STRATEGI HARGA PENAWARAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN PT.PP. LONSUM DI
MUARA RUPIT PROVINSI SUMATERA SELATAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh :
050404098
MARTHIN ANDREAS PANJAITAN
SUBJURUSAN STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Perusahaan yang membutuhkan jasa kontraktor akan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif. Sehingga penyusun penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang penting bagi kontraktor untuk memperoleh pekerjaan. Dengan waktu yang singkat, mereka harus me-review banyak hal dan mengambil keputusan untuk menentukan besarnya penawaran tender yang tepat. Oleh karena itu kontraktor perlu strategi penawaran tender di era globalisasi tahun 2010 ini, untuk memperoleh harga penawaran yang tepat agar dapat memenangkan tender. Model strategi penawaran berdasarkan pada expected profit maximum, dimana semakin besar harga penawaran maka semakin kecil kemungkinan untuk menjadi penawar yang terendah (the lowest bid). Sehingga potential profit harus dijadikan
optimum yang dikenal dengan expected profit agar menjadi penawar terendah. Dengan
Kata Pengantar
Puji syukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada kita semua, khususnya kepada penulis yang hingga pada saat ini masih merasakan kehangatan kasih-Nya, dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul
STRATEGI HARGA PENAWARAN TENDER PADA PROYEK
PEMBANGUNAN PT.PP. LONSUM DI MUARASA RUPIT SUMATERA SELATAN.
Tugas akhir ini disusun untuk diajurkan sebagai syarat dalam ujian sarjana Teknik Sipil bidang studi struktur pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan pada penulis selama perkuliahan.
2. Orang tua tercinta; Juner P. Panjaitan SE, QIA. dan Dra. E.M. br. Siahaan yang sangat menyayangi dan penulis sayangi, yang dengan sabar dan terus bersyukur dalam setiap keadaan hidup terus mendukung dan memperjuangkan penulis hingga dapat menyelesaikan perkuliahan.
“Untuk segala senyum manis kalian akan menjadi cita-citaku, dan untuk segala
nasehat dan air mata kalian akan menjadi motivasi dalam hidupku.”
Panjaitan dan Frans Octoroy Shachio Hamonangan Panjaitan yang mengajari penulis secara tak langsung untuk menjadi pelindung dan pemimpin.
4. Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc selaku Sekretaris Departeman Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nursyamsi ST. MT sebagai pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaganya membimbing penulis menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Bapak dan Ibu dosen / staff pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara, terkhususnya buat bapak Ir. S. Arbeyn Siregar semoga cepat sembuh kembali.
7. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam
penyelesaian administrasi.
Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan. Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Medan , Juni 2010.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR NOTASI xi
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1
1.1 Maksud dan Tujuan 3
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 6
1.4 Metodologi 6
1.5 Sistematika Pembahasan 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelelangan 9
2.1.1 Macam Pelelangan 10
2.1.2 Sumber Hukum Pelelangan 11
2.1.3 Tata Cara Pelelangan 12
2.1.4 Dokumen dan Jaminan 38
2.2.1 Resiko Dalam Estimasi 42
2.2.2 Tahap – Tahap Pembangunan Estimasi Secara Detail 43
2.2.3 Penyusunan Anggaran Biaya Proyek 47
2.3 Rencana Kerja dan Rencana Lapangan 49
2.4 Penawaran 51
2.4.1 Penawaran Kompetitif 52
2.4.2 Konsep Dasar 54
2.4.3 Penawaran Dengan Satu Kompetitor 55
2.5 Mark Up 56
2.6 Expected Profit 57
2.7 Biaya Konstruksi 58
2.8 Kontraktor dan Keputusannya Dalam Penawaran 60
2.9 Penggunaan Model Penawaran 61
BAB III METODOLOGI 62
3.1 Model – Model Strategi Penawaran 62
3.1.1 Model Friedman 62
3.1.2 Model Gates 64
3.1.3 Model Ackoff & Sasieni 65
3.2 Model – Model yang lain 66
3.3 Pendekatan Metode Statistik 67
BAB IV PEMBAHASAN 69
4.1 Pembahasan dan Perbandingan Berbagai Model 69
4.3 Pengolahan Data 70
4.4 Model yang Digunakan 73
4.5 Perhitungan Model Friedman 73
4.6 Perhitungan Model Gates 77
4.7 Perhitungan Model Ackoff & Sasieni 79
4.8 Perhitungan Nilai Maksimum Expected Profit 81
4.9 Pengujian Model dengan Data Pilihan 82
4.10 Analisa Hasil Perhitungan 83
4.11 Pembahasan Analisa Perhitungan 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86
5.1 Kesimpulan 86
5.2 Saran – Saran 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) 48
Gambar 2.2 Hubungan antar mark-up dengan probabilitas penawar terendah 56
Gambar 2.3 Hubungan Antara Overhead, Laba dan Garis Pertumbuhan Perusahaan 57
Gambar 2.4 Hubungan Expected Profit Vs Mark Up 58
Gambar 2. 5 Batas Harga Penawaran Pada Suatu Tender 59
Gambar 2.6 Flow Chart Permasalahan Penawaran 61
Gambar 3.1 Histogram Penawaran Biaya 67
Gambar 3.2 Distribusi Normal Penawaran Biaya 68
Gambar B.1 Histogram Rasio Penawaran Biaya dari Pesaing A 100
Gambar B.2 Histogram Rasio Penawaran Biaya dari Pesaing B 102
Gambar B.3 Histogram Rasio Penawaran Biaya dari Pesaing C 104
Gambar B.4 Histogram Rasio Penawaran Biaya dari Pesaing D 106
Gambar B.5 Histogram Rasio Penawaran Biaya dari Pesaing E 108
Gambar B.6 Histogram Rasio Penawaran dari Pesaing F 110
Gambar B.7 Probabilitas Menang untuk Multi Distribusi Discrete Tahun 2005 – 2006 111 Gambar B.8 Probabilitas Menang untuk Multi Distribusi Discrete Tahun 2005 – 2007 111 Gambar B.9 Probabilitas Menang untuk Multi Distribusi Discrete Tahun 2005 – 2008 112 Gambar B.10 Probabilitas Menang untuk Multi Distribusi Discrete Tahun 2005 – 2009 112 Gambar B.11 Probabilitas Menang untuk Multi dan Single Distribusi Normal Tahun 2005 - 2 006 113
Gambar B.12 Probabilitas Menang untuk Multi dan Single Distribusi Normal Tahun 2005 – 2007 113
Gambar B.14 Probabilitas Menang untuk Multi dan Single Distribusi Normal
Tahun 2005 – 2009 114
Gambar B.15 Expected Provit dan Mark Up Tahun 2005 – 2006 115
Gambar B.16 Expected Provit dan Mark Up Tahun 2005 – 2007 115
Gambar B.17 Expected Profit dan Mark Up Tahun 2005 – 2008 116
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komparasi pelelangan umum dengan pelelangan terbatas 11 Tabel 2.2 Tahap kegiatan pelelangan 39 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Mean, Standart Deviasi dan Varian
dengan Multi Distribusi Normal 70 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Mean, Standart Deviasi dan Varian
dengan Single Distribusi Normal 71 Tabel 4.3 Probabilitas Menang Dengan Multi Distribusi Discrete untuk
Model Friedman 74
Tabel 4.4 Expected Profit dengan Multi Distribusi Discrete Untuk
Model Friedman 74
Tabel 4.5 Probabilitas Menang Dengan Multi Distribusi Normal Untuk
Model Friedman 75
Tabel 4.6 Expected Profit Dengan Multi Distribusi Normal Untuk
