• Tidak ada hasil yang ditemukan

modul 5 depag03x

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "modul 5 depag03x"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

1 Modul 5

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

A. PENDAHULUAN

Pada keseharian pergaulan anda bersama santri dalam proses pembelajaran di

kelas. Anda tentu mengalami perubahan cara berkomunikasi pada saat

berkomunikasi dengan santri kelas rendah dan santri kelas tinggi. Santri kelas rendah

menanyakan pertanyaan di kelas dengan lugas, langsung dalam bahasa yang

sederhana yang kadang kala tidak ada subjeknya, tetapi langsung objek. Santri kelas

tinggi mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang lengkap, panjang serta

memperhatikan kaidah-kaidah kesopanan. Isi pesan yang disampaikan santri kelas

rendah juga sederhana. Pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana terhadap suatu

objek secara logis. Sementara isi pesan pada pertanyaan atau pernyataan yang

disampaikan santri kelas tinggi adalah mengapa, apa dan bagaimana atas dasar hasil

pengamatan, membandingkan ataupun karena suatu harapan tertentu.

Perkembangan pola berpikir santri merupakan salah satu bentuk aktualisasi

perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif pada dasarnya adalah

perkembangan individu untuk memperoleh tahu. Struktur berpikir, keterampilan

berpikir, bagaimana individu memperoleh informasi merupakan potensi

perkembangan kognitif. Cara santri berpikir dapat kita pahami dari cara santri

menyampaikan pesan, baik berupa ide, pendapat, pertanyaan, maupun pernyataan.

Kemampuan santri merangkai kalimat, memahami pesan dan mempergunakan

berbagai media untuk menyampaikan pesan merupakan aktulisasi dari

perkembangan bahasa.

Perkembangan kognitif berhubungan dengan perkembangan bahasa.

Perkembangan kogntif memfasilitasi kematangan perkembangan bahasa, dan

sebaliknya perkembangan bahasa memfasilitasi perkembangan kognisi. Coba anda

(2)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

2 dapat melihat hubungan antara perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa?.

Struktur berpikir memfasilitasi berkembangnya struktur kalimat yang dipergunakan

oleh santri. Sebaliknya penguasaan bahasa membuat santri mampu memahami pesan

sehingga memperoleh pengetahuan baru yang pada akhirnya memfasilitasi

pengembangan struktur atau pola berpikir baru.

Karakteristik perilaku yang paling menonjol pada periode santri adalah belajar

dan bermain. Perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa teraktualisasi pada

saat anak belajar dan bermaian. Belajar sebagai usaha sadar individu untuk

melakukan perubahan perilaku. Kesadaran diperoleh karena santri mempergunakan

kapasitas otak dan informasi yang tersimpan di otak untuk membuat keputusan

berperilaku. Kemampuan santri memproses informasi menjadi suatu keputusan

merupakan kemampuan yang dihasilkan dari kematangan kematangan

perkembangan kognisi. Santri mengkomunikasi aturan dalam bahasa verbal,

menggunakan gerakan-gerakan sebagai bahasa non verbal untuk melakukan suatu

permaianan. Kemampuan santri mengolah pesan untuk mempengaruhi orang lain

merupakan salah satu bentuk kemampuan yang dihasilkan dari kematangan

perkembangan bahasa.

Kemampuan memahami paparan secara kognitif maupun bahasa merupakan

salah satu prasyarat seseorang dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.

Salah satu keterampilan akademik yang diperlukan dalam belajar adalah

keterampilan berpikir. Keteranpilan akademik yang lain adalah mengajukan

pertanyaan atau merespon pertanyaan guru. Dengan kata lain dalam proses belaar

mengajar perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa merupakan prasyarat

yang harus dipenuhi sehingga anak siap dan mampu belajar.

Materi perkembangan kognitif dan bahasa merupakan materi lanjutan dalam

memahami santri secara utuh. Pada modul ini dipaparkan konsep perkembangan

kognisi, praksis pemahaman perkembangan kognisi, konsep perkembangan bahasa

(3)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

3 Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda memahami

perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah.

