• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CAPAIAN PROGRAM SUBSIDI SEKOLAH (SCHOOL GRANT) DAN REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SMP SE KABUPATEN KENDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CAPAIAN PROGRAM SUBSIDI SEKOLAH (SCHOOL GRANT) DAN REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SMP SE KABUPATEN KENDAL"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CAPAIAN PROGRAM SUBSIDI SEKOLAH

(

SCHOOL GRANT

) DAN REALISASI RENCANA

PENGEMBANGAN SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN SMP SE-KABUPATEN KENDAL

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

OLEH :

Rr.INTAN NOOR CAHYANTI NIM : 1103504024

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tesis

Semarang, 22 Juni 2008

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dra. Niswatin Rakub NIP. 130 237 398

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pasca Sarjana, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis Tanggal : 17 Juli 2008

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Maman Rachman, M. Sc. NIP. 130529514

Dr. Samsudi, M. Pd. NIP. 131658241 Penguji I Penguji II/Pembimbing II

Prof. Dr. Rusdarti, M. Si. NIP. 131411053

Prof. Drs. Supardi, M. M NIP. 130350493 Penguji III/Pembimbing I

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 22 Juni 2008

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Barang siapa yang menginginkan dunia (mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat

(mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barang siapa yang

menginginkan dunia dan akhirat (mendapatkan keduanyapun) harus

dengan ilmunya “

( Sabda Rasulullah, kutipan dari Aa Gym, 2001)

“ Jika hati ini penuh dengan rasa syukur, hanya sedikit ruang yang

tersisa untuk berputus asa“

( Anonim )

“ Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan“

( Anonim )

(6)

SARI

Intan Noor Cahyanti, 2008, Pengaruh Capaian Program Subsidi Sekolah (School Grant) Dan Realisasi Rencana Pengembangan Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan SMP SMP Se-Kabupaten Kendal. Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Prof. Dra. Niswatin Rakub, II. Prof. Drs. Supardi, MM

Kata Kunci : Program Subsidi Sekolah, Rencana Pengembangan Sekolah, Mutu Pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Program Subsidi Sekolah dan Rencana Pengembangan Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan SMP SMP Se-Kabupaten Kendal. Populasi penelitian ini adalah semua warga sekolah yang tersebar di 33 SMP Se-Kabupaten Kendal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka diperoleh sampel sebanyak 104 responden. Data dikumpulkan melalui angket yang diberikan kepada warga sekolah, analisis menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda.

Berdasarkan analisis deskriptif mengenai program subsidi sekolah dapat dinyatakan bahwa skor terbanyak pada kategori baik sebanyak 97%, rencana pengembangan sekolah dapat dinyatakan bahwa skor terbanyak pada kategori baik sebanyak 96,1%, sedangkan pada mutu pendidikan dapat dinyatakan baik sebanyak 96,1%. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa (1) program subsidi sekolah secara positif dan signifikan mempengaruhi mutu pendidikan SMP Se-Kabupaten Kendal dengan koefisien sebesar 0,949, (2) rencana pengembangan sekolah secara positif dan signifikan mempengaruhi mutu pendidikan SMP Se-Kabupaten Kendal dengan koefisien rencana pengembangan sebesar 0,843, (3) hasil analisis regresi ganda program subsidi sekolah dan rencana pengembangan sekolah secara positif dan signifikan mempengaruhi mutu pendidikan SMP Se-Kabupaten Kendal dengan koefisien 0,315 dan 0,584.

(7)

PRAKATA

Segala sembah dan sujud kepada Tuhan Yang Mahaesa karena dengan karunia-Nya sehingga penulis dapat menempuh serta menyelesaikan Tesis ini. Banyak bantuan, dorongan maupun kerjasama dari berbagai pihak yang telah penulis terima, baik sewaktu studi di program Strata 2 Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES), maupun saat penulisan proposal Tesis. Untuk itu pada kesempatan yang penuh dengan kebahagiaan serta dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.

Pertama mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. Dra. Niswatin Rakub selaku pembimbing I yang penuh perhatian serta penuh kesabaran dan keterbukaan di sela-sela kesibukannya selalu memacu penulis untuk secepat mungkin menyelesaikan studi. Melalui sifat khas beliau selalu mengarahkan, menanyakan serta tidak bosan-bosannya beliau memberikan saran-saran untuk secepat mungkin menyelesaikan ide-ide yang penulis tuangkan lewat tulisan ini.

(8)

ilmiah yang penulis kerjakan. Melalui bimbingan beliau penulis memiliki semangat serta penuh kesungguhan untuk menyelesaikan tulisan ini.

Terima kasih dan penghargaan juga disampaikan pada Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan serta bantuan pelayanan dalam menyelesaikan studi serta memberikan bantuan perijinan sehingga dapat memperlancar penulis dalam melakukan penelitian di lapangan.

Penghargaan dan terima kasih pada Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan serta peluang bagi penulis untuk secepat mungkin menyelesaikan proposal Tesis, maupun dorongan agar secepat mungkin melaksanakan proposal Tesis.

Kepada Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Universitas Semarang juga disampaikan penghargaan dan terima kasih atas bimbingannya selama menempuh program Magister di Program Pascasarjana UNNES. Juga kepada seluruh staf Administrasi PPs UNNES penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas pelayanan serta segala bantuannya.

(9)

Akhirnya, penghargaan dan terima kasih yang tulus disampaikan kepada suami dan anak-anak yang telah dengan bangga mendorong serta selalu menanyakan keberhasilan yang penulis capai juga pada adik-adik tercinta.

Segala bantuan, dorongan, kerja sama yang telah penulis terima semoga Tuhan Yang Mahaesa selalu memberi imbalan kekuatan baik lahir dan batin.

Semarang, 22 Juni 2008

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

SARI ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

II. KERANGKA TEORITIS ... 11

A. Subsisi Sekolah (School Grant). ... 11

B. Rencana Pengembangan Sekolah ... 16

(11)

D. Kerangka Berpikir ... 28

E. Hipotesis Penelitian ... 31

III.METODE PENELITIAN ... 32

A. Rancangan Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 40

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 48

2. Deskripsi Data Penelitian ... 53

3. Hasil Uji Persyaratan Analisis ... 62

4. Uji Hipotesis ... 67

B. Pembahasan ... 76

1. Pengaruh Capaian Program Subsidi Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan ... 76

(12)

3. Pengaruh Capaian Program Subsidi Sekolah dan Realisasi Rencana Pengembangan Sekolah Secara Bersama-sama

Terhadap Mutu Pendidikan ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 82

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Sekolah Yang Pernah Mendapatkan Subsidi Sekolah (School Grant) SMP Se-Kabupaten Kendal Periode Tahun 2004

– 2006 Sebagai Populasi. ... 33

Tabel 3.2 Jumlah SMP Se-Kabupaten Kendal Yang Pernah Mendapatkan Subsisi Sekolah (School Grant) Periode Tahun 2004 – 2006 yang Menjadi Sampel ... 35

Tabel 3.3 Jumlah Responden Berdasarkan Sekolah Sampel ... 36

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Variabel Penelitian ... 38

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Butir Angket ... 39

Tabel 4.1 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Program Subsidi ... 53

Tabel 4.2 Deskripsi program subsidi sekolah ... 54

Tabel 4.3 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Rencana Pengembangan ... 55

