• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tentang Keunggulan Bersaing Dengan Determinasi Inovasi Produk Dan Kualitas Produk Di PT. Era Murni Busana Bandung ( Pada Busana Balita)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Tentang Keunggulan Bersaing Dengan Determinasi Inovasi Produk Dan Kualitas Produk Di PT. Era Murni Busana Bandung ( Pada Busana Balita)"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG KEUNGGULAN BERSAING DENGAN DETERMINASI INOVASI PRODUK DAN KUALITAS PRODUK DI PT. ERA MURNI BUSANA

BANDUNG (Pada Busana Balita) Sandy Nopen Silalahi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Universitas Komputer (UNIKOM) Indonesia Bandung. Dengan unit penelitian yaitu pada karyawan UNIKOM. Fenomena yang terjadi adalah kinerja yang dihasilkan karyawan belum mampu memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh UNIKOM. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kepuasan kerja yang rendah dan penempatan kerja yang tidak disesuaikan dengan karakteristik individu karyawannya. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu terhadap kepuasan kerja dan implikasinya terhadap kinerja karyawan UNIKOM.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah karyawan UNIKOM yang berjumlah 137 orang`sebagai pupulasi.tehnik sampling yang digunakan adalah random sampling sehingga didapat 58 orang sebagai sample.

Nilai koefisien determinasi dinterpretasikan sebagai besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa karakteristik individu memberikan pengaruh sebesar 44,2% terhadap kepuasan kerja karyawan di Universitas Komputer Indonesia, sementara sisanya 55,8% merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar karakteristik individu adalah factor (factor fisikologi,factor organisasi dan kepemimpinan).

Nilai koefisien determinasi dinterpretasikan sebagai besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh baik terhadap kinerja karyawan di Universitas Komputer Indonesia, sementara sisanya merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar kepuasan adalah yaitu faktor individual (umur, watak dan harapan), faktor sosial (hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berekreasi, kebebasan berpolitik, kegiatan perserikatan pekerja dan hubunan masyarakat) faktor utama dalam pekerjaan (upah/gaji, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju).

Kata Kunci : Karakteristik Individu, Kepuasan Kerja, Kinerja karyawan. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan zaman menuntut perusahan untuk terus menerus membangun dan mengembangkan usahanya untuk terus berusaha bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin sulit. Pengembangan dan Pembangunan yang berlangsung tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia.

▸ Baca selengkapnya: mengetahui nama produk, keunggulan produk, manfaat produk yang di lihatnya di tv, adalah promosi dengan menggunakan teknik ….

(2)

jaman. Tidak hanya itu, dalam kondisi saat ini peran dari sumber daya manusia sendiri yang mempunyai peran penting dalam suatu lembaga, juga diprioritaskan pada aspek manajerial yang matang dalam pengelolaan organisasi. Berbagai organisasi, lembaga dan instansi berusaha meningkatkan kinerja dari seluruh elemen yang ada dalam organisasi masing–masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

Hasil wawancara dengan owner PT. Era Murni Busana Bandung Bapak Kustanto Rusli pada tanggal 06 april 2015 menyatakan bahwa produk pakaian balita PT. Era Murni Busana kurang bervariasi dalam karakter, bentuk, dan jenis pakaian kurang inovasi dan berkualitas dari si pemilik PT. Era Murni Busana Bandung sehingga kurang mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki brand ternama, misalnya pada jenis pakaian yang monoton tidak ada keanekaragaman sehingga konsumen bosan dengan produk PT. Era Murni Busana Bandung, akibatnya konsumen lebih memilih brand yang sudah terkenal dari perusahaan ternama untuk memenuhi kepuasan mereka, untuk itu diperlukan menerapkan inovasi dan kualitas produksi sehingga perusahaan dapat mencapai keberhasilan usahanya. Kalau di lihat dari inovasi produk PT. Era Murni Busana masih di nilai kurang karena disebabkan PT. Era Murni Busana desain produknya tidak ada perubahan desain dan keunikan produk kurang serta kualitas produk yang masih kurang sehingga kosumen dengan produk PT. Era Murni Busana dan daya saing pada bisnis konveksi dan garment PT. Era Murni Busana tidak bisa menguasai pasar. Adapun jenis-jenis pakaian yang di produksi oleh PT. Era Murni Busana Ba ndung antara lain : size 70 digunakan untuk balita umur 0 – 6 bulan, size 80 untuk balita umur 6 – 12 bulan, size 90 untuk balita umur 12 – 24 bulan.

Fenomena yang ada di wilayah Bandung hasil survey awal yaitu dalam variabel inovasi produk: Perubahan desain, inovasi teknis, pengembangan produk. Variabel kualitas produk: bentuk produk, keandalan produk, mutu kinerja, daya tahan produk, kenyamanan pelayan, keindahan. Variabel keunggulan bersaing: bernilai dalam potensi keunggulan bersaing, berbeda dengan yang lain, produksi yang dihasilkan tidak mudah digantikan.