Pemahaman terhadap perkembangan kognitif dan bahasa santri diharapkan

membuat anda dapat memahami mengapa santri menampilkan suatu perilaku

tertentu, merancang intervensi pendidikan dan pembelajaran apa yang

diperlukan untuk mendorong pencapaian tugas perkembangan pada aspek

perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa. Secara khusus anda

diharapkan dapat :

1. Mendeskripsikan perkembangan kognisi santri di madrasah

ibtidaiyah

2. Mendeskripsikan masalah perkembangan kognisi yang dihadapi

santri di madrasah ibtidaiyah

3. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk

memfasilitasi perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah

4. Mengidentifikasi kematangan perkembangan kognisi santri di

madrasah ibtidaiyah

5. Menganalisa pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap

kesiapan belajar

6. Mendeskripsikan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah

7. Mendeskripsikan masalah perkembangan bahasa yang dihadapi santri

di madrasah ibtidaiyah

8. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk

memfasilitasi perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah

9. Mengidentifikasi kematangan perkembangan bahasa santri di

madrasah ibtidaiyah

10. Menganalisa pengaruh kemantangan perkembangan bahasa terhadap

kesiapan belajar

Pencapaian kemampuan yang diharapkan memerlukan dukungan

pemahaman anda terhadap modul konsep dasar perkembangan. Modul konsep

(4)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

4 yang sedang berkembang. Karakteristik perkembangan tertampilkan pada

aspek-aspek perkembangan. Salah satu aspek-aspek perkembangan adalah perkembangan

kognisi dan perkembangan bahasa .

Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)

disajikan paparan tentang perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidayah.

Secara khusus memaparkan tentang potensi perkembangan kognisi, masalah

pada perkembangan kognisi, tugas perkembangan aspek perkembangan kognisi,

kebutuhan lingkungan perkembangan yang dapat memfasilitasi perkembangan

kognisi, kematangan perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah dan

pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap kesiapan belajar.

Pada bagian 2 (dua) dipaparkan perkembangan bahasa santri di

madrasah ibtidaiyah. Secara khusus membahas potensi perkembangan bahasa,

masalah pada perkembangan bahasa, tugas perkembangan pada aspek

perkembangan bahasa di madrasah ibtidaiyah, kebutuhan lingkungan

perkembangan yang memfasilitasi perkembangan bahasa, kematangan

perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh kematangan

aspek perkembangan bahasa terhadap kesiapan belajar.

Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta konsep sebagai

(5)

Perkembangan Santri

Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

man terhadap paparan modul ini dapat dicapai b

an memperhatikan petunjuk belajar sebagai beri

alah paparan modul dengan seksama dari mulai

ga rangkuman.

unakan glosarium untuk memahami arti kat

sakan belum dikenal atau sulit dipahami.

diperlukan cari sumber bacaan tambahan ya

kan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman

jakan tugas-tugas yang ada dalam modul s

sis paham konsep yang disajikan

lah selesai membaca paparan dan mengerjaka

atif

ksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitu

nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagia

baca kembali paparan modul, dan cobalah m

anyaan tes formatif kembali. Pafahami penje

pada kunci jawaban.

eserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah

Deskripsi karakteristik

sehingga anda secara

kan tugas, kerjakan tes

hitung berapa nilai anda.

gian mana anda kurang,

h mengulang menjawab

njelasan jawaban yang engaruh terhadap

(6)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

6 B.I. KEGIATAN BELAJAR I

PERKEMBANGAN KOGNITIF SANTRI

DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Tahap perkembangan anak disebut juga sebagai tahap usia sekolah, karena anak

mulai memasuki pendidikan formal. Anak menunjukkan kemampuan untuk bereaksi

atau merespon rangsangan-rangsangan intelektual. Anak melaksanakan mengikuti

pemaparan guru, menjawab pertanyaan guru tentang paparan materi, berlatih soal-soal,

menghafal, serta mengikuti ujian/ tes untuk mengukur pemahaman atas materi

pembelajaran. Anak mengerjakan tugas-tugas pembelajaran yang menuntut penguasaan

kemampuan kognitif atau kemampuan intelektual. Anak mampu mengerjakan latihan

soal karena menguasai kemampuan membaca. Anak menyelesaikan PR karena

mengusai kemampuan menulis.