Tabel 4.4 Deskripsi rencana pengembangan ... 56

Tabel 4.5 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Mutu Pendidikan ... 57

Tabel 4.6 Deskripsi mutu pendidikan ... 58

Tabel 4.7 Rangkuman hasil Uji multikolinearitas antar variabel Independen 63 Tabel 4.8 Coefficients Program Subsidi Sekolah ... 66

Tabel 4.9 Model Summary Program Subsidi Sekolah ... 67

Tabel 4.10 Anova Program Subsidi Sekolah ... 67

Tabel 4.11 Coefficients Rencana Pengembangan Sekolah ... 68

Tabel 4.12 Model Summary Rencana Pengembangan Sekolah ... 69

Tabel 4.13 Anova Rencana Pengembangan Sekolah ... 69

Tabel 4.14 Coefficients Program Subsidi Sekolah dan Rencana Pengembangan Sekolah ... 71

Tabel 4.15 Model Summary Program Subsidi Sekolah dan Rencana Pengembangan Sekolah ... 72

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen-komponen pendidikan yang bermutu ... 16

Gambar 2.2 Langkah-langkah Penetapan Penerima Subsidi Sekolah ... 20

Gambar 2.3 Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah 28 Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian Gambar 4.5 Grafik Linearitas ... 31

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot ... 61

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 62

Gambar 4.3 Grafik Linearitas antara variabel X1 terhadap Y ... 64

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Instrumen penelitian ... 77

2. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 92

3. Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 98

4. Hasil Uji Analisis Persyaratan Penelitian ... 104

5. Hasil Analisis Data Penelitian ... 106

6. Surat Ijin dari PPS UNNES ... 111

7. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda Kabupaten Kendal ... 112

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk terus diupayakan guna memperoleh output hasil pendidikan yang semakin berkualitas agar lulusan diberbagai tingkat satuan dan jenjang pendidikan dapat menjawab tantangan zaman. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah (Depdiknas, 2005:35).

Mutu pendidikan dari segi hasil, selain dapat dilihat dari rata-rata tingkat pendidikan masyarakat, juga tercermin dari kualitas sekolah sebagai unit pelaksana teknis pendidikan, terutama menyangkut mutu kelulusan yang dihasilkan. Salah satu indikator rendahnya mutu lulusan adalah banyaknya siswa yang tidak lulus dalam mengikuti ujian, karena tidak memenuhi standar nilai terendah yang ditetapkan. Di tingkat sekolah, rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyaknya faktor yang saling berkaitan. Berdasarkan data Depdiknas (2005 : 25) menyebutkan bahwa sedikitnya ada tiga alasan mengapa mutu pendidikan di Indonesia masih relatif rendah, yakni :

(17)

2

terjadi. Selama ini kita terlalu memperhatikan input dan kurang memperhatikan proses pendidikan.

2. Pendidikan telah dilakukan secara birokratik sentralistik.

3. Peran serta warga sekolah, khususnya guru dan masyaraat terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat kurang.

Pada prinsipnya, sekolah sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi bermutu baik atau unggul dengan sendirinya melainkan melalui berbagai upaya peningkatan mutu pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah hanya akan terjadi secara efektif bila dikelola melalui menajemen yang tepat.

Pada pola desentralisasi pengelolaan pendidikan, untuk menjamin mutu pendidikan tidak hanya dibutuhkan di tingkat daerah, tetapi juga pemberdayaan di tingkat sekolah. Pemberdayaan daerah diarahkan pada kemampuan untuk menjabarkan kebijakan nasional sesuai dengan kebutuhan daerah dan sesuai dengan potensi sumber dana dan daya dukung yang ada di daerah, sedangkan pemberdayaan sekolah salah satunya terletak pada pengembangan manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (School Based Management).

(18)

3

(19)

4

profesi guru yang sangat rendah dan terbatasnya berbagai sarana penunjang pendidikan lainnya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga internasional juga menempatkan prestasi siswa Indonesia pada posisi bawah. Hasil survei terakhir yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics and Sciencies Study (TIMSS) pada tahun 2003 dibawah payung International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA) menempatkan posisi Indonesia pada urutan ke-36 untuk bidang sains dari 45 negara yang disurvei. (Didaktika, 2005). Penelitian lain dilakukan oleh Ekoswara (2005) yang menghasilkan data yakni sekitar 65% penduduk Indonesia berpendidikan SD, bahkan tidak tamat, kualitas pendidikan di negara ini juga masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia hanya menempati urutan ke-102 dari 107 negara di dunia dan urutan ke-41 dari 47 negara di Asia. Hal ini menggambarkan masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang wajib terus selalu dikaji berbagai penyebabnya oleh pihak-pihak yang berkompeten dan para pemerhati dunia pendidikan di Indonesia.

(20)

5

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan wajib belajar 9 tahun yang bermutu, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP), Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional telah banyak melaksanakan beberapa program bantuan pendidikan, yang salah satu realisasinya dengan pemberian dana subsidi sekolah (school grant) yang bersumber pada dana APBN melalui kegiatan dekonsentrasi.

Subsidi sekolah (school grant) adalah sejumlah dana dekonsentrasi yang disalurkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi langsung ke sekolah dengan kategori sekolah potensial yang terpilih berdasarkan proposal yang diajukan dan diseleksi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, yaitu Tim Teknis Kabupaten/Kota (TTK). Subsidi yang diberikan dimaksudkan sebagai dana stimulan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. Karena sekolah merupakan pihak yang paling mengetahui kebutuhannya, diharapkan dana ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya dalam upaya meningkatkan mutu. Selain itu kegiatan ini diharapkan juga dapat mendorong sekolah-sekolah lain untuk membuat program pengembangan sekolah. (Depdiknas, 2005 : 1-2)

(21)

6

Peningkatan mutu sekolah melalui rencana pengembangan sekolah merupakan rencana yang secara komprehensif memperhatikan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal, dan kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-program untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi yang diinginkan.

Selama ini sekolah-sekolah kurang menfokuskan perhatian pada masalah Rencana Pengembangan Sekolah. Pihak manajemen sekolah dan stakeholder sering kurang memahami atau bahkan tidak mengerti sama sekali tentang arti pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah. Pihak sekolah cenderung mengabaikan masalah rencana pengembangan sekolah serta mereka menganggap bahwa penyusunannya hanya suatu tindakan yang sia-sia saja dan buang-buang waktu. Padahal dengan adanya rencana pengembangan sekolah sebetulnya malah meringankan beban para pengelola dalam menentukan arah kebijakan pengembangan sekolah di masa datang. Menurut Irawan (2005 : 27) Rencana Pengembangan Sekolah akan mempengaruhi proses pendidikan maupun hasil pendidikan itu sendiri. Perencanaan yang baik akan membuahkan proses pendidikan dan hasil pendidikan yang baik pula, sebaliknya perencanaan pengambangan sekolah yang buruk atau tidak tertata akan menumbuhkan proses pendidikan dan hasil pendidikan yang kurang memuaskan.

(22)

7

mendatang. Subsidi sekolah dan rencana pengembangan sekolah mempunyai indikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam rencana pengembangan sekolah harus tergambar secara jelas mengenai :

1. Visi sekolah yang menunjukkan gambaran sekolah di masa datang (jangka panjang) yang diinginkan.

2. Misi sekolah yang merupakan tindakan/upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Tujuan pengembangan sekolah yang merupakan apa yang dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun waktu jangka menengah, misalnya untuk 3 – 6 tahun.

