• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Mekarsari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Mekarsari"

Copied!
305
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN AGROWISATA

MEKARSARI

DEWI KURNIATI A44070072

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN AGROWISATA MEKARSARI

(3)

RINGKASAN

DEWI KURNIATI. Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Mekarsari. (Di bawah bimbingan Nizar Nasrullah).

Taman Wisata Mekarsari merupakan salah satu kawasan agrowisata yang memiliki luas 264 hektar dengan tujuan utama pembangunannya adalah menciptakan kebun hortikultura dengan teknologi canggih sebagai kebun percobaan, kebun produksi, kebun koleksi, dan objek agrowisata. Konsep desain kawasan agrowisata ini mengambil filosofi daun lamtoro gung yang dianggap sebagai tanaman serba guna dan sebagai pelestari lingkungan hidup. Terdapat lima daun yang mewakili lima blok yang ada di Taman Wisata Mekarsari. Kelima blok tersebut adalah Blok A, B, C, D, dan E.

Untuk mempertahankan tujuan, pola ruang, dan konsep desainnya, diperlukan pengelolaan untuk lanskap, sumber daya, dan pengunjung. Ketiga pengelolaan tersebut sangat diperlukan karena saling terkait dan berhubungan. Pengelolaan lanskap yang baik akan memberikan keamanan, kenyamanan, dan kondisi lanskap yang berkelanjutan. Apabila pengelolaan lanskap dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prioritasnya akan tercipta kualitas lanskap yang indah dan menarik pengunjung. Pengelolaan pengunjung diperlukan demi keamanan dan ketertiban dalam wisata.

(4)

magang adalah pembuatan rencana pemeliharaan lanskap serta penyempurnaan laporan.

Salah satu pengelolaan lanskap adalah pemeliharaan lanskap. Pemeliharaan lanskap yang dilakukan di Taman Wisata Mekarsari meliputi pemeliharaan terhadap soft material dan hard material. Pemeliharaan soft material berupa penyapuan, pemupukan, penyentikan dan penyiangan gulma, pemangkasan, penyiraman, penyulaman, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Untuk hard material, pemeliharaan berupa pembersihan lumut dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak. Taman Wisata Mekarsari memiliki fasilitas nursery dengan luas area ± 5 ha yang digunakan untuk memperbanyak tanaman baik secara vegetatif maupun generatif. Pengelolaan sampah dilakukan Taman Wisata Mekarsari dengan pengangkutan, lalu pembuatan kompos sisa bahan organik, sedangkan untuk pengelolaan limbah air bangunan, Taman Wisata Mekarsari memiliki instalasi pengelolaan air limbah yang disebut dengan sewage treatment plant (STP). Pengelolaan pengunjung terbagi menjadi pengelolaan ticketing dan paket wisata. Pengelolaan ticketing meliputi harga tiket masuk, harga kereta, harga tiket rombongan, dan harga tiket individu. Paket wisata terdiri dari 9 jenis yaitu Back to The Green World (tanaman sayur), Back to The Green World (tanaman buah),

Paddy Village, Science and Adventure, The Bamboo’s Life, Paket Pintar, Play and Play, From The Mountain to The Sea, dan Atmosphere Fiesta. Paket-paket wisata tersebut, ada yang dikhususkan untuk edukasi bagi para siswa-siswi, dan ada pula yang bersifat petualangan dan permainan untuk semua kalangan (umum). Terdapat beberapa peraturan yang diberikan Taman Wisata Mekarsari untuk kegiatan pengawasan pengunjung.

Persepsi pengunjung untuk kondisi Taman Wisata Mekarsari terhadap keamanan, kenyamanan, dan keindahan elemen lanskap yaitu soft material dan

(5)

itu perlu dipertahankan agar pengunjung merasa senang dan berkesan untuk kembali ke Taman Wisata Mekarsari.

(6)

® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

(7)

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN AGROWISATA

MEKARSARI

DEWI KURNIATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)

Judul : Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Mekarsari

Nama : Dewi Kurniati

NRP : A44070072

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. NIP. 19620118 198601 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Mekarsari” ini. Tujuan dari pembuatan skripsi adalah sebagai salah satu syarat untuk kelulusan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk Ayahanda Raklius Hasan (Alm.) dan Ibunda Warnita (Alm.).

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah MAgr. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing penulis selama penyusunan skripsi;

2. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin selaku dosen pembimbing akademik;

3. Direktur dan karyawan Taman Wisata Mekarsari terutama Bapak Edwin, Bapak Binsar dan Mbak Melinda;

4. Semua dosen, staf administrasi, dan pegawai Departemen Arsitektur Lanskap IPB;

5. Uni Nelma, Uda Iwan, Uni Lina, Uda Al, Uda Ardi, Uda Epi, Uda Wir, dan Ibuk atas segala bantuan, doa, dan nasehat;

6. Teman-teman sebimbingan, Adit, Diyah, dan Yulita serta sahabat terbaik Pirka, Ining, Febry, Prinsa, dan Leni yang selalu hadir memberikan semangat, doa, dan bantuan;

7. Teman-teman ARL 44 dan teman-teman PKL di TWM atas kebersamaan dan kenangan yang tidak terlupakan;

8. Teman-teman BUD dari Merauke serta Mario Delau untuk kesabaran, doa, dan bantuannya selama ini.

Semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lainnya.

Bogor, Januari 2012

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Merauke pada tanggal 7 Januari 1990. Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari Ayahanda Raklius Hasan (Alm.) dan Ibunda Warnita (Alm.).

Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Pertiwi XI pada tahun 1994 dan menyelesaikannya pada tahun 1995. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SD Inpres Polder, Merauke. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMPN 1, Merauke. Selanjutnya, pada tahun 2007 penulis lulus SMAN 1 Merauke.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari Kabupaten Merauke, Papua, sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Pada masa TPB, penulis pernah mengikuti lomba Kejuaraan Atletik 1 Antarmahasiswa TPB-IPB dalam bidang tolak peluru (putri) dan memperoleh Juara II. Selanjutnya tahun 2008, penulis mulai pendidikan sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Magang ... 3

1.3 Manfaat Magang ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata……….………. 5

2.2 Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata ... 6

2.3 Syarat-syarat Atraksi Wisata yang Baik……… ... 7

2.4 Agrowisata ……… ... 8

2.5 Lanskap Agrowisata ... 8

2.6 Pengelolaan Lanskap Agrowisata ... 9

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang ... 12

3.2 Metode Magang ... 13

3.3 Kerangka Kerja Magang ... 14

3.4 Batasan Studi ... 14

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Deskripsi Umum Kawasan ... 16

4.1.1 Letak dan Luas Kawasan ... 16

4.1.2 Latar Belakang dan Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari……… ... 16

4.1.3 Iklim……… ... 17

(12)

4.1.5 Hidrologi……… ... 18

4.1.6 Vegetasi dan Satwa……… ... 18

4.2 Konsep Pengembangan Taman Wisata Mekarsari ... 18

4.2.1 Konsep Desain……… ... 18

4.2.2 Konsep Tata Ruang ... 19

4.2.3 Konsep Sirkulasi……… ... 25

4.2.4 Konsep Vegetasi……… ... 25

4.2.5 Sarana dan Prasarana……… ... 26

4.3 Profil Perusahaan ... 28

4.3.1 Struktur Organisasi……… .... 28

4.3.2 Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja ... 31

4.3.3 Pengelolaan Peralatan dan Bahan……… ... 31

4.3.4 Anggaran Biaya Pemeliharaan……… ... 32

4.3.5 Pembagian dan Pengawasan Zona Pemeliharaan ... 33

4.3.6 Kegiatan Evaluasi……… ... 35

BAB V PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN WISATA MEKARSARI 5.1 Pemeliharaan Lanskap ... 36

5.1.1 Pemeliharaan Ideal ... 36

5.1.2 Pemeliharaan Fisik……… .... 36

5.1.2.1 Penyapuan ... 37

5.1.2.2 Pemupukan... 38

5.1.2.3 Penyentikan dan Penyiangan Gulma ... 40

5.1.2.4 Pemangkasan... 41

5.1.2.5 Penyiraman ... 42

5.1.2.6 Penyulaman ... 43

5.1.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ... 44

5.1.2.8 Pembibitan ... 45

5.1.2.9 Pemeliharaan Garden Furniture ... 46

5.2 Pengelolaan Sumber Daya ... 47

5.2.1 Sampah ... 47

(13)

