• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah pada Perempuan Muslim di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah pada Perempuan Muslim di Kota Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA

PEREMPUAN MUSLIM DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

MUTIARA RINDA SADLY HARAHAP 090907111

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota

Medan

Medan, Juli 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Anggia Sari Lubis, SE, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP. 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim Di Kota Medan

yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Ketua : ( )

Anggota I : ( )

Anggota II : ( )

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik serta tak lupa shalawat dan salam juga

senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas

rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik

Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera

Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Drs. Sanusi Harahap dan Ibunda

Derliaty, yang senantiasa memberikan do’a tulus yang tiada henti, curahan kasih sayang, serta dukungan yang menjadi kekuatan terbesar bagi penulis

selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian berdua papa dan

(5)

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

5. Ibu Anggia Sari Lubis, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan, dan

saran yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

7. Ibu Suci Hendrina, selaku Business Development pada PT. Paragon Technology and Innovation Medan yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan wawancara terkait dengan perusahaan.

8. Kakak yang tersayang, Annisa Sefrina Sadly Harahap, SE yang telah banyak memberikan motivasi yang berbeda, arahan yang tak sama, dan

membuat penulis menjadi lebih kuat selama ini.

(6)

10.Sahabat-sahabatku, Lina, Wina, Nadra, dan Umi yang selalu ada dan menemani di kala senang dan sedih, memberikan semangat, dukungan,

bantuan, motivasi, yang mampu menghapus luka dan duka menjadi suka dan

bahagia.

11.Seseorang yang terdekat selama ini, semoga kita bisa meraih sukses

dikemudian hari dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

12. Teman-temanku satu perjuangan di Administrasi Bisnis 2009 khususnya

Juanda, Novi, Marlina, Ica, Feri, dan Soni yang menjadikan masa-masa di perkuliahan ini penuh warna.

13.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,

namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka

dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang

lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Labelisasi Halal ... 8

2.1.1 Pengertian Label ... 8

2.1.2 Pengertian Halal ... 10

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal ... 11

2.1.4 Proses Labelisasi Halal ... 12

2.2 Keputusan Pembelian ... 16

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 16

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian ... 17

2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 24

2.2.4 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 28

(8)

2.3 Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian ... 30

2.4 Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 35

3.2 Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Hipotesis ... 37

3.5 Definisi Konsep ... 38

3.6 Definisi Operasioanal ... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.7.1 Data Primer ... 41

3.7.2 Data Sekunder ... 42

3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 42

3.8.1 Uji Validitas ... 43

3.8.1.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44

3.8.1.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.8.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47

3.8.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian .. 47

3.9 Teknik Pengumpulan Skor ... 48

3.10 Teknik Analisis Data ... 49

3.10.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 50

3.10.1.1 Uji Normalitas ... 50

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 50

3.10.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 50

3.10.2.2 Uji t ... 51

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 53

4.1.2 Visi dan Misi ... 55

4.1.2.1 Visi ... 55

4.1.2.2 Misi ... 55

4.1.3 Struktur Perusahaan ... 56

4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 58

4.2 Penyajian Data ... 60

4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 61

4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 65

4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Labelisasi Halal (X) ... 66

4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 70

4.3 Analisis Data ... 77

4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 77

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 77

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 81

4.3.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 81

4.3.2.2 Uji t ... 83

4.3.2.3 Koefisien Determinasi R² ... 85

4.4 Pembahasan ... 86

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen ... 18

Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 28

Gambar 2.3 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 29

Gambar 2.4 Kerangka Teori ... 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Paragon Technology and Innovation ... 56

Gambar 4.2 Histogram ... 78

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 40

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 47

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan ... 62

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 64

Tabel 4.4 Diproses sesuai syariat Islam ... 66

Tabel 4.5 Mengandung bahan-bahan yang teruji kehalalannya ... 66

Tabel 4.6 Percaya pada produk kosmetik Wardah ... 67

Tabel 4.7 Merasa aman menggunakan produk kosmetik Wardah ... 68

Tabel 4.8 Memberikan jaminan terbebas dari bahan-bahan yang haram ... 68

Tabel 4.9 Labelisasi halal produk kosmetik Wardah menjamin kehalalan produk ... 69

Tabel 4.10 Memiliki kebutuhan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 70