4. Tantangan nyata, yaitu kesenjangan (gap) dari tujuan yang diinginkan dan kondisi sekolah saat ini. Dengan demikian tantangan nyata itulah yang sebenarnya harus diatasi.

5. Sasaran pengembangan sekolah, yaitu apa yang diinginkan sekolah untuk jangka waktu yang relatif pendek, misalnya untuk satu tahun.

6. Identifikasi fungsi-fungsi yang berperan penting dalam pencapaian sasaran tersebut.

7. Analisis SWOT terhadap fungsi-fungsi tersebut, sehingga ditemukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (oportunity) dan ancaman (threat) dan setiap fungsi yang telah diidentifikasi sebelumnya.

(23)

8

9. Rencana dan program sekolah yang dikembangkan dari alternatif yang terpilih, guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

Mutu pendidikan perlu diperhatikan guna memperoleh output yang berkualitas. Hal tersebut juga perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal, karena capaian mutu pendidikannya belum optimal. Hal tersebut dapat diketahui dari fenomena di lapangan sebagai berikut :

1. Belum tercapaianya secara optimal mutu pendidikan di SMP se-Kabupaten Kendal.

2. Belum berjalan secara efektif proses KBM di SMP se-Kabupaten Kendal. 3. Belum maksimal hasil belajar siswa SMP se-Kabupaten Kendal.

4. Belum tercapainya secara keseluruhan program school grant.

5. Belum semua sekolah di SMP se-Kabupaten Kendal merencanakan pengembangan sekolah dengan baik.

6. Masih perlunya peningkatan peran warga sekolah dalam perencanaan pengembangan sekolah.

7. Belum semua sekolah memahami arti pentingnya rencana sekolah yang baik. 8. Belum terpenuhinya anggaran untuk peningkatan mutu pendidikan SMP

se-Kabupaten Kendal.

9. Masih perlunya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di SMP

(24)

9

Atas dasar pengertian diatas, menarik untuk diteliti tentang pengaruh capaian program subsidi sekolah (school grant) dan realisasi rencana pengembangan sekolah terhadap mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal.

B. Rumusan Masalah

Permasalah yang dapat dirumuskan dalam rencana penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar capaian program subsidi sekolah (school grant) berpengaruh

terhadap mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal ?

2. Seberapa besar realisasi rencana pengembangan sekolah berpengaruh terhadap mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal ?

3. Seberapa besar capaian program subsidi sekolah (school grant) dan realisasi rencana pengembangan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh capaian program subsidi sekolah (school grant) terhadap mutu pendidikan SMP se-Kabupaten Kendal yang meliputi pelaksanaan dan dampak dari adanya subsidi sekolah ?

(25)

10

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh capaian program subsidi sekolah (school grant) dan realisasi rencana pengembangan sekolah secara bersama-sama terhadap mutu pendidikan se-Kabupaten Kendal ?

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis akan menambah teori baru tentang manajemen pendidikan, khususnya keterkaitan antara program subsidi sekolah (school grant) dan rencana pengembangan sekolah terhadap mutu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi empiris kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal mengenai keterkaitan antara program subsidi sekolah (school grant) dan rencana pengembangan sekolah terhadap mutu pendidikan sehingga dapat dijadikan landasan untuk peningkatan mutu manajemen sekolah pada waktu yang akan datang. b. Memberikan laporan sekaligus bahan pertimbangan kepada Pimpinan

Proyek Peningkatan Mutu SMP Jawa Tengah mengenai kelangsungan pemberian dana subsidi sekolah layak dikembangkan atau tidak.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa baik yang tangible (berwujud) maupun intangible (tidak berwujud), dalam konteks pendidikan pengertian mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti : bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif (www//http.ssep.net/director.com).

(27)

pendidikan yang baik adalah yang mampu mendistribusikan sumber-sumber pendidikan secara adil dan merata, agar setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang maksimal.

Menurut Tola (2003 : 3) mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dengan perolehan nilai atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil-hasil ulangan dan ujian, sekolah dianggap bermutu apabila para siswanya sebagian besar atau seluruhnya mempeloreh nilai/angka yang tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persepsi tersebut tidak keliru apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dan totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif, artinya disamping ditunjukkan oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat dalam perolehan angka/nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti, beriman dan bertakwa, tanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi dan lain sebagainya.(www//http.pikiranrakyat.Com)

(28)

ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Mutu pendidikan ditinjau dari proses merupakan suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi, baik internal maupun eksternal, baik kebijakan maupun operasional, baik edukatif maupun manajerial dan sebagainya, sedangkan mutu pendidikan dari segi hasil dapat diartikan sebagai mutu lulusan yang meliputi kemampuan akademis, watak serta keterampilan yang dimiliki. Dengan demikian setiap upaya yang bertujuan untuk meningkatkan mutu lulusan harus melalui peningkatan komponen-komponen yang menentukan mutu proses pembelajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan merupakan kadar proses aktivitas pelaksanaan pendidikan dan kadar hasil pendidikan yang berupa lulusan yang memiliki kemampuan akademis, keterampilan, dan watak sesuai visi dan misi sekolah

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Pendidikan yang bermutu dan berkualitas meminta dana yang memadai seiring dengan penggunaannya yang efektif dan efisien, oleh karena pemahaman pembiayaan pendidikan sangat diperlukan berkaitan dengan pengadaan sumber-sumber pendidikan, proses pendidikan dan keluaran pendidikan yang menjamin pendidikan yang berkualitas (Sihombing, 2003 : 8).

(29)

akhir. Ini berarti bahwa Nilai Ujian Akhir Sekolah dipandang sebagai kemampuan murid setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Fakta yang terjadi ada kecenderungan ke arah itu, sebagai contoh untuk menentukan peringkat siswa berprestasi, dan penentuan penerimaan siswa baru juga menggunakan indikator nilai UN setiap siswa.

Syafaruddin (2002 : 14) menyatakan pula bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Secara umum faktor internal, terletak pada unsur-unsur dari sistem pendidikan itu sendiri, yakni pada faktor kurikulum, sumber daya ketenagaan, sarana dan fasilitas, manajemen sekolah, pembiayaan pendidikan, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang kurang menguntungkan antara lain berupa partisipasi politik rendah, ekonomi tak berpihak pada pendidikan, sosial budaya, rendahnya pemanfaatan sains dan teknologi juga mempengaruhi.

Pendidikan berada dalam sebuah institusi atau lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya (tujuan institusional pendidikan). Oleh karena itu pendidikan dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya.

(30)

3. Mutu Pendidikan yang Baik

Menurut Pemerintah melalui Direktorat Pendidikan (1997) ada tiga misi yang diemban oleh institusi pendidikan yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi. Menurut hal tersebut institusi pendidikan dikatakan baik adalah apabila dapat berfungsi sebagai wadah proses edukasi, sosialisasi dan transformasi, sehngga mampu mengantarkan peserta didik menjadi orang yang terdidik, memiliki kedewaaan mental dan sosial, serta memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk juga kebudayaan bangsa.

Menurut Bafadal (2003 : 20) bahwa ada lima komponen yang menentukan mutu pendidikan, yaitu :

a. Kegiatan belajar mengajar

b. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien

c. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai

d. Penampilan fisik sekolah e. Partisipasi aktif masyarakat.

