• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anemia Defisien Besi Pada Balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Anemia Defisien Besi Pada Balita"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AN EM I A D EFI SI EN BESI PAD A BALI TA

ARLI N D A SARI W AH YUN I

Ba gia n I lm u Ke se h a t a n M a sya r a k a t / I lm u Ke dok t e r a n Pe n ce ga h a n / I lm u Ke dok t e r a n Kom u n it a s

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n USU

BAB I PEN D AH ULUAN

Hingga saat ini di indonesia m asih t er dapat 4 m asalah gizi ut am a yait u KKP ( Kur ang Kalor i Pr ot ein) , Kur ang vit am in A, Gangguan Akibat Kur ang I odium ( GAKI ) dan kur ang zat besi yang disebut Anem ia Gizi ( kodyat , A,1993)

Sam pai saat ini salah sat u m asalah yang belum nam pak m enunj ukkan t it ik t er ang keber hasilan penanggulanganny a adalah m asalah kekur angan zat besi at au dikenal dengan sebut an anem ia gizi m er upakan m asalah kesehat an m asyar akat yang paling um um dij um pai t er ut am a di negar a–negar a sedang ber kem bang. anem ia gizi pada um um nya dij um pai pada golongan r aw an gizi y ait u ibu ham il, ibu m enyusui, anak balit a, anak sekolah, anak peker j a at au bur uh yang ber penghasilan r endah ( w ij ayant i,Y,1989) .

Berdasark an hasil–hasil penelit ian t erpisah yang dilakukan dibeber apa t em pat di I ndonesia pada t ahun 1980- an, pr evalensi anem ia pada w anit a ham il 50- 70% , anak belit a 30- 40% , anak sekolah 25- 35% dan peker j a fisik ber penghasilan r endah 30- 40% ( Husaini 1989) . Menur ut SKRT 1995, prevalensi rat a–rat a nasional pada ibu ham il 63,5% , anak balit a 40,1% ( kodyat , 1993) . Pr evalensi anem ia gizi yang t inggi pada anak sekolah m em baw a akibat negat if yait u rendahny a kekebalan t ubuh sehingga m enyebabkan t ingginya angka kesakit an. Dengan dem ikian konsekuensi fungsional dar i anem ia gizi m eny ebabk an m enurunny a kualit as sum ber daya m anusia ( scrim ihow , 1984) .

Khusus pada anak balit a, keadaan anem ia gizi secar a per lahan – lahan akan m engham bat per t um buhan dan per kam bangan kecer dasan, anak – anak akan lebihm udah t er ser ang penyakit kar ena penurunan day a t ahan t ubuh, dan hal ini t ent u akan m elem ahk an keadaan anak sebagai gener asi pener us ( w ij ayant i, T.1989) >

Penyebab ut am aanem ia gizi adalah konsum si zat besi yang t idak cukup dan absor bsi zat besi yang r endah dan pola m akan yang sebagian besar t er dir i dar i nasi dan m enu yang kurang ber aneka r agam . Selain it u infest asi cacing t am bang m em per ber at keadaan anem ia yang dider it a pada daer ah–daer ah t er t ent u t er ut am a daer ah pedesaan ( Husaini, 1989) . Soem ant r i ( 1983) , m enyat akan bahw a anem ia gizi j uga dipengaruhi oleh fak t or–fak t or lain seper t i sosial ek onom i, pendidik an, st at us gizi dan pola m akan, fasilit as k esehat an, per t um buhan, day a t ahan t ubuh dan infeksi. Fakt or - fakt or t er sebut saling ber kait an.

(2)

BAB I I

TI N JAUAN M EN GEN AI ZAT BESI

Zat besi m er upakan unsur kelum it ( t r ace elem ent ) t erpent ing bagi m anusia. besi dengan konsent r asi t inggi t er dapat dalam sel dar ah m er ah, yait u sebagai bagian dar i m olekul hem oglobin yang m enyangkut oksigen dar i par u–par u. Hem oglobin akan m engangkut oksigen ke sel–sel yang m em but uhkannya unt uk m et abolism e glukosa, lem ak dan pr ot ein m enj adi ener gi ( ATP) . Besi j uga m er upakan bagian dar i sist em enzim dan m ioglobin, y ait u m olek ul yang m ir ip Hem oglobin yang t er dapat di dalam sel–sel ot ot . Mioglobin ak an berkait an dengan oksigen dan m engangkut nya m elalui dar ah k e sel–sel ot ot . Mioglobin yang ber kait an dengan oksigen inilah m enyebabkan daging dan ot ot –ot ot m enj adi ber w ar na m er ah. Di sam ping sebagai kom ponen Hem oglobin dan m ioglobin, besi j uga m er upakan kom ponen dar i enzim oksidase pem indah ener gi, yait u : sit okr om paksidase, xant hine oksidase, suksinat dan dehidr ogenase, kat alase dan per oksidase.

a . ZAT BESI D ALAM TUBUH

Zat besi dalam t ubuh t er dir i dar i dua bagin, yait u yang fungsional dan yang r eser ve ( sim panan) . Zat besi y ang fungsional sebagian besar dalam bent uk Hem oglobin ( Hb) , sebagian kecil dalam bent uk m yoglobin, dan j um lah yang sangat kecil t et api vit l adalah hem enzim dan non hem enzim