Tabel 4.11 Memiliki keinginan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 71

Tabel 4.12 Memperoleh informasi tentang label halal produk kosmetik Wardah dari teman, keluarga, iklan, dan media massa ... 71

Tabel 4.13 Mencari tahu kehalalan produk kosmetik Wardah dari label kemasan ... 72

Tabel 4.14 Memenuhi kebutuhan dengan produk kosmetik Wardah ... 73

Tabel 4.15 Mencari manfaat dari produk kosmetik Wardah ... 73

Tabel 4.16 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena berlabel halal .. 74

Tabel 4.17 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena telah memenuhi syariat Islam ... 75

Tabel 4.18 Merasa puas menggunakan produk kosmetik Wardah ... 75

Tabel 4.19 Membeli kembali produk kosmetik Wardah karena berlabel halal ... 76

(12)
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana, Uji t, dan Koefisien

Determinasi R²

Lampiran 5 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 6 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 7 Surat Penugasan Membimbing Skripsi Lampiran 8 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 12 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

(14)

ABSTRAK

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN

MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan

software SPSS versi 17.0.

(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN

Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Department : Business Administration

Faculty : Social and Political Science

Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.

This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.

Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.

(16)

ABSTRAK

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN

MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan

software SPSS versi 17.0.

(17)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN

Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Department : Business Administration

Faculty : Social and Political Science

Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.

This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.

Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial sehingga beberapa

perusahaan memproduksi produk yang dikhususkan untuk dipakai dan digunakan

oleh kaum perempuan. Pada dasarnya perempuan dalam kehidupannya memiliki

banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan itu bisa dilihat dari kebutuhan

akan makanan, minuman, pakaian, hiburan, tempat tinggal, rasa aman, kesehatan,

dan lain sebagainya. Perempuan juga memiliki kebutuhan untuk selalu tampil

cantik dan kosmetik adalah jawaban untuk para perempuan yang ingin tampil

cantik tersebut.

Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya

menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang

kehalalan produk pangan, minuman, obat, kosmetika, produk rekayasa genetik,

dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut dengan produk halal yang

beredar di Indonesia. Komunitas perempuan muslim di Indonesia telah

membentuk segmen-segmen tersendiri. Dikatakan demikian karena produk yang

digunakan harus sesuai dengan syariat islam. Hal ini juga karena umat muslim

tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu, misalnya

produk yang didalamnya terdapat kandungan substansi-substansi seperti alkohol

(19)

Sekarang ini banyak kosmetik yang beredar di pasaran, baik produk

buatan dalam negeri maupun produk buatan luar negeri. Tetapi seiring dengan

banyaknya kosmetik yang beredar, pemahaman yang baik akan kehalalan produk

yang akan di konsumsi mutlak diperhatikan sebelum membuat keputusan

pembelian, jangan sampai salah dalam menentukan pilihan. Kehalalan kosmetik

sangat penting tetapi terkadang sering sekali terlupakan. Kehalalan dan

keharaman sebuah produk seringkali tidak jelas karenabercampur aduk dengan

bahan yang diragukan kehalalannya. Hal ini menyebabkanbeberapa macam

produk menjadi meragukan dan tidakjelas status kehalalannya. Untuk itu

perempuan muslim sebaiknya mencari informasi terhadap produk yang akan

dibeli. Informasi yang mendalam terkait dengan suatu produk dapat dilihat pada

label yang tercantum di kemasan produk. Label halal yang terdapat pada kemasan

merupakan label yang dapat memberikan keterangan kepada para konsumen

bahwa produk tersebut telah dinyatakan kehalalannya.

Para konsumen di Indonesia dilindungi oleh suatu kebijakan yang telah

dibuat pemerintah, yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI

(Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama

Indonesia). Lembaga tersebut adalah lembaga yang bertugas untuk meneliti,

mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan

turunannya, obat-obatan dan kosmetika sudah aman untuk dikonsumsi baik dilihat

dari sisi kesehatan maupun dari sisi agama Islam yakni telah dinyatakan halal atau

boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah

(20)

bimbingan kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, MUI juga melindungi

hak-hak konsumen muslim di Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas

dalam memperoleh produk yang halal. Oleh karena itu, adanya ketentuan

undang-undang yang mengatur tentang produk halal merupakan suatu hal yang sangat

diperlukan untuk menjamin kepastian penegakan hukum bagi para pelanggarnya.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka setiap produsen sebaiknya

mendaftarkan produknya ke LPPOM MUI, dan jika produk yang telah di

daftarkan dinyatakan halal maka akan di berikan sertifikasi halal. Dengan adanya

sertifikasi halal tersebut, maka produsen dapat mencantumkan label halal pada

kemasan produk sehingga umat Islam khususnya perempuan menjadi lebih tenang

dan akan merasa aman dalam menggunakan kosmetik yang beredar di pasaran.

