PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA
PEREMPUAN MUSLIM DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh:
MUTIARA RINDA SADLY HARAHAP 090907111
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota
Medan
Medan, Juli 2013
Pembimbing Ketua Program Studi
Anggia Sari Lubis, SE, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
NIP. 195908161986111001
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim Di Kota Medan
yang dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Ketua : ( )
Anggota I : ( )
Anggota II : ( )
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirrabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik serta tak lupa shalawat dan salam juga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas
rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik
Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera
Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Drs. Sanusi Harahap dan Ibunda
Derliaty, yang senantiasa memberikan do’a tulus yang tiada henti, curahan kasih sayang, serta dukungan yang menjadi kekuatan terbesar bagi penulis
selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian berdua papa dan
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
5. Ibu Anggia Sari Lubis, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan, dan
saran yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.
7. Ibu Suci Hendrina, selaku Business Development pada PT. Paragon Technology and Innovation Medan yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan wawancara terkait dengan perusahaan.
8. Kakak yang tersayang, Annisa Sefrina Sadly Harahap, SE yang telah banyak memberikan motivasi yang berbeda, arahan yang tak sama, dan
membuat penulis menjadi lebih kuat selama ini.
10.Sahabat-sahabatku, Lina, Wina, Nadra, dan Umi yang selalu ada dan menemani di kala senang dan sedih, memberikan semangat, dukungan,
bantuan, motivasi, yang mampu menghapus luka dan duka menjadi suka dan
bahagia.
11.Seseorang yang terdekat selama ini, semoga kita bisa meraih sukses
dikemudian hari dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
12. Teman-temanku satu perjuangan di Administrasi Bisnis 2009 khususnya
Juanda, Novi, Marlina, Ica, Feri, dan Soni yang menjadikan masa-masa di perkuliahan ini penuh warna.
13.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,
namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka
dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang
lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Labelisasi Halal ... 8
2.1.1 Pengertian Label ... 8
2.1.2 Pengertian Halal ... 10
2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal ... 11
2.1.4 Proses Labelisasi Halal ... 12
2.2 Keputusan Pembelian ... 16
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 16
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian ... 17
2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 24
2.2.4 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 28
2.3 Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian ... 30
2.4 Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 35
3.2 Lokasi Penelitian ... 35
3.3 Populasi dan Sampel ... 36
3.4 Hipotesis ... 37
3.5 Definisi Konsep ... 38
3.6 Definisi Operasioanal ... 39
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.7.1 Data Primer ... 41
3.7.2 Data Sekunder ... 42
3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 42
3.8.1 Uji Validitas ... 43
3.8.1.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44
3.8.1.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45
3.8.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.8.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47
3.8.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian .. 47
3.9 Teknik Pengumpulan Skor ... 48
3.10 Teknik Analisis Data ... 49
3.10.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 50
3.10.1.1 Uji Normalitas ... 50
3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 50
3.10.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 50
3.10.2.2 Uji t ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 53
4.1.2 Visi dan Misi ... 55
4.1.2.1 Visi ... 55
4.1.2.2 Misi ... 55
4.1.3 Struktur Perusahaan ... 56
4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 58
4.2 Penyajian Data ... 60
4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 61
4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 65
4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Labelisasi Halal (X) ... 66
4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 70
4.3 Analisis Data ... 77
4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 77
4.3.1.1 Uji Normalitas ... 77
4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 81
4.3.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 81
4.3.2.2 Uji t ... 83
4.3.2.3 Koefisien Determinasi R² ... 85
4.4 Pembahasan ... 86
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Konsumen ... 18
Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 28
Gambar 2.3 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 29
Gambar 2.4 Kerangka Teori ... 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Paragon Technology and Innovation ... 56
Gambar 4.2 Histogram ... 78