Model Friedman 75
Tabel 4.7 Probabilitas Menang Dengan Single Distribusi Normal Untuk
Model Friedman 76
Tabel 4.8 Expected Profit Dengan Single Distribusi Normal Untuk
Model Friedman 76
Tabel 4.9 Probabilitas Menang Dengan Multi Distribusi Discrete Untuk
Model Gates 77
Tabel 4.10 Expected Profit Dengan Multi Distribusi Discrete Untuk
Model Gates 78 Tabel 4.12 Expected Profit Dengan Multi Distribusi Normal Untuk
Model Gates 78
Tabel 4.13 Probabilitas Menang Dengan Single Distribusi Normal Untuk
Model Gates 78
Tabel 4.14 Expected Profit Dengan Single Distribusi Normal Untuk Model Gates 79 Tabel 4.15 Probabilitas Menang Single Distribusi Discrete Untuk
Model Ackoff & Sasieni 79
Tabel 4.16 Expected Profit Single Distribusi Discrete Untuk Model Ackoff & Sasieni 80 Tabel 4.17 Probabilitas Menang Single Distribusi Normal Untuk
Model Ackoff & Sasieni 80
Tabel 4.18 Expected Profit Single Distribusi Normal Untuk Model Ackoff & Sasieni 80 Tabel 4.19 Hasil Maksimum Expected Profit Yang Menghasilkan
Mark Up Optimum 81
Tabel 4.20 Hasil perhitungan dan pengujian 82
Tabel A.10 Perhitungan Z, Untuk Multi Distribusi Normal Tahun 2005 – 2009 95 Tabel A.11 Probabilitas Menang Untuk Multi Distribusi Normal Tahun 2005 – 2006 96 Tabel A.12 Probabilitas Menang Untuk Multi Distribusi Normal Tahun 2005 – 2007 96 Tabel A.13 Probabilitas Menang Untuk Multi Distribusi Normal Tahun 2005 – 2008 97 Tabel A.14 Probabilitas Menang Untuk Multi Distribusi Normal Tahun 2005 – 2009 97 Tabel A.15 Perhitungan Z Untuk Single Distribusi Normal Terhadap Semua Pesaing 98 Tabel A.16 Probabilitas Menang Untuk Single Distribusi Normal
DAFTAR NOTASI
Ba = Harga penawaran rata – rata Bo = Harga penawaran kontraktor C = Estimasi biaya proyek
Dr = Standart deviasi dari penawaran biaya dari data kontraktor E(P) = Expected profit
Mr = Mean rasio penawaran biaya dari data kontraktor n = Jumlah pesaing
P(win) = Probabilitas menang
P(CoWin/Bo) = Probabilitas menang terhadap semua pesaing dikenal P(Bo<Bi) = Probabilitas menang terhadap pesaing i
R = (1 + Mark up)
Us = Rasio biaya actual terhadap estimasi biaya Z = Standart normal variable random.
ABSTRAK
Perusahaan yang membutuhkan jasa kontraktor akan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif. Sehingga penyusun penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang penting bagi kontraktor untuk memperoleh pekerjaan. Dengan waktu yang singkat, mereka harus me-review banyak hal dan mengambil keputusan untuk menentukan besarnya penawaran tender yang tepat. Oleh karena itu kontraktor perlu strategi penawaran tender di era globalisasi tahun 2010 ini, untuk memperoleh harga penawaran yang tepat agar dapat memenangkan tender. Model strategi penawaran berdasarkan pada expected profit maximum, dimana semakin besar harga penawaran maka semakin kecil kemungkinan untuk menjadi penawar yang terendah (the lowest bid). Sehingga potential profit harus dijadikan
optimum yang dikenal dengan expected profit agar menjadi penawar terendah. Dengan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan ( tender ). Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan ( tender ) ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangatlah menentukan besar / kecilnya keuntungan ( profit ) yang masih mungkin diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek.
Pemasaran merupakan suatu fungsi yang meliputi sejumlah aktivitas dalam menukarkan jasa perusahaan konstruksi untuk keuntungan ekonomis. Menurut konsep pemasaran modern, focus aktivitas tersebut adalah pelelangan, dan mengalir kembali kepada kontraktor yang kemudian dapat merencanakan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penawaran bersaing ( competitive bidding ) adalah jenis lain dari pricing dalam istilah pemasaran. Dalam penawaran bersaing, setiap penawar pada suatu kontrak tertentu harus menyerahkan yang masih dapat dipertanggungjawabkan ( lowest, responsive, dan responsible) akan memenangkan tender tersebut.
Perkiraan harga sebuah proyek adalah biaya hasil perhitungan yang dilakukan oleh seorang estimator berdasarkan dokumen lelang ( gambar rencana dan spesifikasi ). Dalam tahap ini harga yang diperoleh adalah harga biaya langsung ( direct cost ), sedangkan harga penawaran adalah biaya langsung ditambah sejumlah nilai nominal tertentu. Besarnya penambahan biaya tertentu tersebut disebut nilai markup, dengan maksud agar kontraktor memperoleh keuntungan dan menutupi biaya overhead perusahaan. Markup adalah selisih antara harga penawaran dengan rencana anggaran biaya pekerjaan ( biaya langsung ditambah dengan biaya tak langsung ).
Permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran adalah menempatkan harga penawaran tidak dapat diajukan terlalu tinggi dengan harapan untuk mendapatkan profit yang besar, sebaliknya tidak dapat mengajukan harga terlalu rendah dengan harapan peluang mendapatkan proyek semakin besar. Dua kondisi yang berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama, sehingga akan sangat menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran yang tepat ( terbaik ). Dalam penawaran pelelangan proyek, segala sesuatunya harus nampak jelas dan rasional, sehingga hal ini sangat penting dalam menentukan strategi penawaran yang tepat.
Masalah – masalah yang akan timbul diantaranya adalah sebagai berikut :
• Persaingan kontraktor semakin meningkat dalam memenangkan kontrak atas
pekerjaan melalui penawaran bersaing.
• Penambahan markup yang terlalu besar atas biaya estimasi proyek akan
mempersulit kontraktor untuk memenangkan proyek.
• Penambahan markup yang terlalu rendah atas biaya estimasi proyek akan
mempersulit kontraktor untuk mendapatkan keuntungan.
penawaran. Menyediakan suatu alat bantu bagi kontraktor dalam menyusun strateginya menghadapi tender sistem penawaran bersaing, mengetahui kesempatan terbaik dalam mengikuti tender sistem penawaran bersaing ( mendapatkan ) kesempatan optimum untuk memenangkan proyek dan mendapatkan keuntungan ).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan ini adalah menjelaskan tentang pola kerja dan strategi kontraktor dalam menyusun proposal tender, terutama dalam mengantisipasi resiko pekerjaan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui strategi harga penawaran yang terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan memperoleh keuntungan yang baik pula.
1.3 Perumusan Masalah
Tahap awal dalam perkara penawaran ( bidding ) adalah menentukan untuk ikut atau tidak ikut dalam sebuah pelelangan. Keputusan ini sangat tergantung dari 4 aspek , yaitu:
• Aspek dari proyek itu sendiri ( jenis proyek, ukuran proyek, tingkat resiko)
• Aspek internal perusahaan ( kebutuhan akan pekerjaan, kemampuan perusahaan)
• Aspek pasar ( kondisi ekonomi, kompetisi antarpenawar)
• Aspek sumber daya yang dimiliki ( estimator, subkontraktor).
