Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI GULA SINTETIS
TERHADAP MUTU KOKTAIL LIDAH BUAYA
SKRIPSI
OLEH:
MOHAMMAD YAMIN SRG
040305046/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI GULA SINTETIS
TERHADAP MUTU KOKTAIL LIDAH BUAYA
SKRIPSI
OLEH:
MOHAMMAD YAMIN SRG
040305046/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,
Ir. Ismed Suhaidi M.Si. Ir. Satya R Siahaan Ketua Anggota
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE KIND AND THE CONCENTRATION OF SYNTETIC SUGAR ON THE QUALITY OF ALOE VERA COCKTAIL
The aim of this research was to know the effect of the kind and the concentration of syntetic sugar on the quality of aloe vera cocktail. The research had been performed use factorial completely randomized design (CRD) with two factors, i.e; the kind of syntetic sugar (G) : (syclamate, manitol and saccharine) and the concentration of syntetic sugar (K) : (0,01, 0,02, 0,03, 0,04 and 0,05%). Parameters analyzed were total soluble solid (TSS), total acid, reduction sugar content, degree of sweetness and organoleptic values (taste and texture).
The result showed that the kind of syntetic sugar had highly significant effect on the degree of sweetness, organoleptic taste value and had no significant effect on the total soluble solid (TSS), total acid, reduction sugar content and organoleptic texture value.
The concentration of synthetic sugar had highly significant effect on the degree of sweetness, organoleptic taste value and had no significant effect on the total soluble solid (TSS), total acid, reduction sugar content and organoleptic texture value.
The interaction of the kind and the concentration of syntetic sugar had significant effect on the degree of sweetness, highly significant effect on the organoleptic taste value and had no significant effect on the total soluble solid (TSS), total acid, reduction sugar content and organoleptic texture value.
The use of syclamate with concentration of 0,05% produced the better and more acceptable quality of aloe vera cocktail.
Keyword : Cocktail, Aloe vera, Synthetic sugar
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Abstrak
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI GULA SINTETIS TERHADAP MUTU KOKTAIL LIDAH BUAYA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh jenis dan
konsentrasi gula sintetis terhadap mutu koktail lidah buaya.
Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) terdiri
dari 2 faktor, yaitu jenis gula sintetis (G) : (siklamat, manitol dan sakarin) dan
konsentrasi gula sintetis (K) :(0,01, 0,02, 0,03, 0,04 dan 0,05%). Parameter yang
dianalisa adalah total soluble solid (TSS), total asam, kadar gula reduksi, derajat
kemanisan dan uji organoleptik (rasa dan kekenyalan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis gula sintetis memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap derajat kemanisan, organoleptik rasa dan
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total soluble solid (TSS),
kadar gula reduksi, total asam dan organoleptik kekenyalan.
Konsentrasi gula sintetis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap parameter derajat kemanisan,organoleptik rasa dan memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total soluble solid (TSS), kadar gula
reduksi, total asam dan organoleptik kekenyalan.
Interaksi perlakuan jenis dan konsentrasi gula sintetis memberikan
pengaruh berbeda nyata terhadap derajat kemanisan, sangat nyata terhadap
organoleptik rasa dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total
soluble solid (TSS), kadar gula reduksi, total asam dan organoleptik kekenyalan.
Penggunaan siklamat dengan konsentrasi 0,05% menghasilkan koktail
lidah buaya yang lebih baik dan dapat diterima.
Kata kunci : Koktail, Lidah Buaya, Gula Sintetis
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
RINGKASAN
Mohammad Yamin SRG,”Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis
Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya” dibimbing oleh Ir. Ismed Suhaidi, M.Si
sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Satya R Siahaan sebagai anggota komisi
pembimbing.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jenis
dan konsentrasi gula sintetis terhadap mutu koktail lidah buaya.
Perlakuan penelitian terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor I : Jenis gula sintetis
(G) terdiri dari 3 taraf yaitu : G1 (Siklamat), G2 (Manitol) dan G3 (Sakarin).
Faktor II : Konsentrasi gula sintetis (K) terdiri dari 5 taraf yaitu : K1 (0,01%), K2
(0,02%), K3 (0,03%), K4 (0,04%) dan K5 (0,05%).
Hasil penelitian yang dianalisis secara statistika menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Total Soluble Solid (TSS) (obrix)
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total soluble solid (TSS) (o brix) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total soluble solid (TSS) (o brix) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
tidak nyata (P>0,05) terhadap total soluble solid (TSS) (o brix) sehingga uji LSR
tidak dilanjutkan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009 2. Total Asam (%)
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total asam (%) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total asam (%) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam (%) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
3. Gula Reduksi (mg)
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap gula reduksi (mg) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap gula reduksi sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
tidak nyata (P>0,05) terhadap gula reduksi sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
4. Derajat Kemanisan
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap gula reduksi. Derajat kemanisan tertinggi diperoleh pada perlakuan G3
yaitu 129 dan terendah pada perlakuan G2 sebesar 24.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap gula reduksi. Derajat kemanisan tertinggi diperoleh pada perlakuan K5
sebesar 78,33 dan terendah pada perlakuan K1 dan K2 sebesar 60.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
nyata (P>0,05) terhadap gula reduksi. Derajat kemanisan tertinggi diperoleh pada
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
perlakuan G3K5 sebesar 145 dan terendah pada perlakuan G2K1, G2K2, dan G2K3
sebesar 20.
5. Organoleptik Rasa
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap organoleptik rasa (numerik). Organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada
perlakuan G1 yaitu sebesar 3,24 dan terendah pada perlakuan G2 yaitu sebesar
3,12.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap organoleptik rasa (numerik). Organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada
perlakuan K5 yaitu sebesar 3,38 dan terendah pada perlakuan K1 yaitu sebesar
2,97.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
nyata (P<0,05) terhadap organoleptik rasa (numerik). Organoleptik rasa tertinggi
diperoleh pada perlakuan G3K5 yaitu sebesar 3,45 dan terendah pada perlakuan
G2K1 yaitu sebesar 2,85.
6. Organoleptik Kekenyalan
Jenis gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap organoleptik kekenyalan (numerik) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap organoleptik kekenyalan (numerik) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda
tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik nyata (numerik) sehingga uji LSR
tidak dilanjutkan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu
Koktail Lidah Buaya”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Ismed Suhaidi, M.Si, sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ir. Satya R Siahaan , sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini.