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 40
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 47
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan ... 62
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 64
Tabel 4.4 Diproses sesuai syariat Islam ... 66
Tabel 4.5 Mengandung bahan-bahan yang teruji kehalalannya ... 66
Tabel 4.6 Percaya pada produk kosmetik Wardah ... 67
Tabel 4.7 Merasa aman menggunakan produk kosmetik Wardah ... 68
Tabel 4.8 Memberikan jaminan terbebas dari bahan-bahan yang haram ... 68
Tabel 4.9 Labelisasi halal produk kosmetik Wardah menjamin kehalalan produk ... 69
Tabel 4.10 Memiliki kebutuhan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 70
Tabel 4.11 Memiliki keinginan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 71
Tabel 4.12 Memperoleh informasi tentang label halal produk kosmetik Wardah dari teman, keluarga, iklan, dan media massa ... 71
Tabel 4.13 Mencari tahu kehalalan produk kosmetik Wardah dari label kemasan ... 72
Tabel 4.14 Memenuhi kebutuhan dengan produk kosmetik Wardah ... 73
Tabel 4.15 Mencari manfaat dari produk kosmetik Wardah ... 73
Tabel 4.16 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena berlabel halal .. 74
Tabel 4.17 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena telah memenuhi syariat Islam ... 75
Tabel 4.18 Merasa puas menggunakan produk kosmetik Wardah ... 75
Tabel 4.19 Membeli kembali produk kosmetik Wardah karena berlabel halal ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana, Uji t, dan Koefisien
Determinasi R²
Lampiran 5 Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 6 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 7 Surat Penugasan Membimbing Skripsi Lampiran 8 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 12 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal
ABSTRAK
PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN
MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si
Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan
software SPSS versi 17.0.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN
Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Department : Business Administration
Faculty : Social and Political Science
Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si
Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.
This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.
Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.
ABSTRAK
PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN
MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si
Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan
software SPSS versi 17.0.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN
Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap
NIM : 090907111
Department : Business Administration
Faculty : Social and Political Science
Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si
Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.
This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.
Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial sehingga beberapa
perusahaan memproduksi produk yang dikhususkan untuk dipakai dan digunakan
oleh kaum perempuan. Pada dasarnya perempuan dalam kehidupannya memiliki
banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan itu bisa dilihat dari kebutuhan
akan makanan, minuman, pakaian, hiburan, tempat tinggal, rasa aman, kesehatan,
dan lain sebagainya. Perempuan juga memiliki kebutuhan untuk selalu tampil
cantik dan kosmetik adalah jawaban untuk para perempuan yang ingin tampil
cantik tersebut.
Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya
menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang
kehalalan produk pangan, minuman, obat, kosmetika, produk rekayasa genetik,
dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut dengan produk halal yang
beredar di Indonesia. Komunitas perempuan muslim di Indonesia telah
membentuk segmen-segmen tersendiri. Dikatakan demikian karena produk yang
digunakan harus sesuai dengan syariat islam. Hal ini juga karena umat muslim
tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu, misalnya
produk yang didalamnya terdapat kandungan substansi-substansi seperti alkohol
Sekarang ini banyak kosmetik yang beredar di pasaran, baik produk
buatan dalam negeri maupun produk buatan luar negeri. Tetapi seiring dengan
banyaknya kosmetik yang beredar, pemahaman yang baik akan kehalalan produk
yang akan di konsumsi mutlak diperhatikan sebelum membuat keputusan
pembelian, jangan sampai salah dalam menentukan pilihan. Kehalalan kosmetik
sangat penting tetapi terkadang sering sekali terlupakan. Kehalalan dan
keharaman sebuah produk seringkali tidak jelas karenabercampur aduk dengan
bahan yang diragukan kehalalannya. Hal ini menyebabkanbeberapa macam
produk menjadi meragukan dan tidakjelas status kehalalannya. Untuk itu
perempuan muslim sebaiknya mencari informasi terhadap produk yang akan
dibeli. Informasi yang mendalam terkait dengan suatu produk dapat dilihat pada
label yang tercantum di kemasan produk. Label halal yang terdapat pada kemasan
merupakan label yang dapat memberikan keterangan kepada para konsumen
bahwa produk tersebut telah dinyatakan kehalalannya.