(31)

yang bermutu, serta partisipasi masyarakat yang tinggi, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Komponen-komponen pendidikan yang bermutu Sumber : Bafadal, 2003 : 20

Kelima komponen di atas dapat terwujud apabila didukung adanya dana dan rencana pengembangan sekolah yang sesuai.

B. Subsidi Sekolah (School Grant)

1. Pengertian Subsidi Sekolah (School Grant)

Subsidi sekolah (School Grant) adalah program pemerintah lewat Dinas Pendidikan yang berwujud dana yang diperuntukkan bagi sekolah yang memiliki potensi pengembangan dimasa mendatang.

2. Tujuan

Subsidi diberikan dengan maksud sebagai dana stimulan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah untuk menunjang kegiatan pendidikan. Karena sekolah merupakan pihak yang paling mengetahui

Buku dan Sarana Belajar

Penampilan Fisik Sekolah

Manajemen

Kegiatan Belajar Mengajar

Pendidikan yang Bermutu

(32)

kebutuhannya, misalnya saja kebutuhan akan kelengkapan fasilitas belajar mengajar seperti buku-buku panduan, perlengkapan keterampilan, perlengkapan olah raga, perlengkapan kesenian dan buku pegangan guru. Oleh karena itu diharapkan dana ini dapat dimanfaatkan sekolah secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya dalam upaya meningkatkan mutu sekolah dan yang lebih utama lagi adalah mutu dari pendidikan pada sekolah tersebut. Selain dari pada kegiatan ini diharapkan juga mampu mendorong sekolah-sekolah lain untuk membuat program pengembangan di sekolahnya masing-masing.

3. Sasaran

Sasaran subsidi sekolah adalah SMP dengan kategori sekolah potensial, yaitu sekolah yang memiliki rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) berkisar antara 5,50 – 6,49 dengan prioritas sekolah rintisan program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Namun demikian sekolah rintisan MPMBS yang telah menerima BOMM 4 (empat) kali atau telah menerima bantuan dana BOMM 3 (tga) kali dan Subsidi Sekolah 1 (satu) kali tidak berhak lagi menerima subsidi ini.

4. Jenis-jenis Kegiatan

Kegiatan yang dapat didanai oleh dana subsidi sekolah meliputi program-program fisik (rehabilitasi ringan) dan non fisik sebagai berikut : a. Fisik Gedung Sekolah

(33)

b. Non Fisik

1. Program Kesiswaan

Meliputi imtaq, kreativitas siswa, olahraga, seni dan budaya, lomba akademik dan non akademik, pencegahan penyalahgunaan narkoba, pembangunan karakter bangsa, internalisasi nilai-nilai dan sebagainya.

2. Peningkatan Prestasi Belajar

Meliputi pemberian beasiswa prestasi, pengadaan buku pelajaran, pengadaan alat-alat PBM dan sebagainya.

3. Program yang Berkaitan dengan Peningkatan Kualitas Guru

Meliputi penelitian tindakan kelas, pengiriman guru pada berbagai seminar pendidikan, peningkatan kreativitas guru, pelatihan guru dengan pola demand-driven dan sebagainya.

4. Program yang Berkaitan dengan Pengembangan Sekolah

Meliputi sekolah sehat, pengembangan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah) dan sebagainya.

(34)

ditetapkan oleh Tim Teknis Peningkatan Mutu (TTK) berdasarkan kriteria penilaian proposal tertentu.

Adanya subsisi tersebut hasil yang diharapkan meliputi :

a. Terjadinya peningkatan mutu sekolah, baik fisik maupun non fisik. b. Terjadinya peningkatan kualitas lulusan.

c. Meningkatnya pemberdayaan sekolah terhadap sumber daya yang dimiliki, termasuk Komite Sekolah dan masyarakat sekitar.

Sekolah-sekolah penerima subsidi dinyatakan berhasil apabila : a. Sekolah telah melaksanakan program sesuai dengan proposal yang

telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemberian Subsidi (SPPS). b. Sekolah telah mengelola dana subsidi dengan transparan, bertanggung

jawab dan melakukan administrasi dengan baik.

c. Sekolah mengalami perbaikan mutu dalam bidang akademik maupun nonakademik (misalnya peningkatan nilai rata-rata rapor, peningkatan nilai UN, peningkatan peringkat kejuaran lomba, dan peningkatan peringkat sekolah di Kabupaten/Kota masing-masing).

d. Sekolah telah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan sekolah.

(35)

Gambar 2.2 Langkah-langkah Penetapan Penerima Subsidi Sekolah Sumber : Bantuan Sekolah Potensial, Depdiknas, 2005 : 10

5. Penganggaran

a. Konsep Penganggaran

(36)

lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu lembaga (Fattah, 2002: 47).

Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan negoisasi atau perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya untuk penganggaran. Hasil akhir dari suatu negoisasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber dana.

b. Karakteristik dan Fungsi Anggaran 1. Karakteristik anggaran

Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Dalam pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam tiap golongan, pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain. (Fattah, 2002: 47-48).

(37)

prioritas. Dari pemerintah pusat, sekolah memperoleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang untuk tahun 2007 setiap peserta didik SMP memperoleh Rp 354.000,0 (tiga ratus lima puluh empat ribu rupiah) setahun. Besarnya penerimaan dari masyarakat baik dari perorangan maupun lembaga, yayasan, berupa uang tunai, barang, hadiah atau pinjaman bergantung pada kemampuan masyarakat setempat dalam berperan memajukan pendidikan. Besarnya dana yang diterima dari orangtua siswa berupa iuran komite sekolah dan sumbangan pengembangan institusi yang langsung diterima oleh sekolah didasarkan atas kemampuan orangtua peserta didik. Selain dana BOS, pemerintah juga menyalurkan banduan dana untuk renovasi bangunan sekolah, media pembelajaran, school grant untuk peningkatan mutu pendidikan, dan lain-lain.

(38)

pusat dibiayai seluruhnya dari penerimaan pajak, sedangkan anggaran proyek dibiayai dari surplus.

2. Fungsi Anggaran

Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat atau yang lemah. Oleh karena itu, anggaran juga dapat berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran juga dapat pula dijadikan alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga yang diharapkan (Fattah, 2002: 49).

c. Prinsip-Prinsip dan Prosedur Penyusunan Anggaran

Apabila anggaran menghendaki fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi.

2. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran

(39)

4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.

Keempat butir di atas dapat tercapai jika organisasi dan manajemennya berbentuk kategori sehat. Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara efisien, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala prioritas. Itulah sebabnya dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematis. Tahapan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: (Fattah, 2002: 49-50).

1. Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.

2. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.

3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.

4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi finansial.

5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan persetujuan dari pihak yang berwenang.

(40)

Berdasarkan teori-teori yang ada mengenai subsidi sekolah (School Grant) yang dilakukan di SMP se-Kabupaten Kendal, peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara subsidi sekolah dengan mutu pendidikan disekolah. Dana dari subsidi sekolah ini dapat dimamfaatkan untuk menunjang fasilitas pendidikan seperti menyediakan kelengkapan buku-buku perpustakaan, kelengkapan alat-alat olah raga, alat-alat kesenian, alat-alat keterampilan dan buku pegangan guru sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat pula.