5.3 Pengelolaan Pengunjung……… ... 50

5.3.1 Pengelolaan Ticketing ... 50

5.3.2 Paket Wisata ... 51

5.3.3 Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja ... 57

5.3.4 Pengawasan Pengunjung ... 57

5.3.5 Karakteristik Pengunjung ... 58

5.3.6 Persepsi Pengunjung ... 60

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Umum Kawasan ... 63

6.1.1 Letak dan Luas Kawasan ... 63

6.1.2 Iklim……… ... 63

6.1.3 Tanah dan Topografi ... 64

6.1.4 Hidrologi……… ... 65

6.1.5 Vegetasi dan Satwa……… ... 65

6.2 Konsep Pengembangan Taman Wisata Mekarsari ... 66

6.2.1 Konsep Desain……… ... 66

6.2.2 Konsep Tata Ruang ... 66

6.2.3 Konsep Sirkulasi……… ... 67

6.2.4 Konsep Vegetasi……… ... 67

6.2.5 Sarana dan Prasarana……… ... 68

6.3 Profil Perusahaan ... 70

6.3.1 Struktur Organisasi……… .... 70

6.3.2 Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja ... 71

6.3.3 Pengelolaan Peralatan dan Bahan……… ... 73

6.3.4 Anggaran Biaya Pemeliharaan……… ... 74

6.3.5 Pembagian dan Pengawasan Zona Pemeliharaan ... 75

6.3.6 Kegiatan Evaluasi……… ... 76

6.4 Pemeliharaan Lanskap ... 77

6.4.1 Pemeliharaan Ideal ... 77

6.4.2 Pemeliharaan Fisik……… .... 78

6.4.2.1 Penyapuan ... 78

(14)

6.4.2.3 Penyentikan dan Penyiangan Gulma ... 80

6.4.2.4 Pemangkasan... 80

6.4.2.5 Penyiraman ... 81

6.4.2.6 Penyulaman ... 82

6.4.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ... 82

6.4.2.8 Pembibitan ... 83

6.4.2.9 Pemeliharaan Garden Furniture ... 83

6.5 Pengelolaan Sumber Daya ... 84

6.5.1 Sampah ... 84

6.5.2 Air………. ... 85

6.6 Pengelolaan Pengunjung……… ... 85

6.6.1 Pengelolaan Ticketing ... 85

6.6.2 Paket Wisata ... 85

6.6.3 Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja ... 87

6.6.4 Pengawasan Pengunjung ... 87

6.6.5 Karakteristik Pengunjung ... 87

6.6.6 Persepsi Pengunjung ... 90

6.6.7 Rekomendasi ... 94

BAB VII PENUTUP 7.1 Simpulan ……. ... 105

7.2 Saran………. ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(15)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang ... 13

2 Sarana yang Terdapat di Taman Wisata Mekarsari ... 26

3 Prasarana yang Terdapat di Taman Wisata Mekarsari... 27

4 Divisi dan Tugasnya... 28

5 Rencana Anggaran Biaya Pemeliharaan Taman Wisata Mekarsari Tahun 2011 ... 32

6. Pengelompokan Karyawan ……… 33

7 Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman ... 37

8 Pemberian Pupuk di Taman Wisata Mekarsari ... 39

9 Pemangkasan Berbagai Jenis Tanaman di Taman Wisata Mekarsari . 41 10 Beberapa Jenis Tanaman dan Pengendaliannya Di Taman Wisata Mekarsari ... 45

11 Pemeliharaan Garden Furniture di Taman Wisata Mekarsari ... 47

12 Paket Wisata di Taman Wisata Mekarsari ... 51

13 Daftar Harga Tiket Program Outbound ... 55

14 Daftar Harga Tiket Permainan Air ... 56

15 Hasil Kuisioner Karakteristik Pengunjung ... 58

16 Hasil Kuisioner Persepsi Pengunjung ... 61

17 Kapasitas Tenaga Kerja Taman Wisata Mekarsari ... 72

18 Frekuensi Pemberian Pupuk Berdasarkan Jenis Tanaman ... 79

19 Bahan untuk Pemeliharaan Elemen Lanskap pada Taman Wisata Mekarsari Per Tahun pada Areal Taman…... 95

20 Perhitungan Hari Orang Kerja Per Tahun………..………… 100

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Skema Jenis Wisata ... 5

2 Peta Lokasi Taman Wisata Mekarsari... 12

3 Bagan Alur Kerja Magang di Taman Wisata Mekarsari ... 15

4 Jalur Aksesibilitas ke Taman Wisata Mekarsari ... 16

5 Taman Mediteran ... 21

6 Lanskap Kebun ... 22

7 Lanskap Sawah ... 23

8 Lanskap Danau ... 23

9 Lanskap Jalan ... 24

10 Struktur Organisasi PT Mekar Unggul Sari ... 30

11. Kegiatan Penyapuan ... 38

12 Penyentikan dan Penyiangan Gulma... 40

13 Pemangkasan Semak ... 42

14 Penyiraman dengan Mobil Tangki ... 43

15 Penyemprotan HPT ... 45

16 Nursery Landscape ... 46

17 Bagan Penanganan Sampah ... 48

18 Pengangkutan Sampah ………. ... 49

19 Deep Well ... 50

20 Rumah Pohon Leo……….. ... 56

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1 Peta Taman Wisata Mekarsari ... 110

2 Pembagian Zona di Taman Wisata Mekarsari ... 111

3 Data Tanaman Kebun ... 112

4 Data Tanaman Lanskap Perareal Pengawasan ... 114

5 Inventarisasi Alat Kerja Taman Wisata Mekarsari ... 129

6 Memo Internal ... 132

7 Standar Operasional Prosedur Perawatan Tanaman dan Kebersihan Lingkungan ... 133

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan dua musim sepanjang tahun, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kondisi tersebut menyebabkan negara Indonesia memiliki beraneka ragam potensi sumber daya alam, salah satunya adalah tanaman buah tropika. Tanaman buah tropika yang beragam tersebut menghasilkan buah yang khas negara tropis. Hanya saja, belum ada pemanfaatan dan pengembangan secara optimal sehingga kelestarian dan upaya peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan petani belum diperoleh secara maksimal. Melihat kondisi yang demikian, pada awal tahun 1990 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto (Alm.) dibangunlah Taman Wisata Mekarsari yang diresmikan Oktober 1995 oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia Bapak Soeharto (Alm.). Tujuan pembangunan Taman Wisata Mekarsari adalah menciptakan kebun hortikultura dengan teknologi canggih sebagai kebun percobaan, kebun produksi, dan objek agrowisata. Fungsi Taman Wisata Mekarsari adalah sebagai pusat pelestarian plasma nutfah tanaman buah tropika dan salah satu alternatif wisata bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Taman Wisata Mekarsari memiliki lahan 264 hektar dengan rancangan pola tanam menyerupai bentuk daun lamtoro gung yang dianggap sebagai tanaman serba guna dan sebagai pelestari lingkungan hidup.

(19)

Garden Center, Toko Buah, Gerbang masuk utama (Gerbang Candi Bentar), Gerbang Lamtoro, Laboratorium Biosari, Green house, Nursery, Bangunan Air Terjun, dan fasilitas penginapan (Rumah Pohon Leo). Prasarana yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari berupa jalan, instalasi listrik, sumber air bersih, penangkal petir, dan pengolahan limbah.

Keunikan zonasi yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari mampu menarik pengunjung mencapai 300.000 / bulan ketika high season dan 100.000/ bulan ketika low season. Ketika high season, terjadi penambahan program wisata sebagai inovasi baru yang ditawarkan Taman Wisata Mekarsari untuk menarik pengunjung. Jenis kegiatan yang dilakukan berbeda tiap zona, yaitu mengikuti konsep dan wahana yang ada di masing-masing zona. Taman Wisata Mekarsari juga menawarkan jenis paket wisata yang bersifat edukasi serta bersifat petualangan dan permainan.

Menurut Soekadija (2000), motif perjalanan menyebabkan orang mengambil keputusan untuk benar-benar mengadakan perjalanan. Klasifikasi McIntosh (1972) dalam Soekadija (2000) mengemukakan sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisata, salah satunya yaitu motif bersenang-senang atau tamasya. Pada tipe wisata tamasya ini, wisatawan ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan, dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada suatu sasaran yang sudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar, atau ketenangan tempat yang sepi, monumen,

peninggalan sejarah, dan sebagainya. Intinya wisatawan tamasya ingin „ganti pemandangan‟.

