• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Biji Dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Biji Dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SKARIFIKASI BAGIAN-BAGIAN BIJI

DAN KONSENTRASI ASAM GIBERELAT (GA3)

TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH

PALEM BOTOL (Mascarena lagenicaulis)

MAYLINDRA SINAGA 050301042

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH SKARIFIKASI BAGIAN-BAGIAN BIJI

DAN KONSENTRASI ASAM GIBERELAT (GA3)

TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH

PALEM BOTOL (Mascarena lagenicaulis)

SKRIPSI

Oleh :

MAYLINDRA SINAGA 050301042 / AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Skripsi : Pengaruh skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis)

Nama : Maylindra Sinaga NIM : 050301042

Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Agronomi

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc Ir. Meiriani, MP Ketua Anggota

Mengetahui,

(4)

ABSTRAK

MAYLINDRA SINAGA: Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Biji dan

Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis), dibimbing oleh J. A. NAPITUPULU dan MEIRIANI.

Perbanyakan palem botol secara generatif memerlukan waktu yang lama untuk proses perkecambahannya yaitu 8-16 minggu, beberapa hal yang menghambat proses perkecambahan tersebut diantaranya adalah masa dormansi. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian USU (± 25 m dpl) pada Maret-Mei 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor yaitu skarifikasi biji (pangkal, perut, dan ujung biji) dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (0, 100, 200, dan 300 mg/l). Parameter yang diamati adalah kecepatan berkecambah, daya berkecambah, kecambah normal, panjang kecambah, diameter kecambah, panjang akar, dan jumlah akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter kecuali daya berkecambah. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Hasil yang terbaik diperoleh pada skarifikasi pada bagian pangkal biji. Kata kunci: Palem Botol, Dormansi, Skarifikasi, Asam Giberelat (GA3)

ABSTRACT

MAYLINDRA SINAGA: The Effect of Seed Segment Scarification and Gibberelic Acid (GA3) Concentration on Seed Germination of Bottle Palm

(Mascarena lagenicaulis), supervised by J. A. NAPITUPULU and MEIRIANI. The generative multiplication of bottle palm need a long time to germinate about 8-16 weeks, many factors which inhibit germination among them are dormancy. Therefore, a research had been conducted at Biology Laboratory, Faculty of Agriculture, USU (± 25 m asl) from March until May 2010 using factorial randomized block design with 2 (two) factors, i.e. seed segment scarification (base, middle, and tip of the seed) and gibberelic acid (GA3)

concentration (0, 100, 200, and 300 mg/l). The parameters observed were seed germination rate, germination percentage, normal germination, seedling length, seedling diameter, root length, and root number.

The result showed that seed segment scarification affected significantly on all parameters. Gibberelic acid (GA3) concentration did not affect significantly on

all parameters except germination percentage. There is no significant interaction between seed segment scarification and gibberelic acid (GA3) concentration for

all parameters. The best result was found in the seed base scarification.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang pada tanggal 27 Mei 1987 dari Ayahanda R. Sinaga dan Ibunda N. Turnip. Penulis merupakan anak ke dua dari lima

bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam, pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiwa Baru. Penulis memilih Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Biji dan Konsentrasi

Asam Giberelat (GA3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis)“.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc dan Ibu Ir. Meiriani, MP selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih buat keluarga tersayang Ayahanda R. Sinaga dan Ibunda N. Turnip yang telah mendukung penulis dalam doa, cinta

kasih, pengorbanan, dan motivasi. Terima kasih kepada abang dan adik-adik

terkasih Andri Firma Sinaga, Erlinda Sinaga, Zuniati Hasiholan Sinaga, dan Roy Naldi Sinaga serta sepupu yang telah mendukung penulis di dalam doa dan

motivasi.

(7)

DAFTAR ISI

Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat Penelitian ... 14

Metode Penelitian ... 14

Metode Analisa Data ... 16

Pelaksanaan Penelitian... 17

Pembuatan Bak Perkecambahan ... 17

Persiapan Media Tanam ... 17

(8)

Pengamatan Parameter ... 19

Kecepatan Berkecambah (hari) ... 19

Daya Berkecambah (%) ... 19

Kecambah Normal (%) ... 20

Panjang Bibit (cm) ... 20

Diameter Bibit (mm) ... 20

Panjang Akar (cm) ... 20

Jumlah Akar ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22

Pembahasan ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40

Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA………41

(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1.Kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan

skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 23 2.Daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan

skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 25 3.Kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan

skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 27 4.Panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai

perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 29 5. Diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai

perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 31 6. Panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada

berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) ... 32 7.Jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Penampang buah palem botol... ... 6 2. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai

skarifikasi bagian-bagian biji ... 24 3. Histogram daya berkecambah benih palem botol pada berbagai skarifikasi

bagian-bagian biji ... .26 4. Hubungan daya berkecambah benih palem botol dengan berbagai

konsentrasi asam giberelat (GA3)...26 5. Histogram kecambah normal benih palem botol pada berbagai skarifikasi

bagian-bagian biji ... 28 6. Histogram panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada

berbagai skarifikasi bagian-bagian biji ... .30 7 Histogram diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada

berbagai skarifikasi bagian-bagian biji ... 31 8. Histogram panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada

berbagai skarifikasi bagian-bagian biji ... 33 9. Histogram jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1.Data kecepatan berkecambah (hari) ... 43