Ir. Saipul B Daulay, M.Si selaku ketua Departemen Teknologi Pertanian dan
Ir. Hotnida Sinaga, M.Phil selaku sekretaris Departemen Teknologi Pertanian
beserta seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Teknologi Pertanian
Universitas Sumatera Utara, teman THP 04 seperjuangan, dan
teman-teman asisten Laboratorium Mikrobiologi yang telah banyak membantu penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Ma’ruf Siregar (Alm) dan Ibunda Nurcahaya Harahap yang telah banyak
memberikan bantuan moril dan materil serta do’a yang tiada henti kepada penulis
serta Abanganda Abdurrahman Siregar, Kakanda Masroliani Siregar, Masnun
Siregar S.Pd dan Nurhamimah Siregar S.Pdi yang telah banyak memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis selama ini.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat baagi
pembaca dan khususnya penulis.
Medan, Oktober 2008
Penulis
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Mohammad Yamin SRG, dilahirkan di P. Brandan pada tanggal
11 November 1986. adalah putra ke-5 dari 5 bersaudara dari Ayahanda Ma’ruf
Siregar dan Ibunda Nurcahaya Harahap.
Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMA N 1 P. Brandan dan lulus seleksi
masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis memilih program
studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten di
laboratorium Mikrobiologi tahun 2006-2008. Penulis juga aktif berorganisasi di
Himpunan Mahasiswa Islam dan dimandatkan sebagai Ketua Bidang Penelitian
dan Pengembangan HMI Cabang Medan periode 2007-2008. Penulis
melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Bridgestone Tbk pada bulan
Juni 2007.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Penentuan Total Asam (%) ………... 22
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Total Soluble Solid (TSS) (o brix) ………... 29
Total Asam (%) ……… 29
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Total Asam (%) ……. 29
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Total asam (%) . 30
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Total asam (%) ………. 30
Gula Reduksi (mg) ……… 30
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Gula Reduksi (mg) …. 30
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Gula reduksi (mg) ... 30
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadapGula Reduksi ……….
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ….. ……….. ……… 37
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ………... 38
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ………. 40
Organoleptik Kekenyalan (Numerik) ………... 42
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Organoleptik Kekenyalan (Numerik) ….. ……….. ……… 42
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Organoleptik Kekenyalan (Numerik) ………... 43
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Organoleptik Kekenyalan (Numerik) ……… 43
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN ……… 44 Kesimpulan ………... 44 Saran ………. 44
DAFTAR PUSTAKA ………... 45
LAMPIRAN ... 47
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Kandungan Zat Gizi Lidah Buaya ………. 6
2. Komposisi dan Manfaat Lidah Buaya Bagi Manusia ……… 7
3. Skala Uji Hedonik Warna, Aroma, dan Rasa ………. 23
4. Skala Uji Hedonik Kekenyalan ……….. 24
5. Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Parameter yang Diamati ... 27
6. Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Parameter yang Diamati ... 28
7. Uji LSR Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan ... 30
8. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan ... 32
9. Uji LSR Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan ... 34
10. Uji LSR Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ... 36
11. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ... 37
12. Uji LSR Pengaruh Interaksi Jenis Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik) ... 39
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAM BAR
No Judul Hal
1. Rumus Bangun Na-Siklamat (Na-siklohekanasulfamat) ... 11
2. Rumus Bangun D-Manitol ... 13
3. Rumus Bangun Ca-Sakarin ... 15
4. Skema Pembuatan Koktail Lidah Buaya ... 25
5. Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan ….…... 31
6. Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan .. 33
7. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan ……….…... 35
8. Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik).. 37
9. Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Organoleptik Rasa (Numerik)……… 38
10.Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis tervhadap Organoleptik Rasa (Numerik)……… 40
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1. Data Pengamatan Total Soluble Solid (TSS) (o brix) ... 47
2. Data Pengamatan Total Asam (%) ... 48
3. Data Pengamatan Gula Reduksi ... 49
4. Data Pengamatan Derajat Kemanisan ... 50
5. Data Pengamatan Organoleptik Rasa (Numerik) ... 51
6. Data Pengamatan Organoleptik Kekenyalan (Numerik) ... 52
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman lidah buaya (Aloe Vera L) sudah dikenal sejak ribuan tahun
silam. Biasanya digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan
perawatan kulit. Tanaman ini bermanfaat bagi bahan baku industri farmasi dan
kosmetik. Disamping itu, juga sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman
kesehatan.
Sebagian orang masih ragu dan juga tidak tega menyantapnya karena
mengingat penampilannya yang berlendir dan baunya kurang sedap. Padahal
setelah diolah perasaan tadi pastilah hilang karena lidah buaya memang enak.
Rasanya agak kenyal sekaligus empuk juga lidah buaya dengan kandungan gizi
yang banyak dan sangat bermanfaat untuk kesehatan, perlu dikembangkan suatu
olahan seperti koktail sehingga masyarakat tidak sungkan untuk
mengkonsumsinya.
Lidah buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman yang sudah akrab di
masyarakat Indonesia meskipun bukan berasal dari Indonesia. Kandungan gizi
yang dimiliki lidah buaya adalah gel lidah buaya yang mengandung beberapa zat
mineral misalnya kalsium, potassium, sodium, klorin, magnesium, seng, tembaga,
chromium, dan beberapa asam, vitamin C dan lain-lain. Zat-zat ini sangat berguna
untuk pertumbuhan tulang, pembentukan dan pergantian jaringan dan pengaturan
gerak syaraf. Sekarang lidah buaya semakin banyak digunakan orang, bukan
sekadar untuk obat, tetapi juga untuk makanan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Konsumsi gula dunia cenderung meningkat sejalan perkembangan
populasi dan peningkatan taraf hidup terutama di negara-negara maju. Di lain
pihak, dengan alasan kesehatan, konsumen berusaha mencari pemanis yang tidak
menghasilkan kalori agar mereka tetap dapat menikmati rasa manis tanpa takut
menjadi gemuk atau menimbulkan respon glikemik (peningkatan kadar gula
darah). Industri pangan dan farmasi berlomba-lomba menciptakan
pemanis-pemanis sintetik bebas kalori. Pemanis yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat
mengganti sukrosa (gula tebu), glukosa atau gula-gula lain yang berkalori tinggi,
mendukung usaha konsumen untuk mengontrol berat badan, menekan kadar
glukosa darah, mengurangi sedapat mungkin karies gigi yang diakibatkan
konsumsi gula, akan tetapi tetap dapat menikmati rasa manis.