Salah satu produk kosmetik yang mencantumkan label halal pada

produknya adalah produk kosmetik Wardah dengan nomor sertifikat

00150010680899 (www.produk.halal.or.id). Wardah diformulasikan halal dan

berkualitas. Wardah juga mendapatkan International Halal Award dari World

Halal Council sebagai pelopor kosmetik Halal di Dunia. Dan ini didedikasikan

bagi seluruh pemakai Wardah (www.kosmetikwardah.com).

Sekarang ini produk kosmetik Wardah telah dikenal oleh masyarakat

Indonesia khususnya para perempuan muslim. Dengan semakin baiknya

pemahaman para perempuan muslim terhadap kehalalan suatu produk dan

mengetahui bahwasanya umat islam dianjurkan untuk senantiasa menggunakan

suatu produk yang telah diproses sesuai dengan syariat islam, maka mereka

(21)

telah terjamin kehalalannya. Label halal yang terdapat pada kemasan produk

kosmetik Wardah menjadi salah satu daya tarik mengapa kebanyakan para

perempuan muslim memutuskan untuk membeli, menggunakan dan lebih

mempercayai kosmetik tersebut dibandingkan dengan produk-produk kosmetik

lain. Kosmetik Wardah dianggap sebagai salah satu produk kosmetik yang telah

memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam. Dengan adanya kosmetik

Wardah, maka para perempuan muslim tidak hanya sekedar melakukan pembelian

saja tetapi juga tidak melupakan kodratnya sebagai seorang muslim.

Seiring dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan penghasil produk

kosmetik memproduksi produk yang telah terjamin kehalalannya dan juga telah

melalui serangkaian proses untuk mendapatkan sertifikasi halal sehingga akhirnya

dapat mencantumkan label halal pada setiap kemasan produk yang diproduksi.

Namun demikian, di tengah-tengah persaingan yang cukup ketat produk kosmetik

Wardah mampu tetap bertahan dan bersaing dengan produk-produk kosmetik lain

yang juga menawarkan adanya labelisasi halal pada produknya. Berdasarkan hal

itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah para

perempuan muslim melakukan suatu keputusan pembelian terhadap produk

kosmetik Wardah dikarenakan label halalnya, ataukah dikarenakan faktor-faktor

keputusan pembelian diluar dari labelisasi halal.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap

keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim, maka

(22)

merupakan salah satu kota yang mayoritas penduduknya berjenis kelamin

perempuan dan juga beragama islam maka penulis akan melakukan penelitian

dengan menjadikan perempuan muslim di kota Medan sebagai studied population.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah ada

pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik

Wardah pada perempuan muslim di kota Medan?”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap

perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, yakni untuk mengetahui

apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk

(23)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis FISIP USU.

2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk

meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,

khususnya penelitian tentang Labelisasi Halal dan Keputusan Pembelian.

3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang pemakaian label

halal.

1.5Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini terdiri dari teori labelisasi halal, teori keputusan

pembelian, teori pengaruh labelisasi halal terhadap

keputusan pembelian, dan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian,

(24)

operasional, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumrn

penelitian, teknik pengumpulan skor, dan teknik analisis

data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, penyajian

data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan dan saran-saran

(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

Neuman (2003) dalam Prasetyo dan Jannah (2005:64-65) menjelaskan

bahwa teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam

melihat permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan,

asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang

diajukan, serta membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data.

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

tentang labelisasi halal, teori tentang keputusan pembelian dan teori tentang

pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian.

2.1Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label

Suatu produk di samping di beri merek, kemasan, juga harus diberi label.

Menurut Gitosudarmo (2000:199), label adalah bagian dari sebuah produk yang

berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label

merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal

tentang produk atau tentang penjualannya.

