PERBANDINGAN KUANTITATIF MORFOMETRI SITOLOGI DARI
LIMFOMA DAN NON NEOPLASMA
TESIS
OLEH:
SURYANI EKA MUSTIKA No. Reg : 16.324
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN KUANTITATIF MORFOMETRI SITOLOGI DARI
TESIS
OLEH:
SURYANI EKA MUSTIKA
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai
Pada F Utara
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
UNI A
LIMFOMA DAN NON NEOPLASMA
No. Reg : 16.324
Keahlian Dalam Bidang Patologi Anatomi akultas Kedokteran Universitas Sumatera
DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN VERSITAS SUMATERA UTAR
USULAN JUDUL PENELITIAN PPDS PATOLOGI ANATOMI
F
Nama : dr. Reno Keumalazia K arlis
ul R2/neu Pada Kanker Payudara Dengan Teknik
Pembimbing : , SpPA(K)
Medan, 1 April 2008
Diketahui Disetujui KPS
rof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, SpPA(K) Dr. H. Joko S. Lukito, SpPA AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
am No. Reg : 17929
Semester : V Usulan Jud : Tampilan HE
Pemeriksaan Imunositokimia Prof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis
USULAN JUDUL PENELITIAN PPDS PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama : dr. Lidya Imelda Laksmi No. Reg. : 17426
Semester : VI
Usulan Judul : Tampilan Imunositokimia HER2/neu Pada Tumor Ovarium Yang Dilakukan Secara Imprin
Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, SpPA(K)
Medan, 1 April 2008
Diketahui Disetujui KPS
USULAN JUDUL PENELITIAN PPDS PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama : dr. Fitriani Lumongga No. Reg. : 17927
Semester : V
Usulan Judul : Perbandingan Kuantitasi Morfometri Perimeter dan Densitas Dari Inti Sel Pada Fibroadenoma Mamma dan Karsinoma Duktal Payudara
Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, SpPA(K)
Medan, 11 April 2008
Diketahui Disetujui KPS
Prof. Dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, SpPA(K) Dr. H. Joko S. Lukito, SpPA
Judul Tesis : Perbandingan kuantitatif morfometri sitologi dari
limfoma dan non neoplasma
Nama : Suryani Eka Mustika
No. Register : 16.324
Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi
Anantomi
TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :
PEMBIMBING I
[ Prof.dr.H.M.Nadjib Dahlan Lubis SpPA(K) ] NIP : 130 318 033
PEMBIMBING II
( dr.H.Delyuzar,SpPA ) NIP : 131 882 293
Ketua Program Pendidikan Ka. Depatermen
Dokter Spesialis Patologi Anatomi Patologi Anatomi FK - USU
Medan
PERNYATAAN
PERBANDINGAN KUANTITATIF MORFOMETRI SITOLOGI DARI LIMFOMA
DAN NON NEOPLASMA
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 11 November 2008
PERBANDINGAN KUANTITAS MORFOMETRI SITOLOGI DARI
LIMFOMA DAN NON NEOPLASMA
SURYANI EKA MUSTIKA, NADJIB D.LUBIS, DELYUZAR.
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN ,
Abstract
Background
Morphometric measurement of nuclei may be of diagnostic and prognostic value in some malignancy. Image analysis in pathology as a methode meant to provide objective support in the resolution of difficult problem. FNA cytology has become an integral part of the initial diagnosis and management of patiens presenting with lymphadenophaty. One problem in diagnostic cytology of neck lymph node is to determine whether the lesion is metastatic carcinoma, lymphoma or non neoplastic process. By using computerized image analysis we try to measure objectively morphometric value of cells of cytologic smears.
Aim
The aim of this study was differentiate cells of lymphoma and nonneoplastic lymphoid lesions using image analysis by measuring the nuclear areas (inchi 2 ) and density (ROD) of nuclei.
Methode
MCID Analysis software. The difference between several variable were analyzed by Mann Whitney test.
Result
The mean nuclear area of lymphoma is 0,0747 inch2 and mean nuclear area of lymphadenitis is 0,0236 inch2. the mean density nuclei of limfadenitis is 0,2318 ROD and mean density nuclei of lymphoma is 0,6238 ROD.
Conclusion
There are differences between nuclear areas and densities of nuclei of lymphoma and lymphadenitis. Nuclear areas of lymphomas are larger than non neoplastic lesions and densites of lymphomas are higher than non neoplastic ones.