Oleh karena itu dalam kegiatan usulan penelitan ini penulis mengambil tema “STUDI

TENTANG KEUNGGULAN BERSAING DENGAN DETERMINASI INOVASI PRODUK DAN KUALITAS PRODUK DI PT. ERA MURNI BUSANA BANDUNG (Pada Busana Balita)”

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui inovasi produk pada PT. Era Murni Busana Bandung 2. Untuk mengetahui kualitas produk pada PT. Era Murni Busana Bandung 3. Untuk mengetahui keunggulan bersaing PT. Era Murni Busana Bandung 4. Untuk mengetahui studi tentang keunggulan bersaing dengan determinasi

inovasi produk dan kualitas produk pada bisnis garment dan konveksi PT. Era Murni Busana di Bandung

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka

Inovasi Produk

(3)

dipemasaran. Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen dan arsitektur produk.

Thomas W. Zimmerer (2008:57) Bahwa, inovasi produk merupakan satu hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajinasi orang yang pada akhirnya menciptakan pelanggan.

Menurut Dourgerty (1996) bahwa, inovasi produk merupakan suatu cara yang penting bagi perusahaan agar tetap dapat beradaptasi dengan pasar, teknologi, dan persaingan.

Kualitas Produk

Menurut Crosby (1979), kualitas produk adalah yang sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.Menurut Juran (1993) kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi keutuhan dan kepuasan pelanggan.

Menurut Deming (1982), kualitas produk adalah kesesuian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.

Menurut Felgenbaum (1986), kualitas produk adalah suatu produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. Menurut Garvin (1988), kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses, serta lingkungan yang mematuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Menurut Tjiptono (2000:4) kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk dan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

(4)

Porter dalam Nursya’bani Purnamadan Hery Setiawan (2003:106) menyatakan semua bagian yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber daya maupun aktifitas, dapat menjadi keunggulan bersaing melalui 3 alternatif strategi: cost leadership, differentiation, atau focus.

Elemen-Elemen Pembentuk Keunggulan Bersaing 1) Potensi Keunggulan Bersaing

2) Posisi Keunggulan Bersaing

3) Kinerja yang dihasilkan atau performance outcomes Kerangka Pemikiran

Perdagangan bebas yang terjadi di Indonesia saat ini membuat dunia persaingan semakin ketat. Untuk menghadapinya, setiap perusahaan atau industri, baik berskala kecil maupun besar harus mampu meningkatkan daya saingnya, sekalipun daya saing tersebut hanya di pasar local. Hal ini sejalan dengan pendapat Michael E. Porter (2008:1) yang menyatakan bahwa persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka setiap perusahaan harus membaca keunggulan bersaing yang dimilikinya.

Diperkuat pula oleh jurnal yang berjudul “Pentingnya Strategi Inovasi Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,” milik Widi Dewi Ruspitasari, dimana dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa inovasi adalah salah satu strategi yang penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Dan inovasi berpengaruh positif terhadap peningkatan keunggulan bersaing.

Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

Hubungan antara Inovasi Produk dengan Keunggulan Bersaing

Perusahaan yang mampu mendesain produknya sesuai dengan keinginan pelanggan akan mampu bertahan di tengah persaingan karena produknya yang tetap diminati oleh pelanggan. Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh Bharadwaj et all (1993:89) yang mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produknya akan menjaga produk tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, inovasi produk dapat dijadikan sebagai sumber dari keunggulan bersaing perusahaan. Dari berbagai pendapat diatas peneliti menggunakan argument Wahyono (2002;28-29)hal ini akan digunakan peneliti sebagai teori penghubung antara inovasi produk dengan keunggulan bersaing.

Hubungan antara Kualitas Produk dengan Keunggulan Bersaing

Suatu perusahaan dapat memilih cara bersaing, yaitu melalui harga yang paling rendah atau produk yang berkualitas. Menurut Zeithmal (Yulia Sartika Risman, 201:17), apabila perusahaan sulit bersaing dalam harga, maka perusahaan lebih baik menggunakan kualitas produk atau layanan dalam memenangkan persaingan.

(5)

Paragdigma Penelitian Inovasi Produk, dan Kualitas Produk Terhadap Keunggulan Bersaing

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent

terhadap variabel dependent.

Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Menurunt Umi Narimawati (2007 : 73) “ Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya”. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang akan dinyatakan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) bahwa sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing. 2. Adanya pengaruh kualitas produk terhadap keunggulan bersaing. Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37), populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.

2. Sampel

Menurut Umi Narimawati (2008) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38) menerangkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Penarikan

Inovasi Produk

Perubahan desain

Inovasi teknis

Pengembangan produk

Keindahan Keunggulan Bersaing (Y)

(6)

sampel dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik penarikan

statified random sampling.

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada pendekatan Solvin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38) Ket :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :

= 53,7037037037 = 54

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 116 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 54.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

(7)
(8)

4 0,704 0,300 Valid menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai kritis yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian atau dengan kata lain item-item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis berikutnya.

Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

(9)

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,6 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada masing-masing variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing.

Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis Rancangan Analisis

Analisis Deskriptif atau Kualitatif

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

NO % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber : Umi Narimawati, 2007:85)

1. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Dimana :

Mean of Interval : Rata-rata interval

Density at lower limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit : daerah di bawah batas bawah

1. Analisis Korelasi

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana :

(10)

n = jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.5.