2.Data kecepatan berkecambah setelah transformasi log Y………...43

3.Daftar sidik ragam kecepatan berkecambah log Y………..44

4.Data daya berkecambah (%) ... 44

5.Data daya berkecambah setelah transformasi arcsin ... 45

6.Daftar sidik ragam daya berkecambah arcsin ... 45

7.Data kecambah normal (%) ... 46

8.Data kecambah normal setelah transformasi arcsin ... 46

9.Daftar sidik ragam kecambah normal arcsin ... 47

10.Data panjang bibit (cm) ... 47

11.Data panjang bibit setelah transformasi (√X + 0,5) ... 48

12.Daftar sidik ragam panjang bibit (√X + 0,5) ... 48

13.Data diameter bibit (mm) ... 49

14.Data diameter bibit setelah transformasi setelah transformasi (√X + 0,5) ... 49

15.Daftar sidik ragam diameter bibit (√X + 0,5) ... 50

16.Data panjang akar (cm) ... 50

17.Data panjang akar setelah transformasi (√X + 0,5)... 51

18.Daftar sidik ragam panjang akar (√X + 0,5) ... 51

19.Data jumlah akar ... 52

20.Data jumlah akar setelah transformasi (√X + 0,5) ... 52

(12)

22.Jadwal pelaksanaan penelitian ... 54

23.Denah penelitian... 55

24.Bagan plot kecambah……….………..56

25.Data rangkuman rataan ... 57

26.Data rangkuman daftar sidik ragam (√X + 0,5) ... 58

27.Grafik perkecambahan palem botol ... 59

(13)

ABSTRAK

MAYLINDRA SINAGA: Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Biji dan

Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis), dibimbing oleh J. A. NAPITUPULU dan MEIRIANI.

Perbanyakan palem botol secara generatif memerlukan waktu yang lama untuk proses perkecambahannya yaitu 8-16 minggu, beberapa hal yang menghambat proses perkecambahan tersebut diantaranya adalah masa dormansi. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian USU (± 25 m dpl) pada Maret-Mei 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor yaitu skarifikasi biji (pangkal, perut, dan ujung biji) dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (0, 100, 200, dan 300 mg/l). Parameter yang diamati adalah kecepatan berkecambah, daya berkecambah, kecambah normal, panjang kecambah, diameter kecambah, panjang akar, dan jumlah akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter kecuali daya berkecambah. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Hasil yang terbaik diperoleh pada skarifikasi pada bagian pangkal biji. Kata kunci: Palem Botol, Dormansi, Skarifikasi, Asam Giberelat (GA3)

ABSTRACT

MAYLINDRA SINAGA: The Effect of Seed Segment Scarification and Gibberelic Acid (GA3) Concentration on Seed Germination of Bottle Palm

(Mascarena lagenicaulis), supervised by J. A. NAPITUPULU and MEIRIANI. The generative multiplication of bottle palm need a long time to germinate about 8-16 weeks, many factors which inhibit germination among them are dormancy. Therefore, a research had been conducted at Biology Laboratory, Faculty of Agriculture, USU (± 25 m asl) from March until May 2010 using factorial randomized block design with 2 (two) factors, i.e. seed segment scarification (base, middle, and tip of the seed) and gibberelic acid (GA3)

concentration (0, 100, 200, and 300 mg/l). The parameters observed were seed germination rate, germination percentage, normal germination, seedling length, seedling diameter, root length, and root number.

The result showed that seed segment scarification affected significantly on all parameters. Gibberelic acid (GA3) concentration did not affect significantly on

all parameters except germination percentage. There is no significant interaction between seed segment scarification and gibberelic acid (GA3) concentration for

all parameters. The best result was found in the seed base scarification.

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman palem banyak dimanfaatkan sebagai penghias jalan dan halaman rumah antara lain palem putri, palem raja, dan palem botol. Palem botol

merupakan jenis palem yang batang bawahnya menggelembung dan batang atas menyempit sehingga mirip bentuk botol. Palem ini pertumbuhannya lambat, tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan tempat yang luas

(BAPPENAS, 2009).

Sebagian besar palem termasuk “slow growing” (lambat tumbuh) sehingga untuk berkembang dan bertambah tinggi perlu waktu lama. Hidupnya soliter, karena tidak mempunyai rumpun (jarang membentuk anakan). Kelompok ini umumnya diperbanyak dengan biji. Biasanya setelah berumur di atas lima tahun, palem tersebut mulai memperlihatkan bijinya (Edy dkk, 1995).

Perbanyakan tanaman palem botol secara generatif memerlukan waktu yang lama untuk proses perkecambahannya yaitu sekitar 8-16 minggu, ada beberapa hal yang menghambat proses perkecambahan tersebut diantaranya adalah masa dormansi dan kulit biji yang terlalu keras. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perlakuan pada biji untuk mempersingkat masa dormansi biji. Upaya pematahan dormansi dengan mengatasi impermeabilitas kulit biji ini dapat dilakukan dengan perendaman dengan bahan kimia, air panas dan skarifikasi pada biji palem (Pane, 2009).

(15)

(goncangan) untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Semua hal ini bertujuan agar kulit biji lebih permeabel terhadap air dan gas. Perlakuan dengan menggunakan bahan-bahan kimia misalnya HCl dan H2SO4 sering pula dilakukan untuk memecahkan dormansi pada benih. Tujuannya adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi. Hormon pengatur tumbuh seperti sitokinin, giberelin, dan auksin juga dapat memecahkan dormansi pada benih melalui pengaruhnya terhadap keseimbangan hormon yang mendorong perkecambahan (Sutopo, 1988).

