Sumber : Dokumentasi Pribadi