Keyword : nuclear area, density, lymphoma
Abstrak
Latar belakang
mengalami limfadenopati. Satu masalah dalam pendiagnosaan sitologi kelenjar limfe leher adalah membedakan apakah ini merupakan kasus metastase karsinoma, limfoma atau hanya proses non neoplasma. Dengan menggunakan computerized image analysis kita mencoba mengukur nilai objektif morfometri dari sitologi dan diharapkan dapat membantu diagnosa.
Tujuan.
Tujuan dari studi ini adalah untuk membandingkan dan membedakan antara limfoma dan lesi non neoplastik sel limfoid dengan menggunakan image
analysis melalui pengukuran luas inti (inci 2) dan densitas inti (ROD).
Metode
Kami mengukur rata-rata luas inti dari 20 kasus limfoma dan 20 kasus limfadenitis dari sedian smear sitologi kelenjar limfe leher. Kemudian kami nilai rata-rata densitas intinya. Kami menggunakan pewarnaan Fuelgan dan diff quik pada penelitian ini. Pengukuran morfometrik menggunakan MCID
Analysis software. perbedaan beberapa variable akan diuji dengan tes Mann
Whitney.
Hasil
Rata-rata luas inti limfoma adalah 0,0747inci 2 dan rata-rata luas inti limfadenitis adalaj 0,0236 inci 2 . Rata-rata densitas inti limfadenitis adalah 0,2318 ROD dan rata-rata densitas inti limfoma adalah 0,6238 ROD.
Ada perbedaan antara luas inti dan densitas inti pada limfoma dan non neoplasma. Luas inti linfoma ádalah lebih luas daripada non neoplasma dan densitas linfoma lebih tinggi dibanding non neoplasma.
Kata KunciI : luas inti, densiti, linfoma.
PENDAHULUAN.
ditentukan penilaian morfometri sel-sel limfoid non neoplasma dibandingkan dengan sel-sel limfoma3,4.
Metode diagnostik melalui morfometri dapat diaplikasikan pada pada sediaan sitologi maupun histopatologi, tetapi aplikasi pada sitologi lebih mudah. Hal ini disebabkan oleh karena segmentasi inti lebih mudah dilakukan pada sediaan sitologi yang mempunyai latar belakang lebih homogen dan keseluruhan inti mudah dilihat. Sedangkan pada sediaan histopatologi sering terjadi bias, misalnya ketebalan pemotongan yang tidak rata dan inti dapat terpotong. Dengan biopsi histopatologi, posisi inti dalam blok parafin tidak pada satu level sehingga pada pemotongan, sebagian inti terpotong pada bagian tengah dan sebagian pada bagian perifer. Hal ini mengakibatkan luas tampilan inti yang tidak sama.
Brahmi dan Rajwasi pada tahun 2001 juga telah mencoba menggunakan pengukuran gambar morfometri terhadap sedian biopsi aspirasi ganas yang memberikan gambaran round cell sehingga kesimpulan yang mereka dapat bahwa pengukuran sitometri dapat membantu menentukan dan membedakan antara limfoma non-Hodgkin, retinoblastoma, sarkoma Ewing, neuroblastoma dan undifferentiated round cell tumor5.
METODE
Penelitian potong lintang ini bersifat deskriptif analitik dengan mengambil 40 kasus sitologi. Sedian sitologi tersebut diwarnai dengan pewarnaan diff quik dan didiagnosa. Sedian yang diambil adalah 20 kasus limfoma dan 20 kasus limfadenitis. Kemudian dilakukan pengambilan sedian kedua dan diwarnai dengan pewarnaan Fuelgan. Slide difoto dengan ketentuan penelitian yang digunakan meliputi dimensi pixel dengan lebar 640 pixel, dan panjang 480 pixel, kemudian ukuran gambar dengan lebar 16,93 cm, panjang 12,7 cm dan resolusi 96 pixel/ inci. Gambar dibuat dalam bentuk Tiff dan diukur luas intinya (inci 2) dan densitas-ROD (Relative optical
density) pada masing – masing kasus dengan mengukur 50 sel pada setiap
kasus. Rata-rata dari pengukutan luas dan densitas inti diukur dengan uji Mann Whitney untuk melihat hasilnya.
