• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin sido mancul di wilayah Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin sido mancul di wilayah Jakarta Timur"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU

TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL

DI WILAYAH JAKARTA TIMUR

Oleh :

Pon Harijadi Rizki

NIM : 101081023174

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL

DI WILAYAH JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Pon Harijadi Rizki

NIM : 101081023174

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid,MS Heriyanto SE. M.Si

NIP : 131474891 NIP : 131569931

JURUSAN MANAJEMEN

(3)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Hari ini Jumat, Tanggal 11 Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Pon Harijadi Rizki NIM: 101081023174 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 September 2007

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indoyama Nasarudin, SE. MAB Leis Suzanawati, SE. M.Si

(4)

Heryanto, SE. M.Si

Penguji Ahli

Hari ini kamis, Tanggal 05 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Pon Harijadi Rizki NIM: 101081023174 dengan judul Skripsi ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI

WILAYAH JAKARTA TIMUR. Memperhatikan kemampuan keilmuan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto, SE., M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Pon Harijadi Rizki

Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta, 20 September 1982

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Betung XI No. 430 Rt/Rw 009/08 Pondok Bambu – Jaktim

PH/HP : (021) 8611345

Pendidikan : - SD Muhammadiyah Jakarta 1990-1996 - MTSN Darunnajah Jakarta 1996-1999 - SMU Prof, Dr, Hamka Padang 1999-2001 - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2001-2006

(6)

ABSTRACT

Pon Harijadi Rizki, title of the research “Analysis Influnce of Marketing Mix Toward Purchasing Decision Jamu Tolak Angin Sido Muncul at Jakarta Timur.First degree (S1) Marketing Management Program Economis and Social Faculty of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

The goal of this research is to analysis the influence of marketing mix (Product, Price, Promotion Toward Purchasing Decision Jamu Tolak Angin Sido Muncul at Jakarta Timur

(7)

ABSTRAK

Pon Harijadi Rizki, judul skripsi “ Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Jamu Tolak Angin Sido Muncul di Wilayah Jakarta Timur. Strata satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran (Produk, Harga, Tempat, Promosi terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin Sidu Muncul di wilayah Jakarta Timur.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan tugas untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekononomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGARUH BAURAN

PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus

Jamu Tolak Angin di Wilayah Jakarta Timur). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengatahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Mohammad Faisal, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan dan dengan begitu sabar meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Heriyanto SE. M.Si, selaku pembimbing II yang sangat sabar sekali dalam membimbing saya sehingga terselesaikan juga skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku kepala Jurusan Manajemen. 5. Bapak Heryanto, SE, M. Si, selaku sekretaris Jurusan Manajemen.

(9)

7. Kepada seluruh staf bagian Akedemik dan Keuangan, Ibu dewi, Pak Sugeng, Ibu lilik, Ibu Siska, Pak Bambang, Ibu Sulamah. “Terima kasih atas segala bantuannya”..

8. Kawan-kawan Marketing 2001 and Kawan-kawan finance Angkatan 2001,

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan informasi bagi para pembaca.

Skripsi ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kebaikan dan jasa orang yang telah membantu penulis selama ini.Terima kasih.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Pembimbing i

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi iii

Daftar Riwayat Hidup iv

Abstract v

Abstrak vi

Kata Pengantar vii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Arti Penting Manajemen Pemasaran 7

B. Bauran Pemasaran 9

1.Produk 10

2.Harga 14

3.Saluran Distibusi 21

4.Promosi 22

C. Hakikat Keputusan Pembelian 24

(11)

E. Kerangka Pemikiran 29

F. Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian 31

B. Metode Penentuan Sampel 31

C. Metode Pengumpulan Data 32

D. Metode Analisis 32

1.Analisis Kualitatif 32

2.Analisis Kuantitatif 35

a.Uji Normalitas Data 35

b.Uji Asumsi Klasik 36

c.Analisis Regresi Linier Berganda 37

d.Uji Hipotesis 38

E. Operasional Variabel Penelitian 40

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 43

1. Sejarah Singkat dan Profil PT. SIDO MUNCUL 43

2. Perkembangan Usaha 47

B. Penemuan dan Pembahasan 49

1. Analisis Kualitatif 49

2. Analisis Kuantitatif 63

a. Uji Validitas dan Reliabilitas 63

b. Uji Normalitas data 65

c. Uji Asumsi Klasik 65

d. Analisis Regresi Linier Berganda. 68

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

(12)

B. Implikasi 75

DAFTAR PUSTAKA 78

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Model of Buyer Behaviour 27

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 40 4.1 Tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk

untuk mencegah masuk angin. 50

4.2 Tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat. 51 4.3 Merek tolak angin sangat familiar, mudah untuk diketahui

dan diingat oleh semua lapisan masyarakat. 52 4.4 Tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan kemasan serta

desainnya modern. 52

4.5 Masa penggunaan (kadaluarsa) produk tolak angin

tercantum dengan jelas. 53

4.6 Harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan. 54 4.7 Harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangan

anda. 54

4.8 Perbedaan harga tolak angin dengan produk lainnya (Antangain, Bintangin, Orangin) tidak menjadi masalah

bagi saya. 55

Produk tolak angin mudah diperoleh dan dibeli didaerah

mana saja. 55

4.10 Penjual tolak angin mudah ditemui diberbagai toko 56 4.11 Penayangan iklan tolak angin di media masa/elektronik

sering dilihat atau ditemui. 56 4.12 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan tolak angin

mudah dikenal dan mempunyai latar belakang yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan. 57 4.13 Isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang

diterima dan dirasakan. 57

4.14 Event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan

tolak angin sering dilakukan. 58 4.15 Memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas

kebutuhan akan produk untuk menghilangkan masuk angin. 59 4.16 Sebelum membeli tolak angin anda mencari informasi