(20)

tetap baik dan terawat sehingga sesuai dengan tujuan dan desain awalnya dalam arti tetap mempunyai nilai estetik dan fungsional.

Untuk dapat melakukan pemeliharaan yang terencana dan sistematis diperlukan suatu sistem pemeliharaan yang baik. Sistem tersebut adalah manajemen pemeliharaan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan seluruh potensi dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Pemeliharaan mencakup pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman sehingga diperlukan pengawasan dan evaluasi. Pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga elemen lanskap sesuai desain awal. Pemeliharaan fisik ini meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak.

Pengelolaan lanskap merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam agrowisata. Taman Wisata Mekarsari merupakan salah satu agrowisata terkenal yang diminati wisatawan asing dan domestik dengan desain yang unik, pemandangan lanskap yang indah serta merupakan tempat pelestarian plasma nutfah. Pada saat ini, Taman Wisata Mekarsari terlihat belum mengoptimalkan potensi dari beberapa lanskap yang dimilikinya, yaitu kebun buah, sawah, taman, danau, dan lanskap jalannya. Kondisi lanskap tidak terawat sehingga menurunkan fungsi estetik dan fungsional. Faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah kegiatan pengelolaan yang dilakukan terhadap elemen lanskap itu sendiri. Untuk itu diperlukan pembelajaran dan pemahaman yang mendalam mengenai pengelolaan lanskap khususnya lanskap agrowisata. Pelaksanaan kegiatan magang ini dikhususkan pada bidang pengelolaan lanskap di Taman Wisata Mekarsari yang merupakan kawasan agrowisata.

1.2 Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman kerja, dan meningkatkan wawasan keprofesian serta keahlian dalam menunjang profesionalisme kerja.

Secara khusus tujuan kegiatan magang adalah sebagai berikut: 1. meningkatkan keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan lapangan;

(21)

3. mengidentifikasi organisasi pengelolaan lanskap Taman Wisata Mekarsari; 4. mempelajari aspek pengelolaan lanskap agrowisata dan wisata umum Taman

Wisata Mekarsari serta;

5. menganalisis masalah dan memberi rekomendasi perbaikan pengelolaan dengan menyusun rencana pengelolaan.

1.3 Manfaat Magang

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata

Jafari dan Ritchie (1981) dalam Anonim (2008) menyatakan bahwa wisata merupakan suatu interdisiplin dan terintegrasi dari variasi subyek, disiplin, dan fokus yang dapat dilihat dari banyak titik pandang dan pendekatan. Wisata sebagai pusat studi bisa dipelajari dari banyak fokus dan dibuat dalam sebuah bentuk baru pengembangan wisata. Model pengembangan wisata dapat dibuat dalam bentuk yang bervariasi seperti fokus pada pertanian sebagai agrowisata, ekologi sebagai ekowisata, budaya sebagai wisata budaya, dan agama sebagai wisata agama. Keragaman wisata dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Jenis Wisata

Sumber: McIntosh (1972) dalam Soekadija (2000)

Menurut Nurisjah (2001), wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk mencari nafkah tetap.

Wisata dagang

Agrowisata Rural Wisata

Wisata Budaya

Wisata Rohani

Geografi

Disiplin Lain Budaya

Religi Ekonomi

(23)

2.2 Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata

Menurut Soekadija (2000), klasifikasi dalam McIntosh memiliki sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisata yaitu sebagai berikut.

1. Motif bersenang-senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya

(pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan, dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada suatu sasaran yang sudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar, atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah, dan sebagainya. Intinya

wisatawan tamasya ingin „ganti pemandangan‟.

2. Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi (recreation tourism) meliputi kegiatan-kegiatan berupa olahraga, membaca, mengerjakan hobi, atau perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan sekitar tempat menginap atau bersantai-santai menikmati hari libur. Wisatawan rekreasi biasa menghabiskan waktunya di satu tempat saja.

3. Motif kebudayaan dengan tipe wisata kebudayaan (culture tourism) tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, tetapi lebih dari itu seperti mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Atraksi tidak selalu berupa kebudayaan, dapat berupa keindahan alam, mengadakan wawancara kepada seniman atau guru, bertukar pikiran, dan sebagainya. Kunjungan wisata ke berbagai peristiwa khusus juga termasuk dalam wisata budaya.

4. Wisata olahraga adalah mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisatawan yang datang bukan untuk menyaksikan olahraga, tetapi untuk berolahraga.

(24)

6. Wisata konvensi, pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan bermacam-macam masalah antara ahli-ahli di bidang tertentu.

7. Motif spiritual dan wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang tertua, contohnya dengan mengadakan perjalanan untuk ziarah.

8. Motif interpersonal yaitu mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain yang istimewa karena kedudukan, pengaruh, kesenian, pretasi, atau kepandaiannya dalam pelayanan seks, dan sebagainya.

9. Motif kesehatan (health tourism) dengan mengadakan perjalanan ke tempat-tempat kesehatan, atau pusat kebugaran jasmani.

10.Wisata sosial (social tourism) bukan wisata berdasarkan motif sosial, namun motif wisata sosial yang perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Motif wisata sosial biasanya adalah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi waktu libur.

2.3 Syarat-Syarat Atraksi Wisata yang Baik

Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama, dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung (Soekadija, 2000). Untuk mencapai hal tersebut, beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut.

1. Kegiatan dan objek yang merupakan atraksi harus dalam keadaan yang baik.

2. Penyajian (presentasi) atraksi wisata di depan wisatawan harus tepat. 3. Atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial suatu

perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi, transportasi, promosi, dan pemasaran.

4. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama. 5. Kesan yang diperoleh wisatawan sewaktu menyaksikan atraksi wisata

(25)

2.4 Agrowisata

Menurut Nurisjah (2001), agrowisata atau wisata pertanian didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang pertanian. Kegiatan agrowisata merupakan kegiatan pengembangan wisata yang berkaitan dengan kegiatan perdesaan dan pertanian yang mampu meningkatkan nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan perdesaan (Haeruman, 1989 dalam Khairul 1997).

Menurut Arifin (1992), agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya meliputi persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dengan bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh.

2.5 Lanskap Agrowisata

Menurut Nurisjah (2001), agrowisata merupakan penggabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian. Lanskap agrowisata adalah lanskap pertanian berupa lahan pertanian, fasilitas pertanian, dan pengolahan hasil pertanian yang telah dimodifikasi oleh tangan-tangan manusia untuk kepentingan ekonomi dan rekreasi serta memanfaatkan pemandangan lanskap alaminya dengan meminimalkan perusakan lingkungan yang terjadi. Pemandangan lanskap alami tersebut dapat berupa kebun, taman koleksi, taman bunga, ladang, sawah, pekarangan, peternakan, danau, laut dan pegunungan.

Beberapa syarat lanskap agrowisata menurut Nasrullah yang diacu dalam Khairul (1997), adalah sebagai berikut :

1. tertata dengan indah; 2. berproduksi tinggi;

(26)

5. memperhatikan lingkungan;

6. memperhatikan keselamatan dan kemudahan-kemudahan.

2.6 Pengelolaan Lanskap Agrowisata

Pengelolaan lanskap adalah suatu tindakan, baik fisik maupun administratif yang dilakukan guna menjaga, mengamankan, dan melestarikan lanskap suatu kawasan. Davidson and Mecklenburg (1981) dalam Arsyanur (2008) mengungkapkan bahwa pengelolaan merupakan kesatuan dari sumber daya manusia, biaya, dan material dalam suatu rangkaian pekerjaan untuk mencapai tujuan, baik tujuan ekonomi maupun tujuan sosial. Sternloff and Warren (1994) menyatakan bahwa untuk mencapai hasil yang diinginkan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, adalah sebagai berikut :

1. menetapkan prinsip-prinsip operasi;

2. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan;

3. memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang ditetapkan. Sternloff and Warren (1994) menyatakan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pemeliharaan dapat digunakan sebagai standar untuk mengukur keefektifan program pemeliharaan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan.

2. Pemeliharaan harus efisien dalam tenaga, alat, dan bahan.

3. Pelaksanaan pemeliharaan harus berdasarkan rencana pemeliharaan yang tertulis dan komunikatif.

4. Penjadwalan pekerjaan pemeliharaan harus berdasarkan kebijakan dan prioritas yang logis.

5. Seluruh departemen pemeliharaan harus mengutamakan pemeliharaan yang preventif.

6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik.