Dugaan penyebab dormansi benih palem botol adalah kulit benih yang impermeabel terhadap air dan oksigen sehingga menghambat aktivitas perkecambahan benih. Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi kuat bahwa dormansi benih palem dapat dipatahkan bila diberi perlakuan fisik dan hormon tumbuh. Perlakuan fisik (skarifikasi) yaitu dapat dilakukan dengan menggosok bagian pangkal, perut, dan ujung biji. Benih diberi perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji tersebut adalah untuk melihat kecepatan masuknya air ke dalam biji, apakah sama cepatnya air imbibisi dari bagian pangkal; perut; atau ujung biji sampai ke embrio sehingga imbibisi sebagai proses awal perkecambahan benih dapat terjadi. Sedangkan pemberian hormon tumbuh bertujuan untuk mengaktifkan enzim-enzim perombakan yang menjadikan karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa aktif. Hasil penelitian Nagao et al, 1980 dalam Sujarwati dan Santosa (2004) menunjukkan perlakuan yang efektif dalam

(16)

yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi 0-300 mg/l dengan lama perendaman 2 jam. Ini dilakukan karena dengan dipertingginya interval konsentrasi dari optimal 100 mg/l hingga menjadi 300 mg/l, zat-zat yang terlarut pada hormon tumbuh tersebut sudah masuk ke dalam biji dalam waktu selama 2 jam (makin dipertingginya konsentrasi hormon tumbuh maka lama perendaman dikurangi agar tidak terjadinya plasmolisis pada benih).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi

asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis).

Hipotesis Penelitian

(17)

Kegunaan Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae

Palem botol merupakan tumbuhan monokotil (berkeping satu) yang berbatang tunggal. Tinggi batangnya 2-10 meter digolongkan sebagai palem yang ber pohon sedang, dengan batang yang tumbuh tegak (Witono, et al, 2000).

Daun hijau menjuntai, dengan pelepah daunnya berupa seludang yang saling menutup di ujung batangnya, dan memiliki tipe anak daun tegak. Bunga palem botol berwarna merah, kuning hingga oranye. Bunga ini memang jarang terlihat. Bila ada, ia akan muncul seperti tanduk di bawah pelepah daun terbawah. Buahnya berbentuk lonjong, jika masih muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi oranye lalu hitam setelah amat tua (Nazaruddin dan Angkasa, 1997).

(19)

Gambar 1. Penampang buah palem botol

Syarat Tumbuh

Tanaman palem adalah tanaman tropis dan subtropis sehingga selama pertumbuhannya diperlukan penyinaran matahari penuh. Pada waktu perke-cambahan dan pembibitan sebaiknya jangan terkena sinar matahari yang langsung. Suhu udara yang diperlukan adalah 25-330 C, dan masih tumbuh baik di luar kisaran suhu udara tropis tersebut (BAPPENAS, 2009).

Menurut Uhl dan Dransfield (1987 dalam Siregar, 2005), palem memerlukan curah hujan 2000 – 2500 mm/tahun dengan rata-rata hujan turun 120-140 hari dalam setahun dan kelembaban relatif 80%.

Palem dapat tumbuh dengan baik pada tipe tanah yang berpasir, tanah gambut, tanah kapur, dan tanah berbatu. Palem juga dapat tumbuh pada berbagai

(20)

Pematahan Dormansi Benih

Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan terjadi dalam beberapa proses berurutan yaitu: tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air (imbibisi), melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh (Sutopo, 1988).

Kendala berkecambah (dormansi) sering terkait pada tahap 1 dan tahap 2. Pada tahap 1 (masuknya air dan O2) diduga disebabkan oleh kulit biji yang impermeabel terhadap air dan O2. Ada juga kendala kekerasan kulit sehingga tidak dapat ditembus oleh titik tumbuh. Hal ini dapat diatasi dengan menipiskan kulit biji (skarifikasi). Pada tahap 2 kendala yang sering dijumpai adalah tidak terjadinya metabolisme karena tidak/belum aktifnya enzim-enzim. Hal ini terkait pada kematangan embrio. Ini dapat diatasi dengan penambahan hormon (ZPT) yang mengaktifkan proses enzimatis, misalnya giberelin (GA3).

(21)

hambatan mekanis kulit benih terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya/aktifnya zat pengatur tumbuh atau karena ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio. Dormansi yang penyebabnya terletak pada kulit benih lazim pula disebut dormansi struktural, dapat disebabkan oleh: kedapnya kulit benih terhadap air atau oksigen (O2) dan adanya zat penghambat. Kedapnya kulit benih terhadap air atau O2 karena kulit benih tersebut terlalu keras, terliputi gabus atau lilin. Tentang zat penghambat dapat berada disekitar kulit serta di bagian-bagian dalam benih itu, atau menempel pada kulit (semula zat ini berada dalam daging buah). Kerasnya kulit benih menyebabkan resistensi mekanis, dan ini menyebabkan embrio yang memiliki daya untuk berkecambah tidak dapat menyobek kulit yang berarti pula tidak dapat keluar untuk tumbuh sebagaimana mestinya. Perkecambahan biji tidak hanya ditentukan pada kemampuannya dalam menyerap air, tetapi juga kondisi selama imbibisi. Kelebihan air sering menyebabkan perkecambahan yang tidak baik dan bisa juga mendorong perkembangan dari mikroorganisme disekitar kulit biji, yang akan bersaing dengan embrio dalam mendapatkan oksigen (Villiers, 1972; Mayer and Poljakoff-Mayber, 1975; Kartasapoetra, 2003).

Skarifikasi

(22)

Dimana semuanya bertujuan agar kulit biji lebih permeabel terhadap air dan gas (Utomo, 2006).

Skarifikasi biji palem meliputi menipiskan bagian tulang endokarp dari biji palem yang menghalangi proses penyerapan air. Skarifikasi telah meningkatkan perkecambahan (mempercepat perkecambahan) dari jenis spesies palem yang keras dan kulit biji yang tidak dapat ditembus oleh air. Bahaya dalam mekanis atau skarifikasi yang tajam adalah merusak embrio selama proses skarifikasi (Meerow, 2004).