(khasiatnya, bahan-bahan yang digunakan, dan lai-lain)

seputar jamu tolak angin. 60

4.17 Melakukan pertimbangan yang matang saat memutuskan untuk membeli jamu tolak angin. 61 4.18 Memutuskan membeli jamu tolak angin berdasarkan

pendapatan pribadi, harga, dan manfaat yang ada pada

jamu tolak angin. 61

(15)

mengkonsumsi tolak angin. 62

4.20 Hasil Try Out 63

4.22 Uji Multikolinearitas 65

4.23 Koefisien Determinasi 67

4.24 Hasil Regresi Berganda 68

4.25 Hasil F Hitung 69

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Bagan kerangka pemikiran 29 4.1 Normal P-P Plot 64 4.2 Scatterplot 66

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian 78

2 Hasil Kuesioner 80

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tak bisa dipungkiri, dunia kedokteran dan pengobatan telah berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya berbagai teknologi pengobatan dan obat yang bisa menyembuhkan suatu penyakit. Namun, di balik kemajuan teknologi pengobatan itu, banyak kalangan justru tertarik melakukan pengobatan dengan menggunakan obat atau jamu yang berbasis alam atau herbal. Kalangan masyarakat yang melakukan pengobatan secara herbal itu meyakini bahwa metode pengobatan tersebut lebih aman. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa minum jamu akan meningkatkan daya tahan tubuh (http://www.seputar-indonesia.com).

Ketatnya persaingan dalam industri jamu menyebabkan perusahaan harus membuat strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan menerapkan bauran pemasaran yang menarik perhatian konsumen, bauran pemasaran perlu dibuat sedemikian rupa sebagai salah satu cara dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli secara berkala produk dijual oleh perusahaan.

(19)

diinginkan. Bauran pemasaran tersebut merupakan salah satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan.

Unsur dari manajemen pemasaran yang mempunyai peranan penting dan sangat populer yakni bauran pemasaran (marketing mix). Variabel yang ada dalam bauran pemasaran mempunyai peran penting sebagai salah satu strategi atau ramuan bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan sehingga tercipta kepuasan bagi konsumen.

Salah satu komponen bauran pemasaran yang terpenting adalah produk. Keberadaanya merupakan penentu bagi program bauran pemasaran lainnya yaitu penentu harga , program promosi, maupun kegiatan pendistribusian. Melalui aspek produk ini, produsen berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pemasaran produk sangat berperan penting bukan saja merancang suatu produk tetapi juga menetapkan inti manfaat yang akan diberikan oleh produk. Umumnya para penjual sering sekali melakukan kesalahan dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada produk fisik saja daripada manfaat yang dihasilkan dari produk-produknya.

(20)

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Semua perusahaan perlu melaksanakan fungsi distribusi, dan hal ini sangat penting bagi pembangunan perekonomian masyarakat karena bertugas menyampaikan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen. Jadi saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.

Di Indonesia terdapat 1.300 perusahaan jamu dengan omzet penjualan sekitar Rp 3 triliun. Lima perusahaan di antaranya merupakan perusahaan jamu terbesar, yakni Mustika Ratu, Sari Ayu, Air Mancur, Nyonya Meneer, dan Sido Muncul. Omzet jamu bisa mencapai Rp 10 triliun pada 2008 atau meningkat 3,3 kali lipat dibandingkan omzet penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp 3 triliun (http://bisnisfarmasi.wordpress.com).

(21)

Internasional. Sido Muncul bahkan telah memperoleh sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), yang biasa diberikan kepada perusahaan berstandard farmasi, disamping sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk perusahaan jamu yang memenuhi syarat. Penghargaan ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) dan Best Brand Award yang berhasil diraih setiap tahunnya, membuktikan bahwa Sido Muncul selalu menjaga kualitas dan mengedepankan inovasi. (http://smallcrab.com).

Tolak angin sebagai salah satu produk andalan yang diproduksi oleh PT. Sido Muncul saat ini telah mendapatkan peningkatan status dari jamu tradisional menjadi obat herbal terstandar dengan standarisasi sesuai peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOMRI). Tentu saja ini memerlukan perbaikan disain pabrik." Irwan juga menambahkan dalam presentasi tim peneliti Sido Muncul di hadapan ketua dan Komnas Badan POM 19 Juli 2007 hasil uji toksitas dan uji khasiat produk Tolak Angin dapat diterima dan dinyatakan mendapatkan peningkatan status obat herbal terstandar. (http://www.waspada.co.id).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang bauran pemasaran yang dilakukan salah satu perusahaan jamu tradisional. Oleh karena itu didalam penulisan skripsi ini penulis memberi judul: “ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN

(22)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul ?”.

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah: “ Menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul ”.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi :

a. Perusahaan

(23)

menentukan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen.

b. Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan daftar bacaan, khususnya bagi civitas akademika di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan umumnya bagi civitas akademika fakultas ekonomi, Jurusan Manajemen dengan peminatan pemasaran universitas lainnya.

c. Penulis

Dapat memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, dan kecerdasan intelektual.

d. Konsumen

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan arti penting manajemen pemasaran

Pemasaran sekian lama diartikan dengan penjualan, perdagangan dan distribusi. Sesungguhnya istilah-istilah tersebut merupakan satu bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Berawal ketika setiap orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Pada mulanya menitikberatkan pada barang, kemudian lembaga-lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan, setelah itu pada fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dapat dilakukannya transaksi-transaksi penjualan.

“ Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain ”, (Kotler & Amstrong, 2001: 7).

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. (Carl McDaniel dan Roger Gates, 2001: 4).

(25)

dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sebagai suatu sistem dan beroperasi di dalam suatu lingkungan yang terus berkembang, yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan tersebut itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada.

Perubahan lingkungan bagi pemasaran merupakan tantangan-tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas manajer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan, serta dapat menyesesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik, maka mulailah dikenal istilah manajeman pemasaran.

(26)

Manajemen pemasaran dititik beratkan pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahukan, mendorong, serta melayani pasar.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk mengadakan pertukaran yang diinginkan, baik berupa barang dan jasa atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran dapat dilakukan oleh pihak penjual maupun pembeli yang akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang efektif harus disesuaikan dengan sikap dan prilaku konsumen, sebaliknya sikap dan perilaku konsumen juga dipengaruhi agar sesuai dengan produk-produk perusahaan.

B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Konsep Bauran Pemasaran pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh

Jerome Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place). Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Fandy Tjiptono, 2005: 30).

(27)

Menurut Philip Kotler dan A.B Susanto (2000:124); “ Bauran Pemasaran adalah kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasaranya dalam pasar sasaran”.

Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah

buying decision, maka variabel-variabel marketing mix dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:

1.Produk

Produk merupakan salah satu bagian dari komponen bauran pemasaran yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa adanya produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan maka tidak akan ada pemasaran.

Menurut kamus istilah pemasaran (Betsy-Ann Toffler: 2002:863) produk merupakan berupa sesuatu obyek, jasa, kegiatan, seseorang, tempat, organisasi, atau gagasan, yang mempunyai manfaat dan dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Produk merupakan elemen terpenting dalam sebuah program pemasaran (Freddy, 2001: 390). Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

(28)

“Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan”.

Sedang menurut Tjiptono (2001 : 95), produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Adapun menurut Swastha (1999: 94) mendefinisikan: produk adalah suatu sikap yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu berbentuk penawaran dari seorang atau perusahaan yang mempunyai manfaat baik berupa benda nyata maupun benda abstrak yang tidak berwujud, yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Produk dapat berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan (ide). Dalam pemasaran produk dapat dikategorikan menjadi lima yaitu :

a. Barang berwujud murni/barang fisik dan tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut.

(29)

c. Campuran, penawaran yang terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama.

d. Jasa utama disertai barang yang terdiri atas jasa utama disertai dengan jasa tambahan dan atau barang pelengkap.

e. Jasa murni; penawaran hanya terdiri dari jasa.

Pemasar dapat mengklasifikasikan produknya berdasarkan bermacam-macam karakteristik produknya yaitu:

a. Klasifikasi produk menurut daya tahan dan wujud. Klasifikasi menurut daya tahan, (Kotler, 2002 : 54) : 1) Barang terpakai habis (undurable goods)

Barang yang terpakai habis adalah barang wujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misalnya: sabun, garam.

2) Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Misalanya: lemari es, mobil, kursi, meja. 3) Jasa (service)

Jasa berkarakteristik tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Misalnya: potongan rambut dan reparasi.

b. Klasifikasi produk menurut penggunaannya

(30)

barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis.

Pada umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen Kotler (2002 : 54) menjadi empat jenis, yaitu : convience goods, shooping goods, specialty goods,

usought goods.

Klasifikasi ini didasarkan pada kebiasaan konsumen dalam berbelanja (Berkewitz, et al, 1992 dalam Tjiptono, 2001 : 99), yang mencerminkan tiga aspek, yaitu usaha yang dilakuakan konsumen untuk sampai pada suatu keputusan pembelian, atribut-atribut yang digunakan konsumen dalam pembelian, frekuensi pembelian.

(31)

memberikan dukungan penuh bagi produk berprospek cerah atau mengeliminasi produk yang lemah di pasar. Keputusan lain mengenai kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai model, merek, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Membuat merek yang berlainan untuk produk yang sama untuk setiap produk yang ditawarkan serta membuat merek tersendiri untuk setiap jenis produk. Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya menambah ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain- lain. Sedangkan keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain.

2. Harga

Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel karena dapat berubah-ubah sesuai dengan kebijakan perusahaan.

(32)

Harga merupakan faktor kunci dan harus dipertimbangkan dalam menentukan target pasar, jenis produk atau jasa yang akan ditawarkan, dan persaingan. Para penjual biasanya ingin mejual lebih banyak dan mendapatkan gross margin yang tinggi. Oleh karena itu, para penjual harus memperhatikan cara menentukan strategi penetapan harga berdasarkan persepsi konsumen. Lebih lanjut lagi menurut Assel, persepsi konsumen akan harga produk mengacu pada pengamatan :

1. Konsumen mempunyai harapan tertentu tentang harga yang seharusnya.

2. Harapan-harapan tersebut dapat mencerminkan harga yang sebenarnya atau juga tidak.

3. Biasanya konsumen menghubungkan tingkat harga dengan kualitas produk.

(33)

inflasi, biaya bunga, resesi dan keputusan-keputusan pemerintah yang dapat mempengaruhi keefektifan strategi penetepan harga.

Berkaitan dengan keperluan harga pembeli terdapat 9 (sembilan faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan tersebut yaitu :

1. Pengaruh nilai unik (konsumen kurang peka terhadap harga apabila produk tersebut lebih langka).

2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti ).

3. Pengaruh perbandingan yang sulit (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka kesulitan membandingkan kualitas barang pengganti).

4. Pengaruh pengeluaran total (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut rendah dibandingkan total pendapatan).