7. Pihak pengelola harus memiliki anggaran biaya yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.

(27)

9. Rancangan program pemeliharaan harus berorientasi pada pelestarian lingkungan.

10.Departemen pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan pengunjung.

11.Dalam desain dan konstruksi, pemeliharaan harus dijadikan pertimbangan utama.

12.Staf departemen pemeliharaan harus dapat menjaga nama baik dan penilaian publik terhadap pihak pengelola.

Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1999), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan agrowisata sebagai berikut.

1. Pengelolaan objek yang ditawarkan dan fasilitas/ utilitas pelayanan. Pengelola harus mengerti apa yang ditonjolkan serta kekhasan objek, sehingga wisatawan mendapat kesan mendalam dan tidak mudah terlupakan.

(28)

3. Pengelolaan fasilitas pendukung. Kelengkapan kebutuhan prasarana dan sarana memberikan kemudahan bagi wisatawan.

4. Keamanan, bertujuan untuk melindungi objek dan fasilitas serta keselamatan pengunjung.

(29)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Magang

Lokasi kegiatan magang bertempat di Taman Wisata Mekarsari. Kegiatan magang ini berlangsung sekitar empat bulan, dari akhir bulan Februari 2011 hingga pertengahan bulan Juni 2011. Pengolahan data, analisis data serta rekomendasi perencanaan pengelolaan berupa rencana pemeliharaan Taman Wisata Mekarsari dilakukan pada akhir bulan Juni hingga selesai di Kampus IPB Darmaga Bogor.

Gambar 2. Peta Lokasi Magang (1) Peta Administrasi Kota Bogor

(Sumber: http://geospasial.bnpb.go.id, 12 Januari 2012)

(2) Taman Wisata Mekarsari

(30)

3.2 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan pengelolaan di Taman Wisata Mekarsari dilakukan dengan berpartisipasi secara langsung di lapang pada kegiatan pengelolaan fisik lanskap taman wisata serta wawancara kepada pihak manajemen, dan pengelola yang terlibat langsung dalam pengelolaan pada lanskap di lapang. Untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung digunakan kuisioner yang disebar kepada 30 responden secara acak.(Lampiran 8). Perbandingan keadaan di lapang dengan pustaka juga dilakukan untuk melihat efektivitas pemeliharaan. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang

No. Aspek Jenis Data Sumber Cara Pengambilan 1 Fisik/Biofisik Letak, luas, dan

aksesibilitas kawasan

Iklim, jenis tanah, curah hujan, kelembaban

Vegetasi dan satwa Taman Wisata Mekarsari 4 Pemeliharaan Pemeliharaan fisik

lanskap

Lapangan Survei lapangan, wawancara Organisasi pemeliharaan Taman Wisata

(31)

3.3 Kerangka Kerja Magang

Kegiatan yang dilakukan pada saat magang dikelompokkan ke dalam tiga kegiatan utama yaitu kegiatan sebelum magang, kegiatan selama magang, dan kegiatan akhir magang. Kegiatan sebelum magang berupa persiapan yang meliputi penentuan lokasi, survei awal lokasi, pembuatan proposal, dan perizinan magang. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan selama magang meliputi aktivitas rutin setiap hari seperti pengumpulan data, proyek lapang yaitu mengikuti pelaksanaan pemeliharaan kawasan yang dilakukan tenaga kerja serta mempelajari administrasi perusahaan. Kegiatan analisis dan sintesis dilakukan selama magang terhadap pelaksanaan pengelolaan yang berjalan di tempat magang dengan hasil akhir berupa rekomendasi pengelolaan untuk Taman Wisata Mekarsari. Kegiatan akhir yaitu setelah magang adalah pembuatan serta penyempurnaan laporan yang mengambil data dari kegiatan lapang dan kegiatan administrasi. (Gambar 3)

3.4 Batasan Studi

(32)

Gambar 3. Bagan Alur Kerja Magang di Taman Wisata Mekarsari Pengenalan Lapang : Perkenalan

dengan staf dan mempelajari kondisi lapang

Aktivitas Lapang: Pengumpulan data dan terlibat dalam proses pengelolaan fisik

Taman Wisata Mekarsari (pemeliharaan, pengolahan kompos, pengelolaan untuk air

bersih)

Kegiatan Lapang : Mengikuti pelaksanaan pemeliharaan lanskap dan

wisata umum, serta mempelajari struktur dan konsep desain Taman Wisata

Mekarsari Kegiatan Administrasi :

Mempelajari sejarah dan struktur organisasi perusahaan,

sistem kerja, pengelolaan tenaga kerja dan biaya

pemeliharaan

Analisis

Sintesis

Studi Pustaka Kunjungan Awal ke lokasi

Persiapan : proposal dan perizinan kegiatan

magang

Rekomendasi berupa rencana pemeliharaan

Pengelolaan Pengunjung :

mempelajari pengelolaan ticketing

dan paket wisata

(33)

BAB IV KONDISI UMUM

4.1 Deskripsi Umum Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kawasan

Secara geografis, Taman Wisata Mekarsari terletak di garis lintang 6°30‟

LS dan garis bujur 106°52‟ BT. Secara administratif, letaknya berada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Cileungsi, tepatnya di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Km 3 Cileungsi, Bogor. Taman Wisata Mekarsari memiliki luas sekitar 264 ha meliputi empat desa, yaitu Desa Mekarsari, Desa Dayeuh, Desa Kidul, dan Desa Mampir. Jalan untuk menuju lokasi mudah dijangkau, yaitu dari Jakarta 30 km ke arah tenggara, dari Bekasi 20 km ke arah selatan, dari Bogor 40 km kea rah timur laut, dan dari Cibubur 10 km ke arah tenggara. (Gambar 4)

Gambar 4. Jalur Aksesibilitas ke Taman Wisata Mekarsari

4.1.2 Latar Belakang dan Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari

Indonesia menghasilkan aneka buah tropika dengan berbagai bentuk, warna, dan cita rasa khas tropis. Sayangnya, potensi sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan serta dikembangkan secara optimal sehingga kelestarian dan usaha dalam peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan petani belum diperoleh maksimal.

(34)

bersaing di pasar nasional dan internasional serta mengangkat harkat dan martabat para petani Indonesia. Taman Buah Mekarsari berperan sebagai kebun koleksi dan percontohan tanaman hortikultura dan buah-buahan tropis Indonesia, sebagai pusat penelitian dan pendidikan bagi masyarakat luas, sebagai sarana lapangan kerja dan sebagai alternatif obyek tujuan wisata pertanian yang menarik bagi seluruh kalangan masyarakat.

Bertepatan dengan hari pangan sedunia pada tanggal 14 Oktober 1995, Taman Buah Mekarsari resmi dibuka oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia Bapak Soeharto (Alm.) yang dibangun di atas lahan bekas perkebunan karet yang sudah tidak produktif seluas 264 ha. Pengelolaannya sendiri dilakukan oleh PT Mekar Unggul Sari (MUS) sejak tanggal 14 April 1994 untuk menjaga tujuan awal berdiri serta pengembangannya sebagai objek agrowisata pilihan, pusat pendidikan dan penelitian, serta pusat pelestarian plasma nutfah tanaman hortikultura. Namun, pada tahun 2004 manajemen PT MUS melakukan

repositioning dengan mengganti nama Taman Buah Mekarsari menjadi Taman Wisata Mekarsari. Penggantian nama ini menjadi simbol dari komitmen PT MUS untuk mengembangkan Taman Wisata Mekarsari menjadi objek wisata agro pilihan masyarakat selain untuk menyaksikan kekayaan jenis buah-buahan Indonesia maupun buah-buahan dari negara lain. Hal tersebut sesuai dengan motto

yang diusung Taman Wisata Mekarsari yaitu “Berwisata di Tengah Taman Buah, Belajar, dan Bermain.”

4.1.3 Iklim

Taman Wisata Mekarsari memiliki suhu rata-rata 27°C. Kelembabannya berkisar antara 80% dan 90%. Curah hujannya tinggi, yaitu 3.000-4.000 mm/tahun (Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, 1995).

4.1.4 Tanah dan Topografi

(35)

4.1.5 Hidrologi

Taman Wisata Mekarsari memiliki tiga danau yang tersebar di Family Zone dan Water Zone. Untuk kebutuhan air di Taman Wisata Mekarsari, pengelola memanfaatkan tiga danau tersebut, yaitu Danau Cipicung (20 hektar), Danau Wiratama, dan Danau Baru (7.6 hektar). Selain tiga danau tersebut, Taman Wisata Mekarsari memiliki 8 buah deep well (sumur bor dalam) yang tersebar untuk menyimpan air dengan kedalaman rata-rata 150 meter setiap sumurnya.