Sumber : Syahri Alhusin, 2003:15

2. Analisis Determinasi R2 = SS reg/SStot Kd = r2 x 100% Dimana :

d = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakkan sebelumnya, dalam penelitian ini yang akan diuji pengaruh inovasi produk (X1), kualitas produk (X2) terhadap keunggulan bersaing (Y) di PT. Era Murni Busana Bandung. Berkaitan dengan keberadaan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sampel, maka hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan secara deskriptif dan verifikatif. Dalam penelitian ini hipotesis deskriptif yang diajukan sebagai berikut :

1. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

 Hipotesis parsial antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

H0 : β1 = 0 : Inovasi Produk berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

Ha : β1  0 : Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing

Rumus uji t yang digunakan adalah :

(11)

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut: a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

PT Era Murni Busana Bandung yang menjadi responden adalah berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 53,7% dari total responden. Sementara responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 25 orang atau sebesar 46,2% . Hal ini dikarenakan PT Era Murni Busana Bandung memerlukan banyak konsumen laki-laki yang dapat bekerjasama di bidang produksi agar mendapatkan hasil yang dicapai lebih maksimal.

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

40,7% konsumen PT Era Murni Busana Bandung berada pada usia kurang dari 25 tahun. Hal ini dikarena PT Era Murni Busana Bandung lebih memilih konsumen yang masih berusia muda.

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Dapat dilihat paling banyak konsumen di PT Era Murni Busana berpendidikan SMA/SMK sebesar 59,2%, hal ini dikarenakan PT Era Murni Busana tidak terlalu mengutamakan pendidikan melainkan kemampuan untuk dapat berbisnis.

Analisis Deskriptif Data Penelitian

Analisis deskriptif data penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui analisis ini dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, maka dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden. Prinsip kategorisasi jumlah skor tanggapan responden diadopsi dari bab sebelumnya.

(12)

Variabel kualitas keunggulan bersaing (Y)

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pernyataan-pernyataan tentang variabel keunggulan bersaing (Y). Dari 54 responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai keunggulan bersaing (Y) sebagai berikut.

Tabel 4.5

Skor Jawaban Responden Terhadap

Item-item Pernyataan Pada Variabel keunggulan bersaing (Y)

No. dengan persentase sebesar 71.25%, sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 13 butir pernyataan mengenai keunggulan bersaing (Y) diperoleh rentang sebagai berikut.

Melalui jumlah skor tanggapan dari 13 pernyataan yang diajukan mengenai variabel keunggulan bersaing, maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai keunggulan bersaing (Y) termasuk dalam kategori “Baik”.

(13)

Song dan Parry (1997;64) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk lain sejenis).

Variabel inovasi produk (X1)

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pernyataan-pernyataan tentang variabel inovasi produk (X1). Dari 54 responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai inovasi produk (X1) sebagai berikut.

Tabel 4.19

Skor Jawaban Responden Terhadap

Item-item Pernyataan Pada Variabel inovasi produk (X1)

No.

Pada variabel inovasi produk (X1) dengan jumlah item pernyataan12 butir dan jumlah responden 54 orang, diperoleh total skor actual sebesar 2454 atau dengan persentase sebesar 75.74%, sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 12 butir pernyataan mengenai inovasi produk (X1) diperoleh rentang sebagai berikut.

Melalui jumlah skor tanggapan dari 12 pernyataan yang diajukan mengenai variabel inoasi produk (X1), maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden

(14)

mengenai inovasi produk (X1) termasuk dalam kategori “Baik”. Wahyono (2002;28-29) menjelaskan bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan dasar yang pada gilirannya akan mengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:8) proses inovasi adalah kemampuan dalam menambahkan nilai guna atau manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memerhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran.

Variabel kualitas produk (X2)

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pernyataan-pernyataan tentang variabel kualitas produk (X2). Dari 54 responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai kualitas produk (X2) sebagai berikut.

Tabel 4.32

Skor Jawaban Responden Terhadap

Item-item Pernyataan Pada Variabel kualitas produk (X2)

(15)

Melalui jumlah skor tanggapan dari 6 pernyataan yang diajukan mengenai variabel kualitas produk (X2), maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai kualitas produk (X2) termasuk dalam kategori “Baik”. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:177) Kualitas Produk yaitu konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

Analisis Verifikatif (Kuantitatif) Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk menganalisis hubungan linear anatara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain untuk mengetahui besarnya pengaruh keunggulan bersaing, inovasi produk terhadap kualitas produk. Dalam perhitungannya, penulis menggunakan program software SPSS 16.0 for windows.

Berikut merupakan perhitungan regresi berganda secara komputerisasi dengan SPSS 16.0 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.50

a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Dari persamaan regresi linear berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar -5.947. artinya jika variabel Keunggulan Bersaing (Y) tidak dipengaruhi oleh kedua varibel bebasnya, maka besarnya ratarata Keunggulan bersaing akan bernilai -5.947.

Tanda koefisien variabel bebas menunjukkan arah hubungan dari variabel yang bersangkutan dengan keunggulan bersaing. Koefisien regresi untuk variabel bebas bernilai positif, menunjukkan hubungan yang searah antara inovasi produk

73.20%

(16)

( ) dengan keunggulan bersaing (Y). Koefisien regresi untuk variabel bebas bernilai positif, menunjukkan koefisien arah regresi positif, menunjukkan hubungan yang searah antara keunggulan bersaing dan inovasi produk.