Angipora (1999:154) mengatakan bahwa label pada dasarnya dapat

merupakan bagian dari sebuah kemasan (pembungkus) atau dapat merupakan

(26)

kalau antara kemasan, merek dan label dapat terjalin satu hubungan yang erat

sekali.

Gitosudarmo (2000:199) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa

hal terkait dengan label, seperti fungsi label dan beberapa macam label. Berikut

penjelasannya :

Fungsi Label, yaitu :

a. Label mengidentifikasikan produk atau merek.

Contoh : nama Bintang menggolongkan produk

b. Label berfungsi menggolongkan produk.

Contoh : buah persik dalam kaleng diberi label golongan A, B, C.

Menjelaskan beberapa hal mengenai produk, yaitu siapa yang

membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana cara

menggunakan dengan aman.

c. Sebagai alat promosi.

Label dapat dibedakan tiga macam yaitu :

a. Brand Label (Label Merek)

Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand (merek).

Contoh : pada tepi kain tertera tulisan TETERON, TETREX.

b. Grade Label (Label Mutu)

Grade label adalah label yang menunjukkantingkatan mutu (kualitas)

tertentu dari suatu produk. Contoh : pada oli kendaraan dengan brand

(27)

kata SUPER di sini adalah grade label. Jadi super menunjukkan

tingkatan mutu.

c. Descriptive Label/Imformative Label (Label Deskriptif)

Descriptive Label adalah label yang menggambarkan tentang cara

penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja,

dari suatu produk dan sebagainya.

2.1.2 Pengertian Halal

Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan , Obat, dan

Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah

produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam

(www.wikipedia.org).

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:

a. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang

berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat

Islam.

d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan

transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah

digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih

(28)

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal

Label adalah bagian dari sebuah produk yang berupa

keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya

(Gitosudarmo,2000:199). Sedangkanyang dimaksud dengan produk halal menurut

LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama

Indonesia), adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa labelisasi halal

adalah pencantuman keterangan/penjelasan halal pada kemasan sebuah produk

yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam.

Labelisasi halal merupakan salah satu poin penting di dalam penelitian ini.

Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau

pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang

dimaksud berstatus sebagai produk halal. Label halal sebuah produk dapat

dicantumkan pada sebuah kemasan apabila produk tersebut telah mendapatkan

sertifikat halal oleh BPPOM MUI.

Sertifikasi dan labelisasi halal bertujuan untuk memberikan kepastian

hukum dan perlindungan terhadap konsumen, serta meningkatkan daya saing

produk dalam negeri dalam rangka meningkatkan pendapatan Nasional. Tiga

sasaran utama yang ingin dicapai adalah:

a. Menguntungkan konsumen dengan memberikan perlindungan dan

kepastian hukum.

b. Menguntungkan produsen dengan peningkatan daya saing dan omset

(29)

c. Menguntungkan pemerintah dengan mendapatkan tambahan pemasukan

terhadap kas Negara.

Indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48) ada tiga, yaitu

pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal. Berikut ini

adalah arti dari masing-masing indikator di atas berdasarkan KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia) dan wikipedia :

1. Pengetahuan, merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang

lantas melekat di benak seseorang.

2. Kepercayaan, merupakan suatu keadaan psikologis pada saat seseorang

menganggap suatu premis benar. Atau dapat juga berarti anggapan atau

keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata

3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan proses, cara, perbuatan

menilai; pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.

2.1.4 Proses Labelisasi Halal

Ada beberapa proses yang harus dilalui oleh para pemasar yang ingin

mendapatkan keterangan halal untuk produk yang diproduksinya. Tetapi sebelum

mendapatkan keterangan halal, sebuah produk yang diproduksi oleh sebuah

(30)

Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau

sering disebut dengan LPPOM MUI.

Untuk memperoleh sertifikat halal, maka LPPOM MUI memberikan

ketentuan bagi perusahaan, seperti yang terdapat pada situs

(www.riau1.kemenag.go.id).

Ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebihdahulu harus

mempersiapkan Sistem Jaminan Halal. Penjelasan rinci tentang Sistem

Jaminan Halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem

Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI.

b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal

Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin pelaksanaan

produksi halal.

c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara

mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.

d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem

Jaminan Halal.