Para konsumen di Indonesia dilindungi oleh suatu kebijakan yang telah
dibuat pemerintah, yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI
(Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia). Lembaga tersebut adalah lembaga yang bertugas untuk meneliti,
mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan
turunannya, obat-obatan dan kosmetika sudah aman untuk dikonsumsi baik dilihat
dari sisi kesehatan maupun dari sisi agama Islam yakni telah dinyatakan halal atau
boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah
bimbingan kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, MUI juga melindungi
hak-hak konsumen muslim di Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas
dalam memperoleh produk yang halal. Oleh karena itu, adanya ketentuan
undang-undang yang mengatur tentang produk halal merupakan suatu hal yang sangat
diperlukan untuk menjamin kepastian penegakan hukum bagi para pelanggarnya.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka setiap produsen sebaiknya
mendaftarkan produknya ke LPPOM MUI, dan jika produk yang telah di
daftarkan dinyatakan halal maka akan di berikan sertifikasi halal. Dengan adanya
sertifikasi halal tersebut, maka produsen dapat mencantumkan label halal pada
kemasan produk sehingga umat Islam khususnya perempuan menjadi lebih tenang
dan akan merasa aman dalam menggunakan kosmetik yang beredar di pasaran.
Salah satu produk kosmetik yang mencantumkan label halal pada
produknya adalah produk kosmetik Wardah dengan nomor sertifikat
00150010680899 (www.produk.halal.or.id). Wardah diformulasikan halal dan
berkualitas. Wardah juga mendapatkan International Halal Award dari World
Halal Council sebagai pelopor kosmetik Halal di Dunia. Dan ini didedikasikan
bagi seluruh pemakai Wardah (www.kosmetikwardah.com).
Sekarang ini produk kosmetik Wardah telah dikenal oleh masyarakat
Indonesia khususnya para perempuan muslim. Dengan semakin baiknya
pemahaman para perempuan muslim terhadap kehalalan suatu produk dan
mengetahui bahwasanya umat islam dianjurkan untuk senantiasa menggunakan
suatu produk yang telah diproses sesuai dengan syariat islam, maka mereka
telah terjamin kehalalannya. Label halal yang terdapat pada kemasan produk
kosmetik Wardah menjadi salah satu daya tarik mengapa kebanyakan para
perempuan muslim memutuskan untuk membeli, menggunakan dan lebih
mempercayai kosmetik tersebut dibandingkan dengan produk-produk kosmetik
lain. Kosmetik Wardah dianggap sebagai salah satu produk kosmetik yang telah
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam. Dengan adanya kosmetik
Wardah, maka para perempuan muslim tidak hanya sekedar melakukan pembelian
saja tetapi juga tidak melupakan kodratnya sebagai seorang muslim.
Seiring dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan penghasil produk
kosmetik memproduksi produk yang telah terjamin kehalalannya dan juga telah
melalui serangkaian proses untuk mendapatkan sertifikasi halal sehingga akhirnya
dapat mencantumkan label halal pada setiap kemasan produk yang diproduksi.
Namun demikian, di tengah-tengah persaingan yang cukup ketat produk kosmetik
Wardah mampu tetap bertahan dan bersaing dengan produk-produk kosmetik lain
yang juga menawarkan adanya labelisasi halal pada produknya. Berdasarkan hal
itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah para
perempuan muslim melakukan suatu keputusan pembelian terhadap produk
kosmetik Wardah dikarenakan label halalnya, ataukah dikarenakan faktor-faktor
keputusan pembelian diluar dari labelisasi halal.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap
keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim, maka
merupakan salah satu kota yang mayoritas penduduknya berjenis kelamin
perempuan dan juga beragama islam maka penulis akan melakukan penelitian
dengan menjadikan perempuan muslim di kota Medan sebagai studied population.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah ada
pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik
Wardah pada perempuan muslim di kota Medan?”.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap
perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, yakni untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis FISIP USU.
2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk
meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,
khususnya penelitian tentang Labelisasi Halal dan Keputusan Pembelian.
3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang pemakaian label
halal.