4.1.6 Vegetasi dan Satwa

Saat ini Taman Wisata Mekarsari mengoleksi lebih dari 100.000 tanaman yang terbagi dalam 78 famili, 400 spesies, 1438 varietas, dan 37.000 pohon. Taman Wisata Mekarsari pun memiliki satwa yang dibudidayakan dan sangat beragam jenisnya. Satwa tersebut adalah jenis mamalia dan aves seperti rusa totol, kuda poni, kerbau, sapi, kambing, buaya, monyet ekor panjang, dan burung.

4.2 Konsep Pengembangan Taman Wisata Mekarsari 4.2.1 Konsep Desain

(36)

4.2.2 Konsep Tata Ruang

Tata ruang dibagi berdasarkan konsep daun lamtoro gung. Terdapat lima daun yang menunjukkan pembagian blok yaitu Blok A, B, C, D, dan E. Masing-masing blok tersebut memiliki jumlah anak daun dan jenis tanaman yang berbeda-beda. Namun secara garis besar pembagian ruangnya terbagi menjadi dua jenis kebun yaitu kebun koleksi yang ditanami dengan tanaman langka (Blok B, C, D, E) dan kebun komersial yang ditanami dengan tanaman bernilai jual di pasaran (Blok A). Peta Taman Wisata Mekarsari dapat dilihat pada Lampiran 1.

Zonasi di Taman Wisata Mekarsari mengikuti desain pola daun lamtoro gung (Lampiran 2). Setiap blok memiliki zona rekreasi dengan keunikan tersendiri. Blok A terdapat Green Land Zone, memiliki tujuh wahana yaitu Kebun buah komersial berupa tanaman pilihan yang bernilai komersial; Melon

Park, berupa rumah plastik dengan teknik budidaya hidroponik; Nursery yang merupakan pusat pembibitan semua tanaman di Taman Wisata Mekarsari; Konservasi Rusa Tutul, tempat pengunjung dapat berinteraksi dengan memberi makan rusa; Kebun Koleksi berupa wahana kebun koleksi tanaman buah tropis Indonesia yang berada di sepanjang jalur wisata; Taman Ziarah yang terdapat sebuah makam dengan panjang ±17 meter; dan Taman air berupa koleksi tanaman air di dekat kebun Salak.

(37)

Antara Blok A dan B terdapat Central Park Zone yangmemiliki tiga area, yaitu Plaza air Mancur yang merupakan daya tarik Central Park Zone dengan latar belakang Bangunan Air Terjun; Bangunan Air terjun, terletak di titik tengah Taman Wisata Mekarsari, merupakan kantor pemasaran dan informasi Taman Wisata Mekarsari; dan Camping Ground, merupakan area untuk berkemah ataupun untuk acara gathering yang terletak di depan kantor pemasaran dan informasi. Pada area Blok D terdapat Mediteran Exotic Zone yang memiliki dua wahana yaitu rumah Pohon Leo merupakan tempat menginap bagi pengunjung yang bernuansa alami dikelilingi kebun buah dan Taman Mediteran berupa taman bernuansa Timur Tengah

Pada Blok E terdapat Water Zone dengan lima wahana, yaitu Taman Lotus merupakan taman air dengan koleksi bunga Lotus; Taman Gathering merupakan areal outdoor yang luas di dekat danau dan di antara kebun buah-buahan; Sabut Kelapa Outbond merupakan arena outbond di tengah-tengah taman kelapa; Danau Cipicung dengan wisata air yang menarik; Pulau Mekarsari terletak di tengah-tengah Danau Cipicung dengan pemandangan yang indah; Water park merupakan tempat bermain dan rekreasi air outdoor. Zonasi kawasan pada Taman Wisata Mekarsari menghadirkan beberapa lanskap dengan ciri khas masing-masing. Lanskap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Taman

Lanskap taman tersebar di seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari. Setiap taman memiliki kekhasan tersendiri dengan desain yang menawan. Taman yang ada di kawasan Taman Wisata Mekarsari adalah sebagai berikut :

1. area taman parkir, yaitu Taman Paradiso;

2. area main enterance, yaitu Taman Bambu, Plaza Air Mancur;

3. area Blok A, yaitu Taman Labirin, Taman Belimbing, Taman Ziarah, Taman Rusa, Taman air, dan Taman Hidroponik;

4. area Blok C dan D, yaitu Taman Mediteran, Taman Lotus, Taman Wiratama, Taman Semenanjung, dan Taman Hibiscus;

(38)

Selain area-area yang disebutkan di atas, Taman Wisata Mekarsari memiliki taman-taman kecil di dekat bangunan, wahana, ataupun jogging track. Contoh lanskap taman dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Taman Mediteran

2. Kebun

Kebun di Taman Wisata Mekarsari merupakan areal yang berisi tanaman perkebunan baik yang bersifat komersial dan koleksi. Areal kebun komersial terdapat di Blok A, sedangkan areal kebun koleksi terdapat di Blok B, C, D, dan E. Areal kebun komersial berisi tanaman yang memiliki nilai jual dan salah satunya merupakan ikon di Taman Wisata Mekarsari. Tanaman tersebut adalah buah Melon dengan bentuknya yang unik seperti bintang, hati, dan kotak. Areal kebun koleksi merupakan lahan dengan tanaman perkebunan yang sifatnya menjadi koleksi di Taman Wisata Mekarsari. Tanaman tersebut merupakan tanaman tropis langka yang sebagian besar berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Pola tanam tanaman di area kabun komersial dan koleksi ada yang zig-zag, persegi empat, dan persegi panjang, disesuaikan dengan bentuk dan kondisi lahan. Jarak tanam masing-masing tanaman pun berbeda disesuaikan dengan tinggi tanaman dan lebar tajuk.

(39)

tanaman komersial, pengunjung juga dapat memetik buah secara langsung (wahana Melon). Untuk areal kebun koleksi, pengunjung tidak dapat menikmati secara langsung buah yang dipanen di area tersebut, tetapi dapat membelinya di bursa buah yang letaknya di dekat Garden Center. (Gambar 6)

Gambar 6. Lanskap Kebun

3. Sawah

Sawah merupakan hamparan padi yang ditanam di areal seluas ±1 ha di sebelah kiri dan kanan jalan areal Blok B. Sawah dikelilingi pohon kelapa, terdapat irigasi yang alirannya menuju danau, terdapat kolam untuk memandikan kerbau dan menangkap ikan, sebuah saung dan jembatan yang terbuat dari bambu. Pembagian areal tanam untuk padi disesuaikan dengan bentuk lahan yang ada sehingga memberi kesan alami. Semua elemen baik soft material dan

(40)

Gambar 7. Lanskap Sawah

4. Danau

Danau Cipicung merupakan danau alami seluas 20 ha dengan kedalaman terdalam 30 m. Air danau ini dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. Begitu pula dengan air danau Wiratama dan danau Baru digunakan untuk penyiraman tanaman sekitar baik tanaman lanskap maupun perkebunan.

Taman Kelapa Danau yang terletak sepanjang pinggir danau merupakan rest area yang sangat nyaman dan indah. Di sekitar danau terdapat gazebo dan bangku-bangku taman. Di taman ini pengunjung dapat duduk bersantai dan menikmati pemandangan alam danau yang indah sekaligus sebagai tempat

gathering outdoor yang nyaman. Taman ini mampu menampung hingga 10.000 orang. (Gambar 8).

(41)

5. Jalan

Lanskap jalan merupakan media untuk mendistribusikan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan fasilitas pendukung seperti shelter, rambu lalu lintas, dan lampu. Lanskap jalan ada yang terbentuk secara alami, ada juga yang buatan manusia. Lanskap jalan diperuntukkan terutama bagi kenyamanan pemakai jalan serta fungsi keamanan dan diusahakan menciptakan lingkungan jalan yang indah dan serasi. Tanaman jalan merupakan tanaman yang dipakai dalam lanskap jalan yang pemeliharaannya mudah. Tanaman yang dipakai untuk lanskap jalan biasanya tanaman yang perakarannya tidak merusak konstruksi jalan, ataupun percabangan yang tidak mudah patah. Gambar 9 menunjukan lanskap jalan di Taman Wisata Mekarsari.