Sebagai gambaran, untuk menyusun proposal tender proyek konstruksi, kira – kira daftar pekerjaan kontraktor akan seperti ini :
1. Memahami scope of work dan kondisi kontrak
4. Menghitung seluruh quantity pekerjaan dari gambar tender ( civil, steel structures,piping, mechanical, E/I, architectural, pipelines )
5. Meminta penawaran harga dari supplier / subkontraktor
6. Membuat review tentang metode konstruksi yang akan digunakan 7. Membuat review tentang resources yang diperlukan
8. Menganalisa harga satuan setiap pekerjaan
9. Menyusun schedule pekerjaan, untuk dibandingkan dengan jangka waktu 10.Penyelesaian proyek yang diminta oleh Client.
Adapun beberapa faktor resiko yang perlu diperhitungkan dalam membuat suatu penawaran pada tender proyek konstruksi, yakni:
a. Inflasi
Setiap negara memiliki nilai inflasi pada tiap daerahnya. Tiap daerah di Indonesia memiliki inflasi sekitar 8 – 10 % tiap tahunnya. Hal ini berpengaruh terhadap fluktuasi pada biaya pekerja dan material selama periode pelaksanaan konstruksi, sehingga penting untuk diperhitungkan apabila sewaktu – waktu harga material naik pada saat pelaksanaan proyek sedang berjalan.
b. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga memperhitungkan harga penawaran tender. Sebelumnya kita harus melihat dimana letak lokasi proyek, apakah berada di daratan tinggi, daratan rendah, melewati sungai, ataupun berada di tengah perkebunan. Hal – hal tersebut sangat berpengaruh terhadap biaya mobilitas dan material yang dipergunakan disana. c. Keadaan Lapangan
sangat berpengaruh kepada lamanya proses penggalian. Lama pekerjaan menjadi semakin bertambah sehingga kontraktor dapat melakukan penawaran terhadap penambahan waktu pekerja (lembur).
d. Cuaca lokasi proyek
Cuaca di lapangan merupakan faktor resiko yang perlu diperhitungkan. Faktor cuaca itu seperti intensitas hujan, angin, dan suhu. Misalnya, faktor hujan mempengaruhi terhadap pekerjaan. Apabila jenis tanah di proyek merupakan tanah merah, berarti pekerjaan semakin berat jika hujan turun dalam intensitas yang besar. Hal ini mempengaruhi terhadap sulitnya pekerjaan dan mobilitas material, sehingga kontraktor sangat memperhitungkan terhadap perpanjangan waktu dan biaya.
e. Keamanan
Keamanan suatu wilayah sangatlah menunjang pengerjaan suatu proyek pembangunan. Dalam faktor ini keamanan dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan suasana politik pada wilayah proyek tersebut. Apabila suatu daerah dianggap tidak aman maka kontraktor perlu memperhitungkan biaya keamanan seperti penambahan penjagaan terhadap material dan operasional pada lokasi proyek.
f. Ketersedian bahan material
1.4 Pembatasan Masalah
Lingkup pembahasan yang diambil disini dititikberatkan pada strategi harga penawaran tender pada proyek konstruksi dengan memperhitungkan faktor resiko. Penawaran dalam tulisan ini adalah untuk tender sistim terbuka yang digunakan sebagai studi tentang model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di Indonesia, khususnya pada pembangunan perumahan PT.PP. London Sumatera.
1.5 Metodologi
Metodologi dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah studi literature dengan menerapkan pada suatu kasus tender proyek agar pengaplikasiannya dapat dilihat lebih jelas. Metode ini dimulai dengan studi literature tentang strategi penawaran tender dari berbagai refrensi buku, untuk studi kasusnya yaitu pembangunan perumahan PT. PP. Lonsum di kabupaten Muara Rupit, Sumatra Selatan. Tahap – tahap yang perlu dilakukan adalah:
1. Pengambilan data penawaran konstruksi
Pengambilan data-data penawaran dilakukan kontraktor pada pelelangan tender oleh PT.PP. Lonsum. Data – data yang dikumpulkan, meliputi penawaran selama 3 tahun berturut beserta data penawaran tender terakhir sebagai data pengujian yakni tender pembangunan 35 unit double dweling, 2 single dweling, 2 unit mesjid di Sumatera Selatan dan lembar kontrak kerja.
2. Pengolahan data
3. Membuat kesimpulan
Bila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian pula dengan para pesaing yang juga membutuhkan, dan sama-sama menguasai teori model strategi penawaran, maka sebaiknya digunakan model Friedman dengan distribusi diskrit berganda untuk para pesaing yang dikenal identitasnya, namun apabila para pesaing tidak dikenal identitasnya maka gunakan model Friedman dengan distribusi normal tunggal. Bila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau permintaan pasar lagi 'boom', maka sebaiknya menggunakan model penawaran Gates atau Ackoff & Sasieni yang menghasilkan mark up optimum yang lebih besar. Sebaiknya diusahakan kecermatan dalam menghitung estimasi biaya proyek agar didapat hasil yang mendekati biaya aktual proyek.
1.6 Sistematika Pembahasan
Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan
Uraian mengenai umum, latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan, perumusan permasalahan yang hendak dibahas, pembatasan permasalahan, metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III: Model – model Strategi Harga Penawaran Dengan Memperhitungkan faktor resiko pada tender proyek konstruksi.
BAB IV: Pembahasan
Bab ini akan membahas dan menganalisa penawaran yang dipakai dalam penerapan model strategi penawaran dengan menerapkannya pada proyek pembangunan perumahan PT.PP.Lonsum di Sumatera Selatan.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PELELANGAN
Setelah tahap desain diselesaikan oleh perencana, maka selanjutnya adalah tahap pengadaan pelaksanaan konstruksi. Proses pengadaan perusahaan jasa konstruksi ini diatur oleh Keputusan Presiden terutama digunakan di lingkungan proyek pemerintah. Pengadaan barang/jasa dalam proyek konstruksi dapat dilakukan dengan berbagai cara/metode, antara lain:
• Pelelangan, yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka (untuk
umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi (bila mungkin melalui media elektronik) sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan membubuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Bila calon penyedia barang/jasa diketahui terbatas jumlahnya karena karakteristik, kompleksitas, dan/atau kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan/atau kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang/jasa tetap dilakukan dengan cara pelelangan.
• Pemilihan Langsung, yaitu pengadaan barang/jasa tanpa melalui pelelangan dan
hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran dan melakukan negoisasi, baik teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
• Penunjukan Langsung, yaitu pelelangan barang/jasa dengan cara menunjuk
• Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi
sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga. Dari keempat metode itu, hanya pelelangan yang akan kita bahas secara mendetail.
Berdasarkan Keppres No. 18 Tahun 2000, pelelangan didefinisikan sebagai berikut:
Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat asas sehingga terpilih sebagai penyedia terbaik.