Uji Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara kualitas produk, terhadap keunggulan bersaing. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).

A. secara korelasi parsial antara (inovasi produk) dengan Y (keunggulan bersaing), apabila (kualitas produk) dianggap konstan dengan perhitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.51

Korelasi Secara parsial Antara inovasi produk dan keunggulan bersaing Correlations

Control Variables

keunggulan

bersaing kualitas produk

Kualitas produk Inovasi produk Correlation 1.000 .903

Significance (2-tailed) . .000

Df 0 51

Keunggulan bersaing Correlation .903 1.000

Significance (2-tailed) .000 .

Df 51 0

Hasil perhitungan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.903 dengan arah positif. Artinya inovasi produk memiliki hubungan yang sangat kuat dengan keunggulan bersaing, dikatakan sangat kuat karena nilai korelasi sebesar 0.903. berada pada interval 0.81 – 1 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.

B. secara korelasi parsial antara (kualitas produk produk) dengan Y (keunggulan bersaing), apabila (inovasi produk) dianggap konstan dengan perhitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.52

Korelasi Secara parsial Antara kualitas produk dan keunggulan bersaing Correlations

Control Variables inovasi produk kualitas produk

Inovasi produk kualitas produk Correlation 1.000 .530

Significance (2-tailed) . .000

Df 0 51

(17)

bersaing Significance (2-tailed) .000 .

Df 51 0

Hasil perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai r yaitu 0.530 dengan arah positif. Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara kualitas produk dan keunggulan bersaing searah. Hubungan antara variabel (kualitas produk) dan Y (keunggulan bersaing) dikatakan sedang karena korelasi sebesar 0.530 berada pada interval 0.41 – 0.60 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.

Uji Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh (inovasi produk) dan (kualitas produk) terhadap Y (keunggulan bersaing) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau singkat KD yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya.

Tabel 4.53

Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta X Zero Order (PARSIAL)

Model

Standardized

Coefficients Correlations

Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant)

Inovasi produk .801 .921 .903 .694

kualitas produk .239 .639 .530 .207

Berikut adalah hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap terikat dengan rumus X zero order :

1. Variabel kualitas inovasi produk = 0.801 x 0.921 = 0.737721 x 100% = 73.7 % 2. Variabel kualitas produk = 0.239 x 0.639 = 0.152721 x 100% = 15.3 %

Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat adalah variabel inovasi produk ( ) sebesar 73.7% dan diikuti dengan variabel kualitas produk produk ( ) sebesar 15.3%. dengan demikian pengaruh secara keseluruhan sebesar 89% sedangkan sisanya 11% merupakan kontribusi variabel lain.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

(18)

2. , dengan = 5%, maka Ho diterima artinya tidak signifikan. Pengujian Hipotesis Kualitas Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing.

Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing

a. Dependent Variable: keunggulan bersaing

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil tersebut dibandingkan dengan dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa inovasi produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing.

Pengujian Hipotesis Kualitas produk Terhadap Keunggulan Bersaing

Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

(19)

Tabel 4.55

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Kualitas Produk Terhadap Keunggulan Bersaing

a. Dependent Variable: keunggulan bersaing

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil tersebut dibandingkan dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai studi tentang keunggulan bersaing dengan determinasi inovasi produk dan kualitas produk PT Era Murni Busana Bandung, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Keunggulan bersaing PT. Era Busana Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada pernyataan keunggulan bersaing yaitu perusahaan selalu memproduksi berbagai macam produk pakaian, adapun yang masuk dalam kategori terendah adalah di perusahaan banyak produk rejek menumpuk. Keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk dengan arah hubungan positif. Artinya ketika dimana keunggulan bersaing bagus maka kualitas produk pun ikut bagus. Keunggulan bersaing merupakan aspek yang paling penting terhadap kualitas produk. 2. Inovasi produk PT. Era Busana Bandung secara rata-rata masuk kedalam

(20)

perusahaan sering memproduksi produk dua gradasi dengan motiv bolak-balik. Inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk dengan arah hubungan positif. Artinya ketika dimana inovasi produk bagus maka kualitas produk pun ikut bagus. Inovasi produk merupakan aspek yang paling penting terhadap kualitas produk.

3. Kualitas produk PT. Era Murni Busana Bandung rata-rata masuk ke dalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada pernyataan kualitas produk yaitu produk perusahaan sering di komplein oleh konsumen karena motifnya yang pudar atau/rusak, adapun yang masuk dalam kategori terendah adalah perusahaan sering memberikan kompensasi apabila terjadi kerusakan/kecacatan pada produk. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dengan arah hubungan positif. Artinya ketika dimana kualitas produk bagus maka keunggulan bersaing pun ikut bagus. Kualitas produk merupakan aspek yang paling penting terhadap keunggulan bersaing.

4. Inovasi produk dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Inovasi produk dan kualitas produk memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap keunggulan bersaing, dimana semakin baik Inovasi produk dan kualitas produk membuat keunggulan bersaing semakin tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas di Bab IV dan dari penarikan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut.