5. Pengaruh manfaat akhir (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan dengan biaya total produk akhir).

6. Pengaruh biaya yang dibagi (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya ditanggung pihak lain).

(34)

8. Pengaruh kualitas harga (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas, gengsi atau eksklusif lebih).

9. Pengaruh persediaan (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyimpan produk tersebut).

Konsumen paling peka terhadap harga untuk produk yang mahal dan atau sering dibeli, tetapi konsumen hampir tidak memperhatikan kenaikkan harga untuk jenis produk yang murah dan jarang dibeli.

Pendapat (Handi Irawan, 2002 : 38) bahwa untuk konsumen yang peka terhadap harga, biasanya harga murah merupakan sumber kepuasan yang penting karena konsumen akan mendapatkan “Value for money” yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang tidak sensitif terhadap harga.

Menurut (Sutisna, 2001:80) menjelaskan secara umum bahwa harga yang lebih tinggi kurang mempunyai kemunkinan untuk dibeli oleh konsumen. Dalam beberapa kondisi, konsumen mempunyai ekspektasi atas hubungan harga dan kualitas produk beberapa kesimpulan atas hubungan harga dan kulaitas produk pada saat harga digunakan sebagai indikasi produk berkualitas adalah konsumen mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa dalam situasi tertentu harga menunjukkan kualitas produk.

(35)

produk yang sering digunakan yaitu meliputi diskon (discount), potongan harga (allowances), dan penetepan harga promosi (price promotion), penetapan harga geografis, dan harga pada situasi tertentu.

Keputusan tentang harga jual mempunyai implikasi yang cukup luas perusahaan maupun konsumen. Harga yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing. Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya meningkat. Hal ini terutama akan menjadi masalah bagi perusahaan yang baru berdiri.

Tujuan akan sangat mempengaruhi tingkat harga jual yang akan ditetapkan perusahaan .Adapun tujuan penetapan harga jual adalah :

a. Untuk Survival

Bila perusahaan berada dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat gencar, pergeseran keinginan konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang diinginkan perusahaan adalah bagaimana untuk bertahan hidup. Dalam kondisi untuk tetap eksis dalam dunia bisnisnya maka perusahaan akan menetapkan harga jual sekedar dapat menutupi tetap dan variabel saja.

b. Penetrasi Pasar

(36)

seiring dengan semakin meningkatnya penjualan dan akan mendesak pesaing.

c. Maksimumkan Laba Dalam Jangka Pendek

Jika perusahaan menetapkan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin, maka akan ditetapkan harga jual tinggi.

d. Mendapatkan Uang Secepat Mungkin.

Jika perusahaan berada dalam kesulitan keuangan, maka perusahaan akan menetapkan harga jual rendah dengan maksud untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat.

e. Untuk Keunggulan Dalam Kualitas Produk

Suatu perusahaan mungkin bertujuan agar kualitas produk yang dipasarkannya selalu yang terbaik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan pengembangan yang terus menerus.

(37)

memperhatikan tujuan, besarnya permintaan dan biaya, maka sebelum ditetapkan sebagai harga jual, terlebih dahulu memperhatikan tawaran harga dari pesaing. Sebab bila harga yang ditetapkan dibawah harga pesaing kemungkinan besar akan memicu perang harga. Sebaliknya jika terlalu tinggi akan menyebabkan menurunya daya saing perusahaan.

(38)

3. Saluran Distribusi

Keputusan saluran akan mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang ditawarkan.

Ada beberapa alternatif yang mungkin di pilih penjual dalam distribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :

a. Manufacturer → Konsumen

b. Manufacturer → Pedagang eceran →Konsumen

c. Manufacturer →Pedagang besar → Pedagang eceran →Konsumen d. Manufacturer →Agen →Pedagang besar→ Pedagang eceran

→Konsumen

(39)

4. Promosi

Kebijakan pembauran pemasaran tentu akan lebih berhasil jika apa telah diprogram dikomunikasikan dengan tertara yang baik. mengkomunikasikan program perusahaan kepada masyarakat konsumen dapat dilakukan dengan empat variabel, yaitu :

a. Periklanan : Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

b. Personal selling: Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. c. Publisitas: Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu

produk,jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

d. Promosi penjualan : Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer.

(40)

Selanjutnya pelaksanaan promosi harus terkoordinasi, konsisten, tepat waktu dan dievaluasi.

Tentunya kebijaksanaan pemasaran yang di susun perusahaan harus diperhatikan peran atau kondisinya dalam dunia bisnis, yaitu apakah dalam dunia bisnis tergolong perusahaan pemimpin, penantang, pengikut atau menggarap relung pasar. Sebab kondisi perusahaan dalam dunia bisnis akan mempengaruhi tantanganyang dihadapi. Misalnya tantangan yang dihadapi perusahaan yang tergolong pemimpin pasar adalah melindungi pasar yang dikuasai, memperluas pasar dan mengembangkan market share. Tentunya karena perbedaan permasalahan atau tantangan yang dihadapi akan menyebabkan strateginya juga akan bebeda.

Jika perusahaan memutuskan untuk memasuki pasar internasional, maka perlu di susun suatu cara yang sistematis mengenai keputusan keikutsertaan tersebut. Hal ini disebabkan pasar internasional mengandung resiko yang tidak sama dibandingkan dengan pasar domestik yang disebabkan kurangnya pengalaman, kebiasaan yang berbeda, hukum yang berbeda dan lain-lain.