C. Rencana Pengembangan Sekolah

1. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah

Rencana Pengembangan Sekolah adalah rencana program yang disusun oleh manajemen (kepala sekolah, komite sekolah dan stakeholder) dalam rangka pengembangan sekolah yang berisi prioritas sasaran-sasaran jangka pendek dan jangka panjang yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi sekolah. Rencana pengembangan sekolah harus berorientasi ke depan dan secara jelas bagaimana menjembatani antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai di masa depan.

(41)

kemudian dirumuskan suatu rencana konkret dalam mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada dan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Dari uraian di atas tampak bahwa rencana pengembangan sekolah akan memandu semua warga sekolah bagaimana mengembangkan sekolah, kemana sekolah akan dikembangkan dan langkah apa yang harus ditempuh untuk melaksanakannya. Dalam menyusun rencana pengembangan sekolah harus melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.

Rencana pengembangan sekolah sebenarnya secara komprehensif mencakup harapan jangka panjang yang apabila harapan tersebut dilakukan secara konsisten, maka ketercapaian sasaran demi sasaran pada akhirnya akan berakumulasi menjadi ketercapaian tujuan dan akhirnya mencapai visi sekolah.

2. Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah

Tahapan penyusunan rencana pengembangan sekolah hendaknya dapat dilakukan secara berurutan. Setiap tahap memerlukan tahapan sebelumnya sebagai dasar penyusunannya. Sebagai contoh, misi sekolah baru dapat disusun setelah visi disusun dan ditetapkan. Sasaran baru dapat ditetapkan setelah tujuan sekolah yang ditetapkan dengan keadaan sekolah saat ini, sehingga ditemukan tantangan nyata sekolah. Rencana dan program baru dapat disusun setelah dilakukan identifikasi alternatif pemecahan masalah dan dipilih alternatif yang terbaik.

(42)

1. Penentuan visi, misi dan tujuan sekolah berdasarkan landasan yuridis pendidikan (UU dan Peraturan-Peraturan) dengan melihat tantangan masa depan/globalisasi serta berdasarkan nilai dan harapan masyarakat.

2. Penentuan sasaran dengan melihat tantangan nyata yang dihadapi sekolah.

3. Mengidentifikasi fungsi-fungsi untuk mencapai sasaran dengan menganalisis SWOT setiap fungsi dan faktor-faktornya.

4. Menentukan alternatif langkah-langkah pemecahan

5. Rencana, program dan anggaran untuk masing-masing sasaran.

(43)

Gambar 2.3 Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah Sumber : Rencana Pengembangan Sekolah, Depdiknas, 2005

D. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Program Subsidi Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan

Secara konseptual mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin

Analisis SWOT

(44)

(Suryadi, 1994 : 36). Salah satu sumber penunjang peningkatan mutu pendidikan itu adalah program subsidi sekolah, dimana tujuan pemberian subsidi sekolah (School Grant) adalah dana stimulan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Apabila pemberian subsidi sekolah (School Grant) dikelola dengan baik yaitu untuk perbaikan sarana sekolah dan memprasaranai kebutuhan fasilitas-fasilitas belajar mengajar seperti adanya buku-buku panduan yang lengkap dan alat-alat yang memadai maka mutu pendidikan akan meningkat dikarenakan siswa akan merasa nyaman dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mudah menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan dan juga siswa akan semakin paham akan pelajaran yang diajarkan karena didukung dangan kelengkapan fasilitas belajar mengajar. Dari hal-hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa program subsidi sekolah berpengaruh terhadap mutu pendidikan.

(45)

dicapai di masa depan. Jika harapan tersebut dilakukan secara konsisten, maka ketercapaian sasaran demi peningkatan mutu pendidikan akan dapat terwujud.

Sekolah yang tidak memiliki Rencana Pengembangan Sekolah sulit untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan karena tidak memiliki prioritas kegiatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu sekolah yang ingin meningkatkan mutu pendidikan harus direncanakan terlebih dahulu dengan Rencana Pengembangan Sekolah.

3. Pengaruh Antara Program Subsidi Sekolah dan Rencana Pengambangan Sekolah Secara Bersama-sama Terhadap Mutu Pendidikan

Pemberian subsidi kepada sekolah ke sekolah dengan kategori sekolah potensial yang terpilih berdasarkan proposal yang diajukan dan diseleksi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan.

(46)

rencana pengembangan sekolah sangat berperan pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Berdasarkan kajian teori sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh capaian program subsidi sekolah terhadap mutu pendidikan di SMP se-Kabupaten Kendal.

2. Ada pengaruh realisasi rencana pengambangan sekolah terhadap mutu pendidikan di SMP se-Kabupaten Kendal.

3. Ada pengaruh secara bersama-sama antara capaian program subsidi sekolah dan realisasi rencana pengambangan sekolah terhadap mutu pendidikan di SMP se-Kabupaten Kendal.

Program Subsidi Sekolah

X1 Rencana Pengembangan

Sekolah X2

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu menguji bagaimana pengaruh capaian program subsidi sekolah (School Grant) dan realisasi rencana pengembangan sekolah terhadap mutu pendidikan dengan unit analisis SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Kendal yang mendapatkan subsidi sekolah (school grant) pada periode tahun 2004 sampai dengan 2006, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif expo facto dengan menggunakan analisis regresi linear. Jadi dalam penelitian ini tidak mengadakan perlakuan terhadap variabel penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi di lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data. Artinya manipulasi terhadap variabel penelitian tidak dilakukan, namun hanya menggali fakta-fakta dengan menggunakan angket yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan persepsi mereka terhadap variabel yang diteliti.

Penelitian ini menempatkan capaian program subsidi sekolah (School Grant) dan realisasi rencana pengembangan sekolah sebagai variabel independen terhadap mutu pendidikan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(48)

Tabel 3.1 Daftar Sekolah Yang Pernah Mendapatkan Subsidi Sekolah (School Grant) SMP Se-Kabupaten Kendal Periode Tahun 2004 – 2006 Sebagai Populasi.

No. Nama Sekolah Kecamatan

(49)

Berdasarkan daftar sekolah yang menerima subsidi sekolah (School Grant) sebanyak 33 SMP Se-Kabupaten Kendal pernah menerima subsidi sekolah, namun tidak semua sekolah menerima subsidi sekolah dari tahun 2004 sampai 2006.

2. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, artinya bahwa jumlah sampel diambil dari populasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Ketentuan sampel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu SMP Se-Kabupaten Kendal yang pernah menerima subsidi (School Grant) sebanyak 3 kali berturut-turut pada periode tahun 2004, 2005, dan 2006. Hal ini didasarkan karena sekolah yang pernah menerima subsidi (School Grant) dapat dilihat dari perubahan mutu pendidikannya sedangkan alasan menggunakan periode tahun 2004 sampai dengan 2006 karena subsidi yang diterima selama 3 tahun berturut-turut tersebut merupakan program penerimaan subsidi sekolah yang terbaru.

(50)

Tabel 3.2 : Jumlah SMP Se-Kabupaten Kendal Yang Pernah Mendapatkan Subsisi Sekolah (School Grant) Periode Tahun 2004 – 2006 yang Menjadi Sampel

No Sampel 1. SMPN 3 Boja

2. SMPN 2 Cepiring 3. SMPN 4 Cepiring 4. SMPN 3 Patebon 5. SMPN 2 Patebon 6. SMPN 1 Gemuh 7. SMPN 2 Patean

Berdasarkan data dari 7 SMP Se-Kabupaten Kendal tersebut diperoleh sumber data atau responden yang menjadi panitia penerimaan subsidi sekolah sebanyak 104 responden.