2.1.1 MACAM PELELANGAN
Proses pengadaan barang/jasa dalam proyek konstruksi yang menggunakan pelelangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pelelangan umum dan pelelangan terbatas. Pada prinsipnya kedua macam pelelangan tersebut sama, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam memenuhi syarat dapat ikut dalam pelelangan, sedangkan dalam pelelangan terbatas yang diizinkan ikut adalah penyedia barang/jasa yang diundang oleh pengguna jasa. Pemilihan macam pelelangan pada umumnya tergantung pada besar-kecilnya bangunan; tingkat kompleksitas bangunan; besar/kecilnya biaya bangunan; jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
Tabel 2.1 Komparasi pelelangan umum dengan pelelangan terbatas
DESKRIPSI PELELANGAN UMUM PELELANGAN TERBATAS
Jumlah peserta Jumlah peserta lelang relatif lebih banyak.
Relatif lebih sedikit karena penyedia jasa yang boleh ikut adalah mereka yang diundang oleh pengguna jasa.
Kemampuan peserta lelang
Tidak semua peserta lelang diketahui kemampuannya.
Setiap peserta lelang diketahui dengan pasti kemampuannya.
Penetapan pemenang lelang
Relatif lebih sulit karena jumlah pesertanya lebih banyak.
Relatif lebih mudah karena telah diketahui kemampuan seluruh peserta lelang.
Kekurangannya Tidak diketahui dengan pasti kemampuan setiap peserta lelang.
Ada kecendrungan terjadinya praktek kecurangan dalam pelelangan, misalnya terjadi bid
shopping.
Kelebihannya Pengguna jasa lebih leluasa dalam memilih penyedia jasa dikarenakan jumlah yang cukup untuk menetapkan pemenang yang kompetitif.
Kemampuan peserta telah diketahui dengan pasti.
2.1.2 SUMBER HUKUM PELELANGAN
Peraturan yang mengatur pelaksanaan di Indonesia diatur oleh Keputusan Presiden Republik di Indonesia tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Keppres tentang Pelaksanaan APBN).
disempurnakan kembali dengan dikeluarkannya Keppres No. 16 Tahun 1994 dilanjutkan KeppresNo. 6 Tahun 1999 dan terakhir Keppres No. 18 Tahun 2000.
Dengan demikian peraturan yang saat ini berlaku adalah Keppres No. 18 Tahun 2000, sehingga pembahasan selanjutnya didasarkan pada peraturan tersebut. Jika dilihat dari isi dan jiwanya Keppres No. 18 Tahun 2000 telah menunjukkan sikap reformis yang sejak lama didambakan oleh kalangan industri konstruksi. Salah satunya adalah masalah “kesetaraan” antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Istilah “pemberi tugas” yang bernuansa diskriminatif sudah tidak digunakan lagi; selanjutnya disebut pengguna jasa, sedangkan untuk konsultan/kontraktor digunakan istilah “penyedia jasa”. Dalam salah satu ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa dapat terkena sanksi jika menyalahi ketentuannya, sehingga tidak ada lagi istilah warga negara kelas 1, 2, dan 3. Sikap reformis yang kedua adalah adanya peran yang besar bagi asosiasi (perusahaan atau profesi) untuk melakukan sertifikasi perusahaan atau tenaga ahli yang bergerak di bidangnya.
2.1.3 TATA CARA PELELANGAN 1. Syarat Peserta Lelang
a. Penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan adalah mereka yang telah memenuhi kualifikasi, klasifikasi, dan memiliki kemampuan sumber daya sesuai dengan dokumen prakualifikasi dan syarat-syarat sebagaimana yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Panitia menyiapkan dokumen pengadaan untuk keperluan pengadaan
termasuk contoh formulir yang perlu diisi yang dapat dimengerti dan diikuti oleh calon penyedia barang/jasa yang berminat.
Panitia menyiapkan dokumen prakualifikasi untuk calon penyedia barang/jasa
berupa formulir isian yang memuat data administratif, keuangan, personel, peralatan, dan pengalaman kerja.
Panitia menetapkan nilai nominal jaminan penawaran sebesar 1% s/d 3% dari
nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
Biaya penyiapan dokumen dialokasikan dalam dokumen anggaran yang
bersangkutan.
Dokumen pengadaan memuat:
• Undangan Pengadaan barang/jasa
• Pedoman prakualifikasi
• Instruksi kepada penawar
• Syarat-syarat umum kontrak
• Syarat-syarat khusus kontrak
• Daftar kuantitas dan harga
• Spesifikasi teknis dan gambar-gambar
• Bentuk surat penawaran
• Bentuk kontrak
• Bentuk surat jaminan penawaran
• Bentuk surat jaminan pelaksanaan
• Bentuk surat jaminan uang muka
b. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan:
Daftar susunan pemilik modal, susunan pengurus dan akte pendiriannya
beserta perubahannya (bila ada).
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan bukti pembayaran kewajiban pajak
pada tahun terakhir.
Dokumen lain yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
Secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak pengadaan barang/jasa.
Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan atau direksi yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya tidak sedang menjalani hukuman pidana.
c. Direksi yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya belum pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atau tindakan yang berkaitan dengan kondite profesional perusahaan/perseorangan.
d. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kualifikas, klasifikasi dan sertifikasi yang dimilikinya.
2. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta
a. Panitia harus mengumumkan secara luas tentang adanya pelelangan melalui media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta bila memungkinkan melalui media elektronik. Agar pengumuman secara luas dapat mencapai sasaran secara efisien dan tepat sesuai dengan jangkauan masyarakat yang dituju, maka diatur ketentuan sebagai berikut:
Bila pengumuman ditujukan kepada usaha kecil dan koperasi kecil, cukup
letaknya strategis di ibukota kabupaten/kota yang bersangkutan serta disampaikan kepada lembaga dan asosiasi perusahaan/profesi terkait setempat sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilelangkan.
Bila pengumuman pelelangan ditujukan kepada perusahaan/koperasi
menengah, agar menggunakan media cetak/surat kabar dan siaran radio pemerintah daerah/swasta yang mempunyai jangkauan pembaca dan pendengar di seluruh propinsi yang bersangkutan serta memasang pengumuman resmi untuk umum yang letaknya strategis di ibukota propinsi yang bersangkutan, serta disampaikn kepada lembaga dan asosiasi perusahaan/profesi terkait setempat sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilelangkan.
Bila pengumuman pelelangan ditujukan kepada perusahaan/koperasi besar
agar menggunakan media cetak/surat kabar yang mempunyai jangkauan pembaca di seluruh Indonesia, memasang pengumuman resmi di kantor pengguna barang/jasa yang bersangkutan dan disampaikan kepada lembaga/asosiasi perusahaan/profesi yang terkait, sesuai dengan jenis pekerjaan, serta bila memungkinkan menggunakan media elektronik/internet. Bila calon peserta lelang diyakini terbatas jumlahnya karena karakteristik,
kompleksitas, dan atau kecanggihan teknologinya, dan atau kelangkaan tenaga ahli, dan atau perusahaan yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, maka pengumuman pelelangan mencantumkan nama calon peserta lelang yang akan diundang, tetapi juga memberi kesempatan kepada calon lainnya yang memenuhi syarat untuk ikut dalam pelelangan.
c. Isi pengumuman lelang memuat sekurang-kurangnya:
Nama dan alamat pengguna barang/jasa yang akan mengadakan pelelangan. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang
akan dibeli.
Syarat-syarat peserta lelang.
Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mendaftarkan diri sebagai peserta.
d. Calon peserta lelang yang berminat ikut dalam pelelangan harus mendaftarkan diri kepada panitia untuk mengikuti prakualifikasi.
e. Calon peserta lelang dari propinsi/kabupaten/kota lain tidak dilarang untuk mengikuti proses lelang di propinsi/kabupaten/kota dimana pelelangan dilakukan. 3. Prakualifikasi
a. Panitia pelelangan wajib melakukan prakualifikasi bagi calon peserta lelang yang akan mengikuti pelelangan sesuai dengan dokumen prakualifikasi yang telah diberikan kepada calon peserta lelang.
b. Calon peserta lelang yang berminat mengikuti pelelangan wajib mengambil dokumen prakualifikasi dan mengikuti prakualifikasi yang dilakukan oleh panitia. Peserta prakualifikasi tersebut tidak boleh dipungut biaya.
c. Pelaksanaan prakualifikasi calon peserta lelang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Panitia meneliti dan menilai data kualifikasi calon peserta lelang dengan
menggunakan ketentuan sebagaimana mestinya.
Sertifikasi penyedia barang/jasa yang dikeluarkan asosiasi perusahaan/profesi
digunakan sebagai salah satu acuan untuk memudahkan panitia melakukan prakualifikasi.
• Kemampuan dari segi administrasi dan financial
• Kemampuan dari segi peralatan
• Kemampuan sumber daya manusia
• Pengalaman dan prestasi kerja
• Calon peserta yang dinyatakan lulus dalam tahap prakualifikasi dicatat
untuk diundang mengikuti pelelangan.
4. Penyusunan Daftar Calon Peserta Lelang, Penyampaian Undang dan Pengambilan Dokumen Lelang.
a. Daftar calon peserta lelang yang akan diundang harus disahkan oleh pengguna barang/jasa.
b. Bila calon peserta lelang kurang dari tiga, pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan penyusunan daftar calon peserta lelang harus diulang dengan mengumumkan kembali untuk mengundang calon peserta lelang yang baru.
c. Bila setelah prakualifikasi diulang, ternyata tidak ada tambahan calon peserta lelang yang baru atau keseluruhan calon peserta lelang masih kurang dari tiga peserta, maka panitia harus segera membuat berita acara dan menyampaikannya kepada pengguna barang/jasa. Selanjutnya panitia mengusulkan kepada pengguna barang/jasa untuk mendapatkan persetujuan melakukan proses pengadaan dengan cara pemilihan langsung dengan negoisasi atau proses penunjukkan langsung bila hanya ada satu calon penyedia barang/jasa.
d. Semua calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar calon peserta lelang harus diundang untuk mengambil dokumen lelang.
f. Dilarang ikut sebagai peserta lelang atau penjamin penawaran:
• Pegawai negeri, pegawai badan usaha milik negara/daerah dan pegawai
bank milik pemerintah/swasta.
• Mereka yang dinyatakan pailit.
• Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan kepentingan
tugasnya (conflict of interest). 5. Penjelasan Lelang (Aanwijzing)
a. Penjelasan lelang dilakukan di tempat dan pada waktu yang ditentukan, dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar calon peserta lelang. b. Dalam acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada calon peserta lelang
mengenai:
• Metode pengadaan/penyelenggaraan pelelangan.
• Cara penyampaian penawaran (satu sampul atau dua sampul atau dua
tahap).
• Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran.
• Undangan acara pembukuan dokumen penawaran
• Metode evaluasi
• Hal-hal yang menggugurkan penawaran
• Sistem kontrak yang akan digunakan
• Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri
• Ketentuan dan cara subkontrak sebagian pekerjaan kepada usaha kecil dan
koperasi kecil
• Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan
c. Bila dipandang perlu, panitia cepat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan.
d. Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang yang berupa pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia serta keterangan lain termasuk perubahannya dan peninjauan lapangan, harus dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP) yang ditandatangani oleh panitia pengadaan dan sekurang-kurangnya dua wakil dari peserta yang hadir.
e. Apabila dalam BAP terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka panitia harus menuangkan ke dalam addendum dokumen lelang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan dalam waktu bersamaan kepada semua peserta secara tertulis setelah ditandatangani oleh panitia pengadaan.
f. Untuk kontrak yang jangka waktu pelaksanaannya lebih dari 12 bulan, bila dianggap perlu, dalam dokumen lelang dapat dicantumkan ketentuan tentang berlakunya ketentuan penyesuaian harga (price adjustment) dan sekaligus dijelaskan penerapan rumus-rumus penyesuaian harga yang akan digunakan.
6. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
a. Sistem penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen.
b. Sistem penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus dijelaskan pada waktu acara pemberian penjelasan, yaitu apakah dengan system satu sampul, dua sampul, atau dua tahap.
d. Pada akhir penyampaian dokumen penawaran, panitia membuka rapat pembukaan dokumen penawaran, menyatakan dihadapan para peserta pelelangan bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai waktunya, menolak dokumen penawaran yang terlambat dan atau tambahan dokumen penawaran, kemudian membuka dokumen penawaran yang masuk.
e. Bagi penawar yang disampaikan melalui pos dan diterima terlambat, panitia membuka sampul luar dokumen penawaran untuk mengetahui alamat peserta lelang. Panitia segera memberitahukan kepada calon penyedia barang/jasa yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh dokumen penawaran. Pengambilan dokumen disertai dengan bukti serah terima.
f. Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan sesuai dengan aturan sebagai berikut:
Panitia meminta sekurang-kurangnya dua wali dari peserta pelelangan yang
hadir sebagai saksi. Apabila tidak ada saksi dari peserta pelelangan yang hadir, panitia menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan penawaran sampai dengan waktu tertentu yang telah ditentukan panitia sekurang-kurangnya dua jam. Setelah sampai waktu yang telah ditentukan, wakil peserta lelang tetap tidak ada yang hadir, acara pembukaan kotak/tempat dokumen penawaran dilakukan dengan disaksikan dua orang saksi di luar panitia yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia.
Panitia meneliti kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dan
Pembukaan dokumen penawaran untuk setiap sistem dapat dilakukan dengan: Sistem Satu Sampul
Panitia membuka kotak dan sampul dokumen penawaran dihadapan para peserta lelang
Sistem Dua Sampul
Panitia membuka kotak dan sampul I dihadapan peserta lelang. Sampul 1 yang berisi data administratif dan data teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga tidak boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas perusahaan dan diparaf oleh panitia dan wakil peserta lelang dari perusahaan yang berbeda sebelum disimpan oleh panitia.
Sistem Dua Tahap
Panitia membuka kotak dan sampul I dihadapan peserta lelang. Sampul I yang berisi data administratif dan data teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen penawaran sampul II yang berisi data harga disampaikan kemudian oleh peserta lelang bila telah dinyatakan memenuhi persyaratan teknis dan administratif.
Panitia memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan para peserta
pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran, yang terdiri dari: Sistem Satu Sampul
• Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran.
• Jaminan penawaran asli.
• Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran, tetapi tidak tercantum harga penawaran.
• Jaminan penawaran asli. Sistem Dua Tahap
• Surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran, tetapi tidak tercantum harga penawaran.
• Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang
disyaratkan dalam dokumen lelang.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil yang dapat menggugurkan
peserta pelelangan, peserta dapat meminta syarat-syarat administrasi lainnya yang diperlukian dan minta untuk dievaluasi pada saat prakualifikasi dan tidak perlu lagi dilampirkan pada dokumen penawaran.
Penawaran dinyatakian gugur apabila pada saat pembukaan, salah satu dari
persyaratan administrasi tidak dipenuhi atau tidak memenuhi syarat, yaitu: Surat Penawaran
• Tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima
kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama (association agreement) adalah yang berhak mewakili asosiasi (pejabat dari perusahaan/lead firm).
• Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau
Jaminan Penawaran
• Tidak dikeluarkan oleh bank umum atau oleh perusahaan asuransi
yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan direasuransikan kepada perusahaan asuransi di luar negeri yang bonafit.
• Besaran jaminan kurang dari nominal yang dipersyaratkan dalam
dokumen lelang.
• Masa berlakunya tidak sesuai dengan disyaratkan dalam dokumen
pelelangan.
• Jika peserta berkedudukan di luar negeri, surat jaminan penawaran
tidak diterbitkan oleh bank devisi di Indonesia atau bank di luar negeri yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia.
Daftar Kuantitas dan Harga
Tidak terdapat daftar kuantitas dan harga (khusus untuk kontrak harga satuan).
Panitia segera membuat berita acara pembukaan dokumen penawaran terhadap
semua penawaran yang masuk.
Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani oleh panitia yang hadir dan dua orang wakil peserta lelang yang sah yang ditunjuk oleh para peserta lelang yang hadir.
Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam berita acara pembukaan penawaran (BAPP).
BAPP dibagikan kepada wakil peserta pelelangan yang hadir tanpa dilampiri
7. Evaluasi Penawaran
a. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua penawaran yang dinyatakan lulus pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan criteria, metode, dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang. Panitia tidak diperkenankan mengubah, menambah, dan mengurangi kriteria dan tata cara evaluasi tersebut dengan alasan apapun dan/atau melakukan tindakan lain yang bersifat post bidding.
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
Syarat-syarat yang diminta menurut dokumen lelang dipenuhi/dilengkapi dan
isi setiap dokumen benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang berwenang.
Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang
sehat, tidak terjadi pengaturan bersama (kolusi) di antara para peserta dan atau dengan panitia lelang yang dapat merugikan negara dan atau peserta lainnya. Surat jaminan penawaran harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
• Diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau
oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(surety bond) dan direasuransikan kepada perusahaan di luar negeri yang
bonafit.
• Masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang dari jangka waktu yang
ditetapkan dalam dokumen lelang.
• Nama peserta lelang sama dengan nama yang tercantum dalam surat
• Besar jaminan penawaran tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan
dalam dokumen lelang.
• Besar jaminan penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf.
• Nama pengguna barang/jasa yang menerima jaminan penawaran sama
dengan nama pengguna barang/jasa yang mengadakan pelelangan.
• Paket pekerjaan yang dijamin harus sama dengan paket pekerjaan yang
dilelang.
• Isi surat jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen lelang.
• Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan atau meragukan dalam surat
jaminan penawaran perlu klarifikasi dengan pihak yang terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran.
Surat penawaran (contoh untuk system satu sampul)
• Ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari
direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen autentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.
• Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang
ditetapkan dalam dokumen lelang.
• Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Daftar kuantitas dan harga setiap jenis/item pekerjaan untuk kontrak harga
satuan diisi dengan lengkap kecuali ditentukan lain dalam dokumen lelang. Sedangkan untuk kontrak lumpsum, bila diperlukan daftar kuantitas dan harga, hanya sebagai pelengkap. Daftar rincian kuantitas dan harga satuan dalam system kontrak lumpsum tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran dan perhitungan prestasi kerja berkaitan dengan persyaratan pembayaran.
Analisis harga satuan pekerjaan utama dirinci dengan lengkap.
Ada keterangan telah melunasi kewajiban membayar pajak tahun terakhir
yang dikeluarkan oleh kantor pelayanan pajak setempat, sesuai dengan domisili perusahaan yang bersangkutan.
Hasil evaluasi ini dituangkan dalam berita acara. Terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tidak dilanjutkan dengan evaluasi teknis.
c. Panitia melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi. Faktor-faktor yang dinilai pada evaluasi teknis harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang. Panitia tidak diperkenankan menambah dan atau mengurangi factor-faktor yang dinilai dan tatacara penilaian yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
d. Untuk pengadaan jasa pemborong, penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis,apabila:
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan minimal yang disediakan
sesuai dengan dokumen lelang.
Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam dokumen lelang.
Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
e. Untuk pengadaan barang/jasa lainnya, penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis, apabila:
Memenuhi spesifikasi teknis barang yang ditawarkan berdasarkan contoh,
brosur, dan gambar-gambar yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Jadwal waktu penyerahan barang/jasa lainnya tidak melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Identitas barang/jasa lainnya yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan
jelas.
Jumlah barang/jasa yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
persyaratan teknis akan dilanjutkan dengan evaluasi kewajaran harga, sedangkan terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyarat teknis dinyatakan gugur. g. Dalam system satu sampul, panitia dapat langsung melakukan evaluasi kewajaran
harga secara rinci bagi penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis tersebut. Dalam system dua sampul, panitia mengumumkan hasil evaluasi administrasi dan teknis serta mengundang penawar yang lulus untuk menyaksikan pembukaan sampul II (penawaran harga).
h. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal yang pokok atau penting, yang meliputi:
Total harga yang ditawarkan secara keseluruhan dan atau
bagian/unsure-unsurnya.
Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf,
maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf.
Panitia lelang melakukan koreksi aritmatik terhadap hal-hal sebagai berikut:
• Koreksi aritmatik atas kesalahan penjumlahan dan pengalian harga volume
dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan dengan ketentuan bahwa harga satuan pekerjaan yang ditawarkan peserta tidak boleh diubah.
• Jenis dan volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran
disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen lelang.
• Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dalam penawaran dianggap
• Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri.
i. Dalam mengevaluasi kewajaran harga penawaran dapat dilakukan hal sebagai berikut:
Klarifikasi bila terdapat harga satuan jenis pekerjaan yang timpang.
Klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri terlalu tinggi
dibandingkan dengan perkiraan panitia.
Klarifikasi apabila harga penawaran terlalu rendah. Apabila dari hasil
klarifikasi ternyata peserta lelang menyatakan mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen lelang, maka peserta lelang tersebut harus bersedia untuk menaikkan jaminan pelaksanaannya menjadi sekurang-kurangnya 80% HPS dikalikan persentase jaminan pelaksanaan yang ditetapkan dalam dokumen lelang, bila ditunjuk sebagai pemenang lelang. Dalam hal peserta lelang yang bersangkutan tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka penawarannya dapat digugurkan dan jaminan penawarannya disita untuk negara, sedangkan penyedia barang/jasa itu sendiri di black list selama satu tahun dan tidak diperkenankan ikut serta dalam pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah.
j. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen lelang, tanpa ada penyimpangan yang bersifat material atau penawaran bersyarat.
Adanya penawaran dari penyedia dari penyedia barang/jasa dengan
persyaratan tambahan di luar ketentuan dokumen lelang yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan atau tidak adil di antara peserta lelang yang memenuhi syarat.
8. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
a. Panitia membuat kesimpulan dari hasil evaluasi harga dan dituangkan dalam berita acara hasil pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan, sampai dengan penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta pelelangan yang dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh ketua dan semua anggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia.
b. BAHP harus memuat hal-hal berikut:
Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan atau harga penawaran
terkoreksi, dari masing-masing peserta lelang. Metode evaluasi yang digunakan.
Unsur-unsur yang dievaluasi. Rumus yang digunakan.
Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ihwal
pelaksanaan pelelangan.