Setelah semua ketentuan di atas telah dipenuhi, maka produsen dapat

lanjut ke proses prosedur sertifikasi halal. Adapun prosedur yang harus dijalani

adalah sebagai berikut :

a. Pertama-tama produsen yang menginginkan sertifikat halal mendaftarkan

(31)

b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi

produknya,harus mengisi Borang yang telah disediakan. Borang tersebut

berisi informasitentang data perusahaan, jenis dan nama produk serta

bahan-bahan yangdigunakan.

c. Borang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan ke

sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila

belummemadai perusahaan harus melengkapi sesuai dengan ketentuan.

d. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal audit.

TimAuditor LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi

produsen danpada saat audit, perusahaan harus dalam keadaan

memproduksi produk yangdisertifikasi.

e. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium (bila diperlukan)

dievaluasi dalamRapat Auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum

memenuhi persyaratandiberitahukan kepada perusahaan melalui audit

memorandum. Jika telahmemenuhi persyaratan, auditor akan membuat

laporan hasil audit guna diajukanpada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk

diputuskan status kehalalannya.

f. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI dalam

SidangKomisi Fatwa Mui pada waktu yang telah ditentukan.

g. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolaklaporan hasil audit jika

dianggapbelum memenuhi semua persyaratan yangtelah ditentukan, dan

(32)

h. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah

ditetapkanstatus kehalalannya olehKomisi Fatwa MUI.

i. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan

fatwa.

j. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir, produsen

harusmengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang

telahditetapkan LPPOM MUI.

Kemudian dilakukanlah tata cara pemeriksaan (Audit) mulai dari

manajemen, bahan-bahan baku, dll. Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup :

a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk (Sistem Jaminan

Halal).

b. Pemeriksaan dokumen-dokumen spesifikasiyang menjelaskan asal-usul

bahan,komposisi dan proses pembuatannya dan/atau sertifikat halal

pendukungnya,dokumen pengadaan dan penyimpanan bahan, formula

produksi serta dokumenpelaksanaan produksi halal secara keseluruhan.

c. Observasi lapangan yang mencakup proses produksi secara keseluruhan

mulaidari penerimaan bahan, produksi, pengemasan dan penggudangan

serta penyajianuntuk restoran/catering/outlet.

d. Keabsahan dokumen dan kesesuaian secara fisik untuk setiap bahan

harusterpenuhi.

(33)

Setelah semua proses dilalui dan dinyatakan kehalalannya, maka sertifikat

halal dapat dikeluarkan. Proses selanjutnya adalah pencantuman label halal di

kemasan produk yang dinyatakan halal. Pencantuman label halal inilah yang

sering kita dengar dengan sebutan labelisasi halal.

Bagi Perusahaan yang ingin mendaftarkan Sertifikasi Halal ke LPPOM

MUI , baik industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika), Rumah Potong Hewan

(RPH), restoran/katering, maupun industri jasa (distributor, warehouse,

transporter, retailer) harus memenuhi Persyaratan Sertifikasi Halal yang tertuang

dalam Buku HAS 23000 (Kebijakan, Prosedur, dan Kriteria).

2.2Keputusan Pembelian

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bagian dalam tahap-tahap

proses pembelian konsumen. Sebelum membahas tahap-tahap tersebut dan untuk

memberikan gambaran mengenai keputusan pembelian, maka akan dikemukakan

terlebih dahulu definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan

bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia

harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat

keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk

membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan

(34)

Menurut Setiadi (2003:413), pengambilan keputusan konsumen (consumer

decision making) adalah suatu proses pengintegrasian yang menkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih

salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

(choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang dijalani

oleh konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian salah satu produk diantara

berbagai macam alternatif pilihan yang ada.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Lamb, et al. (2001:201-202) mengatakan bahwa proses pengambilan

keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya malah

kebudayaan, sosial, individu dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses

keputusan tersebut. Mereka memiliki pengaruh dari waktu konsumen menerima

rangsangan melalui perilaku pasca pembelian. Faktor budaya yang termasuk di

dalamnya adalah budaya dan nilai, sub-budaya dan kelas sosial, secara luas

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Faktor sosial menunjukkan

interaksi sosial antara konsumen dan mempengaruhi sekelompok orang, seperti

pada referensi kelompok, opini para pemimpin dan para anggota keluarga. Faktor

individu termasuk jenis kelamin, umur, keluarga, dan daur hidup keluarga (family

(35)

individu dan memerankan aturan utama pada produk dan jasa yang diinginkan

konsumen. Faktor psikologis menentukan bagaimana menerima dan berinteraksi

dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang akan diambil oleh

konsumen yang di dalamnya terdiri dari persepsi, motivasi, pembelajaran,

keyakinan, dan sikap. Gambar 2.1 akan meringkas pengaruh-pengaruh tersebut.