1. PT. Era Murni Busana Bandung harus lebih memperhatikan harga jual produk dan kualitas produk sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang harganya jauh lebih murah dari pesaing serta perusahaan harus lebih memperhatikan kualitas produk agar tidak terjadi penumpukan barang rejek. 2. PT. Era Murni Busana Bandung harus dapat mengelola dan meningkatkan

inovasi produk yang lebih kreatif agar dapat menarik perhatian kosumen karena produk yang dihasilkan berbeda dengan produk pesaing.

3. PT. Era Murni Busana Bandung harus lebih memperhatikan kualitas produknya agar tidak terjadi kesalahan dalam produksi sehingga barang yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi dan tidak menimbulkan kritik dari konsumen.

4. Kualitas produk dan inovasi produk yang dilakukan PT. Era Murni Busana Bandung dinilai baik, namun perlu peningkatan pada produk-produk baru yang harus diciptakan melalui survey kepada pelanggan agar diketahui produk yang diinginkan sehingga dapat memperluas pangsa pasar perusahaan.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan zaman menuntut perusahan untuk terus menerus membangun dan mengembangkan usahanya untuk terus berusaha bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin sulit. Pengembangan dan Pembangunan yang berlangsung tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dunia kerja sangat membutuhkan orang yang bisa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi dalam menghadapi kemajuan jaman. Tidak hanya itu, dalam kondisi saat ini peran dari sumber daya manusia sendiri yang mempunyai peran penting dalam suatu lembaga, juga diprioritaskan pada aspek manajerial yang matang dalam pengelolaan organisasi. Berbagai organisasi, lembaga dan instansi berusaha meningkatkan kinerja dari seluruh elemen yang ada dalam organisasi masing–masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

(22)

2

menciptakan keunggulan bersaing. Narver dan Slater (1990, p.21) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dapat dicapai apabila perusahaan mampu memberikan nilai yang lebih kepada pelanggan dari apa yang diberikan oleh pesaingnya. Keungguan bersaing dapat berasal dari berbagai aktivitas perusahaan seperti dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya. Masing- msing aktivitas ini harus diarahkan untuk mendukung posisi biaya relayif perusahaan dan menciptakan dasar untuk diferensiasi. Dalam tingkat persaingan yang semakin ketat dan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung maka suatu produk perusahaan akan tumbuh berkembang sampai pada suatu titik, dimana produk tersebut nantinya akan sulit dibedakan antara satu dengan yang lain. Agar menang dalam suatu persaingan maka dalam memasarkan produk saat ini produsen tidak hanya berdasaran kualitas produk saja, tetapi juga tergantung dari strategi yang diterapkan oleh perusahaan.

PT. Era Murni Busana Bandung berdiri, tepatnya pada tahun 2000-an. PT. Era Murni Busana Bandung memproduksi baju balita dari umur 0 – 12 bulan. Saat itu usaha PT. Era Murni Busana masih berbentuk CV dan belum menjadi PT seperti saat ini. Pada awalnya CV Tumin Group yang sekarang menjadi PT. Era Murni Busana dalam memasarkan produknya berupa pesanan saja, lama kelamaan usaha ini makin berkembang mempunyai mesin yang cukup banyak dan memproduksi produknya setiap hari.

(23)

3

akhirnya menciptakan pelanggan. Inovasi produk juga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Menurut Nelly dkk (2001) bahwa, inovasi produk menunjukan pada pengembangan dan pengenalan produk baru atau di kembangkan yang berhasil dipemasaran. Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen dan arsitektur produk. Menurut Parry (1997, p.64) menjelaskan bahwa daya saing suatu produk merupakan salah satu fakor penentu dari kesuksesan produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lain sejanis). Keunggulan daya saing tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga akan memepunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan. Pelanggan umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Bagi perusahaan keberhasilan dalam melakukan inovasi produk berarti perusahaan tersebut selangkah lebih maju disbanding dengan pesaingnya. Hal ini menuntut kepandaian perusahaan dalam perubahan desain produk perusahaan harus nengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Mengenali selera pelanggannya sehingga inovasi yang dilakukannya pada akhirnya memang sesuai keinginian pelanggannya. Dengan demikian inovasi produk harus benar-benar direncanakan dan dilakukan dengan cepat.

(24)

4

dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Indikatornya terdiri dari bentuk, keistimewaan, keandalan, mutu kinerja, daya tahan, pelayanan dan keindahan. Ukurannya terdiri dari tingkat kemenarikan produk, tingkat keistimewaan produk, tingkat keadalan produk, tingkat mutu kinerja, tingkat daya tahan produk, tingkat kenyamanan pelayanan, dan tingkat keindahan produk.

(25)

5

konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan konveksi dan garment untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk”.

(barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing. Menurut Nur Khamidah (2005 hal 232) bahwa keberhasilan suatu produk akan bermuara pada kinerja pemasarannya. Dari sinilah suatu produk akan dipertimbangkan oleh konsumen, apakah produk tersebut mempunyai keunggulan lain dibanding dengan produk pesaing sejenis yang ada di pasar.