Asam Giberelat (GA3)

Tahap ke dua perkecambahan mulai terjadi pengaktifan enzim-enzim. Pengaktifan enzim-enzim hidrolase ini dirangsang oleh hormon zat pengatur tumbuh giberelin (GA). Kadang hormon GA dalam biji kurang sehingga dengan penambahan dari luar akan mencukupi. Beberapa perlakuan yang biasa digunakan untuk mempercepat perkecambahan palem adalah perendaman biji dalam GA3 100 ppm selama 72 jam pada Archontophoenix alexandrae (Nagao & Sakai 1979), kombinasi skarifikasi dan perendaman dalam GA3 100 ppm pada Archontophoenix alexandrae dan Ptychospermae macharthurii (Nagao et al,

1980), peretasan kulit dan perendaman biji dalam GA3 2000 ppm selama 48 jam pada Licuala grandis (Soedjono& Suskandari 1997). Hasil penelitian dengan perendaman dalam larutan hormon tumbuh GA3 dapat meningkatkan aktivitas

enzim α- amylase dan protease yang diperlukan dalam perkecambahan biji.

(23)

Perkembangan impermeable seed coats berpengaruh secara langsung terhadap fase istirahat. Impermeable seed coats bagi biji yang sedang mengalami dormansi, dapat mereduksi kandungan oksigen yang ada di dalam biji, sehingga

dalam keadaan anaerobik, terjadi sintesa zat penghambat tumbuh (growth inhibiting subtance). Fase akhir dari dormansi adalah fase berkecambah.

Setelah fase istirahat berakhir, maka aktivitas metabolisme meningkat dengan disertai meningkatnnya aktivitas enzim dan respirasi (respiration rate). Terkait aktivitas metabolisme, giberelin mempunyai peranan penting. Hormon tumbuh ini dihasilkan oleh embrio kemudian ditranslokasikan ke lapisan aleuron sehingga menghasilkan enzim α amylase. Proses selanjutnya yaitu enzim tersebut masuk ke

dalam endosperm, maka terjadilah perubahan-perubahan yaitu berubahnya pati menjadi gula dan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas sel dan pertumbuhan. Tahapan ini merupakan akhir dari dormansi biji (Abidin, 1983).

(24)

jaringan persediaan makanan. Dimana molekul-molekul protein dan lemak penting untuk pembentukan protoplasma, sedang molekul-molekul kompleks polisakarida dan asam poliuronat untuk pembentukan dinding sel (Sutopo, 1988).

Selama terjadinya perkembangan dari zygot sampai ke perkecambahan biji, tumbuh vegetatif dan reproduktif, zat tumbuh memainkan peranan yang penting melalui pengaruhnya pada pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel. Pembentukan zygot dan perkembangan embrio adalah periode saat terjadi aktivitas metabolisme yang tinggi disertai dengan sintesa protein; pembentukan lipid; polisakarida; dan komponen-komponen dinding sel, serta pembentukan organel-organel subselular. Pembelahan dan diferensiasi sel adalah aktivitas sel utama pada periode perkembangan. Bila dormansi berakhir dengan adanya imbibisi air dan pada keadaan-keadaan tertentu, dengan hilangnya inhibitor, biji kembali menjadi pusat aktivitas metabolisme yang tinggi. Sel-sel dalam embrio membesar, dan organel-organel subselular terorganisasi. Giberelin dapat memecahkan dormansi biji dan tunas pada sejumlah tananan. Giberelin juga terlibat dalam pengaktifan sintesa protease dan enzim-enzim hidrolitik lainnya. Senyawa-senyawa gula dan asam-asam amino, zat-zat dapat larut yang dihasilkan oleh aktivitas amilase dan protease, ditranspor ke embrio, dan di sini zat-zat ini mendukung perkembangan embrio dan munculnya kecambah (Heddy, 1989).

Berbeda halnya dengan enzim β amylase yang sudah ada dari semulanya

(pre-exist) di dalam scutellum dan aleurone pada biji kering angin, enzim α amylase ini belum atau tidak terdapat (not pre-exist) pada biji kering angin,

(25)

asam giberelik. Jadi asam giberelik (GA) adalah suatu senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena ia bersifat pengontrol perkecambahan tersebut. Kalau GA tidak ada atau kurang aktif (belum teraktivir) maka α amylase tidak akan terbentuk yang dapat menyebabkan terhalangnya proses perombakan pati (amylose dan amylopectin), sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya perkecambahan (Kamil, 1979).

Giberelin mempunyai kemampuan khusus memacu pertumbuhan utuh pada banyak spesies, terutama tumbuhan kerdil atau tumbuhan dwitahunan yang berada dalam fase roseta. Giberelin biasanya lebih banyak mendorong pemanjangan batang yang utuh daripada potongan batang. Tumbuhan sekadangnya memang bereaksi terhadap GA3 dengan cara memanjang lebih cepat. Kalaupun giberelin lain memacu pemanjangan tumbuhan kerdil, barangkali dengan cara diubah terlebih dahulu menjadi GA1 (Salisbury and Ross, 1992).

Tingginya tingkat giberelin yang ada dalam biji, biasanya meningkat selama proses penuaan, oleh karena itu biji yang kering mengandung level yang sangat rendah. Giberelin berasal dari embrio yang merangsang produksi α-

(26)

masak fisiologis, biji mempunyai berat kering maksimum (maximum dry weight); daya tumbuh maksimum (maximum vigor); dan daya kecambah maksimum (maximum viability). Mutu biji tertinggi (maximum seed quality) juga diperoleh pada saat masak fisiologis. Tidak pernah diperoleh mutu biji yang lebih tinggi daripada mutu biji pada saat masak fisiologis. Untuk ini dianjurkan melakukan panenan pada saat masak fisiologis tercapai (Kamil, 1979; Davies, 1995).