1.5Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Bab ini terdiri dari teori labelisasi halal, teori keputusan
pembelian, teori pengaruh labelisasi halal terhadap
keputusan pembelian, dan penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian,
operasional, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumrn
penelitian, teknik pengumpulan skor, dan teknik analisis
data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Bab ini terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, penyajian
data, analisis data, dan pembahasan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan dan saran-saran
BAB II
KERANGKA TEORI
Neuman (2003) dalam Prasetyo dan Jannah (2005:64-65) menjelaskan
bahwa teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam
melihat permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan,
asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang
diajukan, serta membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data.
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
tentang labelisasi halal, teori tentang keputusan pembelian dan teori tentang
pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian.
2.1Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label
Suatu produk di samping di beri merek, kemasan, juga harus diberi label.
Menurut Gitosudarmo (2000:199), label adalah bagian dari sebuah produk yang
berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label
merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal
tentang produk atau tentang penjualannya.
Angipora (1999:154) mengatakan bahwa label pada dasarnya dapat
merupakan bagian dari sebuah kemasan (pembungkus) atau dapat merupakan
kalau antara kemasan, merek dan label dapat terjalin satu hubungan yang erat
sekali.
Gitosudarmo (2000:199) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa
hal terkait dengan label, seperti fungsi label dan beberapa macam label. Berikut
penjelasannya :
Fungsi Label, yaitu :
a. Label mengidentifikasikan produk atau merek.
Contoh : nama Bintang menggolongkan produk
b. Label berfungsi menggolongkan produk.
Contoh : buah persik dalam kaleng diberi label golongan A, B, C.
Menjelaskan beberapa hal mengenai produk, yaitu siapa yang
membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana cara
menggunakan dengan aman.
c. Sebagai alat promosi.
Label dapat dibedakan tiga macam yaitu :
a. Brand Label (Label Merek)
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand (merek).
Contoh : pada tepi kain tertera tulisan TETERON, TETREX.
b. Grade Label (Label Mutu)
Grade label adalah label yang menunjukkantingkatan mutu (kualitas)
tertentu dari suatu produk. Contoh : pada oli kendaraan dengan brand
kata SUPER di sini adalah grade label. Jadi super menunjukkan
tingkatan mutu.
c. Descriptive Label/Imformative Label (Label Deskriptif)
Descriptive Label adalah label yang menggambarkan tentang cara
penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja,
dari suatu produk dan sebagainya.
2.1.2 Pengertian Halal
Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan , Obat, dan
Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah
produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam
(www.wikipedia.org).
Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:
a. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat
Islam.
d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan
transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah
digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih
2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal
Label adalah bagian dari sebuah produk yang berupa
keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya
(Gitosudarmo,2000:199). Sedangkanyang dimaksud dengan produk halal menurut
LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama
Indonesia), adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa labelisasi halal
adalah pencantuman keterangan/penjelasan halal pada kemasan sebuah produk
yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam.
Labelisasi halal merupakan salah satu poin penting di dalam penelitian ini.
Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau
pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang
dimaksud berstatus sebagai produk halal. Label halal sebuah produk dapat
dicantumkan pada sebuah kemasan apabila produk tersebut telah mendapatkan
sertifikat halal oleh BPPOM MUI.
Sertifikasi dan labelisasi halal bertujuan untuk memberikan kepastian
hukum dan perlindungan terhadap konsumen, serta meningkatkan daya saing
produk dalam negeri dalam rangka meningkatkan pendapatan Nasional. Tiga
sasaran utama yang ingin dicapai adalah:
a. Menguntungkan konsumen dengan memberikan perlindungan dan
kepastian hukum.
b. Menguntungkan produsen dengan peningkatan daya saing dan omset
c. Menguntungkan pemerintah dengan mendapatkan tambahan pemasukan
terhadap kas Negara.
Indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48) ada tiga, yaitu
pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal. Berikut ini
adalah arti dari masing-masing indikator di atas berdasarkan KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) dan wikipedia :
1. Pengetahuan, merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang
lantas melekat di benak seseorang.
2. Kepercayaan, merupakan suatu keadaan psikologis pada saat seseorang
menganggap suatu premis benar. Atau dapat juga berarti anggapan atau
keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata
3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan proses, cara, perbuatan
menilai; pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.