Gambar 9. Lanskap Jalan

Taman Wisata Mekarsari didukung oleh sarana jalan yang cukup memadai baik jalan utama maupun jalan inspeksi luar. Jalan utama ditanami tanaman

groundcover, semak, dan pohon. Tanaman tersebut antara lain adalah kacang-kcangan (Arachis pintoi), sutra bombay (Portulaca sp.), pisang hias (Heliconia

sp.), soka (Ixora sp.), bogenvil (Bougenvilea sp.), jakaranda (Jacaranda sp.), beringin (Ficus benjamina), dan palem botol (Mascarena lagenicaulis). Jalur inspeksi ditanami oleh pohon jati (Tectona grandis) dan bambu krisik

(42)

4.3 Konsep Sirkulasi

Sirkulasi yang terdapat pada pola lima daun ini dibagi menjadi sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier. Sirkulasi primer merupakan jalan utama dalam pola daun lamtoro pada tulang daunnya, sedangkan sirkulasi sekunder adalah jalan yang terdapat dalam anak daun pada tulang rusuknya (jalan batang daun). Sirkulasi tersier adalah jalan yang membagi ruang dalam anak daun menjadi beberapa segmen (jalan anak daun). Selain sirkulasi tersebut, terdapat pula jalan inspeksi luar dan jalan-jalan setapak yang terdapat di dalam daun-daun pada tiap blok dan taman.

Pengunjung tidak diperkenankan membawa kendaraan masuk ke dalam kawasan dikarenakan alasan menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan dalam area Taman Wisata Mekarsari. Kendaraan pengunjung diperbolehkan masuk tetapi hanya sampai batas parkiran yang disediakan. Untuk berkeliling kawasan, Taman Wisata Mekarsari sudah menyediakan pilihan kendaraan berupa kereta, sepeda, tuktuk, perahu, ataupun jalan kaki.

4.4 Konsep Vegetasi

Vegetasi Taman Wisata Mekarsari dominan tanaman buah tropika asli negara Indonesia. Di setiap blok ditanam tanaman yang berbeda dengan jumlah yang berbeda pula. Jenis tanaman buah di Taman Wisata Mekarsari terdiri dari jenis tanaman buah komersial dan tanaman koleksi. Untuk tanaman buah komersial antara lain, adalah nanas (Ananas comocus), salak (Salacca edulis), belimbing (Averrhoa carambola), lengkeng (Euphoria longana), dan jambu biji

(Psidium guajava). Tanaman langka antara lain, adalah srikaya jumbo (Anona squamosa L.), buah tin (Ficus carica L.), sirsak irian (Anona sp.), mundar

(Garcinia forbesii), dan matoa (Pometia pinnata). Data penanaman tanaman dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk setiap blok menurut desainnya.

(43)

(Portulaca sp.), kacang-kacangan (Arachis pintoi), soka (Ixora sp.), kamboja

(Plumeria acuminata), kaliandra (Caliandra sp.). Tanaman eksotis, seperti sansievera (sansievera sp), aglonema (Aglaonema sp.), alang-alang merah

(Imperata cylindrica L.), dan pandan kuning (Pandanus pygmaenus). Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Lampiran 4 data tanaman lanskap per-areal pengawasan.

4.5 Sarana dan Prasarana

Taman Wisata Mekarsari sebagai objek wisata yang baik, tentu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan mampu menampung kepentingan para pengunjung. Beberapa sarana yang disediakan di Taman Wisata Mekarsari dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sarana yang Terdapat di Taman Wisata Mekarsari

Sarana Penggunaan Luas (m2)

Gedung Graha Krida

Sari (GKS)

Gedung penerimaan pengunjung yang memiliki

3 lantai

2592

Garden Center Pusat penjualan bibit tanaman buah, bunga, dan

sayuran unggul yang dihasilkan Taman Wisata

Mekarsari

160.5

Toko Buah Tempat penjualan oleh-oleh dan cendera mata

khas Taman Wisata Mekarsari

254

Prasasti Mekarsari Prasasti peresmian Taman Buah Mekarsari oleh

Presiden ke-2 RI, Bapak H.M. Soeharto (Alm.).

19

Gerbang Candi Bentar

(The Main Gate)

Gerbang masuk utama Taman Wisata Mekarsari

yang didesain bentuk pintu masuk candi Bali

330

Gerbang Lamtoro Gerbang kedua setelah gerbang Candi Bentar,

didesain menyerupai daun lamtoro gung

melengkung ke atas.

49

Laboratorium Biosari Sarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan

masyarakat baik umum maupun institusi

pendidikan untuk meningkatkan wawasan

tentang pembudidayaan tanaman dengan

teknologi canggih.

(44)

Green House Sistem budidaya tanaman melon dengan sistem

hidroponik dan tabulampot dan sebagai tempat

untuk belajar sistem hidroponik tanaman melon.

2880

Nursery Tempat memperbanyak dan membudidayakan

tanaman, pusat tanaman di Taman Wisata

Mekarsari, tempat pelatihan menanam tanaman

sayur maupun buah, dilengkapi rumah serangga

dan kupu-kupu.

50000

Bangunan Air Terjun Kantor pengelolaan PT. Mekar Unggul Sari 963.2

Rumah Pohon Leo Fasilitas penginapan yang disediakan Taman

Wisata Mekarsari

155.6

Sumber: Pengelola Taman Wisata Mekarsari

Prasarana* adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb), contohnya jalan, komunikasi, pengairan, dan sistem perhubungan. Taman Wisata Mekarsari memiliki prasarana antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Prasarana yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari

Prasarana Keterangan

Jalan Terdapat jalan utama, jalan batang daun, jalan anak daun, serta

jalan inspeksi luar maupun jalan-jalan setapak yang terdapat di

dalam daun-daun pada blok A, B, C, D, dan E. sertajalan pada tiap

taman

Mushola Terdapat 5 unit mushola yaitu mushola Ar-roza, mushola di area

nursery, area kebun belimbing, area kebun salak, dan area danau Toilet Terdapat 19 unit toilet permanen dan 18 unit portable yang

kesemuanya tersebar di seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari

Instalasi Listrik Instalasi listrik dibuat didalam tanah

Air bersih Berasal dari danau yang ada di kawasan Taman Wisata Mekarsari

dan juga berasal dari deep well yang tersebar di kawasan tersebut

dan dibuat sebanyak 8 unit dengan kedalaman tiap sumur 150

meter

Penangkal Petir Beberapa penangkal petir yang terdapat di atas tiga gedung (Graha

(45)

SPBU Taman Wisata Mekarsari memiliki SPBU dgn luas 2600 m2

Pengolahan Limbah Taman Wisata Mekarsari menyediakan tempat sampah yang

tersebar di seluruh kawasannya untuk menampung sampah baik

organik dan inorganik

4.3 Profil Perusahaan 4.3.1 Struktur Organisasi

Taman Wisata Mekarsari yang dikelola oleh PT. Mekar Unggul Sari dipimpin oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh seorang General Manager

(GM). General Manager bertugas memimpin kegiatan operasional harian perusahaan, bertanggung jawab dan mengontrol jalannya roda perusahaan, memberikan pertimbangan atas kinerja perusahaan, serta mengevaluasi hasil perencanaan perusahaan. General Manager dibantu oleh pengawas (Advisor and Specialist) serta seorang sekretaris (Sekretariat and Comm PR).

General manager membawahi lima divisi yang masing-masing memiliki bagian dan seksi-seksi. Kelima divisi tersebut yaitu divisi Marketing dan Sales, divisi Komersial, divisi Produksi, divisi Operasional, divisi Akutansi dan Keuangan. Tabel berikut menjelaskan tugas masing-masing divisi dan struktur organisasi PT Mekar Unggul Sari dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 4. Divisi dan Tugasnya

No Divisi Tugas

1 Marketing dan Sales

Bertanggung jawab atas pemasaran dan penjualan yang berhubungan dengan bidang wisata kepada konsumen/ pengunjung.

2 Komersial Berperan dalam pengembangan usaha PT. MUS yang meliputi pengembangan bidang usaha wisata, pengembangan usaha agro, dan pengembangan usaha khusus.

3 Produksi Bertanggung jawab terhadap kegiatan penelitian, produksi, pemeliharaan, dan koleksi kebun bibit tanaman.

(46)

prasarana dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. 5 Akutansi dan

Keuangan

Berperan dalam menjalankan manajemen keuangan PT. MUS.