(51)

Tabel 3.3 : Jumlah Responden Berdasarkan Sekolah Sampel

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Adapun variabel penelitian dan definisi operasional masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

(52)

2. Rencana Pengembangan Sekolah merupakan rencana yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa yang akan datang. Dimensi indikatornya meliputi : (1) Visi, (2) Misi, (3) Tujuan pengembangan sekolah, (4) Tantangan nyata, (5) Sasaran pengembangan sekolah, (6) Identifikasi fungsi-fungsi, (7) Analisis SWOT terhadap fungsi-fungsi, (8) Identifikasi alternatif langkah untuk mengatasi kelemahan dan ancaman, dan (9) Rencana dan program yang akan dikembangkan (Modul RPS, 2006 : 26).

3. Mutu Pendidikan adalah terlaksana dengan baiknya visi dan misi pendidikan dalam rangka mencapai tujuan kelembagaan. Dimensi indikatornya meliputi : (1) Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, (2) Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, (3) Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai, dan (4) Partisipasi aktif masyarakat (Bafadal, 2003 : 20).

D. Metode Pengumpulan Data

(53)

mengetahui ruang lingkup variabel penelitian dan indikator yang diukur dapat dilihat pada kisi-kisi berikut ini :

Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Variabel Penelitian

Variabel Indikator Jumlah

Butir Angket Program Subsidi

Sekolah (School Grant)

1. Rehabilitasi ringan fisik gedung sekolah

2. Pendanaan program kesiswaan 3. pendanaan kegiatan peningkatan

prestasi belajar

4. Pendanaan program yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru

5. Pendanaan Program yang

Berkaitan dengan

3. Tujuan pengembangan sekolah 4. Tantangan nyata

5. Sasaran pengembangan sekolah 6. Identifikasi fungsi-fungsi yang

berperan penting dalam penapaian sasaran tersebut.

7. Analisis SWOT terhadap fungsi-fungsi tersebut

8. Identifiksi alternatif langkah untuk mengatasi kelemahan dan anaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki sekolah.

9. Rencana dan program sekolah yang dikembangkan dari

Mutu pendidikan 1. Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik

2. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien

3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai

4. Partisipasi aktif masyarakat

5 5 5

(54)

E. Instrumen Penelitian

1. Ada tiga jenis instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan, yaitu angket dan data mengenai subyek penelitian, hasil wawancara dengan narasumber dan hasil observasi di lapangan. 2. Penskoran Jawaban Angket.

Pada penelitian ini perolehan data dengan menggunakan penyebaran daftar pertanyaan atau angket diserahkan kepada responden yang menyangkut tentang variabel program subsidi sekolah (School Grant), rencana pengembangan sekolah dan mutu pendidikan. Tipe angket bentuk tertutup dengan 4 pilihan jawaban yaitu A, B, C dan D. Dari Jawaban responden tersebut kemudian dilakukan proses editing bilamana terdapat kekurangan atau kesalahan dalam menjawab atau mengisi daftar pertanyaan yang diberikan. Langkah selanjutnya adalah kode yaitu pemberian kode pada hasil jawaban responden dengan cara memberikan skor nilai pada alternatif jawaban seperti tersusun dibawah ini. Skala yang digunakan mengacu pada skala Likert dengan 4 pilihan jawaban. Untuk jawaban favourable tertinggi diberi skor 4, 3, 2 dan 1, untuk jawaban unfavourable diberi skor sebaliknya.

Tabel 3.5. Pedoman Penskoran Butir Angket

Jawaban Arti Skor

Favourable Unfavourable

SS Sangat Sesuai 4 1

S Sesuai 3 2

AS Agak Sesuai 2 3

(55)

Langkah selanjutnya adalah tabulasi yaitu dari nilai-nilai hasil jawaban responden kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi nilai sesuai variabel penelitian ini.

Untuk mendapatkan data tentang permasalahan penelitian selain pendistribusian kuesioner, peneliti juga akan melakukan wawancara dengan beberapa responden yang menjadi stakeholder tentang permasalahan peningkatan mutu sekolah. Selain wawancara juga akan dilakukan pengamatan (observasi) secara langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh gambaran secara langsung tentang realitas peningkatan mutu sekolah yang terjadi pada sekolah-sekolah yang telah menerima school grant. Kedua metode tersebut digunakan untuk melengkapi dan memperkuat hasil jawaban responden yang dapat dilihat dari pengisian kuesioner.

F. Teknik Analisis Data

Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.

a. Uji Validitas

(56)

diperoleh semua nilai rhitung > r table. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Variabel r hitung Kesimpulan

Subsidi sekolah (X1) Rencana Pengembangan Sekolah (X2)

(57)

- Item 2.17

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa item-item kuesioner memiliki nilai r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas

(58)

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

NO. VARIABEL CRONBACH ALPHA

1. Subsidi sekolah (X1) 0,8534

2. Rencana Pengembangan Sekolah (X2) 0,7695

3. Mutu Pendidikan (Y) 0,8042

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari variabel-variabel itu didapatkan bahwa masing-masing variabel-variabel tersebut didapatkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian ini dapat dikatakan handal (reliabel) untuk digunakan sebagai alat ukur.

2. Uji Persyaratan Analisis Regresi a Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001).

Mendeteksi dengan melihat melalui grafik histogram jika puncak garis lengkung berada tepat ditengah maka data tersebut berdistribusi normal. b Uji Homogenitas

(59)

data dikatakan homogen apabila tebaran data pada grafik scatterplot terlihat titik-titik tebaran data merata dan tidak membentuk suatu pola.

c Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2002: 54). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan menganalisis nilai Varian Inflation Factor (VIF) tidak melebihi angka 10.

d Uji Linearitas

Uji linearitas menggunakan uji test for linearity. Kriteria yang digunakan untuk uji linearitas adalah dengan melihat arah tebaran data yang apabila ditarik garis lurus maka tebaran data tersebut mengikuti arah garis tersebut.

3. Analisis Persamaan Regresi

(60)

yang menggunakan satu variabel dependen (Y) dan dua variabel independen (X1), (X2) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 75).

Y = β0 + βlXl + β2X2 + e Keterangan :

Y : Mutu pendidikan

β0 : Konstanta

β1, β2 : Koefisien Regresi

X1 : Variabel capaian program subsidi sekolah

X2 : Variabel realisasi rencana pengembangan sekolah e : Residual/standar error

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian secara parsial (Uji t)

Pengukuran uji t dimaksudkan untuk mempengaruhi apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan melihat tingkat signifikansi nilai t pada 5% rumus yang digunakan (Ghozali, 2002):

( )

1 1 h

S t

β β

(61)

Keterangan: th : t hitung.

i : parameter yang diestimasi Se : standar error.

Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai mutlak th > tt maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila nilai th < tt maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

b. Pengujian secara simultan (Uji F)

Untuk menguji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat tingkat signifikansi F pada α = 5% rumus yang digunakan (Ghozali, 2002):

Keterangan:

R : koefisien korelasi ganda. Fh : F hitung.