Zat besi yang ada dalam bent uk r eser ve t idak m em puny ai fungsi fisiologi selain dar ipada sebagai buffer yait u m enyediak an zat besi k alau dibut uhk an unt uk kom par t m en fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bent uk sim panan, m aka kebut uhan kan er it r opoiesis ( pem bent uk an sel dar ah m er ah) dalam sum sum t ulang akan selalu t er penuhi. Dalam keadaan nor m al, j um lah zat besi dalam bent uk r eser ve ini adalah k urang lebih seperem pat dari t ot al zat besi yang ada dalam t ubuh. Zat besi yang disim pan sebagai reserve ini, ber bent uk fer it in dan hem osider in, t er dapat dalam hat i, lim pa, dan sum sum t ulang. Pada keadaan t ubuh m em er lukan zat besi dalam j um lah banyak,m isalnya pada anak yang sedang t um buh ( balit a) , w anit a m enst r uasi dan w anit a ham il, j um lah r eser ve biasanya r endah.

Pada bayi, anak dan r em aj a yang m engalam i m asa per t um buhan, m aka kebut uhan zat besi unt uk per t um buhan per lu dit am bahkan kepada j um lah zat besi yang dikeluar kan lew at basal.

Dalam m em enuhi kebut uhan akan zat gizi, dikenal dua ist ilah kecukupan ( allow ance) dan kebut uhan gizi ( requir em ent ) . Kecukupan m enunj ukkan kecukupan r at a – r at a zat gizi set iap har i bagi ham pir sem ua or ang m enurut golongan um ur , j enis k elam in, uk ur an t ubuh dan ak t ifit as unt uk m encapai der aj at k esehat an yang opt im al. Sedangk an k ebut uhan gizi m enunj ukkan banyaknya zat gizi m inim al y ang diper lukan m asing – m asing individu unt uk hidup sehat . Dalam kecukupan sudah dihit ung fakt or var iasi k ebut uhan ant ar individu, sehingga kecukupan k ecuali energi, set ingkat dengan kebut uhan dit am bah dua kali sim pangan baku. Dengan dem ikian kecukupan sudah m encakup lebih dar i 97,5% populasi ( Muhilal et al, 1993) .

(3)

Kebut uhan zat besi pada anak balit a dapat dilihat pada t abel dibaw ah ini : Tabel : 1

Kebut uhan Zat Besi Anak Balit a

Um u r Ke bu t u h a n 0 – 6 bulan

7 – 12 bulan 1 – 3 t ahun 4 – 6 t ahun

3 m g 5 m g 8 m g 9 m g

Sum ber : Muhilal, et l 1993 b. ZAT BESI D ALAM M AKAN AN

Dalam m akanan t er dapat 2 m acam zat besi yait u besi hem e dan besi non hem . Besi non hem m er upakan sum ber ut am a zat besi dalam m akanannya. Terdapat dalam sem ua j enis sayur an m isalnya sayur an hij au, kacang – kacangan, kent ang dan sebagian dalam m akanan hew ani. Sedangkan besi hem ham pir sem ua t er dapat dalam m akanan hew ani ant ar a lain daging, ikan, ay am , hat i dan or gan – or gan lain.

c. M ETABOLI SM E ZAT BESI

Unt uk m enj aga badan supaya t idak anem ia, m aka keseim bangan zat besi di dalam badan per lu diper t ahankan. Keseim bangan disini diar t ikan bahw a j um lah zat besi yang dikeluar kan dar i badan sam a dengan j um lah besi yang diper oleh badan dar i m akanan. Suat u skem a pr oses m et abolism e zat besi unt uk m em per t ahank an keseim bangan zat besi di dalam badan, dapat dilihat pada skem a di baw ah ini :

Makanan usus halus t inj a

10 m g Fe I m g 9 m g Fe

Fe dalam dar ah hat i

( t urn over 35 m g disim pan sebagai

ferit in, 1 g

sum sum t ulang selur uh j ar ingan

hem oglobin sel – sel m at i

hilang bersam a m enst ruasi dik eluark an m elalui k ulit , saluran

28 m g/ per iode pencer naan, dan air seni 1 m g

(4)

set iap har i t ur n over zat besi ini ber j um lah 35 m g, t et api t idak sem uanya har us didapat kan dar i m akanan. Sebagian besar yait u sebanyak 34 m g didapat dar i penghancuran sel – sel dar ah m erah t ua, yang kem udian disar ing oleh t ubuh unt uk dapat diper gunakan lagi oleh sum sum t ulang unt uk pem bent uk an sel – sel dar ah m er ah bar u. Hanya 1 m g zat besi dar i penghancur an sel – sel dar ah m er ah t ua yang dik eluark an oleh t ubuh m elalui k ulit , saluran pencernaan dan air k encing. Jum lah zat besi y ang hilang lew at j alur ini disebut sebagai k ehilangan basal ( iron basal losses) .

c. PEN YERAPAN ZAT BESI

absor bsi zat besi dipengar uhi oleh banyak fakt or yait u :

- Kebut uhan t ubuh ak an besi, t ubuh akan m enyer ap sebanyak yang dibut uhkan. Bila besi sim panan ber kur ang, m aka penyer apan besi akan m eningkat .