Gambar 2.1

Faktor yang mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Lamb, et al. (2001:201-202)

Faktor Budaya

Budaya dan nilai Sub budaya

Tahap siklus hidup usaha dan keluarga Kepribadian, konsep diri, dan gaya hidup

(36)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

proses pengambilan keputusan konsumen menurut Sunarto (2006:83-96).

a. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting

dalam perilaku pembelian.

- Budaya

Budayamerupakan penentu perilaku yang paling mendasar.

Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari

keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.

- Sub-budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil

yang lebih memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk

segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

- Kelas Sosial

Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang

anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas

sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan

(37)

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

- Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka

sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seseorang

pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi

perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan

tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin

mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.

- Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang

luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas.

- Peran dan status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok keluarga,

(38)

kelompok dapat ditentukan berdasarakan peran dan status. Peran meliputi

kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing

peran menghasilkan status.

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, dan lingkungan,

gaya hidup, serta kepribadian.

- Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak

ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian,

perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Sembilan

tahap siklus hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan minat

produk yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Pemasar

sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai

pasar sasaran mereka.

- Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.

Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak

(39)

perjalanan dengan pesawat udara. Pemasar berusaha mengidentifikasikan

kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan

jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk

kelompok profesi tertentu.

- Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya

hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam

aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan

diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

- Kepribadian

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik

psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungannya.

d. Faktor Psikologi

Pilihan pembelian banyak kebutuhan oleh empat faktor psikologi

utama-motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.

- Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu

(40)

intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong

seseorang untuk bertindak.

Para psikolog telah mengembangkan teori-teori motivasi manusia.

Tiga teori yang paling terkenal-teori Sigmund Freud, Abraham Maslow,

dan Frederick Herzberg-mempunyai implikasi yang berbeda terhadap

analisis konsumen dan strategis pemasaran.

- Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk

memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Kata kunci dalam definisi persepsi adalah individu. Seseorang

mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat sebagai

seorang yang agresif dan tidak jujur; yang lain mungkin menganggap

orang yang sama sebagai seseorang yang pintar dan suka membantu.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena

tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan

selektif.

- Pembelajaran

Saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya.

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman.

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli

(41)

perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan

penguatan.

- Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan

sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut

seseorang tentang suatu hal. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek

atau gagasan.

2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen

Kotler dan Keller (2009:184-186) dalam bukunya mengatakan bahwa

proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana

konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Periset pemasaran

telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian (lihat gambar

2.2), konsumen melalui lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelas,

proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai

konsekuensi dalam waktu lama setelahnya.

Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu

seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Model

(42)

menangkap kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen

menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan tinggi.

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang naik ke tingkat

maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan

eksternal.

b. Pencarian Informasi

Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas.

Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua

konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu

merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan

pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada

tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang

sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian

informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan

online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat

kelompok:

(43)

- Komersial: Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan

tampilan.

- Publik: Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

- Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.

Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan

kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima

informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial. Meskipun demikian,

informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber

publik yang merupakan otoritas independen.

Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam

mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan

fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau

evaluasi.

c. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh

seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan

sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar

penilaian secara sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses

evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,

(44)

masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan

untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

d. Keputusan Pembelian

Lamb, et al. (2001:193) mengatakan bahwa sejalan dengan evaluasi atas

sejumlah alternatif-alternatif tadi, maka konsumen dapat memutuskan apakah

produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Jika konsumen

memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses

adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah dibeli.

e. Perilaku Pascapembelian

Kotler dan Keller (2009:190) mengatakan bahwa setelah pembelian,

konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur

mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek

lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi

pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat

pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.

Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus

mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan

(45)
(46)
(47)

c. Pengambil keputusan: Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap

komponen keputusan pembelian-apakah membeli, tidak membeli,

bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

d. Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

e. Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa.

Amir (2005:67) dalam bukunya mendiskusikan peran-peran yang

dimainkan individu dalam proses pembelian yaitu seperti inisiator, pemberi

pengaruh, pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna.

Peran inisiator terjadi ketika orang mencetuskan keinginan untuk membeli

sebuah barang. Sementara itu, pemberi pengaruh mendorong seseorang untuk

segera membeli atau tidak membeli sebuah barang. Anggota keluarga, seperti

kakak, orang tua, dapat menjadi pemberi pengaruh yang kuat untuk kebutuhan

seorang mahasiswa. Pengambil keputusan biasanya banyak diambil oleh orang

yang sedang “punya kuasa”. Misalnya, seorang anak (sebagai inisiator) bisa

merayu ibunya (untuk bertindak sebagai influencer) agar sang ayah memutuskan

membelikannya sebuah alat musikyang ia idam-idamkan.

2.3Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian

Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya

menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang

(48)

dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut produk halal yang beredar di

Indonesia.

Di Indonesia pemerintah membuat suatu kebijakan untuk melindungi para

konsumennya yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI (Lembaga

Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama

Indonesia atau yang disingkat LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas untuk

meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik

pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik

dari sisi kesehatan dan dari sisi agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk

dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu

memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada

masyarakat (www.wikipedia.org).

Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan

atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk

yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Produk tersebut harus sesuai

syariat Islam.

Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik

Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah produk

yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam (www.wikipedia.org).

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:

(49)

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang

berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat

Islam.

d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan

transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah

digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih

dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan

bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia

harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat

keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk

membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan

tersebut.

Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka

secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan

produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk

(50)
(51)

diperoleh nilai sebesar 0,240, ini artinya bahwa variasi perubahanvariabel

keputusan konsumen (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel

bebaslabelisasi halal (X) sebesar 24%. Sedangkan sisanya 76%

dipengaruhi oleh faktorlain diluar penelitian ini.

2. Ramadhan Rangkuti (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas

Sumatera Utara dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal

terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack

merek Chitato) Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Muhamadiyah Sumatera Utara”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan

0,000 akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil karena menghasilkan

nilai R square 0,221 atau 22,1 %.

3. Mahwiyah (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)”.Dari hasil penelitian ini

diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar

54.7 %, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sedang antara

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya untuk

mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan

dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel

lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya

(Juliandi, 2013:14).

3.2Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah di kota Medan.

Dipilihnya lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :

1. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Kota Medan dinyatakan

bahwa kota Medan merupakan kota yang mayoritas penduduknya adalah

berjenis kelamin perempuan. Mayoritas perempuan di kota Medan juga

menganut agama islam sehingga memiliki keterkaitan dengan judul pada

penelitian ini.

2. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan agar hasil dari penelitian ini

nantinya diharapkan akan bersifat general atau umum sehingga akan

(53)

3.3Populasi dan Sampel

Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh

elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perempuan muslim di kota Medan yang pernah membeli dan

menggunakan produk kosmetik Wardah. Besarnya peluang anggota populasi

untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui, maka teknik penarikan sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan

menggunakan metodeaccidental sampling.

Pengambilan sampel dengan metode accidental sampling adalah dengan

cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat

pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel

penelitian (Juliandi, 2013:60).

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sangat besar dan tidak diketahui

jumlahnya secara pasti. Maka, penentuan jumlah sampel menggunakan cara

interval taksiran berdasarkan rumus (Suharso, 2009:63-64) :

dimana :

n = Jumlah sampel

p = Proporsi sampel yang memiliki ciri spesifik (x/n)

q = Selisih proporsi (1-p)

e = Kesalahan estimasi

(54)

Sugiyono (2006:67) mengatakan bahwa misalnya :

- Tingkat kepercayaan 68 %, maka z = 1

- Tingkat kepercayaan 95 %, maka z = 1,96

- Tingkat kepercayaan 99 %, maka z = 2,58

Dalam penelitian ini tingkat keyakinan ditentukan 95 %, maka nilai Zα/2=

1,96, tingkat kesalahan penarikan sampel sebesar 10 %, dan nilai p dan q tidak

diketahui, maka dianggap memiliki proporsi yang sama sehingga p.q = (0,5).(0,5)

= 0,25 sehingga diperoleh besaran sampel :

n = (0,5).(0,5) (1,96/0,1)²

n = (0,25) (19,6)²

n = (0,25) (384,16)

n = 96,04 dibulatkan menjadi 100 orang.