Perkembangan teknologi penyediaan bahan pemanis alternatif terus
mengalami kemajuan, terutama di negara-negara industri dunia. Meskipun
sukrosa (gula) paling banyak digunakan dan secara komersial pengusahaannya
paling ekonomis, akan tetapi bukanlah satu-satunya pemanis yang mempunyai
prospek perdagangan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dilakukanlah salah satu cara
pengembangan sumber bahan pangan potensial uang masih belum dimanfaatkan
secara optimal yang diorientasikan pada perluasan daerah tanam. Salah satu jenis
tanaman yang dikembangkan menjadi produk baru adalah tanaman lidah buaya.
Lidah buaya yang banyak mengandung mineral mulai digemari
dikonsumsi sebagai minuman bergizi untuk minuman segar. Jika ditambahkan
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
yang lebih manis tanpa menghasilkan kalori sehingga dapat penderita diabetes
bisa mengkonsumsinya.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang” Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Mutu
Koktail Lidah Buaya”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
gula sintetis terhadap mutu koktail lidah buaya.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi penulis.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
dan industri pangan bahwa lidah buaya dapat dijadikan koktail.
- Sebagai sumber referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Hipotesa Penelitian
- Ada pengaruh jenis gula sintetis terhadap mutu koktail lidah buaya
- Ada pengaruh konsentrasi gula sintetis terhadap mutu koktail lidah buaya
- Ada pengaruh interaksi jenis dan konsentrasi gula sintetis terhadap mutu
koktail lidah buaya.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Asal-usul Lidah Buaya
Beberapa ahli menduga bahwa daerah asal lidah buaya adalah Afrika,
terutama Mediterania, kemudian menyebar ke Arab, India, Eropa, Asia Timur,
dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pendapat lain menjelaskan bahwa lidah
buaya berasal dari Bombay yang kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia
(Sudarto, 1997).
Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17.
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditanam sembarangan di
pekarangan rumah. Paling hanya sesekali dimanfaatkan sebagai obat luka bakar
atau mengatasi kebotakan. Baru pada dekade 1990-an, tanaman ini dilirik industri
makanan dan minuman (Anonimous, 2002).
Di Indonesia, tanaman ini sudah lama ditanam oleh penduduk sebagai
tanaman obat keluarga sekaligus tanaman hias. Penanaman secara khusus dan
besar-besaran belum umum dilakukan, kecuali di beberapa tempat sebagai bahan
baku kosmetika. Namun dengan semakin meluasnya penggunaan lidah buaya dan
meningkatnya permintaan sebagai bahan baku obat dan kosmetika (Sudarto, 1997)
Botani Lidah Buaya
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 300 spesies tanaman lidah buaya.
Sedangkan spesies yang umum dibudidayakan yaitu Aloe socotine (Zanzibar
aloe), Aloe barbadensis, Aloemferox, Aloe cape, Aloe bonare dan Aloe
Zeffenabad (Suryowidodo, 1988).
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Asia
dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian stomata daun lidah buaya dapat tertutup
rapat pada musim kemarau karena untuk menghindari hilangnya air daun. Lidah
buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Lidah buaya termasuk
tanaman yang efisien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologi tumbuhan,
tanaman ini termasuk tanaman yang tahan kekeringan (Furnawanthi, 2002).
Lidah buaya dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai daerah
pegunungan. Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar
keseluruh dunia mulai daerah tropika sampai ke daerah sub tropika. Tanah yang
dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik dan gembur.
Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan, karena
akarnya yang pendek tanaman ini tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang
pH nya rendah (Soeseno, 1993).
Komponen dan Manfaat Lidah Buaya
Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam daging lidah buaya menurut
para peneliti antara lain : lignin, saponin, anthraquinone, vitamin, mineral, gula
dan enzim, mono dan polisakarida, asam-asam amino essensial dan non essensial
yang secara bersamaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang
menyangkut kesehatan tubuh. Kekayaan akan kandungan bahan yang di dapat
berfungsi sebagai bahan kosmetik, obat dan pelengkap gizi menjadikan lidah
buaya sebagai tanaman ajaib, karena tidak ada lagi tanaman lain yang
mengandung bahan yang menguntungkan bagi kesehatan selengkap yang dimiliki
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
yang mampu untuk meresap didalam jaringan kulit, sehingga banyak menahan
kehilangan cairan yang terlalu banyak dari dalam kulit (Hartono, 1992).
Yudo (1992), mengatakan bahwa kandungan aloin pada lidah buaya
bermanfaat sebagai pelega tenggorokan, mengurangi batuk, meluruhkan cacing
dan sebagai obat amandel dan sakit mata. Lidah buaya juga dapat digunakan
sebagai bahan pengurut saat keseleo dan mendinginkan luka bakar.
Lidah buaya tidak menyebabkan keracunan pada manusia maupun hewan,
sehingga sebagai bahan industri lidah buaya dapat diolah menjadi produk
makanan dalam bentuk serbuk, gel, jus, dan ekstrak. Unsur utama dari cairan lidah
buaya adalah aloin, emodin, resin, gum, dan unsur lain seperti minyak atsiri.
Cairan yang keluar dari potongan lidah buaya tadi bila diuapkan menjadi bentuk
setengah padat, dapat digunakan sebagai alat pencuci perut atau obat pencahar
(Suryowidodo, 1988).
Adapun kandungan zat gizi lidah buaya per 100 gram adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Lidah Buaya
Zat Gizi Kandungan / 100 gr Bahan Sumber : Departemen Kesehatan R.I., (1992).
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun komposisi dan manfaat dari lidah buaya bagi manusia adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi dan Manfaat Lidah Buaya Bagi Manusia
Komponen Manfaat
Lignin
Saponin
Anthraquinone terdiri dari aloin, Barbaloin, Isobarbaloin, Anthranol, Anthracene, Aloetic acid, Eteral oil, Aloe emodin, Ester asam sinamat, Asam Krishopanat, Asam glutamate, Resistanol quinon, Asam malat, Asam Suksinat, Asam uronat dan Asam galakturonat
Mineral : Ca, K, Na, Mg, Zn, Cu, Cr
Vitamin : B1, B2, B6, Niacinida,
Cholin, Asam folat, Vit C, E dan Betakaroten
Mono dan Polisakarida : Sellulosa, Glukosa, Mannosa, Aldopentosa, Rhamnosa, Galaktosa dan Arabinosa
Enzim : Oksidase, Amylase, Katalase, Lipase, Alkaline Phospatase
Asam amino : Lysine, Threonin, Valin, Methionin, Leusin, Isoleusin dan Fenilalanin
Mampu menembus dan meresap ke dalam kulit agar terjaga kelembabannya.