K : jumlah variabel bebas. N : jumlah sampel yang dipakai.

Pengujian setiap koefisien regresi bersama-sama dikatakan signifikan bila nilai mutlak Fh > Ft maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila nilai Fh < Ft maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

(62)

c. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa baik sampel menggunakan data (Ghozali, 2002). R2 mengukur besarnya jumlah reduksi dalam variabel dependen yang diperoleh dari penggunaan variabel bebas. R2 mempunyai nilai antara 0 sampai 1, dengan nilai R2 yang tinggi berkisar antar 0,7 sampai 1.

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berturut-turut akan diuraikan hasil penelitian sekaligus pembahasannya, baik yang berkaitan dengan analisis deskriptif maupun analisis korelasional.

A. Hasil Penelitian

1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Gambaran umum penelitian ini berisikan mengenai data-data dari ke-tujuh SMP yang menjadi objek penelitian yang berkaitan dengan program subsidi sekolah, rencana pengembangan serta mutu dan prestasi yang telah didapat oleh sekolah yang menjadi objek penelitian. Kondisi sebelum dan sesudah menerima subsidi sekolah dijelaskan sebagai berikut :

a. SMP 3 Boja

Jumlah siswa pada SMP 3 Boja ini adalah 497 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 12 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 27 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 3 Boja ini digunakan untuk pembiayaan pada tambahan kelas atau les, pelatihan pembuatan media pembelajaran, remedial dan pengayaan serta untuk mengintensifkan kegiatan olahraga.

(64)

SMP 3 Boja juga tidak memiliki prestasi baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten

Dengan dana school grant yang telah didapatkan tiga kali tersebut, sekolah ini telah dapat mewujudkannya dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 6,95 dan 7,26. Sementara itu prestasi akademik yang telah dapat diraih adalah Juara pertama untuk lomba fisika se-Kabupaten Kendal dan juara kedua untuk lomba matematiak se-Kabupaten Kendal.

Pada prestasi non akademik sekolah ini meraih juara wawasan wiyata mandala karisidenan Semarang, juara 1 dan 2 lari 100 meter putra tingkat kabupaten.

b. SMP 2 Cepiring

Jumlah siswa pada SMP 2 Cepiring ini adalah 583 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 15 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 37 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 2 Cepiring ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, LCT semua bidang studi, pembuatan alat peraga biologi, fisika dan matematika, MGMP sekolah, pelatihan rebana bagi siswa kelas 7 dan 8 serta pengintensifan latihan sepak takraw.

(65)

Dengan dana school grant yang telah didapatkan tiga kali tersebut, sekolah ini telah dapat mewujudkannya dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 6,24 dan 6,22. Sementara itu prestasi akademik yang telah dapat diraih dengan mengikuti olimpiade matematika dengan prestasi masuk 10 besar. Untuk prestasi non akademik adalah juara satu sepak takraw tingkat kabupaten, MTQ juara satu tingkat kecamatan dan juara 2 tingkat kabupaten, serta juara satu rebana tingkat kecamatan.

c. SMP 4 Cepiring

Jumlah siswa pada SMP 4 Cepiring ini adalah 647 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 16 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 37 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 4 Cepiring ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, MGMP sekolah, peningkatan mutu guru serta pengintensifan latihan bola voli.

Sebelum menerima subsidi sekolah SMP 4 Cepiring memiliki nilai rata-rata ujian yang tergolong kurang hanya berkisar 5 sampai 6. Tidak memiliki prestasi akademik dan non akademik.

(66)

d. SMP 3 Patebon

Jumlah siswa pada SMP 3 Patebon ini adalah 703 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 18 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 40 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 3 Patebon ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, pengintensifan latihan basket, pengintesifan latihan band dan pengiriman Jumbara kontingen pramuka.

Sebenarnya SMP 3 Patebon sebelum menerima subsidi sekolah termasuk sekolah yang memiliki potensi untuk berkembang. Nilai rata-rata ujian sebelum menerima subsidi sekolah sekitar 7,00. Tidak memiliki prestasi akademik namun memiliki prestasi non akademik sebagai juara tiga jumbara pramuka dan juara harapan grup band pelajar.

Setelah mendapatkan dana school grant sebanyak tiga kali, sekolah ini telah dapat mewujudkannya dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 7,26 dan 7,71. Sementara itu prestasi akademik yang telah dapat diraih adalah juara satu olimpiade matematika kabupaten kendal. Sementara itu untuk prestasi non akademik adalah juara 2 grup band pelajar dan juara satu jumbara pramuka kabupaten kendal.

e. SMP 2 Patebon

(67)

oleh SMP 2 Patebon ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, pengintensifan latihan basket, peningkatan mutu guru dan MGMP sekolah.

Sebelum menerima subsidi sekolah SMP 2 Patebon tidak memiliki prestasi akademik, nilai rata-rata ujian sebesar 6,25 namun memiliki prestasi non akademik yaitu juara satu basket putri tingkat Kabupaten Kendal.

Dengan menerima dana school grant sebanyak tiga kali tersebut, sekolah ini telah dapat mewujudkannya dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 6,82 dan 7,17. Untuk prestasi non akademik yang telah dapat diraih adalah juara satu basket putri tingkat kabupaten dan juara tiga tingkat karesidenan.

f. SMP 1 Gemuh

Jumlah siswa pada SMP 1 Gemuh ini adalah 792 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 19 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 41 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 1 Gemuh ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, paket komputer untuk siswa, kegiatan keagamaan, pelatihan olah raga dan pelatihan komputer/multimedia bagi guru.

(68)

Setelah mendapatkan dana school grant sebanyak tiga kali, sekolah ini telah dapat meningkatkan prestasi dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 7,27 dan 7,31. Untuk prestasi non akademik meraih juara umum POPDA Kabupaten Kendal.

g. SMP 2 Patean

Jumlah siswa pada SMP 2 Patean ini adalah 521 siswa dengan jumlah ruangan kelas adalah sebanyak 13 buah. Sementara itu jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 22 orang guru. Dana school grant yang telah didapat oleh SMP 2 Patean ini digunakan untuk pembiayaan tambahan pelajaran atau les, MGMP sekolah dan IHT tentang KTSP. Selain itu juga digunakan untuk pengintensifan pelatihan grup band dan pelatihan basket dan voli.

Sebelum mendapatkan subsidi sekolah nilai rata-rata SMP 2 Patean tergolong kurang yaitu sekitar 5,54 sampai 5,95. Tidak memiliki prestasi akademik dan non akademik baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.

Dana school grant yang telah didapatkan dua kali tersebut, sekolah ini telah dapat mewujudkannya dalam bentuk nilai rata-rata hasil UN (ujian nasional) pada tahun ajaran 2006 dan 2007 adalah 6,07 dan 6,88. Untuk prestasi non akademik yang telah dapat diraih adalah juara satu grup band tingkat kecamatan.