Pada proses pembelajaan yang dilakukan oleh anda, anda mungkin mengajak

santri memahami materi pembelajaran dengan cara berkunjung ke kebun sekolah. Pada

kesempatan lain anda membawa zat pewarna ke kelas dan menerangkan tentang warna

dasar dan warna campuran dengan metode demonstransi. Pada pelajaran IPA anda

meminta santri untuk mengamati perubahan kacang hijau menjadi kecambah, meminta

mereka menuliskan perubahan-perubahan. Pada pelajaran IPS anda meminta mereka

menanyakan pada ayah dan ibunya siapa nama RT, RW dan lurah dimana dia tinggal.

Mungkin anda bersimulasi tatacara membuat KTP pada saat memaparkan materi

tentang dokumen resmi.

Respon yang diberikan oleh santri merupakan rekasi terhadap rangsangan

intelektual. Dengan kata lain rangsangan lingkungan terhadap perkembangan kognitif

memfasilitasi santri mempergunakan kemampuan berpikir sehingga memperoleh

pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki atau dikuasasi mendorong santri mampu

membuat keputusan yang rasional atau berdasarkan pertimbangan akal atau sebagai

perilaku sadar yang disadari. Bagaimana perkembangan kognitif santri di madrasah

(7)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

7 1. Potensi Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget perkembangan kognitif adalah kemampuan individu

mengkontruski secara aktif pemahaman (pengetahuan/ pemikiran/ intelektualitas)

terhadap dunia di sekitarnya (lingkungannya). Mengkonstruksi dilakukan dengan

dua cara/ proses yaitu mengorganisasi dan beradaptasi. Individu menggunakaan

kepekaan terhadap dunia dengan mengoraganisasi berbagai pengalaman yang

diperoleh. Dengan kata lain individu memiliki predikasi, pemahaman maupun

pandangan terhadap apa yang terjadi pada lingkungan karena individu

menggabungkan berbagai pengalaman yang diperoleh pada saat berinteraksi dengan

lingkungan. Contoh santri untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada

tampilan kesenian akhir tahun santri mengumpulkan informasi (organisasi) tentang

kegiatan kesenian akhir tahun yang pernah dilami dan dilakukan, kemampuan

teman-teman santri-santri di kelas untuk melakukan sesuatu dan daya dukung yang

dapat diperoleh untuk menampilkan sesuatu.

Hasil pengamatan dan pengalaman yang diperoleh membuat santri mampu

mengadaptasikan kerangka berpikir yang telah ada menjadi suatu ide baru karena

pemahaman terhadap berbagai informasi. Informasi tentang tampilan-tampilan

kesenian tahun-tahun sebelumnya, kemampuan santri-santri di kelas (anggota kelas)

serta kemungkinan dukungan yang diperoleh dianalisa (adaptasi)sehingga

diputuskan satu ide untuk menampilkan seuatu bentuk kesenian yang mungkin

dilakukan. Melakukan suatu aktivitas berdasarkan ide baru yang dikembangkan atas

dasar pengalaman/ informasi yang telah ada merupakan adaptasi dengan acara

asimilasi. Penampilan kesenian akhir tahun santri bisa jadi tidak didasarkan atas

pengetahuan atau pengalaman terdahulu tetapi atas dasar harapan yang diinginkan

atau terjadi. Misalnya Santri berhadap dapat menampilkan keseniaan yang

melibatkan semua siswa di kelas maka santri akan mencari berbagai alternatif

kegiatan yang dapat memfasilitasi semua orang dapat tampil. Jika cara ini yang

dilakukan maka santri mengembangkan adapatsi melalui cara akomodasi.

Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif pada empat tahapan.