Tabel 1.1

Data Produksi dan Penjualan Busana Balita PT. Era Murni Busana Bandung

2010-2014

TAHUN DATA

PRODUKSI

PRESENTASE PERTUMBUHAN

2010 445.175.200 -

2011 305.735.000 -0.46

2012 224.320.600 -0.36

2013 205.280.000 -0.09

2014 195.250.700 -0.05

Sumber: PT.ERA MURNI BUSANA BANDUNG

(26)

6

ternama, misalnya pada jenis pakaian yang monoton tidak ada keanekaragaman sehingga konsumen bosan dengan produk PT. Era Murni Busana Bandung, akibatnya konsumen lebih memilih brand yang sudah terkenal dari perusahaan ternama untuk memenuhi kepuasan mereka, untuk itu diperlukan menerapkan inovasi dan kualitas produksi sehingga perusahaan dapat mencapai keberhasilan usahanya. Kalau di lihat dari inovasi produk PT. Era Murni Busana masih di nilai kurang karena disebabkan PT. Era Murni Busana desain produknya tidak ada perubahan desain dan keunikan produk kurang serta kualitas produk yang masih kurang sehingga kosumen dengan produk PT. Era Murni Busana dan daya saing pada bisnis konveksi dan garment PT. Era Murni Busana tidak bisa menguasai pasar. Adapun jenis-jenis pakaian yang di produksi oleh PT. Era Murni Busana Ba ndung antara lain : size 70 digunakan untuk balita umur 0 – 6 bulan, size 80 untuk balita umur 6 – 12 bulan, size 90 untuk balita umur 12 – 24 bulan.

Berdasarkan hasil survey penulis lakukan dengan menyebarkan kuesioner awal yang dibagikan penulis kepada 30 orang respoden mengenai inovasi produk dan kualitas produk dalam keunggulan bersaing di peroleh hasil kuisioner sebagai berikut, yang dapat dilihat pada tabel 1.2

Table 1.2 Hasil Survey Awal Inovasi Produk

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Menurut anda inovasi produk PT. Era Murni Busana Bandung selalu mengalami perubahan desain

30% 70%

2 Menurut anda inovasi produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki inovasi teknis

20% 80%

3 Menurut anda inovasi poduk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki pengembangan produk

(27)

7

Kualitas Produk

NO Pertanyaan Ya Tidak

4. Menurut anda produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki bentuk yang menarik

40% 60%

5. Menurut anda produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki keistimewaan desain dan model

30% 70%

6. Menurut anda Produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki keandalan kualitas yang bagus

50% 50%

7. Menurut anda Produk PT. Era Murni Busana Bandung mempunyai mutu kinerja yang baik

40 60%

8. Menurut anda Produk PT. Era Murni Busana Bandung mempunyai daya tahan yang lama

40% 60%

9. Menurut anda produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki kecepatan pelayanan

50% 50%

10. Menurut anda produk PT. Era Murni Busana Bandung memiliki keindahaan model fashion yang bagus

40% 60%

Keunggulan Bersaing

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Menurut anda PT. Era Murni Busana Bandung bernilai dalam potensi keunggulan bersaing

40% 60%

2 Menurut anda apakah produksi PT. Era Murni Busana Bandung berbeda dengan yang lain

30% 70%

3 Menurut anda apakah PT. Era Murni Busana Bandung produksi yang dihasilkan tidak mudah digantikan

40% 60%

(28)

8

Fenomena yang ada di wilayah Bandung hasil survey awal yaitu dalam variabel inovasi produk: Perubahan desain, inovasi teknis, pengembangan produk. Variabel kualitas produk: bentuk produk, keandalan produk, mutu kinerja, daya tahan produk, kenyamanan pelayan, keindahan. Variabel keunggulan bersaing: bernilai dalam potensi keunggulan bersaing, berbeda dengan yang lain, produksi yang dihasilkan tidak mudah digantikan.

Oleh karena itu dalam kegiatan usulan penelitan ini penulis mengambil

tema STUDI TENTANG KEUNGGULAN BERSAING DENGAN

DETERMINAN INOVASI PRODUK DAN KUALITAS PRODUK DI PT. ERA

MURNI BUSANA BANDUNG (Penelitian pada Busana Balita)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1dentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitain tersebut, maka penelitian batasan masalah yang akan diteliti dalam penyusunan penelitian ini, yaitu :

1. Inovasi produk PT. Era Murni Busana kurang memiliki penemuan, pengembangan dan duplikasi produk terhadap keunggulan bersaing 2. Kualitas produk PT. Era Murni Busana masih kurang sempurna

belum sesuai dengan harapan konsumen

(29)

9

4. Peranan inovasi produk dan kualitas produk dalam keunggulan bersaing pada produk PT. Era Murni Busana belum sepenuhnya optimal.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang inovasi produk pada PT. Era Murni Busana Bandung

2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang kualitas produk pada PT. Era Murni Busana Bandung

3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang keunggulan bersaing PT. Era Murni Busana Bandung

4. Apakah inovasi produk dan kualitas produk berperan signifikan terhadap keunggulan bersaing pada bisnis garment dan konveksi

PT. Era Murni Busana di Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

(30)

10

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui inovasi produk pada PT. Era Murni Busana Bandung

2. Untuk mengetahui kualitas produk pada PT. Era Murni Busana Bandung

3. Untuk mengetahui keunggulan bersaing PT. Era Murni Busana Bandung

4. Untuk mengetahui studi tentang keunggulan bersaing dengan determinan inovasi produk dan kualitas produk pada bisnis garment dan konveksi PT. Era Murni Busana di Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1.4.1 Praktis :

1. Bagi Perusahaan sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam merancang strategi untuk meningkatkan inovasi produk atau kreativitas produk. 2. Bagi Penulis sebagai sarana pengembangan wawasan serta

(31)

11

1.4.2 Akademis :

Bagi Perguruan Tinggi sebagai hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi mahasiswa.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah PT. Era Murni Busana yang terletak di jalan Babakan Antapani No. 33 Terusan jalan Jakarta-Kircon Bandung.