Maka, sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.4Hipotesis

Juliandi (2013:122) menyatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan,

kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis

relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang

dipertanyakan pada rumusan masalah. Hipotesis disebut dengan sementara oleh

karena jawaban sebenarnya belum mungkin dikemukakan pada bagian ini, sebab

(55)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

: Tidak ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian

produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.

: Ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk

kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.

3.5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol

atau kata (Prasetyo dan Jannah, 2005:67). Pembatasan konsep dalam penelitian

tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian,

tetapi batasan konsep amat diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian

maupun indikator variabel (Bungin, 2005:102).

Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk

menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka

peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain :

1. Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan

atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa

produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

2. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan

bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau

(56)

3.6Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang di dasarkan atas sifat-sifat objek

yang didefinisikan dan dapat diamati (Muhamad, 2008:115).

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variable), atau disebut juga variabel

prediktor, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam

variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif (Suharso,

2009:37). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah labelisasi halal. Menurut

Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan

halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud

berstatus sebagai produk halal. Labelisasi halal memiliki beberapa indikator,

yaitu:

- Pengetahuan

- Kepercayaan

- Penilaian terhadap labelisasi halal.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variable), atau disebut variabel kriteria,

menjadi perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan

sekaligus menjadi sasaran dalam penelitian (Suharso, 2009:37). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian. Schiffman dan Kanuk (1994)

(57)

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan

Pembelian memiliki beberapa indikator, yaitu :

- Pengenalan Masalah

- Pencarian Informasi

- Evaluasi Alternatif

- Keputusan pembelian

- Perilaku Pascapembelian

Kedua variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan

skor 1-5, kemungkinan jawaban tidak sekedar “setuju” dan “tidak setuju”,

melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya, yaitu sangat tidak

setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Suharso

(2009:44). Dimana semakin tinggi angka skor menunjukkan semakin yakin

konsumen tentang kehalalan produk.

Definisi operasional dapat juga dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

1 Labelisasi Halal (X)

Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

1. Pengetahuan 2. Kepercayaan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif

(58)

4. Keputusan pembelian 5. Perilaku Pasca

Pembelian Sumber :

Rangkuti (2010:8) dan Sumarwan (2004:289)

3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Data Primer

Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari

(Azwar, 2010:91). Teknik ini dilakukan melalui :

a. Metode angket (Questionnaire), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah

dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden terpilih, dan

merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti

mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur

variabel penelitian(Suharso, 2009:89). Angket diberikan kepada

perempuan muslim di kota Medan yang menjadi responden dalam

penelitian ini.

b. Metode wawancara (Interview), adalah percakapan yang dilakukan

pewawancara (interviewer) dengan pihak perusahaan guna menggali

Gambar

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Gambarr 2.2
Gambarr 2.3
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, yaitu Puskesmas Bejen, Puskesmas Ngadirejo, Puskesmas Pringsurat

Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada waktu anabolic dan pada waktu makanan sehari-hari pada saat hamil, maka memerlukan asupan nutrisi yang adekuat, nutrisi

Adapun bentuk pola tabuhan ugal-ugal pada alat musik gendang panjang satu (penginduk), gendang panjang dua (peningkah), canang , tawak-tawak dan aggong dalam

Tugas Akhir ini diberi judul “Pengaruh Label Halal, Iklan Televisi, dan Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah pada Wanita di

Hipotesis dalam penelitian ini, dengan judul Pengaruh Label Halal, Citra Merek, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian kosmetik wardah pada mahasiswi manajemen

Berdasarkan analisis nilai harga intrinsik perusahaan yang sahamnya masuk ke dalam indeks LQ45 pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan menggunakan

“Analisis Pengaruh Labelisasi Halal, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah (Studi Pada Mahasiswi Ekonomi Syariah Angkatan 2016-2020

Gambar 3.3 Pengaruh Label Halal dan Kualitas Produk Terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Menggunakan Citra Merek (Brand Image) sebagai