(27)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 25 m dpl, pada bulan Maret sampai dengan Mei 2010.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih palem botol yang masak panen sebagai bahan percobaan, zat pengatur tumbuh (GA3) sebagai bahan perlakuan untuk pematahan dormansi biji, alkohol sebagai bahan pencampur zat pengatur tumbuh, bak perkecambahan sebagai tempat pengecambahan biji, sekam padi dan pasir sebagai media tanam, fungisida Dithane M-45 untuk sterilisasi media sekam padi, dan plastik sebagai alas bak perkecambahan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain beaker glass sebagai wadah untuk perendaman biji palem botol, batu asah untuk menggosok biji palem botol, handsprayer, pisau, meteran, cangkul, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini.

Metode Penelitian

(28)

Faktor I: Skarifikasi bagian-bagian biji (S) dengan 3 taraf yaitu: S1 : Skarifikasi bagian pangkal biji

S2 : Skarifikasi bagian perut biji S3 : Skarifikasi bagian ujung biji (Gambar Lampiran 28d;e;f).

Faktor II: Konsentrasi asam giberelat (GA3) (G) dengan 4 taraf yaitu: G0 : 0 mg/l

G1 : 100 mg/l G2 : 200 mg/l G3 : 300 mg/l

Sehingga diperoleh 12 kombinasi yaitu: S1G0 S2G0 S3G0 S1G1 S2G1 S3G1 S1G2 S2G2 S3G2 S1G3 S2G3 S3G3 Jumlah ulangan = 3 ulangan Jumlah kombinasi = 12 kombinasi Jumlah plot penelitian = 36 plot Jumlah sampel/plot = 6 biji/plot Jumlah sampel seluruhnya = 216 biji Jarak antar blok = 4 cm Jarak antar plot = 10 cm

Ukuran bak kecambah = 150 cm x 60 cm

(29)

Metode Analisa Data

Data hasil percobaan dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model sebagai berikut :

Yij = μ + ρi + αj + βk+ (αβ)jk + εijk

Dimana :

Yijk :Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan skarifikasi bagian-bagian biji (S) pada kategori ke-j dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (G) pada taraf ke-k.

μ :Nilai tengah ρi :Efek blok ke-i

αj :Efek skarifikasi bagian-bagian biji (S) pada kategori ke-j βk :Efek konsentrasi asam giberelat (GA3) (G) pada taraf ke-k

(αβ)jk :Interaksi skarifikasi bagian-bagian biji (S) pada kategori ke-j dan

konsentrasi asam giberelat (GA3) (G) pada taraf ke-k

εijk :Efek galat percobaan pada blok-i skarifikasi bagian-bagian biji (S) pada

kategori ke-j konsentrasi asam giberelat (GA3) (G) pada taraf ke-k

(30)

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Bak Perkecambahan

Bak perkecambahan berbentuk kotak, dengan alas triplek dan dinding setinggi 3 inchi. Pada bagian alas bak perkecambahan dilapisi dengan plastik. Ukuran bak perkecambahan 150 cm x 60 cm.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah sekam padi setebal ± 2 cm di lapisan bawah dan pasir setebal ± 5 cm di lapisan atas. Sterilisasi media dilakukan dengan merendam sekam padi dalam larutan fungisida Dithane M-45 dan menggongseng media pasir. Setelah disterilisasi media dimasukkan ke dalam bak perkecambahan.

Seleksi Biji

Benih diambil dari pohon yang memenuhi syarat sebagai pohon induk, kemudian dipilih buah yang telah masak panen (berwarna kuning) dan bebas dari hama penyakit. Biji dicampur dan kemudian dibagi 3 berdasarkan ukuran yang sama untuk dibagi dalam ulangan.

Persiapan Benih

(31)

Skarifikasi

Skarifikasi bagian-bagian biji dilakukan setelah persiapan benih yaitu dengan menggosok kulit biji (endocarp) dengan menggunakan batu asah hingga tampak bagian isi dari biji yaitu endosperm (berwarna putih), diskarifikasi sesuai dengan perlakuan.

Aplikasi Giberelin (GA3)

Aplikasi GA3 dilakukan setelah skarifikasi dengan merendam biji dalam zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA3) sesuai dengan perlakuan selama 2 jam. Setelah itu biji ditanam pada bak perkecambahan.

Penanaman

Penanaman dilakukan setelah biji mendapat perlakuan skarifikasi dan perendaman GA3, dengan cara memasukkan 1 biji perlubang pada kedalaman ± 1 cm dari permukaan media tanam kemudian lubang tanam ditutup kembali. Biji disusun rapi dalam bak perkecambahan.

Pemeliharaan

Penyiraman

(32)

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila ditemukan gulma pada bak perkecambahan. Penyiangan dilakukan secara manual, yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh.

Pengamatan Parameter

Parameter mulai diamati pada hari pertama setelah tanam dan pengamatan diakhiri apabila tidak ada lagi benih yang berkecambah (terlihat konstan pada grafik perkecambahan benih pada semua perlakuan). Pengamatan diakhiri pada hari 60, dimana pada hari tersebut grafik perkecambahan sudah terlihat konstan. Ini terlihat pada Lampiran 27. Parameter yang diamati adalah:

Kecepatan Berkecambah

Diamati setiap hari setelah tanam dengan melihat kriteria berkecambah benih yaitu munculnya tonjolan pada biji. Menurut Sutopo (1988), kecepatan berkecambah benih dapat dinyatakan dengan laju perkecambahan.

Rata-rata hari = N1T1+N2T2+N3T3...+NnTn

Jumlah total benih yang berkecambah

Dimana: N= jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu.