(47)

Gambar 10. Struktur Organisasi PT MUS

(48)

4.3.2 Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pergerakan roda perusahaan. Saat ini, tenaga kerja di Taman Wisata Mekarsari berjumlah sekitar 600 orang. Tenaga kerja di Taman Wisata Mekarsari terdiri dari karyawan tetap, karyawan kontrak, bulanan kontrak, clerk, harian kontrak, buruh harian lepas (BHL), dan freelance. Secara garis besar perbedaan antar tingkatan tenaga kerja terletak pada gaji dan tunjangan yang diterima.

PT Mekar Unggul Sari menyusun sebuah jadwal kerja dengan karyawan tetap mendapatkan jatah libur 2 hari di akhir pekan ataupun dapat menggantinya di hari kerja apabila karyawan tersebut lembur di akhir pekan. Untuk karyawan kontrak hanya mendapatkan jatah libur sehari di akhir pekan ataupun hari kerja. Berikut adalah jam kerja yang disusun oleh PT Mekar Unggul Sari.

1. Pimpinan dan Staf (Karyawan tetap) Hari kerja : Senin - Jumat

Waktu : pkl. 08.00 - 17.00 WIB, istirahat pkl. 12.00 - 13.00 WIB 2. Karyawan Kontrak (Bulanan dan Harian)

Hari kerja : Senin – Sabtu

Waktu : pkl. 08.00 – 17.00 WIB, istirahat pkl. 12.00 - 13.00 WIB (Senin-Kamis) dan pkl. 11.00 – 14.00 WIB (Jumat, Sabtu) Pada bulan ramadhan, jam kerja yang disusun oleh PT Mekar Unggul Sari adalah sebagai berikut.

1. Pimpinan dan Staf (Karyawan tetap) Hari kerja : Senin - Jumat

Waktu : pkl. 08.00 - 17.00 WIB, istirahat pkl. 12.00 - 13.00 WIB 2. Karyawan Kontrak (Bulanan dan Harian)

Hari kerja : Senin – Sabtu

Waktu : pkl. 08.00 – 17.00 WIB, istirahat pkl. 12.00 - 13.00 WIB

4.3.3 Pengelolaan Peralatan dan Bahan

(49)

adalah kored, sapu lidi, gunting pangkas, gunting galah, gergaji, arit, dan cangkul. Terdapat pula stok alat yang disimpan di gudang penyimpanan yang berada di areal nursery. Inventarisasi alat kerja bagian sarana dan pemeliharaan seksi kebersihan dan tata lingkungan pada bulan Maret (2011) dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.3.4 Anggaran Biaya Pemeliharaan

Menurut Arifin dan Arifin (2005), biaya pemeliharaan taman perlu dianggarkan secara teliti dan terinci. Penyusunan anggaran biaya tersebut tergantung pada beberapa hal berikut :

1. luas areal taman;

2. desain taman dan penggunaan elemen-elemen taman (intensif atau tidak intensif);

3. dtandar biaya tenaga kerja harian, honorer, dan tetap; 4. kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan taman; 5. bahan habis pakai;

6. biaya tenaga supervisor dan tenaga ahli.

Tabel 5. Rancangan Anggaran Pemeliharaan Taman Wisata Mekarsari Tahun 2011

No. RAB Jumlah Keterangan

1 Kegiatan Operasional Rp 69.524.850,00 Periode 1 tahun

2 Peralatan Rp 57.678.000,00 Periode 1 tahun

Jumlah Rp 127.202.850,00 Periode 1 tahun

Sumber: Pengelola Taman Wisata Mekarsari

(50)

4.3.5 Pembagian dan Pengawasan Zona Pemeliharaan

Struktur Organisasi PT. Mekar Unggul Sari membagi divisi operasional ke dalam tiga bagian, yaitu SDM dan HI, bagian umum, serta bagian sarana dan pemeliharaan. Pemeliharaan dan pengelolaan lanskap termasuk dalam bagian sarana dan pemeliharaan khususnya seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan. Jumlah karyawan seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan yang bertugas di lapang sebanyak 66 orang yang terdiri dari 8 koordinator lapang dan 58 petugas. (Tabel 6)

Tabel 6. Pengelompokan Karyawan

Pengelompokan Jumlah Pengelompokan Jumlah Koordinator Lapang 8 orang Tim Khusus 6 orang

Driver Dump truck 2 orang Petugas Lapang 50 orang

Jumlah 10 orang 56 orang

Jumlah Keseluruhan 66 orang

Sumber: Pengelola Taman Wisata Mekarsari

Seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan dua elemen lanskap, yaitu soft material dan hard material di seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari. Pemeliharaan soft material dimulai dari penyapuan, pemupukan, penyiangan gulma, penyentikan, penyulaman, penyiraman, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemeliharaan hard material berupa pengecatan ulang, pembersihan kolam, patung, dan bangku taman. Selain pemeliharaan yang menjadi tugas utama, seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan juga memiliki job tambahan, antara lain sebagai berikut.

1. Dekorasi tanaman

Dekorasi tanaman meliputi dekor indoor dan outdoor sebagai penunjang pelayanan wisata. Dekorasi tersebut misalnya pada gathering, event, atau acara lain yang memerlukan panggung.

(51)

khusus juga menangani pembuatan taman maupun perbaikan taman di Taman Wisata Mekarsari.

Seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan selalu diberi memo internal dari bagian wisata terlebih dahulu untuk mengetahui lokasi dan waktu job tambahan yang akan dikerjakan. Memo internal untuk seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Zona pemeliharaan yang sudah disusun, dipegang oleh seorang koordinator lapang yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan pemeliharaan dengan berkeliling dan memantau kawasan/area yang telah ditetapkan. Tiap koordinator lapang membawahi petugas yang jumlahnya berbeda-beda sesuai dengan luas kawasan pemeliharaan. Pembagian zona pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari ditetapkan berdasarkan area yang ada dalam blok. Bagian sarana dan pemeliharaan yang menangani bidang lanskap ini hanya melakukan pemeliharaan terhadap taman-taman yang terdapat dalam zona rekreasi dalam blok serta lanskap jalannya.

Pembagian pengawasan area secara menyeluruh di Taman Wisata Mekarsari terbagi menjadi 7 kawasan, yaitu area taman parkir, Graha Krida Sari, Main Entrance, Blok A, Blok C dan Blok D, Taman Danau, serta Nursery tanaman hias, dan Tim Dekorasi. Secara umum pembagian tersebut termasuk dalam welcome area, service area, public area, dan private area. Welcome area

(52)

4.3.6 Kegiatan Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu rencana yang sudah berjalan. Kegiatan pemeliharaan dalam lanskap pun perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemeliharaan sudah dilakukan dan apakah sudah sesuai dengan standar-standar yang ditetapkan. Standar operasional prosedur perawatan tanaman dan kebersihan lingkungan di Taman Wisata Mekarsari dapat dilihat pada Lampiran 7.

(53)

BAB V

PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN WISATA MEKARSARI

5.1 Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan lanskap adalah usaha untuk menjaga, merawat, dan mempertahankan lanskap yang ada dari segi visual, desain, dan kenyamanan. Pemeliharaan lanskap terbagi menjadi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Kegiatan pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari meliputi pemeliharaan lanskap (taman, kebun, sawah, danau, dan jalan) dan kebersihan.

5.1.1 Pemeliharaan Ideal

Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ideal pada waktu yang telah ditentukan perlu dievaluasi. Evaluasi tersebut untuk melihat apakah pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan dan desain semula. Upaya pemeliharaan ideal dalam pengembangan desain dilakukan untuk meningkatkan kualitas taman. Pemeliharaan ideal di Taman Wisata Mekarsari mencakup pemeliharaan seluruh kawasan dan pemeliharaan fisik berupa pemeliharaan hard material maupun soft material. Pemeliharaan ideal di kawasan Taman Wisata Mekarsari ini dilakukan dengan evaluasi terhadap kebersihan, keindahan, serta penanaman/penggantian tanaman pada lanskap yang ada dengan periode yang telah ditentukan.

5.1.2 Pemeliharaan Fisik

(54)

berkembang dengan baik. Selain itu, agar fungsi yang ditonjolkan dari tanaman tersebut dapat diperoleh baik dari sisi desain maupun ekologi.