- Rendahnya asam klor ida pada lam bung ( kondisi basa) dapat m enur unkan penyer apan Asam klor ida akan m er eduksi Fe3+ m enj adi Fe2+ yang lebih m udah diser ap oleh m ukosa usus.

- Adanya vit am in C gugus SH ( sulfidril) dan asam am ino sulfur dapat m eningkat kan bsor bsi kar ena dapat m er eduksi besi dalam bent uk fer r i m enj adi fer r o. Vit am in C dapat m eningkat kan absor bsi besi dar i m akanan m elalui pem bent ukan kom pleks fer r o askor bat . Kom binasi 200 m g asam askor bat dengan garam besi dapat m eningkat kan penyer apan besi sebesar 25 – 50 per sen.

- Kelebihan fosfat di dalam usus dapat m enyebabkan t er bent ukny kom pleks besi fosfat yang t idak dapat diser ap.

- Adanya fit at j uga akan m enur unkan ket er sediaan Fe - Pr ot ein hewani dapat m eningkat kan peny er apan Fe

- Fungsi usus yang t er ganggu, m isalnya diar e dapat m enurunkan penyer apan Fe. - Penyakit infeksi j uga dapat m enurunkan penyer apan Fe

Zat besi diser ap di dalam duodenum dan j ej unum bagian at as m elalui pr oses y ang k om plek s. Proses ini m eliput i t ahap – t ahap ut am a sebagai berik ut :

a. Besi yang t er dapat di dalam bahan pangan, baik dalam bent uk Fe3+ at au Fe2+ m ula – m ula m engalam i pr oses pencer naan.

b. Di dalam lam bung Fe3+ larut dalam asam lam bung, k em udian diik at oleh gast r ofer in dan dir eduksi m enj adi Fe2+

c. Di dalam usus Fe2+ dioksidasi m enj adi FE3+. Fe3+ selanj ut ny a ber ikat an dengan apofer it in yang kem udian dit r ansform asi m enj adi fer it in, m em bebaskan Fe2+ ke dalam plasm a darah.

d. Di dalam plasm a, Fe2+ dioksidasi m enj adi Fe3+ dan ber ikat an dengan t r ansfer it in Transferit in m engangk ut Fe2+ k e dalam sum sum t ulang unt uk ber gabung m em bent uk hem oglobin. Besi dalam plasm a ada dalam keseim bangan.

e. Tr ansfer r in m engangkut Fe2+ ke dalam t em pat penyim panan besi di dalam t ubuh ( hat i, sum sum t ulang, lim pa, sist em ret ikuloendot elial) , kem udian dioksidasi m enj adi Fe3+. Fe3+ ini ber gabung dengan apofer r it in m em bent uk fer r it in yang kem udian disim pan, besi yang t er dapat pada plasm a seim bang dengan bent uk yang disim pan.

Pada bayi absor bsi zat besi dar i ASI m eningkat dengan ber t am bah t uanya um ur bayi per ubahan ini t er j adi lebih cepat pada bayi yang lahir pr em at ur dar i pada bayi yang lahir cukup bulan. Jum lah zat besi akan t er us ber kur ang apabila susu diencer kan dengan air unt uk diber ikan kepada bayi.

(5)

hanya dapat diabsor bsi sebanyak 10 – 12% zat besi. Kebany akan susu for m ula unt uk bayi yang t er buat dar i susu sapi difort ifik asik an denganzat besi. Rat a – r at a besi yang t er dapat diabsor bsi dar i susu for m ula adalah 4% .

Pada w akt u lahir , zat besi dalam t ubuh kur ang lebih 75 m g/ kg ber at badan, dan r eser ve zat besi kir a – kir 25% dar i j um lah ini. Pada um ur 6 – 8 m g, t er j adi penur unan kadar Hb dar i yang t er t inggi pada w akt u lahir m enj adi r endah. Hal ini disebabkan kar ena ada per ubahan besar pada sist em er ot r opoiesis sebagai respon t er hadap deliver i oksigen yang ber t am bah banyak kepada j r ingan kadar Hb m enur un sebagai akibat dar i penggant ian sel – sel dar ah m er ah yang diproduksi sebelum lahir dengan sel – sel dar ah m er ah bar u yang diproduksi sendir i oleh bayi. Per sent ase zat besi yang dapat diabsor bsi pada um ur ini r endah kar ena m asih banyaknya r eser ve zat besi dalam t ubuh yang dibaw ah sej ak lahir . Sesudah um ur t sb, sist em erit ropoesis berj alan norm al dan m enj adilebih efekt if. Kadar Hb naik dar i t er endh 11 m g/ 100 m l m enj adi 12,5 g/ 100 m l, pada bulan – bulan t er akhir m asa kehidupan bayi.