T= menunjukan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dari interval tertentu suatu pengamatan.

Daya Berkecambah (%)

(33)

Persentase perkecambahan = Jumlah benih yang tumbuh Jumlah benih yang ditanam

x 100%

Kecambah Normal (%)

Dihitung pada akhir penelitian, yaitu dengan menentukan kecambah normal dengan kriteria:

1. Dalam perkecambahannya, akar terlebih dahulu keluar daripada tunas. 2. Akar kecambah tidak berbentuk spiral; dan yang keluar merupakan akar

utama.

Panjang Bibit (cm)

Pengukuran panjang kecambah dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun bibit dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian.

Diameter Bibit (mm)

Dihitung pada akhir penelitian, dimana diameter yang dihitung adalah diameter setiap bibit. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada pangkal kecambah dari dua arah yang berlawanan lalu dirata-ratakan.

Panjang Akar (cm)

(34)

Jumlah Akar

(35)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian diakhiri pada hari 60, dimana pada hari tersebut grafik perkecambahan sudah terlihat konstan. Umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3), diperoleh adanya perlakuan pada ulangan tertentu yang tidak tumbuh yaitu kombinasi perlakuan S3G0, S3G2, dan S3G3. Hal ini disebabkan karena sulitnya mengumpulkan benih yang tingkat kematangannya seragam sewaktu pengambilan dari pohon induk dalam proses seleksi biji. Kondisi benih yang tingkat kematangannya tidak seragam mempengaruhi daya berkecambah dan daya tumbuh benih.

Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan berkecambah, kecambah normal, panjang bibit, diameter bibit, panjang akar, dan jumlah akar tetapi berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah. Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada seluruh parameter yang diamati.

Kecepatan Berkecambah (hari)

(36)

interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan berkecambah.

Data kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (hari)

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

(37)

Gambar 2. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji

Daya Berkecambah (%)

Hasil pengamatan daya berkecambah dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 6, yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, tetapi interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap daya berkecambah.

(38)

Tabel 2. Daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (%)

GA3 (mg/l) Skarifikasi Rataan

S1 (pangkal) S2 (perut) S3 (ujung)

G0=0 38.89 16.67 0.00 18.52 b

G1=100 77.78 44.44 38.89 53.70 a

G2=200 38.89 27.78 22.22 29.63 b

G3=300 44.44 50.00 16.67 37.04 ab

Rataan 50.00 a 34.72 a 19.45 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

(39)

Gambar 3. Histogram daya berkecambah benih palem botol pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji

Grafik hubungan daya berkecambah benih palem botol dengan perlakuan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi arcsin dapat dilihat pada Gambar 4.

(40)

Gambar 4 menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap daya berkecambah benih palem botol membentuk hubungan yang bersifat kubik, dengan persamaan ŷ = 19.76 + 0.772x – 0.006x2

+ 1x10-5x3, y puncak 48.22% (setelah retransformasi= 55.6%) pada konsentrasi 83.33 mg/l

GA3 dan y lembah -19.89% (setelah retransformasi= 11.5%) pada konsentrasi 316.67 mg/l GA3.

Kecambah Normal (%)

Hasil pengamatan kecambah normal dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 9, yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap kecambah normal, sedangkan perlakuan konsentrasi asam giberelat (GA3) dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah normal.

Data kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (%)

GA3 (mg/l) Skarifikasi Rataan

(41)

Tabel 3 menunjukkan kecambah normal tertinggi diperoleh pada perlakuan skarifikasi di bagian pangkal biji (S1) =36.11% yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan skarifikasi pada bagian perut biji (S2) =25%, tetapi keduanya berbeda nyata dengan skarifikasi pada bagian ujung biji (S3) =11.11%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram Gambar 5. Walau berbeda tidak nyata juga dapat dilihat bahwa pemberian GA3 cenderung meningkatkan kecambah normal, pada perlakuan G1 kecambah normal cenderung diperoleh lebih tinggi dari perlakuan konsentrasi GA3 lainnya.

Gambar 5. Histogram kecambah normal benih palem botol pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji

Panjang Bibit (cm)

(42)

konsentrasi asam giberelat (GA3) dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang bibit.

Data panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (cm)

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

(43)

Gambar 6. Histogram panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji

Diameter Bibit (mm)

Hasil pengamatan diameter bibit dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 15, yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap diameter kecambah, sedangkan perlakuan konsentrasi asam giberelat (GA3) dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter bibit.

(44)

Tabel 5. Diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (mm)

GA3 (mg/l)

Skarifikasi

Rataan S1 (pangkal) S2 (perut) S3 (ujung)

G0=0 2.08 1.38 0.00 1.15

G1=100 3.70 2.90 1.39 2.66

G2=200 1.86 1.66 0.36 1.29

G3=300 2.46 1.67 1.05 1.72

Rataan 2.52 a 1.90 b 0.70 c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

Tabel 5 menunjukkan diameter bibit terluas pada perlakuan skarifikasi di bagian pangkal biji (S1) =2.52 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan skarifikasi pada bagian perut biji (S2) =1.90 mm dan ujung biji (S3) =0.70 mm, antara S2 dan S3 berbeda nyata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram Gambar 7. Walau berbeda tidak nyata juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan G1 diameter bibit lebih luas dari perlakuan konsentrasi GA3 lainnya.

(45)

Panjang Akar (cm)

Hasil pengamatan panjang akar bibit palem botol dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 18, yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap panjang akar, sedangkan perlakuan konsentrasi asam giberelat (GA3) dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar.