Mempunyai aktivitas antiseptik, pembersih
Bahan dasar obat yang mempunyai sifat antiseptik dan penghilang rasa sakit.
Berinteraksi dengan vitamin mendukung fungsi tubuh sebagai zat gizi
Diperlukan untuk fungsi tubuh
Untuk memenuhi kebutuhan dan metabolisme tubuh
Untuk memenuhi kebutuhan dan metabolisme tubuh
Untuk memenuhi kebutuhan dan metabolisme tubuh
Sumber : (Suryowidodo, 1988).
Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuanm
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam
kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan
meresap ke dalam kulit, sehingga gel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari
permukaan kulit. Adapun manfaat lain dari lidah buaya adalah untuk mengobati
cacingan, susah buang air besar, sembelit, penyubur rambut, luka bakar atau
tersiram air panas, jerawat, noda hitam, batuk, diabetes, radang tenggorokan,
menurunkan kolestrol, dan mengobati bisul
Di Amerika dan Australia, produk minuman lidah buaya dikonsumsi
sebagai minuman diet dan kebanyakan dipasarkan dalam bentuk soft drink.
Produk minuman ini mempunyai nilai gizi kalori rendah (4 kal/100 gr bahan).
Sehingga sangat sesuai bagi mereka yang menjalani diet, terutama bagi mereka
yang mempunya masalah kelebihan berat badan. Rasa pahit pada produk lidah
buaya disebabkan oleh adanya senyawa flavonoid dan terpenoid yang terdapat
dalam gel lidah buaya, sedangkan rasa sepatnya disebabkan adanya senyawa
saponin (Anonimous, 1980).
Deskripsi Koktail Lidah Buaya
Koktail merupakan pengertian masyarakat awam adalah sebuah minuman
segar yang merupakan campuran dari beberapa jenis buah-buahan atau hanya satu
jenis buah-buahan yang dicampur dalam larutan gula yang dikemas dalam satu
kemasan. Dimana minuman segar ini dapat memberikan kesegaran di dalam tubuh
dan juga mempunyai nilai gizi yang baik
Koktail dalam kehidupan di dalam masyarakat Barat, adalah merupakan
campuran dari beberapa macam minuman yang dicampur pada satu wadah dan
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
yang biasanya dicampurkan pada koktail ini adalah minuman yang beralkohol dan
dicampur dengan es
Untuk saat ini lidah buaya mulai dikonsumsi sebagai manisan untuk
minuman segar. Untuk itu cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan
nata de coco yang dibuat dengan kelapa. Akan tetapi, menurut manajer Food
Laboratory di Bogor, daging lidah buaya berbau dan rasanya getir, “karena terjadi
pemecahan lemak pada gel”. Akan tetapi, kendala tadi dapat diatasi dengan
pendinginan. Caranya dengan mencuci lidah buaya dan disimpan pada suhu 4oC
selama 5 hari. Kemudian ditambahkan bahan kimia tambahan. Lalu ditambahkan
essens dan gula lalu dapat dikonsumsi minuman segar lidah buaya
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Bahan Kimia Yang Ditambahkan
Gula
Dalam pengolahan lidah buaya, selama pendidihan larutan sukrosa, adanya
asam akan terhidrolisis menghasilkan gula invert yaitu glukosa dan fruktosa.
Reaksi ini dikatalis oleh enzim invertase. Penambahan gula sebaiknya dilakukan
pada awal pemanasan atau sebelum pemanasan agar terbentuk inversi yang cukup
(Sudarmadji, et al., 1982).
Walaupun gula sendiri mampu untuk menghambat mikroorganisme pada
suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup tinggi (diatas
70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai
sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula
yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi, perlakuan dengan
pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi dan
bahan pengawet (Buckle, et al., 1987).
Daya tahan khamir dan kapang terhadap konsentrasi gula yang tinggi
berbeda dengan bakteri dimana beberapa khamir dan kapang masih dapat tumbuh
pada kadar gula ± 60%, sedangkan pertumbuhan bakteri sudah terhambat pada
kadar gula tersebut (Jay, 1978).
Siklamat
Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia.
Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. Bedanya
dengan sakarin, siklamat menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
tingkat kemanisan 30 kali gula. Dalam perdagangan dikenal sebagai Assugrin,
Sucaryl, dan Sucros
Adapun rumus bangun dari siklamat adalah :
Gambar 1. Rumus Bangun Na-Siklamat (Na-siklohekanasulfamat)
(Winarno, 1993).
Di masyarakat, pemanis buatan dikenal dengan nama panggilan ‘gula bit’,
biang gula, atau gula sodium (natrium siklamat). pemanis / pewarna buatan juga
tengah jadi sorotan tajam karean dampak negatifnya bagi kesehatan. Dampak
negatif siklamat dan sakarin adalah penyebab kanker kandung kemih dan migrain.
Karena tidak mempertimbangkan toksisitas sinergis, maka level yang
aman untuk penggunaan pemanis buatan hanya 45 persen nilai ADI. Siklamat
pada manusia mempunyai nilai ADI maksimun 11 mg/kg berat badan (BB). Jadi
kalau pada anak ditemukan siklamat 240 persen ADI, berarti kandungan pemanis
buatan itu sudah mencapai 240 persen/0,45 = 533,3 persen. Jika dikonversikan,
berarti kandungan siklamat sebesar 5,333 x 11 mg/kg = 58,63 mg/kg BB
Siklamat sangat sesuai untuk produk buah-buahan sebab mampu
mempertajam rasanya. Oleh karena itu, keberadaan siklamat banyak diaplikasikan
dalam gelatin, jam, dan salad rendah kalori. Pada konsentrasi rendah dapat
menutupi 'kegetiran' dari beberapa buah-buaha NH-SO2-Na
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S)
sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan
natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak
berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis.
Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan
sukrosa dengan tanpa nilai kalor
Manitol
Manitol telah lama digunakan dalam makanan dan produk obat-obatan.
Karena sifatnya yang non-higroskopik, manitol sering digunakan dalam permen
karet untuk mencegah gum merekat pada peralatan pengolahan dan pembungkus.
Adakalanya digunakan sebagai platicizer untuk membantu memperbaiki tekstur
yang lembut dari gum. Karena mempunyai titik leleh yang tinggi (165-169oC),
manitol acapkali digunakan sebagai flavoring agent pelapisan cokelat, es krim,
dan manisan.
Fungsinya sebagai bahan pengisi dalam tablet sudah tidak diragukan lagi.