2.1.4 Proses Labelisasi Halal
Ada beberapa proses yang harus dilalui oleh para pemasar yang ingin
mendapatkan keterangan halal untuk produk yang diproduksinya. Tetapi sebelum
mendapatkan keterangan halal, sebuah produk yang diproduksi oleh sebuah
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau
sering disebut dengan LPPOM MUI.
Untuk memperoleh sertifikat halal, maka LPPOM MUI memberikan
ketentuan bagi perusahaan, seperti yang terdapat pada situs
(www.riau1.kemenag.go.id).
Ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebihdahulu harus
mempersiapkan Sistem Jaminan Halal. Penjelasan rinci tentang Sistem
Jaminan Halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem
Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI.
b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal
Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin pelaksanaan
produksi halal.
c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara
mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.
d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal.
Setelah semua ketentuan di atas telah dipenuhi, maka produsen dapat
lanjut ke proses prosedur sertifikasi halal. Adapun prosedur yang harus dijalani
adalah sebagai berikut :
a. Pertama-tama produsen yang menginginkan sertifikat halal mendaftarkan
b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi
produknya,harus mengisi Borang yang telah disediakan. Borang tersebut
berisi informasitentang data perusahaan, jenis dan nama produk serta
bahan-bahan yangdigunakan.
c. Borang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan ke
sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila
belummemadai perusahaan harus melengkapi sesuai dengan ketentuan.
d. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal audit.
TimAuditor LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi
produsen danpada saat audit, perusahaan harus dalam keadaan
memproduksi produk yangdisertifikasi.
e. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium (bila diperlukan)
dievaluasi dalamRapat Auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum
memenuhi persyaratandiberitahukan kepada perusahaan melalui audit
memorandum. Jika telahmemenuhi persyaratan, auditor akan membuat
laporan hasil audit guna diajukanpada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk
diputuskan status kehalalannya.
f. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI dalam
SidangKomisi Fatwa Mui pada waktu yang telah ditentukan.
g. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolaklaporan hasil audit jika
dianggapbelum memenuhi semua persyaratan yangtelah ditentukan, dan
h. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah
ditetapkanstatus kehalalannya olehKomisi Fatwa MUI.
i. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan
fatwa.
j. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir, produsen
harusmengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang
telahditetapkan LPPOM MUI.
Kemudian dilakukanlah tata cara pemeriksaan (Audit) mulai dari
manajemen, bahan-bahan baku, dll. Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup :
a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk (Sistem Jaminan
Halal).
b. Pemeriksaan dokumen-dokumen spesifikasiyang menjelaskan asal-usul
bahan,komposisi dan proses pembuatannya dan/atau sertifikat halal
pendukungnya,dokumen pengadaan dan penyimpanan bahan, formula
produksi serta dokumenpelaksanaan produksi halal secara keseluruhan.
c. Observasi lapangan yang mencakup proses produksi secara keseluruhan
mulaidari penerimaan bahan, produksi, pengemasan dan penggudangan
serta penyajianuntuk restoran/catering/outlet.
d. Keabsahan dokumen dan kesesuaian secara fisik untuk setiap bahan
harusterpenuhi.
Setelah semua proses dilalui dan dinyatakan kehalalannya, maka sertifikat
halal dapat dikeluarkan. Proses selanjutnya adalah pencantuman label halal di
kemasan produk yang dinyatakan halal. Pencantuman label halal inilah yang
sering kita dengar dengan sebutan labelisasi halal.
Bagi Perusahaan yang ingin mendaftarkan Sertifikasi Halal ke LPPOM
MUI , baik industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika), Rumah Potong Hewan
(RPH), restoran/katering, maupun industri jasa (distributor, warehouse,
transporter, retailer) harus memenuhi Persyaratan Sertifikasi Halal yang tertuang
dalam Buku HAS 23000 (Kebijakan, Prosedur, dan Kriteria).
2.2Keputusan Pembelian
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan salah satu bagian dalam tahap-tahap
proses pembelian konsumen. Sebelum membahas tahap-tahap tersebut dan untuk
memberikan gambaran mengenai keputusan pembelian, maka akan dikemukakan
terlebih dahulu definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.
Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan
bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia
harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat
keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan
Menurut Setiadi (2003:413), pengambilan keputusan konsumen (consumer
decision making) adalah suatu proses pengintegrasian yang menkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih
salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
(choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.
Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang dijalani
oleh konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian salah satu produk diantara
berbagai macam alternatif pilihan yang ada.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Lamb, et al. (2001:201-202) mengatakan bahwa proses pengambilan
keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya malah
kebudayaan, sosial, individu dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses
keputusan tersebut. Mereka memiliki pengaruh dari waktu konsumen menerima
rangsangan melalui perilaku pasca pembelian. Faktor budaya yang termasuk di
dalamnya adalah budaya dan nilai, sub-budaya dan kelas sosial, secara luas
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Faktor sosial menunjukkan
interaksi sosial antara konsumen dan mempengaruhi sekelompok orang, seperti
pada referensi kelompok, opini para pemimpin dan para anggota keluarga. Faktor
individu termasuk jenis kelamin, umur, keluarga, dan daur hidup keluarga (family
individu dan memerankan aturan utama pada produk dan jasa yang diinginkan
konsumen. Faktor psikologis menentukan bagaimana menerima dan berinteraksi
dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang akan diambil oleh
konsumen yang di dalamnya terdiri dari persepsi, motivasi, pembelajaran,
keyakinan, dan sikap. Gambar 2.1 akan meringkas pengaruh-pengaruh tersebut.
Gambar 2.1
Faktor yang mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Sumber : Lamb, et al. (2001:201-202)
Faktor Budaya
Budaya dan nilai Sub budaya
Tahap siklus hidup usaha dan keluarga Kepribadian, konsep diri, dan gaya hidup
Berikut ini adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengambilan keputusan konsumen menurut Sunarto (2006:83-96).
a. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting
dalam perilaku pembelian.
- Budaya
Budayamerupakan penentu perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari
keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.
- Sub-budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil
yang lebih memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi
anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk
segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program
pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
- Kelas Sosial
Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang
anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas
sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
- Kelompok acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka
sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seseorang
pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi
perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan
tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin
mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.
- Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang
luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam
kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas.
- Peran dan status
Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok keluarga,
kelompok dapat ditentukan berdasarakan peran dan status. Peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, dan lingkungan,
gaya hidup, serta kepribadian.
- Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak
ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta
diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian,
perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Sembilan
tahap siklus hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan minat
produk yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Pemasar
sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai
pasar sasaran mereka.
- Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak
perjalanan dengan pesawat udara. Pemasar berusaha mengidentifikasikan
kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan
jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk
kelompok profesi tertentu.
- Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan
diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.
- Kepribadian
Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya.
d. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian banyak kebutuhan oleh empat faktor psikologi
utama-motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.
- Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu
intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong
seseorang untuk bertindak.
Para psikolog telah mengembangkan teori-teori motivasi manusia.
Tiga teori yang paling terkenal-teori Sigmund Freud, Abraham Maslow,
dan Frederick Herzberg-mempunyai implikasi yang berbeda terhadap
analisis konsumen dan strategis pemasaran.
- Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Kata kunci dalam definisi persepsi adalah individu. Seseorang
mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat sebagai
seorang yang agresif dan tidak jujur; yang lain mungkin menganggap
orang yang sama sebagai seseorang yang pintar dan suka membantu.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena
tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan
selektif.
- Pembelajaran
Saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya.
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman.
Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli
perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan
penguatan.
- Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang suatu hal. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan
emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek
atau gagasan.
2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen
Kotler dan Keller (2009:184-186) dalam bukunya mengatakan bahwa
proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana
konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Periset pemasaran
telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian (lihat gambar
2.2), konsumen melalui lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelas,
proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai
konsekuensi dalam waktu lama setelahnya.
Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu
seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Model
menangkap kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen
menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan tinggi.