HASIL
ditolak. Maka disimpulkan bahwa ada perbedaan luas inti pada limfoma dan limfadenitis serta ada perbedaan densitas inti pada limfoma dan limfadenitis. Hubungan luas dan densitas inti pada limfadenitis dapat kita lihat pada
grafik 1.
Grafik 1. Hubungan antara luas dan densitas inti pada limfadenitis.
0
Grafik 2. Hubungan antara luas dan densitas inti pada limfoma.
Gambaran grafik 2 menunjukkan bahwa perbandingan inti dan densitas inti menunjukkan gambaran bahwa semakin besar inti maka densitas semakin tinggi sehingga titik semakin menjauhi titik nol (densitas diatas 0,4 ROD dan luas diatas 0,04 inc2 ) dan berbeda dengan gambaran limfadenitis yang ditunjukkan pada grafik sebelumnya.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan S.k Sarker 1996 menunjukkan bahwa ada keterkaitan yang jelas antara luas rata- rata inti dengan kandungan kromoson DNA tumor, sehingga bisa dikatakan bahwa luas inti juga dapat menentukan keagresifan suatu tumor. Jika dilihat pada penelitian ini jelas terlihat bahwa semakin ganas suatu tumor maka luas inti semakin besar. 8
Zat warna pada densitas tersebut semakin meningkat sesuai dengan konsentrasi substratnya. Hubungan ini sesuai dengan hukum Beer
Lambert. Pada kasus limfoma terlihata bahwa densitas yang meningkat
karna jumlah DNA pada kasus keganasan juga meningkat.
Pewarnaan fuelgan untuk menilai kandungan DNA melalui pengukuran densitas menunjukkan hasil bahwa gambaran densitas yang lebih tinggi atau lebih gelap ternyata semakin menunjukkan gambaran inti yang anepleuidi, hali ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu analisa morfometri dysplasia lambung dan kanker lambung serta penelitian ploidi inti pada histology polip adenomatous kolon yang dilakukan Jarvis dkk.9
terdeteksi oleh image analysis dengan pengukuran yang akurat. Maka penilaian densitas inti juga dapat dikembangkan untuk pendiagnosaan kasus-kasus dari sel- sel limfoid.10,11
DAFTAR RUJUKAN
1. Kocjan G. Fine Needle aspiration ran cytology, Diagnostic Principles and Dilemas. Spinger. New York.2006. P : 216-7
2. .Nada A. AlAlwan, Amer S .Fine needle aspiration cytology versus
histopathology in diagnosing lymph node lesions. Volume 2.1996. 320 3. Orell Svante. Sterret Gregory. Limph node in : Manual and Atlas Of
Fine Needle Aspiration Cytology. Churchill Livingstone . New York ;2002 : p225
4. Anne E Carpenter, Thouis R Jones, Michael R Lamprecht. CellProfiler:
image analysis software for identifying and quantifying cell phenotypes.
Genome Biology 2006, 7:R100doi:10.1186/gb-2006-7-10-r100
5. Brahmi U, Rajwanshi A, Joshi K. Automated nuclear image morfometri
on fine needle aspiration of malignan round cell tumor. Departemen of cytology, Post graduete of medical education and research, Chandigarh. 2001 Aug 23 (4) : 287-90.
7. Czader M, Porwit A, Tani E, Ost A, Mazur J, Auer G. DNA image cytometry and the expression of proliferative markers (proliferating cell nuclear antigen and Ki67) in non-Hodgkin's lymphomas. Department of Pathology and Cytology, Karolinska Hospital, Stockholm, Sweden. Mod Pathol. 1995 Jan;8(1):51-8.
8. S. K. Sarker . K. S. Patel Mean nuclear area and chromosomal DNA content of squamous cell carcinomas of the oral cavity using computerized image analysis. Cambridge University Press . London, UK. Journal of Laryngology & Otology (1997), 111:141-144.
9. Jarvis L.R. : The MD-20 Image Analysis sistem , user Manual, Dept. Of Pathology, Flinder Medical Center, Bedford Park, SA 5042,1987
10. S. H. Swerdlow, R. J. Pelstring, and R. D. Collins . Morphometric analysis of follicular center cell lymphomas. Am J Pathol. 1990 October; 137(4): 953–963.
UCAPAN TERIMAKASIH