Pemeliharaan hard material dapat berupa penggantian hard material yang rusak ataupun yang sudah tak berfungsi lagi, pengecetan, pembersihan lumut, dan pembersihan pada kolam, patung, atau perkerasan. Pemeliharaan soft material

yang dilakukan dapat berupa pembersihan/ penyapuan, pemupukan, penyentikan, pemangkasan, penyiraman, penyulaman, pengendalian hama dan penyakit serta pembibitan. Berdasarkan pengamatan di lapang, frekuensi kegiatan pemeliharaan taman dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman

No Kegiatan Pemeliharaan

Frekuensi Pemeliharaan

Harian Bulanan Tahunan Insidentil 1 Penyapuan v

2 Pembuangan sampah v 3 Penyentikan v 4 Penyiraman v

5 Pemangkasan v

6 Pemupukan v

7 Pembersihan kolam v

8 Penyulaman v

9 Pengendalian hama dan penyakit

v

10 Pembersihan shelter, patung, bangku taman, dan gazebo

v

5.1.2.1 Penyapuan

(55)

Gambar 11. Kegiatan Penyapuan

Pelaksanaan pembersihan di Taman Wisata Mekarsari biasanya dilakukan secara rutin setiap hari. Sampah yang banyak terdapat di kawasan Taman Wisata Mekarsari adalah sampah yang berasal dari dedaunan yang berguguran dan sampah sisa pengunjung. Intensitas penyapuan biasanya tinggi apabila terdapat tanaman yang merontokkan daunnya secara berkala pada musim tertentu seperti flamboyan, ketapang, kedondong. Namun, ada pula tanaman yang hijau sepanjang tahun sehingga tidak memerlukan intensitas penyapuan yang tinggi dan kerja keras dalam membersihkannya.

Kegiatan penyapuan dilakukan pada pagi hari sejak pukul 07.00 oleh karyawan di masing-masing zona kawasan yang telah ditentukan dengan menggunakan sapu lidi. Sampah dedaunan yang sudah disapu biasanya dikumpulkan di salah satu titik area kemudian dibuang pada tempat sampah yang berada di dekat kawasan penyapuan tersebut. Untuk selanjutnya, sampah tersebut akan diangkut oleh dumtruck yang bertugas keliling dalam pengangkutan sampah.

5.1.2.2 Pemupukan

(56)

Pemupukan di Taman Wisata Mekarsari dilakukan 3 bulan sekali dengan menggunakan pupuk organik dan inorganik. Pupuk organik yang digunakan berupa pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang paling sering digunakan pada saat penanaman dan penyulaman. Alat yang digunakan dalam pemupukan adalah cangkul, kored, dan karung. Pupuk kandang maupun kompos diberikan langsung pada media tanam. Pemberian pupuk di Taman Wisata Mekarsari dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pemberian Pupuk di Taman Wisata Mekarsari

Jenis Tanaman Jenis Pupuk yang diberikan Dosis Pemberian Frekuensi Pemberian Pohon 1. Pupuk Organik ( Pupuk

Kandang atau kompos) 2. Pupuk Inorganik ( urea dan

TSP perbandingan 3 : 1)

1. 40 - 80 kg/pohon 2. Sesuai jenis

tanaman

3 bulan sekali

3 bulan sekali

Semak dan Penutup Tanah

1. Pupuk Organik ( Pupuk Kandang atau kompos) 2. Pupuk Inorganik ( urea dan

TSP perbandingan 3 : 1)

1. 15 – 20 kg/m2

2. Sesuai jenis tanaman

3 bulan sekali

3 bulan sekali

Rumput 1. Urea 1. 10 g/ m2 3 bulan sekali Sumber: Pengelola Taman Wisata Mekarsari

(57)

5.1.2.3 Penyentikan dan Penyiangan Gulma

Penyentikan dan penyiangan gulma memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menghilangkan tanaman liar (gulma) di sekitar tanaman yang dipelihara. Gulma yang dimaksud adalah rumput liar, bayam-bayaman, putri malu, dan sebagainya. Kehadiran gulma tersebut dapat merugikan tanaman karena terjadi persaingan mendapatkan hara untuk tumbuh, tempat tumbuh, sinar matahari, dan tentunya penurunan keindahan taman.

Penyiangan yang dilakukan di Taman Wisata Mekarsari adalah membersihkan lahan dari gulma yang diikuti dengan penggemburan tanah. Penyiangan gulma dilakukan setiap hari secara rutin dengan menggunakan arit, cangkul, dan karung ataupun secara manual dengan mencabutnya. Penyiangan gulma didahulukan pada kawasan yang sering dilewati pengunjung. Pemberantasan gulma pada perkerasan dengan cara menyemprotkan herbisida yang dilakukan dalam dua bulan sekali.

Penyentikan di Taman Wisata Mekarsari dilakukan secara rutin setiap hari setelah penyapuan. Penyentikan menggunakan arit ini dilakukan antara perbatasan jalan dengan tanaman yang dipelihara dan di sekitar perkerasan dengan jarak 4 jari atau sekitar 4-5 cm. Gulma bekas penyentikan dimasukkan ke dalam karung kemudian diangkut oleh dump truck. Penyentikan dan penyiangan gulma dapat dilihat pada Gambar 12.

(58)

5.1.2.4 Pemangkasan

Pemangkasan adalah salah satu upaya untuk mengontrol pertumbuhan tanaman. Pemangkasan bertujuan mempertahankan bentuk tanaman yang kita inginkan (segi visual), fungsinya (pagar, pembatas), kesehatan tanaman serta keamanan pengguna. Taman Wisata Mekarsari sebagai tempat wisata melakukan pemangkasan untuk berbagai jenis tanaman dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pemangkasan Berbagai Jenis Tanaman di Taman Wisata Mekarsari

Jenis Tanaman Jenis Kegiatan Frekuensi Kegiatan Pohon Pengambilan benalu,

pemangkasan dedaunan yang rimbun dan mengganggu pandangan ke arah jalan, ataupun ada tanaman yang rusak atau mati.

Insidental

Semak dan penutup tanah Pemangkasan untuk merapikan bentuk, menyesuaikan tinggi dan desain tanaman.

Setiap 15 hari dan setiap 60 hari.

Rumput Pembabatan pada rumput untuk menyeragamkan tinggi.

Setiap 10 hari

Sumber: Pengelola Taman Wisata Mekarsari

(59)

Gambar 13. Pemangkasan Semak

Pembabatan rumput bertujuan untuk keseragaman rumput pada ketinggian tertentu. Biasanya pembabatan rumput memakai brush cutter. Jenis rumput yang terdapat di kawasan Taman Wisata Mekarsari yaitu rumput gajah (Axonopus compressus). Untuk pemangkasan pada pohon yang bisa dipanjat biasanya digunakan gunting pangkas, gergaji ataupun golok. Namun untuk pohon yang tidak dapat dipanjat seperti kelapa sawit, alat yang digunakan berupa galah yang sudah diberi arit pada bagian ujungnya.

5.1.2.5 Penyiraman

Gambar

Tabel 1. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Magang
Gambar 3. Bagan Alur Kerja Magang di Taman Wisata  Mekarsari
Gambar 5. Taman Mediteran
Gambar 6. Lanskap Kebun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjamin keberlanjutan pembangunan perikanan di kawasan Selat Bali, maka berdasarkan hasil analisis model, beberapa komponen yang harus dijaga adalah : (a) dalam pengelolaan

Menurut Daryanto (2018) dalam pengelolaan laboratorium terdapat empat aspek yang harus diperhatikan, yaitu: perencanaan kegiatan, penataan alat dan bahan, pengadministrasian

Pengelolaan ialah bagian manajemen dimana pengelolaan bagian dari beberapa proses manajemen karena didalamnya harus diperhatikan mengenai proses kerja yang baik,

Untuk mengimbangi perkembangan pasar modern maka beberapa hal yang harus diperbaiki dalam pola pengelolaan pasar tradisional adalah sebagai berikut:1. Desain dan visual

ii LEMBAR PENGESAHAN EVALUASI KONDISI SOSIAL DAN VISUAL LANSKAP KELURAHAN PULUTAN KOTA SALATIGA SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA EVALUATION OF SOCIAL AND VISUAL CONDITIONS OF

Kualitas Visual Rendah Untuk gambar lanskap dengan hasil nilai SBEnya yang rendah terdapat beberapa gambar yang tidak fokus pada best view yang seharusnya fokus objek lebih di

Saran Kualitas visual Kelurahan Pulutan difokuskan pada lahan persawahan dan juga area kuliner, untuk pengembangan agrowisata berbasis masyarakat dapat memberikan nilai ekonomi lebih

Menurut Martins 2022 ada beberapa hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembuatan kalender konten, diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi Kanal Media Sosial