Hal ini lebih terasa manfaatnya saat mannitol digunakan dalam tablet kunyah atau
hisap. Intensitas kemanisannya 0,7 kali gula
Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol; dengan nama
kimiawi 1,2,3,4,5,6- hexane hexol merupakan monosakarida poliol. Manitol
berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, sangat sukar larut
di dalam alkohol dan tidak larut hampir dalam semua pelarut organik. Manitol
berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,5 sampai dengan 0,7 kali
tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori manitol sebesar 1,6 kkal/g atau 6,69 kJ/g
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2. Rumus Bangun D-Manitol
(Sulaiman, 1986)
Manitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi
manusia, tidak menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan
kadar glukosa dan insulin dalam darah bagi penderita diabetes. Konsumsi manitol
sebanyak 20 g/hari mengakibatkan efek laksatif
Sakarin
Sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin. Pemanis buatan ini
mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali gula. Dalam perdagangan dikenal
dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa.
Harga sakarin paling murah dibanding dengan pemanis buatan lainnya. Karena
itu, sakarin banyak digunakan pedagang kecil
Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa
kalsium, kalium, dan natrium sakarin dengan rumus kimia
(C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara
umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik
lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat
kemanisan relatif sebesar 300 tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai H2COH
H2COH
H2COH
H2COH
H2COH
H2COH
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
kalori. Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya
bersifat sinergis
Adapun rumus bangun dari sakarin adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Rumus Bangun Ca-Sakarin
(Winarno, 1993).
Sedangkan konsumsi sakarin ditemukan sebesar 12,2 persen nilai ADI.
ADI diartikan sebagai jumlah maksimum senyawa kimia yang bisa dikonsumsi
setiap hari secara terus-menerus tanpa menimbulkan risiko pada kesehatan.
Senyawa kimia yang dimaksud adalah bahan tambahan pangan dan pemanis
buatan. Nilai ADI dinyatakan dalam miligram per kilogram berat badan
Walaupun pemanis buatan ini sudah mendapat ijin dari badan sertifikasi
dunia seperti FDA, misalnya, namun berdasarkan penelitian beberapa badan
independent ternyata dalam pemakaian jangka panjang, pemanis buatan ini dapat
berakibat buruk bagi kesehatan. Misalnya Sakarin, oleh EPA(Environmental
Protection Agency) Amerika dibuktikan dapat menyebabkan kanker kandung
kemih pada tikus jantan, sehingga di Amerika setiap produk yang mengandung
sakarin harus diberi label peringatan. Namun tidak demikian di New Zealand. Di
Indonesia, beberapa produkpun ternyata masih menggunakan sakarin. C
S
O2
C
C
2
3 ½ H2O
14
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009 Garam
Garam dapat digunakan sebagai bahan pengawet yaitu dengan mekanisme
sebagai berikut, garam diionisasikan, setiap ion menarik molekul-molekul air
disekitarnya. Proses ini disebut hidrasi ion. Makin besar kadar garam, makin
banyak air yang diserap oleh ion hidrat sehingga tidak tersedia lagi air bebas bagi
pertumbuhan mikroba. Penggunaan garam sebagai pengawet harus
memperhatikan pengaruh dehidrasi, pengaruh langsung ion Cl-, penurunan
tegangan oksigen dan intefensi dengan kerja enzim (Desrosier, 1988).
Fungsi penambahan garam adalah untuk memperbaiki rasa yaitu untuk
menetralkan rasa pahit dan rasa asam, membangkitkan selera, dan mempertajam
rasa manis, selain itu garam mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, higroskopik
dan dapat terurai menjadi Na+ dan Cl- yang meracuni sel mikroba dan mengurangi
kelarutan oksigen (Purba dan Rusmarilin, 1985).
Dengan semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan maka kadar air
bahan semakin rendah sehingga efektivitas garam semakin tinggi dan aktivitas
enzim, kerusakan bahan dapaat ditekan. Penggunaan garam pada konsentrasi
tinggi dapat menghambat aktivitas mikroba, mikroba proteoloitik dan bakteri
penyebab kebusukan tidak toleran pada konsentrasi garam 2,5% tetapi pemberian
garam dalam konsentrasi rendah (1 - 2%) adakalanya membantu pertumbuhan
bakteri (Winarno dan Laksmi, 1982).
Kalium Sorbat
Asam sorbat tergolong asam lemak monokarboksilat yang berantai lurus
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
dan kalium sorbat yang memiliki aktivitas tinggi untuk menghambat pertumbuhan
jamur (agensia fungistatis) dan bakteri. Batas optimal efektivitasnya sekitar
pH 6,5 dan aktivitasnya menurun dengan meningkatnya pH
Asam sorbat dan potassium sorbat berbentuk serbuk hablur dan butiran
warna putih sampai agak coklat kekuning-kuningan, tidak berbau, atau berbau
lemah. Menurut Freed W. (1986) sorbat digunakan dalam dosis sekisar
0.025% - 0.1%. beberapa dosis asam sorbat dapat dilihat dalam berbagai
makanan, yaitu : margarin tidak lebih dari 0.2%, saos 0.1 %, produk keju
0.05% - 0.2%, ikan maksimal 0.1% dan juice buah dapat menggunakan sorbat
0.25% sampai 0.1%
Asam sorbat (2.4 asam heksadienat) mempunyai keuntungan tidak berbau
dan rasa sampai tingkat penggunaannya 0.3%. Sorbat biasanya digunakan dalam
bentuk garam kalium dan mampu menghambat berbagai jenis kapang dan khamir
tetapi tidak efektif terhadap bakteri. Berbeda dengan asam bennzoat, sorbat lebih
efektif pada pH tinggi. Sorbat tidak berasa sehingga banyak digunakan untuk
industri anggur dalam mengurangi jumlah SO2 yang digunakan (Winarno, 1993).
Asam sorbat (CH3-CH=CH-CH=CH-COOH) menghambat pertumbuhan
ragi dan kapang. Senyawa ini lebih efektif pada pH 5 atau diatasnya. Senyawa ini
dapat dimetabolisasikan dalam tubuh sebagai asam lemak karena itu secara umum
dapat diketahui aman. Asam sorbat telah dipercaya untuk menghambat
metabolisme enzim dari mikroorganisme tertentu yang dalam dibutuhkan
mikroba ini untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya (Nickerson and
Ronsivalli, 1980.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Pembuatan Koktail Lidah Buaya
Persiapan Bahan Baku
Lidah buaya yang biasanya digunakan dalam pembuatan koktail haruslah
mempunyai kriteria sebagai berikut : berat minimum pelepah 0,8 kg, pelepah tidak
cacat atau luka, ujung pelepah tidak mengering atau terbakar, pelepah tidak busuk
atau benyek, dan pelepah mempunyai tekstur yang keras
(Edi dan Koesnandar, 2002).