Tahapan menggambarkan rentang usia dan kemampuan kofgnitif yang dapat

(8)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

8 a. tahap sensori motorik : dari sejak kelahiran hingga usia dua (2)

tahun. Bayi mengkonstruksi pemahaman terhadap lingkungan

dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik dengan

aktivitas fisik. Contoh bayi mengenal tangan dengan memasukkan

tangan ke mulut. Perkembangan tindakan atau aktivitas refleks dan

instingtif menjadi pemikiran simbolik. Contoh bayi memahami

dapat memperoleh susu dengan cara menyusu pada ibu atau

memperoleh dari botol dot yang dibuatkan orang dewasa.

b. tahap praoperasional : usia dua hingga usia tujuh (7) tahun. Anak

mengenal lingkungan dengan berada pada lingkungan,

membayangkan dan menggambar. Pemikiran simbolik

berkembang dari koneksitas sederhana antara informasi sensori

dengan aktivitas fisik. Santri-santri di raudhatul atfal dapat

menampilkan lingkungan secara simbolik. Contoh santri di

raudatul atfal dapat berpura-pura menaiki mobil pada saat duduk

di kursi, kemudian berpegangan pada ujung meja dan meniru suara

mobil.

c. Tahap operasional kongkrit : usia tujuh (7) hingga usia 11 tahun.

Santri dapat melakukan berbagai aktivitas berdasarkan pemikiran

logik tentang suatu peristiwa/ perilaku secara kongkrit dan

mengklasifikasi objek dengan berbagai/ beragam seting. Santri

dapat berpikir secara abstrak. Contoh : santri dapat memikirkan

cara membersihkan kelas berdasarkan identifikasi bagian-bagian

yang perlu dibersihkan, membagi tugas membawa peralatan,

berbagi tugas bagian yang perlu dibersihkan, dan menata kembali

kelas menjadi rapih.

d. Tahap formal operational : usia diatas 11tahun- 15 tahun hingga

dewasa. Pada tahap ini santri mampu mengembangkanpemikiran

berdasarkan pengalaman kongkrit, pemikiran abstrak, serta

berbagai pertimbangan pemikiran logik. Pemikiran abstrak

(9)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

9 ideal. Santri membayangkan keluarga yang ideal yang disukai

sebagai standar ideal dan membandingkan dengan kondisi

keluarga yang dialami. Santri dapat membayangkan apa yang

mungkin diperoleh pada masa yang akan datang dan apa yang

dapat mereka lakukan. Kemampuan menyelesaikan masalah secara

sistematik, berpikir hipotesis mengapa sesuatu terjadi, serta

menguji hiptesis untuk memperoleh pengalaman yang bermakna,

Santri pada tingkat pendidikan madrasah ibtidaiyah berada akhir tahap

perkembangan praoperasional, perkembangan operasional kongkrit hingga awal

operasional formal.Implikasinya paparan selanjutnya tentang karakteristik kognisi

santari madrasah ibtidaiyah akan dipaparkan dalam rentangan ketiga tahapan tersebut.

Peserta didik di kelas satu akan berada pada akhir tahap perkembangan praoperasional.

Pada beberapa anak yang masuk lebih dini yaitu pada usia lima tahun kondisi ini akan

berlangsung hingga kelas dua. Peserta didik kelas dua hingga lima berada pada tahap

operasional kongkrit. Peserta didik kelas enam akan berada pada awal tahap operasional

formal.

Santri pada kelas awal madrasah ibtidaiyah menunjukkan kemampuan : (1)

memahami konsep sederhana, contoh konsep menjaga kebersuhan dengan membuang

sampah pada tempatnya; (2) secara mental mampu memikirkan dan menyebutkan alasan

melakukan sesuatu, contoh santri dapat mengemukakan alasan atau prediksi sederhana

seseorang tidak dapat menyelesaikan PR; (3) memandang segala sesuatu dari diri

sendiri (egosentris), contoh penggunaan istilah aku untuk dirinya dan melindungi

barang-barang barang-barang/ benda yang menjadi; (4) serta mengkonstruksi/

mengembangkan sistem keyakinan adanya keajaiban, contoh antara lain percaya

terhadap tokoh superhero, peri, maupun tongkat ajaib.