(41)

Memasuki pasar internasional dapat dilakukan dengar, berbagai cara antara lain dengan cara ekspor, usaha patungan dan penanaman modal langsung. Tentunya cara mana yang dipilih tergantung pada penilaian yang mana yang paling memungkinkan, yaitu setelah memperhatikan pelaksanaan ekonomi dari negara yang di tuju. Dan langkah terakhir adalah membentuk organisasi yang efektif untuk mendukung kebijaksanaan memasuki pasar internasional tersebut.

C. Hakikat keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana kondumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian (Setyawati, 2003: 54).

Menurut Mowen (Terjemahan, 2002: 6) perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

(42)

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian pengambilan keputusan. S. P. Siagian berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan sautu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang tepat. Sedangkan Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah(Iqbal Hasan, 2000: 10). Berbeda dengan Ujang Sumarwan (2003: 289) yang mendefinisikan keputusan (berdasarkan teori yang dikemukakan Schiffman dan Kanuk, 1994) mengartikan keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Menurut Kotler (2002 : 204) terdapat 5 tahapan dari konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yang meliputi :

1.Pengenalan masalah (problem recognition)

(43)

mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasar yang memicu minat konsumen.

2.Pencarian informasi (information search)

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, maka konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan keberadaan produk yang diinginkannya. Hal tersebut dilakukan bisa melalui iklan, brosur-brosur atau informasi dari teman atau bahkan mendatangi langsung ketokonya dan seterusnya.

3.Evaluasi alternatif (evaluation of alternative)

Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian dan seleksi terhadap alternatif-alternatif informasi produk yang telah diperolehnya berdasarkan kesadaran dan rasio.

4.Keputusan pembelian (purchase decesion)

Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulun pilihan. Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Pada pembelian barang/produk kebutuhan sehari-hari, melibatkan sedikit keputusan dan pertimbangan.

5.Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior)

(44)

yang sudah dibeli akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Yaitu adanya kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika tidak puas akan mengembalikan produk bahkan melakukan keluhan atau pengaduan.

Pada tabel 2.1 Model of Buyer Behaviour dibawah ini dapat dijelaskan proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli. Marketing

Stimuli

Other Stimuli Buyer’s Characreristic

Buyer’s Decision Process Buyer’s Decision

- Product

- Post Purchase Behaviour

- Product Choice

Keputusan konsumen membeli produk dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan karena adanya rangsangan. Terlibatnya seseorang terhadap produk ditentukan oleh penting atau tidaknya keputusan pembelian produk tersebut dilakukan.

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/distribusi dan promosi merupakan rangsangan yang paling pertama dalam hal mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Setelah rangsangan marketing dilengkapi faktor lainnya seperti: faktor ekonomi, teknologi, politik dan budaya.

(45)

dapat mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli produk sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari pemilihan produk yang dibelinya. Rangsangan pemasaran yang dalam hal ini bauran pemasaran merupakan unsure yang sangat penting, yang secara signifikan mempengaruhi keinginan dan perilaku seseorang.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Setyawati (2003) dalam jurnalnya yang berjudul: Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Jamu Tradisional Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta”.

Dalam penelitiannya Setyawati menggunakan metode penelitian berupa metode survey. Sampel penenlitiannya menggunakan “Purposive Random Sampling” dengan jumlah responden sebanyak 100 (seratus) orang yaitu para pembeli/konsumen jamu tradisonal yang berada di 5 (lima) wilayah DKI Jakarta. Adapun pengambilan data dilakukan dengan bantuan instrument berupa kuesioner/angket dan wawancara.

(46)

berpengaruh terhadap keputusan pembelian ditunjukkan dengan hasil regresi sebesar 19 %.

E. Kerangka pemikiran

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Pada hakikatnya konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian karena memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Dalam membuat keputusan membeli tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor dari rangasangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi yang merupakan unsur-unsur dari bauran pemasaran memiliki kemampuan untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Selain itu faktor lainnya yang melengkapi seperti tekonologi, Budaya, ekonomi dan politik. Kerangka berpikir dalam penelitiaan difokuskan pada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian.

F. Hipotesis

Keputusan Pembelian

RANGASANGAN PEMASARAN

Faktor Produk Faktor Harga Faktor Saluran Distribusi

(47)

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

1.Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan variabel produk, harga, saluran distribusi, promosi terhadap keputusan pembelian.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif, dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul, dari bab sebelumnya diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat lima variabel, yaitu: produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3) dan promosi (X4) sebagai variabel independen serta keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen.

Peneliti akan menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian tolak angin Sido Muncul didaearah Jakarta Timur.

B. Metode Penentuan Sampel

(49)

C. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

b. Kuesioner

Dalam penelitian ini penulis mengajukan pertanyaan secara tertulis maupun secara lisan.

c. Kepustakaan

Untuk memperoleh landasan dan konsep yang akurat, sehingga dapat memecahkan permasalahan, penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku, literatur, catatan, surat kabar, majalah, serta bacaan lainnya yang berhungan dengan masalah yang di teliti.

D. Metode Analisis

1) Analisa Kualitatif

Yaitu analisa terhadap permasalahan secara kualitatif dengan teori yang berhubungan antara pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat gambaran secara sistematis faktual atau akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan dengan fenomena yang diselidiki. Sugiono (2003:112).

(50)

pengukuran Keputusan Pembelian. (J. Suprato, M.A 1997:223).

Pengukuran tingkat kepentingan atas pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada produk jamu Tolak Angin Sido Muncul dilakukan dengan menggunakan skala 5 tingkat (likert) pengukuran, yaitu:

SS = Sangat Setuju, di beri skor 5

S = Setuju, di beri skor 4

R = Ragu-Ragu, di beri skor 3

TS = Tidak Setuju, di beri skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju, di beri skor 1

Untuk memungkinkan para responden menjawab berbagai tingkatan dari setiap pernyataan, maka digunakan format likert dimana dalam mengembangkan prosedur pengskalaan setiap pertanyaan mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung kanan (dengan angka besar) menggambarkan jawaban yang positif.