Data panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (cm)

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

(46)

Gambar 8. Histogram panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji

Jumlah Akar

Hasil pengamatan jumlah akar dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 21, yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap jumlah akar, sedangkan perlakuan konsentrasi asam giberelat (GA3) dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah akar.

(47)

Tabel 7. Jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3)

GA3 (mg/l) Skarifikasi Rataan

S1 (pangkal) S2 (perut) S3 (ujung)

G0=0 1.78 0.72 0.00 0.83

G1=100 2.50 1.56 1.00 1.69

G2=200 1.11 0.67 0.28 0.69

G3=300 1.72 0.94 0.56 1.07

Rataan 1.78 a 0.97 a 0.46 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

Tabel 7 menunjukkan jumlah akar bibit terbanyak diperoleh pada perlakuan skarifikasi di bagian pangkal biji (S1) =1.78 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan skarifikasi pada bagian perut biji (S2) =0.97, tetapi berbeda nyata dengan skarifikasi pada bagian ujung biji (S3) =0.46, antara S2 dan S3 berbeda tidak nyata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram Gambar 9. Walau berbeda tidak nyata juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan G1 akar bibit cenderung lebih banyak dari perlakuan konsentrasi GA3 lainnya.

(48)

Pembahasan

Pengaruh skarifikasi bagian-bagian biji terhadap perkecambahan benih palem botol

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa skarifikasi bagian-bagian biji berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dalam upaya pematahan dormansi benih palem botol dilakukan dengan menggosok benih (menipiskan kulit biji) agar kulit biji lebih permeabel terhadap air dan oksigen yang mempercepat proses perkecambahan benih.

(49)

dengan perlakuan yang lain (S1 dan S2). Kecepatan masuknya air menuju embrio mempengaruhi kecepatan berkecambah dari suatu benih. Kaitannya dengan daya berkecambah benih adalah, dengan perlakuan skarifikasi memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk memulai berlangsungnya proses perkecambahan benih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mayer and Poljakoff-Mayber (1975) dan didukung oleh pendapat Sutopo (1988).

Pengaruh konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih palem botol

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan berkecambah, kecambah normal, panjang bibit, diameter bibit, panjang akar, dan jumlah akar tetapi berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah. Daya kecambah kian meningkat dengan bertambah tuanya biji. Kondisi benih yang tingkat kematangannya tidak seragam juga mempengaruhi daya kecambah dan daya tumbuh benih.

(50)

dengan lainnya. Tingkat konsentrasi giberelin yang diberikan akan memberikan tanggap yang berbeda-beda pada suatu benih, dimana konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan. Perlakuan giberelin 100 mg/l (G1) menunjukkan bahwa daya kecambah dan daya tumbuh benih lebih tinggi dari pada perlakuan giberelin lainnya (G3, G2, dan G0). Giberelin dalam upaya pematahan dormansi berperan dalam mendorong perkecambahan benih (memacu aktivitas amilase). Giberelin merangsang enzim α-amilase, enzim yang merombak pati pada endosperm manjadi glukosa. Giberelin juga mengaktifkan sintesa protease dan enzim hidrolitik lainnya. Zat-zat larut yang dihasilkan oleh aktivitas amilase dan protease ditranspor ke embrio, zat-zat ini mendukung perkembangan embrio dan munculnya kecambah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kamil (1979).

(51)

menimbulkan adanya variasi di lapangan yang disebabkan oleh umur masing-masing bibit sangatlah berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kamil (1979).

Pengaruh interaksi skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap perkecambahan benih palem botol

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi antara skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) berpengaruh tidak nyata pada seluruh parameter yang diamati. Faktor dalam yang sangat mendukung perkecambahan suatu benih adalah tingkat kematangan benih. Tingkat kematangan benih mempengaruhi daya tumbuh dan daya kecambah suatu benih.

(52)
(53)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan skarifikasi pada bagian pangkal biji nyata meningkatkan kecepatan berkecambah, daya berkecambah, kecambah normal, panjang bibit, panjang akar, jumlah akar, dan diameter bibit palem botol dibanding skarifikasi dibagian perut dan ujung biji.

2. Pemberian giberelin 100 mg/l nyata meningkatkan daya berkecambah benih palem botol dan cenderung meningkatkan dibandingkan tanpa pemberian giberelin dan pemberian dengan konsentrasi lainnya.

3. Tidak ada interaksi perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan giberelin yang nyata terhadap seluruh parameter perkecambahan benih palem botol.

Saran

1. Untuk mempercepat perkecambahan benih yang dorman disarankan benih diskarifikasi pada bagian pangkal benih dan pemberian giberelin 100 mg/l memberikan daya berkecambah terbaik.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1983. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Hal:53-54.

BAPPENAS. 2009. Budidaya Pertanian Palem (Palem Putri, Botol, Merah, dan Raja) dalam tanggal 01 Agustus 2009.

Davies, P.J. 1995. Plant Hormones; Physiology, Biochemistry and Molecular Biology. Kluwer Academic Publisher. London. Pages:247-248.

Edy, Y; Farida; dan J. Harefa. 1995. Palem. Cetakan ketujuh. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal:6,7,38.

Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. Edisi I. Cetakan kedua. Rajawali Press. Jakarta. Hal:25,56,57.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Cetakan kesepuluh. Angkasa Raya Padang. Hal:87,90,134,142.

Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Cetakan keempat. Rineka Cipta. Jakarta. Hal:70-72,88,92. Mayer, A.M and A. Poljakoff-Mayber. 1975. The Germination of Seeds. Second

Edition. Volume 5. Pergamon Press Ltd. USA. Pages:48-50.

Meerow, A.L. 2004. Palm Seed Germination. University of Florida IFAS Extension. I

Nazaruddin, S dan Angkasa. 1997. Palem Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal:7,8,26.