Setelah bahan baku lidah buaya tersebut disortasi, kemudian lidah buaya
tersebut dicuci. Pencucian ini berfungsi untuk melepaskan segala kotoran-kotoran
yang melekat pada kulit lidah buaya tersebut, selain itu juga untuk menghilangkan
bahan-bahan kimia yang melekat pada saat pemupukan. Dan juga senyawa aloin
yang terdapat pada kulit lidah buaya tersebut akan berkurang oleh karena
pencucian dan juga dapat mengurangi rasa pahit pada lidah buaya tersebut
(Furnawanthi, 2002).
Pada tahap penyedian bahan baku ini juga terdiri dari tahap pengupasan
kulit. Dimana pengupasan ini dilakukan dengan menggunakan pisau anti karat
(stainless steel) yang tajam. Sehingga dengan demikian peluang
terkontaminasinya daging lidah buaya dengan bakteri akan semakin dan dapat
tahan lebih lama
Pembuatan Koktail Lidah Buaya
Setelah dilakukan pengupasan, perlakuan selanjutnya adalah dengan
melakukan pemotongan daging lidah buaya berbentuk kubus. Dimana
pemotongan ini juga dilakukan dengan menggunakan pisau anti karat (stainless
steel). Dan hasil potongan berbentuk kubus tersebut langsung direndam di dalam
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
air yang bertujuan untuk menghindari terjadinya browning pada daging lidah
buaya tersebut (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 2000).
Perendamman dalam larutan garam juga dilakukan dalam pembuatan
koktail lidah buaya ini. Dimana garam yang digunakan pada larutan tersebut
adalah 2 – 2,5%. Dimana fungsi dari garam tersebut adalah untuk menarik keluar
cairan yang terdapat pada irisan buah tersebut dan zat-zat gizi lainnya akan
menutupi irisan sehingga akan mengurangi kelarutan udara pada bahan
(Buckle, et al., 1987).
Selain perendaman dengan larutan garam, juga dilakukan perendaman
dengan larutan tawas. Dimana fungsi dari perendaman dalam larutan tawas ini
adalah untuk mengendapkan kotoran yang ada pada lidah buaya tersebut
Pembuatan Larutan Gula
Pembuatan sirup gula dilakukan dengan memanaskan air sampai suhu
80oC, kemudian gula (15 % dari berat bahan) ditambahkan ke dalam air tersebut
dan dilarutkan. Setelah itu dilakukan penambahan essence dan asam askorbat
(Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 2000).
Larutan gula dalam pembuatan sirup tersebut berfungsi untuk
menambahkan cita rasa. Penambahan essence dan asam askorbat juga berfungsi
untuk memperbaiki aroma yang dihasilkan. Daging lidah buaya dicampurkan ke
dalam sirup tersebut. Lalu didihkan sampai suhu 100oC, dimasukkan ke dalam
plastik kemasan dan dipress (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 2000).
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA PENELITIAN
Bahan dan alat Penelitian
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lidah buaya, dimana
bagian yang digunakan adalah daging lidah buaya.
Bahan
- Kalium sorbat - Tawas
- Garam - Essence leci
- Asam sitrat - Asam malat
Alat Penelitian
- Pisau Stainless steel - Baskom
- Kompor - Talenan
- Timbangan - Thermometer
- Beaker glass - Handrefraktometer
- pH meter - Panci perebusan
- Pengaduk - Pipet tetes
- Tirisan - Sealer
- Kertas tissue - Kulkas
- Plastik
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2008 di Laboratorium
Mikrobiologi, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan dua faktor
Faktor I : Jenis Gula Sintetis (G), yang terdiri dari tiga jenis, yaitu:
G1 = Siklamat
G2 = Manitol
G3 = Sakarin
Faktor II : Konsentrasi Gula Sintetis (K), yang terdiri dari lima taraf konsentrasi
yaitu :
K1 = 0.01 %
K2 = 0.02 %
K3 = 0.03 %
K4 = 0.04 %
K5 = 0.05 %
Kombinasi perlakuan (Tc) = 3 x 5 = 15 dengan jumlah ulangan minimum
perlakuan (n) adalah :
Tc (n-1) ≥ 15
15(n-1) ≥ 15 15 n ≥ 30
n ≥ 2 untuk memperoleh ketelitian dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial dengan model sebagai berikut:
Yijk = µ+ i + j + ( )ij + ijk
Yijk : Hasil Pengamatan dari faktor G pada taraf ke i dan faktor K pada taraf
ke-j dengan ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
i : Efek Faktor G pada taraf ke-i
j : Efek faktor K pada taraf ke-j
( )ijb : Efek interaksi dari faktor G pada taraf ke- i dan faktor K pada taraf ke-j
ijk : Efek galat dari faktor G pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j
dalam ulangan ke-k.
Pelaksanaan Penelitian
- Lidah buaya dikupas kulitnya dengan hati-hati, jangan sampai daging daun
ikut terkelupas.
- Dilakukan pencucian dan direndam dalam air bersih, sambil dipotong
kecil-kecil berbentuk kubus.
- Dikukus pada suhu 80oC selama 10 menit.
- Kemudian potongan tersebut direndam dalam larutan garam 1%
didiamkan selama 30 menit.
- Kemudian potongan tersebut direndam dengan air tawas 2% selama 30
menit, dimana tawas terlebih dahulu dihancurkan.
- Potongan daging lidah buaya ditiriskan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
- Pada saat perendaman, disiapkan sirup dengan mendidihkan air kemudian
ditambahkan asam sitrat, asam malat, essence dan kalium sorbat.
- Kemudian ditambahkan gula sintetis dengan perlakuan (0.01%, 0.02%,
0.03%, 0.04% dan 0.05%).
- Kemudian potongan lidah buaya dicampurkan dengan larutan sirup.
- Produk didinginkan kemudian dikemas dalam aqua cup.
- Disimpan pada suhu dingin selama 2 hari kemudian diamati dan dianalisa
sesuai parameter.
Parameter Penelitian
Penentuan Total Soluble Solid (TSS) (AOAC, 1970)
Daging lidah buaya dari koktail yang dihasilkan, dihancurkan terlebih
dahulu hingga encer. Diambil setetes larutan (yang telah diencerkan sampai 10
kali) dan diteteskan pada lensa handrefraktometer. Dilihat batas terang dan gelap.