2) Uji Validitas dan Reliabilitas

(51)

Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang akan diukur. Variabel masih dapat dipecah menjadi sub variabel lalu menjadi indikator. Apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuisioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden terbatas dahulu.

Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang realibel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Apabila data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapa kali pun pengambilan data dilakukan, hasilnya tetap sama.

(52)

Rumus Cronbach’s Alpha (α)

r11 = Realibilitas instrument

k = Banyak butir pertanyaan

2 dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberpa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva Normal P-Plot. Suatu Variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

b. Uji asumsi klasik regresi linier berganda

Bertujuan untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel∈ yang dikenal dengan nama asumsi dasar model regresi yaitu autokorelasi, heteroskesdastisitas dan multikolinearitas.

(53)

1) Multikolinearitas

Adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi diantara variabel bebas, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Menurut Bhuono (2005, 59) untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) ini tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. 2) Heteroskesdastisitas

Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpenuhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian itu disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yang homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

(54)

Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika :

(a)Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

(b)Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

(c)Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

(d)Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

c. Analisa regrasi linier berganda

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi linier berganda (multiple regression analisis). Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2), Saluran

Distribusi (X3) dan Promosi (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada Produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul.

Rumus Linier Berganda:

Y = Subyek dalam variabel dependen (Keputusan Pembelian). a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).

(55)

pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka

1) Uji F hitung (simultan)

Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) kita juga harus menyertai dengan hipotesis alternatif (Ha), seperti di bawah ini:

Ho : ρ = 0 Æ tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Ha : ρ ≠ 0 Æ terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi terhadap variabel dependen. Maka dilakukan uji F dengan rumus:

Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

(56)

Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Uji t hitung (parsial)

Bertujuan untuk membuat kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen. Maka penulis akan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

a = Konstanta

b = Koefisien korelasi N = Jumlah sampel

Sb = Kesalahan baku koefisien korelasi Se = Kesalahan baku estimasi

Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

(57)

Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

NO VARIABEL SUB VARIBEL INDIKATOR SKALA

1. Produk (X1) Nilai Produk 2. Harga (X2) Penetapan harga Harga sesuai dengan

(58)

3. Saluran 4. Promosi Periklanan

(59)

5. Keputusan

Perilaku pasca Pembelian

Kebutuhan akan produk

Puas terhadap produk

Dalam penelitian ini, batasan operasional yang digunakan adalah: Berdasarkan model penelitian tersebut terdapat 2 macam variabel yaitu: 1. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian

konsumen (Y) terhadap produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Produk, yaitu merupakan variabel bebas pertama (XI), dalam hal ini menjelaskan tentang produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen.

b. Harga, yaitu merupakan variabel bebas kedua (X2), dalam hal ini menjelaskan tentang nilai dari produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen.

(60)
(61)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat dan Profil PT. SIDO MUNCUL

PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk).

Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistio pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak.

Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatif dengan mesin-mesin modern.

Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh

(62)

(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

Logo Jamu Sido Muncul yang berupa ibu dan anaknya adalah gambar Ny. Rahkmat Sulistio, pendiri Jamu Sido Muncul beserta cucunya, Irwan Hidayat, saat itu berusia 4 tahun. Irwan Hidayat sejak tahun 1972 sampai sekarang adalah Presiden Direktur PT Sido Muncul.

a. Visi, Misi PT. SIDO MUNCUL

Visi “Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan”.

Misi

• Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional

• Mengembangkan research / penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.

• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.

(63)

b. Sumber Daya Manusia

Saat ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung, SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dan lain-lain.

Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk mendukung pengembangan, PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis.

c. Fasilitas Pabrik

Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada di PT. SidoMuncul antara lain :

1)Laboratorium

(64)

2)Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat 3)Extraction Centre

4)Pengolahan air bersih 5)Pengolahan air limbah 6)Perpustakaan

7)Klinik Holistik

d. Kerjasama Ilmiah

Agar produk dapat senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan tekhnologi, kerjasama dilakukan dengan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, baik dimata masyarakat maupun dunia " ke-ilmu-an ", seperti :

Universitas Diponegoro, Semarang PPOT, Universitas Gadjahmada, Jogjakarta Fakultas Farmasi, Universitas Widya Mandala, Surabaya

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta Lembaga penelitian, Institut Tekhnologi Bandung Balai Penelitian Tanaman Obat, Depkes, di Tawangmangu Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, di Bogor.

e. Penghargaan

1) Iklan Iklan-iklan Sido Muncul pernah berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Cakram tahun 2002

(65)

4) Produk Terbaik dari ASEAN Food Conference ke-8

5) Penghargaan dari Departemen Perhubungan dan Departemen Tenaga Kerja sebagai pelaku bisnis peduli lingkungan, karena telah menyelenggarakan program mudik lebaran gratis buat para pedagang jamu yang telah dilakukan sejak tahun 1995

6) Tahun 2000 Departemen Kesehatan memberikan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT SidoMuncul, selama ini industri jamu hanya mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

f. Profil Jamu Tolak Angin Cair

Komposisi :

Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis Rhizoma, Bahan-bahan lain.

Kegunaan :

Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan terasa dingin, mata berair.

Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja berat.

Cara pemakaian :

(66)

2.Perkembangan Usaha

Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ).

Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

(67)

serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.

Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.

Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.