Bayi yng lhir BBLR m em punyai r eer ve zat besi yang lebih r endah dar i bay i yang nor m al yang lahir dengan ber at badan cukup, t et api r asio zat besi t er hadap ber at badan adalah sam a. Bayi ini lebih cepat t um buhnya dar i pada bayi norm al, sehingga r eser ve zat besi lebih cepat bisa habis. Oleh sebab it u kebut uhan zat besi pada bayi ini lebih besar dari pada bayi nor m al. Jika bayi BBLR m endapat m akanan yang cukup m engandung zat besi, m aka pada usia 9 bulan kadar Hb akan dapat m enyam ai bayi yang nor m al.

Pr evalensi anem ia yang t inggi pada anak balit a um um ny a disebabkan kar ena m akanannya t idak cukup banyak m engandung zat besi sehingga t idak dapat m em enuhi kebut uhannya, t er ut am a pada negar a sedang ber kem bang dim ana ser elia diper gunakan sebagai m akanan pokok. Fakt or budaya j uga ber per anan pent ing, bapak m endapat prior it as per t am a m engkonsum si bahan m akanan hewani, sedangkan anak dan ibu m endapat kesem pat an y ang belak angan. Selain it u erat yang biasanya t er dapat dalam m akanannya t urut pula m enham bat absor bsi zat besi.

BAB I I I

AN EM I A D EFI SI EN SI BALI TA

a . BATASAN AN EM I A

Anem ia didefinisikan sebagai suat u keadaan kadar hem oglobin ( Hb) di dalam dar ah lebih r endah dar ipada nili nor m al unt uk kelom pok or ang yang ber sangkut an. Kelom pok dit ent ukan m enur ut um ur dan j enis k elam in, sepert i y ang t erlihat di dalam t abel di baw ah ini.

Tabel 2. Bat as norm al Kadar Hem oglobin

Ke lom pok Um u r H e m oglobin

Anak

Dew asa

6 bulan s/ d 6 t ahun 6 t ahun s/ d 14 t ahun

Laki- laki Wanit a Wanit a ham il

(6)

b. PATOFI SI OLOGI AN EM I A

Zat besi diper lukan unt uk hem opoesis ( pem bent ukan dar ah) dan j uga diper lukan oleh ber bagai enzim sebagai fakt or penggiat . Zat besi yang t er dapat dalam enzim j uga diper lukan unt uk m engangkut elekt r o ( sit okr om ) , unt uk m engakt ifkan oksigen ( oksidase dan oksigenase) . Defisiensi zat besi t idak m enunj uk kan gej ala yang khas ( asym pt om at ik) sehingga anem ia pada balit a sukar unt uk didet ek si.

Tanda- t anda dar i anem ia gizi dim ulai dengan m enipisny a sim panan zat besi ( fer it in) dan ber t am bahnya absor bsi zat besi yang digam bar kan dengan m eningkat nya kapasit as pengik at an besi. Pada t ahap yang lebih lanj ut ber upa habisnya sim panan zat besi, ber kur angnya kej enuhan t r ansfer in, ber kur angnya j um lah pr ot opor pir in yang diubah m enj adi hem e, dan akan diik ut i dengan m enur unya kadar fer it in ser um . Ak hirnya t erj adi anem ia dengan cir inya yang khas yait u r endahnya kadar Rb ( Gut r ie, 186 : 303)

Menurut Bot hw ell dalam Soem ant r i ( 1982) per kem bangan t er j adinya anem ia gizi digam bar kan sebagai ber ikut :

Gam bar 1

Skem a per kem bangan t ingkat t er j adinya anem ia gizi

[image:6.612.138.462.304.678.2]
(7)

Bila sebagian dar i fer it in j ar ingan m eninggalk an sel akan m engakibat kan konsent r asi fer it in ser um r endah. Kadar fer it in ser um dapat m enggam bar kan keadaan sim panan zat besi dalam j ar ingan. Dengan dem ikian kadar fer it in ser um yang r endah akan m enunj ukkan or ang t er sebut dalam keadaan anem ia gizi bila k adar ferit in serum nya < 12 ng/ m l. Hal y ang perlu diperhat ik an adalah bila k adar fer it in ser um nor m al t idak selalu m enunj ukkan st at us besi dalam keadaan nor m al. Kar ena st at us besi yang ber kur ang lebih dahulu bar u diik ut i dengan kadar fer it in.

Diagnosis anem ia zat gizi dit ent ukan dengan t es sk r ining dengan car a m engukur kadar Hb, hem at okr it ( Ht ) , volum e sel dar ah m er ah ( MCV) , konsent r asi Hb dalam sel dar ah m er ah ( MCH) dengan bat asan t er endah 95% acuan ( Dallm an,1990)

c. PEN YEBAB AN EM I A GI ZI PAD A BALI TA

Penelit ian di negar a ber kem bang m engem ukakan bahw a bayi lahir dari ibu yang m ender it a anem ia kem ungkinan akan m ender it a anem ia gizi, m em punyai ber at badan lahir r endah, pr em at ur dan m eningkat nya m or t alit as ( Academ i of Sciences, 1990) .