Santri mampu menunjukkan/ menampilkan keterampilam kognitif yang

berhubungan dengan konsep tentang angka. Angka tertentu menunjukkan jumlah benda

atau objek. Angka satu berarti ada 1 buah benda atau 1 ekor ayam atau 1 biji kacang

atau 1 objek lainnya. Santri juga mampu mengkonservasi, artinya mampu memahami

bahwa suatu benda yang memerlukan suatu ruang, dapat dipindahkan pada suatu ruang

(10)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

10 cangkir. Contoh lain benda berbentuk segitiga dapat dimasukkan pada bagian dinding

yang berbentuk segitiga, benda yang berbentuk persegi panjang dapat ditempelkan pada

bagian yang berbentuk persegi empat.

Secara umum peserta didik di madrasah ibtidaiyah berada pada tahap

perkembangan operasional kongkrit. Pada tahap ini santri dapat menggunakan operasi

mental untuk memecahkan masalah yang kongkrit (aktual/ nyata). Santri mampu

berpikir logis, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan

masalah pada saat tersebut. Misalnya pada saat menemukan teman yang mengalami

sakit, santri akan membantu temannya dengan melaporkan pada guru dikelas, membawa

ke uks sekolah atau memberikan obat yang ada di kotak P3K.

Kemampuan berpikir yang yang ditampilkan santri adalah :

a. berpikir spatial, santri dapat memahami hubungan spasial (bentuk,

ruang, dan gerak). Santri dapat memahami perbedaan jarak antara satu

tempat, waktu tempuh, mengingat rute dan tanda-tanda selama

perjalanan. Mempergunakan peta, menelusuri alur (maze), mencari

dan menemukan gambar tersembunyi, menerangkan arah, menemukan

jalan pergi dan pulang ke sekolah.

b. pemikiran sebab akibat, santri dapat menjelaskan hubungan dan

bagian yang mempengaruhi hasil. Mempredikasi apa yang akan terjadi

karena suatu tindakan yang dilakukan. Contoh santri dapat

memprediksi suatu barang bias hilang jika tidak disimpan dengan

baik.

c. Kemampuan mengklasifikasi, kemampuan memilih, memilah serta

mengelompokkan berdasarkan pemikiran logis atas cirri suatu objek.

Mengklasifikasi dapat didasarkan atas ; (1) pengurutan, kemampuan

menyusun berbagai item dalam suatu dimensi. Contoh mengurutkan

benda dari yang ringan ke yang berat, dari yang pendek ke yang tinggi,

dari sedikit ke banyak, dari warna terang ke warna gelap, (2)

kesimpulan transitif, kemampuan mengenali hubungan antara dua

objek dengan mengetahui hubungan hubungan antara masing-masing

(11)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

11 menyimpan angklung berdasarkan nada yang dihasilkan. Santri

mengetahui tingginya angklung juga menunjukkan urutan nada,

sehingga santri akan menyimpan angkulung yang paling pendek dan

kecil paling awal dan yang paling besar dan tinggi paling belakang;

dan (3) inklusi kelas, kemampuan memahami hubungan antara

keseluruhan dengan bagian-bagiannya atau sebaliknya bagian-bagian

membangun suatu keutuhan. Santri dapat menghubungkan

bagin-bagian puzzle dalam suatu bentuk yang utuh. Santri dapat menghitung

dengan benar jumlah suatu objek baik secara keseluruhan maupun

perbagian objek dengan cirri tertentu. Misalnya jumlah bunga dalam

jambangan secara keseluruhan dan jumlah untuk setiap jenis bunga.

d. Penalaran induktif dan deduktif, penalaran induktif yaitu tipe

penalaran logis yang bergerak dari pengamatan khusus dari anggota

kelompok objek hingga mencapai kesimpulan kelompok subjek.

Misalnya aisyah pintar, ali pintar, aisyah dan ali santri madrasah

ibtidaiyah Babussalam, nampaknya semua santri madrasah ibtidaiyah

Babussalam pintar. Penalaran deduktif yaitu penalaran logis yang

bergerak dari pandangan umum tentang sujek kelompok kepada

kesimpulan tentang anggota kelompok subjek. Contoh Santri

madrasah ibtidaiyah Al-Furqon hatam Al-Qur’an. Farid santri di

madrasah ibtidaiyah Al-Furqon. Maka Farid hatam Al-Qur’an.

e. Konservasi, kemampuan untuk melihat suatu benda apabila dirubah

bentuknya tetap memiliki berat yang sama dengan berat benda asal

karena dibentuk dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas).