Angka yang tertera pada batas tersebut merupakan nilai TSS (Total Soluble
Solid).
o
Brix = Nilai yang tertera x fp
fp = Faktor pengencer = 10
.
Penentuan Total Asam (Apriantono, et al., 1989)
Koktail lidah buaya yang dihasilkan diencerkan, dimana larutan dan lidah
buaya dihomogenkan dan diambil sample 10 gr, dimasukkan ke dalam gelas ukur
lalu ditambahkan aquadest hingga 100 ml. Kemudian diaduk merata dan disaring
dengan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 10 ml, kemudian ditambahkan
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
indikator phenolphtalein 1% sebanyak 2 - 3 tetes dan dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 N sampai berubah menjadi merah jambu. Total asam dapat dihitung
denngan rumus sebagai berikut :
Total asam = ml NaOH x N NaOH x FP x BM Asam Dominan x 100% Berat contoh x 1000 x Valensi
Dimana : FP = Faktor Pengencer = 10
Asam Dominan = asam sitrat (BM= 192), Valensi = 3
Penentuan Gula Reduksi (Metode Luff Schoorl)
- Ditimbang bahan yang telah dihaluskan sebanyak 2,5 gram tergantung kadar
gula reduksinya dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, di tambahkan 50
ml aquadest.
- Di tambahkan bubur Al (OH)3 atau Pb-asetat. Penambahan bahan penjernih ini
diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dari reagensia tidak menimbulkan
pengeruhan lagi. Kemudian di tambahkan aquadest sampai tanda tera dan di
saring.
- Ditambahkan Na2CO3 anhidrat atau K atau Na-oksalat anhidrat atau larutan
Na-posphat 8 % secukupnya, kemudian ditambah aquadest sampai tanda tera,
digojog dan disaring. Filtrate bebas Pb bila ditambah K atau Na-oksalat atau
Na-posphat atau Na2CO3 tetap jernih.
- Diambil 25 ml filtrat bebas Pb yang diperkirakan mengandung 15-60 mg gula
reduksi dan tambahkan 25 ml larutan Luff-Schoorl dalam Erlenmeyer.
- Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 25 ml larutan Luff-Schoorl dengan 25 ml
aquadest.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
- Setelah ditambah beberapa butir batu didih, erlenmeyer dihubungkan dengan
pendingin balik kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih.
Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.
- Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan tambahkan 15 ml KI 20% dan
dengan hati-hati tambahkan 25 ml H2SO4 26,5 %.
- Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N
memakai indikator pati sebanyak 2 - 3 ml. Untuk memperjelas perubahan
warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir
berakhir.
Perhitungan :
Dengan mengetahui selisih antara titrasi blanko dan titrasi contoh kadar gula
reduksi dalam bahan dapat dicari dengan menggunakan tabel 13 (Lampiran 7)
Penentuan Tingkat Kemanisan (AOAC, 1970)
Daging lidah buaya dan koktail yang dihasilkan diencerkan terus hingga
kemanisannya tidak diperoleh lagi. Kemudian diukur tingkat pengencerannya.
Penentuan Uji Organoleptik Rasa
Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan uji kesukaan atau uji
hedonik. Caranya, contoh diujikan kepada 10 panelis lalu melakukan penilaian
dengan skala sebagai berikut :
Tabel 4 : Skala Uji Hedonik Rasa.
Skala Hedonik Skala Numerik
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Soekarto, (1981).
Penentuan Uji Organoleptik Kekenyalan
Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan uji kesukaan atau uji
hedonik. Caranya, contoh diujikan kepada 10 panelis lalu melakukan penilaian
dengan skala sebagai berikut :
Tabel 5 : Skala Uji Hedonik Rasa dan Kekenyalan.
Skala Hedonik Skala Numerik
Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka
4 3 2 1
Soekarto, (1981).
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 4: Skema Pembuatan Koktail Lidah Buaya
Lidah Buaya
Pengupasan
Pencucian sambil dipotong-potong berbentuk kubus
Perendaman dalam larutan garam 1 %
Perendaman dalam larutan tawas 1 %
Ditiriskan
Ditiriskan
Ditambahkan gula 10%
Ditambahkan (asam sitrat dan asam malat 3:5, essence dan kalium sorbat)
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa jenis gula sintetis
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter derajat kemanisan dan
organoleptik rasa. Namun terhadap parameter total soluble solid (TSS), gula
reduksi, total asam dan organoleptik kekenyalan memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata, seperti yang terlihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Parameter yang Diamati Jenis Gula TSS Gula Total Asam Derajat Organoleptik Sintetis (o brix) Reduksi (%) Kemanisan Rasa Kekenyalan
(Skor) (Skor)
G1 (Siklamat) 6,89 10,70 0,11 47,0 3,24 3,02
G2 (Manitol) 6,95 10,45 0,11 24,0 3,12 3,04
G3 (Sakarin) 7,02 9,45 0,12 129,0 3,17 3,07
Tabel 5 menunjukkan bahwa jenis gula sintetis memberikan pengaruh
terhadap parameter yang diamati. TSS tertinggi terdapat pada perlakuan G3
(Sakarin) dan terendah pada perlakuan G1 (Siklamat). Gula reduksi tertinggi
terdapat pada perlakuan G2 (Siklamat) dan terendah pada perlakuan G3 (Sakarin).
Total asam tertinggi pada perlakuam G3 (Sakarin) dan terendah pada perlakuan G1
(Siklamat) dan G2 (Manitol). Derajat kemanisan tertinggi pada perlakuan G3
(Sakarin) dan terendah pada perlakuan G2 (Manitol). Rasa tertinggi pada
perlakuan G1 (Siklamat) dan terendah pada perlakuan G3 (Sakarin). Kekenyalan
tertinggi pada perlakuan G3 (Sakarin) dan terendah pada perlakuan G1 (Siklamat).