Penyebab anem ia gizi pada bayi dan anak ( Soem ant r i, 1982) : a. Pengadaan zat besi yang t idak cukup

1) Cadangan zat besi pada w akt u lahir t idak cuk up. a) Ber at lahir r endah, lahir kur ang bulan, lahir kem bar

b) I bu w akt u m engandung m enderit a anem ia kekur angan zat besi yang ber at c) Pada m asa fet us kehilangan dar ah pada saat at au sebelum per salinan

sepert i adanya sirkulasi fet us ibu dan per dar ahan r et r oplasest a 2) Asupan zat besi kur ang cukup

b. Absor bsi kur ang 1) Diar e m enahun 2) Sindr om m alabsor bsi

3) Kelainan saluran pencernaan

c. Kebut uhan akan zat besi m eningkat unt uk per t um buhan, t er ut am a pada lahir kur ang bulan dan pada saat akil balik.

d. Kehilangan dar ah

1) Per dar ahan yang ber sifat akut m aupun m enahun, m isalny a pada poliposis r ekt um , diver t kel Meckel

(8)

Menurut Husaini ( 1989) penyebab digam bar kan sebagai ber ikut

Pe n y e ba b t a k la n gsu n g Pe n y e ba b la n gsu n g St a t u s be si

d. PEN GARUH AN EM I A PAD A BALI TA

Te r h a da p k e k e ba la n t u bu h ( im u n it a s se lu le r da n h u m or a l)

Kekur angan zat besi dalam t ubuh dapat lebih m eningkat kan ker aw anan t er hadap Penyakit infeksi. Seseorang yang m ender it a defisiensi besi ( t er ut am a balit a) lebih m udah t er ser ang m ikr oor ganism e, kar ena kekur angan zat besi ber hubungan er at dengan kerusakan kem am puan fungsional dar i m ekanism e kekebalan t ubuh yang pent ing unt uk m enahan m asuknya peny ak it infek si.

Fungsi kekebalan t ubuh t elah banyak diselidiki pada hew an m aupun m anusia. Meskipun t elah banyak publik asi yang m engat akan bahw a kekur angan besi m enim bulkan konsekw ensi fungsional pada sist em kekebalan t ubuh, t et api t idak sem ua penelit i m encapai kesepakat an t ent ang kesim pulan t er hadap abnor m alit as pada fungsi kekebalan spesifik.

(9)

( dik ut ip oleh Scr im shaw - 2) m engat akan bahw a bayi- bay i dar i keluar ga- keluarga m iskin di London yang m ender it a br onchit is dan gast r oent er it is m enj adi ber kur ang set elah m er eka m endapat t er api zat besi. Lebih lanj ut di Alaska, penyakit diar e dan salur an per nafasan lebih um um dit em ui pada or ang- or ang eskim o dan or ang- or ang asli yang m ender it a defisiensi besi. Meningit is lebih sering berak ibat fat al pada anak-anak dengan kadar hem oglobin di at as 10,1 g/ dl.

I m u n it a s h u m or a l

Per anan sir kulasi ant ibodi sam pai sekar ang dianggap m er upakan per t ahanan ut am a t er hadap infeksi, dan hal ini dapat didem onst r asikan pada m anusia. Pada m anusi kem am puan per t ahanan t ubuh ini ber kur ang pada or ang- or ang yang m ender it a defisiensi besi.

Nalder dkk m em pelaj ar i pengar uh defisiensi besi t er hadap sint esa ant ibodi pada t ikus- t ikus dengan m enurunkan set iap 10% j um lah zat besi dalam diit . Dit em ukan bahw a j um lah pr oduksi ant ibodi m enur un sesudah im unisasi dengan t et anus t oksoid, dan penur unan ini secar a pr opor sional sesuai dengan penurunan j um lah, zat besi dalam diit . Penurunan fifer ant ibodi t am pak lebih er at hubungannya dengan indikat or konsum si zat besi, dar ipada dengan pem er iksaan kadar hem oglobin, kadar besi dalam serum at au fer it in, at au ber at badan.

I m u n it a s se l m e dia t e d

I nvit r o r esponsif dar i lim fosit dalam dar ah t epi dar i pasien defisiensi besi t er hadap ber bagai m it ogen dan ant igen m er upakan t opik hangat yang saling kont r aver sial. Bhaskar am dan Reddy m enem uk an bahw a t erdapat reduksi yang nyat a j um lah sel T pada 9 anak yang m ender it a defisiensi besi. Sesudah pem ber ian Suplem en besi selam a em pat m inggu, j um lah sel T naik ber m akna.

Sr ikant i dkk m em bagi 88 anak m enj adi em pat k elom pok m enurut k adar hem oglobin yait u defisiensi besi ber at ( Hb< 8,0 g/ dl) . Pada anak yang defisiensi besi sedang ( Hb ant ar a 8,0 - 10,0 g/ dl) , defisiensi r ingaan ( Hb ant ar a 10,1 - 12,0 g/ dl) , dan nor m al ( Hb > 12 g/ dl) . Pada anak yang defisiensi ber at dan sedang t er j adi depresi respons t erhadap PHA oleh lim fosit , sedangkan pada kelom pok defisiensi r ingan dan nor m al t idak m enunj ukkan hal ser upa. Keadaan ini diper baik i dengan t er api besi.