Tanggal dibuatnya berita acara serta jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus
pada setiap tahapan evaluasi.
Penetapan urutan dari tiga calon pemenang lelang. Apabila tidak ada
ulang. Apabila peserta lelang yang memenuhi syarat kurang dari tiga penyedia barang/jasa, maka penyedia barang/jasa tersebut tetap diusulkan sebagai calon pemenang lelang.
9. Penetapan Pemenang Lelang
a. Panitia menetapkan calon pemenang lelang yang memasukkan penawaran yang menguntungkan bagi negara dalam arti:
Penawaran secara administratif dan teknis dapat dipertanggungjawabkan. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.\
Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam
negeri.
Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang memenuhi
syarat.
b. Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia selambat-lambatnya tujuh hari kerja setelah pembukaan penawaran dalam sistem satu sampul, atau setelah pembukaan sampul II pada sistem dua sampul atau dua tahap.
c. Dalam hal terdapat dua calon pemenang mengajukan harga penawaran yang sama, maka panitia meneliti kembali data kualifikasi peserta yang bersangkutan, dan memilih peserta yang menurut pertimbangannya mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini dicatat dalam berita acara.
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai sampai dengan Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), apabila pengguna barang/jasa tidak sependapat dengan usulan panitia, maka pejabat yang berwenang membahas hal tersebut dengan panitia untuk mengambil keputusan sebagai berikut:
• Menyetujui usulan panitia, atau
• Meminta panitia untuk melakukan evaluasi ulang berdasarkan ketentuan
dalam dokumen pengadaan, atau
• Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan lelang
ulang atau menetapkan pemenang lelang yang dituangkan dalam berita acara yang memuat keberatan dan kesepakatan masing-masing pihak. Usulan pengadaan yang bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah), apabila pengguna barang/jasa tidak sependapat dengan usulan panitia, maka pengguna barang/jasa:
• Meminta panitia untuk melakukan evaluasi ulang berdasarkan ketentuan
dalam dokumen lelang, atau
• Melaporkan kepada pejabat berwenang menetapkan pemenang lelang
dengan catatan keberatan dari pengguna barang/jasa.
e. Usulan penetapan pemenang lelang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat:
Nama dan alamat penyedia barang/jasa Harga penawaran setelah dikoreksi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
pemenang lelang dan mengeluarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/jasa (SPPBJ), serta menyampaikannya kepada panitia selambat-lambatnya:
Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa sejak surat usulan
penetapan pemenang lelang tersebut diterima oleh pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.
Empat belas hari kerja sejak surat usulan penetapan pemenang lelang tersebut
diterima oleh pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, untuk ditetapkan oleh menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen/Gubernur/Bupati/Walikota/Direktur Utama BUMN/BUMD.
g. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang lelang adalah: Dokumen lelang beserta addendum (bila ada)
Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP) Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Ringkasan proses pelelangan dan hasil pelelangan
Dokumen penawaran dari calon pemenang pelelangan dan cadangan calon
pemenang yang telah diparaf panitia dan dua wakil peserta lelang. 10. Pengumuman Pemenang Lelang
Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia kepada para peserta selambat-lambatnya dua hari kerja setelah diterimanya SPPBJ dari pejabat yang berwenang.
11. Sanggahan Peserta Lelang
b. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan disampaikan sekurang-kurangnya kepada unit pengawasan internal (Inspektorat Jendral/Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen/Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota/satuan pengawasan Internal BUMN/BUMd).
c. Sanggahan diajukan oleh peserta lelang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan peserta lelang lain yang merasa dirugikan, bila:
Panitia dan atau pejabat yang berwenang menyalahgunakan wewenang,dan
atau
Pelaksanaan pelelangan menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan
dalam dokumen lelang, dan/atau
Terjadi praktek KKN di antara peserta lelang dan/atau dengan anggota
panitia/pejabat yang berwenang, dan/atau
Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan tidak
adil, tidak transparan, dan tidak terjadi persaingan yang sehat.
d. Panitia sepenuhnya bertanggung jawab atas seluruh proses pelelangan dan hasil evaluasi yang dilakukan. Panitia wajib menyampaikan bahan-bahan, yang berkaitan dengan sanggahan peserta lelang yang bersangkutan secara tertulis maupun lisan kepada pejabat yang berwenang memberikan jawaban atas sanggahan tersebut.
Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam dokumen lelang karena kesalahan atau kelalaian panitia, maka pejabat yang berwenang memerintahkan panitia melakukan evaluasi ulang.
Apabila terbukti terjadi Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) antara pejabat yang
berwenang, anggota panitia dengan peserta lelang tertentu yang merugikan peserta lainnya, maka diambil tindakan dengan memberhentikan pejabat/anggota panitia dari jabatannya dan menggugurkan penawaran peserta yang terlibat KKN tersebut. Kemudian pejabat yang berwenang mengganti panitia dengan pejabat lain untuk melakukan evaluasi ulang.
Peserta lelang yang terlibat KKN dan rekayasa seperti berikut:
• Terjadi praktek KKN di antara peserta lelang dan atau dengan anggota
panitia/pejabat yang berwenang, dan/atau
• Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan
tidak adil, tidak transparan, dan tidak terjadi persaingan yang sehat.
• Dikenakan sanksi berupa pencairan jaminan penawaran, dilarang untuk
mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah selama 1 tahun. Informasi mengenai sanksi terhadap peserta lelang yang terlibat KKN dan rekayasa disampaikan kepada asosiasi/LPJK/KADIN.
Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas
12. Pemerintah Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa
a. Pengguna barang/jasa mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dikeluarkan, dengan ketentuan:
Tidak ada sanggahan dari peserta lelang, atau
Sanggahan yang diterima pejabat yang berwewenang dalam masa sanggah
ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa sanggah. b. Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib menerima
keputusan tersebut. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku maka pengunduran diri tersebut hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara objektif oleh pengguna barang/jasa, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran peserta lelang yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah/BUMN/BUMD. c. Terhadap penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerja
mengundurkan diri dengan alas an yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya masih berlaku, di samping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah/BUMN/BUMD, penyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah selama satu tahun. Informasi mengenai sanksi terhadap penyedia barang/jasa yang mengundurkan diri tersebut, disampaikan kepada asosiasi/LPJK/KADIN.
Harga penawaran calon pemenang lelang urutan kedua tidak melebihi pagu
dana yang tersedia dalam dokumen anggaran atau dokumen lain yang dipersamakan.
Penetapan pemenang lelang urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan/penetapan pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.
Masa penawaran calon pemenang lelang urutan kedua masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.
e. Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan kepada calon pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya dengan ketentuannya:
Harga penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga tidak melebihi pagu
dana yang tersedia dalam dokumen anggaran atau dokumen lain yang dipersamakan.
Penetapan pemenang lelang urutan ketiga tersebut harus terlebih mendapat
persetujuan/penetapan pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang. Masa penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.
Jaminan penawaran dari pemenang lelang urutan/peringkat kedua dicairkan
dan disetorkan pada Kas Negara Daerah/BUMN/BUMD, bila masa penawarannya masih berlaku.
Bila calon pemenang lelang kedua mengundurkan diri dengan alasan yang
13. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang a. Pelelangan dinyatakan gagal apabila:
• Penyedia barang/jasa tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari
tiga.
• Penawaran yang masuk kurang dari tiga.
• Idak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen
lelang.
• Tidak ada penawaran yang harga penawarannya di bawah atau sama dengan
pagu dana yang tersedia.
• Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam
dokumen lelang ternyata besar.
• Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN terhadap calon pemenang
lelang urutan 1, 2, dan 3 ternyata benar.
• Calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak
bersedia ditunjuk.
• Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang atau
prosedur yang berlaku.
2.1.4 DOKUMEN DAN JAMINAN
Tabel 2.2 Tahap kegiatan pelelangan
TAHAP KEGIATAN DOKUMEN JAMINAN
Prakualifikasi
[image:53.595.94.505.95.557.2]Waktu penyesuaian DOKUMEN DESAIN Gambar rencana
Anggaran biaya Syarat lelang
Spesifikasi BOQ Pengumuman lelang
Pendaftaran lelang Penganbilan dokumen
Undangan lelang
Rapat penjelasan pekerjaan DOKUMEN LELANG Peninjauan lokasi Gambar rencana Penyusunan anggaran Spesifikasi
Pemasukan anggaran BOQ Pemasukan penawaran
Evaluasi dan negoisasi Jaminan Lelang
Keputusan pemenang
DOKUMEN Jaminan uang Muka Pelaksanaan konstruksi KONTRAK Jaminan Pelaksanaan
Gambar rencana Jaminan Pembayaran Anggaran biaya
Spesifikasi BOQ
Persyaratan kontrak Pemeliharaan
B.A perjanjian pekerjaan
Bentuk surat penawaran Bentuk kontrak
Addendum Change order
Jaminan Pemeliharaan
1. DOKUMEN DESAIN
2. DOKUMEN LELANG
Dokumen lelang berupa gambar rencana dari bangunan secara lengkap, spesifikasi dan Bill of Quantity (BOQ) yang digunakan oleh calon peserta lelang yang sebagai dasar perhitungan harga penawaran. Dokumen ini diberikan kepada calon peserta lelang beberapa hari sebelumnya dengan cara mengganti biaya penggandaan.
3. DOKUMEN KONTRAK
Dokumen kontrak dalam proyek konstruksi terdiri dari:
• Gambar kontrak (contract drawing)
• Spesifikasi (specification)
• Syarat-syarat umum kontrak (general condition of contract)
• Risalah penjelasan pekerjaan (letter of explanation)
• Penawaran (bidding proposal)
• Perjanjian pemborongan (formal agreement.
4. JAMINAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI
Menurut pasal 1820 dan 1316 KUH Perdata definisi jaminan adalah suatu perjanjian di mana pihak ketiga, guna kepentingan si berutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perutangan ataupun mengganti kerugian si berutang, manakala si berutang melakukan wanprestasi. Yang dimaksud wanprestasi, yaitu salah satu pihak dalam perjanjian tidak memenuhi prestasi kesalahannya atau kelalaian).
Macam jaminan dalam proyek konstruksi:
• Jaminan penawaran (Bid Bond)
• Jaminan uang muka (Advabce Payment Bond)
• Jaminan pelaksanaan (Performance Bond)
• Jaminan pembayaran (Payment Bond)
• Jaminan pemeliharaan (Maintenance Bond)
• Retensi (Retention)
2.2 ESTIMASI
Seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kuantifikasi dari semua yang disajikan dalam gambar kerja dan spesifikasi, tetapi tidak juga harus mampu mengantisipasi semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Gambar kerja dan spesifikasi tidak dapat mencerminkan metode konstruksi dan seluruh proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, melainkan hanya menyatakan hasil akhir yang diharapkan dari proses konstruksi. Sebelum menentukan keputusan, estimator harus menganalisa semua factor yang berhubungan dengan proyek.
Kualifikasi seorang estimator ditentukan oleh kemampuannya, dimana estimator diharapkan:
Mampu membaca/menginterprestasikan gambar dan spesifikasi.
Mampu memvisualisasikan bentuk tiga dimensi proyek dari gambar desain.
Mengerti hal-hal yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dan kinerja
peralatan.
Kreatif dan mampu mencari alternative metode konstruksi. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.
Mempunyai pengetahuan matematika dasar.
Mempunyai pengetahuan tentang operasi dan prosedur lapangan. Mampu mengidentifikasi dan menetralisir resiko.
Dapat berorganisasi dengan baik, menyampaikan estimasi secara logis dan jelas. Mampu membuat atau membantu jadwal konstruksi.
Mengerti dan mampu menggunakan system biaya pekerjaan perusahaan. Memahami hubungan kontraktual.
Mampuy membangun strategi sukses dalam fase pelelangan dan negoisasi proyek. Mampu mengatasi batas waktu.
Mempunyai standar kode etik yang tinggi.
2.2.1 RESIKO DALAM ESTIMASI
Seorang estimator harus berusaha mengidentifikasikan sebanyak mungkin bagian-bagian yang mengandung risiko atau ketidakpastian dalam estimasinya.
Beberapa cara untuk mengidentifikasi dalam proyek adalah:
Mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek, termasuk dokumen
yang direferensikan dalam dokumen kontrak.
Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.
Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek. Memilih subkontaktor dan suuplier yang tepat.
Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan.
Mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek.
Membuat strategi untuk mendapatkan proyek.
Mengidentifikasi dan memahami klausula-klausula dalam spesifikasi yang
memberikan risiko untuk kontraktor.
Mengidentifikasi dan memahami klausula-klausula dalam suplemen atau kondisi
khusus dalam spesifikasi yang memberikan risiko tambahan untuk kontraktor. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah.
Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek. Mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek.
Mengidentifikasi lokasi pembuangan.
Mengkaji ulang laporan penyelidikan tanah di lokasi proyek. Mengkaji ulang proyek dan metode konstruksi.
Melakukan analisis pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan untuk memastikan
bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup.
2.2.2 TAHAP-TAHAP PEMBANGUNAN ESTIMASI SECARA DETAIL
Tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk membuat estimasi secara detail adalah: Akuisisi dokumen kontrak
Kontraktor perlu memiliki dokumen kontrak penawaran. Kaji ulang dokumen dan keadaan proyek
Menghadiri rapat penjelasan
Rapat penjelasan merupakan kesempatan baik untuk kontraktor meminta klarifikasi mengenai hal-hal yang kurang jelas, atau alternatif-alternatif pekerjaan.
Menentukan saat membuat penawaran
Keputusan untuk membuat (atau tidak) penawaran atas proyek didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang dikumpulkan oleh estimator, menganalisis risiko, dan memperkirakan apakah proyek tersebut sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Pertimbangan strategi penawaran
Teknik yang dipakai dalam strategi penawaran terdiri dari: metode konstruksi yang lebih baik, pengetahuan atas saingan lain, pengetahuan akan kebutuhan pemilik proyek, keberhasilan dalam proyek sejenis, dan pengalaman membangun proyek berkualitas secara aman.
Permintaan daftar harga
Permintaan daftar harga dari penyalur-penyalur material dan subkontraktor-subkontraktor diperlukan untuk mendapatkan harga yang akurat dari material dan subkontrak.
Membangun metode konstruksi, perencanaan, dan penjadwalan
Estimasi harus merefleksikan metode konstruksi, karena masing-masing metode mempunyai tingkat produktivitas dan persyaratan peralatan yang berbeda-beda.
Persyaratan jaminan, asuransi dan biaya
Mempersiapkan penelaahan atas spesifikasi
Estimator perlu melakukan penelaahan atas spesifikasi sebelum menelaah kuantitas. Beberapa hal yang perlu diperhat