Tabel 1.5

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Keterangan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Usulan Penelitian

Analisis Data

Penyusunan UP

Bimbingan

Seminar UP

Revisi UP

Bimbingan

(32)

36

36 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan.

Menurut Husein Umar (2005: 303) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Berdasarkan pengertian di atas objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai Inovasi Produk, Kualitas Produk dan Keunggulan Bersaing pada PT.Era Murni Busana Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Metode penelitan menurut Umi Narimawati (2008: 127) adalah:

“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

(33)

37

faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi Inovasi Produk, Kualitas Produk dan Keunggulan Bersaing.

Menurut Sugiyono (2010: 14) pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.”

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, sesuai dengan rumusan masalah, maka diperoleh deskripsi mengenai:

1) Deskriptif Inovasi Produk pada PT. Era Murni Busana Bandung. 2) Deskriptif Kualitas Produk pada PT. Era Murni Busana Bandung. 3) Deskriptif Keunggulan Bersaing pada PT. Era Murni Busana Bandung. Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008: 21) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik.”

(34)

38

Dengan menggunakan metode penelitian, maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. 3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian yang baik harus didahului oleh perencanaan penelitian agar penelitian berjalan dengan lancar. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Iqbal (2004:24) :

”Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna

mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Menurut Jonathan Sarwono (2006: 27) bahwa :

“Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang

peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu

penelitian yang sedang dilakukan. Dalam ilmu-ilmu sosial penelitian

Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: terdiri dari penelitian penjajakan, penelitian penjelasan (explanatory), dan penelitian deskriftif verifikatif (descriftive verificative)”.

Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(35)

39

Bandung

2. Mengumpulkan data-data mengenai Inovasi Produk, Kualitas Produk dan Keunggulan Bersaing pada PT.Era Murni Busana Bandung.

3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai Inovasi Produk, Kualitas Produk dan Keunggulan Bersaing pada PT.Era Murni Busana Bandung.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel-variabel dan membuat definisi operasional dari masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

T-1 Descriptive Descriptive

Survey

Konsumen Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive

Survey

Konsumen Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive

Survey

(36)

40

Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan seperti dibawah ini::

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X1 = Inovasi Produk X2 = Kualitas Produk Y = Keunggulan Bersaing

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2007 : 61) Operasionalisasi Variabel adalah:

“Proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi,

indikator sub variable, dan pengukuran.Adapun syarat penguraian

operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing

variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor”.

Menurut Sugiyono (2006 : 31) Variabel penelitian adalah :

“Suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian Inovasi Produk

Keunggulan Bersaing

(37)

41

ditarik kesimpulannya”.

Untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable (X)

Pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2010: 39) yaitu: “Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.”

2. Variabel Terikat (Dependen Variable (Y)

Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2010: 33) yaitu:

“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut penjelasan mengenai rasio:

Menurut Moh. Nazir (2003: 132) adalah sebagai berikut

“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.”

Dalam skala rasio ini, angka nol memiliki makna sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam penghitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

(38)

42

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel dan Konsep Indikator Ukuran No

Kuesioner Inovasi Produk

Inovasi produk merupakan satu

hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajinasi orang yang pada akhirnya menciptakan pelanggan.

Thomas W. Zimmerer (2008:57)

- mengalami perubahan desain

- inovasi teknis - pengembangan produk

> Motif dan ukuran yang berbeda-beda > Kreativitas perusahaan > Tingkat

inovasi

pegawai yagn tinggi

1

2

(39)

43

Kualitas Produk

Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk dan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. lebih efektif dibandingkan

(40)

44

keunggulan

bersaing dapat di lakukan pada setiap elemen yang dapat ditawarkan oleh perusahaan seperti produk, harga, promosi, maupun distribusi yang lebih baik dari

pesaingnya sehingga mampu lebih memuaskan konsumennya.

Skala yang digunakan yaitu skala ordinal.

Pengertian dari skala ordinal menurut Sugiyono adalah: Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat constructyang diukur.” (2009:98)

(41)

45

Skala likert menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” (2009:86)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukan nilai terhadap variabel yang diwakilinya. Data kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi peristiwa dari balik data tersebut. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari mempelajari literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 137), sumber data sekunder adalah sebagai berikut:

“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

(42)

46

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah 116 Konsumen PT. Era Murni Busana Bandung dalam satu bulan. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen PT. Era Murni Busana Bandung.

2. Sampel

Menurut Umi Narimawati (2008) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38) menerangkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Penarikan sampel dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik penarikan statified random sampling.

Menurut Sugiyono (2012:82) mengemukakan bahwa:

Proportionate stratified random sampling yaitu teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan bersetara secara proporsional.”