Pane, P. 2009. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Wurmb. Merr) dalam http://pardomuanpane.blogspot.com/Wikipedia Diakses tanggal

(55)

Siregar, E.B.M. 2005. Inventarisasi Jenis Palem (Arecaceae) Pada Kawasan Hutan Dataran Rendah di Stasiun Penelitian Sikundur (Kawasan Ekosistem Leuser) Kab. Langkat. Fakultas Pertanian. e-USU Repository. Dalam Palem Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Proyek Sumberdaya Ekonomi. Bogor.

Steel,R.G.D. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Hal:210.

Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal:25,26,27,53,54,163,164.

Sujarwati dan Santosa. 2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Pelem Jepang (Actinophloeus macarthurii Becc.) akibat Perendaman Biji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 99-103.

Utomo, B. 2006. Karya Ilmiah Ekologi Benih. Fakultas Pertanian. e-USU Repository.

Villiers, T.A. 1972. Seed Dormancy.. Dalam Seed Biology. Ed. By T.T. Kozlowski. Vol. IIAcademic Press. New York and London. 220 – 282 pp. Witono, J.R.A; Suhatman; Suryana; dan R.S. Purwantoro. 2000. Koleksi Palem

(56)

Lampiran 1. Data kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (hari)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 2. Data kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi log Y (hari)

Perlakuan Blok Total Rataan

(57)

Lampiran 3. Sidik ragam kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi log Y

Sumber db JK KT Fhit F.05

(58)

Lampiran 5. Data daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi arcsin (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 6. Sidik ragam daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi arcsin

(59)

Lampiran 7. Data kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 8. Data kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi arcsin (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

(60)

Lampiran 9. Sidik ragam kecambah normal benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi arcsin

Sumber db JK KT Fhit F.05

Lampiran 10. Data panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

(61)

Lampiran 11. Data panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5) (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 12. Sidik ragam panjang bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5)

(62)

Lampiran 13. Data diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (mm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 14. Data diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5) (mm)

Perlakuan Blok Total Rataan

(63)

Lampiran 15. Sidik ragam diameter bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5) Sumber db JK KT F.Hit F.05

Lampiran 16. Data panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

(64)

Lampiran 17. Data panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5) (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 18. Sidik ragam panjang akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5)

(65)

Lampiran 19. Data jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 20. Data jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5)

Perlakuan Blok Total Rataan

(66)

Lampiran 21. Sidik ragam jumlah akar bibit palem botol umur 60 hari setelah semai pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) setelah transformasi (√X + 0,5)

Sumber db JK KT Fhit F.05

Blok 2 0.46 0.23 2.38tn 3.44

Perlakuan 11 2.73 0.25 2.55* 2.26

S 2 1.85 0.93 9.52* 3.44

G 3 0.76 0.25 2.61tn 3.05

Linier 1 0.00 0.00 0.00tn 4.30

Kuadratik 1 0.07 0.07 0.73tn 4.30

Kubik 1 0.69 0.69 7.11* 4.30

SxG 6 0.12 0.02 0.20tn 2.55

Error 22 2.14 0.10

Total 35 5.33

FK= 51.17 Keterangan: tn = tidak nyata

(67)

Lampiran 22. Jadwal pelaksanaan penelitian

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi di lapangan Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi di lapangan 9 Pengamatan Parameter

(68)
(69)

Lampiran 24. Bagan Plot Kecambah

b

a

Keterangan:

= Biji palem botol a = Jarak antar biji (10 cm)

(70)

Lampiran 25. Rangkuman Rataan Parameter Terhadap Skarifikasi Bagian-Bagian Biji dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3)

Konsentrasi Asam Giberelat (GA3)

(71)
(72)
(73)

Lampiran 28. Foto-foto hasil penelitian

(74)

Gambar 28b. Pohon palem botol Gambar 28c. Buah palem botol masak panen

Gambar 28d. Skarifikasi pangkal (S1) Gambar 28e. Skarifikasi perut (S2) Gambar 28f. Skarifikasi ujung (S3)

(75)

Gambar 28g. Biji melentis Gambar 28h. Radikula kecambah Gambar 28i. Plumula kecambah

Gambar Lampiran 28j. Fase perkecambahan pada palem botol

Gambar

Tabel 1. Kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3)  (hari)
Gambar 2. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai skarifikasi bagian-bagian biji
Tabel 2. Daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi bagian-bagian biji dan konsentrasi asam giberelat (GA3) (%)
Gambar 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dipahami secara sempurna bahwa yang dimaksud teknologi pembelajaran dalam pendidikan Islam ialah usaha sistematis dalam merancang,

1) Dibolehkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan uzur sama sekali. Pendapat ini dikemukakan oleh ulama mazhab Zaidiyah, sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian

Kegiatan anak panti asuhan Mutmainnah tidak hanya terbatas pada kegiatan sekolah dan kegiatan di dalam panti Asuhan namun juga adanya kegiatan dengan anak-anak dari

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti di kelas X Multimedia SMK Negeri 1 Sukawati dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di kelas tersebut

Persepsi masyarakat sekitar terhadap dampak pembangunan perumahan pada kondisi lingkungan dibagi menjadi lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, lingkungan budaya,

Sedangkan peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa juga meningkat pada siklus I memperoleh total nilai 75 (cukup) dan meningkat pada siklus II dengan total

Pemberian Vitamin E diberikan sebelum menstruasi pada siklus kedua dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin di mana Vitamin E akan

Penggunaan media edmodo dalam pembelajaran biologi materi ekosistem ini belum pernah digunakan pada kelas X MIPA 4 dan X MIPA 5 di SMAN 26 Bandung, dengan digunakannya