Fa gosit osis

Fakt or pent ing lainnya dalam aspek defisiensi besi adalah akt ivit as fungsional sel fagosit osis. Dalam hal ini, defisiensi besi dapat m engganggu sint esa asam nukleat m ekanism e seluler y ang m em but uhkan m et aloenzim yang m engandung Fe. Schrim shaw m elapork an bahw a sel- sel sum sum t ulang dari pender it a k urang besi m engandung asam nukleat yang sedikit dan laj u inkor por asi ( 3H) t hym idin m enj adi DNA m enurun.

Ker usakan ini dapat dinor m alkan dengan t er api besi. Sebagai t am bahan, kur ang t er sedianya zat besi unt uk enzim nyeloper oksidase m enyebabkan kem am puan sel ini m em bunuh bakt er i m enurun.

(10)

Te r h a da p k e m a m pu a n in t e le k t u a l

Telah banyak penelit ian dilakukan m engenai hubungan ant ar a keadaan kur ang besi dan dengan uj i kognit if. Walaupun ada beber apa penelit ian m engem ukakan bahw a defisiensi besi kur ang nyat a hubungannya dengan kem undur an int elekt ual t et api bany ak penelit ian m em bukt ikan bahwa defisiensi besi m em pengar uhi pem usnahan per hat ian ( at ensi) , kecerdasan ( I Q) , dan prest asi belaj ar di sek olah. Denganl m em berik an int er v ensi besi m ak a nilai k ognit if t ersebut naik secar a nyat a.

Salah sat u penelit ian di Guat em ala t erhadap bay i berum ur 6- 24 bulan. Hasil, penelit ian t sb m enyat ak an bahw a ada per bedaan skor m ent al ( p< 0,05) dan skor m ot or ik ( p< 0, 05) ant ara kelom pok anem ia kurang besi dengan kelom pok nor m al.

Pollit , dk k m elak uk an penelit ian di Cam bridge t erhadap 15 orang anak usia 3- 6 t ahun yang m ender it a defisiensi besi dan 15 or ang anak yang nor m al, st at us besinya sebagai k ont rol. Pada aw al penelit ian anak y ang m enderit a defisiensi besi m enunj uk kan skor yang lebih r endah dar ipada anak yang nor m al t er hadap uj i oddit y lear ning. Set elah 12 m inggu diber ikan pr eparat besi dengan skor r endah pada aw al penelit ian, m enj adi nor m al st at us besinya diik ut i dengan k enaik an skor k ognit if y ang nyat a sehingga m enyam ai skor kognit if anak y ang norm al y ang dalam hal ini sebagai kelom pok kont r ol.

e . KELUH AN D AN GEJALA AN EM I A GI ZI

Rasa lem ah, let ih, hilang nafsu m akan, m enurunya daya konsent r as dan sakit kepala at au pening adalah gej ala aw al anem ia. Pada kasus yang lebih par ah, sesak nafas diser t ai gej ala lem ah j ant ung dapat t er j adi. Unt uk m em ast ik an, diagnosa per lu dilakukan pem er iksaan labor at or ium , diant ar any a dilak uk an penent uan kadar hem oglobin at au hem at okr it dalam dar ah ( Kar dj at i Sakit , 1985) .

BAB I V

STRATEGI PEN AN GGULAN GAN AN EM I A GI ZI PAD A BALI TA

St r at egi penanggulangan anem ia gizi secar a t unt as hanya m ungkin kalu int er vensi dilakukan t er hadap sebab langsung, t idak langsung m aupun m endasar . Secar a pokok st r at egi it u adalah sebagai ber ikut :

1. Ter hadap penyebab langsung

Penanggulangan anem iagizi per lu diar ahkan agar :

a. Keluar ga dan anggot a keluar ga yang resiko m enderit a anem ia m endapat m ak anan yang cukup bergizi dengan biovailabilit a yang cukup.

b. Pengobat an peny ak it infek si y ang m em perbesar resik o anem ia

c. Penyediaan pelayanan yang m udah dij angkau oleh keluar ga yang m em er lukan, dan t er sedianya t ablet t am bah dar ah dalam j um lah yang sesuai. 2. Ter hadap penyebab t idak langsung

Per lu dilakukan usaha unt uk m eningkat k an per hat ian dan kasih sayang di dalam keluar ga t er hadap w anit a, t er ut am a t er hadap ibu yang per hat ian it u m isalnya dapat t er cerm in dalam :

a. Penyediaan m akanan yang sesuai dengan k ebut uhanny t erut am a bila ham il. b. Mendahulukan ibu ham il pd w akt u m akan

(11)

Dalam j angka panj ang, penanggulangan anem ia gizi hanya dapat ber langsung secar a t unt as bila penyebab m endasar t er j adinya anem ia j uga dit anggulang, m isalny a m elalui:

a. Usaha unt uk m eningkat kan t ingkat pendidik an, t erut am a pendidik an w anit a. b. Usaha unt uk m em per baiki upah, t er ut am a kar yaw an r endah.

c. Usaha unt uk m eningkat kan st at us w anit a di m asyar akat

d. Usaha unt uk m em perbaik i lingk ungan fisik dan biologis, sehingga m endukung st at us kesehat an gizi m asyar akat .