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan
rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang naik ke tingkat
maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan
eksternal.
b. Pencarian Informasi
Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas.
Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua
konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu
merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan
pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada
tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang
sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian
informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan
online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat
kelompok:
- Komersial: Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan
tampilan.
- Publik: Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
- Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan
kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima
informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial. Meskipun demikian,
informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber
publik yang merupakan otoritas independen.
Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan
fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau
evaluasi.
c. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh
seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan
sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar
penilaian secara sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses
evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,
masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan
untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
d. Keputusan Pembelian
Lamb, et al. (2001:193) mengatakan bahwa sejalan dengan evaluasi atas
sejumlah alternatif-alternatif tadi, maka konsumen dapat memutuskan apakah
produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Jika konsumen
memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses
adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah dibeli.
e. Perilaku Pascapembelian
Kotler dan Keller (2009:190) mengatakan bahwa setelah pembelian,
konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur
mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek
lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi
pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat
pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.
Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus
mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan
c. Pengambil keputusan: Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap
komponen keputusan pembelian-apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.
d. Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
e. Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa.
Amir (2005:67) dalam bukunya mendiskusikan peran-peran yang
dimainkan individu dalam proses pembelian yaitu seperti inisiator, pemberi
pengaruh, pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna.
Peran inisiator terjadi ketika orang mencetuskan keinginan untuk membeli
sebuah barang. Sementara itu, pemberi pengaruh mendorong seseorang untuk
segera membeli atau tidak membeli sebuah barang. Anggota keluarga, seperti
kakak, orang tua, dapat menjadi pemberi pengaruh yang kuat untuk kebutuhan
seorang mahasiswa. Pengambil keputusan biasanya banyak diambil oleh orang
yang sedang “punya kuasa”. Misalnya, seorang anak (sebagai inisiator) bisa
merayu ibunya (untuk bertindak sebagai influencer) agar sang ayah memutuskan
membelikannya sebuah alat musikyang ia idam-idamkan.
2.3Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian
Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya
menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang
dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut produk halal yang beredar di
Indonesia.
Di Indonesia pemerintah membuat suatu kebijakan untuk melindungi para
konsumennya yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI (Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia atau yang disingkat LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas untuk
meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik
pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik
dari sisi kesehatan dan dari sisi agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk
dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu
memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada
masyarakat (www.wikipedia.org).
Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan
atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk
yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Produk tersebut harus sesuai
syariat Islam.
Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik
Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah produk
yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam (www.wikipedia.org).
Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat
Islam.
d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan
transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah
digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih
dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.
Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan
bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia
harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat
keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan
tersebut.
Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka
secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan
produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk
diperoleh nilai sebesar 0,240, ini artinya bahwa variasi perubahanvariabel
keputusan konsumen (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel
bebaslabelisasi halal (X) sebesar 24%. Sedangkan sisanya 76%
dipengaruhi oleh faktorlain diluar penelitian ini.
2. Ramadhan Rangkuti (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas
Sumatera Utara dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal
terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack
merek Chitato) Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhamadiyah Sumatera Utara”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan
0,000 akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil karena menghasilkan
nilai R square 0,221 atau 22,1 %.
3. Mahwiyah (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)”.Dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar
54.7 %, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sedang antara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya untuk
mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan
dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel
lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya
(Juliandi, 2013:14).
3.2Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah di kota Medan.
Dipilihnya lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :
1. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Kota Medan dinyatakan
bahwa kota Medan merupakan kota yang mayoritas penduduknya adalah
berjenis kelamin perempuan. Mayoritas perempuan di kota Medan juga
menganut agama islam sehingga memiliki keterkaitan dengan judul pada
penelitian ini.
2. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan agar hasil dari penelitian ini
nantinya diharapkan akan bersifat general atau umum sehingga akan
3.3Populasi dan Sampel
Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh
elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perempuan muslim di kota Medan yang pernah membeli dan
menggunakan produk kosmetik Wardah. Besarnya peluang anggota populasi
untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui, maka teknik penarikan sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan
menggunakan metodeaccidental sampling.