2 Deskripsi Data Penelitian

(69)

a). Program Subsidi Sekolah

Dari 7 sekolah yang menjadi sampel penelitian didapatkan data mengenai program subsidi sekolah berdasarkan jawaban responden pada sekolah tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Program Subsidi

No Nama Sekolah Jumlah responden Skor rata-rata

1 SMPN 3 Boja 16 78,38

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jawaban terendah berdasarkan skor rata-rata adalah pada SMPN 4 Cepiring yaitu sebesar 77,15, sementara jawaban tertinggi pada SMPN 2 Cepiring yaitu 78,57. Tabel 4.2 Deskripsi Program Subsidi

(70)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh data hasil penelitian mengenai program subsidi sekolah berdasarkan jawaban angket yang telah dikerjakan oleh para responden sampel penelitian secara keseluruhan yaitu 104 responden skor tertinggi 80 dan skor terendah 61, range 19. Skor rata-rata program subsidi sekolah 78,14 dan standar deviasi 2,51.

Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval kelas (i) dengan rumus sebagai berikut (Irianto, 1988 :13):

Interval= 4,75dibulatkanmenjadi5 4

19 =

=

Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi program subsidi sekolah

Interval Frekuensi Presentase Kategori

(71)

sebanyak 2 orang atau 2,0% berada pada kategori cukup; dan urutan keempat pada kategori kurang pada rentangan skor 61-65 sebanyak 1 orang atau 1,0%.

Berdasarkan hasil tersebut di atas, berdasarkan anggapan ketujuh sekolah yang menjadi sampel penelitian mengenai program subsidi sekolah adalah masuk dalam kategori baik.

Pengalokasian program subsidi sekolah ini salah satunya adalah untuk dana rehabilitas gedung sekolah. Berdasarkan jawaban responden dana untuk rehabilitasi gedung ini berkisar 10 % dari dana yang diterima. Sementara itu pelaksanaan rehabilitasi ini sebagian besar telah mencapai 100 %, dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan pembangunan gedung ini.

Selain itu pendanaan ini dialokasikan untuk peningkatan pestasi belajar dengan memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dan untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti peralatan yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Kemudian usaha untuk peningkatan kualitas guru dilaksanakan dengan menyertakan para guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan serta seminar yang dibiayai oleh pihak sekolah.

b). Rencana Pengembangan

(72)

Tabel 4.4 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Rencana Pengembangan

No Nama Sekolah Jumlah responden Skor rata-rata

1 SMPN 3 Boja 16 77,94

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jawaban terendah berdasarkan skor rata-rata adalah pada SMPN 3 Patebon yaitu sebesar 77,39, sementara jawaban tertinggi pada SMPN 2 Cepiring yaitu 79,07. Tabel 4.5 Deskripsi Program Subsidi

104

(73)

Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval kelas (i) dengan rumus sebagai berikut (Irianto, 1988 :13):

Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.6 Deskripsi rencana pengembangan

Interval Frekuensi Presentase Kategori

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa skor terbanyak pada rentangan 76 – 80 sebesar 92 orang atau 88,4% pada kategori baik sekali; urutan kedua pada rentangan skor 71 –75 sebanyak 9 orang atau 8,7% berada pada kategori baik; urutan ketiga pada rentangan skor 66 – 70 sebanyak 2 orang atau 1,9% berada pada kategori cukup; dan urutan keempat pada kategori kurang pada rentangan skor 60-65 sebanyak 1 orang atau 1,0%.

(74)

Rencana pengembangan sekolah ini didasarkan pada visi dan misi sekolah agar tujuan dari rencana pengembangan tidak bergeser. Setiap rencana pengembangan yang didasarkan pada visi dan misi ibi senata-mata untuk dapat memberikan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar di kalangan sekolah. Dari setiap sarana dan prasarana yang direncanakan dalam rencana pengembangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh warga sekolah.

Selain itu rencana pengembangan sekolah ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kinerja dari para guru. Penilaian terhadap kinerja para guru ini akan dievaluasi secara langsung oleh kepala sekolah serta oleh pengawas sekolah. Namun bukan berarti upaya rencana pengembangan ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan, dalam hal ini yang sering ditemui adalah berasal dari fasilitas dan prasarana sekolah yang kurang memadai.

c). Mutu Pendidikan

(75)

Tabel 4.7 Deskripsi 7 Sekolah Mengenai Mutu Pendidikan

No Nama Sekolah Jumlah responden Skor rata-rata

1 SMPN 3 Boja 16 78,56

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jawaban terendah berdasarkan skor rata-rata adalah pada SMPN 4 Cepiring yaitu sebesar 77,85, sementara jawaban tertinggi pada SMPN 3 Patebon yaitu 79,00. Tabel 4.8 Deskripsi Program Subsidi

104

(76)

Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval kelas (i) dengan rumus sebagai berikut (Irianto, 1988 :13):

4,5 dibulatkan menjadi 4

Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.9 Deskripsi mutu pendidikan

Interval Frekuensi Presentase Kategori

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa skor terbanyak pada rentangan skor 77 – 80 sebanyak 87 orang atau 83,6% pada kategori baik sekali; urutan kedua pada rentangan skor 72 –76 sebanyak 14 orang atau 13,5% berada pada kategori baik; urutan ketiga pada rentangan skor 67 – 71 sebanyak 2 orang atau 1,9% berada pada kategori cukup; dan urutan keempat pada kategori kurang pada rentangan skor 62-66 sebanyak 1 orang atau 1,0%.

(77)

Berdasarkan jawaban responden kegiatan belajar mengajar telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sementara kegiatan belajar mengajar sendiri telah dapat dipahami dan dimengerti oleh para siswa dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan buku panduan. Kedisiplinan yang diterapkan disekolah juga sangat dipatuhi oleh baik para guru maupun siswanya dengan melakukan proses belajar mengajar tepat waktu.

Sarana dan prasarana sekolah seperti perpustakaan pun sangat mendukung dalam proses belajar mengajar yaitu dengan tersedianya perpustakaan yang bersih dan rapi, buku-buku pelajaran yang memadai, serta perawatan dan penangan sarana dan prasarana sekolah yang lain dengan baik.

3 Hasil Uji Persyaratan Analisis

Sebagai mana telah ditegaskan pada Bab III bahwa sebelum data dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis dengan tehnik regresi ganda, maka data hasil penelitian harus diuji lebih dahulu apakah data berdistribusi normal atau tidak, homogen atau tidak,terjadi multikolinaritas antar variabel independen atau tidak, serta linier atau tidak.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen-komponen pendidikan yang bermutu
Gambar 2.2 Langkah-langkah Penetapan Penerima Subsidi Sekolah
Gambar 2.3 Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.3 Dampak Berkembangnya Bisnis WC umum Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kiarajangkung

apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut diatas dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka perusahaan Saudara beserta pengurusnya dimasukkan ke dalam Daftar Hitam

Magnoliophyta Liliopsida Arales Araceae Caladium Caladium bicolor Magnoliophyta Magnoliopsida Rosales Rosaceae Rosoideae Rosa L Magnoliophyta Liliopsida Arecales

It also possible to reduce the need of labours and equipments for solid waste collecting and transporting, and it means the local government shell improve the service of solid

Jika keluarga mengetahui status HIV anda, apakah mereka mengingatkan anda untuk minum obat.. Siapa yang menjadi pendamping minum obat

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk, as a block pavement material using solidification/stabilization (S/S) methode because of chemical characteristic shows that Fly Ash contains lead

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan aktivitas antibakteri yang efektif pada konsentrasi 100 mg/mL terhadap bakteri Staphylococcus

Dalam upacara ini terdapat beberapa ikon yang menjadi bagian dari proses pernikahan yang harus ada, yakni : subang atau giwang, yaitu sebuah perhiasan yang mempunyai makna