St r at egi Oper asional Penanggulangan Anem ia Gizi disini diar ahk an k e kegiat an yang bisa dilaksanakan dalam 4 k egiat an y ait u :

a. STRATEGI OPERASI ON L KI E 1. Pelaksnaan KI E

Pelaksnaan KI E per lu dilakukan secar a lebih m enyelur uh, dan ber sifat m ult i m edia. Pendekat an pelaksanaan KI E adalah sbb :

- m enggunakan m ult im edia

- m enggunakan t enaga lint as pr ogr am dan lint as sekt or

- m enggunakan ber bagai pendekat an seper t i individual, kelom pok at au m assal

- m enum buhk an part isipasi dan k em andirian

- dit unj ukan unt uk ber bagai sasar an yang sesuai seper t i sasar an prim er yait u or ang t ua yang m em iliki balit a, sasar an sekunder yait u pet ugas kesehat an, lur ah, t okoh m asyar akat , lem baga LSM sedangk an t ert ier y ait u pem er int ah set em pat .

2. I nt egrasi KI E anem ia ke dalam KI E m ak nan 3. Pengem bangan j ar ingan KI E

4. St r at egi khusus : Penyelenggaraan Bulanan Anem ia 5. I si pesan KI E anem ia diant ar anya

- m enj elaskan konsep Anem ia

- m enj elaskan Anem ia dalam kont eks pangan dan gizi secar a keselur uhan - m enj elaskan pelayanan kesehat an yang ada dalam k ait an penanggulangan

Anem ia gizi.

- m eningkat kan kebut uhk an t er hadap t ablet t am bah dar ah

- m eningkat kan kesadaran keluar ga unt uk lebih m em per hat ikan anggot a keluar ga.

- m enj elaskan kait an anem ia dalam pem bangunan secar a um um .

b. STRATEGI OPERASI ON AL SUPLEM EN TASI

Masy arak at sendiri dapat m elak ukan suplem ent asi unt uk balit anya. Pr epar at diber ik an lebih baik dalam bent uk m ult iv it am in, y ait u selain m engandung besi dan asam folat , j uga m engandung vit am in A, vit am in C, seng ( sesuai dengan

kem am puan t ehnologi) . Pem ber ian dapat dilakukan beberapa kali dalam set ahun. Dosis pem ber ian adalah sebagai ber ikut :

- 30 m g unsur besi dan 0,125 m g asam folat , diser t ai 2500 I U vit am in A pem ber ian diber ikan selam a 2 bulan

- sw adana : 30 m g unsur besi dan 0,125 m g asam folat diser t ai 2500 I U v it am in A pem berian diberik an sekali sem inggu. Preparat m ult iv it am in yang t er sedia di pasar an j uga dapat diper gunakan.

c. STRATEGI FORTI FI KASI

(12)

besi dan 0,15 m g asam folat dit am bah 2500 I U vit am in A unt uk set iap bungkusnya. Dosis ii ber laku um um unt uk selur uh sasar an, sehingga secar a t ehnis pelaksanaannya lebih m udah.

St r at egi yang per lu dilakukan

1. Mem per t ahankan pr oduk – pr oduk yang t elah difor t ifik asi

2. For t ifik asi pr oduk yang dikonsum si oleh m asyar akat ( low and ent r y) 3. Mem asukk an fort ifik asi k e dalam St andard Nasional I ndonesia ( SNI )

4. Telaah lanj ut an t ent ang w ahana ( bahan m akanan) lain yang bis digunakan.

d. STRATEGI OPERASI ON AL LAI N

Penanggulangan anem ia j uga m em er lukan kegiat an lain seper t i : 1. Pem basm ian infeksi cacing secar a ber kala

Penanggulangan anem ia per lu diser t ai dengan pem ber ian obat cacing di daer ah yang diduga pr evalensi cacingny t inggi. Pr ior it as pem er int ah sekar ang ini adalah pem basm ian cacing unt uk anak sekolah, daer ah vit al pr oduksi, daer ah t er pencil dan daer ah kum uh. Dir ekt or at Bina Gizi Masyar akat per lu ber par t isipasi dalam rangka m em perluas gerakan pem basm ian cacing ini. Dir ekt or at Bina Gizi Masyar akat j uga per lu m em bant u ger akn pem basm ian cacing yang dilakukan secar a sw adana oleh m asyar akat at aupun sw ast a.

Dalam r angka pem basm ian cacing ini per lu diper hat ik an bahwa pem basm ian hanya akan langgeng bila diser t ai dengan k egiat an unt uk m engubah per ilaku penduduk kear ah hidup yang lebih ber sih ( seper t i cuci t angan, m enggunakan sandal dan kegiat an unt uk m engubah lingkungan ( seper t i j am banisasi) agar siklus hidup cacing bisa diput us secar a per m anen.

2. Pem ber ian obat ant i m alar ia unt uk daer ah endem is.

Pem berian obat ant i m alar ia di daerah endem is m alar ia per lu diber ikan sekaligus pada w akt u pem ber ian t ablet t am bah dar ah. Dir ekt or at Jender al P2MPLP sekar ang sudah m em ber ikan ant i m alar ia sekaligus t ablet t am bah dar ah, nm un br u daer h pr ior it as, seper t i t r ansm igr asi, daer ah pot ensi w abah daer ah pem bangunan dan daer ah per bat asan.