B. Penemuan dan Pembahasan

1)Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif berkenaan dengan tanggapan pelanggan mengenai produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin. Dalam hali ini digunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dengan penyebaran 100 kuesioner pada pelanggan jamu tolak angin di daerah Jakarta Timur.

(68)

Tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk untuk mencegah masuk angin.

58 58.0

diketahui pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel yang terdiri dari :

a. Produk (X1) dengan 4 (empat) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak (lima) indikator.

b. Harga (X2) dengan 1 (satu) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 3 (tiga) indikator.

c. Saluran Distribusi (X3) dengan 2 (dua) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 2 (dua) indikator.

d. Promosi (X4) dengan 2 (dua) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 5 (empat) indikator.

e. Keputusan Pembelian (Y) dengan 5 (lima) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 5 (lima) indikator.

Setiap indikator dibuat pernyataan yang diberikan bobot 1 – 5 (skala likert) sehingga diperoleh skor untuk masing-masing pernyataan. Selanjutnya akan di bahas masing-masing variabel dalam penelitian yang penulis lakukan.

a. Analisis Kualitatif Variabel Produk (X1)

Tabel 4.1

Sumber: data primer yang diolah

(69)

Tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat.

Setuju, tidak ada respondenyang menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, ataupun Ragu-ragu, atas pernyataan produk tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk untuk mencegah masuk angin.

Hasil diatas berbanding positif dengan realitas yang terjadi, yakni tolak angin adalah produk masuk angin pertama dan satu-satunya yang mendapatkan peningkatan status dari jamu menjadi Obat Herbal Terstandar Pada 19 Juli 2007 lalu yang dikeluarkan oleh Badan POM (http://www.nutrendunited.com).

Tabel 4.2

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 41 responden menjawab Setuju dan 59 responden menjawab Sangat Setuju, tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, ataupun Ragu-ragu atas pernyataan produk tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat. Hasil ini merupakan gambaran atas kualitas yang baik akan tolak angin sebagai produk masuk angin yang mempunyai fungsi utama untuk mengusir masuk angin.

(70)

Merek tolak angin sangat familiar, mudah untuk diketahui dan diingat oleh semua lapisan masyarakat.

58 58.0

laboratorium bioteknologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Hasilnya, dengan mengonsumsi obat masuk angin ini, sel darah putih dapat meningkat. Penelitinya adalah Prof.Dr.Edi Dharmono. Dia ahli parasit dan ahli kriminologi. Terbukti pula obat masuk angin memang meningkatkan sel darah putih.Jadi diminum dua kali satu hari bisa meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. (http://www.seputar-indonesia.com).

Tabel 4.3

Sumber: data primer yang diolah

(71)

Tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan

Masa penggunaan (kadaluarsa) produk tolak angin tercantum dengan jelas.

yang terjadi pada salah satu produk air minum dalam kemasan, yakni Aqua.

Tabel 4.4

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui sebanyak 51 responden menyatakan Setuju, 49 responden menyatakan Sangat Setuju atas pernyataan tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan kemasan serta desainnya modern. Kemasan dan desain tolak angin cair Sido Muncul dapat dikatakan memang praktis dan modern, kemasannya yang simpel dan desainnya yang modern tentunya telah dipertimbangkan terlebih dahulu oleh manajemen perusahaan. Tolak angin dapat disimpan di dikantong kemeja atau celana, dan tidak perlu khawatir akan bocornya kemasan karena plastik yang digunakan adalah kualitasnya standar.

Tabel 4.5

Sumber: data primer yang diolah

(72)

Harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan.

Harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangan anda.

Hasil yang ditunjukkan pada table 4.5 menghasilkan jawaban sebanyak 42 responden menjawab Sangat Setuju, 58 responden menyatakan Setuju dan tidak ada responden menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, maupun ragu-ragu. Hal ini berarti para pelangan merasakan bahwa produk tolak angin mencantumkan masa penggunaan dengan jelas, hal ini penting karena pencantuman masa penggunaan produk, akan membuat nyaman dan aman dalam mengkonsumsi tolak angin cair Sido Muncul.

b. Analisis Kualitatif Variabel Harga (X2)

Tabel 4.6

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel diatas dapat disimpulkan tanggapan sebagian besar responden menilai positif bahwa harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp.1500-2000, dapat mejaga ketahanan sehingga fit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Tabel 4.7

(73)

Perbedaan harga tolak angin dengan produk lainnya (Antangain, Bintangin, Orangin) tidak

menjadi masalah bagi saya.

Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat dengan jelas sebanyak 44 responden menjawab Setuju, dan sebanyak 56 responden menjawab Sangat Setuju atas pernyataan harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangannya.

Harga tolak angin dipasaran berkisar antara 1500 s/d 2000 rupiah, harga ini sangatlah sebanding atau bahkan lebih dengan status yang disandang produk tolak angin sebagai obat herbal yang terstandar yang diproduksi dengan menggunakan teknologi yang cangih dan modern.

Tabel 4.8

Sumber: data primer yang diolah

(74)

Produk tolak angin mudah diperoleh dan dibeli

Penjual tolak angin mudah ditemui diberbagai toko.

49 49.0

karena berhasil meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Tolak Angin.

c. Analisis Kualitatif Variabel Saluran Distribusi (X3)

Tabel 4.9

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel 4.9 diketahui sebagian besar responden menyatakan produk angin mudah diperoleh dan dibeli dimana saja, hal ini wajar karena wilayah pemasaran produk tolak angin mencakup seluruh daerah di Indonesia.

Tabel 4.10

Sumber: data primer yang diolah

(75)

Penayangan iklan tolak angin di media masa/elektronik sering dilihat atau ditemui.