Contoh satu kepal tanah liat mula-mula dibentuk bola kemudian

dibentuk menjadi sosis. Jika ditanyakan pada santri mana yang lebih

berat bola atau sosis, santri akan mengatakan berat bola dan sosis

sama karena berasal dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas)

walaupun dalam kasat mata sepertinya sosis lebih berat karena lebih

panjang. Santri juga akan memahami bahwa sosis dapat dibentuk

(12)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

12 melihat benda dari dua dimensi dalam satu waktu. Bola memang lebih

pendek tetapi lebih tebal, sosis lebih panjang tetapi lebih pipih (prinsip

decenter). Kemampuan berpikir konservasi terus berkembang menjadi

lebih kompleks dari hanya

2. Masalah

Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif pada

santri di madrasah ibtidaiyah :

3. Tugas perkembangan

Tugas perkembangan pada aspek perkembangan

.

4. Kebutuhan Lingkungan Perkembangan

Lingkungan perkembangan yang diharapkan adalah :

5. Kematangan Perkembangan

6. Pengaruh kematangan Fisik terhadap kesiapan belajar

Latihan

Untuk memperoleh timbal balik dari pemahaman anda, cobalah kerjakan latihan

dibawah ini.

Soal :

Untuk memudahkan anda mengerjakan tugas, silahkan baca rambu-rambu

(13)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

13 C.I. RANGKUMAN

D.I. TES FORMATIF

(14)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

14 B.II. KEGIATAN BELAJAR 2

PERKEMBANGAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

1. Potensi Perkembangan Psikomotorik

1. Masalah

2. Tugas perkembangan

3. Kebutuhan lingkungan perkembangan

4. Kematangan perkembangan psikomotorik

5. Pengaruh kematangan psikomotorik terhadap kesiapan belajar

Latihan

Untuk memperoleh timbal balik terhadap pemahaman cobalah menjawab

pertanyaan berikut ini :

C.II. RANGKUMAN

D.II TES FORMATIF

B. GLOSARIUM

C. DAFTAR PUSTAKA

Beaty Janice J, 1990, Observing development of The Young Child, New York :

Merrill an imorint of Macmillan Publishing Company

(15)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

15 Papalia Diane E, 2008, Human Development, terjemahan, Jakarta : Kencana

Prenada Media Group

Santrok John W, 2004, Life-Span Development, Boston ; McGrawHill Higer

Education

Yusuf Syamsu, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung :

Rosda Karya

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Usia dini merupakan masa yang paling baik untuk menanamkan nilai-nilai yang ada karena anak sedang berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik yang paling pesat

Ericson mengemukakan ada delapan tahap perkembangan manusia, tiga di antaranya adalah tahap perkembangan yang terjadi pada anak usia dini; tahap percaya dan tidak

bagi anak usia dini, stimulasi perkembangan motorik kasar anak tidak hanya menunggu ketiaka anak sudah berada di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akan tetapi dapat

Siswa yang berada di kelas bawah (awal) adalah siswa yang berada pada rentang usia dini (usia 7, 8 dan 9 tahun). Masa usia dini merupakan masa perkembangan anak yang pendek

Hasil penelitian Persepsi orangtua tentang pengetahuan orangtua terhadap anak usia dini terutama pengertian anak usia dini, tahap-tahap perkembangan anak usia dini, aspek-aspek

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa perkembangan moral pada anak usia dini adalah perubahan psikis pada anak uasia dini yang memungkinkan dapat mengetahui mana perilaku yang baik

Selain pentingnya pendidikan dimulai sejak dini, anak dalam masa usia dini perlu mendapatkan penanaman nilai moral agar pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan

Pada tahap ini, perkembangan peserta didik sangat cepat dan beragam, sehingga pemahaman yang mendalam tentang karakteristik mereka menjadi sangat penting dalam pendidikan anak usia