(43)

47

Sumber : Juliansyah Noor (2013:158)

Ket :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui sampel yang akan diambil pada penelitian ini melalui perhitungan berikut

= 53,7037037037 = 54

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 116 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 54 orang karyawan di bidang produksi dengan pembulatan keatas.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

(44)

48

Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut a. Observasi ( Pengamatan )

Melakukan pengamatan secara langsung di PT.Era Murni Busana Bandung memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak – pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan inovasi produk dan kualitas produk terhadap keunggulan bersaing.

c. Kuesioner

(45)

49

ini yaitu berupa data – data mengenai inovasi produk dan kualitas produk terhadap keunggulan bersaing

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c.Cukup (C) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut :

- Dokumentasi

(46)

50

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati (2010 : 42) validitas adalah :

Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent

that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total  0,300 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner ketiga variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk (X1) No.

Instrumen t hitung

Titik

Kritis Kesimpulan

1 0,541 0,300 Valid

2 0,449 0,300 Valid

(47)
(48)

52

3 0,639 0,300 Valid

4 0,704 0,300 Valid

5 0,435 0,300 Valid

6 0,709 0,300 Valid

7 0,699 0,300 Valid

8 0,744 0,300 Valid

9 0,702 0,300 Valid

10 0,754 0,300 Valid

11 0,661 0,300 Valid

12 0,365 0,300 Valid

13 0,630 0,300 Valid

14 0,731 0,300 Valid

15 0,651 0,300 Valid

16 0,698 0,300 Valid

17 0,687 0,300 Valid

Pada ketiga tabel diatas dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai kritis yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian atau dengan kata lain item-item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis berikutnya.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency”.

(49)

53

Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

2Ґb 1 + Ґb

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

(50)

54

reliabilitas berdasarkan pada rumus Spearman Brown diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas r kritis Kesimpulan Inovasi Produk

(X1) 0,840 0,600 Reliabel

Kualitas produk (X2)

0,748 0,600 Reliabel Keunggulan

Bersaing (Y) 0,913 0,600 Reliabel

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,6 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada masing-masing variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing.

3.2.4.3 Uji MSI

Method of successive interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada operasionalisasi variable sebelumnya,oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of successive interval ( Harun al rasyid).

(51)

55

1. Menghitung frekuensi pada setiap jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan,dilakukan perhitungan proporsi setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proposal tersebut,selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban. 5. Menentukan nilai interval rata-rata setiap pilihan jawaban.

6. Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaam yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut. 3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1. Rancangan Analisis

3.2.5.1.1. Analisis Deskriptif atau Kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana penerapan lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

(52)

56

c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata – rata dari total skor. d. Unutk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistic

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah diajukan.Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Menurut Umi Narimawati (2007:85), selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

NO % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber : Umi Narimawati, 2007:85)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

(53)

57

data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skal likert dengan langkah – langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif.

Keseluruhan nilai atau skor yag didapat lalu dianalisis dengan cara :

(a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

(b) Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen (X) yaitu X1, X2, …..Xn dan variabel dependen (Z) sebagai berikut (X,Y), (Y,Z), …..(Zn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

(c) Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternative jawaban seperti diuraikan diatas. Oleh karena itu data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (hays, 1969:39). Dengan rumus sebagai berikut :

1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Adapun langkah – langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

(54)

58

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Succesive Interval

Dimana :

Mean of Interval : Rata-rata interval

Density at lower limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit : daerah di bawah batas bawah

a. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus :

Nilai transformasi = Nilai skala + [nilai skala minimum] + 1. 3.2.5.1.4 Analisis Korelasi

Menurut Sugiono (2012:302) menyatakan bahwa analisis korelasi menunjukan kuatnya pengaruh variabel independen terhadap dependen

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:49) mengungkapkan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dan dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Gambar

Tabel 3.5 Skala Likert
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.4
Tabel 3.10
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2009, p.26) bahwa guru harus menyiapkan pembelajaran dan strategi yang terstruktur dengan baik sehingga pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kompetensinya. Banyak

(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan guna menjamin kesesuaian antara Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2018 hasil

This paper has presented a profit maximizing imperfect-quality inventory model for deteriorating items when supplier offers a certain fixed credit period that determines the

Khusus untuk guru TIK dan KKPI membawa pedoman pelaksanaan tugas guru TIK dan KPPI yang dikeluarkan Kemdikbud tahun 2014 beserta lampirannya. Untuk peserta PLPG yang berlokasi

Transformasi sosial budaya dapat menciptakan iklim manajemen Pemerintahan Daerah yang efektif dan luwes dan proaktif terhadap dinamika perubahan dalam masyarakat (lokal,

Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah deskripsi aspek struktural meliputi tema, penokohan dan perwatakan, alur, dan konflik novel “Tarian Bumi” karya Oka Rusmini

Masyarakat yang kurang mampu akan dapat menikmati manfaat anggaran negara yang lebih besar jika subsidi BBM berkurang.. Sebab, masyarakat yang kurang mampu bukan konsumen Premium

Tingginya kebutuhan ruang aktifitas di Kota Makassar serta adanya kompetisi dalam pemanfaatan lahan mengakibatkan naiknya nilai ekonomis untuk lahan-lahan yang