Pengambilan sampel dengan metode accidental sampling adalah dengan
cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat
pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel
penelitian (Juliandi, 2013:60).
Dalam penelitian ini, jumlah populasi sangat besar dan tidak diketahui
jumlahnya secara pasti. Maka, penentuan jumlah sampel menggunakan cara
interval taksiran berdasarkan rumus (Suharso, 2009:63-64) :
dimana :
n = Jumlah sampel
p = Proporsi sampel yang memiliki ciri spesifik (x/n)
q = Selisih proporsi (1-p)
e = Kesalahan estimasi
Sugiyono (2006:67) mengatakan bahwa misalnya :
- Tingkat kepercayaan 68 %, maka z = 1
- Tingkat kepercayaan 95 %, maka z = 1,96
- Tingkat kepercayaan 99 %, maka z = 2,58
Dalam penelitian ini tingkat keyakinan ditentukan 95 %, maka nilai Zα/2=
1,96, tingkat kesalahan penarikan sampel sebesar 10 %, dan nilai p dan q tidak
diketahui, maka dianggap memiliki proporsi yang sama sehingga p.q = (0,5).(0,5)
= 0,25 sehingga diperoleh besaran sampel :
n = (0,5).(0,5) (1,96/0,1)²
n = (0,25) (19,6)²
n = (0,25) (384,16)
n = 96,04 dibulatkan menjadi 100 orang.
Maka, sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.
3.4Hipotesis
Juliandi (2013:122) menyatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan,
kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis
relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang
dipertanyakan pada rumusan masalah. Hipotesis disebut dengan sementara oleh
karena jawaban sebenarnya belum mungkin dikemukakan pada bagian ini, sebab
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
: Tidak ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian
produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.
: Ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk
kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.
3.5 Definisi Konsep
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol
atau kata (Prasetyo dan Jannah, 2005:67). Pembatasan konsep dalam penelitian
tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian,
tetapi batasan konsep amat diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian
maupun indikator variabel (Bungin, 2005:102).
Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk
menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka
peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain :
1. Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan
atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa
produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.
2. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan
bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau
3.6Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang di dasarkan atas sifat-sifat objek
yang didefinisikan dan dapat diamati (Muhamad, 2008:115).
Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (independent variable), atau disebut juga variabel
prediktor, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif (Suharso,
2009:37). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah labelisasi halal. Menurut
Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan
halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud
berstatus sebagai produk halal. Labelisasi halal memiliki beberapa indikator,
yaitu:
- Pengetahuan
- Kepercayaan
- Penilaian terhadap labelisasi halal.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (dependent variable), atau disebut variabel kriteria,
menjadi perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan
sekaligus menjadi sasaran dalam penelitian (Suharso, 2009:37). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian. Schiffman dan Kanuk (1994)
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan
Pembelian memiliki beberapa indikator, yaitu :
- Pengenalan Masalah
- Pencarian Informasi
- Evaluasi Alternatif
- Keputusan pembelian
- Perilaku Pascapembelian
Kedua variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan
skor 1-5, kemungkinan jawaban tidak sekedar “setuju” dan “tidak setuju”,
melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya, yaitu sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Suharso
(2009:44). Dimana semakin tinggi angka skor menunjukkan semakin yakin
konsumen tentang kehalalan produk.
Definisi operasional dapat juga dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
1 Labelisasi Halal (X)
Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.
1. Pengetahuan 2. Kepercayaan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif
4. Keputusan pembelian 5. Perilaku Pasca
Pembelian Sumber :
Rangkuti (2010:8) dan Sumarwan (2004:289)
3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Data Primer
Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Azwar, 2010:91). Teknik ini dilakukan melalui :
a. Metode angket (Questionnaire), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden terpilih, dan
merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti
mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur
variabel penelitian(Suharso, 2009:89). Angket diberikan kepada
perempuan muslim di kota Medan yang menjadi responden dalam
penelitian ini.
b. Metode wawancara (Interview), adalah percakapan yang dilakukan
pewawancara (interviewer) dengan pihak perusahaan guna menggali