3. Mencar i Pr ev alensi Regional Anem ia.

Per lu ada penelit ian t ent ang pr evalensi anem ia dan penyebabny pad t ingk at

Pr ovinsi dan kabupat en. Penelit ian ini dapat dilkukan dengan m et ode sur vei cepat . Sekar ang ini lelah dilaksanakan sur vei unt uk 145 kabupat en.

BAB V

KESI M PULAN / PEN UTUP

Anem ia defisiensi besi ( Anem ia Gizi) adalah suat u keadaan kadar hem oglobin di dalam darah leih r endah daripada nilai norm al. Unt uk balit a k adar Hb Norm al adalah 12 g/ dl. Adapun kebut uhan zat besi pada anak adalah sekit ar 5 – 9 m m g/ har i.

Menurut SKRT 1995 prevalensi Anem ia Gizi pada Balit a yait u 40,1% hal ini t er golong t ingkat yang per lu m endapat per hat ian lebih dar i pem er int ah dan m asyar akat .

(13)

yang kur ang kar ena diar e at aupun infest asi cacing yang m em per ber at anem ia. Fak t or- fak t or lain t urut pula m em pengaruhi sepert i fak t or sosial ek onom i, pendidik an, pola m ak an, fasilit as k esehat an dan fak t or buday a.

Pengar uh Anem ia pada balit a diant ar anya adalah penurunan kekebalan t ubuh dim ana t er j adi penur unan kem am puan sel hum ural dan seluler di dalam t ubuh. Hal ini m engak ibat k an balit a m udah t erk ena infek si. Terhadap fungsi k ognit if t erj adi pula penur unan sehingga kecer dasan anak ber kur ang, kur ang at ensi ( per hat ian) dan pr est asi belaj ar t er ganggu. Hal ini akan m elem ahkan keadaan anak sebagai gener asi pener us.

St r at egi penanggulangan anem ia gizi m eliput i st rat egi operasional KI E, st r at egi oper asioanl Suplem ent asi, St r at egi penanggulangan anem ia gizi secar a t unt as hanya m ungk in k alau int ervensi dilak uk an t erhadap sebab langsung m aupun sebab m endasar .

Mengingat balit a adalah penent u dar i t inggi r endahnya kualit as pem uda dan bangsa kelak m aka penanganan sedini m ungkin sangat lah ber ar t i bagi kelangsungan pem bangunan.

D AFTAR PUSTAKA

Depkes RI ( 1996) Dir ekt ur Jender al Pem binaan Kesehat an m asyarakat , Pedom an Oper asional Penangguklangan Anem ia Gizi di I ndonesia, Jak art a

Joko Suhar no, Ny. Yoyoh K. Husaini, Uhum . L. Siagian ( 1988) , Suat u St udi Kom pilasi I nfor m asi dalam Menunj ang kesej aht er aan Nasional, dan Pengem bangan Pr ogr am , Puslit bang Gizi, Bogor .

I lm u kesehat an Anak I , FKUI , Jakar t a

- - - , Met abolism e Zat Gizi, Jakar t a

Nat hanael ( 1991) , Gam baran Pelaksanaan Penanggulangan Penyakit Cacing usus dalam Mengat asi Anem ia yang t er j adi Pada Penduduk di unit Pem ukim an Tr ansm igr asi Plasm a I I / A Ugang Sayu Kab dat i I I Bar it o Selat an kalim ant an Tengah t ahun 1990, skr ipsi, FKM UI , depok.

Puj i hast ut i ( 1992) , Hubungan kar akt er ist ik Anak dan Keluar ga dengan Kej adian Anem ia Gizi pada Anak Balit a di Kabupat en Bogor , skr ipsi, FKM UI , depok.

Rahyaningsih ( 1995) , Balit a dan Fakt or Gam bar an Anem ia pada Anak- fakt or yang Ber hubungan di dua Kabupat en Bogor t ahun 1992, t hesis, FKM UI , Depok.

Rober t E. Olson, dkk ( 1988) , Miner al, penget ahuan Gizi Mut akhir , PT Gr am edia, Jakar t a

Gambar

Gambar 1 Skema perkembangan tingkat terjadinya anemia gizi

Referensi

Dokumen terkait

Maman Duldjarnan. Pembimbing Anggota :

Hasil dari penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat dalam hal perpajakan khususnya tentang reformasi

Langkah selanjutnya adalah penyajian data dari hasil kegiatan mereduksi data dari seluruh data-data yang terkumpul secara jelas dan singkat dengan mengacu kepada

Bagi Peserta yang menyanggah atas hasil pelelangan tersebut diatas dapat menyampaikan Surat Sanggahan. yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

Untuk mendukung kegiatan pembelajaran digunakan beberapa media, antara lain partitur lagu dan alat musik yaitu pianika yang sudah disediakan sekolah (ruang

The worksheet then assigned (implementation) limitedly to Biology students to obtain performance assessment and legibility response.Result of the study was

[r]

Menunjuk Dokumen kami sebelumnya yaitu Dokumen Sayembara Nomor : 01/S/MA/APBD.DPUPR.CK/2017 tanggal 26 April 2017 dan Pengumuman Sayembara Nomor :