15 15.0

Bintang iklan yang digunakan dalam iklan tolak angin mudah dikenal dan mempunyai latar belakang

yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan.

9 9.0

d. Analisis Kualitatif Variabel Promosi (X4)

Tabel 4.11

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel 4.11 dapat diketahui dengan sangat jelas bahwa 85 responden dan 15 responden menyatakan penayangan iklan tolak angin dimedia masa/elektronik sering dilihat atau ditemui. Hasil ini sangatlah wajar adanya, karena iklan atau komunikasi berbagai macam bentuk sering dilihat, walaupun penulis tidak mempunyai angka atapun data yang jelas untuk mendukung pernyataan tersebut.

Tabel 4.12

Sumber: data primer yang diolah

(76)

Isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang diterima dan dirasakan.

10 10.0

Event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan tolak angin sering dilakukan.

5 5.0

dibanggakan seperti, Agnes Monica (Penyanyi), Butet (Artis dan Seniman), Rhenald Kasali (Ilmuwan). Selain itu didukung angka penjualan tolak angin yang naik 40% ditahun 2007. (http://www.nutrendunited.com).

Tabel 4.13

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan atau menanggapi dengan sangat positif bahwa isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang mereka terima, dengan minum tolak angin 1 – sachet secara teratur akan menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan tim peneliti Prof. Dr. Eddy Dharmana, M.Sc, Phd, mengatakan hasil uji khasiat menyatakan dengan konsumsi Tolak Angin secara teratur sesuai dosis anjuran dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara signifikan. (http://www.waspada.co.id).

Tabel 4.14

(77)

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab atau menilai event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan tolak angin sering dilakukan. Sebanyak 56 responden menjawab Sangat Setuju, 39 orang menjawab Setuju, hanya 5 responden menyatakan Ragu-ragu dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Hasil diatas sesuai dengan apa yang terjadi. PT. Sido Muncul dengan produknya tolak angin sering melakukan kegiatan-kegiatan atau event yang strategis dalam membentuk image dan sekaligus sebgai komunikasi produk tolak angin.

Sejak tahun 1999, secara rutin PT. Sido Muncul mengadakan acara Penganugrahan SidoMuncul Award. SidoMuncul Award merupakan bentuk peduli serta sumbangsih perusahaan bagi kegiatan sosial dan kemanusiaan.

(78)

Memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas kebutuhan akan produk untuk menghilangkan masuk angin.

22 22.0

Sebelum membeli tolak angin anda mencari informasi (khasiatnya, bahan-bahan yang digunakan, dan lai-lain) seputar jamu tolak angin.

1 1.0

Rieke ‘Oneng’ Dyah Pitaloka dan Vega ‘Ngatini’ Darwanthi. (www.sidomuncul.com).

e. Analisis Kualitatif Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.15

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 78 orang menyatakan Sangat Setuju, 22 orang menyatakan Setuju akan pernyataan memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas kebutuhan produk untuk menghilangkan masuk angin. Hasil ini adalah sangat wajar adanya, walaupun ada benefit lainnya yang didapat didalam mengkosumsi tolak angin, seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehinga tidak rentan terkena penyakit.

Tabel 4.16

Sumber: data primer yang diolah

(79)

Melakukan pertimbangan yang matang saat memutuskan untuk membeli jamu tolak angin.

39 39.0

responden menyatakan Ragu-ragu dan 1 responden menyatakan Tidak Setuju, namun tidak ada responden yang menyatakan Sangat Tidak Setuju atas pernyataan tersebut diatas.

Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas para pelanggan merupakan pelanggan yang kritis yang melihat terlebih dahulu manfaat atau nilai yang akan didapat ketika mengkonsumsi tolak angin. Walaupun ada sebagian kecil responden yang menyatakan sebaliknya, dapat dikatakan lumrah karena persepsi atau pendapat mereka sangat berpengaruh akan latar belakang kehidap masing-masing responden.

Setiap orang dapat mencari dan mengamati manfaat atau nilai dari produk tolak angin baik itu di media cetak maupun di media elektronik, selain itu PT. Sido Muncul membuat Website, yang menurut penulis sangat berguna sekali sebgai media interaktif bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih jauh tentang tolak angin Sido Muncul.

Tabel 4.17

Sumber: data primer yang diolah

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
gambaran dari hasil penelitian.
gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar
Tolak angin memenuhi standar yang baikTabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program Polarimetric Interferometric Airborne Synthetic Aperture Radar of L-band version 2 (PiSAR-L2) adalah program eksperimen sensor Phased-Array Synthetic Aperture

Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik maka guru harus mampu menerapkan pendekatan saintifik dalam setiap proses pembelajaran.Tujuan dari

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul Pengaruh Emulgel Ekstrak Ikan Kutuk (C hanna striata ) terhadap

Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah Kota Samarinda yang bertanggung jawab kepada Kepala daerah melalui Sekretaris

Keberhasilan mengembangkan aplikasi warung bali menggunakan metode collaborative filtering dengan algoritma slope one memberikan rekomendasi kepada user dengan rekomendasi

Pekerjaan pembersihan storage tank akan jauh lebih effektif dan effisien bila dikerjakan oleh technical engineer yang professional dengan didukung peralatan cleaning yang memadai

3.3 Pengamatan pada daerah bond coat Pada Gambar 4.24 adalah hasil pengujian SEM pada spesimen sebelum dan sesudah dikenai perlakuan siklik thermal,

Pengadaan Perangkat Managemen perpustakaan Elektronik Dan Multimedia Pembelajaran Interaktif) Rp 1.375.000.000,00 Triwulan IV 6 Kompetisi Hasil - Hasil Pembelajaran Siswa. Cetak