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa konsentrasi gula
sintetis memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter derajat kemanisan
dan organoleptik rasa. Namun terhadap parameter total soluble solid (TSS), gula
reduksi, total asam dan organoleptik kekenyalan memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata, seperti yang terlihat pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Parameter yang Diamati
Konsentrasi TSS Gula Total Asam Derajat Organoleptik Gula Sintetis (o brix) Reduksi (%) Kemanisan Rasa Kekenyalan (%) (Skor) (Skor)
K1 (0,01) 7,00 9,28 0,11 60,00 2,97 3,00
K2 (0,02) 6,90 9,28 0,11 60,00 3,08 3,02
K3 (0,03) 6,85 10,95 0,10 75,00 3,18 3,05
K4 (0,04) 7,02 10,95 0,11 70,00 3,27 3,08
K5 (0,05) 7,00 10,53 0,12 78,33 3,38 3,07
Tabel 6 menunjukkan bahwa konsentrasi gula sintetis memberikan
pengaruh terhadap parameter yang diamati. TSS tertinggi terdapat pada perlakuan
K4 (0,04%) dan terendah pada perlakuan K3 (0,03%). Gula reduksi tertinggi
terdapat pada perlakuan K3 (0,03%) dan K4 (0,04%) dan terendah pada perlakuan
K1 (0,01%) dan K2 (0,02%). Total asam tertinggi pada perlakuam K5 (0,05%) dan
terendah pada perlakuan K3 (0,03%). Derajat kemanisan tertinggi pada perlakuan
K5 (0,05%) dan terendah pada perlakuan K1 (0,01%) dan K2 (0,02%). Rasa
tertinggi pada perlakuan K5 (0,05%) dan terendah pada perlakuan K1 (0,01%).
Kekenyalan tertinggi pada perlakuan K4 (0,04%) dan terendah pada perlakuan K1
(0,01%).
Hasil analisis statistik untuk masing-masing parameter yang diamati dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Total Soluble Solid (TSS) (o brix)
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Total Soluble Solid (TSS) (o brix)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa jenis
gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total
soluble solid (TSS) (o brix) koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR
tidak dilanjutkan.
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Total Soluble Solid (TSS) (o brix)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa
konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total soluble solid (TSS) (o brix) koktail lidah buaya yang dihasilkan
sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Total Soluble Solid (TSS) (o brix)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi
jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap total soluble solid (TSS) (o brix) koktail lidah buaya yang
dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Total Asam (%)
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Total Asam (%)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa jenis
gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total
asam (%)koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Total Asam (%)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa
konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap total asam (%)koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR
tidak dilanjutkan.
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Total Asam (%)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi
jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap total asam koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji
LSR tidak dilanjutkan
Gula Reduksi (mg)
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Gula Reduksi (mg)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa jenis
gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap gula
reduksi (mg) koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak
dilanjutkan.
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Gula Reduksi (mg)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa
konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap gula reduksi koktail lidah buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak
dilanjutkan.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Gula Reduksi (mg)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi
jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap gula reduksi koktail lidah buaya yang dihasilkan koktail lidah
buaya yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan
Derajat Kemanisan
Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa jenis
gula sintetis memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap gula
reduksi.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan pengaruh jenis gula sintetis
terhadap derajat kemanisan tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji LSR Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Jarak LSR
Jenis Rataan Notasi
0.05 0.01 Gula F 0.05 F 0.01
- - - G1 47.00 b B
2 2.461 3.403 G2 24.00 c C
3 2.580 3.549 G3 129.00 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan G1 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan G2 dan G3. Perlakuan G2 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan G3.
Derajat kemanisan tertinggi diperoleh pada perlakuan G3 sebesar 129 dan
terendah pada perlakuan G2 sebesar 24.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Hal ini disebabkan karena jenis gula sintetis pada perlakuan G3 merupakan
gula sintetis yang memiliki tingkat kemanisan yang paling tinggi dibandingkan
dengan gula sintetis lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur
(2007) bahwa Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 tingkat
kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Sedangkan menurut literatur
Sulaiman, (1986) manitol memiliki tingkat kemanisan 0,5 – 0,7 kali kemanisan
sukrosa. Jika di bandingkan antara ketiganya, manitol memiliki tingkat kemanisan
yang paling rendah sehingga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
derajat kemanisan dari koktail lidah buaya yang dihasilkan.
Hubungan antara jenis gula sintetis terhadap derajat kemanisan dapat
dilihat pada Gambar 5.
47
Gambar 5. Histogram Hubungan Pengaruh Jenis Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa
konsentrasi gula sintetis memberi pengaruhberbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap gula reduksi koktail lidah buaya yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan pengaruh konsentrasi gula
sintetis terhadap derajat kemanisan tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi
0.05 0.01 Gula Sintetis 0.05 0.01
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%il) (huruf kec dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan K1 berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan K2 dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K3, K4 dan K5.
Perlakuan K2 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K3, K4 dan K5. Perlakuan
K3 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K4 dan K5. Perlakuan K4 berbeda
sangat nyata terhadap perlakuan K5. Derajat kemanisan tertinggi diperoleh pada
perlakuan K5 sebesar 78,33 kali dan terendah pada perlakuan K1 dan K2 sebesar
60 kali dari kemanisan sukrosa.
Semakin tinggi konsentrasi gula sintetis maka derajat kemanisannya akan
semakin naik. Hal ini disebabkan karena besaran penggunaan gula sintetis bersifat
sinergis. Pada proses penambahan gula sintetis akan terjadi pertambahan tingkat
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
kemanisannya akan semakin besar sehingga derajat kemanisannya akan semakin
besar.
Hubungan antara jenis gula sintetis terhadap derajat kemanisan dapat
dilihat pada Gambar 6.
= 466.6K + 52.668
Konsentrasi Gula Sintetis (K) (%)
D
Gambar 6. Grafik Hubungan Pengaruh Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi
jenis dan konsentrasi gula sintetis memberi pengaruh berbeda nyata (P>0,05)
terhadap derajat kemanisan koktail lidah buaya yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan pengaruh interaksi jenis
konsentrasi gula sintetis terhadap derajat kemanisan tiap-tiap perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 9.
Mohammad Yamin Srg : Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Gula Sintetis Terhadap Mutu Koktail Lidah Buaya, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 9. Uji LSR Pengaruh Interaksi Jenis dan Konsentrasi Gula Sintetis terhadap Derajat Kemanisan
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil)dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan antara jenis dan
konsentrasi gula sintetis berpengaruh nyata terhadap derajat kemanisan. Derajat
kemanisan tertinggi diperoleh pada interaksi perlakuan G3K5 yaitu sebesar 145
dan terendah diperoleh pada perlakuan G2K1, G2K2, dan G2K3 sebesar 20.
Hubungan interaksi antara jenis dan konsentrasi terhadap derajat
kemanisan dapat dilihat pada Gambar 7. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa
semakin tinggi konsentrasi gula sintetis maka derajat kemanisan akan semakin
besar. Tingkat kemanisan dari manitol adalah 0,7 kali kemanisan sukrosa,
siklamat sebesar 30 kali kemanisan sukrosa dan sakarin sebesar 300 kali
kemanisan sukrosa. Hal ini menyebabkan jumlah komponen gula yang ada akan